PF04 - Porositas dari Tiga Jenis Log.pdf

11
PENILAIAN FORMASI NO : PF 04 PENENTUAN KOMPOSISI LITOLOGI BATUAN DENGAN KOMBINASI TIGA LOG Halaman : 1 / 11 Revisi/Thn : 2 / Juli 2003 Manajemen Produksi Hulu Dalam petrofisika penilaian formasi hampir tidak pernah ada korespondensi langsung antara pengukuran log dengan besaran formasi yang hendak diukur, karena itu diperlukan solusi simultan lithologi. Pendekatan dilakukan dengan merepresentasikannya dalam bentuk plot silang (cross plot), terutama neutron – density crossplot dan berbagai plot lainnya (M/N plot oleh Burke et. al. (1969) atau MID plot oleh Clavier & Rust (1976)) yang menambahkan pula sonic travel time untuk mengidentifikasi volume mineral. Teknik tersebut diuraikan pada modul ini. 1. TUJUAN Menentukan komposisi mineral pembentuk batuan dengan referensi kalibrasi empiris respons berbagai mineral utama pembentuk batuan. 2. METODE DAN PERSYARATAN 2.1. METODE - M - N plot - MID plot - Litho - Density - Neutron Plot 2.2. PERSYARATAN - Untuk M-N dan MID plot diperlukan data dari Density Neutron dan Sonic Log - Untuk Litho Density Neutron diperlukan data dari Litho Density dan Neutron Log 3. LANGKAH KERJA 3.1. METODE M-N PLOT 1. Siapkan data pendukung : Jenis lumpur yang digunakan Waktu perambatan gelombang suara di dalam fluida ( ) f t Kerapatan jenis fluida ( f ρ ) Porositas neutron fluida ( Nf φ ) 2. Baca defleksi Log Density ( b ρ ),Log Neutron ( N φ ) dan Log Sonic (t)

Transcript of PF04 - Porositas dari Tiga Jenis Log.pdf

  • PENILAIAN FORMASI NO : PF 04

    PENENTUAN KOMPOSISI

    LITOLOGI BATUAN

    DENGAN KOMBINASI TIGA LOG

    Halaman : 1 / 11 Revisi/Thn : 2 / Juli 2003

    Manajemen Produksi Hulu

    Dalam petrofisika penilaian formasi hampir tidak pernah ada korespondensi langsung antara pengukuran

    log dengan besaran formasi yang hendak diukur, karena itu diperlukan solusi simultan lithologi.

    Pendekatan dilakukan dengan merepresentasikannya dalam bentuk plot silang (cross plot), terutama

    neutron density crossplot dan berbagai plot lainnya (M/N plot oleh Burke et. al. (1969) atau MID plot

    oleh Clavier & Rust (1976)) yang menambahkan pula sonic travel time untuk mengidentifikasi volume

    mineral. Teknik tersebut diuraikan pada modul ini.

    1. TUJUAN Menentukan komposisi mineral pembentuk batuan dengan referensi kalibrasi empiris respons

    berbagai mineral utama pembentuk batuan.

    2. METODE DAN PERSYARATAN 2.1. METODE

    - M - N plot

    - MID plot

    - Litho - Density - Neutron Plot

    2.2. PERSYARATAN

    - Untuk M-N dan MID plot diperlukan data dari Density Neutron dan Sonic Log

    - Untuk Litho Density Neutron diperlukan data dari Litho Density dan Neutron Log

    3. LANGKAH KERJA 3.1. METODE M-N PLOT

    1. Siapkan data pendukung :

    Jenis lumpur yang digunakan Waktu perambatan gelombang suara di dalam fluida ( ) ft

    Kerapatan jenis fluida ( f ) Porositas neutron fluida ( Nf )

    2. Baca defleksi Log Density ( b ),Log Neutron ( N ) dan Log Sonic (t)

  • PENILAIAN FORMASI NO : PF 04

    PENENTUAN KOMPOSISI

    LITOLOGI BATUAN

    DENGAN KOMBINASI TIGA LOG

    Halaman : 2 / 11 Revisi/Thn : 2 / Juli 2003

    Manajemen Produksi Hulu

    3. Hitung harga M dan N berdasarkan rumus berikut

    ( )( )fbftt

    M = 01.0 (1)

    ( )( )fb NNfN

    = (2)

    t, b dan N adalah harga t, b dan N pada langkah 2. Harga f = 1.0 , Nf = 1.0 dan tf = 189 sec/ft untuk lumpur bor dengan dasar air tawar. Harga f = 1.1, Nf = 1.0 dan tf = 185 sec/ft untuk lumpur bor dengan dasar air asin.

    4. Gunakan Gambar 1. CP-8, (dari buku Schlumberger Log Interpretation Charts, 1997)

    yaitu hasil plot antara M dan N berbagai mineral untuk menentukan jenis mineral

    pembentuk batuan dan komposisinya.

    5. Plot harga M dan N pada Gambar 1. CP-8.

    Tentukan perbandingan komposisi mineral pembentuk batuan tersebut berdasarkan

    posisinya di dalam segitiga batuan yang dibentuk oleh kombinasi mineral dolomite, calcite

    dan anhydrite atau dolomite, calcite dan silica.

    - Jika plot M-N jatuh pada garis sisi segitiga, maka batuan tersebut mempunyai komposisi

    yang terdiri atas dua mineral dengan besarnya prosentase ditentukan oleh letak titik

    tersebut terhadap ujung-ujung sisi segitiga tersebut.

    - Jika plot M-N jatuh di dalam segitiga maka batuan tersebut mempunyai komposisi yang

    terdiri dari tiga mineral dengan prosentase masing-masing mineral ditentukan oleh jarak

    relatif jauh dekatnya terhadap sudut segitiga yang menyatakan komposisi tunggal (100%)

    mineral yang bersangkutan.

    - Jika plot M-N jatuh diluar segitiga, penentuan mineral utama pembentuk batuan

    ditentukan oleh jarak terdekat terhadap salah satu sudut segitiga-tiga-mineral dan daerah-

    daerah tertentu di dalam Gambar 1. CP-8 tersebut.

  • PENILAIAN FORMASI NO : PF 04

    PENENTUAN KOMPOSISI

    LITOLOGI BATUAN

    DENGAN KOMBINASI TIGA LOG

    Halaman : 3 / 11 Revisi/Thn : 2 / Juli 2003

    Manajemen Produksi Hulu

    3.2. METODE MID PLOT

    1. Baca defleksi Log Density ( b ),Log Neutron ( N ) dan Log Sonic (t).

    2. Tentukan porositas total terbaca ( ta ) dengan menggunakan salah satu cara penentuan ta (lihat PF 03), sesuai dengan data macam log yang tersedia pada langkah 1. Jika harga f tidak sama dengan 1.0 gr/cc kalikan harga total yang didapat dengan harga pengali menurut tabel 1.

    3. Tentukan harga kerapatan jenis (density) matrik batuan terbaca ( maa ) dengan menggunakan Gambar 2. CP-14 (dari Schlumberger Log Interpretation Charts, 1997).

    Masukkan harga b pada sumbu tegak disebelah kiri kemudian tarik garis mendatar sampai pada harga porositas total terbaca ( ta ); baca harga ( maa ) pada sumbu mendatar bawah.

    4. Tentukan harga travel time gelombang suara dalam matrik terbaca (tmaa) dengan

    menggunakan Gambar 2. CP-14. Masukkan harga t pada sumbu tegak sebelah kanan

    Gambar 2. CP-14; kemudian tarik garis mendatar sampai harga porositas total terbaca ( ta ); baca harga (tmaa) pada sumbu mendatar atas.

    5. Plot harga ( maa ) dari langkah 3 dan harga (tmaa) dari langkah 4 pada MID plot Gambar 3. CP-15 (dari buku Schlumberger, Log Interpretation Charts, 1997). Baca komposisi

    mineral pembentuk batuan seperti pada langkah 4 butir 3.1. METODE M-N PLOT.

    3.3. METODE LITHO DENSITY - NEUTRON PLOT

    1. Siapkan data pendukung seperti pada langkah 1 butir 3.1

    2. Baca defleksi Log Litho Density ( ), Log Density (eP b ) dan Neutron Log ( N )

  • PENILAIAN FORMASI NO : PF 04

    PENENTUAN KOMPOSISI

    LITOLOGI BATUAN

    DENGAN KOMBINASI TIGA LOG

    Halaman : 4 / 11 Revisi/Thn : 2 / Juli 2003

    Manajemen Produksi Hulu

    3. Masukkan harga N dan b pada salah satu gambar dari cara penentuan ( ta ) yang sesuai dan baca harga porositas total terbaca ( ta ) (lihat PF 03). Jika harga f tidak sama dengan 1.0 gr/cc, kalikan harga ta dengan pengali menurut tabel 1.

    4. Tentukan harga densitas matrik batuan terbaca ( maa ) dengan menggunakan Gambar 4. CP-14 seperti pada langkah 3 butir 3.2.

    5. Baca harga apparent index absorbtion ( maa ) dari Gambar 4. dengan memasukkan harga Pe, b kemudian ta (hasil langkah 3) seperti terlihat pada urutan arah panah di dalam Gambar 4. CP-20

    6. Dengan harga ( maa ) dari langkah 5 dan harga ( maa ) dari langkah 4, plot kedua besaran tersebut - U plot Gambar 5. CP 21.

    7. Tentukan komposisi mineral pembentuk sebagai berikut :

    - Jika hasil plot langkah 6 terletak di dalam segitiga komposisi, % komposisi masing-

    masing mineral dapat dibaca berdasarkan jarak relatif terhadap efeknya.

    - Jika hasil plot jatuh di luar segitiga komposisi, secara kualitatif tidak dapat ditentukan

    komposisi mineralnya. Komposisi secara kualitatif ditentukan berdasarkan letak hasil plot

    terhadap mineral-mineral di sekitarnya.

  • PENILAIAN FORMASI NO : PF 04

    PENENTUAN KOMPOSISI

    LITOLOGI BATUAN

    DENGAN KOMBINASI TIGA LOG

    Halaman : 5 / 11 Revisi/Thn : 2 / Juli 2003

    Manajemen Produksi Hulu

    4. DAFTAR PUSTAKA 1. John T. Dewan. Essentials of Modern Open Hole Log Interpretation, Penn-Well Books, Penn-

    Well Publishing Company, Tulsa, Oklahoma, 1983.

    2. Schlumberger, Log Interpretation Charts, 1997

    3. Adi Harsono, Evaluasi Formasi dan Aplikasi Log - Edisi 8, 1997

    4. Schlumberger, "Log Interpretation Principles/Applications, 1989

    5. George Asquith with Charles Gibson : "AAPG Methods in Exploration Series Number 3 - Basic

    Well Log Analysis for Geologist", The American Association of Petrolum Geologists, 1982

    6. Sylvain J. Pirson, Hand Book of Well Analysis for Oil and Gas Formation Evaluation, Prentice

    Hall Inc, Englewood, N.J. , 1963

    5 DAFTAR SIMBOL M = salah satu parameter dalam M-N plot

    N = salah satu parameter dalam M-N plot

    MID = matrik identification

    Pe = koefisien photoelectric absorbtion (barns/electric)

    t = transit time (Sce)ft

    tf = transit time dalam cairan (Sce/ft)

    (tmaa) = transit time terbaca dalam matrik (Sce/ft)

    = indeks photoelectric absorbtion

    (maa) = indeks volumetric photoelectric absorbtion terbaca (barns/cc)

    b = kerapatan jenis batuan, gr/cc f = kerapatan jenis cairan, gr/cc

    N = porositas neutron (%) Nf = porositas neutron dalam fluida (%) ta = porositas terbaca total (%)

  • PENILAIAN FORMASI NO : PF 04

    PENENTUAN KOMPOSISI

    LITOLOGI BATUAN

    DENGAN KOMBINASI TIGA LOG

    Halaman : 6 / 11 Revisi/Thn : 2 / Juli 2003

    Manajemen Produksi Hulu

    6. LAMPIRAN 6.1. LATAR BELAKANG DAN RUMUS

    Lihat PF 02, PF 03 dan PF 16

    6.2. CONTOH PERHITUNGAN

    1. M-N Plot

    Porosity log dari lapisan 1 dan 2 memberikan data sebagai berikut :

    Lapisan 1 : t = 67 sec/ft

    b = 2.05 gr/cc CNL = 0

    f = 1.00 gr/cc Lapisan 2 : t = 63 sec/ft

    b = 2.05 gr/cc CNL = 27 pu

    Lapisan 1:

    16.10.105.2

    6718901.01 =

    ==

    fb

    ftM

    95.000.105.20.00.1 =

    ==

    fb

    NNf

    N

    Plot harga M dan N pada Gambar 1. CP-8 menyatakan litologi lapisan 1 adalah NaCl.

    Lapisan 2 :

    84.001.000.150.2

    63189 ==M

    48.00.150.2

    27.00.1 ==N

    Plot harga M dan N pada Gambar 1. CP-8, menyatakan litologi lapisan 2 adalah dolomite.

  • PENILAIAN FORMASI NO : PF 04

    PENENTUAN KOMPOSISI

    LITOLOGI BATUAN

    DENGAN KOMBINASI TIGA LOG

    Halaman : 7 / 11 Revisi/Thn : 2 / Juli 2003

    Manajemen Produksi Hulu

    2. MID Plot

    (Lihat contoh pada Gambar 3. CP-15).

    3. Litho-Density-Neutron plot

    (Lihat contoh pada Gambar 4. CP-20).

    Tabel 1

    Faktor Koreksi ta

    Kerapatan Jenis Fluida ( f ) Faktor Pengali 1.00

    1.05

    1.1

    1.15

    1.00

    0.98

    0.95

    0.93

  • PENILAIAN FORMASI NO : PF 04

    PENENTUAN KOMPOSISI

    LITOLOGI BATUAN

    DENGAN KOMBINASI TIGA LOG

    Halaman : 8 / 11 Revisi/Thn : 2 / Juli 2003

    Manajemen Produksi Hulu

    Gambar 1. CP-8, M-N Plot

    Perhatikan alur plot dari contoh lapisan 2 dengan M = 8.4 dan N = 0.48.

  • PENILAIAN FORMASI NO : PF 04

    PENENTUAN KOMPOSISI

    LITOLOGI BATUAN

    DENGAN KOMBINASI TIGA LOG

    Halaman : 9 / 11 Revisi/Thn : 2 / Juli 2003

    Manajemen Produksi Hulu

    Gambar 2. CP-14, MID Plot

  • PENILAIAN FORMASI NO : PF 04

    PENENTUAN KOMPOSISI

    LITOLOGI BATUAN

    DENGAN KOMBINASI TIGA LOG

    Halaman : 10 / 11 Revisi/Thn : 2 / Juli 2003

    Manajemen Produksi Hulu

    Gambar 3. CP-15, MID Plot (lanjutan)

  • PENILAIAN FORMASI NO : PF 04

    PENENTUAN KOMPOSISI

    LITOLOGI BATUAN

    DENGAN KOMBINASI TIGA LOG

    Halaman : 11 / 11 Revisi/Thn : 2 / Juli 2003

    Manajemen Produksi Hulu

    Gambar 4. CP-14

    LITHO DENSITY - NEUTRON Plot