Petunjuk PraktikumCHEM 2 2011

download Petunjuk PraktikumCHEM 2 2011

of 19

description

ssfsdfdgsdf

Transcript of Petunjuk PraktikumCHEM 2 2011

BUKU PETUNJUK PRAKTIKUMBIOKIMIA KEDOKTERAN BLOK COMMUNITY HEALTH AND ENVIRONMENTAL MEDICINE 2

Disusun oleh:Asscalbiass

LABORATORIUM BIOKIMIA KEDOKTERANJURUSAN KEDOKTERANFAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATANUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMANPURWOKERTO

2011

DAFTAR ISI

Halaman Judul1Daftar isi3Petunjuk umum keselamatan kerja di laboratorium4Pertolongan pertama pada kecelakaan5Sampling darah vena7PRAKTIKUM BIOKIMIAPemeriksaan total protein 11Karbohidrat ............................................................... 20Lipid 35Penentuan aktivitas enzim amylase saliva ..50

PETUNJUK UMUM KESELAMATAN KERJA DI LABORATORIUM

1. Dilarang makan dan minum dalam ruang laboratorium, karena beberapa bahan kimia/bahan biologis yang digunakan bersifat racun dan berbahaya bagi kesehatan.2. Mahasiswa wajib menggunakan jas laboratorium dan alas kaki/sepatu yang tertutup.3. Rambut harus ringkas dan tidak boleh tergerai.4. Dilarang menghisap pipet dengan mulut untuk asam dan basa kuat (seperti HCl, H2SO4, HNO3, Asam asetat glasial, NH4OH, NaOH). Gunakan buret ! Atau pipet dengan bola penghisap ! Untuk memindahkan asam/basa kuat atau bahan-bahan beracun ke dalam tabung yang anda gunakan dan lakukan di dalam lemari asam.5. Bila terjadi kontak dengan bahan-bahan berbahaya, korosif atau beracun, segera bilas dengan air sebanyak-banyaknya dan segera laporkan kepada instruktur.6. Segera tutup kembali bahan kimia yang disediakan dalam botol tertutup, untuk mencegah inhalasi bahan-bahan tersebut.7. Jangan sampai menumpahkan bahan-bahan kimia di meja kerja atau pada lantai. Hal ini terutama berlaku untuk asam dan basa pekat. Segera laporkan kepada instruktor.8. Gunakanlah alat/instrumen yang disediakan sesuai dengan cara kerjanya. Bila saudara tidak memahami cara kerjanya mintalah bantuan instruktor.9. Berhati-hatilah bila bekerja dengan bahan uji yang berasal dari bahan-bahan biologis seperti darah, saliva atau urin karena kemungkinan dapat terinfeksi kuman atau virus berbahaya seperti HIV atau hepatitis.a. Sebaiknya gunakan sarung tangan karet sekali pakai, terutama bila ada luka.b. Hindari kemungkinan tertusuk jarum.c. Cuci tangan atau anggota badan yang kontak atau terpercik darah. Cuci dengan cermat menggunakan sabun.d. Buang bahan yang mengandung darah dalam wadah plastik tertutup.e. Cuci alat-alat laboratorium dengan sabun dan sterilisasi dengan merendamnya dalam larutan natrium hipoklorit 0,5 % selama 30 menit.f. Bersihkan meja laboratorium dengan air sabun dan dengan larutan natrium hipoklorit 0,5 %.

PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN

1. KEBAKARAN Jika terjadi kebakaran, yang harus dilakukan pertama kali adalah :a. Semua kran pipa gas harus ditutup.b. Padamkan api dengan bahan pemadam api yang tersedia.c. Putuskan aliran listrik.d. Jika ada yang terbakar, selimutilah dia dengan kain yang cukup basah. Pakaian yang melekat dilepas dengan cara memotong-motong dengan gunting dan segeralah dibawa ke rumah sakit.

2. TERKENA BAHAN KIMIABahan-bahan kimia yang dapat menimbulkan luka atau kerusakan pada badan :a. H2SO4, HNO3, HCl, HF, dan CH3COOHb. KOH, NaOH dan NH4OHc. Pengoksidasi H2O2 pekat, amonia cair, senyawa-senyawa klor, kromat, persulfat, kaporit, asam oksalat dan ammonium sulfida.Anggota badan yang terkena bahan kimia tersebut di atas harus :a. Dicuci dengan air sebanyak-banyaknya.b. Setelah itu jika terkena asam kuat cucilah dengan larutan natrium bikarbonat.c. Jika yang mengenai anggota badan adalah basa kuat maka setelah dicuci dengan air kemudian dicuci dengan air bor (H3BO3) atau asam asetat encer (0,24 N).d. Jika terkena air Brom maka anggota badan yang terkena dicuci dengan air kemudian dengan campuran amoniak, minyak terpentin, alkohol (1:1:10).e. Jika terkena oksidator kuat maka setelah dicuci dengan air dicuci lagi dengan larutan ammonium sulfat encer.f. Jika bahan kimia tersedot ke mulut dan tenggorokan berkumurlah dengan air sebanyak-banyaknya. Minumlah air bersih 1 atau 2 gelas dan segera pergi berobat ke dokter.

3. GAS-GAS BERACUNGas-gas beracun pada umumnya CO, H2S, Uap Hg, HCN, NO2, Cl2 dan Br2.a. untuk mencegah terjadinya keracunan oleh gas-gas tersebut maka percobaan yang menggunakan atau menimbulkan bahan-bahan beracun tadi harus dilakukan dalam ruangan asam.b. Jika mencium gas-gas tadi segeralah keluar dan bernafas dalam-dalam di udara terbuka.c. Jika keadaannya parah pergilah segera ke dokter.

SAMPLING DARAH VENA

Sample darah yang dapat ditampung dengan atau tanpa antikoagulan. Dengan darah vena dapat diperoleh bermacam-macam sample, yaitu :a. Whole Blood/darah penuhb. Plasmac. Serumd. Defibrinated Bloode. Clot BloodCara pengambilan :1. Bendung di sebelah proximal vena yang akan diambil agar tampak lebih jelas, penderita diminta mengepal-ngepal tangannya.2. Lakukan disinfeksi pada daerah tersebut dengan kapas alcohol 70%3. Periksa spuit, adakah udara, jarum kencang, bias dihisap dengan mudah.4. Setelah alkohol kering (tidak ditiup-tiup), kulit ditegangkan, tusuk dengan jarum dengan sudut 45 derajat, arah jarum sejajar dengan arah vena, jarum menghadap keatas.5. Setelah vena terasa tertusuk, jarum diputar menghadap ke bawah. Tusukan dilanjutkan menghadap vena. Darah mengalir dengan sendirinya bila tusukan tepat. Kepalan tangan dibuka, darah dihisap pelan-pelan. Ambil darah sesuai kebutuhan.6. Lepaskan tourniquet, jarum ditarik, tekan dengan kapas alcohol. Penderita diminta untuk tetap menekan dengan kapas alcohol.7. Lepaskan jarum dari spuit, tuangkan darah kedalam botol penampung, dengan cara mengalirkan darah lewat dinding botol penampung.8. Jangan lupa memberi identitas penderita.Catatan :a. Daerah pengambilan mengalami kongesti akan menyebabkan hemokonsentrasi.b. Khusus untuk pemeriksaan koagulasi penusukan harus satu kali/tidak diulang-ulang.c. Alat penampung harus bersih dan kering.d. Bila ada penundaan pemeriksaan harus diberi anti koagulan.e. Pada saat menuang darah spuit kedalam botol, jarum harus dilepas, tidak boleh disemprot (harus dialirkan lewat dinding tabung) dan tidak boleh dikocok terlalu keras.

PRAKTIKUM BIOKIMIAAsscalbiass2011

PEMERIKSAAN METHEMOGLOBIN

A. Tujuan Instruksional Khusus1. Mahasiswa akan dapat mengukur kadar methemoglobin dalam darah dengan menggunakan spektrofotometer.2. Mahasiswa akan dapat menyimpulkan hasil pemeriksaan methemoglobin pada saat praktikum setelah membandingkannya dengan nilai normal.B. Dasar TeoriMethemoglobin (MetHb) adalah suatu hasil oksidasi hemoglobin yang tidak mempunyai kemampuan lagi untuk mengangkut oksigen. Banyak zat misalnya amin aromatik, senyawa nitro aromatik, klorat, serta senyawa nitrit dapat menyebabkan pembentukan metHb. Mekanismenya adalah karena terjadi oksidasi Fe dalam Hb dari ferro menjadi ferri. Oksidasi ini mengubah warna Hb menjadi coklat kehitaman. MetHb dalam darah adalah < 4 % (WHO, 1997 dalam Sumirat 2003). Bila kadar MetHb meningkat sampai 15%, contohnya pada keracunan nitrit, maka kulit akan menjadi kebiruan (sianosis) yang timbul sebagai gejala kekurangan oksigen. Keracunan nitrit pada bayi dengan kadar MetHb >11 % akan menyebabkan penyakit Blue Babies atau methemoglobinemia. Hal ini disebabkan karena sistem enzim (NADH-NADPH) masih belum sempurna.C. Alat dan BahanAlat1. Spuit 3 cc2. Tourniket3. Plakon4. Tabung reaksi5. Rak tabung reaksi6. Erlenmeyer 25 cc7. Mikropipet (10 l-100 l)8. Yellow tip9. Kuvet10. Spektrofotometer

Bahan1. Sampel darah2. EDTA3. Na Nitrit4. AquadestD. Cara Kerja1. Penetapan Oksihemoglobina. Diambil darah probandus dengan spuit, kemudian dimasukkan kedalam plakon yang telah diberi EDTA sebanyak 1 spatula.b. Disiapkan erlenmeyer 25 cc dan diberi aquadest sebanyak 20 cc.c. Setelah itu ditambahkan plasma sebanyak 10 l.d. Lalu dituang dalam kuvet sebanyak 5 cc dan dibaca absorbansinya pada spektrofotometer dengan panjang gelombang 546 nm dan nilai faktor 100.2. Penetapan Deoksihemoglobina. Diambil darah probandus dengan spuit, kemudian dimasukkan kedalam plakon yang telah diberi EDTA sebanyak 1 spatula.b. Disiapkan erlenmeyer 25 cc dan diberi aquadest sebanyak 20 cc.c. Setelah itu ditambahkan plasma sebanyak 10 l.d. Lalu dituang dalam kuvet sebanyak 5 cc dan ditambahkan Natrium Nitrit sampai berwarna coklat.e. Setelah itu dibaca absorbansinya pada spektrofotometer dengan panjang gelombang 546 nm dan nilai faktor 100.E. Nilai NormalKadar MetHb dalam darah < 4 %F. Rumus PerhitunganKadar MetHb = (abs oksi abs deoksi) x 100%

PEMERIKSAAN KARBOKSIHEMOGLOBINMetode Hindsberg-Lang

A. Tujuan Instruksional Khusus1. Mahasiswa akan dapat mengukur kadar hemoglobin dengan metode Hindsberg-Lang.2. Mahasiswa akan dapat menyimpulkan hasil pemeriksaan karboksihemoglobin dalam darah pada saat praktikum setelah membandingkannya dengan nilai normal.3. Mahasiswa akan dapat melakukan pemeriksaan penunjang untuk membantu menegakkan diagnosa dengan bantuan hasil praktikum yang dilakukan.B. Dasar TeoriHemoglobin merupakan protein yang terdapat dalam sel darah merah (SDM) dan berfungsi antara lain untuk :1. Mengikat dan membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh jaringan tubuh.2. Mengikat dan membawa karbondioksida dari seluruh jaringan tubuh ke paru-paru.3. Memberi warna merah pada darah.4. Mempertahankan keseimbangan asam-basa dari tubuh.Hemoglobin merupakan protein tetramer kompak yang setiap monomernya terikat pada gugus prostetik hem dan keseluruhannya mempunyai berat molekul 64.450 Dalton. Darah mengandung 7,8 - 11,2 mmol hemoglobin monomer/l (12,6-18,4 gr/dl), tergantung pada jenis kelamin dan umur individu.Hemoglobin dapat mengikat 4 atom oksigen per tetramer (satu pada tiap subunit hem), atom oksigen terikat pada atom Fe2+ yang terdapat pada hem, pada ikatan koordinasi ke-5. Hemoglobin yang terikat pada oksigen disebut hemoglobin teroksigenasi atau oksihemoglobin (HbO2), sedangkan hemoglobin yang sudah melepaskan oksigen disebut deoksihemoglobin (Hb). Hemoglobin dapat mengikat suatu gas hasil pembakaran yang tidak sempurna yaitu karbonmonoksida (CO) dan disebut karbamonooksidahemoglobin (HbCO). Ikatan Hb dengan CO ini 200 kali lebih kuat daripada ikatan Hb dengan oksigen, dan akibatnya Hb tidak dapat lagi mengikat, membawa, dan mendistribusikan oksigen ke jaringan. Muatan Fe yang terdapat pada pusat hem dapat berubah menjadi Fe3+. Hal ini terjadi karena oksidasi oleh senyawa-senyawa pengoksidasi. Hemoglobinnya disebut hemoglobin teroksidasi atau methemoglobin (MetHb) atau Hb (Fe3+). Hb dalam bentuk ini tidak dapat mengikat oksigen atau kehilangan fungsinya yang amat penting. Beberapa derivat dari hemoglobin, misalnya oksiHb, Hb, dan HbCO dapat dibedakan dengan melakukan pengenceran, dan pada pengenceran ini oksiHb terlihat berwarna merah kekuning-kuningan, Hb berwarna merah kecoklatan dan HbCO berwarna terang (carmine tint). Untuk lebih jelas lagi setiap derivat Hb dapat pula dibedakan dengan menggunakan spektroskop.C. Alat dan BahanAlat1. Spuit 3 cc2. Tourniquet3. Plakon4. Pipet ukur 5 ml5. Mikropipet (10 l-100l)6. Yellow tip7. Erlenmeyer 50 ml8. Spatula9. Tabung reaksi 10 ml10. Rak tabung reaksi11. Spektrofotometer12. KuvetBahan1. Sampel darah2. EDTA3. Ammonia 0,1 %4. Sodium dithionitD. MetodeHindsberg-LangE. Cara Kerja1. Persiapan sampel whole blood :a. Diambil darah probandus sebnayak 1 cc dengan menggunakan spuit.b. Darah kemudian dimasukkan ke dalam plakon yang sudah diberi EDTA.2. Diambil ammonia 0,1 % sebanyak 20 ml dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer.3. Diambil sampel whole blood sebanyak 10 l dengan menggunakan yellow tip.4. Sampel whole blood dimasukkan ke dalam erlenmeyer yang berisi amonium salisilat.5. Campuran kemudian dipisah ke dalam 2 tabung, masing-masing sebanyak 5 ml :a. Tabung I : ditambah sodium dithionit sebanyak 1 spatulab. Tabung II : tidak ditambah sodium dithionit6. Diinkubasi selama 5 menit7. Diukur absorbansinya pada spektrofotometer dengan panjang gelombang 546 nm dan nilai faktor 6.08.F. Nilai NormalCO endogen: 0,7 %HbCO: < 1 %Batas toleransi HbCO: 2 % - < 5 %5 %: mulai timbul gejala/ tidak normal/ keracunan

PEMERIKSAAN ENZIM ASETILKOLINESTERASE(Metode DGKC New)

A. Tujuan Instruksional Khusus1. Mahasiswa akan dapat mengukur kadar enzim asetilkolinesterase dengan metode DGKC new.2. Mahasiswa akan dapat menyimpulkan hasil pemeriksaan enzim asetilkolinesterase pada saat praktikum setelah membandingkannya dengan nilai normal.3. Mahasiswa akan dapat melakukan diagnosa dini penyakit apa saja yang ditandai oleh hasil aktivitas enzim asetilkolinesterse abnormal / patologis melalui bantuan hasil praktikum yang dilakukan. B. Dasar TeoriBila nervus vagus dirangsang maka di ujung saraf tersebut akan dilepaskan suatu zat aktif yaitu asetilcholin (Ach). Dalam ujung saraf kolinergik, Ach disimpan dalam gelembung sinaps dan dilepaskan oleh NAP (Nerve Action Potensial). Asetilkolin sebagai transmitter harus diinaktifkan dalam waktu yang cepat. Pada sambungan saraf otot, Ach dirusak secara cepat dalam waktu kurang dari 1 milidetik. Kolinesterase yang tersebar luas diberbagai jaringan dan cairan tubuh, menghidrolisis Ach menjadi kolin dan asam asetat. Ada 2 macam kolinesterase yaitu asetilkolinesterase (AchE) dan butirilkolinesterase (BuchE). Asetilkolinesterase terutama terdapat di tempat transmisi kolinergik pada membran pra maupan post sinaps dan merupakan kolinesterase sejati yang terutama memecah Ach. BuchE berfungsi dalam eliminasi suksinilkolin suatu obat relaksan otot rangka dan fungsi fisiologis lainnya belum diketahui, sedangkan metakolin dihidrolisis oleh AchE.Transmisi kolinergik praktis dihentikan oleh enzim AchE sehingga penghambatan terhadap enzim ini misalnya oleh senyawa organofosfat (sejenis insektisida) menyebabkan aktivitas kolinergik yang berlebihan dan perangsangan reseptor kolinergik secara terus menerus yang diakibatkan oleh penumpuikan Ach yang tidak dihidrolisis. Kelompok zat yang menghambat Ach dikenal sebagai antikolinesterase (anti AchE). dalam urutan kekuatan yang meningkat dikenal senyawa-senyawa anti AchE sebagai berikut: fisostigmin, prostigmin, diisopropilfluorofosfat (DFP) dan senyawa insektisida organofosfat seperti malation, parathion, dll.C. MetodeDGKC NewD. Alat dan BahanAlat1. Spuit 3 cc2. Torniquet3. Plakon4. Eppendorf5. Sentrifugator6. Mikropipet (10 l-100 l)7. Yellow tip8. Pipet ukur 5 ml9. Kuvet 10. SpektrofotometerBahan1. Darah2. EDTA3. Reagen 14. Reagen 2 (standard ChE)E. Cara Kerja1. Persiapan sampel (Plasma):a. Diambil darah probandus sebanyak 3 cc dengan menggunakan spuit.b. Darah kemudian dimasukkan ke dalam tabung eppendorf yang telah diberi EDTA dan didiamkan selama 10 menit dalam suhu ruangan.c. Darah yang sudah bercampur dengan EDTA disentrifuge dengan kecepatan 4000 rpm selama 10 menit dan kemudian diambil plasmanya untuk sampel.2. Persiapan working reagen :Reagen (2) sebanyak 1 ml dicampur dengan reagen (1) sebanyak 5 ml, kemudian diambil 1 ml (1000 l) untuk test.3. Working reagen sebanyak 1000 l dicampur dengan 10 l plasma, diinkubasi pada spektrofotometer selama 3 menit, kemudian langsung diukur absorbansinya dengan panjang gelombang 405 nm selama 60 detik (nilai faktor 13160).4. Hasil yang diperoleh pada spektrofotometer dikalikan dengan 10.

F. Nilai NormalLaki-laki: 5.100-11.700 U/lPerempuan: 4000-12.600 U/l

DAFTAR PUSTAKA

Adiwisastra, A. 1987. Keracunan : Sumber, Bahaya, serta Penanggulangannya. Bandung: Angkasa.

Bagian Biokimia FKUI. 2001. Biokimia : Eksperimen Laboratorium Cetakan I. Jakarta : Penerbit Widya Medika.

Colli, Diane. S. 1996. Ringkasan Biokimia Harper Cetakan V. Jakarta : EGC.

Lehninger. 1981. Dasar-Dasar Biokimia Jilid 1. Jakarta : Erlangga.

Lehninger. 1981. Dasar-Dasar Biokimia Jilid 2. Jakarta : Erlangga.

Lehninger. 1981. Dasar-Dasar Biokimia Jilid 3. Jakarta : Erlangga.

Murray, Robert K, dkk. 2003. Biokimia Harper Edisi 25. Jakarta : EGC.

Sadikin, Muhammad. 2003. Biokimia Darah Cetakan I. Jakarta : Penerbit Widya Medika.

Widmann, Frances K. 1995. Tinjauan Klinis Atas Hasil Pemeriksaan Laboratorium. Jakarta : EGC.

19