Philoshopy Task (Problem and Hypothesis)

10
1. Masalah (Problem) Berdasarkan pengalaman, masalah timbul karena adanya berbagai hal, antara lain: Tantangan Kesangsian atau kebingungan terhadap suatu hal atau fenomena Kemenduaan arti Halangan dan rintangan Celah (gap) antar kegiatan atau antar fenomena Menurut Nasir (1999:133-134) tujuan dari pemilihan serta perumusan masalah adalah untuk: Mencari sesuatu dalam rangka pemuasan akademik seseorang. Memuaskan perhatian serta keingintahuan seseorang akan hal-hal yang baru. Melatakkan dasar untuk memecahkan penemuan penelitian sebelumnya ataupun dasar untuk penelitian selanjutnya. Memenuhi keinginan sosial Menyediakan sesuatu yang bermanfaat. Ciri-ciri masalah yang baik: a. Masalah harus memiliki nilai penelitian, artinya: Mempunyai nilai keaslian Menyatakan suatu hubungan (setidaknya memiliki 2 variabel) Merupakan hal yang penting Dapat diuji Dinyatakan dalam bentuk pertanyaan

description

Filsafat IPA

Transcript of Philoshopy Task (Problem and Hypothesis)

Page 1: Philoshopy Task (Problem and Hypothesis)

1. Masalah (Problem)

Berdasarkan pengalaman, masalah timbul karena adanya berbagai hal, antara lain:

Tantangan Kesangsian atau kebingungan terhadap suatu hal atau fenomenaKemenduaan arti Halangan dan rintangan Celah (gap) antar kegiatan atau antar fenomena

Menurut Nasir (1999:133-134) tujuan dari pemilihan serta perumusan masalah adalah untuk:

Mencari sesuatu dalam rangka pemuasan akademik seseorang.Memuaskan perhatian serta keingintahuan seseorang akan hal-hal yang baru. Melatakkan dasar untuk memecahkan penemuan penelitian sebelumnya ataupun dasar untuk penelitian selanjutnya. Memenuhi keinginan sosial Menyediakan sesuatu yang bermanfaat.

Ciri-ciri masalah yang baik:

a. Masalah harus memiliki nilai penelitian, artinya:

Mempunyai nilai keaslian

Menyatakan suatu hubungan (setidaknya memiliki 2 variabel)

Merupakan hal yang penting

Dapat diuji

Dinyatakan dalam bentuk pertanyaan

b. Masalah harus memiliki kelayakan (feasible), artinya:

Data serta metode untuk memecahkan masalah harus tersedia

Biaya, sesuai kemampuan

Waktu

Biaya dan hasil harus balance

Administrasi dan sponsor harus kuat

Tidak bertentangan dengan hukum & adat.

Page 2: Philoshopy Task (Problem and Hypothesis)

c. Masalah harus sesuai dengan kualifikasi peneliti

Menarik bagi si peneliti

Sesuai dengan kualifikasi

Pada umumnya, masalah dirumuskan dengan mengikuti kaidah- kaidah sebagai berikut:

Biasasanya dirumuskan dalam bentuk pertanyaan Rumusan masalah harus jelas dan padat Harus berisi implikasi adanya data untuk memecahkan masalah Harus merupakan dasar dalam merumuskan hipotesis Harus menjadi dasar judul penelitian

Contoh rumusan masalah:

1. Mengapa semakin besar ukuran suatu atom, laju reaksinya semakin bertambah?

2. Mengapa besi bias berkarat?

Pada rumusan masalah ke 2

Mengapa besi bisa berkarat?

Penentuan hal ini sebagai masalah karena mampu menantang pemikir tentang terjadinya fenomena di sekitar. Hal ini juga merujuk untuk memperoleh kepuasan akademik dan kepuasan untuk mengerti suatu hal yang sering terlewatkan. Dengan demikian diharapkan manfaat setelah menyelesaikan permasalahan ini akan dicapai.

Page 3: Philoshopy Task (Problem and Hypothesis)

2. Hipotesis

Definisi

Hipotesis biasanya menunjuk pada hubungan antara dua variabel. Untuk penelitian dua atau lebih variabel, hipotesis merupakan dugaan tentang kebenaran mengenai hubungan dua variabel atau lebih.

Characteristics of a hypothesis

Should be simple, specific and conceptually clear.

... ambiguity would make verification almost impossible.

Harus sederhana, spesifik dan konsepnya jelas.

... Ambiguitas akan membuat verifikasi hampir mustahil.

Should be capable of verification.

... i.e. There are methods and techniques for data collection and analysis.

Harus mampu untuk memverifikasi.

... Yaitu Ada beberapa metode dan teknik untuk pengumpulan data dan analisis.

. Should be related to the existing body of knowledge.

... i.e. Able to add to the existing knowledge.

Harus berhubungan dengan tubuh dari pengetahuan.

... Yaitu Mampu menambah pengetahuan yang ada.

Should be operationalisable

... i.e. Expressed in terms that can be measured.

Harus operationalisable

... Yaitu Disajikan dalam istilah yang dapat diukur.

Page 4: Philoshopy Task (Problem and Hypothesis)

There are several criteria that make a research hypothesis a good one, and following them is a very good start.

1. A good hypothesis is stated in declarative form and not as a question.Hipotesis yang baik dinyatakan dalam bentuk pernyataan dan bukan sebagai pertanyaan.

2. “Are swimmers stronger than runners?” is not declarative, but “Swimmers are stronger than runners” "Apakah perenang kuat dari pelari?“ bukanlah pernyataan, namun"Perenang yang kuat dari pelari“ adalah pernyataan.

3. A good hypothesis posits an expected relationship between variable and clearly states a relationship between variables. For example, the research hypothesis “Children who participate in three hours of lap reading with parents per week will score higher on a test of reading comprehension than children who do not” states a clear relationship between hours of reading and test score.Hipotesis yang baik menempatkan hubungan yang diharapkan antara variable dan menyatakan dengan jelas hubungan antara variabel. Sebagai contoh, hipotesis penelitian "Anak-anak yang berpartisipasi dalam tiga jam membaca dengan orang tua per minggu skornya akan lebih tinggi pada tes membaca dari anak-anak yang tidak" menyatakan hubungan yang jelas antara jam membaca dan skor tes.

4. Hypotheses reflect the theory or literature on which they are based. A good hypothesis has a substantive link to existing literature and theory. In the above example, let’s assume there is literature indicating that reading to children is one way to increase their comprehension. The hypothesis is a test of that idea.Hipotesis mencerminkan teori atau literatur yang menjadi dasarnya. Sebuah hipotesis yang baik memiliki link substantif untuk literatur yang ada dan Teori. Dalam contoh di atas, mari kita asumsikan ada literatur yang menunjukkan bahwa membaca untuk anak-anak adalah salah satu cara untuk meningkatkan pemahaman mereka. Hipotesis adalah tes gagasan itu.

5. A hypothesis should be brief and to the point. You want the research hypothesis to describe the relationship between variables and to be as direct and explicit as possible.Hipotesis harus singkat dan langsung pada intinya. Anda ingin penelitian hipotesis untuk menjelaskan hubungan antara variabel dan menjadi langsung dan sangat eksplisit.

6. Good hypotheses are testable hypotheses. This means that one can actually carry out the intent of the question reflected by the hypothesis. For example, number of hours of parental reading and outcome scores as

Page 5: Philoshopy Task (Problem and Hypothesis)

measured by a test of comprehension are all objective and can be incorporated reliably.Hipotesis yang baik adalah hipotesis yang bias diuji. Ini berarti bahwa satu sebenarnya mampu melaksanakan maksud dari pertanyaan yang tercermin dari hipotesis. Misalnya, jumlah jam membaca orangtua dan hasil skor yang diukur dengan tes pemahaman semuanya tidak berat sebelah dan dapat tergabung.

7. Finally, a good research hypothesis combines all of the above to be understandable and easy to envision how it fits into the larger world of the research question. After reading such a hypothesis, the reader should have a good grasp of which direction the research is taking and what some of the implications for its testing might be.Terakhir, hipotesis penelitian yang baik menggabungkan semua hal di atas menjadi dimengerti dan mudah untuk membayangkan bagaimana hal itu cocok ke dalam dunia yang lebih besar dari pertanyaan penelitian. Setelah membaca hipotesis tersebut, pembaca harus memiliki pemahaman yang baik dari arah mana penelitian ini mengambil dan implikasi apa yang mungkin untuk pengujian.

The hypothesis shall contain two types of variables:

1. Independent Variable(s)

2. Dependent Variable(s)

Hipotesis harus mengandung dua tipe variabel:

1. Variabel Bebas

2. Variabel Terikat

Independent Variable - the one the researcher controls.

It is what you, the researcher, change to cause a certain effect.

Variabel Bebas – yang dikontrol oleh peneliti

Merupakan sesuatu yang dirubah oleh peneliti untuk menimbulkan efek tertentu

Dependent Variable - the one you measure or observe.

Variabel terikat – yang diukur atau diamati oleh peneliti.

Page 6: Philoshopy Task (Problem and Hypothesis)

It’s the effect of the researcher’s change.

Merupakan efek dari perubahan yang dilakukan peneliti.

Contoh Hipotesis

1. Jika ukuran suatu atom semakin besar maka probabilitasnya untuk bereaksi semakin besar sehingga laju reaksinya semakin cepat.

Variabel dependent: Laju reaksi

Variabel independent: Ukuran atom

Variabel kontrol:

Konsentrasi Suhu Luas permukaan Jumlah zat

2. Jika bereaksi dengan oksigen maka besi akan mengalami perkaratan (korosi)

Variabel dependent: Laju perkaratan

Variabel independent:

Besi dimasukkan dalam air garam Besi dimasukkan dalam air biasa Besi dimasukkan dalam air yang dididihkan Besi dimasukkan dalam oli

Variabel kontrol:

Volume zat cair Massa besi Tabung reaksi bertutup Lama penyimpanan dalam zat cair

Dari kedua contoh diatas, dapat disimpulkan bahwa hipotesis merupakan jawaban sementara yang menghubungkan variable pada masalah yang muncul dan mungkin akan menjadi jawaban sebenarnya dari kasus/ permasalahan yang muncul. dengan pengujian yang lebih lanjut, suatu hipotesis akan diuji kebenarannya apakah suatu hipotesis tersebut akan cocok untuk menyelesaikan masalah atau tidak. Jika setelah pengujian bertahap menunjukkan hipotesis tersebut cocok untuk menyelesaikan masalah tersebut,

Page 7: Philoshopy Task (Problem and Hypothesis)

maka hipotesis iku akan berubah menjadi fakta karena telah terbukti kebenarannya, sehingga hipotesis tersebut bias berkembang menjadi suatu teori.