“Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita...

184
i

Transcript of “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita...

Page 1: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

i

Page 2: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

ii

Profil Kesehatan disusun untuk memberikan gambaran pencapaian program

pembangunan kesehatan yang digunakan sebagai sarana untuk memantau pencapaian visi

dan misi pembangunan kesehatan di Kota Blitar.

Penyusunan Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2017 didasarkan pada data tabel

sesuai Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan dan “Petunjuk Teknis Penyusunan

Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2017”, sehingga informasi yang disampaikan

dalam profil ini merupakan interpretasi dari data tersebut.

Profil Kesehatan Kota Blitar ini disampaikan dengan harapan semoga bermanfaat

bagi kita semua dan ucapan terima kasih kami sampaikan kepada berbagai pihak yang

telah mendukung penyusunan buku ini.

Blitar, Juni 2018

Kepala Dinas Kesehatan

Kota Blitar

dr. MUHAMMAD MUCHLIS, M.MRS

Pembina Tingkat I

NIP. 19650912 200212 1 004

KATA PENGANTAR

Page 3: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

iii

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iii

DAFTAR TABEL PROFIL iv

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Tujuan 2

1.3 Sstematika Penyajian 2

1.4 Distribusi Profil Kesehatan 3

BAB II GAMBARAN UMUM 4

2.1 Kondisi Geografis dan Administrasi 4

2.2 Topografi 5

2.3 Kependudukan 6

BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN 9

3.1 Angka Kematian (Mortalitas) 9

3.2 Angka/Umur Harapan Hidup (AHH/UHH) 15

3.3 Angka Kesakitan (Morbiditas) 15

BAB IV SITUASI UPAYA KESEHATAN 36

4.1 Pelayanan Kesehatan Dasar 36

4.2 Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan 53

4.3 Perilaku Hidup Masyarakat 57

4.4 Pelayanan Kesehatan Lingkungan dan Sanitasi Dasar 57

4.5 Ketersediaan Obat 59

4.6 Perbaikan Gizi Masyarakat 60

BAB V SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN 68

5.1 Sarana Kesehatan 68

5.2 Tenaga Kesehatan 71

5.3 Pembiayaan Kesehatan 73

BAB VI KESIMPULAN 75

6.1 Kesimpulan 75

6.2 Saran 78

LAMPIRAN

DAFTAR ISI

Page 4: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

iv

Tabel 1 Luas Wilayah, Jumlah Desa/Kelurahan, Jumlah Penduduk,

Jumlah Rumah Tangga, dan Kepadatan Penduduk Menurut

Kecamatan

Tabel 2 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok

Umur

Tabel 3 Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Melek Huruf dan

Ijazah Tertinggi yang Diperoleh Menurut Jenis Kelamin

Tabel 4 Jumlah Kelahiran Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan

Puskesmas

Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis

Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas

Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut Kelompok Umur, Kecamatan,

dan Puskesmas

Tabel 7 Kasus Baru TB BTA+, Seluruh Kasus TB, Kasus TB pada

Anak, dan Case Notification Rate (CNR) per 100.000

Penduduk Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan

Puskesmas

Tabel 8 Jumlah Kasus dan Angka Penemuan Kasus TB Paru BTA+

Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas

Tabel 9 Angka Kesembuhan dan Pengobatan Lengkap TB Paru BTA+

serta Keberhasilan Pengobatan Menurut Jenis Kelamin,

Kecamatan dan Puskesmas

Tabel 10 Penemuan Kasus Pneumonia Balita Menurut Jenis Kelamin,

Kecamatan dan Puskesmas

Tabel 11 Jumlah Kasus HIV, AIDS, dan Syphilis Menurut Jenis

Kelamin

Tabel 12 Persentase Donor Darah Diskrining terhadap HIV Menurut

Jenis kelamin

Tabel 13 Kasus Diare yang Ditangani Menurut Jenis Kelamin,

Kecamatan dan Puskesmas

Tabel 14 Kasus Baru Kusta Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan

Puskesmas

DAFTAR TABEL PROFIL

Page 5: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

v

Tabel 15 Kasus Baru Kusta 0-14 Tahun dan Cacat Tingkat 2 Menurut

Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas

Tabel 16 Jumlah Kasus dan Angka Prevalensi Penyakit Kusta Menurut

Tipe/Jenis, Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas

Tabel 17 Persentase Penderita Kusta Selesai Berobat (Release From

Treatment/RFT) Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan

Puskesmas

Tabel 18 Jumlah Kasus AFP (Non Polio) Menurut Kecamatan dan

Puskesmas

Tabel 19 Jumlah Kasus Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan

Imunisasi (PD3I) Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan

Puskesmas

Tabel 20 Jumlah Kasus Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan

Imunisasi (PD3I) Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan

Puskesmas

Tabel 21 Jumlah Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) Menurut

Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas

Tabel 22 Kesakitan dan Kematian Akibat Malaria Menurut Jenis

Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas

Tabel 23 Penderita Filariasis Ditangani Menurut Jenis Kelamin,

Kecamatan dan Puskesmas

Tabel 24 Pengukuran Tekanan Darah Menurut Jenis Kelamin,

Kecamatan dan Puskesmas

Tabel 25 Pemeriksaan Obesitas Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan

Puskesmas

Tabel 26 Cakupan Deteksi Dini Kanker Leher Rahim dengan Metode

IVA dan Kanker Payudara dengan Pemeriksaan Klinis (CBE)

Menurut Kecamatan dan Puskesmas

Tabel 27 Jumlah Penderita dan Kematian pada KLB Menurut Jenis

Kejadian Luar Biasa (KLB)

Tabel 28 Kejadian Luar Biasa (KLB) di Desa/Kelurahan yang

Ditangani < 24 Jam

Tabel 29 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil, Persalinan Ditolong Tenaga

Kesehatan, dan Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas Menurut

Kecamatan dan Puskesmas

Page 6: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

vi

Tabel 30 Persentase Cakupan Imunisasi TT pada Ibu Hamil Menurut

Kecamatan dan Puskesmas

Tabel 31 Persentase Cakupan Imunisasi TT pada Wanita Usia Subur

Menurut Kecamatan dan Puskesmas

Tabel 32 Jumlah Ibu Hamil yang Mendapatkan Tablet Fe1 dan Fe3

Menurut Kecamatan dan Puskesmas

Tabel 33 Jumlah dan Persentase Penanganan Komplikasi Kebidanan

dan Komplikasi Neonatal Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan

dan Puskesmas

Tabel 34 Proporsi Peserta KB Aktif Menurut Jenis Kontrasepsi,

Kecamatan dan Puskesmas

Tabel 35 Proporsi Peserta KB Baru Menurut Jenis Kontrasepsi,

Kecamatan dan Puskesmas

Tabel 36 Jumlah Peserta KB Baru dan KB Aktif Menurut Kecamatan

dan Puskesmas

Tabel 37 Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Menurut Jenis

Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas

Tabel 38 Cakupan Kunjungan Neonatal Menurut Jenis Kelamin,

Kecamatan dan Puskesmas

Tabel 39 Jumlah Bayi yang diberi ASI Eksklusif Menurut Jenis

Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas

Tabel 40 Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi Menurut Jenis Kelamin,

Kecamatan dan Puskesmas

Tabel 41 Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization

(UCI) Menurut Kecamatan dan Puskesmas

Tabel 42 Cakupan Imunisasi Hepatitis B<7 Hari dan BCG pada Bayi

Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas

Tabel 43 Cakupan Imunisasi DPT-HB/DPT-HB-Hib, Polio, Campak,

dan Imunisasi Dasar Lengkap pada Bayi Menurut Jenis

Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas

Tabel 44 Cakupan Pemberian Vitamin A pada Bayi dan Anak Balita

Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas

Tabel 45 Jumlah Anak 0-23 Bulan Ditimbang Menurut Jenis Kelamin,

Kecamatan dan Puskesmas

Tabel 46 Cakupan Pelayanan Anak Balita Menurut Jenis Kelamin,

Kecamatan dan Puskesmas

Page 7: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

vii

Tabel 47 Jumlah Balita Ditimbang Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan

dan Puskesmas

Tabel 48 Cakupan Kasus Balita Gizi Buruk yang Mendapat Perawatan

Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas

Tabel 49 Cakupan Pelayanan Kesehatan (Penjaringan) Siswa SD dan

Setingkat Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas

Tabel 50 Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut Menurut Kecamatan dan

Puskesmas

Tabel 51 Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut pada Anak SD dan

Setingkat Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas

Tabel 52 Cakupan Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut Menurut Jenis

Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas

Tabel 53 Cakupan Jaminan Kesehatan Penduduk Menurut Jenis

Jaminan dan Jenis Kelamin

Tabel 54 Jumlah Kunjungan Rawat Jalan, Rawat Inap dan Kunjungan

Ganggungan Jiwa di Sarana Pelayanan Kesehatan

Tabel 55 Angka Kematian Pasien di Rumah Sakit

Tabel 56 Indikator Kinerja Pelayanan di Rumah Sakit

Tabel 57 Persentase Rumah Tangga Berperilaku Hidup Bersih dan

Sehat (ber-PHBS) Menurut Kecamatan dan Puskesmas

Tabel 58 Persentase Rumah Sehat Menurut Kecamatan dan Puskesmas

Tabel 59 Penduduk dengan Akses Berkelanjutan Terhadap Air Minum

Berkualitas (Layak) Menurut Kecamatan dan Puskesmas

Tabel 60 Persentase Kualitas Air Minum di Penyelengara Air Minum

yang Memenuhi Syarat Kesehatan

Tabel 61 Penduduk dengan Akses Terhadap Fasilitas Sanitasi yang

Layak (Jamban Sehat) Menurut Jenis Jamban, Kecamatan dan

Puskesmas

Tabel 62 Desa yang Melaksanakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat

Tabel 63 Persentase Tempat-tempat Umum Memenuhi Syarat

Kesehatan Menurut Kecamatan dan Puskesmas

Tabel 64 Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) Menurut Status Higiene

Sanitasi

Tabel 65 Tempat Pengelolaan Makanan Dibina dan Diuji Petik

Page 8: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

viii

Tabel 66 Persentase Ketersediaan Obat dan Vaksin

Tabel 67 Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan Menurut Kepemilikan

Tabel 68 Persentase Sarana Kesehatan (Rumah Sakit) dengan

Kemampuan Pelayanan Gawat Darurat (Gadar) Level 1

Tabel 69 Jumlah Posyandu Menurut Strata, Kecamatan dan Puskesmas

Tabel 70 Jumlah Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat

(UKBM) Menurut Kecamatan

Tabel 71 Jumlah Desa Siaga Menurut Kecamatan

Tabel 72 Jumlah Tenaga Medis di Fasilitas Kesehatan

Tabel 73 Jumlah Tenaga Keeperawatan di Fasilitas Kesehatan

Tabel 74 Jumlah Tenaga Kefarmasian di Fasilitas Kesehatan

Tabel 75 Jumlah Tenaga Kesehatan Masyarakat dan Kesehatan

Lingkungan di Fasilitas Kesehatan

Tabel 76 Jumlah Tenaga Gizi di Fasilitas Kesehatan

Tabel 77 Jumlah Tenaga Keterapian Fisik di Fasilitas Kesehatan

Tabel 78 Jumlah Tenaga Keteknisian Medis di Fasilitas Kesehatan

Tabel 79 Jumlah Tenaga Kesehatan Lain di Fasilitas Kesehatan

Tabel 80 Jumlah Tenaga Non Kesehatan di Fasilitas Kesehatan

Tabel 81 Anggaran Kesehatan Kabupaten/Kota

Page 9: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

1

1.1 LATAR BELAKANG

Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan

kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajad kesehatan masyarakat yang

optimal. Dalam konstitusi organisasi kesehatan dunia yang bernaung di bawah Perserikatan

Bangsa-Bangsa (PBB), disebutkan bahwa salah satu hak asasi manusia adalah memperoleh

manfaat, mendapatkan dan atau merasakan derajat kesehatan setinggi-tingginya, sehingga

Kementrian Kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/Kota dalam menjalankan

kebijakan dan program pembangunan kesehatan tidak hanya berpihak pada kaum tidak

punya, namun juga berorientasi pada pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs)

pada tahun 2030 yang merupakan kelanjutan dari Millenium Development Goals (MDGs).

Tujuan SDGs menempatkan manusia sebagai fokus utama pembangunan yang mencakup

semua komponen kegiatan yang tujuan akhirnya ialah kesejahteraan masyarakat.

Dari 17 goals agenda pencapaian SDGs, 4 (empat) diantaranya merupakan bidang

kesehatan, yakni terdiri dari nol kelaparan (Tujuan 2); kesehatan yang baik (Tujuan 3);

kesetaraan gender (Tujuan 5); dan air bersih dan sanitasi (Tujuan 6).

Untuk mendukung keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan tersebut, salah

satunya dibutuhkan adanya kesediaan data dan informasi yang akurat bagi proses

pengambilan keputusan dan perencanaan program. Salah satu produk dari penyelenggaraan

Sistem Informasi Kesehatan adalah Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2017. Profil

Kesehatan merupakan salah satu indikator dari Rencana Strategis Kementrian Kesehatan

Republik Indonesia tahun 2016-2021. Penyusunan Profil Kesehatan ini didasarkan pada

beberapa peraturan perundangan-undangan bidang kesehatan, antara lain:

1. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;

2. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;

3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2014 tentang Sistem

Informasi Kesehatan;

4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2016 tentang

Standart Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan.

Profil Kesehatan merupakan buku statistik kesehatan Kota Blitar untuk

menggambarkan situasi dan kondisi kesehatan masyarakat Kota Blitar. Selain itu juga berisi

BAB 1

PENDAHULUAN

Page 10: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

2

data/informasi yang menggambarkan derajat kesehatan, sumber daya kesehatan dan upaya

kesehatan serta pencapaian indikator pembangunan kesehatan di Kota Blitar.

Akhirnya dengan pembangunan yang intensif, berkesinambungan dan merata, serta

didukung dengan data/informasi yang tepat, maka diharapkan pembangunan di bidang

kesehatan dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Kota Blitar.

1.2 TUJUAN

1.2.1 TUJUAN UMUM

Tujuan umum dari penyusunan Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2017 adalah

tersedianya data dan informasi yang relevan, akurat, tepat waktu dan sesuai kebutuhan

dalam rangka meningkatkan kemampuan manajemen kesehatan Kota Blitar Tahun 2017

secara berhasil guna dan berdaya guna.

1.2.2 TUJUAN KHUSUS

Secara khusus tujuan penyusunan Profil Kesehatan Kota Blita tahun 2017 adalah:

1. Diperolehnya data dan informasi mengenai gambaran umum yang meliputi data

geografis, topologi dan demografi secara terpilah.

2. Diperolehnya data dan informasi mengenai derajad kesehatan yang meliputi angka

kematian, angka kesakitan dan angka harapan hidup.

3. Diperolehnya data dan informasi mengenai upaya kesehatan meliputi upaya kesehatan

dasar, akses dan mutu pelayanan kesehatan, perilaku hidup masyarakat, pelayanan

kesehatan lingkungan dan sanitasi dasar, ketersediaan obat, dan perbaikan gizi

masyarakat.

4. Diperolehnya data dan informasi mengenai sumber daya kesehatan meliputi sarana

kesehatan, tenaga kesehatan dan pembiayaan kesehatan.

1.3 SISTEMATIKA PENYAJIAN

Sistematika penyusunan Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2017 terdiri dari

beberapa bagian sebagai berikut:

Bab-1 : Pendahuluan

Bab ini berisi penjelasan tentang maksud dan tujuan profil kesehatan dan sistematika dari

penyajiannya.

Bab-2 : Gambaran Umum

Bab ini menyajikan tentang gambaran umum Kota Blitar. Selain uraian tentang letak

geografis, administratif dan informasi umum lainnya. Bab ini juga mengulas faktor-faktor

Page 11: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

3

yang berpengaruh terhadap kesehatan meliputi kependudukan, ekonomi, pendidikan, sosial

budaya, perilaku dan lingkungan.

Bab-3 : Situasi Derajat Kesehatan

Bab ini berisi uraian tentang berbagai indikator derajat kesehatan mengenai angka kematian,

angka/umur harapan hidup, dan angka kesakitan.

Bab-4 : Situasi Upaya Kesehatan

Bab ini menguraikan tentang pelayanan kesehatan dasar, pelayanan kesehatan rujukan dan

penunjang, perbaikan gizi masyarakat, perilaku hidup masyarakat, pemberantasan penyakit

menular, pembinaan kesehatan lingkungan dan sanitasi dasar, pelayanan kefarmasian dan

alat kesehatan. Upaya pelayanan kesehatan yang diuraikan dalam bab ini juga

mengakomodir indikator kinerja Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan serta

upaya pelayanan kesehatan lainnya yang diselenggarakan oleh Kota Blitar.

Bab-5 : Situasi Sumber Daya Kesehatan

Bab ini menguraikan tentang sarana kesehatan, tenaga kesehatan, pembiayaan kesehatan dan

sumber daya kesehatan lainnya.

Bab-6 : Kesimpulan

Bab ini diisi dengan sajian tentang hal-hal penting yang perlu disimak dan ditelaah lebih

lanjut dari Profil Kesehatan Tahun 2015. Selain mencatat keberhasilan-keberhasilan, bab ini

juga mngemukakan hal-hal yang dianggap masing kurang dalam rangka penyelenggaraan

pembangunan kesehatan.

Lampiran

Pada lampiran ini berisi tabel resume/angka pencapaian pembangunan kesehatan Kota Blitar

dan 81 tabel data kesehatan dan yang terkait kesehatan yang responsif gender. Profil

kesehatan dapat disajikan dalam bentuk tercetak (berupa buku) atau dalam bentuk lain

(softcopy, tampilan di situs internet, dan lain-lain).

1.3 DISTRIBUSI PROFIL KESEHATAN

Distribusi Profil Kesehatan Kota Blitar adalah sebagai berikut:

1. Walikota Blitar

2. DPRD Kota Blitar

3. Instansi tingkat Kota termasuk BAPPEDA

4. Puskesmas, dan UPT Kesehatan lainnya

5. Rumah Sakit Pemerintah dan Swasta

6. Dinas Kesehatan Provinsi

7. Kementerian Kesehatan c.q Pusat Data dan Informasi

Page 12: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

4

Gambaran umum wilayah Kota Blitar merupakan sebuah data dasar yang digunakan

sebagai acuan dalam penyusunan perencanaan pembangunan kesehatan yang evidence

based, sehingga perencanaan program maupun kegiatan bidang kesehatan sesuai dengan

kebutuhan masyarakat dan kondisi faktual di wilayah Kota Blitar. Gambaran umum ini

menguraikan tentang letak geografis, administratif dan beberapa informasi umum lainnya.

Selain itu juga mengulas beberapa faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan dan faktor-

faktor lainnya misalnya kependudukan, ekonomi dan sosial budaya. Adapun gambaran

umum secara lengkap adalah sebagai berikut :

2.1 KONDISI GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI

Kota Blitar merupakan wilayah terkecil kedua di Propinsi Jawa Timur setelah Kota

Mojokerto. Terletak pada koordinat 112°14’ - 12°28’ Bujur Timur dan 8°2’ - 8°10’ Lintang

Selatan. Jarak tempuh dari Ibu Kota Propinsi Jawa Timur ± 160 km ke arah Barat Daya.

Secara administratif, Kota Blitar dikelilingi oleh wilayah Kabupaten, dengan

batas-batas sebagai berikut:

Sebelah Utara : Kecamatan Nglegok

dan Kecamatan

Garum Kabupaten

Blitar

Sebelah Timur : Kecamatan Garum

dan Kecamatan

Kanigoro

Kabupaten Blitar

Sebelah Selatan : Kecamatan Kanigoro

dan Kecamatan

Sanankulon Kabupaten Blitar

Sebelah Barat : Kecamatan Sanankulon dan Kecamatan Nglegok Kabupaten

Blitar

Pada sisi yang lain Kota Blitar dapat dikatakan sebagai kota yang miskin potensi,

karena secara ekonomis tidak memiliki sumber daya alam yang dapat dieksplorasi menjadi

sumber pendapatan daerah, baik yang berupa bahan galian, mineral maupun hasil hutan dan

BAB 2

GAMBARAN UMUM

Page 13: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

5

kekayaan alam lainnya. Dengan demikian upaya yang harus terus digalakkan adalah

pengembangan dan pembangunan sumber daya lainnya baik yang berupa sumber daya

manusia maupun sumber daya buatan.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 1982 tentang Batas Wilayah

Kotamadya Daerah Tingkat II Blitar, luas wilayah Kota Blitar adalah ± 32,578 km2, terdiri

atas 3 (tiga) kecamatan dengan 20 kelurahan. Yang kemudian pada tahun 2005 dijadikan 21

Kelurahan hasil pemecahan Kelurahan Pakunden menjadi 2 Kelurahan yaitu Pakunden dan

Tanjungsari berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 4 tahun 2005. Adapun perincian luas

wilayah di masing-masing kecamatan adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1 Perbandingan Luas Wilayah Kecamatan di Kota Blitar

No Kecamatan Jumlah

Kelurahan

Luas Wilayah Km2 %

1 Sukorejo 7 9,93 30,47

2 Kepanjenkidul 7 10,50 32,22

3 Sananwetan 7 12,16 37,31

Jumlah 21 32,59 100

Sumber: BPS Kota Blitar Tahun 2015

2.2 TOPOGRAFI

Rata-rata ketinggian Kota Blitar dari permukaan laut adalah 156 m. Dilihat dari

topografinya wilayah Kota Blitar masih termasuk dataran rendah. Namun wilayah bagian

utara relatif lebih tinggi dibandingkan dengan wilayah bagian selatan. Ketinggian di bagian

utara sekitar 245 m dari permukaan air laut dengan tingkat kemiringan 2° sampai 15°.

Semakin ke selatan tingkat ketinggiannya semakin menurun yaitu bagian tengah sekitar 175

m dan bagian selatan 140 m dengan tingkat kemiringan 0° sampai 2°. Secara rata-rata

ketinggian Kota Blitar dari permukaan air laut sekitar 156 m.

Disamping itu, wilayah Kota Blitar terbagi menjadi 3 (tiga) bagian yaitu bagian

utara, tengah dan selatan dimana bagian utara mempunyai ketinggian ± 245 meter dari

permukaan laut, bagian tengah ± 190 meter dan bagian selatan ± 140 meter dari permukaan

air laut. Adanya perbedaan letak ketinggian tersebut menunjukkan bahwa wilayah Kota

Blitar masuk kategori daerah darat, sehingga mempengaruhi pola pemanfaatan dan tata guna

tanah di wilayah Kota Blitar.

Page 14: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

6

2.3 KEPENDUDUKAN

Situasi kependudukan dapat dilihat dari berbagai indikator antara lain tingkat

pertumbuhan, angka kelahiran kasar, tingkat fertilitas, kepadatan dan distribusi menurut

umur. Gambaran secara umum keadaan demografi Kota Blitar adalah sebagai berikut:

2.3.1 Komposisi Penduduk

Berdasarkan data hasil proyeksi Badan Pusat Statistik Jawa Timur, jumlah penduduk

Kota Blitar tahun 2017 sebesar 139.995 jiwa dengan rincian jumlah penduduk laki-laki

sebesar 69.411 jiwa dan penduduk perempuan 70.584 jiwa, dengan jumlah Rumah Tangga

47.166. Apabila dibandingkan dengan jumlah penduduk tahun 2016 yaitu 139.117 jiwa,

maka terjadi peningkatan jumlah penduduk Kota Blitar sebanyak 878 jiwa. Adapun

distribusi penduduk berdasarkan jenis kelamin dan kelompok umur adalah sebagai berikut:

Grafik 2.1 Piramida Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin

Kota Blitar Tahun 2017

8.000 6.000 4.000 2.000 00 2.000 4.000 6.000 8.000

0-4 TH5-9 TH

10-14 TH15-19 TH20-24 TH25-29 TH30-34 TH35-39 TH40-44 TH45-49 TH50-54 TH55-59 TH60-64 TH65-69 TH70-74 TH

>75 TH

Perempuan Laki-laki

Sumber: Data Profil Kependudukan Kota Blitar Tahun 2017

Distribusi penduduk terbesar adalah pada kelompok umur 35-39 tahun yaitu 12.596

jiwa. Hal ini menunjukkan bahwa komposisi penduduk lebih banyak pada usia Dewasa.

Rasio jenis kelamin laki-laki dibandingkan perempuan sebesar 98,34%.

2.3.2 Kepadatan Penduduk

Kepadatan penduduk di Kota Blitar pada tahun 2017 adalah 4.517/Km2. Kondisi ini

meningkat dari kondisi pada tahun 2016 yakni 4.489/Km2. Adapun data secara lengkap

mengenai kondisi kepadatan penduduk tahun 2013 s/d 2017 adalah sebagai berikut:

Page 15: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

7

Grafik 2.2 Kepadatan Penduduk Per-Km2 (dalam ribuan)

Kota Blitar Tahun 2013 – 2017

4,17 4,24,7

4,5

4,48

00,5

11,5

22,5

33,5

44,5

5

2013 2014 2015 2016 2017

Kepadatan Penduduk

Sumber: Data sekunder BPS Kota Blitar yang Diolah & Data Profil Kependudukan

Kota Blitar

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa pada setiap tahunnya terjadi

kenaikan angka kepadatan penduduk di Kota Blitar, hal ini seiring dengan perubahan jumlah

penduduk di tiap Kecamatan. Perubahan dapat terjadi dikarenakan banyak hal, diantaranya

dapat disebabkan oleh perpindahan penduduk dari luar kota ke dalam kota ataupun

sebaliknya, selain itu perubahan kepadatan penduduk juga dapat disebabkan angka kematian

dan jumlah kelahiran di wilayah tersebut.

2.3.3 Rasio Beban Tanggungan

Rasio beban tanggungan merupakan perbandingan antara jumlah penduduk usia

tidak produktif (umur dibawah 15 tahun dan umur diatas 65 tahun) dengan jumlah penduduk

usia produktif. Rasio ini menggambarkan beban yang ditanggung oleh penduduk usia

produktif. Berikut ini gambaran rasio beban tanggungan di Kota Blitar mulai tahun 2013 s/d

2017:

Page 16: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

8

Grafik 2.3 Rasio Beban Tanggungan Kota Blitar Tahun 2013 – 2017

46,11

45,5

42,57

44,33

40,14

37

38

39

40

41

42

43

44

45

46

47

2013 2014 2015 2016 2017

Rasio Beban Tanggungan

Sumber: Data sekunder BPS Kota Blitar yang Diolah & Data Profil Kependudukan

Kota Blitar

Dari data diatas dapat diketahui bahwa beban tanggungan di Kota Blitar masih cukup

besar, jumlah penduduk usia tidak produktif hampir setengah jumlah penduduk usia

produktif. Beban tanggungan yang tinggi merupakan faktor penghambat pembangunan

ekonomi suatu negara, karena sebagian pendapatan yang diperoleh oleh golongan yang

produktif terpaksa dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan mereka yang tidak produktif,

maka semakin tinggi usia tidak produktif semakin tinggi beban tanggungan bagi usia

produktif.

Page 17: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

9

Situasi derajat kesehatan di Kota Blitar digambarkan dengan tiga indikator

pembangunan kesehatan, yaitu Angka Kematian (Mortalitas), Angka/Umur Harapan Hidup,

Angka Kesakitan (Morbiditas). Indikator tersebut dapat diperoleh melalui laporan dari

fasilitas kesehatan (facility based) dan dari masyarakat (community based).

Gambaran situasi derajat kesehatan di Kota Blitar pada tahun 2017 dapat diuraikan

sebagai berikut.

3.1 ANGKA KEMATIAN (MORTALITAS)

Peristiwa kematian pada dasarnya merupakan proses akumulasi akhir (outcome) dari

berbagai penyebab kematian langsung maupun tidak langsung. Kejadian kematian di suatu

wilayah dari waktu ke waktu dapat memberikan gambaran perkembangan derajat kesehatan

masyarakat, di samping seringkali digunakan sebagai indikator dalam penilaian keberhasilan

program pembangunan dan pelayanan kesehatan.

Data kematian yang terdapat pada suatu komunitas dapat diperoleh melalui survei,

hal disebabkan bahwa sebagian besar kematian terjadi di rumah, sedangkan data kematian

pada fasilitas pelayanan kesehatan hanya memperlihatkan kasus rujukan. Perkembangan

tingkat kematian dan penyakit-penyakit penyebab kematian utama yang terjadi pada tahun

2016 akan diuraikan dibawah ini.

3.1.1 Angka Kematian Ibu (AKI)

Angka Kematian Ibu (AKI) masih merupakan salah satu indikator penting dalam

menentukan derajat kesehatan di suatu wilayah. Kematian ibu yang maksud adalah kematian

seorang ibu yang disebabkan kehamilan, bersalin dan nifas dan bukan karena kecelakaan

disuatu wilayah pada kurun waktu tertentu. Angka Kematian Ibu (AKI) dihitung per

100.000 kelahiran hidup.

Berbagai upaya telah diupayakan guna menurunkan angka kematian ibu bersalin ini

baik fasilitasi dari segi manajemen program KIA maupun sistem pencatatan dan pelaporan,

peningkatan klinis keterampilan petugas di lapangan serta keterlibatan berbagai pihak dalam

pelaksanaan program KIA.

Berdasarkan hasil data Laporan Kematian Ibu di Kota Blitar tahun 2017, sebesar 0 (0

kematian) per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini mengalami penurunan bila dibandingkan

dengan tahun 2016 sebesar 236,2 (5 kematian) per 100.000 kelahiran hidup. Jika

BAB 3

SITUASI DERAJAT KESEHATAN

Page 18: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

10

dibandingkan dengan target daerah (RPJMD) sebesar 65,77 per 100.000 kelahiran hidup,

target RPJMN 2017 sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup dan target SDG’s dibawah 70

per 100.000 kelahiran hidup tahun 2017, maka pada tahun 2017 AKI di Kota Blitar melebihi

target.

Kondisi ini merupakan kondisi riil yang sudah menggambarkan kondisi yang

sebenarnya dilapangan, karena kematian ibu yang ada di Kota Blitar sudah merupakan hasil

laporan dari pelayanan kesehatan dasar dan Rumah Sakit.

Grafik 3.1 Angka Kematian Ibu (AKI) per 100.000

di Kota Blitar Tahun 2013 – 2017

0

236,2

48,8

139,27

49,48

0

50

100

150

200

250

2013 2014 2015 2016 2017

Jumlah Kasus

Sumber: Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi, Dinas Kesehatan Kota Blitar

Gambar 3.1. Seminar Kelas Ibu untuk Masyarakat

Page 19: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

11

Grafik 3.2 Perkembangan Capaian, Target RPJMD dan MDGs/SDGs AKI

(per 100.000 Kelahiran Hidup) di Kota Blitar Tahun 2013 – 2017

47,21 46,0965,77 65,77

102 102 102

70 70

139,27

236,2

0

45,45

48,849,48

0

50

100

150

200

250

2013 2014 2015 2016 2017

Target RPJMD Target MDGs/SDGs Capaian

Sumber: Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi, Dinas Kesehatan Kota Blitar

Grafik 3.3 Jumlah Kasus Kematian Ibu

di Kota Blitar Tahun 2013 – 2017

Sumber: Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi, Dinas Kesehatan Kota Blitar

Page 20: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

12

Grafik 3.4 Jumlah Kasus Kematian Ibu Menurut Kecamatan

di Kota Blitar Tahun 2017

0 0 0

0

1

2

Sananwetan Sukorejo Kepanjenkidul

Sananwetan Sukorejo Kepanjenkidul

Sumber: Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi, Dinas Kesehatan Kota Blitar

Keberhasilan percepatan penurunan kematian ibu dan bayi baru lahir tidak hanya

ditentukan oleh ketersediaan pelayanan kesehatan namun juga kemudahan masyarakat

menjangkau pelayanan kesehatan disamping pola pencarian pertolongan kesehatan dari

masyarakat. Perbaikan infrastruktur yang akan menunjang akses kepada pelayanan

kesehatan seperti transportasi, ketersediaan listrik, ketersediaan air bersih dan sanitasi, serta

pendidikan dan pemberdayaan masyarakat utamanya terkait kesehatan ibu dan anak yang

menjadi tanggung jawab sektor lain memiliki peran sangat besar. Demikian pula keterlibatan

masyarakat madani, lembaga swadaya masyarakat dalam pemberdayaan dan menggerakkan

masyarakat sebagai pengguna serta organisasi profesi sebagai pemberi pelayanan kesehatan

Pada tahun 2012 Kementerian Kesehatan RI meluncurkan program EMAS

(Expanding Maternal and Neonatal Survival, bekerja sama dengan USAID dengan kurun

waktu 2012 – 2016, yang diluncurkan 26 Januari 2012 sebagai salah satu bentuk kerjasama

Pemerintah Indonesia dengan USAID dalam rangka percepatan penurunan kematian ibu dan

bayi baru lahir di 6 provinsi terpilih yaitu Sumatera Utara, Sulawesi Selatan, Jawa Barat,

Banten, Jawa Tengah dan Jawa Timur yang menyumbangkan kurang lebih 50 persen dari

kematian ibu dan bayi di Indonesia.

Upaya yang akan dilaksanakan adalah dengan peningkatan kualitas pelayanan

emergensi obstetri dan neonatal dengan cara memastikan intervensi medis prioritas yang

mempunyai dampak besar pada penurunan kematian dan tata kelola klinis (clinical

governance) diterapkan di RS dan Puskesmas. Upaya lain dalam program EMAS ini dengan

memperkuat sistem rujukan yang efisien dan efektif mulai dari fasilitas pelayanan kesehatan

dasar di Puskesmas sampai ke RS rujukan di tingkat Kabupaten/Kota. Masyarakat pun

Page 21: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

13

dilibatkan dalam menjamin akuntabilitas dan kualitas fasilitas kesehatan ini. Untuk itu,

program ini juga akan mengembangkan mekanisme umpan balik dari masyarakat ke

pemerintah daerah menggunakan teknologi informasi seperti media sosial dan SMS

gateway, dan memperkuat forum masyarakat agar dapat menuntut pelayanan yang lebih

efektif dan efisien melalui maklumat pelayanan (service charter) dan Citizen Report Card.

3.1.2 Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Balita

Angka Kematian Bayi (AKB) atau Infan Mortality Rate adalah banyaknya bayi

meninggal sebelum mencapai usia satu tahun per 1.000 kelahiran hidup (KH). AKB dapat

menggambarkan kondisi sosial ekonomi masyarakat setempat, karena bayi adalah kelompok

usia yang paling rentan terkena dampak dari perubahan lingkungan maupun sosial ekonomi.

Indikator AKB terkait langsung dengan target kelangsungan hidup anak dan

merefleksikan kondisi sosial ekonomi, lingkungan tempat tinggalnya. Tersedianya berbagai

fasilitas atau faktor aksesibilitas dan pelayanan kesehatan dari tenaga medis yang terampil.

Serta kesediaan masyarakat untuk merubah kehidupan tradisonal ke norma kehidupan

modern dalam bidang kesehatan merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap tingkat

AKB.

Berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Jawa Timur Tahun

2011-2013, AKB Provinsi Jawa Timur 27,23 per 1000 kelahiran hidup.

Selama tahun 2017 di Kota Blitar dilaporkan terjadi 2.160 kelahiran. Dari seluruh

kelahiran, tercatat 12 lahir mati dan kasus kematian bayi sebesar 22 kasus (tabel 4 dan 5).

Kematian bayi 0-6 hr disebabkan BBLR (7 kasus), asfiksia (4 kasus), kelainan bawaan (1

kasus), prematur (1 kasus), trauma lahir (1 kasus), bayi usia 7-28 hr disebabkan sepsis (1

kasus), aspirasi (1 kasus), bayi usia 29hr – 11bln disebabkan diare (1 kasus), komplikasi (1

kasus), herniasi otak (1 kasus), gagal nafas (1 kasus), atresia pulmonari arteri (1 kasus), syok

cardiogenik (1 kasus). AKB ini sangat penting, karena tingginya AKB menunjukan

rendahnya kualitas perawatan selama masa kehamilan, saat persalinan dan masa nifas, status

gizi dan penyakit infeksi.

Target daerah pada tahun 2016 sebesar 8,88 per 1000 kelahiran hidup (KH),

sedangkan di Kota Blitar AKB 10,91 per 1000 KH.

Kasus Kematian Bayi ini yang terjadi selama 5 tahun berturut-turut dari tahun 2013

sampai dengan tahun 2017 dapat dilihat pada diagram berikut:

Page 22: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

14

Grafik 3.5 Jumlah Kematian Bayi

di Kota Blitar Tahun 2013 – 2017

0

5

10

15

20

25

2013 2014 2015 2016 2017

24

13

17

21 22

Jum

lah

kem

atia

n ba

yi

Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi, Dinas Kesehatan Kota Blitar

Pada tahun 2017 tidak ada kasus kematian anak balita.

Grafik 3.6 Jumlah Kematian Anak Balita

di Kota Blitar Tahun 2013-2017

2

0

2 2

00

1

2

3

4

2013 2014 2015 2016 2017

Jumlah Kematian Anak Balita

Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi, Dinas Kesehatan Kota Blitar

Dari diagram tersebut, terlihat terjadi kenaikan kematian balita di wilayah Kota

Blitar sejak tahun 2015. Oleh Karena itu perlu upaya-upaya yang jelas dan terarah untuk

menurunkan AKB utamanya yaitu meningkatkan kualitas pelayanan juga melalui

meningkatkan cakupan, keterjangkauan pelayanan kesehatan serta meningkatkan

pemberdayaan masyarakat.

Angka Kematian Balita (AKABA) adalah jumlah anak yang meninggal sebelum usia

5 tahun, dinyatakan sebagai angka per 1.000 kelahiran hidup. AKABA menggambarkan

tingkat permasalahan kesehatan anak balita seperti gizi, sanitasi, penyakit menular dan

kecelakan. Dari laporan rutin pada tahun 2017 di Kota Blitar terjadi 22 kematian balita

Page 23: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

15

dengan AKABA terlaporkan 10,91 per 1.000 KH, meningkat dari tahun 2016 sebanyak 23

kasus kematian balita di Kota Blitar dengan AKABA terlaporkan 10,86 per 1.000 KH.

3.2 ANGKA/UMUR HARAPAN HIDUP (AHH/UHH)

Angka/Umur Harapan Hidup (AHH/UHH) secara definisi adalah perkiraan rata-rata

lamanya hidup yang akan dicapai oleh sekelompok penduduk dari sejak lahir. AHH dapat

dijadikan salah satu alat untuk mengevaluasi kinerja pemerintah pada keberhasilan

pembangunan kesehatan serta sosial ekonomi di suatu wilayah, termasuk di dalamnya

derajat kesehatan. Data AHH diperoleh melalui survei yang dilakukan oleh Badan Pusat

Statistik (BPS).

Penduduk Indonesia diperkirakan akan mencapai 273,65 juta jiwa pada tahun 2025.

Pada tahun yang sama, AHH Nasional diperkirakan mencapai 73,7 tahun (sumber: Badan

Perencanaan Pembangunan Nasional).

Pada tahun 2017 Kota Blitar mempunyai AHH yang lebih tinggi dari AHH Jawa

Timur yakni sebesar 73,17, sedangkan AHH Jawa Timur 70,80. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada grafik dibawah ini tingkat umur harapan hidup Kota Blitar diantara

Kabupaten/Kota di Jawa Timur.

Grafik 3.7 Angka Harapan Hidup (AHH) Tahun 2017 Jawa Timur

73,17

62

64

66

68

70

72

74

Kota B

litar

Kota M

ojoke

rto

Pacita

n

Sura

baya

Gresik

Sidoar

jo

Kota K

ediri

Mojo

kerto

Ngaw

i

Kediri

Kota B

atu

Nganju

k

Lam

ongan

Banyuw

angi

Bojonego

ro

Sum

enep

Pasuru

an

Sam

pang

Situbondo

Probolin

ggo

Kota Blitar

Trenggalek

KotaMojokertoTulungagungPacitan

Magetan

Surabaya

KotaMadiunGresik

Blitar

Sidoarjo

Kota Malang

Kota Kediri

KotaProbolinggoMojokerto

Ponorogo

Ngawi

Jombang

Kediri

Jawa Timur

Kota Batu

Malang

Nganjuk

Madiun

Lamongan

Tuban

Banyuwangi

Lumajang

Bojonegoro

KotaPasuruanSumenep

Pamekasan

Pasuruan

Bondowoso

Sampang

Bangkalan

Situbondo

Jember

Probolinggo

Sumber: Hasil Susenas Jawa Timur, BPS

3.3 ANGKA KESAKITAN (MORBIDITAS)

Selain menghadapi transisi demografi, Indonesia juga menghadapi transisi

epidemiologi yang menyebabkan beban ganda. Di satu sisi kasus gizi kurang serta penyakit-

penyakit infeksi, baik re-emerging maupun new-emerging disease masih tinggi, namun

Page 24: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

16

disisi lain penyakit degeneratif, gizi lebih dan gangguan kesehatan akibat kecelakaan juga

meningkat. Selain itu masalah perilaku yang tidak sehat, rupanya menjadi faktor utama yang

harus dirubah terlebih dahulu agar beban ganda masalah kesehatan teratasi.

Ada sebagian besar terjadi pada masyarakat kita, dimana bila ada kelompok usia

produktif, serta pada kelompok usia potensial terjadi kesakitan hal ini sangat mempengaruhi

produktifitas dan pendapatan keluarga, yang pada akhirnya menyebabkan kemiskinan.

Akibat dari kemiskinan ini sangat berpengaruh pada kesehatan bukan saja pada yang

bersangkutan namun juga pada keluarga dan sekitarnya.

Angka kesakitan pada penduduk berasal dari community based data yang diperoleh

melalui pengamatan (surveilens) terutama yang diperoleh dari fasilitas pelayanan kesehatan

melalui sistem pencatatan dan pelaporan rutin dan insidentil. Sementara untuk kondisi

penyakit menular, berikut ini akan diuraikan situasi beberapa penyakit menular yang perlu

mendapatkan perhatian, termasuk penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi

(PD3I) dan penyakit yang memiliki potensi untuk menjadi Kejadian Luar Biasa (KLB).

Berdasarkan pengamatan penyakit yang terjadi di wilayah pelayanan kesehatan di

Kota Blitar pada pelayanan tingkat dasar yakni Puskesmas yang merupakan gardu utama

pelayanan pada masyarakat tahun 2017 maka diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 3.1 Jumlah Penderita Di Puskesmas Se-Kota Blitar

Menurut Jenis Penyakit Dengan Penderita Terbanyak Tahun 2017

No Jenis Penyakit Total

1 Infeksi Akut Saluran Pernafasan Atas 28.457

2 Penyakit Darah Tinggi Primer 13.437

3 Nyeri Kepala 9.829

4 Gangguan Sistemik Jaringan Pengikat yg Berhubungan dg Penyakit Lain 8.779

5 DM (NIDDM) 7.837

6 Gastritis dan Duodenitis 6.214

7 Common Cold 5.622

8 Karies Gigi 3.671

9 Penyakit Kulit Alergi 2.916

10 Nekrosis Pulpa 2.710

JUMLAH

Sumber: Seksi Pelayanan Kesehatan, Dinas Kesehatan Kota Blitar

Kejadian kasus penyakit masih relatif sama dengan tahun-tahun sebelumnya yaitu

didominasi oleh kasus infeksi saluran nafas bagian atas, namun untuk kasus lain cenderung

berubah posisinya, yaitu didominasi oleh penyakit tidak menular.

Page 25: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

17

3.3.1 Penyakit Menular Langsung

a. Tuberkulosis (TB)

Penyakit Tuberkolosis (TB) sampai saat masih menjadi masalah kesehatan

masyarakat karena merupakan salah satu penyakit infeksi pembunuh utama yang menyerang

golongan usia produktif (15 – 50 tahun), dan anak-anak serta golongan sosial ekonomi

lemah. Penyakit ini disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis yang ditularkan

melalui percikan dahak penderita yang BTA posistif. Sebagian besar penyakit ini menyerang

paru-paru sebagai organ tempat infeksi primer, namun dapat juga menyerang organ lain

seperti kulit, kelenjar limfe, tulang dan selaput otak.

Pengendalian TB di Kota Blitar memakai strategi Directly Obsered treatment

Shortcouse (DOTS), ternyata mampu menekan kejadian kematian akibat TB Paru. DOTS

merupakan komitmen nasional dengan menggunakan pendekatan pengobatan serta

pengawasan langsung oleh pengawas menelan obat. Dengan demikian klien akan terus

berusaha untuk sembuh dari penyakitnya. Selain itu program DOTS juga mampu menekan

tingkat penularan pada anggota keluarga sekitar. Dengan pendekatan ini ternyata terbukti di

Kota Blitar mampu meningkatkan angka kesembuhan terhadap penyakit TB tersebut.

Berdasarkan laporan World Health Organization (WHO) pada tahun 2010, Indonesia

termasuk Negara yang kategorikan sebagai highburden countries terhadap TB Paru yaitu

menduduki peringkat kelima sebagai Negara penyumbang penyakit TB setelah India, China,

Afrika Selatan dan Nigeria.

Pencapaian indikator Sustainable Development Goals atau SDG untuk Pengendalian

TB cukup memuaskan sejak tahun 2010. Sebab, Indonesia telah berhasil menurunkan

insidens, prevalens, dan angka kematian akibat TB. Insidens TB berhasil diturunkan sebesar

45%, yaitu 343 per 100.000 penduduk tahun 1990 menjadi 189 per 100.000 penduduk tahun

2010. Prevalensi TB telah diturunkan sebesar 35%, yaitu 443 per 100.000 penduduk tahun

1990 menjadi 289 per 100.000 penduduk tahun 2010. Sedang angka kematian TB berhasil

turun sebesar 71%, yaitu 92 per 100.000 penduduk tahun 1990 menjadi 27 per 100.000

penduduk tahun 2010. Sasaran yang harus dicapai adalah menurunkan angka kesakitan dan

angka kematian akibat TB menjadi setengahnya di tahun 2015 jika dibandingkan dengan

tahun 1990. Tatalaksana TB di seluruh Indonesia harus benar-benar dilaksanakan oleh

tenaga kesehatan yang kompeten dan terlatih untuk menghindarkan berbagai dampak

negatif, seperti resistensi obat TB yang berakibat terjadinya TB MDR. Pemahaman

masyarakat tentang pentingnya mendapatkan pengobatan TB dari fasilitas pelayanan

kesehatan yang kompeten harus ditingkatkan.

Page 26: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

18

Pada tahun 2017 jumlah seluruh kasus TB di Kota Blitar ditemukan sebanyak 275

kasus, dimana 78 diantaranya merupakan kasus baru BTA (+). Case Notification Rate

(CNR) kasus baru BTA (+) sebesar 55,72/100.000 penduduk dan CNR untuk seluruh kasus

TB 196,44/100.000. Pada tahun 2017 ditemukan kasus TB anak umur 0-14 tahun yaitu 11

kasus yang terdiri dari 2 kasus di Kecamatan Kepanjenkidul dan 9 kasus di Kecamatan

Sananwetan. Angka kesembuhan sebesar 65,43%, sedangkan angka keberhasilan

pengobatan (Success Rate/SR) sebesar 67,90 %. Pada tahun 2017 terjadi 1 kematian selama

pengobatan. Dengan demikian di Kota Blitar untuk Angka Kematian selama pengobatan

0,71 per 100.000 penduduk.

Gambar 3.2 Kegiatan Monev TB

Gambar 3.3 Kegiatan Pelatihan TB DOTS

Page 27: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

19

b. Pneumonia

Menurut data Riskesdas 2007, prevalensi pneumonia (berdasarkan pengakuan pernah

didiagnosa pneumonia oleh tenaga kesehatan dalam sebulan terakhir sebelum survei) pada

bayi di Indonesia adalah 0,76% dengan rentang antar provinsi sebesar 0-13,2% dan

pneumonia merupakan penyebab kematian kedua tertinggi setelah diare. Bila dilihat proposi

pneumonia pada kelompok umur balita, tampak proposi pneumonia pada bayi dibandingkan

balita sekitar 35%. Hal ini menunjukkan bahwa bayi merupakan kelompok bahwa bayi

merupakan kelompok usia yang tinggi kejadian pneumonia. Oleh karena itu pneumonia pada

balita dan terutama pada bayi, perlu mendapat perhatian. Bila tidak segera ditangani dengan

benar maka dikhawatirkan dapat menghambat upaya mencapai target SDG’s menurukan

angka kematian pada bayi dan anak.

Di Kota Blitar tahun 2017 perkiraan jumlah penderita sebesar 623 berdasarkan

4,45% dari jumlah balita. Untuk penemuan kasus pneumonia balita yang ditangani sebesar

127,93%, melebihi target nasional sebesar 100%. Hal ini disebabkan karena jumlah kasus

pneumonia ditemukan lebih banyak dibandingkan jumlah perkiraan sasaran.

Berdasarkan Mulholland K, 1999 menyebutkan faktor resiko terjadinya pneumonia

anak-balita yaitu:

1. Kemiskinan yang luas

Kemiskinan yang luas berdampak besar dan menyebabkan derajat kesehatan rendah dan

status sosial-ekologi menjadi buruk.

2. Derajat kesehatann rendah

Akibat derajat kesehatan yang rendah maka penyakit infeksi kronis mudah duitemukan.

Tingginya kelahiran dengan berat lahir rendah, tidak ada atau tidak memberikannya ASI

dan imunisasi yang tidak adekuat memperburuk derajat kesehatan

3. Status sosial-ekologi buruk

Status sosial-ekologi yang tidak baik ditandai dengan buruknya lingkungan, daerah

pemukiman kumuh dan padat, polusi dalam ruangan akibat penggunaan biomass, dan

polusi udara luar ruangan yang ditambah lagi dengan tingkat pendidikan yang kurang

memadai serta adanya adat kebiasaan, kepercayaan lokal yang salah.

4. Pembiayaan kesehatan sangat kecil

Di negara berpenghasilan rendah pembiayaan kesehatan sangat kurang. Pembiayaan

kesehatan yang tidak cukup menyebabkan fasilitas kesehatan seperti infrastruktur

kesehatan untuk diagnostik dan terapeutik tidak adekuat dan tidak memadai, tenaga

kesehatan yang terampil terbatas, ditambah lagi dengan akses ke fasilitas kesehatan

sangat kurang.

Page 28: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

20

5. Proporsi populasi sangat kurang

Di Negara berkembang yang umumnya berpenghasilan rendah proposi populasi anak

37%, di negara berpenghasilan menengah 27% dan di negara berpenghasilan tinggi

hanya 18% dari total jumlah penduduk. Besarnya proporsi populasi anak akan

menambah tekanan pada pengendalian dan pencegahan pneumonia terutama pada aspek

pembiayaan.

Faktor resiko diatas tidak berdiri sendiri melainkan berupa sebab-akibat, saling

terkait dan saling mempengaruhi yang terkait sebagai faktor-resiko pneumonia pada anak.

Upaya pemberantasan penyakit pneumonia difokuskan pada upaya penemuan dini dan

tatalaksana kasus yang cepat dan tepat pada penderita. Kecepatan keluarga dalam membawa

penderita ke pelayanan kesehatan serta ketrampilan petugas dalam menegakkan diagnosa

merupakan kunci keberhasilan penanganan penyakit pneumonia.

c. HIV/AIDS dan Penyakit Infeksi Seksual (IMS)

Berdasarkan hasil Riskesdas 2010, disebutkan bahwa dari penduduk umur diatas 15

tahun keatas 57,5% pernah mendengar HIV/AIDS, angka yang tinggi belum tentu menjamin

seseorang mengetahui secara menyeluruh tentang cara penularan HIV, hal ini membuktikan

bahwa kenapa kasus HIV/AIDS ini ada kecenderungan terjadi peningkatan jumlah kasusnya,

meskipun berbagai upaya pencegahan dan penanggulangan terus dilakukan.

Sampai dengan bulan Desember 2017, jumlah kasus HIV yang dilaporkan adalah

106 orang dan jumlah kasus AIDS sebanyak 13 orang. Dari jumlah tersebut 25 orang yang

meninggal akibat AIDS. Dari segi kelompok umur, kasus HIV dan AIDS didominasi

kelompok umur seksual aktif. Pada kasus HIV usia 25-49 tahun sebesar 75,47% dan 20-24

tahun sebesar 11,32%. Pada kasus AIDS juga didominasi oleh usia 25-49 tahun sebesar

69,23%.

Angka tersebut sesungguhnya jauh lebih kecil dibandingkan angka yang sebenarnya

terjadi (fenomena gunung es). Salah satu cara untuk memantau situasi HIV di masyarakat,

sekaligus upaya pencegahan penularan adalah melakukan penapisan darah donor di

Transfusi Darah.

Page 29: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

21

Grafik 3.8 Perkembangan Jumlah Kasus HIV, AIDS dan Jumlah Kematian

di Kota Blitar Tahun 2013 – 2017

Sumber : Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular,

Dinas Kesehatan Kota Blitar

Upaya yang dilakukan dalam rangka penekan kasus penyakit HIV/AIDS disamping

ditujukan pada penanganan penderita yang ditemukan diarahkan pada upaya pencegahan

yang dilakukan melalui tes HIV/AIDS terhadap darah donor dan upaya pemantauan dan

pengobatan penderita penyakit menular seksual (PMS).

Gambar 3.4 Kegiatan PPIA

Infeksi Menular Seksual (IMS) adalah salah satu pintu untuk memudahkan

terjadinya penularan HIV. Oleh karena itu penyuluhan dan pendampingan pada masyarakat

kelompok resiko tinggi serta intervensi perubahan perilaku sangat diperlukan dan perlu

ditingkatkan frekuensinya, mengingat penyakit HIV/AIDS dan IMS merupakan penyakit

19

106

0250

11 4 12021

0

191

0

50

100

150

200

250

2013 2014 2015 2016 2017

HIV AIDS Kematian Karena AIDS IMS

Page 30: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

22

yang bersifat fenomena gunung es, serta banyak terkendala dengan norma yang berlaku di

masyarakat. Hal ini terbukti dari hasil penelitian Riskesdas tahun 2010 dimana diperoleh

angka sebesar 21,7% sikap keluarga penderita HIV/AIDS masih merahasiakan serta 7,1 %

mengucilkan. Di Kota Blitar pada tahun 2017 tidak ditemukan kasus Syphilis.

Gambar 3.5 Kegiatan Pelatihan LKB SUFA HIV/AIDS

d. Diare

Hingga saat ini penyakit Diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat.

Berdasarkan hasil survey Sub Direktorat Diare dan Infeksi Saluran Cerna (ISP) Direktorat

Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementerian

Kesehatan RI, Angka Kesakitan Diare semua umur tahun 2010 adalah 411 per 1000

penduduk, sedangkan pada tahun 2012 sebesar 214 per 1000 penduduk. Dan berdasarkan

Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2007, Diare merupakan penyebab kematian

nomor empat (13,2%) pada semua umur dalam kelompok penyakit menular dan merupakan

penyebab kematian nomor satu pada bayi post neonatal (31,4%) dan pada anak balita

(25,2%).

Pada tahun 2017 di Kota Blitar jumlah kasus diare diperkirakan sebesar 3.780 kasus

dan yang tertangani sebesar 2.915 kasus (77,1%).

Page 31: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

23

Grafik 3.9 Jumlah Perkiraan Kasus dan Penderita Diare yang Ditangani

Menurut Kecamatan di Kota Blitar Tahun 2017

1403

827

12861140 1092 948

3780

2915

0

500

1000

1500

2000

2500

3000

3500

4000

Sananwetan Sukorejo Kepanjenkidul Kota

Target Penemuan Diare Ditangani

Sumber: Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular,

Dinas Kesehatan Kota Blitar

Upaya pencegahan dan penanggulangan kasus diare dengan cara memberikan

penyuluhan akan pentingnya mencuci tangan memakai sabun sebelum makan dan sesudah

buah air besar dan kecil. Ternyata hal kecil ini mempunyai daya ungkit yang sangat besar.

Karena memang penyakit diare ini sangat erat hubungannya dengan perilaku masyarakat

tentang bagaimana cara hidup sehat dan bersih. Sehingga naik turunnya jumlah penyakit

mencerminkan higiene sanitasi dan perilaku masyarakat di wilayah tersebut. Kecepatan dan

ketepatan penangganan di tingkat awal kejadian diharapkan mampu mencegah terjadinya

kefatalan atau hal-hal yang tidak diinginkan.

Gambar 3.6 Kegiatan Monev Diare

Tujuan pencegahan Diare adalah untuk tercapainya penurunan angka kesakitan Diare

dengan meningkatkan akses masyarakat terhadap sarana sanitasi dan peningkatan Perilaku

Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Upaya yang dilakukan adalah bukan hanya tanggung

Page 32: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

24

jawab pemerintah, tetapi juga semua sektor dan masyarakat luas. Salah satu kegiatan

berkesinambungan yang dilakukan adalah dengan memberikan pendidikan dan informasi

atau penyuluhan dari berbagai sumber media. Keterlibatan kader juga mendukung dalam

pelayanan Diare, terutama untuk meningkatkan penggunaan rehidrasi oral, yakni Oralit

maupun cairan rumah tangga. Di sarana kesehatan, upaya pelayanan penderita Diare bagi

balita adalah dengan pemberian tablet Zinc sesuai umur selama 10 hari berturut-turut di

samping pemberian Oralit. Tata laksana penderita Diare yang tepat di rumah tangga

diharapkan dapat mencegah terjadinya dehidrasi berat yang bisa berakibat kematian.

e. Kusta

Kusta merupakan penyakit lama yang diharapkan dapat dieliminasi pada tahun 2000.

Secara nasional, kondisi tersebut telah tercapai, namun untuk Kota Blitar eliminasi ini belum

bisa tercapai. Pada Tahun 2013 New Case Detection Rate (NCDR) di Kota Blitar menjadi

4,42 per 100.000 penduduk. Bila dibandingkan tahun-tahun sebelumnya keadaan ini ada

kecenderungan meningkat. Peningkatan ini menunjukan bahwa pelacakan yang dilakukan

oleh petugas lapangan ada kecenderungan lebih intensif. Dengan pelacakan kasus yang lebih

baik maka kasus yang ditemukan akan semakin banyak dan semakin banyak pula kasus yang

terobati, dengan harapan pada tahun-tahun berikutnya prevalensi kusta akan menurun

sampai dengan bisanya terjadi eliminasi.

Pada tahun 2017 di Kota Blitar tidak ditemukan penderita baru kusta. Kasus kusta

lama sebanyak 4 kasus. Dari 4 orang kasus kusta lama tersebut 3 berjenis kelamin laki-laki

dan 1 perempuan, tidak ditemukan kasus pada anak usia 0-14 tahun, dan tidak ada penderita

yang mengalami kecacatan tingkat 2. Data kasus baru kusta dapat dilihat pada Lampiran

Data Profil Kesehatan Tabel 14. Kota Blitar termasuk dalam wilayah low endemic

prevalence dengan angka penemuan kasus baru < 5 per 100.000 penduduk.

Sementara untuk angka kesembuhan penderita kusta sudah mencapai standar

nasional. Angka penderita kusta selesai berobat/RFT PB dan MB tidak ada kasus. Salah satu

upaya Pemerintah Pusat (Kementerian Kesehatan) guna mempercepat penurunan kasus

kusta serta meningkatkan komitmen Pemerintah Daerah adalah dengan dibentuknya

organisasi non struktural, yakni Aliansi Nasional Eliminasi Kusta (ANEK) sebagai forum

kemitraan tingkat nasional yang difasilitasi oleh Pemerintah Pusat (Kantor Kementerian

Koordinator Kesejahteraan Rakyat, Kementerian Kesehatan, Kementerian Sosial).

Page 33: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

25

Grafik 3.10 Perkembangan Prevalensi Rate (PR) per 10.000 Penduduk dan New Case

Detection Rate (CDR) Kusta per 100.000 Penduduk di Kota Blitar Tahun 2013-2017

1,38

2,72

00,28 0,27 0,29

1,46

4,42

0,10,74

0

1

2

3

4

5

2013 2014 2015 2016 2017

NCDR PR

Sumber: Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, Dinas Kesehatan Kota Blitar

Upaya pencegahan dan penanggulangan penyakit kusta ini telah dilakukan dengan

menggunakan metode Multi Drug Trerapy (MTD), yaitu penemuan penderita langsung

dilakukan pengobatan. Sedangkan untuk mencegah kecacatan lebih lanjut digunakan metode

Prevention of disability (POD) yang setiap bulan selama masa pengobatan dan rehabilitasi

medis.

Gambar 3.7 Pertemuan Monev Kusta

3.3.2 Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I)

PD3I merupakan penyakait yang diharapkan dapat diberantas/ditekan dengan

pelaksanaan program imunisasi, pada profil kesehatan ini akan dibahas penyakit difteri,

pertusis, tetanus neonaturum, campak, polio dan hepatitis B.

Page 34: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

26

Gambar 3.8 Kegiatan Pencanangan Imunisasi MR

a. Difteri

Difteri merupakan “Re-Emerging Disease” di Jawa Jawa Timur karena kasus Difteri

sebenarnya sudah menurun pada tahun 1985, namun kembali meningkat pada tahun 2005

saat terjadi KLB di Bangkalan. Di Kota Blitar KLB terjadi pada tahun 2008, dimana pada

tahun 2008 ini tenaga kesehatan Kota Blitar terjangkit Difteri. Dan sejak itu, penyebaran

Difteri semakin meluas dan mencapai puncaknya pada tahun 2010 sebanyak 300 kasus

dengan 21 kematian dan Provinsi Jawa Timur merupakan penyumbang kasus Difteri

terbesar di Indonesia (74%) bahkan di dunia.

Perkembangan penyakit Difteri di Kota Blitar dalam 5 tahun terakhir dapat di lihat

gambar berikut:

Grafik 3.11 Jumlah Kasus Difteri di Kota Blitar Tahun 2013 – 2017

6

17

6

16

9

0

5

10

15

20

2013 2014 2015 2016 2017

Jumlah Kasus

Sumber: Seksi Surveilans dan Imunisasi, Dinas Kesehatan Kota Blitar

Pada tahun 2017 di Kota Blitar ada 6 kasus difteri dan 0 kasus meninggal. Angka ini

terjadi penurunan kasus dibandingkan tahun 2016 sebanyak 17 kasus dengan meninggal 0

kasus. Upaya menekan kasus Difteri, dilakukan melalui imunisasi dasar pada bayi dengan

Page 35: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

27

vaksin DPT+HB. Vaksin tersebut diberikan 3 kali yakni pada usia 2 bulan, 3 bulan dan 4

bulan. Selain itu karena terjadi lonjakan kasus pada usia sekolah maka imunisasi tambahan

TD juga diberikan untuk anak SD/sederajat kelas 4-6 dan SMP.

b. Pertusis/Batuk Rejan

Pertusis adalah penyakit yang disebabkan bakteri Bardetella pertusis dengan gejala

batuk beruntun disertai tarikan nafas hup (whoop) yang khas dan muntah. Lama batuk bisa

1-3 bulan sehingga disebut batuk 100 hari. Penyakit ini biasanya terjadi pada anak berusia

dibawah 1 tahun dan penularannya melalui droplet atau batuk penderita.

Upaya pencegahan kasus Pertusis dilakukan melalui imunisasi DPT+HB sebanyak 3

kali yaitu saat usia 2 bulan, 3 bulan dan 4 bulan atau usia yang lebih dari itu tetapi masih di

bawah 1 tahun (usia sampai dengan 11 bulan). Sejak tahun 2016 di Kota Blitar tidak ada

kasus Pertusis yang dilaporkan.

c. Tetanus Neonaturum

Tetanus neonaturum adalah penyakit disebabkan Clostridium Tetani pada bayi (umur

<28 hari) yang dapat menyababkan kematian. Penanganan Tetanus Neonatorum tidak

mudah, sehingga yang terpenting adalah upaya pencegahan melalui pertolongan persalinan

yang hygienis dan imunisasi Tetanus Toxoid (TT) ibu hamil serta perawatan tali pusat.

Berdasarkan laporan dari Puskesmas di Kota Blitar dalam 4 tahun terakhir tidak ada

kasus tersebut.

d. Campak

Campak adalah penyakit yang disebabkan virus Morbili yang disebarkan melalui

droplet bersin/batuk dari penderita. Gejala awal penyakit adalah demam, bercak kemerahan,

batuk pilek, mata merah (conjunctivitis) selanjutnya timbul ruam diseluruh tubuh.

Gambar 3.12 Perkembangan Kasus Campak Di Kota Blitar Tahun 2013 – 2017

2522

0

60

153

0

40

80

120

160

200

2013 2014 2015 2016 2017

Jumlah Kasus

Sumber: Seksi Surveilans dan Imunisasi, Dinas Kesehatan Kota Blitar

Page 36: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

28

Kasus Campak mengalami penurunan dari 60 kasus pada tahun 2014 menjadi 0

kasus pada tahun 2015 dengan 0 kasus meninggal. Sejak tahun 2016 mengalami peningkatan

lagi dari 22 kasus menjadi 25 kasus dengan 0 kasus meninggal. Pada tiga Puskesmas dan RS

di Kota Blitar, secara klinis ada banyak gejala penyakit yang mirip dengan Campak, namun

setelah dilakukan cross check dengan Pemeriksaan Laboratorium ternyata bukan merupakan

penyakit campak, melainkan penyakit Rubella.

e. Polio

Poliomyelitis/polio merupakan penyakit paralisis atau lumpuh yang disebabkan virus

polio. Cara penularan Polio terbanyak melalui mulut ketika seseorang mengkonsumsi

makanan-minuman yang terkontaminasi lender, dahak atau feses penderita polio. Virus

masuk aliran adarah ke sistem saraf pusat menyebabkan otot melemah dan kelumpuhan,

menyebabkan tungkai maenjadi lemas secara akut.

Berikut beberapa definisi kasus polio yang harus kita ketahui:

Definisi kasus Polio Pasti:

• Kasus yang pada hasil pemeriksaan tinja di lab ditemukan VPL (Virus Polio Liar) atau

cVDVP (circ Vaccin Derived Polio Virus)

• Hot case dengan salah satu spesimen kontak positif VPL

Definisi kasus Polio Kompatibel:

• Kasus Acute Flaccid Paralysis (AFP) yang tidak cukup bukti secara lab/virologis untuk

diklasifikasikan sebagai kasus Non Polio karena spesimen tidak adekuat.

Polio menyerang semua usia, namun sebagian besar terjadi pada anak usia 3 – 5

tahun. Sejak tahun 2015 di Kota Blitar tidak terdapat kasus polio.

AFP Non Polio adalah kasus lumpuh layu akut yang diduga kasus polio sampai

dibuktikan dengan pemeriksaan laboratorium bukan kasus polio. AFP Rate Non Polio

dihitung berdasarkan per 100.000 penduduk/populasi anak usia < 15 tahun. Pada Tahun

2017 di Kota Blitar terdapat 5 kasus AFP (Non Polio), sehingga cakupan penemuan dan

penanganan penderita penyakit AFP sebesar 15,56 per 100.000 penduduk usia < 15 tahun.

Ini berarti lebih tinggi dari target SPM sebesar ≥ 2.

3.3.3 Penyakit Menular Bersumber Binatang

a. Demam Berdarah Dengue (DBD)

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorrhagic Fever (DHF)

mulai dikenal di Indonesia sejak tahun 1968 di Surabaya dan Jakarta, dan setelah itu jumlah

kasus DBD terus bertambah seiring dengan meluasnya daerah endemis DBD. Penyakit ini

tidak hanya sering menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB) tetapi juga menimbulkan

dampak buruk sosial dan ekomomi. Kerugian sosial yang terjadi antara lain karena

Page 37: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

29

menimbulkan kepanikan keluarga, kematian anggota keluarga, dan berkurangnya usia

harapan hidup.

Grafik 3.13 Perkembangan Penemuan Penderita DBD dan

Jumlah Kematian Akibat DBD di Kota Blitar tahun 2013 – 2017

263

104

2 3

9787

77

1 0 10

50

100

150

200

250

300

2013 2014 2015 2016 2017

Jumlah Penderita Jumlah Kematian

Sumber: Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, Dinas Kesehatan Kota Blitar

Di Kota Blitar Incedence Rate DBD mengalami penurunanan dari 189,0 pada tahun

2016 menjadi sebesar 74,3 per 100.000 penduduk tahun 2017. Angka tersebut masih lebih

tinggi dari target daerah sebesar 13,8 per 100.000 penduduk. Angka Kematian karena DBD

di Kota Blitar pada tahun 2017 sebesar 2,9% melebihi target daerah 1%.

Menurunnya jumlah penderita DBD pada tahun 2017 dibandingkan tahun 2016

adalah hasil dari upaya yang telah dilakukan untuk mencegah meluasnya DBD, antara lain:

a. Dicanangkannya ”Gertak Gugah DBD’’ (Gerakan Serentak Penanggulangan dan

Pencegahan DBD) bersama kader se Kota Blitar pada bulan Nopember 2017.

Berdasarkan kajian diperoleh hasil bahwa kesadaran perilaku hidup bersih masih

rendah, sehingga dengan gerakan ini diharapkan masyarakat dapat melakukan

pemantauan jentik berkala sehingga upaya penanggulangan DBD lebih intensif

dilakukan setiap bulannya.

b. Adanya Pemantau jentik anak sekolah di tiap sekolah.

c. Fogging sekali dalam setahun di tempat umum pada waktu sebelum musim masa

penularan.

d. Membagikan bubuk abate di tiap KK yang mempunyai penampungan/bak air yang tidak

memungkinkan bisa dikuras satu minggu sekali.

Page 38: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

30

Gambar 3.9 Kegiatan Gertak Gugah DBD

b. Malaria

Malaria adalah penyakit yang disebabkan parasit “Plasmodium” yang menyerang sel

darah merah, ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles. Sampai saat ini penyakit

malaria masih merupakan ancaman di Indonesia dengan angka kesakitan dan kematian yang

cukup tinggi serta sering menimbulkan KLB. Penyakit Malaria menyebar cukup merata di

Indonesia, terutama diluar wilayah Jawa-Bali. Berasarkan hasil Riskesdas tahun 2010, kasus

baru dan prevalensi Malaria cukup tinggi terutama di Indonesia Timur. Kasus malaria di

Kota Blitar tahun 2017 ditemukan sebanyak 1 kasus, menurun dibandingkan tahun 2016

ditemukan 4 kasus.

c. Filariasis (Penyakit Kaki Gajah)

Penyakit Filariasis adalah penyakit menular kronid yang disebabkan cacing filarial

yang menyerang saluran dan kelenjar getah bening serta merusak sistem limpa. Penyakit

filariasis menimbulkan pembengkakan tangan, kaki, granula dan scrotum. Menyebabkan

kecacatan seumur hidup serta dampak sosial bagi penderita dan keluarganya. Sudah 5 tahun

terakhir ini kasus filariasis di Kota Blitar tidak ditemukan lagi.

3.3.4 Penyakit Degeneratif

Penyakit degeneratif adalah penyakit akibat penurunan fungsi organ/alat tubuh.

Tubuh mengalami defisiensi produksi enzim dan hormon, imunodefisiensi, peroksida lipid,

kerusakan sel (DNA), pembuluh darah, jaringan protein & kulit (ketuaan).

Penyakit yang termasuk dalam kelompok ini adalah Diabetes Melitus Type II,

Stroke, Hipertensi, Penyakit Kardiovaskular, Dislipidemia, dsb. Penyakit Degeneratif yang

Page 39: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

31

paling sering menyertai Obesitas adalah Diabetes melitus Type II, Hipertensi dan

Hiperkolesterolemia (Dislipidemia).

Faktor penyebab penyakit degeneratif yaitu:

1. Gaya hidup tidak sehat :

o Kurang olah raga

o Merokok

o Alkoholic (pecandu alkohol)

o Narkoba

o Workaholic (gila kerja)

o Stres psikologis (tekanan batin)

2. Konsumsi lemak jenuh (kolesterol), gula murni berlebihan & kurang serat

3. Obesitas/kegemukan

4. Paparan zat kimia (plastik, Pb, Ar, Hg, zat warna pakaian, asam borak, formalin, dll)

5. Makanan teroksidasi (minyak jlantah, pemanasan minyak dengan suhu tinggi, daging

bakar/panggang)

6. Makanan kaleng, penambah rasa (MSG)

7. Radikal bebas (polusi udara dari asap motor/mobil, asap pabrik, asap rokok)

8. Sinar matahari (jam 09.00 - 15.00 WIB), pengobatan dengan sinar ultra violet jangka

panjang.

Saat ini, Indonesia mengalami masa transisi dari negara agraris ke negara industri.

Perubahan ini membawa perubahan budaya dan gaya hidup. Konsekuensi lebih lanjut,

Indonesia mengalami transisi morbiditas dari penyakit menular ke penyakit degeneratif.

Transisi morbiditas, merupakan tahap yang dikenal dengan double burden atau

‘beban ganda’, artinya di satu sisi Indonesia masih diliputi dengan masalah jumlah penyakit

menular yang tinggi, di sisi lain juga mengalami peningkatan jumlah penyakit degeneratif

seperti penyakit kardiovaskular dan serebrovaskular. Menurut data terkini, pada populasi

perkotaan, penyakit kardiovaskular merupakan penyebab kematian utama. Hipertensi

menjadi salah satu penyakit yang paling banyak dijumpai dokter dalam praktik.

Dengan perubahan pola morbiditas ini, upaya memperkuat peran dokter dalam

menghadapi peningkatan penyakit degenatif ini harus dilakukan, terutama pada perawatan

primer di tingkat komunitas. Memperkuat peran dokter umum dalam bidang penyakit

degeneratif dapat dilakukan dengan menyediakan pelatihan tambahan untuk meningkatkan

pengetahuan dan keterampilan mereka dalam mendiagnosis dan melakukan tata laksana

penyakit degeneratif ini sedini mungkin. Dokter umum harus bekerjasama dengan dokter

spesialis untuk melakukan sistem rujukan dua arah. Meningkatkan peran dokter umum ini

Page 40: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

32

sejalan dengan upaya meningkatkan peran mereka menjadi dokter keluarga sebagai ujung

tombak sistem pelayanan kesehatan nasional.

Gambar 3.10 Kegiatan Bulan Deteksi Dini PTM

Berikut beberapa ulasan tentang penyakit degeneratif:

a. Hipertensi/Tekanan darah

Sampai saat ini, hipertensi masih merupakan tantangan besar di Indonesia. Betapa

tidak, hipertensi merupakan kondisi yang sering ditemukan pada pelayanan kesehatan

primer kesehatan. Hal itu merupakan masalah kesehatan dengan prevalensi yang tinggi,

yaitu sebesar 25,8%, sesuai dengan data Riskesdas 2013. Di samping itu, pengontrolan

hipertensi belum adekuat meskipun obat-obatan yang efektif banyak tersedia.

Definisi Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah

sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali

pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat/tenang.

Peningkatan tekanan darah yang berlangsung dalam jangka waktu lama (persisten) dapat

menimbulkan kerusakan pada ginjal (gagal ginjal), jantung (penyakit jantung koroner) dan

otak (menyebabkan stroke) bila tidak dideteksi secara dini dan mendapat pengobatan yang

memadai. Banyak pasien hipertensi dengan tekanan darah tidak terkontrol dan jumlahnya

terus meningkat. Oleh karena itu, partisipasi semua pihak, baik dokter dari berbagai bidang

peminatan hipertensi, pemerintah, swasta maupun masyarakat diperlukan agar hipertensi

dapat dikendalikan.

Dari hasil pengukuran tekanan darah di Puskesmas Kota Blitar tahun 2017 pada

71.949 jiwa yang berumur ≥ 18 tahun diketahui 5.223 jiwa (7,29%) mengalami

hipertensi/tekanan darah tinggi.

Page 41: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

33

Grafik 3.14 Pengukuran Tekanan Darah Menurut Jenis Kelamin

di Kota Blitar Tahun 2017

33725

2509 7,44

38224

2714 7,1

71949

52237,29

0

10000

20000

30000

40000

50000

60000

70000

80000

Laki-laki Perempuan Kota

Jumlah yang diukur Jumlah yang Hipertensi % Hipertensi

Sumber: Seksi P2PTM dan Keswa, Dinas Kesehatan Kota Blitar

b. Obesitas

Overweight dan obesitas adalah suatu kondisi kronik yang sangat erat hubungannya

dengan peningkatan resiko sejumlah penyakit Degeneratif.

Menurut data yang diperoleh dari Direktorat Bina Gizi Masyarakat Depkes tahun

1997, sebanyak 12,8% pria dewasa mengalami Overweight dan sebanyak 2,5% mengalami

Obesitas. Sedangkan pada wanita angka ini menjadi lebih besar lagi yaitu 20% dan 5,9%.

Dari perkiraan 210 juta penduduk Indonesia tahun 2000 jumlah penduduk yang

overweight diperkirakan mencapai 36,7 juta (17.5%) dan pasien obesitas berjumlah lebih

dari 9.8 juta (4.7%). Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa Overweight dan

Obesitas di Indonesia telah menjadi masalah besar yang memerlukan penanganan secara

serius.

Dari hasil pemeriksaan obesitas di Puskesmas Kota Blitar tahun 2017 pada 71.949

jiwa yang berumur ≥ 15 tahun diketahui 14.729 jiwa (20,47%) mengalami obesitas.

Grafik 3.15 Pemeriksaan Obesitas Menurut Jenis Kelamin

di Kota Blitar Tahun 2017

33725

669119,84

38224

803821,03

71949

14729

20,47

0

20000

40000

60000

80000

Laki-laki Perempuan Kota

Jumlah yang diperiksa Jumlah yang obesitas% Obesitas

Sumber: Seksi P2PTM dan Keswa, Dinas Kesehatan Kota Blitar

Page 42: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

34

c. IVA Positif dan Tumor/Benjolan pada Payudara Perempuan 30-50 Tahun

Menemukan penyakit lebih awal melalui deteksi dini, selain memperbesar peluang

kesembuhan penderitanya, juga merupakan upaya yang lebih murah. Berdasarkan data

Subdit Kanker Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular (PPTM) Kemenkes RI per

20 Januari 2014, jumlah perempuan seluruh Indonesia umur 30-50 tahun adalah 36.761.000.

Sejak tahun 2007-2013 deteksi dini yang telah dilakukan sebanyak 644.951 orang (1,75%)

dengan jumlah Inspeksi Visual dengan Asam Asetat 3-5% (IVA) positif berjumlah 28.850

orang (4,47%). Dari data tersebut, suspect kanker leher rahim sebanyak 840 orang (1,3 per

1000 penduduk) dan suspect benjolan (tumor) payudara 1.682 orang (2,6 per 1000

penduduk).

Terdapat banyak hal yang dapat mempengaruhi rendahnya capaian deteksi dini

kanker leher rahim dan payudara. Mulai dari masih rendahnya kesadaran dan pengetahuan

masyarakat mengenai penyakit kanker, ketakutan para wanita terhadap pemeriksaan, belum

adanya program deteksi dini massal yang terorganisasi secara maksimal, sulitnya suami

untuk mengizinkan istrinya menjalani pemeriksaan, serta faktor sosial kultur di masyarakat,

seperti mitos ataupun kepercayaan terhadap pengobatan tradisional yang belum terbukti

secara ilmiah.

Dari hasil pemeriksaan leher rahim dan payudara di Puskesmas Kota Blitar tahun

2017 pada 877 perempuan usia 30-50 tahun ditemukan 1 kasus IVA positif.

Grafik 3.16 Cakupan Deteksi Dini Kanker Leher Rahim dan Kanker Payudara

di Kota Blitar Tahun 2017

359

00

296

1 0

222

0 0

877

0 0

0

100

200

300

400

500

600

700

800

900

Sukorejo Kepanjenkidul Sananwetan Kota

Jumlah yang Diperiksa IVA Positif Tumor/Benjolan

Sumber : Seksi P2PTM dan Keswa, Dinas Kesehatan Kota Blitar

Page 43: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

35

3.3.5 Kelurahan yang terkena KLB dan Ditangani <24 jam

Kejadian Luar Biasa adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan atau

kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu daerah dalam kurun waktu

tertentu.

Pada tahun 2017 telah terjadi KLB difteri di Kota Blitar sebanyak 6 penderita dengan

jumlah penduduk terancam untuk difteri sebesar 1.054 jiwa.

Grafik 3.17 Jumlah Kejadian Luar Biasa (KLB) di Kelurahan yang ditangani < 24 Jam

Menurut Kecamatan di Kota Blitar Tahun 2017

81 23

81 3 2

0

20

40

60

80

100

120

Sananwetan Sukorejo Kepanjenkidul Kota

Jumlah Kasus Kasus Ditangani <24 Jam

Sumber: Seksi Surveilans dan Imunisasi, Dinas Kesehatan Kota Blitar

Page 44: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

36

Untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, perlu dilakukan upaya pelayanan

kesehatan yang melibatkan masyarakat sebagai individu dan masyarakat sebagai bagian dari

kelompok atau komunitas. Upaya kesehatan mencakup upaya-upaya pelayanan kesehatan,

promosi kesehatan, pemeliharaan kesehatan, pemberantasan penyakit menular, pengendalian

penyakit tidak menular, penyehatan lingkungan dan penyediaan sanitasi dasar, perbaikan

gizi masyarakat, pengamanan sediaan farmasi dan alat kesehatan, penanggulangan bencana

dan sebagainya. Upaya kesehatan di Kota Blitar tergambar dalam uraian di bawah ini:

4.1 PELAYANAN KESEHATAN DASAR

Upaya pelayanan kesehatan dasar merupakan langkah awal dalam memberikan

pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Dengan pelayanan kesehatan dasar yang cepat,

tepat dan efektif diharapkan dapat mengatasi sebagian masalah kesehatan masyarakat. Pada

uraian berikut dijelaskan jenis pelayanan kesehatan dasar yang diselenggarakan di sarana

pelayanan kesehatan.

4.1.1 Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak

Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan mengamanatkan bahwa

upaya kesehatan ibu ditujukan untuk menjaga kesehatan ibu sehingga mampu melahirkan

generasi yang sehat dan berkualitas, serta dapat mengurangi angka kematian ibu sebagai

salah satu indikator Renstra dan SDGs. Upaya kesehatan ibu sebagaimana dimaksud pada

Undang-Undang tersebut meliputi upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.

Kegiatan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) merupakan kegiatan prioritas mengingat

terdapat indikator dampak, yaitu Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi

(AKB) yang merupakan indikator keberhasilan pembangunan daerah, khususnya

pembangunan kesehatan. Indikator ini juga digunakan sebagai salah satu pertimbangan

dalam menentukan Indeks Pembangunan Manusia (IPM).

Kondisi pertumbuhan anak sudah mulai ditentukan sejak di dalam kandungan ibu,

sehingga perlu ada upaya pemantauan yang teratur guna mencegah kondisi yang tidak

diinginkan baik selama masa kehamilan, persalinan dan nifas. Kondisi yang tidak dinginkan

dapat berdampak kematian pada ibu dan anak. Oleh karena itu dilakukan beberapa jenis

pelayanan yang diberikan.

BAB 4

SITUASI UPAYA KESEHATAN

PENUTUP

Page 45: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

37

Untuk melihat kinerja kesehatan ibu dan anak, maka perlu untuk melihat secara

keseluruhan indikator kesehatan ibu dan anak, yaitu:

a. Pelayanan Antenatal (Antenatal Care/ANC)

Pelayanan Antenatal (ANC) adalah pelayanan kesehatan yang diberikan oleh tenaga

kesehatan profesional sebagai contoh dokter spesialis kandungan dan kebidanan, dokter

umum, bidan dan perawat. Pelayanan kesehatan yang diberikan antara lain mengukur berat

badan dan tekanan darah, pemeriksaan tinggi fundus uteri, imunisasi tetanus toxoid (TT)

serta pemberian tablet besi kepada ibu hamil selama kehamilan sesuai pedoman pelayanan

antenatal. Hasil pelayanan antenatal dapat dilihat melalui cakupan pelayanan K1 dan K4.

Cakupan kunjungan K1 adalah Cakupan ibu hamil yang mendapatkan pelayanan

antenatal sesuai standar yang pertama kali pada masa kehamilan di satu wilayah kerja pada

kurun waktu tertentu. Sedangkan cakupan kunjungan K4 adalah ibu hamil yang

mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar paling sedikit empat kali, dengan distribusi

pemberian pelayanan yang dianjurkan adalah minimal satu kali pada triwulan pertama, satu

kali pada triwulan kedua dan dua kali pada triwulan ketiga umur kehamilan. Pelayanan yang

mencakup minimal : (1) Timbang badan dan ukur tinggi badan, (2) Ukur tekanan darah, (3)

Nilai status gizi (ukur lingan lengan atas), (4) (ukur) tinggi fundus uteri, (5) Tentukan

presentasi janin & denyut jantung janin(DJJ), (6) Skrining status imunisasi tetanus (dan

pemberian Tetanus Toksoid), (7) Pemberian tablet besi (90 tablet selama kehamilan), (8)

Test laboratorium sederhana (Hb, Protein urin) dan atau berdasarkan indikasi (HbsAg,

Sifilis, HIV, Malaria, TBC), (9) Tata laksana kasus, (10) temu wicara (pemberian

komunikasi interpersonal) dan konseling.

Cakupan kunjungan ibu hamil K1 pada tahun 2017 adalah 90,8% apabila

dibandingkan capaian pada tahun 2016 adalah 95,3% maka ada penurunan capaian. Cakupan

kunjungan ibu hamil K4 pada tahun 2017 sebesar 83,8%, sedangkan pada tahun 2016 adalah

84,2%. Dari ketiga UPTD Puskesmas Kecamatan yang ada di Kota Blitar, UPTD Puskesmas

Kecamatan Sananwetan yang paling tinggi tingkat pencapaiannya.

Apabila melihat target pelayanan kesehatan ibu hamil SPM nasional tahun 2017

sebesar 100%, maka hasil capaian saat ini belum mendekati target nasional. Hal ini

dikarenakan data ibu hamil yang melakukan ANC di pelayanan kesehatan swasta belum bisa

terakses oleh bidan wilayah sehingga mempengaruhi capaian K1 dan K4. Oleh karena itu

diperlukan pemantauan pelaporan secara rutin terutama klinik persalinan, dokter swasta dan

pelayanan kesehatan lainnya, dan dengan adanya dana Jaminan Kesehatan diharapkan dapat

memudahkan masyarakat untuk mengakses sarana kesehatan.

Page 46: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

38

Cakupan K1 dan K4 per Kecamatan dapat dilihat pada grafik berikut:

Grafik 4.1 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil Menurut Kecamatan

di Kota Blitar Tahun 2017

90,785,5 86

73,8

94,590

90,883,8

0

20

40

60

80

100

Sukorejo Kepanjenkidul Sananwetan Kota

K1 K4

Sumber: Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi, Dinas Kesehatan Kota Blitar

Grafik 4.2 Perkembangan Persentase Cakupan Pelayanan Ibu Hamil K1

di Kota Blitar Tahun 2013 – 2017

81,387,96 91,25 95,3

90,8

0102030405060708090

100

2013 2014 2015 2016 2017

K1

Sumber: Seksi Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi, Dinas Kesehatan Kota Blitar

Page 47: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

39

Grafik 4.3 Perkembangan Persentase Cakupan Pelayanan Ibu Hamil K4

di Kota Blitar Tahun 2013 – 2017

83,884,2

78,59

85,5671,41

0102030405060708090

100

2013 2014 2015 2016 2017

K4

Sumber: Seksi Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi, Dinas Kesehatan Kota Blitar

Akan tetapi yang menimbulkan masalah adalah masih adanya kesenjangan antara

cakupan kunjungan K1 dan cakupan kunjungan K4. Berikut ini gambaran kesenjangan

kunjungan K1 dan K4 selama 5 tahun terakhir:

Grafik 4.4 Jumlah Kunjungan K1 dan K4

di Kota Blitar Tahun 2013 – 2017

21212280 2211 2296 2170

18632037 2073 2030 2003

0200400600800

10001200140016001800200022002400

2013 2014 2015 2016 2017

K1 K4

Sumber: Seksi Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi, Dinas Kesehatan Kota Blitar

Kesenjangan cakupan kunjungan K1 dan K4 menggambarkan banyak ibu hamil

melakukan kunjungan antenatal pertama kali ke sarana kesehatan akan tetapi tidak

dilanjutkan pada kunjungan ke-4 atau pada triwulan ke-3, sehingga dikhawatirkan terlepas

dari pemantauan petugas kesehatan. Hal ini yang menyebabkan petugas kesehatan tidak

dapat mencegah kondisi yang seharusnya dapat dicegah, sebagai contoh kematian ibu

Page 48: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

40

bersalin yang tidak perlu terjadi apabila kondisi kehamilannya terpantau sebelumnya.

Namun kesenjangan K1 dan K4 masih pada batas toleransi yang diperkenankan yaitu ±10%,

dikarenakan kemungkinan mutasi penduduk. Atau bisa juga dikarenakan kunjungan ke 4 ibu

hamil dilakukan pada tahun berikutnya.

b. Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan (Linakes)

Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan adalah cakupan ibu bersalin

yang mendapat pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi

kebidanan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.

Grafik 4.5 Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan

Menurut Kecamatan Tahun 2017

86,181

96,288,4

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Sukorejo Kepanjenkidul Sananwetan Kota

Sumber: Seksi Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi, Dinas Kesehatan Kota Blitar

Target SPM untuk Cakupan Pelayanan Ibu Bersalin tahun 2017 sebesar 100%. Pada

tahun 2017 capaian cakupan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan adalah 88,4%,

sedangkan capaian pada tahun 2016 Kota Blitar adalah 92,0%. Kesenjangan antara capaian

K4 dan capaian cakupan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan bisa terjadi

diantaranya karena perbedaan ibu hamil mendapatkan tempat pelayanan kesehatan, dan

beberapa Rumah Sakit belum melaporkan cakupan pelayanan ibu hamil, bersalin dan nifas

secara tertib serta tepat waktu. Diharapkan kedepan seluruh pertolongan persalinan

dilakukan oleh tenaga kesehatan sehingga dapat mengurangi resiko akibat persalinan.

Berikut ini gambaran peningkatan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dalam

kurun waktu 5 tahun terakhir.

Page 49: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

41

Grafik 4.6 Persentase Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan

di Kota Blitar Tahun 2013 – 2017

88,49289,1187,2781,53

0

20

40

60

80

100

2013 2014 2015 2016 2017

Linakes

Sumber: Seksi Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi, Dinas Kesehatan Kota Blitar

c. Pelayanan Nifas

Pelayanan nifas sesuai standar adalah pelayanan kepada ibu nifas sedikitnya 3 kali,

(kunjungan nifas ke-1) pada 6 jam pasca persalinan s.d 3 hari, kunjungan nifas ke-2 hari ke-

4 sampai dengan hari ke 28 setelah persalinan, kunjungan nifas ke-3 hari ke-29 sampai

dengan hari ke-42 setelah persalinan termasuk pemberian vitamin A sejumlah 2 kali serta

persiapan dan/atau pemasangan KB pasca persalinan. Target daerah untuk cakupan

pelayanan nifas tahun 2017 sebesar 95% masih belum dapat terlampaui, dengan capaian

cakupan pelayanan nifas sejumlah 83,9%, menurun jika dibandingkan dengan tahun 2016

sejumlah 90,7%. Berikut ini gambaran cakupan pelayanan nifas di setiap kecamatan Kota

Blitar.

Grafik 4.7 Cakupan Pelayanan Ibu Nifas Menurut Kecamatan

di Kota Blitar Tahun 2017

85,1 86,1276,7

86,71 88,4 88,9483,9 87,34

0

20

40

60

80

100

Sukorejo Kepanjenkidul Sananwetan Kota

Cakupan Pelayanan Nifas Cakupan Bufas dapat Vit A

Sumber: Seksi Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi, Dinas Kesehatan Kota Blitar

Page 50: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

42

d. Ibu Hamil dengan Risti/Komplikasi Kebidanan yang ditangani

Yang dimaksud dengan komplikasi kebidanan adalah kesakitan pada ibu hamil, ibu

bersalin, ibu nifas yang dapat mengancam jiwa ibu dan/atau bayi. Sedangkan komplikasi

kebidanan yang ditangani adalah ibu hamil, bersalin dan nifas dengan komplikasi yang

mendapatkan pelayanan sesuai standar pada tingkat pelayanan dasar dan rujukan (Polindes,

Puskesmas, Puskesmas PONED, Rumah bersalin, RSIA/RSB, RSU, RSU PONEK).

Pada tahun 2017 di Kota Blitar cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani

sebesar 85,95%, meningkat jika dibandingkan dengan capaian pada tahun 2016 sebesar

80,71%, dan ini belum mencapai target daerah sebesar 80%.

Grafik 4.8 Perkembangan Cakupan Komplikasi Kebidanan Ditangani

Kota Blitar Tahun 2013 – 2017

85,95

80,7168,3

95,996,21

0

20

40

60

80

100

120

2013 2014 2015 2016 2017

Cakupan Komplikasi Kebidanan Ditangani

Sumber: Seksi Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi, Dinas Kesehatan Kota Blitar

Diharapkan segala bentuk komplikasi kebidanan dapat ditangani oleh tenaga

kesehatan yang berkompeten agar dapat mengurangi resiko meninggal dunia sehingga dapat

menekan AKI (Angka Kematian Ibu).

e. Pelayanan Kesehatan Neonatus

Dalam upaya mengurangi resiko pada neonatus karena kondisi bayi kurang dari 1

bulan sangat rentan, maka perlu adanya pelayanan neonatus. Yang dimaksud pelayanan

kesehatan neonatal dasar meliputi IMD (Inisiasi Menyusu Dini), ASI Ekslusif, pencegahan

infeksi berupa perawatan mata, tali pusat, pemberian vitamin K1 injeksi bila tidak diberikan

pada saat lahir, pemberian imunisasi hepatitis B-0 bila tidak diberikan pada saat lahir, dan

manajemen terpadu bayi muda. Dilakukan sesuai standar sedikitnya 3 kali, pada 6-24 jam

setelah lahir, pada 3-7 hari dan pada ≤28 hari setelah lahir yang dilakukan di fasilitas

Page 51: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

43

kesehatan maupun kunjungan rumah. Berikut ini jumlah kunjungan KN lengkap di tiap-tiap

kecamatan di Kota Blitar tahun 2017.

Grafik 4.9 Cakupan KN Lengkap menurut Kecamatan

di Kota Blitar Tahun 2017

Sumber: Seksi Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi, Dinas Kesehatan Kota Blitar

Grafik 4.10 Perkembangan Persentase Cakupan KN Lengkap menurut Kecamatan

Kota Blitar Tahun 2013 – 2017

88,882,3691,1 90,51 93,2

0

20

40

60

80

100

2013 2014 2015 2016 2017

Cakupan KN Lengkap

Sumber : Seksi Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi, Dinas Kesehatan Kota Blitar

f. Neonatal dengan Risti/Komplikasi yang Ditangani

Neonatus komplikasi adalah kondisi neonatus dengan penyakit dan kelainan yang

dapat menyebabkan kesakitan, kecacatan, dan kematian. Neonatus dengan komplikasi

seperti asfiksia, ikterus, hipotermia, tetanus neonatorum, infeksi/sepsis, trauma lahir, BBLR

Page 52: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

44

(berat badan lahir rendah <2500 gram), sindroma gangguan pernafasan, kelainan kongenital.

Sedangkan yang dimaksud dengan neonatus dengan komplikasi yang ditangani adalah

neonatus komplikasi yang mendapat pelayanan oleh tenaga kesehatan yang terlatih, dokter,

dan bidan di sarana pelayanan kesehatan.

Pada tahun 2017 di Kota Blitar cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani

mencapai 81,9%, sedangkan pada tahun 2016 sebesar 84,3%. Hal ini berarti sudah

memenuhi target daerah untuk cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani tahun

2017 sebesar 80%. Dengan tertanganinya kasus neonatus komplikasi oleh tenaga kesehatan

yang berkompeten diharapkan dapat menekan resiko kesakitan, kecacatan dan kematian

pada neonatus.

Grafik 4.11 Cakupan Neonatal Komplikasi Ditangani Menurut Kecamatan

di Kota Blitar Tahun 2017

79,4

104

66,9

81,9

0

20

40

60

80

100

120

Sukorejo Kepanjenkidul Sananwetan Kota

Komplikasi Ditangani

Sumber: Seksi Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi, Dinas Kesehatan Kota Blitar

Grafik 4.12 Perkembangan Persentase Cakupan Neonatal Komplikasi Ditangani

Kota Blitar Tahun 2013 – 2017

81,9

84,3

80,19

84,5983,94

77

78

79

80

81

82

83

84

85

2013 2014 2015 2016 2017

Komplikasi Ditangani

Sumber: Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi, Dinas Kesehatan Kota Blitar

Page 53: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

45

g. Pelayanan Kesehatan Bayi

Yang dimaksud dengan Pelayanan Kesehatan Bayi adalah kunjungan bayi umur 29

hari sampai dengan 11 bulan di sarana pelayanan kesehatan (Polindes, Pustu, Puskesmas,

Rumah Bersalin dan Rumah Sakit) maupun di rumah, Posyandu, Tempat Penitipan Anak,

Panti Asuhan dan sebagainya melalui kunjungan petugas. Setiap bayi memperoleh

pelayanan kesehatan minimal 4 kali yaitu satu kali pada umur 29 hari-3 bulan, 1 kali pada

umur 3-6 bulan, 1 kali pada umur 6-9 bulan, dan 1 kali pada umur 9-11 bulan. Pelayanan

Kesehatan tersebut meliputi pemberian imunisasi dasar (BCG, DPT/HB-Hib 1-3, Polio 1-4,

Campak), stimulasi deteksi intervensi dini tumbuh kembang (SDIDTK) bayi dan

penyuluhan perawatan kesehatan bayi. Penyuluhan perawatan kesehatan bayi meliputi:

konseling ASI Eksklusif, pemberian Makanan Pendamping ASI sejak usia 6 bulan,

perawatan dan tanda bahaya bayi sakit (sesuai MTBS), pemantauan pertumbuhan dan

pemberian vitamin A kapsul biru pada usia 6 – 11 bulan.

Grafik 4.13 Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi menurut Kecamatan

di Kota Blitar Tahun 2017

83,8 86,579,4 82,9

0102030405060708090

100

Sukorejo Kepanjenkidul Sananwetan Kota

Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi

Sumber: Seksi Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi, Dinas Kesehatan Kota Blitar

Pentingnya pemberian pelayanan kesehatan pada bayi diharapkan dapat menekan

laju Angka Kematian Bayi (AKB) di Kota Blitar, serta untuk memantau tumbuh kembang

bayi sehingga dapat meningkatkan kualitas kesehatan bayi. Berikut ini gambaran cakupan

kunjungan bayi selama 5 tahun terakhir.

Page 54: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

46

Grafik 4.14 Persentase Pelayanan Kesehatan Bayi

Kota Blitar Tahun 2013 – 2017

82,982,4

71,27

80,9582,4

60

80

100

2013 2014 2015 2016 2017

Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi

Sumber: Seksi Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi, Dinas Kesehatan Kota Blitar

Pada tahun 2017 cakupan kunjungan bayi/pelayanan kesehatan bayi (82,4%)

meningkat dari tahun 2016 (82.4%). Pelayanan bayi memiliki beberapa indikator yang harus

dipenuhi, sehingga bila salah satu indikator tidak tercapai atau terlayani, maka pelayanan

tersebut belum bisa tercatat sebagai pelayanan bayi paripurna. Oleh karena itu, hal tersebut

perlu mendapatkan perhatian lebih mengingat bayi merupakan usia rentan terhadap

penyakit, dan pelayanan kesehatan merupakan salah satu upaya untuk mencegah dan

mengurangi penurunan kualitas pertumbuhan bayi.

4.1.2 Pelayanan Keluarga Berencana (KB)

Awal gerakan Keluarga Berencana di Indonesia pada tanggal 23 Desember 1957

dibentuk Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia yang dipelopori oleh Dokter dan

tokoh perempuan yang bercita-cita untuk menyelematkan jiwa kaum ibu yang sering

mengalami berbagai gangguan kesehatan sampai meninggal, karena terlalu sering

melahirkan dalam jarak amat dekat. Baru pada tahun 1971 gerakan KB secara resmi diambil

alih pemerintah dengan dibentuknya Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional

(BKKBN) yang bertujuan menurunkan laju pertumbuhan penduduk. (Sumber: Kompas,

Sabtu 19 Januari 2008 oleh Kartono Mohamad).

Yang menjadi prioritas sasaran program pelayanan KB adalah wanita usia subur dan

pasangannya (PUS) dikarenakan wanita usia subur memiliki peran penting terjadinya

kehamilan sehingga memiliki peluang lebih tinggi untuk melahirkan.

Jumlah PUS di Kota Blitar pada tahun 2065 sebesar 23.799 orang. Dari jumlah PUS

yang ada sebesar 869 orang (3,7%) merupakan peserta KB baru dan yang menjadi peserta

KB aktif sebesar 18.363 orang (77,2%). Pada peserta KB aktif untuk metode kontrasepsi

Page 55: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

47

jangka panjang (MKJP) kontrasepsi yang paling banyak dipilih adalah IUD sebesar 31,9%,

sedangkan untuk non MKJP kontrasepsi yang banyak dipilih adalah suntik sebesar 36,9%.

Berikut ini gambaran pemilihan kontrasepsi baik MKJP dan non MKJP bagi peserta KB

aktif.

Grafik 4.15 Cakupan Peserta KB Aktif dan Baru

Menurut Kecamatan di Kota Blitar Tahun 2017

73,1

1,3

75,3

6,1

82,6

4

77,2

3,7

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Sukorejo Kepanjenkidul Sananwetan KotaCakupan Peserta KB Aktif Cakupan Peserta KB Baru

Sumber: Seksi Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi, Dinas Kesehatan Kota Blitar

Grafik 4.16 Proporsi Peserta KB Aktif Menurut Jenis Kontrasepsi

Di Kota Blitar Tahun 2017

5859

250 195

1550

6771

2845

893

0

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

IUD MOP MOW Implan Suntik Pil Kondom Lainnya

Jumlah Peserta

Sumber: Seksi Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi, Dinas Kesehatan Kota Blitar

Page 56: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

48

4.1.3 Pelayanan Imunisasi

Pelayanan imunisasi merupakan bagian dari upaya pencegahan dan pemutusan mata

rantai penularan pada Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I). Indikator

yang digunakan untuk menilai program imunisasi adalah angka UCI (Universal Child

Immunization). Pada awalnya UCI dijabarkan sebagai tercapainya cakupan imunisasi

lengkap minimal 80% untuk tiga jenis antigen yaitu DPT/HB-Hib3, Polio dan Campak.

Namun sejak tahun 2003 indikator perhitungan UCI sudah mencakup semua jenis antigen,

yakni BCG satu kali, DPT tiga kali, HB tiga kali, Polio empat kali dan Campak satu kali.

Adapun sasaran program imunisasi adalah bayi (0-11 bulan), ibu hamil, Wanita Usia Subur

(WUS) dan murid SD. Upaya peningkatan kualitas imunisasi dilaksanakan melalui

kampanye, peningkatan skill petugas imunisasi, kualitas penyimpanan vaksin dan sweeping

sasaran.

Cakupan kelurahan UCI di Kota Blitar pada tahun 2017 masih sama dengan tahaun

2016 yaitu sebesar 57,14%. Masalah yang ditemui adalah jumlah bayi riil yang lebih rendah

daripada jumlah bayi berdasarkan proyeksi penduduk, target capaian berubah dari 80%

Imundaskap menjadi 91%, Kriteria disebut UCI bertambah yaitu masuknya Imunisasi HB 0-

7 menjadi salah satu kriteria UCI, dan masih kurangnya pemahaman konsep wilayah oleh

bidan wilayah sehingga mempengaruhi cakupan UCI. Sebagai salah satu upaya untuk

memperbaiki capaian UCI adalah dengan melakukan pembimbingan dan monitoring pada

tiap kelurahan terutama pada petugas yang baru dan penyesuaian target sesuai dengan riil di

lapangan. Adapun trend capaian kelurahan UCI 5 tahun terakhir disajikan pada gambar

berikut ini.

Grafik 4.17 Persentase Desa/Kelurahan UCI

di Kota Blitar Tahun 2013 – 2017

57,1457,1452,38

90,48

100

0102030405060708090

100

2013 2014 2015 2016 2017Cakupan Kelurahan UCI

Sumber: Seksi Surveilans dan Imunisasi, Dinas Kesehatan Kota Blitar

Page 57: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

49

Sedangkan gambaran pelaksanaan imunisasi dasar lengkap pada bayi disajikan pada

grafik berikut:

Grafik 4.18 Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap Pada Bayi Menurut Kecamatan

di Kota Blitar Tahun 2017

92,483,94

91,98 89,8

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Sukorejo Kepanjenkidul Sananwetan KotaCakupan Imunisasi Dasar Lengkap

Sumber: Seksi Surveilans dan Imunisasi, Dinas Kesehatan Kota Blitar

4.1.4 Pelayanan Kesehatan Anak Balita, Prasekolah, dan Sekolah

Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan setiap anak usia 12-59 bulan

dilaksanakan melalui pelayanan SDIDTK minimal 2 kali pertahun (setiap 6 bulan) dan

tercatat pada Kohort Anak Balita dan Prasekolah atau pencatatan pelaporan lainnya.

Pelayanan SDIDTK dilaksanakan oleh tenaga kesehatan, ahli gizi, penyuluh kesehatan

masyarakat dan petugas sektor lain yang dalam menjalankan tugasnya melakukan stimulasi

dan deteksi dini penyimpangan tumbuh kembang anak.

Pada tahun 2017 jumlah anak balita yang mendapatkan pelayanan kesehatan minimal

delapan kali sejumlah 5.664 anak atau 66,2% dari jumlah sasaran anak balita. Capaian ini

belum memenuhi target daerah pada tahun 2017 sebesar 90%. Pelayanan anak balita

memiliki beberapa indikator yang harus dipenuhi, sehingga bila salah satu indikator tidak

tercapai atau terlayani, maka pelayanan kesehatan anak balita belum bisa tercatat sebagai

pelayanan anak balita paripurna. Diharapkan untuk kedepannya ada peningkatan jumlah

anak balita yang mendapatkan pelayanan, tidak hanya mengembangkan inovasi dari sisi

petugas akan tetapi juga meningkatkan peran aktif masyarakat untuk peduli terhadap tumbuh

kembang anak balitanya.

Page 58: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

50

Grafik 4.19 Cakupan Pelayanan Anak Balita

di Kota Blitar Tahun 2013 – 2017

68,8 66,281,58

60,3765,76

0102030405060708090

100

2013 2014 2015 2016 2017Cakupan Pelayanan Anak Balita

Sumber: Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi, Dinas Kesehatan Kota Blitar

Yang dimaksud dengan cakupan penjaringan siswa SD dan setingkat adalah

pemeriksaan kesehatan umum, kesehatan gigi dan mulut siswa SD dan setingkat melalui

penjaringan kesehatan terhadap murid kelas 1 SD dan Madrasah Ibtidaiyah yang

dilaksanakan oleh tenaga kesehatan bersama tenaga kesehatan terlatih (guru dan dokter

kecil) di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Pada tahun 2016 cakupan

penjaringan siswa kelas 1 SD dan setingkat sebesar 100%, artinya semua siswa kelas 1 SD

dan setingkat mendapat pelayanan kesehatan berupa pemeriksaan kesehatan dasar pada awal

masuk SD.

4.1.5 Pelayanan Kesehatan Usila (Usia Lanjut)

Pelayanan usia lanjut adalah Pelayanan kesehatan sesuai standar yang ada pada

pedoman pada usia lanjut (60 tahun ke atas), di satu wilayah kerja pada kurun waktu

tertentu. Hal ini merupakan salah satu upaya preventif dan promotif kepada masyarakat usia

lanjut untuk menjaga kebugaran dan kesehatannya, dikarenakan pada usia lanjut merupakan

usia rentan penyakit terutama penyakit degeneratif. Pada tahun 2017 cakupan pelayanan

kesehatan prausila dan usila mencapai 67,27%. Berikut ini gambaran peningkatan cakupan

pelayanan kesehatan usila selama 5 tahun terakhir.

Page 59: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

51

Grafik 4.20 Cakupan Pelayanan Kesehatan Usila

di Kota Blitar Tahun 2013 – 2017

67,27

90,19

80,781,26

70,43

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

2013 2014 2015 2016 2017

Cakupan Pelayanan Kesehatan

Sumber : Seksi Kes ARU dan Gizi Masyarakat, Dinas Kesehatan Kota Blitar

Pada grafik diatas terlihat adanya sedikit penurunan cakupan pelayanan kesehatan

pada usila, diharapkan untuk kedepannya Posyandu Lansia dapat lebih optimal dalam

memberikan pelayanan kesehatan dan juga masyarakat usila dapat lebih aktif untuk

memeriksakan diri ke Posyandu Lansia disamping pelayanan kesehatan di Puskesmas dan

Puskesmas Pembantu.

Gambar 4.1 Kegiatan Tes Kebugaran Usila

4.1.6 Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut

Menanamkan kebiasaan menjaga kesehatan gigi dan mulut sejak dini sangatlah

penting, hal ini dikarenakan kesehatan gigi dan mulut berdampak pada pertumbuhan dan

perkembangan anak. Upaya promotif dan preventif perlu selalu digalakkan mengingat pola

pikir masyarakat kita masih mengganggap permasalahan kesehatan gigi bukan termasuk

Page 60: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

52

permasalahan kesehatan yang sifatnya penting. Pada tahun 2017 telah dilakukan

pemeriksaan gigi dan mulut pada siswa SD dan setingkat sejumlah 5.223 anak atau 28,0%

dari jumlah siswa SD dan setingkat di Kota Blitar.

Grafik 4.21 Jumlah Murid SD/MI yang Mendapat Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut

Menurut Kecamatan di Kota Blitar Tahun 2017

809

2178 22365223

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

1800

2000

2200

2400

2600

Sukorejo SananwetanMurid SD/MI diperiksa

Sumber: Seksi Kesga dan Kespro, Dinas Kesehatan Kota Blitar

4.1.7 Kunjungan Pelayanan Kesehatan Dasar

Sebagian besar sarana pelayanan di Puskesmas dipersiapkan untuk memberikan

pelayanan kesehatan dasar bagi penderita melalui pelayanan rawat jalan dan rawat inap bagi

Puskesmas dengan tempat tidur (Puskesmas Perawatan). Sementara rumah sakit yang

dilengkapi dengan berbagai fasilitas merupakan sarana rujukan bagi Puskesmas terhadap

kasus-kasus yang membutuhkan penanganan lebih lanjut melalui perawatan rawat inap,

disamping tetap menyediakan pelayanan rawat jalan bagi masyarakat yang langsung datang

ke Rumah Sakit.

Angka Perbandingan pemanfaatan Puskesmas oleh masyarakat dalam mencari

pertolongan kesehatan pada 5 tahun terakhir terlihat pada grafik di bawah ini.

Page 61: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

53

Grafik 4.22 Jumlah Kunjungan Rawat Jalan dan Rawat Inap di Puskesmas

di Kota Blitar Tahun 2013 – 2017

216547

1314

185498

1124

216151

1662

223147

1745

239847

915

0

50000

100000

150000

200000

250000

2013 2014 2015 2016 2017

Kunjungan Rawat Jalan Kunjungan Rawat Inap

Sumber : Seksi Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Blitar

Berdasarkan angka di atas, menyebutkan bahwa terjadi kenaikan kunjungan rawat

jalan tetapi rawat inap menurun di Puskesmas dari tahun 2016 ke 2017. Hal ini

menunjukkan bahwa Dinas Kesehatan dan Puskesmas dalam melakukan upaya promosi dan

preventif kesehatan belum berhasil secara maksimal. Selain hal tersebut, Puskesmas

diharapkan semakin berusaha memberikan pelayanan yang berkualitas, antara lain dengan

memenuhi standar input, proses maupun output. Standar input yang harus ada di Puskesmas

adalah SDM yang mempunyai kompetensi, sarana prasarana yang memenuhi standar serta

sistem manajemen yang memenuhi standar. Sedangkan standar proses adalah setiap

pelayanan harus mempunyai SOP di masing-masing pelayanan. Standar outputnya adalah

hasil capaian kinerja dari 6 (enam) upaya pokok dan upaya pengembangan. Hal tersebut

dapat memberikan kepercayaan bagi masyarakat untuk berkunjung ke Puskesmas.

4.2 AKSES DAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN

4.2.1 Pelayanan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan

Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan bagian dari Sistem Jaminan Sosial

Nasional (SJSN) yang diselenggarakan dengan menggunakan mekanisme asuransi kesehatan

sosial yang bersifat wajib (mandatory) berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004

tentang SJSN (Sistem Jaminan Sosial Nasional/suatu tata cara penyelenggaraan program

jaminan social) oleh beberapa badan penyelenggara jaminan sosial dengan tujuan untuk

memenuhi kebutuhan dasar kesehatan masyarakat yang layak yang diberikan kepada setiap

orang yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh Pemerintah.

Page 62: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

54

Tahun 2019 mendatang, ditargetkan 100% penduduk Indonesia sudah menjadi

peserta JKN/KIS, sehingga universal health coverage (UHC) diharapkan dapat tercapai.

Dari data yang masuk ke Dinas Kesehatan Kota Blitar diketahui bahwa Penduduk

yang menerima bantuan iuran APBN sebesar 27.268 jiwa, yang ter cover PBI-APBD

sebesar 13.359.

4.2.2. Pelayanan Kesehatan Jiwa

Gubernur Jawa Timur telah mencanangkan Jawa Timur Bebas Pasung 2015,

sedangkan di Kota Blitar masih ditemukan enam (6) orang yang masih dipasung sejak tahun

2016. Upaya yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan dalam pelayanan kesehatan jiwa adalah

dengan dibentuknya Tim Pengendali Kesehatan Jiwa Masyarakat dengan beranggotakan

lintas sektor yang di SK-kan oleh Walikota Blitar.

Gambar 4.2 Pembinaan Babinsa Penanganan Bebas Pasung

Page 63: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

55

Gambar 4.3 Pemeriksaan Penderita Gangguan Jiwa

Berikut ini merupakan gambaran kunjungan gangguan jiwa di Puskesmas Kota

Blitar Tahun 2017:

Grafik 4.23 Kunjungan Gangguan Jiwa menurut Kecamatan

di Kota Blitar Tahun 2017

763

12271033

196

3219

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

1800

Sukorejo Kepanjenkidul Sananwetan Unit Lain Kota

Kunjungan Gangguan Jiwa

Sumber : Seksi Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Blitar

Page 64: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

56

4.2.3 Kinerja Pelayanan Rumah Sakit

Pada tahun 2017, Rumah Sakit di Kota Blitar rata-rata masih dalam standar

kementrian Kesehatan RI. Berbeda pada nilai Bed Occupancy Rate (BOR) Kota Blitar

sebesar 57,35% dan rata-rata lama hari perawatan/Length Of Stay (LOS) Kota Blitar sebesar

3,75 hari masih di bawah standar nasional.

Berikut adalah nilai indikator pemakaian tempat tidur dari rumah sakit di Kota Blitar.

Tabel 4.1 Nilai Indikator Kinerja Pelayanan Rumah Sakit

Di Kota Blitar Tahun 2013 – 2017

Indikator 2013 2014 2015 2016 2017 Standar Kementerian

Kesehatan RI

BOR 67,5% 65,6% 57,35% 63,4% 57,9% 60-85%

TOI 2 1,8 2,36 2,4 2,8 1-3 hari

LOS 4,2 3,6 3,5 3,82 3,75 6-9 hari

NDR 24 24 33 27 23 Kurang dari 25/1000

penderita keluar

GDR 48 49 45 54 32 Tidak lebih dari 45/1000

penderita keluar

Sumber : Seksi Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Blitar

Jumlah kunjungan pasien rawat jalan mengalami kenaikan sebesar 17.801 jiwa dari

238.956 jiwa pada tahun 2016 menjadi 256.757 jiwa pada tahun 2017. Sedangkan

kunjungan pasien rawat inap mengalami penurunan 1.938 jiwa dari 37.773 jiwa pada tahun

2016 menjadi 35.835 jiwa pada tahun 2017.

Grafik 4.24 Jumlah Kunjungan Rawat Jalan dan Rawat Inap di Rumah Sakit

di Kota Blitar Tahun 2013 – 2017

195819

35412

192012

37267

229898

37722

238956

37773

256757

35835

0

50000

100000

150000

200000

250000

300000

2013 2014 2015 2016 2017

Kunjungan Rawat Jalan Kunjungan Rawat Inap

Sumber : Seksi Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Blitar

Page 65: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

57

4.3 PERILAKU HIDUP MASYARAKAT

Banyak penyakit yang muncul juga disebabkan karena perilaku yang tidak sehat.

Perubahan perilaku tidak mudah untuk dilakukan, namun mutlak diperlukan untuk

meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Untuk itu, upaya promosi kesehatan harus terus

dilakukan agar masyarakat berperilaku hidup bersih dan sehat. Penerapan perilaku hidup

bersih dan sehat harus dimulai dari unit terkecil masyarakat yaitu rumah tangga.

Rumah Tangga ber-PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) adalah Rumah tangga

yang seluruh anggotanya berperilaku hidup bersih dan sehat, yang meliputi 10 indikator.

Sepuluh indikator tersebut adalah:

1. Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan;

2. Bayi diberi ASI eksklusif;

3. Balita ditimbang setiap bulan;

4. Menggunakan air bersih;

5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun;

6. Menggunakan jamban sehat;

7. Memberantas jentik di rumah sekali seminggu;

8. Makan sayur dan buah setiap hari;

9. Melakukan aktivitas fisik setiap hari; dan

10. Tidak merokok di dalam rumah.

Apabila dalam Rumah Tangga tersebut tidak ada ibu yang melahirkan, tidak ada bayi dan

tidak ada balita, maka pengertian Rumah Tangga ber-PHBS adalah rumah tangga yang

memenuhi 7 indikator.

Pada tahun 2017 rumah tangga ber-PHBS masih mencapai 45,2% dari 23,1% jumlah

keseluruhan rumah tangga yang dipantau. Angka rumah tangga yang ber-PHBS ini

mengalami peningkatan dari 42,5% pada tahun 2016. Dari hasil survey PHBS prioritas

masalahnya adalah pada perilaku merokok di dalam rumah dan bayi tidak diberi ASI

Eksklusif.

4.4 PELAYANAN KESEHATAN LINGKUNGAN DAN SANITASI DASAR

4.4.1 Rumah Sehat

Rumah sehat adalah bangunan rumah tinggal yang memenuhi syarat kesehatan yaitu

rumah yang memiliki jamban sehat, sarana air bersih, tempat pembuangan sampah, sarana

pembuangan air limbah, ventilasi rumah yang baik, kepadatan hunian rumah yang sesuai

dan lantai rumah yang tidak terbuat dari tanah (Kepmenkes No. 829/Menkes/SK/VII/1999

tentang Persyaratan Kesehatan Perumahan).

Page 66: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

58

Rumah yang tidak memenuhi syarat kesehatan akan terkait erat dengan penyakit

berbasis lingkungan, dimana kecenderungannya semakin meningkat akhir-akhir ini,

penyakit berbasis lingkungan masih merupakan penyebab utama kematian di Indonesia.

Bahkan pada kelompok bayi dan balita, penyakit-penyakit berbasis lingkungan

menyumbangkan lebih 80% dari penyakit yang diderita oleh bayi dan balita. Keadaan

tersebut mengindikasikan masih rendahnya cakupan dan kualitas intervensi kesehatan

lingkungan (Data Susenas 2001).

Dari sejumlah 35.138 rumah yang dibina dan diperiksa pada tahun 2016 dan 2017,

sebesar 27.695 (78,82%) rumah memenuhi syarat rumah sehat.

4.4.2 Sarana Air Bersih dan Air Minum

Air bersih dan air layak minum atau air minum sehat adalah dua hal yang tidak sama

tetapi sering dipertukarkan. Tidak semua air bersih layak minum, tetapi air layak minum

biasanya berasal dari air bersih. Air bersih perlu diolah dahulu agar layak minum dan

menjadi air minum sehat. Pada tahun 2017 jumlah penduduk dengan akses berkelanjutan

terhadap air minum layak, baik yang bersumber dari perpipaan (PDAM) maupun bukan

jaringan perpipaan (sumur gali terlindung, sumur bor dengan pompa, mata air terlindung)

sebesar 81,3%. Sedangkan dari 100 sampel penyelenggara air minum (PDAM) yang

diperiksa, terdapat 70 sampel (70,00%) yang memenuhi syarat kesehatan baik fisik,

bakteriologi dan kimia.

4.4.3 Sarana Sanitasi Dasar

Yang menjadi bahan pemeriksaan sarana sanitasi dasar antara lain jamban, tempat

sampah dan pengelolaan air limbah. Jamban sehat adalah tempat buang air besar yang

konstruksinya memenuhi syarat-syarat kesehatan, antara lain menggunakan tangki septik,

sedangkan yang dimaksud dengan tempat sampah sehat adalah tempat pembuangan sampah

yang konstruksinya memenuhi syarat-syarat kesehatan (ketentuan program), dan

pengelolaan air limbah sehat adalah tempat pembuangan air limbah keluarga yang

konstruksinya memenuhi syarat-syarat kesehatan (ketentuan program).

Pada tahun 2017 diketahui sebanyak 140.217 (100,2%) penduduk mempuyai akses

sanitasi layak (jamban sehat).

Dalam upaya peningkatan kondisi penyehatan lingkungan dan sanitasi dasar, maka di

Kota Blitar dilaksanakan Kegiatan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) yang terdiri

dari lima (5) pilar, yaitu :

1. Peningkatan Akses Jamban

2. Cuci tangan pakai sabun

3. Pengolahan air minum dan makanan skala rumah tangga

Page 67: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

59

4. Pengolahan limbah skala rumah tangga

5. Pengolahan sampah skala rumah tangga

Dari 14 kelurahan yang melaksanakan STBM, masih belum ada kelurahan yang bisa disebut

sebagai kelurahan STBM.

Gambar 4.4 Kegiatan Deklarasi ODF

4.4.4 Tempat Umum dan Tempat Pengelola Makanan Sehat (TUPM)

Pada tahun 2017 dari 158 tempat-tempat umum (TTU) yang tersebar di sarana

pendidikan, sarana kesehatan dan hotel di Kota Blitar terdapat 127 (80,38%) TTU yang

memenuhi syarat kesehatan. Sedangkan dari 914 tempat pengelolaan makanan (TPM)

sebesar 364 tempat (39,82%) tidak memenuhi syarat higiene sanitasi. Sebanyak 154 TPM

berhasil dibina dan 55 (10,00%) TPM diuji petik.

4. 5 KETERSEDIAAN OBAT

Obat sebagai salah satu unsur yang penting dalam upaya kesehatan, mulai dari upaya

peningkatan kesehatan, pencegahan, diagnosis, pengobatan dan pemulihan harus diusahakan

agar selalu tersedia pada saat dibutuhkan. Di samping merupakan unsur yang penting dalam

upaya kesehatan, obat sebagai produk dari industri farmasi dengan sendirinya tidak lepas

dari aspek ekonomi dan teknologi. Tekanan aspek teknologi dan ekonomi tersebut semakin

besar dengan adanya globalisasi ekonomi, namun tekanan ini pada dasarnya dapat diperkecil

sedemikian rupa sehingga kebutuhan masyarakat dapat dipenuhi sedangkan industri farmasi

dapat berkembang secara wajar. Obat juga dapat merugikan kesehatan bila tidak memenuhi

persyaratan atau bila digunakan secara tidak tepat atau disalah-gunakan.

Ketersediaan obat merupakan tanggung jawab pemerintah pusat dan daerah terutama

obat-obatan esensial. Persentase ketersediaan obat di Kota Blitar rata-rata sebesar 31,11 %

dari 20 jenis obat dan vaksin yang ada.

Page 68: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

60

4.6 PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT

Masyarakat di Indonesia pada umumnya masih dihadapkan pada masalah gizi

”ganda”, yaitu masalah Gizi Kurang dalam bentuk: Kurang Energi Protein (KEP), Gangguan

Akibat Kekurangan Yodium (GAKY), Anemia Gizi Besi (AGB) dan Kurang Vitamin A

(KVA), serta masalah Gizi Lebih yang erat kaitannya dengan penyakit-penyakit degeneratif.

Berbagai upaya perbaikan gizi telah dilakukan di Kota Blitar dalam upaya menanggulangi

masalah gizi kurang tersebut, sedangkan untuk masalah gizi lebih, masih dilakukan secara

individu.

4.6.1 Kurang Energi dan Protein (KEP)

a. Angka Status Gizi Balita Berdasarkan BB/U

Prevalensi balita kurang gizi merupakan salah satu indikator SDGs dan Renstra

Propinsi Jawa Timur, diukur dari Berat Badan menurut Umur (BB/U), yakni dari angka

berat badan (BB) sangat kurang ditambah berat badan (BB) kurang. Berikut disajikan dalam

indikator antropometri Berat Badan menurut Umur (BB/U) berdasarkan hasil penimbangan

di Posyandu tahun 2017 dengan jumlah balita yang ditimbang sebanyak 7.946 balita dari

10.844 balita yang ada (73,3%):

Grafik 4.25 Persentase Status Gizi Balita (BB/U)

Kota Blitar Tahun 2017

94,5

2,230,3

BB Lebih (%)

BB Normal (%)

BB Kurang (%)

BB Sangat Kurang (%)

Sumber : Seksi Kes ARU dan Gizi Masyarakat, Dinas Kesehatan Kota Blitar

Berdasarkan data di atas, Kota Blitar sudah berhasil mencapai angka di bawah target

SDG’s (15,5%), yakni 3,3% (BB Kurang 3,0% dan BB Sangat Kurang 0,3%).

Jika dilihat dari data balita BGM (Bawah Garis Merah) dibanding dengan balita yang

ditimbang (D), pada tahun 2017 terjadi penurunan persentase BGM dibandingkan dengan 4

tahun sebelumnya. Untuk mengetahui data BGM/ D dapat dlihat pada grafik berikut:

Page 69: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

61

Grafik 4.26 Persentase BGM Dibanding Dengan Balita Yang Ditimbang

di Kota Blitar Pada Tahun 2013 – 2017

0,30,3

0,430,560,58

0

0,4

0,8

1,2

1,6

2

2013 2014 2015 2016 2017

Angka BGM

Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi, Dinas Kesehatan Kota Blitar

Penurunan ini menunjukkan bahwa upaya-upaya penanggulangan KEP yang

dilakukan di Kota Blitar menunjukkan hasil yang menggembirakan. Upaya tersebut antara

lain berupa Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI), Pemberian Makanan

Tambahan–Pemulihan (PMT-P), peningkatan Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi), peningkatan

cakupan ASI Eksklusif, peningkatan konseling pertumbuhan dan lainnya.

Sedangkan berdasarkan hasil penimbangan di Posyandu diketahui pula pada tahun

2017 jumlah baduta yang ditimbang sebanyak 3.035 dari 4.476 sasaran baduta (67,8%), dan

tidak ada baduta yang termasuk dalam kategori Berat Badan Sangat Kurang atau BGM.

b. Bayi dengan Berat Lahir Rendah (BBLR)

Berat Badan Lahir Rendah (<2.500 gram) merupakan salah satu faktor utama yang

berpengaruh terhadap kematian bayi. Kasus BBLR dibedakan dalam 2 kategori yaitu BBLR

premature (usia kandungan <37 minggu) dan BBLR itrauterina growth retardation (IURG)

yaitu bayi yang lahir cukup bulan tetapi berat badannya kurang. Kasus BBRL dengan IUGR

umumnya disebabkan karena status gizi ibu hamil yang buruk atau menderita sakit yang

memperberat kehamilan. Kasus BBLR memang masih menjadi kasus yang cukup serius.

Berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2010 diketahui bahwa kasus BBLR mencapai

10,3% dari seluruh bayi lahir hidup dengan karakteristik bayi BBLR terbanyak yaitu

perumpuan 12%, pekerjaan orang tua Petani/Nelayan/Buruh (12,9%), pendidikan orang tua

tidak tamat SD/MI (15,1%) dan tinggal di Pedesaan (12%).

Page 70: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

62

Dari laporan Kecamatan tahun 2017 diketahui jumlah bayi BBLR di Kota Blitar

mencapai 100 dari 2.174 bayi lahir hidup ditimbang (4,6%). Data jumlah kasus dan

persentase BBLR menurut kecamatan disajikan pada grafik berikut:

Grafik 4.27 Jumlah Kasus dan Persentase BBLR menurut Kecamatan

di Kota Blitar Tahun 2017

39

22

100

39

4,64,83,55,3

0

20

40

60

80

100

120

Sukorejo Kepanjenkidul Sananwetan Kota

Jumlah Kasus Persentase

Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Dinas Kesehatan Kota Blitar

BBLR merupakan salah satu penyebab kematian neonatal, disamping asfiksia,

kelainan bawaan, sepsis, dan lain-lain. Dan berdasarkan Laporan Tribulan (LB3) Kesehatan

Ibu dan Anak tahun 2017, kematian bayi yang disebabkan oleh BBLR mencapai 31,81%,

dan angka ini merupakan angka tertinggi dibandingkan penyebab lain.

c. Jumlah Kasus Gizi Buruk

Kasus Gizi Buruk dapat diperoleh dari indikator Berat Badan menurut Tinggi Badan

(BB/TB) yang masuk kategori Sangat Kurus. Data tersebut diperoleh dari laporan

masyarakat, kader posyandu, maupun kasus-kasus yang langsung dibawa ke tempat-tempat

pelayanan kesehatan yang ada seperti Puskesmas dan Rumah Sakit.

Pada 5 tahun terakhir ditemukan jumlah kasus gizi buruk yang jumlahnya fluktuatif.

Pada tahun 2017 ditemukan 10 kasus gizi buruk dimana meningkat dibanding tahun 2016.

Jumlah kasus gizi buruk dapat dilihat pada grafik berikut ini.

Page 71: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

63

Grafik 4.28 Jumlah Kasus Gizi Buruk

Di Kota Blitar Tahun 2013 – 2017

11

89

8

10

0

2

4

6

8

10

12

2013 2014 2015 2016 2017

Jumlah Kasus Gizi Buruk

Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Dinas Kesehatan Kota Blitar

Adapun rincian jumlah balita gizi buruk tahun 2017 sebagai berikut:

- Kecamatan Sananwetan: 4 orang;

- Kecamatan Sukorejo: 3 orang;

- Kecamatan Kepanjenkidul: 3 orang.

Namun demikian 100% dari balita gizi buruk (sangat kurus) tersebut telah mendapat

perawatan sesuai tatalaksana gizi buruk. Intervensi yang telah dilakukan yaitu konseling gizi

dan pemberian PMT pemulihan.

Sedangkan upaya yang dilakukan untuk mencegah terjadinya gizi buruk yaitu jika

menemukan balita 2T, BGM dan tampak kurus dirujuk ke Puskesmas untuk mendapatkan

konseling gizi dan intervensi gizi dari petugas kesehatan.

d. Pencapaian Penimbangan Balita (D/S)

Partisipasi masyarakat dalam perbaikan gizi bagi balita dapat ditunjukkan dari

indikator jumlah balita yang ditimbang dibagi jumlah sasaran balita (D/S). Tahun 2017, di

Kota Blitar angka D/S balita tercatat sebesar 73,3%. Pencapaian ini mengalami penurunan

dibanding tahun 2016 yaitu sebesar 73,7%. Adapun cakupan D/S di Kota Blitar tahun 2013

– 2017 dapat dilihat pada grafik di bawah ini.

Page 72: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

64

Grafik 4.29 Pencapaian Cakupan D/S Balita

di Kota Blitar Tahun 2013 – 2017

73,373,774,47

68,6368,19

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

2013 2014 2015 2016 2017

Pencapaian Penimbangan

Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Dinas Kesehatan Kota Blitar

Dibandingkan tahun sebelumnya, pencapaian angka D/S menurun 0,4%. Namun

keadaan ini masih harus menjadi perhatian bagi pengelola gizi karena target pada tahun

2017 ditetapkan sebesar 85%. Untuk itu dilakukan kerjasama antara Dinas Kesehatan

dengan HIMPAUDI dan IGTKI dalam hal pelaporan hasil penimbangan di PAUD dan TK.

Sedangkan pencapaian D/S pada baduta sebesar 67,81%.

4.6.2 Pencegahan dan Penanggulangan GAKY

Masalah Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) di Jawa Timur masih

merupakan masalah gizi yang perlu mendapatkan penanganan secara serius mengingat

dampaknya terhadap kualitas sumberdaya manusia. Kekurangan Yodium dapat

menyebabkan masalah Gondok dan Kretinisme serta mengakibatkan penurunan kecerdasan.

Upaya penanggulangan GAKY di Kota Blitar dilaksanakan melalui Monitoring

garam tingkat Rumah Tangga dan KIE tentang penggunaan garam beryodium. Hasil

monitoring menyatakan bahwa 100% Kelurahan di Kota Blitar terkategori Kelurahan

dengan konsumsi garam baik.

4.6.3 Pencegahan dan Penanggulangan Anemia Gizi Besi

Upaya pencegahan dan penaggulangan Anemia Gizi Besi dilaksanakan melalui

pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) yang diprioritaskan pada ibu hamil, karena

prevalensi Anemia pada kelompok ini cukup tinggi. Di samping itu, kelompok ibu hamil

merupakan kelompok rawan yang berpotensi memberi kontribusi terhadap tingginya Angka

Kematian Ibu (AKI).

Page 73: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

65

Untuk mencegah Anemia Gizi pada ibu hamil dilakukan suplementasi TTD dengan

dosis pemberian sehari sebanyak 1 (satu) tablet (60 mg Elemental Iron dan 0,25 mg Asam

Folat) berturut-turut minimal 90 hari selama masa kehamilan. Pada tahun 2017, Persentase

cakupan ibu hamil yang mendapatkan TTD sebanyak 30 tablet sebesar 89,92% dan yang

mendapat 90 tablet sebesar 84,99%.

Jika dibandingkan dengan target 2017, pencapaian Persentase bumil mendapatkan Fe

sebanyak 90 tablet belum memenuhi target sebesar 90%. Hal ini dimungkinkan karena

belum semua pemberian Fe di tempat pelayanan swasta dicatat dan dilaporkan ke Dinas

Kesehatan. Adapun perbandingan pencapaian tahun 2013 sampai dengan 2017 dapat dilihat

pada grafik berikut.

Grafik 4.30 Cakupan Pemberian Fe1 dan Fe3 pada Ibu Hamil

Di Kota Blitar Tahun 2013 - 2017

80,0771,71

87,9678,59

89,3180,31

91,1684,02

89,9284,99

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

2013 2014 2015 2016 2017

Cakupan Pemberian Fe1 Cakupan Pemberian Fe3

Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi, Dinas Kesehatan Kota Blitar

4.6.4 Pencegahan dan Penanggulangan Kurang Vitamin A

Pemenuhan kebutuhan vitamin A sangat penting untuk pemeliharaan kelangsungan

hidup secara normal. Kebutuhan tubuh akan vitamin A untuk orang Indonesia telah dibahas

dan ditetapkan dalam Widyakarya Nasional pangan dan Gizi (2007) dengan

mempertimbangkan faktor-faktor khas dari kesehatan tubuh orang Indonesia

(Widyakaryanasional, 2007. Kebutuhan Vitamin A bagi Orang

cetak.publikasi/php?/260607/003. diperoleh tanggal 6 November 2008).

Pemberian vitamin A dosis tinggi pada bayi dan anak balita merupakan salah satu

upaya untuk mengatasi permasalahan gizi terutama pada bayi dan anak balita. Dengan

adanya upaya ini diharapkan bayi dan anak balita memiliki daya tahan tubuh yang lebih baik

sehingga diharapkan dapat menekan angka kesakitan dan angka kematian pada bayi dan

anak balita.

Page 74: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

66

Cakupan pemberian kapsul vitamin A di Kota Blitar tahun 2017 pada bayi (6-11

bulan) sebesar 93,91% dan anak balita (12-59 bulan) sebesar 102,46%. Dibandingkan

dengan dengan tahun 2016 pemberian vitamin A pada bayi mengalami kenaikanan 3,69%

dan 1,56% pada anak balita. Berikut gambaran cakupan pemberian kapsul vitamin A pada

bayi dan anak balita selama 5 tahun terakhir.

Grafik 4.31 Cakupan Pemberian Vitamin A pada Bayi dan Anak Balita

Di Kota Blitar Tahun 2013 - 2017

91,5295,95

83,27

106,49100,59

136,17

90,22100,9

93,91102,46

0102030405060708090

100110120130140

2013 2014 2015 2016 2017

Cakupan Pemberian Vit A pada Bayi Cakupan Pemberian Vit A pada Anak Balita

Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi, Dinas Kesehatan Kota Blitar

4.6.5 Cakupan ASI Eksklusif

Pemberian ASI merupakan metode pemberian makan bayi yang terbaik, terutama

pada bayi umur kurang dari 6 bulan, selain juga bermanfaat bagi ibu. ASI mengandung

semua zat gizi dan cairan yang dibutuhkan untuk memenuhi seluruh gizi bayi pada 6 bulan

pertama kehidupannya. Yang dimaksud dengan ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa

makanan dan minuman tambahan lain pada bayi berumur nol sampai enam bulan. Bahkan

air putih tidak diberikan dalam tahap ASI eksklusif ini.

Pada tahun ini terjadi penurunan persentase bayi yang diberi ASI eksklusif dari

sebesar 79,3% pada tahun 2016 menjadi 78,1% pada tahun 2017. Sedangkan target Renstra

Dinas Kesehatan pada tahun 2017 sebesar 85%. Berikut ini gambaran pemberian ASI

eksklusif pada bayi dalam rentang waktu 5 tahun terakhir.

Page 75: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

67

Grafik 4.32 Cakupan Bayi diberi ASI Eksklusif

di Kota Blitar Tahun 2013 – 2017

78,179,377,72

74,99

53,21

0

20

40

60

80

100

2013 2014 2015 2016 2017

Cakupan ASI Eksklusif

Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi, Dinas Kesehatan Kota Blitar

Dari grafik diatas terlihat adanya kenaikan Cakupan bayi diberi ASI Eksklusif sejak

tahun 2014. Pengesahan PP No 33/2012 tentang Pemberian ASI Eksklusif pada 1 Maret

membuat semua pihak harus mendukung ibu menyusui.

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan Dinas Kesehatan Kota Blitar untuk mendongkrak

pencapaian ini antara lain:

1. Pertemuan forum koordinasi kelompok potensial dalam kelembagaan ASI Eksklusif

2. Pertemuan review kelompok pendukung ASI

3. Pelaksanaan kelompok pendukung ASI di tiap kelurahan

4. KIE tentang ASI Eksklusif

Page 76: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

68

Sumber daya kesehatan merupakan salah satu pendukung di segala level pelayanan

kesehatan. Dan dengan terpenuhinya sumber daya kesehatan, diharapkan juga dapat

meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan sehingga derajad kesehatan masyarakat akan

terjaga. Pada bab ini menggambarkan kondisi sumber daya kesehatan di Kota Blitar yang

terdiri dari kelompok sarana kesehatan, tenaga kesehatan dan pembiayaan kesehatan.

5.1 SARANA KESEHATAN

Sarana kesehatan terkait erat dengan pelaksanaan pelayanan kesehatan. Untuk

menunjang kelancaran kegiatan bidang kesehatan diperlukan sarana dan prasarana kesehatan

yang memadai, meliputi Puskesmas, Rumah Sakit, Upaya Kesehatan Bersumberdaya

Masyarakat (UKBM), dan Sarana Farmasi dan perbekalan Kesehatan. Berikut ini kondisi

sarana kesehatan di Kota Blitar pada tahun 2017.

Tabel 5.1 Sarana Kesehatan di Kota Blitar Tahun 2017

No. Sarana Kesehatan Jumlah

1 RUMAH SAKIT UMUM 5

2 RUMAH SAKIT KHUSUS 1

3 PUSKESMAS PERAWATAN 2

4 PUSKESMAS NON PERAWATAN 1

5 PUSKESMAS KELILING 0

6 PUSKESMAS PEMBANTU 16

7 POSKESDES 21

8 POSYANDU 167

9 BALAI PENGOBATAN/KLINIK 15

10 PRAKTEK DOKTER PERORANGAN 57

11 PRAKTEK PENGOBATAN TRADISIONAL 286

12 APOTEK 39

13 TOKO OBAT 6

14 GFK 1

15 UNIT TRANSFUSI DARAH 1 Sumber: Seksi Pelayanan Kesehatan, Dinas Kesehatan Kota Blitar

5.1.1 Puskesmas

Puskesmas sebagai gardu terdepan pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat

merupakan ujung tombak keberhasilan pelaksanaan pembangunan kesehatan. Pada dasarnya

konsep pelayanan Puskesmas adalah konsep wilayah. Dengan begitu apapun yang terjadi

pada wilayah tersebut Puskesmas harus mengetahui dan bias memberikan penanganan

secara cepat dan tepat. Adapun jumlah penduduk Kota Blitar berdasarkan proyeksi

penduduk tahun 2017 sebesar 139.995 jiwa. Dengan demikian rasio Puskesmas terhadap

BAB 5

SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN

PENUTUP

Page 77: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

69

jumlah penduduk 1 : 46.665, dengan pengertian bahwa satu Puskesmas melayani 46.665

penduduk. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa jumlah Puskesmas di Kota Blitar masih

kurang dari target nasional 1 : 30.000.

5.1.2 Rumah Sakit

Rumah Sakit merupakan sarana pelayanan kesehatan rujukan bagi Puskesmas dan

jaringannya. Oleh karena itu, rumah sakit perlu memperhatikan mutu dan kualitas pelayanan

kesehatannya. Mutu pelayanan kesehatan diantaranya dapat dilihat dari aspek-aspek

penyelenggaraan pelayanan gawat darurat, aspek efesiensi dan efektifitas pelayanan dan

keselamatan pasien. Jumlah pelayanan gawat darurat level 1 rumah sakit di Kota Blitar

terbagi dalam:

- Dari 5 Rumah Sakit Umum (RSU) yang memiliki pelayanan gawat darurat level 1

sebanyak 5 RS (100%).

- Dari 1 Rumah Sakit Khusus (RSK) yang memiliki gawat darurat level 1 sebanyak 1

RS (100%).

5.1.3 Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM)

Upaya Kesehatan Bersumberdaya Kesehatan (UKBM) adalah suatu upaya

kesehatan yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh dan bersama masyarakat, guna

memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan bagi masyarakat dalam

memperoleh pelayanan kesehatan dasar.

a. Posyandu

Pentingnya keberadaan Posyandu di tengah-tengah masyarakat yang merupakan

pusat kegiatan masyarakat dimana masyarakat sebagai pelaksana sekaligus memperoleh

pelayanan kesehatan serta keluarga berencana, selain itu wahana ini dapat dimanfaatkan

sebagai sarana untuk tukar-menukar informasi, pendapat dan pengalaman serta

bermusyawarah untuk memecahkan berbagai masalah yang dihadapi baik masalah keluarga

atau masalah masyarakat itu sendiri. Pada tahun 2017 jumlah Posyandu di Kota Blitar 167

dan yang aktif sebanyak 154 (92,22%).

Page 78: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

70

Grafik 5.1 Jumlah Posyandu Menurut Strata, Kecamatan dan Puskesmas

di Kota Blitar Tahun 2017

1

43 50

0

47 50

0

4554

1

135

154

0

20

40

60

80

100

120

140

160

Sukorejo Kepanjenkidul Sananwetan Kota

Pratama Madya PurnamaMandiri Posyandu Aktif

Sumber: Seksi Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

Dinas Kesehatan Kota Blitar

b. Poskesdes

Poskesdes merupakan Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang

dibentuk di desa dalam rangka upaya mendekatkan pelayanan kesehatan dasar bagi

masyarakat desa. Poskesdes dikelola oleh 1 orang bidan dan minimal 2 orang kader dan

merupakan koordinator dari UKBM yang ada. Pada tahun 2017 seluruh kelurahan di Kota

Blitar telah memiliki Poskesdes, yaitu sebanyak 21.

c. Desa Siaga/Kelurahan Siaga Aktif

Desa Siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan

kemampuan untuk mencegah dan mengatasi masalah-masalah kesehatan, bencana dan

kegawatdaruratan kesehatan secara mandiri. Pengertian Desa ini dapat berarti Kelurahan

atau Nagari atau istilah-istilah lain bagi satuan administrasi pemerintahan setingkat desa.

Sedangkan yang dimaksud dengan desa siaga aktif adalah desa yang mempunyai Pos

Kesehatan Desa (Poskesdes) atau UKBM lainnya yang buka setiap hari dan berfungsi

sebagai pemberi pelayanan kesehatan dasar, penanggulangan bencana dan

kegawatdaruratan, surveilance berbasis masyarakat yang meliputi pemantauan pertumbuhan

(gizi), penyakit, lingkungan, dan perilaku sehingga masyarakatnya menerapkan Perilaku

Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Pada tahun 2016 dari 21 desa siaga yang ada di Kota Blitar

yang termasuk ke dalam desa siaga aktif sejumlah 21 (100%).

Page 79: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

71

5.1.4 Sarana Farmasi dan Perbekalan Kesehatan

Kota Blitar merupakan kota kecil dengan luas 32,59 Km2, oleh karena itu sampai saat

ini belum ada pabrik obat, yang ada hanya sarana penyedia obat. Sarana penyedia obat yang

ada di Kota Blitar tahun 2017 terdiri dari apotek 39 buah, toko obat 6 buah dan gudang

farmasi 1 buah yang terletak di Dinas Kesehatan Kota Blitar. Dengan adanya gudang

farmasi (GFK) ini semua penyimpanan dan penyediaan obat untuk pelayanan kesehatan

dasar menjadi tanggung jawab penuh pemerintah Kota Blitar yakni Dinas Kesehatan Kota

Blitar.

5.2 TENAGA KESEHATAN

Salah satu faktor pendukung keberhasilan pelaksanaan pembangunan kesehatan di

Kota Blitar tahun 2017 adalah ketersediaan sumber daya kesehatan yang memadai baik

dalam hal kualitas maupun kuantitas. Menurut Undng-Undang (UU) Nomor 36 Tahun 2014,

tenaga kesehatan yang merupakan bagian dari SDM Kesehatan terdiri dari tenaga medis,

tenaga psikologi klinis, tenaga keperawatan, tenaga kebidanan, tenaga kefarmasian, tenaga

kesehatan masyarakat, tenaga kesehatan lingkungan, tenaga gizi, tenaga keterampilan fisik,

tenaga keteknisan medis, tenaga teknik biomedika, tenaga kesehatan tradisional, dan tenaga

kesehatan lain yang terdiri atas tenaga kesehatan yang ditetapkan oleh Menteri yang

membidangi urusan kesehatan.

Untuk menggambarkan keadaan tenaga kesehatan dianalisis dengan menghitung

rasio tenaga kesehatan terhadap penduduk di Kota Blitar. Berdasarkan analisis diketahui

bahwa ada beberapa tenaga kesehatan tertentu yang belum memadai sesuai kebutuhan. Hal

ini berarti masih diperlukan perencanaan kebutuhan. Jumlah tenaga kesehatan yang ada dan

masih terus berubah sesuai kebutuhannya sangat berpengaruh dalam penanganan masalah

kesehatan di Kota Blitar. Dari berbagai jenis tenaga kesehatan di Kota Blitar dalam

pelayanannya tidak hanya menangani penduduk Kota Blitar saja, namun juga pada

masyarakat di luar Kota Blitar. Hal ini sangat berpengaruh dalam penentuan rasio kebutuhan

tenaga. Berikut gambaran jumlah tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan Kota Blitar tahun

2017:

a. Tenaga medis

Tenaga medis terdiri dari dokter umum, dokter gigi dan dokter spesialis. Jumlah

dokter umum di Kota Blitar sebanyak 57 orang, setara dengan rasio 40,72 per 100.000

jumlah penduduk. Jumlah dokter spesialis di Kota Blitar sebanyak 53 orang, setara dengan

rasio 37,86 per 100.000 jumlah penduduk. Dan jumlah dokter gigi di Kota Blitar sebanyak

16 orang, setara dengan rasio 11,43 per 100.000 jumlah penduduk. Hanya rasio dokter

umum yang belum sesuai standar.

Page 80: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

72

b. Tenaga perawat

Tenaga perawat terdiri dari perawat dan perawat gigi dengan pendidikan D3

keperawatan, sarjana sarjana keperawatan dan profesi ners. Adapun jumlah perawat di Kota

Blitar tahun 2017 adalah 631 orang setara dengan rasio 450,73 per 100.000 jumlah

penduduk dan sudah melebihi standar, sedangkan jumlah perawat gigi adalah 8 orang setara

dengan rasio 5,71 masih belum mencapai standar rasio.

c. Tenaga bidan

Jumlah tenaga bidan di Kota Blitar tahun 2017 adalah 133 setara dengan rasio 95,00

per 100.000 jumlah penduduk. Jumlah tersebut masih kurang dari standar rasio kebutuhan.

d. Tenaga kefarmasian

Tenaga kefarmasian di Kota Blitar tahun 2017 yang terdiri dari pendidikan SMF, D3

farmasi, sarjana farmasi, dan apoteker. Jumlah tenaga apoteker adalah 17 orang setara

dengan rasio 12,14 per 100.000 jumlah penduduk. Sedangkan tenaga kefarmasian selain

apoteker sejumlah 67 orang setara dengan rasio 47,86 per 100.000 jumlah penduduk. Secara

keseluruhan tenaga kefarmasian sudah melebihi standar rasio kebutuhan.

e. Tenaga kesehatan masyarakat dan kesehatan lingkungan

Ahli kesehatan masyarakat yang dimaksud dalam pembahasan ini adalah tenaga

kesehatan masyarakat di Kota Blitar dengan pendidikan S1 sampai S3. Akan tetapi untuk

wilayah Kota Blitar tahun 2017 ahli kesehatan masyarakat yang tersedia masih pada tingkat

pendidikan S1 yaitu sejumlah 6 orang, setara dengan rasio 4,29 per 100.000 jumlah

penduduk, masih jauh dari standar rasio kebutuhan.

Tenaga kesehatan lingkungan adalah tenaga kesehatan yang melakukan upaya

kesehatan lingkungan dan sanitasi, biasa disebut sanitarian. Sanitarian di wilayah Kota Blitar

tahun 2017 sebanyak 13 setara dengan rasio 9,29 per 100.000 jumlah penduduk, masih jauh

dari standar rasio kebutuhan.

f. Tenaga gizi

Ahli gizi yang dimaksud adalah yang bertugas di bidang gizi di suatu wilayah dengan

pendidikan D1 sampai D4, biasa disebut nutrisionis dan dietisien. Diketahui bahwa jumlah

ahli gizi sebanyak 29 orang setara dengan rasio 20,72 per 100.000 jumlah penduduk, sudah

melebihi standar rasio kebutuhan.

g. Tenaga keterapian fisik

Tenaga keterapian fisik di Kota Blitar terdiri dari fisioterapis dan terapis wicara.

Jumlah tenaga keterapian fisik di Kota Blitar tahun 2017 adalah 26 orang setara dengan

18,57 per 100.000 jumlah penduduk, sudah melebihi standar rasio kebutuhan.

Page 81: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

73

h. Tenaga keteknisan medis

Tenaga keteknisan medis di Kota Blitar terdiri dari radiografer, teknisi elektromedis,

teknisi gigi, analis kesehatan, refraksionis optisien, ortetik prostetik, dan rekam medis dan

informasi kesehatan. Jumlah tenaga keteknisan medis di Kota Blitar tahun 2017 adalah 102

orang setara dengan 72,86 per 100.000 jumlah penduduk, sudah melebihi standar rasio

kebutuhan.

i. Tenaga kesehatan lainnya

Jumlah tenaga kesehatan lainnya termasuk pengelola program kesehatan di Kota

Blitar tahun 2017 adalah 20 orang.

Berikut adalah perbandingan antara rasio ketenagaan kesehatan dengan standar rasio:

Tabel 5.2 Jumlah dan Rasio Tenaga Kesehatan di Fasilitas Kesehatan

di Kota Blitar Tahun 2017

No. Jenis Tenaga Kesehatan Jumlah Rasio per 100.000

Penduduk

Standar

Rasio

1 Dokter Spesialis 53 37,86 11

2 Dokter Umum 57 40,72 45

3 Dokter Gigi 16 11,43 13

4 Perawat 631 450,73 180

5 Perawat Gigi 8 5,71 18

6 Bidan 133 95,00 120

7 Apoteker 17 12,14 12

8 Tenaga Kefarmasian lainnya 67 47,86 24

9 Tenaga Kesehatan Masyarakat 6 4,29 16

10 Tenaga Kesehatan Lingkungan 13 9,29 18

11 Tenaga Gizi 29 20,72 14

12 Tenaga Keterapian Fisik 26 18,57 5

13 Tenaga Keteknisan Medis 102 72,86 16

Sumber: Subbag Umum, Kepegawaian, Informasi, dan Humas Dinas Kesehatan Kota Blitar

5.3 PEMBIAYAAN KESEHATAN

Keberhasilan pelaksanaan pembangunan kesehatan didukung pula dengan aspek

ketersediaan alokasi anggaran dana sesuai dengan proporsinya. Sumber dana untuk

pembiayaan kesehatan ada berbagai sumber, yaitu dari APBD Kota Blitar dan APBN (Dana

Alokasi Khusus, DBHCT dan Pajak Rokok). Berikut ini rincian anggaran kesehatan di Kota

Blitar.

Anggaran kesehatan bersumber APBD Kota Blitar pada tahun 2017 adalah sebesar

Rp. 146.470.602.446,00. Anggaran ini turun 18,68% dibandingkan anggaran kesehatan pada

tahun 2016 (Rp. 180.118.118.948,00). Undang-undang No. 36 Tahun 2009 tentang

Page 82: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

74

kesehatan mengamanatkan kepada pemerintah kota untuk mengalokasikan minimal 10%

APBD untuk belanja langsung kesehatan atau belanja program. Dengan total APBD Kota

Blitar Rp. 854.858.048.646,00 dan total anggaran kesehatan Rp. 165.767.166.446,00

(17,13%) berarti sudah memenuhi alokasi minimal 10%. Sedangkan jumlah anggaran

kesehatan per kapita sebesar Rp. 1.184.093,48.

Tabel 5.3 Anggaran Kesehatan Kota Blitar

Tahun 2017

NO. SUMBER BIAYA ALOKASI ANGGARAN KESEHATAN

Rupiah % 1 2 3 4

1

2

3

4

5

ANGGARAN KESEHATAN BERSUMBER:

APBD KAB/KOTA

a. Belanja Langsung

i. Dinas Kesehatan

ii. Rumah Sakit

b. Belanja Tidak Langsung

i. Dinas Kesehatan

ii. Rumah Sakit

APBD PROVINSI

- Dana Tugas pembantu (TP) Provinsi

APBN

- Dana Alokasi umum (DAU)

- Dana Alokasi Khusus (DAK)

- Dana Dekonsentrasi

- Lain-lain (DBHCHT)

- Lain-lain (Pajak Rokok)

PINJAMAN/HIBAH LUAR NEGERI (PHLN)

(sebutkan project dan sumber dananya)

SUMBER PEMERINTAH LAIN

146.470.602.446

98.644.842.496

15.051.525.106

83.593.317.390

47.825.759.950

18.348.750.950

29.477.009.000

55.000.000

55.000.000

19.241.564.000

-

15.695.255.000

-

3.546.309.000

11.754.624.849

-

-

88,36

0,03

11,61

0,00

9,47

0,00

2,14

7,09

0,00

0,00

TOTAL ANGGARAN KESEHATAN 165.767.166.446

TOTAL APBD KAB/KOTA 854.858.048.646

% APBD KESEHATAN THD APBD KAB/KOTA 17,13

ANGGARAN KESEHATAN PERKAPITA 1.184.093,48

Sumber: Subbag Umum, Keuangan dan Penatausahaan Barang Dinas Kesehatan Kota Blitar

Page 83: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

75

Perkembangan yang terjadi selama ini menunjukkan semakin pentingnya informasi

dan pengelolaan data di dalam banyak aspek kehidupan manusia. Pada saat yang sama,

tuntutan public terhadap peningkatan kinerja pemerintah juga semakin tinggi sehingga pada

akhirnya pengelolaan data dan informasi yang baik menjadi suatu keharusan untuk

dilaksanakan semua instuti.

Untuk memperoleh berbagai data dan informasi tersebut perlu dilakukan pencatatan

dan pelaporan secara baik dan benar serta profesional. Data dan informasi merupakan

sumber daya yang sangat strategis dalam pengelolaan pembangunan kesehatan. Penyediaan

data dan informasi di bidang kesehatan yang berkualitas sangat diperlukan sebagai masukan

dalam proses pengambilan keputusan di lingkungan pemerintahan, organisasi profesi,

akademisi, swasta, dan pihal terkait lainnya. Dibidang kesehatan, data dan informasi juga

merupakan sumber daya strategis bagi pimpinan dan organisasi dalam penyelenggaraan

Sistem Informasi Kesehatan (SIK).

6.1 KESIMPULAN

Adapun kesimpulan dari penyusunan Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2017

adalah sebagai berikut:

6.1.1 Gambaran Umum Kota Blitar Tahun 2017

1. Kota Blitar memiliki luas wilayah 32,59 Km2, dengan jumlah penduduk 139.995 jiwa,

dan rasio jenis kelamin laki-laki dibandingkan perempuan sebesar 98,3%.

6.1.2 Derajad Kesehatan Kota Blitar Tahun 2017

1. Angka Kematian Ibu (AKI) Kota Blitar Tahun 2017 adalah 0 (nol) karena tidak ada

kematian ibu dalam kurun waktu tahun 2017.

2. Angka Kematian Bayi (AKB) Kota Blitar Tahun 2017 sebesar 10,91 per 1.000

kelahiran.

3. Angka Kematian Balita (AKABA) Kota Blitar Tahun 2017 sebesar 10,91 per 1.000

kelahiran hidup masih lebih tinggi dari AKABA tahun 2016 (10,86).

4. Infeksi akut saluran pernafasan atas adalah jenis penyakit terbanyak yang diderita

penduduk Kota Blitar tahun 2017.

5. Angka Penemuan Kasus (Case Notofication Rate/CNR) TB paru sebesar 55,72% (target

70%) dengan angka kesembuhan (cure rate/CR) TB paru sebesar 65,43% (target 85%),

dan angka keberhasilan pengobatan (Success Rate/SR) sebesar 67,90%.

BAB 6

KESIMPULAN

PENUTUP

Page 84: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

76

6. Kasus kumulatif HIV selama tahun 2012 – 2016 cenderung meningkat dari 1 kasus

tahun 2012 menjadi 19 kasus tahun 2016, dan pada tahun 2017 terlaporkan sebanyak

106 kasus HIV dengan 13 kasus AIDS.

7. Angka Penemuan Kasus Baru (New Case Detection Rate/NCDR) kusta per 100.000

penduduk sebesar 0 per 100.000 penduduk (target: < 5 per 10.000 penduduk) dengan

angka kesakitan (Prevalens) kusta sebesar 0,29 per 10.000 penduduk (target: < 1 per

10.000 penduduk). Tidak ada kusta pada anak, tingkat kecacatan Tingkat II sebesar 0%

serta angka kesembuhan kusta (RFT) belum ada.

8. Kasus difteri tahun 2017 mendurun menjadi 6 kasus ditemukan dari 17 kasus tahun

2016, dengan 0 kasus meninggal.

9. Kasus campak meningkat dari 22 kasus tahun 2016 menjadi 25 kasus di tahun 2017.

10. Penemuan dan penanganan penderita penyakit AFP tahun 2017 sebesar 15,56 per

100.000 penduduk usia < 15 tahun (target: ≥ 2).

11. Angka kesakitan (Insidens Rate) DBD tahun 2017 sebesar 74,29 per 100.000 penduduk

(target 5 per 100.000 penduduk), dengan 3 kematian.

12. Persentase penderita hipertensi dan obesitas masing-masing 7,26% dan 20,47%, lebih

banyak diderita oleh perempuan.

6.1.3 Upaya Kesehatan Kota Blitar Tahun 2017

1. Cakupan kunjungan K1 dan K4 menurun dibandingkan dengan tahun 2016. Capaian K4

masih lebih rendah dari target nasional karena jumlah tersebut belum termasuk jumlah

yang diperoleh dari instansi kesehatan ibu dan anak swasta.

2. Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan tahun 2017 menurun dibandingkan tahun

sebelumnya dan belum mencapai target nasional, dikarenakan belum ada pelaporan

rutin dari instansi swasta.

3. Capaian pelayanan ibu nifas tahun ini lebih rendah dari tahun lalu dan masih belum

mencapai target nasional.

4. Cakupan penanganan komplikasi maternal meningkat dibandingkan tahun lalu dan

sudah mencapai target nasional.

5. Cakupan pelayanan neonatal (KN lengkap) selama tahun 2013 – 2017 cenderung

meningkat dari 82,36% pada tahun 2013 menjadi 88,8% pada tahun 2017.

6. Cakupan komplikasi neonatal tertangani tahun ini (81,88%) lebih rendah dari cakupan

tahun lalu (84,3%) tetapi sudah mencapai target nasional.

7. Persentase jumlah peserta KB aktif sebanyak 77,16% dengan pemakaian kontrasepsi

tertinggi adalah suntik.

Page 85: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

77

8. Capaian imunisasi dasar lengkap (IDL) sebesar 89,80%, tetapi jumlah kelurahan UCI

masih 57,14%.

9. Cakupan pelayanan kesehatan usila tahun 2017 sebanyak 67,27%.

10. Cakupan pelayanan kesehatan rawat jalan dan rawat inap baik Puskesmas maupun

Rumah Sakit meningkat dibandingkan tahun sebelumnya.

11. Tahun 2016 jumlah penderita gangguan jiwa yang dipasung sebanyak 6 orang, belum

berubah sampai 2017.

12. Jumlah rumah tangga ber-PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) tahun ini meningkat

dibandingkan tahun lalu. prioritas masalahnya adalah pada perilaku merokok di dalam

rumah dan bayi tidak diberi ASI Eksklusif.

13. Sebanyak 78,82% jumlah total rumah tangga yang sudah masuk dalam kategori rumah

sehat.

14. Persentase balita BGM (Bawah garis Merah) selama tahun 2012 – 2017 cenderung

menurun dari 0,62% pada tahun 2012 menjadi 0,31% pada tahun 2017.

15. Jumlah kasus BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) tahun ini lebih rendah dari tahun lalu.

16. Jumlah balita gizi buruk menurun dari tahun-tahun sebelumnya.

17. Angka partisipasi masyarakat terhadap pelayanan Posyandu masih lebih rendah dari

tahun lalu, tetapi meningkat dati tahun-tahun sebelumnya.

18. Dalam kurun 5 tahun cakupan ASI Eksklusif menurun dan masih belum mencapai

target nasional.

6.1.4 Sumber Daya Kesehatan Kota Blitar Tahun 2017

1. Jumlah seluruh Puskesmas di Kota Blitar dibandingkan dengan rasio jumlah penduduk

maka masih kurang.

2. Jumlah rumah sakit baik negeri maupun swasta di Kota Blitar sebanyak 6 instansi

dengan 100% pelayanan gawat darurat level 1.

3. Persentase Posyandu Aktif 92,22%.

4. Jumlah Poskesdes dan Kelurahan Siaga di Kota Blitar seluruhnya (100%) aktif.

5. Dari seluruh sumber daya tenaga kesehatan di Kota Blitar masih ada yang belum

memenuhi standar rasio dari Permenkes Nomor 33 Tahun 2015, antara lain dokter

umum, dokter gigi, bidan, kesehatan masyarakat, dan kesehatan lingkungan.

6. Persentase APBD Kesehatan terhadap APBD Kota Blitar Tahun 2017 sebesar 17,13%,

dengan anggaran kesehatan per-kapita sebesar Rp. 1.184.093,48.

Page 86: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

78

6.2 SARAN

Berdasarkan pencapaian program kesehatan tahun 2017, ada beberapa program yang

perlu ditindaklanjuti. Beberapa saran guna perbaikan ke depan sebagai berikut:

1. Perlu upaya akselerasi dalam mencapai indikator dari derajat kesehatan upaya

pelayanan khususnya pada cakupan pelayanan kesehatan dan sumber daya kesehatan.

2. Perlu melakukan identifikasi, monitoring dan evaluasi manajemen dan program

kesehatan dimulai dengan analisa situasi (sistem pencatatan dan pelaporan, hardware,

brainware, software dan menejemen serta inputproses-output) dengan memperhatikan

pencapaian cakupan program guna penyusunan perencanaan yang evidence base

berbasis data dan bukti.

3. Perlu meningkatkan sinergitas, harmonisasi, koordinasi lintas program, lintas sektor dan

memberdayakan/melibatkan masyarakat dalam meningkatkan derajat kesehatan yang

seoptimal mungkin.

4. Perlu meningkatkan kapabilitas, kompetensi dan profesionalisme tenaga kesehatan

melalui diklat (pendidikan dan pelatihan).

5. Perlu meningkatkan upaya preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif dengan kegiatan

yang inovatif dan kreatif.

6. Perlu meningkatkan pengetahuan, informasi dan pendidikan bagi masyarakat guna

mewujudkan kemandirian dan meningkatkan akses terhadap pelayanan kesehatan.

7. Perlu meningkatkan sistem pelaporan guna memudahkan pelaksanaan monitoring dan

evaluasi kinerja program dan anggaran.

Page 87: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

KOTA BLITAR

TAHUN 2017

L P L + P Satuan

A. GAMBARAN UMUM

1 Luas Wilayah 32,59 Km2

Tabel 1

2 Jumlah Desa/Kelurahan 21 Desa/Kel Tabel 1

3 Jumlah Penduduk 69.411 70.584 139.995 Jiwa Tabel 2

4 Rata-rata jiwa/rumah tangga 3,0 Jiwa Tabel 1

5 Kepadatan Penduduk /Km2

4295,6 Jiwa/Km2

Tabel 1

6 Rasio Beban Tanggungan 40,1 per 100 penduduk produktif Tabel 2

7 Rasio Jenis Kelamin 98,3 Tabel 2

8 Penduduk 10 tahun ke atas melek huruf 91,28 90,78 91,02 % Tabel 3

9 Penduduk 10 tahun yang memiliki ijazah tertinggi

a. SMP/ MTs 10.906,00 11.354,00 22.260,00 % Tabel 3

b. SMA/ SMK/ MA 21.601,00 20.071,00 41.672,00 % Tabel 3

c. Sekolah menengah kejuruan 0,00 0,00 0,00 % Tabel 3

d. Diploma I/Diploma II 579,00 991,00 1.570,00 % Tabel 3

e. Akademi/Diploma III 1.313,00 1.722,00 3.035,00 % Tabel 3

f. Universitas/Diploma IV 5.188,00 5.873,00 11.061,00 % Tabel 3

g. S2/S3 (Master/Doktor) 580,00 313,00 893,00 % Tabel 3

B. DERAJAT KESEHATAN

B.1 Angka Kematian

10 Jumlah Lahir Hidup 1.036 980 2.016 Tabel 4

11 Angka Lahir Mati (dilaporkan) 6,71 5,08 5,92 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 4

12 Jumlah Kematian Neonatal 7 9 16 neonatal Tabel 5

13 Angka Kematian Neonatal (dilaporkan) 6,76 9,18 7,94 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 5

14 Jumlah Bayi Mati 10 12 22 bayi Tabel 5

15 Angka Kematian Bayi (dilaporkan) 9,65 12,24 10,91 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 5

16 Jumlah Balita Mati 10 12 22 Balita Tabel 5

17 Angka Kematian Balita (dilaporkan) 9,65 12,24 10,91 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 5

18 Kematian Ibu

Jumlah Kematian Ibu 0 Ibu Tabel 6

Angka Kematian Ibu (dilaporkan) 0 per 100.000 Kelahiran Hidup Tabel 6

RESUME PROFIL KESEHATAN

ANGKA/NILAINO INDIKATOR No. Lampiran

Page 88: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

L P L + P Satuan

ANGKA/NILAINO INDIKATOR No. Lampiran

B.2 Angka Kesakitan

19 Tuberkulosis

Jumlah kasus baru TB BTA+ 54 24 78 Kasus Tabel 7

Proporsi kasus baru TB BTA+ 69,23 30,77 % Tabel 7

CNR kasus baru BTA+ 77,80 34,00 55,72 per 100.000 penduduk Tabel 7

Jumlah seluruh kasus TB 169 106 275 Kasus Tabel 7

CNR seluruh kasus TB 243,48 150,18 196,44 per 100.000 penduduk Tabel 7

Kasus TB anak 0-14 tahun 4,00 % Tabel 7

Persentase BTA+ terhadap suspek 12,16 3,62 7,05 % Tabel 8

Angka kesembuhan BTA+ 60,00 74,19 65,43 % Tabel 9

Angka pengobatan lengkap BTA+ 4,00 0,00 2,47 % Tabel 9

Angka keberhasilan pengobatan (Success Rate) BTA+ 64,00 74,19 67,90 % Tabel 9

Angka kematian selama pengobatan 1,44 0,00 0,71 per 100.000 penduduk Tabel 9

20 Pneumonia Balita ditemukan dan ditangani 149,90 106,33 127,93 % Tabel 10

21 Jumlah Kasus HIV 61 45 106 Kasus Tabel 11

22 Jumlah Kasus AIDS 12 1 13 Kasus Tabel 11

23 Jumlah Kematian karena AIDS 17 8 25 Jiwa Tabel 11

24 Jumlah Kasus Syphilis 0 0 0 Kasus Tabel 11

25 Donor darah diskrining positif HIV 0,00 0,00 0,00 % Tabel 12

26 Persentase Diare ditemukan dan ditangani 79,83 74,46 0,00 % Tabel 13

27 Kusta

Jumlah Kasus Baru Kusta (PB+MB) 0 0 0 Kasus Tabel 14

Angka penemuan kasus baru kusta (NCDR) 0,00 0,00 0,00 per 100.000 penduduk Tabel 14

Persentase Kasus Baru Kusta 0-14 Tahun #DIV/0! % Tabel 15

Persentase Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta #DIV/0! % Tabel 15

Angka Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta 0,00 per 100.000 penduduk Tabel 15

Angka Prevalensi Kusta 0,43 0,14 0,29 per 10.000 Penduduk Tabel 16

Penderita Kusta PB Selesai Berobat (RFT PB) #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! % Tabel 17

Penderita Kusta MB Selesai Berobat (RFT MB) 100,00 100,00 100,00 % Tabel 17

28 Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi

AFP Rate (non polio) < 15 th 15,56 per 100.000 penduduk <15 tahun Tabel 18

Jumlah Kasus Difteri 1 5 6 Kasus Tabel 19

Case Fatality Rate Difteri 0 % Tabel 19

Jumlah Kasus Pertusis 0 0 0 Kasus Tabel 19

Jumlah Kasus Tetanus (non neonatorum) 0 0 0 Kasus Tabel 19

Case Fatality Rate Tetanus (non neonatorum) #DIV/0! % Tabel 19

Jumlah Kasus Tetanus Neonatorum 0 0 0 Kasus Tabel 19

Case Fatality Rate Tetanus Neonatorum #DIV/0! % Tabel 19

Page 89: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

L P L + P Satuan

ANGKA/NILAINO INDIKATOR No. Lampiran

Jumlah Kasus Campak 11 14 25 Kasus Tabel 20

Case Fatality Rate Campak 0 % Tabel 20

Jumlah Kasus Polio 0 0 0 Kasus Tabel 20

Jumlah Kasus Hepatitis B 0 0 0 Kasus Tabel 20

29 Incidence Rate DBD 79,24 69,42 74,29 per 100.000 penduduk Tabel 21

30 Case Fatality Rate DBD 3,64 2,04 2,88 % Tabel 21

31 Angka Kesakitan Malaria (Annual Parasit Incidence ) #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! per 1.000 penduduk berisiko Tabel 22

32 Case Fatality Rate Malaria 0,00 #DIV/0! 0,00 % Tabel 22

33 Angka Kesakitan Filariasis 0 0 0 per 100.000 penduduk Tabel 23

34 Persentase Hipertensi/tekanan darah tinggi 7,44 7,10 7,26 % Tabel 24

35 Persentase obesitas 19,84 21,03 20,47 % Tabel 25

36 Persentase IVA positif pada perempuan usia 30-50 tahun 0,11 % Tabel 26

37 % tumor/benjolan payudara pada perempuan 30-50 tahun 0,00 % Tabel 26

38 Desa/Kelurahan terkena KLB ditangani < 24 jam 100,00 % Tabel 28

C. UPAYA KESEHATAN

C.1 Pelayanan Kesehatan

39 Kunjungan Ibu Hamil (K1) 91 % Tabel 29

40 Kunjungan Ibu Hamil (K4) 83,77 % Tabel 29

41 Persalinan ditolong Tenaga Kesehatan 88,39 % Tabel 29

42 Pelayanan Ibu Nifas 83,88 % Tabel 29

43 Ibu Nifas Mendapat Vitamin A 87,34 % Tabel 29

44 Ibu hamil dengan imunisasi TT2+ 25,30 % Tabel 30

45 Ibu Hamil Mendapat Tablet Fe3 84,99 % Tabel 32

46 Penanganan komplikasi kebidanan 85,95 % Tabel 33

47 Penanganan komplikasi Neonatal 94,72 68,77 81,88 % Tabel 33

48 Peserta KB Baru 3,65 % Tabel 36

49 Peserta KB Aktif 77,16 % Tabel 36

50 Bayi baru lahir ditimbang 100 100 100 % Tabel 37

51 Berat Badan Bayi Lahir Rendah (BBLR) 4,64 4,55 4,60 % Tabel 37

52 Kunjungan Neonatus 1 (KN 1) 94,54 90,71 92,64 % Tabel 38

53 Kunjungan Neonatus 3 kali (KN Lengkap) 90,89 86,62 88,78 % Tabel 38

54 Bayi yang diberi ASI Eksklusif 78,43 77,79 78,11 % Tabel 39

55 Pelayanan kesehatan bayi 85,27 80,53 82,92 % Tabel 40

56 Desa/Kelurahan UCI 57,14 % Tabel 41

57 Cakupan Imunisasi Campak Bayi 49,74 45,93 47,85 % Tabel 43

58 Imunisasi dasar lengkap pada bayi 90,55 89,03 89,80 % Tabel 43

59 Bayi Mendapat Vitamin A 91,33 96,55 93,91 % Tabel 44

Page 90: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

L P L + P Satuan

ANGKA/NILAINO INDIKATOR No. Lampiran

60 Anak Balita Mendapat Vitamin A 101,83 103,16 102,46 % Tabel 44

61 Baduta ditimbang 66,81 68,85 67,81 % Tabel 45

62 Baduta berat badan di bawah garis merah (BGM) - - - % Tabel 45

63 Pelayanan kesehatan anak balita 64,22 68,30 66,17 % Tabel 46

64 Balita ditimbang (D/S) 72,23 74,40 73,28 % Tabel 47

65 Balita berat badan di bawah garis merah (BGM) 0,34 0,28 0,31 % Tabel 47

66 Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan 100,00 100,00 100,00 % Tabel 48

67 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat 100,00 100,00 100,00 %

Tabel 49

68 Rasio Tumpatan/Pencabutan Gigi Tetap 2,09 Tabel 50

69 SD/MI yang melakukan sikat gigi massal 47,95 sekolah Tabel 51

70 SD/MI yang mendapat pelayanan gigi 89,04 sekolah Tabel 51

71 Murid SD/MI Diperiksa (UKGS) 27,21 28,83 27,98 % Tabel 51

72 Murid SD/MI Mendapat Perawatan (UKGS) 73,11 72,37 72,74 % Tabel 51

73 Siswa SD dan setingkat mendapat perawatan gigi dan

mulut 73,11 72,37 72,74 % Tabel 51

74 Pelayanan Kesehatan Usila (60 tahun +) 55,27 77,73 67,27 % Tabel 52

C.2 Akses dan Mutu Pelayanan KesehatanPersentase

75 Peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan - - 76,85 % Tabel 53

76 Cakupan Kunjungan Rawat Jalan 309,12 399,58 354,73 % Tabel 54

77 Cakupan Kunjungan Rawat Inap 22,59 29,85 26,25 % Tabel 54

78 Angka kematian kasar/Gross Death Rate (GDR) di RS 37,52 27,83 31,97 per 100.000 pasien keluar Tabel 55

79 Angka kematian murni/Nett Death Rate (NDR) di RS 24,99 20,66 22,51 per 100.000 pasien keluar Tabel 55

80 Bed Occupation Rate (BOR) di RS 57,86 % Tabel 56

81 Bed Turn Over (BTO) di RS 54,48 Kali Tabel 56

82 Turn of Interval (TOI) di RS 2,82 Hari Tabel 56

83 Average Length of Stay (ALOS) di RS 3,75 Hari Tabel 56

C.3 Perilaku Hidup Masyarakat

87 Rumah Tangga ber-PHBS 45,23 % Tabel 57

Page 91: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

L P L + P Satuan

ANGKA/NILAINO INDIKATOR No. Lampiran

C.4 Keadaan Lingkungan

88 Persentase rumah sehat 78,82 % Tabel 58

89 Penduduk yang memiliki akses air minum yang layak 81,30 % Tabel 59

90 Penyelenggara air minum memenuhi syarat kesehatan 70,00 % Tabel 60

91 Penduduk yg memiliki akses sanitasi layak (jamban sehat) 100,16 % Tabel 61

92 Desa STBM - % Tabel 62

93 Tempat-tempat umum memenuhi syarat 80,38 % Tabel 63

TPM memenuhi syarat higiene sanitasi 60,18 % Tabel 64

TPM tidak memenuhi syarat dibina 42,31 % Tabel 65

TPM memenuhi syarat diuji petik 10,00 % Tabel 65

D. SUMBERDAYA KESEHATAN

D.1 Sarana Kesehatan

94 Jumlah Rumah Sakit Umum 5 RS Tabel 67

95 Jumlah Rumah Sakit Khusus 1 RS Tabel 67

96 Jumlah Puskesmas Rawat Inap 2 Tabel 67

97 Jumlah Puskesmas non-Rawat Inap 1 Tabel 67

Jumlah Puskesmas Keliling - Tabel 67

Jumlah Puskesmas pembantu 16 Tabel 67

98 Jumlah Apotek 39 Tabel 67

99 RS dengan kemampuan pelayanan gadar level 1 100,00 % Tabel 68

100 Jumlah Posyandu 167 Posyandu Tabel 69

101 Posyandu Aktif 92,22 % Tabel 69

102 Rasio posyandu per 100 balita 2,27 per 100 balita Tabel 69

103 UKBM

Poskesdes 21 Poskesdes Tabel 70

Polindes - Polindes Tabel 70

Posbindu 12 Posbindu Tabel 70

104 Jumlah Desa Siaga 21 Desa Tabel 71

105 Persentase Desa Siaga 100,00 % Tabel 71

D.2 Tenaga Kesehatan

106 Jumlah Dokter Spesialis 37 16 53 Orang Tabel 72

107 Jumlah Dokter Umum 28 29 57 Orang Tabel 72

108 Rasio Dokter (spesialis+umum) 78,57 per 100.000 penduduk Tabel 72

109 Jumlah Dokter Gigi + Dokter Gigi Spesialis 1 15 16 Orang Tabel 72

Page 92: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

L P L + P Satuan

ANGKA/NILAINO INDIKATOR No. Lampiran

110 Rasio Dokter Gigi (termasuk Dokter Gigi Spesialis) 11,43 per 100.000 penduduk

111 Jumlah Bidan 133 Orang Tabel 73

112 Rasio Bidan per 100.000 penduduk 95,00 per 100.000 penduduk Tabel 73

113 Jumlah Perawat 195 436 631 Orang Tabel 73

114 Rasio Perawat per 100.000 penduduk 450,73 per 100.000 penduduk Tabel 73

115 Jumlah Perawat Gigi - 8 8 Orang Tabel 73

116 Jumlah Tenaga Kefarmasian 11 73 84 Orang Tabel 74

117 Jumlah Tenaga Kesehatan kesehatan 3 3 6 Orang Tabel 75

118 Jumlah Tenaga Sanitasi 3 10 13 Orang Tabel 76

119 Jumlah Tenaga Gizi 2 27 29 Orang Tabel 77

D.3 Pembiayaan Kesehatan

120 Total Anggaran Kesehatan 165.767.166.446,00 Rp Tabel 81

121 APBD Kesehatan terhadap APBD Kab/Kota 17,13 % Tabel 81

122 Anggaran Kesehatan Perkapita 1.184.093,48 Rp Tabel 81

Page 93: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

TABEL 1

LUAS WILAYAH, JUMLAH DESA/KELURAHAN, JUMLAH PENDUDUK, JUMLAH RUMAH TANGGA,

DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN

KOTA BLITAR

TAHUN 2017

LUAS JUMLAH RATA-RATA KEPADATAN

WILAYAH RUMAH JIWA/RUMAH PENDUDUK

(km2) TANGGA TANGGA per km

2

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 Sukorejo 9,93 0 7 7 47.615 16.181 2,94 4795,07

2 Kepanjenkidul 10,50 0 7 7 40.430 13.568 2,98 3850,48

3 Sananwetan 12,16 0 7 7 51.950 17.417 2,98 4272,20

JUMLAH (KAB/KOTA) 32,59 0 21 21 139.995 47.166 2,97 4.296

Sumber: - Kantor Statistik Kabupaten/Kota

- Dispendukcapil Kota Blitar

JUMLAH

PENDUDUK

JUMLAH

NO KECAMATANDESA KELURAHAN

DESA +

KELURAHAN

Page 94: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

TABEL 2

JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR

KOTA BLITAR

TAHUN 2017

JUMLAH PENDUDUK

LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI+PEREMPUAN RASIO JENIS KELAMIN

1 2 3 4 5 6

1 0 - 4 3.803 3.538 7.341 107,49

2 5 - 9 5.747 5.401 11.148 106,41

3 10 - 14 5.716 5.316 11.032 107,52

4 15 - 19 5.631 5.383 11.014 104,61

5 20 - 24 5.188 5.225 10.413 99,29

6 25 - 29 4.872 5.200 10.072 93,69

7 30 - 34 5.980 6.098 12.078 98,06

8 35 - 39 6.389 6.207 12.596 102,93

9 40 - 44 5.384 5.247 10.631 102,61

10 45 - 49 5.301 5.309 10.610 99,85

11 50 - 54 4.254 4.660 8.914 91,29

12 55 - 59 3.692 4.094 7.786 90,18

13 60 - 64 2.818 2.961 5.779 95,17

14 65 - 69 1.974 2.170 4.144 90,97

15 70 - 74 1.116 1.433 2.549 77,88

16 75+ 1.546 2.342 3.888 66,01

JUMLAH 69.411 70.584 139.995 98,34

ANGKA BEBAN TANGGUNGAN (DEPENDENCY RATIO) 40,14

Sumber: - Kantor Statistik Kabupaten/kota

- Sumber lain…... (sebutkan) - Dispendukcapil Kota Blitar

NO KELOMPOK UMUR (TAHUN)

Page 95: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

DAN IJAZAH TERTINGGI YANG DIPEROLEH MENURUT JENIS KELAMIN

KOTA BLITAR

TAHUN 2017

LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI+

PEREMPUANLAKI-LAKI PEREMPUAN

LAKI-LAKI+

PEREMPUAN

1 2 3 4 5 6 7 8

1 PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS 57.116 59.207 116.323

2PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG

MELEK HURUF52.133 53.747 105.880 91,28 90,78 91,02

3PERSENTASE PENDIDIKAN TERTINGGI YANG

DITAMATKAN:

a. TIDAK MEMILIKI IJAZAH SD 23.596 22.621 46.217 41,31 38,21 39,73

b. SD/MI 11.966 13.423 25.389 20,95 22,67 21,83

c. SMP/ MTs 10.906 11.354 22.260 19,09 19,18 19,14

d. SMA/ MA 21.601 20.071 41.672 37,82 33,90 35,82

e. SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN 0 0 0 0,00 0,00 0,00

f. DIPLOMA I/DIPLOMA II 579 991 1.570 1,01 1,67 1,35

g. AKADEMI/DIPLOMA III 1.313 1.722 3.035 2,30 2,91 2,61

h. UNIVERSITAS/DIPLOMA IV 5.188 5.873 11.061 9,08 9,92 9,51

i. S2/S3 (MASTER/DOKTOR) 580 313 893 1,02 0,53 0,77

Sumber: Data Profil Kependudukan Dispendukcapil Kota Blitar

TABEL 3

JUMLAH PERSENTASE

PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF

NO VARIABEL

Page 96: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

TABEL 4

KOTA BLITAR

TAHUN 2017

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Sukorejo Karangsari 336 3 339 328 0 328 664 3 667

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 282 0 282 254 2 256 536 2 538

3 Sananwetan Sananwetan 418 4 422 398 3 401 816 7 823

JUMLAH (KAB/KOTA) 1.036 7 1.043 980 5 985 2.016 12 2.028

6,7 5,1 5,9

Sumber: Laporan PWS KIA

Keterangan : Angka Lahir Mati (dilaporkan) tersebut di atas belum tentu menggambarkan Angka Lahir Mati yang sebenarnya di populasi

ANGKA LAHIR MATI PER 1.000 KELAHIRAN (DILAPORKAN)

JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS

MATI HIDUP + MATI

LAKI-LAKI LAKI-LAKI + PEREMPUAN

HIDUP MATI HIDUP + MATI

JUMLAH KELAHIRAN

PEREMPUAN

HIDUP MATI HIDUP + MATI

NO KECAMATANNAMA

PUSKESMASHIDUP

Page 97: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

TABEL 5

JUMLAH KEMATIAN NEONATAL, BAYI, DAN BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

KOTA BLITAR

TAHUN 2017

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 Sukorejo Karangsari 2 2 0 2 1 4 0 4 3 6 0 6

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 3 4 0 4 1 1 0 1 4 5 0 5

3 Sananwetan Sananwetan 2 4 0 4 7 7 0 7 9 11 0 11

JUMLAH (KAB/KOTA) 7 10 0 10 9 12 0 12 16 22 0 22

6,76 9,65 0,00 9,65 9,18 12,24 0,00 12,24 7,94 10,91 0,00 10,91

Sumber: Laporan PWS KIA

Keterangan : - Angka Kematian (dilaporkan) tersebut di atas belum tentu menggambarkan AKN/AKB/AKABA yang sebenarnya di populasi

- a : kematian bayi termasuk kematian pada neonatal

LAKI - LAKI PEREMPUAN LAKI - LAKI + PEREMPUAN

JUMLAH KEMATIAN

NEONATAL NEONATAL BALITA ANAK

BALITABAYI

a ANAK

BALITA

ANAK

BALITABALITA

ANGKA KEMATIAN (DILAPORKAN)

BAYIa BALITA BAYI

a NEONATAL

NO KECAMATAN PUSKESMAS

Page 98: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

TABEL 6

JUMLAH KEMATIAN IBU MENURUT KELOMPOK UMUR, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

KOTA BLITAR

TAHUN 2017

< 20

tahun

20-34

tahun≥35 tahun JUMLAH

< 20

tahun

20-34

tahun≥35 tahun JUMLAH

< 20

tahun

20-34

tahun≥35 tahun JUMLAH

< 20

tahun

20-34

tahun≥35 tahun JUMLAH

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

1 Sukorejo Karangsari 664 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 536 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

3 Sananwetan Sananwetan 816 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2.016 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

ANGKA KEMATIAN IBU (DILAPORKAN) 0

Sumber: Laporan PWS KIA

Keterangan:

- Jumlah kematian ibu = jumlah kematian ibu hamil + jumlah kematian ibu bersalin + jumlah kematian ibu nifas

- Angka Kematian Ibu (dilaporkan) tersebut di atas belum bisa menggambarkan AKI yang sebenarnya di populasi

JUMLAH LAHIR

HIDUPJUMLAH KEMATIAN IBU HAMIL

JUMLAH (KAB/KOTA)

NO KECAMATAN PUSKESMAS

KEMATIAN IBU

JUMLAH KEMATIAN IBU BERSALIN JUMLAH KEMATIAN IBU NIFAS JUMLAH KEMATIAN IBU

Page 99: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

TABEL 7

KOTA BLITAR

TAHUN 2017

L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

1 Sukorejo Karangsari 23.790 23.825 47.615 10 83,33 2 16,67 12 33 61,11 21 38,89 54 0 0,00

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 19.953 20.477 40.430 11 85 2 15,38 13 32 73 12 27,27 44 2 4,55

3 Sananwetan Sananwetan 25.668 26.282 51.950 33 62 20 37,74 53 104 59 73 41,24 177 9 5,08

JUMLAH (KAB/KOTA) 69.411 70.584 139.995 54 69 24 31 78 169 61 106 39 275 11 4

CNR KASUS BARU TB BTA+ PER 100.000 PENDUDUK 77,80 34,00 55,72

CNR SELURUH KASUS TB PER 100.000 PENDUDUK 243,48 150,18 196,44

Sumber: Laporan TB Paru

Keterangan:

Jumlah pasien adalah seluruh pasien yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk pasien yang ditemukan di BBKPM/BPKPM/BP4, RS, Lembaga Pemasyarakatan, rumah tahanan, dokter praktek swasta, klinik dll

Catatan : Jumlah kolom 6 = jumlah kolom 7 pada Tabel 1, yaitu sebesar: 139.995

PUSKESMAS

JUMLAH SELURUH

KASUS TB

L PL+P

JUMLAH PENDUDUKJUMLAH KASUS BARU TB BTA+

L PL+P

KASUS BARU TB BTA+, SELURUH KASUS TB, KASUS TB PADA ANAK, DAN CASE NOTIFICATION RATE (CNR) PER 100.000 PENDUDUK

MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

KASUS TB ANAK

0-14 TAHUNNO KECAMATAN

Page 100: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

TABEL 8

JUMLAH KASUS DAN ANGKA PENEMUAN KASUS TB PARU BTA+ MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

KOTA BLITAR

TAHUN 2017

TB PARU

L P L + P L P L + P L P L + P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Sukorejo Karangsari 64 96 160 10 2 12 15,63 2,08 7,50

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 112 167 279 11 2 13 9,82 1,20 4,66

3 Sananwetan Sananwetan 268 400 668 33 20 53 12,31 5,00 7,93

JUMLAH (KAB/KOTA) 444 663 1.107 54 24 78 12,16 3,62 7,05

Sumber: Laporan TB Paru

Keterangan:

Jumlah pasien adalah seluruh pasien yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk pasien yang ditemukan di BBKPM/BPKPM/BP4, RS, Lembaga Pemasyarakatan,

rumah tahanan, dokter praktek swasta, klinik dll

% BTA (+)

TERHADAP SUSPEKBTA (+)NO KECAMATAN PUSKESMAS

SUSPEK

Page 101: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

TABEL 9

KOTA BLITAR

TAHUN 2017

L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % L P L+P L P L+P

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

1 Sukorejo Karangsari 9 9 18 7 77,8 6 66,7 13 72,2 1 11,11 0 0,00 1 5,56 88,9 66,7 77,8 0 0 0

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 13 6 19 7 53,8 3 50,0 10 52,6 0 0,00 0 0,00 0 0,00 53,8 50,0 52,6 0 0 0

3 Sananwetan Sananwetan 28 16 44 16 57,1 14 87,5 30 68,2 1 3,57 0 0,00 1 2,27 60,7 87,5 70,5 1 0 1

JUMLAH (KAB/KOTA) 50 31 81 30 60,00 23 74,19 53 65,43 2 4,00 0 0,00 2 2,47 64,00 74,19 67,90 1 0 1

ANGKA KEMATIAN SELAMA PENGOBATAN PER 100.000 PENDUDUK 1,44 0,00 0,71

Sumber: Laporan TB Paru

Keterangan:

* kohort yang sama dari kasus yang dinilai kesembuhan dan pengobatan lengkap

Jumlah pasien adalah seluruh pasien yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk pasien yang ditemukan di BBKPM/BPKPM/BP4, RS, Lembaga Pemasyarakatan,

rumah tahanan, dokter praktek swasta, klinik dll

P L + P

ANGKA KESEMBUHAN (CURE RATE)

NO KECAMATAN PUSKESMAS

JUMLAH KEMATIAN

SELAMA PENGOBATAN

ANGKA KESEMBUHAN DAN PENGOBATAN LENGKAP TB PARU BTA+ SERTA KEBERHASILAN PENGOBATAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

L L + P

ANGKA PENGOBATAN LENGKAP

(COMPLETE RATE)

L P

BTA (+) DIOBATI*

ANGKA KEBERHASILAN

PENGOBATAN

(SUCCESS RATE/SR)

Page 102: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

TABEL 10

PENEMUAN KASUS PNEUMONIA BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

KOTA BLITAR

TAHUN 2017

L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 Sukorejo Karangsari 2.379 2.383 4.762 106 106 212 27 25,50406 38 35,83435 65 30,67354

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 1.995 2.048 4.043 89 91 180 169 190,3635 116 127,2823 285 158,4

3 Sananwetan Sananwetan 2.567 2.628 5.195 114 117 231 267 233,7 180 153,9 447 193,4

JUMLAH (KAB/KOTA) 6.941 7.059 14.000 309 314 623 463 149,8991 334 106,3269 797 127,9294

PERSENTASE PERKIRAAN KASUS 4,45%

Sumber: Laporan ISPA

Keterangan:

Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS

Persentase perkiraan kasus pneumonia pada balita berbeda untuk setiap provinsi, sesuai hasil riskesdas 2013

JUMLAH BALITA JUMLAH PERKIRAAN

PENDERITANO KECAMATAN PUSKESMAS

PNEUMONIA PADA BALITA

PENDERITA DITEMUKAN DAN DITANGANI

L P L + P

Page 103: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

TABEL 11

KOTA BLITAR

TAHUN 2017

L P L+PPROPORSI

KELOMPOK

UMUR

L P L+PPROPORSI

KELOMPOK

UMUR

L P L+P L P L+PPROPORSI

KELOMPOK

UMUR

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

1 ≤ 4 TAHUN 1 0 1 0,94 0 0 0 0,00 1 0 1 0 0 0 0,00

2 5 - 14 TAHUN 0 1 1 0,94 0 0 0 0,00 0 0 0 0 0 0 0,00

3 15 - 19 TAHUN 1 1 2 1,89 0 0 0 0,00 0 0 0 0 0 0 0,00

4 20 - 24 TAHUN 8 4 12 11,32 2 0 2 15,38 3 0 3 0 0 0 0,00

5 25 - 49 TAHUN 46 34 80 75,47 8 1 9 69,23 10 7 17 0 0 0 0,00

6 ≥ 50 TAHUN 5 5 10 9,43 2 0 2 15,38 3 1 4 0 0 0 0,00

JUMLAH (KAB/KOTA) 61 45 106 12 1 13 17 8 25 0 0 0

PROPORSI JENIS KELAMIN 57,55 42,45 92,31 7,69 68,00 32,00 0,00 0,00

Sumber: Laporan Penyakir Kelamin

Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus baru yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS

JUMLAH KASUS HIV, AIDS, DAN SYPHILIS MENURUT JENIS KELAMIN

NO KELOMPOK UMUR

H I V AIDS SYPHILISJUMLAH KEMATIAN AKIBAT AIDS

Page 104: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

TABEL 12

KOTA BLITAR

TAHUN 2017

L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

1 PMI 7.698 5.120 12.818 7.430 96,52 4.857 94,86 12.287 95,86 0 0,00 0 0,00 0 0,00

JUMLAH 7.698 5.120 12.818 7.430 96,52 4.857 94,86 12.287 95,86 0 0,00 0 - 0 0,00

Sumber: PMI Kota Blitar

PERSENTASE DONOR DARAH DISKRINING TERHADAP HIV MENURUT JENIS KELAMIN

NO UNIT TRANSFUSI DARAH

DONOR DARAH

SAMPEL DARAH DIPERIKSA/DISKRINING

TERHADAP HIV

L P

POSITIF HIV

L + P L P L + P

JUMLAH PENDONOR

Page 105: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

TABEL 13

KASUS DIARE YANG DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

KOTA BLITAR

TAHUN 2017

L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 Sukorejo Karangsari 23.790 23.825 47.615 642 643 1.286 556 87 584 91 1.140 89

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 19.953 20.477 40.430 539 553 1.092 526 98 422 76 948 87

3 Sananwetan Sananwetan 25.668 26.282 51.950 693 710 1.403 414 60 413 58 827 59

JUMLAH (KAB/KOTA) 69.411 70.584 139.995 1.874 1.906 3.780 1.496 79,8 1.419 74,5 2.915 77,1

ANGKA KESAKITAN DIARE PER 1.000 PENDUDUK 270

Sumber: Laporan Diare

Ket: - Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS

- Persentase perkiraan jumlah kasus diare yang datang ke fasyankes besarnya sesuai dengan perkiraan daerah, namun

jika tidak tersedia maka menggunakan perkiraan 20% dari perkiraan jumlah penderita

P L + PLNO KECAMATAN PUSKESMASJUMLAH PENDUDUK

DIAREJUMLAH TARGET

PENEMUAN

DIARE DITANGANI

Page 106: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

TABEL 14

KASUS BARU KUSTA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

KOTA BLITAR

TAHUN 2017

L P L+P L P L+P L P L+P

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Sukorejo Karangsari 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 0 0 0 0 0 0 0 0 0

3 Sananwetan Sananwetan 0 0 0 0 0 0 0 0 0

JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 0 0 0 0 0 0 0

PROPORSI JENIS KELAMIN 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

ANGKA PENEMUAN KASUS BARU (NCDR/NEW CASE DETECTION RATE ) PER 100.000 PENDUDUK 0 0 0

Sumber: Laporan Penyakit Kusta

PB + MBPausi Basiler (PB)/ Kusta kering Multi Basiler (MB)/ Kusta BasahNO KECAMATAN PUSKESMAS

KASUS BARU

Page 107: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

TABEL 15

KOTA BLITAR

TAHUN 2017

JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8

1 Sukorejo Karangsari - - #DIV/0! 0 #DIV/0!

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul - - #DIV/0! 0 #DIV/0!

3 Sananwetan Sananwetan - - #DIV/0! 0 #DIV/0!

JUMLAH (KAB/KOTA) - - #DIV/0! - #DIV/0!

ANGKA CACAT TINGKAT 2 PER 100.000 PENDUDUK -

Sumber: Laporan Penyakit Kusta

KASUS BARU KUSTA 0-14 TAHUN DAN CACAT TINGKAT 2 MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

PENDERITA KUSTA

0-14 TAHUN

KASUS BARU

CACAT TINGKAT 2NO KECAMATAN PUSKESMAS PENDERITA

KUSTA

Page 108: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

TABEL 16

JUMLAH KASUS DAN ANGKA PREVALENSI PENYAKIT KUSTA MENURUT TIPE/JENIS, JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

KOTA BLITAR

TAHUN 2017

L P L+P L P L+P L P L+P

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Sukorejo Karangsari 0 0 0 1 0 1 1 0 1

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 0 0 0 0 1 1 0 1 1

3 Sananwetan Sananwetan 0 0 0 2 0 2 2 0 2

JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 0 3 1 4 3 1 4

ANGKA PREVALENSI PER 10.000 PENDUDUK 0,43 0,14 0,29

Sumber: Laporan Penyakit Kusta

NO KECAMATAN PUSKESMAS

KASUS TERCATAT

Pausi Basiler/Kusta kering Multi Basiler/Kusta Basah JUMLAH

Page 109: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

TABEL 17

PERSENTASE PENDERITA KUSTA SELESAI BEROBAT (RELEASE FROM TREATMENT/RFT) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

KOTA BLITAR

TAHUN 2017

KUSTA (PB) KUSTA (MB)

L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21

1 Sukorejo Karangsari 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 1 0 1 1 100 0 #DIV/0! 1 100

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 1 1 0 #DIV/0! 1 100 1 100

3 Sananwetan Sananwetan 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 2 0 2 2 100 0 #DIV/0! 2 100

JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 3 1 4 3 100 1 100 4 100

Sumber: Laporan Penyakit Kusta

PENDERITA MBa

L + P

RFT MB

L PNO KECAMATAN PUSKESMASRFT PB

L + PPENDERITA PB

a

L P

Page 110: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

TABEL 18

KOTA BLITAR

TAHUN 2017

NO KECAMATAN PUSKESMASJUMLAH PENDUDUK

<15 TAHUN

JUMLAH KASUS AFP

(NON POLIO)

1 2 3 4 5

1 Sukorejo Karangsari 10.937 2

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 9.280 0

3 Sananwetan Sananwetan 11.927 3

JUMLAH (KAB/KOTA) 32.144 5

AFP RATE (NON POLIO) PER 100.000 PENDUDUK USIA < 15 TAHUN 15,56

Sumber: Laporan STP

Keterangan:

Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS

Catatan : Jumlah penduduk < 15 tahun kolom 4 = jumlah penduduk < 15 tahun pada tabel 2, yaitu sebesar: 29.521

JUMLAH KASUS AFP (NON POLIO) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

Page 111: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

TABEL 19

JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

KOTA BLITAR

TAHUN 2017

JUMLAH KASUS PD3I

L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

1 Sukorejo Karangsari 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 0 3 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

3 Sananwetan Sananwetan 1 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

JUMLAH (KAB/KOTA) 1 5 6 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

CASE FATALITY RATE (%) 0,00 #DIV/0! #DIV/0!

Sumber: Laporan STP

JUMLAH KASUSMENINGGAL

TETANUS (NON NEONATORUM) TETANUS NEONATORUM

JUMLAH KASUSMENINGGAL

PERTUSISNO KECAMATAN PUSKESMASDIFTERI

JUMLAH KASUSMENINGGAL

Page 112: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

TABEL 20

KOTA BLITAR

TAHUN 2017

L P L+P L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

1 Sukorejo Karangsari 3 5 8 0 0 0 0 0 0 0

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 3 4 7 0 0 0 0 0 0 0

3 Sananwetan Sananwetan 5 5 10 0 0 0 0 0 0 0

JUMLAH (KAB/KOTA) 11 14 25 0 0 0 0 0 0 0

CASE FATALITY RATE (%) 0,0

Sumber: Laporan STP

JUMLAH KASUS PD3I

JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

CAMPAK

JUMLAH KASUSMENINGGAL

POLIO HEPATITIS BNO KECAMATAN PUSKESMAS

Page 113: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

TABEL 21

JUMLAH KASUS DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

KOTA BLITAR

TAHUN 2017

L P L+P L P L+P L P L+P

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Sukorejo Karangsari 16 12 28 0 0 0 0,0 0,0 0,0

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 19 16 35 0 1 1 0,0 6,3 2,9

3 Sananwetan Sananwetan 20 21 41 2 0 2 10,0 0,0 4,9

JUMLAH (KAB/KOTA) 55 49 104 2 1 3 3,6 2,0 2,9

INCIDENCE RATE PER 100.000 PENDUDUK 79,2 69,4 74,3

Sumber: Laporan DBD

Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS

NO KECAMATAN MENINGGAL CFR (%)JUMLAH KASUSPUSKESMAS

DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)

Page 114: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

TABEL 22

KOTA BLITAR

TAHUN 2017

L P L+P L % P % L+P % L P L+P L P L+P

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21

1 Sukorejo Karangsari 0 0 0 - - - - #DIV/0! - #DIV/0! - #DIV/0! 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 1 - 1 1 - 1 1 100,00 - #DIV/0! 1,00 100,00 0 0 0 0,00 #DIV/0! 0,00

3 Sananwetan Sananwetan 0 0 0 - - - - #DIV/0! - #DIV/0! - #DIV/0! 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

JUMLAH (KAB/KOTA) 1 0 1 1 - 1 1 100,00 - #DIV/0! 1,00 100,00 0 0 0 0 #DIV/0! 0

JUMLAH PENDUDUK BERISIKO

ANGKA KESAKITAN (ANNUAL PARASITE INCIDENCE ) PER 1.000 PENDUDUK BERISIKO #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

Sumber: Laporan Kasus Malaria

Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS

KESAKITAN DAN KEMATIAN AKIBAT MALARIA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

CFRMENINGGAL SUSPEK

MALARIA

NO KECAMATAN PUSKESMAS POSITIFL P L+P

SEDIAAN DARAH DIPERIKSA

Page 115: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

TABEL 23

PENDERITA FILARIASIS DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

KOTA BLITAR

TAHUN 2017

L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 Sukorejo Karangsari 0 0 0 0 0 0

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 0 0 0 0 0 0

3 Sananwetan Sananwetan 0 0 0 0 0 0

JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 0 0 0 0

ANGKA KESAKITAN PER 100.000 PENDUDUK (KAB/KOTA) 0 0 0

Sumber: Laporan Filariasis

Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS

JUMLAH KESELURUHAN KASUS : SEMUA KASUS YANG PERNAH TERCATA DI KAB/KOTA PUSKESMAS, TIDAK ADA BATASAN TAHUN

JUMLAH SELURUH KASUSKASUS BARU DITEMUKANNO KECAMATAN PUSKESMAS

PENDERITA FILARIASIS

Page 116: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

TABEL 24

PENGUKURAN TEKANAN DARAH PENDUDUK ≥ 18 TAHUN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

KOTA BLITAR

TAHUN 2017

LAKI-LAKI PEREMPUANLAKI-LAKI +

PEREMPUANJUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

1 Sukorejo Karangsari 16.920 17.411 34.331 11.250 66,49 12.735 73,14 23.985 69,86 802 7,1288889 886 6,9572046 1688 7,0377319

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 14.189 14.961 29.150 10.995 77,49 11.999 80,20 22.994 78,88 815 7,4124602 845 7,0422535 1660 7,2192746

3 Sananwetan Sananwetan 18.252 19.205 37.457 11.480 62,90 13.490 70,24 24.970 66,66 892 7,7700348 983 7,2868792 1875 7,5090108

JUMLAH (KAB/KOTA) 49.361 51.577 100.938 33.725 68,32 38.224 74,11 71.949 71,28 2.509 7,44 2.714 7,10 5.223 7,26

Sumber: Laporan PTM

LAKI-LAKI PEREMPUANNO KECAMATAN PUSKESMAS

JUMLAH PENDUDUK ≥ 18 TAHUN LAKI-LAKI +

PEREMPUAN

HIPERTENSI/TEKANAN DARAH TINGGIDILAKUKAN PENGUKURAN TEKANAN DARAH

LAKI-LAKI PEREMPUANLAKI-LAKI +

PEREMPUAN

Page 117: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

TABEL 25

PEMERIKSAAN OBESITAS MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

KOTA BLITAR

TAHUN 2017

LAKI-LAKI PEREMPUANLAKI-LAKI +

PEREMPUANJUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

1 Sukorejo Karangsari 16.351 16.547 32.898 11.250 68,80 12.735 76,96 23.985 72,91 2.261 20,10 2.674 21,00 4.935 20,58

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 13.711 14.222 27.933 10.995 80,19 11.999 84,37 22.994 82,32 2.089 19,00 2.399 19,99 4.488 19,52

3 Sananwetan Sananwetan 17.639 18.256 35.895 11.480 65,08 13.490 73,89 24.970 69,56 2.341 20,39 2.965 21,98 5.306 21,25

JUMLAH (KAB/KOTA) 47.701 49.025 96.726 33.725 70,70 38.224 77,97 71.949 74,38 6.691 19,84 8.038 21,03 14.729 20,47

Sumber: Laporan PTM

PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUANNO KECAMATAN PUSKESMAS

JUMLAH PENGUNJUNG PUSKESMAS

DAN JARINGANNYA BERUSIA ≥ 15

TAHUN

OBESITAS

LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN

DILAKUKAN PEMERIKSAAN OBESITAS

LAKI-LAKI

Page 118: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

TABEL 26

CAKUPAN DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM DENGAN METODE IVA DAN KANKER PAYUDARA DENGAN PEMERIKSAAN KLINIS (CBE)

MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

KOTA BLITAR

TAHUN 2017

JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 Sukorejo Karangsari 7313 359 4,91 0 0,00 0 0,00

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 6287 296 5 1 0,34 0 0,00

3 Sananwetan Sananwetan 8071 222 3 0 0,00 0 0,00

JUMLAH (KAB/KOTA) 21.671 877 4 1 0,11 0 0,00

Sumber: Laporan IVA

Ket: IVA: Inspeksi Visual dengan Asam asetat

CBE: Clinical Breast Examination

PEMERIKSAAN LEHER RAHIM

DAN PAYUDARATUMOR/BENJOLAN

NO KECAMATAN PUSKESMASPEREMPUAN

USIA 30-50 TAHUN

IVA POSITIF

Page 119: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

TABEL 27

JUMLAH PENDERITA DAN KEMATIAN PADA KLB MENURUT JENIS KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)

KOTA BLITAR

TAHUN

DIKETAHUIDITANGGU-

LANGIAKHIR L P L+P

0-7

HARI

8-28

HARI

1-11

BLN

1-4

THN

5-9

THN

10-14

THN

15-19

THN

20-44

THN

45-54

THN

55-59

THN

60-69

THN

70+

THNL P L+P L P L+P L P L+P L P L+P

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35

1 Dipteri 1 1 21/01/17 22/01/17 30/01/17 0 1 1 1 0 0 0 70 82 152 - 1,22 0,66 #DIV/0! - - kepanjenlor

2 Difteri 1 1 06/04/17 07/04/17 14/04/17 1 1 1 0 0 0 90 92 182 - 1,09 0,55 #DIV/0! - - sananwetan

3 Difteri 1 1 20/06/17 21/06/17 28/06/17 1 1 1 0 0 0 100 120 220 - 0,83 0,45 #DIV/0! - - kepanjenlor

4 difteri 1 1 02/09/17 02/09/17 10/09/17 1 1 1 0 0 0 60 75 135 - 1,33 0,74 #DIV/0! - - kauman

5 difteri 1 1 14/10/17 14/10/17 22/10/17 1 1 1 0 0 0 100 100 200 1,00 - 0,50 - #DIV/0! - bendogerit

6 difteri 1 1 11/11/17 11/11/17 19/11/17 1 1 1 0 0 0 80 85 165 - 1,18 0,61 #DIV/0! - - karangsari

Sumber: Laporan Surveilanse

WAKTU KEJADIAN (TANGGAL) KELOMPOK UMUR PENDERITA

JUMLAH

DESA/KEL

2017

KELURAHANCFR (%)

NOJENIS KEJADIAN

LUAR BIASA

ATTACK RATE (%)JUMLAH PENDERITA JUMLAH KEMATIANJUMLAH PENDUDUK

TERANCAMJUMLAH

KEC

YANG TERSERANG

Page 120: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

TABEL 28

KOTA BLITAR

TAHUN 2017

JUMLAH DITANGANI <24 JAM %1 2 3 4 5 6

1 Sukorejo Karangsari 1 1 100,00

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 3 3 100,00

3 Sananwetan Sananwetan 2 2 100,00

JUMLAH (KAB/KOTA) 6 6 100,00

Sumber: Laporan Surveilanse

KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) DI DESA/KELURAHAN YANG DITANGANI < 24 JAM

KLB DI DESA/KELURAHANNO PUSKESMASKECAMATAN

Page 121: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

TABEL 29

MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

KOTA BLITAR

TAHUN 2017

JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 Sukorejo Karangsari 807 732 90,7 690 85,5 771 664 86,1 656 85,1 664 86,12192

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 694 597 86,0 512 73,8 662 536 81,0 508 76,7 574 86,70695

3 Sananwetan Sananwetan 890 841 94,5 801 90,0 850 818 96,2 751 88,4 756 88,94118

JUMLAH (KAB/KOTA) 2.391 2.170 90,8 2.003 83,8 2.283 2.018 88,4 1.915 83,9 1.994 87,34

Sumber: Laporan PWS KIA

NO KECAMATAN PUSKESMASJUMLAH

CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL, PERSALINAN DITOLONG TENAGA KESEHATAN, DAN PELAYANAN KESEHATAN IBU NIFAS

IBU BERSALIN/NIFASIBU HAMIL

PERSALINAN

DITOLONG NAKES

MENDAPAT

YANKES NIFAS

IBU NIFAS

MENDAPAT VIT A JUMLAHK1 K4

Page 122: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

TABEL 30

PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI TT PADA IBU HAMIL MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

KOTA BLITAR

TAHUN 2017

TT-1 TT-2 TT-3 TT-4 TT-5 TT2+

JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

1 Sukorejo Karangsari 807 - - 1 0,1 66 8,2 147 18,2 214 26,5

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 694 - - 1 0,1 12 1,7 282 40,6 295 42,5

3 Sananwetan Sananwetan 890 - - 3 0,3 31 3,5 62 7,0 96 10,8

JUMLAH (KAB/KOTA) 2.391 0 - 0 - 5 0,2 109 4,6 491 20,5 605 25,3

Sumber: Laporan Imunisasi

JUMLAH

IBU HAMIL

IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMIL

NO KECAMATAN PUSKESMAS

Page 123: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

TABEL 31

PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI TT PADA WANITA USIA SUBUR MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

KOTA BLITAR

TAHUN 2017

TT-1 TT-2 TT-3 TT-4 TT-5

JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

1 Sukorejo Karangsari 8.786 - - 1 0,0 21 0,2 70 0,8

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 7.551 - - 0 - 3 0,0 140 1,9

3 Sananwetan Sananwetan 9.692 - - 1 0,0 8 0,1 18 0,2

JUMLAH (KAB/KOTA) 26.029 0 - 0 - 2 0,0 32 0,1 228 0,9

Sumber: Laporan Imunisasi

IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA WUS

NO KECAMATAN PUSKESMASJUMLAH WUS

(15-39 TAHUN)

Page 124: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

TABEL 32

JUMLAH IBU HAMIL YANG MENDAPATKAN TABLET FE1 DAN FE3 MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

KOTA BLITAR

TAHUN 2017

FE1 (30 TABLET) FE3 (90 TABLET)

JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8

1 Sukorejo Karangsari 807 732 90,71 690 85,50

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 694 576 83,00 527 75,94

3 Sananwetan Sananwetan 890 842 94,61 815 91,57

JUMLAH (KAB/KOTA) 2391 2.150 89,92 2.032 84,99

Sumber: Laporan GIZI

KECAMATANJUMLAH

IBU HAMILNO PUSKESMAS

Page 125: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

TABEL 33

KOTA BLITAR

TAHUN 2017

S % L P L + P L P L + P S % S % S %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19

1 Sukorejo Karangsari 807 161 128 79,3061 376 363 739 56 54 111 51 90,4 37 68,0 88 79,4

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 694 139 150 108,1 316 312 628 47 47 94 65 137,1 33 70,5 98 104,0

3 Sananwetan Sananwetan 890 178 133 74,7 406 401 807 61 60 121 40 65,7 41 68,2 81 66,9

JUMLAH (KAB/KOTA) 2.391 478 411 85,95 1.098 1.076 2.174 165 161 326 156 94,7 111 68,8 267 81,9

Sumber: Laporan PWS KIA

JUMLAH LAHIR HIDUP

PERKIRAAN

BUMIL

DENGAN

KOMPLIKASI

KEBIDANAN

PERKIRAAN NEONATAL

KOMPLIKASI

PENANGANAN KOMPLIKASI NEONATAL

L + PL P

PENANGANAN

KOMPLIKASI

KEBIDANAN

JUMLAH DAN PERSENTASE PENANGANAN KOMPLIKASI KEBIDANAN DAN KOMPLIKASI NEONATAL

MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

NO PUSKESMASKECAMATANJUMLAH

IBU HAMIL

Page 126: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

TABEL 34

KOTA BLITAR

TAHUN 2017

PESERTA KB AKTIF

MKJP

IUD % MOP % MOW %IM

PLAN% JUMLAH %

KON

DOM % SUNTIK % PIL %

OBAT

VAGINA%

LAIN

NYA% JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27

1 Sukorejo Karangsari 2.668 43,2 38 0,6 50 0,8 1.054 17,1 3.810 61,7 463 7,5 1.434 23,2 471 7,6 0 0,0 0 0,0 2.368 38,3 6.178 100,0

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 1.534 30,3 110 2,2 91 1,8 280 5,5 2.015 39,8 242 4,8 2.005 39,6 803 15,9 0 0,0 0 0,0 3.050 60,2 5.065 100,0

3 Sananwetan Sananwetan 1.657 23,3 102 1,4 54 0,8 216 3,0 2.029 28,5 188 2,6 3.332 46,8 1.571 22,1 0 0,0 0 0,0 5.091 71,5 7.120 100,0

JUMLAH (KAB/KOTA) 5.859 31,9 250 1,4 195 1,1 1.550 8,4 7.854 42,8 893 4,9 6.771 36,9 2.845 15,5 0 0,0 0 0,0 10.509 57,2 18.363 100,0

Sumber: Laporan KB

Keterangan: MKJP = Metode Kontrasepsi Jangka Panjang

PROPORSI PESERTA KB AKTIF MENURUT JENIS KONTRASEPSI, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

MKJP +

NON

MKJP

% MKJP +

NON MKJP

NO KECAMATAN PUSKESMASNON MKJP

Page 127: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

TABEL 35

KOTA BLITAR

TAHUN 2017

PESERTA KB BARU

MKJP

IUD % MOP % MOW % IMPLAN % JUMLAH % KONDOM % SUNTIK % PIL %OBAT

VAGINA%

LAIN

NYA% JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27

1 Sukorejo Karangsari 65 58,6 0 0,0 0 0,0 27 24,3 92 82,9 2 1,8 15 13,5 2 1,8 0 0,0 0 0,0 19 17,1 111 100,0

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 95 23,1 0 0,0 16 3,9 14 3,4 125 30,4 13 3,2 208 50,6 65 15,8 0 0,0 0 0,0 286 69,6 411 100,0

3 Sananwetan Sananwetan 76 21,9 0 0,0 0 0,0 10 2,9 86 24,8 0 0,0 201 57,9 60 17,3 0 0,0 0 0,0 261 75,2 347 100,0

JUMLAH (KAB/KOTA) 236 27,2 0 0,0 16 1,8 51 5,9 303 34,9 15 1,7 424 48,8 127 14,6 0 0,0 0 0,0 566 65,1 869 100,0

Sumber: Laporan KB

Keterangan: MKJP = Metode Kontrasepsi Jangka Panjang

PROPORSI PESERTA KB BARU MENURUT JENIS KONTRASEPSI, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

NON MKJP MKJP +

NON

MKJP

% MKJP

+ NON

MKJP

NO KECAMATAN PUSKESMAS

Page 128: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

TABEL 36

JUMLAH PESERTA KB BARU DAN KB AKTIF MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

KOTA BLITAR

TAHUN 2017

PESERTA KB BARU

JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8

1 Sukorejo Karangsari 8.448 111 1,3 6.178 73,1

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 6.730 411 6,1 5.065 75,3

3 Sananwetan Sananwetan 8.621 347 4,0 7.120 82,6

JUMLAH (KAB/KOTA) 23.799 869 3,7 18.363 77,2

Sumber: Laporan KB

PESERTA KB AKTIFJUMLAH PUSNO KECAMATAN PUSKESMAS

Page 129: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

TABEL 37

KOTA BLITAR

TAHUN 2017

L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

1 Sukorejo Karangsari 376 363 739 376 100 363 100,0 739 100,0 20 5,31915 19 5,2 39 5,3

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 316 312 628 316 100,0 312 100,0 628 100,0 10 3,2 12 3,8 22 3,5

3 Sananwetan Sananwetan 406 401 807 406 100,0 401 100,0 807 100,0 21 5,2 18 4,5 39 4,8

JUMLAH (KAB/KOTA) 1.098 1.076 2.174 1.098 100,0 1.076 100,0 2.174 100,0 51 4,6 49 4,6 100 4,6

Sumber: Laporan PWS KIA

NO KECAMATAN PUSKESMAS

BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

P LL + P L + P

BBLRJUMLAH LAHIR HIDUP

L

BAYI BARU LAHIR DITIMBANG

P

Page 130: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

TABEL 38

CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATAL MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

KOTA BLITAR

TAHUN 2017

L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

1 Sukorejo Karangsari 376 363 739 336 89,4 328 90,4 664 89,9 321 85,4 335 92,3 656 88,8

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 316 312 628 284 89,9 252 80,8 536 85,4 261 82,6 230 73,7 491 78,2

3 Sananwetan Sananwetan 406 401 807 418 103,0 396 98,8 814 100,9 416 102,5 367 91,5 783 97,0

JUMLAH (KAB/KOTA) 1.098 1.076 2.174 1.038 94,5 976 90,7 2.014 92,6 998 90,9 932 86,6 1.930 88,8

Sumber: Laporan PWS KIA

JUMLAH LAHIR HIDUPNO KECAMATAN PUSKESMAS

P L + P

KUNJUNGAN NEONATAL 3 KALI (KN LENGKAP)

P L + PL

KUNJUNGAN NEONATAL 1 KALI (KN1)

L

Page 131: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

TABEL 39

KOTA BLITAR

TAHUN 2017

L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Sukorejo Karangsari 247 240 487 207 83,8 202 84,2 409 84,0

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 132 125 257 102 77,3 97 77,6 199 77,4

3 Sananwetan Sananwetan 335 351 686 251 74,9 258 73,5 509 74,2

JUMLAH (KAB/KOTA) 714 716 1.430 560 78,4 557 77,8 1.117 78,1

Sumber: Laporan GIZI dan KIA

JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF

USIA 0-6 BULAN

L + P

JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

NO KECAMATAN

JUMLAH BAYI

0-6 BULANPUSKESMASL P

Page 132: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

TABEL 40

CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

KOTA BLITAR

TAHUN 2017

L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Sukorejo Karangsari 395 381 776 340 86,1 310 81,4 650 83,8

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 332 328 660 291 87,7 280 85,4 571 86,5

3 Sananwetan Sananwetan 427 421 848 353 82,7 320 76,0 673 79,4

JUMLAH (KAB/KOTA) 1.154 1.130 2.284 984 85,3 910 81 1.894 82,9

Sumber: Laporan PWS KIA

P L + PLNO KECAMATAN PUSKESMASJUMLAH BAYI

PELAYANAN KESEHATAN BAYI

Page 133: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

TABEL 41

KOTA BLITAR

TAHUN 2017

1 2 3 4 5 6

1 Sukorejo Karangsari 7 3 42,9

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 7 3 42,9

3 Sananwetan Sananwetan 7 6 85,7

JUMLAH (KAB/KOTA) 21 12 57,1

Sumber: Laporan Imunisasi

CAKUPAN DESA/KELURAHAN UNIVERSAL CHILD IMMUNIZATION (UCI) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

% DESA/KELURAHAN

UCINO KECAMATAN PUSKESMAS

JUMLAH

DESA/KELURAHAN

DESA/KELURAHAN

UCI

Page 134: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

TABEL 42

CAKUPAN IMUNISASI HEPATITIS B < 7 HARI DAN BCG PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

KOTA BLITAR

TAHUN 2017

BAYI DIIMUNISASI

Hb < 7 hari BCG

L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

1 Sukorejo Karangsari 376 363 739 352 93,62 332 91,46 684 92,56 342 90,96 320 88,15 662 89,58

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 316 312 628 286 90,51 247 79,17 533 84,87 292 92,41 238 76,28 530 84,39

3 Sananwetan Sananwetan 406 401 807 397 97,78 409 102,00 806 99,88 428 105,42 364 90,77 792 98,14

JUMLAH (KAB/KOTA) 1098 1076 2174 1035 94,26 988 91,82 2023 93,05 1062 96,72 922 85,69 1984 91,26

Sumber: Laporan Imunisasi

L + PPL L + P L PNO KECAMATAN PUSKESMAS

JUMLAH LAHIR HIDUP

Page 135: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

TABEL 43

CAKUPAN IMUNISASI DPT-HB/DPT-HB-Hib, POLIO, CAMPAK, DAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

KOTA BLITAR

TAHUN 2017

BAYI DIIMUNISASI

DPT-HB3/DPT-HB-Hib3 POLIO 4a CAMPAK IMUNISASI DASAR LENGKAP

L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

1 Sukorejo Karangsari 395 381 776 317 80,25 329 86,35 646 83,25 317 80,2532 329 86,3517 646 83,2474 146 36,962 144 37,7953 290 37,3711 346 87,5949 371 97,3753 717 92,3969

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 332 328 660 315 94,88 254 77,44 569 86,21 311 93,6747 253 77,1341 564 85,4545 189 56,9277 171 52,1341 360 54,5455 290 87,3494 264 80,4878 554 83,9394

3 Sananwetan Sananwetan 427 421 848 424 99,30 373 88,60 797 93,99 422 98,829 373 88,5986 795 93,75 239 55,9719 204 48,4561 443 52,2406 409 95,7845 371 88,1235 780 91,9811

JUMLAH (KAB/KOTA) 1.154 1.130 2.284 1.056 91,51 956 84,60 2.012 88,09 1.050 90,9879 955 84,5133 2.005 87,7846 574 49,74 519 45,9292 1.093 47,8546 1.045 90,5546 1.006 89,0265 2.051 89,7986

Sumber: Laporan Imunisasi

Keterangan: a = khusus provinsi yang menerapkan 3 dosis polio maka diisi dengan polio 3

L + PL PL PNO KECAMATAN PUSKESMAS

JUMLAH BAYI

(SURVIVING INFANT)L + P L PP L + PL + P L

Page 136: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

TABEL 44

CAKUPAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA BAYI DAN ANAK BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

KOTA BLITAR

TAHUN 2017

BAYI 6-11 BULAN ANAK BALITA (12-59 BULAN) BALITA (6-59 BULAN)

L P L+P SƷ % S % S % L P L+P S % S % S % L P L+P S % S % S %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

1 Sukorejo Karangsari 395 381 776 293 74,18 296 77,69 589 75,90 1.533 1.379 2.912 1.548 100,98 1.364 98,91 2.912 100,00 1.928 1.760 3.688 1.841 95,49 1.660 94,32 3.501 94,93

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 332 328 660 337 101,51 377 114,94 714 108,18 1.286 1.185 2.471 1.354 105,29 1.329 112,15 2.683 108,58 1.618 1.513 3.131 1.691 104,51 1.706 112,76 3.397 108,50

3 Sananwetan Sananwetan 427 421 848 424 99,30 418 99,29 842 99,29 1.656 1.521 3.177 1.655 99,94 1.521 100,00 3.176 99,97 2.083 1.942 4.025 2.079 99,81 1.939 99,85 4.018 99,83

JUMLAH (KAB/KOTA) 1.154 1.130 2.284 1.054 91,33 1.091 96,55 2.145 93,91 4.475 4.085 8.560 4.557 101,83 4.214 103,16 8.771 102,46 5.629 5.215 10.844 5.611 99,68 5.305 101,73 10.916 100,66

Sumber: Laporan Gizi

Keterangan: Pelaporan pemberian vitamin A dilakukan pada Februari dan Agustus, maka perhitungan bayi 6-11 bulan yang mendapat vitamin A dalam setahun

dihitung dengan mengakumulasi bayi 6-11 bulan yang mendapat vitamin A di bulan Februari dan yang mendapat vitamin A di bulan Agustus

L + PJUMLAH

L + PPL

MENDAPAT VIT AMENDAPAT VIT A

PNO KECAMATAN PUSKESMAS

L + PJUMLAH BAYI JUMLAH

P

MENDAPAT VIT A

LL

Page 137: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

TABEL 45

JUMLAH ANAK 0-23 BULAN DITIMBANG MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

KOTA BLITAR

TAHUN 2017

L P L+P L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

1 Sukorejo Karangsari 785 737 1.522 584 586 1.170 74,4 79,5 76,9 0 0,0 0 0,0 0 0,0

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 658 635 1.293 361 368 729 54,9 58 56,4 0 0,0 0 0,0 0 0,0

3 Sananwetan Sananwetan 847 814 1.661 585 551 1.136 69,1 68 68,4 0 0,0 0 0,0 0 0,0

JUMLAH (KAB/KOTA) 2.290 2.186 4.476 1.530 1.505 3.035 66,8 69 67,8 0 0,0 0 0,0 0 0,0

Sumber: Laporan Gizi

% (D/S) L P L+PNO KECAMATAN PUSKESMAS

ANAK 0-23 BULAN (BADUTA)

JUMLAH BADUTA

DILAPORKAN (S)

DITIMBANG BGM

JUMLAH (D)

Page 138: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

TABEL 46

KOTA BLITAR

TAHUN 2017

ANAK BALITA (12-59 BULAN)

L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Sukorejo Karangsari 1.533 1.379 2.912 1.115 72,7 1.097 79,6 2.212 76,0

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 1.286 1.185 2.471 731 56,8 713 60,2 1.444 58,4

3 Sananwetan Sananwetan 1.656 1.521 3.177 1.028 62,1 980 64,4 2.008 63,2

JUMLAH (KAB/KOTA) 4.475 4.085 8.560 2.874 64,2 2.790 68,3 5.664 66,2

Sumber: Laporan Gizi

CAKUPAN PELAYANAN ANAK BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

P L + P

MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN (MINIMAL 8 KALI)

LNO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH

Page 139: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

TABEL 47

JUMLAH BALITA DITIMBANG MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

KOTA BLITAR

TAHUN 2017

L P L+P L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

1 Sukorejo Karangsari 1.929 1.759 3.688 1.398 1.287 2.685 72,5 73,2 72,8 10 0,7 6 0,5 16 0,6

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 1.618 1.514 3.132 1.153 1.168 2.321 71,3 77 74,1 2 0,2 3 0,3 5 0,2

3 Sananwetan Sananwetan 2.082 1.942 4.024 1.515 1.425 2.940 72,8 73 73,1 2 0,1 2 0,1 4 0,1

JUMLAH (KAB/KOTA) 5.629 5.215 10.844 4.066 3.880 7.946 72,2 74 73,3 14 0,3 11 0,3 25 0,3

Sumber: Laporan Gizi

P

DITIMBANG

JUMLAH (D) % (D/S)NO KECAMATAN PUSKESMAS

JUMLAH BALITA

DILAPORKAN (S)

BALITA

L+P

BGM

L

Page 140: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

CAKUPAN KASUS BALITA GIZI BURUK YANG MENDAPAT PERAWATAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

KOTA BLITAR

TAHUN 2017

KASUS BALITA GIZI BURUK

L P L+P S % S % S %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Sukorejo Karangsari 2 1 3 2 100,0 1 100,0 3 100,0

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul - 3 3 - #DIV/0! 3 100,0 3 100,0

3 Sananwetan Sananwetan 4 - 4 4 100,0 - #DIV/0! 4 100,0

JUMLAH (KAB/KOTA) 6 4 10 6 100,0 4 100,0 10 100,0

Sumber: Laporan Gizi

P L + P

MENDAPAT PERAWATANNO KECAMATAN PUSKESMAS

LJUMLAH DITEMUKAN

Page 141: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

TABEL 49

KOTA BLITAR

TAHUN 2017

MURID KELAS 1 SD DAN SETINGKAT

L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 Sukorejo Karangsari 346 387 733 346 100,0 387 100,0 733 100,0 23 23 100,00

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 500 510 1.010 500 100,0 510 100,0 1.010 100,0 24 24 100,00

3 Sananwetan Sananwetan 642 640 1.282 642 100,0 640 100,0 1.282 100,0 26 26 100,00

JUMLAH (KAB/KOTA) 1.488 1.537 3.025 1.488 100,0 1.537 100,0 3.025 100,0 73 73 100,00

CAKUPAN PENJARINGAN KESEHATAN SISWA SD & SETINGKAT 100,0 100,0 100,0

Sumber: Laporan UKS

P L + P

SD DAN SETINGKAT

JUMLAH

MENDAPAT

PELAYANAN

KESEHATAN

(PENJARINGAN)

%

CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN (PENJARINGAN) SISWA SD & SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

NO KECAMATAN PUSKESMASJUMLAH

MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN (PENJARINGAN)

L

Page 142: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

TABEL 50

KOTA BLITAR

TAHUN 2017

PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT

TUMPATAN GIGI TETAPPENCABUTAN GIGI

TETAP

RASIO TUMPATAN/

PENCABUTAN1 2 3 4 5 6

1 Sukorejo Karangsari 810 443 1,8

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 862 434 2,0

3 Sananwetan Sananwetan 1.729 750 2,3

JUMLAH (KAB/ KOTA) 3.401 1.627 2,1

Sumber: Laporan Gigi dan Mulut

PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

NO PUSKESMASKECAMATAN

Page 143: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

TABEL 51

PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK SD DAN SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

KOTA BLITAR

TAHUN 2017

L P L + P L % P % L + P % L P L + P L % P % L + P %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26

1 Sukorejo Karangsari 23 22 95,7 22 95,7 2.609 2.274 4.883 378 14,5 431 19,0 809 16,6 245 270 515 229 93,5 251 93,0 480 93,2

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 24 6 25,0 24 100,0 3.048 2.857 5.905 1.104 36,2 1.074 37,6 2.178 36,9 659 671 1.330 242 36,7 262 39,0 504 37,9

3 Sananwetan Sananwetan 26 7 26,9 19 73,1 4.075 3.802 7.877 1.166 28,6 1.070 28,1 2.236 28,4 706 608 1.314 706 100,0 608 100,0 1.314 100,0

JUMLAH (KAB/ KOTA) 73 35 47,9 65 89,0 9.732 8.933 18.665 2.648 27,2 2.575 28,8 5.223 28,0 1.610 1.549 3.159 1.177 73,1 1.121 72,4 2.298 72,7

Sumber: Laporan Gigi dan Mulut

JUMLAH

SD/MI

MENDAPAT

YAN. GIGI

% %

MURID SD/MI DIPERIKSA PERLU PERAWATAN MENDAPAT PERAWATANNO PUSKESMASKECAMATAN

JUMLAH MURID

SD/MI

UPAYA KESEHATAN GIGI SEKOLAH

JUMLAH

SD/MI

JUMLAH

SD/MI DGN

SIKAT GIGI

MASSAL

Page 144: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

TABEL 52

KOTA BLITAR

TAHUN 2017

L P L+P L % P % L+P %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Sukorejo Karangsari 2.724 3.074 5.798 1.495 54,88 2.300 74,82 3.795 65,45

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 2.285 2.642 4.927 1.245 54,49 1.985 75,13 3.230 65,56

3 Sananwetan Sananwetan 2.939 3.392 6.331 1.653 56,24 2.795 82,40 4.448 70,26

JUMLAH (KAB/KOTA) 7.948 9.108 17.056 4.393 55,27 7.080 77,73 11.473 67,27

Sumber: Laporan Usila

JUMLAH MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN

USILA (60TAHUN+)

CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN USIA LANJUT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

NO KECAMATAN PUSKESMAS

Page 145: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

TABEL 53

KOTA BLITAR

TAHUN 2017

%

L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8

1 Jaminan Kesehatan Nasional 0 0 98.612 0,00 0,00 70,44

1.1 Penerima Bantuan Iuran (PBI) APBN 27.268 0,00 0,00 19,48

1.2 PBI APBD 13.359 0,00 0,00 9,54

1.3 Pekerja penerima upah (PPU) 44.080 0,00 0,00 31,49

1.4 Pekerja bukan penerima upah (PBPU)/mandiri 13.905 0,00 0,00 9,93

1.5 Bukan pekerja (BP) 8.981 0,00 0,00 6,42

2 Jamkesda 0 0,00 0,00 0,00

3 Asuransi Swasta 0 0,00 0,00 0,00

4 Asuransi Perusahaan 0 0,00 0,00 0,00

JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 107.593 0,00 0,00 76,85

Sumber: BPJS

CAKUPAN JAMINAN KESEHATAN PENDUDUK MENURUT JENIS JAMINAN DAN JENIS KELAMIN

NO JENIS JAMINAN KESEHATAN

PESERTA JAMINAN KESEHATAN

JUMLAH

Page 146: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

TABEL 54

KOTA BLITAR

TAHUN 2017

JUMLAH KUNJUNGAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA

L P L+P L P L+P L P L+P

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1 Puskesmas Karangsari 32.299 52.758 85.057 0 369 394 763

2 Puskesmas Kepanjenkidul 25.775 39.730 65.505 316 384 700 830 397 1.227

3 Puskesmas Sananwetan 34.644 54.641 89.285 84 131 215 437 596 1.033

SUB JUMLAH I 92.718 147.129 239.847 400 515 915 1.636 1.387 3.023

1 RS Syuhada' Haji 7.837 7.871 15.708 3.003 3.402 6.405 0

2 RSI Aminah 3.038 6.590 9.628 1.019 2.067 3.086 0

3 RSU Aminah 34.660 25.820 60.480 3.258 3.889 7.147 0

4 RS Katolik Budi Rahayu 15.985 19.070 35.055 2.191 2.404 4.595 47 149 196

5 RSUD Mardi Waluyo 59.432 74.453 133.885 5.130 6.324 11.454 0

6 RSIA TANJUNGSARI 891 1.110 2.001 677 2.471 3.148 0

SUB JUMLAH II 121.843 134.914 256.757 15.278 20.557 35.835 47 149 196

1 Sarana Yankes lainnya (sebutkan) 0 0 0

2 Sarana Yankes lainnya (sebutkan) 0 0 0

3 Sarana Yankes lainnya (sebutkan) 0 0 0

4 Sarana Yankes lainnya (sebutkan) 0 0 0

0 0 0

SUB JUMLAH III 0 0 0 0 0 0 0 0 0

JUMLAH (KAB/KOTA) 214.561 282.043 496.604 15.678 21.072 36.750 1.683 1.536 3.219

JUMLAH PENDUDUK KAB/KOTA 69.411 70.584 139.995 69.411 70.584 139.995

CAKUPAN KUNJUNGAN (%) 309,1 399,6 354,7 22,6 29,9 26,3

Sumber: Laporan LB4

Catatan: Puskesmas non rawat inap hanya melayani kunjungan rawat jalan

JUMLAH KUNJUNGAN RAWAT JALAN, RAWAT INAP, DAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN

RAWAT JALAN RAWAT INAP JUMLAHNO SARANA PELAYANAN KESEHATAN

Page 147: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

TABEL 55

KOTA BLITAR

TAHUN 2017

L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

1 RS Syuhada' Haji 115 3.003 3.402 6.405 65 87 152 17 25 42 21,6 25,6 23,7 5,7 7,3 6,6

2 RSI Aminah 55 1.019 2.067 3.086 13 13 26 3 4 7 12,8 6,3 8,4 2,9 1,9 2,3

3 RSU Aminah 106 3.306 3.853 7.159 79 87 166 19 27 46 23,9 22,6 23,2 5,7 7,0 6,4

4 RS Katolik Budi Rahayu 125 2.191 2.404 4.595 166 170 336 83 89 172 75,8 70,7 73,1 37,9 37,0 37,4

5 RSUD Mardi Waluyo 213 5.130 6.324 11.454 246 214 460 261 279 540 48,0 33,8 40,2 50,9 44,1 47,1

6 RSIA TANJUNGSARI 44 677 2.471 3.148 6 - 6 - - - 8,9 - 1,9 - - -

658 15.326 20.521 35.847 575 571 1.146 383 424 807 37,5 27,8 32,0 25,0 20,7 22,5

Sumber: Laporan Rumah Sakit

Keterangan: a termasuk rumah sakit swasta

JUMLAH

TEMPAT TIDUR

ANGKA KEMATIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT

KABUPATEN/KOTA

GDR NDRPASIEN KELUAR MATI PASIEN KELUAR

(HIDUP + MATI)

PASIEN KELUAR MATI

≥ 48 JAM DIRAWATNO NAMA RUMAH SAKITa

Page 148: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

TABEL 56

INDIKATOR KINERJA PELAYANAN DI RUMAH SAKIT

KOTA BLITAR

TAHUN 2017

NO NAMA RUMAH SAKITa JUMLAH

TEMPAT TIDUR

PASIEN KELUAR

(HIDUP + MATI)

JUMLAH HARI

PERAWATAN

JUMLAH LAMA

DIRAWATBOR (%) BTO (KALI) TOI (HARI) ALOS (HARI)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 RS Syuhada' Haji 115 6.405 25.620 26.717 61,0 55,70 2,55 4,2

2 RSI Aminah 55 3.086 11.238 8.152 56,0 56,11 2,86 2,6

3 RSU Aminah 106 7.159 25.064 22.221 64,8 67,54 1,90 3,1

4 RS Katolik Budi Rahayu 125 4.595 17.638 17.489 38,7 36,76 6,09 3,8

5 RSUD Mardi Waluyo 213 11.454 53.072 53.714 68,3 53,77 2,15 4,7

6 RSIA TANJUNGSARI 44 3.148 6.336 6.295 39,5 71,55 3,09 2,0

658 35847 138.968 134.588 57,9 54,4787234 2,8 4

Sumber: Laporan Rumah Sakit

Keterangan: a termasuk rumah sakit swasta

KABUPATEN/KOTA

Page 149: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

KOTA BLITAR

TAHUN 2017

JUMLAHJUMLAH DIPANTAU

% DIPANTAUJUMLAH

BER- PHBS % BER- PHBS

1 2 3 4 5 6 7 8

1 Sukorejo Karangsari 15.761 5.400 34,3 2.121 39,3

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 3.500 500 14,3 500 100,0

3 Sananwetan Sananwetan 16.640 2.400 14,4 1.133 47,2

JUMLAH (KAB/KOTA) 35.901 8.300 23,1 3.754 45,2

47.166 Sumber : Laporan Promkes

RUMAH TANGGA

TABEL 57

NO KECAMATAN PUSKESMAS

PERSENTASE RUMAH TANGGA BERPERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (BER-PHBS) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

Page 150: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

KOTA BLITAR

TAHUN 2017

JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

1 Sukorejo Karangsari 12964 7.087 54,67 5877,00 2.070 35,22 1244 60 8.331 64

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 8742 8.265 94,54 477,00 477 100,00 277 58 8.542 97,71

3 Sananwetan Sananwetan 13432 9.562 71,19 3870,00 2.010 51,94 1260 62,69 10.822 80,57

JUMLAH (KAB/KOTA) 35.138 24.914 70,90 10.224 4.557 44,57 2781 61,03 27.695 78,82

Sumber: Laporan Kesehatan Lingkungan

TABEL 58

RUMAH MEMENUHI SYARAT

(RUMAH SEHAT)

PERSENTASE RUMAH SEHAT MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

RUMAH MEMENUHI SYARAT

(RUMAH SEHAT)

2016JUMLAH

RUMAH YANG

BELUM

MEMENUHI

SYARAT

RUMAH DIBINARUMAH DIBINA MEMENUHI

SYARAT

2017

NO KECAMATAN PUSKESMAS

JUMLAH

SELURUH

RUMAH

Page 151: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

TABEL 59

KOTA BLITAR

TAHUN 2017

JU

MLA

H

SA

RA

NA

JU

MLA

H

PE

ND

UD

UK

PE

NG

GU

NA

JU

MLA

H

SA

RA

NA

JU

MLA

H

PE

ND

UD

UK

PE

NG

GU

NA

JU

MLA

H

SA

RA

NA

JU

MLA

H

PE

ND

UD

UK

PE

NG

GU

NA

JU

MLA

H

SA

RA

NA

JU

MLA

H

PE

ND

UD

UK

PE

NG

GU

NA

JU

MLA

H

SA

RA

NA

JU

MLA

H

PE

ND

UD

UK

PE

NG

GU

NA

JU

MLA

H

SA

RA

NA

JU

MLA

H

PE

ND

UD

UK

PE

NG

GU

NA

JU

MLA

H

SA

RA

NA

JU

MLA

H

PE

ND

UD

UK

PE

NG

GU

NA

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34

1 Sukorejo Karangsari 47.615 453 589 335 399 7.646 38.495 5.994 31.169 2.016 4.032 1.370 2.740 4 416 4 416 2.245 4.490 2.245 4.490 39.214 82

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 40.430 541 706 405 486,00 8.107 33.073 6.925 29.085 1.265 2.560 915 1.119 6 544 6 544 1.891 3.782 1.891 3.782 35.016 86,61

3 Sananwetan Sananwetan 51.950 729 947 539 643,00 9.119 42.787 6.839 31.459 2.617 3.402 1.799 2.336 3 748 3 748 2.200 4.400 2.200 4.400 39.586 76,20

JUMLAH (KAB/KOTA) 139.995 1.723 2.242 1.279 1.528 24.872 114.355 19.758 91.713 5.898 9.994 4.084 6.195 0 0 0 0 13 1.708 13 1.708 0 0 0 0 6.336 12.672 6.336 12.672 113.816 81,3

Sumber: Laporan Kesehatan Lingkungan

PENDUDUK DENGAN AKSES BERKELANJUTAN TERHADAP AIR MINUM BERKUALITAS (LAYAK) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

MEMENUHI

SYARAT

PERPIPAAN (PDAM,BPSPAM)

JU

MLA

H S

AR

AN

A MEMENUHI

SYARAT

PENAMPUNGAN AIR HUJAN

JU

MLA

H

PE

ND

UD

UK

PE

NG

GU

NA

JU

MLA

H

PE

ND

UD

UK

PE

NG

GU

NA

JU

MLA

H S

AR

AN

A

JU

MLA

H S

AR

AN

A MEMENUHI

SYARAT

MATA AIR TERLINDUNG

JU

MLA

H

PE

ND

UD

UK

PE

NG

GU

NA

SUMUR GALI TERLINDUNG SUMUR GALI DENGAN POMPA SUMUR BOR DENGAN POMPA TERMINAL AIR

JU

MLA

H

PE

ND

UD

UK

PE

NG

GU

NA

NOMEMENUHI

SYARAT

MEMENUHI

SYARAT

KECAMATAN PUSKESMAS PENDUDUK

JU

MLA

H S

AR

AN

A

JU

MLA

H

PE

ND

UD

UK

PE

NG

GU

NA

JU

MLA

H S

AR

AN

A

PENDUDUK

DENGAN AKSES

BERKELANJUTAN

TERHADAP AIR

MINUM LAYAK

JU

MLA

H

%

BUKAN JARINGAN PERPIPAAN

JU

MLA

H

PE

ND

UD

UK

PE

NG

GU

NA

JU

MLA

H S

AR

AN

A MEMENUHI

SYARAT

JU

MLA

H

PE

ND

UD

UK

PE

NG

GU

NA

JU

MLA

H S

AR

AN

A MEMENUHI

SYARAT

Page 152: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

TABEL 60

KOTA BLITAR

TAHUN 2017

JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7

1 Sukorejo Karangsari 0 13 13 100

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 0 46 29 63,04347826

3 Sananwetan Sananwetan 1 41 28 68,29268293

JUMLAH (KAB/KOTA) 1 100 70 70

Sumber: Laporan Kesehatan Lingkungan

PERSENTASE KUALITAS AIR MINUM DI PENYELENGGARA AIR MINUM YANG MEMENUHI SYARAT KESEHATAN

JUMLAH SAMPEL

DIPERIKSA

MEMENUHI SYARAT

(FISIK, BAKTERIOLOGI, DAN KIMIA)NO KECAMATAN

JUMLAH

PENYELENGGARA

AIR MINUM

PUSKESMAS

Page 153: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

TABEL 61

KOTA BLITAR

TAHUN 2017

JU

MLA

H

SA

RA

NA

JU

MLA

H

PE

ND

UD

UK

PE

NG

GU

NA

% P

EN

DU

DU

K

PE

NG

GU

NA

JU

MLA

H

SA

RA

NA

JU

MLA

H

PE

ND

UD

UK

PE

NG

GU

NA

% P

EN

DU

DU

K

PE

NG

GU

NA

JU

MLA

H

SA

RA

NA

JU

MLA

H

PE

ND

UD

UK

PE

NG

GU

NA

% P

EN

DU

DU

K

PE

NG

GU

NA

JU

MLA

H

SA

RA

NA

JU

MLA

H

PE

ND

UD

UK

PE

NG

GU

NA

% P

EN

DU

DU

K

PE

NG

GU

NA

JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26

1 Sukorejo Karangsari 47.615 31 5.699 31 5.699 100 15.590 41.771 15.340 41.132 98 118 472 107 437 92,58 20 80 0 0 0 47.268 99,3

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 40.430 15 4.329 15 4.329 100 11.019 36.032 11.019 36.032 100 181 304 181 304 100 0 0 0 0 #DIV/0! 40.665 100,6

3 Sananwetan Sananwetan 51.950 4 1.049 4 1.049 100 11.597 50.580 11.597 50.580 100 149 730 131 655 89,73 0 0 0 0 #DIV/0! 52.284 100,6

JUMLAH (KAB/KOTA) 139.995 50 11.077 50 11.077 100 38.206 128.383 37.956 127.744 100 448 1.506 419 1.396 92,7 20 80 0 0 0 140.217 100,2

Sumber: Laporan Kesehatan Lingkungan

PENDUDUK DENGAN AKSES TERHADAP FASILITAS SANITASI YANG LAYAK (JAMBAN SEHAT) MENURUT JENIS JAMBAN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

JU

MLA

H

PE

ND

UD

UK

PE

NG

GU

NA

JU

MLA

H

PE

ND

UD

UK

PE

NG

GU

NA

JU

MLA

H S

AR

AN

A MEMENUHI SYARAT

PENDUDUK

DENGAN AKSES

SANITASI LAYAK

(JAMBAN SEHAT)

NO KECAMATAN PUSKESMAS

JENIS SARANA JAMBAN

CEMPLUNG

JU

MLA

H S

AR

AN

A

LEHER ANGSA PLENGSENGAN

MEMENUHI SYARATMEMENUHI SYARAT

JU

MLA

H

PE

ND

UD

UK

PE

NG

GU

NA

JU

MLA

H

PE

ND

UD

UK

JU

MLA

H S

AR

AN

A

KOMUNAL

JU

MLA

H S

AR

AN

A

JU

MLA

H

PE

ND

UD

UK

PE

NG

GU

NA

MEMENUHI SYARAT

Page 154: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

TABEL 62

KOTA BLITAR

TAHUN 2017

JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 Sukorejo Karangsari 7 7 100 0 0 - -

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 7 7 100,0 7,0 100 - -

3 Sananwetan Sananwetan 7 7 100,0 7,0 100 - -

JUMLAH (KAB/KOTA) 21 21 100,0 0 0 0

Sumber: Laporan STBM

PUSKESMASJUMLAH DESA/

KELURAHAN

DESA YANG MELAKSANAKAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT

KECAMATAN DESA STBMNO DESA MELAKSANAKAN

STBM

SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM)

DESA STOP BABS

(SBS)

Page 155: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

TABEL 63

KOTA BLITAR

TAHUN 2017

SD

SLT

P

SLT

A

PU

SK

ES

MA

S

RU

MA

H

SA

KIT

UM

UM

BIN

TA

NG

NO

N

BIN

TA

NG

JU

MLA

H

%

JU

MLA

H

%

JU

MLA

H

%

JU

MLA

H

%

JU

MLA

H

%

JU

MLA

H

%

JU

MLA

H

%

JU

MLA

H

%

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27

1 Sukorejo Karangsari 23 5 7 1 2 - 3 41 19 82,6 4 80,0 6 85,7 1 100,0 2 100,0 0 #DIV/0! 1 33,3 33 80,5

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 24 10 12 1 5 - 11 63 20 83,3 8 80,0 8 66,7 1 100,0 5 100,0 0 #DIV/0! 10 90,9 52 82,5

3 Sananwetan Sananwetan 26 11 12 1 1 - 3 54 21 80,8 9 81,8 8 66,7 1 100,0 1 100,0 #DIV/0! 2 66,7 42 77,8

JUMLAH (KAB/KOTA) 73 26 31 3 8 0 17 158 60 82,2 21 80,8 22 71,0 3 100,0 8 100,0 0 #DIV/0! 13 76,5 127 80,37975

Sumber: Laporan Kesehatan Lingkungan

YANG ADA

JU

MLA

H T

TU

SLTP SLTA

SARANA PENDIDIKAN

SD

PERSENTASE TEMPAT-TEMPAT UMUM MEMENUHI SYARAT KESEHATAN MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

TEMPAT-TEMPAT UMUM

NO KECAMATAN PUSKESMAS

SARANA PENDIDIKANTEMPAT-TEMPAT

UMUM

MEMENUHI SYARAT KESEHATAN

SARANA

KESEHATANHOTEL

BINTANG NON BINTANG

SARANA KESEHATAN

PUSKESMASRUMAH SAKIT

UMUM

HOTEL

Page 156: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

TABEL 64

KOTA BLITAR

TAHUN 2017

JASA BOGA

RUMAH

MAKAN/

RESTORAN

DEPOT AIR

MINUM

(DAM)

MAKANAN

JAJANANTOTAL % JASA BOGA

RUMAH

MAKAN/

RESTORAN

DEPOT AIR

MINUM

(DAM)

MAKANAN

JAJANANTOTAL %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

1 Sukorejo Karangsari 302 14 16 13 156 199 65,89 2 8 0 93 103 34,11

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 370 16 17 9 118 160 43,24 2 6 0 202 210 56,76

3 Sananwetan Sananwetan 242 10 13 9 159 191 78,93 2 3 0 46 51 21,07

JUMLAH (KAB/KOTA) 914 40 46 31 433 550 60,18 6 17 0 341 364 39,82

Sumber: Laporan Kesehatan Lingkungan

KECAMATAN

TPM MEMENUHI SYARAT HIGIENE SANITASI TPM TIDAK MEMENUHI SYARAT HIGIENE SANITASI

TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN (TPM) MENURUT STATUS HIGIENE SANITASI

NO PUSKESMASJUMLAH

TPM

Page 157: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

TABEL 65

KOTA BLITAR

TAHUN 2017

JA

SA

BO

GA

RU

MA

H M

AK

AN

/

RE

ST

OR

AN

DE

PO

T A

IR

MIN

UM

(D

AM

)

MA

KA

NA

N

JA

JA

NA

N

TO

TA

L

JA

SA

BO

GA

RU

MA

H M

AK

AN

/

RE

ST

OR

AN

DE

PO

T A

IR

MIN

UM

(D

AM

)

MA

KA

NA

N

JA

JA

NA

N

TO

TA

L

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

1 Sukorejo Karangsari 103 10 0 0 39 49 47,57 199 0 0 0 0 0 0,00

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 210 10 4 0 42 56 26,67 160 4 20 24 15,00

3 Sananwetan Sananwetan 51 10 0 0 39 49 96,08 191 0 1 0 30 31 16,23

JUMLAH (KAB/KOTA) 364 30 4 0 120 154 42,31 550 4 1 0 50 55 10,00

Sumber: Laporan Kesehatan Lingkungan

PE

RS

EN

TA

SE

TP

M

DIB

INA

TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN DIBINA DAN DIUJI PETIK

JU

ML

AH

TP

M

ME

ME

NU

HI

SY

AR

AT

HIG

IEN

E S

AN

ITA

SI

NO KECAMATAN

JUMLAH TPM DIBINA JUMLAH TPM DIUJI PETIK

JU

ML

AH

TP

M T

IDA

K

ME

ME

NU

HI

SY

AR

AT

PUSKESMAS

PE

RS

EN

TA

SE

TP

M

DIU

JI P

ET

IK

Page 158: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

TABEL 66

KOTA BLITAR

TAHUN 2017

Puskesmas

Karangsari

Puskesmas

Kepanjenkidul

Puskesmas

Sananwetan

(1) (2) (3) (5)

1 Albendazol Tablet 1 1 1

2 Amoxicillin 500 mg Tablet 1 1 1

3 Amoxicillin Sirup 1 1 1

4 Deksametason Tablet 1 1 1

5 Diazepam 5 mg/Ml Injeksi 1 1 1

6 Epinefrin (Adrenalin) 0,1% (sebagai HCL) Injeksi 1 1 1

7 Fitomenadion (Vitamin K) Injeksi 1 1 1

8 Furosemid 40 mg / HCT Tablet 1 1 1

9 Garam Oralit Serbuk 1 1 1

10 Glibenklamid / Metformin Tablet 1 1 1

11 Kaptopril Tablet 1 1 1

12 Magnesium Sulfat 20% Injeksi 1 1 0

13 Metil Ergometrin Maleat 0,200 mg - 1 ml Injeksi 0 0 0

14 Obat Anti Tuberculosis Dewasa Tablet 1 1 1

15 Oksitosin Injeksi 1 1 1

16 Paracetamol 500 mg Tablet 1 1 1

17 Tablet Tambah Darah Tablet 1 1 1

18 Vaksin BCG Injeksi 1 1 1

19 Vaksin TT Injeksi 1 1 1

20 Vaksin DPT/DPT-HB/DPT-HB-Hib Injeksi 1 1 1

19 19 18

3

18,67

31,11

Keterangan :

Kolom (1) : nomor urut

Kolom (2) : nama obat (tertulis nama obat generik / kandungan zat berkhasiat)

Kolom (3) : bentuk sediaan obat dan vaksin

Kolom (4) : diisi dengan angka 1 jika obat tersebut tersedia untuk pelayanan

diisi dengan angka 0 jika obat tersebut tidak tersedia untuk pelayanan

Sumber: Laporan IKK

Jumlah (n) Puskesmas yang melapor

Jumlah kumulatif item obat indikator yang tersedia di (n) Puskesmas

(4)

Ketersediaan (Ada / Tidak)

PERSENTASE KETERSEDIAAN OBAT DAN VAKSIN

Ket.Bulan Januari

Persentase Ketersediaan Obat dan Vaksin di Puskesmas

NO. NAMA OBAT Bentuk Sediaan

Jumlah item obat indikator yang tersedia di Puskesmas

Page 159: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

TABEL 66

KOTA BLITAR

TAHUN 2017

Puskesmas KarangsariPuskesmas

Kepanjenkidul

Puskesmas

Sananwetan

(1) (2) (3) (5)

1 Albendazol Tablet 1 1 1

2 Amoxicillin 500 mg Tablet 1 1 1

3 Amoxicillin Sirup 1 1 1

4 Deksametason Tablet 1 1 1

5 Diazepam 5 mg/Ml Injeksi 1 1 1

6 Epinefrin (Adrenalin) 0,1% (sebagai HCL) Injeksi 1 1 1

7 Fitomenadion (Vitamin K) Injeksi 1 1 1

8 Furosemid 40 mg / HCT Tablet 1 1 1

9 Garam Oralit Serbuk 1 1 1

10 Glibenklamid / Metformin Tablet 1 1 1

11 Kaptopril Tablet 1 1 1

12 Magnesium Sulfat 20% Injeksi 1 1 0

13 Metil Ergometrin Maleat 0,200 mg - 1 ml Injeksi 0 0 0

14 Obat Anti Tuberculosis Dewasa Tablet 1 1 1

15 Oksitosin Injeksi 1 1 1

16 Paracetamol 500 mg Tablet 1 1 1

17 Tablet Tambah Darah Tablet 1 1 1

18 Vaksin BCG Injeksi 1 1 1

19 Vaksin TT Injeksi 1 1 1

20 Vaksin DPT/DPT-HB/DPT-HB-Hib Injeksi 1 1 1

19 19 18

3

18,67

31,11

Keterangan :

Kolom (1) : nomor urut

Kolom (2) : nama obat (tertulis nama obat generik / kandungan zat berkhasiat)

Kolom (3) : bentuk sediaan obat dan vaksin

Kolom (4) : diisi dengan angka 1 jika obat tersebut tersedia untuk pelayanan

diisi dengan angka 0 jika obat tersebut tidak tersedia untuk pelayanan

Sumber: Laporan IKK

Ket.Bulan Februari

(4)

Jumlah item obat indikator yang tersedia di Puskesmas

Jumlah (n) Puskesmas yang melapor

Jumlah kumulatif item obat indikator yang tersedia di (n) Puskesmas

Persentase Ketersediaan Obat dan Vaksin di Puskesmas

PERSENTASE KETERSEDIAAN OBAT DAN VAKSIN

NO. NAMA OBAT Bentuk Sediaan

Ketersediaan (Ada / Tidak)

Page 160: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

TABEL 66

KOTA BLITAR

TAHUN 2017

Puskesmas KarangsariPuskesmas

Kepanjenkidul

Puskesmas

Sananwetan

(1) (2) (3) (5)

1 Albendazol Tablet 1 1 1

2 Amoxicillin 500 mg Tablet 1 1 1

3 Amoxicillin Sirup 1 1 1

4 Deksametason Tablet 1 1 1

5 Diazepam 5 mg/Ml Injeksi 1 1 1

6 Epinefrin (Adrenalin) 0,1% (sebagai HCL) Injeksi 1 1 1

7 Fitomenadion (Vitamin K) Injeksi 1 1 1

8 Furosemid 40 mg / HCT Tablet 1 1 1

9 Garam Oralit Serbuk 1 1 1

10 Glibenklamid / Metformin Tablet 1 1 1

11 Kaptopril Tablet 1 1 1

12 Magnesium Sulfat 20% Injeksi 1 1 0

13 Metil Ergometrin Maleat 0,200 mg - 1 ml Injeksi 0 0 0

14 Obat Anti Tuberculosis Dewasa Tablet 1 1 1

15 Oksitosin Injeksi 1 1 1

16 Paracetamol 500 mg Tablet 1 1 1

17 Tablet Tambah Darah Tablet 1 1 1

18 Vaksin BCG Injeksi 1 1 1

19 Vaksin TT Injeksi 1 1 1

20 Vaksin DPT/DPT-HB/DPT-HB-Hib Injeksi 1 1 1

19 19 18

3

18,67

31,11

Keterangan :

Kolom (1) : nomor urut

Kolom (2) : nama obat (tertulis nama obat generik / kandungan zat berkhasiat)

Kolom (3) : bentuk sediaan obat dan vaksin

Kolom (4) : diisi dengan angka 1 jika obat tersebut tersedia untuk pelayanan

diisi dengan angka 0 jika obat tersebut tidak tersedia untuk pelayanan

Sumber: Laporan IKK

Ket.Bulan Maret

(4)

Jumlah item obat indikator yang tersedia di Puskesmas

Jumlah (n) Puskesmas yang melapor

Jumlah kumulatif item obat indikator yang tersedia di (n) Puskesmas

Persentase Ketersediaan Obat dan Vaksin di Puskesmas

PERSENTASE KETERSEDIAAN OBAT DAN VAKSIN

NO. NAMA OBAT Bentuk Sediaan

Ketersediaan (Ada / Tidak)

Page 161: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

TABEL 66

KOTA BLITAR

TAHUN 2017

Puskesmas KarangsariPuskesmas

Kepanjenkidul

Puskesmas

Sananwetan

(1) (2) (3) (5)

1 Albendazol Tablet 1 1 1

2 Amoxicillin 500 mg Tablet 1 1 1

3 Amoxicillin Sirup 1 1 1

4 Deksametason Tablet 1 1 1

5 Diazepam 5 mg/Ml Injeksi 1 1 1

6 Epinefrin (Adrenalin) 0,1% (sebagai HCL) Injeksi 1 1 1

7 Fitomenadion (Vitamin K) Injeksi 1 1 1

8 Furosemid 40 mg / HCT Tablet 1 1 1

9 Garam Oralit Serbuk 1 1 1

10 Glibenklamid / Metformin Tablet 1 1 1

11 Kaptopril Tablet 1 1 1

12 Magnesium Sulfat 20% Injeksi 1 1 0

13 Metil Ergometrin Maleat 0,200 mg - 1 ml Injeksi 0 0 0

14 Obat Anti Tuberculosis Dewasa Tablet 1 1 1

15 Oksitosin Injeksi 1 1 1

16 Paracetamol 500 mg Tablet 1 1 1

17 Tablet Tambah Darah Tablet 1 1 1

18 Vaksin BCG Injeksi 1 1 1

19 Vaksin TT Injeksi 1 1 1

20 Vaksin DPT/DPT-HB/DPT-HB-Hib Injeksi 1 1 1

19 19 18

3

18,67

31,11

Keterangan :

Kolom (1) : nomor urut

Kolom (2) : nama obat (tertulis nama obat generik / kandungan zat berkhasiat)

Kolom (3) : bentuk sediaan obat dan vaksin

Kolom (4) : diisi dengan angka 1 jika obat tersebut tersedia untuk pelayanan

diisi dengan angka 0 jika obat tersebut tidak tersedia untuk pelayanan

Sumber: Laporan IKK

Ket.Bulan April

(4)

Jumlah item obat indikator yang tersedia di Puskesmas

Jumlah (n) Puskesmas yang melapor

Jumlah kumulatif item obat indikator yang tersedia di (n) Puskesmas

Persentase Ketersediaan Obat dan Vaksin di Puskesmas

PERSENTASE KETERSEDIAAN OBAT DAN VAKSIN

NO. NAMA OBAT Bentuk Sediaan

Ketersediaan (Ada / Tidak)

Page 162: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

TABEL 66

KOTA BLITAR

TAHUN 2017

Puskesmas KarangsariPuskesmas

Kepanjenkidul

Puskesmas

Sananwetan

(1) (2) (3) (5)

1 Albendazol Tablet 1 1 1

2 Amoxicillin 500 mg Tablet 1 1 1

3 Amoxicillin Sirup 1 1 1

4 Deksametason Tablet 1 1 1

5 Diazepam 5 mg/Ml Injeksi 1 1 1

6 Epinefrin (Adrenalin) 0,1% (sebagai HCL) Injeksi 1 1 1

7 Fitomenadion (Vitamin K) Injeksi 1 1 1

8 Furosemid 40 mg / HCT Tablet 1 1 1

9 Garam Oralit Serbuk 1 1 1

10 Glibenklamid / Metformin Tablet 1 1 1

11 Kaptopril Tablet 1 1 1

12 Magnesium Sulfat 20% Injeksi 1 1 1

13 Metil Ergometrin Maleat 0,200 mg - 1 ml Injeksi 0 1 1

14 Obat Anti Tuberculosis Dewasa Tablet 1 1 1

15 Oksitosin Injeksi 1 1 1

16 Paracetamol 500 mg Tablet 1 1 1

17 Tablet Tambah Darah Tablet 1 1 1

18 Vaksin BCG Injeksi 1 1 1

19 Vaksin TT Injeksi 1 1 1

20 Vaksin DPT/DPT-HB/DPT-HB-Hib Injeksi 1 1 1

19 20 20

3

19,67

32,78

Keterangan :

Kolom (1) : nomor urut

Kolom (2) : nama obat (tertulis nama obat generik / kandungan zat berkhasiat)

Kolom (3) : bentuk sediaan obat dan vaksin

Kolom (4) : diisi dengan angka 1 jika obat tersebut tersedia untuk pelayanan

diisi dengan angka 0 jika obat tersebut tidak tersedia untuk pelayanan

Sumber: Laporan IKK

Ket.Bulan Mei

(4)

Jumlah item obat indikator yang tersedia di Puskesmas

Jumlah (n) Puskesmas yang melapor

Jumlah kumulatif item obat indikator yang tersedia di (n) Puskesmas

Persentase Ketersediaan Obat dan Vaksin di Puskesmas

PERSENTASE KETERSEDIAAN OBAT DAN VAKSIN

NO. NAMA OBAT Bentuk Sediaan

Ketersediaan (Ada / Tidak)

Page 163: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

TABEL 66

KOTA BLITAR

TAHUN 2017

Puskesmas KarangsariPuskesmas

Kepanjenkidul

Puskesmas

Sananwetan

(1) (2) (3) (5)

1 Albendazol Tablet 1 1 1

2 Amoxicillin 500 mg Tablet 1 1 1

3 Amoxicillin Sirup 1 1 1

4 Deksametason Tablet 1 1 1

5 Diazepam 5 mg/Ml Injeksi 1 1 1

6 Epinefrin (Adrenalin) 0,1% (sebagai HCL) Injeksi 1 1 1

7 Fitomenadion (Vitamin K) Injeksi 1 1 1

8 Furosemid 40 mg / HCT Tablet 1 1 1

9 Garam Oralit Serbuk 1 1 1

10 Glibenklamid / Metformin Tablet 1 1 1

11 Kaptopril Tablet 1 1 0

12 Magnesium Sulfat 20% Injeksi 1 1 0

13 Metil Ergometrin Maleat 0,200 mg - 1 ml Injeksi 0 1 1

14 Obat Anti Tuberculosis Dewasa Tablet 1 1 1

15 Oksitosin Injeksi 1 1 1

16 Paracetamol 500 mg Tablet 1 1 1

17 Tablet Tambah Darah Tablet 1 1 1

18 Vaksin BCG Injeksi 1 1 1

19 Vaksin TT Injeksi 1 1 1

20 Vaksin DPT/DPT-HB/DPT-HB-Hib Injeksi 1 1 1

19 20 18

3

19,00

31,67

Keterangan :

Kolom (1) : nomor urut

Kolom (2) : nama obat (tertulis nama obat generik / kandungan zat berkhasiat)

Kolom (3) : bentuk sediaan obat dan vaksin

Kolom (4) : diisi dengan angka 1 jika obat tersebut tersedia untuk pelayanan

diisi dengan angka 0 jika obat tersebut tidak tersedia untuk pelayanan

Sumber: Laporan IKK

Ket.Bulan Juni

(4)

Jumlah item obat indikator yang tersedia di Puskesmas

Jumlah (n) Puskesmas yang melapor

Jumlah kumulatif item obat indikator yang tersedia di (n) Puskesmas

Persentase Ketersediaan Obat dan Vaksin di Puskesmas

PERSENTASE KETERSEDIAAN OBAT DAN VAKSIN

NO. NAMA OBAT Bentuk Sediaan

Ketersediaan (Ada / Tidak)

Page 164: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

TABEL 66

KOTA BLITAR

TAHUN 2017

Puskesmas KarangsariPuskesmas

Kepanjenkidul

Puskesmas

Sananwetan

(1) (2) (3) (5)

1 Albendazol Tablet 1 1 1

2 Amoxicillin 500 mg Tablet 1 1 1

3 Amoxicillin Sirup 1 1 1

4 Deksametason Tablet 1 1 1

5 Diazepam 5 mg/Ml Injeksi 1 1 1

6 Epinefrin (Adrenalin) 0,1% (sebagai HCL) Injeksi 1 1 1

7 Fitomenadion (Vitamin K) Injeksi 1 1 1

8 Furosemid 40 mg / HCT Tablet 1 1 1

9 Garam Oralit Serbuk 1 1 1

10 Glibenklamid / Metformin Tablet 1 1 1

11 Kaptopril Tablet 1 1 1

12 Magnesium Sulfat 20% Injeksi 1 1 0

13 Metil Ergometrin Maleat 0,200 mg - 1 ml Injeksi 0 1 0

14 Obat Anti Tuberculosis Dewasa Tablet 1 1 1

15 Oksitosin Injeksi 1 1 1

16 Paracetamol 500 mg Tablet 1 1 1

17 Tablet Tambah Darah Tablet 1 1 1

18 Vaksin BCG Injeksi 1 1 1

19 Vaksin TT Injeksi 1 1 1

20 Vaksin DPT/DPT-HB/DPT-HB-Hib Injeksi 1 1 1

19 20 18

3

19,00

31,67

Keterangan :

Kolom (1) : nomor urut

Kolom (2) : nama obat (tertulis nama obat generik / kandungan zat berkhasiat)

Kolom (3) : bentuk sediaan obat dan vaksin

Kolom (4) : diisi dengan angka 1 jika obat tersebut tersedia untuk pelayanan

diisi dengan angka 0 jika obat tersebut tidak tersedia untuk pelayanan

Sumber: Laporan IKK

Ket.Bulan Juli

(4)

Jumlah item obat indikator yang tersedia di Puskesmas

Jumlah (n) Puskesmas yang melapor

Jumlah kumulatif item obat indikator yang tersedia di (n) Puskesmas

Persentase Ketersediaan Obat dan Vaksin di Puskesmas

PERSENTASE KETERSEDIAAN OBAT DAN VAKSIN

NO. NAMA OBAT Bentuk Sediaan

Ketersediaan (Ada / Tidak)

Page 165: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

TABEL 66

KOTA BLITAR

TAHUN 2017

Puskesmas KarangsariPuskesmas

Kepanjenkidul

Puskesmas

Sananwetan

(1) (2) (3) (5)

1 Albendazol Tablet 1 1 1

2 Amoxicillin 500 mg Tablet 1 1 1

3 Amoxicillin Sirup 1 1 1

4 Deksametason Tablet 1 1 1

5 Diazepam 5 mg/Ml Injeksi 1 1 1

6 Epinefrin (Adrenalin) 0,1% (sebagai HCL) Injeksi 1 1 1

7 Fitomenadion (Vitamin K) Injeksi 1 1 1

8 Furosemid 40 mg / HCT Tablet 1 1 1

9 Garam Oralit Serbuk 1 1 1

10 Glibenklamid / Metformin Tablet 1 1 1

11 Kaptopril Tablet 1 1 1

12 Magnesium Sulfat 20% Injeksi 1 1 0

13 Metil Ergometrin Maleat 0,200 mg - 1 ml Injeksi 0 1 1

14 Obat Anti Tuberculosis Dewasa Tablet 1 1 1

15 Oksitosin Injeksi 1 1 1

16 Paracetamol 500 mg Tablet 1 1 1

17 Tablet Tambah Darah Tablet 1 1 1

18 Vaksin BCG Injeksi 1 1 1

19 Vaksin TT Injeksi 1 1 1

20 Vaksin DPT/DPT-HB/DPT-HB-Hib Injeksi 1 1 1

19 20 19

3

19,33

32,22

Keterangan :

Kolom (1) : nomor urut

Kolom (2) : nama obat (tertulis nama obat generik / kandungan zat berkhasiat)

Kolom (3) : bentuk sediaan obat dan vaksin

Kolom (4) : diisi dengan angka 1 jika obat tersebut tersedia untuk pelayanan

diisi dengan angka 0 jika obat tersebut tidak tersedia untuk pelayanan

Sumber: Laporan IKK

Ket.Bulan Agustus

(4)

Jumlah item obat indikator yang tersedia di Puskesmas

Jumlah (n) Puskesmas yang melapor

Jumlah kumulatif item obat indikator yang tersedia di (n) Puskesmas

Persentase Ketersediaan Obat dan Vaksin di Puskesmas

PERSENTASE KETERSEDIAAN OBAT DAN VAKSIN

NO. NAMA OBAT Bentuk Sediaan

Ketersediaan (Ada / Tidak)

Page 166: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

TABEL 66

KOTA BLITAR

TAHUN 2017

Puskesmas KarangsariPuskesmas

Kepanjenkidul

Puskesmas

Sananwetan

(1) (2) (3) (5)

1 Albendazol Tablet 1 1 1

2 Amoxicillin 500 mg Tablet 1 1 1

3 Amoxicillin Sirup 1 1 1

4 Deksametason Tablet 1 1 1

5 Diazepam 5 mg/Ml Injeksi 1 1 1

6 Epinefrin (Adrenalin) 0,1% (sebagai HCL) Injeksi 1 1 1

7 Fitomenadion (Vitamin K) Injeksi 1 1 1

8 Furosemid 40 mg / HCT Tablet 1 1 1

9 Garam Oralit Serbuk 1 1 1

10 Glibenklamid / Metformin Tablet 1 1 1

11 Kaptopril Tablet 1 1 1

12 Magnesium Sulfat 20% Injeksi 1 1 0

13 Metil Ergometrin Maleat 0,200 mg - 1 ml Injeksi 0 1 1

14 Obat Anti Tuberculosis Dewasa Tablet 1 1 1

15 Oksitosin Injeksi 1 1 1

16 Paracetamol 500 mg Tablet 1 1 1

17 Tablet Tambah Darah Tablet 1 1 1

18 Vaksin BCG Injeksi 1 1 1

19 Vaksin TT Injeksi 1 1 1

20 Vaksin DPT/DPT-HB/DPT-HB-Hib Injeksi 1 1 1

19 20 19

3

19,33

32,22

Keterangan :

Kolom (1) : nomor urut

Kolom (2) : nama obat (tertulis nama obat generik / kandungan zat berkhasiat)

Kolom (3) : bentuk sediaan obat dan vaksin

Kolom (4) : diisi dengan angka 1 jika obat tersebut tersedia untuk pelayanan

diisi dengan angka 0 jika obat tersebut tidak tersedia untuk pelayanan

Sumber: Laporan IKK

Ket.Bulan September

(4)

Jumlah item obat indikator yang tersedia di Puskesmas

Jumlah (n) Puskesmas yang melapor

Jumlah kumulatif item obat indikator yang tersedia di (n) Puskesmas

Persentase Ketersediaan Obat dan Vaksin di Puskesmas

PERSENTASE KETERSEDIAAN OBAT DAN VAKSIN

NO. NAMA OBAT Bentuk Sediaan

Ketersediaan (Ada / Tidak)

Page 167: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

TABEL 66

KOTA BLITAR

TAHUN 2017

Puskesmas KarangsariPuskesmas

Kepanjenkidul

Puskesmas

Sananwetan

(1) (2) (3) (5)

1 Albendazol Tablet 1 1 1

2 Amoxicillin 500 mg Tablet 1 1 1

3 Amoxicillin Sirup 1 1 1

4 Deksametason Tablet 1 1 1

5 Diazepam 5 mg/Ml Injeksi 1 1 1

6 Epinefrin (Adrenalin) 0,1% (sebagai HCL) Injeksi 1 1 1

7 Fitomenadion (Vitamin K) Injeksi 1 1 1

8 Furosemid 40 mg / HCT Tablet 1 1 1

9 Garam Oralit Serbuk 1 1 1

10 Glibenklamid / Metformin Tablet 1 1 1

11 Kaptopril Tablet 1 1 1

12 Magnesium Sulfat 20% Injeksi 1 1 0

13 Metil Ergometrin Maleat 0,200 mg - 1 ml Injeksi 0 1 1

14 Obat Anti Tuberculosis Dewasa Tablet 1 1 1

15 Oksitosin Injeksi 1 1 1

16 Paracetamol 500 mg Tablet 1 1 1

17 Tablet Tambah Darah Tablet 1 1 1

18 Vaksin BCG Injeksi 1 1 1

19 Vaksin TT Injeksi 1 1 1

20 Vaksin DPT/DPT-HB/DPT-HB-Hib Injeksi 1 1 1

19 20 19

3

19,33

32,22

Keterangan :

Kolom (1) : nomor urut

Kolom (2) : nama obat (tertulis nama obat generik / kandungan zat berkhasiat)

Kolom (3) : bentuk sediaan obat dan vaksin

Kolom (4) : diisi dengan angka 1 jika obat tersebut tersedia untuk pelayanan

diisi dengan angka 0 jika obat tersebut tidak tersedia untuk pelayanan

Sumber: Laporan IKK

Ket.Bulan Oktober

(4)

Jumlah item obat indikator yang tersedia di Puskesmas

Jumlah (n) Puskesmas yang melapor

Jumlah kumulatif item obat indikator yang tersedia di (n) Puskesmas

Persentase Ketersediaan Obat dan Vaksin di Puskesmas

PERSENTASE KETERSEDIAAN OBAT DAN VAKSIN

NO. NAMA OBAT Bentuk Sediaan

Ketersediaan (Ada / Tidak)

Page 168: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

TABEL 66

KOTA BLITAR

TAHUN 2017

Puskesmas KarangsariPuskesmas

Kepanjenkidul

Puskesmas

Sananwetan

(1) (2) (3) (5)

1 Albendazol Tablet 1 1 1

2 Amoxicillin 500 mg Tablet 1 1 1

3 Amoxicillin Sirup 1 1 1

4 Deksametason Tablet 1 1 1

5 Diazepam 5 mg/Ml Injeksi 1 1 1

6 Epinefrin (Adrenalin) 0,1% (sebagai HCL) Injeksi 1 1 1

7 Fitomenadion (Vitamin K) Injeksi 1 1 1

8 Furosemid 40 mg / HCT Tablet 1 1 1

9 Garam Oralit Serbuk 1 1 1

10 Glibenklamid / Metformin Tablet 1 1 1

11 Kaptopril Tablet 1 1 1

12 Magnesium Sulfat 20% Injeksi 1 1 0

13 Metil Ergometrin Maleat 0,200 mg - 1 ml Injeksi 0 1 1

14 Obat Anti Tuberculosis Dewasa Tablet 1 1 1

15 Oksitosin Injeksi 1 1 1

16 Paracetamol 500 mg Tablet 1 1 1

17 Tablet Tambah Darah Tablet 1 1 1

18 Vaksin BCG Injeksi 1 1 1

19 Vaksin TT Injeksi 1 1 1

20 Vaksin DPT/DPT-HB/DPT-HB-Hib Injeksi 1 1 1

19 20 19

3

19,33

32,22

Keterangan :

Kolom (1) : nomor urut

Kolom (2) : nama obat (tertulis nama obat generik / kandungan zat berkhasiat)

Kolom (3) : bentuk sediaan obat dan vaksin

Kolom (4) : diisi dengan angka 1 jika obat tersebut tersedia untuk pelayanan

diisi dengan angka 0 jika obat tersebut tidak tersedia untuk pelayanan

Sumber: Laporan IKK

Ket.Bulan Nopember

(4)

Jumlah item obat indikator yang tersedia di Puskesmas

Jumlah (n) Puskesmas yang melapor

Jumlah kumulatif item obat indikator yang tersedia di (n) Puskesmas

Persentase Ketersediaan Obat dan Vaksin di Puskesmas

PERSENTASE KETERSEDIAAN OBAT DAN VAKSIN

NO. NAMA OBAT Bentuk Sediaan

Ketersediaan (Ada / Tidak)

Page 169: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

TABEL 66

KOTA BLITAR

TAHUN 2017

Puskesmas KarangsariPuskesmas

Kepanjenkidul

Puskesmas

Sananwetan

(1) (2) (3) (5)

1 Albendazol Tablet 1 1 1

2 Amoxicillin 500 mg Tablet 1 1 1

3 Amoxicillin Sirup 1 1 1

4 Deksametason Tablet 1 1 1

5 Diazepam 5 mg/Ml Injeksi 1 1 1

6 Epinefrin (Adrenalin) 0,1% (sebagai HCL) Injeksi 1 1 1

7 Fitomenadion (Vitamin K) Injeksi 1 1 1

8 Furosemid 40 mg / HCT Tablet 1 1 1

9 Garam Oralit Serbuk 1 1 1

10 Glibenklamid / Metformin Tablet 1 1 1

11 Kaptopril Tablet 1 1 1

12 Magnesium Sulfat 20% Injeksi 1 1 0

13 Metil Ergometrin Maleat 0,200 mg - 1 ml Injeksi 0 1 1

14 Obat Anti Tuberculosis Dewasa Tablet 1 1 1

15 Oksitosin Injeksi 1 1 1

16 Paracetamol 500 mg Tablet 1 1 1

17 Tablet Tambah Darah Tablet 1 1 1

18 Vaksin BCG Injeksi 1 1 1

19 Vaksin TT Injeksi 1 1 1

20 Vaksin DPT/DPT-HB/DPT-HB-Hib Injeksi 1 1 1

19 20 19

3

19,33

32,22

Keterangan :

Kolom (1) : nomor urut

Kolom (2) : nama obat (tertulis nama obat generik / kandungan zat berkhasiat)

Kolom (3) : bentuk sediaan obat dan vaksin

Kolom (4) : diisi dengan angka 1 jika obat tersebut tersedia untuk pelayanan

diisi dengan angka 0 jika obat tersebut tidak tersedia untuk pelayanan

Sumber: Laporan IKK

Ket.Bulan Desember

(4)

Jumlah item obat indikator yang tersedia di Puskesmas

Jumlah (n) Puskesmas yang melapor

Jumlah kumulatif item obat indikator yang tersedia di (n) Puskesmas

Persentase Ketersediaan Obat dan Vaksin di Puskesmas

PERSENTASE KETERSEDIAAN OBAT DAN VAKSIN

NO. NAMA OBAT Bentuk Sediaan

Ketersediaan (Ada / Tidak)

Page 170: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

TABEL 67

JUMLAH SARANA KESEHATAN MENURUT KEPEMILIKAN

KOTA BLITAR

TAHUN 2017

PEMILIKAN/PENGELOLA

KEMENKES PEM.PROVPEM.

KAB/KOTATNI/POLRI BUMN SWASTA JUMLAH

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 RUMAH SAKIT UMUM 1 4 5

2 RUMAH SAKIT KHUSUS 1 1

1 PUSKESMAS RAWAT INAP 2 2

- JUMLAH TEMPAT TIDUR 23 23

2 PUSKESMAS NON RAWAT INAP 1 1

3 PUSKESMAS KELILING -

4 PUSKESMAS PEMBANTU 16 16

1 RUMAH BERSALIN -

2 BALAI PENGOBATAN/KLINIK 3 12 15

3 PRAKTIK DOKTER BERSAMA -

4 PRAKTIK DOKTER PERORANGAN 57 57

5 PRAKTIK PENGOBATAN TRADISIONAL 286 286

6 BANK DARAH RUMAH SAKIT -

7 UNIT TRANSFUSI DARAH 1 1

1 INDUSTRI FARMASI -

2 INDUSTRI OBAT TRADISIONAL -

3 USAHA KECIL OBAT TRADISIONAL -

4 PRODUKSI ALAT KESEHATAN -

5 PEDAGANG BESAR FARMASI -

6 APOTEK 39 39

7 TOKO OBAT 6 6

8 PENYALUR ALAT KESEHATAN -

9 PIRT 604 604

Sumber: Seksi SDMKes

SARANA PELAYANAN LAIN

SARANA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI KEFARMASIAN

NO FASILITAS KESEHATAN

RUMAH SAKIT

PUSKESMAS DAN JARINGANNYA

Page 171: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

TABEL 68

KOTA BLITAR

TAHUN 2017

MEMPUNYAI KEMAMPUAN YAN. GADAR LEVEL I

JUMLAH %

1 2 3 4 5

1 RUMAH SAKIT UMUM 5 5 100,00

2 RUMAH SAKIT KHUSUS 1 1 100,00

JUMLAH (KAB/KOTA) 6 6 100,00

Sumber: Seksi Yankes

PERSENTASE SARANA KESEHATAN (RUMAH SAKIT) DENGAN KEMAMPUAN PELAYANAN GAWAT DARURAT (GADAR ) LEVEL I

NO SARANA KESEHATAN JUMLAH SARANA

Page 172: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

TABEL 69

KOTA BLITAR

TAHUN 2017

JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

1 Sukorejo Karangsari 1 1,85 3 5,56 43 79,63 7 12,96 54 50 92,59

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 0 0,00 3 5,66 47 88,68 3 5,66 53 50 94,34

3 Sananwetan Sananwetan 0 0,00 6 10,00 45 75,00 9 15,00 60 54 90,00

1 0,60 12 7,19 135 80,84 19 11,38 167 154 92,22

2

Sumber: Seksi Promkes

NO KECAMATAN PUSKESMAS

RASIO POSYANDU PER 100 BALITA

JUMLAH

JUMLAH (KAB/KOTA)

STRATA POSYANDU

PRATAMA

JUMLAH POSYANDU MENURUT STRATA, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

MADYA PURNAMA MANDIRIPOSYANDU AKTIF

Page 173: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

TABEL 70

KOTA BLITAR

TAHUN 2017

POSKESDES POLINDES POSBINDU

1 2 3 4 5 6 7

1 Sukorejo Karangsari 7 7 0,00 4

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 7 7 0,00 4

3 Sananwetan Sananwetan 7 7 0,00 4

JUMLAH (KAB/KOTA) 21 21 0 12

Sumber: Seksi Promkes

JUMLAH UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT (UKBM) MENURUT KECAMATAN

NO KECAMATAN PUSKESMAS DESA/

KELURAHAN

UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT (UKBM)

Page 174: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

TABEL 71

KOTA BLITAR

TAHUN 2017

PRATAMA MADYA PURNAMA MANDIRI JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 Sukorejo Karangsari 7 - 6,00 1 0,00 7 100

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 7 0,00 5 2,00 7 100

3 Sananwetan Sananwetan 7 1,00 5 1,00 7 100

JUMLAH (KAB/KOTA) 21 0 7 11 3 21 100

Sumber: Seksi Promkes

DESA/KELURAHAN SIAGA

JUMLAH DESA SIAGA MENURUT KECAMATAN

NO KECAMATAN PUSKESMAS

JUMLAH

DESA/

KELURAHAN

Page 175: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

TABEL 72

KOTA BLITAR

TAHUN 2017

DR SPESIALIS a DOKTER UMUM

L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

1 Puskesmas Karangsari - - - 2 2 - 2 2 1 2 3 - 1 2 3

2 Puskesmas Kepanjenkidul - - - 2 2 4 2 2 4 2 2 - - 2 2

3 Puskesmas Sananwetan - - - 3 3 - 3 3 3 3 - - 3 3

- - - - - - - - - -

SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) - - - 2 7 9 2 7 9 1 7 8 - - - 1 7 8

1 RS Syuhada' Haji 3 2 5 5 3 8 8 5 13 1 1 - - 1 1

2 RSI Aminah 1 1 2 2 3 5 3 4 7 1 1 - - 1 1

3 RSU Aminah 2 1 3 4 4 8 6 5 11 - 1 1 - - 1 1

4 RS Katolik Budi Rahayu 7 1 8 7 1 8 14 2 16 1 1 - - 1 1

5 RSUD Mardi Waluyo 23 10 33 8 10 18 31 20 51 - 3 3 - 1 1 - 4 4

6 RSIA TANJUNGSARI 1 1 2 - 1 1 1 2 3 - - - - - - - - -

dst. (mencakup RS Pemerintah

dan swasta dan termasuk

pula Rumah Bersalin)

SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 37 16 53 26 22 48 63 38 101 - 7 7 - 1 1 - 8 8

SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN

KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - - - - - - - - - -

KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA - - - - - - - - - -

JUMLAH (KAB/KOTA) 37 16 53 28 29 57 65 45 110 1 14 15 - 1 1 1 15 16

RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 37,86 40,72 78,57 10,71 0,71 11,43

Keterangan : a termasuk S3

* Untuk tenaga dokter yang di hitung adalah SIP ke 1/dokter organik, SIP 2 dan SIP3/ dokter mitra tidak di hitung

JUMLAH TENAGA MEDIS DI FASILITAS (PELAYANAN) KESEHATAN (ORGANIK)

TOTAL

Sumber: Seksi SDMKes.

DOKTER GIGI NO UNIT KERJA

DOKTER

GIGI SPESIALIS TOTAL

Page 176: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

TABEL 73

KOTA BLITAR

TAHUN 2017

L P L+P L P L+P

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 Puskesmas Karangsari 10 7 8 15 2 2

2 Puskesmas Kepanjenkidul 17 9 16 25 0 2 2

3 Puskesmas Sananwetan 16 4 13 17 0 2 2

0 0

SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 43 20 37 57 0 6 6

1 RS Syuhada' Haji 14 41 55 96 0

2 RSI Aminah 19 10 35 45 0

3 RSU Aminah 8 25 68 93 0

4 RS Katolik Budi Rahayu 11 12 92 104 0

5 RSUD Mardi Waluyo 23 84 137 221 2 2

6 RSIA TANJUNGSARI 15 3 12 15 0

dst. (mencakup RS Pemerintah

dan swasta dan termasuk

pula Rumah Bersalin)

SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 90 175 399 574 0 2 2

SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN 0 0

KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0

KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 0 0

JUMLAH (KAB/KOTA) 133 195 436 631 0 8 8

RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 95,00 450,73 5,71

Keterangan : a termasuk perawat anastesi dan perawat spesialis

Sumber: Seksi SDMKes.

BIDANPERAWAT

a

JUMLAH TENAGA KEPERAWATAN DI FASILITAS KESEHATAN

NO UNIT KERJAPERAWAT GIGI

Page 177: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

TABEL 74

KOTA BLITAR

TAHUN 2017

TENAGA TEKNIS KEFARMASIANa APOTEKER

L P L + P L P L + P L P L + P

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1 Puskesmas Karangsari 1 1 2 - 2 2 1 3 4

2 Puskesmas Kepanjenkidul - 2 2 - 1 1 - 3 3

3 Puskesmas Sananwetan 1 2 3 1 1 1 3 4

- - - - -

SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 2 5 7 - 4 4 2 9 11

1 RS Syuhada' Haji 4 7 11 - 2 2 4 9 13

2 RSI Aminah - 4 4 - 1 1 - 5 5

3 RSU Aminah - 18 18 1 3 4 1 21 22

4 RS Katolik Budi Rahayu 9 9 2 2 - 11 11

5 RSUD Mardi Waluyo 4 12 16 - 3 3 4 15 19

6 RSIA TANJUNGSARI 2 2 1 1 - 3 3

dst. (mencakup RS Pemerintah - - - - -

dan swasta dan termasuk - - - - -

pula Rumah Bersalin) - - - - -

SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 8 52 60 1 12 13 9 64 73

SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN - - -

KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - - -

KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA - - -

JUMLAH (KAB/KOTA) 10 57 67 1 16 17 11 73 84

RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 47,86 12,14 60,00

Keterangan : a termasuk analis farmasi, asisten apoteker, sarjana farmasi

Sumber: Seksi SDMKes.

JUMLAH TENAGA KEFARMASIAN DI FASILITAS KESEHATAN

NO UNIT KERJA TOTAL

TENAGA KEFARMASIAN

Page 178: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

TABEL 75

KOTA BLITAR

TAHUN 2017

KESEHATAN MASYARAKATa

KESEHATAN LINGKUNGANb

L P L+P L P L+P

1 2 3 4 5 6 7 8

1 Puskesmas Karangsari - - - 1 1 2

2 Puskesmas Kepanjenkidul 1 - 1 - 2 2

3 Puskesmas Sananwetan - - - - 2 2

- -

SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 1 - 1 1 5 6

1 RS Syuhada' Haji - - - - 1 1

2 RSI Aminah - - - - - -

3 RSU Aminah 1 2 3 - 1 1

4 RS Katolik Budi Rahayu 1 - 1 - - -

5 RSUD Mardi Waluyo - 1 1 2 3 5

6 RSIA TANJUNGSARI - - - -

dst. (mencakup RS Pemerintah - - dan swasta dan termasuk - - pula Rumah Bersalin) - -

SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 2 3 5 2 5 7

SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN - -

KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - -

KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA - -

JUMLAH (KAB/KOTA) 3 3 6 3 10 13

RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 4,29 9,29

Keterangan : a termasuk tenaga promosi kesehatan dan ilmu perilaku, pembimbing kesehatan kerja, tenaga biostatistik dan kependudukan,

tenaga kesehatan reproduksi dan keluarga, tenaga administrasi dan kebijakan kesehatan, epidemiolog kesehatanb termasuk tenaga sanitasi lingkungan, entomolog kesehatan, mikrobiolog kesehatan

JUMLAH TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT DAN KESEHATAN LINGKUNGAN DI FASILITAS KESEHATAN

NO UNIT KERJA

Sumber: Seksi SDMKes.

Page 179: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

TABEL 76

KOTA BLITAR

TAHUN 2017

NUTRISIONIS DIETISIEN

L P L+P L P L+P L P L+P

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1 Puskesmas Karangsari - 2 2 - - - - 2 2

2 Puskesmas Kepanjenkidul 1 1 2 - - - 1 1 2

3 Puskesmas Sananwetan 1 1 2 - - - 1 1 2

- - - - -

SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 2 4 6 - - - 2 4 6

1 RS Syuhada' Haji - - - - 2 2 - 2 2

2 RSI Aminah - - - - 1 1 - 1 1

3 RSU Aminah - - - - 2 2 - 2 2

4 RS Katolik Budi Rahayu - - - - 2 2 - 2 2

5 RSUD Mardi Waluyo - - - 14 14 - 14 14

6 RSIA TANJUNGSARI - - 2 2 - 2 2

dst. (mencakup RS Pemerintah - - - - -

dan swasta dan termasuk - - - - -

pula Rumah Bersalin) - - - - -

SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) - - - - 23 23 - 23 23

SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN - - -

KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - - -

KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA - - -

JUMLAH (KAB/KOTA) 2 4 6 - 23 23 2 27 29

RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 20,72

Sumber: Seksi SDMKes.

TOTAL

JUMLAH TENAGA GIZI DI FASILITAS KESEHATAN

NO UNIT KERJA

Page 180: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

TABEL 77

KOTA BLITAR

TAHUN 2017

FISIOTERAPIS OKUPASI TERAPIS TERAPIS WICARA AKUPUNKTUR

L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

1 Puskesmas Karangsari - - - - - - -

2 Puskesmas Kepanjenkidul - - - - - - -

3 Puskesmas Sananwetan - - - - - - -

- - - - - - -

SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) - - - - - - - - - - - - - - -

1 RS Syuhada' Haji 1 - 1 - - - - - - - - - 1 - 1

2 RSI Aminah - - - - - - - - - - - - - - -

3 RSU Aminah - 1 1 - - - - - - - - - - 1 1

4 RS Katolik Budi Rahayu - 3 3 - - - - - - - - - - 3 3

5 RSUD Mardi Waluyo 4 2 6 4 8 12 2 - 2 - 1 1 10 11 21

6 RSIA TANJUNGSARI - - - - - - - - - - - - - - -

dst. (mencakup RS Pemerintah - - - - - - - dan swasta dan termasuk - - - - - - - pula Rumah Bersalin) - - - - - - -

SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 5 6 11 4 8 12 2 - 2 - 1 1 11 15 26

SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN - - - - - - -

KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - - - - - - -

KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA - - - - - - -

JUMLAH (KAB/KOTA) 5 6 11 4 8 12 2 - 2 - 1 1 11 15 26

RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 18,57

Sumber: Seksi SDMKes.

JUMLAH TENAGA KETERAPIAN FISIK DI FASILITAS KESEHATAN

TENAGA KETERAPIAN FISIKTOTAL

NO UNIT KERJA

Page 181: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

TABEL 78

KOTA BLITAR

TAHUN 2017

L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35

1 Puskesmas Karangsari - - - - - - - - - - - - - 1 1 - - - - - - - - - - - - - - - - 1 1

2 Puskesmas Kepanjenkidul - - - - - - - - - - 1 1 - 2 2 - - - - - - - - - - - - - - - - 3 3

3 Puskesmas Sananwetan - - - - - - - - - - - - - 2 2 - - - - - - - - - - - - - - - - 2 2

- - - - - - - - - - - - -

SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) - - - - - - - - - - 1 1 - 5 5 - - - - - - - - - - - - - - - - 6 6

1 RS Syuhada' Haji 1 - 1 - - - - - - - - - 1 3 4 - - - - - - 1 2 3 - - - - - - 3 5 8

2 RSI Aminah 1 1 2 - - - - - - - - - 1 4 5 - - - - - - - 1 1 - - - - - - 2 6 8

3 RSU Aminah 3 1 4 - - - - 1 1 - - - 1 10 11 - - - - - - - 4 4 - - - - - - 4 16 20

4 RS Katolik Budi Rahayu 2 1 3 - - - 1 - 1 - - - 1 4 5 - - - - - - 3 - 3 - - - - - - 7 5 12

5 RSUD Mardi Waluyo 4 4 8 - - - 3 2 5 1 2 3 5 13 18 - 2 2 - - - 1 7 8 - - - - - - 14 30 44

6 RSIA TANJUNGSARI - - - - 3 3 - - 1 1 - - 1 3 4

dst. (mencakup RS Pemerintah - - - - - - - - - - - - - dan swasta dan termasuk - - - - - - - - - - - - - pula Rumah Bersalin) - - - - - - - - - - - - -

SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 11 7 18 - - - 4 3 7 1 2 3 9 37 46 - 2 2 - - - 6 14 20 - - - - - - 31 65 96

SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN - - - - - - - - - - - - -

KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - - - - - - - - - - - - -

KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA - - - - - - - - - - - - -

JUMLAH (KAB/KOTA) 11 7 18 - - 4 3 7 1 3 4 9 42 51 - 2 2 - - - 6 14 20 - - - - - - 31 71 102

RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 72,86

Sumber: Seksi SDMKes.

TEKNISI

KARDIOVASKULERORTETIK PROSTETIK

REKAM MEDIS DAN

INFORMASI

KESEHATAN

TEKNISI TRANSFUSI

DARAH

ANALISIS

KESEHATANJUMLAH

JUMLAH TENAGA KETEKNISIAN MEDIS DI FASILITAS KESEHATAN

NO UNIT KERJA

TENAGA KETEKNISIAN MEDIS

RADIOGRAFER RADIOTERAPISTEKNISI

ELEKTROMEDIS TEKNISI GIGI

REFRAKSIONIS

OPTISIEN

Page 182: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

TABEL 79

KOTA BLITAR

TAHUN 2017

L P L+P L P L+P L P L+P

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1 Puskesmas Karangsari - - - - - - -

2 Puskesmas Kepanjenkidul - 1 - 1 1 - 1

3 Puskesmas Sananwetan - - - - - - -

- - - - -

SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) - - - 1 - 1 1 - 1

1 RS Syuhada' Haji - - - - -

2 RSI Aminah - - - - - - -

3 RSU Aminah - - 1 1 - 1 1

4 RS Katolik Budi Rahayu - - - - - - -

5 RSUD Mardi Waluyo - - - - -

6 RSIA TANJUNGSARI - - - - -

dst. (mencakup RS Pemerintah - - - - - dan swasta dan termasuk - - - - - pula Rumah Bersalin) - - - - -

SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) - - - - 1 1 - 1 1

SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN - - -

INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - - -

DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 4 14 18 - -

JUMLAH (KAB/KOTA) 4 14 18 1 1 2 1 1 2

Sumber: Seksi SDMKes.

JUMLAH TENAGA KESEHATAN LAIN DI FASILITAS KESEHATAN

NO UNIT KERJA

TENAGA KESEHATAN LAIN

TOTALPENGELOLA PROGRAM KESEHATAN TENAGA KESEHATAN LAINNYA

Page 183: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

TABEL 80

KOTA BLITAR

TAHUN 2017

L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29

1 Puskesmas Karangsari 1 1 1 5 6 - - - - 3 3 1 1 6 5 11

2 Puskesmas Kepanjenkidul - 1 1 6 4 10 - - - - 4 4 2 2 10 7 17

3 Puskesmas Sananwetan 1 1 4 5 9 - - - - 4 4 2 2 8 8 16

- - - - - - - - - - -

SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 1 2 3 11 14 25 - - - - - - - - - - - - 11 - 11 1 4 5 24 20 44

1 RS Syuhada' Haji 2 6 8 - 5 5 - - - - - - - - - - - - 27 1 28 - 9 9 29 21 50

2 RSI Aminah 8 18 26 - 7 7 2 - 2 - 3 3 - - - - - - 14 2 16 - 8 8 24 38 62

3 RSU Aminah 17 28 45 3 1 4 4 - 4 - - - - - - - 32 4 36 3 8 11 59 41 100

4 RS Katolik Budi Rahayu 6 4 10 2 13 15 - - - - - - - - - - - - - - - 42 103 145 50 120 170

5 RSUD Mardi Waluyo 9 14 23 - 2 2 3 - 3 2 1 3 - - - - 105 17 122 16 55 71 135 89 224

6 RSIA TANJUNGSARI 1 1 2 2 1 1 - - - - - 1 3 4

dst. (mencakup RS Pemerintah - - - - - - - - - - - dan swasta dan termasuk - - - - - - - - - - - pula Rumah Bersalin) - - - - - - - - - - -

SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 42 71 113 5 30 35 10 - 10 2 4 6 - - - - - - 178 24 202 61 183 244 298 312 610

SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN - - - - - - - - - - -

INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - - - - - - - - - - -

DINAS KESEHATAN KAB/KOTA - - - - - - - - - - -

JUMLAH (KAB/KOTA) 43 73 116 16 44 60 10 - 10 2 4 6 - - - - - - 189 24 213 62 187 249 322 332 654

STAF PENUNJANG

PERENCANAANTENAGA PENDIDIK JURU

TENAGA

KEPENDIDIKAN

TENAGA

PENUNJANG

KESEHATAN

Sumber: Seksi SDMKes.

JUMLAH TENAGA PENUNJANG/PENDUKUNG KESEHATAN DI FASILITAS KESEHATAN

NO UNIT KERJA

TENAGA PENUNJANG/PENDUKUNG KESEHATAN

TOTALPEJABAT

STRUKTURAL

STAF PENUNJANG

ADMINISTRASI

STAF PENUNJANG

TEKNOLOGI

Page 184: “Petunjuk Teknis Penyusunan - depkes.go.id · Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut

TABEL 81

KOTA BLITAR

TAHUN 2017

Rupiah %

1 2 3 4

ANGGARAN KESEHATAN BERSUMBER:

1 APBD KAB/KOTA 146.470.602.446 88,36

a. Belanja Langsung 98.644.842.496

i. DINAS KESEHATAN 15.051.525.106

ii. RUMAS SAKIT (BLUD) 83.593.317.390

b. Belanja Tidak Langsung 47.825.759.950

i. DINAS KESEHATAN 18.348.750.950

ii. RUMAS SAKIT 29.477.009.000

2 APBD PROVINSI 55.000.000 0,03

- Dana Tugas Pembantuan (TP) Provinsi 55.000.000

3 APBN : 19.241.564.000 11,61

- Dana Alokasi Umum (DAU) - 0,00

- Dana Alokasi Khusus (DAK) 15.695.255.000 9,47

- Dana Dekonsentrasi - 0,00

- Dana Tugas Pembantuan Kabupaten/Kota - 0,00

- Lain-lain (DBHCHT) 3.546.309.000 2,14

- Lain-lain (Pajak Rokok) 11.754.624.849 7,09

4 PINJAMAN/HIBAH LUAR NEGERI (PHLN) 0,00

(sebutkan project dan sumber dananya)

5 SUMBER PEMERINTAH LAIN 0,00

165.767.166.446

854.858.048.646

17,13

1.184.093,48

Sumber: BPKAD KOTA BLITAR

ANGGARAN KESEHATAN KABUPATEN/KOTA

TOTAL APBD KAB/KOTA

% APBD KESEHATAN THD APBD KAB/KOTA

ANGGARAN KESEHATAN PERKAPITA

NO SUMBER BIAYA

TOTAL ANGGARAN KESEHATAN

ALOKASI ANGGARAN KESEHATAN