Pkl Yesi Verawati (110421100038)
-
Upload
endik-asworo -
Category
Documents
-
view
280 -
download
102
description
Transcript of Pkl Yesi Verawati (110421100038)
-
i
LAPORAN
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
DI PT. VARIA USAHA BETON UNIT GRESIK
Disusun Oleh :
Yesi Verawati 110421100038
JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TRUNOJOYO
MADURA
2014
-
iv
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah
Subhanahu Wa Taala yang telah memberikan segala rahmat
dan hidayat-Nya, sehingga kami bisa menyelesaikan laporan
Praktek Kerja Lapangan (PKL) dengan baik dan tepat waktu.
Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi
Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam.
Praktek Kerja Lapangan tersebut merupakan suatu
sarana untuk menumbuhkan wawasan dan mengasah
ketrampilan yang berkenaan dengan mata kuliah yang
diperoleh pada perkuliahan, serta menunjukkan realita,
kondisi, dan situasi dunia kerja kepada mahasiswa, sehingga
dapat dijadikan bekal bagi mahasiswa untuk berkiprah didalam
dunia kerja di masa depan sesuai dengan bidang yang diambil
dan ditekuni.
Praktek Kerja Lapangan merupakan salah satu mata
kuliah wajib yang berbobot 2 SKS dan juga merupakan syarat
akademis dalam menyelesaikan pendidikan Strata 1 di
Fakultas Teknik Program Studi Teknin Industri Universitas
Trunojoyo Madura.
Laporan ini secara garis besar menjelaskan tentang
permasalahan yang terjadi pada PT. Varia Usaha Beton Unit
Gresik pada plann beton Pracetak dengan metode usulan
Behavior Based safety.
-
v
Dengan selesainya laporan ini penulis menyampaikan
ucapan terima kasih yang sebesar-besarmya kepada :
1. Allah SWT, atas berkat rahmat dan hidayah dan karunia-
Nya. Dan juga Nabi Muhammad SAW. Sehingga penulis
mampu menyelesaikan laporan Praktek Kerja Lapangan ini.
2. Kedua orang tua yaitu, Bpk Supriyono dan Ibu Supardiyah,
serta adik Yeti Rahayu Vidyawati, yang selalu mendoakan
serta memberikan semangat tiada henti sehingga laporan
Praktek Kerja ini selasai.
3. Alm. Abah Tari Asmoro dan Umi Sriani, yang telah
membantu selama kuliah.
4. Bapak Samsul Amar, ST., MSc. Selaku ketua program
studi teknik industri Universitas Trunojoyo Madura.
5. Ibu Fitri Agustina ST., MT selaku sekretaris prodi
sekaligus dosen pembimbing, yang telah membimbing
selama Praktek Kerja Lapangan berlangsung sampai
penyelesaian laporan
6. Bapak Edy Susanto sebagai pembimbing lapangan yang
telah banyak meluangkan waktu, pikiran dan tenaga untuk
mendampingi kami selama Praktek Kerja Lapangan
berlangsung.
7. Karyawan serta staff PT. Varia Usaha Beton Unit
Gresikyang telah banyak membantu selama pelaksanaan
Praktek Kerja Lapangan.
-
vi
8. Bapak Sabarudin Akhmad, ST., MT yang telah
meluangkan waktunya untuk menguji dan memberikan
buah pikir ddemi kesempurnaan laporan Praktek Kerja
Lapangan.
9. Bapak dan ibu dosen serta segenap staff dan karyawan
program studi Teknik Industri Universitas Trunojoyo
Madura.
10. Sahabatku Haniyatul Lailiyah, Sri Indah Fitriyah, serta RA.
Wahyu Iswantoro yang telah memberikan semangat,
bantuan serta mengiringi perjalananku.
11. Teman-teman kosan green house, Oky, Maya, Fita, Novi,
Putri, Fairus, Ova, yang selalu bikin hal-hal konyol.
12. Penghuni KB 11 yang super duper aneh.
13. Teman-teman Teknik industri angkatan 2011 semuanya
yang tak bisa disebutkan semuanya.
14. Keluarga besar SOKET, BEM-FT 14.
15. Keluarga KKN kelompok 21 desa Kompol, yang sangat
peduli dan tak bisa dilupakan.
16. Masku Irvan Satria Fachrudi, serta brotherhood
Mayangkara, mas maput, adek fajar, mas heri, mas ipul,
mas dipa, om salamun, om epeng, mas obin, mbak rika,
mas ndando,mang udin, mas catur, yang memberikan sejuta
pengalaman dengan alam liarnya.
17. Mas Ferry Herlambang yang selalu menyemangati sampai
detik ini.
-
vii
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam
penulisan laporan Praktek Kerja Lapangan, oleh karena itu
saran dan kritik dari semua pihak sangat penulis harapkan.
Semoga laporan Praktek Kerja Lapangan ini bermanfaat.
Semoga Allah selalu memberikan rahmat dan hidayah-Nya
serta perlindungan-Nya kepada kita Amin.
Wasssalamualaikum wr.wb.
Bangkalan, 29 Desember 2014
Penulis
-
viii
DAFTAR ISI
Halaman Judul .......................................................................... i
Lembar persetujuan ................................................................. ii
Lembar pengesahan ................................................................ iii
Kata Pengantar ....................................................................... iv
Daftar Isi................................................................................ vii
Daftar Tabel ........................................................................... ix
Daftar Gambar ..........................................................................x
BAB I PENDAHULUAN .......................................................1
1.1 Latar Belakang .................................................................1
1.2 Tujuan Penelitian .............................................................2
1.3 Manfaat penelitian ...........................................................2
BAB II GAMBARAN PERUSAHAAN ................................4
2.1 Profil Perusahaan .............................................................4
2.2 Sejarah Perusahaan ..........................................................5
2.3 Struktur Organisasi ..........................................................8
2.4 Bisnis usaha ...................................................................16
2.4.1 Beton Siap Pakai (Ready Mix Concrete) ..................17
2.4.2 Beton Pracetak (Precast Concrete) ..........................20
2.4.3 Beton Masonry (Concrete Masonry) .......................22
2.4.4 Jasa Sewa Pusat ........................................................24
2.5 Proses Produksi ..............................................................26
BAB III IDENTIFIKASI MASALAH ................................31
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian .........................................31
-
ix
3.2 Objek Penelitian ............................................................31
3.3 Objek Penelitian ............................................................31
BAB IV USULAN METODE PENYELESAIAN ..............38
4.1 Metode Usulan ...............................................................38
4.4.1 Metode Job Safety Analysis ................................40
4.4.2 Metode Behavior Based Safety ...........................42
5 Kesimpulan .......................................................................49
Daftar pustaka ......................................................................50
Lampiran ..............................................................................52
-
x
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Data kecelakaan Kerja Bulan oktober dan
November ..........................................................32
Tabel 3.2 Rincian biaya kecelakaan .......................................33
Tabel 3.3 Data Audit semester 1 2014. ..................................36
Tabel 4.4 Penelitian-penelitian terdahulu ...............................34
Tabel 4.5 Critical Behavior Checklist ....................................44
Tabel 4.6 Hasil risk analysis dengan RAC .............................45
Tabel 4.7 Keterangan Tabel Rist Analysis Code..46
-
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 PT. Varia Usaha Beton Unit Gresik .....................4
Gambar 2.2 Struktur Organisasi PT. Varia Usaha Beton .......10
Gambar 2.3 Bagan Bidang Usaha PT. Varia Usaha Beton ....16
Gambar 2.4 Struktur Organisasi Plant Beton Siap Pakai .......18
Gambar 2.5 Struktur Organisasi Plant Beton Pra Cetak ........21
Gambar 2.6 Struktur Organisasi Plant Beton Masonry .........23
Gambar 2.7 Struktur Organisasi Plant Jasa Sewa Pusat ........25
Gambar 2.8 Material untuk pembesian ..................................26
Gambar 2.9 Fabrikasi pembesian ...........................................27
Gambar 2.10 Pembuatan Moulding .......................................27
Gambar 2.11Sampel Material Beton ......................................28
Gambar 2.12 QC Beton sebelum tahap pengecoran ...............28
Gambar 2.13 Tabel Kekuatan Minimal Tes Beton .................29
Gambar 2.14 Proses Pengecoran Beton Pracetak ...................30
Gambar 2.15 Proses fabrikasi plant beton pracetak ..............33
Gambar 2.16 Proses pengelasan plant beton pracetak ............34
Gambar 2.17 Unsafe condition pada plant beton pracetak...35
-
1
Bab 1
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Praktik Kerja Lapangan (PKL) merupakan salah
satu mata kuliah wajib yang harus ditempuh oleh
mahasiswa Program Sarjana Fakultas Teknik Universitas
Trunojoyo Madura. Praktik kerja lapangan ini
memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk
magang atau praktek kerja di instansi pemerintah maupun
swasta sesuai dengan program studi masing-masing.
Praktek kerja lapangan digunakan untuk
pemantapan dan penguasaan teori perkuliahan. Dari
proses tersebut, diharapkan mahasiswa mampu
mempraktikkan secara langsung ilmu yang telah ia
dapatkan dalam dunia kerja yang sebenarnya. Selain itu
mahasiswa diharapkan mampu mengidentifikasi masalah
serta memberikan usulan yang terbaik untuk instansi
tersebut.
PT. Varia usaha Beton unit Gresik merupakan
salah satu perusahaan manufaktur yang sesuai untuk
melaksanakan praktek kerja lapangan. Pada PT. Varia
Usaha Beton unit Gresik memproduksi berbagai macam
produksi beton. Selama proses praktek kerja lapangan
berlangsung berbagai kegiatan hingga yang dilakukan di
-
2
PT. Varia usaha beton, dapat dipelajari oleh mahasiswa
sehingga mahasiswa mampu mengimplementasikan ilmu
yang telah didapatkan saat dibangku perkuliahan.Pada
proses kegiatan praktek kerja lapangan, penulis di
tempatkan di plant beton pracetak, untuk mengidentifikasi
permasalahan yang terdapat di plant tersebut serta
memberikan usulan untuk permasalahan yang terjadi.
Selanjutnya kegiatan kerja praktik tersebut dipertanggung
jawabkan dalam bentuk laporan kerja praktik.
1.2 Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Melakukan identifikasi permasalahan yang ada di PT.
Varia Usaha Beton Unit Gresik
2. Memberikan metode usulan terhadap permasalahan
yang terjadi pada PT. Varia Usaha Beton Unit Gresik.
1.3 Manfaat
Manfaat yang akan didapatkan di antaranya di bawah ini :
1. Bagi peneliti
a. Dapat memberikan wawasan tentang dunia kerja
secara nyata.
b. Dapat memberikan pengetahuan yang lebih tentag
pengaplikasian ilmu yang didapatkan.
-
3
2. Bagi Akademis
a. Untuk menambah kepustakaan tentang laporan
kerja praktek lapangan.
b. Untuk memberikan kesempatan bagi mahasiswa
agar mengaplikasikan ilmu yang telah didapatkan
selama perkuliahan.
3. Bagi perusahaan
Sebagai masukan dan tambahan tentang
permasalahan yang terjadi serta pertimbangan bagi
perusahaan untuk menentukan langkah-langkah dari
metode usulan yang telah di usulkan.
-
4
Bab 2
Gambaran Perusahaan
2.1 Profil perusahaan
Gambar 2.1 PT. Varia Usaha Beton Unit Gresik
Nama : PT. Varia Usaha Beton, unit Gresik
Alamat : Jl Raya Mayjend Sungkono, Desa
Segoromadu, Gresik.
Tahun berdiri : 1997
Sektor / jenis usaha : Beton siap pakai, beton pracetak,
beton
masonry, tiang pancang, girder,
beam, slab, sleeper dan lain-lain
Visi : Menjadi perusahaan beton dan
aggregates
-
5
pilihan utama pelanggan di pasar
nasional terpilih pada tahun 2015.
Misi :
1. Memproduksi dan menjual
beton dan aggregates yang
memenuhi persyaratan
pelanggan (tepat mutu, tepat
waktu dan tepat jumlah).
2. Menghasilkan laba yang
mampu mendukung
pertumbuhan perusahaan
secara berkelanjutan dan
kesejahteraan seluruh
pemangku kepentingan.
3. Menjalankan proses bisnis yang
prima dengan didukung oleh
karyawan yang profesional,
sesuai dengan perundangan dan
peraturan yang berlaku.
2.2 Sejarah perusahaan
PT Varia Usaha Beton merupakan perusahaan
manufaktur yang bergerak dalam bidang pengadaan beton
dan bangunan.Berdiri pada tanggal 1 November 1978.
Pada awalnya merupakan Unit Usaha Samping PT Semen
-
6
Gresik (Persero)yang meliputi beberapa unit usaha sebagai
berikut :
1. Unit Usaha Beton Siap Pakai (Remicon)
2. Unit Usaha Tegel dan Beton Ringan
3. Unit Usaha Pemecah Batu
Pada tanggal 1 Agustus 1989, PT Semen Gresik
(Persero) menyerahkan Unit Usaha samping tersebut
kepada salah satu anak perusahaan yaitu PT Varia Usaha,
untuk dikelola dan dikembangkan.
Pada 3 Mei 1991, PT Varia Usaha memisahkan
Unit Beton Siap Pakai (Remicon) dan Unit Tegel menjadi
perusahaan yang berdiri sendiri yaitu PT VariaUsaha Beton
berdasarkan Akte Notaris Suyati Subadi, SH, Nomor
18/1991.
PT Varia Usaha Beton mulai beroperasi pada 1
Juni 1991 sesuai dengankeputusan Rapat Umum Pemegang
saham (RUPS) tanggal 31 Mei 1991. Pada tahun1992, PT
Varia Usaha menyerahkan pengelolaan Unit Usaha Batu
(Crushed Stones)yang berlokasi di Pandaan untuk dikelola
oleh PT .Varia Usaha Beton. Unit usaha ini mempunyai
peranan yang sangat penting bagi perusahaan karena
sebagian besar produktivitas perusahaan ini menggunakan
batu pecah. Tujuan jangka panjang perusahaan diantaranya
melakukan perluasan untuk memenuhi kebutuhan
konsumen.
-
7
Dalam usaha untuk meningkatkan produktivitas
perusahaan, maka pada September 1994. PT Varia Usaha
Beton melakukan perluasan usaha pertama pabrik Beton
Ringan (Concrete Masonry) yang berlokasi di Ujung
Pandang. Kemudian pada November 1994, dilakukan
perluasan pabrik Beton Siap Pakai yang berlokasi di
Semarang. Pada April 1995. PT Varia Usaha Beton mulai
mengembangkan berbagai kegiatan Usaha Jasa (Services),
yang bertujuan untuk mendukung usaha pokok, yang
meliputi pengoperasian pengelolaan Gudang Semen di
Semarang, dan produksi TiangPancang Beton di Semarang
serta ditunjuk sebagai agen produk Thermalite Block di
Indonesia.
Pada tahun 1997, PT Varia Usaha Beton
memperoleh Sertifikat Sistem Mutu ISO 9002 dari Lloyds
Register Quality Assurance (LRQA), sehingga memperkuat
kedudukan PT Varia Usaha Beton sebagai salah satu
penghasil beton siap pakai terkemuka di Indonesia. Pada
tahun ini pula perusahaan membuka unit usaha baru, yaitu
unit usaha beton pracetak yang meliputi tiang pancang,
girder, beam, slab, sleeper, tetrapod, dll di Gresik, Jawa
Timur.
Pada tahun 2003 PT. Varia Usaha Beton unit
Gresik mengadakan perluasan pabrik beton siap pakai di
Semarang. Seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang
-
8
cukup tinggi dan pesatnya perkembangan sektor
konstruksi, khususnya pembangunan infrastuktur dan
properti, PT Varia Usaha Beton memperluas pabrik beton
siap pakai di Mataram, Nusa Tenggara Barat pada tahun
2007.
Pengembangan usaha terus dilakukan oleh PT.
Varia Usaha Beton. Pada tahun 2011 PT. Varia Usaha
Beton memperluas unit beton siap pakai di Kudus, Jawa
Tengah. Serta tahun 2012 melakukan pengembangan juga
di Bali.
2.3 Struktur organisasi
Struktur organisasi merupakan alat terpenting bagi
perusahaan dalam mencapai tujuannya, dengan adanya
struktur organisasi yang jelas, maka dapat menggambarkan
kedudukan atau bagian yang dilibatkan dalam operasi
perusahaan. Dengan dibuatnya struktur organisasi yang
baik oleh perusahaan, maka akan ada pemisahan bagian,
tanggung jawab, dan wewenang masing-masing bagian
yang jelas dengan tujuan agar tidak menimbulkan
penumpukan perkerjaan atau tugas.
Struktur organisasi PT Varia Usaha Beton
menerapkan struktur organisasi yang berbentuk garis
(lineorganization) yakni pola hubungan kerja dan tanggung
jawab dari pimpinan sampai pada satuan-satuan terbawah.
Hal ini karena secara umum terdapat pengendalian yang
-
9
terencana dan menyeluruh atas semua aktivitas serta berada
di bawah pengawasan pimpinan. Alur wewenang dan
tanggung jawab tersebut untuk menjamin kelancaran
aktivitas yang dilakukan.
.
-
10
Dibawah ini adalah susunan struktur organisasi PT. Varia Usaha beton.
Direktur Utama
Direktur Operasi Direktur Keuangan
Kredit &
Penagihan
Akuntansi
&
keuangan
Pengadaaan
&
Pergudangan
SDM &
Umum
Sisman &
Sisfo
Audit
Intern
Jaminan
Mutu &
Inovasi
Pemasaran
Non Beton
Siap Pakai
Pemasaran
Beton Siap
Pakai
Pemeliharaan
Ka. Plant Jasa
Sewa Produksi
Ka. Plant Beton
PraCetak
Ka. Plant
Beton MasonryKa. Plant beton
Siap Pakai
Ka. Plant
Bahan Galian
Gambar 2.2 Struktur organisasi PT. Varia Usaha Beton
-
11
Adapun tugas dan wewenang dari masing-masing bagian
adalah sebagai berikut :
1.Direktur
a. Memimpin perusahaan, mengelola dan mengkoordinir
setiap organ yangada di perusahaan dan seluruh
kegiatan yang ada dibawahnya.
b. Menetapkan tujuan dan sasaran perusahaan yang hendak
dicapai besertakebijakan umumnya.
c. Merencanakan dan menyusun rencana kerja dan
pelaksanaannya
d. Memberi keputusan dan peraturan-peraturan dalam
perusahaan.
e. Memilih bawahan yang sesuai dengan kebutuhan yang
ada dalamperusahaan.
f. Perusahaan baik internal maupun eksternal.
2. Kepala Bagian Sumber Daya Manusia dan Umum
a. Melakukan penerimaan karyawan baru dengan
mengadakan seleksi calokaryawan terlebih dahulu.
b. Mengadakan pelatihan (training) dan diklat kepada
karyawan.
c. Bertanggungjawab atas penegakkan peraturan dalam
perusahaan.
3. Kepala Bagian Keuangan dan Akuntansi
a. Membuat rencana anggaran penerimaan dan
pengeluaran kas.
-
12
b. Memonitor dan mengevaluasi mengenai penerimaan
dan pengeluaran kas.
c. Memberikan argumentasi kepada Direksi mengenai
posisi laporankeuangan yang telah dibuat.
d. Merencanakan kegiatan keuangan dan akuntansi.
e. Mengorganisasikan dan mengkoordinasikan seluruh
sumber daya yangada untuk menjamin kelancaran
kegiatan akuntansi dan keuangan.
f. Mengarahkan dan mengendalikan seluruh kegiatan
akuntansi dan keuangan.
4. Kepala Bagian Pergudangan dan Pengadaan
a. Merencanakan kegiatan pengadaan dan pergudangan.
b. Mengorganisasikan dan mengkoordinasikan seluruh
sumber daya yangada untuk menjamin kelancaran
kegiatan pengadaan dan pergudangan.
c. Menetapkan dan mengevaluasi supplier terseleksi,
memastikan kelengkapan operasi dan menjamin
tersedianya stok material yang amandan tepat serta
menjamin prosedur penanganannya.
d. Mengevaluasi dan melaporkan seluruh kegiatan
pengadaan danpergudangan.
5.Kepala Bagian Sistem Informasi dan ISO
a. Menyusun rencana kerja dan pengembangan sistem
serta pengendaliannya.
-
13
b. Melaksanakan koordinasi dalam penyelesaian setiap
kegiatan sistemperusahaan.
c. Menyusun sistem evaluasi laporan perusahaan.
d. Melaksanakan tugas-tugas sesuai dengan penugasan
Direksi
e. Merencanakan kegiatan pengembangan program
komputerisasi danpemeliharaannya.
f. Mengorganisasikan dan mengkoordinasikan seluruh
sumber daya yangada untuk menjamin kelancaran
kegiatan komputerisasi.
6.Kepala Bagian Jaminan Mutu dan Penelitian Pengembangan
a. Melaksanakan kegiatan pengendalian seluruh proses
produksi yang meliputi:
1. Pengendalian mutu seluruh produksi termasuk
persiapan bahan bakudan pengadaan bahan
( proportioning mixing, including, curring)sesuai
hasil penelitian dan percobaan di laboratorium
intern.
2. Monitoring dan melaksanakan pengujian yang
berhubungan dalam proses dan produk jadi.
b. Melaksanakan penelitian dan pengembangan produk
yang meliputi:
1. Meneliti keunggulan dan kelemahan produk-produk
pesaing agarproduk yang dihasilkan perusahaan
dapat bersaing di pasaran.
-
14
2. Melaksanakan pengembangan-pengembanagn
terhadap produk-produk yang dihasilkan perusahaan
agar memiliki keunggulan-keunggulansecara tepat
dalam menghadapi produk pesaing.
7. Kepala Bagian Pemeliharaan1).
a. Mengkoordinir, merencanakan, mengarahkan dan
mengawasi kegiatanpemeliharaan alat produksi.
b. Merencanakan dan mengatur jadwal pemeliharaan alat
produksi agarselalu tetap dan beroperasi secara
maksimal.
c. Menyusun rencana kerja anggaran perusahaan untuk
bidang pemeliharaan.
d. Mengevaluasi dan membuat laporan kegiatan
pemeliharaan.
8.Kepala Bagian Pemasaran
a. Membuat kebijakan di bagian pemasaran untuk masa mendatang.
b. Membuat laporan penjualan pada periode tertentu.
c. Melakukan evaluasi terhadap keberhasilan pemasaran dalam
periode tertentu.
9. Satuan Pengawas Intern
a. Memberikan masukan kepada Direktur dalam membuat suatu
kebijakanyang akan ditetapkan.
b. Mengadakan evaluasi sistem yang telah berlaku dalam perusahaan.
c. Melakukan pengembangan sistem terhadap sistem yang lama
biladiperlukan.
-
15
d. Merencanakan kegiatan pengawasan intern.
e. Mengarahkan dan mengendalikan seluruh kegiatan-kegiatan
pengawasanintern.
f. Mengkoordinasikan dan mengkombinasikan seluruh sumber daya
yangada untuk menjamin kelancaran kegiatan intern.
-
16
2.4 Bisnis Usaha
PT. Varia Usaha Beton memiliki beberapa bidang usaha, yaitu sebagai berikut :
UTAMA
USAHA
PENUNJANG
Industri Bahan
Bangunan
Berbasis Semen
Industri
pertambangan
Jasa Sewa
Jasa kontruksi
Produk beton
Beton
Masonry
Beton Siap Pakai
Beton PraCetak
Genteng Beton
Paving
Batako
Dll
Pasir
Batu Pecah
Gambar 2.3 Bagan bisnis usaha PT. Varia Usaha Beton
-
17
2.4.1 Beton Siap Pakai
Perusahaan memiliki pengalaman yang cukup
banyak dibidang penyediaan beton siap pakai, antara
lain dalam pembangunan pabrik, gedung bertingkat
maupun infrastruktur seperti jalan, pelabuhan yang
memerlukan kontinuitas suplai dan stabilitas mutu.
Perusahaan juga ditunjang dengan peralatan
batching plant (system basah/kering), truck mixer,
pompa beton, semen tengker, carmix serta peralatan
pendukung lainnya, dengan jaminan pasokan bahan
baku seperti pasir, batu pecah, dna semen yang
kontinyu dan cepat.
Sebagian besar batching plant dilengkapi
dengan system computer dan truck mixer yang prima
untuk menjamin pengiriman beton yang tepat waktu.
Berikut dibawah ini merupakan struktur
organisasi di bagian plant BSP Gresik di PT. Varia
Usaha Beton.
-
18
KA. PLANT BSP Gresik
Regu
Operasi
Regu
Jaminan
Mutu
Penjualan dan
Penagihan
Regu Adm. &
Pergudangan
ProduksiJaminan
MutuAdministrasi Pergudangan
Regu
Pemeliharaan
Pemeliharaan ARO
Gambar 2.4 struktur organisasi plant Beton Siap Pakai (Ready Mix Concrete)
-
19
Ka. Plant BSP Gresik : Asrun
Ka. Produksi : Djoko Budi Santoso
Penempatan posisi kerja pada divisi produksi dibagi
menjadi 3 bagian yaitu:
1. Bagian batching plant:
Wawan, Khabib, Joko, Wiwik, M. Syukur
2. Opr. W. Loader: Rokman Munir, Mosulik, M.Syukur
3. Opr. Truck Mixer: Kastolik, Sukarman, Subandi, Witoro,
Kustadji, Sukarno, Sutikno, M. Imron, Slamet S.,
Kamehan, Buang, M. Basori, Sugianto, Agus I., Suroso,
Suwandi, Devin DK, Samsul Huda, Deni A., Waras, M.
Riza, Adi Wiyono.
Ka. Jaminan mutu : Ali Imron
Penempatan posisi kerja pada divisi jaminan mutu
dibagi menjadi 2 bagian yaitu:
1. Jaminan mutu
Nurlan, Mukairi, Taufik, Afresa, Rozaki, Abdul
Malik
2. Driver pool: nur sokib
Penjualan dan penagihan: M. Saichul Hadi, Nanang
Murdianto, Karya Hindartono
Ka. ADM dan pergudangan: Dedy Setiawan
-
20
Pada regu ini terdiri dari 2 divisi yaitu administrasi dan
pergudangan:
1. Administrasi
Penempatan posisi kerja pada bagian administrasi dibagi
menjadi 2 bagian yaitu:
a. Administrasi: Rachmatiyah
b. Timbangan: Amroni Taufan
2. Pergudangan
Abd. Ghofar, suliswanto
Ka. Pemeliharaan : Khoirul kumar
Anggota: Suhartoyo, Arif Wahyudi, Ach. Basuki, Indra
ARO: Madya Irwansyah
2.4.2 Beton pracetak
Pengembangan usaha beton pracetak
dilakukan di Gresik, Jawa Timur dengan menempati
areal seluas 8 ha. Perusahaan mempunyai fasilitas
produksi tiang pancang, sheet pile, slab, girder,
bantalan rel kereta api, box, culvert, dll.
Produksi dimulai pada bulan Juli 1997 dan
secara bertahap akan terus ditingkatkan kapasitasnya
sejalan dengan perkembangan pasar.
Proses produksi yang didukung dengan bahan
baku yang terpilih, tenaga yang sudah
berpengalaman dan
-
21
laboratorium group yang lengkap telah siap mendukung kebutuhan proyek-proyek.
Berikut merupakan struktur organisasi dari plant Beton Pracetak (Precast Concrete).
Ka. Plant
AN AGUS SUBIANTORO
DIYAT EKO
ARORegu Eng./JMI &
PPIC
-AHMAD ZAINURI
-KHARISMA
QC
- BAMBANG RJ
- EDY PURWANTO
Regu
Pemeliharaan
ALI ABBAS
Regu adm &
Gudang
KHOIRON
Regu
Produksi
EDY SANTOSO
Ptg.
Pemeliharaan
Gd. Material &
Sparepart
Gd. Barang Jadi
Pengawas TP
AGUS SURONO ROBY SATRIA
FITRAWAN
SAMSUL ARIFIN
Pengawas PC Pengawas Fab.
SAMSUL ARIFIN RONNY AJI
Pemasaran
SLAMET BAGIO
Driver Poll
AWI KUSWANTO
Driver Truck
KARSIPAN
Driver Alat
- M. AROFIQ
- DEVI DWI
Gambar 2.5 struktur organisasi plant Beton Pracetak (Precast Concret)
-
22
2.4.3 Beton Masonry
Produk beton ringan yang dihasilkan yaitu :
- Genteng
- Paving
- Batako
- Dll
Produk-produk yang terdiri dari berbagai jenis
dan ukuran tersebut telah dipakai secara luas di Jawa
timur, Jawa Tengah, dan Sulawesi Selatan. Untuk
keperluan real estat dan proyek-proyek perumahan
lainnya.
Pemakaian bahan baku yang terpilih, mesin
produksi yang handal dan dioperasikan oleh tenaga
terampil yang terlatih serta system operasi dengan
pengendalian yang ketat menunjang pencapaian hasil
produksi yang bermutu.
-
23
Dibawah ini dalah struktur organisasi di plant Beton Masonry (Concrete Masonry.)
PLANT
BETON MANSORY
Bpk Sulkan
REGU PRODUKSI
Agus Iwan
PETUGAS PRODUKSI
Mesin QT 10 :
1. Beny - OS (Opr)
2. Yulianto Dwi P OS (Opr)
3. Faishol H. OS (Pallet)
4. A. Marjuki OS (Pallet)
5. M. Cholil OS (Pallet)
6. Samsul OS (Helper)
7. Abdul Hari S (Helper)
Opr. Forklip :
Slamet Bagio OS
Mesin SB (306 & 305) :
Heri
Oprt. W. Loader :
REGU PRODUKSI
PETUGAS
PEMELIHARAAN
1. Edy Purwanto OS
2. Warji OS
3. Acd. Mustakim - OS
PETUGAS PENJUALAN
1. Banjir Sugito
2. Suko Prayitno
3. Huda OS
4. Rivo a. - OS
REGU ADMINISTRASI &
PERGUDANGAN
Tomy
PETUGAS ADMINISTRASI
ADM Penjualan :
Triana Mey C. OS
Distribusi Penjualan :
Siti Maulidatus . - OS
PETUGAS PERGUDANGAN
Gudang Bahan Baku & Spart
Part :
1. Eko pujiantoro
2. Genot OS
Gudang Barang Jadi :
1. Kuncoro OS
2. Dimas anggoro P OS
PETUGAS ADM.
PIUTANG (ARO)
Wiwik Meriyasari - OS
Gambar 2.6 struktur organisasi plant Beton Masonry (Concrete Masonry)
-
24
2.4.4 Jasa Sewa Pusat
JSP (Jasa Sewa Pusat) merupakan salah
satu pelayanan pada PT. Varia Usaha Beton
yang bergerak dalam bidang pealayanan jasa.
Berbagai kegiatan usaha jasa dilaksanakan semata-
mata untuk mendukung usaha pokok.
Usaha jasa tersebut yaitu :
1. Concreat pump.
2. Carmix.
3. tiang pacang.
Produk yang disewakan menggunakan produk
sendiri maupun menggunakan vendor-vendor lain.
pada plant ini merupakan plant yang dikhususkan
oleh perusahan PT Varia Usaha Beton.
Pelanggan dari jasa sewa ini yaitu plant-plant
BSP (Beton Siap Pakai) pada cabang-cabang
diseluruh Indonesia diantaranya sebagai berikut:
BSP cabang Waru, BSP cabang Gersik, BSP cabang
Tuban, BSP cabang Jember, BSP EDUCITY, BSP
cabang Porong, BSP cabang Malang, BSP cabang
Solo, BSP cabang Pasuruan, BSP cabang Makasar,
BSP cabang Mataram.
-
25
Jasa Sewa
Peralatan (JSP)
Ketua Plant
Karu Administrasi & Pergudangan
Petugas Gudang
Iswahyudi
Abdul Munip
Supriadi
ARO Penjualan
Junaidi
Pelayanan
Pelanggan
Imam Djauhari
Karu Pemeliharaan
Kusnowo
Mekanik
1. Bambang Aji
2. Lukman Al Azizi
3. Imam Prayetno
Driver Concrete Pump
(CP)
1. Muhammad Isdianto
2. Moch. Socheh Dwiadi
3. Andi Budi S
Operator Concrete Pump
(CP)
1. Nur Khosim
2. Cuk Yuliadi
3. Hery Agus Herlambang
4. Ketut Rustamaji
Operator Carmix
1. Ainur Rochim
2. Totok Hariyanto
3. Slamet Riyanto
Helper Carmix
1. Deni Setiawan
2. Anis Nurhadi
3. Nur Hakim
Gambar 2.7 struktur organisasi plant Jasa sewa Pusat
-
26
2.5 Proses Produksi
Pada proses produksi pembuatan beton pracetak
berawal dari bahan baku:
- Besi
- Semen
- Pasir
- Fly ash
- Batu pecah
- Additive Retarded (memperlambat pengerasan)
- Additive Plasticizer (mempercepat pengerasan)
Tahap-tahap proses produksi pembuatan beton
pracetak adalah sebagai berikut :
1. Tahap persiapan material pembesian : yakni proses
fabrikasi untuk mempersiapkan material besi yang
akan dirakit untuk rangka.
Gambar 2.8 Material untuk pembesian
-
27
2. Tahap perakitan pembesian : selanjutnya besi-besi
yang sudah dipersiapkan dirakit pada lantai produksi
fabrikasi.
Gambar 2.9 Fabrikasi pembesian
3. Tahap perakitan moulding
Pada tahap ini pembuatan moulding (cetakan). Type
moulding berdasarkan pesanan.
Gambar 2.10 Pembuatan moulding
-
28
4. Tahap persiapan material beton segar
Tahap ini adalah mempersiapkan material beton yang
akan dicetak.
Gambar 2.11 Sampel material beton
5. Tahap pra pengecoran (QC)
Pada tahap pra pengecoran ini, beton di uji di
lab QC terlebih dahulu, sesuai dengan mutu yang di
inginkan oleh pelanggan. Misal, mutu K-175, K-225,
K-350,K-500 serta mutu lainnya, sesuai dengan
permintaan pelanggan.
Gambar 2.12 QC beton sebelum tahap pengecoran
-
29
Pada tahap ini beton yang di uji di cetak
menjadi silinder terlebih dahulu selanjutnya
direndam untuk menentukan umur beton sesuai
dengan permintaan pelanggan. Setelah benda uji di
rendam beberap hari, benda uji selanjutnya di uji
mutunya seperti pada gambar diatas.
Berikut tabel kekuatan minimal tes beton :
Gambar 2.13 Tabel kekuatan minimal tes beton
-
30
6. Tahap pengecoran
Yang terakhir adalah tahap pengecoran beton
pracetak. Beton segar yang sudah lolos tes uji
kekuatan pada lab QC, selanjutnya di cor pada
cetakan yang telah di persiapkan. Seperti pada
gambar di bawah ini.
Gambar 2.14 Proses pengecoran beton pracetak
-
31
Bab 3
Identifikasi Permasalahan
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Kerja praktek ini dilaksanakan di PT. Varia Usaha
Beton unit Gresik, selama 24 hari. Mulai dari tanggal 7
oktober sampai dengan 28 november. Mulai pukul 08.30-
16.00, setiap hari selasa, rabu dan jumat. Pada kerja
praktek ini ditempatkan pada plant beton pracetak (BPC)
unit gresik.
3.2 Objek Penelitian
Objek yang di ambil adalah pada area plant beton
pracetak di PT. Varia Usaha Beton Unit Gresik.
3.3 Tahap Identifikasi Permasalahan
PT. Varia Usaha Beton unit Gresik plant beton
pracetak merupakan perusahaan dibidang pengadaan
beton pracetak. Pangsa pasar pun sudah mencapai seluruh
Indonesia.. Hari pertama saat kerja praktek dilakukan
pengenalan perusahaan oleh pembimbing lapangan yakni
oleh Bpk Edy santoso. Gambaran kondisi plant BPC
adalah :
1. Kondisi ruang kantor yang hanya menggunakan satu
AC, dengan beberapa karyawan yang masih
mengeluhkan suhu ruangan yang masih panas.
-
32
2. Pekerjaan di lantai produksi mengeluarkan polusi dan
semen.
3. Jalanan masuk ke area plant berdebu karena banyak
polusi semen.
Pada proses produksi plant beton pracetak. Ada
beberapa tahap yakni :
1. Tahap persiapan material pembesian
2. Tahap perakitan pembesian
3. Tahap perakitan moulding
4. Tahap persiapan material beton segar
5. Tahap pra pengecoran (QC)
6. Tahap pengecoran
7. Tahap pengangkatan
Pada berbagai macam tahap proses pembuatan tersebut
ada berbagai macam kecelakaan kerja yang terjadi. Data
kecelakaan kerja dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.1 Data kecelakaan Kerja Bulan oktober dan November
(PT. Varia Usaha Beton Unit Gresik, Plant BPC)
No Jenis Kecelakaan Jumlah Penyebab
1 Pekerja tersengat listrik 2 kabel lecet, tidak memakai sepatu
2
Pekerja terkena pipa, jari kaki kanan
luka & kuku terlepas1 tidak memakai sepatu
3 Terpeleset dan terjatuh 1 kabel berserakan di lantai
4 Tangan sobek terkena lembaran besi 1 tidak memakai sarung tangan
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala K3 bpk.
M. Syaifudun, S.sos. Perusahaan akan mengalami kerugian
-
33
apabila terdapat pekerja yang mengalami kecelakaan. Berikut
adalah beberapa rincian biaya yang harus dikeluarkan oleh
perusahaan berdasarkan kategori kecelakaan kerja yang
terjadi.
Tabel 3.2 Rincian biaya kecelakaan
(PT. Varia Usaha Beton Unit Gresik, Plant BPC)
No Jenis kecelakaan Biaya
1 Berurusan dengan polisi Rp 5 Jt
2 Kecelakaan ringan (luar) Rp 10 jt
3 Pengobata karyawan hingga sembuh Rp 50 jt
4 Karyawan meninggal dunia Rp 100 jt
Dalam pembuatan beton banyak ditemukan beberapa
perilaku-perilaku tidak aman yang sering dilakukan oleh para
pekerja. Pada proses fabrikasi, dalam tahap ini ada beberapa
pekerjaan yang dilakukan oleh operator produksi dalam
melakukan proses fabrikasi pembesian.
Gambar 15.3 Proses fabrikasi plant beton pracetak
Pada gambar 15.3 adalah proses fabrikasi pembuatan
rangka besi. Beberapa operator mengerjakan tugasnya masing-
-
34
masing. Pada gambar di atas dapat terlihat bahwa operator
tidak menggunakan APD (Alat Pelindung Diri) lengkap.
Aktifitas operator yang tidak menggunakan APD ini dapat
dikategorikan dalam unsafe action yang berarti kegiatan yang
dapat mengakibatkan kecelakaan kerja.
Lingkungan fabrikasi yang terdapat pada plant beton
pracetak dapat terlihat pada gambar 7.3. Adanya peralatan
yang berserakan di lantai yang dapat menyebabkan operator
terpeleset dan terjatuh, yang mampu berakibat pada
kecelakaan kerja. Peletakkan tabung seperti gambar di atas
juga mampu melukai operator apabila tabung tersebut terjatuh.
Beberapa gejala tersebut merupakan unsafe condition.
Keadaan yang tidak aman (Unsafe Conditions) merupakan
sebuah kondisi dalam lingkungan kerja yang berpotensi untuk
meningkatkan resiko kecelakaan pada pekerja (Nitisemito.
2000).
Gambar 16.3 Proses pengelasan plant beton pracetak
Pada proses pengelasan gambar 16.3 dapat terlihat
bahwa terdapat perilaku karyawan yang tidak aman karena
-
35
pada saat pengelasan tidak memakai APD. Para pekerja tidak
menggunakan alat pelindung diri berupa helm, kacamata,
sepatu, dan sarung tangan. Kegiatan yang dilakukan operator
tersebut merupakan unsafe action yang dapat menimbulkan
kecelakaan kerja.
Pada plant produksi saat pencetakan tiang pancang dan
pengangkatan tiang pancang ada beberapa juga ditemukan
adanya operator yang tidak aman dalam hal pemakaian APD
(Alat Pelindung Diri). Didalam lingkungan plant beton
pracetak sering ditemukan adanya kondisi-kondisi lingkungan
yang kurang aman dalam melakukan pekerjaan. Seperti halnya
pada kondisi di bawah ini.
Gambar 17.3 Unsafe condition pada plant beton pracetak
Kondisi tersebut merupakan salah satu temuan dari
kondisi yang tidak aman bagi para pkerja yang dapat
-
36
mengakibatkan kecelakaan kerja. Adanya stop kontak yang
tergantung berserakan pada meja kerja operator dapat
membahayakan operator saat bekerja. Bahaya listrik yang
dapat menyengat operator saat bekerja karena peletakan stop
kontak yang tidak pada tempatnya.
PT. Varia usaha beton unit gresik selalu melakukan
audit K3 tiap semester. Pada tabel dibawah ini merupakan
temuan audit selama satu semester pertama pada tahun 2014.
Tabel 3.3 Data Audit semester 1 2014
(PT. Varia Usaha Beton Unit Gresik, Plant BPC)
No Sasaran Bobot Skor
1 Apakah Kebijakan K3 tertulis ? 6 6
2Apakah Identifikasi bahaya , penilain
resiko terdokumentasi?10 10
3Apakah Terdapat daftar peraturan K3
dan persyaratan K3 ?4 4
4 Apakah Terdapat program safety talk ? 6 6
5 Apakah Terdapat penilain K3? 6 2
6Apakah Terdapat sertifikat OHSAS
18001:2007?10 10
7Apakah Pengadaan APD
(helm,sepatu) dilakukan ?5 0
8Apakah sepatu safety digunakan saat
bekerja ?4 1
9Apakah helm digunakan pada area
produksi ?4 1
10Apakah pekerja pengelasan
dilengkapi dengan kaca mata ?4 0
11Apakah terdapat pekerjaan pada
ketinggian ?5 5
12Apakah pekerja memakai sabuk
pengaman ?5 4
13Apakah peralatan pekerja tertata rapi
?19 3
14Apakah dilakukan pemeriksaan APAR
?4 3
15Apakah terdapat rambu area wajib
APD ?8 5
100 60Total
-
37
Penilaian skor :
-
38
Bab 4
Usulan Metode Penyelesaian
4.1 Metode Usulan
Pada bab 3 telah dijalaskan bahwa permasalahan
yang terjadi pada PT. Varia Usaha Beton Unit Gresik adalah
banyaknya pekerja yang berperilaku kurang aman (unsafe
behavior). Dari permasalahan di atas dapat di usulkan metode
untuk menanggulangi permasalahan tersebut yang bersumber
dari beberapa literatur, seperti pada tabel 4.4.
-
39
Tabel 4.4 Penelitian-penelitian terdahulu
Penelitian Tahun Judul Metode pendekatan Hasil penelitian
Wignjosoebroto 2012Pendekatan perilaku manusia untuk mencegah kenaikan
tingkat kecelakaan kerja di industribehavior based saftey
Peningkatan perilaku aman pekerja dapat dilakukan dengan terintegrasinya
penerapan BBS dengan SMK3 dan stakeholders
Hanum 2012
Implementasi behavior based safety pada sistem manajemen
kesehatan dan keselamatan kerja guna meningkatkan safe
behavior pekerja (studi kasus : PT. DOK DAN
PERKAPALAN SURABAYA)
behavior based safteyPenerapan BBS selama 1 bulan dapat meningkatkan 10-20 persen perilaku aman
pekerja
Sutrisno 2013
Usaha peningkatan kesehatan dan keselamatan kerja pada PT.
Tirta Mahakam Resource. Tbk dengan intervensi ergonomi
total melalui penerapan metode behavior based safety
behavior based safteyPeningkatan safe behavior dengan rata-rata 4% didepartemen LVP dan flowring
setelah diterapkannya metode behavior based safety
Dzulfikar Aziz Fauzan 2011
Penerapan Risk Manajemen Dengan Metode Job Safety
Analysis Sebagai Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja Di
Area Coal Crushing Plant (CCP) PT. Marunda Graha Mineral
Laung Tuhup Site Kalimantan Tengah
Job Safety AnalysisPenerapan Job Safety Analysis sudah diterapkan tetapi masih ada potensi
bahaya yang belum dikendalikan serta pengendalian yang kurang efektif
Titi Syartini 2010
Penerapan SMK3 Dalam Upaya Pencegahan Kecelakaan
Kerja Pada PT. Indofood CBP Sukses Makmur Divisi Noodle
Cabang Semarang
SMK3Penerapan SMK3 dalam upaya pencegahan kecelakaan kerja terjadi penurunan
angka kecelakaan kerja pada bulan januari dan februari
-
40
4.1.1 Metode Job Safety Analysis
Menurut NOSA ( National Occupation Safety
Asosiation) (1999), Job Safety Analysis (JSA)
merupakan salah satu usaha dalam menganalisa tugas
dan prosedur yang ada di suatu industri. JSA
didefinisikan sabagai metode mempelajari pekerjaan
untuk mengidentifikasi bahaya dan potensi insiden yang
berhubungan dengan setiap langkah, mengembangkan
solusi yang dapat menghilangkan dan mengontrol
bahaya serta insiden.
Tujuan jangka panjang metode JSA adalah
diharapkan pekerja dapat berperan aktif dalam
pelaksanaan JSA, sehinggan dapat menanamkan
kepedulian pekerja terhadap kondisi lingkungan
kerjanya guna menciptakan kondisi lingkungan kerja
yang aman dan meminimalisasi kondisi tidak aman
(unsafe condition) dan perilaku tidak aman (unsafe
action).
Manfaat JSA jika digunakan dalam suatu
perusahaan :
a. Memperbaiki sikap/perilaku karyawan untuk
bekerja secara lebih efektif dan efisien.
b. Pemahaman perusahaan atau manajemen
terhadap tugas yang diemban oleh karyawan.
-
41
c. Meningkatkan pengetahuan prosedur bekerja
secara aman.
d. Mengurangi resiko pekerjaan dan
meningkatkan prosedur kerja.
Didalam melaksanakan metode JSA, terdapat
empat langkah yang harus dilakukan, yaitu :
a. Menentukan pekerjaan yang dianalisis
Langkah pertama adalah mengidentifikasi
pekerjaan yang kritis. Dalam menentukan
pekerjaan yang kritis didasarkan pada :
- Frekuensi kecelakaan
- Kecelakaan yang mengakibatkan luka
- Pekerjaan dengan potensi kerugian yang
tinggi
- Pekerjaan baru
b. Menguraikan pekerjaan menjdai langkah-
langkah dasar
Proses yang efektif dalam proses
penyusunan tahapan pekerjaan ini adalah
memasukkan semua tahapan kerja utama
yang kritis. Setelah melakukan observasi
dicek kembali dan disikusikan kepada kepala
departemen untuk keperluan evaluasi dan
mendapatkan persetujuan tentang apa yang
dilakukan dalam pembuatan JSA.
-
42
c. Mengidentifikasi bahaya pada masing-masing
pekerjaan
Pada tahap ini mengidentifikasikan
bahaya-bahaya yang bisa menyebabkan
cidera, kerusakan, atau kerugian
(kecelakaan). Apakah faktor manusia, atau
perlatan atau material.
d. Mengendalikan bahaya
Langkah terakhir dalam JSA adalah
mengembangkan prosedur kerja yang aman
untuk mencegah kejadian atau potensi
kecelakaan. Tindakan ini meliputi tindakan
perbaikan yang ditujukan kepada para
pekerja, mesin serta peralatan yang
digunakan.
.4.1.2 Metode Behavior Based Safety
Dari beberapa literatur pada tabel 4.4 diatas,
Masalah yang sering dijumpai di lapangan adalah
bagaimana meningkatkan safety behavior dari pekerja,
agar pekerja memiliki kesadaran terhadap lingkungan
sekitar dan diri sendiri. Industri perkapalan memiliki
resiko tinggi dalam proses produksi, sehingga setiap
pekerja diwajibkan menggunakan Alat Pelindung Diri
(APD) pada saat melakukan pekerjaannya, hal ini juga
-
43
yang berkaitan dengan behavior yang dimiliki oleh
pekerja tersebut, para pekerja melakukan unsafe
behavior dilatar belakangi rendahnya kesadaran
pekerja tersebut terhadap pemakaian Alat Pelindung
Diri (APD).
Dari beberapa penelitian terdahulu diatas
Behavior Based Safety merupakan suatu metodologi
pendekatan untuk meningkatkan keselamatan kerja yang
memfokuskan kepada perilaku pekerja yang dinilai
mempunyai andil besar terhadap timbulnya kecelakaan
kerja,selain itu juga diharapkan untuk mengintegrasikan
ilmu, kualitas, dan prinsip pengembang organisasi dan
manajemen keselamatan.
Dasar teori dari BBS adalah dari hasil penelitian
penyebab terjadinya kecelakaan, dapat disimpulkan
bahwa faktor manusia merupakan penyebab utama
terjadinya kecelakaan kerja. Hal ini terkait dengan
penelitian Heinrich yang menyatakan bahwa 88%
kecelakaan terjadi karena faktor manusia (unsafe act).
Tahap-tahap yang harus dilakukan pada metode
behavior based safety adalah sebagai berikut :
1. Tahap identifikasi
Pada tahap awal adalah identifikasi masalah.
Dilakukan dengan cara terjun ke lapangan dengan
-
44
wawancara langsung kepada pihak perusahaan dan
survey langsung ke lapangan.
2. Tahap pengumpulan data
Pada tahap ini dengan mengumpulkan data
kecelakaan kerja, wawancara langsung dengan pihak
perusahaan serta kuisioner. Kuisioner yang
dibutuhkan pada metode ini ada 2 jenis yaitu
kuisioner critical behavior checklist (CBC) dan
kuisioner rutinitas pekerja. Kuisioner CBC ada 2
yaitu sebelum tahap intervensi dan pasca tahap
intervensi.
Tabel 4.5 Critical Behavior Checklist
(Wignjosoebroto,2012)
safe At-risk safe At-risk
1Konsentrasi dalam
melakukan pekerjaan2 metode / cara kerja
3
peduli akan lingkungan
kerja
APD
4 Helm
5 sepatu safety
6 sarung tangan
7 masker
8 penutup telinga
Organik DPS SubkontraktorNo Target perilaku
Catatan Mengetahui
3. Tahap pengolahan data
Tahap ini adalah tahap paling penting. Setelah
kedua tahap dilakukan, maka tahapan selanjutnya
-
45
dilakukan pengolahan data dengan rist assessment
code.
Rist analysis merupakan suatu proses untuk
mengidentifikasi dan menganalisa resiko terjadinya
bahaya dalam suatu pekerjaan yang bertujuan untuk
mengetahui resiko apa saja yang bisa terjadi akibat
pekerjaan yang akan dilakukan pada suatu pekerjaan
dan bagaimana cara untuk mengurangi bahay
tersebut. Menurut Laksmiati,2008 dalam
hanum,2012.
Yang pertama yaitu penentuan objek yang
akan dijadikan pengamatan. Contoh hasil rist
analysis dengan RAC.
Tabel 4.6 Hasil risk analysis dengan RAC
(Hanum,2008)
Jenis Bahaya Potensi resiko bahaya RAC
Gangguan pada pendengaran 2 Mengancam
Gangguan pada pernafasan 2 Mengancam
Jatuh dari forklift 3 sedang
Gangguan pada pernafasan 3 sedang
Mudah terbakar 2 Mengancam
Bahaya Fisik
Kategori Bahaya
Bagian Mesin
-
46
Dengan keterangan tabel sebagai berikut :
Tabel 4.7 Keterangan Tabel Rist Analysis Code
(Hanum,2008)
RAC
1 Extream danger Mengancam
2 High danger Mengancam
3 Medium danger Sedang
4 Low danger Sedang
5 Very low danger Tidak perlu diperhatikan
Kategori
Setelah dilakukan analisa RAC, maka selanjutnya
adalah merekap hasil RAC. Tahap selanjutnya adalah
pengamatan dan menghitung safety performance index yang
didapat dari kuisioner CBC.
4. Tahap intervensi
Setelah dilakukan pengamatan dan semua
data-data pengamatan diolah, maka selanjutnya
dilakukan intervansi untuk memperbaiki perilaku
resiko yang ditemukan dari hasil pengamatan.
Intervensi yang dilakukan langsung kepada para
pekerja yaitu dengan menggunakan supportive
intervention karena intervensi ini ini lebih tidak akan
membuat pekerja terpaksa atau tertekan dalam tahap
pemberian intervensi itu sendiri. Intervensi ini
merupakan jenis intervensi yang memfokuskan pada
penerapan konsekuensi positif. Konsekuensi positif
dapat dilakukan dengan bentuk pemberian feedback
atau reward.
-
47
5. Tahap evaluasi intervensi
Tahap yang terakhir adalah tahap evaluasi
intervensi yang telah dilakukan terhadap perilaku
pekerja, apakah ada peningkatan terhadap safe
behavior pekerja. Hal ini bisa dilihat dari safety
performance index pekerja apakah terjadi
peningkatan safe behavior pekerja.
Kelebihan-kelebihan metode Behavior Based safety
adalah sebagai berikut :
- Menjalin dan meningkatkan komunikasi yang baik
antara atasan dan pekerja dalam hal pengelolaan
K3.
- Peningkatan pelaporan.
- Berbagi informasi akan bahaya yang ditemukan.
- Pekerja memiliki rasa memiliki yang besar akan
pengelolaan K3.
Metode behavior based safety ini merupakan metode
yang sesuai dengan permasalahan yang ada pada PT. Varia
Usaha Beton Unit Gresik. Salah satu program yang paling
banyak digunakan untuk memperbaiki perilaku pekerja adalah
metode behavior based safety. Metode ini mampu
memberikan peningkatan dini terhadap potensi bahaya
kecelakaan serta dapat mengukur perilaku aman dan tidak
aman di tempat kerja.
-
48
Dari riset yang dilakukan oleh banyak ahli behavior di
banyak negara memperlihatkan bahwa penerapan teknik-
teknik behavior based safety dapat mengurangi kecelakaan
kerja antara 40-75% dalam waktu dua sampai enam belas
bulan (Krause,2002). Oleh karena itu behavior based safety
merupakan pendekatan yang komprehensif apabila diterapkan.
-
49
5. Kesimpulan
Setelah dilakukan kerja praktek pada PT. Varia Usaha
Beton unit Gresik, plant beton pracetak. Dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
1. Berdasarkan identifikasi permasalahan pada saat kerja
praktek, permasalahan yang terdapat pada PT. Varia
Usaha Beton Unit Gresik adalah banyaknya pekerja yang
berperilaku tidak aman yang dapat menyebabkan
kecelakaan kerja.
2. Dari beberapa literatur penelitian terdahulu yang
mempunyai permasalahan yang hampir sama dengan
plant beton pracetak pada PT. Varia Usaha Beton unit
Gresik yakni metode behavior based safety untuk
meningkatkan perilaku pekerja yang tidak aman, karena
mampu memberikan peningkatan dini terhadap potensi
bahaya kecelakaan serta dapat mengukur perilaku aman
dan tidak aman di tempat kerja. Serta dari riset yang
dilakukan oleh banyak ahli behavior di banyak negara
memperlihatkan bahwa penerapan teknik-teknik behavior
based safety dapat mengurangi kecelakaan kerja antara
40-75% dalam waktu dua sampai enam belas bulan
(Krause,2002). Oleh karena itu behavior based safety
merupakan pendekatan yang komprehensif apabila
diterapkan pada PT. Varia Usaha Beton Unit Gresik plant
beton pracetak.
-
50
Daftar Pustaka
Dzulfikar Aziz Fauzan.2011. Penerapan Risk Manajemen
Dengan Metode Job Safety Analysis Sebagai Upaya
Pencegahan Kecelakaan Kerja Di Area Coal Crushing
Plant (CCP) PT. Marunda Graha Mineral Laung Tuhup
Site Kalimantan Tengah. Laporan Tugas Akhir.
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Hanum, N, L. dan Wignjosoebroto, S.2012.Implementasi
Behavior-Based Safety pada system Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Guna Meningkatkan
Safe Behavior Pekerja (Studi Kasus PT. Dok dan
Perkapalan Surabaya).Laporan tugas akhir.Institut
teknologi sepuluh November Surabaya.
Sutrisno A. 2013. Usaha peningkatan kesehatan dan
keselamatan kerja pada PT. Tirta Mahakam Resource.
Tbk dengan intervensi ergonomi total melalui penerapan
metode behavior based safety . Laporan Tugas Akhir.
Universitas Trunojoyo Madura.
Titi Syartini. 2010. Penerapan SMK3 Dalam Upaya
Pencegahan Kecelakaan Kerja Pada PT. Indofood CBP
Sukses Makmur Divisi Noodle Cabang Semarang.
Laporan Tugas Akhir. Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
-
51
Wignjosoebroto,Sritomo.2012.Pendekatan Perilaku Manusia
Untuk Mencegah Kenaikan Tingkat Kecelakaan Kerja
Di Industri. Institut Teknolgi Sepuluh Nopember.
-
52
LAMPIRAN
Gambar plant Beton Pracetak
Gambar material beton
-
53
Gambar cetakan tiang pancang
Gambar produk jadi tiang pancang
-
54
Gambar produk jadi Udit
Gambar produk silinder sebelum di uji kekuatan mutu
-
55
Gambar lab Quality Control