PETUNJUK-PRAKTIKUM-PREFERENDUM.doc

7
PETUNJUK PRAKTIKUM EKOLOGI HEWAN 2014

Transcript of PETUNJUK-PRAKTIKUM-PREFERENDUM.doc

PETUNJUK PRAKTIKUMEKOLOGI HEWAN2014TOPIK IPREFERENDUM

A. Dasar Teori

Setiap makhluk hidup terdedah pada berbagai faktor lingkungan abiotik yang selalu dinamis atau berubah-ubah baik dalam skala ruang (bervariasi di setiap tempat) maupun skala waktu (berfluktuasi). Oleh karena itu setiap makhluk hidup harus mampu mengadaptasikan dirinya untuk menghadapi kondisi faktorl ingkungan abiotik tersebut. Namun demikian makhluk hidup, khususnya dalam hal ini hewan, tidak mungkin hidup pada kisaran faktor abiotik yang seluas-luasnya. Pada prinsipnya, bahwa masing-masing hewan memiliki kisaran toleransi tertentu terhadap semua faktor lingkungan. Prinsip yang sama dinyatakan sebagai Hukum Toleransi Shelford: bahwa setiap organisme mempunyai suatu minimum dan maksimum ekologis, yang merupakan batas bawah dan batas atas dari kisaran toleransi organism itu terhadap kondisi faktor lingkungannya.

Kisaran toleransi ditentukan secara herediter, namun demikian dapat mengalami perubahan oleh terjadinya proses aklimatisasi (di alam) atau aklimasi (di laboratorium). Aklimatisasi adalah usaha dilakukan manusia untuk meyesuaikan hewan terhadap kondisi faktor lingkungan di habitat buatan yang baru. Aklimasia dalahusaha yang dilakukan manusia untuk menyesuaikan hewan terhadap kondisi satu faktor lingkungan tertentu dalam laboratorium.

Untuk mengetahui salah satu teknik penentuan kisaran toleransi atau efek membatasi faktor lingkungan terhadap kehidupan makhluk hidup dan juga pada kisaran suhu berapa yang paling disukai oleh individu-individu tersebut, maka perlu dilakukan pengamatan preferendum.B. Tujuan1. Mengetahui efek membatasi dari kondisi faktor suhu terhadap sebaran individu individu2. Mengetahui kondisi suhu preferendumnya dari suatu organisme3. Memeriksa ada tidaknya pengaruh aklimasi terhad apefek membatasi dan preferendum tersebutC. Alat dan BahanAlatBahan

Aklimator

Aquarium

Thermometer suhu (batang)

Kompartemen

Beker glass

Komporspiritus Ikan gatul (Poecilia reticulata) fase juvenile, non gravid dan gravid

Es batu

D. Prosedur KerjaKegiatan percobaan ini dilakukan dengan urutan sebagai berikut.

1. Sehari sebelum percobaan setiap kelompok hendaknya mengumpulkan ikan-ikan sampel minimal 300 ekor untuk setiap fase (juvenil, dewasa (non gravid), dan dewasa (gravid) atau disesuaikan dengan tugasnya.

2. Melakukan perlakuan 1 fase ikan untuk tiap-tiap kelompok.

3. Aklimasi ikan-ikan tersebut dilakukan selama 24 jam menjelang percobaan pada suhu rendah (21C), suhu kamar (26C) dan suhu tinggi (31C).4. Kotak percobaan diisi air kolam yang sudah dikondisikan dengan pengendapan semalam setinggi 3-4 cm.

5. Letakkan thermometer batang yang telah distandarisasi suhunya pada tempat yang disediakan disetiap kompartemen. Standarisasi thermometer batang dapat dilakukan dengan meletakkan semua thermometer batang pada wadah (bekergelas) yang diisidengan bongkahan-bongkaha es batu.

6. Kompartemen disalah satu ujung diisi dengan bongkahan- bongkahan es sedangkan di ujung lainnya dipanasi dengan nyala api. Suhu hasil pemanasan nyala api diusahakan jangan melebihi 35C dengan cara mengatur (menjauhkan dan mendekatkan) nyala api dari bawah kotak. Suhu yang berada di atas bongkahan es jangan sampai melebihi suhu 21C.7. Setelah suhu kompartemen bergradasi masukkanlah ikan sebanyak 10 ekor yang telah diaklimasi pada kompartemen tengah. Diamkan beberapa saat (5-10 menit) sampai ikan tenang barulah dimulai pengamatan.8. Perlakuan dilakukan sampai pada menit ke 15 (sebanyak 3 kali ulangan).E. Analisis DataPada praktikum ini data diperoleh dari perbandingan suhu (temperatur) dengan penyebaran ikan gatul yang sebelumnya sudah diaklimasi dengan suhu yang berbeda yaitu suhu rendah 21C, suhu normal (suhukamar) 23C, dan suhu tinggi sebesar 30C dengan ulangan sebanyak 3 kali pada tiap perlakuan.Fase ikan:

Suhu aklimasi:

TabelPengamatanNoPengamatanmenitke-Kompartemen ke-

1234dst

15TJTJTJTJ

210

315

420

525

Keterangan: T = suhu kompartemen

J = jumlah ikan

F. Diskusi1. Dengan menggunakan hasil analisis data secara deskriptif diatas, coba bandingkan batas kisaran toleransi suhu dan preferendum ikan dari stadium yang sama dengan perlakuan aklimasi yang berbeda menggunakan grafik!

2. Bandingkan pula batas kisaran toleransi suhu dan preferendum ikandari stadium yang berbeda dengan perlakuan aklimasi yang sama!

3. Apakah perlakuan aklimasi suhu dingin (21oC) dan suhu aklimasi suhu panas (31oC) dapat mempengaruhi batas kisaran toleransi dan preferendum ikan terhadap suhu air?

4. Berdasarkan kesimpulan-kesimpulan anda tersebut di atas, bagaimana hipotesis yang dapat anda buat mengenai sebaran dan kelimpahan ikan-ikan itu di lingkungan alaminya?