pkko.fik.ui.ac.idpkko.fik.ui.ac.id/files/TUGAS SIM.doc · Web viewPenggunaan Smart card dalam...

21
UNIVERSITAS INDONESIA APLIKASI SMARTCARD BERBASIS SISTEM PELAYANAN KESEHATAN DI INDONESIA Diajukan untuk memenuhi tugas UTS mata ajar Sistem Informasi Manajemen Koordinator Mata Ajar : Rr. Tutik Sri H, S.Kp.,Mars Oleh : Taufik Hidayat 1006748942 FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN PROGRAM PASCA SARJANA ILMU KEPERAWATAN 2011 APLIKASI SMARTCARD BERBASIS SISTEM PELAYANAN KESEHATAN DI INDONESIA 1

Transcript of pkko.fik.ui.ac.idpkko.fik.ui.ac.id/files/TUGAS SIM.doc · Web viewPenggunaan Smart card dalam...

Page 1: pkko.fik.ui.ac.idpkko.fik.ui.ac.id/files/TUGAS SIM.doc · Web viewPenggunaan Smart card dalam sistem informasi kesehatan menjadi semakin populer karena kapasitas dan lingkup kemampunannya

UNIVERSITAS INDONESIA

APLIKASI SMARTCARD BERBASIS SISTEM PELAYANAN KESEHATAN

DI INDONESIA

Diajukan untuk memenuhi tugas UTS mata ajar Sistem Informasi Manajemen

Koordinator Mata Ajar : Rr. Tutik Sri H, S.Kp.,Mars

Oleh :Taufik Hidayat 1006748942

FAKULTAS ILMU KEPERAWATANPROGRAM PASCA SARJANA ILMU KEPERAWATAN

2011APLIKASI SMARTCARD BERBASIS SISTEM PELAYANAN KESEHATAN

DI INDONESIA

Abstrak

1

Page 2: pkko.fik.ui.ac.idpkko.fik.ui.ac.id/files/TUGAS SIM.doc · Web viewPenggunaan Smart card dalam sistem informasi kesehatan menjadi semakin populer karena kapasitas dan lingkup kemampunannya

Smartcard merupakan salah satu pengembangan teknologi dibidang informasi yaitu sebagai perangkat terintegrasi dengan kemampuan penyimpanan data dan pengolahan data. Penggunaan Smart card dalam sistem informasi kesehatan menjadi semakin populer karena kapasitas dan lingkup kemampunannya terus meningkat. Efisiensi penggunaan dengan akses ke fasilitas data yang mudah dan cepat terutama dalam hal yang menyangkut sistem keamanan menjadikan sistem ini sangat diminati. Sistem ini menggunakan sebuah kartu plastik dilengkapi dengan mikrochip yang dapat mengidentifikasi data pribadi dan transfer data kesehatan serta menyediakan komunikasi data melalui protokol transmisi/distribusi pada tempat penyimpanan data sentral di institusi layanan kesehatan. Selain informasi pribadi, informasi kesehatan umum tentang pasien juga dimuat ke smartcard pasien. Institusi layanan kesehatan juga menggunakan kartu cerdas/smartcard untuk mengkonfirmasi pada sistem dan untuk mengakses data pada kartu pasien. Enkripsi kunci dan tanda tangan digital yang tersimpan pada sistem smart card yang digunakan untuk komunikasi data yang aman (otentikasi) dan dapat dikonfirmasi antara pasien dan server database melalui protokol distribusi objek. Sistem ini dikembangkan dengan platform Java menggunakan pola desain berorientasi objek. Aplikasi smartcard pada bidang kesehatan di Indonesia, khususnya pada lingkup layanan keperawatan sangat memungkinkan. Perlu pengembangan berkelanjutan dalan penyempurnaan penerapan di lapangan.

Kata kunci : smartcard, data, pasien

I. Pendahuluan

Sejak ditetapkannya Indonesia Sehat 2010 sebagai visi Kesehatan, maka Indonesia

telah menetapkan pembaharuan kebijakan dalam pembangunan kesehatan, yaitu

paradigma sehat yang inti pokoknya adalah menekankan pentingnya kesehatan sebagai

hak asasi manusia, kesehatan sebagai investasi bangsa dan kesehatan sebagai titik

sentral pembangunan nasional (Budiharto,dkk , 2006). Sehubungan dengan hal ini maka

perlu dikembangkan sistem informasi kesehatan nasional dan kesehatan daerah yang

terpadu yang mampu menghasilkan data/informasi yang akurat, tepat waktu dan

lengkap, sehingga mampu menjadi bagian utama dari pengambilan keputusan,

khususnya bagi institusi pelayanan kesehatan yaitu rumah sakit dan puskesmas.

Smart card merupakan salah satu pengembangan sistem informasi kesehatan

yang telah dikembangkan di negara-negara maju seperti negara-negara di Eropah.

Smart card, seperti artinya yaitu sebuah kartu cerdas yang di pegang oleh klien dan

tenaga kesehatan untuk dapat mengakses dengan mudah data kesehatan klien secara

akurat. Pelayanan kesehatan yang bervisi maju serta mengedepankan kenyamanan,

dilakukan pengembangan “Aplikasi Pelayanan Kesehatan” dengan berbasis pada smart

card. Studi yang dilakukan kali ini merupakan upaya untuk mengembangkan

pendayagunaan salah satu aplikasi teknologi informasi, khususnya smart card ke dalam

2

Page 3: pkko.fik.ui.ac.idpkko.fik.ui.ac.id/files/TUGAS SIM.doc · Web viewPenggunaan Smart card dalam sistem informasi kesehatan menjadi semakin populer karena kapasitas dan lingkup kemampunannya

sistem pelayanan kesehatan yang ada di Indonesia. Sistem Aplikasi yang dikembangkan

ini diproyeksikan untuk mendayagunakan penggunaan smart card dalam manajemen

sumber daya di sebuah unit pelayanan kesehatan seperti Rumah Sakit atau Klinik baik

yang berdiri sendiri atau yang berada di dalam suatu institusi, serta untuk memberikan

pelayanan yang lebih cepat, tepat dan berfungsi tinggi, yang membuat suasana suatu

unit pelayanan kesehatan lebih maju dan terkontrol dalam sistem informasi yang

memadai (Sarinanto, dkk, 2002).

Dalam pengelolaan Rumah Sakit misalnya, telah umum digunakan kartu rumah

sakit yang lebih merupakan kartu pengenal pasien yang terdiri atas informasi umum

yang sangat dasar meliputi identitas pasien yang merupakan media verifikasi terhadap

catatan pasien di database suatu rumah sakit. Akan tetapi selama ini yang dapat

disimpan di kartu adalah catatan secara manual (tampilan visual pada kartu) atau kode

pasien yang biasanya statis, dan hanya berisi informasi singkat. Seiring dengan

kemajuan Teknologi informasi, pengelolaan informasi di dalam suatu institusi seperti

Rumah Sakit, khususnya dengan skala besar sudah semakin berkembang. Jika jumlah

pasien dan transaksi (baik mengenai perawatan kesehatan maupun finansial) semakin

membesar maka untuk lebih meningkatkan mutu pelayanan diperlukan efisiensi dan

efektifitas di berbagai sendi. Berkaitan dengan hal ini, jika ada kartu yang dapat

langsung mengisikan data / informasi pasien ke komputer dan langsung dapat

mengadakan transaksi secara elektronis untuk mengisikan data-data penting maka akan

lebih memudahkan pengelola Rumah Sakit untuk memberikan pelayanan. Disamping

itu juga memberi keuntungan bagi pasien rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan

dengan data yang berkesinambungan pada rumah sakit yang dirujuk (Sarinanto, dkk,

2002) .

II. Deskripsi

Spesifikasi umum

Smartcard adalah kartu plastik yang berukuran sama dengan kartu kredit yang di

dalamnya terdapat chip silikon yang disebut microcontroller. Chip merupakan

integrated circuit yang terdiri dari prosesor dan memori. Chip, seperti layaknya CPU

(Central Processing Unit) di komputer, bertugas melaksanakan perintah dan

menyediakan power ke smartcard. Smartcard merupakan pengembangan dari kartu

magnetis, namun berbeda dengan kartu magnetis yang hanya dipakai sebagai tempat

penyimpanan data, smartcard mempunyai kemampuan untuk memproses dan

3

Page 4: pkko.fik.ui.ac.idpkko.fik.ui.ac.id/files/TUGAS SIM.doc · Web viewPenggunaan Smart card dalam sistem informasi kesehatan menjadi semakin populer karena kapasitas dan lingkup kemampunannya

menginterpretasikan data, serta menyimpan data tersebut secara aman. Apalagi dengan

perkembangan algoritma kriptografi, data yang disimpan akan dienkripsi terlebih

dahulu, sehingga tidak mudah dibaca oleh pihak yang tidak berwenang/berhak

(Sariasih, 1999).

Sistem yang dikembangkan ini disebut Smart Card Health System (SCHS),

(Kardas & Tunali, 2006). Mempunyai dua kartu cerdas yaitu untuk pasien dan

profesional kesehatan. Dokter menggunakan kartu mereka untuk disahkan di sistem

sedangkan kartu pasien meliputi kesehatan umum pemilik informasi yang dapat diakses

tanpa koneksi database. Pusat database di rumah sakit / institusi layanan kesehatan

lainnya untuk menyimpan data kesehatan yang mempunyai interkoneksi pada tiap

ruangan, sehingga dapat menjadi input data pasien ketika berada dalam ruangan

tersebut.

Gambar 1 : arsitektur sistem SCHS

Keamanan dan otentikasi

Setiap desain sistem yang berbasis elektronik, keamanan dianggap sebagai fitur

yang sangat diperlukan. Sebuah saluran yang aman harus dibuat antara terminal di

kamar pemeriksaan dan perangkat penerima kartu (CAD) yang terhubung ke terminal

tersebut. Ketika seorang dokter atau kartu cerdas pasien dimasukkan dalam CAD,

otentikasi terjamin antara kartu dan perangkat lunak komputer host oleh pertukaran

kunci. Kartu ini dilengkapi dengan PIN sebagai penguat sistem keamanan pada kartu

ini. Ketika PIN telah dimasukkan dengan benar, maka data akan dapat diakses dengan

mudah dan cepat. Untuk menyediakan otentikasi dokter pada sistem dan akses ke server

digunakan tanda tangan digital pribadi yang disimpan dokter pada smart card (R.Das,

2006).

Memori data smart card

4

Page 5: pkko.fik.ui.ac.idpkko.fik.ui.ac.id/files/TUGAS SIM.doc · Web viewPenggunaan Smart card dalam sistem informasi kesehatan menjadi semakin populer karena kapasitas dan lingkup kemampunannya

Seperti yang telah dijelaskan, ada dua jenis smart card yang ada dalam sistem ini

yaitu kartu pasien dan kartu dokter. Pada kartu pasien, informasi pribadi pemilik

disimpan, seperti, nama pasien, nama, tanggal lahir, jenis darah, jenis kelamin, alamat,

rumah, kantor dan nomor telepon seluler. Kontak untuk keadaan darurat (nama, nama

keluarga, rumah, pekerjaan dan nomor ponsel orang yang akan dihubungi dan

hubungannya dengan pasien) dan informasi asuransi (Nama perusahaan asuransi pasien

dan SSN yang relevan) yang juga disimpan di kartu. Kedua informasi pribadi pasien

dan kontak darurat informasi tidak dilindungi PIN. Terutama dalam keadaan darurat,

hal itu tidak mungkin untuk mendapatkan PIN dari pasien. Namun, semua data lainnya

pada kartu dilindungi dengan PIN dan kartu dapat memblokir dirinya sendiri terhadap

kesalahan barulang memasukkan PIN. Informasi kesehatan pasien yang tersimpan

dalam kartu tersebut dapat dikelompokkan sebagai berikut: penyakit kronis dan keadaan

penting dengan tanggal diagnosis, obat-obatan yang digunakan secara permanen beserta

dosisnya, alergi dengan tanggal diagnosis, imunisasi dengan tanggalnya, operasi bedah

termasuk tanggal operasi, nama klinik dan ringkasan informasi. Data tambahan

disimpan sebagai memo pada kartu. Pemeriksaan terakhir pasien dan informasi resep

juga disimpan pada kartu. Informasi pemeriksaan terakhir termasuk tanggal

pemeriksaan terakhir, klinik dan dokter Data (dokter ID, nama dan nama keluarga) dan

ringkasan pemeriksaan. Resep informasi termasuk tanggal resep itu, klinik, daftar obat-

obatan, persetujuan negara informasi dan data yang dokter lagi terkait yang (Dokter ID,

nama dan nama keluarga).

Selain data pasien, dokter juga mempunyai kartu pasangan dari kartu pasien

tersebut dimana ia uga mempunyai ID, PIN kartu, nama, nama pasien, departemen di

rumah sakit, alamat, rumah, kantor dan nomor telepon mobile disimpan sebagai

informasi pribadi.

Aktivitas smart card

Komputer yang terletak di kamar pemeriksaan adalah sebagai sistem terminal

klien. Setiap terminal memiliki CAD terhubung ke server sistem tertentu untuk

mengakses database. Perangkat lunak yang berjalan pada terminal dapat membuka sesi

dokter dan pasien. Harus ada aktivitas online ketika dokter melakukan pemeriksaan

pada pasien untuk memasukkan data hasil pemeriksaan. Aktivitas ini hanya bisa dibuka

oleh smart card dokter. Bila kartu dokter dimasukkan dalam CAD, lalu dimasukkan PIN

smart card dokter. Jika PIN masih berlaku, sesi kartu akan berhasil dibuka dan aplikasi

5

Page 6: pkko.fik.ui.ac.idpkko.fik.ui.ac.id/files/TUGAS SIM.doc · Web viewPenggunaan Smart card dalam sistem informasi kesehatan menjadi semakin populer karena kapasitas dan lingkup kemampunannya

terminal berkomunikasi dengan server jauh melalui protokol sistem untuk mendapatkan

pesan dokter terkait. Satu pendekatan adalah untuk menjaga sesi terbuka dokter hanya

ketika kartu dokter dimasukkan pada CAD. Jadi, kartu pasien hanya dapat diterima bila

kartu dokter juga hadir di pembaca. Namun, ini hanya mungkin dapat dilakukan di

CADs dengan dua slot kartu canggih.

Gambar. 2 - sesi smartcard dokter dan pasien.

Ketika kondisi dokter membuka sesi puas, aplikasi dapat menerima kartu pintar pasien

dan pasien sesi terbuka. Seperti sesi dokter, saluran aman didirikan dan otentikasi saling

menyadari ketika kartu pasien dimasukkan pada CAD. PIN yang dimasukkan divalidasi

dan pesan jarak jauh pasien diterima dengan cara yang sama.

Keuntungan menggunakan smartcard :

1. Lebih handal daripada kartu magnetik (kartu magnetik)

Kehandalan dari smartcard disebabkan oleh proteksi terhadap keamanan data yang

disimpan. Keamanannya tidak hanya tergantung pada chip, namun juga keseluruhan

system termasuk aplikasi serta proses pembuatan dari smartcard itu sendiri. Chip

menjamin keamanan data yang disimpan di dalam smartcard disebabkan adanya

mekanisme enkripsi sehingga tidak mudah dibaca oleh pihak yang tidak berwenang.

2. Lebih banyak menyimpan informasi daripada kartu magnetik.

Kapasitas memori dari smartcard lebih besar dibanding kartu magnetik. Smartcard

mempunyai ukuran memory bermacam-macam, misalnya dari 1 Kbyte (CP1 dari

6

Page 7: pkko.fik.ui.ac.idpkko.fik.ui.ac.id/files/TUGAS SIM.doc · Web viewPenggunaan Smart card dalam sistem informasi kesehatan menjadi semakin populer karena kapasitas dan lingkup kemampunannya

ASE(Alladin Smartcard Environment)), 2 Kbyte (CC1 dari ASE(Alladin Smartcard

Environment)), 22 Kbyte (JavaCard) dan 31 Kbyte(MSC0402 dari Motorola). Selain

berisi informasi, smartcard juga berisi sistem operasi yang mengendalikan seluruh

proses yang terjadi di smartcard.

3. Lebih sulit untuk ditiru daripada kartu magnetik

Kartu magnetik mempunyai pita magnetik pada permukaaannya. Peng-copy-an

terhadap kartu magnetik dilakukan dengan meng-copy pita magnetik tersebut ke

kartu lain. Pada smartcard peng-copy-an terhadap kartu sulit dilakukan, ini

disebabkan karena setiap kartu memiliki nomor seri yang unik, tidak ada 2 buah

kartu yang memiliki nomor seri yang sama. Jika pengaman dari kartu dilakukan

dengan menghitung hash dari nomor seri kartu, maka peng-copy-an kartu tidak

mungkin dilakukan.

4. Dapat melakukan banyak fungsi di berbagai area industri

Walapun kartu magnetik telah banyak dimanfaatkan di berbagai sektor, misalnya

sektor perbankan dan sektor telekomunikasi, tetapi fungsi yang dapat dilakukan

terbatas atau disebut single function. Karena keistimewaan yang dimiliki oleh

smartcard, yaitu dalam hal kapasitas simpan dan kemampuan untuk melakukan

proses, smartcard menawarkan skema multi-function, yaitu satu kartu untuk berbagai

layanan.

6. Selalu mengalami evolusi (sesuai dengan perkembangan chip komputer dan

memori).

Smartcard mempunyai standar mikroprosesor 8-bit, namun saat ini mulai

dikembangkan mikroprosesor 32-bit yang mempunyai keuntungan, yaitu

memungkinkan melakukan pemrograman dengan menggunakan bahasa tingkat

tinggi dan meningkatkan kekuatan komputasi untuk fungsi matematika yang

kompleks. Dan yang paling penting, peningkatan MIPS (million instruction per

second) memungkinkan industri smartcard memanfaatkan kemajuan teknologi

biometri dan kriptografi.

III. Pembahasan

Aplikasi dalam dunia kesehatan di Indonesia

7

Page 8: pkko.fik.ui.ac.idpkko.fik.ui.ac.id/files/TUGAS SIM.doc · Web viewPenggunaan Smart card dalam sistem informasi kesehatan menjadi semakin populer karena kapasitas dan lingkup kemampunannya

Aplikasi sistem smartcard di Indonesia sudah dilakukan. Hal ini terlihat pada

berbagai aktivitas sehari-hari, khususnya aktivitas bisnis. Banyak orang memakai

smartcard untuk berbagai kebutuhan finansial dengan berbagai aplikasi yang

ditawarkan oleh penyedia jasa tersebut, misalnya dunia perbankan. Bidang pendidikan

juga tidak tidak mau ketinggalan, dalam rangka lebih meningkatkan pelayanan kepada

perserta didik beberapa perguruan tinggi negeri atau swasta terkemuka sudah

melaunching pemakaian smartcard ini.

Pemakaian smartcard di Indonesia pada bidang kesehatan masih sangat terbatas.

Menurut beberapa media, Rumah Sakit Fatmawati Jakarta merupakan salah satu

pengguna teknilogi ini meskipun pengguanaannya masih dalam tahap trial dan fitur

yang masih sangat sederhana.

Alur transaksi untuk proses rawat jalan pada kelima sistem tersebut berjalan sebagai

berikut (Sariasih,1999) :

1. Pasien datang ke tempat pelayanan kesehatan dengan membawa smartcard.

2. Pasien memasukkan smartcard miliknya ke card reader (CAD) yang terhubung ke

komputer. Kemudian ia memasukkan nilai PIN yang hanya diketahui oleh pemilik

smartcard tersebut.

3. Dokter yang memeriksa akan memasukkan juga smartcard profesionalnya ke

dalam card reader yang terhubung ke komputer. Dokter itu juga memasukkan nilai

PIN yang hanya diketahui olehnya.

4. Perangkat lunak aplikasi akan melakukan otentikasi pengguna dengan mengecek

apakah nilai PIN yang ada pada smartcard sama dengan nilai PIN yang

dimasukkannya.

5. Jika nilai PIN benar maka dokter dapat membaca ringkasan sejarah rekam medis

pasien dan keterangan alergi terhadap beberapa obat tertentu. Untuk beberapa

dengan menggunakan kunci publik perangkat lunak aplikasi kesehatan, atau dengan

menggunakan kunci simetris perangkat lunak aplikasi kesehatan. Sehingga ketika

data tertentu akan dibaca maka data tersebut didekripsi dahulu dengan menggunakan

kunci privat perangkat lunak aplikasi kesehatan bagi yang menggunakan mekanisme

enkripsi kunci asimetris, atau kunci simetris perangkat lunak aplikasi kesehatan bagi

yang menggunakan mekanisme enkripsi kunci simetris. Kemudian data hasil dekripsi

ditampilkan pada layar. Tetapi terdapat juga sistem yang tidak melakukan enkripsi

terlebih dahulu terhadap data reka medis yang disimpan di dalam smartcard.

8

Page 9: pkko.fik.ui.ac.idpkko.fik.ui.ac.id/files/TUGAS SIM.doc · Web viewPenggunaan Smart card dalam sistem informasi kesehatan menjadi semakin populer karena kapasitas dan lingkup kemampunannya

6. Dokter melakukan pemeriksaan. Setelah melakukan pemeriksaan dokter akan

menambahkan data rekam medis dan tindakan medis lain (misalkan pemeriksaan

darah, rontgen, pemeriksaan radiologi, dan sebagainya) ke dalam smartcard.

Sebelum data disimpan, data tersebut dapat dienkripsi dahulu dengan kunci yang

dimiliki oleh perangkat lunak aplikasi kesehatan atau data rekam medis tersebut

dapat juga tidak dienkripsi.

7. Setelah menambah data rekam medis, dokter menandatangani data rekam medis

tersebut dan time stamp penambahan data, kemudian tanda tangan tersebut disimpan

di dalam smart card (tetapi ada beberapa sistem juga yang tidak mendukung tanda

tangan digital).

8. Penambahan data rekam medis dicatat dan disimpan dalam basis data rumah sakit.

9. Proses pengobatan selesai, pasien meninggalkan tempat pemeriksaan dengan

membawa serta smartcard miliknya.

Berdasarkan perbandingan beberapa teknologi sistem smartcard kesehatan di luar

negeri yang disesuaikan dengan kondisi sistem rekam medis di Indonesia, diperoleh

hasil bahwa sistem smartcard kesehatan di luar negeri dapat memenuhi hampir

sebagian besar kebutuhan sistem rekam medis di Indonesia. Untuk

mengimplementasikan teknologi sistem smartcard kesehatan di Indonesia, maka

beberapa hal yang harus diasumsikan adalah sebagai berikut (Sariasih,1999) :

1. Masyarakat yang menggunakan smartcard kesehatan adalah masyarakat golongan

menengah ke atas karena harga smartcard yang termurah sekalipun lebih mahal dari

kertas dan untuk mengimplementasikan teknologi sistem rekam medis berbasis

smartcard tidaklah murah. Selain itu, golongan masyarakat menengah ke atas lebih

menginginkan kerahasiaan data rekam medis miliknya dan kemudahankemudahan

yang ditawarkan oleh sistem smartcard kesehatan ini, walaupun untuk kedua hal

tersebut mereka harus mengeluarkan biaya yang lebih besar dibandingkan dengan

sistem rekam medis berbasis kertas yang ada sekarang.

Rumah sakit yang mengimplementasikan sistem smartcard kesehatan adalah

rumah

sakit yang memiliki kondisi :

a. Sudah terhubung ke jaringan komputer.

b. Memiliki PC dan card reader yang terhubung dengan PC tersebut untuk

membaca dan menulis data ke/dari smartcard.

9

Page 10: pkko.fik.ui.ac.idpkko.fik.ui.ac.id/files/TUGAS SIM.doc · Web viewPenggunaan Smart card dalam sistem informasi kesehatan menjadi semakin populer karena kapasitas dan lingkup kemampunannya

c. Sumber daya manusia yang dapat menggunakan aplikasi komputer.

d. Memiliki modal keuangan yang cukup untuk mengimplementasikan sistem

smartcard kesehatan.

Kebutuhan-kebutuhan umum smartcard kesehatan yang sesuai dengan kondisi di

Indonesia, yang dapat didefinisikan dari sistem smartcard kesehatan yang telah

dibandingkan dan kondisi sistem rekam medis Indonesia, adalah sebagai berikut :

1. Hal-hal yang harus didukung oleh sistem smartcard kesehatan :

a. Terdapat card centre sebagai pihak yang mengeluarkan smartcard dan menyimpan

data-data sebagai berikut : identitas smartcard, identitas pemilik, data rekam medis

dan sertifikat digital. Informasi ini bersifat rahasia dan digunakan jika smartcard

kesehatan hilang. Card centre merupakan basis data terpusat berisi data rekam

medis seumur hidup setiap pemilik smartcard. Pihak-pihak yang membaca

informasi dalam smartcard dapat diyakini keabsahannya (authenticity).

b. Informasi dalam smartcard hanya boleh diketahui oleh pihak-pihak yang

berkepentingan (yaitu pemilik smartcard, dokter yang merawat, staf rumah sakit,

apoteker), sehingga kerahasiaannya (confidentiality) terjamin.

c. Pengubahan informasi dalam smartcard harus ditandatangani oleh pihak yang dapat

melakukan pengubahan yaitu dokter yang merawat. Artinya orang itu adalah benar-

benar pihak yang berwenang (authenticity) untuk melakukan pengubahan.

d. Informasi dalam smartcard tidak bisa diubah-ubah oleh pihak-pihak yang tidak

berwenang (contoh : pemilik smartcard, perusahaan asuransi, staf rumah sakit yang

tidak berwewenang), sehingga keutuhannya (integrity) terjamin.

e. Ada bukti sah yang tidak dapat disangkal (non-repudiation) untuk pihak-pihak

yang menambah, membuat, atau melakukan koreksi terhadap informasi dalam

smartcard.

f. Dalam keadaan darurat, data rekam medis dalam smartcard pasien dapat langsung

terbaca.

g. Boleh atau tidaknya pasien mengerti akan isi dari pada rekam medis adalah amat

tergantung pada kesanggupan pasien untuk mendengar informasi mengenai

penyakit yang dijelaskan oleh dokter yang merawatnya, oleh sebab itu tidak semua

informasi dalam smartcard dapat diakses oleh si pemilik smartcard.

h. Dokter dari suatu poliklinik tertentu tidak dapat mengakses informasi rekam medis

milik poliklinik-poliklinik lain, kecuali apabila informasi rekam medis poliklinik-

10

Page 11: pkko.fik.ui.ac.idpkko.fik.ui.ac.id/files/TUGAS SIM.doc · Web viewPenggunaan Smart card dalam sistem informasi kesehatan menjadi semakin populer karena kapasitas dan lingkup kemampunannya

poliklinik lain tersebut memiliki status dapat dibaca oleh dokter yang merawat dari

poliklinik tertentu tersebut. Sebagai contoh : dokter dari poliklinik THT tidak boleh

membaca data rekam medis poliklinik ginekologi yang tidak berhubungan dengan

kebutuhannya.

i. Pasien yang kehilangan smartcard kesehatannya dapat dengan mudah memperoleh

kembali smartcard kesehatan baru lengkap dengan data rekam medis yang

disimpan dalam smartcard yang lama.

j. Rumah sakit yang sedang melakukan pengobatan dapat meminta data rekam medis

pasiennya kepada rumah sakit lain

k. Dokter dapat mendiagnosa ulang data rekam medis yang dibuatnya secara online

dari mana saja.

Aplikasi dalam dunia keperawatan

Keperawatan merupakan bagian intergral dari layanan kesehatan. Itu berarti bahwa

aktivitas keperawatan di semua ruang lingkupnya adalah merupakan elemen dari

keberhasilan pelayanan kesehatan. Sebagai salah satu elemen penting, keperawatan

terus meningkatkan diri mengikuti perkembangan teknologi global dalam meningkatkan

derajat kesehatan melalui peningkatan mutu layanan kesehatan yang salah satunya

adalah melalui teknologi informasi, khususnya sistem informasi manajemen

keperawatan (SIM Keperawatan). SIM Keperawatan merupakan bagian dari SIM

Kesehatan yang mencakup aspek keperawatan termasuk didalamnya mengenai

peningkatan dokumentasi keperawatan (Telemark College, 2001 dalam Sulistyowati,

2010 ).

Aplikasi pengguanaan smartcard pada sistem pelayanan keperawatan sangat

memungkinkan karena memang lingkup layanan keperawatan sangat luas dan perawat

merupakan salah tenaga profesional kesehatan (Kardas & Tunali, 2006). Smartcard

dapat digunakan dalam aktivitas pemberian asuhan keperawatan. Mulai dari pengkajian

sampai dengan proses evaluasi keperawatan, smartcard dapat digunakan dalam setiap

fase proses keperawatan.

Perawat dapat menggunakan smartcard untuk memasukkan data hasil pengkajian

misalnya pemeriksaan fisik dan anamnesa, kemudian menegakkan diagnosa, intervensi

sampai evaluasi, semua dapat diinput kedalam smartcard. Data ini kemudian disimpan

dalam database yang ada dalam institusi layanan kesehatan dengan sistem proteksi yang

11

Page 12: pkko.fik.ui.ac.idpkko.fik.ui.ac.id/files/TUGAS SIM.doc · Web viewPenggunaan Smart card dalam sistem informasi kesehatan menjadi semakin populer karena kapasitas dan lingkup kemampunannya

sangat kuat. Akumulasi data asuhan keperawatan pasien kemuadian dapat

dimamfaatkan juga dalam proses riset dan penelitian.

Aplikasi smartcard bukan hanya dalam lingkup pelayanan di rumah sakit atau

klinik, tapi juga dapat digunakan dalam pelayanan keperawatan komunitas. Misalnya

dalam hal rehabilitasi ketika pasien keluar dari perawatan rumah sakit. Perawat

komunitas dapat melakukan kunjungan rumah berdasarkan data discarge planning

pasien. Hal ini karena smartcard juga memuat data tentang diet, pemakaian obat, dan

lain-lain (Kardas & Tunali, 2006).

Akhirnya, walaupun sangat memungkinkan penggunaan smartcard dalam layanan

keperawatan kenyataannya hampir tidak pernah / belum digunakan dalam lingkup

layanan keperawatan, khususnya asuhan keperawatan. Banyaknya keterbatasan, baik

dilihat dari sisi SDM, sarana dan prasarana, serta kebijakan dan pendanaan lagi-lagi

menjadi penyebab yang paling dominan. Perlu kiranya perawat terus meningkatkan

kemampuan diri dalam memberikan asuhan keperawatan melalui teknologi informasi.

IV.Penutup

Kesimpulan

Smartcard merupakan salah satu aplikasi teknologi informasi yang paling diminati

di masa mendatang pada berbagai bidang kehidupan, khususnya bidang kesehatan.

Selain mempunyai fungsi menyimpan, transfer dan pengolahan data dengan akurat, ia

juga mempunyai sisi praktis dan efisien sehingga dapat dibawa kemana-mana.

Smartcard juga dilindungi sebuah sistem yang dapat menjamin keamanan dari data di

dalamnya.

Pemakaian smartcard di Indonesia masih terbatas, khususnya dibidang kesehatan

dan keperawatan walaupun sangat memungkinkan dapat digunakan dalam proses

pelayanan kesehatan. Selain SDM yang kurang, sarana dan prasarana serta pendanaan

belum menunjang untuk dilakukannya sistem ini.

Saran

Sangat penting menciptakan kondisi dimana sistem informasi kesehatan berbasis

teknologi sangat diperlukan sabagai alat yang tepat pada pengambilan keputusan yang

tepat dan akurat bagi pemegang kebijakan, untuk itu perlu kiranya sosialisasi yang

12

Page 13: pkko.fik.ui.ac.idpkko.fik.ui.ac.id/files/TUGAS SIM.doc · Web viewPenggunaan Smart card dalam sistem informasi kesehatan menjadi semakin populer karena kapasitas dan lingkup kemampunannya

berkelanjutan melalui media yang paling akontabel yaitu riset dan penelitian tentang

teknologi ini, khususnya smartcard.

Penelitian berkelanjutan yang bersifat eksperimen pada aplikasi smartcard dibidang

keperawatan dapat dijadikan sebagai pilot projek untuk menilai tingkat keberhasilan

dan efektivitas pemakaian di lapangan. Tentunya ditambah dengan sistem evaluasi yang

valid dan reliabel sebagai alat koreksi bagi penyempurnaan aplikasi sistem ini di masa-

masa mendatang pada dunia keperawatan.

Daftar Pustaka

Abdurrahim, M. Fauzanul Hakim (2011), Analisa Database Dan Keamanan Sistem Informasi Rsup Fatmawati , Magister Manajemen Agribisnis Program Pascasarjana Manajemen Dan Bisnis, Institut Pertanian Bogor, Bogor

Anonymous, (2003)Hipaa Compliance And Smart Cards : Solutions Dan Privacy Requirements, Smart Cards Aliance, Princeton, USA

Anonymous, (2004), Information Technology Health Care, Report To The Congress: New Approaches In Medicare

Bambang Dwi Cahyo Margoselo, (2003), Tinjauan Smart Card Untuk Pengamanan Database Berbasis Komputer, Program Magister Teknik Elektro, Bidang Khusus Teknologi Informasi Dikmenjur,Institut Teknologi Bandung, Bandung

Brown, Gordon D,ect, (2005), Prentice Hall Strategic Management Of Information Systems In Healthcare, Health Administration Press, Chicago, USA

Crilly, John F. Ect, (2011), Use Of Electronic Technologies To Promote Community And Personal Health For Individuals Unconnected To Health Care Systems, Vol 101, No. 7, American Journal Of Public Health, USA

Kardas, Geylani & Tunali, E. Turhan,(2003) Design And Implementation Of A Smart Card Based Healthcare Information System, International Computer Institute, Ege University, Bornova, 35100 Izmir, Turkey

Laudo, Kenneth C, ect, (2002), Management Information Systems, Managing The Digital Firm, Twelfth Edition, New York University, New York

13

Page 14: pkko.fik.ui.ac.idpkko.fik.ui.ac.id/files/TUGAS SIM.doc · Web viewPenggunaan Smart card dalam sistem informasi kesehatan menjadi semakin populer karena kapasitas dan lingkup kemampunannya

R. Das, (2004), Introduction To Smart Card, National Insurance Academy, Bimaquest - Vol. Iv Issue I1

Sanjoyo, Raden, (2004), Sistem Informasi Kesehatan, D3 Rekam Medis Fmipa Universitas Gadjah Mada, Jogjakarta

Sariasih, Christine, (1999), Rancangan Keamanan Data Sistem Smartcard Kesehatan Sesuai Kebutuhan Di Indonesia, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Indonesia

Sarinanto, Mustafa, (2003), Pengembangan Program Smart Card Pada Rumah Sakit, Pusat Pengkajian Dan Penerapan Teknologi Informasi Dan Elektronika

Bppt Universitas Trisakti, Fakultas Teknologi Industri Jurusan Teknik informatika, Jakarta

Sulistyowati, Dita, (2010) Manfaat Aplikasi Sistem Informasi Manajemen Keperawatan Terhadap Proses Pengambilan Keputusan Sektor Kesehatan, paper, FIK-UI Depok

Wager, Karen A, (2009), Managing Health Care Information Systems A Practical Approach For Health Care Management, Second Edition, John Wiley & Sons, Inc. All Rights Reserved. San Francisco, California, USA

14