pidana seorang dokter

2
pidana seorang dokter, khususnya yang menyangkut dengan kelalaian, hal mana dilandaskan pada teori-teori kesalahan dalam hukum pidana. Tanggungjawab pidana disini timbul jika pertama-tama dapat dibuktikan adanya kesalahan professional, misalnya, kesalahan dalam diagnosis atau kesalahan dalam cara-cara pengobatan atau perawatan. Dari segi hukum, kesalahan/kelalaian akan selalu berkaitan dengan sifat melawan hukumnya suatu perbuatan yang dilakukan oleh orang yang mampu bertanggungjawab. Seseorang dikatakan mampu bertanggungjawab apabila dapat menginsafi perbuatannya itu tidak dipandang patut dalam pergaulan masyarakat dan mampu untuk menentukan niat/ kehendaknya dalam melakukan perbuatan tersebut. Dengan demikian, kemampuan bertanggungjawab ialah keadaan moralitas psikis dan kematangan (kecerdasan) yang membawa tiga kemampuan yaitu: mampu untuk mengerti nilai dan akibat-akibat dari perbuatannya sendiri, mampu untuk menyadari bahwa perbuatannya itu menurut pandangan masyarakat tidak diperbolehkan, dan mampu untuk menentukan kehendaknya atas perbuatan-perbuatan yang dilakukannya itu. Sehubungannya dengan kemampuan bertanggungjawab ini, dalam menentukan bahwa seseorang itu bersalah atau tidak menurut hukum, ditentukan oleh tiga faktor, yaitu keadaan batin orang yang melakukan itu, maksudnya adalah bahwa pelaku menyadari atau tidak perbuatan yang dilakukan itu merupakan perbuatan yang dilarang oleh undang-undang dan adanya hubungan batin antara pelaku dan perbuatan yang dilakukan, yaitu berupa dolus (kesengajaan) atau culpa (kelalaian/kealpaan), serta tidak adanya alasan pemaaf. Mengenai kelalaian (negligence) mencakup dua hal, yaitu karena melakukan sesuatu yang seharusnya tidak dilakukan atau karena tidak melakukan sesuatu yang seharusnya dilakukan.

description

bullshit

Transcript of pidana seorang dokter

Page 1: pidana seorang dokter

pidana seorang dokter, khususnya yang menyangkut dengan kelalaian, hal mana dilandaskan pada teori-teori kesalahan dalam hukum pidana.

Tanggungjawab pidana disini timbul jika pertama-tama dapat dibuktikan adanya kesalahan professional, misalnya, kesalahan dalam diagnosis atau kesalahan dalam cara-cara pengobatan atau perawatan.

Dari segi hukum, kesalahan/kelalaian akan selalu berkaitan dengan sifat melawan hukumnya suatu perbuatan yang dilakukan oleh orang yang mampu bertanggungjawab. Seseorang dikatakan mampu bertanggungjawab apabila dapat menginsafi perbuatannya itu tidak dipandang patut dalam pergaulan masyarakat dan mampu untuk menentukan niat/ kehendaknya dalam melakukan perbuatan tersebut.

Dengan demikian, kemampuan bertanggungjawab ialah keadaan moralitas psikis dan kematangan (kecerdasan) yang membawa tiga kemampuan yaitu: mampu untuk mengerti nilai dan akibat-akibat dari perbuatannya sendiri, mampu untuk menyadari bahwa perbuatannya itu menurut pandangan masyarakat tidak diperbolehkan, dan mampu untuk menentukan kehendaknya atas perbuatan-perbuatan yang dilakukannya itu.

Sehubungannya dengan kemampuan bertanggungjawab ini, dalam menentukan bahwa seseorang itu bersalah atau tidak menurut hukum, ditentukan oleh tiga faktor, yaitu keadaan batin orang yang melakukan itu, maksudnya adalah bahwa pelaku menyadari atau tidak perbuatan yang dilakukan itu merupakan perbuatan yang dilarang oleh undang-undang dan adanya hubungan batin antara pelaku dan perbuatan yang dilakukan, yaitu berupa dolus (kesengajaan) atau culpa (kelalaian/kealpaan), serta tidak adanya alasan pemaaf.

Mengenai kelalaian (negligence) mencakup dua hal, yaitu karena melakukan sesuatu yang seharusnya tidak dilakukan atau karena tidak melakukan sesuatu yang seharusnya dilakukan.

Suatu perbuatan dapat dikategorikan sebagai criminal malpractice apabila memenuhi rumusan detik pidana, yaitu: perbuatan tersebut harus merupakan