Pkl Yesi Verawati (110421100038)

68
i LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN DI PT. VARIA USAHA BETON UNIT GRESIK Disusun Oleh : Yesi Verawati 110421100038 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA 2014

description

tugas kuliah

Transcript of Pkl Yesi Verawati (110421100038)

  • i

    LAPORAN

    PRAKTEK KERJA LAPANGAN

    DI PT. VARIA USAHA BETON UNIT GRESIK

    Disusun Oleh :

    Yesi Verawati 110421100038

    JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

    FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS TRUNOJOYO

    MADURA

    2014

  • iv

    KATA PENGANTAR

    Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah

    Subhanahu Wa Taala yang telah memberikan segala rahmat

    dan hidayat-Nya, sehingga kami bisa menyelesaikan laporan

    Praktek Kerja Lapangan (PKL) dengan baik dan tepat waktu.

    Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi

    Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam.

    Praktek Kerja Lapangan tersebut merupakan suatu

    sarana untuk menumbuhkan wawasan dan mengasah

    ketrampilan yang berkenaan dengan mata kuliah yang

    diperoleh pada perkuliahan, serta menunjukkan realita,

    kondisi, dan situasi dunia kerja kepada mahasiswa, sehingga

    dapat dijadikan bekal bagi mahasiswa untuk berkiprah didalam

    dunia kerja di masa depan sesuai dengan bidang yang diambil

    dan ditekuni.

    Praktek Kerja Lapangan merupakan salah satu mata

    kuliah wajib yang berbobot 2 SKS dan juga merupakan syarat

    akademis dalam menyelesaikan pendidikan Strata 1 di

    Fakultas Teknik Program Studi Teknin Industri Universitas

    Trunojoyo Madura.

    Laporan ini secara garis besar menjelaskan tentang

    permasalahan yang terjadi pada PT. Varia Usaha Beton Unit

    Gresik pada plann beton Pracetak dengan metode usulan

    Behavior Based safety.

  • v

    Dengan selesainya laporan ini penulis menyampaikan

    ucapan terima kasih yang sebesar-besarmya kepada :

    1. Allah SWT, atas berkat rahmat dan hidayah dan karunia-

    Nya. Dan juga Nabi Muhammad SAW. Sehingga penulis

    mampu menyelesaikan laporan Praktek Kerja Lapangan ini.

    2. Kedua orang tua yaitu, Bpk Supriyono dan Ibu Supardiyah,

    serta adik Yeti Rahayu Vidyawati, yang selalu mendoakan

    serta memberikan semangat tiada henti sehingga laporan

    Praktek Kerja ini selasai.

    3. Alm. Abah Tari Asmoro dan Umi Sriani, yang telah

    membantu selama kuliah.

    4. Bapak Samsul Amar, ST., MSc. Selaku ketua program

    studi teknik industri Universitas Trunojoyo Madura.

    5. Ibu Fitri Agustina ST., MT selaku sekretaris prodi

    sekaligus dosen pembimbing, yang telah membimbing

    selama Praktek Kerja Lapangan berlangsung sampai

    penyelesaian laporan

    6. Bapak Edy Susanto sebagai pembimbing lapangan yang

    telah banyak meluangkan waktu, pikiran dan tenaga untuk

    mendampingi kami selama Praktek Kerja Lapangan

    berlangsung.

    7. Karyawan serta staff PT. Varia Usaha Beton Unit

    Gresikyang telah banyak membantu selama pelaksanaan

    Praktek Kerja Lapangan.

  • vi

    8. Bapak Sabarudin Akhmad, ST., MT yang telah

    meluangkan waktunya untuk menguji dan memberikan

    buah pikir ddemi kesempurnaan laporan Praktek Kerja

    Lapangan.

    9. Bapak dan ibu dosen serta segenap staff dan karyawan

    program studi Teknik Industri Universitas Trunojoyo

    Madura.

    10. Sahabatku Haniyatul Lailiyah, Sri Indah Fitriyah, serta RA.

    Wahyu Iswantoro yang telah memberikan semangat,

    bantuan serta mengiringi perjalananku.

    11. Teman-teman kosan green house, Oky, Maya, Fita, Novi,

    Putri, Fairus, Ova, yang selalu bikin hal-hal konyol.

    12. Penghuni KB 11 yang super duper aneh.

    13. Teman-teman Teknik industri angkatan 2011 semuanya

    yang tak bisa disebutkan semuanya.

    14. Keluarga besar SOKET, BEM-FT 14.

    15. Keluarga KKN kelompok 21 desa Kompol, yang sangat

    peduli dan tak bisa dilupakan.

    16. Masku Irvan Satria Fachrudi, serta brotherhood

    Mayangkara, mas maput, adek fajar, mas heri, mas ipul,

    mas dipa, om salamun, om epeng, mas obin, mbak rika,

    mas ndando,mang udin, mas catur, yang memberikan sejuta

    pengalaman dengan alam liarnya.

    17. Mas Ferry Herlambang yang selalu menyemangati sampai

    detik ini.

  • vii

    Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam

    penulisan laporan Praktek Kerja Lapangan, oleh karena itu

    saran dan kritik dari semua pihak sangat penulis harapkan.

    Semoga laporan Praktek Kerja Lapangan ini bermanfaat.

    Semoga Allah selalu memberikan rahmat dan hidayah-Nya

    serta perlindungan-Nya kepada kita Amin.

    Wasssalamualaikum wr.wb.

    Bangkalan, 29 Desember 2014

    Penulis

  • viii

    DAFTAR ISI

    Halaman Judul .......................................................................... i

    Lembar persetujuan ................................................................. ii

    Lembar pengesahan ................................................................ iii

    Kata Pengantar ....................................................................... iv

    Daftar Isi................................................................................ vii

    Daftar Tabel ........................................................................... ix

    Daftar Gambar ..........................................................................x

    BAB I PENDAHULUAN .......................................................1

    1.1 Latar Belakang .................................................................1

    1.2 Tujuan Penelitian .............................................................2

    1.3 Manfaat penelitian ...........................................................2

    BAB II GAMBARAN PERUSAHAAN ................................4

    2.1 Profil Perusahaan .............................................................4

    2.2 Sejarah Perusahaan ..........................................................5

    2.3 Struktur Organisasi ..........................................................8

    2.4 Bisnis usaha ...................................................................16

    2.4.1 Beton Siap Pakai (Ready Mix Concrete) ..................17

    2.4.2 Beton Pracetak (Precast Concrete) ..........................20

    2.4.3 Beton Masonry (Concrete Masonry) .......................22

    2.4.4 Jasa Sewa Pusat ........................................................24

    2.5 Proses Produksi ..............................................................26

    BAB III IDENTIFIKASI MASALAH ................................31

    3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian .........................................31

  • ix

    3.2 Objek Penelitian ............................................................31

    3.3 Objek Penelitian ............................................................31

    BAB IV USULAN METODE PENYELESAIAN ..............38

    4.1 Metode Usulan ...............................................................38

    4.4.1 Metode Job Safety Analysis ................................40

    4.4.2 Metode Behavior Based Safety ...........................42

    5 Kesimpulan .......................................................................49

    Daftar pustaka ......................................................................50

    Lampiran ..............................................................................52

  • x

    DAFTAR TABEL

    Tabel 3.1 Data kecelakaan Kerja Bulan oktober dan

    November ..........................................................32

    Tabel 3.2 Rincian biaya kecelakaan .......................................33

    Tabel 3.3 Data Audit semester 1 2014. ..................................36

    Tabel 4.4 Penelitian-penelitian terdahulu ...............................34

    Tabel 4.5 Critical Behavior Checklist ....................................44

    Tabel 4.6 Hasil risk analysis dengan RAC .............................45

    Tabel 4.7 Keterangan Tabel Rist Analysis Code..46

  • xi

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1 PT. Varia Usaha Beton Unit Gresik .....................4

    Gambar 2.2 Struktur Organisasi PT. Varia Usaha Beton .......10

    Gambar 2.3 Bagan Bidang Usaha PT. Varia Usaha Beton ....16

    Gambar 2.4 Struktur Organisasi Plant Beton Siap Pakai .......18

    Gambar 2.5 Struktur Organisasi Plant Beton Pra Cetak ........21

    Gambar 2.6 Struktur Organisasi Plant Beton Masonry .........23

    Gambar 2.7 Struktur Organisasi Plant Jasa Sewa Pusat ........25

    Gambar 2.8 Material untuk pembesian ..................................26

    Gambar 2.9 Fabrikasi pembesian ...........................................27

    Gambar 2.10 Pembuatan Moulding .......................................27

    Gambar 2.11Sampel Material Beton ......................................28

    Gambar 2.12 QC Beton sebelum tahap pengecoran ...............28

    Gambar 2.13 Tabel Kekuatan Minimal Tes Beton .................29

    Gambar 2.14 Proses Pengecoran Beton Pracetak ...................30

    Gambar 2.15 Proses fabrikasi plant beton pracetak ..............33

    Gambar 2.16 Proses pengelasan plant beton pracetak ............34

    Gambar 2.17 Unsafe condition pada plant beton pracetak...35

  • 1

    Bab 1

    Pendahuluan

    1.1 Latar Belakang

    Praktik Kerja Lapangan (PKL) merupakan salah

    satu mata kuliah wajib yang harus ditempuh oleh

    mahasiswa Program Sarjana Fakultas Teknik Universitas

    Trunojoyo Madura. Praktik kerja lapangan ini

    memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk

    magang atau praktek kerja di instansi pemerintah maupun

    swasta sesuai dengan program studi masing-masing.

    Praktek kerja lapangan digunakan untuk

    pemantapan dan penguasaan teori perkuliahan. Dari

    proses tersebut, diharapkan mahasiswa mampu

    mempraktikkan secara langsung ilmu yang telah ia

    dapatkan dalam dunia kerja yang sebenarnya. Selain itu

    mahasiswa diharapkan mampu mengidentifikasi masalah

    serta memberikan usulan yang terbaik untuk instansi

    tersebut.

    PT. Varia usaha Beton unit Gresik merupakan

    salah satu perusahaan manufaktur yang sesuai untuk

    melaksanakan praktek kerja lapangan. Pada PT. Varia

    Usaha Beton unit Gresik memproduksi berbagai macam

    produksi beton. Selama proses praktek kerja lapangan

    berlangsung berbagai kegiatan hingga yang dilakukan di

  • 2

    PT. Varia usaha beton, dapat dipelajari oleh mahasiswa

    sehingga mahasiswa mampu mengimplementasikan ilmu

    yang telah didapatkan saat dibangku perkuliahan.Pada

    proses kegiatan praktek kerja lapangan, penulis di

    tempatkan di plant beton pracetak, untuk mengidentifikasi

    permasalahan yang terdapat di plant tersebut serta

    memberikan usulan untuk permasalahan yang terjadi.

    Selanjutnya kegiatan kerja praktik tersebut dipertanggung

    jawabkan dalam bentuk laporan kerja praktik.

    1.2 Tujuan

    Penelitian ini bertujuan untuk :

    1. Melakukan identifikasi permasalahan yang ada di PT.

    Varia Usaha Beton Unit Gresik

    2. Memberikan metode usulan terhadap permasalahan

    yang terjadi pada PT. Varia Usaha Beton Unit Gresik.

    1.3 Manfaat

    Manfaat yang akan didapatkan di antaranya di bawah ini :

    1. Bagi peneliti

    a. Dapat memberikan wawasan tentang dunia kerja

    secara nyata.

    b. Dapat memberikan pengetahuan yang lebih tentag

    pengaplikasian ilmu yang didapatkan.

  • 3

    2. Bagi Akademis

    a. Untuk menambah kepustakaan tentang laporan

    kerja praktek lapangan.

    b. Untuk memberikan kesempatan bagi mahasiswa

    agar mengaplikasikan ilmu yang telah didapatkan

    selama perkuliahan.

    3. Bagi perusahaan

    Sebagai masukan dan tambahan tentang

    permasalahan yang terjadi serta pertimbangan bagi

    perusahaan untuk menentukan langkah-langkah dari

    metode usulan yang telah di usulkan.

  • 4

    Bab 2

    Gambaran Perusahaan

    2.1 Profil perusahaan

    Gambar 2.1 PT. Varia Usaha Beton Unit Gresik

    Nama : PT. Varia Usaha Beton, unit Gresik

    Alamat : Jl Raya Mayjend Sungkono, Desa

    Segoromadu, Gresik.

    Tahun berdiri : 1997

    Sektor / jenis usaha : Beton siap pakai, beton pracetak,

    beton

    masonry, tiang pancang, girder,

    beam, slab, sleeper dan lain-lain

    Visi : Menjadi perusahaan beton dan

    aggregates

  • 5

    pilihan utama pelanggan di pasar

    nasional terpilih pada tahun 2015.

    Misi :

    1. Memproduksi dan menjual

    beton dan aggregates yang

    memenuhi persyaratan

    pelanggan (tepat mutu, tepat

    waktu dan tepat jumlah).

    2. Menghasilkan laba yang

    mampu mendukung

    pertumbuhan perusahaan

    secara berkelanjutan dan

    kesejahteraan seluruh

    pemangku kepentingan.

    3. Menjalankan proses bisnis yang

    prima dengan didukung oleh

    karyawan yang profesional,

    sesuai dengan perundangan dan

    peraturan yang berlaku.

    2.2 Sejarah perusahaan

    PT Varia Usaha Beton merupakan perusahaan

    manufaktur yang bergerak dalam bidang pengadaan beton

    dan bangunan.Berdiri pada tanggal 1 November 1978.

    Pada awalnya merupakan Unit Usaha Samping PT Semen

  • 6

    Gresik (Persero)yang meliputi beberapa unit usaha sebagai

    berikut :

    1. Unit Usaha Beton Siap Pakai (Remicon)

    2. Unit Usaha Tegel dan Beton Ringan

    3. Unit Usaha Pemecah Batu

    Pada tanggal 1 Agustus 1989, PT Semen Gresik

    (Persero) menyerahkan Unit Usaha samping tersebut

    kepada salah satu anak perusahaan yaitu PT Varia Usaha,

    untuk dikelola dan dikembangkan.

    Pada 3 Mei 1991, PT Varia Usaha memisahkan

    Unit Beton Siap Pakai (Remicon) dan Unit Tegel menjadi

    perusahaan yang berdiri sendiri yaitu PT VariaUsaha Beton

    berdasarkan Akte Notaris Suyati Subadi, SH, Nomor

    18/1991.

    PT Varia Usaha Beton mulai beroperasi pada 1

    Juni 1991 sesuai dengankeputusan Rapat Umum Pemegang

    saham (RUPS) tanggal 31 Mei 1991. Pada tahun1992, PT

    Varia Usaha menyerahkan pengelolaan Unit Usaha Batu

    (Crushed Stones)yang berlokasi di Pandaan untuk dikelola

    oleh PT .Varia Usaha Beton. Unit usaha ini mempunyai

    peranan yang sangat penting bagi perusahaan karena

    sebagian besar produktivitas perusahaan ini menggunakan

    batu pecah. Tujuan jangka panjang perusahaan diantaranya

    melakukan perluasan untuk memenuhi kebutuhan

    konsumen.

  • 7

    Dalam usaha untuk meningkatkan produktivitas

    perusahaan, maka pada September 1994. PT Varia Usaha

    Beton melakukan perluasan usaha pertama pabrik Beton

    Ringan (Concrete Masonry) yang berlokasi di Ujung

    Pandang. Kemudian pada November 1994, dilakukan

    perluasan pabrik Beton Siap Pakai yang berlokasi di

    Semarang. Pada April 1995. PT Varia Usaha Beton mulai

    mengembangkan berbagai kegiatan Usaha Jasa (Services),

    yang bertujuan untuk mendukung usaha pokok, yang

    meliputi pengoperasian pengelolaan Gudang Semen di

    Semarang, dan produksi TiangPancang Beton di Semarang

    serta ditunjuk sebagai agen produk Thermalite Block di

    Indonesia.

    Pada tahun 1997, PT Varia Usaha Beton

    memperoleh Sertifikat Sistem Mutu ISO 9002 dari Lloyds

    Register Quality Assurance (LRQA), sehingga memperkuat

    kedudukan PT Varia Usaha Beton sebagai salah satu

    penghasil beton siap pakai terkemuka di Indonesia. Pada

    tahun ini pula perusahaan membuka unit usaha baru, yaitu

    unit usaha beton pracetak yang meliputi tiang pancang,

    girder, beam, slab, sleeper, tetrapod, dll di Gresik, Jawa

    Timur.

    Pada tahun 2003 PT. Varia Usaha Beton unit

    Gresik mengadakan perluasan pabrik beton siap pakai di

    Semarang. Seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang

  • 8

    cukup tinggi dan pesatnya perkembangan sektor

    konstruksi, khususnya pembangunan infrastuktur dan

    properti, PT Varia Usaha Beton memperluas pabrik beton

    siap pakai di Mataram, Nusa Tenggara Barat pada tahun

    2007.

    Pengembangan usaha terus dilakukan oleh PT.

    Varia Usaha Beton. Pada tahun 2011 PT. Varia Usaha

    Beton memperluas unit beton siap pakai di Kudus, Jawa

    Tengah. Serta tahun 2012 melakukan pengembangan juga

    di Bali.

    2.3 Struktur organisasi

    Struktur organisasi merupakan alat terpenting bagi

    perusahaan dalam mencapai tujuannya, dengan adanya

    struktur organisasi yang jelas, maka dapat menggambarkan

    kedudukan atau bagian yang dilibatkan dalam operasi

    perusahaan. Dengan dibuatnya struktur organisasi yang

    baik oleh perusahaan, maka akan ada pemisahan bagian,

    tanggung jawab, dan wewenang masing-masing bagian

    yang jelas dengan tujuan agar tidak menimbulkan

    penumpukan perkerjaan atau tugas.

    Struktur organisasi PT Varia Usaha Beton

    menerapkan struktur organisasi yang berbentuk garis

    (lineorganization) yakni pola hubungan kerja dan tanggung

    jawab dari pimpinan sampai pada satuan-satuan terbawah.

    Hal ini karena secara umum terdapat pengendalian yang

  • 9

    terencana dan menyeluruh atas semua aktivitas serta berada

    di bawah pengawasan pimpinan. Alur wewenang dan

    tanggung jawab tersebut untuk menjamin kelancaran

    aktivitas yang dilakukan.

    .

  • 10

    Dibawah ini adalah susunan struktur organisasi PT. Varia Usaha beton.

    Direktur Utama

    Direktur Operasi Direktur Keuangan

    Kredit &

    Penagihan

    Akuntansi

    &

    keuangan

    Pengadaaan

    &

    Pergudangan

    SDM &

    Umum

    Sisman &

    Sisfo

    Audit

    Intern

    Jaminan

    Mutu &

    Inovasi

    Pemasaran

    Non Beton

    Siap Pakai

    Pemasaran

    Beton Siap

    Pakai

    Pemeliharaan

    Ka. Plant Jasa

    Sewa Produksi

    Ka. Plant Beton

    PraCetak

    Ka. Plant

    Beton MasonryKa. Plant beton

    Siap Pakai

    Ka. Plant

    Bahan Galian

    Gambar 2.2 Struktur organisasi PT. Varia Usaha Beton

  • 11

    Adapun tugas dan wewenang dari masing-masing bagian

    adalah sebagai berikut :

    1.Direktur

    a. Memimpin perusahaan, mengelola dan mengkoordinir

    setiap organ yangada di perusahaan dan seluruh

    kegiatan yang ada dibawahnya.

    b. Menetapkan tujuan dan sasaran perusahaan yang hendak

    dicapai besertakebijakan umumnya.

    c. Merencanakan dan menyusun rencana kerja dan

    pelaksanaannya

    d. Memberi keputusan dan peraturan-peraturan dalam

    perusahaan.

    e. Memilih bawahan yang sesuai dengan kebutuhan yang

    ada dalamperusahaan.

    f. Perusahaan baik internal maupun eksternal.

    2. Kepala Bagian Sumber Daya Manusia dan Umum

    a. Melakukan penerimaan karyawan baru dengan

    mengadakan seleksi calokaryawan terlebih dahulu.

    b. Mengadakan pelatihan (training) dan diklat kepada

    karyawan.

    c. Bertanggungjawab atas penegakkan peraturan dalam

    perusahaan.

    3. Kepala Bagian Keuangan dan Akuntansi

    a. Membuat rencana anggaran penerimaan dan

    pengeluaran kas.

  • 12

    b. Memonitor dan mengevaluasi mengenai penerimaan

    dan pengeluaran kas.

    c. Memberikan argumentasi kepada Direksi mengenai

    posisi laporankeuangan yang telah dibuat.

    d. Merencanakan kegiatan keuangan dan akuntansi.

    e. Mengorganisasikan dan mengkoordinasikan seluruh

    sumber daya yangada untuk menjamin kelancaran

    kegiatan akuntansi dan keuangan.

    f. Mengarahkan dan mengendalikan seluruh kegiatan

    akuntansi dan keuangan.

    4. Kepala Bagian Pergudangan dan Pengadaan

    a. Merencanakan kegiatan pengadaan dan pergudangan.

    b. Mengorganisasikan dan mengkoordinasikan seluruh

    sumber daya yangada untuk menjamin kelancaran

    kegiatan pengadaan dan pergudangan.

    c. Menetapkan dan mengevaluasi supplier terseleksi,

    memastikan kelengkapan operasi dan menjamin

    tersedianya stok material yang amandan tepat serta

    menjamin prosedur penanganannya.

    d. Mengevaluasi dan melaporkan seluruh kegiatan

    pengadaan danpergudangan.

    5.Kepala Bagian Sistem Informasi dan ISO

    a. Menyusun rencana kerja dan pengembangan sistem

    serta pengendaliannya.

  • 13

    b. Melaksanakan koordinasi dalam penyelesaian setiap

    kegiatan sistemperusahaan.

    c. Menyusun sistem evaluasi laporan perusahaan.

    d. Melaksanakan tugas-tugas sesuai dengan penugasan

    Direksi

    e. Merencanakan kegiatan pengembangan program

    komputerisasi danpemeliharaannya.

    f. Mengorganisasikan dan mengkoordinasikan seluruh

    sumber daya yangada untuk menjamin kelancaran

    kegiatan komputerisasi.

    6.Kepala Bagian Jaminan Mutu dan Penelitian Pengembangan

    a. Melaksanakan kegiatan pengendalian seluruh proses

    produksi yang meliputi:

    1. Pengendalian mutu seluruh produksi termasuk

    persiapan bahan bakudan pengadaan bahan

    ( proportioning mixing, including, curring)sesuai

    hasil penelitian dan percobaan di laboratorium

    intern.

    2. Monitoring dan melaksanakan pengujian yang

    berhubungan dalam proses dan produk jadi.

    b. Melaksanakan penelitian dan pengembangan produk

    yang meliputi:

    1. Meneliti keunggulan dan kelemahan produk-produk

    pesaing agarproduk yang dihasilkan perusahaan

    dapat bersaing di pasaran.

  • 14

    2. Melaksanakan pengembangan-pengembanagn

    terhadap produk-produk yang dihasilkan perusahaan

    agar memiliki keunggulan-keunggulansecara tepat

    dalam menghadapi produk pesaing.

    7. Kepala Bagian Pemeliharaan1).

    a. Mengkoordinir, merencanakan, mengarahkan dan

    mengawasi kegiatanpemeliharaan alat produksi.

    b. Merencanakan dan mengatur jadwal pemeliharaan alat

    produksi agarselalu tetap dan beroperasi secara

    maksimal.

    c. Menyusun rencana kerja anggaran perusahaan untuk

    bidang pemeliharaan.

    d. Mengevaluasi dan membuat laporan kegiatan

    pemeliharaan.

    8.Kepala Bagian Pemasaran

    a. Membuat kebijakan di bagian pemasaran untuk masa mendatang.

    b. Membuat laporan penjualan pada periode tertentu.

    c. Melakukan evaluasi terhadap keberhasilan pemasaran dalam

    periode tertentu.

    9. Satuan Pengawas Intern

    a. Memberikan masukan kepada Direktur dalam membuat suatu

    kebijakanyang akan ditetapkan.

    b. Mengadakan evaluasi sistem yang telah berlaku dalam perusahaan.

    c. Melakukan pengembangan sistem terhadap sistem yang lama

    biladiperlukan.

  • 15

    d. Merencanakan kegiatan pengawasan intern.

    e. Mengarahkan dan mengendalikan seluruh kegiatan-kegiatan

    pengawasanintern.

    f. Mengkoordinasikan dan mengkombinasikan seluruh sumber daya

    yangada untuk menjamin kelancaran kegiatan intern.

  • 16

    2.4 Bisnis Usaha

    PT. Varia Usaha Beton memiliki beberapa bidang usaha, yaitu sebagai berikut :

    UTAMA

    USAHA

    PENUNJANG

    Industri Bahan

    Bangunan

    Berbasis Semen

    Industri

    pertambangan

    Jasa Sewa

    Jasa kontruksi

    Produk beton

    Beton

    Masonry

    Beton Siap Pakai

    Beton PraCetak

    Genteng Beton

    Paving

    Batako

    Dll

    Pasir

    Batu Pecah

    Gambar 2.3 Bagan bisnis usaha PT. Varia Usaha Beton

  • 17

    2.4.1 Beton Siap Pakai

    Perusahaan memiliki pengalaman yang cukup

    banyak dibidang penyediaan beton siap pakai, antara

    lain dalam pembangunan pabrik, gedung bertingkat

    maupun infrastruktur seperti jalan, pelabuhan yang

    memerlukan kontinuitas suplai dan stabilitas mutu.

    Perusahaan juga ditunjang dengan peralatan

    batching plant (system basah/kering), truck mixer,

    pompa beton, semen tengker, carmix serta peralatan

    pendukung lainnya, dengan jaminan pasokan bahan

    baku seperti pasir, batu pecah, dna semen yang

    kontinyu dan cepat.

    Sebagian besar batching plant dilengkapi

    dengan system computer dan truck mixer yang prima

    untuk menjamin pengiriman beton yang tepat waktu.

    Berikut dibawah ini merupakan struktur

    organisasi di bagian plant BSP Gresik di PT. Varia

    Usaha Beton.

  • 18

    KA. PLANT BSP Gresik

    Regu

    Operasi

    Regu

    Jaminan

    Mutu

    Penjualan dan

    Penagihan

    Regu Adm. &

    Pergudangan

    ProduksiJaminan

    MutuAdministrasi Pergudangan

    Regu

    Pemeliharaan

    Pemeliharaan ARO

    Gambar 2.4 struktur organisasi plant Beton Siap Pakai (Ready Mix Concrete)

  • 19

    Ka. Plant BSP Gresik : Asrun

    Ka. Produksi : Djoko Budi Santoso

    Penempatan posisi kerja pada divisi produksi dibagi

    menjadi 3 bagian yaitu:

    1. Bagian batching plant:

    Wawan, Khabib, Joko, Wiwik, M. Syukur

    2. Opr. W. Loader: Rokman Munir, Mosulik, M.Syukur

    3. Opr. Truck Mixer: Kastolik, Sukarman, Subandi, Witoro,

    Kustadji, Sukarno, Sutikno, M. Imron, Slamet S.,

    Kamehan, Buang, M. Basori, Sugianto, Agus I., Suroso,

    Suwandi, Devin DK, Samsul Huda, Deni A., Waras, M.

    Riza, Adi Wiyono.

    Ka. Jaminan mutu : Ali Imron

    Penempatan posisi kerja pada divisi jaminan mutu

    dibagi menjadi 2 bagian yaitu:

    1. Jaminan mutu

    Nurlan, Mukairi, Taufik, Afresa, Rozaki, Abdul

    Malik

    2. Driver pool: nur sokib

    Penjualan dan penagihan: M. Saichul Hadi, Nanang

    Murdianto, Karya Hindartono

    Ka. ADM dan pergudangan: Dedy Setiawan

  • 20

    Pada regu ini terdiri dari 2 divisi yaitu administrasi dan

    pergudangan:

    1. Administrasi

    Penempatan posisi kerja pada bagian administrasi dibagi

    menjadi 2 bagian yaitu:

    a. Administrasi: Rachmatiyah

    b. Timbangan: Amroni Taufan

    2. Pergudangan

    Abd. Ghofar, suliswanto

    Ka. Pemeliharaan : Khoirul kumar

    Anggota: Suhartoyo, Arif Wahyudi, Ach. Basuki, Indra

    ARO: Madya Irwansyah

    2.4.2 Beton pracetak

    Pengembangan usaha beton pracetak

    dilakukan di Gresik, Jawa Timur dengan menempati

    areal seluas 8 ha. Perusahaan mempunyai fasilitas

    produksi tiang pancang, sheet pile, slab, girder,

    bantalan rel kereta api, box, culvert, dll.

    Produksi dimulai pada bulan Juli 1997 dan

    secara bertahap akan terus ditingkatkan kapasitasnya

    sejalan dengan perkembangan pasar.

    Proses produksi yang didukung dengan bahan

    baku yang terpilih, tenaga yang sudah

    berpengalaman dan

  • 21

    laboratorium group yang lengkap telah siap mendukung kebutuhan proyek-proyek.

    Berikut merupakan struktur organisasi dari plant Beton Pracetak (Precast Concrete).

    Ka. Plant

    AN AGUS SUBIANTORO

    DIYAT EKO

    ARORegu Eng./JMI &

    PPIC

    -AHMAD ZAINURI

    -KHARISMA

    QC

    - BAMBANG RJ

    - EDY PURWANTO

    Regu

    Pemeliharaan

    ALI ABBAS

    Regu adm &

    Gudang

    KHOIRON

    Regu

    Produksi

    EDY SANTOSO

    Ptg.

    Pemeliharaan

    Gd. Material &

    Sparepart

    Gd. Barang Jadi

    Pengawas TP

    AGUS SURONO ROBY SATRIA

    FITRAWAN

    SAMSUL ARIFIN

    Pengawas PC Pengawas Fab.

    SAMSUL ARIFIN RONNY AJI

    Pemasaran

    SLAMET BAGIO

    Driver Poll

    AWI KUSWANTO

    Driver Truck

    KARSIPAN

    Driver Alat

    - M. AROFIQ

    - DEVI DWI

    Gambar 2.5 struktur organisasi plant Beton Pracetak (Precast Concret)

  • 22

    2.4.3 Beton Masonry

    Produk beton ringan yang dihasilkan yaitu :

    - Genteng

    - Paving

    - Batako

    - Dll

    Produk-produk yang terdiri dari berbagai jenis

    dan ukuran tersebut telah dipakai secara luas di Jawa

    timur, Jawa Tengah, dan Sulawesi Selatan. Untuk

    keperluan real estat dan proyek-proyek perumahan

    lainnya.

    Pemakaian bahan baku yang terpilih, mesin

    produksi yang handal dan dioperasikan oleh tenaga

    terampil yang terlatih serta system operasi dengan

    pengendalian yang ketat menunjang pencapaian hasil

    produksi yang bermutu.

  • 23

    Dibawah ini dalah struktur organisasi di plant Beton Masonry (Concrete Masonry.)

    PLANT

    BETON MANSORY

    Bpk Sulkan

    REGU PRODUKSI

    Agus Iwan

    PETUGAS PRODUKSI

    Mesin QT 10 :

    1. Beny - OS (Opr)

    2. Yulianto Dwi P OS (Opr)

    3. Faishol H. OS (Pallet)

    4. A. Marjuki OS (Pallet)

    5. M. Cholil OS (Pallet)

    6. Samsul OS (Helper)

    7. Abdul Hari S (Helper)

    Opr. Forklip :

    Slamet Bagio OS

    Mesin SB (306 & 305) :

    Heri

    Oprt. W. Loader :

    REGU PRODUKSI

    PETUGAS

    PEMELIHARAAN

    1. Edy Purwanto OS

    2. Warji OS

    3. Acd. Mustakim - OS

    PETUGAS PENJUALAN

    1. Banjir Sugito

    2. Suko Prayitno

    3. Huda OS

    4. Rivo a. - OS

    REGU ADMINISTRASI &

    PERGUDANGAN

    Tomy

    PETUGAS ADMINISTRASI

    ADM Penjualan :

    Triana Mey C. OS

    Distribusi Penjualan :

    Siti Maulidatus . - OS

    PETUGAS PERGUDANGAN

    Gudang Bahan Baku & Spart

    Part :

    1. Eko pujiantoro

    2. Genot OS

    Gudang Barang Jadi :

    1. Kuncoro OS

    2. Dimas anggoro P OS

    PETUGAS ADM.

    PIUTANG (ARO)

    Wiwik Meriyasari - OS

    Gambar 2.6 struktur organisasi plant Beton Masonry (Concrete Masonry)

  • 24

    2.4.4 Jasa Sewa Pusat

    JSP (Jasa Sewa Pusat) merupakan salah

    satu pelayanan pada PT. Varia Usaha Beton

    yang bergerak dalam bidang pealayanan jasa.

    Berbagai kegiatan usaha jasa dilaksanakan semata-

    mata untuk mendukung usaha pokok.

    Usaha jasa tersebut yaitu :

    1. Concreat pump.

    2. Carmix.

    3. tiang pacang.

    Produk yang disewakan menggunakan produk

    sendiri maupun menggunakan vendor-vendor lain.

    pada plant ini merupakan plant yang dikhususkan

    oleh perusahan PT Varia Usaha Beton.

    Pelanggan dari jasa sewa ini yaitu plant-plant

    BSP (Beton Siap Pakai) pada cabang-cabang

    diseluruh Indonesia diantaranya sebagai berikut:

    BSP cabang Waru, BSP cabang Gersik, BSP cabang

    Tuban, BSP cabang Jember, BSP EDUCITY, BSP

    cabang Porong, BSP cabang Malang, BSP cabang

    Solo, BSP cabang Pasuruan, BSP cabang Makasar,

    BSP cabang Mataram.

  • 25

    Jasa Sewa

    Peralatan (JSP)

    Ketua Plant

    Karu Administrasi & Pergudangan

    Petugas Gudang

    Iswahyudi

    Abdul Munip

    Supriadi

    ARO Penjualan

    Junaidi

    Pelayanan

    Pelanggan

    Imam Djauhari

    Karu Pemeliharaan

    Kusnowo

    Mekanik

    1. Bambang Aji

    2. Lukman Al Azizi

    3. Imam Prayetno

    Driver Concrete Pump

    (CP)

    1. Muhammad Isdianto

    2. Moch. Socheh Dwiadi

    3. Andi Budi S

    Operator Concrete Pump

    (CP)

    1. Nur Khosim

    2. Cuk Yuliadi

    3. Hery Agus Herlambang

    4. Ketut Rustamaji

    Operator Carmix

    1. Ainur Rochim

    2. Totok Hariyanto

    3. Slamet Riyanto

    Helper Carmix

    1. Deni Setiawan

    2. Anis Nurhadi

    3. Nur Hakim

    Gambar 2.7 struktur organisasi plant Jasa sewa Pusat

  • 26

    2.5 Proses Produksi

    Pada proses produksi pembuatan beton pracetak

    berawal dari bahan baku:

    - Besi

    - Semen

    - Pasir

    - Fly ash

    - Batu pecah

    - Additive Retarded (memperlambat pengerasan)

    - Additive Plasticizer (mempercepat pengerasan)

    Tahap-tahap proses produksi pembuatan beton

    pracetak adalah sebagai berikut :

    1. Tahap persiapan material pembesian : yakni proses

    fabrikasi untuk mempersiapkan material besi yang

    akan dirakit untuk rangka.

    Gambar 2.8 Material untuk pembesian

  • 27

    2. Tahap perakitan pembesian : selanjutnya besi-besi

    yang sudah dipersiapkan dirakit pada lantai produksi

    fabrikasi.

    Gambar 2.9 Fabrikasi pembesian

    3. Tahap perakitan moulding

    Pada tahap ini pembuatan moulding (cetakan). Type

    moulding berdasarkan pesanan.

    Gambar 2.10 Pembuatan moulding

  • 28

    4. Tahap persiapan material beton segar

    Tahap ini adalah mempersiapkan material beton yang

    akan dicetak.

    Gambar 2.11 Sampel material beton

    5. Tahap pra pengecoran (QC)

    Pada tahap pra pengecoran ini, beton di uji di

    lab QC terlebih dahulu, sesuai dengan mutu yang di

    inginkan oleh pelanggan. Misal, mutu K-175, K-225,

    K-350,K-500 serta mutu lainnya, sesuai dengan

    permintaan pelanggan.

    Gambar 2.12 QC beton sebelum tahap pengecoran

  • 29

    Pada tahap ini beton yang di uji di cetak

    menjadi silinder terlebih dahulu selanjutnya

    direndam untuk menentukan umur beton sesuai

    dengan permintaan pelanggan. Setelah benda uji di

    rendam beberap hari, benda uji selanjutnya di uji

    mutunya seperti pada gambar diatas.

    Berikut tabel kekuatan minimal tes beton :

    Gambar 2.13 Tabel kekuatan minimal tes beton

  • 30

    6. Tahap pengecoran

    Yang terakhir adalah tahap pengecoran beton

    pracetak. Beton segar yang sudah lolos tes uji

    kekuatan pada lab QC, selanjutnya di cor pada

    cetakan yang telah di persiapkan. Seperti pada

    gambar di bawah ini.

    Gambar 2.14 Proses pengecoran beton pracetak

  • 31

    Bab 3

    Identifikasi Permasalahan

    3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

    Kerja praktek ini dilaksanakan di PT. Varia Usaha

    Beton unit Gresik, selama 24 hari. Mulai dari tanggal 7

    oktober sampai dengan 28 november. Mulai pukul 08.30-

    16.00, setiap hari selasa, rabu dan jumat. Pada kerja

    praktek ini ditempatkan pada plant beton pracetak (BPC)

    unit gresik.

    3.2 Objek Penelitian

    Objek yang di ambil adalah pada area plant beton

    pracetak di PT. Varia Usaha Beton Unit Gresik.

    3.3 Tahap Identifikasi Permasalahan

    PT. Varia Usaha Beton unit Gresik plant beton

    pracetak merupakan perusahaan dibidang pengadaan

    beton pracetak. Pangsa pasar pun sudah mencapai seluruh

    Indonesia.. Hari pertama saat kerja praktek dilakukan

    pengenalan perusahaan oleh pembimbing lapangan yakni

    oleh Bpk Edy santoso. Gambaran kondisi plant BPC

    adalah :

    1. Kondisi ruang kantor yang hanya menggunakan satu

    AC, dengan beberapa karyawan yang masih

    mengeluhkan suhu ruangan yang masih panas.

  • 32

    2. Pekerjaan di lantai produksi mengeluarkan polusi dan

    semen.

    3. Jalanan masuk ke area plant berdebu karena banyak

    polusi semen.

    Pada proses produksi plant beton pracetak. Ada

    beberapa tahap yakni :

    1. Tahap persiapan material pembesian

    2. Tahap perakitan pembesian

    3. Tahap perakitan moulding

    4. Tahap persiapan material beton segar

    5. Tahap pra pengecoran (QC)

    6. Tahap pengecoran

    7. Tahap pengangkatan

    Pada berbagai macam tahap proses pembuatan tersebut

    ada berbagai macam kecelakaan kerja yang terjadi. Data

    kecelakaan kerja dapat dilihat pada tabel berikut :

    Tabel 3.1 Data kecelakaan Kerja Bulan oktober dan November

    (PT. Varia Usaha Beton Unit Gresik, Plant BPC)

    No Jenis Kecelakaan Jumlah Penyebab

    1 Pekerja tersengat listrik 2 kabel lecet, tidak memakai sepatu

    2

    Pekerja terkena pipa, jari kaki kanan

    luka & kuku terlepas1 tidak memakai sepatu

    3 Terpeleset dan terjatuh 1 kabel berserakan di lantai

    4 Tangan sobek terkena lembaran besi 1 tidak memakai sarung tangan

    Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala K3 bpk.

    M. Syaifudun, S.sos. Perusahaan akan mengalami kerugian

  • 33

    apabila terdapat pekerja yang mengalami kecelakaan. Berikut

    adalah beberapa rincian biaya yang harus dikeluarkan oleh

    perusahaan berdasarkan kategori kecelakaan kerja yang

    terjadi.

    Tabel 3.2 Rincian biaya kecelakaan

    (PT. Varia Usaha Beton Unit Gresik, Plant BPC)

    No Jenis kecelakaan Biaya

    1 Berurusan dengan polisi Rp 5 Jt

    2 Kecelakaan ringan (luar) Rp 10 jt

    3 Pengobata karyawan hingga sembuh Rp 50 jt

    4 Karyawan meninggal dunia Rp 100 jt

    Dalam pembuatan beton banyak ditemukan beberapa

    perilaku-perilaku tidak aman yang sering dilakukan oleh para

    pekerja. Pada proses fabrikasi, dalam tahap ini ada beberapa

    pekerjaan yang dilakukan oleh operator produksi dalam

    melakukan proses fabrikasi pembesian.

    Gambar 15.3 Proses fabrikasi plant beton pracetak

    Pada gambar 15.3 adalah proses fabrikasi pembuatan

    rangka besi. Beberapa operator mengerjakan tugasnya masing-

  • 34

    masing. Pada gambar di atas dapat terlihat bahwa operator

    tidak menggunakan APD (Alat Pelindung Diri) lengkap.

    Aktifitas operator yang tidak menggunakan APD ini dapat

    dikategorikan dalam unsafe action yang berarti kegiatan yang

    dapat mengakibatkan kecelakaan kerja.

    Lingkungan fabrikasi yang terdapat pada plant beton

    pracetak dapat terlihat pada gambar 7.3. Adanya peralatan

    yang berserakan di lantai yang dapat menyebabkan operator

    terpeleset dan terjatuh, yang mampu berakibat pada

    kecelakaan kerja. Peletakkan tabung seperti gambar di atas

    juga mampu melukai operator apabila tabung tersebut terjatuh.

    Beberapa gejala tersebut merupakan unsafe condition.

    Keadaan yang tidak aman (Unsafe Conditions) merupakan

    sebuah kondisi dalam lingkungan kerja yang berpotensi untuk

    meningkatkan resiko kecelakaan pada pekerja (Nitisemito.

    2000).

    Gambar 16.3 Proses pengelasan plant beton pracetak

    Pada proses pengelasan gambar 16.3 dapat terlihat

    bahwa terdapat perilaku karyawan yang tidak aman karena

  • 35

    pada saat pengelasan tidak memakai APD. Para pekerja tidak

    menggunakan alat pelindung diri berupa helm, kacamata,

    sepatu, dan sarung tangan. Kegiatan yang dilakukan operator

    tersebut merupakan unsafe action yang dapat menimbulkan

    kecelakaan kerja.

    Pada plant produksi saat pencetakan tiang pancang dan

    pengangkatan tiang pancang ada beberapa juga ditemukan

    adanya operator yang tidak aman dalam hal pemakaian APD

    (Alat Pelindung Diri). Didalam lingkungan plant beton

    pracetak sering ditemukan adanya kondisi-kondisi lingkungan

    yang kurang aman dalam melakukan pekerjaan. Seperti halnya

    pada kondisi di bawah ini.

    Gambar 17.3 Unsafe condition pada plant beton pracetak

    Kondisi tersebut merupakan salah satu temuan dari

    kondisi yang tidak aman bagi para pkerja yang dapat

  • 36

    mengakibatkan kecelakaan kerja. Adanya stop kontak yang

    tergantung berserakan pada meja kerja operator dapat

    membahayakan operator saat bekerja. Bahaya listrik yang

    dapat menyengat operator saat bekerja karena peletakan stop

    kontak yang tidak pada tempatnya.

    PT. Varia usaha beton unit gresik selalu melakukan

    audit K3 tiap semester. Pada tabel dibawah ini merupakan

    temuan audit selama satu semester pertama pada tahun 2014.

    Tabel 3.3 Data Audit semester 1 2014

    (PT. Varia Usaha Beton Unit Gresik, Plant BPC)

    No Sasaran Bobot Skor

    1 Apakah Kebijakan K3 tertulis ? 6 6

    2Apakah Identifikasi bahaya , penilain

    resiko terdokumentasi?10 10

    3Apakah Terdapat daftar peraturan K3

    dan persyaratan K3 ?4 4

    4 Apakah Terdapat program safety talk ? 6 6

    5 Apakah Terdapat penilain K3? 6 2

    6Apakah Terdapat sertifikat OHSAS

    18001:2007?10 10

    7Apakah Pengadaan APD

    (helm,sepatu) dilakukan ?5 0

    8Apakah sepatu safety digunakan saat

    bekerja ?4 1

    9Apakah helm digunakan pada area

    produksi ?4 1

    10Apakah pekerja pengelasan

    dilengkapi dengan kaca mata ?4 0

    11Apakah terdapat pekerjaan pada

    ketinggian ?5 5

    12Apakah pekerja memakai sabuk

    pengaman ?5 4

    13Apakah peralatan pekerja tertata rapi

    ?19 3

    14Apakah dilakukan pemeriksaan APAR

    ?4 3

    15Apakah terdapat rambu area wajib

    APD ?8 5

    100 60Total

  • 37

    Penilaian skor :

  • 38

    Bab 4

    Usulan Metode Penyelesaian

    4.1 Metode Usulan

    Pada bab 3 telah dijalaskan bahwa permasalahan

    yang terjadi pada PT. Varia Usaha Beton Unit Gresik adalah

    banyaknya pekerja yang berperilaku kurang aman (unsafe

    behavior). Dari permasalahan di atas dapat di usulkan metode

    untuk menanggulangi permasalahan tersebut yang bersumber

    dari beberapa literatur, seperti pada tabel 4.4.

  • 39

    Tabel 4.4 Penelitian-penelitian terdahulu

    Penelitian Tahun Judul Metode pendekatan Hasil penelitian

    Wignjosoebroto 2012Pendekatan perilaku manusia untuk mencegah kenaikan

    tingkat kecelakaan kerja di industribehavior based saftey

    Peningkatan perilaku aman pekerja dapat dilakukan dengan terintegrasinya

    penerapan BBS dengan SMK3 dan stakeholders

    Hanum 2012

    Implementasi behavior based safety pada sistem manajemen

    kesehatan dan keselamatan kerja guna meningkatkan safe

    behavior pekerja (studi kasus : PT. DOK DAN

    PERKAPALAN SURABAYA)

    behavior based safteyPenerapan BBS selama 1 bulan dapat meningkatkan 10-20 persen perilaku aman

    pekerja

    Sutrisno 2013

    Usaha peningkatan kesehatan dan keselamatan kerja pada PT.

    Tirta Mahakam Resource. Tbk dengan intervensi ergonomi

    total melalui penerapan metode behavior based safety

    behavior based safteyPeningkatan safe behavior dengan rata-rata 4% didepartemen LVP dan flowring

    setelah diterapkannya metode behavior based safety

    Dzulfikar Aziz Fauzan 2011

    Penerapan Risk Manajemen Dengan Metode Job Safety

    Analysis Sebagai Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja Di

    Area Coal Crushing Plant (CCP) PT. Marunda Graha Mineral

    Laung Tuhup Site Kalimantan Tengah

    Job Safety AnalysisPenerapan Job Safety Analysis sudah diterapkan tetapi masih ada potensi

    bahaya yang belum dikendalikan serta pengendalian yang kurang efektif

    Titi Syartini 2010

    Penerapan SMK3 Dalam Upaya Pencegahan Kecelakaan

    Kerja Pada PT. Indofood CBP Sukses Makmur Divisi Noodle

    Cabang Semarang

    SMK3Penerapan SMK3 dalam upaya pencegahan kecelakaan kerja terjadi penurunan

    angka kecelakaan kerja pada bulan januari dan februari

  • 40

    4.1.1 Metode Job Safety Analysis

    Menurut NOSA ( National Occupation Safety

    Asosiation) (1999), Job Safety Analysis (JSA)

    merupakan salah satu usaha dalam menganalisa tugas

    dan prosedur yang ada di suatu industri. JSA

    didefinisikan sabagai metode mempelajari pekerjaan

    untuk mengidentifikasi bahaya dan potensi insiden yang

    berhubungan dengan setiap langkah, mengembangkan

    solusi yang dapat menghilangkan dan mengontrol

    bahaya serta insiden.

    Tujuan jangka panjang metode JSA adalah

    diharapkan pekerja dapat berperan aktif dalam

    pelaksanaan JSA, sehinggan dapat menanamkan

    kepedulian pekerja terhadap kondisi lingkungan

    kerjanya guna menciptakan kondisi lingkungan kerja

    yang aman dan meminimalisasi kondisi tidak aman

    (unsafe condition) dan perilaku tidak aman (unsafe

    action).

    Manfaat JSA jika digunakan dalam suatu

    perusahaan :

    a. Memperbaiki sikap/perilaku karyawan untuk

    bekerja secara lebih efektif dan efisien.

    b. Pemahaman perusahaan atau manajemen

    terhadap tugas yang diemban oleh karyawan.

  • 41

    c. Meningkatkan pengetahuan prosedur bekerja

    secara aman.

    d. Mengurangi resiko pekerjaan dan

    meningkatkan prosedur kerja.

    Didalam melaksanakan metode JSA, terdapat

    empat langkah yang harus dilakukan, yaitu :

    a. Menentukan pekerjaan yang dianalisis

    Langkah pertama adalah mengidentifikasi

    pekerjaan yang kritis. Dalam menentukan

    pekerjaan yang kritis didasarkan pada :

    - Frekuensi kecelakaan

    - Kecelakaan yang mengakibatkan luka

    - Pekerjaan dengan potensi kerugian yang

    tinggi

    - Pekerjaan baru

    b. Menguraikan pekerjaan menjdai langkah-

    langkah dasar

    Proses yang efektif dalam proses

    penyusunan tahapan pekerjaan ini adalah

    memasukkan semua tahapan kerja utama

    yang kritis. Setelah melakukan observasi

    dicek kembali dan disikusikan kepada kepala

    departemen untuk keperluan evaluasi dan

    mendapatkan persetujuan tentang apa yang

    dilakukan dalam pembuatan JSA.

  • 42

    c. Mengidentifikasi bahaya pada masing-masing

    pekerjaan

    Pada tahap ini mengidentifikasikan

    bahaya-bahaya yang bisa menyebabkan

    cidera, kerusakan, atau kerugian

    (kecelakaan). Apakah faktor manusia, atau

    perlatan atau material.

    d. Mengendalikan bahaya

    Langkah terakhir dalam JSA adalah

    mengembangkan prosedur kerja yang aman

    untuk mencegah kejadian atau potensi

    kecelakaan. Tindakan ini meliputi tindakan

    perbaikan yang ditujukan kepada para

    pekerja, mesin serta peralatan yang

    digunakan.

    .4.1.2 Metode Behavior Based Safety

    Dari beberapa literatur pada tabel 4.4 diatas,

    Masalah yang sering dijumpai di lapangan adalah

    bagaimana meningkatkan safety behavior dari pekerja,

    agar pekerja memiliki kesadaran terhadap lingkungan

    sekitar dan diri sendiri. Industri perkapalan memiliki

    resiko tinggi dalam proses produksi, sehingga setiap

    pekerja diwajibkan menggunakan Alat Pelindung Diri

    (APD) pada saat melakukan pekerjaannya, hal ini juga

  • 43

    yang berkaitan dengan behavior yang dimiliki oleh

    pekerja tersebut, para pekerja melakukan unsafe

    behavior dilatar belakangi rendahnya kesadaran

    pekerja tersebut terhadap pemakaian Alat Pelindung

    Diri (APD).

    Dari beberapa penelitian terdahulu diatas

    Behavior Based Safety merupakan suatu metodologi

    pendekatan untuk meningkatkan keselamatan kerja yang

    memfokuskan kepada perilaku pekerja yang dinilai

    mempunyai andil besar terhadap timbulnya kecelakaan

    kerja,selain itu juga diharapkan untuk mengintegrasikan

    ilmu, kualitas, dan prinsip pengembang organisasi dan

    manajemen keselamatan.

    Dasar teori dari BBS adalah dari hasil penelitian

    penyebab terjadinya kecelakaan, dapat disimpulkan

    bahwa faktor manusia merupakan penyebab utama

    terjadinya kecelakaan kerja. Hal ini terkait dengan

    penelitian Heinrich yang menyatakan bahwa 88%

    kecelakaan terjadi karena faktor manusia (unsafe act).

    Tahap-tahap yang harus dilakukan pada metode

    behavior based safety adalah sebagai berikut :

    1. Tahap identifikasi

    Pada tahap awal adalah identifikasi masalah.

    Dilakukan dengan cara terjun ke lapangan dengan

  • 44

    wawancara langsung kepada pihak perusahaan dan

    survey langsung ke lapangan.

    2. Tahap pengumpulan data

    Pada tahap ini dengan mengumpulkan data

    kecelakaan kerja, wawancara langsung dengan pihak

    perusahaan serta kuisioner. Kuisioner yang

    dibutuhkan pada metode ini ada 2 jenis yaitu

    kuisioner critical behavior checklist (CBC) dan

    kuisioner rutinitas pekerja. Kuisioner CBC ada 2

    yaitu sebelum tahap intervensi dan pasca tahap

    intervensi.

    Tabel 4.5 Critical Behavior Checklist

    (Wignjosoebroto,2012)

    safe At-risk safe At-risk

    1Konsentrasi dalam

    melakukan pekerjaan2 metode / cara kerja

    3

    peduli akan lingkungan

    kerja

    APD

    4 Helm

    5 sepatu safety

    6 sarung tangan

    7 masker

    8 penutup telinga

    Organik DPS SubkontraktorNo Target perilaku

    Catatan Mengetahui

    3. Tahap pengolahan data

    Tahap ini adalah tahap paling penting. Setelah

    kedua tahap dilakukan, maka tahapan selanjutnya

  • 45

    dilakukan pengolahan data dengan rist assessment

    code.

    Rist analysis merupakan suatu proses untuk

    mengidentifikasi dan menganalisa resiko terjadinya

    bahaya dalam suatu pekerjaan yang bertujuan untuk

    mengetahui resiko apa saja yang bisa terjadi akibat

    pekerjaan yang akan dilakukan pada suatu pekerjaan

    dan bagaimana cara untuk mengurangi bahay

    tersebut. Menurut Laksmiati,2008 dalam

    hanum,2012.

    Yang pertama yaitu penentuan objek yang

    akan dijadikan pengamatan. Contoh hasil rist

    analysis dengan RAC.

    Tabel 4.6 Hasil risk analysis dengan RAC

    (Hanum,2008)

    Jenis Bahaya Potensi resiko bahaya RAC

    Gangguan pada pendengaran 2 Mengancam

    Gangguan pada pernafasan 2 Mengancam

    Jatuh dari forklift 3 sedang

    Gangguan pada pernafasan 3 sedang

    Mudah terbakar 2 Mengancam

    Bahaya Fisik

    Kategori Bahaya

    Bagian Mesin

  • 46

    Dengan keterangan tabel sebagai berikut :

    Tabel 4.7 Keterangan Tabel Rist Analysis Code

    (Hanum,2008)

    RAC

    1 Extream danger Mengancam

    2 High danger Mengancam

    3 Medium danger Sedang

    4 Low danger Sedang

    5 Very low danger Tidak perlu diperhatikan

    Kategori

    Setelah dilakukan analisa RAC, maka selanjutnya

    adalah merekap hasil RAC. Tahap selanjutnya adalah

    pengamatan dan menghitung safety performance index yang

    didapat dari kuisioner CBC.

    4. Tahap intervensi

    Setelah dilakukan pengamatan dan semua

    data-data pengamatan diolah, maka selanjutnya

    dilakukan intervansi untuk memperbaiki perilaku

    resiko yang ditemukan dari hasil pengamatan.

    Intervensi yang dilakukan langsung kepada para

    pekerja yaitu dengan menggunakan supportive

    intervention karena intervensi ini ini lebih tidak akan

    membuat pekerja terpaksa atau tertekan dalam tahap

    pemberian intervensi itu sendiri. Intervensi ini

    merupakan jenis intervensi yang memfokuskan pada

    penerapan konsekuensi positif. Konsekuensi positif

    dapat dilakukan dengan bentuk pemberian feedback

    atau reward.

  • 47

    5. Tahap evaluasi intervensi

    Tahap yang terakhir adalah tahap evaluasi

    intervensi yang telah dilakukan terhadap perilaku

    pekerja, apakah ada peningkatan terhadap safe

    behavior pekerja. Hal ini bisa dilihat dari safety

    performance index pekerja apakah terjadi

    peningkatan safe behavior pekerja.

    Kelebihan-kelebihan metode Behavior Based safety

    adalah sebagai berikut :

    - Menjalin dan meningkatkan komunikasi yang baik

    antara atasan dan pekerja dalam hal pengelolaan

    K3.

    - Peningkatan pelaporan.

    - Berbagi informasi akan bahaya yang ditemukan.

    - Pekerja memiliki rasa memiliki yang besar akan

    pengelolaan K3.

    Metode behavior based safety ini merupakan metode

    yang sesuai dengan permasalahan yang ada pada PT. Varia

    Usaha Beton Unit Gresik. Salah satu program yang paling

    banyak digunakan untuk memperbaiki perilaku pekerja adalah

    metode behavior based safety. Metode ini mampu

    memberikan peningkatan dini terhadap potensi bahaya

    kecelakaan serta dapat mengukur perilaku aman dan tidak

    aman di tempat kerja.

  • 48

    Dari riset yang dilakukan oleh banyak ahli behavior di

    banyak negara memperlihatkan bahwa penerapan teknik-

    teknik behavior based safety dapat mengurangi kecelakaan

    kerja antara 40-75% dalam waktu dua sampai enam belas

    bulan (Krause,2002). Oleh karena itu behavior based safety

    merupakan pendekatan yang komprehensif apabila diterapkan.

  • 49

    5. Kesimpulan

    Setelah dilakukan kerja praktek pada PT. Varia Usaha

    Beton unit Gresik, plant beton pracetak. Dapat diambil

    kesimpulan sebagai berikut :

    1. Berdasarkan identifikasi permasalahan pada saat kerja

    praktek, permasalahan yang terdapat pada PT. Varia

    Usaha Beton Unit Gresik adalah banyaknya pekerja yang

    berperilaku tidak aman yang dapat menyebabkan

    kecelakaan kerja.

    2. Dari beberapa literatur penelitian terdahulu yang

    mempunyai permasalahan yang hampir sama dengan

    plant beton pracetak pada PT. Varia Usaha Beton unit

    Gresik yakni metode behavior based safety untuk

    meningkatkan perilaku pekerja yang tidak aman, karena

    mampu memberikan peningkatan dini terhadap potensi

    bahaya kecelakaan serta dapat mengukur perilaku aman

    dan tidak aman di tempat kerja. Serta dari riset yang

    dilakukan oleh banyak ahli behavior di banyak negara

    memperlihatkan bahwa penerapan teknik-teknik behavior

    based safety dapat mengurangi kecelakaan kerja antara

    40-75% dalam waktu dua sampai enam belas bulan

    (Krause,2002). Oleh karena itu behavior based safety

    merupakan pendekatan yang komprehensif apabila

    diterapkan pada PT. Varia Usaha Beton Unit Gresik plant

    beton pracetak.

  • 50

    Daftar Pustaka

    Dzulfikar Aziz Fauzan.2011. Penerapan Risk Manajemen

    Dengan Metode Job Safety Analysis Sebagai Upaya

    Pencegahan Kecelakaan Kerja Di Area Coal Crushing

    Plant (CCP) PT. Marunda Graha Mineral Laung Tuhup

    Site Kalimantan Tengah. Laporan Tugas Akhir.

    Universitas Sebelas Maret Surakarta.

    Hanum, N, L. dan Wignjosoebroto, S.2012.Implementasi

    Behavior-Based Safety pada system Manajemen

    Keselamatan dan Kesehatan Kerja Guna Meningkatkan

    Safe Behavior Pekerja (Studi Kasus PT. Dok dan

    Perkapalan Surabaya).Laporan tugas akhir.Institut

    teknologi sepuluh November Surabaya.

    Sutrisno A. 2013. Usaha peningkatan kesehatan dan

    keselamatan kerja pada PT. Tirta Mahakam Resource.

    Tbk dengan intervensi ergonomi total melalui penerapan

    metode behavior based safety . Laporan Tugas Akhir.

    Universitas Trunojoyo Madura.

    Titi Syartini. 2010. Penerapan SMK3 Dalam Upaya

    Pencegahan Kecelakaan Kerja Pada PT. Indofood CBP

    Sukses Makmur Divisi Noodle Cabang Semarang.

    Laporan Tugas Akhir. Universitas Sebelas Maret

    Surakarta.

  • 51

    Wignjosoebroto,Sritomo.2012.Pendekatan Perilaku Manusia

    Untuk Mencegah Kenaikan Tingkat Kecelakaan Kerja

    Di Industri. Institut Teknolgi Sepuluh Nopember.

  • 52

    LAMPIRAN

    Gambar plant Beton Pracetak

    Gambar material beton

  • 53

    Gambar cetakan tiang pancang

    Gambar produk jadi tiang pancang

  • 54

    Gambar produk jadi Udit

    Gambar produk silinder sebelum di uji kekuatan mutu

  • 55

    Gambar lab Quality Control