pkm AI

15
UJI PELEPASAN TENOKSIKAM DARI SEDIAAN TABLET LEPAS LAMBAT SECARA DISPERSI PARTIKEL DENGAN MATRIK ETIL SELULOSA DAN HIDROKSIPROPIL METIL SELULOSA Hamdan N. J., Retnoratih N., Romadhoni S. Program S1-Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas Setia Budi Surakarta Jl. Letjend. Sutoyo, Mojosongo ABSTRAK Penelitian kecepatan pelepasan sediaan lepas lambat tenoksikam dari sediaan granul yang dibuat dengan metode dispersi partikel bertujuan memperoleh sediaan lepas tenoksikam dengan bahan matrik selulosa yang biasa digunakan oleh industri farmasi. Sediaan granul dibuat secara dispersi partikel, tenoksikam dicampur dengan bahan matrik etil selulosa (EC) dan hidroksipropil metilselulosa (HPMC) menggunakan metode granulasi kering. Granul yang diperoleh diayak dengan ukuran 16/18 mesh. Granul yang diperoleh diuji kualitas meliputi waktu alir dan sudut diam. Granul dicetak menjadi tablet menggunakan mesin dengan tekanan maksimal. Tablet diuji kualitas mutu fisik meliputi keseragaman bobot, kekerasan tablet, kerapuhan tablet dan waktu hancur tablet. Tablet tersebut diuji disolusinya dalam larutan asam klorida pH 1,0. Cairan disolusi yang diperoleh ditetapkan kadar obatnya dengan spektrofotometer. Data analisis secara statistik Komogorov-Smirnov, anova satu jalan, Kruskal-Wallis, LSD, Dunnett T3 menggunakan SPSS 12.0 for windows dengan taraf kepercayaan 95 %. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sediaan granul yang dibuat dengan bahan matrik etilselulosa lebih lambat pelepasan obatnya (efisiensi disolusinya atau DE- 320 menit), dibanding sediaan obat dengan matrik hidroksipropil metil selulosa; kombinasi antara etil selulosa dan hidroksipropil metil selulosa dan tanpa matrik (kontrol). Kata kunci : Lepas lambat, dispersi, tenoksikam, granul ABSTRACT

Transcript of pkm AI

Page 1: pkm AI

UJI PELEPASAN TENOKSIKAM DARI SEDIAAN TABLET LEPAS LAMBAT SECARA DISPERSI PARTIKEL DENGAN MATRIK  ETIL SELULOSA DAN

HIDROKSIPROPIL METIL SELULOSA

Hamdan N. J., Retnoratih N., Romadhoni S.Program S1-Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas Setia Budi Surakarta

Jl. Letjend. Sutoyo, Mojosongo

ABSTRAK

Penelitian kecepatan pelepasan sediaan lepas lambat tenoksikam dari sediaan granul yang dibuat dengan metode dispersi partikel bertujuan memperoleh sediaan lepas tenoksikam dengan bahan matrik selulosa yang biasa digunakan oleh industri farmasi.            Sediaan granul dibuat secara dispersi partikel, tenoksikam dicampur dengan bahan matrik etil selulosa (EC) dan hidroksipropil metilselulosa (HPMC) menggunakan metode granulasi kering. Granul yang diperoleh diayak dengan ukuran 16/18 mesh. Granul yang diperoleh diuji kualitas meliputi waktu alir dan  sudut diam. Granul dicetak menjadi tablet menggunakan mesin dengan tekanan maksimal. Tablet diuji kualitas mutu fisik meliputi keseragaman bobot, kekerasan tablet, kerapuhan tablet dan waktu hancur tablet.

Tablet tersebut diuji disolusinya dalam larutan asam klorida pH 1,0. Cairan disolusi yang diperoleh ditetapkan kadar obatnya dengan spektrofotometer. Data analisis secara statistik Komogorov-Smirnov, anova satu jalan, Kruskal-Wallis, LSD, Dunnett T3 menggunakan SPSS 12.0 for windows dengan taraf kepercayaan 95 %. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sediaan granul yang dibuat dengan bahan matrik etilselulosa lebih lambat pelepasan obatnya (efisiensi disolusinya atau DE-320 menit), dibanding sediaan obat dengan matrik hidroksipropil metil selulosa; kombinasi antara etil selulosa dan hidroksipropil metil selulosa dan tanpa matrik (kontrol).

Kata kunci : Lepas lambat, dispersi, tenoksikam, granul

ABSTRACT

           The aim of this research is to obtain a sustained release dosage form with cellulose derivatives dispersion method. In this study, the dispersion was made by dispersing tenoxicam with hydroxypropil methylcelluse (HPMC) and etylselulosa (EC). The method used dry wet granulation. Dried granules are sieved through 16/18 mesh. The obtained granules were physically tested including flowing time. And the dried granules were compressed into tablet using maximum pressure machine. The  lozenges were physically tested including weight uniformity, hardness, friability and disintegrati tablet.            The dissolution test was carried out in HCL medium at pH 1,0. The concentration of all samples in dissolution medium were determined spectrophotometrically. The data was statistically analyzed with Komogorov-Smirnov, one way anova, Kruskal-Wallis, LSD, Dunnett T3 using SPSS 12.0 for windows program at 95 % confidence.

Page 2: pkm AI

            All of granule dosage form of ethylcellulose exhibited a slower active substance release than of hydroxypropyl methylcellulose, ethylcellulose and hydroxypropyl methylcellulose combination and with out matrix (control).

Key words : Sustained release, dispersion, tenoxicam, granul

Page 3: pkm AI

PENDAHULUAN

Tenoksikam merupakan obat reumatik dan anti inflamasi yang masih relatif baru. Pemakaian obat ini pada umumnya adalah penderita kronis. Untuk menunjang keberhasilan pengobatan pada penyakit kronis, diperlukan kadar terapi efektif yang konstan sepanjang waktu serta kepatuhan pasien.

Beberapa bentuk sedian padat dirancang untuk melepaskan obatnya kedalam tubuh agar diserap secara cepat seluruhnya, sebaliknya produk lain dirancang untuk melepaskan obatnya secara perlahan-lahan supaya pelepasannya lebih lama dan memperpanjang kerja obat. Tipe bentuk obat yang disebutkan terakhir umumnya dikenal dengan tablet atau kapsul yang kerjanya controlled-release, delayed-release, sustained-action, prolonged-action, sustained-release, prolonged-release, time release, slow-release, extended-action atau extended-release (Ansel 1989). Penggunaan sediaan obat dengan frekuensi yang kecil dengan sistem pelepasan obat diperlambat akan sangat membantu dalam pengobatan reumatik agar lebih aman, manjur, dan dapat diterima pasien (Zulkarnain 2000).

Penggunaan matriks yang terkikis perlahan-lahan merupakan salah satu metode dalam pembuatan sediaan obat lepas lambat. Matriks yang digunakan dapat berupa bahan lemak atau turunan selulosa. Pada penelitian ini digunakan matriks etil selulosa yang bersifat hidrofobik dan hidroksipropil metil selulosa yang bersifat hidrofilik sehingga dengan menggunakan media disolusi asam klorida pH 1,0 diperkirakan etil selulosa lebih sulit untuk melepaskan tenoksikam, sedangkan hidroksipropil metil selulosa lebih cepat melepaskan tenoksikam karena mampu bercampur dengan media disolusi.

Hidroksipropil metilselulosa (HPMC) merupakan polimer semi sintesis turunan selulosa yang dapat di gunakan sebagai matrik. Sediaan lepas lambat dengan mekanisme pembentukan hidrogel yang kental pada sediaan lepas lambat setelah kontak dengan cairan saluran cerna. Lapisan hidrogen ini mampu menghalangi lepasnya obat dari sediaan, sehingga kecepatan pelepasan obat dapat dikendalikan (Lordi 1994). 

Etil selulosa dapat larut dalam bermacam-macam pelarut organik serta tidak toksis, tidak berwarna, tidak berbau, tidak memiliki rasa, dan sangat stabil pada keadaan sekelilingnya. Lapisan tipis etil selulosa yang tidak membentuk plastik, rapuh dan perlu dimodifikasikan untuk mendapatkan suatu formulasi lapisan tipis (Lordi 1994).

Perencanaan sediaan obat tidak lepas dari uji in vitro, untuk uji in vitro yang berupa disolusi dengan mengukur laju dan jumlah pelepasan obat dalam medium dengan satu atau lebih bahan tambahan yang terkandung dalam produk obat (Shargel dan Yu 1985).

Penelitian ini bertujuan untuk membuat sediaan lepas lambat tenoksikam menggunakan matriks hidroksipropil metilselulosa dan etilselulosa dan pengujian pelepasannya. Sehingga penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi dan pengetahuan kepada berbagai pihak khususnya dibidang farmasi, sehingga dapat bermanfaat sebagai dasar pertimbangan pengobatan.

METODE PENELITIAN

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tenoksikam derajat farmasi, laktosa DMV derajat farmasi, HPMC 2208 90SH-30000 (Shin-Etsu Chemical), etanol,

Page 4: pkm AI

natrium dihidrogsida (E. Merck), natrium dihidrogen fosfat derajat analisis (E.Merck), asam klorida derajat analisis (E.Merck), dan aquadest.

Alat yang digunakan adalah spektrofotometer UV-VIS (Shimadzu type 201 A), timbangan listrik (lnaba Seisak usho Ltd), timbangan listrik (Alsep EX – 200 A), water bath (model ALB 1000 ED), pH meter (Hanna instrument), labu disolusi (USP XIX), motor Erweka AR – 400, motor MR – 25, friabilator (Erweka Gmb –H tipe TA), mesin tablet (Single-punch Kikusui No. 2A), hardness-tester (stokes skala 1-15 kg), mortir, oven (Memmert,GmbH-10 KG,West Germany).

Formula sediaan lepas lambat tenoksikam

            Penelitian ini dibuat dengan menggunakan 4 formula sebagai berikut:

Tabel 1. Formula TabletBAHAN Formula

IFormula

IIFormula

IIIFormula IV 

(kontrol)Tenoksikam 120 mg 120 mg 120 mg 120 mg

H P M C 100 mg - 50 mg -Etil selulosa - 100 mg 50 mg -

Lactosa super tab

77 mg 77 mg 77 mg 177 mg

Mg stearat 3 mg 3 mg 3 mg 3 mgBobot tablet 300 mg 300 mg 300 mg 300 mg

Cara pembuatan tablet lepas lambat tenoksikam adalah dengan metode granulasi kering. Tenoksikam ditambah dengan hidroksipropil metil selulosa, etil selulosa, laktosa super tab, dan Mg stearat kemudian diaduk hingga homogen. Massa itu kemudian dikempa sehingga menjadi tablet besar. Tablet besar kemudian diayak menjadi granul dan ditambah bahan pelicin sehingga siap dicetak dengan pencetak tablet.Pemeriksaan sifat fisik granul

Waktu alir

Ditimbang 100 gram granul dimasukkan corong yang ujung tangkainya ditutup. Tutup dibuka dan granul dibiarkan mengalir sampai habis dan dihitung waktu alirnya dengan stop watch. Granul sifat alirnya bagus bila mempunyai waktu alir tidak lebih dari 10 detik (Voigt, 1984).

Sudut diam

Sudut diam merupakan salah satu uji yang dapat digunakan sebagai pengukur aliran (Lachman et al 1994). Cara untuk menentukan sudut diam granul digunakan kemiringan aliran, yang dihasilkan dari suatu zat yang dibiarkan mengalir bebas dari corong keatas suatu landasan dasar, yang akan membentuk kerucut kemudian sudut kemiringan diukur. Semakin datar kerucut yang dihasilkan, artinya sudut kemiringan semakin kecil yang menyebabkan semakin baik sifat aliran granul tersebut.

Pemeriksaan Kualitas Fisik Tablet

Page 5: pkm AI

Keseragaman Bobot

Tablet tidak bersalut harus memenuhi syarat keseragaman bobot, yang dilakukan dengan menimbang 20 tablet satu persatu. Kemudian dihitung rata-ratanya, tidak boleh lebih dari 2 tablet yang masing-masing bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih dari harga yang ditetapkan kolom A dan tidak satu tablet pun yang bobotnya menyimpang dari bobot rataratanya lebih dari harga yang ditetapkan kolom B. Jika tidak mencukupi 20 tablet, dapat digunakan 10 tablet ; tidak satu tabletpun yang bobotnya menyimpang lebih besar dari bobot rata-rata yang ditetapkan kolom A dan tidak satu tabletpun yang bobotnya menyimpang lebih besar dari bobot rata-rata yang ditetapkan kolom B (Anonim, 1979).

Tabel 2. Persyaratan Penyimpangan Bobot Tablet (Anonim, 1979)

Bobot rata-rataPenyimpangan bobot rata-rata

dalam %A B

25 mg atau kurang26 mg sampai dengan 150 mg151 mg sampai dengan 300Lebih dari 300 mg

15%10%7,5%5%

30%20%15%10%

Uji Kekerasan Tablet

Sebuah tablet diletakkan diantara 2 landasan dengan posisi tegak lurus pada alat hardness tester, sampai 20 tablet. Kekerasan tablet hisap yang dipersyaratkan adalah 10-20 kg (Parrott 1971).

Uji Kerapuhan Tablet

Uji kerapuhan tablet dilakukan dengan 20 tablet yang dihilangkan debunya, kemudian di masukkan ke dalam friabilitator Roche dinyatakan dalam prosen dan syarat kerapuhan tablet biasanya tidak lebih dari 0,8 % (Voigt 1984).

Waktu Hancur Tablet

            Waktu hancur adalah waktu yang diperlukan oleh tablet untuk hancur di dalam medium percobaan dan tidak ada bagian tablet yang tersisa diatas kasa alat penguji. Kecuali dinyatakan lain, waktu hancur tablet tidak bersalut tidak boleh lebih dari 15 menit dan tidak boleh lebih dari 60 menit untuk tablet salut gula dan salut selaput (Anonim 1995).

Uji Disolusi Tablet

Uji disolusi tablet tenoksikam dilakukan secara spektrofotometri dengan terlebih dahulu ditentukan panjang gelombang maksimum, operating time, serta kurva bakunya.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Sifat fisik granul

Page 6: pkm AI

Sebelum dicetak menjadi tablet, granul terlebih dahulu diuji sifat fisiknya. Parameter – parameter sifat fisik granul antara lain waktu alir dan sudut diam granul. Hasil uji sifat fisik granul dapat dilihat pada tabel 3 sebagai berikut.

Tabel 3. Hasil pemeriksaan sifat fisik granul

Tabel 4. Hasil uji statistik sifat fisik granulNo Antar formula Waktu alir granul Sudut diam granul1 I dan II Tidak ada beda bermakna Tidak ada beda bermakna2 I dan III Ada beda bermakna Ada beda bermakna3 I dan IV Tidak ada beda bermakna Tidak ada beda bermakna4 II dan I Tidak ada beda bermakna Tidak ada beda bermakna5 II dan III Ada beda bermakna Ada beda bermakna6 II dan IV Tidak ada beda bermakna Tidak ada beda bermakna7 III dan I Ada beda bermakna Ada beda bermakna8 III dan II Ada beda bermakna Ada beda bermakna9 III dan IV Ada beda bermakna Ada beda bermakna10 IV dan I Tidak ada beda bermakna Tidak ada beda bermakna11 IV dan II Tidak ada beda bermakna Tidak ada beda bermakna12 IV dan III Ada beda bermakna Ada beda bermakna

Waktu alir granul

 Waktu alir merupakan parameter sifat alir atau fluiditas granul yang dapat berpengaruh pada proses pentabletan. Semakin kecil waktu alir maka sifat alirnya semakin baik, sehingga proses pengisian die oleh granul pada proses pentabletan akan berjalan lancar dan konstan sehingga bobot tablet yang dihasilkan akan seragam. Hasil pemeriksaan waktu alir granul dapat dilihat pada tabel 3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa  formula I, formula II, formula III, formula IV memberikan waktu alir yang baik yang telah memenuhi persyaratan, yaitu kurang dari 10 detik. Data waktu alir yang diperoleh dianalisis dengan analisis Komogorov-Smirnov dilanjutkan uji anova satu jalan dan Post Hoc Test menggunakan Dunnett T3 dapat dilihat pada tabel 4 diatas. Menurut data diatas, rata-rata waktu alir granul formula III berbeda secara nyata dengan formula I, II, dan IV. Maka dapat disimpulkan bahwa formula I mempunyai waktu alir paling baik karena mempunyai waktu alirnya paling cepat (nilainya paling kecil).

Sudut diam granul

Sudut diam merupakan salah satu uji yang dapat digunakan sebagai pengukur aliran (Lachman et al 1994). Granul yang mempunyai sudut diam ≤ 300 menunjukkan hasil yang baik, dan bila sudut diamnya ≥ 400 menunjukkan hasil yang kurang baik (Lachman et al

Formula

Pemeriksaan sifat fisikWaktu Alir (detik)

± SDSudut Diam

(derajat) ± SD

F IF IIFIIIF IV

6,344 ± 1,96,853 ± 1,58,944 ± 0,36,524 ± 1,3

20,293 ± 2,3819,637 ± 1,8725,839 ± 1,6421,691 ± 3,91

Page 7: pkm AI

1994). Dari hasil pengamatan granul dari keempat formula mempunyai sudut diam yang baik karena lebih kecil dari 400. semakin kecil sudut diam, maka sifat aliran granul semaik baik. Hasil pemeriksaan sudut diam granul dapat dilihat pada tabel 3 di atas. Data waktu alir yang diperoleh dianalisis dengan analisis Komogorov-Smirnov dilanjutkan uji anova satu jalan dan uji LSD (Least Significance Difference Test) dapat dilihat pada tabel 4 diatas. Hasil analisis statistik diatas menunjukkan bahwa formula III  berbeda secara nyata dengan formula I, II dan IV. Walaupun secara umum semua formula yang diteliti mempunyai sudut diam yang memenuhi standart yaitu dibawah 40º, namun formula II mempunyai sudut diam paling baik karena nilainya paling kecil.

Sifat fisik tablet

Granul setelah diuji secara fisik dan telah memenuhi persyaratan, kemudian dilakukan pencetakan dengan menggunakan mesin pencetak tablet. Tablet yang telah dibuat, kemudian dilakukan pengujian terhadap kualitas tablet meliputi keseragaman bobot, kekerasan, kerapuhan, dan waktu hancur..

Tabel 5. Hasil pemeriksaan sifat fisik tablet

Formula

Pemeriksaan Sifat Fisik Tablet

Keseragaman Bobot Tablet

KekerasanTablet

KerapuhanTablet

Waktu Hancur

Bobot tablet (g) ± SD

CV (%)

Kekerasantablet (kg) ±

SD

Kerapuhan tablet (%)

Waktu Hancur   (menit) ±

SDF I 292,15 ±

1,7250,6 11,7 ± 1,24 0,7 270 ± 0

F II 293,40 ± 2,479

0,8 12,18 ± 1,05 0,75 660 ± 0

F III 295,65 ± 3,483

1,18 12,32 ± 2,13 0,3 900 ± 0

F IV 293,15 ± 2,581

0,9 9,6 ± 1,17 0,4 2,852 ±0,6

Tabel 6. Hasil uji statistik sifat fisik tabletNo Antar

formulaKeseragaman bobot Kekerasan dan waktu

hancur1 I dan II Tidak ada beda

bermaknaTidak ada beda bermakna

2 I dan III Ada beda bermakna Tidak ada beda bermakna3 I dan IV Tidak ada beda

bermaknaAda beda bermakna

4 II dan I Tidak ada beda bermakna

Tidak ada beda bermakna

5 II dan III Ada beda bermakna Tidak ada beda bermakna

Page 8: pkm AI

6 II dan IV Tidak ada beda bermakna

Ada beda bermakna

7 III dan I Ada beda bermakna Tidak ada beda bermakna8 III dan II Ada beda bermakna Tidak ada beda bermakna9 III dan IV Ada beda bermakna Ada beda bermakna10 IV dan I Tidak ada beda

bermaknaAda beda bermakna

11 IV dan II Tidak ada beda bermakna

Ada beda bermakna

12 IV dan III Ada beda bermakna Ada beda bermakna

Keseragaman bobot

Formulasi tablet secara keseluruhan memenuhi persyaratan keseragaman bobot yaitu tidak lebih dari dua tablet yang masing-masing bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih dari 5% atau tidak lebih dari satu tablet yang bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih besar dari 10% untuk tablet dengan  bobot rata-rata lebih dari 300 mg. Data keseragaman bobot yang diperoleh seperti yang ditunjukkan pada tabel 5 memenuhi syarat selanjutnya dianalisis menggunakan Kolmogorov-Smirnov dilanjutkan  uji anova satu jalan dan Post Hoc Test dengan menggunakan Dunnett T3 yang hasilnya ditunjukkan pada tabel 6 diatas. Dari data diatas dapat dilihat rata-rata tablet formula I dan formula III saja yang berbeda secara nyata. Rata-rata bobot tablet formula I, II dan IV tidak berbeda secara nyata. Maka dapat disimpulkan bahwa formula I mempunyai keseragaman bobot paling baik. Kesimpulan ini diperkuat dengan nilai CVnya paling baik.

Kekerasan tablet

Pemeriksaan kekerasan dari masing-masing tablet telah memenuhi persyaratan yaitu 4 – 8 kg (Parrott 1971). Data kekerasan tablet pada tabel 5 selanjutnya dianalisis menggunakan Kolmogorov-Smirnov dilanjutkan dengan  analisis anova satu jalan dan uji Post Hoc Test  menggunakan LSD ( Least Significance Difference) yang hasilnya ditunjukkan pada tabel 6 diatas. Pada tabel LSD dapat dilihat rata-rata kekerasan tablet formula I, II dan formula III berbeda secara nyata dengan formula IV. Maka dapat disimpulkan bahwa formula IV mempunyai kekerasan tablet paling baik karena mempunyai nilai kekerasannya paling mendekati persyaratan antara 4-8 kg.  

                                                                      Kerapuhan tablet

Kerapuhan tablet merupakan parameter yang menggambarkan ketahanan tepi tablet atau permukaan yang berbentuk sudut pada tablet dalam melawan tekanan mekanik terutama guncangan dan pengikisan. Kerapuhan suatu tablet tidak lebih dari 0,8% (Voigt 1994). Hasil uji kerapuhan tablet dapat dilihat pda tabel 5 menunjukkan bahwa tablet memenuhi syarat karena kerapuhan tablet tidak lebih dari 0,8%.

Waktu hancur tablet

Hasil pemeriksaan waktu hancur tablet dengan standart devisiasi pada fomula I 270 menit, formula II 660 menit, formula III 900 menit, dan formula IV 2,852. Data selengkapnya dapat dilihat pada tabel 5 di atas. Data waktu hancur tablet selanjutnya dianalisis

Page 9: pkm AI

menggunakan Kolmogorov-Smirnov kemudian dilanjutkan dengan uji anova satu jalan dan Post Hoc Test menggunakan Dunnett T3 dapat dilihat pada tabel 6. Terlihat pada tabel diatas rata-rata antara formula I, II dan III disatu pihak dan formula IV dilain pihak berbeda secara nyata. Maka dapat disimpulkan bahwa formula IV mempunyai waktu hancur paling cepat.

Penetapan Panjang Gelombang Maksimum, Operating Time dan Penentuan Kurva Baku

Pemilihan panjang gelombang maksimum berdasarkan perkiraan rumus bangun tenoksikam memiliki ikatan rangkap terkonjugasi, gugus ausokrom dan gugus kromofor yang sama dengan piroksikam. Penelitian sebelumnya menggunakan panjang gelombang maksimum 265 nm.

Penentuan operating time mengunakan larutan baku tenoksikam dengan konsentrasi 51 ppm dan hasil operating time menunjukkan hasil yang tetap. Penentuan operating time dapat dilihat pada tabel 7.

Penentuan kurva baku menggunakan larutan baku tenoksikam dengan konsentrasi 2,55 ppm; 5,1 ppm; 10,2 ppm; 12,75 ppm; 25,5 ppm; dan 51 ppm menunjukkan absorbansi yang relatif stabil. Data selengkapnya dapat dilihat pada tabel 8.

Tabel 7. Penentuan operating time           Tabel 8. Penentuan kurva baku

Disolusi Tablet

Pada tiap-tiap formulasi dapat diperoleh absobansi, konsentrasi tenoksikam yang terdisolusi tiap kali sampling (ppm), kadar tenoksikam yang

terdisolusi, % pelepasan tenoksikam dan % rata-rata pelepasan tenoksikam sehingga dapat diperoleh hasil 

yang berbeda antara formula I, formula II, formula III dan formula IV karena dilihat dari variasi matriknya. Data selengkapnya dapat dilihat pada gambar 1.

Gambar 1. Grafik % rata-rata Pelepasan Tenoksikam

Hasil penelitian menunjukkan bahwa etil selulosa (Formula II) merupakan matrik yang paling sesuai bila dibandingkan dengan matrik HPMC (Formula I), campuran matrik antara etil selulosa dan HPMC (Formula III), dan tanpa matrik (Formula IV/kontrol). Hasil

Waktu (menit)

Absorbansi

1 0,4645 0,46910 0,47520 0,59740 0,59780 0,597

Konsentrasi (ppm)

Absorbansi (Å)

2,55 0,0335,1 0,081

12,75 0,22251 0,709

Page 10: pkm AI

berdasarkan pada gambar 1 dapat dilihat waktu pada menit ke-0 sampai menit ke-320 (pengambilan cuplikan dilakukan setiap 20 menit sekali) pelepasan formula dengan matrik etil selulosa paling bagus bila dibandingkan dengan matrik, formula dengan matrik HPMC dan campuran matrik antara etil selulosa dengan HPMC (1:1) tidak menunjukan profil sebagai matrik karena pelepasan tenoksikam lebih bagus tanpa menggunakan matrik (kontrol). Data dianalisis dengan Kolmogorov-Smirnov dilanjutkan dengan uji anova satu jalan dan Post Hoc Test menggunakan Dunnett T3 menghasilkan data sebagai berikut.

Tabel 9. Hasil uji statistik pelepasan tenoksikamNo Antar formula             Keterangan1 I dan II Ada beda bermakna2 I dan III Ada beda bermakna3 I dan IV Ada beda bermakna4 II dan I Ada beda bermakna5 II dan III Ada beda bermakna6 II dan IV Ada beda bermakna7 III dan I Ada beda bermakna8 III dan II Ada beda bermakna9 III dan IV Tidak ada beda bermakna10 IV dan I Ada beda bermakna11 IV dan II Ada beda bermakna12 IV dan III Tidak ada beda bermakna

Dalam analisis statistik diatas dua formula yang mempunyai % pelepasan tenoksikam berbeda secara nyata. Maka dapat disimpulkan formula I mempunyai % pelepasan tenoksikam paling besar dan berbeda secara nyata dengan formula II, III, dan IV. Formula II mempunyai % pelepasan tenoksikam paling kecil dan berbeda secara nyata dengan formula I, III, dan IV. Jadi hasil pemeriksaan % rata-rata pelepasan tenoksikam pada formula II adalah paling baik.

KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa:1.      Bahan matriks etil selulosa dan hidroksipropil metilselulosa dapat memperlambat pelepasan

tenoksikam.2.      Kecepatan pelepasan obat dari masing-masing sediaan granul menunjukkan sediaan bahan

matrik etil selulosa lebih lambat dibanding dengan bahan hidroksipropil metilselulosa.

DAFTAR PUSTAKA

[Anonim]. 1979. Farmakope Indonesia. Edisi III. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta. Hlm. 37, 564.

[Anonim]. 1995. Farmakope Indonesia. Edisi IV. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta. Hlm. 649, 753, 1062-1063.Ansel. H.C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Edisi IV. Diterjemahkan  

Page 11: pkm AI

oleh Ibrahim, F. Universitas Indonesia. Jakarta. Hlm. 96, 201, 244-269. Lachman, L. Lieberman, H.A., Kanig, J.L., 1986, The Theory and Practice of Industrial Pharmag, 3rd Ed, Lea and Febringer, Philadelphia, hal. 325-328, 333.

Lordi, N.G. 1970. Sustained Release Dosage From, in The Theory and Practice of Industrial Pharmacy, Lea and Febiger. Philadelphia. Hlm. 430-456.Parott, E.L. 1971. Pharmaceutical Technology, Fundamental Pharmaceutics, 3rd Ed. Burgess Publishung CO. Miniap Olis. Hlm 80.

Shargel, L. dan Yu. 1985. Appliend Biopharmaceutics and Pharmacokinetics, Ed. II.  Appleton-Centure-crorfts. New York Hlm. 85-106.