petit mal

20
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Epilepsi berasal dari kata Yunani “epilambanien” yang berarti “serangan” dan menunjukan bahwa “sesuatu dari luar tubuh seseorang menimpanya, sehingga dia jatuh”. Epilepsi atau penyakit ayan merupakan manifestasi klinis berupa muatan listrik yang berlebihan di sel-sel neuron otak berupa serangan kejang berulang. Lepasnya muatan listrik yang berlebihan dan mendadak, sehingga penerimaan serta pengiriman impuls dalam/dari otak ke bagian-bagian lain dalam tubuh terganggu. Secara umum masyarakat di Indonesia salah mengartikan penyakit epilepsi. Akibatnya, penderita epilepsi sering dikucilkan. Padahal, epilepsi bukan termasuk penyakit menular, bukan penyakit jiwa, bukan penyakit yang diakibatkan “ilmu klenik”, dan bukan penyakit yang tidak bisa disembuhkan. Umumnya ayan mungkin disebabkan oleh kerusakan otak dalam proses kelahiran, luka kepala, pitam otak (stroke), tumor otak, alkohol. Kadang-kadang, ayan mungkin juga karena genetika, tapi ayan bukan penyakit keturunan. Tapi penyebab pastinya tetap belum diketahui. Semua orang beresiko mendapat epilepsi. Bahkan, setiap orang beresiko satu di dalam 50 untuk mendapat

description

bab ii petit mal

Transcript of petit mal

Page 1: petit mal

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Epilepsi berasal dari kata Yunani “epilambanien” yang berarti “serangan” dan menunjukan

bahwa “sesuatu dari luar tubuh seseorang menimpanya, sehingga dia jatuh”.

Epilepsi atau penyakit ayan merupakan manifestasi klinis berupa muatan

listrik yang berlebihan di sel-sel neuron otak berupa serangan kejang berulang.

Lepasnya muatan listrik yang berlebihan dan mendadak, sehingga penerimaan serta

pengiriman impuls dalam/dari otak ke bagian-bagian lain dalam tubuh terganggu.

Secara umum masyarakat di Indonesia salah mengartikan penyakit epilepsi.

Akibatnya, penderita epilepsi sering dikucilkan. Padahal, epilepsi bukan termasuk

penyakit menular, bukan penyakit jiwa, bukan penyakit yang diakibatkan “ilmu

klenik”, dan bukan penyakit yang tidak bisa disembuhkan.

Umumnya ayan mungkin disebabkan oleh kerusakan otak dalam proses

kelahiran, luka kepala, pitam otak (stroke), tumor otak, alkohol. Kadang-kadang, ayan

mungkin juga karena genetika, tapi ayan bukan penyakit keturunan. Tapi penyebab

pastinya tetap belum diketahui.

Semua orang beresiko mendapat epilepsi. Bahkan, setiap orang beresiko satu

di dalam 50 untuk mendapat epilepsi. Pengguna narkotik dan peminum alkohol punya

resiko lebih tinggi. Pengguna narkotik mungkin mendapat seizure pertama karena

menggunakan narkotik, tapi selanjutnya mungkin akan terus mendapat seizure

walaupun sudah lepas dari narkotik.

Pengetahuan masyarakat yang kurang tentang penyakit epilepsi atau ayan,

melatarbelakangi penulis menyusun makalah ini. Makalah ini membahas hal-hal

mengenai penyakit epilepsi, penyebab, klasifikasi penyakit epilepsi, mekanisme

terjadinya epilepsi dan pengobatannya.

Page 2: petit mal

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Anatomi Otak

Sistem persarafan terdiri dari otak, medulla spinalis, dn saraf perifer. Struktur struktur ini bertanggung jawab untuk control dan koordinasi aktvasi sel tubuh melalui impuls impuls elektrik.

A. OtakOtak dibagi menjadi tiga bagian besar serebrum, serebelum, dan batang otak. Semua berada dalam satu bagian struktur tulang yang disbeut tengkorak, yang juga melindungi otak dari cedera. Ada empat tulang yang berhubungan membentu tulang tengkorak, yaitu tulang frontal, parietal, temporal dan oksipital. Pada dasar tengkorak terdiri dari tiga bagian fossa fossa. Bagian fossa anterior Berisi lobus frontal serebral bagisn hemisfer , bagian tengah fossa berisi lobus parietal, temporal dan oksipital, dan bagian fossa posterior berisi batang otak dan medulla.

1. MeningenDibawah tengkorak, otak dan medulla spinalis ditutup tiga membrane atau meningen. Komposisi meningen berupa jaringan serabut penghubung yang melindungi, mendukung, dan memelihara otak. Meningen terdiri dari duramater, arakhnoid, dan piamater.

a) DuramaterLapisan paling luar, menutup motak dan medulla spinalis, sifat duramater liat, tebal, tidak elastic, berupa serabut berwarna abu – abu . Bagian pemisah dura adalah falx serebri yang memisahkan kedua hemisfer di bagian longitudinal dan tentorium, yang merupakan lipatan dari dura yang membentuk jarring – jarring membrane yang kuat. Jaring ini mendukung hemisfer dan memisahkan hemisfer dengan bagan bawah otak (fossa posterior , jika tekanan didlam rongga otak meningkat, jaringan otak tertekan ke arah tentorium atau berpindah kebawah, keadaan ini disebut herniasi.

b) ArakhnoidMerupakan membrane bagian tengah , membrane yang bersifat tipis dan lembut ini menyerupai sarang laba laba , membrane ini tidak teraliri darah. Pada dinding arakhnoid terdapat pleksus khoroid, yang bertanggung jawab

Page 3: petit mal

memproduksi cairan serebrospinal (css. Membrane yang mempunyai bentuk seperti jari tangan ini disebut arakhnoid villi, yang mengabsorbsi cairan serebrospinal. Pada usia dewasa , normal css diproduksi 500 ml perhari, tetapi 150 ml di absorbsi oleh villi.. Villi mengabsorbsi css juga pada saat darah masuk ke dalam system (akibat trauma, pecahnya aneurisma, stroke dan lain lain). Dan yang mengakibatkan sumbatan. Bila villi arakhnoid tersumbat. (peningkatan ukuran ventrikel) dapat menyebabkan hidrosefalus.

c) PiamaterMembrane yang paling dalam, berupa dinding yang tipis, transparan , dan menutupi otak, dan meluas ke setiap lapisan daerah otak, juga mengandung banyak pembuluh darah untuk menyuplai darah ke otak.

2. SerebrumSerebrum terdiri dari dua hemisfer dan empat lobus, substansia grisea terdpat pada bagian luar dinding serebrum dan substansia alba menutupi dinding serebrum bagian dalam. Pada prinsipnya komposisi substansi grisea yang terbentuk dari badan badan sel saraf memenuhi korteks serebri, nucleus dan Basal ganglia. Substansi alba terdiri dari sel sel saraf yang menghubungkan bagian bagian otak dengan bagian yang lain. Sebagian besar hemisfer serebri (telensefalon) berisi jaringan soistem saraf pusat (SSP). Area inilah yang mengontrol fungsi motorik tertinggi , yaitu terhadap fungsi individu dan intelegensi. Keempat lobus tersebut adalah sebagai berikut

a) FrontalLobus terbesar terletak pada fossa anterior . area ini mengontrol perilaku individu , membuat keputusan , kepribadian , dan menahan diri.

b) ParietalLobus sensori . Area ini menginterpretasikan sensasi. Sensasi rasa yang tidak berpengaruh adalah bau. Lobus parietal mengatur individu mampu mengetahui posisi dan letak bagian tubuhnya. Kerusakan pada daerah ini menyebabkan sindrom hemineglect.

c) Temporal Berfungsi mengintegrasikan sensai kecap, baud an pendengaran. Ingatan jangka pendek sangat berhubungan dengan daerah ini.

d) OksipitalTerletak pada lobus posterior hemisfer serebri. Bagian ini bertanggung jawab menginterpretasikan penglihatan.

Korpus kolosum adalah kumpulan serat serat saraf yang tipis , yang menghubungkan kedua hemisfer otak dan bertanggung jawab dalam transmisi informasi dari salah satu sisi otak ke bagian lain. Informasi yang ditransfer adalah sensori, memori, dan belajar membedakan sesuatu.

3. Diensefalon

Page 4: petit mal

Fossa bagian tengah atau diensefalon berisi thalamus, hypothalamus, dan kelenjar hipofisis.

Thalamus berada pada salah satu sisi pada sepertiga ventrikel dan aktifitas primernya sebagai pusat penyambung sensasi bau yang diterima. Semua impuls memori , sensasi dan nyeri melalui bagian ini.

Hipothalamus terletak pada anterior dan inferior thalamus . Berfungsi mengontrol dan mengatur system saraf autonom. Hipothalamus juga bekerja sama dengan hipofisis untuk mempertahankan keseimbangan cairan, mempertahankan pengaturan suhu tubuh melalui peningkatan vasokonstriksi atau vasodilatasi dan mempengaruhi sekresi hormonal dengan kelenjar hipofisis. Hipothalamus juga sebagai pusat lapar dan mengontrol berat badan. Sebagai pengatur tidur, tekanan darah, perilaku agresif dan seksual dan pusat respon emosional (mis, rasa malu, marah, depresi, panic dan takut)

Kelenjar hipofisis disebut sebagai master kelenjar karena sejumlah hormone hormone dan fungsinya diatur oleh kelenjar ini. Dengan hormon hormonnya hipofisis dapat mengontrol fungsi ginjal, pancreas, organ organ reproduksi , tiroid, kortks adrenal dan organ organ lainnya. Hipofisis merupakan bagian otak yang tiga kali lebih sering timbul tumor pada orang dewasa, biasanya terdeteksi dengan tanda dan gejala fisik yang dapat menyebar ke hipofisis. Hipofisis lobus anterior memproduksi hormon pertumbuhan, hormon adrenokortikotropik (ACTH), prolaktin, hormon perangsang tiroid (TSH), hormon folikel (FSH), dan lutteinizingt hormon (LH). Lobus posterior berisi hormon antidiuretik (ADH), yang mengatur sekresi dan retensi cairan pada ginjal. Dua sindrom yang sering muncul dihubungkan dengan abnormalitas ADH adalah diabetes insipidus (DI), dan sindrom ketidak tepatan ADH (SIADH).

B. Fungsi Korteks SerebralSel sel korteks serebri terlihat sama walaupun sel sel ini sangat bervariasi, fungsinya sangat luas bergantung pada lokasinya. Bagian posterior pada masing masing hemisfer (mois. Lobus oksipital) berperan pada semua aspek persepsi penglihatan. Bagian lateral , atau lobus temporal, bergabung sebagai pusat pendengaran. Daerah pusat bagian tengah atau zona parietal, posterior samapai fisura ronaldo berkaitan dengan sensasi, dan bagain anterior berkaitan dengan gerakan otot berkaitan dengan sensasi, dan bagain anterior berkaitan dengan gerakan otot yang disadari.

Daerah luas dibawah dahi, (mis. Lobus frontal) mengandung sekumpulan jaras saraf yang berperan memutuskan sikap emosi dan responnya , dan berperan dalam mengolah pikiran . Kerusakan daerah lobus frontal akibat trauma atau penyakit tidak berarti merusak control atau koordinasi otot, tetapi hal ini berpengaruh terhadap kepribadian seseorang, refleksi perilaku, rasa humor, dan sopan santun, penegndalian diri, dan motivasi.

Page 5: petit mal

Batang OtakBatang otak tereletak pada fossa anterior, bagian bagian otak ini terdiri dari otak tengah, pons, dan medulla oblongata. Otak tengah , midbrain atau mesensefalon menghubungkan pons dan serebelum dengan hemisfer serebrum. Bagian ini berisi jakur sensorik dan motorik, dan sebagai pusat reflex pendengaran dan penlihatan. Pons terletak didepan serebelum antara otak tengah dan medulla dan merupakan jembatan antara dua bagain serebelum, dan juga antara medulla dan serebrum. Pon berisi jaras sensorik dan motorik.

Medulla oblongata meneruskan serabut serabut motorik dari otak ke medulla spinalis dan serabut serabut sensorik dari medulla spinalis ke otak. Dan serabut serabut tersebut menyilang pada daerah ini. Pons juga berisi pusat pusat terpenting dalam mengontrol jantung, pernapasan dan tekanan darah dan sebagai asal usul saraf otak kelima samapi kedelapan.

2.2.SerebellumSerebellum terletak pada fossa posterior dan terpisah dari hemisfer serebral, lipatan duramater, tentorium serebelum. Serebelum mempunyai dua aksi yaitu merangsang dan menghambat dan tanggung jawab yang luas terhadap koordinasi dan gerakan halus. Ditambah mengontrol gerakan yang benar, keseimbangan, posisi dan mengintegrasikan input sensorik.

2.3. Fisiologi Epilepsi Secara UmumEpilepsi didefinisikan sebagai suatu sindrom yang ditandai oleh gangguan fungsi otak yang

bersifat sementara dan paroksismal, yang memberi manifestasi berupa gangguan, atau

kehilangan kesadaran, gangguan motorik, sensorik, psikologik, dan sistem otonom, serta

bersifat episodik. Defisit memori adalah masalah kognitif yang paling sering terjadi pada

pederita epilepsi.

Setiap orang punya resiko satu di dalam 50 untuk mendapat epilepsi. Pengguna narkotik dan

peminum alkohol punya resiko lebih tinggi. Pengguna narkotik mungkin mendapat seizure

pertama karena menggunakan narkotik, tapi selanjutnya mungkin akan terus mendapat

seizure walaupun sudah lepas dari narkotik. Di Inggris, satu orang diantara 131 orang

mengidap epilepsi.

Epilepsi dapat menyerang anak-anak, orang dewasa, para orang tua bahkan bayi yang baru

lahir. Angka kejadian epilepsi pada pria lebih tinggi dibandingkan pada wanita, yaitu 1-3%

penduduk akan menderita epilepsi seumur hidup. Di Amerika Serikat, satu di antara 100

populasi (1%) penduduk terserang epilepsi, dan kurang lebih 2,5 juta di antaranya telah

menjalani pengobatan pada lima tahun terakhir.

Page 6: petit mal

Otak merupakan pusat penerima pesan (impuls sensorik) dan sekaligus merupakan

pusat pengirim pesan (impuls motorik). Otak ialah rangkaian berjuta-jutaneuron. Pada

hakikatnya tugas neuron ialah menyalurkan dan mengolah aktivitas listrik sarafyang

berhubungan satu dengan yang lain melalui sinaps. Dalam sinaps terdapat zat yang

dinamakan neurotransmiter. Asetilkolin dan norepinefrin ialah neurotransmiter eksitatif,

sedangkan zat lain yakni GABA (gama-amino-butiric-acid) bersifat inhibitif terhadap

penyaluran aktivitas listrik saraf dalam sinaps.

Tiap neuron yang aktif melepaskan muatan listriknya. Fenomena elektrik ini adalah

wajar. Manifestasi biologiknya ialah merupakan gerak otot atau suatu modalitas sensorik,

tergantung dari neuron kortikal mana yang melepaskan muatan listriknya. Bilamana neuron

somatosensorik yang melepaskan muatannya, timbullah perasaan protopatik atau

propioseptif. Demikian pula akan timbul perasaan panca indera apabila neuron daerah korteks

pancaindera melepaskan muatan listriknya.

.

Epilepsi diklasifikasikan sebagai parsial dan generalisata berdasarkan apakah

kesadaran utuh atau lenyap. Kejang dengan kesadaran utuh disebut sebagai epilepsi

parsial. Epilepsi parsial dibagi lagi menjadi parsial sederhana (kesadaran utuh) dan

parsial kompleks (kesadaran berubah tetapi tidak hilang). Epilepsi jenis ini dimulai di

suatu daerah di otak, biasanya korteks serebrum. Epilepsi generalisata melibatkan

seluruh korteks serebrum dan diensefalon serta ditandai dengan awitan aktivitas

kejang yang bilateral dan simetrik yang terjadi di kedua hemisfer tanpa tanda-tanda

bahwa kejang berasal dari kejang fokal. Pasien tidak mengetahui keadaan

sekelilingnya saat mengalami kejang. Kejang ini biasanya muncul tanpa aura atau

peringatan terlebih dahulu.

Jenis-Jenis / Macam-Maca Tipe Penyakit Epilepsi :

A. Epilepsi Umum

1. Epilepsi Petit Mal

Epilepsi petit mal adalah epilepsi yang menyebabkan gangguan kesadaran

secara tiba-tiba, di mana seseorang menjadi seperti bengong tidak sadar

tanpa reaksi apa-apa, dan setelah beberapa saat bisa kembali normal

Page 7: petit mal

melakukan aktivitas semula.

2. Epilelpsi Grand Mal

Epilepsi grand mal adalah epilepsi yang terjadi secara mendadak, di mana

penderitanya hilang kesadaran lalu kejang-kejang dengan napas berbunyi

ngorok dan mengeluarkan buih/busa dari mulut.

3. Epilepsi Myoklonik Juvenil

Epilepsi myoklonik Juvenil adalah epilepsi yang mengakibatkan terjadinya

kontraksi singkat pada satu atau beberapa otot mulai dari yang ringan tidak

terlihat sampai yang menyentak hebat seperti jatuh tiba-tiba, melemparkan

benda yang dipegang tiba-tiba, dan lain sebagainya.

B. Epilepsi Parsial (Sebagian)

1. Epilepsi Parsial Sederhana

Epilepsi parsial sederhana adalah epilepsi yang tidak disertai hilang

kesadaran dengan gejala kejang-kejang, rasa kesemutan atau rasa kebal di

suatu tempat yang berlangsung dalam hitungan menit atau jam.

2. Epilepsi Parsial Kompleks

Epilepsi parsial komplek adalah epilepsi yang disertai gangguan kesadaran

yang dimulai dengan gejala parsialis sederhana namun ditambah dengan

halusinasi, terganggunya daya ingat, seperti bermimpi, kosong pikiran, dan

lain sebagainya. Epilepsi jenis ini bisa menyebabkan penderita melamun, lari

tanpa tujuan, berkata-kata sesuatu yang diulang-ulang, dan lain sebagainya

(otomatisme).

2.4. Petit Mala. Definisi

Page 8: petit mal

Absence seizure atau petit mal adalah serangan epileptik yang berupa hilang

kesadaran sejenak. Serangan tersebut biasanya timbul pada anak-anak berumur

antara 4 sampai 8 tahun. Serangan dapat berhenti untuk seterusnya setelah

penderita berusia 20 tahun atau selambat-lambatnya pada umur menjelang 30

tahun.

Bila dibandingkan dengan jenis kejang epilepsi lainnya, absence seizure

dikatakan sebagai kejang ringan tapi masih bisa berbahaya. Persentase

nya hanya mencapai3-4% dari semua kasus epilepsi. Anak yang punya

riwayat absence seizure harus diawasi, terutama ketika berenang atau

mandi karena berisiko tenggelam. Begitu juga dengan remaja atau orang

dewasa juga harus dibatasi untuk mengendarai kendaraan sendiri atau

melakukan aktivitas berbahaya lainnya.

Umumnya tidak ada komplikasi yang berbahaya dari kejang jenis petit mal

tersebut karena dilihat dari lamanya ia terjadi hanya sebentar saja namun

diperlukan pengawasan terhadap terhadap sang anak ketika melakukan

aktifitas yang difatnya jika dilakukan dan saat itu terjadi maka akan

membahayakan sang anak.

b. Etiologi

Tak ada penyebab pasti di balik munculnya gejala absence seizure ini. Banyak anak yang mengalaminya akibat kecenderungan genetik mereka. Ada juga yang dipicu oleh hiperventilasi (bernafas berlebihan akibat kecemasan tingkat tinggi). Namun secara umum absence seizure disebabkan oleh adanya aktivitas sel saraf yang tak normal di dalam otak atau perubahan kadar neurotransmitter otaknya.

c. PatofisiologiSecara fisiologis, suatu kejang merupakan akibat dari serangan muatan listrik

terhadap neuron yang rentan di daerah fokus epileptogenik. Diketahui bahwa

neuron-neuron ini sangat peka dan untuk alasan yang belum jelas tetap berada

dalam keadaan terdepolarisasi. Neuron- neuron di sekitar fokus epileptogenik

bersifat GABA-nergik dan hiperpolarisasi, yang menghambat neuron

epileptogenik. Pada suatu saat ketika neuron-neuron epileptogenik melebihi

Page 9: petit mal

pengaruh penghambat di sekitarnya, menyebar ke struktur korteks sekitarnya dan

kemudian ke subkortikal dan struktur batang otak.

Dalam keadaan fisiologik neuron melepaskan muatan listriknya oleh karena

potensial membrannya direndahkan oleh potensial postsinaptik yang tiba pada

dendrit. Pada keadaan patologik, gaya yang bersifat mekanik atau toksik dapat

menurunkan potensial membran neuron, sehingga neuron melepaskan muatan

listriknya dan terjadi kejang.

Dari fokus ini aktivitas listrik akan menyebar melalui sinaps dan dendrit ke neron-neron di sekitarnya dan demikian seterusnya sehingga seluruh belahan hemisfer otak dapat mengalami muatan listrik berlebih (depolarisasi). Pada keadaan demikian akan terlihat kejang yang mula-mula setempat selanjutnya akan menyebar kebagian tubuh/anggota gerak yang lain pada satu sisi tanpa disertai hilangnya kesadaran, selanjutnya impuls listrik akan berjalan ke sistem kesadaran yang akan menyebabkan penurunan kesadaran.Salah

Absans adalah salah satu epilepsi umum, onset dimulai usia 3-8 tahun dengan

karakteristik klinik yang menggambarkan pasien “bengong” dan aktivitas normal

mendadak berhenti selama beberapa detik kemudian kembali ke normal dan tidak

ingat kejadian tersebut. Terdapat beberapa hipotesis mengenai absans yaitu antara

lain absans berasal dari thalamus, hipotesis lain mengatakan berasal dari korteks

serebri. Beberapa penelitian menyimpulkan bahwa absans diduga terjadi akibat

perubahan pada sirkuit antara thalamus dan korteks serebri. Pada absans terjadi

sirkuit abnormal pada jaras thalamo-kortikal akibat adanya mutasi ion calsium

sehingga menyebabkan aktivasi ritmik korteks saat sadar, dimana secara normal

aktivitas ritmik pada korteks terjadi pada saat tidur non-REM.

d. GejalaPada waktu kesadaran hilang untuk beberapa detik itu,tatapan kosong yang terjadi karena hipereksitasi muatan listrik di nukleus intralaminaris(formasio retikularis di bagian rostral mesencefalon)àkejangàmenghalangi neuron aferen implus kesadaran dari luaràtidak ada implus kesadaranàARAS tidak berfungsiàtidak ada implus ke korteks serebriàDerajat kesadaran ↓àBengong.Tonus otot-otot skeletal tidak hilang, sehingga penederita tidak jatuh. Lamanya serangan petit mal adalah antara 5 sampai 10 detik. Serangan yang berlangsung sampai 30 detik jarang dijumpai. Adakalanya dapat timbul gerakan otot setempat pada wajah ( facial twitching ). Pada waktu serangan petit mal berlangsung, kedua mata dapat menatap secara hampa ke depan atau kedua mata berputar ke atas sambil melepaskan benda yang sedang dipegangnya atau berhenti berbicara. Setelah sadar kembali penderita sama sekali lupa akan

Page 10: petit mal

apa yang terjadi pada dirinya. Juga pembicaraan yang dihentikan sewaktu petit mal bangkit tidak dapat diingat kembali.Dengan komponen klonik ringan. Gerakan klonis ringan, biasanya dijumpai pada kelopak mata atas, sudut mulut, atau otot-otot lainnya bilateral.Dengan komponen atonik. Pada epilepsi ini dijumpai otot-otot leher, lengan, tangan, tubuh mendadak melemas sehingga tampak mengulai.Dengan komponen klonik. Pada epilepsi ini, dijumpai otot-otot ekstremitas, leher atau punggung mendadak mengejang, kepala, badan menjadi melengkung ke belakang, lengan dapat mengetul atau mengedang.

e. Diagnosis

Dokter akan menanyakan kembali gejala-gejala yang diderita, termasuk frekuensi

serangan yang terjadi (harian, mingguan atau berapa kali dalam sehari) serta lamanya

serangan yang terjadi setiap kali serangan. Dokter juga akan meninjau ulang riwayat medis

anak Anda, apakah mengalami trauma saat persalinan, cedera kepala yang serius atau infeksi

otak (seperti ensefalitis dan meningitis). Dokter juga akan menanyakan apakah ada anggota

keluarga yang mengalami gejala mirip atau pernah/sedang berobat penyakit epilepsi.

Kemudian dokter melakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan nerologi (saraf) pada anak

Anda. Pemeriksaan ini kemudian diikuti dengan pemeriksaan darah rutin untuk

menyingkirkan penyakit lain yang mirip dengan epilepsi atau yang dapat memicu terjadinya

serangan kejang. Pada kebanyakkan kasus, hasil pemeriksaan fisik dan darah biasanya dalam

batas normal. Langkah akhir untuk menegakkan diagnosis, dokter akan melakukan

pemeriksaan elektroensefalogram (EEG). Pemeriksaan EEG tidak menyakitkan, yang dapat

mendeteksi aktivitas listrik saraf pada otak anak kemudian diterjemahkan dalam bentuk

grafik. Banyak anak-anak penderita epilepsi petit mal hasil EEG-nya menunjukkan suatu

kombinasi spesifik dari gelombang yang tajam sehingga dapat digunakan untuk menegakkan

diagnosis. EEG petit mal adalah khas. Polanya adalah satu-satunya pola EEG yang

mempunyai arti diagnostik mutlak. EEG tersebut memperlihatkan kompleks spike-weave

yang berfrekwensi 3 siklus per detik yang bangkit secara menyeluruh. Dengan adanya pola

tersebut maka diagnosa satu-satunya yang tepat adalah petit mal. Lain-lain prosedur

diagnostik tidak perlu dilakukan.

Page 11: petit mal

Pada kasus-kasus tertentu, dokter mungkin menggunakan MRI (magnetic resonance

imaging) atau computer tomography (CT) sken untuk memeriksa otak anak Anda. Dengan

alat-alat ini dapat diketahui adanya tumor atau kelainan-kelainan lain. Pemeriksaan ini baru

dilakukan jika anak Anda memiliki salah satu atau lebih masalah berikut ini: serangan kejang

yang memanjang, pola gejala yang tidak biasanya, ditemukan kelainan pada pemeriksaan

fisik atau pemeriksaan nerologi atau adanya riwayat medis yang beresiko tinggi (termasuk

trauma persalinan, cedera kepala, ensefalitis dan meningitis).

f. Pemeriksaan Penunjang1. EEG

Electroencephalogram ( EEG) adalah suatu test untuk mendeteksi kelainan

aktivitas elektrik otak (Campellone, 2006). Sedangkan menurut dr. Darmo

Sugondo membedakan antara Electroencephalogram dan

Electroencephalografi. Electroencephalografi adalah prosedur pencatatan

aktifitas listrik otak dengan alat pencatatan yang peka sedangkan grafik yang

dihasilkannya disebut Electroencephalogram.

Didapatkan satu-satunya pola EEG yang mempunyai arti diagnostik mutlak. EEG tersebut memperlihatkan kompleks “spike wave” yang berfrekuensi 3 siklus per detik yang bangkit secara menyeluruh. Dengan adanya pila tersebut maka diagnostik satu-satunya yang tepat adalah petit mal. Prosedur lainnya selanjutnya tidak perlu dilakukan.

2. Pada kasus-kasus tertentu, dokter mungkin menggunakan MRI (magnetic

resonance imaging) atau computer tomography (CT) sken untuk memeriksa

otak anak Anda. Dengan alat-alat ini dapat diketahui adanya tumor atau

kelainan-kelainan lain. Pemeriksaan ini baru dilakukan jika anak Anda

memiliki salah satu atau lebih masalah berikut ini: serangan kejang yang

memanjang, pola gejala yang tidak biasanya, ditemukan kelainan pada

Page 12: petit mal

pemeriksaan fisik atau pemeriksaan nerologi atau adanya riwayat medis yang

beresiko tinggi (termasuk trauma persalinan, cedera kepala, ensefalitis dan

meningitis).

3. Melakukan pemeriksaan lab darah untuk mengetahui penyebab seperti adanya

gangguan elektrolit dalam tubuh misalnya hiponatremia, hipokalsemia.

g. Tata Laksanah. Asam valproat merupakan pilihan pertama untuk terapi kejang parsial, kejang absens,

kejang mioklonik, dan kejang tonik-klonik (11). Asam valproat dapat meningkatkan GABA

dengan menghambat degradasi nya atau mengaktivasi sintesis GABA. Asam valproat

juga berpotensi terhadap respon GABA post sinaptik yang langsung menstabilkan

membran serta mempengaruhi kanal kalium (10). Dosis penggunaan asam valproat 10-

15 mg/kg/hari (11). Efek samping yang sering terjadi adalah gangguan pencernaan

(>20%), termasuk mual, muntah,anorexia, dan peningkatan berat badan. Efek samping

lain yang mungkin ditimbulkan adalah pusing, gangguan keseimbangan tubuh, tremor,

dan kebotakan. Asam valproat mempunyai efek gangguan kognitif yang ringan. Efek

samping yang berat dari penggunaan asam valproat adalah

hepatotoksik.Hyperammonemia (gangguan metabolisme yang ditandai dengan

peningkatan kadar amonia dalam darah) umumnya terjadi 50%, tetapi tidak sampai

menyebabkan kerusakan hati (10).

Interaksi valproat dengan obat antiepilepsi lain merupakan salah satu masalah terkait penggunaannya pada pasien epilepsi. Penggunaan fenitoin dan valproat secara bersamaan dapat meningkatkan kadar fenobarbital dan dapat memperparah efek sedasi yang dihasilkan. Valproat sendiri juga dapat menghambat metabolisme lamotrigin, fenitoin, dan karbamazepin. Obat yang dapat menginduksi enzim dapat meningkatkan metabolisme valproat. Hampir 1/3 pasien mengalami efek samping obat walaupun hanya kurang dari 5% saja yang menghentikan penggunaan obat terkait efek samping tersebutObat pilihan utama untuk pemberantasan petit mal ialah ethosuximide dengan dosis yang dipergunakan sehari ialah 20-40 mg/Kg/BB dan diberikan dalam 2 atau 3 angsuran. Dosis permulaan (20mg/Kg/BB/hari) dapat dinaikkan secara berangsur-angsur setiap seminggu sekali sampai bebas serangan atau sampai gejala efek samping timbul. Adapun gejala efek sampingnya ialah mual, mules, ataksia, dan ngantuk. Othosuximide mempunyai kecendrungan untuk membangkitkan serangan grand mal. Bila serangan grand mal timbul maka dapat diberikan obat tambahan yang dapat memberantsa serangan grand mak yaitu luminal.Antikonvulsan (Antikonvulsan adalah obat untuk menghentikan atau mencegah

fits atau kejang) untuk pemberantasan petit mal adalah clonazepam (rivotil, labaz) dengan dosis 20 mg/Kg/BB/hari. bilamana obat-obat masih belum sempurnba maka

Page 13: petit mal

acetazolamide (diamox, lederle) dalam dosis 10-25 mg/Kg/BB/hari dapat diberikan sebagai obat tambahan.Lamotirgin disetujui di AS untuk pengobatan kejang parsial dimana sejara signifikan lamoritgin mungurangi frekuensi kejang LGS, dan merupakan salah satu dari dua obat yang dapat menurunkan tingkat keparahan serangan drop. Kombinasi dengan valproate adalah umum, tetapi ini meningkatkan resiko lamotirgin-ruam diinduksi dan memerlukan mengurangi dosis karena interaksi obat ini. Lamotirgin juga digunakan sebagai terapi lini pertama untuk eplepsi pada anak.Petit mal dapat dikatakan berhenti berdasarkan kriteria yakni:1. Mulai timbulnya pada umur antara 4-8 tahun pada anak dengan taraf inteligensi

yang normal.2. Serangan petit malnya harus terdiri hanya dari hilang kesadaran majemuk saja,

tanpa gejala motorik, seperti “facial twitching” yang berkomat-kamit atau tonus postural yang hilang.

3. Serangan petit malnya hanya mampu terkelola dengan satu jenis obat saja.4. Pola EEGnya harus berupa kompleks “spike wive” yang tepat 3 siklus perdetik, tanpa

adanya pola abnormal lainnya.Petit mal yang tidak dapat memenuhi syarat-syarat tersebut cenderung menjadi grand mal pada perkembangan selanjutnya.

i. Prognosis Sejauh ini prognosisnya baik karena bisa pulih sendiri atau kejang ini bersifat sementara kecuali jika akan berlanjut menjadi kejang tonik klonik (grand mal) pada saat dewasanya.

BAB III

PENUTUP

3.1. KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

Baiquni, mulki.2010. Patofisiologi Epilepsi.

http://www.scribd.com/doc/37947482/patofisiologi-epilepsi. diakses 17 April 2011

http://www.scribd.com/doc/194460580/Epilepsi-Patofisiologi-dan-Manifestasi-klinik

http://www.scribd.com/doc/145186035/patofisiologi-kejang

http://www.scribd.com/doc/51431142/Manifestasi-Klinis-Kejang-Petit-Mal

http://www.scribd.com/doc/131587980/Absence-Seizure