PKA FT 2013

2
Dalam beberapa kasus di lapangan, seringkali pula diperlukan beton dengan mutu dan slump sangat tinggi, dua hal yang pada dasarnya saling bertolak belakang pada beton campuran normal. Beton dengan spesifikasi slump sangat tinggi (encer) lebih dikenal dengan sebutan beton dengan pemadatan mandiri (self compacting concrete – SCC) atau sering juga disebut beton alir (flowing concrete). Beton jenis ini semakin banyak dipakai karena selain dapat memiliki kekuatan yang sangat tinggi, tetapi tetap lecak dalam pelaksanaan. Sedemikian lecaknya sehingga dalam pengetesannya dikenal juga istilah slump flow test untuk mengetahui daya sebar dari campuran beton segar. Kinerja kelecakan ini tercapai berkat bahan tambah super plasticizer yang dimasukkan ke dalam beton seperti jenis polymer. Aditif ini seolah-olah akan menyelimuti partikel-partikel semen sehingga dalam interval waktu tertentu, antar partikel semen tidak terjadi reaksi ”tarik-menarik” seperti yang terjadi dalam campuran tanpa aditif. Dalam campuran beton mutu tinggi seringkali juga digunakan bahan tambah lain dari jenis aditif mineral seperti silica fume, copper slag, dan abu terbang serta aditif-aditif lain yang lebih khusus. Aditif mineral ini umumnya mempunyai ukuran partikel yang lebih halus dari pada semen sehingga menghasilkan beton dengan kelebihan tambahan seperti lebih kedap air. Tambahan super platicizer, aditif mineral dan aditif lain ini selain membuat beton tetap lecak/encer, tetapi juga akan menghasilkan beton dengan kuat tekan tinggi bahkan berkinerja tinggi (high performance concrete). 1.1. PENGERTIAN SECARA UMUM Self Compacting Concrete atau yang umum disingkat dengan istilah SCC adalah beton segar yang sangat plastis dan mudah mengalir karena berat sendirinya mengisi keseluruh cetakan yang dikarenakan beton tersebut memiliki sifat-sifat untuk memadatkan sendiri, tanpa adanya bantuan alat penggetar untuk pemadatan. Beton SCC yang baik harus tetap homogen, kohesif, tidak segregasi, tidak terjadi blocking, dan tidak bleeding. Pemakaian beton SCC sebagai material repair dapat meningkatkan kualitas beton repair oleh karena dapat menghindari sebagian dari potensi kesalahan manusia akibat manual compaction. Pemadatan yang kurang sempurna pada saat proses pengecoran dapat mengakibatkan berkurangnya durabilitas beton. Sebaliknya dengan beton SCC, struktur beton repair menjadi lebih padat terutama pada daerah pembesian yang sangat rapat, dan waktu pelaksanaan pengecoran juga lebih cepat. Beberapa syarat yang harus dipenuhi agar campuran beton bisa dikatagorikan sebagai Self Compacting Concrete (SCC) antara lain : Beton Mutu Tinggi Sekilas Pengetahuan HIGH STRENGTH CONRETE Oleh : Andi Aprizon dan Pramudiyanto Pendahuluan High strength concrete merupakan sebuah tipe beton performa tinggi yang secara umum memiliki kuat tekan 6000 psi (40 MPa) atau lebih. Ukuran kuat tekannya diperoleh dari silinder beton 150 mm – 300 mm atau silinder 100 mm – 200 mm pada umur 56 ataupun 90 hari, ataupun umur yang telah ditentukan tergantung pada aplikasi yang diiningkan.

description

vs

Transcript of PKA FT 2013

Page 1: PKA FT 2013

Dalam beberapa kasus di lapangan, seringkali pula diperlukan beton dengan mutu dan slump sangat tinggi, dua hal yang pada dasarnya saling bertolak belakang pada beton campuran normal. Beton dengan spesifikasi slump sangat tinggi (encer) lebih dikenal dengan sebutan beton dengan pemadatan mandiri (self compacting concrete – SCC) atau sering juga disebut beton alir (flowing concrete). Beton jenis ini semakin banyak dipakai karena selain dapat memiliki kekuatan yang sangat tinggi, tetapi tetap lecak dalam pelaksanaan. Sedemikian lecaknya sehingga dalam pengetesannya dikenal juga istilah slump flow test untuk mengetahui daya sebar dari campuran beton segar.

Kinerja kelecakan ini tercapai berkat bahan tambah super plasticizer yang dimasukkan ke dalam beton seperti jenis polymer. Aditif ini seolah-olah akan menyelimuti partikel-partikel semen sehingga dalam interval waktu tertentu, antar partikel semen tidak terjadi reaksi ”tarik-menarik” seperti yang terjadi dalam campuran tanpa aditif. Dalam campuran beton mutu tinggi seringkali juga digunakan bahan tambah lain dari jenis aditif mineral seperti silica fume, copper slag, dan abu terbang serta aditif-aditif lain yang lebih khusus. Aditif mineral ini umumnya mempunyai ukuran partikel yang lebih halus dari pada semen sehingga menghasilkan beton dengan kelebihan tambahan seperti lebih kedap air. Tambahan super platicizer, aditif  mineral dan aditif lain ini selain membuat beton tetap lecak/encer, tetapi juga akan menghasilkan beton dengan kuat tekan tinggi bahkan berkinerja tinggi  (high performance concrete).

 1.1. PENGERTIAN SECARA UMUM

Self Compacting Concrete atau yang umum disingkat dengan istilah SCC adalah beton segar yang sangat plastis dan mudah mengalir karena berat sendirinya mengisi keseluruh cetakan yang dikarenakan beton tersebut memiliki sifat-sifat untuk memadatkan sendiri, tanpa adanya bantuan alat penggetar untuk pemadatan. Beton SCC yang baik harus tetap homogen, kohesif, tidak segregasi, tidak terjadi blocking, dan tidak bleeding.

Pemakaian beton SCC sebagai material repair dapat  meningkatkan kualitas beton repair oleh  karena dapat menghindari sebagian dari potensi kesalahan manusia akibat manual compaction. Pemadatan yang kurang sempurna pada saat proses pengecoran dapat mengakibatkan berkurangnya durabilitas beton. Sebaliknya dengan beton SCC, struktur beton repair menjadi lebih padat terutama pada daerah pembesian yang sangat rapat, dan waktu pelaksanaan pengecoran juga lebih cepat.

Beberapa syarat yang harus dipenuhi agar campuran beton bisa dikatagorikan sebagai Self Compacting Concrete (SCC) antara lain :

Beton Mutu Tinggi Sekilas Pengetahuan HIGH STRENGTH CONRETEOleh :Andi Aprizon dan PramudiyantoPendahuluanHigh strength concrete merupakan sebuah tipe beton performa tinggi yang secara umum memiliki kuat tekan 6000 psi (40 MPa) atau lebih. Ukuran kuat tekannya diperoleh dari silinder beton 150 mm – 300 mm atau silinder 100 mm – 200 mm pada umur 56 ataupun 90 hari, ataupun umur yang telah ditentukan tergantung pada aplikasi yang diiningkan. Produksi high strength concrete membutuhkan penelitian dan perhatian yang lebih jauh terhadap kontrol kualitasnya daripada beton konvensionalSejarah SingkatSejarah singkat dari perkembangan high strength concrete dapat dijabarkan berikut ini. Pada akhir tahun 1960-an, admixture untuk mengurangi air (superplasticizer) yang terbuat dari garam-garam naphthalene sulfonate diproduksi di Jepang dan melamine sulfonate diproduksi di Jerman. Aplikasi pertama di Jepang yaitu digunakan untuk produk girder dan balok pracetak dan cetak di tempat. Di Jerman, awalnya ditujukan untuk pengembangan campuran beton bawah air yang memiliki kelecakan tinggi tanpa terjadi segregasi. Sejalan dengan kemungkinan tercapainya mutu beton yang tinggi dan workability yang tinggi secara simultan pada campuran beton dengan pemakaian superplasticizer, maka pemakaian kedua bahan tersebut dianggap sangat cocok digunakan pada produksi komponen-komponen struktur cetak di tempat untuk bangunan-bangunan tinggi.

Page 2: PKA FT 2013

Beton didefinisikan sebagai “high-strength” semata-mata berdasarkan karena kuat tekannya pada umur tertentu. Pada tahun 1970-an, sebelum ditemukannya superplasticizer, campuran beton yang memperlihatkan kuat tekan 40 MPa atau lebih pada umur 28 hari disebut sebagai high strength concrete. Saat ini, saat campuran beton dengan kuat tekan 60 MPa – 120 MPa tersedia di pasaran, pada ACI Committae 2002 tentang High Strength Concrete merevisi definisinya menjadi memperoleh campuran dengan kuat tekan desain spesifikasi 55 MPa atau lebih.