Pidato 2 Bahasa

4
Islam sebagai rahmatan lil ‘alamin, yaitu rahmat bagi seluruh alam dan juga umat manusia, sejak awal telah mengajarkan budaya persatuan. Bukan saja dalam koridor sesama kaum muslimin atau yang biasa disebut dengan ukhuwah islamiyah, tetapi juga dalam konteks masyarakat berbangsa dan bernegara, atau ukhuwah wathaniyah. Dan lebih luas lagi dalam konteks ukhuwah basyariyah, yaitu persaudaraan atau persatuan sesama manusia dimanapun berada. Dalam sejarah dan realitas terkini pun akan mudah kita temukan, bahwa sejatinya persatuan umat memberikan kontribusi besar dalam menambah kualitas suatu bangsa. Ajaran Islam melalui Al-Quran dan Sunnah banyak memberikan inspirasi bagi kaum muslimin untuk mengaplikasikan budaya persatuan dalam menjalani kehidupannya. Setidaknya ada tiga ajaran Islam yang berkaitan erat dengan upaya menuju persatuan yang lebih kuat, baik sesama kaum muslimin secara khusus, maupun sebagai bagian utuh dari masyarakat Indonesia. Tiga ajaran persatuan dan persaudaraan dalam Islam tersebut adalah: 1. Saling Mengenal dan Berinteraksi Allah ta'ala berfirman, “Hai manusia, Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku, supaya kamu saling kenal- mengenal” (Al-Hujurat: 13). Melalui ayat ini kita diajarkan bahwa dalam Islam, ajaran persatuan yang paling mendasar, yaitu sikap saling mengenal dan berinteraksi satu sama lain. Ini artinya pendapat Islam sebagai agama yang eksklusif sangat tidak relevan. Seorang muslim diharapkan mau membuka diri untuk bergaul dengan masyarakatnya. Ia harus menjadi yang pertama menyadari bahwa keragamaan suku, budaya dan bahasa adalah kepastian bahkan menjadi sunnatullah tersendiri. Ia harus memperbanyak relasi, kenalan, dan jaringan, karena bisa jadi dari situlah ia mendapatkan peluang berbagi kebaikan lebih banyak lagi. 2. Saling Memahami dan Bertoleransi Ajaran kedua yang berkaitan dengan budaya persatuan adalah sikap saling memahami dan bertoleransi. Setiap individu mempunyai kelebihan dan kelemahan, begitu pula kumpulan individu, organisasi, lembaga bahkan juga suku dan ras sekalipun. Dalam Islam, kelemahan itu untuk dipahami, bukan malah dieksplorasi dan dijadikan bahan kritikan, celaan yang tak pernah kunjung usai. Jika hanya sekedar mengenal tanpa berusaha memahami dan

description

ok

Transcript of Pidato 2 Bahasa

Islam sebagairahmatan lil alamin, yaitu rahmat bagi seluruh alam dan juga umat manusia, sejak awal telah mengajarkan budaya persatuan. Bukan saja dalam koridor sesama kaum muslimin atau yang biasa disebut denganukhuwah islamiyah, tetapi juga dalam konteks masyarakat berbangsa dan bernegara, atauukhuwah wathaniyah. Dan lebih luas lagi dalam konteksukhuwah basyariyah, yaitu persaudaraan atau persatuan sesama manusia dimanapun berada. Dalam sejarah dan realitas terkini pun akan mudah kita temukan, bahwa sejatinya persatuan umat memberikan kontribusi besar dalam menambah kualitas suatu bangsa.

Ajaran Islam melalui Al-Quran dan Sunnah banyak memberikan inspirasi bagi kaum muslimin untuk mengaplikasikan budaya persatuan dalam menjalani kehidupannya. Setidaknya ada tiga ajaran Islam yang berkaitan erat dengan upaya menuju persatuan yang lebih kuat, baik sesama kaum muslimin secara khusus, maupun sebagai bagian utuh dari masyarakat Indonesia. Tiga ajaran persatuan dan persaudaraan dalam Islam tersebut adalah:

1. Saling Mengenal dan Berinteraksi

Allahta'alaberfirman, Hai manusia, Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku, supaya kamu saling kenal-mengenal (Al-Hujurat: 13). Melalui ayat ini kita diajarkan bahwa dalam Islam, ajaran persatuan yang paling mendasar, yaitu sikap saling mengenal dan berinteraksi satu sama lain. Ini artinya pendapat Islam sebagai agama yang eksklusif sangat tidak relevan.

Seorang muslim diharapkan mau membuka diri untuk bergaul dengan masyarakatnya. Ia harus menjadi yang pertama menyadari bahwa keragamaan suku, budaya dan bahasa adalah kepastian bahkan menjadi sunnatullah tersendiri. Ia harus memperbanyak relasi, kenalan, dan jaringan, karena bisa jadi dari situlah ia mendapatkan peluang berbagi kebaikan lebih banyak lagi.

2. Saling Memahami dan Bertoleransi

Ajaran kedua yang berkaitan dengan budaya persatuan adalah sikap saling memahami dan bertoleransi. Setiap individu mempunyai kelebihan dan kelemahan, begitu pula kumpulan individu, organisasi, lembaga bahkan juga suku dan ras sekalipun. Dalam Islam, kelemahan itu untuk dipahami, bukan malah dieksplorasi dan dijadikan bahan kritikan, celaan yang tak pernah kunjung usai.

Jika hanya sekedar mengenal tanpa berusaha memahami dan bertoleransi, maka persatuan dalam skala apapun hanya menjadi impian yang semakin menjauh. Islam mengingatkan kita untuk saling memahami dan bertoleransi, di antaranya melalui larangan saling mencela dan menghina. Allahta'alaberfirman, Janganlah sebuah kaum merendahkan kaum yang lain, boleh jadi mereka (yang direndahkan) itu lebih baik dari mereka (Al-Hujurat: 11).

3. Saling Bekerjasama dan Bersinergi

Setelah saling mengenal dan memahami, maka ajaran Islam menyempurnakan budaya persatuan dengan memerintahkan untuk saling bekerjasama dan bersinergi. Allahta'alaberfirman, ....dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa (Al-Maidah: 2).

Dalam bahasa sederhananya, seorang muslim diperintahkan untuk saling bekerjasama, baik dalam lapangan kebaikan yang universal (kemanusiaan) maupun kebaikan dalam kacamata syariah. Di sinilah kita perlu menyadari sepenuhnya, bahwa pada saat seorang muslim bekerjasama dalam mengerjakan sebuah kebaikan yang bersifat universal (kemasyarakatan dan kebangsaan), maka sejatinya ia sedang menjalankan amanat ajaran Islam.

Akhirnya, jika ketiga langkah di atas mampu dijalankan dengan baik oleh seorang muslim, insya Allah akan mendatangkan persatuan yang lebih kuat dan indah dalam setiap tataran kehidupan.

Semoga kita semua mampu menjalankannya.Wallahu alam bish shawab.

Islam as rahmatan lil 'alamin, which is a mercy for all the worlds and also mankind, since its inception has been to teach the culture of unity. Not only in the corridor fellow Muslims or commonly called the Muslim brotherhood, but also in the context of national and state societies, or ukhuwah wathaniyah. And more broadly in the context of basyariyah brotherhood, the brotherhood or unity of human beings everywhere. In the history and current reality will be easy to find, that the true unity of a major contribution in increasing the quality of a nation.

The teachings of Islam through the Holy Quran and Sunnah much to inspire Muslims to apply the culture of unity in living life. There are at least three Islamic teaching is closely related to efforts toward unity stronger, better fellow Muslims in particular, as well as an integral part of Indonesian society. Three doctrine of unity and brotherhood in Islam are:

1. Getting to know each other and Interact

Allah ta'ala says, "O mankind! Lo! We created you from a male and a female and made you nations and tribes, that ye may know each other-know" (Al-Hujurat: 13). Through this verse we are told that in Islam, the most fundamental teachings of unity, namely attitudes about each other and interact with each other. This means that the opinion of Islam as a religion of exclusive largely irrelevant.

A Muslim is expected to open up to get along with people. He should be the first to realize that keragamaan tribe, culture and language is certainty even into the laws of its own. He must reproduce relations, acquaintances, and networks, because it could be from where he got the opportunity to share the goodness more.

2. Mutual Understanding and tolerance

Second teachings relating to cultural unity is mutual understanding and tolerance. Each individual has strengths and weaknesses, as well as a collection of individuals, organizations, institutions even though the tribe and race. In Islam, the weakness was to be understood, not even explored and used as ingredients criticism, censure that never ended.

If you just know without trying to understand and tolerate, then unity in any scale which only dream of getting away. It reminds us to understand and tolerate each other, including through the prohibition of reproach and insult each other. Allah ta'ala says, "Do not be a demeaning the other people, maybe they (lowered) was better than them" (Al-Hujurat: 11).

3. Mutual Cooperate and Synergy

Having to know and understand, the culture of Islam perfect unity with orders for mutual cooperation and synergy. Allah ta'ala says, ".... and please-menolonglah you in the (working) righteousness and piety" (Al-Maidah: 2).In plain language, a Muslim is commanded to work together, both in the field of universal goodness (humanity) and good in glasses sharia. This is where we need to be fully aware, that when a Muslim to cooperate in doing a kindness that is universal (community and national), then he is carrying out the mandate true teachings of Islam.

Finally, if the three steps above can run well by a Muslim, God willing, will bring unity stronger and beautiful in every level of life. Wallahu alam bish shawab.

May we all be able to run it.