PKM AI 12 ITENAS Riska Evaluasi Efisiensi Filter

17
Surat Pernyataan Sumber Tulisan PKM-AI Saya yang menandatangani Surat Pernyataan ini : Nama : Riska Pratiwi NIM : 252010009 1) Menyatakan bahwa PKM-AI yang saya tuliskan bersama anggota tim lainnya benar bersumber dari kegiatan yang telah dilakukan dari program kegiatan praktikum perkuliahan yang telah dilakukan sendiri oleh penulis bukan oleh pihak lain. Topik kegiatan yang dilakukan merupakan kegiatan praktikum pada mata kuliah Kimia dan Laboratorium Lingkungan yang dilaksanakan pada tahun 2011 di Laboratorium Teknik Lingkungan di ITENAS Bandung. 2) Naskah ini belum pernah saya diterbitkan/dipublikasikan dalam bentuk prosiding maupun jurnal sebelumnya. Demikian Surat Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran tanpa paksaan pihak manapun juga untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya. Bandung, 5 Maret 2012 Yang Membuat Pernyataan Mengetahui/Menyetujui Ketua Jurusan

Transcript of PKM AI 12 ITENAS Riska Evaluasi Efisiensi Filter

Page 1: PKM AI 12 ITENAS Riska Evaluasi Efisiensi Filter

Surat Pernyataan Sumber Tulisan PKM-AI

Saya yang menandatangani Surat Pernyataan ini :

Nama : Riska Pratiwi

NIM : 252010009

1) Menyatakan bahwa PKM-AI yang saya tuliskan bersama anggota tim

lainnya benar bersumber dari kegiatan yang telah dilakukan dari program

kegiatan praktikum perkuliahan yang telah dilakukan sendiri oleh penulis

bukan oleh pihak lain. Topik kegiatan yang dilakukan merupakan kegiatan

praktikum pada mata kuliah Kimia dan Laboratorium Lingkungan yang

dilaksanakan pada tahun 2011 di Laboratorium Teknik Lingkungan di

ITENAS Bandung.

2) Naskah ini belum pernah saya diterbitkan/dipublikasikan dalam bentuk

prosiding maupun jurnal sebelumnya.

Demikian Surat Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran tanpa paksaan

pihak manapun juga untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Bandung, 5 Maret 2012

Yang Membuat Pernyataan Mengetahui/Menyetujui

Ketua Jurusan

Riska Pratiwi Yulianti Pratama

252010009 000802

Page 2: PKM AI 12 ITENAS Riska Evaluasi Efisiensi Filter

LEMBAR PENGESAHAN USUL PKM-AI DAN PKM-GT

1. Judul Kegiatan : Evaluasi Efisiensi Filter Sumur Cicaheum

2. Bidang Kegiatan : PKM-AI3. Ketua Pelaksana Kegiatan

a. Nama Lengkap : Riska Pratiwib. NIM : 252010009c. Jurusan : Teknik Lingkungand. Institut : Institut Teknologi Nasionale. Alamat Rumah dan No HP : Jl. Babakan Sukatma no.42

Bandung 081312217202

f. Alamat email : [email protected]. Anggota Pelaksana Kegiatan/penulis : 3 (tiga) orang5. Dosen Pendamping

a. Nama Lengkap dan Gelar : Siti Ainun, ST.,SPsi.,MScb. NIP : 020123c. Alamat Rumah dan No HP : Jl. Bahagia No. 9 Bandung 40161/

08122163529

Bandung, 5 Maret 2012

MenyetujuiKetua Jurusan Teknik Lingkungan Ketua PelaksanaKegiatan

(Yulianti Pratama, ST.,MT) (Riska Pratiwi) NIP. 000802 NIM. 252010009

Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Dosen PendampingInstitut Teknologi Nasional

(Syahril Sayuti, Ir.MT.) (Siti Ainun, ST.SPsi.,MSc.) NIP. 870901 NIP. 020123

Page 3: PKM AI 12 ITENAS Riska Evaluasi Efisiensi Filter

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

Evaluasi Efisiensi Filter Sumur Cicaheum

BIDANG KEGIATAN : PKM-AI

Diusulkan oleh:

Riska Pratiwi 252010009 angkatan 2010

Fikri M Abdillah 252010024 angkatan 2010

S Krishna M Reza 252010005 angkatan 2010

Dimas Anggara P 252010014 angkatan 2010

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL

BANDUNG

2012

Page 4: PKM AI 12 ITENAS Riska Evaluasi Efisiensi Filter

EVALUASI EFISIENSI FILTER SUMUR CICAHEUM

Oleh

Nama : Riska Pratiwi (252010009)

INTSITUT TEKNOLOGI NASIONAL BANDUNG

ABSTRAK

Salah satu sumur penduduk di Kelurahan Cicaheum Bandung memiliki kualitas air yang kurang baik. Sumur tersebut tidak memenuhi baku mutu untuk air baku untuk parameter fisik seperti kekeruhan dan parameter kimia yaitu konsentrasi COD, BOD serta DO, sehingga air tersebut hanya digunakan untuk keperluan mandi,cuci dan kakus. Oleh karena itu, digunakan filter dengan komponen arang untuk meningkatkan kualitas air sumur tersebut. Untuk mengetahui efisiensi penggunaan filter, dilakukan pengujian terhadap parameter fisik yang terdiri dari parameter kekeruhan dan warna, serta pengujian parameter kimia yaitu konsentrasi dari zat organik, COD, BOD, dan DO. Dari hasil penelitian yang dilakukan diperoleh efisiensi penggunaan filter untuk parameter fisik, untuk kekeruhan filter dapat menyisihkan 7,75% dan menyisihkan warna sebesar 50%. Sedangkan untuk parameter kimia, filter dapat menyisihkan konsentrasi zat organik sebesar 64%, mengurangi konsentrasi COD dan BOD sebesar 72,33% dan 68,56%, serta mampu meningkatkan konsentrasi DO sebesar 24,96 %. Penggunaan filter mampu menyisihkan parameter fisik dan kimia dengan persentase yang cukup baik, meskipun demikian penggunaan filter belum dapat meningkatkan kualitas air sehingga masih belum memenuhi baku mutu untuk air baku.Kata kunci : filter karbon aktif, kekeruhan, COD, BOD.

ABSTRACT

One of the water well in Cicaheum Bandung has poorwaterquality. The water welldoesn’t meetquality standardsforraw waterfor thephysical parameters such asturbidityandchemicalparameters namely the concentration ofCOD, BODandDO, so thatthe waterisonlyused forbathing, washingand toilet facilities.Therefore, theusedfilterwithcharcoalcomponentstoimprovethequality ofwell water. To find out theefficiency ofthe filter, testing thephysical parametersofturbidityandcolorparameters, andtesting ofchemicalparameters, namely the concentrationoforganic matter, COD, BOD, andDO. From theresults of research onthe efficient use offilterstoobtainthe physicalparameters, for theturbidityfilters can beset asideset aside7.75% andcolorby 50%. As for thechemicalparameters, filters can beset asideconcentrationsof organic matterby 64%, reducing theconcentration ofCODandBODof72.33% and68.56%, and is able toincrease theDOconcentrationof24.96%. The use offilterscapable of removingthe physicaland chemicalparameterswitha pretty goodpercentage, however the use offiltershave not beenable toimprove thequality ofwaterthatstill does not meetquality standardsforraw water.Keywords:activated carbonfilter, turbidity, COD, BOD.

Page 5: PKM AI 12 ITENAS Riska Evaluasi Efisiensi Filter

PENDAHULUAN

Air merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi kehidupan manusia. Karena itu jika kebutuhan akan air tersebut belum tercukupi maka dapat memberikan dampak yang besar terhadap kerawanan kesehatan maupun sosial.Permasalahan yang timbul yakni sering dijumpai bahwa kualitas air tanah maupun air sungai yang digunakan masyarakat kurang memenuhi syarat untuk kebutuhan air minum yang sehat, bahkan dibeberapa tempat tidak layak untuk diminum.

Air yang layak dimanfaatkan, mempunyai standar persyaratan tertentu yakni persyaratan fisis, kimiawi dan bakteriologis, dan syarat tersebut merupakan satu kesatuan. Jadi jika ada satu saja parameter yang tidak memenuhi syarat maka air tesebut tidak layak untuk dimanfaatkan. Penggunaan air yang tidak memenuhi standar kualitas tersebut dapat menimbulkan gangguan kesehatan, baik secara langsung dan cepat maupun tidak langsung dan secara perlahan.

Sumur Cicaheum merupakan sumur dangkal yang digunakan oleh warga yang berada di sekitar sumur tersebut. Secara visual, sumur tidak memenuhi parameter fisik karena memiliki tingkat kekeruhan yang cukup tinggi serta warna yang cukup dominan. Oleh karena itu, pemilik sumur berinisiatif menggunakan proses filtrasi sederhana dengan menggunakan arang hitam dengan konsep karbon aktif untuk mengurangi kekeruhan dan menjernihkan warna yang dominan tersebut.

Kondisi dari lokasi sumber titik sumur terdapat didaerah yang memiliki kepadatan yang cukup tinggi, sehingga sistem tata ruang untuk siklus hidrologi kurang baik. Disamping itu tidak adanya sistem sanitasi yang baik juga merupakan salah satu faktornya. Suatu sistem sanitasi yang baik memiliki jarak lebih dari 10 meter dengantitik dari sumber air, tetapi yang diketahui menurut observasi di lapangan,jarak antara titik sumur dengan selokan-selokan yang digunakan dari sistem sanitasi hanya berjarak kurang dari 10 meter. Oleh karena itu, potensi pencemaran oleh limbah domestik seperti limbah dari kegiatan MCK relatif tinggi. Selain itu, daerah tersebut merupakan bekas darilahan persawahan. Hal-hal yang demikian dapat menjadi penyebab menurunnya kualitas air baik fisis maupun kimia.

Penggunaan filter dengan komponen arang dimaksudkan mampu memperbaiki kualitas air agar dapat dimanfaatkan secara optimal. Filter karbon aktif diharapkan mampu menyisihkan parameter fisik dan kimiayang disebabkan oleh sumber-sumber pencemar yang berada dekat dengan titik sumur tersebut. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengamatan untuk mengetahui efisiensi penggunaan filter yang mampu menyisihkan parameter fisik dan kimia pada sumur tersebut.

TUJUAN

Pengujian dengan membandingkan kualitas sampel sebelum melalui proses filtrasi dan sampel yang telah difiltrasi bertujuan untuk mengetahui efisiensi penggunaan filter pada Sumur Cicaheum dengan mengetahui kualitas fisik dan kimia dari sampel, dan melihat kemampuan filter untuk memenuhi standart baku mutu air bersih berdasrkan Permenkes 907/2002 dan PP 82/2001.

Page 6: PKM AI 12 ITENAS Riska Evaluasi Efisiensi Filter

METODE

Metode sampling yang digunakan adalah metode sampel gabungan tempat, yakni sampel gabungan yang diambil secara terpisah dari beberapa tempat, dengan volume yang sama. (Hefni Effendi, 2003)

Pada sumur Cicaheum dilakukan dua pengambilan titik sampling yaitu titik sampling sebelummelalui proses filtrasi dan titik sampling setelah proses filtrasi. Titik pengambilan sampel sebelum difiltrasi berada di toren yakni sebuah penampungan air yang digunakan warga untuk menanpung air sebelum difiltrasi, dan titik sampling yang telah difiltrasi yakni salah satu kran air yang sering digunakan warga tersebut untuk mengambil air.

Sampel yang belum difiltrasi kami sebut sebagai sampel inlet dan sampel setelah difiltrasi adalah sampel outlet. Pada sampel inlet titik pengambilan pada toren berada pada titik tengah dari toren. Sedangkan pada sampel outlet pengambilan sampel dilakukan kira-kira lima menit setelah air mulai dikeluarkan dari kran titik sampling.

Pengambilan sampel dilakukan langsung menggunakan media penyimpanan sampel, dengan memasukkan media penyimpanan sampel langsung ke titik pengambilan sampel. Media penyimpanan sampel adalah menggunakan botol plastik yang telah dibilas minimal tiga kali menggunakan aquades.

Waktu pengambilan sampel dilakukan saat musim kemarau yang dilakukan sebanyak 3 kali pengambilan sampel pada titik yang sama. Pengambilan sampel yang pertama dilakukan pada 21 oktober 2011 untuk uji parameter warna, kekeruhan sumur serta pH.Selanjutnya pengambilan sampel kedua dilakukan pada 2 desember 2011 untuk uji kandungan zat organik dan COD pada sampel. Pengambilan sampel yang terakhir dilakukan pada 16 desember 2011 untuk uji kandungan DO dan BOD. Semuapeujian parameter tersebut dilakukan di Laboratorium Teknik Lingkungan ITENAS.

Metode analisis yang digunakan untuk setiap parameter berbeda-beda. Metode yang digunakan sesuai dengan standar analisis yang ditentukan untuk setiap parameter sehingga dilakukan prosedur analisis yang tentunya juga berbeda. Berikut adalah tabel 1.1. mengenai beberapa parameter yang dilakukan analisis yang dilengkapidengan satuan, metode analisis dan alat yang digunakan.

Tabel 1.1 Parameter air, metode, dan alat yang digunakanNo Parameter Satuan Metode analisis AlatA Fisika1 Warna PtCo Colorimetri Visual -2 Kekeruhan NTU Turbidimetri TurbidimeterB Kimia3 pH - Elektroda-Potensiometri pH meter4 Zat organik mg/l Titrasi permanganometri Buret5 COD mg/l Titrimetri Buret6 DO mg/l Titrimetri Buret7 BOD mg/l Titrimetri Buret

Page 7: PKM AI 12 ITENAS Riska Evaluasi Efisiensi Filter

HASIL DAN PEMBAHASAN

Filter karbon aktif dengan komponen arang merupakan filter yang digunakan untuk menghilangkan jenis kontaminan parameter fisik dan efektif untuk menghilangkan beberapa kontaminan seperti senyawa organik. Karena sifatnya yang molekular, karbon aktif mampu menyerap dengan baik, yang berarti dapat menangkap molekul organik. Karbon aktif merupakan suatu bentuk arang yang telah melalui aktifasi dengan menggunakan gas CO2, uap air atau bahan-bahan kimia sehingga pori-porinya terbuka dan dengan demikian daya absorpsinya menjadi lebih tinggi terutama untuk parameter fisik.

Hasil analisis terhadap parameter fisik dan kimia pada sumur Cicaheum, untuk parameter warna, kekeruhan, dilakukan dengan membandingkan sampel Sumur Cicaheum sebelum dan setelah difiltrasi denganPeraturan Menteri Kesehatan Nomor 907 Tahun 2002 Tentang Syarat-syarat Dan Pengendalian Pencemaran Air. Sedangkan untuk parameterCOD, DO dan BODPeraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengawasan Kualitas Air.

Pada dasarnya sampel yang telah difiltrasi memang tidak digunakan masyarakat di sekitar sumur untuk keperluan air minum, akan tetapi digunakan untuk keperluan mandi, cuci dan kakus. Baku mutu yang digunakan merupakan baku mutuuntuk kualitas air baku karena peruntukan sampel oleh masyarakat saat ini digunakan untuk keperluan mandi, cuci serta kakus dan tidak digunakan untuk keperluan masak dan minum.Dengan membandingkan sampel yang telah difiltrasi dengan baku mutu air baku, diperoleh kualitas dari sampel outlet dan peruntukan yang sesuai.

Efisiensi Filter Pada Parameter Fisik

Dari hasil pengamatan yang diperoleh pada parameter fisik, untuk parameter kekeruhan memiliki nilai kekeruhan 94,25 NTU dan warna sebesar 40 PtCo untuk sampel inlet. Jika dibandingkan dengan baku mutu Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 907 Tahun 2002 untuk air baku, untuk parameter warna sampel inlet dan outlet memenuhi baku mutu yaitu sebesar 50 PtCo. Akan tetapi, untuk parameter kekeruhan kedua sampel tersebut tidak memenuhi baku mutu untuk air baku yaitu sebesar 50 NTU. Tingginya nilai kekeruhan dan warna pada inlet disebabkan oleh karakteristik tanah di daerah Cicaheum yang berwarna merah kecoklatan, selain itu tanah tersebut merupakan bekas lahan persawahan. Setelah melalui proses filtrasi, sampel outlet memiliki nilai kekeruhan 86,95 NTU dan warna 20 PtCo. Seperti halnya sampel inlet, kekeruhan pada sampel outlet juga tidak memenuhi baku mutu. Dengan membandingkan sampel inlet dan outlet diperoleh efisiensi penggunaan filter dengan komponen arang, untuk parameter kekeruhan filter dapat mengurangi kekeruhan sebesar 7,75% dan untuk parameter warna filter dapat efisien sebesar 50%. Efisiensi penyisihan kekeruhan yang relatif kecil disebabkan komponen filter, seperti arang yang tidak pernah dilakukan penggantian atau pembersihan secara berkala sehingga komponen arangnya menjadi jenuh. Komponen arang yang jenuh dapat menyebabkan kerja filter tidak efektif karena proses adsorpsi terhalang oleh kejenuhan dari komponen karbon aktif tersebut.

Page 8: PKM AI 12 ITENAS Riska Evaluasi Efisiensi Filter

Berdasarkan literatur yang diperoleh, salah satu penyebab kekeruhan dan warna pada air adalah adanya kehadiran bahan organik dalam badan air. Akan tetapi, dari hasil pengamatan yang diperoleh konsentrasi zat organik dalam air relatif kecil mengindikasikan penyebab dari kekeruhan dan warna pada Sumur Cicaheum lebih disebabkan oleh zat-zat terlarut dan bahan anorganik dalam air. Sedangkan filter yang digunakan merupakan filter karbon aktif. Karbon aktif digunakan sebagai adsorben untuk menyisihkan rasa, bau, kekeruhan atau warna yang disebabkan oleh kandungan bahan organik dalam air. Berikut adalah tabel perbandingan parameter warna, kekeruhan dan konsentrasi zat organik pada hasil penelitian.

Tabel 1.2 Perbandingan pengukuran warna, kekeruhan dan zat organikParameter Inlet Outlet

Warna (PtCo) 40 20Kekeruhan (NTU) 94,25 86,95Zat Organik (mg/l) 0,553 0,202

Tabel diatas menggambarkan nilai kekeruhan dan warna inlet dan outlet relatif besar.Akan tetapi, untuk parameter zat organik, konsentrasi zat organik pada Sumur Cicaheum sangat kecil, yakni hanya sebesar 0,553 mg/l untuk sampel inlet dan 0,202 mg/l untuk sampel outlet.Artinya, zat organik sebagai penyebab kekeruhan dan warna tidak dominan, terdapat sumber-sumber pencemar lain yang mengakibatkan tingginya warna dan kekeruhan pada sampel.

Efisiensi Filter Pada Parameter Kimia

Chemical oxygen demand (COD)

COD menggambarkan jumlah total oksigen yang dibutuhkan untuk mengokasidasi bahan organik secara kimiawi menjadi CO2 dan H2O. Berdasarkan hasil pengukuran yang dilakukan konsentrasi COD dari inlet sumur cicaheum sangat tinggi yakni sebesar 254,4 mg/l. Konsentrasi ini jauh melampaui baku mutu untuk air baku yaitu sebesar25 mg/l. Berdasarkan observasi dilapangan dan informasi yang diperoleh dari warga sekitar, sumber pencemaran yang menyebabkan tingginya konsentrasi COD ini adalah sumber pencemar berasal dari limbah MCK (mandi,cuci, kakus) yang dibuang kealiran selokan yang berjarak kurang dari 10 meter serta adanya unsur NPK dan hasil pembusukan karena merupakan sisa lahan pesahawan sehingga bukan hanya senyawa organik yang terukur akan tetapi senyawa kimia dan nitrit yang tinggi ikut terukur. Sedangkan untuk sampel outlet, konsentrasi COD yang diperoleh adalah 70,4 mg/l, artinya jika dibandingkan dengan sampel inlet, filter dapat menyisihkan konsentrasi COD sebesar 72,33%. Filter cukup efisien digunakan untuk menyisihkan parameter COD, meskipun demikian kualitas outlet hasil filtrasi masih tidak memenuhi baku mutu berdasarkan parameter konsentrasi COD.

Pada proses adsorpsi oleh karbon aktif, pH mempunyai pengaruh yang cukup besar karena menentukan tingkat ionisasi larutan. Asam organik dapat diadsorpsi dengan mudah pada pH rendah, sebaliknya basa organik dapat diadsorpsi pada pH tinggi. (Culp,RL dan Culp,GL, 1986)

Page 9: PKM AI 12 ITENAS Riska Evaluasi Efisiensi Filter

Tabel 1.3 Hasil pengujian konsentrasi COD dan pHpH Konsentrasi COD6,6 Inlet Outlet Efisiensi removal (%)

254,464 mg/l 70,4 mg/l 72,33

Relatif tingginya penyisihan konsentrasi COD oleh filter didukung oleh pH air yang cenderung asam, hal ini dikarenakan pada pH rendah, jumlah ion H+

lebih besar akibatnya ion H+ tersebut akan menetralisasi permukaan karbon aktif yang bermuatan negatif, sehingga dapat mengurangi halangan untuk terjadinya difusi organik pada pH yang lebih tinggi.

Dissolved oxygen (DO)

Oksigen terlarut merupakan gambaran kebutuhan oksigen oleh biota akuatik untuk proses pernapasan. Oksigen diperlukan oleh mikroorganisme, baik yang bersifat aerob maupun anaerob dalam proses metabolisme. Dengan adanya oksigen dalam air, mikroorganisme semakin cepat menguraikan kandungan dalam air.Berdasarkan hasil pengukuran, konsentrasi DO pada inlet sumur cicaheum adalah 4,3 mg/l. Sampel inlet ini memenuhi baku mutu untuk peruntukan air baku dengan minimal konsentrasi DO 4 m/l. Ahmad(2004) mengemukakan bahwa sebagian besar oksigen dari dalam air berasal dari atmosfer. Oleh karena itu, kemampuan untuk mengisi oksigen kembali dengan cara kontak dengan atmosfer merupakan hal yang sangat penting. Ditinjau dari luas permukaan air sumur yang bersentuhan dengan udara (atmosfer) sangat sedikit akibatnya pengisian oksigen kembali menjadi sangat rendah. Lokasi sumur yang terhindar dari matahari menyebabkan kecilnya hasil fotosintesis yang berupa oksigen dari tumbuhan air. Selain itu, adanya penguraian bahan-bahan organik dan anorganik oleh mikroorganisme aerob yang menggunakan oksigen membuat konsentrasi DO di setiap sumur semakin rendah.

Setelah melalui filter, konsentrasi DO meningkat. Dari hasil pengamatan diperoleh nilai DO dari outlet sebesar 5,73mg/l. Jika dibandingkan dengan hasil inlet penggunaan filter untuk parameter untuk parameter ini mampu menaikkan konsentrasi DO sebesar 24,96%. Konsentrasi DO yang bertambah dikarenakan adanya proses aerasi pada saat sampel melalui filter. Proses aerasi ini terjadi karena air yang dijadikan titik inlet mengalir ke filter dengan aliran gravitasi yang ketinggiannya sekitar 3 meter.

Biochemical oxygen demand (BOD)

BOD merupakan banyaknya oksigen yang dibutuhkan oleh mikroorganisme dalam lingkungan air untuk mendegradasi bahan organik pada kondisi aerobik. Berdasarkan hasil pengujian, konsentrasi BOD pada inlet sumur Cicaheum adalah 23,6 mg/l, artinya sampel inlet tidak memenuhi baku mutu yang digunakan yaitu 3 mg/l. Konsentrasi BOD5 yang tinggi menggambarkan tingginya bahan organik biodegradable yang menjadi beban perairan telah dioksidasi secara biologi. Sama seperti sumber pencemar untuk parameter COD, diperkirakan tingginya konsentrasi BOD disebabkan oleh sumber pencemar yang berasal dari limbah MCK (mandi,cuci, kakus) yang dibuang kealiran selokan yang berjarak

Page 10: PKM AI 12 ITENAS Riska Evaluasi Efisiensi Filter

kurang dari 10 meter dari titik sumur serta adanya unsur NPK dan hasil pembusukan sisa lahan persahawan.

Sampel outlet yang difiltrasi memiliki konsentrasi BOD 7,42 mg/l, hasil filtrasi ini juga tidak memenuhi baku mutu untuk air baku dengan konsentrasi maksimum 3 mg/L. Akan tetapi, setelah dibandingkan dengan konsentrasi BOD dari inlet, filter efisien menyisihkan konsentrasi BOD sebesar 68,56%. Karbon aktif dengan komponen arang ini meyerap zat-zat organik penyebab tingginya konsentrasi BOD sehingga dapat mengurangi konsentrasi BOD pada sampel.

Kualitas dan Peruntukan Sampel

Penentuan kualitas air dilakukan dengan membandingkan hasil pengujian pada sampel terhadap baku mutu yang digunakan. Standar baku mutu yang digunakan untuk parameter fisik adalah Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 907 Tahun 2002 Tentang Syarat-syarat Dan Pengawasan Kualitas air, sedangkan untuk parameter kimia digunakan Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air Dan Pengendalian Pencemaran Air. Hal ini disebabkan kedua peraturan yang digunakan tidak menyajikan standar baku mutu untuk semua parameter secara lengkap. Akan tetapi ,aku mutu untuk kedua parameter tersebut merupakan baku mutu untuk air baku. Pebandingan hasil penelitian sampel tehadap baku mutu yang digunakan disajikan pada tabel berikut.Tabel 1.4 Data Hasil Pengamatan

Parameter Inlet Baku Mutu

Sesuai standar

Outlet Baku Mutu

Sesuai standar

Efisiensi

Air baku Air bakuFisikaWarna 40 PtCo 50 PtCo 20 PtCo 50 PtCo 50%

Kekeruhan 94,25 NTU 50 NTU X 86,95 NTU 50 NTU X 7,75%Kimia

pH 6,6 6,5 – 9,0 6,69 6,5 – 9,0 1,4%Zat organik 0,553 mg/l 10 mg/l 0,202 mg/l 10 mg/l 64%

COD 254,464 mg/l 25 mg/l X 70,4 mg/l 25 mg/l X 72,33%DO 4,3 mg/l 4 mg/l 5,73 mg/l 4 mg/l X 24,96 %

BOD 23,6 mg/l 3 mg/l X 7,42 mg/l 3 mg/l X 68.56%

Berdasarkan hasil pengujian pada sampel inlet dan outlet pada Sumur Cicaheum, untuk parameter kekeruhan dan konsentrasi COD serta BOD sampel inlet dan outlet tidak memenuhi baku mutu untuk air baku. Sampel yang telah melewati poses filtrasi masih tidak memenuhi baku mutu. Meskipun demikian, sampel yang telah difiltrasi dapat memperbaiki kualitas air, artinya filter yang digunakan berfungsi cukup baik akan tetapi masih belum optimal untuk memenuhi standar baku mutu yang digunakan.

Page 11: PKM AI 12 ITENAS Riska Evaluasi Efisiensi Filter

KESIMPULAN

Berdasarkan perbandingan sampel dengan baku mutu, untuk parameter fisik sampel inlet dan outlet untuk parameter warna sampel memenuhi baku mutu, akan tetapi untuk parameter kekeruhan kedua sampel tersebut tidak memenuhi baku mutu yang digunakan. Untuk parameter kimia, sampel inlet dan outlet yang memenuhi baku mutu adalah parameter pH, konsentrasi zat organik dan DO saja, sedangkan untuk parameter konsentrasi COD,dan BOD kedua sampel Sumur Cicaheum tidak memenuhi baku mutu.

Berdasarkan hasil pengukuran terhadap sampel inlet dan outlet pada Sumur Cicaheum untuk parameter fisik, penggunaan filter mampu menyisihkan kekeruhan sebesar 7,75% dan parameter warna sebesar 50%. Penggunaan filter di Sumur Cicaheum mampu menyisihkan parameter-parameter tersebut. Meskipun demikian, filter kurang efisien untuk mengurangi parameter ini dikarenakan filter karbon aktif yang digunakan telah jenuh akibat tidak dilakukannya pembersihan dan penggantian komponen filter secara kontinuitas.

Selain mampu menyisihkan parameter fisik pada sumur, penggunaan filter juga dapat menyisihkan parameter kimia, bahkan memiliki persentase efisiensi yang relatif tinggi dibandingkan parameter fisik. Penggunaan filter menyisihkan parameter kimia seperti konsentrasi zat organik, COD, BOD serta DO dan pH sampel. Filter mampu menyisihkan konsentrasi zat organik sebesar 64%, filter juga mampu menyisihkan konsetrasi COD dan BOD relatif besar yaitu 72,33% dan 68.56%. Selain itu, penggunaan filter juga mampu menambah konsentrasi DO sebesar 24,96 %. Jadi, penggunaan filter tidak hanya mampu menyisihkan parameter fisik, akan tetapi untuk parameter kimia penggunaan filter memiliki efisiensi yang cukup baik. Meskipun demikian, penggunaan filter masih belum mampu meningkatkan kualitas air sehingga dapat memenuhi baku mutu air baku yang digunakan.

DAFTAR PUSTAKA

Dezuane, John. 1997. Drinking Water Quality. An International Thomson Pubhlishing Company. New York.

Effendi, Hefni. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan. Kansius. Yogyakarta.

Achmad, R. 2006. Kimia Lingkungan. Andi. Yogyakarta.

Anomin. 2002. Keputusan Menteri Kesehatan No.907 Tahun 2002 Tentang Persyaratan dan Pengawasan Air Minum. Departemen Kesehatan. Jakarta

Anonim. 2001. PPRI No.82 tahun 2001 Tentang Baku Mutu Air kelas I, Kementrian Lingkungan Hidup. Jakarta.