Pharmaceutical Care Hipertensi

13
KASUS Dalam kasus ini bapak XY 49 tahun merasakan pusing dan lemas setelah beraktivitas berat. Pasien memiliki riwayat penyakit jantung. Hasil pemeriksaan pasien menunjukan Hipertensi Heart Disease (HHD). Hasil pemeriksaan labolatorium bapak XY menunjukkan.: Parameter Satuan Nilai normal Hasil Hb g/dL 14,0-18,0 16,3 Leukosit /uL 4800-10800 5.520 Eritrosit Juta/uL 4,5 - 6,0 5,55 Hematokrit % 4,7-6,1 48,5 Ureum mg/dL 14-40,28 21 Trombosit /ul 150.000-350.000 215.000 Eosinofil % 1 - 3 3 Basofil % 0 - 1 0 Limfosit % 20 - 40 37 Monosit % 2 - 8 3 Trigliserida mg/dL < 150 103 Dari hasil wawancara gaya hidup pasien adalah sebagai berikut : Pasien memiliki riwayat penggunaan alkohol tetapi pasien telah berhenti mengkonsumsi meminum alkohol. Pasien biasanya sering melakukan aktivitas terlalu berat. Pasien sering mengkonsumsi makanan yang berlemak. Terapi obat yang diberikan dokter : Spironolakton 25 mg (1x1)

description

4 step WHO

Transcript of Pharmaceutical Care Hipertensi

KASUS

Dalam kasus ini bapak XY 49 tahun merasakan pusing dan lemas setelah beraktivitas berat. Pasien memiliki riwayat penyakit jantung. Hasil pemeriksaan pasien menunjukan Hipertensi Heart Disease (HHD). Hasil pemeriksaan labolatorium bapak XY menunjukkan.:

ParameterSatuan Nilai normalHasil

Hb g/dL 14,0-18,016,3

Leukosit /uL4800-108005.520

Eritrosit Juta/uL 4,5 - 6,05,55

Hematokrit %4,7-6,148,5

Ureum mg/dL14-40,2821

Trombosit /ul 150.000-350.000 215.000

Eosinofil % 1 - 3 3

Basofil % 0 - 1 0

Limfosit % 20 - 40 37

Monosit % 2 - 8 3

Trigliserida mg/dL < 150 103

Dari hasil wawancara gaya hidup pasien adalah sebagai berikut :

Pasien memiliki riwayat penggunaan alkohol tetapi pasien telah berhenti mengkonsumsi meminum alkohol.

Pasien biasanya sering melakukan aktivitas terlalu berat.

Pasien sering mengkonsumsi makanan yang berlemak.Terapi obat yang diberikan dokter :

Spironolakton 25 mg (1x1)

Simvastatin 20 mg (1x1)

Tenapril 5 mg (1x0,5 tab) Langkah-langkah dalam pharmaceutical care: Step 1. Menilai kebutuhan terapi obat pasien dan mengidentifikasi masalah terapi obat secara aktual dan potensial.

NoTipe Drug Terapi ProblemDeskripsi

1Mengalami reaksi obat yang merugikan (ADR) potensial problemRamipril dapat menyebabkan batuk kering akibat akumulasi bradikinin dalam mukosa bronkus. Lakukan pemantauan obat, sehingga dapat dievaluasi pasien cocok atau tidak menggunakan obat antihipertensi tersebut.

2Mendapat atau menerima dosis terlalu rendah aktual problemDosis terlalu rendah - dosim lazim spironolakton pemakaian 100-200 mg sehari. Dalam resep diberikan dosis 25 mg sehari.

3Membutuhkan terapi obat tetapi tidak menerimanya potensial problemReview kebutuhan untuk profilaksis terapi anti-hipertensi oleh Tenapril dengan pemantauan tekanan darah tiap 1 minggu sekali. Juga periksa tingkat kolesterol pasien pada saat terapi dilakukan.

4Mengalami reaksi obat yang merugikan (ADR) potensial problemPemberian ramipril dan spironolakton dapat memberikan efek hiperkalemia Lakukan monitoring pemantauan kadar kalium dalam darah pada pengobatan.

Step 2. Mengembangkan rencana Pengobatan Untuk menyelesaikan dan atau mencegah timbulnya masalah-masalah yang berhubungan dengan tetrapi obat.

NoTipe Drug Terapi ProblemDeskripsiPrioritas

1Mengalami reaksi obat yang merugikan (ADR) potensial problemRamipril dapat menyebabkan batuk kering akibat akumulasi bradikinin dalam mukosa bronkus. Lakukan pemantauan obatsehingga dapat dievaluasi pasien cocok atau tidak menggunakan obat antihipertensi tersebut.Low

2Mendapat atau menerima dosis terlalu rendah aktual problem

Dosis terlalu rendah - dosim lazim spironolakton pemakaian 100-200 mg sehari. Dalam resep diberikan dosis 25 mg sehari.High

3Membutuhkan terapi obat tetapi tidak menerimanya potensial problemReview kebutuhan untuk profilaksis terapi anti-hipertensi oleh Tenapril dengan pemantauan tekanan darah tiap 1 minggu sekali. Juga periksa tingkat kolesterol pasien pada saat terapi dilakukan.

Medium

4Mengalami reaksi obat yang merugikan (ADR) potensial problemPemberian ramipril dan spironolakton dapat memberikan efek hiperkalemia Lakukan monitoring pemantauan kadar kalium dalam darah pada pengobatan.

Medium

Step 3. Melaksanakan Rencana PengobatanNoTipe Drug Terapi ProblemPrioritasDeskripsiTujuan TerapiUsulan Tindakan

1Mengalami reaksi obat yang merugikan (ADR) potensial problemLowRamipril dapat menyebabkan batuk kering akibat akumulasi bradikinin dalam mukosa bronkus. Lakukan pemantauan obat, sehingga dapat dievaluasi pasien cocok atau tidak menggunakan obat antihipertensi tersebut.

Sebagai duretik hemat kalium yang berfungsi menurunkan tekanan darahHarus dilakukan monitoring, jika jadi efek samping maka ganti dengan golongan ARB (Losartan)

2Mendapat atau menerima dosis terlalu rendah aktual problemHigtDosis terlalu rendah - dosim lazim spironolakton pemakaian 100-200 mg sehari. Dalam resep diberikan dosis 25 mg sehari.

Memberikan penyesuaian dosis sesuai dengan dosis lazim sehingga tercapainya efek terapiSebaiknya dosis spinolakton dinaikan sesuai dosis lazim

3Membutuhkan terapi obat tetapi tidak menerimanya potensial problemMediumReview kebutuhan untuk profilaksis terapi anti-hipertensi oleh Tenapril dengan pemantauan tekanan darah tiap 1 minggu sekali. Juga periksa tingkat kolesterol pasien pada saat terapi dilakukan.Antihipertensi

Menghindari terjadinya hipotensiTablet pertama ACE inhibitor menyebabkan penurunan tekanan darah secara drastis, ACEI harus dimulai dengan dosis rendah terutama pada pasien dengan deplesi natrium dan volume, eksaserbasi gagal jantung, lansia, dan yang juga mendapat vasodilator dan diuretic karena hipotensi akut dapat terjadi. Penting untuk memulai dengan dosis normal untuk pasien-pasien diatas dan dosis dinaikkan pelan-pelan.

Jadi dibutuhkan pemantauan tekanan darah tiap 1 minggu sekali. Juga periksa tingkat kolesterol pasien pada saat terapi dilakukan.

4Mengalami reaksi obat yang merugikan (ADR) potensial problemMediumPemberian ramipril dan spironolacton dapat memberikan efek hiperkalemia Lakukan monitoring pemantauan kadar kalium dalam darah pada pengobatan.AntihipertensiTekanan darah, elektrolit serum, fungsi ginjal. ; Pada pasien gagal jantung kongestif : level kalium dan fungsi ginjal harus dicek dalam 3 hari dan seminggu setelah pemberian dosis awal, kemudian setiap 2-4 minggu untuk 3-12 bulan, kemudian setiap 3-6 bulan.

Step 4. Evaluasi dan Meninjau Rencana Perawatan

NoTujuan terapiUsulan TindakanHasilRencana Revisi

1Sebagai duretik hemat kalium yang berfungsi menurunkan tekanan darahHarus dilakukan monitoring, jika jadi efek samping maka ganti dengan golongan ARB (Valsartan)Tekanan darah dapat menurunMengganti obat gengan golongan ARB (Valsartan).

2Memberikan penyesuaian dosis sesuai dengan dosis lazim sehingga tercapainya efek terapiSebaiknya dosis spinolakton dinaikan sesuai dosis lazimEfek Terapetik tercapaiSpironolakton merupakan diuretik lemah. pengunaanya terutama dalam kombinasi dengan diuretik lain untuk mencegah hipokalemia

3Antihipertensi

Menghindari terjadinya hipotensiTablet pertama ACE inhibitor menyebabkan penurunan tekanan darah secara drastis, ACEI harus dimulai dengan dosis rendah terutama pada pasien dengan deplesinatrium dan volume, eksaserbasi gagal jantung, lansia, dan yang juga mendapat vasodilator dan diuretic karena hipotensi akut dapat terjadi. Penting untuk memulai dengan dosis normal untuk pasien-pasien diatas dan dosis dinaikkan pelan-pelan.Jadi dibutuhkan pemantauan tekanan darah tiap 1 minggu sekali. Juga periksa tingkat kolesterol pasien pada saat terapi dilakukan.Efek samping yang dapat menyebabkan hipotensi dapat dicegahPerlu Penyesuaian dosis dengan dilihat keadaan pasien. dan memulai dengan dosis normal dan selanjutnya dosis dinaikkan pelan-pelan.

4AntihipertensiTekanan darah, elektrolit serum, fungsi ginjal. ;Pada pasien gagal jantung kongestif : level kalium dan fungsi ginjal harus dicek dalam 3 hari dan seminggu setelah pemberian dosis awal, kemudian setiap 2-4 minggu untuk 3-12 bulan, kemudian setiap 3-6 bulan.Tujuan untuk menurunkan tekanan darah tercapai.Pengendalian berbagai faktor resiko pada hipertensi sangat penting untuk mencegah komplikasi kardiovskular. faktor yang dapat dimodifikasi antaralain adalah tekanan darah, kelainan metabolik (Diabetes Melitus,lipid darah, asam urat dan obesitas).