PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN REHABILITASI...

52
1 PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI SEKTOR PERUMAHAN PASCA GEMPA BUMI SUMATERA BARAT, 30 SEPTEMBER 2009 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bencana gempa bumi yang terjadi di Provinsi Sumatera Barat pada tanggal 30 September 2009 pukul 17.15 wib dengan kekuatan 7,9 Skala Righter, kedalaman 71 km barat daya Pariaman, telah meninggalkan penderitaan yang luar biasa bagi masyarakat, baik fisik maupun psikologis. Dampak dari bencana tersebut adalah jatuhnya ribuan korban jiwa dan hancurnya fisik lingkungan termasuk rumah, fasilitas umum, berdampak kerugian ekonomi dan sosial. Berdasarkan data dari sumber yang ada Gempa Sumatera Barat tanggal 30 September 2009 tersebut tercatat kurang lebih 1.117 korban meninggal, 2 orang hilang, 1.214 orang luka berat, 1.688 orang luka ringan, Jumlah rumah rusak kurang lebih sebanyak 249.833 rumah dengan uraian : 114.797 rumah roboh/rusak berat, 67.198 rumah rusak sedang dan 67.838 rumah rusak ringan. Kerusakan bangunan fisik di Kota Padang, Kabupaten Pariaman, Kota Pariaman, Kabupaten Agam, Kabupaten Pesisir Selatan dan Kabupaten Pariaman Barat meliputi kerusakan bangunan public 279.432, kantor pemerintah 442 unit, fasilitas pendidikan 4748 unit, fasilitas kesehatan 153 unit, jembatan 68 buah, pasar 58 unit, dan tempat ibadah 2.851 unit. Kerusakan bangunan fisik, belum termasuk prasarana lingkungan, sekolah, kantor pemerintahan dan prasarana lainnya. Kondisi ini mengakibatkan ribuan keluarga kehilangan tempat tinggal, sebagian berada di dalam tenda- tenda pengungsian, sebagian lainya mondok di rumah-rumah kerabat, di samping itu mengakibatkan kegiatan pemerintahan, perekonomian dan kegiatan sosial mengalami banyak hambatan. Selain menghancurkan dan meluluhlantakkan sarana dan prasarana yang ada, gempa bumi juga mengakibatkan dampak psikologis bagi masyarakat. Secara umum mereka berada dalam situasi beban sosial dan ekonomi yang berat. Upaya penanganan lebih lanjut diperlukan kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca gempa bumi dengan pembangunan kembali permukiman masyarakat, bidang insfrakstruktur pelayanan masyarakat yang rusak serta pemulihan sektor ekonomi, sosial dan kesehatan dengan harapan aktivitas masyarakat segera pulih kembali. Dalam rangka kegiatan tersebut diatas Pemerintah telah mencanangkan program rehabilitasi dan rekonstruksi pasca gempa bumi di Sumatera Barat dengan menyiapkan dan dukungan dana bantuan rehabilitasi dan rekonstruksi berbagai sektor yang rusak akibat gempa bumi, termasuk dana stimulan bantuan pembangunan perumahan yang rusak akibat gempa bumi dimaksud.

Transcript of PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN REHABILITASI...

1

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI

SEKTOR PERUMAHAN PASCA GEMPA BUMI SUMATERA BARAT, 30 SEPTEMBER 2009

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Bencana gempa bumi yang terjadi di Provinsi Sumatera Barat pada

tanggal 30 September 2009 pukul 17.15 wib dengan kekuatan 7,9 Skala Righter, kedalaman 71 km barat daya Pariaman, telah meninggalkan penderitaan yang luar biasa bagi masyarakat, baik fisik maupun psikologis. Dampak dari bencana tersebut adalah jatuhnya ribuan korban jiwa dan hancurnya fisik lingkungan termasuk rumah, fasilitas umum, berdampak kerugian ekonomi dan sosial. Berdasarkan data dari sumber yang ada Gempa Sumatera Barat tanggal 30 September 2009 tersebut tercatat kurang lebih 1.117 korban meninggal, 2 orang hilang, 1.214 orang luka berat, 1.688 orang luka ringan, Jumlah rumah rusak kurang lebih sebanyak 249.833 rumah dengan uraian : 114.797 rumah roboh/rusak berat, 67.198 rumah rusak sedang dan 67.838 rumah rusak ringan.

Kerusakan bangunan fisik di Kota Padang, Kabupaten Pariaman, Kota Pariaman, Kabupaten Agam, Kabupaten Pesisir Selatan dan Kabupaten Pariaman Barat meliputi kerusakan bangunan public 279.432, kantor pemerintah 442 unit, fasilitas pendidikan 4748 unit, fasilitas kesehatan 153 unit, jembatan 68 buah, pasar 58 unit, dan tempat ibadah 2.851 unit. Kerusakan bangunan fisik, belum termasuk prasarana lingkungan, sekolah, kantor pemerintahan dan prasarana lainnya. Kondisi ini mengakibatkan ribuan keluarga kehilangan tempat tinggal, sebagian berada di dalam tenda-tenda pengungsian, sebagian lainya mondok di rumah-rumah kerabat, di samping itu mengakibatkan kegiatan pemerintahan, perekonomian dan kegiatan sosial mengalami banyak hambatan. Selain menghancurkan dan meluluhlantakkan sarana dan prasarana yang ada, gempa bumi juga mengakibatkan dampak psikologis bagi masyarakat. Secara umum mereka berada dalam situasi beban sosial dan ekonomi yang berat.

Upaya penanganan lebih lanjut diperlukan kegiatan rehabilitasi dan

rekonstruksi pasca gempa bumi dengan pembangunan kembali permukiman masyarakat, bidang insfrakstruktur pelayanan masyarakat yang rusak serta pemulihan sektor ekonomi, sosial dan kesehatan dengan harapan aktivitas masyarakat segera pulih kembali. Dalam rangka kegiatan tersebut diatas Pemerintah telah mencanangkan program rehabilitasi dan rekonstruksi pasca gempa bumi di Sumatera Barat dengan menyiapkan dan dukungan dana bantuan rehabilitasi dan rekonstruksi berbagai sektor yang rusak akibat gempa bumi, termasuk dana stimulan bantuan pembangunan perumahan yang rusak akibat gempa bumi dimaksud.

- 2 -

Berdasarkan Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Nomor 111 Tahun 2009 tentang Petunjuk Pelaksanaan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasca Bencana Gempa Bumi di Provinsi Sumatera Barat Tanggal 30 September 2009, kiranya harus segera ditindaklanjuti dengan membuat Peraturan Gubernur Provinsi Sumatera Barat sebagai Petunjuk Teknis Pelaksanaan (Juknis) berupa Pedoman Operasional Kegiatan (POK) dan membentuk Tim Pelaksana Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasca Gempa Bumi di Provinsi Sumatera Barat Dengan Keputusan Gubernur.

Setelah adanya Petunjuk Teknis (Juknis) dan dibentuknya Tim Pelaksana tersebut di atas kiranya diperlukan langkah yang cepat dalam melaksanakan kegiatan Rehabilitasi dan Rekonstruksi secara terorganisir dalam rangka mengurangi berbagai dampak pasca gempa bumi dari aspek antara lain dampak social, ekonomi dan yang tidak kalah pentingnya juga berbagai dampak dari aspek perumahan sebagai kebutuhan utama hajat hidup kebutuhan manusia. Pemberian bantuan stimulus untuk perbaikan rumah hendaknya dilakukan secara hati-hati dan terorganisir dengan mengoptimalkan semua potensi dan sumber daya lokal yang ada sehingga terwujud asas pemerataan dan keadilan dan dapat mengantisipasi kekhawatirkan akan lebih memperburuk kondisi sosial dan psikologi, serta menjadi beban ekonomi bagi masyarakat di lokasi bencana.

Hal tersebut diatas kiranya dapat mengantisipasi beberapa dampak negatif yang mungkin timbul antara lain adalah munculnya konflik horizontal antar masyarakat setempat dan disintegrasi sosial yang disebabkan oleh keputusan-keputusan yang mungkin kurang tepat atau dirasa kurang adil, misalnya pemberian bantuan yang berbeda, perebutan aset, pertentangan kepentingan. Dampak lainnya yang mungkin terjadi dan perlu diantisipasi adalah adanya pihak-pihak tertentu yang justru akan memanfaatkan situasi ini untuk kepentingan pribadi/golongan, sebagai contoh: memanipulasi tanah, percaloan, intimidasi, dan lain sebagainya, dengan mengatasnamakan masyarakat korban bencana.

Untuk menghindari dampak-dampak negatif yang mungkin timbul Peraturan Gubernur ini akan dikomunikasikan berbagai pihak yang terkait baik pusat maupun daerah antara lain BNPB dan Lembaga Interdep di pusat, Jajaran Instansi terkait Pemerintah Provinsi Sumatera Barat, Jajaran Pemerintah Kabupaten/Kota serta pihak-pihak lain yang membantu terlaksananya program Rehabilitas dan Rekonstruksi Pasca Bencana Gempa Bumi di Provinsi Sumatera Barat Tanggal 30 September 2009.

1.2. Pendekatan Dasar

Pemerintah bermaksud melakukan program Rehabilitasi dan Rekonstruksi Perumahan dan Permukiman di wilayah bencana yang telah rusak atau hancur akibat bencana gempa bumi di Provinsi Sumatera Barat tanggal 30 September 2009, sehingga segera terwujud pemulihan kembali hunian rumah tinggal lainnya dapat berjalan dengan normal dan layak bagi kehidupan dan penghidupan masyarakat. Berangkat dari maksud tersebut di atas dan menyimak kondisi di lapangan, maka satu-satunya cara agar upaya Rehabilitasi dan Rekonstruksi Perrumahan dan Permukiman di

- 3 -

Provinsi Sumatera Barat dapat dilaksanakan secara efektif, diterima dan bermanfaat bagi masyarakat adalah dengan terlebih dahulu dilakukan proses penyiapan pengorganisasian masyarakat di wilayah yang akan menerima bantuan.

Pengorganisasian masyarakat harus berorientasi pada optimalisasi sumber daya, budaya dan kearifan lokal, dengan pendekatan pemberdayaan manusia, maka upaya program Rehabilitasi dan Rekonstruksi rumah dan infrastruktur lainnya akan benar-benar bermanfaat bagi kepentingan seluruh masyarakat, menjamin keadilan dan bertumpu pada keinginan atau kebutuhan riil serta ditentukan oleh masyarakat sendiri.

1.3. Tujuan

Tujuan ditetapkannya Peraturan Gubernur Sumatera Barat tentang Petunjuk Teknis (Juknis) adalah sebagai Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) dan Panduan Pelaksanaan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Perumahan dan Permukiman Pasca Gempa Bumi di Provinsi Sumatera Barat

Sedangkan program Rehabilitasi dan Rekonstruksi rumah pasca bencana gempa di Sumatera Barat ini adalah: terbangunnya kembali rumah yang layak huni yang memenuhi syarat lebih aman/tahan gempa dengan dilengkapi dokumen Perijinan Mendirikan Bangunan (IMB) sesuai ketentuan yang berlaku bagi korban bencana gempa pasca Gempa Bumi Sumatera Barat tanggal 30 September 2009, yang secara rinci dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Tumbuhnya wadah pemersatu masyarakat untuk menggalang kebersamaan; Masyarakat mendapat akses ke proses pengambilan keputusan dalam perencanaan dan pelaksanaan Rehabilitasi dan Rekonstruksi rumah tahan gempa.

b. Mengoptimalkan potensi sumber daya, budaya dan kearifan lokal, pendekatan pemberdayaan manusia, sehingga akan benar-benar bermanfaat bagi kepentingan seluruh masyarakat, menjamin keadilan dan bertumpu pada keinginan atau kebutuhan riil serta ditentukan oleh masyarakat sendiri

c. Masyarakat segera dapat bermukim kembali ke rumah asalnya secara bertahap setelah Rehabilitasi dan Rekonstruksi ini.

Agar pelaksanaan Rehabilitasi dan Rekonstruksi rumah rusak, Rehabilitasi dan Rekonstruksi Infrastruktur, Gedung Pemerintah, Sosial dan Ekonomi Produktif

pasca Gempa Bumi Sumatera Barat tanggal 30 September 2009 dapat mencapai

tujuan yang diharapkan, maka beberapa syarat di bawah ini perlu dipenuhi:

1. Optimalisasi potensi sumber daya, budaya dan kearifan lokal, pendekatan

pemberdayaan manusia,

2. Adanya lembaga komunitas yang merepresentasikan seluruh masyarakat di lokasi sasaran (Kelurahan/Nagari).

3. Adanya niat untuk saling membantu yang diwujudkan dalam sikap kebersamaan dan kerelawanan yang melandasi seluruh pelaksanaan

- 4 -

program Rehabilitasi dan Rekonstruksi rumah dari, oleh dan untuk

masyarakat.

4. Adanya niat untuk membangun potensi swadaya dan tidak sepenuhnya menggantungkan kepada pihak eksternal.

5. Adanya perencanaan Rehabilitasi dan Rekonstruksi rumah berlandaskan pada kebutuhan riil masyarakat dan mengantisipasi perlindungan terhadap

dampak bencana gempa di masa depan.

6. Adanya usulan Rehabilitasi dan Rekonstruksi rumah yang disusun oleh, dari

dan untuk masyarakat yang tergabung dalam Kelompok Masyarakat (POKMAS) yang memenuhi standar teknis struktur rumah tahan gempa yang

ditetapkan oleh Pemerintah Provinsi.

7. Adanya pendampingan dalam rangka meningkatkan kapasitas masyarakat.

8. Pembangunan kembali rumah masyarakat yang memenuhi syarat rumah

lebih aman/tahan gempa dengan dilengkapi Ijin Mendirikan Bangunan (IMB)

1.4. Ruang Lingkup

Ruang lingkup kegiatan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasca Gempa Bumi di Provinsi Sumatera Barat pada tahap I Tahun 2009 diutamakan pembangunan, fasilitas umum, sekolah dan fasilitas kesehatan secara selektif serta pilot project dana stimulant bantuan pembangunan Rumah Rusak.

Untuk sektor Perumahan Dana stimulant bantuan dari pemerintah diarahkan kepada hal-hal sebgai berikut :

Sektor Sub Sektor

Perumahan Stimulus pembangunan dan perbaikan Rumah Masyarakat dan Prasarana Lingkungan Perumahan yang rusak aibat Gempa Bumi di Sumatera Barat tanggal 30 September 2009

Penentuan sektor-sektor pembangunan perumahan yang meliputi wilayah

Kecamatan, Nagari/Kelurahan dan masyarakat korban gempa bumi yang

diprioritaskan untuk mendapatkan bantuan rehabilitasi dan rekonstruksi

diserahkan sepenuhnya kepada Bupati/Walikota.

Program Rehabilitasi dan Rekonstruksi Perumahan dan Permukiman Pasca

Gempa di Sumatera Barat pada dasarnya hanya sebagai langkah awal

masyarakat dalam rangka rehabilitasi dan rekonstruksi rumah roboh dan

rusak berat terlebih dahulu yang prioritasnya disepakati bersama dalam

kelompok masyarakat, dengan kriteria :

1. Roboh/rusak berat, sesuai hasil verifikasi rumah rusak; 2. Belum mendapat bantuan dari pihak manapun dalam bentuk rumah

permanen; 3. Belum dilakukan rekonstruksi dan masih tinggal di tenda, rumah

sementara (shelter) atau semacamnya;

- 5 -

4. Korban adalah bukan penyewa rumah; 5. Kepala Keluarga dan atau Anggota Keluarga yang meninggal atau Kepala

Keluarga Cacat akibat gempa; 6. Kepala Keluarga Lanjut usia; 7. Memiliki anak balita; 8. Masyarakat yang rumahnya roboh/rusak berat dan telah dibangun atas

biaya sendiri dan tercatat dalam Validasi rumah rusak. 9. dan kriteria-kriteria lain yang dilandasi musyawarah dan kearifan lokal.

Program tahap I ini akan berlangsung mulai awal tahun 2010, dengan ruang

lingkup program kegiatan sebagai berikut:

1. Persiapan Program 2. Penetapan Sasaran Pembangunan dan Penerima Dana Stimulus

berdasarkan verifikasi resmi yang dilakukan oleh Pemerintah. 3. Pengorganisasian Masyarakat 4. Perencanaan Masyarakat. 5. Bekerja sama dan melakukan koordinasi dengan lembaga donor dan

NGO/LSM dalam pendampingan masyarakat yang membangun rumah permanen mereka.

6. Pelelangan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 7. Penyiapan Administrasi Pencairan Dana. 8. Pendampingan pelaksanaan. 9. Pelaksanaan pengawasan. 10. Melaporkan hasil dari pengawasan kepada Gubernur dan Kepala BNPB.

Skenario langkah-langkah kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi perumahan pasca gempa bumi di Provinsi Sumatera Barat sebagaimana tergambar dalam tabel pada Gambar 1 dan detailnya pada tabel Gambar 2 serta Jumlah rumah yang akan mendapatkan dana stimulant pada tahap I sebagaimana tertera pada tabel gambar 3.

Gambar & table sebagai berikut :

- 6 -

TAHAP

PERSIAPAN

TAHAP PENGAORGANISASIAN MASYARAKAT

Identifikasi Prioritas Warga Penerima

Bantuan

Perencanaan Partisipatif Rehabilitasi Rumah Partisipatif

Rehabilitasi Rumah

Pembentukan

Kelompok Swadaya Rekrutment Kon-sultan, Rekrutment Fasilitator, training dan Sosialisasi

Program

Pelaksanaan identifikasi : – Falidasi rumah

rusak – (survey) swadaya

oleh masyarakat.

Musyawarah/rembug

warga untuk menye-pakati

warga/ korban bencana

yang menjadi prioritas

penerima bantuan awal

Pengorganisasian

keluarga korban yang

menjadi prioritas

penerima bantuan untuk

membentuk kelompok

swadaya

TAHAP PEMBANGUNAN RUMAH BERBASIS KOMUNITAS

Evaluasi Program dan Best Practice

Pencairan Dana BLM Rumah Tahap I ke rekening KSM-P (50%)

- POKMAS terbentuk. - Syarat administrasi

lain

- Survey swadaya perumusan kebutuhan rehab rekons rumah oleh masyarakat

- Penyusunan Proposal rehab-rekons rumah prioritas

Pelaksanaan pekerjaan fisik rehabilitasi Rumah Tahap I dengan metode padat karya atau methoda lain sesuai aspirasi dan kebutuhan warga

(setelah faskel dimobilisasi

- Pencairan BLM Rumah Tahap II kePOKMAS (50%)

- Pekerjaan Fisik rehab-rekons Rumah dg Dana Tahap II

(setelah faskel dimobilisasi)

GAMBAR 1

- 7 -

TAHAPAN

PERSIAPAN PENGORGANISASIAN MASYARAKAT PEMBANGUNAN RUMAH BERBASIS KOMUNITAS

PEMANFAATAN

KELUARAN

1. Terpilihnya Konsultan Manajemen Provinsi (KMP)

1. Terindentifikasinya keluarga calon penerima bantuan 1. Tersalurkannya dana stimulant

Bantuan Pemerintah Tahap I ke rekening POKMAS

1. Adanya kegiatan evalu-asi seluruh tahapan pelaksanaan program rehab/rekons rumah yang terdokumentasi dengan baik.

2. Terpilihnya tenaga fasilitator pendamping (Fasilitator Tekinik dan Fasilitator Sosial ) yang handal

2. Ditetapkannya keluarga prioritas penerima bantuan oleh musyawarah warga

2. Terlaksananya pekerjaan fisik pembangunan kembali rumah tahan

2. Adanya diseminasi mo-del pelaksanaan rehab/ rekons rumah berbasis masyarakat

3. Dilakukannya kegiatan sosialisasi program mulai tingkat provinsi, kota/kabupaten, kecamatan, kelurahan atau desa, sampai ke tingkat keluarga calon penerima

3. Terbentuknya kelompok-kelompok masyarakat perumahan (POKMAS-P)

3. Tersalurkannya dana Stimulant Bantuan Pemerintah Tahap II ke rekening POKMAS

4. Teridentifikasinya kebutuhan pembangunan kembali rumah

4. Terlaksananya pekerjaan fisik pembangunan kembali rumah tahan

5. Tersusunnya proposal rehab/rekons rumah prioritas oleh masyarakat untuk setiap tahap pencairan dana

5. Terlaksananya evaluasi pelaksanaan pekerjaan dan pemanfaatan dana

KEG I ATAN

Rekrutmen Konsultan

Rekrutmen dan Fasilitator dan training

Sosialisasi Program

PELAKU

Pemerintah Propinsi

KPA, KMP, dan KMK

Pemerintah Kota/Kab, Kecamatan, Kelurahan atau Desa, KMK dan Tim Fasilitator

Camat Muspika Tim Pendamping Masyarakat

Fasilitator Teknik Fasilitator Sosial

Kelompok Masyarakat (POKMA)

Tokoh Masyarakat

Ma sya r aka t

Tim Pendukung Teknik (TPT ) dan Tim Pelaksana Rehab/Rekon

GAMBAR 2

Survey

Swadaya

Perumusan

Kebutuhan

Rehab/rekons

Rumah oleh

Masayarakat

Penyusunan

Proposal

Rehab/Rekon

Rumah

Perencana

an

Partisipatif

Rehabilitas

i Rumah

Identifikasi Prioritas

warga penerima

bantuan

Pembentu-

kan Kelom-

pok Swadaya

Pengorganisa-

sian keluarga

korban yang

menjadi

prioritas

penerima

bantuan untuk

membentuk

POKMAS

Pelaksanaan

Identifikasi

(survey)

Swadaya

oleh

Masyarakat

Rembug

Warga untuk

menye-

pakati

prioritas

warga

penerima

bantuan

warga

penerima

bantuan

Pekerjaan

Fisik Rehab

Rumah Tahap

I dgn metode

Gotong

Royong atau

metode lain

sesuai

aspirasi warga

(setelah

fasilitatordimo

bilisasi)

Pencairan

Dana

bantuan

Rumah

Tahap II ke

Rekening

POKMAS

(setelah

fasilitatordi

mobilisasi)

Pekerjaan

Fisik

Rehab/Rek

on Rumah

dengan

dana Tahap

II

(setelah

fasilitaor

dimobili-

sasi)

Pencairan

Dana

Stimulant

Tahap I ke

Rekening

POKMAS

(setelah

fasilitator

dimobilis

asi)

Evaluasi

Program dan

Best Pract

- 8 -

JUMLAH FASILITATOR DAN KMK

No

KABUPATEN / KOTA

Jumlah Rumah RUSAK BERAT

Jumlah Rumah RUSAK

SEDANG

Jumlah Rumah RUSAK BERAT

+ RUSAK SEDANG

Jumlah Rumah RUSAK BERAT

Rehab/Rekon

Jumlah Rumah RUSAK

SEDANG Rehab/Rekon

Jumlah Rumah RUSAK BERAT+ RUSAK

SEDANG Rehab/Rekon

Jumlah POKMAS

FASILITATOR

Jumlah KMK

Per Kab/Kota

Komulatif

1 2 3 5 6 7 8 9 9 10 11 12

1 Kota Padang 33,597 35,816 69,413 1700 500 2,200 86 44

49

1

2 Kabupaten Kepulauan Mentawai

3 - 3 3 - 3 1 1

3 Kabupaten Pesisir Selatan 1,156 3,596 4,752 100 75 175 7 4

4 Kabupaten Agam 11,796 3,797 15,593 650 75 725 29 15

21 5 Kabupaten Pasaman Barat 3,240 3,046 6,286 170 50 220 9 5

6 Kabupaten Pasaman 197 13 210 10 13 23 1 1

7 Kota Padang Panjang 17 164 181 78 20 98 4 2

7

1

8 Kabupaten Solok 145 243 388 100 36 136 5 4

9 Kota Solok 2 2 4 4 2 6 1

10 Kabupaten Tanah Datar 28 115 143 10 15 25 1 1

12 Kabupaten Padang Pariaman

57,931 16,291 74,222 3000 575 3,575 143 72 81

13 Kota Pariaman 6,685 4,115 10,800 360 90 450 18 9

Jumlah 114,797 67,198 181,995 6,185 1,451 7,636 305 158 158 2

Catatan : 1 POKMAS = 20-25KK

2 Fasilitator ( 1 fasilitator teknik, 1 fasilitator non teknik) bisa menangani 2 atau lebih POKMAS dengan mempertimbangkan batas wilayah administrasi

= 2 x 158 = 316 orang fasilitator

KMK = Konsultan Pendamping Kabupaten

- 9 -

BAB II

STRATEGI, PRINSIP DASAR PROGRAM DAN SASARAN

Program Rehabilitasi dan Rekonstruksi pasca Gempa Bumi di Sumatera Barat berorientasi rencana yang komprehensif mulai dari proses menetapan kebijakan, strategi mencapaian tujuan, penyiapan program kegiatan dan pengorganisasian masyarakat melalui pembentukan kelompok masyarakat yang akan dibantu dengan cara stimulant pembangunan rumah rusak dengan konstruksi rumah yang lebih aman dan ber-IMB serta melaksanakan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Non Perumahan dengan tujuan segera pulihnya kembali kegiatan masyarakat dengan prinsip kebersamaan tepat sasaran mengoptimalkan semua potensi sumber daya dan kearifan lokal dan meminimalisisir timbulnya konflik antar masyarakat.

Keberadaan kelompok masyarakat tersebut sangat penting sebagai sarana untuk mengorganisir, menggerakkan dan mensinergikan warga setempat dalam menyusun usulan Rehabilitasi dan Rekonstruksi rumah dan melaksanakan kegiatan-kegiatan Rehabilitasi dan Rekonstruksi rumah berbasis komunitas di wilayahnya.

2.1. Strategi Umum

Program Rehabilitasi dan Rekonstruksi perumahan dan permukiman berbasis komunitas di Sumatera Barat dirancang dengan strategi pengorganisasian masyarakat (Community Organizing) dan bertumpu pada inisiatif dan prakarsa masyarakat (Participatory Development).

2.1.1. Menggunakan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Perumahan dan Permukiman sebagai sarana untuk membangun komunitas.

Serangkaian proses interaksi antar warga dalam bergotong royong menanggulangi persoalan bersama secara berkelanjutan dengan fasilitasi yang baik akan menumbuhkan solidaritas sosial yang kondusif untuk pembangunan komunitas.

2.1.2. Menggunakan Rehabilitasi dan Rekonstruksi sebagai upaya menciptakan lapangan kerja.

Pengalaman menunjukkan bahwa pembangunan fisik rumah akan memicu tumbuhnya berbagai kegiatan ekonomi dan terbukanya berbagai lapangan pekerjaan, yang sangat kondusif untuk

pembangunan ekonomi lokal.

2.1.3. Menggunakan Rehabilitasi dan Rekonstruksi rumah sebagai upaya antisipasi bangunan gedung dan rumah tinggal lebih aman dengan dilengkapi Ijin Mendirikan Bangunan (IMB).

Dalam rangka antisipasi dan semangat tidak akan mengulang kerusakan rumah dimasa yang akan datang diwilayah potensi gempa, maka rumah yang dibangun harus mengacu pada pedoman teknis pembangunan rumah lebih aman dari Direktorat Jenderal Cipta Karya

- 10 -

Departemen Pekerjaan Umum yang dilengkapi dengan perijinan bangunan sesuai peraturan perundangan yang berlaku.

2.1.4. Pembagian peran pembangunan kembali dan stimulant bantuan perbaikan rumah antara Pemerintah Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota.

Dalam upaya kebersamaan dan pembagian peran antara Pemerinath Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota maka dibagi secara merata peran dan kewajiban kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca gempa bumi Sumatera barat sesuai dengan kewenangannya.

2.1.5. Peran Lembaga Donors/NGO/LSM dan pihak-pihak lain dalam

kesatuan tujuan, mekanisme, sistem dan pengendalian.

Dalam melaksanakan kegiatan Rehabilitasi dan Rekonstruksi perumahan pasca gempa bumi Sumatera Barat, Pemerintah bekerjasama dan didukung oleh Lembaga Donors/NGO/LSM dan pihak-pihak lain dalam kerangka kesatuan tujuan, mekanisme, sistem dan pengendalian oleh Pemerintah.

Bantuan dan dukungan dapat diwujudkan dalam bentuk:

1. Pengembangan kapasitas sistem bagi penyelenggaraan pembangunan sektor Perumahan.

2. Pembangunan hunian sementara/temporary shelter.

3. Rehabilitasi dan rekonstruksi infrastruktur pelayanan masyarakat dan pembangunan Gedung Pemerintah.

4. Desain rumah yang lebih aman/tahan gempa yang dilengkapi dengan Sistem Perijinan Keamanan Bangunan (IMB sistem ).

5. Peningkatan Ketrampilan Penyelenggara Rehab/Rekon pasca Gempa Bumi dan Masyarakat (pelatihan dan kemampuan Birokrasi, Pelaksana Rehab/Rekon, Tukang, Masyarakat dan pihak-pihak terkait).

6. Kegiatan percepatan pemulihan sektor kesehatan, trauma care, sosial dan ekonomi.

7. Desiminasi dan sosialisasi program rehabilitasi dan rekonstruksi perumhan pasca gempa bumi.

Pelaksanaan dukungan dan bantuan teknis diatur oleh Pemerintah

sesuai peraturan perundangan yang berlaku dan dikoordinasikan oleh

pelaksana rehab/rekon dalam ini Tim Pendamping Teknis (TPT) dan

Koordinator Pelaksana Kegiatan (Koordinator Pengguna Anggaran,

Pengguna Anggaran dan Kuasa Pengguna Anggaran).

Khusus untuk membangunan rumah permanen diatur tersendiri

sesuai peraturan pemerintah pusat.

- 11 -

2.2. Strategi dan Tahapan Pelaksanaan

2.2.1. Persiapan Pelaksanaan

a. Menyatukan dan menyamakan pola pikir, langkah kebijakan dan tindakan antara pemerintah dan masyarakat dalam percepatan pemulihan pasca gempa bumi.

b. Verifikasi dan validasi data rumah rusak dengan kriteria yang sama.

c. Penyiapan Tim Pendukung Teknis dan Tim Pelaksana kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca gempa bumi di Sumatera Barat.

d. Penentuan prioritas distribusi dana stimulant pembangunan

rumah yang disesuaikan dengan kemampuan pendanaan pemerintah.

e. Pembuatan program dan pelaksanaannya yang komprehensif.

f. Desiminasi dan sosialisasi program dan pelaksanaan.

2.2.2. Rekruitmen Pendamping

a. Untuk membantu Tim Proyek dalam pelaksanaan kegiatan rehab/rekon akan direkruit Konsultan Pendamping, yaitu Konsultan Manajemen Provinsi (KMP) dan Konsultan Manajemen Kabupaten/Kota (KMK).

b. Rekruitmen Konsultan Manajemen Provinsi (KMP) dan Konsultan Pendamping Kabupaten/Kota (KMK) dilaksanakan oleh Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) Perumahan dan Permukiman

c. Di tingkat Provinsi ditunjuk 1 (satu) KMP dan di tingkat Kabupaten/Kota ditunjuk beberapa KMK sesuai kebutuhan dengan komposisi pendampingan berkisar antara 7.000 - 8.000 rumah per KMK, dengan mempertimbangkan jumlah rumah dan batas wilayah administrasi.

d. Fasilitator direkruit oleh KPA Perumahan dan Permukiman dengan dibantu oleh KMP dan KMK, dengan komposisi : 1 (satu) Tim Fasilitator terdiri dari 2 orang, yaitu Fasilitator Teknis dan Fasilitaor Sosial yang bertugas mendampingi rehabilitasi dan

rekonstruksi lebih kurang 45 rumah atau 2 Kelompok Masyarakat (POKMAS) yang disesuaikan dengan kondisi dan situasi daerah.

e. Dalam rangka kelancaran pelaksanaan Rehab/Rekon perumahan dan permukiman di lokasi kegiatan (Kelurahan/Nagari), Bupati/Walikota membentuk Tim Pendamping Masyarakat (TPM) di lokasi yang anggotanya terdiri dari Tokoh Masyarakat, Ahli Bangunan dan Aparat Keamanan dari Kelurahan/Nagari setempat

- 12 -

2.2.3. Desiminasi dan sosialisasi program dan pelaksanaan kegiatan

rehabilitasi dan rekonstruksi pasca gempa bumi Sumatera barat kepada masyarakat dan aparat pemerintah daerah;

Dalam rangka menyamakan pemahaman pola pikir, langkah dan kebijakan pelaksanaan kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca gempa bumi di Sumatera Barat, akan diadakan desiminasi dan sosialisasi kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi tersebut diatas.

2.2.4. Memberikan bantuan teknis dan administrasi kepada masyarakat, dilakukan antara lain melalui:

Konsultan Manajemen Kabupaten/Kota, Tim Pendamping Teknis dan Tim Fasilitator akan mendampingi masyarakat dalam merehabilitasi

dan merekonstruksi rumah, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, proses IMB dan pertanggungjawaban administrasi dan keuangan.

2.2.5. Mengembangan peran Kelompok Masyarakat (POKMAS) dalam sistem pembangunan pola partispatif kelompok di Masyarakat.

a. Serangkaian musyawarah masyarakat sebagai upaya membangun kebersamaan dan solidaritas untuk membangun kembali komunitas dan rumah dengan mengusulkan relawan-relawan masyarakat;

b. Pembentukan Kelompok Masyarakat (POKMAS) yang bersifat ad hoc (sementara), yang beranggotakan dari warga yang terkena bencana yang tercatat dalam pendataan korban bencana dalam klasifikasi penerima bantuan sesuai dengan kriteria rumah rusak;

- 13 -

2.2.6. Pendampingan masyarakat dalam rangka Rehabilitasi dan Rekonstruksi rumah melalui ;

a. Melakukan koordinasi dan identifikasi serta menyepakati kebutuhan bersama dalam rangka Rehabilitasi dan Rekonstruksi rumah rusak akibat gempa;

b. Melakukan serangkaian musyawarah menyepakati dan memutuskan siapa penerima bantuan;

c. Melakukan serangkaian musyawarah masyarakat, dalam perencanaan partisipatif, sehingga masyarakat mampu menyepakati dan memutuskan sendiri jenis/bentuk kegiatan Rehabilitasi dan Rekonstruksi rumah tahan gempa yang akan dilaksanakan;

d. Penyusunan rencana partisipatif, untuk dikoordinasikan dan dikonsultasikan kepada pemerintah daerah dan pihak-pihak terkait.

e. Penyusunan usulan Rehabilitasi dan Rekonstruksi rumah (gambar prototype rencana rumah, Rencana penggunaan anggaran, sistem cheklist persyaratan pokok membangun rumah lebih aman serta bantuan proses pengurusan IMB).

2.2.7. Pelaksanaan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Rumah oleh warga setempat, melalui;

a. Mengembangkan modul penanganan prioritas Rehabilitasi dan Rekonstruksi rumah bagi masyarakat sesuai dengan kriteria tersebut di atas di setiap Nagari/Kelurahan, sebagai langkah awal Rehabilitasi dan Rekonstruksi rumah untuk mendorong pemberdayaan melalui pembangunan bertumpu pada masyarakat.

b. Mengoptimalkan pemanfaatan bahan bangunan bekas dari rumah-rumah yang roboh atau rusak berat.

c. Mendampingi masyarakat agar dapat membangun rumahnya dengan struktur konstruksi rumah yang lebih aman (material, struktur utama: pondasi, sloof, kolom, ring balok, atap serta cara pengerjaan yang benar) serta pendampingan masyarakat dalam hal mengurus Perijinan Mendirikan Bangunan (IMB) sesuai aturan yang berlaku.

d. Dana stimulan bantuan dari Pemerintah ke Masyarakat lansung disalurkan melalui Bank Pelaksana ke rekening POKMAS.

e. Dalam pelaksanaan pekerjaan fisik Rehabilitasi dan Rekonstruksi rumah, maka masyarakat memutuskan sendiri cara pelaksanaannya, dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip berikut:

- 14 -

Cara pelaksanaan pekerjaan fisik Rehabilitasi dan Rekonstruksi rumah didasarkan pada aspirasi dan keputusan masyarakat sendiri.

Menggunakan potensi yang ada di masyarakat seoptimal mungkin dengan cara gotong royong.

Melaksanakan Rehabilitasi dan Rekonstruksi rumah sesuai dengan pedoman teknis rumah yang lebih aman/tahan gempa dan ber-IMB.

f. Fasilitator melakukan pendampingan kepada masyarakat untuk menjamin agar prinsip pelaksanaan pekerjaan fisik sesuai dengan prinsip transparansi dan akuntabilitas serta ketentuan yang berlaku.

2.2.8. Peningkatan Kapasitas dan Peran Pemerintah Provinsi dalam memfasilitasi masyarakat, antara lain melalui;

a. Penyediaan pedoman teknis dan informasi program (brosur, leaflet, poster).

b. Sosialisasi dan koordinasi dengan Pemerintah Kabupaten/Kota untuk pemahaman substansi program dan kesiapan Rehabilitasi dan Rekonstruksi rumah berbasis kebutuhan masyarakat;

c. Serangkaian kegiatan lainnya yang dapat mendukung proses Rehabilitasi dan Rekonstruksi rumah berbasis kebutuhan serta prakarsa masyarakat.

2.3. Prinsip Dasar Pelaksanaan

2.3.1. Prinsip Pemberdayaan Masyarakat untuk menumbuhkan kerelawanan

dan perilaku keikhlasan memberi kepada sesama korban bencana.

2.3.2. Prinsip Aturan Kesepakatan Masyarakat, yakni didasarkan aturan yang ditetapkan masyarakat sendiri dengan berlandaskan nilai-nilai luhur kemanusiaan, prinsip-prinsip kemasyarakatan atau good governance dan pilar-pilar pembangunan berkelanjutan atau sustainable development.

2.3.3. Prinsip hanya sebagai bantuan bagi Kelompok Masyarakat (POKMAS)

dalam menggerakkan masyarakat untuk mulai bergotong royong menolong/membantu pelaksanaan Rehabilitasi dan Rekonstruksi.

2.3.4. Prinsip sebagai proses pengalaman & pembelajaran bagi masyarakat untuk mulai mengenal dan memahami :

a. Mekanisme Rehabilitasi dan Rekonstruksi rumah berbasis komunitas (masyarakat merencanakan, menetapkan dan melaksanakan sendiri) serta dilaksanakan secara bertahap dengan memprioritaskan pada masyarakat sesuai dengan kriteria di atas.

- 15 -

b. Mekanisme Rehabilitasi dan Rekonstruksi rumah bertumpu pada “Bottom Up” (participatory development) dan “terorganisir” (community organizing).

2.3.5. Prinsip memperkuat dan membantu masyarakat agar mampu melakukan rehabilitasi dan rekonstruksi rumah tahan gempa sesuai standard teknis yang ditetapkan Pemerintah, dengan bentuk serta kelengkapan atau aksesoris rumah ditetapkan sendiri oleh warga penerima bantuan;

Gambar 3 Prinsip Dasar Program Rehabilitasi dan Rekonstruksi Berbasis Komunitas

Di Sumatera Barat

2.4. Pendataan Rumah Rusak.

Tahap awal/persiapan dalam rangka pelaksanaan kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi adalah perencanaan yang meliputi:

2.4.1. Pendataan Rumah Rusak dan Inventarissasi

Pendataan dan Inventarisasi dampak bencana antara lain korban, kerusakan rumah akibat bencana alam gempa bumi dilakukan dalam rangka identifikasi dan mengumpulan kerusakan rumah dan dampak lain sebagai akibat bencana gempa bumi di Sumatera Barat tanggal 30 September 2009.

Data yang digunakan sebagai dasar pemberian dana stimulant bantuan Pemerintah adalah data dari Tim Assesment Bangunan yang ditunjuk oleh Gubenur berdasarkan kreteria yang ditetapkan oleh BNPB.

Rehabilitasi dan Rekonstruksi Rumah Tahan Gempa Berbasis

Komunitas

Pemberdayaan dan Pengorganisasian

Masyarakat

Kebersamaan dan Gotong Royong Masyarakat Merehabilitasi dan merekonstruksi rumah secara bertahap

dengan prioritas bagi warga masyarakat yang tidak mampu

(miskin) dan kondisi kerusakan rumah roboh dan rusak berat

Membangun Kesepakatan dan Aturan

Masyarakat

RUMAH YANG LEBIH AMAN

BER IMB

- 16 -

Keluaran dari pendataan dan Inventarisasi adalah perhitungan cepat yang meliputi kerusakan rumah antara lain:

a. Rumah Rusak (Roboh/Rusak berat, Rusak Sedang dan Rusak Ringan).

b. Kerusakan sarana dan prasarana permukiman: Sistem Air Bersih, Penyehatan Lingkungan Permukiman.

c. Ketertiban, Keamanan serta Lingkungan Hidup. d. Dan dampak pasca gempa bumi lainnya.

Tujuan dari Penilaian kerusakan rumah ini adalah:

a. Menilai besarnya dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh bencana terhadap prasarana publik yang berimplikasi terhadap pemulihan pelayanan dasar dan pemulihan prasarana publik jangka panjang.

b. Menilai dampak kerugian langsung dan tidak langsung yang ditimbulkan oleh bencana terhadap sektor ekonomi yang berimplikasi terhadap pembangunan ekonomi daerah dan nasional.

c. Sebagai dasar usulan untuk dukungan pemerintah dalam rehabilitasi dan rekonstruksi rumah pasca gempa bumi di Provinsi Sumatera Barat.

d. Menyusun kebijakan dan strategi pemulihan, alokasi anggaran serta mekanisme pendanaan dan pelaksanaan rehabiltasi dan rekonstruksi.

2.4.2. Verifikasi, Penilaian Kerusakan rumah.

Atas dasar data Rumah rusak dari Tim Assesment Bangunan yang ditunjuk oleh Gubenur berdasarkan kriteria yang ditetapkan oleh BNPB, akan diadakan verifikasi kembali untuk mengakomodasi rumah-rumah rusak yang belum dimasukan dalam data Tim Assesment Bangunan. Pelaksanaan Verifikasi kembali tersebut dilakukan oleh Tim Pendukung Teknis dan Tim Fasilitator.

Bagi rumah rusak yang sudah dibangun oleh pemiliknya, akan

mendapat hak yang sama dengan masyarakat korban gempa lainnya sesuai kreteria rumah rusak, dengan catatan sudah diverifikasi oleh Tim Pendukung Teknis dan Tim Fasilitator.

Hasil Verifikasi ini akan ditetapkan oleh Bupati/Walikota dan menjadi data Final Rumah Rusak di Provinsi Sumatera Barat.

- 17 -

2.4.3. Manual dan sistem Verifikasi

Langkah-langkah kegiatan Verifikasi kembali Rumah rusak di

Provinsi Sumatera Barat dimaksud pada butir 2.4.2. tersebut diatas

akan dibuat Manual sistem Verifikasi sebagai Petunjuk Teknis

pelaksanaan Verifikasi.

Selanjutnya Petunjuk Teknis dimaksud sebagai dasar operasional

bagi Tim Pendamping Masyarakat dan Fasilitator dan pihak-pihak

terkait melakukan kegiatan Verifikasi dimaksud.

2.5. Sasaran Lokasi dan Kelompok

2.5.1. Sasaran lokasi

Lokasi sasaran Program Rehabilitasi dan Rekonstruksi Perumahan

pasca Gempa Bumi berbasis komunitas adalah daerah di

Kabupaten/Kota yang secara langsung mengalami kerusakan akibat

gempa bumi di Sumatera Barat.

Adapun pemilihan prioritas penerima bantuan rumah roboh /rusak

berat dan rusak sedang tahun anggaran 2010 akan disepakti antara

Pelaksana Kegiatan dengan berkoordinasi dengan Bupati/Walikota

serta tetap berdasarkan pada kriteria rumah rusak yang telah

ditetapkan oleh BNPB sesuai dengan alokasi anggaran bantuan yang

ada.

2.5.2. Sasaran kelompok

Rehabilitasi dan rekonstruksi perumahan pasca gempa bumi di Sumatera Barat ini dilaksanakan dengan berbasis komunitas dengan sasaran mempersiapkan masyarakat untuk mandiri membangun rumahnya kembali secara tepat, efektif bermanfaat dengan memenuhi persyaratan teknis rumah lebih aman secara gotong royong. Demikian potensi yang ada didalam masyarakat dengan kearifan yang ada dapat mengadakan pembagian dana bantuan secara kesepakatan berdasarkan prioritas di masyarakat.

Dasar sasaran kelompok adalah :

Bantuan stimulan dari Pemerintah untuk pembangunan dan perbaikan rumah rusak akibat gempa bumi di Sumatera Barat,

akan diberikan langsung kepada masyarakat yang berhak secara bertahap melalui kelompok masyarakat, yang

selanjutnya kelompok masyarakat (POKMAS) melakukan

musyawarah dalam mendistribusikan kepada anggota, bisa dengan bagi rata atau prioritas.

- 18 -

Pada Tahun Anggaran 2010 sasaran prioritas penerima bantuan diberikan kepada masyarakat yang masuk dalam Kelompok Masyarakat (POKMAS) yang rumahnya roboh /rusak berat sesuai dengan kriteria bantuan tahap I, sebanyak 7.500 unit rumah rusak berat dan rusak sedang, selanjutnya untuk kelompok masyarakat yang belum mendapatkan bantuan rehabilitasi dan rekonstruksi rumah dan telah divalidasi oleh Tim Assesment Perumahan akan mendapatkan giliran pada tahap berikutnya.

Bantuan tahap I ditetapkan pada satu Kelurahan/Nagari di setiap Kecamatan di Kabupaten/Kota sebagai pilot project.

Pemilihan Kelurahan/Nagari penerima bantuan rumah rusak tersebut diatas ditetapkan oleh Bupati/Walikota dengan Surat Keputusan Bupati/Walikota.

2.6. Hasil/Keluaran

Rehabilitasi dan Rekonstruksi Perumahan dan Permukiman

Pada akhir pelaksanaan Program Rehabilitasi dan Rekonstruksi Rumah Berbasis Komunitas di Provinsi Sumatera Barat ini diharapkan tercapai kondisi sebagai berikut:

1. Terbangunnya rumah masyarakat korban gempa bumi yang memenuhi syarat kontruksi rumah yang lebih aman/tahan gempa secara bertahap dengan dilengkapi dokumen Ijin Mendirikan Bangunan (IMB).

2. Terbangunnya komunitas di lokasi sasaran yang diharapkan mampu menyelenggarakan Rehabilitasi dan Rekonstruksi rumah.

3. Terciptanya proses interaksi antar warga dalam bergotong royong menanggulangi persoalan bersama secara berkelanjutan dengan fasilitasi yang baik akan menumbuhkan solidaritas sosial yang kondusif untuk membangun komunitas.

4. Timbulnya kearifan lokal didalam kelompok masyarakat sesuai dengan potensi budaya minang yang sudah ada.

- 19 -

BAB III

ORGANISASI PELAKSANAAN

Pengorganisasian pelaksanaan kegiatan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasca

Gempa Bumi di Sumatera Barat dilakukan secara berjenjang sebagai pelaksanaan

dari Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Nomor

111 Tahun 2009 tentang Petunjuk Pelaksanaan Rehabilitasi dan Rekonstruksi

Pasca Bencana Gempa Bumi di Provinsi Sumatera Barat Tanggal 30 September

2009, terdiri dari unsur-unsur sebagai berikut :

3.1. Unsur Pemerintah Pusat :

1. Kepala BNPB sebagai Penanggung jawab dan Koordinator Tingkat Nasional

2. Sekretaris Utama BNPB sebagai Kuasa Pengguna Anggaran 3. Deputi Bidang Rehabilitasi & Rekonstruksi BNBP sebagai

Penanggungjawab Program. 4. Pejabat Pembuat Komitmen Pusat (KPA – RR Pusat) 5. Tim Pendukung Teknis (TPT)

Tugas utama dari unsur Pemerintah Pusat adalah :

o Memberikan arahan dalam kebijakan umum dan strategi, perencanaan dan pelaksanaan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasca Bencana Gempa Bumi di Provinsi Sumatera Barat.

o Menetapkan langkah-langkah strategis dalam rangka menghadapi kendala dan hambatan pelaksanaan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasca Bencana Gempa Bumi di Provinsi Sumatera Barat.

o Membentuk dan menyusun Tim Pendukung Teknis yang terdiri dari

Ketua, Sekretaris dan Anggota yang bertugas membantu Kepala BNPB.

Kedudukan dan Tugas Tim Pendukung Teknis

o Merumuskan strategi dan kebijakan operasional Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasca Bencana Gempa Bumi di Provinsi Sumatera Barat.

o Menyusun secara rinci langkah-langkah percepatan pelaksanaan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasca Bencana Gempa Bumi di Provinsi Sumatera Barat.

o Membantu mengkoordinasikan pelaksanaan rehabilitasi dan

rekonstruksi sesuai dengan kebijakan umum Rehabilitasi dan

Rekonstruksi Pasca Bencana Gempa Bumi di Provinsi Sumatera Barat.

3.2. Unsur Pemerintah Daerah terdiri dari :

1. Gubernur sebagai Koordinator Pelaksana Daerah kegiatan Rehabilitasi dan Rekonstruksi.

- 20 -

2. Bupati/Walikota sebagai Koordinator Pelaksana Tingkat Kabupaten/Kota.

3. Kuasa Pengguna Anggaran (KPA-Daerah) sebagai Pelaksana

4. BPBD/Dinas Instansi/SKPD terkait sebagai Tim Rehabilitasi dan Rekonstruksi Daerah.

Tugas utama dari unsur Pemerintah Daerah adalah:

o Merumuskan strategi dan kebijakan operasional.

o Menyusun secara rinci langkah-langkah percepatan pelaksanaan Rehabilitasi dan Rekonstruksi.

o Memfasilitasi kegiatan Rehabilitasi dan Rekonstruksi perumahan dan permukiman korban gempa yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota.

o Pelaksana bertanggungjawab dan melaporkan pelaksanaan tugasnya kepada Gubernur Sumatera Barat dan Kepala BNPB.

3.3. Unsur Pemerintah Daerah terdiri dari :

1. Gubernur sebagai Koordinator Pelaksana Daerah kegiatan Rehabilitasi dan Rekonstruksi.

2. Kepala Dinas Prasarana Jalan, Tata Ruang dan Permukiman Propinsi Sumatera Barat sebagai Pengguna Anggaran.

3. Kuasa Pengguna Anggaran/KPA dan Pejabat Pelaksana kegiatan/PPTK sebagai Pelaksana

Tugas utama dari unsur Pemerintah Daerah adalah :

o Merumuskan strategi dan kebijakan operasional

o Menyusun secara rinci langkah-langkah percepatan pelaksanaan Rehabilitasi dan Rekonstruksi.

o Memfasilitasi kegiatan Rehabilitasi dan Rekonstruksi perumahan dan permukiman korban gempa yang dilaksanakan oleh Masyarakat melalui Kelompok-kelompok Masyarakat (POKMAS)

o Pelaksana bertanggungjawab dan melaporkan pelaksanaan tugasnya

kepada Gubernur Sumatera Barat dan Kepala BNPB melalui Pengguna Anggaran/PA

3.4. Unsur Masyarakat di Kelurahan/Nagari

Unsur masyarakat terdiri dari :

1. Kelompok Masyarakat (POKMAS)

- 21 -

2. Konsultan Pendamping meliputi Konsultan Pendamping Provinsi (KMP)

dan Konsultan Manajemen Kabupaten/Kota (KMK).

3. Fasilitator

4. Tim Pendamping Masyarakat (TPM) terdiri dari Tokoh Masyarakat, Ahli

Bangunan dan Aparat Keamanan.

Tim Pendamping Masyarakat (TPM) mempunyai tugas pokok adalah

sebagai berikut:

o Bersama-sama dengan KMK dan Fasilitator memfasilitasi pembentukan

POKMAS.

o Melakukan verifikasi data kerusakan Rumah bersama-sama dengan Tim Fasilitator,

o Melakukan evaluasi rencana perbaikan/pembangunan rumah yang diajukan POKMAS bersama-sama dengan Tim Fasilitator.

o Melakukan Monitoring dan pengawasan pelaksanaan perbaikan/ pembangunan rumah yang dilaksanakan oleh masyarakat melalui pimpinan POKMAS.

o Bersama-sama Tim Fasilitator menyetujui pencairan dana stimulan bantuan Pemerintah yang diajukan POKMAS.

o Menyelesaikan permasalahan yang mungkin timbul di wilayah kerjanya dan mencarikan jalan keluarnya.

o Melakukan koordinasi dan sinkronisasi kegiatan program dengan Konsultan Manajemen Kabupaten/Kota dan Tim Fasilitator untuk bersama-sama menangani penyelesaian permasalahan dan pengaduan

mengenai pelaksanaan program di wilayah kerjanya.

o Membantu masyarakat dalam mempersiapkan perencanaan teknis, proses Ijin Mendirikan Bangunan (IMB), pelaksanaan pembangunan

dan penggunaan dana yang telah disalurkan kepada masyarakat sesuai dengan usulan yang telah disetujui.

Satu Tim Fasilitator terdiri dari 2 orang, terdiri dari fasilitator teknik dan fasilitator sosial, yang bertanggungjawab melakukan pendampingan mendampingi rehabilitasi dan rekonstruksi lebih kurang 40-50 rumah serta disesuaikan dengan kondisi dan situasi daerah. KMK Kabupaten/Kota dapat mengusulkan perubahan komposisi fasilitator kepada Kuasa Pengguna Anggaran/KPA

Fasilitator dikelola, difasilitasi, dan dikendalikan oleh KPA Perumahan Provinsi yang pelaksanaannya di Kabupaten/Kota dibantu oleh Konsultan Pendamping Kabupaten/Kota (KMK) yang bekerja serta berkoordinasi dengan Konsultan Pendamping Provinsi (KMP).

- 22 -

Gambar 4.

STRUKTUR ORGANISASI PELAKSANA REHABILITASI/REKONSTRUKSI

PASCA GEMPA BUMI PROVINSI DI SUMATERA BARAT

KEPALA BNPB

DEPUTI BID. REHAB/REKON

TIM PENDUKUNG TEKNIS GUBERNUR

KUASA PENGGUNA ANGGARAN

REHAB/REKON

BNPB

KAB/KOTA PUSAT

KPA– PERUMAHAN

PROVINSI

PUSAT

LURAH/WALI

NAGARI

Tim Fasilitator

POKMAS

KMK

KMP

BUPATI/WALIKOTA

CAMAT dan MUSPIKA

KAB/KOTA

KELURAHAN/NAGARI

MASARAKAT MASARAKAT MASARAKAT MASARAKAT

Catatan

: : Garis Komando

: Garis Koordinasi

: Garis Fasilitasi

: Kesepakatan Peran dalam MOU

Tim Pedamping

Masyarakat (TPM)

PA – PERUMAHAN dan INFRASTRUKTUR

PA-SOSEKKES

KPA– INFRASTRUKTUR

KPA- SOSIAL, EKONOMI &

KESEHATAN

KOORDINATOR PELAKSANA RR 1. Asisten Program 2. Asisten Keuangan

MOU

MOU

PPTK PPTK

PPTK

Keterangan :

- RR : Rehab/rekon pasca gempa bumi Sumbar

- MOU : Memorandum of Understanding

- PA : Pengguna Anggaran

- KPA : Kuasa Pengguna Anggaran

- PPTK : Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan

- KMP : Konsultan Manajemen Provinsi

- KMK : Konsultan Manajemen Kabupaten/Kota

- TPM : Tim Pendamping Masyarakat

- POKMAS : Kelompok Masyarakat

-

9

Dana

Bantuan

- 23 -

BAB IV

MEKANISME PELAKSANAAN KEGIATAN

7.1. Mekanisme Pelaksanaan Kegiatan

7.1.1. Pemberian Bantuan Perbaikan Rumah Masyarakat

1. Pemberian bantuan ini merupakan stimulus untuk perbaikan rumah masyarakat yang rusak akibat bencana gempabumi. Bagaimanapun untuk program relokasi rumah tinggal, bukan merupakan program bantuan untuk memperbaiki rumah tinggal, namun, akan diatur dengan program yang berhubungan antar sektor.

2. Data dari rumah yang rusak berdasarkan hasil verifikasi yang dilakukan oleh Tim Pusat melalui penilaian kerusakan dan

kerugian akibat bencana terhadap pendataan dan inventarisasi bersama Tim Daerah yang dilakukan sebelumnya.

o Berdasarkan keputusan BNPB No. 11/2008, Pemerintah harus menyingkap data dan menjelaskannya untuk membuat pemahaman kepada masyarakat.

o Berdasarkan Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Nomor 111 Tahun 2009 tentang Petunjuk Pelaksanaan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasca Bencana Gempa Bumi di Provinsi Sumatera Barat Tanggal 30 September 2009, pembentukan POKMAS dilakukan oleh Bupati/Walikota dan dilakukan oleh Camat dan Pamong Kelurahan/Nagari setempat

o Jadi ketika Kabupaten/Kota melakukan penjelasan di pertemuan dengan POKMAS, seseorang yang berwenang dengan hasil verifikasi harus menghadiri pertemuan dan menjelaskannya. Jadi ketika ada keluhan yang muncul, evaluasi dapat dilakukan kembali berdasarkan keputusan BNPB No. 11/2008

3. Pemerintah mengalokasikan dan bantuan sosial berpola hibah (block grant) melalui DIPA BNPB dengan ketentuan sebagai berikut :

o Rusak Berat Rp. 15.000.000,- (lima belas juta rupiah) ;

o Rusak Sedang Rp. 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah) ;

o Pemerintah daerah mengalokasikan dana APBD Kabupaten/Kota untuk bantuan (stimulus) perbaikan rumah

yang rusak ringan yang besarnya Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah) per unit.

o Masa tahap pengucuran terbagi sebagai berikut: Tahap 1; 50% dan Tahap 2; 50% yang tata caranya dan persyaratan dalam bab lain POK ini.

4. KPA Perumahan merekruit Konsultan Manajemen Provinsi (KMP)

dan Konsultan Manajemen Kabupaten/Kota (KMK) dengan tugas membantu pelaksanaan dan mengelolaan program rehabilitasi dan rekonstruksi rumah, meliputi :

- 24 -

Konsultan Manajemen Provinsi (KMP)

1) Melaksanakan manajemen program bantuan rehabilitasi dan rekonstruksi rumah.

2) Melaksanakan desiminasi dan sosialisasi program.

3) Dukungan administrasi kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi Rumah di Provinsi.

4) Menyiapakan kemampuan dan ketrampilan fasilitaror antara lain: menyiapakan bahan training, mengadakan training dan pembekalan fasilitator lainnya.,

5) Melaksanakan Monitoring, pelaporan pelaksanaan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan rehab/rekon rumah masyarakat.

Konsultan Manajemen Kabupaten/Kota (KMK)

1) Pendampingan pembangunan rumah dalam penyelesaian pengeluhan dari masyarakat.

2) Membantu fasilitator teknis dan sosial dalam merancang rumah yang lebih aman/tahan gempa sesuai dengan spesifikasi yang sudah ditentukan oleh pemerintah.

3) Mengadakan Monitoring kegiatan fasilitator dan pendampingan serta pemberian bantuan teknis pelaksanaan pengelolaan program rehabilitasi dan rekonstruksi rumah yang mencakup: o Manajemen program rehabilitasi dan rekonstruksi rumah, o Pemahaman pedoman teknis mengenai konstruksi rumah yang

lebih yang lebih aman/tahan gempa dan ber-IMB, o Pemahaman bimbingan administrasi pencairan dana, o Pengawasan lapangan, o Pendampingan dalam penyelesaian keluhan dari masyarakat.

4) Mengkoordinasi fasilitator teknis dalam melengkapkan data kriteria kerusakan rumah berat, sedang dan ringan juga data masyarakat yang mendapat bantuan rumah permanen dari pendonor yang lain.

5) Membuat laporan mingguan dan bulanan.

Pengadaan konsultan sesuai proses pengadaan konsultan sesuai

perturan dan perundangan yang berlaku.

5. Pemerintah/Pemerintah Daerah menyiapkan fasilitator teknis dan fasilitator sosial melalui kontrak langsung antara KPA Perumahan dengan fasilitator (secara personal) guna melaksanakan pendampingan kegiatan rehab/rekon rumah masyarakat. Satu tim Fasilitator terdiri dari fasilitator teknis dan fasilitator sosial. Kemudian satu tim bertanggung jawab untuk 40-50 kerusakan rumah diatur dengan kondisi Kerusakan daerah.

Fasilitator yang dipilih merupakan personil invidu yang mampu

mengenali tugas dan fungsinya sebagai pendamping masyarakat dan

mampu menjalankan tugas pendampingan pelaksanaan kegiatan

Rehabilitasi dan Rekonstruksi Rumah Pasca Gempa Bumi di Provinsi

Sumatera Barat yang meliputi:

- 25 -

1. Mendampingi masyarakat dalam membangun rumahnya yang rusak akibat gempa bumi agar memenuhi persyaratan pokok rumah lebih aman dari mulai desain teknis, tahapan pelaksanaan pembangunan sampai terbangunannya rumah. (tugas teknis)

2. Membantu masyarakat dalam proses penyerapan dana stimulant bantuan Pemerintah kepada masyarakat untuk membangun rumah pasca gempa bumi sesuai pedoman yang berlaku. (tugas administrasi)

3. Membantu masyarakat dalam pembangunan pola partispasi dengan membentukan kelompok dan bersama-sama anggota kelompok mencapai satu tujuan bersama. (tugas kemasyaraakatan)

4. Membantu masyarakat dalam melengkapi persyaratan untuk proses pengajuan Ijin Mendirikan Bangunan (IMB). ( tugas pengurusan proses IMB)

Tanggung jawab pekerjaan Fasilitator Teknis adalah sebagai berikut:

1) Melaksanakan sosialisasi program rehabilitasi dan rekonstruksi dengan kontruksi rumah yang lebih aman/tahan gempa dan ber-IMB.

2) Menyiapkan data primair POKMAS diwilayahnya antara lain: nama POKMAS, lokasi, alamat, jumlah dan nama anggota dan pengurus, nomor rekening dan data lain tentang POKMAS dan disampaikan kepada KMK.

3) Menyiapkan data primair kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi perumahan biodata untuk website KMP dan disampaikan melalui KMK.

4) Membantu POKMAS dalam perancangan rumah tahan gempa sesuai dengan spesifikasi yang sudah ditentukan oleh pemerintah.

5) Menguji gambar rancangan yang telah disetujui POKMAS dan kalkulasi rancangan anggaran dan rancangan kerja dan persyaratannya (RKS) untuk disetujui oleh koordinator daerah.

6) Mengarahkan POKMAS untuk membawa rehabilitasi dan rekonstruksi rumah untuk memenuhi penentuan standar/spesifikasi.

7) Membantu/memberikan penjelasan kepada POKMAS mengenai spesifikasi dan kalkulasi kelengkapan bahan dan kebutuhan tenaga kerja yang akan digunakan sebagai dasar rancangan biaya penganggaran realisasi dan kompilasi

8) Mengawasi dan mengarahkan penyelesaian pekerjaan rehabilitasi

dan rekonstruksi rumah ditentukan dengan standar/spesifikasi.

9) Membantu memecahkan masalah yang berkaitan dengan hal-hal teknis dan melaporkannya ke KMK.

10) Membantu memecahkan masalah teknis yang berkaitan dengan masyarakat dan melaporkannya ke kordinator daerah.

11) Bersama dengan Fasiltator Social membuat laporan pelaksanaan kegiatan dan perkembangan pekerjaan mingguan dan bulanan.

- 26 -

Tugas Fasilitator Sosial dalam pendampingan masyarakat adalah sebagai berikut:

1) Mendampingi realisasi program rehabilitasi dan rekonstruksi rumah pasca gempa bumi

2) Membantu pemerintah Kabupaten/Kota dalam pembentukan POKMAS pada level Nagari.

3) Menyiapkan data primair POKMAS diwilayahnya antara lain: nama POKMAS, lokasi, alamat, jumlah dan nama anggota dan pengurus, nomor rekening dan data lain tentang POKMAS dan disampaikan kepada KMK.

4) Menyiapkan data primair kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi perumahan baic data untuk web site KMK dan disampaikan melalui KMK.

5) Mengarahkan POKMAS untuk membawa rehabilitasi dan rekonstruksi rumah untuk memenuhi penentuan standar/spesifikasi.

6) Membantu POKMAS dalam penyiapann berkas penarikan dana stimulant bantuan dari Pemerintah.

7) Membantu masyarakat dalam proses pemberkasan untuk mendapatkan IMB.

8) Membantu memecahkan masalah yang berkaitan dengan hal-hal non teknis dan melaporkannya ke KMK.

9) Bersama dengan Fasiltator Teknis membuat laporan pelaksanaan kegiatan dan perkembangan pekerjaan mingguan dan bulanan.

6. Pembentukan Tim Pendamping Masyarakat (TPM)).

Dalam upaya kelancaran pelaksanaan Rehabilitasi dan Rekonstruksi

di wilayah Kelurahan/Nagari peran serta pimpinan masyarakat,

diperlukan peran sertanya untuk:

o Lurah dan Wali Nagari memfasilitasi pembentukan Tim

Pendampin Masyarakat (TPM).

o TPM selanjutnya bertugas membentuk Kelompok Masyarakat

(POKMAS)

o TPM yang operasionalnya difasilitasi oleh BNPB bertugas

memantau dan mengendalikan pelaksanaan rehabilitasi dan

rekonstruksi perumahan di lokasi.

o POKMAS menyusun usulan prioritas pelaksanaan Rehabilitasi

dan Rekonstruksi rumah, baik dalam pemilihan maupun

pelaksanaan, yang didampingi oleh fasilitator.

o Di tingkat Kecamatan dan Kelurahan/Nagari dibentuk Tim

Monitoring yang terdiri dari unsur Muspika, Walinagari dan

Walijorong yang operasinya difasilitasi oleh Pemerintah

Kabupaten/Kota.

- 27 -

Tim Pendamping masyarakat(TPM) berdomisili di Kelurahan/Nagari

dipilih oleh Lurah/Wali Nagari yang anggotanya terdiri dari :

o 1 (satu) orang tokoh masyarakat.

o 1(satu) orang dari masyarakat yang mengerti tentang teknis

pembangunan rumah.

o 1 (satu) orang dari anggota keamanan/ketertiban.

Untuk Nagari/Kelurahan yang jumlah kerusakan rumahnya kurang

dari (100-200) rumah, TPM diwakili oleh Walinagari/Lurah.

7. Pembentukan kelompok masyarakat (POKMAS).

1. POKMAS terdiri dari 20-25 KK (Kepala Keluarga) korban gempa bumi dalam satu wilayah Nagari

2. Pembentukan POKMAS dilakukan oleh Tim Pendamping Masyarakat yang difasilitasi oleh Tim Fasilitator, dinyatakan dengan Berita Acara Pembentukan POKMAS sesuai dengan formulir terlampir.

3. Keanggotaan POKMAS terdiri dari Koordinator, Sekretaris, Bendahara dan Anggota Pokmas atas persetujuan dari semua anggota dalam pertemuan POKMAS.

4. Pembentukan POKMAS disetujui oleh Bupati/Walikota.

7.2. Langkah-langkah Pelaksanaan

Tahapan Pelaksanaan Program Rehabilitasi dan Rekonstruksi Rumah Pasca

Gempa bumi di Sumatera Barat mencakup: Persiapan Program, Penyiapan

Masyarakat, Perencanaan Masyarakat, Penyiapan Administrasi dan Pelaksanaan

Kegiatan.

7.2.1. Persiapan Program

Persiapan Program mencakup konsultasi dan sosialisasi konsep dan

mekanisme program kepada pihak-pihak yang terlibat mulai dari tingkat

pusat sampai daerah agar terdapat kesamaan visi, misi dan strategi

program, serta koordinasi dan penyelarasan sebelum Program

Rehabilitasi dan Rekonstruksi rumah pasca gempa bumi di Sumatera

Barat dilaksanakan di tingkat masyarakat meliputi:

a. Sosialisasi ditingkat Kabupaten/Kota

b. Pengadaan Konsultan Pendamping Propinsi (KMP) dan Konsultan Pendamping Kabupaten/Kota (KMK)

c. Melakukan rekruitmen Fasilitator Teknis dan Sosial

1) Pengumuman 2) Pendaftaran 3) Seleksi 4) Pelatihan 5) Mobilisasi

- 28 -

d. Pengangkatan Tim Pendamping Masyarakat (TPM) yang dipilih Lurah/ Wali Nagari dengan persetujuan Bupati/Walikota dengan Keputusan Kuasa Pengguna Anggran (KPA).

7.2.2. Penetapan Sasaran Penerima Bantuan

a. Bupati/Walikota menetapkan wilayah-wilayah penerima bantuan, prioritas masyarakat penerima dan alokasi jumlah calon penerima bantuan.

b. Atas dasar data Rumah rusak dari Tim Assesment Bangunan yang ditunjuk oleh Gubenur berdasarkan kreteria yang ditetapkan oleh BNPB serta data Rumah Rusak hasil Verifikasi ulang yang dilakukan oleh Tim Pendamping Masyarakat bersama-sama Fasilitator akan dibuat Data Penerima Bantuan dengan Keputusan Bupati/Walikota.

c. Calon penerima bantuan yang mendapatkan prioritas sesuai hasil

musyawarah dalam tingkat POKMAS yang dituangkan dalam Berita Acara.

7.2.3. Pengorganisasian Masyarakat

Kelompok Masyarakat (POKMAS) dibentuk dari calon penerima bantuan

yang mendapatkan prioritas dengan susunan kepengurusan sebagai

berikut:

a. Koordinator,

b. Sekretaris,

c. Bendahara, dan

d. Anggota.

7.2.4. Perencanaan Masyarakat

Tahapan ini mencakup kegiatan:

a. Penyiapan kegiatan Non Teknis meliputi:

o Pertemuan warga untuk pembentukan POKMAS dan pengurusnya. o Pembukaan Rekening POKMAS dengan specimen 2 (dua) orang

Pengurus POKMAS. o Penetapan kesepakat preoritas penerimaan bantuan di tingkat

POKMAS. o Penyiapan berkas penyerapan dana stimulan bantuan Pemerintah

dan Penyiapan Proses IMB sesuai peraturan yang berlaku.

b. Penyiapan dokumen teknis meliputi:

o Penyiapan Gambar Teknis, penyusunan Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan pentahapan pembangunan rumah.

o Penyiapan Proses IMB sesuai peraturan yang berlaku.

7.2.5. Penyiapan Administrasi Pencairan Dana Penyiapan administrasi mencakup pengisian format:

a. Berita Acara Pembentukan Kelompok dan Pengurus PokMas & Penetapan Prioritas Usulan Kegiatan (BA-PKPM & PPUK).

b. Surat Perjanjian Penyaluran Bantuan (SPPB).

- 29 -

c. Berita Acara Penarikan/Penggunaan Dana (BAPPD). d. Permohonan Pembayaran Bantuan (PPB). e. Kwitansi yang ditanda tangani koordinator POKMAS. f. Laporan Kemajuan Pekerjaan (LKP). g. Surat Pernyataan Tanggungjawab Belanja (SPTB). h. Rekapitulasi Penyaluran Dana. i. Surat Permintaan Pembayaran Langsung (SPP-LS). j. Surat Perintah Membayar Langsung (SPM-LS).

(formulir-formulir ini akan di diskusikan dengan pak Reymon BUD, DPKD

Sumbar)

7.2.6. Pelaksanaan

Kegiatan pelaksanaan mencakup penyaluran dana, pelaksanaan

kegiatan fisik, evaluasi pemanfaatan dana yang telah disalurkan

berdasarkan rencana yang telah disepakati bersama atas dasar

verifikasi rumah yang disetujui Bupati/Walikota termasuk pembuatan

laporan dan pendokumentasian.

- 30 -

Gambar 6.

Langkah-Langkah Pelaksanaan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Perumahan dan

Permukiman Pasca Gempa Bumi di Sumatera Barat

Penyiapan

administrasi

dalam rangka

pencairan dana

Penyaluran dana

dan pelaksanaan

Rehabilitasi dan

Rekonstruksi

Mengidentifikasi, menyusun

prioritas Rehabilitasi dan

Rekonstruksi rumah dan

penyusunan rencana teknis

rumah tahan gempa

Konsolidasi & Sosialisasi

Masyarakat

Pembentukan Kelompok

Masyarakat

1

2

3 4

5

- 31 -

BAB V

MEKANISME PENCAIRAN DAN PENYALURAN DANA REHABILITASI

DAN REKONSTRUKSI RUMAH DI SUMATERA BARAT

1.1. Ketentuan Pencairan dan Penyaluran Dana Rehabilitasi dan Rekonstruksi Rumah

Dana Rehabilitasi dan Rekonstruksi Rumah hanya disalurkan melalui rekening Kelompok Masyarakat (group account) dengan minimal 2 spesimen tanda tangan, yang meliputi Koordinator dan Bendahara POKMAS, bukan kepada keluarga individual.

Dana Rehabilitasi dan Rekonstruksi Rumah diberikan dalam 2 tahap, dimana

pada setiap pengajuan tahapan disertai dengan usulan oleh masing-masing Kelompok Masyarakat dan diverifikasi oleh TPM dan Tim Fasilitator.

Dana Rehabilitasi dan Rekonstruksi Rumah disalurkan langsung kepada

Kelompok Masyarakat dalam 2 tahap dengan kriteria pengajuan dana sesuai

masing masing kondisi rumah sebagai berikut:

Tahap Penyaluran Pra-syarat

Tahap I: 50%atau Rp 7,5

juta.

1. Berita Acara Pembentukan POKMAS.

2. Melampirkan Kontrak dengan KPA.

3. Rekening Pokmas.

4. Rencana Kegiatan & Rencana

Anggaran Biaya.

Tahap II: 50%atau Rp. 7,5

juta sisa dari alokasi dana

per rumah.

1. Fisik Pekerjaan Pembangunan Rumah

30% atau belanja material 75%, rata-

rata pada tingkat POKMAS.

2. Melampirkan Surat Pernyataan

sanggup menyelesaikan Pembangunan

Rumah.

3. Bukti telah mengurus IMB ke Instansi

yang berwewenang.

4. Rencana Kegiatan Penyelesaian Peker-

jaan Pembangunan Rumah.

Setiap tahapan kegiatan akan dilakukan verifikasi terlebih dahulu untuk

menjamin bahwa dalam rangka pencairan Dana Rehabilitasi dan Rekonstruksi

Rumah sesuai ketentuan, bermanfaat, tepat sasaran dan sesuai asas

transparansi serta akuntabilitas.

- 32 -

1.2. Ketentuan Pencairan Dana Pendukung Kegiatan (KMP, KMK, Fasilitator dan TPM).

1. Pembayaran dana KMP, dan KMK disalurkan melalui Rekening Konsultan yang melakukan ikatan kerja (kontrak) dengan KPA Rehab/Rekon Bidang Perumahan.

2. Pembayaran honor fasilitator dilaksanakan oleh KPA Rehab/Rekon Bidang Perumahan sesuai dengan ikatan kerja (kontrak) melalui rekening fasilitator masing-masing.

3. Setiap tahapan pembayaran akan dilakukan verifikasi terlebih dahulu oleh Pejabat yang ditunjuk oleh KPA Perumahan.

1.3. Mekanisme Pencairan dan Penyaluran Dana Rehabilitasi dan Rekonstruksi

Mekanisme pencairan dan penyaluran dana Rehabilitasi dan Rekonstruksi

rumah dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan yang ditetapkan Departemen

Keuangan.

Mekanisme pencairan dan penyaluran dana Rehabilitasi dan Rekonstruksi

rumah seperti pada bagan berikut:

1. Ketua Kelompok Masyarakaat (POKMAS) di Kelurahan/Nagari melakukan ikatan perjanjian dengan KPA Perumahan dengan melampirkan data calon penerima bantuan dana serta kelengkapan lainnya,

2. Tim Pendamping Masyarakat (TPM) dibantu fasilitator melakukan penelitian terhadap kelengkapan usulan,

3. Apabila usulan dan kelengkapannya telah memenuhi persyaratan maka Fasilitator selanjutnya menyampaikan kepada Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) Kabupaten/Kota melalui KMK,

4. KMK menyampaikan berkas tagihan penyerapan kepada KPA melaluli PPTK,

5. PPTK selanjutnya melakukan verifikasi kelengkapan berkas tagihan POKMAS,

6. Apabila berkas telah lengkap dan memenuhi persyaratan maka KPA mengusulkan kepada PA melalui Bendahara PA dan Pejabat Pengesah SPJ untuk dibuatkan SPP/SPM,

7. PA mengirimkan berkas tagihan POKMAS ( SPP/SPM ) untuk diteruskan kepada Dinas Pendapatan dan Keuangan Daerah (DPKD) untuk diterbitkan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) atas nama Rekening POKMAS.

8. DPKD menerbitkan SP2D ke Bank Pelaksana atas nama rekening POKMAS.

9. Bank Pelaksana melaksanakan pembayaran sesuai SP2D kepada Kelompok Masyarakat melalui rekening POKMAS.

10. Selanjutnya POKMAS membagi dana Stimulan kepada masyarakat anggotanya sesuai kesepakatan prioritasnya

- 33 -

Gambar 7.

Bagan Mekanisme Pencairan dan Penyaluran Dana

Rehabilitasi dan Rekonstruksi Rumah

Kelengkapan Proses Penyerapan Dana :

Pembayaran Tahap I (50%), dengan syarat :

1. Berita Acara Pembentukan POKMAS.

2. Melampirkan Kontrak antara Ketua POKMAS dengan KPA.

3. Rekening Pokmas.

4. Kesanggupan membangun rumah lebih aman dengann dilengkapi IMB.

5. Rencana Kegiatan & Rencana Anggaran Biaya.

Pembayaran Tahap II (100%), dengan syarat :

1. Fisik Pekerjaan Pembangunan Rumah mencapai 30% atau belanja material

75%, pada tingkat POKMAS.

2. Melampirkan Surat Pernyataan sanggup menyelesaikan Pembangunan Rumah

3. Bukti telah mengurus IMB.

4. Rencana Kegiatan Penyelesaian Pekerjaan Pembangunan Rumah.

KPA SPP/ SPM

Bank Pelaksana

DPKD ( BUD )

PPTK

Provinsi

KMK

PENGGUNA ANGGARAN

GUBERNUR

Transfer Dana

TPM Kelurahan/Naga

ri) Kelompok

Masyarakat

Tim Fasilitator

Rekening POKMAS POKMAS

Verifikasi

Penyampaian Dokumen

Masyarakat Masyarakat Masyarakat

Sesuai Kesepakatan

Ikatan Perjanjian

Berkas Keleng kapan

lainnya

BENDAHARA PEJABAT

PENGESAH SPJ

1 2

4

1

3

1

5

6

7

8

9

10

SP2D

Pembuatan SPP/ SPM

- 34 -

BAB VII

RENCANA PENGGUNAAN ANGGARAN

Rencana penggunaan anggaran sesuai dengan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran

(DIPA) TA 2010 Nomor : ............................. Tanggal ................... , dalam rangka

pelaksanaan Kegiatan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Perumahan Pasca Gempa Bumi

di Sumatera Barat, dengan rincian penggunaan anggaran adalah sebagai berikut :

1.1. Biaya Rehabilitasi dan Rekonstruksi pembangunan rumah masyarakat korban bencana gempa bumi di wilayah Provinsi Sumatera Barat yang diperuntukkan bagi korban gempa dengan kriteria rumah roboh/rusak berat dan rusak sedang yang masuk dalam POKMAS dan telah mendapat persetujuan dari Bupati/Walikota di wilayah masing-masing.

1.2. Pemerintah mengalokasikan dana bantuan sosial berpola hibah (block grant) melalui DIPA BNPB dengan ketentuan sebagai berikut :

o Rusak Berat Rp. 15.000.000,- (lima belas juta rupiah).

o Rusak Sedang Rp. 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah).

1.3. Biaya Pendukung Pelaksanaan dengan rincian sebagai berikut :

a. Jasa pembayaran Konsultan (KMP & KMK). b. Gaji dan tunjungan lainnya Pendamping yaitu Fasilitator dan Tim

Pendamping Masyarakat (TPM). c. Administrasi Umum dipergunakan untuk membiayai operasional

Penyelenggara Kegiatan yang terdiri dari belanja gaji/honorarium, belanja barang dan jasa dan belanja modal.

d. Biaya sewa (Mobil Operasional, Kantor dan Rumah). e. Monitoring dan Evaluasi melalui Konsultan Pendamping. f. Biaya lain yang sah.

Jenis kegiatan dan besaran angka per masing kegiatan ditetapkan melalui Petunjuk Opersional (PO).

1.4. Penyelenggara Kegiatan Pelaksanaan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Perumahan

Pasca Gempa Bumi di Sumatera Barat antara lain :

a. Tim Pendukung Teknis (TPT)

b. Pelaksana Kegiatan (Koordinator Kegiatan, Pengguna Anggaran, Kuasa

Pengguna Anggaran, Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan dan staf pelaksana).

c. Tim Pendamping Masyarakat.

ditetapkan oleh Keputusan Gubernur Sumatera Barat.

1.5. Rencana Jadwal Penggunaan Anggaran sesuai Jadwal terlampir.

- 35 -

VIII. MONITORING DAN PELAPORAN

Kegiatan Monitoring dan Pelaporan ini dimaksudkan untuk memantau dan pembuatan laporan seluruh kegiatan pelaksanaan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Wilayah Pasca Gempa Bumi di Provinsi Sumatera Barat sebagai bahan evaluasi dari mulai kegiatan persiapan, perencanaan, pelaksanaan maupun hasil yang dicapai kegiatan pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi. Tujuan dari Monitoring dan Pelaporan adalah :

1. Untuk mendapatkan gambaran mengenai kemajuan dan kinerja pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi meliputi kinerja teknis, keuangan, hambatan/permasalahan agar dapat segera dilakukan perbaikan sedini mungkin.

2. Hasil dari Monitoring dan Pelaporan akan digunakan dalam evaluasi pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi sebagai dasar penyusunan kebijakan lebih lanjut.

Mekanisme kegiatan Monitoring dan Pelaporan adalah sebagai berikut:

a. Penyelenggaraan Monitoring dan Pelaporan dengan memakai formulir yang telah ditetapkan diawali dari kondisi pelaksanaan rehabiliasi dan rekonstruksi di lokasi Kelurahan/Nagari berisikan kegiatan-kegiatan antara lain:

b. Pengisian formulir Monitoring dan Pelaporan dilakukan oleh Tim Pendukung Masyarakat (TPM) dan Fasilitator yang selanjutnya di sampaikan ke Konsultan Manajemen Kabupaten/Kota (KMK) untuk diadakan rekapitulasi dan tindak lanjut seperlunya.

c. Selanjutnya KMK membuat rekapitulasi dan mengirimkan ke Konsultan Manajemen Provinsi (KMP) dan berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait yaitu: Bupati/Walikota, pimpinan Institusi terkait, Camat dan Lurah/Wali Nagari untuk penyelesaian yang mendesak.

d. KMP membuat rekapitulasi kegiatan Monitoring dan Pelaporan untuk dilaporkan kepada Pelaksana Rehabilitasi dan Rekonstruksi yaitu Tim Pedukung Teknis (TPT) dan Kuasa Pengguna Anggaran.

e. Difasilitasi oleh KMP hasil Monitoring dan Pelaporan secara periodik diadakan rapat pembahasan untuk mendapatkan langkah tindak lanjut dan tingkat kebijakan penyelesaian apabila diperlukan.

f. Difasilitasi oleh KMP hasil dari Monitoring dan Pelaporan kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi dilaporakan kepada Gubernur dan Kepala BNPB.

g. Kegiatan Monitoring dan Pelaporan harus transparant dan akuntabel serta dapat memberikan informasi kepada pihak-pihak lain yang terlibat dalam kegiatan Monitoring dan Pelaporan.

Formulir Monitoring dan Pelaporan seperti dalam lampiran.

- 36 -

Gambar 8. Bagan Mekanisme Monitoring dan Pelaporan

Rehabilitasi dan Rekonstruksi Wilayah Pasca Gempa Bumi Sumatera Barat

TPM Fasilitator

KMK

KMP

BUPATI/WALIKOTA

DAN INSTANSI

TERKAIT

DATA DASAR DARI LAPANGAN

KELURAHAN/NAGARI

Informasi

Lurah/Wali Nagari

Camat

Rapat-rapat Koor-

dinasi

Rapat-rapat Koor-

dinasi

TPT

PA & KPA PA & KPA PA & KPA PA & KPA

KEPALA BNPB

Gubernur

Pelaporan

Monitoring

Monitoring Monitoring

Pelaporan

Pelaporan

Pelaporan

Pelaporan

Pelaporan

Pelaporan

Pelaporan

Pelaporan

Monitoring

Monitoring

Monitoring

Monitoring

- 37 -

Nama Kelompok : ................................................. Kelurahan/Nagari : ....................................................................... Kecamatan : ………………………………………………….. Kota/Kabupaten : …………………………………………….

Provinsi : Sumatera Barat Sesuai hasil kesepakatan Kelompok Masyarakat yang telah dilakukan melalui Rapat Musyawarah Anggota Kelompok dan Tim Pendamping Masyarakat (TPM), tanggal ............................................................................, bertempat di ................................................................, disepakati pengurus kelompok masyarakat dan anggotanya sebagai berikut : NO. NAMA JABATAN KETERANGAN

1 Ketua merangkap Anggota

2 Sekretaris merangkap Anggota

3 Bendahara merangkap Anggota

4 Anggota

5 Anggota

6 Anggota

7 Anggota

8 Anggota

9 Anggota

10 Anggota

11 Anggota

12 Anggota

13 Anggota

14 Anggota

15 Anggota

16 Anggota

17 Anggota

18 Anggota

19 Anggota

20 Anggota

21 Anggota

22 Anggota

23 Anggota

24 Anggota

25 Anggota

Disamping kesepakatan pengurus dan anggota kelompok Masyarakat sebagaimana diatas, berdasarkan Rapat Anggota Kelompok dan Tim Pendukung Masyarakat (TPM) pada tanggal .................................................................., bertempat di ...................................................................................., telah dipilih melalui forum pengambilan keputusan secara bersama, sejumlah usulan kegiatan yang diprioritaskan untuk dilaksanakan sebagai berikut :

No Jenis Usulan Kegiatan

Nilai Usulan

Kegiatan

(Rp)

Sumber Pendanaan

Dana Rehab/Rekon Rumah

Swadaya Lain-Lain Total

1 Pembangunan Rumah an. Harsoyo

15.000.000

2

BBEERRIITTAA AACCAARRAA PPEEMMBBEENNTTUUKKAANN KKEELLOOMMPPOOKK MMAASSYYAARRAAKKAATT ,, PPEENNGGUURRUUSS &&

PPEENNEETTAAPPAANN PPRRIIOORRIITTAASS UUSSUULLAANN KKEEGGIIAATTAANN RREEHHAABBIILLIITTAASSII//RREEKKOONNSSTTRRUUKKSSII RRUUMMAAHH

( BA-PKMP & PPUK )

Untuk Pembayaran

Tahap

I/II

- 38 -

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

Demikian kesepakatan ini diambil untuk dilaksanakan dengan tanggungjawab dan kesadaran penuh.

……….………………,…….........................…2010

Pihak-pihak yang membuat kesepakatan:

Penanggungjawab Pelaksanaan Anggota Kelompok Masyarakat Pernyataan

KMKKab/Kota

1. nama ttd

2.

3.

4.

(.................................................) 5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

Kami telah memverifikasi sesuai kewenangan, dan menyatakan bahwa proses serta hasil dari rencana prioritas rehab rumah dan permukiman, Proposal dan penilaian usulan kegiatan di atas telah memenuhi ketentuan Program.

(______________________)

Team Leader KMK

- 39 -

Nama Kelompok :

Kelurahan/Nagari : ....................................................................... Kecamatan : ………………………………………………….. Kota/Kabupaten : …………………………………………….

Provinsi : Sumatera Barat

Berdasarkan DIPA (Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran) ...................., Nomor .............................. tanggal ..........................., pada hari ini ................................ tanggal ............................................... bulan ....................................... tahun duaribu sepuluh :

I. Kami yang bertanda tangan di bawah ini :

1. Nama : ..................................................... Alamat : ..................................................... Jabatan : Tim Pendampin Masyarakat (TPM) Rehabilitasi/Rekonstruksi Rumah Nagari/Kelurahan ................................................... Kecamatan .........................

Kabupaten/Kota.............................................. Provinsi Sumatera Barat

Berdasarkan keputusan Bupati/Walikota ............................ Nomor ...............................tanggal ................... bertindak untuk dan atas nama Pemerintah Indonesia, selanjutnya disebut : Pihak Kesatu

2. Nama : ................................................... Alamat : ................................................... Jabatan : Koordinator Kelompok Masyarakat ................................. Nagari/Kelurahan ................................................... Kecamatan .........................

Kabupaten/Kota.............................................. Provinsi Sumatera Barat

Berdasarkan keputusan musyawarah anggota Kelompok Masyarakat, bertindak untuk atas nama Kelompok Masyarakat tersebut diatas, selanjutnya disebut : Pihak Kedua

II. Kedua belah pihak sepakat bahwa :

1. Pihak Kedua berhak menerima dan bertanggungjawab mengelola dana Rehabilitasi dan Rekonstruksi yang akan digunakan untuk pembangunan perumahan bagi Kelompok Masyarakat yang bersangkutan,di nagari/kelurahan .......................................................................................... Kecamatan .................................................... Kota/kabupaten........................................., yang telah ditetapkan sebagai prioritas penerima bantuan Rehabilitasi dan Rekonstruksi rumah. Kelompok Masyarakat akan melaksanakan kegiatan sesuai dengan usulan yang diajukan dan memenuhi seluruh persyaratan Surat Perjanjian.

2. Pihak kedua akan melaksanakan kegiatan sesuai usulan dan Rencana Anggaran Biaya (RAB), yang telah disetujui Kelompok Masyarakat di wilayahnya dan diverifikasi Konsultan Pendamping Kabupaten (KMK), dengan pendanaan sebagai berikut :

SURAT PERJANJIAN PENYALURAN BANTUAN

REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI RUMAH

(SPPB) Untuk Pembayaran

Tahap

I

- 40 -

No

Nama-nama Kepala Keluarga Penerima Bantuan Rehabilita-si /Rehabilitasi dan Rekonstruksi Rumah

Lokasi Tempat Tinggal

Status Kepemilikan

Rumah

Luas Bangunan

(Hasil Verifikasi)

Sumber Pendanaan

Total BLM Perumahan

APBN Swadaya Lain-Lain

1 15.000.000

2

15.000.000

3

15.000.000

4

15.000.000

5

15.000.000

6

15.000.000

7

15.000.000

8

15.000.000

9

15.000.000

10

15.000.000

11

15.000.000

12

15.000.000

13

15.000.000

14

15.000.000

15

15.000.000

16

15.000.000

17

15.000.000

18

15.000.000

19

15.000.000

20 Dan seterusnya

15.000.000

TOTAL

3. Tahapan Penyaluran Dana Pembayaran dilakukan dalam 2 (dua) tahap, meliputi :

Pembayaran Tahap I (50%) = (Rp 15.000.000 x jml Anggota PokMas x 50%) = Rp………………… Pembayaran Tahap II (50%) = (Rp 15.000.000 x jml Anggota PokMas x 50%) = Rp…………………

----------------------------------- Jumlah dana Rehabilitasi dan Rekonstruksi Rumah = Rp. ..............................

4. Penangguhan Penyaluran Dana Rehabilitasi dan Rekonstruksi Rumah.

a. Apabila berdasarkan penilaian KMK, KPA dan TPM, Pihak Kedua dinilai tidak mampu menunjukkan ketentuan yang ditetapkan, maka pembayaran dana tahap berikutnya dapat ditangguhkan, hingga pihak kedua telah memenuhi syarat yang ditetapkan oleh Kelompok Masyarakat di kelurahan/nagari setempat.

- 41 -

b. Dalam hal setelah diberi kesempatan untuk memperbaiki kinerjanya, dengan difasilitasi oleh KMK, ternyata Pihak kedua dinilai masih tidak mampu menunjukkan kinerja pengelolaan dana dan kegiatan sebagaimana yang diharapkan, maka Kuasa Pengguna Anggaran (KPA), Penanggungjawab Pelaksanaan (TPM) dan Konsultan Pendamping Kabupaten (KMK) berhak melaksanakan ketentuan pembatalan pembayaran dana Rehabilitasi dan Rekonstruksi Rumah.

5. Pembatalan Pembayaran Dana Rehabilitasi dan Rekonstruksi Rumah.

Pihak Kedua menyerahkan kepada TPM dan KPA untuk membatalkan pembayaran dana Rehabilitasi dan Rekonstruksi rumah, sebagian atau seluruhnya, jika, menurut penelitian KMK, TPM dan KPA, Kelompok Masyarakat dan/atau masyarakat penerima bantuan Rehabilitasi dan Rekonstruksi rumah di Kelurahan/Nagari itu, tidak membutuhkan dana dimaksud, dan/atau gagal mencapai target kegiatan dan/atau gagal memenuhi prinsip dan nilai serta ketentuan dalam Program Rehabilitasi dan Rekonstruksi rumah, dengan pertanda atau indikator-indikator sbb:

a. Kelompok Masyarakat terbukti tidak terbentuk secara partisipatif dan representatif dan/atau kinerjanya tidak efektif setelah pelaksanaan Rehabilitasi dan Rekonstruksi di kelurahan/nagari tersebut dimulai ;

b. Usulan Rehabilitasi dan Rekonstruksi rumah tidak disusun secara partisipatif dengan melibatkan representasi Kelompok Masyarakat yang bersangkutan di kelurahan/nagari tersebut dan/atau usulan tersebut bertentangan dengan kebijakan Pemerintah setempat;dan/atau

c. Diketemukan indikasi adanya penyalahgunaan dalam penggunaan dana Rehabilitasi dan Rekonstruksi rumah;

Dalam kondisi salah satu atau lebih pertanda di atas terpenuhi, maka SPPB Rehabilitasi dan Rekonstruksi Rumah ini berlaku sebagai Surat Kuasa Otorisasi dari Kelompok Masyarakat kepada TPM dan KPA

6. Dana Rehabilitasi dan Rekonstruksi Rumah disalurkan melalui rekening Bank Pihak Kedua, sebagai

berikut

Rekening atas nama : Kelompok Masyarakat ................................

Nama Bank : ......................................................................... Alamat Bank : ......................................................................... Nomor Rekening : .........................................................................

7. Tanggungjawab Pihak Kesatu ( KPA dan TPM) :

a. Menjamin bahwa usulan-usulan kegiatan yang disetujui telah dipilih dengan menggunakan kriteria yang ditetapkan dalam Program maupun kriteria tambahan yang ditetapkan KMKab/Kota;

b. Menjamin bahwa usulan-usulan kegiatan Kelompok Masyarakat yang telah dinyatakan layak dan disetujui oleh TPM dan KPA benar-benar merupakan usulan dari keluarga korban bencana yang berhak dan usulan kegiatannya sesuai dengan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Rumah maupun kebijakan Pemda;

c. Menjamin bahwa dana Rehabilitasi dan Rekonstruksi Rumah yang disalurkan ke masyarakat oleh Kelompok Masyarakat adalah sesuai dengan usulan yang telah diajukannya.

d. Mendorong Kelompok Masyarakat agar terbuka terhadap pemeriksa keuangan yang ditunjuk oleh BPKP atau instansi pemeriksa lainnya apabila diperlukan.

e. TPM difasilitasi KMK menyerahkan laporan kemajuan keseluruhan kegiatan Rehabilitasi dan Rekonstruksi rumah di wilayahnya setiap bulan ke KPA. Pada akhir pekerjaan, KMK dan TPM berkewajiban menyerahkan seluruh laporan akhir penyelesaian pekerjaan Kelompok Masyarakat kepada KPA.

f. Menjamin bahwa pelaksanaan usulan-usulan kegiatan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Rumah didasarkan pada ketentuan yang telah disepakati bersama.

8. Tanggungjawab Pihak Kedua (Kelompok Masyarakat) :

- 42 -

a. Menjamin bahwa anggota-anggota Kelompok Masyarakat adalah masyarakat korban bencana yang berhak mendapat bantuan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Rumah, berdasarkan kesepakatan masyarakat yang ditetapkan dalam musyawarah Kelompok Masyarakat dalam penentuan prioritas penerima Dana Rehabilitasi dan Rekonstruksi Rumah;

b. Menjamin bahwa usulan-usulan kegiatan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Rumah yang diajukan, dan kemudian dinilai kelayakannya serta disetujui TPM,KMK dan KPA Kab/Kota, adalah usulan-usulan yang didasarkan hasil kesepakatan seluruh anggota Kelompok Masyarakat dan tidak bertentangan dengan hasil prioritas yang disepakati sebelumnya oleh masyarakat.

c. Melaksanakan kegiatan sesuai dengan usulan dan tidak bertentangan dengan kebijakan Pemerintah Daerah setempat dalam program Rehabilitasi dan Rekonstruksi Rumah.

d. Menjamin bahwa dalam keseluruhan pelaksanaan kegiatan di anggota-anggota Kelompok Masyarakat, sejak tahap penyusunan usulan kegiatan hingga pelaksanaan dan pemeliharaan kegiatan, senantiasa didasarkan pada prinsip dan nilai serta ketentuan Program.

e. Melaksanakan pekerjaan fisik Rehabilitasi dan Rekonstruksi Rumah dengan mempertimbangkan seoptimal mungkin sumber daya yang ada dengan cara gotong royong, serta berdasarkan aspirasi dan keputusan bersama anggota kelompok.

f. Melaksanakan proses pembangunan rumah dengan menyiapkan berkas Perijinan Mendirikan Bangunan sesuai ketentuan yang berlaku.

g. Menjamin pengelolaan kegiatan secara bertanggungjawab, transparan dan akuntabel.

h. Menyerahkan laporan kemajuan secara rutin kepada KMK, KPA, dan TPM.

i. Menjamin keterbukaan terhadap pemeriksaan keuangan yang ditentukan oleh BPKP, maupun pemeriksa keuangan independen yang diundang oleh Pemerintah. Jika hasil pemeriksaan menunjukkan adanya penyimpangan penggunaan dana, seperti untuk keperluan di luar rencana (konsumtif, dipinjamkan kembali dll), maka Kelompok Masyarakat wajib mengembalikan dana dimaksud, sejumlah perhitungan penyimpangan yang telah terjadi. Kelompok Masyarakat wajib menyimpan catatan dan bukti-bukti pengeluaran terkait Program selama jangka waktu 5 tahun.

j. Kelompok Masyarakat diperkenankan untuk tidak melaksanakan kegiatan setelah dana diterima, jika dalam kondisi :

1) Terjadi force majeure, yaitu suatu kejadian yang mengganggu atau merusak pekerjaan di luar kemampuan pengendalian Kelompok Masyarakat.

2) Terdapat tanda-tanda yang menunjukkan bahwa sebaiknya kegiatan itu dibatalkan.

Demikian Surat Perjanjian ini ditandatngani diatas meterai secukupnya oleh kedua belah Pihak.

Pihak Kesatu

Penanggung Jawab Pelaksanaan

( .........................................)

Pihak Kedua, Koordinator Kelompok Masyarakat

( .........................................)

mengetahui dan mengesahkan ,

Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK)

(………………………………)

*SPPB, salah satunya dilengkapi dengan materai Rp 6,000, dibuat 5 (lima) rangkap.

Meterai

Rp. 6000,-

- 43 -

Nama Pokmas : ...............................................................

Kelurahan/Nagari : ................................................................. Kecamatan : …………………………………………… Kota/Kabupaten : …………………………………………….

Provinsi : Sumatera Barat

Pada hari ini ...................................... tanggal ................................................. bulan ................................. tahun duaribu sepuluh, kami yang bertandatangan dibawah ini:

1. Nama : ..................................................... Alamat : ..................................................... Jabatan : Penanggung Jawab Pelaksanaan (TPM) Rehabilitasi/Rekonstruksi Rumah Nagari/Kelurahan ................................................... Kecamatan .........................

Kabupaten/Kota.............................................. Provinsi Sumatera Barat. Berdasarkan keputusan Bupati/Walikota........................... .Nomor................................. anggal ................., bertindak untuk dan atas nama Pemerintah Indonesia, selanjutnya disebut : Pihak Kesatu

2. Nama : ................................................... Alamat : ................................................... Jabatan : Koordinator Kelompok Masyarakat ................................. Nagari/Kelurahan ................................................... Kecamatan .........................

Kabupaten/Kota.............................................. Provinsi Sumatera Barat Berdasarkan keputusan musyawarah anggota Kelompok Masyarakat, bertindak untuk

dan atas nama Kelompok Masyarakat tersebut diatas,selanjutnya disebut : Pihak Kedua

Dengan ini secara bersama-sama menyatakan bahwa penarikan/penggunaan dana Rehabilitasi dan Rekonstruksi rumah yang telah dilaksanakan adalah sebagai berikut:

No Uraian Jumlah

1. Total bantuan yang disetujui (a) Rp ............................

2. Penarikan sampai dengan tahap lalu (b) Rp …………………..

3. Dana yang telah dipergunakan (c) Rp …………………..

4. Sisa dana yang belum dipergunakan (b-c) Rp …………………..

5. Penarikan tahap ini (d) Rp.............................

6. Sisa bantuan yang belum ditarik (a-b-d) Rp.............................

Dengan disepakatinya pencairan dana tahap ini, maka Kelompok Masyarakat bertanggung jawab untuk menyalurkannya kepada Anggota kelompok Penerima dimaksud sesuai dengan persyaratan, jadwal dan sasaran yang telah disepakati. Demikian Berita Acara ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Pihak Kesatu TPM

( ……………………….)

Pihak Kedua Koordinator PokMas

(…………………………)

Mengetahui KPA

( …………………….)

Verifikasi KMK Kami telah meneliti Surat Pernyataan di atas dan

bertanggung jawab atas kebenaran isinya, serta menyanggupi untuk

mengawasi pelaksanaannya (___________________________)

Team Leader KMK

BERITA ACARA PENARIKAN/PENGGUNAAN DANA REHAB./REKONSTRUKSI RUMAH

(BAPPD)

Untuk Pembayaran

Tahap

I/II

- 44 -

Kepada Yth. Pejabat Yang Mengakibatkan Pengeluaran Anggaran/ Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) Perumahan Provinsi Sumatera Barat Pada hari ini ............................................ tanggal ................................... bulan ................................... tahun 2010, kami yang bertandatangan dibawah ini: Nama : ........................................ Jabatan : Penanggungjawab Pelaksanaan (TPM) Program di Kel/Nagari..........

Kecamatan........................., Kota/Kab..........................., berdasarkan keputusan Bupati/Walikota.................................Nomor ................. tanggal ........................., bertindak untuk dan atas nama Pemerintah Republik Indonesia

Berdasarkan hasil verifikasi bersama KMKab/Kota terhadap kesiapan pelaksanaan kegiatan yang didanai dengan dana Rehabilitasi dan Rekonstruksi Rumah dan kelengkapan dan kebenaran dokumen pencairan dana, maka dengan ini kami mengajukan Permohonan Pembayaran Dana Rehabilitasi dan Rekonstruksi Rumah Tahap I / II * untuk:

Kelompok Masyarakat : ....................................... Kelurahan/Nagari : ....................................... Kecamatan : ....................................... Kota/Kabupaten : ...................................... Provinsi : Sumatera Barat Yang Membuka Rekening di Bank : Alamat Bank : ....................................... Rekening Atas Nama : Kelompok Masyarakat .......... No. Rekening : ....................................... Jumlah Dana Rehabilitasi dan Rekonstruksi Diajukan : Rp.................................. Terbilang : ...........................................................................................

Demikian Permohonan Pembayaran Dana Rehabilitasi dan Rekonstruksi Rumah ini kami ajukan agar dapat diproses sebagaimana mestinya. TPM Kelurahan ............................................................... Kecamatan .................................. ( ..................................................... ) NIP. Catatan: Kelengkapan dan kebenaran dokumen terlampir *) Coret yang tidak perlu

PERMOHONAN PEMBAYARAN BANTUAN

REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI RUMAH

Untuk Pembayaran

Tahap

I/II

- 45 -

Nomor : ...............kosongkan........................

Sudah terima dari : Kuasa Pengguna Anggaran/KPA Perumahan Provinsi Sumatera Barat Jumlah Uang : Rp. Terbilang : .............................................................................................................. .............................................................................................................. Untuk Pembayaran : Pencairan Dana Rehabilitasi dan Rekonstruksi Rumah Tahap ….. (…. %) Sesuai Surat Perjanjian untuk Kelompok Masyarakat ........................., Nagari/Kel.

.........................., Kecamatan .............................., Kota/Kab. ........................................

……………..…….., ……….. 2009

Koordinator Kelompok Masyarakat

_________________________

Setuju dibayar :

a.n Kuasa Pengguna Anggaran

Pejabat Pembuat SPM

………………………………………

NIP. : ……………………………

KKWWIITTAANNSSII BBUUKKTTII PPEEMMBBAAYYAARRAANN

Tahun Anggaran : 2010

Nomor Bukti :

MAK :

Materai

6000

Untuk Pembayaran

Tahap

I/II

- 46 -

Nama Pokmas : ..................................... Kelurahan/Nagari : _______________________ Kecamatan : _______________________ Kota/Kabupaten : _______________________ Provinsi : _______________________

Yang bertandatangan di bawah ini, Koordinator Kelompok Masyarakat, dan masyarakat wilayah Kel./Nagari ………………….. dengan ini secara bersama-sama menyatakan bahwa pelaksanaan kegiatan yang didanai oleh dana Rehabilitasi dan Rekonstruksi rumah telah mencapai kemajuan ……% dari total nilai pekerjaan (pemanfaatan dana Rehabilitasi dan Rekonstruksi rumah telah mencapai 75% dari dana Rehabilitasi dan Rekonstruksi rumah yang telah diterima), dengan uraian terinci sebagai berikut.

Realisasi Kegiatan

Realisasi

Volume

Kegiatan

(%)

Realisasi Pendanaan (Rp.)

Dana Rehab/Rekon

Rumah

Swadaya

Lain-lain

Total

1.1 Komponen Kegiatan Pembangunan

1.2 …………………… 1.3 …………………… 1.4 …………………… 1.5 ………………….. 1.6 ……………………. 1.7 Dst……………….

Jumlah

Dengan telah dicapainya kemajuan pelaksanaan kegiatan tersebut, maka bersama ini diajukan permohonan pembayaran dana Rehabilitasi dan Rekonstruksi Rumah tahap ke ………., sebesar …….% untuk menyelesaikan seluruh pelaksanaan pekerjaan/kegiatan oleh Kelompok Masyarakat.

Yang Membuat Pernyataan, Koordinator Kelompok Masyarakat

Mengetahui, TPM ………………….…….

( …………………………………………………. )

( ……………………………………………………. )

LLAAPPOORRAANN KKEEMMAAJJUUAANN PPEEKKEERRJJAAAANN

RREEHHAABBIILLIITTAASSII DDAANN RREEKKOONNSSTTRRUUKKSSII RRUUMMAAHH

Untuk Pembayaran

Tahap

II

- 47 -

Verifikasi KMK …………

a

KPA Kabupaten/Kota ..............................

( ……………………………………………………. )

Kami telah meneliti Surat Pernyataan di atas dan

bertanggung jawab atas kebenaran isinya, serta menyanggupi

untuk mengawasi pelaksanaannya

(…………………………………………..)

Team Leader dan Cap KMKab/Kota

- 48 -

SPM TANGGAL :

No. : SP2D TANGGAL :

No. :

REKAPITULASI PENYALURAN DANA STIMULAN BANTUAN PEMERINTAH

PELAKSANAAN KEGIATAN REHAB/REKON PERUMAHAN PASCA GEMPA BUMI DI SUMETERA BARAT

Uraian PokMas Uraian No. Rek Bank PokMas Jumlah Pencairan

No. Nama PokMas No. Rekening Bank yang ditunjuk Dana Stimulan bantuan

Kab/Kota Kecamatan Kel/Nagari Rekening Atas nama : Pokmas Pemda Kab/Kota Rehab/Rekon Perumahan

(Rp.)

1 Padang Pariaman Sungai Limau Kuranji Hilir Bangkik Besamo 33-22-2120.3 Bank Nagari

Syamsuddin Unit Sungai Limau

2 Padang Pariaman Sungai Limau Pilubang Minang Bangkik 33-22-2128.2 Bank Nagari

Khairil Unit Sungai Limau

Jumkah total dana yang dicairkan :

Mengetahui.

Padang, ………………………… 2010

Kepala Seksi Perbendaharaan …

Kepala Seksi A.n. Kuasa Pengguna Anggaran

Bank yang ditunjuk Pejabat Pembuat/Penandatangan SPM

Nama : ……………………

Nama : …………………… Nama : ……………………

NIP. ………………………….

NIP. …………………………. NIP. ………………………….

Untuk Pembayaran

Tahap

I/II

Contoh Pengisian

- 49 -

Nama KPA : _______________________ Kode KPA : _______________________ Tanggal/Nomor DIPA : _______________________ Klasifikasi Belanja : _______________________

Yang bertandatangan di bawah ini, Kuasa Pengguna Anggraran (KPA) Perumahan, menyatakan bahwa saya bertanggungjawab penuh atas segala pengeluaran yang telah dibayar lunas oleh Bendahara Pengeluaran kepada yang berhak menerima dengan perincian sebagai berikut.

No MAK PENERIMA URAIAN BUKTI

JUMLAH TANGGAL NOMOR

JUMLAH Rp.

Bukti-bukti belanja tersebut diatas disimpan sesuai dengan ketentuan yang berlaku pada satuan kerja ……………. … Untuk kelengkapan administrasi dan keperluan pemeriksaan aparat pengawasan fungsional. Denikian surat peryataan ini dibuat dengan sebenarnya.. ..................................., ...................................................... Pejabat Pembuat Komitmen Kabupaten/Kota (________________) NIP

SSUURRAATT PPEERRNNYYAATTAAAANN TTAANNGGGGUUNNGG JJAAWWAABB BBEELLAANNJJAA

NOMOR : ...

................................................................

Untuk Pembayaran

Tahap

I/II

- 50 -

Pada hari ini ................................ tanggal ............................................... bulan ....................................... tahun dua ribu enam yang bertanda tangan dibawah ini : 1. Nama : .....................................................

Alamat : ..................................................... Jabatan : Kuasa Pengguna Anggaran Provinsi Sumatera Barat Berdasarkan keputusan Gumbernur Sumatera Barat No. ............................. tanggal

......................... 2010 bertindak untuk dan atas nama Pemerintah Indonesia, selanjutnya disebut PIHAK KESATU

2. Nama : ................................................... Alamat : ................................................... Jabatan : Fasilitator ................................... Desa/Kelurahan ................................................... Kecamatan

......................... Kabupaten/Kota.............................................. Provinsi Sumatera Barat.

Dalam hal ini bertindak di dalam posisi tersebut dan oleh karena itu bertindak untuk dan

atas nama diri sendiri, tidak berstatus PNS/TNI/POLRI selanjutnya disebut sebagai PIHAK

KEDUA.

Pihak Kesatu memberikan perintah kepada Pihak Kedua selaku Fasilitator Pendamping dalam

pelaksanaan kegiatan Rehabilitasi/Rekonstruksi Rumah Paska Gempa Bumi dan kedua belah Pihak

sepakat untuk mengaturnya dalam pasal-pasal sebagai berikut :

Pasal 1

LINGKUP KETUGASAN

(ambil salah satu saja sesuai posisi Fasilitator)

Tugas dan tanggungjawab Fasilitator Teknik meliputi :

1. Melaksanakan sosialisasi program rehabilitasi dan rekonstruksi dengan kontruksi rumah yang lebih aman/tahan gempa dan ber IMB.

2. Membantu POKMAS dalam perancangan rumah tahan gempa sesuai dengan spesifikasi yang sudah ditentukan oleh pemerintah

3. Menguji gambar rancangan yang telah disetujui POKMAS dan kalkulasi rancangan anggaran dan rancangan kerja dan persyaratannya (RKS) untuk disetujui oleh koordinator daerah.

4. Mengarahkan POKMAS untuk membawa rehabilitasi dan rekonstruksi rumah untuk memenuhi penentuan standar/spesifikasi.

5. Membantu/memberikan penjelasan kepada POKMAS mengenai spesifikasi dan kalkulasi kelengkapan bahan dan kebutuhan tenaga kerja yang akan digunakan sebagai dasar rancangan biaya penganggaran realisasi dan kompilasi

SURAT PERJANJIAN KERJA

FASILITATOR/PENDAMPING UNTUK KEGIATAN

REHABILITASI/REKONSTRUKSI RUMAH PASKA GEMPA BUMI

DI PROVINSI SUMATERA BARAT

- 51 -

6. Mengawasi dan mengarahkan penyelesaian pekerjaan rehabilitasi dan rekonstruksi rumah ditentukan dengan standar/spesifikasi

7. Membantu memecahkan masalah yang berkaitan dengan hal-hal teknis dan melaporkannya ke KMK.

8. Membantu memecahkan masalah teknis yang berkaitan dengan masyarakat dan melaporkannya ke kordinator daerah.

9. Bersama dengan Fasiltator Social membuat laporan pelaksanaan kegiatan dan perkembangan pekerjaan mingguan dan bulanan

Tugas dan tanggungjawab Fasilitator Sosial meliputi :

1. Mendampingi realisasi program rehabilitasi dan rekonstruksi rumah pasca gempa bumi 2. Membantu pembentukan POKMAS pada level sosial/ masyarakat 3. Mengarahkan POKMAS untuk membawa rehabilitasi dan rekonstruksi rumah untuk memenuhi

penentuan standar/spesifikasi. 4. Membantu POKMAS dalam penyiapann berkas penarikan dana stimulant bantuan dari

Pemerintah. 5. Membantu masyarakat dalam proses pemberkasan untuk mendapatkan IMB 6. Membantu memecahkan masalah yang berkaitan dengan hal-hal non teknis dan melaporkannya

ke KMK. 7. Bersama dengan Fasiltator Teknis membuat laporan pelaksanaan kegiatan dan perkembangan

pekerjaan mingguan dan bulanan.

Pasal 2

JANGKA WAKTU PELAKSANAAN

Jangka waktu pelaksanaan perjanjian maksimal adalah 6 MM (Enam Man Month) terhitung sejak

mobilisasi pertama kali dengan jadwal penugasan personil yang akan diatur oleh Kuasa Pengguna

Anggaran (KPA) Provinsi Sumatera Barat sesuai kebutuhan masyarakat.

Pasal 3

GAJI/UPAH DAN CARA PEMBAYARAN

a. Sesuai dengan lingkup ketugasan pada Pasal 1 Pihak Kesatu akan memberikan imbalan berupa Gaji/Upah Fasilitator sebesar Rp. …………… ,-/bulan, yang terdiri dari :

- Gaji/upah : Rp. …………………. - Uang transport : Rp. …………………. - Uang makan dan akomodasi lainnya : Rp. ………………….

b. Pembebanan biaya pada DIPA ………….. Provinsi Sumatera Barat No. …………………………… tanggal

………………….. 2010 beserta Revisinya

c. Pembayaran dilakukan melalui Bendahara Pengeluaran Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) untuk Rehabilitasi/Rekonstruksi Rumah Paska Gempa.

- 52 -

d. Pembayaran dilakukan berbasis bulanan dengan ketentuan besarannya didasarkan atas jumlah hari hadir (berdasar absensi yang ditandatangani KKK Kabupaten/Kota) dan kemajuan pekerjaan di lapangan.

e. Jumlah pembayaran dihitung dengan ketentuan : N/30 x Rp. ……………..,- , dimana N adalah jumlah hari hadir dan maksimum hitungan adalah 30 hari, dibayarkan setiap tanggal 10.

Pasal 4

Dalam hal Pihak Kedua ternyata berstatus PNS/TNI/ABRI dan atau Pihak Kedua mempunyai kinerja

yang tidak memenuhi sebagaimana Pasal 1 atau karena sebab yang lain sehingga yang

bersangkutan tidak dikehendaki oleh PokMas/TPM/KMK setempat, maka Pihak Kesatu berhak

untuk memutuskan hubungan kerja ini secara sepihak.

Demikian Surat Perintah Kerja ini ditandatangani oleh kedua belah Pihak di …………………….., Surat

Perjanjian Kerja Asli pertama untuk Pihak Kesatu dan Asli kedua untuk Pihak Kedua.

PIHAK KEDUA

Fasilitator

( ……………………………………. )

PIHAK KESATU

Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)

Perumahan dan Lingkungan

( .......................................... )

Meterai

Rp. 6000