pijat bayi

download pijat bayi

of 38

description

kesehatan

Transcript of pijat bayi

  • BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Tinjauan Teori

    1. Pijat Bayi

    a. Pengertian Pijat Bayi

    Pijat adalah terapi sentuh tertua yang dikenal manusia dan yang

    paling popular. Pijat adalah seni perawatan kesehatan dan pengobatan

    yang dipraktekkan sejak berabad-abad silam lamanya. Bahkan

    diperkirakan ilmu ini telah dikenal sejak awal manusia diciptakan di

    dunia, mungkin karena pijat berhubungan sangat erat dengan

    kehamilan dan proses kelahiran manusia (Lee, 2009).

    Pijat bayi adalah seni perawatan kesehatan pada bayi dengan

    terapi sentuh dengan teknik-teknik tertentu sehingga manfaat

    pengobatan dan kesehatan tercapai.

    Banyak penelitian menunjukkan bahwa pemijatan pada bayi

    memberikan manfaat sangat besar pada perkembangan bayi, baik

    secara fisik maupun secara emosional. Pijat bayi akan merangsang

    peningkatan aktivitas nervus vagus yang akan menyebabkan

    penyerapan lebih baik pada sistem pencernaan sehingga bayi akan

    lebih cepat lapar dan ASI akan lebih banyak diproduksi (Luize A,

    2006).

    5

  • 6

    Pengaruh positif sentuhan pada proses tumbuh kembang anak

    telah lama dikenal manusia. Namun, penelitian ilmiah tentang hal ini

    masih belum banyak dilakukan. Kulit merupakan organ tubuh manusia

    yang berfungsi sebagai reseptor terluas yang dimiliki manusia. Sensasi

    sentuh/raba adalah indera yang aktif berfungsi sejak dini. Oleh karena

    itu, sejak dalam kandungan, janin telah dapat merasakan belaian

    hangat cairan ketuban.

    Pengalaman pijat yang pertama yang dialami manusia ialah pada

    waktu dilahirkan, yaitu pada waktu melalui jalan lahir si ibu. Proses

    kelahiran adalah suatu pengalaman traumatik bagi bayi karena bayi

    yang lahir harus meninggalkan rahim yang hangat, aman, dan nyaman,

    dan dengan keterbatasan ruang gerak menuju ke suatu dunia dengan

    kebebasan gerak tanpa batas, yang menakutkan, tanpa sentuhan-

    sentuhan yang nyaman dan aman di sekelilingnya, seperti halnya

    ketika berada di dalam rahim (Suririnih, 2009).

    b. Mekanisme Dasar Pijat Bayi

    Satu hal yang sangat menarik pada penelitian tentang pemijatan

    bayi adalah penelitian tentang mekanika dasar pemijatan. Mekanisme

    dasar dari pijat bayi belum banyak diketahui. Walaupun demikian,

    saat ini para pakar sudah mempunyai beberapa teori tentang

    mekanisme ini serta mulai menemukan jawabannya.

    Diajukan beberapa mekanisme untuk menerangkan mekanisme

    dasar pijat bayi, antara lain sebagai berikut : Beta Endorphin

  • 7

    mempengaruhi mekanisme pertumbuhan, penelitian mengungkapkan

    bahwa pijatan akan meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan

    anak. Tahun 1989, Scanberg dari Duke Unversitiy Medical School

    melakukan penelitian pada bayi-bayi tikus. Pakar ini menemukan

    bahwa jika hubungan taktil (jilatan-jilatan) ibu tikus ke bayinya

    terganggu akan menyebabkan hal-hal berikut : penurunan enzim ODC

    (ornithine decarboxylase), yaitu suatu enzim yang menjadi petunjuk

    peka pada pertumbuhan sel dan jaringan, penurunan pengeluaran

    hormon pertumbuhan, penurunan kepekaan ODC (ornithine

    decarboxylase) jaringan terhadap pemberian hormon pertumbuhan ;

    Aktivitas Nervus Vagus mempengaruhi Mekanisme Penyerapan

    Makanan, penelitian Field dan Schanberg (1986) menunjukkan bahwa

    pada bayi yang dipijat mengalami peningkatan tonus nervus vagus

    (saraf otak ke-10) yang akan menyebabkan peningkatan kadar enzim

    penyerapan gastrin dan insulin. Dengan demikian, penyerapan

    makanan akan menjadi lebih baik; Aktivitas Nervus Vagus

    Meningkatkan Volume ASI, penyerapan makanan menjadi lebih baik

    karena peningkatan aktivitas nervus vagus menyebabkan bayi cepat

    lapar sehingga akan lebih sering menyusu pada ibunya. Akibatnya,

    ASI akan lebih banyak diproduksi. Seperti diketahui, ASI akan

    semakin banyak diproduksi jika semakin banyak diminta. Selain itu,

    ibu yang memijat bayinya akan merasa lebih tenang dan hal ini

    berdampak positif pada peningkatan volume ASI ; Produksi Serotonin

  • 8

    Meningkatkan Daya Tahan Tubuh, pemijatan akan meningkatkan

    aktivitas neurotransmitter serotonin, yaitu meningkatkan kapasitas sel

    reseptor yang berfungsi mengikat glucocorticoid (adrenalin, suatu

    hormon stres). Proses ini akan menyebabkan terjadinya penurunan

    kadar hormon adrenalin (hormon stres). Penurunan kadar hormon stres

    ini akan meningkatkan daya tahan tubuh, terutam IgM

    (immunoglobulin M) dan IgG (Immunoglobulin G) ; Pijatan Dapat

    Mengubah Gelombang Otak, Pijat bayi akan membuat bayi tidur lebih

    lelap dan meningkatkan kesiagaan (alertness) atau konsentrasi . Hal ini

    disebabkan pijatan akan mengubah gelombang otak. Pengubahan ini

    terjadi dengan cara menurunkan gelombang alpha dan meningkatkan

    gelombang beta serta tetha, yang ada dibuktikan dengan menggunakan

    EEG (electro encephalogram) (Roesli, 2008).

    c. Manfaat Pijat Bayi

    Dewasa ini, para pakar telah dapat membuktikan secara ilmiah

    tentang apa yang telah lama dikenal manusia, yaitu terapi sentuh dan

    pijat pada bayi mempunyai banyak manfaat.

    Terapi sentuh, terutama pijat menghasilkan perubahan fisiologis

    yang menguntungkan dan dapat diukur secara ilmiah. Manfaatnya

    antara lain sebagai berikut :

    1). Efek biokimia dan fisik yang positif

    Efek biokimia dari pijat, antara lain menurunkan kadar hormon

    stres (catecholamine) dan meningkatkan kadar serotonin

  • 9

    Selain efek biokimia, pijatan memberikan efek fisik/klinis yaitu

    antara lain meningkatkan jumlah dan sitotoksisitas dari sistem

    immunitas (sel pembunuh alami), mengubah gelombang otak

    secara positif, memperbaiki sirkulasi darah dan pernapasan,

    merangsang fungsi pencernaan serta pembuangan, meningkatkan

    kenaikan berat badan, mengurangi depresi dan ketegangan,

    meningkatkan kesiagaan, membuat tidur lelap, mengurangi rasa

    sakit, mengurangi kembung dan kolik (sakit perut), meningkatkan

    hubungan batin antara orang tua dan bayinya (bonding),

    meningkatkan volume air susu

    2). Meningkatkan berat badan

    Penelitian yang dilakukan oleh prof. T. Field dan scafidi (1986

    dan 1990) menunjukkan bahwa pada 20 bayi prematur (berat badan

    1280 dan 1176 gram), yang dipijat 3x15 menit selama 10 hari,

    mengalami kenaikan berat badan per hari 20 % - 47 % lebih

    banyak dari yang tidak dipijat. Penelitian pada bayi cukup bulan

    yang berusia 1-3 bulan, yang dipijat 15 menit, 2 kali seminggu

    selama 6 minggu juga didapatkan kenaikan berat badan 50 % yang

    lebih dari kontrol

    3). Meningkatkan pertumbuhan

    Scanberg (1989) melakukan penelitian pada tikus dan

    menemukan bahwa tanpa dilakukan rangsangan raba/taktil pada

    tikus telah terjadi penurunan hormon pertumbuhan.

  • 10

    4). Meningkatkan konsentrasi bayi dan membuat bayi tidur lebih lelap

    Umumnya, bayi yang dipijat akan tertidur lebih lelap,

    sedangkan pada waktu bangun konsentrasinya akan lebih penuh.

    Di Touch Research Institute, Amerika, dilakukan penelitian

    pada sekelompok anak dengan pemberian soal matematika. setelah

    itu dilakukan pemijatan pada anak-anak tersebut selama 2x15

    menit setiap minggunya. Selanjutnya, pada anak-anak tersebut

    diberikan lagi soal matematika lain. Ternyata, mereka hanya

    memerlukan waktu penyelesaian setengah dari waktu yang

    dipergunakan untuk menyelesaikan soal terdahulu, dan ternyata

    pula tingkat kesalahannya hanya sebanyak 50 % dari sebelum

    dipijat (Roesli, 2008).

    5). Membina ikatan kasih sayang orang tua dan anak (bonding)

    Sentuhan dan pandangan kasih orang tua pada bayinya akan

    mengalirkan kekuatan jalinan kasih di antara keduanya. Pada

    perkembangan anak, sentuhan orang tua adalah dasar

    perkembangan komunikasi yang akan memupuk cinta kasih secara

    timbal balik. Semua ini akan menjadi penentu bagi anak untuk

    secara potensial menjadi anak berbudi pekerti baik dan percaya diri

    (Kusumawati, 2009).

    6). Meningkatkan produksi ASI

    Berdasarkan penelitian Cyntia Mersmann (2000), ibu yang

    memijat bayinya mampu memproduksi ASI perah lebih banyak

  • 11

    dibandingkan kelompok kontrol. Pada saat menyusui bayinya,

    mereka merasa kewalahan karena ASI terus menerus menetes dari

    payudara yang tidak disusukan. Selain itu, pijat bayi akan membuat

    bayi cepat lapar. Makin banyak ASI disedot oleh bayi (menyusui),

    maka produksi ASI makin meningkat. Ini karena dalam proses

    produksi ASI berlaku hukum supply and demand. Artinya, makin

    banyak ASI dikeluarkan, makin banyak pula ASI diproduksi.

    Begitu pula sebaliknya (www.Ibudananak.com, 2008).

    Jadi, pijat bayi dapat meningkatkan volume ASI perah sehingga

    periode waktu pemberian ASI secara eksklusif dapat ditingkatkan,

    khususnya oleh ibu-ibu karier (pekerja).

    7). Sentuhan Ibu akan membuat bayi merasa nyaman

    Sentuhan dan pijat pada bayi setelah kelahiran dapat

    memberikan jaminan adanya kontak tubuh berkelanjutan yang

    dapat mempertahankan perasaaan aman bagi bayi.

    Laporan tertua tentang seni pijat untuk pengobatan tercatat di

    papyrus Ebes, yaitu catatan kedokteran pada masa Mesir Kuno. Di

    India juga ditemukan Ayur-Veda, buku kedokteran tertua (sekitar

    1800 sebelum masehi) yang menuliskan tentang pijat, diet, dan

    olahraga, sebagai cara penyembuhan utama masa itu. Selain itu,

    sekitar 5000 tahun yang lalu para dokter di Cina dari Dinasi Tang

    meyakini bahwa pijat adalah salah satu dari empat tekhnik

    pengobatan yang penting.

  • 12

    8). Sentuhan akan merangsang peredaran darah dan menambah energi

    Sebenarnya, pijat berguna tidak hanya untuk bayi sehat tetapi juga

    bagi bayi sakit. Bahkan bagi anak sampai dewasa sekalipun.

    Walaupun masih perlu penelitian lanjutan untuk memastikan hasil-

    hasil penelitian terhadap terapi sentuh/pijatan, penemuan-

    penemuan yang telah dihasilkan sudah cukup menjadi alasan untuk

    dilakukannya pijat bayi secara rutin guna mempertahankan

    kesehatan bayi. Apalagi pijat bayi ini terbukti murah, mudah, dan

    telah biasa dilakukan di Indonesia sehingga bukan hal yang baru

    bagi kultur Indonesia (Roesli, 2008).

    d. Pelaksanaan pemijatan bayi

    Pijat bayi dapat segera dimulai setelah bayi dilahirkan, sesuai

    keinginan orang tua. Dengan lebih cepat mengawali pemijatan, bayi

    akan mendapat keuntungan yang lebih besar. Apalagi jika pemijatan

    dilakukan setiap hari dari sejak kelahiran sampai bayi berusia 6-7

    bulan (Roesli, 2008). Pemijatan dapat dilakukan pada pagi hari (pada

    saat orang tua dan anak siap untuk memulai hari baru) dan malam hari

    (sebelum tidur. Ini sangat baik untuk membantu bayi tidur lebih

    nyenyak) (Febriani, 2009).

    Sebelum melakukan pemijatan perhatikanlah hal-hal berikut, antara

    lain : tangan harus bersih dan hangat, hindari agar kuku dan perhiasan

    tidak mengakibatkan goresan pada kulit bayi, ruang untuk memijat

    diupayakan hangat dan tidak pengap, bayi tidak selesai makan atau

  • 13

    sedang tidak lapar, secara khusus menyediakan waktu untuk tidak

    diganggu minimum selama 15 menit guna melakukan seluruh tahap-

    tahap pemijatan, duduklah pada posisi yang nyaman dan tenang,

    baringkan bayi diatas permukaan kain yang lembut, rata, dan bersih,

    siapkanlah handuk, popok, baju ganti, dan minyak bayi (baby oil /

    lotion), serta mintalah izin pada bayi sebelum melakukan pemijatan

    dengan cara membelai wajah dan kepala bayi sambil mengajaknya

    bicara (Wicak, 2008).

    Sedangkan selama melakukan pemijatan, dianjurkan untuk selalu

    melakukan hal-hal berikut ini : memandang mata bayi, disertai

    pancaran kasih sayang selama pemijatan berlangsung; bernyanyi atau

    putarkan lagu-lagu yang tenang / lembut, guna membantu

    menciptakan suasana tenang selama pemijatan berlangsung; awali

    pemijatan dengan melakukan sentuhan ringan kemudian secara

    bertahap tambahkan tekanan pada sentuhan yang dilakukan,

    khususnya apabila sudah merasa yakin bahwa bayi mulai terbiasa

    dengan pijatan yang sedang dilakukan; sebelum melakukan pemijatan,

    lumurkan baby oil atau lotion yang lembut sesering mungkin;

    sebaiknya, pemijatan dimulai dari kaki bayi karena umumnya bayi

    lebih menerima apabila dipijat pada daerah kaki. Dengan demikian,

    akan memberi kesempatan pada bayi untuk membiasakan dipijat

    sebelum bagian lain dari badannya disentuh. Karenanya, urutan

    pemijatan bayi dianjurkan dimulai dari bagian kaki, perut, dada,

  • 14

    tangan, muka, dan diakhiri pada bagian punggung; tanggaplah pada

    isyarat yang diberikan oleh bayi. Jika bayi menangis, cobalah untuk

    menenangkan sebelum melanjutkan pemijatan. Jika bayi menangis

    lebih keras, hentikan pemijatan karena mungkin bayi mengharapkan

    untuk digendong, disusui, atau sudah mengantuk dan sangat ingin

    tidur; mandikan bayi segera setelah pemijatan berakhir agar bayi

    merasa segar dan bersih setelah terlumuri minyak bayi (baby oil).

    Namun, kalau pemijatan dilakukan pada malam hari, bayi cukup

    diseka dengan air hangat agar bersih dari minyak bayi; Lakukan

    konsultasi pada dokter atau perawat untuk mendapatkan keterangan

    lebih lanjut tentang pemijatan bayi, dan hindarkan mata bayi dari baby

    oli/lotion (Roesli, 2008).

    Dalam pemijtan pada bayi tidak dianjurkan untuk melakukan hal-

    hal berikut ini : memijat bayi langsung setelah selesai minum

    seharusnya diberi jarak kira-kira 2 jam setelah selesai minum; saat

    bayi dalam keadaan tidak sehat; memijat bayi pada saat bayi tidak

    mau dipijat (biasanya dengan tanda bayi rewel, menangis, dan

    memberontak); dan memaksakan posisi pijat tertentu pada bayi

    (Zahter, 2008).

    e. Peran Ayah dan Ibu dalam Pijat Bayi

    Dewasa ini, banyak para ayah yang ingin berperan dalam merawat

    bayinya meskipun pada umumnya mereka hanya memiliki waktu yang

    sangat terbatas, yaitu hanya pada sore hari atau di akhir minggu saja

  • 15

    Disamping keterbatasan waktu, beberapa ayah kadang merasa

    canggung untuk ikut merawat bayinya dan karenanya merasa

    terhambat untuk berperan. Agar seorang ayah tidak segan untuk

    memulai peran dalam merawat bayinya, dorongan ekstra pada sang

    ayah sangatlah diperlukan.

    Pijat adalah bentuk upaya pemeliharaan kesehatan yang biasanya

    sangat disenangi ayah. Dengan melakukan pemijatan akan terbuka

    kesempatan bagi seorang ayah untuk menjalin kontak batin dengan

    bayinya.

    Para ayah yang pernah melakukan pemijatan pada bayinya akan

    mengingat hal tersebut sebagai pengalaman yang sangat

    menyenangkan dan membanggakannya.

    Pijat bayi ternyata bukan hanya berpengaruh pada pertumbuhan

    fisik dan emosional bayi. Pemijatan yang dilakukan oleh ayah secara

    tidak lansung pijat bayi itu bisa meningkatkan produksi ASI (Air Susu

    Ibu) pada tubuh ibu dan disebut ''pemberdayaan ayah,'' ketika seorang

    ayah berinisiatif memijat si bayi, hal itu akan menimbulkan perasaan

    positif pada istri. Inisiatif suami ini membuat istri merasa disayang,

    nyaman, dan perasaan positif lainnya. Dan perasaan seperti ini akan

    merangsang produksi hormon oksitosin. Untuk diketahui, hormon ini

    sangat berguna untuk memperlancar produksi ASI. Penelitian

    menunjukkan, 80 persen produksi hormon oksitosin dipengaruhi oleh

    kondisi psikis ibu (Roesli, 2008).

  • 16

    Seorang ibu, dalam hal ini adalah ibu dari sang bayi mempunyai

    peran besar di dalam pertumbuhan dan perkembangan sang bayi

    sehingga perawatan pada bayinya lebih diutamakan dilakukan dengan

    mandiri oleh ibu sehingga tujuan yang diharapkan akan langsung

    tercapai, termasuk melakukan pemijatan pada bayi. Pemijatan tidak

    perlu dilakukan oleh bidan, maupun dukun pijat bayi, namun terutama

    dilakukan oleh ibu secara mandiri

    f. Urutan Teknik Pijat Bayi

    1) Kaki

    a). Perahan cara India

    Peganglah kaki bayi pada pangkal paha,

    seperti memegang pemukul soft ball,

    selanjutnya gerakan tangan ke bawah

    secara bergantian, seperti memerah susu Gambar 2.1

    b). Telapak Kaki

    Urutlah telapak kaki bayi dengan

    kedua ibu jari secara bergantian,

    dimulai dari tumit kaki menuju jari-jari

    di seluruh telapak kaki Gambar 2.2

    c). Tarikan Lembut Jari

    Pijatlah jari-jarinya satu per satu dengan

    gerakan memutar menjauhi telapak kaki,

    diakhiri dengan tarikan yang lembut

  • 17

    pada tiap ujung jari Gambar 2.3

    d). Titik Tekan

    Tekan-tekanlah kedua ibu jari secara

    bersamaan di seluruh permukaan telapak

    kaki dari arah tumit ke jari-jari Gambar 2.4

    e). Punggung Kaki

    Dengan mempergunakan kedua ibu jari

    secara bergantian pijatlah punggung kaki

    dari pergelangan kaki ke arah jari-jari

    secara bergantian Gambar 2.5

    f). Gerakan Menggulung

    Pegang pangkal paha dengan kedua

    tangan anda, selanjutnya buatlah gerakan

    menggulung dari pangkal paha menuju

    pangkal kaki Gambar 2.6

    g). Gerakan Akhir

    Setelah gerakan a sampai f dilakukan

    pada kaki kanan dan kiri, rapatkan kedua

    kaki bayi. Letakkan kedua tangan anda

    secara bersamaan pada pantat dan

    pangkal paha. Usap kedua kaki bayi

    dengan tekanan lembut dari paha ke arah

    pergelangan kaki Gambar 2.7

  • 18

    2) Perut

    a). Mengayuh sepeda

    Lakukan gerakan memijat pada perut bayi

    seperti mengayuh pedal sepeda, dari atas

    ke bawah perut, bergantian dengan tangan

    kanan dan kiri Gambar 2.8

    b). Matahari

    Buat lingkaran searah jarum jam dengan

    jari tangan kiri mulai dari perut sebelah

    kanan bawah (daerah usus buntu) ka atas,

    kemudian kembali ke daerha kanan bawah

    (seolah membentuk gambar matahari)

    beberapa kali. Gambar 2.9

    c). Gerakan i love you

    I Pijatlah perut bayi mulai dari

    bagian kiri atas ke bawah dengan

    menggunakan jari-jari tangan kanan

    membentuk huruf I

    LOVE Pijatlah perut bayi membentuk Gambar 2.10

    huruf L terbalik, mulai dari kanan atas ke kiri atas,

    kemudian dari kiri atas ke kiri bawah

  • 19

    YOU Pijatlah perut bayi membentuk huruf U terbalik,

    mulai dari kanan bawah (daerah usus buntu) ke atas,

    kemudian ke kiri, ke bawah, dan berakhir di perut kiri bawah.

    d). Gelembung atau jari-jari berjalan (walking fingers)

    Letakkan ujung jari-jari satu tangan pada

    perut bayi bagian kanan, selanjutnya

    gerakkan jari-jari anda pada perut bayi dari

    bagian kanan ke bagian kiri guna

    mengeluarkan gelembung-gelembung udara Gambar 2.11

    3) Dada

    a). Jantung besar

    Buatlah gerakan yang menggambarkan

    jantung dengan meletakkan ujung-ujung

    jari keduan telapak tangan anda di tengah

    dada bayi/ulu hati, selanjutnya buat

    gerakan ke atas sampai di bawah leher,

    kemudian ke samping di atas tulang

    selangka, lalu ke bawah membentuk

    bentuk jantung, dan kembali ke ulu hati Gambar 2.12

    b). kupu-kupu

    Buatlah gerakan diagonal seperti gambaran kupu-kupu,

    dimulai dengan tangan kanan membuat gerakan memijat

    menyilang dari tengah dada / ulu hati ke

  • 20

    arah bahu kanan, dan kembali ke ulu

    hati, selanjutnya gerakan tangan kiri

    anda ke bahu kiri dan kembali ke ulu hati

    Gambar 2.13

    4) Tangan

    a). Perahan cara India

    Arah pijatan cara India ialah pijatan yang

    menjauhi tubuh. Guna pemijatan ini

    adalah untuk relaksasi atau melemaskan

    otot, caranya adalah peganglah lengan

    bayi bagian pundak dengan tangan kanan

    seperti memegang pemukul soft ball,

    tangan kiri memegang pergelangan Gambar 2.14

    tangan bayi, selanjutnya, gerakkan tangan kanan mulai dari

    bagian pundak ke arah pergelangan tangan, kemudian

    gerakkan tangan kanan kiri dari pergelangan tangan ke arah

    pundak, demikian seterusnya, gerakkan tangan kanan dan ke

    kiri ke bawah secara bergantian dan berulang-ulang seolah

    memerah susu sapi

    b). Membuka tangan

    Pijat telapak tangan dengan kedua ibu jari,

    dari pergelangan tangan ke arah jari-jari

    Gambar 2.15

  • 21

    c). Putar jari-jari

    Pijat lembut jari bayi satu per satu

    menuju ke arah ujung jari dengan

    gerakan memutar, akhirilah gerakan ini

    dengan tarikan lembut pada tiap ujung

    jari Gambar 2.16

    d). Punggung tangan

    Letakkan tangan bayi di antara kedua

    tangan anda, selanjutnya usap punggung

    tangannya dari pergelangan tangan ke

    arah jari-jari dengan lembut Gambar 2.17

    e). Perahan cara swedia

    Arah pijatan cara swedia adalah dari

    pergelangan tangan ke arah badan.

    Pijatan ini berguna untuk mengalirkan

    darah ke jantung dan paru-paru. Caranya

    adalah dengan gerakan tangan kanan dan

    kiri anda secara bergantian mulai dari

    pergelangan tangan kanan bayi ke arah

    pundak lalu lanjutkan dengan pijatan dari

    pergelangan kiri bayi ke arah pundak Gambar 2.18

  • 22

    f). Gerakan Menggulung

    Peganglah lengan bayi bagian atas/bahu

    dengan kedua telapak tangan, selanjutnya

    bentuklah gerakan menggulung dari

    pangkal lengan menuju ke arah

    pergelangan tangan / jari-jari Gambar 2.19

    5) Muka

    a). Dahi : Menyetrika dahi

    Letakkan jari-jari kedua tangan anda pada pertengahan dahi. ,

    tekankan jari-jari anda dengan lembut mulai dari tengah dahi

    keluar ke samping kanan dan kiri seolah menyetrika dahi atau

    membuka lembaran buku, selanjutnya gerakkan ke bawah dan

    ke daerah pelipis, kemudian gerakkan ke dalam melalui

    daerah pipi di bawah

    b). Alis : Menyetrika alis

    Letakkan kedua ibu jari anda diantara

    kedua alis mata. , selanjutnya gunakan

    kedua ibu jari untuk memijat secara lembut

    pada alis mata dan di atas kelopak mata,

    mulai dari tengah ke samping seolah

    menyetrika alis Gambar 2. 20

  • 23

    c). Hidung : Senyum I

    Letakkan kedua ibu jari anda pada pertengahan alis,

    selanjutnya tekankan ibu jari anda dari pertengahan kedua alis

    turun melalui tepi hidung ke arah pipi dengan membuat

    gerakan ke samping dan ke atas seolah membuat bayi

    tersenyum

    d). Mulut bagian atas : Senyum II

    Letakkan kedua ibu jari anda di atas

    mulut di bawah sekat hidung, selanjutnya

    gerakkan kedua ibu jari anda dari tengah

    ke samping dan ke atas ke daerah pipi

    seolah membuat bayi tersenyum Gambar 2. 21

    e). Mulut bagian bawah : Senyum III

    Letakkan kedua ibu jari anda di tengah

    dagu, selanjutnya tekankan dua ibu jari

    pada dagu dengan gerakan dari tengah

    ke samping, kemudian ke atas dan ke

    arah pipi dan seolah membuat bayi tersenyum Gambar 2.22

    f). Belakang telinga

    Dengan mempergunakan ujung-ujung

    jari, berikan tekanan lembut pada daerah

    belakang telinga kanan dan kiri,

    selanjutnya gerakkan ke arah

  • 24

    pertengahan dagu di bawah dagu Gambar 2. 23

    6) Punggung

    a). Gerakan maju mundur

    Tengkurapkan bayi melintang di depan

    anda dengan kepala di sebelah kiri dan

    kaki di sebelah kanan anda, selanjutnya

    pijatlah sepanjang punggung bayi

    dengan gerakan maju mundur

    menggunakan kedua telapak tangan, dari

    bawah leher sampai ke pantat bayi, lalu

    kemabali lagi ke leher Gambar 2.24

    b). Gerakan menyetrika

    Pegang pantat bayi dengan tangan kanan,

    selanjutnya dengan tangan kiri, pijatlah

    mulai dari leher ke bawah sampai

    bertemu dengan tangan kanan yang

    menahan pantat bayi seolah menyetrika

    punggung Gambar 2.25

    c). Gerakan melingkar

    Dengan jari-jari kedua tangan anda,

    buatlah gerakan-gerakan melingkar kecil-

    kecil mulai dari batas tengkuk turun ke

    bawah di sebelah kanan dan kiri tulang

  • 25

    punggung sampai ke pantat, Gambar 2.26

    selanjutnya mulai dengan lingkaran-lingkaran kecil di daerah

    leher, kemudian lingkaran yang lebih besar di daerah pantat

    g. Manfaat Lain dari Pijat Bayi bagi Kasus Tertentu

    Pada beberapa keadaan tertentu, pijat bayi dapat memberikan

    keuntungan tambahan seperti dalam kasus-kasus sebagai berikut :

    1) Orang tua yang masih remaja

    Orang tua yang masih remaja, umumnya tidak atau belum

    siap untuk menjadi orang tua karena mereka sendiri belum cukup

    dewasa. Pada kasus seperti ini pijat bayi akan meningkatkan

    kepercayaan diri mereka, meningkatkan rasa penerimaan atas

    keadaan menjadi orang tua, dan meningkatkan harga diri mereka

    sebagai orang tua.

    2) Orang tua yang rasa ketertarikan pada bayinya kurang

    Hal ini biasanya terjadi pada kasus-kasus seperti kehamilan

    dan kelahiran anak yang tidak di kehendaki atau tidak

    direncanakan, komplikasi kehamilan dan/atau kelahiran, dan

    pemisahan ibu dan bayi untuk waktu tertentu karena kesehatan

    fisik/mental ibu, atau kesehatan bayi. Pada keadaan tersebut, pijat

    bayi dapat mendekatkan hubungan orang tua dengan bayinya.

    3) Orang tua angkat

    Oleh karena tidak pernah mengandung bayi yang diangkat,

    orang tua angkat tidak merasakan kedekatan dengan bayinya

  • 26

    sebelum bayi ini dilahirkan. Pijat bayi akan membantu

    menciptakan ikatan yang lebih kuat antara orang tua angkat

    dengan bayinya. Mereka akan lebih cepat mengenal dan

    merasakan bahwa mereka saling terikat dalam satu keluarga.

    4) Post Operasi Seksio Caesarea

    Bayi yang dilahirkan melalui bedah caesar tidak akan

    menerima rangsangan taktil seperti bayi yang dilahirkan normal.

    Di samping itu, umumnya bayi ini akan kurang siaga (alert)

    karena pengaruh obat-obatan yang diberikan pada ibu. Untuk

    beberapa waktu mungkin ibu dan bayi tidak akan bersama-sama.

    Ibu akan merasa kesakitan dan tidak nyaman, sedangkan ayah

    mungkin akan mempunyai perasaan bersalah atau sedih karena

    istrinya harus operasi. Pijat bayi akan lebih cepat menyatukan

    orang tua dan bayinya, serta akan menolong mereka melepaskan

    perasaan-perasaan negatif tersebut

    5) Sakit Perut (colic)

    Colic atau sakit perut pada bayi ditunjukkan oleh bayi secara

    khas, yaitu dengan tangis sakit yang melengking. Secara teori

    penyebab kolik (colic) yang menonjol antara lain susunan saraf

    autonom yang tidak seimbang, adanya gangguan pada

    pertumbuhan mekanisme kontrol tidur/bangun, atau gangguan

    interaksi antara orang tua dan bayi. Kolik juga sering

  • 27

    dihubungkan dengan adanya gangguan pada saluran pencernaan

    dan kesukaran makan.

    Untuk mengurangi kolik ini, para orang tua dianjurkan untuk

    memijat bayinya pada waktu kolik berlangsung dan pada waktu

    menjelang tidur.

    6) Asma

    Asma sangat erat hubungannya dengan rangsangan fisik dari

    luar, seperti adanya serbut atau debu, tetapi juga dapat

    berhubungan dengan faktor psikologis seperti adanya kegelisahan.

    Pijat telah menunjukkan keberhasilan untuk melebarkan saluran

    nafas/udara yang menyempit.

    Pijat adalah terapi umum untuk relaksasi. Peneliti dewasa ini

    meneliti akibat dari pijat bayi dan pijat pada remaja. Hasil peneliti

    menunjukkan bahwa dengan pijat terjadi penurunan rasa gelisah

    dan depresi, disamping kurangnya serangan asma dan gangguan

    saluran nafas

    7) Bayi dari ibu HIV positif

    Peneliti saat ini sedang mempelajari apakah terapi pijat dapat

    mempengaruhi peningkatan fungsi kekebalan tubuh pada bayi-

    bayi dari ibu dengan HIV positif dan apakah terapi pijat yang

    diberikan oleh orang tuadapat meningkatkan perkembangan

    mental, motorik, dan perkembangan sosial bayinya. Penelitian

    menyimpulkan bahwa pemijatan pada bayi dengan HIV-positif

  • 28

    menghasilkan kenaikan berat badan, perkembangan motorik yang

    lebih baik.

    8) Bayi kurang bulan (premature infant)

    Bayi prematur mengalami kehangatan dan kenyamanan

    dalam kandungan ibu dalam waktu yang singkat. Selain itu,

    mereka akan lebih sering disuntik dan mengalami pemeriksaan-

    pemeriksaan laboratorium yang menyakitkan. Dengan demikian,

    mereka harus belajar sejak awal perabaan dapat pula merupakan

    sesuatu yang menyenangkan serta penuh kasih sayang yang sejuk

    sejak dari hari pertama (Roesli, 2008).

    2. Pengetahuan

    a. Pengertian Pengetahuan

    Pengetahuan pada hakekatnya merupakan segenap apa yang kita

    ketahui tentang suatu obyek tertentu, termasuk di dalamnya adalah

    ilmu, jadi ilmu merupakan bagian dari pengetahuan yang diketahui

    oleh manusia di samping berbagai pengetahuan lainnya. Pengetahuan

    merupakan hasil tahu yang terjadi setelah orang melakukan

    penginderaan terhadap obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui

    panca indera yang meliputi indera penglihatan, pendengaran,

    penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan merupakan domain yang

    sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang.

  • 29

    b. Tingkatan Pengetahuan

    1) Tahu (know)

    Tahu diartikan sebagai suatu materi yang telah dipelajari

    sebelumnya, termasuk mengingat kembali (recall) sesuatu yang

    spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang

    telah diterima.

    2) Memahami (comprehension)

    Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

    menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat

    menginterpretasikan materi tersebut secara benar.

    3) Aplikasi (aplication)

    Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan

    materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real

    (sebenarnya).

    4) Analisis (analysis)

    Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi

    atau suatu obyek kedalam komponen-komponen tetap masih dalam

    suatu struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu dengan

    yang lain.

    5) Sintesis (synthesis)

    Sintesis yaitu suatu kemampuan untuk meletakkan atau

    menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan

  • 30

    yang baru. Dengan kata lain, sintesis adalah suatu kemampuan

    untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.

    6) Evaluasi (evaluation)

    Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

    justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau obyek.

    Penilaianpenilaian itu didasarkan pada suatu kriteria yang

    ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah

    ada.

    c. Cara memperoleh pengetahuan

    1) Cara tradisional atau ilmiah

    Cara coba dan salah ( trial and error), cara ini telah dipakai

    orang sebelum adanya kebudayaan, apabila seseorang

    mengahadapi persoalan atau masalah, upaya pemecahan dilakukan

    dengan coba-coba ; Cara kekerasan atau otoriter, pengetahuan

    diperoleh berdasarkan pada otoriter atau kekuasaan, baik tradisi,

    otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama maupun ahli

    pengetahuan. Pengetahuan tersebut diperoleh tanpa terlebih dahulu

    menguji atau membuktikan kebenarannya, baik berdasarkan fakta

    empiris atau penalaran sendiri ; Berdasarkan pengalaman pribadi,

    hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman

    yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi

    pada masa lalu ; Melalui jalan pikiran, dalam memperoleh

  • 31

    kebenaran pengetahuan, manusia telah menggunakan jalan

    pikirannya melalui induksi maupun deduksi.

    2) Cara modern atau non ilmiah

    Mengadakan pengamatan langsung terhadap gejala-gejala

    alam atau kemasyarakatan, kemudian hasil pengamatan tersebut

    dikumpulkan dan diklasifikasi kemudian akhirnya diambil

    kesimpulan umum

    d. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

    Pengetahuan dalam masyarakat dipengaruhi beberapa faktor :

    1) Tingkat pendidikan

    Semakin tinggi tingkat pendidikan maka ia akan mudah

    menerima hal-hal baru dan mudah menyesuaikan hal-hal baru

    tersebut

    2) Informasi

    Seseorang yang mempunyai sumber informasi yang lebih

    banyak akan memberikan pengetahuan yang lebih jelas.

    3) Budaya

    Budaya sangat berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan

    seseorang karena informasi-informasi yang diperoleh belum sesuai

    dengan budaya yang ada dan agama yang dianut.

  • 32

    4) Pengalaman

    Pengalaman di sini berkaitan dengan umur dan pendidikan

    individu, maksudnya semakin bertambahnya umur dan pendidikan

    yang tinggi, pengalaman akan lebih luas.

    5) Sosial ekonomi

    Tingkat seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidup.

    (Notoatmodjo, 2003)

    3. Praktik

    a. Definisi Praktik

    Sikap belum otomatis terwujud dalam satu tindakan (overt

    behaviour). Untuk yang terwujudnya sikap menjadi suatu perbuatan

    nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang

    memungkinkan. Pengukuran dalam praktek dapat dilakukan secara

    tidak langsung yakni dengan wawancara terhadap kegiatan kegiatan

    yang telah dilakukan dalam kurun waktu tertentu. Pengukuran juga

    dapat dilakukan secara tidak langsung yakni dengan mengobservasi

    tindakan atau kegiatan responden. Sedangkan praktik (practice) yang

    berkaitan dengan pendidikan adalah praktek atau tindakan yang

    dilakukan oleh peserta didik sehubungan dengan materi yang

    diberikan.

    b. Tingkatan Praktik

    Praktik mempunyai beberapa tingkatan, yaitu sebagai berikut :

  • 33

    1) Persepsi (Perception)

    Mengenal dan memilih berbagai obyek sehubungan dengan

    tindakan yang akan diambil adalah merupakan praktik tingkat

    pertama

    2) Respon Terpimpin (guided response)

    Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan

    sesuai dengan contoh adalah indicator praktik tingkat dua

    3) Mekanisme (mecanism)

    Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan

    benar secara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan

    kebiasaan, maka ia sudah mencapai praktik tingkat tiga

    4) Adopsi (adoption)

    Adaptasi adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah

    berkembang dengan baik, artinya tindakan itu sudah dimodifikasi

    tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut. (Wahit, 2006)

    4. Pendidikan Kesehatan / Penyuluhan

    a. Pengertian Pendidikan Kesehatan

    Penyuluhan / Pendidikan kesehatan adalah proses membuat orang

    mampu meningkatkan dan memperbaiki kesehatan mereka (WHO)

    Green berpendapat bahwa : health education is a proces elated to

    health decisions and practice. Knowledge, values, perceptions, and

    motivation are of course, causes behaviour, but lingages between

    them is amatter of probability (L. Green, 1998)

  • 34

    Pendidikan Kesehatan adalah proses untuk meningkatkan

    kesehatannya. Selain itu, untuk mencapai derajat kesehatan yang

    sempurna, baik fisik, mental, dan sosial, maka masyarakat harus

    mampu mengenal dan mewujudkan aspirasinya, kebutuhannya, dan

    mampu mengubah atau mengatasi lingkungannya (lingkungan fisik,

    sosial budaya, dan sebagainya).

    Pendidikan pada hakekatnya adalah :

    1) Salah satu bentuk pemecahan masalah kesehatan dengan

    pendekatan pendidikan

    2) Suatu bentuk penerangan pendidikan dalam pemecahan masalah

    kesehatan masyarakat

    3) Suatu usaha untuk membantu individu, keluarga, atau masyarakat

    dalam meningkatkan kemampuan atau perilaku untuk mencapai

    kesehatan secara optimal

    4) Didalam pendidikan terjadi proses pertumbuhan, perkembangan,

    perubahan ke arah yang lebih baik, lebih dewasa, lebih matang

    pada diri individu, keluarga, kelompok masyarakat.

    b. Proses Pendidikan Kesehatan

    Dari batasan inilah tersirat unsur-unsur pendidikan yakni :

    1) Masukan (input)

    Persoalan masuk menyangkut subyek atau sasaran belajar itu

    sendiri dengan berbagai latar belakangnya.

  • 35

    2) Proses

    Persediaan proses adalah mekanisme atau proses terjadinya

    perubahan kemampuan pada diri subjek belajar. Di dalam proses

    ini terjadi pengaruh timbal balik antara berbagai faktor, antara lain

    subyek belajar, pengajar atau fasilitator belajar, metode yang

    digunakan, alat bantu belajar, dan materi atau bahan yang

    dipelajari.

    3) Keluaran (output)

    Keluaran merupakan hasil belajar itu sendiri, yang terdiri dari

    kemampuan baru atau perubahan baru pada diri subjek belajar.

    Proses kegiatan belajar tersebut dapat digambarkan pada bagan di

    bawah ini.

    Metode

    Input (subyek belajar)

    Output (hasil belajar)

    Alat-Alat Bantu

    Fasilitas belajar Bahan Belajar

    Proses Belajar

    Skema 2.1 : Proses belajar dan faktor-faktor yang

    mempengaruhinya.

    Sumber : Effendy (1998 : 48)

  • 36

    Hasil (output) yang diharapkan dari suatu pendidikan kesehatan

    adalah perilaku kesehatan, atau perilaku untuk memelihara dan

    meningkatkan kesehatan yang kondusif.

    c. Kegiatan Pendidikan Kesehatan

    Sesuai dari 3 Faktor terbentuknya perilaku, maka kegiatan

    pendidikan kesehatan ditunjukkan pada 3 faktor sebagai berikut :

    1) Pendidikan Kesehatan dalam Faktor-Faktor Predisposisi

    Pendidikan kesehatan ditujukan untuk menggugah kesadaran,

    memberikan atau meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang

    pemeliharaan dan peningkatan kesehatan baik bagi dirinya sendiri,

    keluarganya maupun masyarakat. Di samping itu, dalam konteks

    ini promosi kesehatan juga memberikan pengertian tentang tradisi,

    kepercayaan masyarakat, dan sebagainya, baik yang merugikan

    maupun yang menguntungkan kesehatan. Bentuk pendidikan ini

    antara lain penyuluhan kesehatan, pameran kesehatan, iklan-iklan

    layanan kesehatan, spanduk, billboard, dan sebagainya

    2) Pendidikan Kesehatan dalam Faktor Enabling

    Karena faktor pemungkin (enabling) ini berupa fasilitas atau sarana

    dan prasarana kesehatan, maka bentuk pendidikan kesehatan

    adalah memberdayakan masyarakat agar mereka mampu

    mengadakan sarana prasarana kesehatan bagi mereka.

  • 37

    3) Pendidikan Kesehatan dalam Faktor Reinforcing

    Karena faktor ini menyangkut sikap dan perilaku tokoh masyarakat

    (toma) dan tokoh agama (toga), serta petugas, termasuk petugas

    kesehatan., maka promosi kesehatan yang paling tepat adalah

    dalam bentuk pelatihan bagi toga, toma, dan petugas kesehatan

    sendiri. Tujuan utama dari pelatihan ini adalah supaya sikap dan

    perilaku petugas dapat menjadi teladan.

    d. Tujuan Pendidikan Kesehatan

    Terjadi perubahan sikap dan tingkah laku individu, keluarga,

    kelompok khusus, masyarakat. Dalam membina dan memelihara

    perilaku hidup sehat serta berperan aktif dalam upaya mewujudkan

    derajat kesehatan yang optimal.

    e. Ruang Lingkup Pendidikan Kesehatan

    Ruang lingkup pendidikan kesehatan dapat dilihat dari berbagai

    dimensi, antara lain dimensi sasaran pendidikan, dimensi tempat

    pelaksanaan atau aplikasinya dan dimensi tingkatnya pelayanan

    kesehatan dilihat dari :

    1). Dimensi sasaran

    Pendidikan kesehatan dapat dikelompokkan menjadi 3 yaitu :

    a). pendidikan kesehatan individual dengan sasaran individu

    b). pendidikan kesehatan kelompok dengan sasaran kelompok

    c). pendidikan kesehatan masyarakat dengan sasaran masyarakat

    luas

  • 38

    2). Dimensi tempat pelaksanaanya

    Pendidikan kesehatan dapat berlangsung di berbagai tempat,

    dengan sendirinya sasarannya berbeda pula, misalnya :

    a) pendidikan kesehatan di sekolah, dilakukan di sekolah dengan

    sasaran murid

    b) pendidikan kesehatan di rumah sakit, dilakukan di rumah-

    rumah sakit dengan sasaran pasien atau keluarga pasien, di

    puskesmas dan lain sebagainya

    c) pendidikan kesehatan di tempat-tempat kerja dengan sasaran

    buruh atau karyawan yang bersangkut

    3). Dimensi tingkat pelayanan kesehatan

    Pendidikan kesehatan dapat dilakukan berdasarkan 5 tingkat

    pencegahan menurut leavel dan clark sebagai berikut :

    a) Health Promotion (peningkatan kesehatan)

    b) General and specific protection (perlindungan umum dan

    khusus)

    c) Early diagnosis and prompt treatment (diagnosis dini dan

    pengobatan segera/adekuat)

    d) Disability Limitation (pembatasan kecacatan)

    e) Rehabilitation (rehabilitasi)

  • 39

    f. Metode Pendidikan Kesehatan

    a. Metode Pendidikan Individual

    Dalam promsi kesehatan, metode pendidikan yang bersifat individual

    digunakan untuk membina perilaku baru, atau membina seseorang

    yang mulai tertarik pada suatu perubahan perilaku (inovasi).

    Dalam pendekatan individual ini terdapat beberapa bentuk yakni :

    bimbingan dan penyuluhan serta wawancara.

    b. Metode Pendidikan Kelompok

    1). Kelompok Besar

    Suatu kelompok dapat dikatakan kelompok besar jika jumlah

    peserta lebih dari 15 orang. Adapun metode yang biasa

    digunakan adalah Ceramah dan Seminar

    2). Kelompok Kecil

    Suatu kelompk dapat dikatakan sebagai kelompok kecil jika

    jumlah peserta kurang dari 15 orang. Metode yang cocok adalah

    diskusi kelompok, curah pendapat , bola salju, kelompok-

    kelompok kecil, memainkan perananan, permainan simulasi

    c. Metode Pendidikan Massa

    Metode pendidikan massa cocok untuk mengkomunikasikan pesan-

    pesan kesehatan yang ditujukan pada masyarakat. Metode yang cocok

    adalah ceramah umum, pidato, sinetron, tulisan di majalah, billboard.

  • 40

    g. Alat Bantu / Media Pendidikan Kesehatan

    Alat bantu pendidikan kesehatan adalah alat-alat yang digunakan oleh

    pendidik dalam menyampaikan bahan pendidikan atau pengajaran. Alat

    bantu atau alat peraga disusun berdasarkan prinsip bahwa pengetahuan

    yang ada pada setiap manusia diterima atau ditangkap melalui panca

    indera, sehingga pada prinsipnya adalah mengerahkan indera sebanyak

    mungkin kepada suatu obyek sehingga mempermudah pemahaman.

    Manfaat alat bantu kesehatan antara lain : menimbulkan minat sasaran

    pendidikan, mencapai sasaran yang lebih banyak, membantu dalam

    mengatasi banyak hambatan dalam pemahaman, merangsang sasaran

    pendidikan untuk meneruskan pesan-pesan yang diterima kepada orang

    lain, mempermudah penyampaian bahan pendidikan oleh para pendidik,

    mempermudah penerimaan informasi oleh sasaran pendidikan, mendorong

    keinginan orang untuk mengetahui, dan membantu menegakkan

    pengertian yang diperoleh

    Media cetak sebagai alat bantu menyampaikan pesan-pesan kesehatan

    sangat bervariasi, antara lain : Media cetak, yang terdiri dari boklet,

    leaflet, flyer, flipchart, rubrik, poster, dan foto tentang kesehatan, media

    elektronik, yang terdiri dari televisi, radio, video, slide, dan fil strip, dan

    media papan, yang terdiri dari billboard yang dipasang di tempat-tempat

    umum (Notoatmodjo, 2007).

  • 41

    B. Kerangka Teori

    Faktor Penguat (reinforcing factors) : 1. Sikap petugas kesehatan 2. Perilaku petugas kesehatan

    Faktor Pemungkin (enablingfactors) : 1. Fasilitas Fisik : kesehatan

    (Puskesmas, Rumah Sakit) 2. Fasilitas Umum : media

    massa (koran, tv, radio) 3. Peran Serta Masyarakat

    Faktor Predisposisi (predisposing factors) : 1. Pengetahuan tentang Pijat

    Bayi 2. Sikap terhadap pijat bayi 3. Tingkat Pendidikan 4. Keadaan Sosial Budaya

    Proses Belajar

    Pengetahuan dan Ketrampilan Ibu Melakukan Pijat

    Bayi

    Skema 2.2 Kerangka Teori

    (Sumber : Modifikasi Lawrence Green, 1998 dalam Soekidjo Notoatmodjo, 2007;

    Effendy, 1998)

  • 42

    C. Kerangka Konsep

    Pengetahuan Ibu tentang Pijat Bayi

    Ketrampilan Ibu Melakukan Pijat Bayi

    Penyuluhan tentang Pijat Bayi

    Skema 2.3 Kerangka Konsep

    D. Hipotesis

    1. Ada pengaruh antara penyuluhan tentang pijat bayi terhadap pengetahuan

    ibu tentang pijat bayi di BPS Hj. Sri Wahyuni, S. ST, Semarang.

    2. Ada pengaruh antara penyuluhan tentang pijat bayi terhadap ketrampilan

    ibu melakukan pijat bayi di BPS Hj. Sri Wahyuni, S. ST, Semarang.