Pierre Teilhard de Chardin - Gejala Manusia

303

Click here to load reader

description

Gejala Manusia

Transcript of Pierre Teilhard de Chardin - Gejala Manusia

  • GEJALAMANUSIA

    Pierre Teilhard de Chardin

  • Modified & Authorised by: Edi Cahyono, WebmasterDisclaimer & Copyright Notice 2007 Oeys Renaissance

    Pengutipan untuk keperluan resensi dan keilmuan dapatdilakukan setelah memberitahukan terlebih dulu

    pada Penerjemah/Penerbit

    Memperbanyak atau reproduksi buku terjemahan ini dalam bentukapa pun untuk kepentingan komersial tidak dibenarkan

    Hak Cipta dilindungi Undang-undangAll Rights Reserved

    Judul asli: Le Fenomene Humaine (The Phenomenon of Man)By: Pierre Teilhard de Chardin

    Editions du Seuil, Paris

    Edisi Indonesia: Gejala Manusiaalih bahasa: Oey Hay Djoen

    editor: Edi Cahyono

  • Oeys Renaissance

    GEJALAMANUSIA

    Pierre Teilhard de Chardin

    alih bahasa: Oey Hay Djoen

  • | vi |

    ISI

    SEBAGAI PENGANTAR viiiPENDAHULUAN: MELIHAT 1BAGIAN SATU: TAHAP PRA-KEHIDUPANBAB I - ZAT ALAM - SEMESTA 81. Materi Elemental (dasar) 92. Materi Total 123. Evolusi Materi 16BAB II- SISI-DALAM OBYEK-OBYEK 241. Keberadaan 252. Hukum-hukum Pertumbuhan Kualitatif 293. Energi Spiritual 33BAB III - BUMI PADA TAHAP-TAHAP AWAL 401. Sisi-Luar 402. Sisi-dalam 45BAGIAN DUA: KEHIDUPANBAB I - PERMUNCULAN KEHIDUPAN 491. Perlintasan Ambang Kehidupan2. Awal Perwujudan-perwujudan Kehidupan 643. Musim Kehidupan 72BAB II : PEMUAIAN KEHIDUPAN 801. Gerak-gerak Dasar Kehidupan 81AKIBAT WAJAR: MODUS-MODUS KEHIDUPAN 872. Percabangan Massa yang Hidup 913. Pohon Kehidupan 103BAB III - DEMETER 127BAGIAN TIGA: PIKIRANBAB I - KELAHIRAN PIKIRANCATATAN PENDAHULUAN: PARADOKS MANUSIA 150

  • Gejala Manusia | vii1. Ambang Pemikiran 1512. Bentuk-bentuk Asli 174BAB II - PENYEBARAN NOOSFERA 181BAB III - BUMI MODERNPERGANTIAN KURUN ZAMAN 2061. Ditemukannya Evolusi 2092. Masalah Aksi 222BAGIAN EMPAT:KELANGSUNGAN KEHIDUPANBAB I : POKOK PERSOALAN KOLEKTIFSUATU JALAN-BUNTU YANG MESTI DIHINDARI: ISOLASI 2321. Bertemunya Pikiran 2342. Jiwa Bumi 241BAB II - MELAMPAUI YANG KOLEKTIF: YANGSUPRA-PRIBADISUASANA PIKIRAN YANG MESTI DITANGGULANGI:BERKECIL-HATI 2521. Konvergensi Pribadi dan Titik Omega 2562. Energi Kasih 2643. Sifat-sifat Titik Omega 268BAB III - BUMI KESUDAHAN 274EPILOG: GEJALA KEKRISTENANIKHTISAR ATAU KATA-AKHIR: HAKEKAT GEJALA MANUSIALAMPIRAN: BEBERAPA CATATAN TENTANG TEMPATDAN PERANAN KEBATILAN DALAM SUATU DUNIA YANGSEDANG BER-EVOLUSI

  • | viii |

    SEBAGAI PENGANTAR

    Untuk memahaminya secara tepat, jangan hendaknya buku ini dibacasebagai sebuah studi metafisika, lebih-lebih lagi sebagai sebuahpembahasan teologis, melainkan hanya dan semata-mata sebagai sebuahkarya ilmiah.

    Sesungguhnya, itulah yang diacu oleh judul buku ini. Buku ini membahasmanusia sebagai suatu gejala semata-mata; namun juga mengenaikeseluruhan gejala manusia itu.

    Pertama, buku ini mengenai manusia sebagai suatu gejala semata-mata.

    Buku ini tidak mencoba memberikan suatu penjelasan mengenai dunia,melainkan hanya suatu pengantar pada suatu penjelasan seperti itu. Secarasederhana: telah kupilih manusia sebagai pusatnya, dan di sekelilingmanusia itu kucoba menegakkan suatu tatanan yang masuk akal antaraanteseden-anteseden dan konsekuensi-konsekuensi. Aku tidak mencobamenemukan suatu sistem hubunga-hubungan ontologis dan kausal diantara unsur-unsur alam-semesta, melainkan hanya suatu hukumkeberulangan eksperimental yang akan mengungkapkanpermunculannya secara berturut- turut dalam waktu. Di luar pemikiran-pemikiran pertama yang semurninya ilmiah ini, jelas terdapat ruanganyang luas sekali bagi spekulasi-spekulasi yang jauh jangkauannya bagipara filosof dan teolog. Dengan tujuan tertentu, dengan berhati-hati selalukuhindari memasuki bidang hakekat keberadaan itu. Paling-paling yangtelah kulakukan dengan penuh keyakinan, atas dasar pengalaman adalah,dengan cermat mengidentifikasi gerakan terpadu menuju kesatuan, dantelah kutandai tempat-tempat di mana pemikir-pemikir filosofikal danreligius, dalam menyimak persoalannya lebih lanjut, akan berhak, karenaalasan-alasan dari tatanan lebih tinggi, mencari pelanggaran-pelanggarandalam kesinambungan.1

    Tetapi buku ini juga mengenai keseluruhan gejala manusia. Tanpabertentangan dengan yang baru kunyatakan di atas (walaupun tampaknyabegitu) justru aspek inilah yang mungkin menjadikan gagasan-gagasankukelihatannya seperti suatu filsafat. Selama kurang lebih limapuluh tahun

  • Gejala Manusia | ixterakhir, penelitian-penelitian ilmiah tanpa sedikitpun keraguan telahmembuktikan, bahwa tidak ada kenyataan yang berada dalam isolasisemurninya; bahwa setiap pengalaman, betapapun obyektif tampaknya,secara tidak dapat dielakkan menjadi terbungkus dalam suatu kompleksperkiraan-perkiraan, segera setelah ilmuwan mencoba menyatakannyadalam sebuah perumusan. Tetapi, sekalipun pancaran penafsiransubyektif ini mungkin tetap tidak kelihatan apabila medan pengamatanitu terbatas, ia secara praktis pasti akan menjadi dominan segera setelahmedan pengelihatan meluas pada yang menyeluruh.

    Bagaikan garis-garis bujur (meridian) yang mendekati kutub, maka ilmu,filosofi dan religi mau tidak mau bertemu ketika semakin dekat padayang menyeluruh. Mereka berkonvergensi kukatakan dengan sengajatetapi tanpa melebur, dan tanpa berhenti, hingga paling akhir, untukmenyerang yang nyata dari berbagai sudut dan pada berbagai tingkatyang berbeda-beda. Ambillah sembarang buku mengenai alam semestayang ditulis oleh salah seorang ilmuwan modern yang besar sepertiPoincare, Einstein atau Jeans, dan akan anda lihat bahwa tidaklahmungkin memberikan suatu penafsiran umum secara ilmiah tentangalam semesta itu tanpa menimbulkan kesan akan adanya usaha untukmenjelaskannya setuntas mungkin. Namun, simaklah dengan lebihseksama, dan anda akan melihat bahwa hiperfisika itu tetap bukanlahsuatu metafisika.

    Dalam perjalanan semua ikhtiar sejenis ini, untuk memberikan suatugambaran ilmiah mengenai keseluruhan itu, wajarlah bahwa pengiraan-pengiraan kasar tertentu itu, yang menjadi landasan seluruh strukturberikutnya, akan terasa pengaruhnya secara maksimal. Dalam hubungandengan karya ini khususnya, penting kiranya diterangkan, bahwa duaasumsi berjalan bersama-sama untuk mendukung dan menguasai setiapperkembangan tema.

    Yang pertama adalah keutamaan yang diberikan pada yang psikik danpada pikiran dalam jaringan semesta-alam, dan yang kedua adalah nilaibiologis yang diberikan pada kenyataan sosial di sekeliling diri kita.

    Makna istimewa dan utama dari manusia di dalam alam, dan sifat

  • x | Pierre Teilhard de Chardinorganik kemanusiaan; itulah dua asumsi yang mungkin hendak ditolakpada awalnya, namun tanpa menerimanya, aku tidak melihatkemungkinan untuk memberikan suatu uraian yang lengkap dan dapatdimengerti mengenai gejala manusia itu.

    Paris, Maret 1947.

  • | 1 |

    PENDAHULUAN: MELIHAT

    Oleh: Pierre Teilhard de Chardin

    Karya ini dapat disimpulkan sebagai suatu usaha untuk melihat dan untukmembuat orang lain melihat akan apa yang terjadi pada manusia, dankesimpulan-kesimpulan apa yang dipaksakan pada kita, apabila iaditempatkan secara benar dan tepat di dalam kerangka gejala danpenampilannya.

    Mengapa kita mau melihat, dan teristimewa mengapa mesti kitamengkhususkan manusia sebagai obyek kita?

    Melihat. Kita dapat mengatakan bahwa seluruh kehidupan terletak dalamkata-kerja itu kalaupun tidak sebagai tujuan, sekurang-kurangnyasecara hakiki. Keberadaan yang lebih penuh adalah persatuan yang lebihakrab: itulah inti dan kesimpulan buku ini. Tetapi, marilah kitamenekankan permasalahannya: persatuan hanya meningkat melalui suatupeningkatan dalam kesadaran, artinya dalam penglihatan. Dan itu, tidakdiragukan lagi, adalah mengapa sejarah dunia yang hidup dapatdisimpulkan sebagai peluasan daya-lihat kita yang semakin sempurnadi dalam suatu kosmos di mana selalu semakin banyak untuk dilihat.Sebab, tidakkah kita menilai kesempurnaan seekor binatang, ataukeunggulan suatu makhluk yang berpikir, dari ketajaman dan dayamenyimpulkan pandangannya?

    Berusaha melihat lebih banyak dan lebih baik bukanlah soal tingkahatau keingin-tahuan atau kegemaran. Melihat atau musnah adalahketentuan yang dibebankan pada segala sesuatu yang merupakan alamsemesta itu, karena karunia keberadaan yang misterius itu. Dan ini,sebagian paling besar, adalah keadaan manusia.

    Namun, apabila benar bahwa mengetahui itu sedemikian menentukandan menyenangkan, mari kita bertanya lagi mengapa kita mengarahkanperhatian kita khususnya pada manusia. Tidakkah manusia sudah

  • 2 | Pierre Teilhard de Chardinsecukupnya digambarkan, dan tidakkah ia merupakan suatu persoalanyang menjemukan?

    Bukankah justru menjadi salah-satu daya-tarik ilmu pengetahuan bahwaia mengistirahatkan mata kita dengan memalingkannya dari manusia?

    Manusia itu mempunyai hak/gelar rangkap, sebagai dua kali lipat pusatdunia, mendesakkan dirinya pada ikhtiar kita untuk melihat, sebagaikunci pada alam semesta.

    Secara subjektif, pertama-tama sekali, kita secara tidak dapat mengelakmenjadi pusat perspektif pengamatan diri kita sendiri. Pada taraf dini,taraf naifnya, ilmu pengetahuan, barangkali secara tidak terelakkan,membayangkan bahwa kita dapat mengamati gejala-gejala itu sendiri,sebagaimana gejala-gejala itu berlangsung/terjadi dalam ketidak-hadirankita. Secara naluriah para ahli fisika dan naturalis bekerja seakan-akanmereka dapat melihat ke bawah dari suatu puncak ketinggian pada suatudunia yang dapat ditembus oleh kesadaran mereka tanpa ditundukkanpadanya atau mengubahnya. Mereka kini mulai menyadari bahwabahkan pengamatan mereka yang paling objektifpun terendam dalamkonvensi-konvensi yang mereka anut dari sejak awal dan oleh bentuk-bentuk atau kebiasaan-kebiasaan pikiran yang berkembang selamapertumbuhan riset; sehingga, ketika mereka sampai pada akhir analisiamereka, tidak dapat mereka mengatakan dengan kepastian apakahstruktur yang mereka capai itu adalah hakekat persoalan yang sedangmereka pelajari, atau merupakan pencerminan/ungkapan pikiran merekasendiri. Bersamaan dengan itu mereka menyadari bahwa sebagai buahpenemuan-penemuan mereka, mereka terperangkap secara badaniah danrokhaniah dalam jaringan hubungan-hubungan yang hendak merekalemparkan ke atas hal-hal dari luar: sebenarnya mereka itu terperangkapdalam jaring-jaring mereka sendiri. Seorang ahli geologi akanmenggunakan kata-kata metamorfisme dan endomorfisme.

    Obyek dan subyek karin dan saling mengubah satu sama lain dalamtindak pengetahuan; dan dari sekarang untuk seterusnya manusia mau-tak-mau mendapatkan citranya sendiri tertera pada segala yangdilihatnya.

  • Gejala Manusia | 3Ini memang suatu bentuk perbudakan yang, namun, segera memberiimbalan berupa keagungan yang pasti dan tiada duanya.

    Sungguh menjengkelkan dan bahkan memalukan bagi seorang pengamatuntuk dibelenggu sedemikian itu, diwajibkan membawa serta dengandirinya, ke mana pun ia pergi, pusat bentangan darat yang sedangdijelajahinya.

    Tetapi, apakah yang terjadi apabila kekebetulan mengarahkan langkah-langgkahnya pada suatu tempat yang menguntungkan (suatupersimpangan jalan, atau lembah-lembah yang silang-menyilang) darimana, tidak hanya daya-lihatnya, melainkan benda-benda itu sendirimemancar? Dalam hal seperti itu, cara segala sesuatu didistribusi secaraobjektif, dan daya-tanggapan mencapai puncaknya. Pemandangan alamitu menjadi terang dan melepaskan rahasia-rahasianya. Ia melihat.

    Itu agaknya menjadi hak-istimewa pengetahuan manusia.

    Tidak harus menjadi seorang manusia untuk menanggapi obyek-obyekdan kekuatan-kekuatan yang mengelilingi dirinya secara teratur.

    Semua hewan telah mencapai titik ini seperti halnya dengan kita. Tetapiadalah khas manusia untuk menempati suatu kedudukan dalam alam dimana garis-garis yang bertemu (berkonvergensi) itu tidak hanya bersifatvisual melainkan struktural. Halaman-halaman berikutnya hanya akanmencocokkan dan menganalisa gejala ini. Berkat kualitas dan sifat-sifatbiologis pikiran, kita mendapatkan diri kita berada di suatu titik yangtiada duanya, pada suatu titik-simpul yang menguasa seluruh pecahankosmos yangg pada saat ini berada dalam jangkauan pengalaman kita.

    Manusia, pusat perspektif, sekaligus juga pusat konstruksi alam semesta.Dan berdasarkan kelayakan maupun keharusan, semua ilmu pengetahuanharus dirujukkan kembali padanya. Apabila melihat benar-benar berartimenjadi lebih, jika daya-lihat benar-benar berarti keberadaan yang lebihpenuh, maka haruslah kita menyimak manusia untuk meningkatkankemampuan kita untuk hidup.

    Tetapi untuk melakukan ini harus kita memfokuskan pandangan kitasecara tepat.

  • 4 | Pierre Teilhard de ChardinSejak fajar kebeeradaannya, manusia telah diangkat sebagai suatutontonan bagi dirinya sendiri. Sesungggguhnya, selama berpuluh-puluhabad ia cuma menatap pada dirinya sendiri. Sekalipun begitu, ia barusaja mulai mempunyai suatu pandangan ilmiah mengenai makna dirinyasendiri di dalam dunia fisik ini. Tidak usah heran dengan lambatnyakebangkitan ini. Seringkali terjadi bahwa yang kita tatap secara langsungadalah yang paling sukar kita fahami. Seorang bayi harus belajarmemisah-misahkan bayangan-bayangan yang menyerang retina (selaputjala) yang baru terbuka. Agar manusia menemukan manusia danmemahaminya, telah diperlukan serangkaian penuh indera-indera, yangperolehannya secara berangsur-angsur, yang berdesak-desak danmelonggar-luas, di dalam sebuah ruang-lingkup (sfera) yang bersumbutidak-terbatas, orbit-orbit obyek-obyek yang berdesakan disekelilingkita;

    Kesadaran akan kedalaman, yang dengan susah-payah mendesak mundurmelalui sederetan dan jarak-jarak waktu yang tiada habisnya dan tidak-terhingga, yang terus-menerus dicenderungkan oleh semacamkelembaman pikiran hingga mengembun menjadi selapisan tipis masa-lalu;

    Kesadaran akan bilangan, dengan tabah mengungkapkan dan menangkapbanyaknya bahan atau anasir-anasir hidup yang membingungkan yangterlibat dalam perubahan sekecil apapun dalam alam semesta;

    Kesedaran akan nisbah-nisbah, menyadari sedapat-dapat kita perbedaanskala fisik yang memisahkan, dalam irama maupun dalam dimensi, atomdari nebula yang kecil sekali dari yang besar sekali;

    Kesadaran akan kualitas, atau akan kebaruan, yang memungkinkan kitamembedakan taraf-taraf kesempurnaan dan pertumbuhan muitlaktertentu dalam alam, tanpa mengacaukan kesatuan fisis dunia;

    Kesadaran akan gerak, mampu menanggapi perkembangan-perkembangan yang tidak dapat dilawan yang tersembunyi dalamkelembanan ekstrim pergolakan ekstrim yang tersembunyi di bawahkerudung ketiadaan-gerak yang sama sekali baru menyelinapkan dirike dalam jantung ulangan monoton hal-hal yang sama;

  • Kesadaran, akhirnya, akan yang organik, mengungkapkan pertalian-pertalian fisis dan kesatuan struktural di balik penjajaran pergantian-pergantian (successions) dan kebersamaan-kebersamaan (collectivities)yang dangkal.

    Tanpa kualitas-kualitas ini untuk menerangi daya-lihat kita, manusiaakan tetap tidak-menentu bagi kita apapun yang dilakukan untukmembuat kita melihat yang dilambangkannya bagi begitu banyakpikiran: suatu obyek yang tidak-menentu dalam suatu dunia yangterpotong-potong.

    Sebaliknya, kita hanya perlu membebaskan daya-lihat kita dari ilusitiga-rangkap: kekecilan, kejamakan dan ketiadaan-gerak, agar manusiatanpa banyak susah menduduki tempat pusat yang kita ramalkan puncaksuatu antropogenesis sesaat yang sendirinya adalah mahkota suatukosmogenesis.

    Manusia tidak dapat melihat dirinya sendiri sama sekali tidakbersangkut-paut dengan umat-manusia, ia juga tidak dapat melihat umat-manusia tidak bersangkut-paut dengan kehidupan, beggitu pulakehidupan yang tidak bersangkut-paut dengan gejala manusia.

    Dari situlah bersumber rencana dasar karya ini: Pra-Kehidupan:Kehidupan: menggambarkan tiga peristiwa di masa-lalu dan yangmenentukan bagi masa-depan (Bertahan-Hidup/Survival) suatu jalan/lintasan tungggal dan bersinambungabn, kurva (garis-lengkung) gejalamanusia itu.

    Gejala manusia - aku menegaskan ini.

    Ungkapan ini tidak dipilih secara sembarangan, melainkan karena tigasebab.

    Pertama, untuk menegaskan bahwa manusia, di dalam alam, merupakansuatu kenyataan yang termasuk (setidak-tidaknya untuk sebagian) didalam jangkauan keharusan-keharusan dan metode-metode ilmupengetahuan;

    Kedua, untuk menjelaskan bahwa dari semua fakta yang ditawarkan pada

    Gejala Manusia | 5

  • 6 | Pierre Teilhard de Chardinpengetahuan kita, tidak ada satupun yang lebih luar-biasa atau yangmemberikan gambaran lebih jelas;

    Ketiga, untuk menekankan sifat khusus ulasan yang kusajikan.

    Aku mengulangi bahwa satu-satunya tujuanku, dan satu-satunyakekuatanku dalam halaman-halaman ini adalah, ikhtiar untuk melihat;artinya, berusaha mengembangkan suatu perspektif yang serba-sama(homogen) dan berangkaian (koheren) mengenai pengalaman manusiayang diperluas secara umum. Suatu keseluruhan yang terkembang.

    Karena itu, janganlah mengharapkan suatu penjelasan final mewngenaisegala sesuatu, juga jangan mengharapkan suatu sistem metafisis.

    Aku juga tidak menginginkan suatu salah-pengertian mengenai derajatrealitas yang kuberikan pada berbagai bagian dari film yangkuproyeksikan.

    Apabila aku coba menggambarkan dunia sebelum fajarnya kehidupan,atau kehidupan di kurun zaman Palaeozoic, aku tidak melupakan bahwaakan ada suatu kontradiksi kosmik dalam membayangkan seorangmanusia sebagai penonton tahapan-tahapan yang berlangsung sebelummunculnya pikiran di atas bumi. Aku tidak berdalih telahmenjelaskannya menurut keadaan mereka sebenarnya, tetapi lebihsebagaimana kita mestinya menggambarkannya buat diri kita, agar duniamenjadi yang sebenarnya bagi kita pada saat ini. Yang kulukiskanbukanlah masa-lalu itu sendiri, melainkan sebagaimana ia akan tampakpada seorang pengamat yang berdiri di atas puncak terdepan di manaevolusi telah menempatkan diri kita. Ini suatu metode yang aman dantahu-diri dan sekalipun begitu, seperti yang akan kita lihat, itu cukup,melalui simetrika, untuk menghidangkan di depan kita bayangan-bayangan masa-depan yang menakjubkan.

    Bahkan disusutkan hingga proporsi-proporsi sesederhana ini,pandangan-pandangan yang kucoba kedepankan di sini adalah, tentu saja,lebih banyak bersifat sementara dan pribadi. Namun sejauh itudidasarkan pada penelitian bersungguh-sungguh dan pemikiran yangberlanjut, mereka memberikan suatu gagasan, berdasarkan permisalan,

  • Gejala Manusia | 7mengenai cara masalah manusia itu sendiri tampil dalamn ilmupengetahuan masa kini.

    Apabila disimak secara terbatas pada dirinya sendiri oleh ahli-ahliantropologi atau hukum, manusia adalah suatu makhluk yang kecil sekali,bahkan yang menyusut. Individualitasnya yang terlalu ditonjol-tonjolkanmenyembunyikan keseluruhan yang mencakup dirinya dari pandangankita; selagi kita menatapnya pikiran-pikiran kita cenderung memecahalam menjadi berkeping-keping dan melupakan antar-hubungan-hubungannya yang dalam dan kaki-kaki langitnya yang tidak-terhingga:kita cenderung pada segala yang buruk dalam antroposentrisme. Daninilah yang masih membuat para ilmuwan menolak mempertimbangkanmanusia sebagai suatu obyek penelitian ilmiah kecuali melalui tubuhnya.

    Waktunya telah tiba untuk menyadari bahwa suatu penafsiran mengenaialam-semesta bahkan yang positif tetap tidak memuaskan kecuali jikaia mencakup sisi-dalam (interior) maupun sisi-luar (sisi-luar) segalasesuatu; pikiran maupun materi. Fisika sejati adalah yang akan, kelak,mencapai pengikut-sertaan manusia dalam keutuhannya dalam suatugambaran yang berangkaian/koheren mengenai dunia.

    Aku berharap dapat membujuk pembaca, bahwa suatu usaha seperti ituadalah mungkin, dan bahwa pelestarian keberanian dan kenikmatan aksipada siapa saja di antara kita yang ingin, dan mengetahui caranya,mematrikan kedalaman segala sesuatu, bergantung padanya.

    Sesungguhnya, aku menyangsikan apa ada suatu saat yang lebihmenentukan bagi seorang makhluk yang berpikir ketimbang ketikakerak-kerak lepas dari matanya dan ia menemukan bahwa dirinya bukansuatu unit yang terisolasi yang hilang di dalam kesepian-kesepiankosmik, dan menyadari bahwa suatu kehendak universal untuk hidupbertemu dan dihominisasikan pada dirinya.

    Dalam suatu bayangan seperti itu manusia tidak dipandang sebagai suatupusat dunia yang statik sebagaimana selama ini ia menganggap dirinyamelainkan sebagai poros dan pucuk evolusi yang menentukan, yangmemang benar-benar sesuatu yang lebih indah.

  • | 8 |

    BAGIAN SATU: TAHAP PRA-KEHIDUPAN

    BAB I: ZAT ALAM-SEMESTA

    Oleh: Pierre Teilhard de Chardin

    Mendorong sesuatu mundur ke dalam masa-lalu adalah setara denganmengembalikannya pada unsur-unsurnya yang paling sederhana. Dilacaksejauh mungkin ke arah asal-usulnya, jaringan-jaringan terakhir susunanmanusia hilang dari pemandangan dan lebur dalam pengelihatan kitadengan zat alam-semesta itu sendiri.

    Mengenai zat alam-semesta itu endapan terakhir dari analisa ilmu-pengetahuan yang semakin maju terus aku tidak memelihara hubunganlangsung dan akrab sebagaimana yang mestinya dilakukan, hubunganyang lahir dari pengalaman dan bukan dari membaca, sehingga di sinipula letak segala perbedaannya. Lagi pula, aku menyadari bahayanyajika mencoba menyusun suatu bangunan kekal dengan hipotesa yangmungkin hanya bertahan sehari, bahkan di dalam pikiran orang-orangyang melahirkannya.

    Sebagian besar gambaran yang kini diterima mengenai atom tidak lebihdaripada suatu alat sederana belaka, sejelas keadaan sebenarnya (graphic)sekalipun masih dapat berubah, yang memungkinkan para ilmuwanmengumpulkan dan menunjukan tidak berkontradiksinya semakinbanyaknya berbagai efek yang ditunjukkan oleh materi, yang banyak diantaranya, lagi pula, tetap tidak mempunyai perpanjangan/kelanjutannyayang dapat dikenali pada manusia.

    Karena aku lebih seorang ahli biologi (naturalist) ketimbang ahli fisika,jelas akan kuhindari untuk mempersoalkan secara berkepanjanganmengenai atau untuk terlalu mengandalkan diriku pada bangunan-bangunan rumit dan rapuh ini.

  • Sebaliknya, di antara keaneka-ragaman teori yang tumpang-tindih itu,sejumlah karakteristik tertentu secara tidak terelakan muncul dalamsetiap penjelasan yang diajukan mengenai alam-semesta. Mengenaifaktor-faktor yang dipaksakan ini bukan pantangan untuk dibicarakanoleh seorang ahli biologi bilamana ia melakukan suatu studi umummengenai gejala manusia. Sesungguhnya, selama dan sejauh merekamengungkapkan kondisi-kondisi yang menjadi sifat semua perubahanalami/wajar, bahkan yang biologis (biological), mau-tak-mau ia harusmemakainya sebagai titik tolaknya.

    I. MATERI ELEMENTAL (DASAR)

    Dipantau dari sudut khusus ini, dan dipandang sejak dari awal dalamkeadaan dasarnya (yang kumaksudkan: pada suatu saat tertentu, padasuatu titik tertentu dan dalam kuantitas tertentu), maka zat segala sesuatuyang dapat diraba itu dengan semakin berkanjang mengungkapkan dirisebagai sepenuhnya berdiri sendiri-sendiri namun pada dasarnya salingberhubungan, dan akhirnya, luar biasa aktifnya.

    Kemajemukan, kesatuan, energi: tiga muka dari materi.

    A. Kemajemukan.

    Sifat alam-semesta yang secara mendasar atomik2 terlihat dalampengalaman sehari-hari, pada titik-titik air hujan dan butir-butir pasir,pada segala kelompok hidup, dan banyaknya bintang-bintang; bahkanpada abu yang telah mati. Manusia tidak memerlukan mikroskop ataupunanalisis elektronik untuk menduga bahwa dirinya hidup dikelilingi olehdan bertumpu di atas debu. Namun, untuk menghitung butir-butir itudan menguraikannya, diperlukan semua keprigelan ilmu pengetahuanmodern. Atom-atom Epicurus adalah lembam dan tak-dapat-dibagi. Dandunia-dunia Pascal yang kecil sekali masih dapat memiliki binatang-binatang luar-biasa kecilnya (animalcules). Dewasa ini kita telah jauhmelampaui pereka-rekaan naluria atau bersemangat dalam kepastiandan ketepatan. Penurunan ini tidak terbatas. Seperti selongsong-selongsong di atom yang kecil sekali, yang betapapun ciri-cirinyadiperbesarkan, berubah secara hampir tidak menentu ke dalam pola-

    Gejala Manusia | 9

  • 10 | Pierre Teilhard de Chardinpola baru, demikian pula setiap partikel materi, yang kecil dan semakinkecil, di bawah analisis ahli fisika cenderung mereduksi sendiri menjadisesuatu yang semakin membutir halus. Dan pada setiap langkah barudalam pendekatan progresif pada yang kecil tidak-terhinggga itu seluruhkonfigurasi dunia untuk sesaat lamanya mengabur dan kemudian menjadibaru.

    Apabila kita menyelidiki dengan melampaui suatu derajat kedalamandan pelarutan/penipisan tertentu, maka sifat-sifat umum benda-benda cahaya, warna, kehangatan, ketidak-tembusan, dan sebagainyakehilangan maknanya.

    Sesungguhnya, pengalaman-pengalaman indrawi kita adalah suatupemadatan yang mengapung di atas suatu kerumunan partikel yang tidakdapat dirumuskan. Membingungkan dalam keserba-ragaman dankekecilannya, lapisan dasar alam-semesta yang dapat diraba itu beradadalam suatu keadaan disintegrasi yang terus-menerus semakin jauh iamenurun.

    B. Kesatuan.

    Di lain pihak, semakin kita memecah dan memipis materi secara buatan,semakin berkanjang pula ia menyatakan kesatuan dasarnya.

    Dalam bentuknya yang paling tidak sempurna, tetapi yang palingsederhana untuk dibayangkan, kesatuan ini mengungkapkan dirinyadalam kesamaan yang mengejutkan dengan anasir-anasir yang didijumpai. Molekul-molekul, atom-atom, elektron-elektron apapunnamanya, dan apapun skalanya unit-unit sangat kecil ini (setidak-tidaknya jika disimak dari jarak kita) menunjukkan suatu identitassempurna akan massa dan prilakunya. Dalam dimensi-dimensi dan aksi-aksinya mereka tampak dibakukan secara mengagumkan dan monoton.Hampir-hampir sepertinya semua peragaan luar yang menjadikanindahnya kehidupan kita itu cenderung menghilang pada tingkat-tingkatyang lebih dalam. Seakan-akan semua zat yang menjadikan semua zatitu pada akhirnya dapat direduksikan/dipulangkan pada sesuatu jenissubstansi yang sederhana dan tiada-duanya (unik).

  • Gejala Manusia | 11Demikian itulah kesatuan homogenitas. Adalah wajar jika pada partikel-partikel kosmik itu kita mempertalikan suatu radius aksi tersendiri yangsama terbatasnya seperti dimensi-dimensinya. Sebaliknya kitamenjumpai bahwa masing-masing dari mereka itu hanya dapatdirumuskan berdasarkan pengaruhnya atas segala yang disekelilingnya.Dalam ruang apa pun kita mengandaikan ia berada, setiap anasir kosmikmemancar di dalamnya dan mengisinya sepenuhnya. Betapapunsempitnya jantung sebuah atom dapat dibatasi, ruang-lingkupnya adalahko-ekstensif (sama-luas), setidak-tidaknya secara potensial, dengan yangdipunyai tiap atom lainnya. Sifat ganjil ini akan kita jumpai lagi, bahkandi dalam molekul manusia.

    Kita menambahkan: kesatuan kolektif. Pusat-pusat (foci) yang tidakterhitung banyaknya, yang bersama-sama ikut ambil bagian dalam suatuvolume materi karenanya tidaklah bebas satu dari yang lainnya. Adasesuatu yang mempersatukan mereka. Sebaliknya dari pada berlakusebagai suatu wadah yang lembam belaka, ruang yang dipenuhi olehjumlah mereka yang besar itu beroperasi padanya seperti suatu pusatpengarahan dan transmisi yang aktif, di mana kemajemukan merekadiorganisasi. Kita tidak mendapatkan yang kita sebut materi itu sebagaisuatu hasil pengumpulan kebingungan tetapi pada akhirnya mestimenerimanya dengan terpaksa.

    Yang kita maksudkan ialah ruang-lingkup di atas pusat-pusat dan yangmeliputi (membungkus) mereka.

    Seluruh halaman-halaman ini, pada tiap fase baru antropogenesis, akankita mendapati diri kita sendiri berhadapan dengan realitas pertautan-pertautan kolektif yang tidak terbayangkan, dan kita akan harus berjuangdengan mereka tanpa berhenti hingga kita berhasil mengenali danmenentukan sifat mereka yang sebenarnya. Pada permulaan ini cukuplahjika mencakup mereka semua dalam nama empirikal yang diberikanoleh ilmu pengetahuan pada azas permulaan mereka yang umum, yaituenergi.

    C. Energi.

    Dengan nama ini, yang menerjemahkan pengalaman (makna psikologik)

  • 12 | Pierre Teilhard de Chardinpengerahan tenaga (ikhtiar) yang kita kenali secara akrab dalam dirikita sendiri, ilmu fisika telah memperkenalkan perumusan yang tepatmengenai suatu kemampuan untuk beraksi atau, lebih tepatnya, untukberinteraksi. Energi adalah ukuran/tindakan dari apa yang beralih darisatu atom pada atom lain dalam berlangsungnya perubahan-perubahanmereka. Jadi, suatu daya pemersatu, namun juga, karena atom itutampaknya menjadi diperkaya atau terkuras dalam berlangsungnyapertukaran itu, pengungkapan struktur itu.

    Dari aspek energi, yang diperbarui oleh gejala-gejala radio-aktif,partikel-partikel material kini dapat diperlakukan sebagai reservoar-reservoar sementara dari daya terkonsentrasi. Sekalipun tidak pernahdijumpai dalam suatu bentuk murni, melainkan kurang-lebih dalamkeadaan butiran (bahkan dalam cahaya), energi bagi ilmu-pengetahuandewasa ini merupakan bentuk zat semesta alam yang paling primitif.Karena itulah pikiran kita secara naluriah cenderung membayangkanenergi sebagai semacam aliran primordial yang homogen, dari manasegala yang mempunyai bentuk dalam dunia ini adalah cuma serangkaianpusaran (vortices) sepintas. Dari sudut pandang ini, alam semesta akanmenemukan stabilitas dan kesatuan akhirnya pada ujungdekomposisinya. Ia akan diikat satu-sama lainnya dari sisi-bawahnya.

    Biarlah kita terima penemuan-penemuan dan ukuran-ukuran ilmu fisikayang tak-tergoyahkan itu. Tetapi jangan kita terikat dan terpancang padaperspektif keseimbangan akhir yang tampak diisyaratkannya itu. Suatupenyimakan yang lengkap atas gerakan-gerakan dunia akan memaksakita, sedikit demi sedikit, untuk menjungkir-balikkannya; dengan kata-kata lain, menemukan bahwa manakala benda-benda itu ada danberangkaian satu-sama-lain, maka itu hanya berdasarkan kompleksitas,artinya, pada sesuatu yang berada di atas.

    2. MATERI TOTAL

    Sampai di sini kita telah meninjau materi itu sebagaimana adanya,artinya, menurut sifat-sifatnya dan dalam kuantitas tertentu seolah-olah orang dapat mengambil sepotong darinya, dan dapat mempelajaricontoh itu terlepas dari yang selebihnya. Sudah waktunya untuk

  • Gejala Manusia | 13menunjukkan bahwa prosedur ini cuma suatu akal-akalan intelektual.Dipandang dalam realitas fisisnya yang konkrit, zat alam semesta tidakbisa membagi dirinya sendiri, tetapi sebagai sejenis atom raksasa, iadi dalam totalitasnya (terpisah dari pikiran di mana ia berpusat danterkonsentrasi pada ujung lainnya) membentuk satu-satunya yang takdapat dibagi secara nyata. Sejarah kesadaran dan tempatnya di duniatetap tidak dapat difahami oleh siapapun yang pertama-tama sekali tidakmelihat bahwa kosmos di mana manusia mendapatkan dirinya terjebakmerupakan, berdasarkan keutuhannya yang keseluruhannya tanpa cacat,suatu sistem, suatu totum, dan suatu kuantum: suatu sistem karenakemajemukannya, suatu totum karena kesatuannya, suatu kuantumkarena energinya; ketiga-tiganya di dalam suatu lingkungan yang tak-terbatas.

    Mari kita mencoba membikin jelas hal ini.

    A. Sistem.

    Keberadaan sistem dalam dunia segera menjadi jelas bagi setiappengamat alam, tiada peduli siapapun itu adanya.

    Penataan bagian-bagian alam semesta telah selalu menjadi keherananmanusia. Tetapi pengaturan ini telah membuktikan kian semakinmempesona seraya, hari demi hari, ilmu pengetahuan kita mampumelakukan studi yang semakin cermat dan mendalam atas fakta. Semakinjauh dan semakin dalam kita menyusup ke dalam materi, melaluimetode-metode yang semakin kuat, semakin pula kita terpukau olehsaling-keterkaitan bagian-bagiannya. Setiap unsur dari kosmos secarapositif terjalin dari semua lainnya; dari sebelah bawah sendirinya olehgejala komposisi yang misterius, yang menjadikannya subsisten melaluipuncak suatu keseluruhan yang terorganisasi; dan dari atas melaluipengaruh kesatuan-kesatuan suatu tatanan lebih tinggi yang membentukdan mendominasinya untuk tujuan-tujuannya sendiri.

    Tidaklah mungkin untuk memotong ke dalam jaringan ini, untukmengisolasi suatu bagian tanpa mencerai-beraikan dan memburaikannyapada semua pinggirannya.

  • 14 | Pierre Teilhard de ChardinSejauh kita dapat melihat di sekeliling kita, alam semesta itu utuh, danhanya satu cara memandangnya yang sesungguhnya mungkin, yaitumenerimanya sebagai suatu keseluruhan, suatu keutuhan.

    B. Totum.

    Kalau keseluruhan ini kita perhatikan secara lebih teliti, segera kitamelihat bahwa ia sesuatu yang sangat berbeda daripada sekedar suatugulungan antar hubungan-hubungan beruas belaka. Jaringan-jaringan,jalinan-jalinan, semua itu menimbulkan gambaran tentang sebuah kanvaskesatuan-kesatuan berjenis sama yang homogen; barangkali di dalamkenyataan tidak mungkin memotong jaringan itu hingga terpisah-pisah,tetapi mencukupi untuk mengenal kesatuannya yang terkecil danmerumuskan keteraturannya; maka orang menguasai keseluruhannyadan dapatlah orang membayangkan yang selebihnya, sebagai ulangan:hablur atau arabesque, suatu keteraturan yang dapat mengisi segenapruang, namun yang seluruhnya sudah tersimpul dalam satu tusuk (tisikan)jaringan saja. Tiada kesamaan apapun antara struktur itu dan strukturmateri.

    Dalam berbagai tata-susunan besarannya itu, materi tidak pernahmengulangi berbagai kombinasinya. Demi kemudahan dankesederhanaan kita kadang-kadang suka membayangkan dunia sebagaiserangkaian sistem-sistem planet yang bertumpukan, yang satu di atasyang lainnya, dan bertingkat dari yang kecil tak-terhingga hingga yangbesar tak-terhingga: lagi-lagi kedua jurang Pascal. Ini cuma sebuah ilusi.Lapisan-lapisan yang daripadanya materi tergubah, satu sama lainsepenuhnya tidak sama-jenis; mula-mula lingkaran elektron-elektrondan partikel-partikel kecil lainnya masih sulit dibayangkan, kemudianlingkaran yang lebih jelas dirumuskan dari unsur-unsur sederhana, dalammana unsur-unsur itu terbagi dalam fungsi-fungsi periodik atomhidrogen; kemudian lagi lingkaran gubahan-gubahan molekuler yangluas tiada habisnya; dan akhirnya, dengan suatu lompatan atau suaturevolusi dari yang kecil tak-terhingga pada yaqng besar tak-terhingga;lingkaran bintang-bintang dan tatasurya-tatasurya.Wilayah-wilayahkosmos yang berganda ini saling melingkupi tanpa yang satu menirukanyang lainnya sedemikian rupa sehingga kita tidak dapat beralih dari

  • Gejala Manusia | 15yang satu ke pada yang lainnya dengan suatu perubahan sederhana darikoefisien-koefisien. Di sini tidak ada pengulangan tema yang sama padaskala yang berbeda. Tata-susunan dan rancangan itu tidak muncul kecualidalam keseluruhannya. Tisik jaringan alam semesta ialah alam semestaitu sendiri.

    Dengan demikian tidaklah cukup dengan menyatakan bahwa materimembentuk suatu gumpalan atau keutuhan masif.

    Zat alam semesta, yang ditenun sebagai suatu keseluruhan tunggal sesuaisistem3 yang satu dan sama itu, namun ia tidak pernah berulang darititik yang satu ke titik yang lain, merupakan satu bentuk yang tunggal.Secara struktural ia merupakan sebuah Keseluruhan.

    C. Kuantum.

    Nah, apabila kesatuan alamiah dari ruang konkrit memang bertepatandengan totalitas ruang itu sendiri, maka kita mesti berusaha meredefinisienergi dengan merujuk pada ruang sebagai suatu keseluruhan.

    Ini membawa kita pada dua kesimpulan.

    Yang pertama: radius-aksi setiap unsur kosmik sudah semestinya ditarikterus hingga batas-batas dunia yang paling ujung. Seperti yang kitakatakan di atas, karena atom itu secara alamiah ko-ekstensif denganseluruh ruang di dalam mana ia disituasikan dan karena, di pihak lain,kita baru saja melihat bahwa suatu ruang universal adalah satu-satunyaruang yang ada maka kita tidak bisa tidak mengakui bahwa ketidak-terhinggaan ini mewakili ruang lingkup/medan aksi yang sama bagisemua atom. Volume masing-masing mereka itu adalah volume darialam semesta. Atom itu bukan lagi dunia mikroskopik, tertutup, yangbarangkali kita bayangkan itu. Ia adalah pusat yang tak-terhinggakecilnya bagi dunia itu sendiri.

    Seterusnya baiklah kita memperhatikan keseluruhan pusat-pusat yangtak-terhingga kecilnya itu, yang bersama-sama berbagi akan ruang alamsemesta. Sekalipun jumlahnya tidak dapat dipastikan, namun denganbanyaknya itu, mereka merupakan suatu pengelompokan dengan perananyang jelas dirumuskan. Manakala totum itu sekiranya ada, maka ia harus

  • 16 | Pierre Teilhard de Chardindinyatakan dalam suatu kemampuan untuk bertindak, dari manasesungguhnya kita temukan kembali sebagian hasilnya pada diri kitamasing-masing. Karenanya, hal itu menyebabkan kita menerima danberpikir akan suatu takaran dunia yang dinamis.

    Memang benar garis-garis luaran dunia seakan-akan menghilang dalamyang tak-terhingga. Bagi indera-indera kita ia berkelakuan dinyatakandalam kata-kata kias sebentar sebagai suatu garis-luaran yang terussemakin menipis, yang tanpa garis-perbatasan melalui sejumlah tanggayang tak-terhingga beralih ke dalam kehampaan; kemudian lagi sebagaisuatu ruang bengkok dan tertutup yang di dalamnya semua garis-garispenyimakan kita seperti di dalam suatu kumpulan bergulung menjadisatu maka oleh sebab itu saja, materi itu nampak pada kita sepertitanpa batas, karena kita tidak dapat lolos ke luar dari padanya.

    Namun ini bukan alasan untuk mengingkari suatu kuantum-energipadanya, padahal para ahli fisika sudah berpendapat dapat mengukurnya.

    Tetapi, kuantum itu baru mendapatkan arti-pentingnya yang penuhmanakala kita berusaha merumuskannya dalam hubungan dengan suatugerak konkret yang wajar, yaitu dalam keberlangsungan waktu.

    3. EVOLUSI MATERI

    Ilmu fisika lahir pada abad yang lalu di bawah konstelasi-kembarstabilitas dan geometri. Idam-idaman remajanya ialah menemukanketerangan matematis mengenai suatu dunia yang dianggap sebagai suatusistem unsur-unsur stabil yang membentuk suatu keseimbangan tertutup.Tetapi sesudah itu ia, bersama dengan semua ilmu-pengetahuan lainnyamengenai empiri, oleh kemajuannya sendiri secara tidak bisa ditahandipacu menjadi suatu sejarah. Dewasa ini suatu pengetahuan positifmengenai benda-benda adalah setara dengan mempelajari perkembanganbenda-benda itu. Sesudah ini, dalam bab mengenai pikiran, kita akanharus menjelaskan dan membuktikan revolusi vital yang ditimbulkandalam kesadaran manusia oleh penemuan yang sangat baru mengenaikeberlangsungan. Di sini kita hanya perlu bertanya pada diri kita sendiribagaimana pandangan-pandangan kita tentang materi diperbesar oleh

  • Gejala Manusia | 17introduksi dimensi baru ini.

    Sesungguhnya, munculnya apa yang kelak kita sebut ruang-waktu telahmenyebabkan pergeseran yang berikut ini dalam penyimakan kita: segalayang hingga kini di dalam bagan-bagan kosmologis kita pandang danperlakukan sebagai titik-titik, menjadi suatu penampang-lintang momenjaringan-jaringan yang terbentang ke dalam suatu waktu tidak tertentu.Setelah kini mata kita menjhadi terbuka duntuk seterusnya tiap unsurbenda terentang melalui suatu jarak-waktu tak-terhingga ke dalam masa-lalu (dan mengikhtiarkan suatu pelanjutan di masa-depan). Sehinggaketidak-terbatasan ruang total hanya merupakan suatu irisan tipis padasaat sebuah batang yang akar-akarnya tertanam jauh ke dalam masa-lalu yang tak dapat dijajagi, dan yang dahan-dahannya entah di sesuatutempat menjulang naik pada suatu masa-datang yang pada penglihatanpertama tidak terbatas adanya. Dalam perspektif baru ini dunia munculsebagai suatu massa yang berada dalam suatu proses pengubahan bentuk.Totum dan Kuantum alam semesta berdaya untuk menyatakan danmenetapkan dirinya dalam kosmogenesis. Pada saat ini, ujud/bentuk/resam (kualitatif) apakah yang diasumsikan dari sudut pandang paraahli fisika dan peraturan-peraturan (kualitatif) yang dijalankan olehevolusi materi ini?

    A. Perwujudan.

    Sebagaimana ia tampak dalam bagian pusatnya, yang adalah yang pal-ing jelas, evolusi materi itu, menurut teori-teori dewasa ini, terpulangpada pembangunan secara bertahap dengan semakin merumitnyaberbagai unsur yang dikenal oleh ilmu-kimia fisis. Sebagai awalnya, dibagian paling dasar terdapat suatu kesederhanaan yang masih samar-samar, yang berpendar sifatnya dan belum terumuskan ujudnya.Kemudian, tiba-tiba (?)4 berkerumunya partikel-partikel elementer,positif dan negatif (proton-proton, neutron-neutron, elektron-elektron,foton-foton): suatu daftar yang terus bertambah panjang. Kemudianderetan zat-zat tunggal yang serasi, terentang dari hidrogen hingga ura-nium di atas tangga nada skala atomik. Berikutnya menyusulkeberagaman yang tiada terhingga dari zat-zat majemuk di mana bobot-bobot molekuler terus meningkat hingga suatu nilai kritis yang

  • 18 | Pierre Teilhard de Chardinmelampauinya/di atasnya, seperti yang akan kita lihat, kita beralih padakehidupan. Tiap tahap pada deretan panjang itu, tanpa satupun terkecuali,harus dipandang sebagai suatu komposisi inti-inti dan elektron-elektron,demikian eksperimen-eksperimen yang tidak dapat disangkalmembuktikannya. Penemuan mendasar ini, bahwa segala sesuatu berasal-usul dari gubahan suatu tipe korpuskular awal yang tunggal adalahbagaikan suar yang menerangi sejarah alam semesta bagi kita. Dengancaranya sendiri, materi telah sejak awal mematuhi hukum biologi yangagung yang ke padanya kita akan harus kembali berulang-kali, yaituhukum kompleksifikasi.*

    Saya mengatakan dengan caranya sendiri karena, pada tingkat atom itu,kita masih sangat tidak mengetahui mengenai banyak hal di dalam sejarahdunia.

    Pertama-tama sekali, mestikah semua unsur itu menaiki setiap anak-tangga dari tangga itu, dari yang paling sederhana hingga yang palingrumit lewat suatu onto- atau phylo-genesis agar dapat mengangkat dirimereka dalam deretan zat-zat sederhana itu? Ataukah jumlah-jumlahatomik hanya memaparkan suatu rangkaian ritmik keadaan-keadaankeseimbangan (ekuilibrium), perangkat-perangkat kotak-kotak,sepertinya, ke dalam mana inti-inti dan elektron-elektron bertepatanmenjadi penggabungan-penggabungan kasar? Selanjutnya, mestikah kitadalam kedua dugaan tersebut, menggambarkan berbagai paduan inti-inti itu sebagai yang sama mungkinnya pada setiap saat? Atau,sebaliknya, mestikah kita mengandaikan bahwa pada umumnya, secarastatistik, atom-atom berat hanya muncul dalam suatu susunan tertentu,setelah atom-atom yang lebih ringan?

    Atas pertanyaan-pertanyaan dan hal-hal seperti ini ilmu-pengetahuanagaknya belum dapat memberikan jawaban yang pasti. Pada waktusekarang kita mengetahui lebih sedikit tentang menaiknya evolusi atom-atom (saya tidak mengatakan disintegrasi) ketimbang tentang molekul-molekul pra-hidup dan molekul-molekul hidup. Tetapi yang berikut

    * Complexification dalam aslinya: diambil-alih di sini sebagai bentuk substansial kata kerja bhs. Inggris yangsangat langka complexityyaitu membuat kompleks (rumit).

  • Gejala Manusia | 19ini sudahlah pasti, dan ini adalah satu-satunya hal yang sungguh-sungguhpenting yang menjadi urusan kita: bahwa dari perumusan-perumusannyayang paling jauh, materi mengungkapkan dirinya pada kita dalam suatukeadaan genesis atau kemenjadian genesis ini memungkinkan kitauntuk membedakan dua dari aspek-aspeknya yang paling karakteristikdalam tahap-tahap berikutnya. Pertama-tama, memulai dengan suatutahap kritis, yaitu fase granulasi (pembutiran), yang secara tiba-tibadan sekali dan untuk selama-lamanya melahirkan bagian-bagianpembentukan atom dan baraqngkali bahkan kelahiran atom itu sendiri.Dan selanjutnya, setidak-tidaknya pada tingkat molekuler, melalui jalanpertambahan menurut suatu proses kompleksitas yang semakinmeningkat.

    Segala sesuatu tidak terjadi secara bersinambungan pada setiap saat didalam alam semesta. Segala sesuatu juga tidak terjadi (secara serentak)di mana-mana di dalam alam semesta.

    Maka kita dapat meringkaskan dalam beberapa kalimat gagasanmengenai transformasi materi yang diterima oleh ilmu-pengetahuandewasa ini. Namun, perubahan-perubahan itu baru kita tinjau dalamurutan historisnya, kita masih belum memastikan tempatnya yangtertentu di dalam ruang kosmik. Ditinjau secara historis, sedangberlangsung suatu proses konsentrasi zat alam semesta yangmenimbulkan bentuk-bentuk materi yang terus bertambah tinggiorganisasinya. Namun, di manakah metamorfosa-metamorfosa ituterjadi, setidak-tidaknya sejak pembangunan molekul-molekul? Apakahitu terjadi pada segala titik dalam ruang? Tidak, sebagaimana kita telahsungguh-sungguh mengetahui: semata-mata di pedalaman dan padapermukaan bintang-bintang. Pandangan kita mengenai zat-zat bangunanyang kecil tak-terhingga memaksa kita untuk tanpa berpindah-pindahmengarahkan pandangan kita pada massa-massa bintang-bintang yangbesar tak-terhingga.

    Massa-massa bintang-bintang Ilmu-pengetahuan kita sekaligusdicemaskan dan terpukau oleh kesatuan-kesatuan raksasa itu, yang dalamarti tertentu berkelakuan sebagai atom-atom, tetapi strukturnyamembingungkan kita karena kemajemukannya yang luar-biasa dan

  • 20 | Pierre Teilhard de Chardin(seolah-olah) tidak menentu. Barangkali akan tiba saatnya tatkalaklasifikasi dan perioditas mengenai komposisi maupun kedudukannyadalam pembagian bintang-bintang itu akan jelas bagi kita semua. Apakahtidak harus ada suatu ilmu stratigrafi dan ilmu kimiawi mengenairuang-angkasa sebagai pelanjut sejarah atom?

    Kita tidak usah memasuki masa-depan yang masih berkabut ini.Betapapun memikatnya, ia lebih merupakan suatu selubung ketimbangsuatu jalan menuju manusia. Dalam pada itu kita memang harusberikhtiar untuk mengetahui mengenai adanya pertautan yang pastiantara atom dan bintang hal ini mempunyai jajahan pengaruh hinggake dalam kemenjadian jiwa. Ilmu fisika boleh jadi masih akan lamaberagu-ragu sebelum ia dapat memastikan struktur ketidak-terhinggaanastral. Sementara itu suatu hal yang pasti, yang dapat kita gunakansebagai pedoman di sepanjang jalan-jalan antropogenesis. Yaitu, bahwapenjadian komposisi materi yang lebih tinggi hanya mungkin berkatkonsentrasi zat alam semesta yang terjadi sebelumnya dalam kabut-kabut bintang-bintang dan matahari-matahari. Betapapun keadaan ujudglobal dunia-dunia itu, fungsi kimiawi masing-masingnya kini secaraberalasan sudah dapat kita pastikan. Bintang-bintang itu yalah bengkel-bengkel di mana evolusi materi sedang berlangsung, ke arah molekul-molekul besar, dan itupun sesuai dengan hukum-hukum kuantitatiftertentu, yang kini mesti kita perbincangkan.

    B. Hukum-hukum Bilangan.

    Yang oleh pikiran klasik setengah diduga dan dibayangkan sebagai suatukeserasian bilangan-bilangan yang wajar, telah difahami oleh ilmu-pengetahuan modern dan menjadi kenyataan dalam rumus-rumus cermatberdasarkan ukuran. Pengetahuan kita mengenai struktur-mikro danstruktur-makro alam semesta lebih kita peroleh berkat takaran-takarandan ukuran-ukuran yang semakin sempurna ketimbang dari penyimakan-penyimakan secara langsung. Dan adalah juga pengukuran-pengukuranyang semakin berani yang telah menyingkapkan syarat-syarat yang dapatdiperhitungkan yang menguasai tiap perubahan materi dalam nisbahnyadengan energi yang digerakkannya.

  • Gejala Manusia | 21Di sini bukan tempatnya untuk memulai suatu diskusi kritis mengenaihukum-hukum energi. Biarlah kita meringkaskan saja hal-hal yangterbuka dan yang disyaratkan bagi setiap orang yang membahasterjadinya dunia. Dari titik-pandang aspek biologis, secara luas, merekadapat dikembalikan pada dua azas berikut ini:

    Azas pertama. Di waktu terjadi perubahan-perubahan yang bersifat fisis-kimiawi, kita tidak dapat menyimak sesuatu permunculan energi baruyang dapat diukur.

    Setiap sintesis harus dibayar. Ini merupakan suatu syarat mendasar yang,seperti kita ketahui, bahkan tetap berlaku pada tingkat keberadaankejiwaan. Di setiap bidang, kemajuan menuntut suatu pertambahanpengerahan, dan karenanya, pertambahan kemampuan-kerja, untukmenjadi kenyataan. Dari mana gerangan datangnya pertambahan itu?

    Dengan bernalar secara abstrak orang akan dapat membayangkan suatupertumbuhan energi-dunia secara internal, demi untuk kebutuhan-kebutuhan evolusi yang meningkat: suatu pertambahan mutlakkemampuan mekanis sepanjang waktu. Dalam kenyataan rupa-rupanyaproses itu berjalan secara lain. Ternyata bahwa tidak pernah dan tidakdi manapun energi yang diperlukan bagi sintesis itu berasal daripenambahan modal baru, sebalikinya daripada itu ia dinyatakan dalamsuatu penyusutan. Apa yang diperdapat di satu pihak, telah menjadihilang di pihak lain. Tiada yang dibangun kecuali dengan harga suatupenghancuran yang sama-nilai.

    Secara eksperimental dan pada penglihatan pertama, ketika kitamemperhatikan alam semesta dalam fungsi-fungsi mekanisnya, ia tidakmengungkapkan dirinya pada kita sebagai suatu kuantum terbuka yangmampu mengandung suatu realitas yang bahkan lebih besar di dalampelukannya, tetapi sebagai suatu kuantum tertutup, di dalam mana tiadaapapun yang maju kecuali lewat pertukaran dengan yang telah diberikanpada permulaannya.

    Itulah suatu kenyataan semu yang pertama.

    Azas Kedua. Dalam setiap perubahan fisiko-kimiawi, sebagian

  • 22 | Pierre Teilhard de Chardinkemampuan-kerja yang tersedia itu secara tak-terpulihkan kembalimenjadi terentropisasi, artinya, menjadi hilang dalam bentuk panas,demikian ditambahkan ilmu termo-dinamika. Sudah tentu bagian yanglenyaop itu secara simbolik dapat orang pertahankan dalamperbandingan-perbandingannya demi untuk menyatrakan bahwa tiadayang hilang di dalam pengubahan-pengubahan materi itu, bahkan tidakada sekalipun ada sesuatu yang bertambah. Tetapi ini semurninya suatubuatan matematis. Dilihat dari titik-pandang yang sungguh-sungguhevolusioner telah terjadi suatu pembakaran selama tiap sintesis, darisitulah sintesis itu dibiayai. Semakin meningkat operasi kuantumenergetika dunia, semakin banyak yang dihabiskannya. Menurutpenyimakan kita tampaknya alam semesta material yang konkrit tidakdapat meneruskan jalannya secara tak-tertentu. Ia tidak bergerak tanpaakhir dalam suatu siklus tertutup, tetapi melukiskan suatu garis lengkungdengan kemungkinan-kemungkinan yang terbatas, yang dari padanyatidak dimungkinkan penempuhan-balik. Dan karena itulah ia berbedadari kekibaran abstrak dan menggabungkan diri pada kenyataan-kenyataan yang lahir, bertumbuh dan mati. Bertolak dari waktu abstrakia beralih ke dalam keberlangsungan historis; ia untuk selamanya lolossecara dramatis dari geometrika, dan menjadi, di dalam totalitas dandalam unsur-unsurnya, suatu obyek sejarah.5

    Dengan menggambarkan arti-wajar kedua azas itu, mengenai konservasidan lenyapnya energi, dapat kita ungkapkan sebagai berikut:

    Sebagaimana telah kitas katakan di atas, secara kualitatif evolusi materiitu menyatakan dirinya pada kita, hic et nunc (di sini dan sekarang)sebagai suatu proses yang di dalamnya bagian-bagian pembentuk atomitu saling padat-memadatkan dan saling-terpadu. Secara kuantitatiftransformasi ini sekarang tampak pada kita sebagai suatu operasi yangtertentu tetapi mahal, di mana suatu gerak asli perlahan-lahan menjadikehabisan daya.

    Dengan susah-payah, tangga demi tangga, struktur-struktur atom danstruktur-struktur molekul bertambah pelik dan menjadi bertata-susunanlebih tinggi. Namun daya-tanjaknya menjadi hilang di perjalanan itu.Lagi pula: di dalam tahap sintesis itu berperan keausan yang sama yang

  • Gejala Manusia | 23menggerogoti Kosmos dalam keutuhannya (dan lebih-lebih lagi dalamhal semakin tingginya tata-susunan tahap itu). Lambat-laun hubungan-hubungan mustahil yang dibentuknya itu pecah terberai kembali menjadikesatuan-kesatuan yang lebih sederhana, dan larus dalam ketiadaanbentuk karena kemungkinan penyebaran zat-zat bangunan itu.

    Sebuah bunga-api yang baik ke atas melalui jalur waktu, dan hanyamerekah belaka untuk padam kembali; suatu gerak-gelombang yangmenanjak di dalam suatu arus yang menurun; jadi demikian itulah,agaknya, gambaran kita mengenai dunia ini.

    Demikian ilmu-pengetahuan bersabda: dan saya percaya akan ilmu-pengetahuan. Tetapi, hingga kini pernahkah ilmu-pengetahuanmengerahkan daya-upaya untuk meninjau dunia secara lain dan melaluisisi-dalam segala sesuatu; meninjau dunia selain dari sisi-luarnya?

  • | 24 |

    BAB II: SISI-DALAM OBYEK-OBYEK

    Oleh: Pierre Teilhard de Chardin

    Perbantahan ilmiah, perselisihan antara kaum materialis dan penganut-penganut interpretasi spiritual, antara kaum finalis dan kaum determinis,masih terus berlangsung. Setelah seabad penuh perbantahan, masing-masing pihak tetap pada posisinya semula dan memberikan alasan-alasanyang kokoh untuk tetap bertahan di situ.Sejauh aku memahamipergulatan yang melibatkan diriku juga, aku berpendapat bahwakontroversi yang berkepanjangan itu tidak terutama disebabkan olehsulitnya pikiran manusia mendamaikan kontradiksi-kontradiksi tertentudalam alam seperti mekanisme dan kebebasan, atau kematian dankekekalan kehidupan melainkan juga karena kesulitan yang dialamikedua aliran pikiran itu dalam mencari suatu landasan bersama. Di satupihak kaum materialis bersikeras berbicara tentang obyek-obyek seakan-akan itu cuma merupakan aksi-aksi eksternal dalam hubungan-hubungansementara. Di pihak lain, penganut-penganut suatu penafsiran spiritualdengan keras kepala berketetapan hari untuk tidak keluar dari semacamintrospeksi bersendiri dengan memandang obyek-obyek hanya menutup-diri dalam gaya pembawaan (immanent) masing-masing. Kedua-duanyaberjuang di atas jenjang-jenjang berbeda dan tidak mungkin bertemu;masing-masing pihak cuma melihat setengah persoalannya.

    Aku yakin bahwa kedua pandangan itu harus dipersatukan, dan bahwakeduanya akan segera bersatu dalam sejenis fenomenologi atau ilmufisika yang dijabarkan, di mana aspek internal dari obyek-obyek maupunaspek eksternal dari dunia akan diperhatikan. Jika tidak begitu, akuberpendapat, mustahillah mencakup totalitas gejala kosmik itu dengansatu penjelasan yang masuk akal, sebagaimana yang mesti diikhtiarkanpenyusunannya oleh ilmu pengetahuan.

    Kita baru saja menggambarkan sisi luar materi dalam hubungan-hubungannya dan dimensi-dimensinya yang dapat diperhitungkan.

  • Sekarang, agar maju lebih lanjut ke arah manusia, mesti kita perluaslandasan-landasan bangunan-bangunan masa depan kita ke sisi dalammateri itu juga. Obyek-obyek mempunyai sisi dalamnya; cadangannyaboleh dikatakan; dan ini tampak berada dalam pertautan-pertautankualitatif atau kuantitatif tertentu dengan perkembangan-perkembangandalam energi kosmik yang diketahui oleh ilmu pengetahuan. Ketigapernyataan ini (yaitu, bahwa terdapat suatu sisi dalam, bahwa pertautan-pertautan tertentu adalah kualitatif, bahwa yang lain-lainnya adalahkuantitatif) merupakan landasan dari tiga bagian bab baru ini. Dalammembicarakannya aku terpaksa menumpang-tindihkan Pra-kehidupandan agak mengantisipasi Kehidupan dan Pikiran. Betapapun, bukankahmenjadi kesulitan khas dari setiap sintesis bahwa kesudahannya sudahtersimpul dalam permulaannya?

    1. Keberadaan.

    Kemajuan-kemajuan terakhir dalam ilmu fisika telah dengan jelasmenunjukkan, bahwa menurut pengalaman kita tefrdapat berbagai jenislingkungan-lingkungan (sfera = ruang-lingkup) atau tingkat-tingkatdalam kesatuan alam, yang masing-masingnya dibedakan oleh dominasifaktor-faktor tertentu yang tidak kentara atau tidak mempunyai artidalam suatu lingkungan sebelahnya atau pada suatu tingkat yangberdekatan. Pada tangga/skala tengah organisme-organisme kita dantafsiran-tafsiran kita, kecepatan agaknya tidak mengubah sifat materi.Walaupun begitu, kita sekarang mengetahui bahwa pada nilai-nilaiekstrim yang dicapai oleh gerakan-gerakan atomik, ia secara mendasarmemodifikasi massa unsur-unsur. Di antara unsur-unsur kimiawi yangnormal, kestabilan keawetan (usia-panjang) agaknya menjadi ketentuan:namun ilusi itu telah dihancurkan oleh penemuan zat-zat pembentukradio-aktif. Menurut standard-standard keberadaan manusiawi kita,gunung-gunung dan bintang-bintang menjadi contoh dari keagungankelanggengan. Kini kita mengetahui bahwa dipantau selama suatukeberlangsungan-waktu yang cukup besar, kerak bumi berubah terus-menerus di bawah kaki kita, sedangkan angka menyeret diri kitabersama suatu punca-beliung bintang-bintang.

    Dalam semua peristiwa ini, dan pada semua peristiwa lainnya seperti

    Gejala Manusia | 25

  • 26 | Pierre Teilhard de Chardinitu, tidak terdapat permunculan mutlak dari suatu dimensi baru. Setiapmassa dimodifikasi oleh kecepatannya (sendiri). Setiap unsur beradiasi.

    Setiap gerakan terselubung dalam kelembamam apabila secukupnyadiperlambat.

    Tetapi pada suatu skala lain, atau pada suatu intensitas berbeda, beberapagejala akan menjadi tampak memencar di atas kaki-langit, menghapusperbedaan-perbedaan lainnya, dan memberikan warna khasnya sendiripada seluruh gambar itu.

    Demikian pula halnya dengan sisi dalam obyek-obyek.

    Karena suatu sebab yang segera akan menjadi jelas, obyek-obyek dalamalam fisiko-kimiawi hanya dinyatakan oleh determinisme-determinismelahiriah (sebelah luarnya, yang kelihatan).

    Di mata ahli fisika, tiada apapun yang ada secara absah, sekurang-kurangnya hingga sekarang, kecuali sisi luar segala sesuatu. Sikap/pendirian intelektual seperti itu masih dimungkinkan pada ahlibakteriologi, yang budidaya-budidayanya (kecuali beberapa kesukaranpokok [substansial]) diperlakukan sebagai reagen-reagen laboratorium.Tetapi ini sudah lebih sulit lagi dalam alam tumbuh-tumbuhan. Iacenderung menjadi suatu perjudian jika seorang ahli biologi yangmemperlajari prilaku serangga-serangga dan binatang-binatangpengerong (coelenterates).

    Ia tampak tak-berdaya jika menyangkut binatang-binatang bertulang-belakang. Akhirnya, ia sama sekali gagal dengan manusia, yang olehkarena tidak dapat diingkari lagi keberadaan suatu sisi dalam padadirinya, maka ia menjadi sasaran dari suatu intuisi langsung dan hakekatsemua pengetahuan.

    Pembatasan semu gejala kesadaran pada bentuk-bentuk kehidupan yanglebih tinggi telah lama dipakai oleh ilmu pengetahuan sebagai alasanuntuk menyingkirkannya dari model-modelnya mengenai alam-semesta.

    Sebagai suatu kecualian yang ganjil, suatu fungsi yang menyimpang

  • Gejala Manusia | 27dari kebiasaan, suatu epifenomenon (gejala-pinggiran, gejala sampingan,gejala luar) pikiran digolongkan pada salah satu sebutan di atas inidengan maksud menyingkirkannya. Tetapi, apakah yang akan terjadipada ilmu fisika modern seandainya radium diklasifikasikan sebagaisuatu substansi abnormal tanpa banyak cincong lagi? Tentu saja, aktivitasradium tidak diabaikan, dan memang tidak dapat diabaikan, oleh karenaia dapat diukur, maka ia menembus ke dalam tenunan/selaput eksternalmateri sedangkan kesadaran, agar diintegrasikan ke dalam suatu sistem-dunia, menuntut dipertimbangkannya keberadaan suatu aspek baru ataudimensi baru pada zat alam-semesta. Kita mengkeret di hadapan usahaitu, tetapi siapakah di antara kita yang dalam kedua kasus itu tidakmelihat suatu problem yang identik yang dihadapi oleh para pekerjariset, suatu problem yang harus dipecahkan dengan metode yang sama,yaitu, mengungkapkan (menemukan) yang universal yang tersembunyidi bawah yang merupakan kekecualian itu?

    Akhir-akhir ini kita sudah terlampau sering mengalaminya sehinggatidak mungkin menyangsikannya lebih lama lagi: suatu ketidak-teraturandi dalam alam cuma merupakan sangat memburuknya hingga ke titikpenyingkapan yang jelas dari suatu sifat obyek-obyek yang tersebar diseluruh alam-semesta, dalam suatu keadaan yang membuat kehadirannyaluput dari pengetahuan kita. Jika disimak selayaknya, walaupun cumadi suatu tempat, suatu gejala mau-tak-mau mempunyai suatu nilai danakar-akar yang hadir di mana-mana dikarenakan kesatuan dunia secarafundamental. Kemanakah ketentuan ini akan membawa diri kita apabilakita menerapkannya pada peristiwa/misal (instance) tahu akan diri sendiri(sadar-diri) manusia itu?

    Kesadaran sepenuhnya menjadi nyata hanya pada manusia, demikianlahkita cenderung mengatakan, maka itu ia merupakan suatu peristiwa yangterisolasi dan tidak menarik bagi ilmu pengetahuan.

    Kesadaran menjadi nyata pada manusia, demikian kita mestimelanjutkan, mengoreksi, maka itu, setengah terlihat dalam sekilasterang itu, ia mempunyai suatu jangkauan kosmik, dan menyebar luasdalam kelanjutan-kelanjutan ruang dan waktu yang tak-terbatas.

  • 28 | Pierre Teilhard de ChardinKesimpulan itu mengandung banyak konsekuensi, walaupun aku tidakdapat melihat bagaimana, dengan memperhatikan analogi yang logisdengan semua ilmu pengetahuan selebihnya, kita dapat lolos darinya.

    Tidak mungkin disangkal bahwa, lewat suatu celah di lubuk dalam dirikita, suatu pedalaman (interior) tampak pada pusat keberadaan-keberadaan (beings). Ini sudah cukup untuk memastikan bahwa, dalamsuatu derajat tertentu, pedalaman ini akan menonjolkan diri sebagai adadi mana-mana sepanjang waktu dalam alam. Karena zat alam-semestaitu mempunyai suatu aspek dalam pada suatu titik dirinya, maka ituharus ada suatu aspek rangkap pada strukturnya, artinya di setiap wilayahruang dan waktu sama seperti, misalnuya, bahwa ia granular (berbutir,kasap) dalam strukturnya: sama-luas dengan Sisi-luarnya, terdapatlahsuatu Sisi-dalam pada obyek-obyek.

    Gambaran berikutnya dari dunia menakutkan imajinasi kita, tetapi iaadalah sebenarnya satu-satunya yang kdapat diterima oleh nalar kita.Disimak pada titik terendahnya, tepat di mana kita menempatkan dirikita pada awal halaman-halaman ini, materi primitif adalah lebihdaripada kerumunan partikel-partikel yang secara begitu hebat di analisaoleh ahli fisika modern. Di bawah lapisan mekanis ini kita mestimemikirkan suatu lapisan biologis yang luar biasa tipisnya, namun secaramutlak diperlukan untuk menjelaskan kosmos pada usia-usia berikutnya.Sisi-dalam, kesadaran6 dan kemudian spontanitas tiga ungkapan bagihal yang sama. Kita tidak lebih berhak untuk secara eksperimentalmenetapkan suatu awal mutlak pada ketiga ungkapan dari hal yang samaitu tinimbang pada garis-garis perkembangan lainnya dari alam-semesta.

    Dalam suatu perspektif dunia yang masuk akal (berangkaian): kehidupanmau-tak-mau memperkirakan (mengasumsikan) pra-kehidupan jauhsekali sebelumnya dapat dilihat oleh mata.7

    Kalau begitu dan sanggahan akan datang dari kaum materialis maupundari para penganut spiritualitas apabila segala sesuatu dalam alam padadasarnya hidup, atau sekurang-kurangnya pra-hidup, bagaimana suatuilmu pengetahuan yang mekanistik tentang materi dapat disusun danberjaya?

  • Gejala Manusia | 29Sisi-luar tertentu, dan sisi-dalam bebas apakah kedua aspek obyek-obyek itu tidak dapat diperkecil/dikurangi lagi dan tidak dapatdiperbandingkan? Jika benar begitu, di manakah pemecahannya?

    Jawaban pada kesulitan ini sudah disimpulkkan/terkandung dalam yangtelah dikatakan di atas mengenai keaneka-ragaman lingkungan-lingkungan pengalaman yang tumpang-tindih di pedalaman dunia. Iaakan tampak lebih jelas apabila kita mengetahui hukum-hukum kualitatifyang menguasai mengendalikan dalam pertumbuhan dan keaneka-ragaman mereka perwujudan-perwujudan dari yang baru saja kitanamakan sisi dalam obyek-obyek.

    2. Hukum-hukum Pertumbuhan Kualitatif

    Menyerasikan objekt-objekt dalam waktu dan ruang, tanpa berpongahmenentukan kondisi-kondisi yang dapat menguasai keberadaan merekayang terdalam: membuktikan suatu rangkaian urutan eksperimentaldalam alam, bukannya persatuan kausalitas ontologis; dengan kata-katalain, melihat, dan bukannya menjelaskan ini, jangan sampai dilupakan,merupakan tujuan satu-satunya dari studi ini.

    Dari sudut pandangan fenomenal ini (yang adalah sudut pandanganilmiah itu) dapatkah orang melampaui posisi di mana analisis kitamengenai zat alam-semesta baru saja berhenti? Yang terakhir ini (zatalam-semesta = jalinan alam-semesta) mempunyai suatu wajah-dalamyang sadar yang di mana-mana menduplikasi (bertindak sebagai lapisan-dalam) wajah eksternal yang material itu, yaitu satu-satunya yangdipertimbangkan/diperhatikan oleh ilmu pengetahuan. Dapatkah kitaberbuat lebih jauh dan menetapkan ketentuan-ketentuan yang denganmematuhinya, wajah kedua itu yang untuk sebagian besar sepenuhnyatersembunyi dengan tiba-tiba memperlihatkan dirinya, dan dengansama-sama mendadaknya menerobos memasuki wilayah-wilayahtertentu lainnya dari pengalaman kita?

    Benar, demikian tampaknya, dan bahkan dengan sangat mudahnya,dengan syarat bahwa tiga pengamatan diletakkan/dikemukakan secaraberurutan, tiga pengamatan (observasi) yang masing-masing kita dapatbuat, tetapi yang tidak akan berguna sesuai nilai masing-masing yang

  • 30 | Pierre Teilhard de Chardinsebenarnya sebelum terpikirkan oleh kita untuk merangkaikannya satusama lainnya.

    A. Observasi Pertama

    Dipikirkan dalam keadaan pra-hidupnya, sisi-dalam obyek-obyek, yangrealitasnya bahkan dalam bentuk-bentuk materi paling awal telah kitaakui, jangan dibayangkan sebagai suatu lapisan yang bersinambungan,melainkan sebagai bentuk kekasapan yang sama seperti materi itusendiri.

    Kita segera akan harus kembali pada masalah pokok ini.

    Sejauh-jauh ketika kita mulai dapat menyimaknya, obyek-obyek(makhluk-makhluk) hidup pertama menampilkan diri mereka padapengamatan/pengalaman kita sebagai jenis-jenis molekul-molekul megaatau molekul-molekul ultra, baik dalam ukuran maupun dalam bilangan,dalam besarnya maupun dalam banyaknya: suatu jumlah besar sekaliinti mikroskopik. Ini berarti bahwa oleh sebab-sebab homogenitas dankontinutas (keserba-samaan dan kelestarian), yang pra-hidup itu dapatdiperkirakan, di balik kaki-langit dari yang dapat disimak itu, sebagaisuatu obyek yang ikut ambil bagian struktur dan sifat-sifat korpuskular(sel hidup) dunia. Ditinjau dari sisi-dalamnya, maupun diamati darisisi-luarnya, zat/jalinan alam-semesta dengan demikian seperti itu pulacenderung melarut/berubah kembali menjadi suatu awan-debu partikel-partikel yang (i) sepenuhnya serupa di antara mereka sendiri (setidak-tidaknya apabila merfeka diamati dari suatu jarak yang jauh); (ii) masing-masing sama-luas dengan keseluruhan alam kosmik; (iii) secara misteriusbertautan di antara mereka sendiri, akhirnya, oleh suatu energi global.Pada kedalaman-kedalaman ini kedua aspek dunia, eksternal dan inter-nal, bersesuaian titik demi titik. Hal ini adalah sedemikian rupa sehinggaorang dapat beralih dari yang satu pada yang lain dengan syarat tunggalbahwa interaksi mekanis dalam dalil/definisi mengenai pusat-pusatparsial dari alam-semesta yang diberikan di atas itu diganti dengankesadaran.

    Atomisitas adalah suatu sifat umum dari Sisi-dalam dan Sisi-luar obyek-obyek.

  • Gejala Manusia | 31B.Observasi Kedua

    Dapat dikatakan serba-sama (homogen) di antara mereka sendiri padapermulaannya, unsur-unsur kesadaran, presis seperti unsur-unsur materiyang mereka topang, merumitkan dan membedakan sifat mereka, sedikitdemi sedikit, dengan berlalunya keberlangsungan waktu. Dari sudutpandangan ini dan dibahas semata-mata dari aspek eksperimental,kesadaran mengungkapkan dirinya sebagai suatu sifat kosmik denganukuran berubah-ubah (variable) yang ditentukan oleh suatu transformasiglobal. Kalau kita memandang arah perkembangan gejala mengesankanini dengan mengikutinya sepanjang seluruh perkembangan kehidupanhingga pada permunculan pikiran, maka ia ternyata biasa-biasa saja.Diikut dalam arah sebaliknya, ia membawa kita, seperti sudah kitaketahui, pada pengertian/gagasan yang kurang meyakinkan akankeadaan-keadaan inferior (taraf lebih rendah) yang semakin tidak jelasdan, nyatanya, menggelembung.

    Diproyeksikan berlawanan dengan arah evolusi, kesadaranmemperagakan dirinya secara kualitatif sebagai suatu spektrum warna-warna yang berganti-ganti dengan batasan-batasan yang lebih rendahmenghilang dalam kegelapan malam.

    C. Observasi Ketiga

    Akhirnya, mari kita ambil dari dua wilayah spektrum yang berbeda inidua partikel kesadaran yang berada pada dua tahap evolusi yang berbeda.

    Seperrti yang kita ketahui, pada masing-masingnya, menurutbangunannya (konstruksi), bersesuaian suatu pengelompokan materialtertentu yang merupakan sisi-dalam masing-masing. Mari kitaperbandingkan kedua pengelompokan eksternal itu satu dengan yanglain dan bertanya bagaimana mereka itu ditata dalam hubungan satusama lain dan dalam hubungan dengan bagian kesadaran yang dicakupoleh masing-masingnya.

    Jawabannya datang seketika.

    Peristiwa atau misal apapun yang kita pikirkan, kita dapat memastikan

  • 32 | Pierre Teilhard de Chardinbahwa setiap kali suatu struktur yang lebih kaya dan lebih baikorganisasinya akan bersesuaian dengan kesadaran yang semakinberkembang.Bentuk protoplasma yang paling sederhana sudahmerupakan wujud (substansi) yang luar-biasa kompleksnya.Kekompleksan ini meningkat dalam kemajuan/perkembangan geometrisdengan beralihnya kita dari protozon (ber-sel satu) mendaki tangga(skala) lebih tinggi dan lebih tinggi lagi pada metazoa (ber-sel banyak).Dan begitulah selalu dan di mana saja bagi semua yang selebihnya/lainnya. Di sini, lagi-lagi, gejala itu begitu jelasnya sehingga kita sudahsejak lama tidak lagi diherankan olehnya. Namun arti pentingnya sangatmenentukan. Karena berkat itu kita memiliki suatu parameter nyatayang memungkinkan kita mempertautkan kedua-dua lapisan dunia in-ternal dan eksternal itu, tidak hanya dalam posisi mereka (titik demititik), melainkan juga, sebagaimana yang akan kita kaji kemudian, dalamgerak mereka.

    Derajat konsentrasi suatu kesadaran berubah-ubah/berbeda-beda dalamrasio terbalik dengan kesederhanaan gubahan material yang dilapisinya.

    Atau, dengan kata-kata lain: Semakin sempurnanya suatu kesadaranadalah bersesuaian dengan lebih kaya dan lebih baiknya organisasibangunan material yang dilapisinya.

    Kesempurnaan spiritual (atau konsentrasi kesadaran) dan sintesis mate-rial (atau kompleksitas) hanya merupakan dua aspek atau bagian-bagianyang bertautan dari gejala yang satu dan sama itu juga.8

    Dan sekarang kita sudah sampai, ipso facto (berdasarkan kenyataan itusendiri), pada pedmecahan masalah yang kita hadapi. Kita mencari suatuhukum perkembangan kualitatif yang dari ruang-lingkup (tahap) satuhingga ruang-lingkup (tahap) lainnya dapat menjelaskan mengapa padaawalnya sekali sisi-dalam itu tidak dapat dilihat, kemudian muncul,dan kemudian lagi berangsur-angsur berdominasi jika dibandingkandengan sisi-luar obyek-obyek. Hukum ini menyatakan dirinya segerasetelah alam-semesta dibayangkan /dipandang sebagai peralihan dariKeadaan A, yang dikarakterisasi oleh suatu jumlah sangat besar sekaliunsur-unsur material yang sangat sederhana (artinya, dengan suatu sisi-

  • Gejala Manusia | 33dalam yang miskin sekali), pada Keadaan B yang ditentukan oleh suatujumlah lebih kecil pengelompokan-pengelompokan yang sangatkompleks (artinya, dengan suatu sisi-dalam yang jauh lebih kaya).

    Pada Keadaan A, pusat-pusat kesadaran itu, karena mereka sangat banyaksekali dan sekaligus sangat tjurai/longgar sekali, menyatakan diri merekalewat efek-efek menyeluruh yang tunduk pada hukum-hukum statistik.Artinya, secara kolektif mereka mematuhi hukum-hukum matematika.Ini menjadi bidangnya fisiko-kimiawi.

    Pada Keadaan B, sebaliknya, unsur-unsur yang jumlahnya lebih kecil9dan sekaligus sangat diindividualisasi itu, secazra berangsur-angsur lolos/bebas dari perbudakan jumlah-jumlah besar. Mereka memperkenankanspontanitas dasar mereka yang tidak dapat diukur itu menerobos keluardan mengungkapkan/menampilkan dirinya. Kita mulai dapat melihatmereka dan mengikuti mereka satu demi satu, dan dengan melakukanitu terbuka jalan kita pada dunia biologi.

    Ringkasnya, selebihnya esai ini cuma merupakan kisah perjuangan dalamalam-semesta antara kemajemukan (multiple) yang disatukan danbesarnya-jumlah (multitude) yang tidak terorganisasi: keberlakuan/penerapan menyeluruh Hukum Kompleksitas dan Kesadaran suatuhukum yang sendirinya berarti suatu struktur dan garis lengkung duniayang secara psikis (kejiwaan) bertemu.

    Tetapi jangan kita terlalu tergesa-gesa, dan karena kita masihmempersoalkan pra-kehidupan, baiklah kita mengingat selalu bahwa,dari sudut pandangan kualitatif tidak ada kontradiksi dalam pengakuanbahwa suatu alam-semesta dengan penampilan/rupa mekanistik dapatdibangun dari kebebasan-kebebasan dengan syarat bahwa kebebasan-kebebasan terkandung di dalamnya dalam keadaan keterbagian danketidak-sempurnaan yang secukupnya.

    3.Energi Spiritual

    Tidak ada konsep yang kita kenal dengan lebih akrab daripada konsepmengenai energi spiritual. Namun tidak ada pula yang secara ilmiahlebih temaram/buram daripada konsep itu. Di satu pihak, realitas obyektif

  • 34 | Pierre Teilhard de Chardindari daya-upaia dan kerja psikis (kejiwaan) itu sudah begitu terbuktisehingga seluruh etika bertumpu di atasnya dan, di lain pihak, sifat-kekuatan dalam ini begitu tidak berwujud sehingga seluruh uraianmengenai alam-semesta dalam pengertian-pengertian mekanis tidakperlu memperhitungkannya, bahkan secara berhasil telah menyudahinyadengan ketidak-acuhan yang disengaja atas realitasnya.

    Kesulitan-kesulitan yang masih kita hadapi dalam usaha menjagakesatuan jiwa dan materi dalam suatu perspektif yang wajar tidak adadi mana pun yang lebih menonjol daripada di sini. Di mana pun jugatidak ada kebutuhan yang sedemikian mendesak untukj membangunsuatu jembatan di antara kedua tepi keberadaan kita yang fisis danyang moral jika kita menginginkan sisi-sisi material dan spiritual darikegiatan-kegiatan kita saling hidup-menghidupi. Celakanya, atau justrumujurnya, terperangkap sebagaimana kita adanya di sini dalam logikasuatu sistem di mana sisi-dalam obyek-obyek mempunyai nilai ataubahkan lebih bernilai dari sisi-luarnya, secara frontal (langsungberhadap-hadapan) kita terbentur pada kesulitan itu. Benturan itu tidakbisa dihindari: kita mesti maju terus.

    Dengan sendirinya pertimbangan berikutnya tidak berdalih menjadisuatu pemecahan yang sungguh-sungguh memuaskan bagi persoalanenergi spiritual itu. Tujuannya hanyalah untuk menunjukan lewat sebuahcontoh apa yang menurut pendapatku mesti dijadikan sebagai garisrisetnya oleh suatu ilmu pengetahuan integral tentang alam dan jenispenafsiran yang mesti diikutnya.

    A. Masalah Dua Energi

    Karena wajah-dalam dunia itu diwujudkan di lubuk kesadaran kita, dandi sana berenung atas dirinya sendiri, tampaknya cukuplah jikamenyimak diri kita sendiri untuk memahami hubungan-hubungandinamik yang terdapat antara sisi-dalam dan sisi-luar objekt-objekt padasuatu titik tertentu dalam alam-semesta.

    Sebenarnya melakukan itu justru salah satu hal yang paling sulit.

    Kita sepenuhnya menyadari dalam tindakan-tindakan konkret kita bahwa

  • Gejala Manusia | 35kedua kekuatan yang berlawanan itu berpadu. Mesinnya bekerja, tetapikita tidak dapat melihat metodenya, yang kelihatannya sebagai sesuatuyang bertentangan. Yang menjadi pokok terpenting dan sungguh yangmenjengkelkan dari permasalahan energi spiritual bagi nalar kita adalahkesadaran yang semakin tinggi yang kita terus-menerus tanggung dalamdiri kita sendiri bahwa tindakan kita seketika bergantung pada, namunjuga bebas/tidak bergantrung pada, kekuatan-kekuatan material.

    Terlebih dulu mengenai ketergantungan itu. Ini secara menyedihkandan amat nyata sekali. Untuk berpikir, kita mesti makan. Pernyataanblak-blakan itu menegaskan suatu ekonomi yang mencakup segalanya,dan mengungkapkan sesuai cara kita memandangnya kelaliman materimaupun daya spiritualnya. Spekulasi yang paling muluk, kasih yangpaling membara adalah, seperti kita betul-betul ketahui, dibarengi dandibayar dengan suatu pengeluaran energi fisik. Kadang-kadang kitamemerlukan roti, kadang-kadang lagi anggur, adakalanya suatu obatatau suatu suntikan hormon, kadang-kadang rangsangan sesuatu warna,adakalanya keajaiban suatu suara yang masuk ke dalam telinga kitasebagai suatu getaran dan mencapai otak kita dalam bentuk suatu ilham.

    Tanpa keraguan sedikitpun terdapat sesuatu lewat mana energi mate-rial dan spiritual itu menyatu dan saling-melengkapi. Pada analisisterakhir, bagaimanapun mesti terdapat suatu energi tunggal yangberoperasi di dunia. Dan pikiran pertama yang timbul pada kita adalahbahwa roh itu mestilah seperti suatu titik transformasi yang fodal dimana, dari semua titik alam, kekuatan-kekuatan zat-zat bertemu, untukmenjadi di-interiorisasi dan di-sublimasi dalam keindahan dankebenaran. Namun, betapapun menggiurkan itu adanya, ide mengenaitransformasi langsung dari salah satu dari kedua energi itu menjadi yanglainnya segera setelah itu sekilas tampak, ia sudah mesti dilepaskanlagi. Seketika kita mencoba merangkaikan mereka menjadi satu, saling-tidak-ketergantungan mereka menjadi sejelas antar-hubungan mereka.

    Sekali lagi: Untuk berpikir, kita mesti makan. Tetapi betapa beraneka-ragamnya pikiran-pikiran yang kita dapatkan dari seiris roti! Sepertihuruf-huruf dari abjad, yang dapat dirakit menjadi omong-kosong belakamaupun menjadi sajak yang paling indah, kalori-kalori yang sama itu

  • 36 | Pierre Teilhard de Chardinsedikitpun tidak ada artinya bagi dan sekaligus sangat diperlukan olehnilai-nilai spiritual yang dipupuknya.

    Kedua energi itu pikiran dan materi yang berturut-turutmenyebarmelalui kedua lapisan dunia (sisi-dalam dan sisi-luar)mempunyai, diambil secara keseluruhannya, sikap yang amat serupa.Mereka tetap dipersekutukan dan secara tertentu saling beralih yangsatu menjadi yang lainnya. Tetapi agaknya tidak mungkin membuktikansuatu kesamaan sederhana antara garis-garis lengkung mereka. Di satupihak, hanya suatu pecahan kecil sekali dari energi fisik itu dihabiskandalam pelaksanaan/penggunaan puncak energi spiritual; di lain pihak,pecahan sangat kecil ini, segera setelah diserap, pada tingkat/skala in-ternal mengakibatkan goyangan-goyangan yang sangat luar biasa.

    Suatu ketidak-seimbangan kuantitatif jenis ini sudah cukup membuatkita menolak gagasan naif mengenai perubahan bentuk (atautransformasi langsung) dan karena itu semua harapan akanditemukannya suatu ekuivalen mekanis bagi kehendak atau pikiran. Diantara sisi-dalam dan sisi-luar obyek-obyek, saling- ketergantunganenergi tidak perlu dipersoalkan. Tetapi sangat besar kemungkinan bahwaia hanya dapat diungkapkan oleh suatu simbolisme yang kompleks yangmenggunakan batasan-batasan suatu tata-susunan lain.

    B. Suatu Garis Pemecahan

    Untuk menghindari suatu dualisme yang mendasar, yang mustahil lagipula anti-ilmiah, dan sekaligus untuk melindungi kekompleksan alamidari zat alam-semesta, bersesuaian dengan itu aku menyarankan yangberikut ini sebagai suatu landasan bagi semua yang akan timbulkemudian.

    Kita akan mengandaikan, pada hakekatnya, semua enmergi adalahbersifat psikis (kejiwaan); tetapi menambahkan bahwa dalam setiap unsurtertentu energi dasar ini terbagi dalam dua komponen yang jelas berbeda:suatu energi yang bergaris-singgung (tangential) yang mempertautkanunsur itu dengan semua lainnya dari tata-susunan yang sama (artinya,dari kompleksitas yang sama dan konsentrasi yang sama) dengan dirinyadi dalam alam-semesta; dan suatu energi yang berjari-jari lingkaran

  • Gejala Manusia | 37(radial) yang menariknya kepada kompleksitas dan konsentrasi yangbahkan lebih besar dengan kata lain: maju.1 0

    Dari taraf/keadaan awal ini, dan dengan memperkirakan bahwa iamenyimpan suatu energi tangensial tertentu yang bebas, partikel yangbersusunan demikian jelas mesti berada dalam suatu posisi untukmeningkatkan kompleksitas internalnya dalam persekutuan denganpartikel-partikel yang bersebelahan dengannya, dan setelah itu (karenakon-sentrasinya secara otomatis meningkat) menambah energi radialnya.Yang tersebut belakangan lalu akan berkemampuan untuk bereaksi padagilirannya dalam bentuk suatu penataan baru di medan tengensial itu.Dan begitu seterusnya.

    Pada pandangan ini, dengan energi tangensial mewakili energi itu sendiri,seperti umumnmya difahami oleh ilmu pengetahuan, satu-satunyakesulitannya adalah menjelaskan saling pengaruh-mempengaruhinyasusunan-susunan/rencana-rencana tangensial itu dalam hubungannyadengan hukum-hukum termodinamika.

    Mengenai ini dapat kita kemukakan yang berikut ini:a. Pertama-tama sekali, karena perbedaan energi radial dalam fungsi

    energi tangensial itu dilaksanakan, sesuai hipotesis kita, olehcampur-tangan suatu pengaturan/perencanaan, maka sebanyak yanganda sukai dari yang pertama dapat dipertautkan (dirangkaikan)dengan sesedikit yang anda sukai dari yang keduabagi suatupenyusunan yang sangat disempurnakan mungkin cuma diperlukansejumlah pekerjaan yang teramat sedikit. Ini cocok sekali denganfakta yang dicatat dalam bagian A di atas.

    b. Lagi pula, dalam sistem yang diajukan di sini, secara paradoksalkita dipaksa mengakui bahwa energi kosmik terus meningkat, tidaksaja dalam bentuk radialnya, tetapi yang jauh lebih serius dalambentuk tangensialnya juga (karena tegangan antara unsur-unsurmeningkat dengan kon-sentrasinya sendiri). Ini seakan-akanbertentangan langsung dengan hukum konservasi energi. Namun,harus diperhatikan, bahwa peningkatan dari yang tangensial darijenis kedua (satunyanya yang merepotkan bagi ilmu fisika) hanyamenjadi berharga dewngan nilai-nilai radial yang sangat tinggi

  • 38 | Pierre Teilhard de Chardin(seperti pada manusia, misalnya, dan ketegangan-ketegangan sosial).Di bawah tingkat ini, dan untuk sejumlah partikel awal dalam alam-semesta yang kurang-lebih tetap, jumlah energi tangensial kosmiksecara praktikal dan statistik masih tidak berbeda/berubah selamaberlangsungnya transformasi-transformasi itu. Dan inilah yangdiper-lukan oleh ilmu- pengetahuan.

    c. Akhirnya, karena menurut pemahaman kita, seluruh bangunan alam-semesta tetap didukung pada setiap fase menuju konsentrasinya ituoleh tatanan-tatanan awalnya, maka jelaslah bahwa keber-hasilannyahingga pada tahap-tahap tertinggi akan ditentukan oleh suatu kuantumprimordial tertentu dari energi tangensial yang bebas, yangberangsur-angsur akan kehabisan tenaga sendiri, berdasarkan azasentropi.

    Dipandang secara keseluruhan, gambaran ini memenuhi tuntutan-tuntutan realitas.

    Namun, ada tiga pertanyaan yang masih belum terjawab:a. Berkat energi istimewa apakah alam-semesta menyebar-luaskan

    dirinya di sepanjang poros utamanya pada arah yang kurang mungkindari bentuk-bentuk kompleksitas dan sentrisitas (konsentrasi) yanglebih tinggi?

    b. Adakah suatu batas dan akhir tertentu bagi nilai elemental (dasar)dan bagi jumlah total energi radial yang dikembangkan selamaberlangsungnya transformasi-transformasi itu?

    c. Apakah bentuk energi-energi radial yang final dan dihasilkan ini,dengan mengandaikan keberadaannya, dapat berubah ke arahsebaliknya?

    Apakah ia ditakdirrkan untuk suatu waktu kelak mulai cerai-berai demimemenuhi azas entropi, dan berbalik secara tidak menentu menjadisatuan-satuan pra-hidup dan pusat-pusat yang semakin rendah, karenakehabisan tenaga dan berangsur-angsur menurunnya energi tangensialbebas yang tersimpan dalam lapisan-lapisan alam-semesta secarabersusunan, tempat ia dilahirkan.

    Agar mendapatkan jawaban yang memuaskan, ketiga pertanyaan inimesti menunggu hingga bab jauh di belakang, setelah studi mengenai

  • Gejala Manusia | 39manusia telah membawa kita pada konsep mengenai suatu ujung porosalam-semesta yang menjulang di atas dunia yaitu titik omega.

  • BAB III: BUMI PADA TAHAP-TAHAP AWAL

    Oleh: Pierre Teilhard de Chardin

    Beberapa ribuan-juta tahun berselang, agaknya bukan oleh suatu prosesevolusi perbintangan (astral), melainkan sebagai akibat suatu kejadianluar-biasa (suatu persinggungan dengan sebuah bintang lain? suatugoncangan di pedalaman?) sekeping materi yang terdiri atas atom-atomyang istimewa stabilnya terlepas dari permukaan mata-hari. Tanpamemutuskan ikatan-ikatannya dengan yang selebihnya, dan dalam jarakyang tepat dari bintang-induknya sehingga menerima radiasiberintensitas sedang, kepingan ini mulai memadat, bergulung padasumbunya sendiri, memperoleh bentuknya.1 1 Memuat dalam bulatannyadan peredarannya masa depan manusia, suatu benda langit sebuah planetkali ini telah dilahirkan.

    Sejauh ini pandangan kita telah menyapu lapisan-lapisan tak- terhinggadi mana zat/jalinan alam-semesta tersebar.

    Mulai sekarang dan seterusnya marilah kita memusatkan perhatian kitapada obyek yang kecil, tak-jelas namun mencekam yang baru sajamuncul itu. Ia adalah satu-satunya tempat di dunia yang sejauh ini kitadapat mempelajari evolusi materi pada fase-fase terakhirnya, dan hinggasejauh diri kita sendiri.

    Mari kita simak bumi pada tahap-tahap awalnya, yang begitu baru namunbermuatan tenaga-tenaga latent, selagi ia mengimbangkan dirinya dikedalaman-kedalaman masa lalu.

    I. Sisi-luar

    Yang membangkitkan minat para ahli fisika pada bulatan ini yangtampaknya baru-lahir karena suatu peristiwa kebetulan dalam massakosmik adalah kehadiran benda-benda (zat) kimiawi terpadu (gabungan,campuran) yang tidak dapat diamati di mana pun juga. Pada suhuekstrem yang terdapat dalam bintang-bintang, materi hanya dapatbertahan hidup dalam keadaan-keadaannya yang paling terberai. Hanya

    | 40 |

  • Gejala Manusia | 41zat-zat sederhana yang ada pada bintang-bintang yang putih-memijarini. Di atas bumi, keserhanaan unsur-unsur ini masih didapati padaperiferi, dalam gas-gas yang kurang-lebih terionisasi dari atmosferadan stratosfera dan, barangkali jauh di bawah, dalam logam-logambarisfera.1 2 Tetapi di antara kedua ekstrem ini terdapat sederetan panjangzat-zat dasar (substansi) yang kompleks, yang hanya dikandung dandiproduksi oleh bintang- bintang yang telah mati. Tersusun dalamwilayah-wilayah berturutan, mereka dari sejak awal memperagakandaya-daya (tenaga) sintesis yang terkandung dalam alam-semesta.Terlebih dulu wilayah silikon, yang menyiapkan kerak planet yang padat.Kemudian wilayah air dan asam-karbon, yang membungkus silikat-silikat dalam suatu selimut yang tidak stabil, bergerak dan merembes.

    Dalam kata-kata lain, kita dapatkan barisfera, litosfera, hidrosfera,atmosfera dan stratosfera.

    Susunan dasar ini mungkin berbeda-beda/berubah-ubah dan menjadi luasdalam rincian, tetapi dapat dikatakan bahwa lambat laun ia telahmembuktikan dirinya dari sejak awal. Dan adalah darinya geo-kimiaberkembang menuju dua arah berlainan.

    A. Dunia Yang Menghablur.

    Pada suatu arah, energi terestrial yang jauh lebih umum sejak awal telahcenderung disemburkan dan dibebaskan. Silikat-silikat, air, karbon-dioksida oksida-oksida dasar ini terbentuk oleh pembakaran habisdan penetralisasian (sendiri-sendiri atau dalam gabungan dengan benda-benda [zat] sederhana lainnya) daya-tarik-menarik (affinity = afinitas)unsur-unsur mereka. Dengan meneruskan skema itu lebih lanjut, hasilnyaadalah keaneka-ragaman dunia mineral yang kaya itu.

    Dunia mineral adalah suatu dunia yang jauh lebih luwes (lentur) danbergerak daripada yang dapat dibayangkan oleh ilmu pengetahuan zamankuno. Rada analog dengan metamorfosa makhluk-makhluk hidup, didalam batu-batu karang yang paling padat terjadilah, seperti kini kitaketahui, transformasi abadi dari suatu species (jenis-jenis) mineral.

    Namun ia adalah suatu dunia yang secara relatif miskin dalam

  • kemajemukan, karena batas-batas sempit pada arsitektur internal unsur-unsurnya. Menurut dugaan-dugaan paling baru, kita telah menemukanhanya beberapa ratus silikat dalam alam.

    Dengan menyimak mereka ini secara biologis kita dapat mengatakanbahwa adalah karakteristik mineral-mineral (seperti halnya dari begitubanyak organisme lain yang secara mutlak telah menjadi tetap) bahwamereka telah memilih suatu jalan yang secara sebelum-waktunyamengurung mereka di dalam diri mereka sendiri. Dikarenakanstrukturnya yang menjadi pembawaannya sendiri, molekul-molekul itutidak cocok untuk pertumbuhan. Untuk berkembang melampaui suatuukuran tertentu mereka harus secara tertentu keluar dari diri merekasendiri, hartus dibantu suatu tipuan penggabungan yang semurninyaeksternal, yang mempertautkan atom- atom menjadi satu tanpakombinasi atau persatuan yang sebenarnya.

    Kadang-kadang kita menemukannya dalam rangkaian-rangkaian sepertikumala (jade), kadang-kadang dalam lembaran-lembaran/-lempengan-lempengan seperti mika (mica), dan kadang-kadang lagi merekamengelompok dalam segilima-segilima (quincunx) seperti granat (gar-net = batu akik yang berwarna merah-tua).Dengan demikian, denganpenjajaran sederhana dari atom-atom atau kelompok-kelompok atomyang relatif sederhana dalam pola-pola geometrikal, kumpulan-kumpulan teratur dengan tingkat komposisi yang tidak terlalu tinggidapat diproduksi, tetapi mereka tidak bersesuaian dengan satupuykesatuan yang berkonsentrasi secara semestinya; mereka adalah suatumosaik dari unsur-unsur kecil yang diperluas secara tidak terbatas yang sebagaimana kita ketahui menjadi struktur dari sebuah hablur(cristal), yang, berkat penggunaan sinar-sinar X, dewasa ini dapat difoto.Dan seperti itulah organisasi, yang sederhana dan stabil, yang lambatlaun terpaksa diambil oleh materi yang memadat di sekitar kita itu darisejak asalnya.

    Ditinjau dalam massanya, bumi itu terselubung dalam geometri sejauh-jauh kita dapat melihatnya di masa lalu. Ia menghablur.

    Tetapi tidak sepenuhnya.

    42 | Pierre Teilhard de Chardin

  • Gejala Manusia | 43B. Polimerisasi Dunia.

    Selama dan berkat perkembangan permulaan dari unsur-unsur di atasbumi menuju keadaan/taraf hablur (crystalline), ener