pitiriasis versikolor cinthya.docx

9
Pendahuluan Penyakit kulit karena infeksi jamur secara umum dapat terbagi atas dua bentuk, bentuk superfisial dan bentuk yang dalam (deep mycosis). Bentuk superfiasial terbagi atas golongan dermatofitosis yang disebabkan oleh jamur dermatofita (antara lain: Tinea kapitis, tinea korporis, tinea unguium, tinea cruris, tinea fasialis, tinea barbae, tinea manus, tinea pedis) dan yang kedua golongan non dermatofitosis (pitiriasis versikolor, piedra, tinea nigra palmaris, kandidiasis). Perbedaan antara dermatofitosis dan non dermatofitosis adalah pada dermatofitosis melibatkan zat tanduk (keratin) pada stratum korneum epidermis, rambut dan kuku yang disebabkan oleh dermatofit. Sedangkan non dermatofitosis disebabkan oleh jenis jamur yang tidak dapat mengeluarkan zat yang dapat mencerna keratin kulit tetapi hanya menyerang lapisan kulit yang paling luar 8 . Diantara penyakit jamur superfisial yang sering dijumpai di Indonesia salah satunya adalah pitiriasis versikolor. Pada penyakit kulit karena infeksi jamur superfisial, seseorang terkena penyakit tersebut oleh karena kontak langsung dengan benda-benda yang sudah terkontaminasi oleh jamur atau konta langsung dengan penderita. Infeksi jamur yang non dermatofitosis salah satunya pitiriasis versikolor yang disebabkan oleh jamur malassezia. Penyakit ini sangat menarik oleh karena keluhannya bergantung pada tingkat ekonomi daripada kehidupan penderita. Bila penderita adalah orang dengan golongan ekonomi lemah (misalnya: tukang becak, pembantu rumah tangga) penyakit ini tidak dihiraukan. Tetapi pada penderita dengan ekonomi menengah keatas yang mengutamakan penampilan maka penyakit ini adalah penyakit yang sangat bermasalah 7 . BAB II TINJAUAN PUSTAKA I. Definisi

Transcript of pitiriasis versikolor cinthya.docx

PendahuluanPenyakit kulit karena infeksi jamur secara umum dapat terbagi atas dua bentuk, bentuk superfisial dan bentuk yang dalam (deep mycosis). Bentuk superfiasial terbagi atas golongan dermatofitosis yang disebabkan oleh jamur dermatofita (antara lain: Tinea kapitis, tinea korporis, tinea unguium, tinea cruris, tinea fasialis, tinea barbae, tinea manus, tinea pedis) dan yang kedua golongan non dermatofitosis (pitiriasis versikolor, piedra, tinea nigra palmaris, kandidiasis). Perbedaan antara dermatofitosis dan non dermatofitosis adalah pada dermatofitosis melibatkan zat tanduk (keratin) pada stratum korneum epidermis, rambut dan kuku yang disebabkan oleh dermatofit. Sedangkan non dermatofitosis disebabkan oleh jenis jamur yang tidak dapat mengeluarkan zat yang dapat mencerna keratin kulit tetapi hanya menyerang lapisan kulit yang paling luar8. Diantara penyakit jamur superfisial yang sering dijumpai di Indonesia salah satunya adalah pitiriasis versikolor. Pada penyakit kulit karena infeksi jamur superfisial, seseorang terkena penyakit tersebut oleh karena kontak langsung dengan benda-benda yang sudah terkontaminasi oleh jamur atau konta langsung dengan penderita. Infeksi jamur yang non dermatofitosis salah satunya pitiriasis versikolor yang disebabkan oleh jamur malassezia. Penyakit ini sangat menarik oleh karena keluhannya bergantung pada tingkat ekonomi daripada kehidupan penderita. Bila penderita adalah orang dengan golongan ekonomi lemah (misalnya: tukang becak, pembantu rumah tangga) penyakit ini tidak dihiraukan. Tetapi pada penderita dengan ekonomi menengah keatas yang mengutamakan penampilan maka penyakit ini adalah penyakit yang sangat bermasalah7.BAB IITINJAUAN PUSTAKAI.DefinisiPityriasis versicolor (PV) adalah penyakit jamur superfisial yang kronik, biasanya asimtomatik, disebabkan oleh Malassezia furfur berupa bercak dengan pigmentasi yang bervariasi pada umumnya mengenai badan1. Bercak berwarna putih sampai coklat kehitaman. Terutama meliputi badan dan kadang-kadang dapat menyerang ketiak, lipat paha, lengan, tungkai atas, leher, muka dan kulit2.Pityriasis Versicolor adalah penyakit universal dan terutama di daerah tropis2. Istilah versicolor mengacu pada akibat yang ditimbulkan jamur ini yaitu perubahan warna kulit tergantung dari kondisi kulit.II.EtiologiM. furfur (sebelumnya dikenal dengan nama Pityrosporum ovale, P. orbiculare) adalah jamurlipofilik yang normal terdapat pada keratin kulit dan folikel rambut. Jamur ini merupakan organisme oportunistik yang dapat menyebabkan pityriasis versicolor1. Jamur ini membutuhkan asam lemak untuk tumbuh4.

Gambar. Malassezia furfurSumber (www.doctorfungus.com)Kingdom: FungiPhylum: BasidiomycotaClass: HymenomycetesOrder: TremellalesFamily: FilobasidiaceaeGenus: Malassezia.Selain mengakibatkan PV, Malassezia Furfur juga dapat mengakibatkan dermatitis seboroik, folikulitis, dan blefaritis. Koloni Malassezia furfur dapat tumbuh dengan cepat dan matur dalam 5 hari dengan suhu 30-37 C. Warna koloni Malassezia Furfur adalah kuning krem4.

Gambar. Koloni Malassezia FurfurSumber (www.doctorfungus.com)Malassezia furfur memiliki fragmen hifa dengan gambaran sepertisphagettiataumeatbollsaat dilihat dengan mikroskop.Sel jamur terdiri dari 2 bentuk7:1.Bentuk Hifa (pseudo hifa) yang merupakan bentuk vegetatif2.Bentuk spora yang merupakan bagian jamur untuk bertahan hidup

EpidemiologiPitiriasis versikolor distibusi seluruh dunia, tetapi pada daerah tropis dan daerahsubtropis. Didaerah tropis insiden dilaporkan sebanyak 40%, sedangkan pada daerahyanglebih dingin angka insiden lebih rendah, sekitar 3% pasien mengunjungi dermatologis. DiInggris, insiden dilaporkan sekitar 0,5% sampai 1% diantara penyakit kulit. Pitiriasisversikolor kebanyakan menyerang orang muda. Grup umur yang terkena 25-30 tahun padapria dan 20-25 pada wanita

III.Faktor PredisposisiSuhu yang tinggi, kulit berminyak, hiperhidrosis, faktor herediter, pengobatan dengan glukokortikoid, dan defisiensi imun. Pemakaian minyak seperti minyak kelapa merupakan predisposisi terjadinya PV pada anak-anak1.Faktor predisposisi lain adalah6:1.Pengangkatan glandula adrenal2.Penyakit Cushing3.Kehamilan4.Malnutrisi5.Luka bakar6.Terapi steroid7.Supresi sistem imun8.Kontrasepsi oral9.Suhu Panas10.KelembapanIV.PatogenesisMalassezia berubah dari bentukblastosporeke bentuk mycelial. Hal ini dipengaruhi oleh faktor predisposisi. Malassezia memiliki enzim oksidasi yang dapat merubah asam lemak pada lipid yang terdapat pada permukaan kulit menjadi asam dikarboksilat. Asam dikarboksilik ini menghambattyrosinasepada melanosit epidermis dan dapat mengakibatkan hipomelanosit1. Tirosinase adalah enzim yang memiliki peranan penting dalam pembentukan melanin9. Malassezia Furfur dapat menginfeksi pada individu yang sehat sebagaimana ia dapat menginfeksi individu denganimmunocompromised, misalnya pada pasien kanker atau AIDS.V.Gejala KlinisBiasanya tidak ada keluhan (asimtomatis), tetapi dapat dijumpai gatal pada keluhan pasien. Pasien yang menderita PV biasanya mengeluhkan bercak pigmentasi dengan alasan kosmetik. Predileksi pitiriasis vesikolor yaitu pada tubuh bagian atas, lengan atas, leher, abdomen, aksila, inguinal, paha, genitalia1.Bentuk lesi tidak teratur, berbatas tegas sampai difus dengan ukuran lesi dapat milier, lentikuler, numuler sampai plakat. Ada dua bentuk yang sering dijumpai8:1.bentuk makuler: berupa bercak yang agak lebar, dengan squama halus diatasnya, dan tepi tidak meninggi.2.bentuk folikuler: seperti tetesan air, sering timbul disekitar rambut.

Gambar. Pityriasis versicolor menunjukkan lesi hiperpigmentasi dalam lesi Kaukasia (kiri atas) dan hipopigmentasi dalam Aborijin Australia (kanan atas dan bawah ).Sumber (www.micologyonline.com), (A.D.A.M,www.about.com)

VII.Diagnosa BandingVitiligo,pityriasis alba, postinflammatory hypopigmentation, tuberculoid leprosyVIII.Diagnosis1.Diagnosa ditegakkan dengan gejala klinis, penemuan klinis berupa makula, berbatas tegas, bulat atau oval dengan ukuran yang bervarisasi.2.Mikroskopi langsung. Kerokan kulit diambil dari bercak pityriasis versicolor, atau dengan menggunakan cellotape yang ditempel pada bercak. Setelah diambil diletakkan di atas gelas objek kemudian ditetesi KOH 10-20% atau campuran 9 bagian KOH 10-20% dengan 1 bagian tinta Parker blueblack superchrome X akan lebih memperjelas pembacaan karena memberi tampilan warna biru yang cerah pada elemen-elemen jamur. Kemudian dipanaskan sebentar diatas lampu bunsen untuk memfiksasi, dan dilihat di bawah mikroskop dengan pembesaran 40 kali7.-Hasil Positif: hifa pendek, lurus, bengkok (seperti huruf i.v.j) dan gerombolan sporabudding yeastyang berbentuk bulat mirip sepertisphagetti with meatballs.-Hasil Negatif:bila tidak ada lagi hifa, maka berarti bukan pitiriasis versicolor walaupun ada spora.

3. Pemeriksaan dengan Wood's LampPenyakit kulit yang disebabkan oleh golongan Malassezia dapat dideteksi dengan lampu wood dimana akan timbul fluoresensi berwarna kuning keemasan..IX.PengobatanTopical agents.Karena koloni jamur ini pada permukaan kulit, maka pengobatan topikal sangat efektif. Lotion atau sampo Selenium sulfide (2.5%) dioleskan pada bercak selama 10-15 menit, kemudian dicuci, digunakan selama satu minggu. Sampo ketokonazol digunakan sama seperti selenium sulfide. Krim Azole (ketoconazole, econazole, micronazole, clotrimazole) dioleskan selama 2 minggu. Solusio Terbinafine 1% solution dioleskan selama 7 hari1. Topikal Terbinafine efektif pada pitriasis versikolor, dengan penggunaan satu atau dua kali sehari selama dua minggu, terbukti dapat menyembuhkan dari penelitian terhadap lebih dari 80% pasien pitiriasis versikolor, tinea pedis, tinea corporis/cruris5.Systemic therapy.Ketokonazol termasuk kelas antijamur imidazoles. Ketokonazol bekerja dengan memperlambat pertumbuhan jamur yang menyebabkan infeksi. Obat ini diminum satu kali sehari. Sediaan tablet ketokonazol adalah 200mg. Dosis Ketoconazole 400 mg (diminum satu jam sebelum beraktifitas). Fluconazole 400 mg. Itraconazole 400 mg1. Adapun efek samping ketokonazol adalah nausea, dispepsia, sakit perut, dan diare.Secondary profilactic.. Sampo ketokonazol digunakan satu atau dua kali seminggu. Selain itu juga dapat digunakan losion atau sampo selenium sulfide, Salicylic acid/sulfur bar Pyrithione zinc ketokonazol 400 mg peroral sebulan sekali1.Disamping pengobatan, penting juga memberikan edukasi atau nasehat kepada penderita agar7:-memakai pakaian yang tipis-memakai pakaian yang berbahancotton-tidak memakai pakaian yang terlalu ketat.X.PrognosisPrognosis baik bila pengobatan dilakukan menyeluruh, tekun, dan konsisten. Pengobatan harus diteruskan 2 minggu setelah fluoresensi negatif dengan pemeriksaan lampu wood dan sediaan langsung negatif.Meskipun jamur telah dieradikasi dengan pengobatan,tetapi hipopigmentasi menetap selama beberapa minggu sampai melanosit memulai untuk memproduksi melanin lagi6.

KESIMPULANPenyakit kulit karena infeksi jamur secara umum dapat terbagi atas dua bentuk, bentuk superfisial dan bentuk yang dalam (deep mycosis). Bentuk superfiasial terbagi atas golongan dermatofitosis yang disebabkan oleh jamur dermatofita (antara lain: Tinea kapitis, tinea korporis, tinea unguium, tinea cruris, tinea fasialis, tinea barbae, tinea manus, tinea pedis) dan yang kedua golongan non dermatofitosis (pitiriasis versikolor, piedra, tinea nigra palmaris, kandidiasis). Perbedaan antara dermatofitosis dan non dermatofitosis adalah pada dermatofitosis melibatkan zat tanduk (keratin) pada stratum korneum epidermis, rambut dan kuku yang disebabkan oleh dermatofit. Sedangkan non dermatofitosis disebabkan oleh jenis jamur yang tidak dapat mengeluarkan zat yang dapat mencerna keratin kulit tetapi hanya menyerang lapisan kulit yang paling luar8.Biasanya tidak ada keluhan (asimtomatis), tetapi dapat dijumpai gatal padakeluhan pasien. Pasien yang menderita PV biasanya mengeluhkan bercak pigmentasi dengan alasan kosmetik. Predileksi pitiriasis vesikolor yaitu pada tubuh bagian atas, lengan atas, leher, abdomen, aksila, inguinal, paha, genitalia1.Diagnosa ditegakkan dengan gejala klinis, penemuan klinis berupa makula, berbatas tegas, bulat atau oval dengan ukuran yang bervarisasi.Mikroskopi langsung,Pemeriksaan dengan Wood's Lamp.Karena koloni jamur ini pada permukaan kulit, maka pengobatan topikal sangat efektif.Ketokonazol termasuk kelas antijamur imidazoles. Ketokonazol bekerja dengan memperlambat pertumbuhan jamur yang menyebabkan infeksi.Prognosis baik bila pengobatan dilakukan menyeluruh, tekun, dan konsisten. Pengobatan harus diteruskan 2 minggu setelah fluoresensi negatif dengan pemeriksaan lampu wood dan sediaan langsung negatif.