PESAN MORAL DALAM NOVEL REMBULAN TENGGELAM DI...
Transcript of PESAN MORAL DALAM NOVEL REMBULAN TENGGELAM DI...
-
PESAN MORAL DALAM NOVEL REMBULAN
TENGGELAM DI WAJAHMU KARYA TERE LIYE
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh:
Ayu Amanahwati Pertiwi Suryadi NIM: 1113051000220
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1441 H / 2020 M
-
i
ABSTRAK
Ayu Amanahwati Pertiwi S
NIM: 1113051000220
Analisis Isi Pesan Moral dalam Novel “Rembulan Tenggelam di
Wajahmu”
Novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu menceritakan tentang
5 pertanyaan hidup Raihan Raujana yang belum terjawab. Disaat ia
sakit, Rey diberikan sebuah kesempatan. Kesempatan itu seperti
memutar kembali semua kisah hidupnya sejak ia kecil sampai ia jatuh
sakit. Dalam kesempatan itu ia didampingi oleh seseorang yang disebut
dalam novel ini sebagai “orang berwajah-ramah”. Kesempatan itu
menjawab semua pertanyaan besar dalam hidupnya.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apa pesan moral
yang terkandung dalam novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu?
Apakah pesan moral yang paling mendominasi dalam novel Rembulan
Tenggelam di Wajahmu? Serta bagaimana pesan moral yang
terkandung dalam novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu?
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis isi
(content analysis) melalui pendekatan kuantitatif. Menurut Weber,
analisis isi adalah sebuah metode penelitian dengan menggunakan
seperangkat prosedur untuk membuat inferensi yang valid dari teks.
Teknik analisis data dilakukan setelah penelitimembuat tiga kategori
pesan moral; moral manusia kepada Tuhan, moral manusia kepada diri
sendiri, dan moral manusia kepada manusia lain dalam novel Rembulan
Tenggelam di Wajahmu yang diuji oleh 3 orang juri yang berkompeten.
Penulis meneliti keseluruhan isi dalam novel Rembulan
Tenggelam di Wajahmu. Setelah diteliti, dalam novel Rembulan
Tenggelam di Wajahmu terdapat beberapa pesan moral, diantaranya
pesan moral manusia kepada Tuhan, moral manusia kepada diri sendiri,
dan moral manusia kepada manusia lain. Di dalam novel Rembulan
Tenggelam di Wajahmu setelah dianalisis dan dilakukan perhitungan
data maka dapat diketahui pesan moral yang menunjukkan nilai yang
paling mendominasi yaitu moral manusia kepada manusia lain dengan
perolehan prosentase sebesar 62%, sedangkan pesan moral manusia
kepada diri sendiri sebesar 20%, dan pesan moral manusia kepada
Tuhan sebesar 18%. Pesan moral yang terkandung dalam novel
Rembulan Tenggelam di Wajahmu dikemas sangat apik dan menarik
para pembaca, sehingga pembaca dengan mudah mendapatkan manfaat
dari novel tersebut.
Kata Kunci : Pesan Moral, Moral Manusia Kepada Tuhan, Moral
Manusia Kepada Diri Sendiri, Moral Manusia Kepada Manusia Lain
-
ii
KATA PENGANTAR
Bismillaahirrahmaanirrahiim,
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah
SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, yang telah
memberikan banyak kenikmatan dan senantiasa memberikan
hidayah-Nyakepada makhluk-Nya dan berkat izin-Nya pula
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam
semoga tercurahkan kepada baginda Rasulullah Nabi Muhammad
SAW, yang merupakan penyelamat dan tauladan bagi seluruh
ummat di muka bumi ini.
Dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa
terselesaikannya skripsi ini tidak lepas dari bantuan serta
dukungan dari berbagai pihak. Dalam penyusunan skripsi ini,
penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Khususnya kapada kedua orang tua tercinda, Ayahanda
Suryadi, dan Ibunda Siti Umronih yang selalu memberikan kasih
sayang dan perhatiannya, yang selalu memberikan dukungan,
semangat, motivasi, nasihat, serta doa hingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Selain itu, peneliti juga ingin
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, Lc., M.A
sebagai Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Dr.
Suparto, M. Ed, P.hD, Wakil Dekan Akademik Dr. Siti
Napsiyah Ariefuzzaman, S.Ag., MSW. Wakil Dekan
Bidang Administrasi Umum Dr. Sihabudin Noor, M.Ag.,
-
iii
Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan Drs. Cecep
Castrawidjaya, M.A.
3. Ibu Dr. Armawati Arbi, M.Si, selaku Ketua Jurusan
Komunikasi dan Penyiaran Islam serta Bapak Dr. H. Edi
Amin, M.A, selaku Sekretaris Jurusan Komunikasi dan
Penyiaran Islam.
4. Ibu Nasichah, M.A. selaku dosen Pembimbing Akademik.
5. Ibu Dra. Rochimah Imawati, M.Psi, selaku dosen
pembimbing yang dengan sabar telah banyak membantu
dan memberikan nasihat serta arahan kepada penulis.
6. Seluruh Dosen dan tenaga kependidikan Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta yang telah memberikan ilmu dan wawasannya.
7. Adikku tersayang, Akbar Satrio Nugroho. Semoga Allah
selalu melimpahi keberkahan dan kasih sayang-Nya.
8. Para juri dalam penelitian ini, Ustad Muhammad Nur
Afif, S.Pd.I sebagai juri I, Ibu Neneng Juwita, S.Pd
sebagai juri II, Ustad Hariyanto fathi, M.Ag sebagai juri
III, yang telah meluangkan waktu untuk penulis dalam
meneliti dan menganalisis novel yang diteliti, serta
banyak memberi wawasan kepada penulis. Semoga
kebaikan mereka dibalas oleh Allah SWT.
9. Pustakawan perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasiserta pustakawan Perpustakaan Utama
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
-
iv
10. Teman-teman, guru, serta staf Rainbows Playgroup and
Kindergarten. Terima kasih atas dukungan dan
semangatnya kepada penulis selama ini.
11. Teman-teman “Ciwi-ciwi Berkuda di Eropa”. Terima
kasih atas dukungan, doa, dan semangatnya kepada
penulis. Semoga selalu diberi keberkahan dan
keselamatan oleh Allah SWT.
12. Terima kasih Faisal dan Rahay, yang selalu memberikan
motivasi, semangat dan siap membantu dalam pengerjaan
skripsi ini. Semoga Allah SWT senantiasa mebalas
kebaikan kalian.
13. Teman-teman KPI E angkatan 2013. Terima kasih atas
keceriaan yang diberikan. Semoga kebahagiaan dan
kesuksesan selalu menyertai kita semua.
14. Untuk semua pihak yang telah membantu langsung
maupun tidak langsung, terima kasih. Semoga Allah SW
senantiasa membalas kebaikan kalian semua.
Demikianlah rasa syukur dan terima kasih yang dapat
peneliti sampaikan. Harapan penulis, semoga skripsi ini
bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca.
Aamiin Yaa Rabbal „Alamiin...
Terima kasih
Jakarta, 26 Juni 2020
Penulis
-
v
-
vi
DAFTAR ISI ABSTRAK .............................................................................................. i
KATA PENGANTAR ........................................................................... ii
DAFTAR TABEL ............................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... ix
BAB I ..................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah............................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................... 6
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah......................................... 7
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................. 8
E. Metodologi Penelitian ................................................................ 9
F. Tinjauan Pustaka ...................................................................... 15
BAB II .................................................................................................. 17
TINJAUAN TEORITIS ....................................................................... 17
A. Pengertian Analisis Isi ............................................................. 17
B. Pesan Moral ............................................................................. 20
C. Tinjauan Tentang Novel........................................................... 27
BAB III ................................................................................................ 31
GAMBARAN UMUM ........................................................................ 31
A. Sekilas Biografi Tere Liye ....................................................... 31
B. Pendidikan Tere Liye ............................................................... 32
C. Karya-karya Tere Liye ............................................................. 33
D. Penghargaan ............................................................................. 33
E. Deskripsi Isi Novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu .......... 34
F. Profil Buku ............................................................................... 36
BAB IV ................................................................................................ 37
-
vii
TEMUAN DAN ANALISIS DATA.................................................... 37
A. Pesan Moral dalam Novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu 37
1. Moral Manusia kepada Tuhan.............................................. 37
2. Moral Manusia kepada Diri Sendiri ..................................... 41
3. Moral Manusia kepada Manusia Lain .................................. 45
B. Analisis Data dalam Novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu
57
C. Pesan Moral Yang Paling Dominan ......................................... 68
D. Pesan Moral dalam Novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu 70
BAB V ................................................................................................. 73
PENUTUP ........................................................................................... 73
A. Kesimpulan .............................................................................. 73
B. Saran-saran ............................................................................... 74
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... 75
-
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Kategorisasi Pesan Moral
Tabel 2 Kesepakatan Antar Juri Keseluruhan Isi Pesan Moral
Tabel 3 Sub Bab Cerita yang Diteliti
Tabel 4 Koefisien Reliabilitas Kesepakatan Antar Juri Kategori
Moral Manusia Kepada Tuhan
Tabel 5 Koefisien Reliabilitas Kesepakatan Antar Juri Kategori
Moral Manusia Kepada Diri Sendiri
Tabel 6 Koefisien Reliabilitas Kesepakatan Antar Juri Kategori
Moral Manusia Kepada Manusia Lain
Tabel 7 Jumlah Isi Pesan Moral
-
ix
DAFTAR LAMPIRAN
1. Surat Bimbingan Skripsi
2. Sampul Depan Novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu
3. Sampul Belakang Novel Rembulan Tenggelam di
Wajahmu
4. Surat Pernyataan Juri I
5. Surat Pernyataan Juri II
6. Surat Pernyataan Juri III
7. Daftar Pernyataan Penjurian
8. Tabel Nilai Antar Juri
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dekadensi moral merupakan sebuah isu dan wacana yang
semakin kencang diperbincangkan dan membutuhkan perhatian
juga penanganan yang serius karena mempengaruhi seluruh
elemen masyarakat tidak hanya orang dewasa namun juga anak-
anak. Tidak sedikit anak-anak yang mulai terlibat sebagai pelaku
tindak kejahatan. Hal tersebut menimbulkan tanda tanya besar
tentang efektivitas penanaman nilai-nilai moral yang telah
dipelajari individu sejak usia dini.1
Moral berasal dari kata latin yaitu mores yang berarti tata
cara, kebiasaan, dan adat. Perilaku moral berarti yang sesuai
dengan kode moral kelompok social. Perilaku tak bermoral ialah
perilaku yang tidak sesuai dengan harapan masyarakat. Perilaku
demikian bukan disebabkan ketidakacuhan atau harapan
masyarakat, melainkan ketidaksetujuan dengan standar sosial
atau kurang adanya perasaan wajib menyesuaikan diri. Perilaku
amoral lebih disebabkan ketidakacuhan terhadap harapan
kelompok social daripada pelanggaran sengaja terhadap standar
kelompok.2
1 Myrna Apriany Lestari dkk, “Efektivitas Penggunaan Media Buku Cerita
Brgambar dalam Penanaman Nilai-Nilai Moral Siswa SD Kelas Rendah” ,
Pedagogi: Jurnal Penelitian Pendidikan., Volume 04 Edisi 02 November 2017 2 Yosephine Priscilia Putri Rosari dkk, “Penerapan Metode Bercerita
Berbantuan Media Buku Cerita Bergambar untuk Meningkatkan Perilaku
Moral” , Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Undiksha., Volume 2 N. 1 Tahun
2014
-
2
Ajaran moral dalam karya sastra seringkali tidak secara
langsung disampaikan, tetapi melalui hal-hal yang sifatnya
amoral dulu. Hal ini sesuai dengan apa yang dikenal dengan
tahap katarnis pada pembaca karya sastra. Meskipun sebelum
mengalami katartis, pembaca atau penonton dipersilahkan untuk
menikmati dan menyaksikan peristiwa-peristiwa yang sebetulnya
tidak dibenarkan secara moral, yaitu adegan semacam
pembunuhan atau banjir darah yang menyebabkan penonton atau
pembaca senang tetapi juga muak. Jadi untuk menuju moral,
seringkali penonton harus melalui proses menyaksikan adegan
yang tidak sejalan dengan kepentingan moral.3
Karya sastra merupakan salah satu media komunikasi dalam
bentuk tulisan. Menurut Amriyan Sukandi sastra berfungsi
mengkomunikasikan ide-ide dan penyaluran pikiran dan
perasaan. Dalam khazanah kasusastraan, karya fiksi berdasarkan
bentuknya dapat dibedakan menjadi roman atau sering disebut
juga novel, novelette dan cerpen.
Pada dasarnya, perbedaan tersebut terletak pada kadar
panjang-pendeknya isi cerita, kompleks isi cerita, serta jumlah
pelaku yang mendukung cerita. Unsur-unsur yang terkandung
dalam karya fiksi dan cara pengarang memaparkan isi cerita
memiliki kesamaan meski dalam unsusr-unsur tertentu
mengandung perbedaan. Dimana hasil telaah suatu roman,
3 Maguna Eliastuti, “Analisis Nilai-Nilai Moral dalam Novel Kembang
Turi Karya Budi Sardjono” , Genta Mulia : Jurnal Ilmiah Pendidikan., Volume
8 No. 1 Januari 2017
-
3
misalnya pemahaman ataupun keterampilan melalui telaah
tersebut dapat diterapkan dalam menelaah novel maupun cerpen.4
Novel merupakan hasil cipta atau karya yang dapat
dituangkan melalui ekspresi berupa tulisan yang menggunakan
bahasa sebagai medianya. Arti kata novel berasa dari bahasa
Italia yaitu „novella‟ yang berarti sebuah kisah atau cerita. Novel
mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang
di sekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat setiap
pelaku. Selain itu isi novel juga panjang dan memiliki
permasalahan yang rumit atau kompleks.
Tarigan mengemukakan bahwa novel mempunyai ciri
bergantung pada tokoh, menyajikan lebih dari satu impresi,
menyajikan lebih dari satu efek, menyajikan lebih dari satu
emosi. Berdasarkan cerita, novel dibagi menjadi berbagai jenis
yaitu romantis, misteri, komedi, horor, dan inspiratif.5
Menulis novel adalah salah satu bentuk karya sastra yang
dimanfaatkan oleh para penulis buku dan tokoh agama maupun
lainnya sebagai sarana dakwa untuk mengajak manusia ke jalan
Allah SWT. Karena karya sastra yang berbentuk novel tidak
terlepas dari latar belakang pengarangnya, apalagi pengarang
tersebut seorang muslim, besar kemungkinan kelahiran karya
tersebut dilatar belakangi oleh motivasinya untuk menyampaikan
4 Aminuddin, Pengantar Apresiasi Karya Sastra., Bandung: Sinar Baru,
1987, hlm. 66-67. 5 Henry Guntur Tarigan, Metodologi Pengajaran Bahasa., Bandung:
Angkasa, 1991, hlm. 165.
-
4
pesan moral yang terkandung dalam ajaran agamanya, yaitu
peristiwa yang berlangsung atau dialaminya.6
Salah satu keunggulan dari karya sastra yaitu mampu
memberikan efek ruang fikir yang lebih luas bagi pembacanya
untuk sepakat atau tidak sepakat terhadap isi pesan yang
terkandung dalam karya sastra tersebut. Dalam hal mutu novel
tidak dapat diukur melalui nilai estetiknya yang terdapat di
dalamnya tetapi ia dapat diukur ketika novel dibaca dan dikaji
kemudian dijadikan bahan refleksi atas segala yang terjadi dalam
masyarakat.
Minat masyarakat terhadap buku nampak juga mengalami
peningkatan. Terlihat dari banyaknya buku bestseller yang
diserbu masyarakat. Salah satu buku bestseller yang banyak
diminati di kalangan masyarakat adalah Novel karya Tere Liye
yang berjudul Rembulan Tenggelam di Wajahmu.
Novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu menjadi novel yang
banyak diminati hingga mencapai cetakan ke-36. Hal itu
membuktikan bahwa novel masih memiliki daya tarik di hati para
pembacanya. Dalam penelitian ini, peneliti akan membedah
sebuah novel best seller karya Tere Liye yang berjudul
“Rembulan Tenggelam di Wajahmu”. Novel ini bergenre drama
persahabatan dengan ditambah unsur action.
Novel ini menceritakan tentang Rehan Raujana, sebut saja
Ray, sejak kecil Ray tinggal di panti asuhan yang sangat
menyedihkan. Pengurus panti asuhan tersebut yang disebutkan
6 Burhan Nurgiyantoro, Teori Pengkajian Fiksi., Yogyakarta: Gajah Mada
University, 1995, hlm. 322.
-
5
sebagai „penjaga panti sok suci‟. Ray tumbuh menjadi
pemberontak, Ray sangat membenci penjaga panti sok suci yang
selalu menyuruh anak-anak panti asuhan untuk bekerja menjadi
penyemir sepatu dan pengamen, yang uangnya akan disetorkan
ke penjaga panti untuk pergi haji.
Ray termasuk orang yang terpilih. Tuhan memberikan dia
kesempatan agar dia mendapat jawaban-jawaban yang selalu dia
nantikan. Disitulah muncul seorang malaikat yang mengenakan
jubah putih dengan wajah yang sangat lembut. Dengan lembut
berkata “Lima pertanyaan, lima jawaban.” Akhirnya Ray pun
diajak kembali menyaksikan kisah-kisah masa lalunya, mengajak
Ray untuk mendengar jawaban atas pertanyaannya.
Ada banyak pesan moral yang disampaikan penulis melalui
karakter-karakter dalam novel ini. Novel ini mengajak
pembacanya untuk selalu bersyukur serta belajar untuk selalu
ikhlas dengan segala yang telah diberikan oleh Tuhan. Novel ini
menyadarkan para pembaca bahwa setiap hal yang terjadi dalam
hidup, dan apapun yang kita lakukan akan memberikan dampak
bagi diri sendiri dan orang lain, baik secara langsung maupun
tidak langsung, sehingga banyak pesan moral yang dapat ambil
nilainya dari novel tersebut.
Apabila karya fiksi mengandung dan menawarkan moral
kepada pembaca, tentunya banyak sekali jenis dan wujud ajaran
moral yang dipesankan. Dalam karya fiksi yang panjang sering
terdapat lebih dari satu pesan moral. Hal tersebut belum lagi
-
6
berdasarkan pertimbangan dan penafsiran pembaca yang juga
dapat berbeda dari segi jumlah maupun jenisnya.7
Jenis atau wujud pesan moral yang terdapat dalam karya
sastra akan bergantung kepada keyakinan, keinginan, dan interes
pengarang yang bersangkutan. Jenis ajaran moral itu sendiri dapt
mencakup masalah yang boleh dikatakan bersifat tak terbatas.
Secara garis besar persoalan hidup dan kehidupan manusia itu
dapat dibedakan ke dalam persoalan hubungan manusia dengan
diri sendiri, hubungan manusia dengan manusia lain dalam
lingkup sosial termasuk hubungannya dengan lingkungan alam,
dan hubungan manusia dengan Tuhannya.8
Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk
menganalisis novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu dilihat dari
perspektif komunikasi sebagai salah satu karya novel yang juga
membawa nilai-nilai moral Islam sebagai bentuk dakwahnya.
Kajian ini akan diangkat ke dalam sebuah judul penelitian
“Analisis Isi Pesan Moral dalam Novel Rembulan Tenggelam
di Wajahmu”.
B. Identifikasi Masalah
Banyak media komunikasi yang dimanfaatkan para penulis
untuk mengajarkan nilai-nilai moral kepada pembaca, salah
satunya dengan media cetak. Tere Liye adalah salah satu penulis
yang banyak mengajarkan nilai-nilai moral kepada pembaca
7 Burhan Nurgiyantoro, Teori Pengkajian Fiksi., Yogyakarta: Gajah Mada
University, 2009, hlm. 323. 8 Ibid
-
7
melalui tulisan-tulisannya yang dikemas dengan cerita-cerita
menarik, seperti tulisannya dalam novel Moga Bunda disayang
Allah, Hafalan Shalat Delisa, Ayahku (Bukan) Pembohong dan
Rembulan Tenggelam di Wajahmu, dan masih banyak lagi. Salah
satu novel yang menjadi minat para pembaca adalah novel
Rembulan Tenggelam di Wajahmu yang telah mencapai cetakan
ke-36. Maka dengan ini peneliti tertarik untuk menemukan isi
pesan moral apa saja yang terkandung dalam novel Rembulan
Tenggelam di Wajahmu.
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Penelitian ini hanya dibatasi pada isi novel Rembulan
Tenggalam di Wajahmu yang ditulis oleh Tere Liye.
Fokus yang akan diteliti adalah pesan moral yang terdapat
dalam novel, seperti: pesan moral hubungan manusia
dengan Tuhan, pesan moral hubungan manusia dengan
diri sendiri, dan pesan moral hubungan manusia dengan
manusia lain.
-
8
2. Rumusan Masalah
Adapun perumusan masalah yang akan dibahas penelitian
ini adalah:
a. Sejauh mana pesan moral yang terkdandung dalam
novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu?
b. Apakah pesan moral yang paling dominan dalam
novel Rembulan di Wajahmu?
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pokok permasalahn di atas, maka ada
beberapa tujuan yang hendak dicapai, yaitu:
a. Untuk mengetahui dan menganalisis pesan moral yang
ada dalam novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu.
b. Untuk mengetahui pesan moral yang paling dominan
dalam novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu.
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Akademis
Hasil penelitian ini diharapkan menarik minat peneliti
lain dan bisa menjadi referensi untuk penelitian
selanjutnya. Penelitian ini juga diharapkan dapat
memperkaya khazanah intelektual, wawasan dan
gambaran secara utuh tentang dunia pernovelan.
b. Manfaat Praktis
Menambah wawasan bagi para teoritis, praktisi dan
pemikir dakwah dalam mengemas nilai-nilai Islam
-
9
menjadi kajian yang menarik. Selanjutnya
memberikan motivasi bagi para pelaksana dakwah
untuk lebih memanfaatkan media sebagai saluran
dakwah khususnya novel.
E. Metodologi Penelitian
1. Metode Penelitian
Untuk memperoleh data dalam penelitian ini, penulis
menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan teknik
penelitian analisis isi (Content Analysist) yaitu teknik
penulisan yang mendeskripsikan secara objektif dan
sistematik dengan menggunakan pendekatan kuantitatif.9
Metode analisis isi yang digunakan dalam menyusun
skripsi ini dengan menggunakan rumus Holsty yaitu hasil
kesepakatan tim juri akan dijadikan koefisien reliabilitas
dengan minimum angka 0,7 atau 70%, yaitu dengan
membaca untuk menelaah isi dari novel Rembulan
Tenggelam di Wajahmu karya Tere Liye dan unit
pengamatannya adalah per-paragraf yang mengandung
konteks pesan moral dalam buku tersebut.
2. Paradigma dan Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan paradigma
positivistik. Positivistik menempatkan teori sebagai titik
9 Farid Wajidi, Analisis Isi Pengantar Teori dan Metodologi., Jakarta: PT
Rajagrafindo Persada, 1993, hlm. 16.
-
10
tolak utama dalam kegiatan penelitiannya. Teori menjadi
sumber jawaban utama atas rasa ingin tahu peneliti.
Dalam penelitian kuantitatif/positivistik, yang dilandasi
pada suatu asumsi bahwa suatu gejala itu dapat
diklasifikasikan, dan hubungan gejala bersifat kasual
(sebab akibat).10
Dalam penelitian ini, metode yang
digunakan adalah metode analisis isi dengan melakukan
pengukuran terhadap variabel yaitu pesan moral dalam
novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu.
3. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian adalah sumber untuk memperoleh
keterangan.11
Dalam penelitian ini yang menjadi subjek
penelitian adalah novel Tere Liye yang berjudul
Rembulan Tenggelam di Wajahmu.
Sedangkan objeknya adalah isi pesan atau konten pesan
moral yang terkandung dalam novel tersebut.
4. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang penulis gunakan
adalah :
a. Observasi atau pengamatan berati setiap kegiatan
untuk melakukan pengukuran. Observasi atau
pengamatan diartikan lebih sempit, yaitu pengamatan
10
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif kualitatif dan R&D., Bandung:
Alfabeta, 2004, hlm. 42. 11
Tatang M Arifin, Menyusun Rencana Penelitian., Jakarta: Rajawali
Press, 1995, hlm. 92.
-
11
dengan menggunakan indera penglihatan yang berarti
tidak mengajukan pertanyaan-pertanyaan.12
b. Coding Sheet, yaitu tabel yang berisikan pesan yang
dijadikan objek penelitian. Coding Sheet dibuat
berdasarkan kategorisasi yang telah ditetapkan sesuai
dengan isi novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu.
c. Dokumentasi, yaitu mengumpulkan data berupa
catatan, buku-buku penelitian, buku mengenai moral,
buku komunikasi serta data lain yang berkaitan
dengan novel tersebut.
5. Teknik Analisis Data
a. Kategorisasi Pesan
Untuk memudahkan memahami isi pesan moral pada
novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu, maka
peneliti membuat kategori pesan moral dalam bentuk
kategorisasi sebagai berikut:
12
Irwan Soehartono, Metode Penelitian Sosial Suatu Teknik Penelitian
Bidang Kesejahteraan Sosial dan Ilmu lainnya., Bandung: Remaja Rosdakarya,
1995, cet ke-1, hlm. 69.
-
12
Tabel 1
Kategorisasi Pesan Moral
No. Kategorisasi
1. Hubungan manusia dengan Tuhan
2. Hubungan manusia dengan diri sendiri
3. Hubungan manusia dengan manusia lain
Berdasarkan kategori tersebut, maka dibuat definisi
operasionalnya sebagai berikut:
1) Hubungan Manusia dengan Tuhan
Wujud pesan moral dalam kehidupan manusia dengan
Tuhan. Persoalan manusia dengan manusia dalam
kehidupan sehari-hari tidak terlepas dari Sang
Pencipta. Sebagai manusia mengingat Tuhan dengan
melakukan ibadah sesuai ajaran yang dianutnya.
Hubungan manusia dengan Tuhan dilakukan dengan
berdoa ataupun wujud lain yang menunjukkan adanya
hubungan vertikal dengan Yang Maha Kuasa tersebut
guna meminta petunjuk dan pertolongan maupun
sebagai wujud syukur.
2) Hubungan Manusia dengan Diri Sendiri
Wujud pesan moral dalam kehidupan manusia dengan
diri sendiri. Nilai moral individual adalah nilai moral
yang menyangkut hubungan manusia dengan
kehidupan diri pribadi atau cara manusia
memperlakukan diri pribadi. Nilai moral dalam
hubungan manusia dengan diri sendiri pada dasarnya
merupakan nilai kepribadian manusia. Nilai
-
13
kepribadian yang mendasari dan menjadi panduan
hidup pribadi manusia.
3) Hubungan Manusia dengan Manusia Lain
Wujud pesan moral dalam kehidupan manusia dengan
sesama dalam lingkup sosial maupun lingkungan
alam. Manusia pasti melakukan hubungan dengan
manusia lain dalam kehidupan sehari-hari baik dalam
lingkungan keluarga, masyarakat, maupun bernegara.
Mengingat bahwa manusia pada dasarnya adalah
makhluk sosial yang saling membutuhkan satu sama
lain. Hal ini menimbulkan berbagai macam hubungan
antara lain seperti kasih sayang, rasa hormat, suka
menolong, saling berbagi, dan lain-lain yang
melibatkan adanya interaksi dengan sesama
manusia.13
b. Pengolahan Data
Dalam pengolahan data, penelitian dilakukan dengan
menganalisis isi novel dengan menggunakan juri.
Unit analisis merupakan langkah awal yang penting
dalam analisis isi, Krippendorff mendefinisikan unit
analisis sebagai apa yang diobservasi, dicatat, dan
dianggap sebagai data. Memisahkan menurut batas-
batasnya dan mengidentifikasi untuk analisis
berikutnya, unit analisis secara sederhana dapat
13
Burhan Nurgiyantoro, Teori Pengkajian Fiksi., Yogyakarta: Gajah
Mada University, 2009, hlm. 323-324.
-
14
digambarkan sebagai apa dari isi yang akan diteliti
dan dipakai untuk menyimpulkan isi dari suatu teks.14
Data yang sudah terkumpul yang diperoleh dari juri
akan diamati, dihitung atau diberikan nilai untuk
mengetahui distribusi frekuensi atau frekuensi
masing-masing dan termasuk mengetahui koefisien
reliabilitas setiap juri, antar juri 1 dan 2, juri 1 dan 3,
juri 2 dan 3.
Kemudian menampilkan isi novel yang mengandung
muatan moral berdasarkan kategorisasi pesan moral,
dalam hal ini maka dibuat kategorisasi hubungan
manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan
diri sendiri, dan hubungan manusia dengan manusia
lain.
Ketiga kategori tersebut yang kemudian menjadi
landasan peneliti dalam menentukan bentuk-bentuk
pesan moral yang terdapat dalam novel Tere Liye
Rembulan Tenggelam di Wajahmu.
Adapun rumus yang digunakan:
Koefisien Reliabilitas
14
Eriyanto, Analisis Isi: Pengantar Metodologi untuk Penelitian Ilmu
Komunikasi dan Ilmu-ilmu Sosial Lainnya., Jakarta: Kencana, 2011, cet-1,
hlm. 59.
-
15
Keterangan:
2M = Nomor yang sama antar Juri
N1+N2 = Jumlah item yang dibuat oleh tim
Juri
M = Kesepakatan antar Juri
N = Jumlah yang diteliti
Setelah itu diperoleh data-data nilai keputusan antar
Juri (komposit reliabilitas), dengan menggunakan
rumus:
Komposit Reliabilitas
Keterangan: N= Jumlah Juri
X= Rata-rata koefisien reliabilitas Juri
F. Tinjauan Pustaka
Untuk menghindari kesamaan terhadap penelitian yang telah
ada sebelumnya, maka penulis mengadakan peninjauan terhadap
penelitian-penelitian yang telah ada sebelumnya. Penelitian
tersebut memiliki beberapa persamaan dan perbedaan yang
peneliti buat. Berikut ini adalah penelitian yang peneliti jadikan
tinjauan pustaka, diantaranya:
1. Analisis Isi Pesan Dakwah dalam Buku LAA TAHZAN
FOR HIJABERS Karya Asma Nadia, Helvy Tina Rosa,
dkk ditulis oleh Ais Muflihah, 2014. Skripsi ini membahas
-
16
tentang buku Laa Tahzan For Hijabers karya Asma Nadia,
Helvy Tina Rosa, dkk. Ais membagi dalam 3 kategori
yaitu aqidah, akhlak dan syariah serta mencari pesan
dakwah yang paling dominan dalam buku tersebut.
Skripsi ini menggunakan metode kuantitatif. Perbedaan
dengan penelitian terkini ialah terfokus pada pesan moral
yang terkandung dalam novel dan pada subjek penelitian
yaitu novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu.
2. Analisis Isi Pesan Moral dalam Komik “9 Ciri Negatif
Manusia Indonesia” yang ditulis oleh Muhamad Rikza.
Isi dari skripsi ini penulis melihat pesan moral pada
Komik 9 Ciri Negatif Manusia Indonesia. Perbedaan
dengan skripsi terkini ialah pada subjek penelitan yang
menggunakan novel sebagai subjeknya.
3. Analisis Isi Pesan Dakawah dalam Novel Moga Bunda
disayang Allah yang ditulis oleh Robby Dwi Sanjaya.
Skripsi ini membahas isi pesan dakwah dalam novel Tere
Liye yang berjudul Moga Bunda Disayang Allah. Isi dari
skripsi ini Robby menuliskan pesan dakwah yang terdapat
dalam novel tersebut serta mencari pesan yang paling
dominan. Perbedaan dengan skripsi terkini ialah pada
subjek penelitian. Skripsi terkini menggunakan novel Tere
yang berjudul Rembulan Tenggelam di Wajahmu.
-
17
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Pengertian Analisis Isi
Analisis isi merupakan suatu teknik penelitian untuk
menguraikan isi komunikasi yang jelas secara objektif, sistematis,
dan kuantitatif. Analisis isi berhubungan dengan komunikasi atau
isi komunikasi. Logika dasar dalam komunikasi, bahwa setiap
komunikasi berisi pesan dalam sinyal komunikasi itu, baik berupa
verbal maupun non verbal.15
Analisis isi menurut R. Holsty adalah suatu metode anlisis isi
pesan suatu cara yang sistematis yang menjadi petunjuk untuk
mengamati dan menganalisa pesan tertentu yang dapat
disampaikan oleh komunikator. Analisis isi dalam buku Eriyanto,
adalah analisis isi kuantitatif (quantitative content anlysis).
Semua metode anlisis isi mempunyai tujuan yang sama, yakni
memahami isi (content), apa yang terkandung dalam isi
dokumen.16
Metode analisis isi juga dapat dipakai untuk
menganalisis semua bentuk dokumen baik cetak ataupun visual,
surat kabar, radio, televisi, grafiti, iklan, film, surat pribadi, buku,
kitab suci, dan selebaran.17
Analisis isi merupakan penelitian yang bersifat pembahasan
mendalam terhadap suatu isi informasi tertulis atau cetak dalam
media massa. Pelopor analisis isi adalah Harlod D Laswell, yang
15
Abdul Syukr Ibrahim, Metode Analisis Teks & Wacana., Yogyakarta:
Pustaka Pelajar 2009, hlm. 97. 16
Eriyanto, Analisis Isi: Pengantar Metodologi untuk Penelitian Ilmu
Komunikasi danIlmu-ilmu Sosial Lainnya., Jakarta: Kencana, 2011, hlm. 1. 17
W. Laurence Neuman, Metode Penelitian Sosial: Pendekatan Kualitatif
dan Kuantitatif Edisi Ketujuh., Jakarta: PT.Indeks, 2013, hlm. 57.
-
18
mempelopori teknik symbol coding, yaitu mencatat lambang
secara sistematis untuk kemudian diberi interpretasi.18
Analisis isi
banyak dipakai dalam lapangan ilmu komunikasi.
Analisis isi banyak dipakai dalam bidang ilmu komunikasi
dan merupakan metode utama yang dipakai dalam ilmu
komunikasi baik media cetak maupun media elektronik. Lewat
penelitian ini peneliti dapat mempelajari gambaran isi,
karakteristik pesan, dan perkembangan (tren) dari suatu isi.
Analisis isi digunakan oleh hampir semua disiplin ilmu sosial
sebagai metodologi penelitian komunikasi.19
Menurut Wazer dan Wiener, analisi isi adalah suatu prosedur
sistematika yang disusun untuk menguji isi informasi yang
terekam.20
Analisis isi dapat juga dikatakan sebagai suatu teknik
penelitian terhadap isi atau makna pesan komunikasi berdasarkan
data-data yang tersedia untuk dibuat kesimpulan. R. Holsti
mendefinisikan, “Analisis isi sebagai teknik apapun yang
digunakan untuk menarik kesimpulan melalui usaha menentukan
karakteristik pesan dan dilakukan secara objektif dan
sistematis.”21
Analisis isi adalah sebuah metode yang relatif mudah dalam
kajian-kajian yang sederhana, ia tidak lebih dari perhitungan dan
18
Bambang Setiawan, Materi Pokok Metode Penelitian Komunikasi.,
Jakarta: Universitas Terbuka, 1995, hlm. 79. 19
Eryanto, Analisis Isi: Pengantar Metodelogi untuk Penelitian Ilmu
Komunikasi dan Ilmu – Ilmu Sosial lainnya., Jakarta: Kencana,2011, hlm. 10-
11. 20
Andi Buleang, Metodologi Penelitian Kontemporer., Yogyakarta:
Penerbit Andi Offset,2004, hlm. 164. 21
Soejono Abdurrahman, Metode Penelitian., Jakarta: PT. Rhineka Cipta,
1999, hlm. 68.
-
19
fenomena. Namun karya-karya terbaik menggunakan data
empiris analisis isi yang terpercaya dapat menghasilkan
kontribusi yang penting dan bernilai bagi pemahaman kita
terhadap teks-teks media. Analisis isi yang kuat meyediakan data
terpercaya untuk mendukung analisis interpretatif.22
Salah satu ciri penting dari analisis isi adalah objektif.
Penelitian dilakukan untuk mendapatkan gambaran dari suatu isi
secara apa adanya, tanpa adanya campur tangan dari peneliti.
Penelitian ini menghilangkan bias, keberpihakan atau
kecenderungan tertentu dari peneliti.23
Ada dua aspek penting dari objektivitas, yakni validitas dan
reliabilitas. Validitas berkaitan dengan apakah analisis ini
mengukur apa yang benar-benar ingin diukur. Sementara
reliabilitas berkaitan dengan apakah analisis isi akan
menghasilkan temuan yang sama biarpun dilakukan oleh orang
dan waktu yang berbeda.24
Dilihat dari pendekatan dalam analisis isi, dapat dibagi
kedalam tiga bagian besar yaitu pendekatan analisis isi deskriptif,
eksplanatif dan prediktif. Analisis isi deskriptif sebatas
menggambarkan pesan, analisis eksplanatif berusaha untuk
menghubungkan antar variabel, dan penelitian prediktif ditujukan
untuk memprediksi variabel lain dengan menggunakan suatu
variabel.
22
Jane Stokes, How To Do Media And Cultural Studies., Yogyakarta: PT
Bentang Pustaka 2006, cet ke 1 23
Eriyanto, Analisis Isi Pengantar Metodologi Untuk Penelitian Ilmu
Komunikasi dan Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya., Jakarta: Kencana, 2011, hlm. 16. 24
Ibid, hlm. 16.
-
20
Pada penelitian kali ini, penulis menggunakan penelitian
analisis deskriptif, yaitu analisis yang dimaksudkan secara detail
suatu pesan, atau suatu teks tertentu. Desain analisis ini tidak
dimaksudkan untuk menguji suatu hipotesis tertentu atau menguji
hubungan antar variabel. Analisis ini hanya semata untuk
deskripsi, menggambarkan aspek-aspek dan karakteristik suatu
pesan.25
B. Pesan Moral
1. Pengertian Pesan
Pesan adalah lambang bermakna yang disampaikan oleh
komunikator. Deddy Mulyana mengatakan bahwa pesan
adalah seperangkat simbol verbal dan non verbal yang
mewakili perasaan, nilai dan gagasan. Pesan secara
bahasa diartikan sebagai nasihat, pelajaran, permintaan,
dan amanah yang dilakukan atau disampaikan kepada
orang lain.26
Pesan dapat disampaikan dengan cara tatap muka atau
melalui media komunikasi. Isinya bisa berupa ilmu
pengetahuan, hiburan, informasi, nasihat, atau
propaganda. Dalam bahasa Inggris pesan biasanya
diterjemahkan dengan kata message, content, atau
information.27
25
Ibid, hlm. 45-47. 26
Harjani Hefni, Komunikasi Islam., Jakarta: Prena Media Grup, 2015,
hlm. 76. 27
Hafied Cangara, Komunikasi Politik: Konsep, Teori, dan Strategi.,
Jakarta: Rajawali Pers, 2014, hlm. 15-16.
-
21
Pesan merupakan acuan dari berita atau peristiwa yang
disampaikan melalui media-media. Suatu pesan memiliki
dampak yang dapat mempengaruhi pemikiran khalayak
pembaca dan pemirsa, karenanya bisa bersifat bebas
dengan adanya suatu etika yang menjadi tanggung jawab
pesan itu sendiri, misalnya pesan yang bersifat edukatif.28
Era reformasi membuat terciptanya kebebasan untuk
mengeluarkan pendapat sehingga makin maraknya media
massa.
Pada saat ini khalayak dihadapkan pada beraneka ragam
media dan isi media. Mulai dari pesan yang bersifat
informatif, edukatif, dan hiburan. Menurut kamus besar
bahasa Indonesia, Pesan adalah perintah, nasihat,
permintaan, amanat yang harus dilakukan atau
disampaikan kepada orang lain. Menilik hal ini, bentuk
pesan dibagi menjadi tiga macam, menurut H.A Widjaja,
yaitu:
a. Informatif, yaitu pesan yang berisi keterangan-
keterangan dan kemudian komunikan dapat membuat
kesimpulan sendiri.
b. Persuasif, yaitu pesan yang berisi ajakan yang
bertujuan membangkitkan kesadaran seseorang. Pesan
ini memiliki tujuan untuk mengajak komunikan
melakukan sesuatu.
28
Muhamad Mufid, Etika dan Filsafat Komunikasi., Jakarta: Kencana,
2012, hlm. 246.
-
22
c. Koersif, yaitu pesan yang berisi perintah yang jika
tidak dilakukan akan mendapatkan ganjaran berupa
sanksi-sanksi.Pesan jenis ini dapat membuat
komunikan merasa takut dan tertekan. Pesan jenis ini
bisa berupa perintah, instruksi, dan lain-lain.29
2. Pengertian Moral dan Perbedaannya dengan Etika
dan Akhlak
Pengertian moral dalam KBBI (2008: 929) adalah “ajaran
baik buruk yang diterima umum mengenai perbuatan,
sikap, kewajiban, akhlak dan budi pekerti”. Moral
merupakan ajaran-ajaran, wejangan-wejangan, khutbah-
khutbah, patokan-patokan kumpulan peraturan dan
ketetapan lisan atau tertulis tentang bagaimana harus
hidup dan bertindak agar menjadi manusia baik. Sumber
dasar ajaran-ajaran moral adalah tradisi, adat istiadat,
ajaran agama dan ideologi-ideologi tertentu.30
Kata moral berasal dari bahasa latin mores, kata jamak
dari mos yang berarti adat atau kebiasaan.31
Menurut
Gilligan dalam Lawrence A. Blum, moral memiliki
keterkaitan dengan kepedulian seseorang dengan yang
lainnya. Moral tidak hanya berhubungan dengan tingkah
laku, namun juga mengarahkan seseorang untuk dapat
29 H. A. Widjaja, Ilmu Komunikasi Pengantar Studi., Jakarta: Rineka
Cipta, 2000, hlm. 32.
30
Sudirman Tebba, Etika dan Tasawuf Jawa., Jakarta: Pustaka Irvan,
2007, hlm. 45.
31
Rosihin Anwar, Akhlak Tasawuf., Bandung: Pustaka Setia, 2010, hlm. 17.
-
23
berbuat baik kepada orang lain. Moral juga melibatkan
jalinan emosi, kognisi dan tindakan yang tidak dapat
dipisahkan.32
Sedangkan Akhlak merupakan bentuk jamak dari kata
khuluq yang bermakna adat kebiasaan, perangai, tabi‟at,
watak, adab atau sopan satun dan agama. Di dalam Al-
Qur‟an, penggunaan kata khuluq disebutkan sebanyak
satu kali, kata akhlak tidak pernah digunakan dalam Al-
Qur‟an kecuali untuk menunjukkan pengertian “Budi
pekerti”. Dalam memberikan makna atau arti akhlak
Rosihin Anwar mengutip perkataan Fauruzzabadi yaitu
“Ketahuilah, agama pada dasarnya adalah akhlak. Barang
siapa memiliki akhlak mulia, kualitas agamanyapun
mulia. Agama diletakkan di atas empat landasan akhlak
utama, yaitu kesabaran, memelihara diri, keberanian dan
keadilan.”33
Etika berasal dari bahasa Yunani “Ethos” dalam bentuk
tunggal yang berarti kebiasaan. Etika merupakan
dunianya filsafat, nilai, dan moral yang mana etika
bersifat abstrak dan berkenaan dengan persoalan baik dan
buruk. Pengertian ini menunjukan bahwa, etika ialah teori
tentang perbuatan manusia yang ditimbang menurut baik
32 Lawrence A. Blum, Gilligan and Kohlberg, Implications for Moral
Theory, Chicago Junal 2009, 474-476, (diakses pada tanggal 27 Maret 2017).
33 Reksiana. "KERACUNAN ISTILAH KARAKTER, AKHLAK,
MORAL DAN ETIKA". Dosen Fakultas Tarbiyah Institut Ilmu Al-Qur'an
Jakarta. Vol. 19 No. 1, Juni 2018, hlm. 8.
-
24
dan buruknya, yang juga merupakan pada inti sari atau
sifat dasar manusia: baik dan buruk manusia.34
Kehidupan manusia di masyarakat tidak terlepas dari
tatanan kehidupan yang berlaku dalam masyarakat
tersebut. Tatanan kehidupan itu dapat berupa peraturan
maupun larangan tertentu yang telah disepakati bersama.
Agar tatanan itu dapat hidup dan berkesinambungan dari
generasi, maka setiap individu harus melaksanakan dan
melestarikannya. Usaha melestarikan tatanan tersebut
diharapkan sesuai dengan dinamika kehidupan di
masyarakat.
Menurut Zakiah Darajat, “moral adalah kelakuan sesuai
dengan ukuran (nilai-nilai) masyarakat yang timbul dari
hati dan bukan paksaan dari luar yang disertai pula oleh
rasa tanggung jawab atas kelakuan tersebut. Ajaran moral
membuat pandangan tentang nilai dan norma yang
terdapat di antara sekelompok manusia.”35
Norma moral
adalah tentang bagaimana manusia harus hidup supaya
menjadi baik sebagai manusia.
Adapun kategori berdasarkan pesan moral ada tiga
macam:
a. Kategori hubungan manusia dengan Tuhan.
b. Kategori hubungan manusia dengan diri sendiri.
34 Ibid., hlm. 11.
35
Zakiyah Darajat, Peranan Agama Islam dalam Kesehatan Mental.,
Jakarta: Haji Masagung, 1993, hlm. 63.
-
25
c. Kategori hubungan manusia dengan manusia lain
dalam lingkungan sosial termasuk hubungan dengan
alam.36
Seseorang dikatakan tidak bermoral, dia melakukan hal-
hal buruk yang dapat merugikan masyarakat misalnya
melakukan pelecehan, pembunuhan, pencurian, tidak
menghormati orang yang lebih tua dan lain sebagainya.
Kemudian yang akan menilai suatu tindakan itu bermoral
atau tidak adalah orang lain atau masyarakat. Sehingga
moral adalah suatu tindakan dan interaksi yang dilakukan
seseorang dimana tindakan tersebut akan dinilai apakah
dapat diterima atau tidak dengan norma dan budaya yang
berlaku di masyarakat.37
Moral pada kenyataannya membicarakan tentang
persoalan benar atau salah, apa yang perlu dilakukan dan
ditinggalkan atas sebab-sebab tertentu yang
mengakibatkan timbulnya “pengadilan” dari masyarakat
mengenai tindakan yang telah dilakukan oleh seorang
individu. Pertimbangan moral tergantung kepada suasana
atau keadaan yang membentuk individu tersebut.
Misalnya, sistem sosial, kelas sosial, dan kepercayaan
yang dianut. Moralitas dalam diri manusia merupakan
keadaan tentang baik buruk, tentang larangan, tentang
yang harus dilakukan, dalam setiap tindakan manusia
36
Burhan Nurgiyantoro, Teori Pengkajian Fiksi., Yogyakarta: Gajah Mada
University, 1998, hlm. 323. 37
Purwadi Wardoyo, Moral dan Masalahnya., Jogjakarta: Kanisius, 1990,
cet ke-9, hlm. 13.
-
26
secara tidak langsung dibebani oleh tanggung jawab
moral yang harus selalu dipatuhi.
Moral yang berlaku di masyarakat bersifat mengikat
terhadap setiap individu pada segala lapisan masyarakat
yang ada. Setiap individu dalam bersikap, bertingkah
laku, dan bergaul dalam masyarakat haruslah
memperhatikan tatanan yang ada. Selain melakukan apa
yang ditugaskan kepadanya oleh kehidupan sosial dan
oleh nasib pribadinya.
Moral merupakan tata laku atau perbuatan yang berasal
dari kesadaran individu atau diri sendiri dalam
berkomunikasi dan berinteraksi dengan masyarakat.
Moral selain berdampak pada individu, juga sangat
memungkinkan berdampak kepada orang lain. Moral yang
baik atau buruk, tergantung pada nurani dan budi pekerti
yang dimiliki oleh masing-masing individu. Karna setiap
orang memiliki pemahaman dan penerapan budi pekerti
yang berbeda-beda, moral setiap orang juga berbeda-
beda.38
Moral Islami (akhlak) sebenarnya memuat dua segi yang
berbeda, yaitu segi batiniah dan lahiriah. Artinya orang
yang baik, akan memiliki sikap batin dan perbuatan yang
baik. Ajaran pesan moral memuat pandangan tentang nilai
dan norma yang terdapat diantara sekelompok manusia.
38
Muhammad Daud, Pendidikan Agama Islam., Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2006, hlm. 353.
-
27
Adapun kategori pesan moral islami (akhlak) sebagai
berikut:
1. Kategori hubungan manusia dengan Tuhan
(habluminallah)
2. Kategori hubungan manusia dengan manusia
(habluminannas) dalam lingkungan sosial, termasuk
hubungan dengan alam.39
Moralitas Islam mempunyai tujuan yang sangat
penting dalam kehidupan manusia. Dengan moralitas
Islam , manusia bisa mengetahui apa yang
diperbuatnya itu buruk atau apa yang diperbuatnya itu
baik. Tidak menutup kemungkinan dengan manusia
yang bermoralkan ajaran Islam akan terciptanya
kedamaian dan ketentraman.
C. Tinjauan Tentang Novel
1. Pengertian Novel
Dalam bahasa Jerman novel berasal dari kata latin
Novella. Secara harfiah Novella berarti sebuah barang
baru yang kecil kemudian diartikan sebagai cerita yang
pendek dalam bentuk prosa.40
Dikatakan baru karena jika
dibandingkan dengan jenis-jenis sastra lainnya seperti
puisi, drama dan lain-lain, maka jenis novel ini baru
kemudian muncul.
39
Purwahdi Wardoyo, Moral dan Masalahnya, Jogjakarta: Kanisius, 1990,
cet. ke-9, h.13. 40
Burhan Nurgiyantoro, Teori Pengkajian Fiksi., Yogyakarta: Gajah Mada
University Press, 2000, hlm. 99.
-
28
Nurgiyantoro mengemukakan bahwa novel merupakan
karya fiksi yang dibangun oleh unsur-unsur pembangun,
yakni unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Novel juga
diartikan sebagai suatu karangan berbentuk prosa yang
mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang
dengan orang lain di sekelilingnya dengan menonjolkan
watak dan sifat pelaku.41
Novel merupakan jenis karya sastra yang ditulis dalam
bentuk naratif yang mengandung konflik tertentu dalam
kisah kehidupan tokoh-tokoh dalam ceritanya. Biasanya
novel kerap disebut sebagai suatu karya yang hanya
menceritakan bagian kehidupan seseorang. Hal ini
didukung oleh pendapat Sumardjo, yaitu novel hanya
bercerita tentang bagian kehidupan seseorang saja, seperti
masa menjelang perkawinan setelah mengalami masa
percintaan, atau bagian kehidupan waktu seseorang tokoh
mengalami krisis dalam jiwanya, dan sebagainya.42
Novel juga merupakan salah satu karya yang berbentuk
prosa fiksi yang panjangnya cukupan, tidak terlalu
panjang, namun juga tidak terlalu pendek. Prosa fiksi
adalah karya sastra yang khasnya mempunyai elemen-
elemen seperti: alur/plot, tokoh, latar/setting, sudut
pandang/Point of View, dan gaya bahasanya. Dalam
41
Ibid., hlm. 10. 42
Jakob Sumardjo, Memahami Kesusastraan., Bandung: Alumni, 1984,
hlm. 65.
-
29
sebuah novel juga cenderung menitik beratkan munculnya
kompleksitas.
2. Jenis Novel
Jenis-jenis novel sangat beragam, beberapa ahli berbeda
pendapat, seperti Muchtar Lubis mengatakan bahwa
jenis-jenis novel itu terdiri dari:
a. Novel avontour, dipusatkan pada pelakon utama.
Pengalaman lakon dimulai pada pengalaman pertama,
dan diteruskan pada pengalaman-pengalaman
selanjutnya hingga akhir cerita. Jenis novel ini
mempunyai cerita yang kronologis dari awal sampai
akhir.
b. Novel psikologis, yaitu novel yang berisi kepuasan
tentang bakat, watak, karakter para pelakunya beserta
kemungkinan perkembangan jiwa.
c. Novel detektif, yaitu novel yang melukiskan cara
penyelesaian suatu peristiwa atau kejadian, untuk
membongkar suatu peristiwa yang tersembunyi.
d. Novel sosial, yaitu pelaku pria dan wanita tenggelam
dalam masyarakat, kelas atau golongan. Dalam reaksi
setiap golongan terhadap masalah-masalah yang
timbul dan pelaku hanya dipergunakan sebagai
pendukung jalan cerita.
e. Novel kolektif, yaitu novel yang melukiskan tentang
semua aspek-aspek kehidupan yang ada, atau semua
jenis novel di atas dikumpulkan menjadi satu cerita.
-
30
Dan dalam novel ini, tidak hanya dimainkan oleh satu
pemeran saja, namun juga ada pemeran pendukung.
Sesuai dengan alur cerita pada setiap bab, yang
kesemua cerita merupakan gambaran fenomena
kehidupan nyata yang sering kita alami dan rasakan
dalam kehidupan sehari-hari.43
Sedangkan Jakob Sumardjo dan Saini K.M, memaparkan
bahwa jenis-jenis novel adalah sebagai berikut:
a. Novel Percintaan.
Novel jenis ini melibatkan peranan tokoh wanita dan
pria secara seimbang bahkan kadang-kadang peranan
wanita lebih dominan.
b. Novel Petualangan.
Novel petualangan sedikit sekali memasukan peranan
wanita. Jika wanita di sebut dalam novel ini maka
penggambarannnya kurang berkenan. Karena tokoh-
tokohnya adalah pria, dan dengan sendirinya banyak
masalah untuk laki-laki yang tidak ada hubungannya
dengan wanita.
c. Novel Fantasi.
Novel jenis ini menggunakan karakter yang tidak
realistis, setting, dan plot yang juga tidak wajar untuk
menyampaikan ide-ide penelitinya.44
43
Henry Guntur Tarigan, Prinsip-Prinsip Dasar Sastra., Bandung:
Angkasa, 1984, hlm. 165. 44
Jakob Sumardjo dan Saini K.M, Antologi Apresiasi Kesusastraan.,
Jakarta: Gramedia, 1986, hlm. 29.
-
31
BAB III
GAMBARAN UMUM
A. Sekilas Biografi Tere Liye
Tere Liye merupakan nama pena seorang penulis tanah air
yang produktif dan berbakat. Nama pena Tere Liye sendiri
diambil dari bahasa India dan memiliki arti untukmu. Sebelum
nama pena Tere Liye terkenal, ia menggunakan nama pena
Darwis Darwis. Dan sampai sekarang, masyarakat umum bisa
berkomunikasi dengan Tere Liye melalui facebook dengan nama
“Darwis Tere Liye”.45
Meskipun Tere Liye dianggap salah satu penulis yang telah
banyak mengeluarkan karya-karya best seller. Tapi biodata atau
biografi Tere Liye yang bisa ditemukan sangat sedikit bahkan
hampir tidak ada informasi mengenai kehidupan serta
keluarganya. Bahkan di halaman belakang novel- novelnya pun
tidak ada biografi singkat penulisnya.
Berbeda dari penulis-penulis yang lain, Tere Liye memang
sepertinya tidak ingin dipublikasikan ke umum terkait kehidupan
pribadinya. Mungkin itu cara yang ia pilih, hanya berusaha
memberikan karya terbaik dengan tulus dan sederhana. Namun
jika kita mencari di internet, biografi Tere Liye bisa kita temukan
secara singkat.
Tere Liye lahir dengan nama Darwis pada tanggal 21 Mei
1979 di Lahat, Sumatera Selatan. Ia berasal dari keluarga
45
Julia Anjarwati, “Biografi Singkat Tere Liye”,
https://bahasa.foresteract.com/biografi-singkat-tere-liye/, (diakses pada 20 Mei
2020)
https://bahasa.foresteract.com/biografi-singkat-tere-liye/
-
32
sederhana yang orang tuanya berprofesi sebagai petani biasa.
Tere Liye menikah dengan Riski Amelia dan telah dikaruniai
seorang putra bernama Abdullah Pasai dan seorang puteri
bernama Faizah Azkia.46
Tere Liye merupakan anak ke enam dari tujuh bersaudara.
Saat ini Tere Liye telah menghasilkan 14 karya. Dari karya
tersebut beberapa karya Tere Liye bahkan telah diangkat ke layer
lebar, seperti: Hafalan Shalat Delisa, Daun yang Jatuh Tak
Pernah Membenci Angin, Ayahku (Bukan) Pembohong,
Rembulan Tenggelam di Wajahmu, Bidadari-Bidadari Surga, dan
Moga Bunda Disayang Allah.
B. Pendidikan Tere Liye
Tere Liye meyelesaikan masa pendidikan dasar sampai SMP
di SDN 2 dan SMPN 2 Kikim Timur, Sumatera Selatan.
Kemudian melanjutkan ke SMUN 9 Bandar Lampung. Setelah
selesai di Bandar lampung, ia meneruskan ke Universitas
Indonesia dengan mengambil Fakultas Ekonomi.47
46
Wink, “Biografi dan Profil Tere Liye-Penulis Novel Terkenal Asal
Indonesia”, https://www.biografiku.com/biografi-dan-profil-tere-liye-penulis-
novel-terkenal-asal-indonesia/, (diakses pada 20 Mei 2020) 47
Ibid
https://www.biografiku.com/biografi-dan-profil-tere-liye-penulis-novel-terkenal-asal-indonesia/https://www.biografiku.com/biografi-dan-profil-tere-liye-penulis-novel-terkenal-asal-indonesia/
-
33
C. Karya-karya Tere Liye
Daftar 8 karya terbaik Tere Liye dalam Goodreads48
:
1. Tentang Kamu (Republika, 2016), peringkat 4,51
2. Pulang (Republika, 2015), peringkat 4,33
3. Bintang (Gramedia Pustaka Utama, 2017), peringkat 4,32
4. Bidadari-Bidadari Surga (Penerbit Republika, 2008),
peringkat 4,3
5. Negeri Para Bedebah, (Gramedia Pustaka Utama, 2012),
peringkat 4,27
6. Rembulan Tenggelam di Wajahmu (Grafindo 2006 &
Republika 2009), peringkat 4,26
7. Matahari (Gramedia Pustaka Utama, 2016), peringkat 4,3
8. Hujan (Gramedia Pustaka Utama, 2016), peringkat 4,29
D. Penghargaan
Banyaknya buku yang telah ditulis oleh Tere Liye, tentu saja
mendapat banyak apresiasi dari banyak pembaca. Berikut adalah
beberapa penghargaan yang didapat oleh Tere Liye:
1. Dikatakan atau Tidak Dikatakan Itu Tetap Cinta sebagai
Buku Puisi Terfavorit Anugerah Pembaca Indonesia
201449
48
Deepublish, “8 Novel Tere Liye Terbaik yang Menginspirasi”,
http://www.google.com/amp/s/penerbitbukudeepublish.com/novel-tere-liye-
terbaik/amp/, (diakses pada 20 Mei 2020) 49
Gramedia Pustaka Utama, “Buku-Buku Peraih Penghargaan Tahun
2014”, https://m.facebook.com/notes/gramedia-pustaka-utama/buku-buku-
peraih-penghargaan-tahun-2014/10153557134336982, (diakses pada 20 Mei
2020)
http://www.google.com/amp/s/penerbitbukudeepublish.com/novel-tere-liye-terbaik/amp/http://www.google.com/amp/s/penerbitbukudeepublish.com/novel-tere-liye-terbaik/amp/https://m.facebook.com/notes/gramedia-pustaka-utama/buku-buku-peraih-penghargaan-tahun-2014/10153557134336982https://m.facebook.com/notes/gramedia-pustaka-utama/buku-buku-peraih-penghargaan-tahun-2014/10153557134336982
-
34
2. IKAPI (Ikatan Penerbit Indonesia) Award kategori Writer
of The Year 201650
3. Islamic Book Award 2017 sebagai Buku Islami Terbaik
Fiksi Dewasa51
E. Deskripsi Isi Novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu
Novel ini bukan tentang biografi seorang anak, namun
terlebih pada berbagai hikmah pembelajaran yang lebih dalam
untuk memaknai hidup itu sendiri. Dalam novel ini bukan hanya
menceritakan pemutaran ulang kisah hidup, namun Ray (tokoh
dalam novel) diberi kesempatan melihat dari sisi lain yang ia
tidak pernah tahu sebelumnya. Perjalanan inilah yang akhirnya
mampu menjawab lima besar pertanyaan yang mengetuk-ngetuk
hati dan kepalanya sepanjang hidupnya.
Masa kecil Ray yang masih dipanggil Rehan, tinggal di
sebuah panti asuhan dan tak tahu asal mula kehidupannya sendiri.
Ia tumbuh menjadi seorang anak lelaki nakal, dengan fisik yang
kuat, dan berotak amat cerdas. Ia menjadi nakal adalah semata-
mata karena dipicu lingkungan panti asuhan yang “tidak ideal”.
Penjaga panti mengeksploitasi anak-anak dengan mempekerjakan
mereka di jalanan. Ia pun menyalahgunakan sumbangan dari para
donator demi mencapai ambisinya untuk naik haji.
50
Andhika Prasetia, “Anies Baswedan, Dee Lestari dan Tere Liye Dapat
Anugerah IKAPI Award 2016”, https://m.detik.com/news/berita/d-
3308665/anies-baswedan-dee-lestari-dan-tere-liye-dapat-anugerah-ikapi-
award-2016, (diakses pada 20 Mei 2020) 51
Fuji Pratiwi, “Tere Liye Bersyukur Raih Apresiasi di Islamic Book
Fair”, http://www.google.com/amp/s/m.republika.co.id/amp/opdigl328,
(diakses pada 20 Mei 2020)
https://m.detik.com/news/berita/d-3308665/anies-baswedan-dee-lestari-dan-tere-liye-dapat-anugerah-ikapi-award-2016https://m.detik.com/news/berita/d-3308665/anies-baswedan-dee-lestari-dan-tere-liye-dapat-anugerah-ikapi-award-2016https://m.detik.com/news/berita/d-3308665/anies-baswedan-dee-lestari-dan-tere-liye-dapat-anugerah-ikapi-award-2016http://www.google.com/amp/s/m.republika.co.id/amp/opdigl328
-
35
Rehan yang cerdas dapat menangkap peta politik si penjaga
panti, sehingga ia menjadi seorang yang skeptis. Termasuk
skeptis tehadap takdir hidupnya sendiri. Meski begitu, Rehan
memiliki seseorang yang amat menyayanginya. Ia adalah Diar
teman sekamar Rehan yang selalu peduli. Diar yang selalu
menyisakan setengah jatah makanannya ketika sahabatnya pulang
larut malam
Jika saat itu Rehan tidak peduli dan menerima kebaikan
dengan datar-datar saja, itu karena mata dan hatinya sudah
diliputi perasaan benci. Benci terhadap penjaga panti yang sok
suci di matanya, benci terhadap takdirnya hingga menggiringnya
memilih kabur dari panti asuhan itu dan memilih menjadi preman
di terminal, dan mulai belajar berjudi. Sedangkan Diar, sahabat
baiknya sebagaimana penghuni panti lainnya menjadi keseharian
dengan bekerja.
Dalam novel ini Tere Liye berusaha menuangkan segala
pemikiran dan pemahamannya tentang hidup dan berkehidupan.
Membangkitkan kesadaran pembaca bahwa banyak sisi hidup
yang tidak diketahui dan ternyata tidak seperti yang kita pikirkan.
Perjalanan dan kilas balik yang dialami Ray ibarat kepingan
puzzle yang pada akhirnya ia temukan sehingga terbentuklah
gambaran hidup yang utuh.
Menurut deskripsinya, novel ini termasuk ke dalam novel
fantasi. Seperti yang dipaparkan oleh Jakob Sumardjo dan Saini
K.M, bahwa novel fantasi bercerita tentang hal-hal yang tidak
realistis dan serba tidak mungkin dilihat dari pengalaman sehari-
-
36
hari.52
Novel ini terbilang unik, karena novel ini menggunakan
sudut pandang orang ketiga serba tahu.
F. Profil Buku
Judul Buku :Rembulan Tenggelam di Wajahmu
Penulis : Tere Liye
Penerbit : Republika
Desainer Sampul : Eja-Creative14
Tahun Cetak ke-1 : Februari 2009
Tahun Cetak ke-36 : November 2018
Tebal : 426 hlm
52
Jakob Sumardjo dan Saini K.M, Antologi Apresiasi Kesusastraan.,
Jakarta: Gramedia, 1986, hlm. 29.
-
37
BAB IV
TEMUAN DAN ANALISIS DATA
A. Pesan Moral dalam Novel Rembulan Tenggelam di
Wajahmu
Pesan moral dalam novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu
mencakup beberapa aspek. Di antaranya adalah moral manusia
kepada Tuhan, moral manusia kepada diri sendiri, dan moral
manusia kepada manusia lain. Ketiga aspek ini menjadi poin yang
dijadikan rujukan dalam penelitian.
Berikut ini merupakan analisis isi pesan moral dalam novel
Rembulan Tenggelam di Wajahmu:
1. Moral Manusia kepada Tuhan
Wujud pesan moral dalam kehidupan manusia dengan
Tuhan. Hubungan manusia dengan Tuhan dilakukan dengan
berdoa ataupun wujud lain yang menunjukkan adanya
hubungan vertikal dengan Yang Maha Kuasa.
Dalam novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu
terkandung pesan dari kalimat sebagai berikut:
a. Malam kemenangan. Semua berlomba
menggemakan nama besar Tuhan. Semua muka
mengekspresikan kebahagiaan. Mulut-mulut
mendesah atau malah berteriak seperti anak-anak
di masjid ujung gang yang berebut mik.
Berguling-guling menyikut rekan sepantaran.
Meneriakkan takbir dengan suara fals bin
cempreng. Asyik sekali. Tidak penting keluh-
-
38
protes telinga-telinga yang mendengarkan. (Bab 1.
hlm. 2)
b. Maka kepalanya mendongak ke atas. Mencari
mukaMu yang konon katanya ada dimana-mana.
Menggetarkan sekali mendengar pertanyaan yang
tidak terucap itu. Menggetarkan sekali menyimak
percakapan tanpa suara itu. Karena, Engkau selalu
menjawab setiap pertanyaan. Sungguh, satu
jawaban untuk satu pertanyaan. Jawaban yang
sempurna. Tidak lebih, tidak kurang. Tetapi Rinai
tidak tahu itu, ia terlampau kecil untuk mengerti.
Rinai hanya tahu ia mau menangis. Hatinya sedih.
Teramat sedih malah. Maka matanya pun
membasah. Memeluk boneka beruang madunya
lebih erat.” (Bab 1. hlm. 5)
c. “Kalau urusan sekecil itu saja sudah ditentukan,
bagaimana mungkin urusan manusia yang lebih
besar luput dari ketentuan.... Bagi binatang,
tumbuh-tumbuhan, dan benda-benda mati,
kehidupan adalah sebab-akibat. Mereka hanya
menjalani hukum alam yang sudah ditentukan.”
(Bab 8. hlm. 56)
d. “Ray, penjaga Panti itu mendapatkan penjelasan
atas pertanyaan-pertanyaannya saat itu juga.... Dia
mendapatkannya secara langsung. Semua itu
karena Diar.... Diar telah membuka hati yang
membeku itu. Diar menjadi sebab sebuah
-
39
pertobatan, sebab Tuhan berkenan menemukan
penjaga Panti itu kembali.” (Bab 10. hlm. 77)
e. “Berdoalah, Ray. Hanya itu yang bisa kita
lakukan.” (Bab. 14. hlm.134)
f. “Ray, kehidupan ini selalu adil. Keadilan langit
mengambil berbagai bentuk. Meski tidak semua
bentuk itu kita kenali, tapi apakah dengan tidak
mengenalinya kita bisa berani-beraninya bilang
Tuhan tidak adil? Hidup tidak adil? Ah, urusan ini
terlanjur sulit bagimu, karena kau selalu keras-
kepala.” (Bab 17. hlm. 172)
g. “Pembalasan di dunia hanya sepotong kecil dari
keadilan langit. Ada cara lain bagi Tuhan untuk
membuat timbangan keadilan itu berjalan baik.
Kau dan sebagian besar orang di muka bumi boleh
jadi mengingkarinya, tapi itu nyata, pembalasan
hari akhir itu nyata, senyata kau yang sekarang
tersungkur mengenang masa lalu ini.” (Bab 18.
hlm. 201)
h. Ya Tuhan, dia rindu sekali menatap wajah Ayah-
Bundanya. Rindu sekali mendengar suara mereka
memanggil namanya. Rindu sekali bersembunyi
dalam peluknya…. (Bab. 19. hlm. 204)
i. Apa maksud semua ini, Tuhan? Aku mohon,
jangan sampai. (Bab. 26. hlm. 292)
j. “Kau tahu, istrimu benar-benar ingin menjadi istri
yang baik untukmu, menjadi ibu yang baik untuk
-
40
anak-anakmu. Ia tak pandai ilmu agama, ia baru
belajar itu semua saat kalian menikah. Tapi dia
paham sebuah kalimat yang indah, nasihat
pernikahan kalian yang disampaikan penghulu:
Istri yang ketika meninggal dan suaminya ridha
padanya, maka pintu surga dibukakan lebar-lebar
baginya.” (Bab 28. hlm. 316)
k. Sama seperti dulu, meski hatinya marah, meski
hatinya mengutuk langit berkali-kali, Ray tetap
terpesona menatap rembulan di langit. Merasa
damai dengan sepotong ciptaan Tuhan yang
seolah-olah digantungkan begitu saja itu. (Bab. 31.
hlm. 343)
l. Malam-malam itu meski amat bencinya dengan
keputusan Tuhan, amat marahnya dengan segala
takdir, sepotong rembulan di atas selalu
membuatnya berterima-kasih. Mungkin itulah
gunanya Tuhan menciptakan rembulan terlihat
indah dari bumi. Menjadi penghiburan bagi hati
yang resah saat menatapnya. (Bab. 31. hlm. 343)
m. “Kau benar, Ray. Ada satu janji Tuhan. Janji
Tuhan yang sungguh hebat, yang nilainya beribu
kali tak terhingga dibandingkan menatap rembulan
ciptaanNya. Tahukah kau? Itulah janji menatap
wajahNya. Menatap wajah Tuhan. Tanpa tabir,
tanpa pembatas.... Saat itu terjadi maka sungguh
seluruh rembulan di semesta alam tenggelam tiada
-
41
artinya. Sungguh seluruh pesona dunia akan layu.
Percayalah selalu atas janji itu, Ray, maka hidup
kita setiap hari akan terasa indah....” (Bab 37. h.
425)
2. Moral Manusia kepada Diri Sendiri
Wujud pesan moral dalam kehidupan manusia dengan diri
sendiri. Nilai moral individual adalah nilai moral yang
menyangkut hubungan manusia dengan kehidupan diri
pribadi atau cara manusia memperlakukan diri pribadi.
Dalam novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu
terkandung pesan dari kalimat sebagai berikut:
a. Dasar bodoh. Diar bisa saja mengambil jatah lebih
dari upahnya yang hanya tiga ribu perak perhari
dari kotak uang ini. Tidak ada yang tahu. Tetapi
Diar selalu saja jujur menyerahkan semuanya.
(Bab. 4. hlm. 22)
b. Pasien berumur enam puluh tahun itu tertunduk
dalam-dalam. Tubuhnya masih terduduk di aspal
terminal. Sementara di kejauhan, tubuh Diar sudah
dilarikan dengan salah-satu angkutan umum.
Melesat menuju rumah sakit terdekat. (Bab. 9.
hlm. 63)
c. “Aku... Akulah yang merusak tasbih itu....” (Bab.
9. hlm. 71)
d. “Maafkan aku, Bapak! Maafkan aku yang telah
merusak tasbih itu. Tidak mendengarkan,
-
42
padahal.... Bapak sudah melakukan banyak
kebaikan kepada kami. Semoga, semoga Tuhan
membalas segala kebaikan itu. Maafkan aku,
Bapak... maafkan Diar yang nakal....” (Bab. 9.
hlm. 75)
e. “Kau tahu, penjaga Panti tertegun lama saat
menerimanya. Menyesali betapa buruknya dia
berusaha menjelaskan berbagai pertanyaannya
dulu dengan caranya sendiri, mencari pembenaran
atas semua potongan kehidupannya.” (Bab. 10.
hlm. 78)
f. Yang dia tahu hatinya perlahan menuntun
tangannya. Tangan pasien itu terjulur ke depan.
Gemetar. Mencoba mengelus wajah Diar yang
membeku. Wajah lebam, wajah bengkak, wajah
yang.... Hei, wajah yang tersenyum amat
memesona. terlihat begitu menawan. (Bab. 11.
hlm. 84)
g. Di kelas itu hanya ada empat murid. Semuanya
anak jalanan. Melihat mereka Ray urung berkecil
hati, ternyata ketiga teman sekelasnya sumuran,
hanya satu yang sesuai dengan usia anak sekolah
menengah pertama kelas satu. Guru yang mengajar
tadi pagi adalah bapak-bapak setengah baya.
Biasa-biasa saja. Tidak ada Ibu Guru Nusi. (Bab
11. hlm. 92)
-
43
h. Dan Ray sejak malam itu benar-benar merasakan
janji kehidupan yang lebih baik. Rumah Singgah
ini memberikan sepotong kehidupan baru yang
indah baginya. Anak-anak lain menjadi keluarga
baginya. Mereka malah lebih dari sekedar
keluarga. (Bab. 11. hlm. 97)
i. Dia akhirnya bersekolah. Rutinitas harian yang
menyenangkan. Tidak ada yang memaksa. Dan dia
mulai menata masa depan yang lebih baik. Merasa
memiliki janji masa depan yang baik. Janji-janji
dari kisah Bang Ape setiap Sabtu-malam. Dia
bermimpi setelah lulus ujian persamaan minggu
depan akan meneruskan kuliah. (Bab. 14. hlm.
139)
j. “... Kau tidak tahu memang, karena Ilham selama
sepuluh tahun itu selain belajar bagaimana
membuat lukisan yang lebih baik, juga
mendapatkan bonus dari kegagalan sebelumnya:
belajar tentang kerendahan-hati. Ilham
memutuskan untuk tidak menuliskan nama di
setiap lukisannya.” (Bab. 17. hlm. 170)
k. Dimasa-masa menunggu itu, dia pernah memaksa
dirinya datang mengunjungi sel tahanan Plee.
Membujuk hatinya untuk terakhir kali menemui
Plee. Bertanya apa kabarnya? Meminta maaf atas
kekeliruan di lantai 40, memeluk Plee. (Bab. 20.
hlm. 219)
-
44
l. Ray menelan ludah. Mengusap rambut panjangnya
yang sebelum berangkat disisir rapi sepuluh kali.
Dia harus mencoba, bisik separuh hati Ray. Apa
salahnya? Sudah lama dia merencanakannya.
Kalau ia menolak? Setidaknya dia sudah pernah
mengajaknya. Ray meremas jemarinya. Gugup.”
(Bab 24. hlm. 260)
m. “Aku baik-baik saja, ceroboh. Aku senang
mendengarnya. Amat senang. Tetapi aku tidak
membutuhkan itu, Yang. Rumah besar, mobil,
berlian, pakaian yang indah. Bagiku kau ikhlas
dengan semua yang kulakukan untukmu. Ridha
atas perlakuanku padamu. Itu sudah cukup.” (Bab.
25. hlm. 281)
n. “Aku menginginkan kau bahagia melihat anak-
anak kita. Kau bahagia melihat mereka tumbuh
besar. Kau ikhlas dengan semua apa yang
kulakukan untukmu. Kau menerima apa-adanya
semua yang kulakukan untukmu, kau ridha. Aku
takut kepergian anak itu membuat kau sedih. Aku
sungguh akan lebih sedih melihat kau sedih….”
(Bab. 26. hlm. 295)
o. Ray bergegas menuju penginapan terdekat. Ada
banyak hal yang harus dilakukan besok. Ada
banyak hal yang ingin direncanakannya besok.
Kesedihan ini harus dilalui dengan banyak
aktivitas. (Bab. 29. hlm. 328)
-
45
3. Moral Manusia kepada Manusia Lain
Wujud pesan moral dalam kehidupan manusia dengan
sesama dalam lingkup sosial maupun lingkungan alam.
Manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial yang saling
membutuhkan satu sama lain. Hal ini menimbulkan berbagai
macam hubungan antara lain seperti kasih sayang, rasa
hormat, suka menolong, saling berbagi, dan lain-lain yang
melibatkan adanya interaksi dengan sesama manusia.
Di dalam novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu
terkandung pesan dari kalimat sebagai berikut:
a. Diar, anak panti asuhan yang sekamar dengannya,
setengah jam kemudian berbaik hati menyelinap
ke halaman Panti, berusaha menyerahkan
sebungkus roti tawar dan segelas cendol melalui
balik pintu. Sayang, penjaga Panti keburu tahu.
Mendelik mengancam Diar dengan pecut rotan,
“Biarkan bangsat itu berbuka dengan air hujan!
Atau kau mau bersamanya di luar??” (Bab 2. hlm.
13)
b. “Pulanglah! Istirahat. Besok hari raya....” Dokter
senior, salah satu dari tiga dokter yang memeriksa
pasien di atas ranjang-pemilik kongsi bisnis
terbesar yang pernah ada- tersenyum ke arah suster
yang terlihat lelah. (Bab 3. hlm. 17)
c. “Kami rindu kau, Rehan.” Diar menggigit bibir,
memecah diam, mengatakan kalimat itu sambil
menatap Rehan seperti seorang adik yang menatap
-
46
kakaknya. Ya, anak-anak di Panti itu sudah bagai
keluarga. Apalagi dengan semua kesulitan yang
timbul dari penjaga Panti. Apalagi bagi Diar,
Rehan selalu penting. (Bab 4. hlm. 25)
d. “Jangan. Jangan lakukan....” Diar yang dari tadi
hanya mentap bingung buru-buru melangkah
masuk. Berusaha mencegah. (Bab 4. hlm. 26)
e. “Kau tahu, Ray, banyak mereka yang tidak
menyadari kalau penjelasan itu sudah datang....
Mungkin karena mereka terlalu dibutakan oleh
kehidupan itu sendiri. Mungkin karena mereka
tidak pernah memiliki kemampuan untuk
menggapai penjelasannya. Mungkin juga karena
mereka terlalu berharap penjelasan itu datang
dengan amat fantastis. Dalam banyak hal, banyak
kasus, penjelasan itu justru datang dengan
sederhana.” (Bab 7. hlm. 42)
f. “Ray, tidak ada kehidupan di dunia yang sia-
sia....” Orang dengan wajah menyenangkan itu
menyentuh lembut bahu pasien yang berdiri di
sebelahnya.” (Bab 8. hlm. 55)
g. “Bagi manusia, hidup ini juga sebab-akibat, Ray.
Bedanya, bagi manusia sebab-akibat itu
membentuk peta dengan ukuran raksasa.
Kehidupanmu menyebabkan perubahan garis
kehidupan orang lain, kehidupan orang lain
mengakibatkan perubahan garis kehidupan orang
-
47
lainnya lagi, kemudian entah pada siklus keberapa,
kembali lagi ke garis kehidupanmu.... Saling
mempengaruhi, saling berinteraksi....” (Bab 8.
hlm. 57)
h. Diar ingat sekali, saat tubuh ringkihnya menjejak
bangunan Panti untuk pertama kalinya, saat dia
canggung mendekat meja makan, Rehan-lah yang
tersenyum-memberikan kursi. Saat dia takut-takut
berkenalan dengan anak Panti lainnya yang lebih
besar, Rehan-lah yang menerimanya pertama kali.
Menawarinya tinggal sekamar. (Bab 9. hlm. 74)
i. “Terlepas dari buat siapa uang tersebut,
sayangnya, tidak semua orang beruntung
mengetahui apa sebab-akibat dari setiap kejadian
yang dihadapinya seperti kau sekarang....” (Bab
10. hlm. 79)
j. “Tidak banyak yang tahu apa sebab-akibat dari
setiap keputusan hidup yang akan diambilnya. Apa
sebab-akibat dari kehidupannya yang mungkin dia
pikir selama ini biasa-biasa saja, tidak berguna,
atau menyakitkan malah.” (Bab 10. hlm. 79)
k. “Sejatinya, dengan mengerti bahwa setiap
potongan hidup ini penting, maka seseorang tidak
akan banyak bertanya seperti kau menghabiskan
masa enam belas tahun bertanya sesak di Panti....”
(Bab 10. hlm. 79)
-
48
l. “Ray, itulah mengapa tidak semua orang mengerti
apa sebab-akibat kehidupannya. Dengan tidak
tahu, maka mereka yang menyadari kalau tidak
ada yang sia-sia dalam kehidupan akan selalu
berbuat baik. Setiap keputusan yang akan mereka
ambil, kejadian-kejadian menyakitkan, kejadian-
kejadian menyenangkan, itu semua akan mereka
sadari sebagai bagian dari siklus bola raksasa yang
indah, yang akan menjadi sebab-akibat bagi orang
lain. Dia akan selalu berharap perbuatannya
berakibat baik ke orang lain.” (Bab. 10. hlm 81-
82)
m. “Kalau kau memahaminya dari sisi positif, maka
kau akan mengerti ada yang peduli atau bermiliar-
miliar bulir air yang membuat riak tersebut. Peduli
atas riak-riak yang kau timbulkan di atas kolam,
sekecil atau sekejap apapun riak itu. Dan saat kau
menyadari ada yang peduli, maka kau akan selalu
memikirkan dengan baik semua keputusan yang
akan kau ambil. Sekecil apa pun itu, setiap
perbuatan kita memiliki sebab-akibat....” (Bab. 10.
hlm. 82)
n. “Siklus sebab-akibat sudah ditentukan. Tidak ada
yang bisa merubahnya, kecuali satu: yaitu
kebaikan. Kebaikan bisa merubah takdir....” (Bab
10. hlm. 83)
-
49
o. “Seseorang yang memahami siklus sebab-akibat
itu, seseorang yang tahu bahwa kebaikan bisa
merubah siklusnya, maka dia akan selalu mengisi
kehidupannya dengan perbuatan baik. Mungkin
semua apa yang dilakukannya terlihat sia-sia,
mungkin apa yang dilakukannya terlihat tidak ada
harganya bagi orang lain, tapi dia tetap mengisinya
sebaik mungkin.” (Bab. 10. hlm 83)
p. Hari ini, sesuai pembicaraan dengan Bang Ape dua
hari lalu, Ray mendaftarkan dir ikut sekolah
informal. Kakak-kakak penanggung-jawab Rumah
Singgah itu yang menyarankan, “Setidakya kau
punya aktivitas, Ray. Mengisi waktu luang dengan
hal-hal positif. Siapa tahu kau akan lebih banyak
tersenyum setelah pergi sekolah. Kami bosan
melihat kau hanya melamun dan menyeringai.”
Bang Ape tertawa. Ray hanya pelan mengangguk.
Sukarela mendaftar.” (Bab 11. hlm. 89)
q. Bang Ape hanya sibuk mengingatkan soal masa
depan. Mereka selalu diingatkan untuk menyadari
masa depan ditentukan oleh mereka sendiri,
bantuan orang lain ada batasnya. (Bab. 11. hlm.
91)
r. “Kalian mungkin memiliki masa lalu yang buruk,
tapi kalian memiliki kepal tangan untuk
mengubahnya. Kepal tangan yang akan
menentukan sendiri nasib kalian hari ini, kepal
-
50
tangan yang akan melukis sendiri masa depan
kalian.” (Bab 11. hlm. 96)
s. Malam itu Bang Ape mangatakan kalimat tersebut,
kemudian menambahkannya dengan kalimat:
“Kalian akan tetap menjadi saudara di mana pun
berada, kalian sungguh akan tetap menjadi
saudara. Tidak ada yang pergi dari hati. Tidak
ada yang hilang dari sebuah kenangan. Kalian
sungguh akan tetap menajdi saudara.” (Bab.11.
hlm. 97)
t. “Kau pasti menang,” Ray berkata pelan. (Bab.11.
hlm. 100)
u. “Berapa kali aku pernah bilang, Rumah Singgah
tidak mendidik kalian menjadi preman, Ray. Kau
tidak seharusnya melakukan tindakan bodoh-“
(Bab. 12. hlm. 109)
v. “Kau berbeda dengan mereka Ray. Kalian berbeda
dengan anak jalanan. Aku tidak membangun
Rumah Singgah untuk menjadikan kalian preman.
Aku ingin kalian berpendidikan, memiliki
kebanggan atas hidup, bertanggung-jawab. Suatu
saat kau akan mengerti, terkadang pukulan tidak
mesti dibalas pukulan. Luka tidak mesti dibalas
luka.” (Bab 12. hlm. 110)
w. “Tahukah kau, kita bisa menukar banyak hal
menyakitkan yang dilakukan orang lain dengan
sesuatu yang lebih hakiki.... Rasa sakit yang
-
51
timbul karena perbuatan aniaya dan menyakitkan
dari orang lain itu sementara, Ray. Pemahaman
dan penerimaan tulus dari kejadian menyakitkan
itulah yang abadi....” (Bab. 12. hlm. 110)
x. “Meskipun dalam situasi tertentu apa yang kau
lakukan bisa saja dimengerti, mungkin malah
dibela dan dipuji. Tapi kalian berbeda. Kalian
anak-anak yang tahu menyikapi persoalan dengan
baik. Setidaknya aku berharap kalian akan seperti
itu suatu saat kelak, menyadari bahwa tidak semua
persoalan hanya bisa diselesaikan dengan
menyalahkan, lantas membalas.” (Bab. 12. hlm.
110-111)
y. “Berapa kali harus kubilang, aku tidak pernah
mendirikan Rumah Singgah untuk menjadikan
kalian anak-anak berandalan. Anak-anak yang
suka berkelahi. Aku mendirikan Rumah Singgah
itu karena ingin melihat kalian tumbuh menjadi
anak-anak yang berbeda. Yang mengerti ada
banyak pemecahan masalah baik untuk setiap
urusan. Yang memahami terkadang sebuah
penerimaan akan memberikan hikmah yang luar-
biasa. Yang selalu yakin, kalau semua orang
berpikiran itu bisa dibenarkan, bukan berarti itu
menjadi bisa dibenarkan. Kalian tetap meyakini
kalau itu sesungguhnya keliru karena kalian tahu
itu memang keliru.” Bang Ape berkata dengan
-
52
intonasi bertenaganya,terdengar amat kecewa.
(Bab. 13. hlm. 125)
z. “Aku tahu apa yang akan kau lakukan, Ray....
Jangan melakukan hal bodoh.” Bang Ape menelan
ludah. Mencengkeram lengan Ray. (Bab. 14. hlm.
135)
aa. “Kau mau segelas cokelat panas, Ray? Aku baru
tiba. Warga baru. Kau penghuni kampung sini?
Tempat yang menyenangkan, bukan.... Mau?
Mari!” (Bab. 16. hlm. 154)
bb. Plee rajin menawarinya berkunjung. Mampir. Dan
Ray seperti biasa tidak bisa menolak ajakan itu.
Apa salahnya? Plee dengan senang hati
menyiapkan segelas cokelat panas setiap kali dia
singgah. (Bab. 16. hlm. 157)
cc. “Masalahnya kau tidak seharusnya jahat, Ray. Kau
tidak seharusnya menjalani masa-masa gelapmu
dengan alasan karena hidup ini tidak adil. Kau
tidak seharusnya menyalahkan orang-orang yang
membuat kehidupanmu buruk, lantas mencari
pembenaran-pembenaran.” (Bab. 17. hlm. 166)
dd. “Kalau kau tidak boleh menyalahkan orang lain
dalam urusan ini, apalagi menyalahkan Tuhan,
Ray.... Itu tidak boleh terjadi, meski amat lazim
dilakukan orang-orang.” (Bab. 17. hlm. 167)
ee. Pukul 07.30, mushalla kecil dekat tower
mengumandangkan khotbah hari raya, “Bukan
-
53
sisa-sisa, tapi berikanlah yang terbaik. Karena
yang terbaik itu akan kembali kepada kalian.”
Pengkhotbah berkata lirih (Bab. 18. hlm. 196)
ff. “Waktu itu kau sering bertanya mengapa Tuhan
memudahkan jalan bagi orang-orang jahat?
Mengapa Tuhan justru mengambil kebahagiaan
dari orang-orang baik? Itulah bentuk keadilan
langit yang tidak akan pernah kita pahami secara
sempurna. Beribu wajahnya. Berjuta bentuknya.
Hanya satu cara untuk berkenalan dengan bentuk-
bentuk itu. Selalulah berprasangka baik. Aku tahu
kata-kata ini tetap saja sulit dimengerti. Aku
sederhanakan bagimu, Ray, maksudnya adalah
selalulah berharap sedikit. Ya, berharap sedikit,
memberi banyak. Maka kau akan siap menerima
segala bentuk keadilan Tuhan.” (Bab. 18. hlm.
201)
gg. “Jangan nangis, Sayang. Ayo, Rehan anak yang
kuat. Cup-cup-cup.” Ibunya membujuk lembut.
Mengusap pipi kemerah-merahan bayi dalam
rengkuhan mesranya. (Bab. 19. hlm. 2