PESAN MORAL DALAM NOVEL REMBULAN TENGGELAM DI...

111
PESAN MORAL DALAM NOVEL REMBULAN TENGGELAM DI WAJAHMU KARYA TERE LIYE SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh: Ayu Amanahwati Pertiwi Suryadi NIM: 1113051000220 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1441 H / 2020 M

Transcript of PESAN MORAL DALAM NOVEL REMBULAN TENGGELAM DI...

  • PESAN MORAL DALAM NOVEL REMBULAN

    TENGGELAM DI WAJAHMU KARYA TERE LIYE

    SKRIPSI

    Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

    Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

    Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

    Oleh:

    Ayu Amanahwati Pertiwi Suryadi NIM: 1113051000220

    JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

    FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

    SYARIF HIDAYATULLAH

    JAKARTA

    1441 H / 2020 M

  • i

    ABSTRAK

    Ayu Amanahwati Pertiwi S

    NIM: 1113051000220

    Analisis Isi Pesan Moral dalam Novel “Rembulan Tenggelam di

    Wajahmu”

    Novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu menceritakan tentang

    5 pertanyaan hidup Raihan Raujana yang belum terjawab. Disaat ia

    sakit, Rey diberikan sebuah kesempatan. Kesempatan itu seperti

    memutar kembali semua kisah hidupnya sejak ia kecil sampai ia jatuh

    sakit. Dalam kesempatan itu ia didampingi oleh seseorang yang disebut

    dalam novel ini sebagai “orang berwajah-ramah”. Kesempatan itu

    menjawab semua pertanyaan besar dalam hidupnya.

    Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apa pesan moral

    yang terkandung dalam novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu?

    Apakah pesan moral yang paling mendominasi dalam novel Rembulan

    Tenggelam di Wajahmu? Serta bagaimana pesan moral yang

    terkandung dalam novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu?

    Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis isi

    (content analysis) melalui pendekatan kuantitatif. Menurut Weber,

    analisis isi adalah sebuah metode penelitian dengan menggunakan

    seperangkat prosedur untuk membuat inferensi yang valid dari teks.

    Teknik analisis data dilakukan setelah penelitimembuat tiga kategori

    pesan moral; moral manusia kepada Tuhan, moral manusia kepada diri

    sendiri, dan moral manusia kepada manusia lain dalam novel Rembulan

    Tenggelam di Wajahmu yang diuji oleh 3 orang juri yang berkompeten.

    Penulis meneliti keseluruhan isi dalam novel Rembulan

    Tenggelam di Wajahmu. Setelah diteliti, dalam novel Rembulan

    Tenggelam di Wajahmu terdapat beberapa pesan moral, diantaranya

    pesan moral manusia kepada Tuhan, moral manusia kepada diri sendiri,

    dan moral manusia kepada manusia lain. Di dalam novel Rembulan

    Tenggelam di Wajahmu setelah dianalisis dan dilakukan perhitungan

    data maka dapat diketahui pesan moral yang menunjukkan nilai yang

    paling mendominasi yaitu moral manusia kepada manusia lain dengan

    perolehan prosentase sebesar 62%, sedangkan pesan moral manusia

    kepada diri sendiri sebesar 20%, dan pesan moral manusia kepada

    Tuhan sebesar 18%. Pesan moral yang terkandung dalam novel

    Rembulan Tenggelam di Wajahmu dikemas sangat apik dan menarik

    para pembaca, sehingga pembaca dengan mudah mendapatkan manfaat

    dari novel tersebut.

    Kata Kunci : Pesan Moral, Moral Manusia Kepada Tuhan, Moral

    Manusia Kepada Diri Sendiri, Moral Manusia Kepada Manusia Lain

  • ii

    KATA PENGANTAR

    Bismillaahirrahmaanirrahiim,

    Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah

    SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, yang telah

    memberikan banyak kenikmatan dan senantiasa memberikan

    hidayah-Nyakepada makhluk-Nya dan berkat izin-Nya pula

    penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam

    semoga tercurahkan kepada baginda Rasulullah Nabi Muhammad

    SAW, yang merupakan penyelamat dan tauladan bagi seluruh

    ummat di muka bumi ini.

    Dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa

    terselesaikannya skripsi ini tidak lepas dari bantuan serta

    dukungan dari berbagai pihak. Dalam penyusunan skripsi ini,

    penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak

    yang telah membantu, baik secara langsung maupun tidak

    langsung. Khususnya kapada kedua orang tua tercinda, Ayahanda

    Suryadi, dan Ibunda Siti Umronih yang selalu memberikan kasih

    sayang dan perhatiannya, yang selalu memberikan dukungan,

    semangat, motivasi, nasihat, serta doa hingga penulis dapat

    menyelesaikan skripsi ini. Selain itu, peneliti juga ingin

    mengucapkan terima kasih kepada:

    1. Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, Lc., M.A

    sebagai Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

    2. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Dr.

    Suparto, M. Ed, P.hD, Wakil Dekan Akademik Dr. Siti

    Napsiyah Ariefuzzaman, S.Ag., MSW. Wakil Dekan

    Bidang Administrasi Umum Dr. Sihabudin Noor, M.Ag.,

  • iii

    Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan Drs. Cecep

    Castrawidjaya, M.A.

    3. Ibu Dr. Armawati Arbi, M.Si, selaku Ketua Jurusan

    Komunikasi dan Penyiaran Islam serta Bapak Dr. H. Edi

    Amin, M.A, selaku Sekretaris Jurusan Komunikasi dan

    Penyiaran Islam.

    4. Ibu Nasichah, M.A. selaku dosen Pembimbing Akademik.

    5. Ibu Dra. Rochimah Imawati, M.Psi, selaku dosen

    pembimbing yang dengan sabar telah banyak membantu

    dan memberikan nasihat serta arahan kepada penulis.

    6. Seluruh Dosen dan tenaga kependidikan Fakultas Ilmu

    Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah

    Jakarta yang telah memberikan ilmu dan wawasannya.

    7. Adikku tersayang, Akbar Satrio Nugroho. Semoga Allah

    selalu melimpahi keberkahan dan kasih sayang-Nya.

    8. Para juri dalam penelitian ini, Ustad Muhammad Nur

    Afif, S.Pd.I sebagai juri I, Ibu Neneng Juwita, S.Pd

    sebagai juri II, Ustad Hariyanto fathi, M.Ag sebagai juri

    III, yang telah meluangkan waktu untuk penulis dalam

    meneliti dan menganalisis novel yang diteliti, serta

    banyak memberi wawasan kepada penulis. Semoga

    kebaikan mereka dibalas oleh Allah SWT.

    9. Pustakawan perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan

    Ilmu Komunikasiserta pustakawan Perpustakaan Utama

    UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

  • iv

    10. Teman-teman, guru, serta staf Rainbows Playgroup and

    Kindergarten. Terima kasih atas dukungan dan

    semangatnya kepada penulis selama ini.

    11. Teman-teman “Ciwi-ciwi Berkuda di Eropa”. Terima

    kasih atas dukungan, doa, dan semangatnya kepada

    penulis. Semoga selalu diberi keberkahan dan

    keselamatan oleh Allah SWT.

    12. Terima kasih Faisal dan Rahay, yang selalu memberikan

    motivasi, semangat dan siap membantu dalam pengerjaan

    skripsi ini. Semoga Allah SWT senantiasa mebalas

    kebaikan kalian.

    13. Teman-teman KPI E angkatan 2013. Terima kasih atas

    keceriaan yang diberikan. Semoga kebahagiaan dan

    kesuksesan selalu menyertai kita semua.

    14. Untuk semua pihak yang telah membantu langsung

    maupun tidak langsung, terima kasih. Semoga Allah SW

    senantiasa membalas kebaikan kalian semua.

    Demikianlah rasa syukur dan terima kasih yang dapat

    peneliti sampaikan. Harapan penulis, semoga skripsi ini

    bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca.

    Aamiin Yaa Rabbal „Alamiin...

    Terima kasih

    Jakarta, 26 Juni 2020

    Penulis

  • v

  • vi

    DAFTAR ISI ABSTRAK .............................................................................................. i

    KATA PENGANTAR ........................................................................... ii

    DAFTAR TABEL ............................................................................... viii

    DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... ix

    BAB I ..................................................................................................... 1

    PENDAHULUAN ................................................................................. 1

    A. Latar Belakang Masalah............................................................. 1

    B. Identifikasi Masalah ................................................................... 6

    C. Pembatasan dan Perumusan Masalah......................................... 7

    D. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................. 8

    E. Metodologi Penelitian ................................................................ 9

    F. Tinjauan Pustaka ...................................................................... 15

    BAB II .................................................................................................. 17

    TINJAUAN TEORITIS ....................................................................... 17

    A. Pengertian Analisis Isi ............................................................. 17

    B. Pesan Moral ............................................................................. 20

    C. Tinjauan Tentang Novel........................................................... 27

    BAB III ................................................................................................ 31

    GAMBARAN UMUM ........................................................................ 31

    A. Sekilas Biografi Tere Liye ....................................................... 31

    B. Pendidikan Tere Liye ............................................................... 32

    C. Karya-karya Tere Liye ............................................................. 33

    D. Penghargaan ............................................................................. 33

    E. Deskripsi Isi Novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu .......... 34

    F. Profil Buku ............................................................................... 36

    BAB IV ................................................................................................ 37

  • vii

    TEMUAN DAN ANALISIS DATA.................................................... 37

    A. Pesan Moral dalam Novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu 37

    1. Moral Manusia kepada Tuhan.............................................. 37

    2. Moral Manusia kepada Diri Sendiri ..................................... 41

    3. Moral Manusia kepada Manusia Lain .................................. 45

    B. Analisis Data dalam Novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu

    57

    C. Pesan Moral Yang Paling Dominan ......................................... 68

    D. Pesan Moral dalam Novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu 70

    BAB V ................................................................................................. 73

    PENUTUP ........................................................................................... 73

    A. Kesimpulan .............................................................................. 73

    B. Saran-saran ............................................................................... 74

    DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... 75

  • viii

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1 Kategorisasi Pesan Moral

    Tabel 2 Kesepakatan Antar Juri Keseluruhan Isi Pesan Moral

    Tabel 3 Sub Bab Cerita yang Diteliti

    Tabel 4 Koefisien Reliabilitas Kesepakatan Antar Juri Kategori

    Moral Manusia Kepada Tuhan

    Tabel 5 Koefisien Reliabilitas Kesepakatan Antar Juri Kategori

    Moral Manusia Kepada Diri Sendiri

    Tabel 6 Koefisien Reliabilitas Kesepakatan Antar Juri Kategori

    Moral Manusia Kepada Manusia Lain

    Tabel 7 Jumlah Isi Pesan Moral

  • ix

    DAFTAR LAMPIRAN

    1. Surat Bimbingan Skripsi

    2. Sampul Depan Novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu

    3. Sampul Belakang Novel Rembulan Tenggelam di

    Wajahmu

    4. Surat Pernyataan Juri I

    5. Surat Pernyataan Juri II

    6. Surat Pernyataan Juri III

    7. Daftar Pernyataan Penjurian

    8. Tabel Nilai Antar Juri

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Dekadensi moral merupakan sebuah isu dan wacana yang

    semakin kencang diperbincangkan dan membutuhkan perhatian

    juga penanganan yang serius karena mempengaruhi seluruh

    elemen masyarakat tidak hanya orang dewasa namun juga anak-

    anak. Tidak sedikit anak-anak yang mulai terlibat sebagai pelaku

    tindak kejahatan. Hal tersebut menimbulkan tanda tanya besar

    tentang efektivitas penanaman nilai-nilai moral yang telah

    dipelajari individu sejak usia dini.1

    Moral berasal dari kata latin yaitu mores yang berarti tata

    cara, kebiasaan, dan adat. Perilaku moral berarti yang sesuai

    dengan kode moral kelompok social. Perilaku tak bermoral ialah

    perilaku yang tidak sesuai dengan harapan masyarakat. Perilaku

    demikian bukan disebabkan ketidakacuhan atau harapan

    masyarakat, melainkan ketidaksetujuan dengan standar sosial

    atau kurang adanya perasaan wajib menyesuaikan diri. Perilaku

    amoral lebih disebabkan ketidakacuhan terhadap harapan

    kelompok social daripada pelanggaran sengaja terhadap standar

    kelompok.2

    1 Myrna Apriany Lestari dkk, “Efektivitas Penggunaan Media Buku Cerita

    Brgambar dalam Penanaman Nilai-Nilai Moral Siswa SD Kelas Rendah” ,

    Pedagogi: Jurnal Penelitian Pendidikan., Volume 04 Edisi 02 November 2017 2 Yosephine Priscilia Putri Rosari dkk, “Penerapan Metode Bercerita

    Berbantuan Media Buku Cerita Bergambar untuk Meningkatkan Perilaku

    Moral” , Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Undiksha., Volume 2 N. 1 Tahun

    2014

  • 2

    Ajaran moral dalam karya sastra seringkali tidak secara

    langsung disampaikan, tetapi melalui hal-hal yang sifatnya

    amoral dulu. Hal ini sesuai dengan apa yang dikenal dengan

    tahap katarnis pada pembaca karya sastra. Meskipun sebelum

    mengalami katartis, pembaca atau penonton dipersilahkan untuk

    menikmati dan menyaksikan peristiwa-peristiwa yang sebetulnya

    tidak dibenarkan secara moral, yaitu adegan semacam

    pembunuhan atau banjir darah yang menyebabkan penonton atau

    pembaca senang tetapi juga muak. Jadi untuk menuju moral,

    seringkali penonton harus melalui proses menyaksikan adegan

    yang tidak sejalan dengan kepentingan moral.3

    Karya sastra merupakan salah satu media komunikasi dalam

    bentuk tulisan. Menurut Amriyan Sukandi sastra berfungsi

    mengkomunikasikan ide-ide dan penyaluran pikiran dan

    perasaan. Dalam khazanah kasusastraan, karya fiksi berdasarkan

    bentuknya dapat dibedakan menjadi roman atau sering disebut

    juga novel, novelette dan cerpen.

    Pada dasarnya, perbedaan tersebut terletak pada kadar

    panjang-pendeknya isi cerita, kompleks isi cerita, serta jumlah

    pelaku yang mendukung cerita. Unsur-unsur yang terkandung

    dalam karya fiksi dan cara pengarang memaparkan isi cerita

    memiliki kesamaan meski dalam unsusr-unsur tertentu

    mengandung perbedaan. Dimana hasil telaah suatu roman,

    3 Maguna Eliastuti, “Analisis Nilai-Nilai Moral dalam Novel Kembang

    Turi Karya Budi Sardjono” , Genta Mulia : Jurnal Ilmiah Pendidikan., Volume

    8 No. 1 Januari 2017

  • 3

    misalnya pemahaman ataupun keterampilan melalui telaah

    tersebut dapat diterapkan dalam menelaah novel maupun cerpen.4

    Novel merupakan hasil cipta atau karya yang dapat

    dituangkan melalui ekspresi berupa tulisan yang menggunakan

    bahasa sebagai medianya. Arti kata novel berasa dari bahasa

    Italia yaitu „novella‟ yang berarti sebuah kisah atau cerita. Novel

    mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang

    di sekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat setiap

    pelaku. Selain itu isi novel juga panjang dan memiliki

    permasalahan yang rumit atau kompleks.

    Tarigan mengemukakan bahwa novel mempunyai ciri

    bergantung pada tokoh, menyajikan lebih dari satu impresi,

    menyajikan lebih dari satu efek, menyajikan lebih dari satu

    emosi. Berdasarkan cerita, novel dibagi menjadi berbagai jenis

    yaitu romantis, misteri, komedi, horor, dan inspiratif.5

    Menulis novel adalah salah satu bentuk karya sastra yang

    dimanfaatkan oleh para penulis buku dan tokoh agama maupun

    lainnya sebagai sarana dakwa untuk mengajak manusia ke jalan

    Allah SWT. Karena karya sastra yang berbentuk novel tidak

    terlepas dari latar belakang pengarangnya, apalagi pengarang

    tersebut seorang muslim, besar kemungkinan kelahiran karya

    tersebut dilatar belakangi oleh motivasinya untuk menyampaikan

    4 Aminuddin, Pengantar Apresiasi Karya Sastra., Bandung: Sinar Baru,

    1987, hlm. 66-67. 5 Henry Guntur Tarigan, Metodologi Pengajaran Bahasa., Bandung:

    Angkasa, 1991, hlm. 165.

  • 4

    pesan moral yang terkandung dalam ajaran agamanya, yaitu

    peristiwa yang berlangsung atau dialaminya.6

    Salah satu keunggulan dari karya sastra yaitu mampu

    memberikan efek ruang fikir yang lebih luas bagi pembacanya

    untuk sepakat atau tidak sepakat terhadap isi pesan yang

    terkandung dalam karya sastra tersebut. Dalam hal mutu novel

    tidak dapat diukur melalui nilai estetiknya yang terdapat di

    dalamnya tetapi ia dapat diukur ketika novel dibaca dan dikaji

    kemudian dijadikan bahan refleksi atas segala yang terjadi dalam

    masyarakat.

    Minat masyarakat terhadap buku nampak juga mengalami

    peningkatan. Terlihat dari banyaknya buku bestseller yang

    diserbu masyarakat. Salah satu buku bestseller yang banyak

    diminati di kalangan masyarakat adalah Novel karya Tere Liye

    yang berjudul Rembulan Tenggelam di Wajahmu.

    Novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu menjadi novel yang

    banyak diminati hingga mencapai cetakan ke-36. Hal itu

    membuktikan bahwa novel masih memiliki daya tarik di hati para

    pembacanya. Dalam penelitian ini, peneliti akan membedah

    sebuah novel best seller karya Tere Liye yang berjudul

    “Rembulan Tenggelam di Wajahmu”. Novel ini bergenre drama

    persahabatan dengan ditambah unsur action.

    Novel ini menceritakan tentang Rehan Raujana, sebut saja

    Ray, sejak kecil Ray tinggal di panti asuhan yang sangat

    menyedihkan. Pengurus panti asuhan tersebut yang disebutkan

    6 Burhan Nurgiyantoro, Teori Pengkajian Fiksi., Yogyakarta: Gajah Mada

    University, 1995, hlm. 322.

  • 5

    sebagai „penjaga panti sok suci‟. Ray tumbuh menjadi

    pemberontak, Ray sangat membenci penjaga panti sok suci yang

    selalu menyuruh anak-anak panti asuhan untuk bekerja menjadi

    penyemir sepatu dan pengamen, yang uangnya akan disetorkan

    ke penjaga panti untuk pergi haji.

    Ray termasuk orang yang terpilih. Tuhan memberikan dia

    kesempatan agar dia mendapat jawaban-jawaban yang selalu dia

    nantikan. Disitulah muncul seorang malaikat yang mengenakan

    jubah putih dengan wajah yang sangat lembut. Dengan lembut

    berkata “Lima pertanyaan, lima jawaban.” Akhirnya Ray pun

    diajak kembali menyaksikan kisah-kisah masa lalunya, mengajak

    Ray untuk mendengar jawaban atas pertanyaannya.

    Ada banyak pesan moral yang disampaikan penulis melalui

    karakter-karakter dalam novel ini. Novel ini mengajak

    pembacanya untuk selalu bersyukur serta belajar untuk selalu

    ikhlas dengan segala yang telah diberikan oleh Tuhan. Novel ini

    menyadarkan para pembaca bahwa setiap hal yang terjadi dalam

    hidup, dan apapun yang kita lakukan akan memberikan dampak

    bagi diri sendiri dan orang lain, baik secara langsung maupun

    tidak langsung, sehingga banyak pesan moral yang dapat ambil

    nilainya dari novel tersebut.

    Apabila karya fiksi mengandung dan menawarkan moral

    kepada pembaca, tentunya banyak sekali jenis dan wujud ajaran

    moral yang dipesankan. Dalam karya fiksi yang panjang sering

    terdapat lebih dari satu pesan moral. Hal tersebut belum lagi

  • 6

    berdasarkan pertimbangan dan penafsiran pembaca yang juga

    dapat berbeda dari segi jumlah maupun jenisnya.7

    Jenis atau wujud pesan moral yang terdapat dalam karya

    sastra akan bergantung kepada keyakinan, keinginan, dan interes

    pengarang yang bersangkutan. Jenis ajaran moral itu sendiri dapt

    mencakup masalah yang boleh dikatakan bersifat tak terbatas.

    Secara garis besar persoalan hidup dan kehidupan manusia itu

    dapat dibedakan ke dalam persoalan hubungan manusia dengan

    diri sendiri, hubungan manusia dengan manusia lain dalam

    lingkup sosial termasuk hubungannya dengan lingkungan alam,

    dan hubungan manusia dengan Tuhannya.8

    Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk

    menganalisis novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu dilihat dari

    perspektif komunikasi sebagai salah satu karya novel yang juga

    membawa nilai-nilai moral Islam sebagai bentuk dakwahnya.

    Kajian ini akan diangkat ke dalam sebuah judul penelitian

    “Analisis Isi Pesan Moral dalam Novel Rembulan Tenggelam

    di Wajahmu”.

    B. Identifikasi Masalah

    Banyak media komunikasi yang dimanfaatkan para penulis

    untuk mengajarkan nilai-nilai moral kepada pembaca, salah

    satunya dengan media cetak. Tere Liye adalah salah satu penulis

    yang banyak mengajarkan nilai-nilai moral kepada pembaca

    7 Burhan Nurgiyantoro, Teori Pengkajian Fiksi., Yogyakarta: Gajah Mada

    University, 2009, hlm. 323. 8 Ibid

  • 7

    melalui tulisan-tulisannya yang dikemas dengan cerita-cerita

    menarik, seperti tulisannya dalam novel Moga Bunda disayang

    Allah, Hafalan Shalat Delisa, Ayahku (Bukan) Pembohong dan

    Rembulan Tenggelam di Wajahmu, dan masih banyak lagi. Salah

    satu novel yang menjadi minat para pembaca adalah novel

    Rembulan Tenggelam di Wajahmu yang telah mencapai cetakan

    ke-36. Maka dengan ini peneliti tertarik untuk menemukan isi

    pesan moral apa saja yang terkandung dalam novel Rembulan

    Tenggelam di Wajahmu.

    C. Pembatasan dan Perumusan Masalah

    1. Pembatasan Masalah

    Penelitian ini hanya dibatasi pada isi novel Rembulan

    Tenggalam di Wajahmu yang ditulis oleh Tere Liye.

    Fokus yang akan diteliti adalah pesan moral yang terdapat

    dalam novel, seperti: pesan moral hubungan manusia

    dengan Tuhan, pesan moral hubungan manusia dengan

    diri sendiri, dan pesan moral hubungan manusia dengan

    manusia lain.

  • 8

    2. Rumusan Masalah

    Adapun perumusan masalah yang akan dibahas penelitian

    ini adalah:

    a. Sejauh mana pesan moral yang terkdandung dalam

    novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu?

    b. Apakah pesan moral yang paling dominan dalam

    novel Rembulan di Wajahmu?

    D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

    1. Tujuan Penelitian

    Berdasarkan pokok permasalahn di atas, maka ada

    beberapa tujuan yang hendak dicapai, yaitu:

    a. Untuk mengetahui dan menganalisis pesan moral yang

    ada dalam novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu.

    b. Untuk mengetahui pesan moral yang paling dominan

    dalam novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu.

    2. Manfaat Penelitian

    a. Manfaat Akademis

    Hasil penelitian ini diharapkan menarik minat peneliti

    lain dan bisa menjadi referensi untuk penelitian

    selanjutnya. Penelitian ini juga diharapkan dapat

    memperkaya khazanah intelektual, wawasan dan

    gambaran secara utuh tentang dunia pernovelan.

    b. Manfaat Praktis

    Menambah wawasan bagi para teoritis, praktisi dan

    pemikir dakwah dalam mengemas nilai-nilai Islam

  • 9

    menjadi kajian yang menarik. Selanjutnya

    memberikan motivasi bagi para pelaksana dakwah

    untuk lebih memanfaatkan media sebagai saluran

    dakwah khususnya novel.

    E. Metodologi Penelitian

    1. Metode Penelitian

    Untuk memperoleh data dalam penelitian ini, penulis

    menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan teknik

    penelitian analisis isi (Content Analysist) yaitu teknik

    penulisan yang mendeskripsikan secara objektif dan

    sistematik dengan menggunakan pendekatan kuantitatif.9

    Metode analisis isi yang digunakan dalam menyusun

    skripsi ini dengan menggunakan rumus Holsty yaitu hasil

    kesepakatan tim juri akan dijadikan koefisien reliabilitas

    dengan minimum angka 0,7 atau 70%, yaitu dengan

    membaca untuk menelaah isi dari novel Rembulan

    Tenggelam di Wajahmu karya Tere Liye dan unit

    pengamatannya adalah per-paragraf yang mengandung

    konteks pesan moral dalam buku tersebut.

    2. Paradigma dan Pendekatan Penelitian

    Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan paradigma

    positivistik. Positivistik menempatkan teori sebagai titik

    9 Farid Wajidi, Analisis Isi Pengantar Teori dan Metodologi., Jakarta: PT

    Rajagrafindo Persada, 1993, hlm. 16.

  • 10

    tolak utama dalam kegiatan penelitiannya. Teori menjadi

    sumber jawaban utama atas rasa ingin tahu peneliti.

    Dalam penelitian kuantitatif/positivistik, yang dilandasi

    pada suatu asumsi bahwa suatu gejala itu dapat

    diklasifikasikan, dan hubungan gejala bersifat kasual

    (sebab akibat).10

    Dalam penelitian ini, metode yang

    digunakan adalah metode analisis isi dengan melakukan

    pengukuran terhadap variabel yaitu pesan moral dalam

    novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu.

    3. Subjek dan Objek Penelitian

    Subjek penelitian adalah sumber untuk memperoleh

    keterangan.11

    Dalam penelitian ini yang menjadi subjek

    penelitian adalah novel Tere Liye yang berjudul

    Rembulan Tenggelam di Wajahmu.

    Sedangkan objeknya adalah isi pesan atau konten pesan

    moral yang terkandung dalam novel tersebut.

    4. Teknik Pengumpulan Data

    Adapun teknik pengumpulan data yang penulis gunakan

    adalah :

    a. Observasi atau pengamatan berati setiap kegiatan

    untuk melakukan pengukuran. Observasi atau

    pengamatan diartikan lebih sempit, yaitu pengamatan

    10

    Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif kualitatif dan R&D., Bandung:

    Alfabeta, 2004, hlm. 42. 11

    Tatang M Arifin, Menyusun Rencana Penelitian., Jakarta: Rajawali

    Press, 1995, hlm. 92.

  • 11

    dengan menggunakan indera penglihatan yang berarti

    tidak mengajukan pertanyaan-pertanyaan.12

    b. Coding Sheet, yaitu tabel yang berisikan pesan yang

    dijadikan objek penelitian. Coding Sheet dibuat

    berdasarkan kategorisasi yang telah ditetapkan sesuai

    dengan isi novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu.

    c. Dokumentasi, yaitu mengumpulkan data berupa

    catatan, buku-buku penelitian, buku mengenai moral,

    buku komunikasi serta data lain yang berkaitan

    dengan novel tersebut.

    5. Teknik Analisis Data

    a. Kategorisasi Pesan

    Untuk memudahkan memahami isi pesan moral pada

    novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu, maka

    peneliti membuat kategori pesan moral dalam bentuk

    kategorisasi sebagai berikut:

    12

    Irwan Soehartono, Metode Penelitian Sosial Suatu Teknik Penelitian

    Bidang Kesejahteraan Sosial dan Ilmu lainnya., Bandung: Remaja Rosdakarya,

    1995, cet ke-1, hlm. 69.

  • 12

    Tabel 1

    Kategorisasi Pesan Moral

    No. Kategorisasi

    1. Hubungan manusia dengan Tuhan

    2. Hubungan manusia dengan diri sendiri

    3. Hubungan manusia dengan manusia lain

    Berdasarkan kategori tersebut, maka dibuat definisi

    operasionalnya sebagai berikut:

    1) Hubungan Manusia dengan Tuhan

    Wujud pesan moral dalam kehidupan manusia dengan

    Tuhan. Persoalan manusia dengan manusia dalam

    kehidupan sehari-hari tidak terlepas dari Sang

    Pencipta. Sebagai manusia mengingat Tuhan dengan

    melakukan ibadah sesuai ajaran yang dianutnya.

    Hubungan manusia dengan Tuhan dilakukan dengan

    berdoa ataupun wujud lain yang menunjukkan adanya

    hubungan vertikal dengan Yang Maha Kuasa tersebut

    guna meminta petunjuk dan pertolongan maupun

    sebagai wujud syukur.

    2) Hubungan Manusia dengan Diri Sendiri

    Wujud pesan moral dalam kehidupan manusia dengan

    diri sendiri. Nilai moral individual adalah nilai moral

    yang menyangkut hubungan manusia dengan

    kehidupan diri pribadi atau cara manusia

    memperlakukan diri pribadi. Nilai moral dalam

    hubungan manusia dengan diri sendiri pada dasarnya

    merupakan nilai kepribadian manusia. Nilai

  • 13

    kepribadian yang mendasari dan menjadi panduan

    hidup pribadi manusia.

    3) Hubungan Manusia dengan Manusia Lain

    Wujud pesan moral dalam kehidupan manusia dengan

    sesama dalam lingkup sosial maupun lingkungan

    alam. Manusia pasti melakukan hubungan dengan

    manusia lain dalam kehidupan sehari-hari baik dalam

    lingkungan keluarga, masyarakat, maupun bernegara.

    Mengingat bahwa manusia pada dasarnya adalah

    makhluk sosial yang saling membutuhkan satu sama

    lain. Hal ini menimbulkan berbagai macam hubungan

    antara lain seperti kasih sayang, rasa hormat, suka

    menolong, saling berbagi, dan lain-lain yang

    melibatkan adanya interaksi dengan sesama

    manusia.13

    b. Pengolahan Data

    Dalam pengolahan data, penelitian dilakukan dengan

    menganalisis isi novel dengan menggunakan juri.

    Unit analisis merupakan langkah awal yang penting

    dalam analisis isi, Krippendorff mendefinisikan unit

    analisis sebagai apa yang diobservasi, dicatat, dan

    dianggap sebagai data. Memisahkan menurut batas-

    batasnya dan mengidentifikasi untuk analisis

    berikutnya, unit analisis secara sederhana dapat

    13

    Burhan Nurgiyantoro, Teori Pengkajian Fiksi., Yogyakarta: Gajah

    Mada University, 2009, hlm. 323-324.

  • 14

    digambarkan sebagai apa dari isi yang akan diteliti

    dan dipakai untuk menyimpulkan isi dari suatu teks.14

    Data yang sudah terkumpul yang diperoleh dari juri

    akan diamati, dihitung atau diberikan nilai untuk

    mengetahui distribusi frekuensi atau frekuensi

    masing-masing dan termasuk mengetahui koefisien

    reliabilitas setiap juri, antar juri 1 dan 2, juri 1 dan 3,

    juri 2 dan 3.

    Kemudian menampilkan isi novel yang mengandung

    muatan moral berdasarkan kategorisasi pesan moral,

    dalam hal ini maka dibuat kategorisasi hubungan

    manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan

    diri sendiri, dan hubungan manusia dengan manusia

    lain.

    Ketiga kategori tersebut yang kemudian menjadi

    landasan peneliti dalam menentukan bentuk-bentuk

    pesan moral yang terdapat dalam novel Tere Liye

    Rembulan Tenggelam di Wajahmu.

    Adapun rumus yang digunakan:

    Koefisien Reliabilitas

    14

    Eriyanto, Analisis Isi: Pengantar Metodologi untuk Penelitian Ilmu

    Komunikasi dan Ilmu-ilmu Sosial Lainnya., Jakarta: Kencana, 2011, cet-1,

    hlm. 59.

  • 15

    Keterangan:

    2M = Nomor yang sama antar Juri

    N1+N2 = Jumlah item yang dibuat oleh tim

    Juri

    M = Kesepakatan antar Juri

    N = Jumlah yang diteliti

    Setelah itu diperoleh data-data nilai keputusan antar

    Juri (komposit reliabilitas), dengan menggunakan

    rumus:

    Komposit Reliabilitas

    Keterangan: N= Jumlah Juri

    X= Rata-rata koefisien reliabilitas Juri

    F. Tinjauan Pustaka

    Untuk menghindari kesamaan terhadap penelitian yang telah

    ada sebelumnya, maka penulis mengadakan peninjauan terhadap

    penelitian-penelitian yang telah ada sebelumnya. Penelitian

    tersebut memiliki beberapa persamaan dan perbedaan yang

    peneliti buat. Berikut ini adalah penelitian yang peneliti jadikan

    tinjauan pustaka, diantaranya:

    1. Analisis Isi Pesan Dakwah dalam Buku LAA TAHZAN

    FOR HIJABERS Karya Asma Nadia, Helvy Tina Rosa,

    dkk ditulis oleh Ais Muflihah, 2014. Skripsi ini membahas

  • 16

    tentang buku Laa Tahzan For Hijabers karya Asma Nadia,

    Helvy Tina Rosa, dkk. Ais membagi dalam 3 kategori

    yaitu aqidah, akhlak dan syariah serta mencari pesan

    dakwah yang paling dominan dalam buku tersebut.

    Skripsi ini menggunakan metode kuantitatif. Perbedaan

    dengan penelitian terkini ialah terfokus pada pesan moral

    yang terkandung dalam novel dan pada subjek penelitian

    yaitu novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu.

    2. Analisis Isi Pesan Moral dalam Komik “9 Ciri Negatif

    Manusia Indonesia” yang ditulis oleh Muhamad Rikza.

    Isi dari skripsi ini penulis melihat pesan moral pada

    Komik 9 Ciri Negatif Manusia Indonesia. Perbedaan

    dengan skripsi terkini ialah pada subjek penelitan yang

    menggunakan novel sebagai subjeknya.

    3. Analisis Isi Pesan Dakawah dalam Novel Moga Bunda

    disayang Allah yang ditulis oleh Robby Dwi Sanjaya.

    Skripsi ini membahas isi pesan dakwah dalam novel Tere

    Liye yang berjudul Moga Bunda Disayang Allah. Isi dari

    skripsi ini Robby menuliskan pesan dakwah yang terdapat

    dalam novel tersebut serta mencari pesan yang paling

    dominan. Perbedaan dengan skripsi terkini ialah pada

    subjek penelitian. Skripsi terkini menggunakan novel Tere

    yang berjudul Rembulan Tenggelam di Wajahmu.

  • 17

    BAB II

    TINJAUAN TEORITIS

    A. Pengertian Analisis Isi

    Analisis isi merupakan suatu teknik penelitian untuk

    menguraikan isi komunikasi yang jelas secara objektif, sistematis,

    dan kuantitatif. Analisis isi berhubungan dengan komunikasi atau

    isi komunikasi. Logika dasar dalam komunikasi, bahwa setiap

    komunikasi berisi pesan dalam sinyal komunikasi itu, baik berupa

    verbal maupun non verbal.15

    Analisis isi menurut R. Holsty adalah suatu metode anlisis isi

    pesan suatu cara yang sistematis yang menjadi petunjuk untuk

    mengamati dan menganalisa pesan tertentu yang dapat

    disampaikan oleh komunikator. Analisis isi dalam buku Eriyanto,

    adalah analisis isi kuantitatif (quantitative content anlysis).

    Semua metode anlisis isi mempunyai tujuan yang sama, yakni

    memahami isi (content), apa yang terkandung dalam isi

    dokumen.16

    Metode analisis isi juga dapat dipakai untuk

    menganalisis semua bentuk dokumen baik cetak ataupun visual,

    surat kabar, radio, televisi, grafiti, iklan, film, surat pribadi, buku,

    kitab suci, dan selebaran.17

    Analisis isi merupakan penelitian yang bersifat pembahasan

    mendalam terhadap suatu isi informasi tertulis atau cetak dalam

    media massa. Pelopor analisis isi adalah Harlod D Laswell, yang

    15

    Abdul Syukr Ibrahim, Metode Analisis Teks & Wacana., Yogyakarta:

    Pustaka Pelajar 2009, hlm. 97. 16

    Eriyanto, Analisis Isi: Pengantar Metodologi untuk Penelitian Ilmu

    Komunikasi danIlmu-ilmu Sosial Lainnya., Jakarta: Kencana, 2011, hlm. 1. 17

    W. Laurence Neuman, Metode Penelitian Sosial: Pendekatan Kualitatif

    dan Kuantitatif Edisi Ketujuh., Jakarta: PT.Indeks, 2013, hlm. 57.

  • 18

    mempelopori teknik symbol coding, yaitu mencatat lambang

    secara sistematis untuk kemudian diberi interpretasi.18

    Analisis isi

    banyak dipakai dalam lapangan ilmu komunikasi.

    Analisis isi banyak dipakai dalam bidang ilmu komunikasi

    dan merupakan metode utama yang dipakai dalam ilmu

    komunikasi baik media cetak maupun media elektronik. Lewat

    penelitian ini peneliti dapat mempelajari gambaran isi,

    karakteristik pesan, dan perkembangan (tren) dari suatu isi.

    Analisis isi digunakan oleh hampir semua disiplin ilmu sosial

    sebagai metodologi penelitian komunikasi.19

    Menurut Wazer dan Wiener, analisi isi adalah suatu prosedur

    sistematika yang disusun untuk menguji isi informasi yang

    terekam.20

    Analisis isi dapat juga dikatakan sebagai suatu teknik

    penelitian terhadap isi atau makna pesan komunikasi berdasarkan

    data-data yang tersedia untuk dibuat kesimpulan. R. Holsti

    mendefinisikan, “Analisis isi sebagai teknik apapun yang

    digunakan untuk menarik kesimpulan melalui usaha menentukan

    karakteristik pesan dan dilakukan secara objektif dan

    sistematis.”21

    Analisis isi adalah sebuah metode yang relatif mudah dalam

    kajian-kajian yang sederhana, ia tidak lebih dari perhitungan dan

    18

    Bambang Setiawan, Materi Pokok Metode Penelitian Komunikasi.,

    Jakarta: Universitas Terbuka, 1995, hlm. 79. 19

    Eryanto, Analisis Isi: Pengantar Metodelogi untuk Penelitian Ilmu

    Komunikasi dan Ilmu – Ilmu Sosial lainnya., Jakarta: Kencana,2011, hlm. 10-

    11. 20

    Andi Buleang, Metodologi Penelitian Kontemporer., Yogyakarta:

    Penerbit Andi Offset,2004, hlm. 164. 21

    Soejono Abdurrahman, Metode Penelitian., Jakarta: PT. Rhineka Cipta,

    1999, hlm. 68.

  • 19

    fenomena. Namun karya-karya terbaik menggunakan data

    empiris analisis isi yang terpercaya dapat menghasilkan

    kontribusi yang penting dan bernilai bagi pemahaman kita

    terhadap teks-teks media. Analisis isi yang kuat meyediakan data

    terpercaya untuk mendukung analisis interpretatif.22

    Salah satu ciri penting dari analisis isi adalah objektif.

    Penelitian dilakukan untuk mendapatkan gambaran dari suatu isi

    secara apa adanya, tanpa adanya campur tangan dari peneliti.

    Penelitian ini menghilangkan bias, keberpihakan atau

    kecenderungan tertentu dari peneliti.23

    Ada dua aspek penting dari objektivitas, yakni validitas dan

    reliabilitas. Validitas berkaitan dengan apakah analisis ini

    mengukur apa yang benar-benar ingin diukur. Sementara

    reliabilitas berkaitan dengan apakah analisis isi akan

    menghasilkan temuan yang sama biarpun dilakukan oleh orang

    dan waktu yang berbeda.24

    Dilihat dari pendekatan dalam analisis isi, dapat dibagi

    kedalam tiga bagian besar yaitu pendekatan analisis isi deskriptif,

    eksplanatif dan prediktif. Analisis isi deskriptif sebatas

    menggambarkan pesan, analisis eksplanatif berusaha untuk

    menghubungkan antar variabel, dan penelitian prediktif ditujukan

    untuk memprediksi variabel lain dengan menggunakan suatu

    variabel.

    22

    Jane Stokes, How To Do Media And Cultural Studies., Yogyakarta: PT

    Bentang Pustaka 2006, cet ke 1 23

    Eriyanto, Analisis Isi Pengantar Metodologi Untuk Penelitian Ilmu

    Komunikasi dan Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya., Jakarta: Kencana, 2011, hlm. 16. 24

    Ibid, hlm. 16.

  • 20

    Pada penelitian kali ini, penulis menggunakan penelitian

    analisis deskriptif, yaitu analisis yang dimaksudkan secara detail

    suatu pesan, atau suatu teks tertentu. Desain analisis ini tidak

    dimaksudkan untuk menguji suatu hipotesis tertentu atau menguji

    hubungan antar variabel. Analisis ini hanya semata untuk

    deskripsi, menggambarkan aspek-aspek dan karakteristik suatu

    pesan.25

    B. Pesan Moral

    1. Pengertian Pesan

    Pesan adalah lambang bermakna yang disampaikan oleh

    komunikator. Deddy Mulyana mengatakan bahwa pesan

    adalah seperangkat simbol verbal dan non verbal yang

    mewakili perasaan, nilai dan gagasan. Pesan secara

    bahasa diartikan sebagai nasihat, pelajaran, permintaan,

    dan amanah yang dilakukan atau disampaikan kepada

    orang lain.26

    Pesan dapat disampaikan dengan cara tatap muka atau

    melalui media komunikasi. Isinya bisa berupa ilmu

    pengetahuan, hiburan, informasi, nasihat, atau

    propaganda. Dalam bahasa Inggris pesan biasanya

    diterjemahkan dengan kata message, content, atau

    information.27

    25

    Ibid, hlm. 45-47. 26

    Harjani Hefni, Komunikasi Islam., Jakarta: Prena Media Grup, 2015,

    hlm. 76. 27

    Hafied Cangara, Komunikasi Politik: Konsep, Teori, dan Strategi.,

    Jakarta: Rajawali Pers, 2014, hlm. 15-16.

  • 21

    Pesan merupakan acuan dari berita atau peristiwa yang

    disampaikan melalui media-media. Suatu pesan memiliki

    dampak yang dapat mempengaruhi pemikiran khalayak

    pembaca dan pemirsa, karenanya bisa bersifat bebas

    dengan adanya suatu etika yang menjadi tanggung jawab

    pesan itu sendiri, misalnya pesan yang bersifat edukatif.28

    Era reformasi membuat terciptanya kebebasan untuk

    mengeluarkan pendapat sehingga makin maraknya media

    massa.

    Pada saat ini khalayak dihadapkan pada beraneka ragam

    media dan isi media. Mulai dari pesan yang bersifat

    informatif, edukatif, dan hiburan. Menurut kamus besar

    bahasa Indonesia, Pesan adalah perintah, nasihat,

    permintaan, amanat yang harus dilakukan atau

    disampaikan kepada orang lain. Menilik hal ini, bentuk

    pesan dibagi menjadi tiga macam, menurut H.A Widjaja,

    yaitu:

    a. Informatif, yaitu pesan yang berisi keterangan-

    keterangan dan kemudian komunikan dapat membuat

    kesimpulan sendiri.

    b. Persuasif, yaitu pesan yang berisi ajakan yang

    bertujuan membangkitkan kesadaran seseorang. Pesan

    ini memiliki tujuan untuk mengajak komunikan

    melakukan sesuatu.

    28

    Muhamad Mufid, Etika dan Filsafat Komunikasi., Jakarta: Kencana,

    2012, hlm. 246.

  • 22

    c. Koersif, yaitu pesan yang berisi perintah yang jika

    tidak dilakukan akan mendapatkan ganjaran berupa

    sanksi-sanksi.Pesan jenis ini dapat membuat

    komunikan merasa takut dan tertekan. Pesan jenis ini

    bisa berupa perintah, instruksi, dan lain-lain.29

    2. Pengertian Moral dan Perbedaannya dengan Etika

    dan Akhlak

    Pengertian moral dalam KBBI (2008: 929) adalah “ajaran

    baik buruk yang diterima umum mengenai perbuatan,

    sikap, kewajiban, akhlak dan budi pekerti”. Moral

    merupakan ajaran-ajaran, wejangan-wejangan, khutbah-

    khutbah, patokan-patokan kumpulan peraturan dan

    ketetapan lisan atau tertulis tentang bagaimana harus

    hidup dan bertindak agar menjadi manusia baik. Sumber

    dasar ajaran-ajaran moral adalah tradisi, adat istiadat,

    ajaran agama dan ideologi-ideologi tertentu.30

    Kata moral berasal dari bahasa latin mores, kata jamak

    dari mos yang berarti adat atau kebiasaan.31

    Menurut

    Gilligan dalam Lawrence A. Blum, moral memiliki

    keterkaitan dengan kepedulian seseorang dengan yang

    lainnya. Moral tidak hanya berhubungan dengan tingkah

    laku, namun juga mengarahkan seseorang untuk dapat

    29 H. A. Widjaja, Ilmu Komunikasi Pengantar Studi., Jakarta: Rineka

    Cipta, 2000, hlm. 32.

    30

    Sudirman Tebba, Etika dan Tasawuf Jawa., Jakarta: Pustaka Irvan,

    2007, hlm. 45.

    31

    Rosihin Anwar, Akhlak Tasawuf., Bandung: Pustaka Setia, 2010, hlm. 17.

  • 23

    berbuat baik kepada orang lain. Moral juga melibatkan

    jalinan emosi, kognisi dan tindakan yang tidak dapat

    dipisahkan.32

    Sedangkan Akhlak merupakan bentuk jamak dari kata

    khuluq yang bermakna adat kebiasaan, perangai, tabi‟at,

    watak, adab atau sopan satun dan agama. Di dalam Al-

    Qur‟an, penggunaan kata khuluq disebutkan sebanyak

    satu kali, kata akhlak tidak pernah digunakan dalam Al-

    Qur‟an kecuali untuk menunjukkan pengertian “Budi

    pekerti”. Dalam memberikan makna atau arti akhlak

    Rosihin Anwar mengutip perkataan Fauruzzabadi yaitu

    “Ketahuilah, agama pada dasarnya adalah akhlak. Barang

    siapa memiliki akhlak mulia, kualitas agamanyapun

    mulia. Agama diletakkan di atas empat landasan akhlak

    utama, yaitu kesabaran, memelihara diri, keberanian dan

    keadilan.”33

    Etika berasal dari bahasa Yunani “Ethos” dalam bentuk

    tunggal yang berarti kebiasaan. Etika merupakan

    dunianya filsafat, nilai, dan moral yang mana etika

    bersifat abstrak dan berkenaan dengan persoalan baik dan

    buruk. Pengertian ini menunjukan bahwa, etika ialah teori

    tentang perbuatan manusia yang ditimbang menurut baik

    32 Lawrence A. Blum, Gilligan and Kohlberg, Implications for Moral

    Theory, Chicago Junal 2009, 474-476, (diakses pada tanggal 27 Maret 2017).

    33 Reksiana. "KERACUNAN ISTILAH KARAKTER, AKHLAK,

    MORAL DAN ETIKA". Dosen Fakultas Tarbiyah Institut Ilmu Al-Qur'an

    Jakarta. Vol. 19 No. 1, Juni 2018, hlm. 8.

  • 24

    dan buruknya, yang juga merupakan pada inti sari atau

    sifat dasar manusia: baik dan buruk manusia.34

    Kehidupan manusia di masyarakat tidak terlepas dari

    tatanan kehidupan yang berlaku dalam masyarakat

    tersebut. Tatanan kehidupan itu dapat berupa peraturan

    maupun larangan tertentu yang telah disepakati bersama.

    Agar tatanan itu dapat hidup dan berkesinambungan dari

    generasi, maka setiap individu harus melaksanakan dan

    melestarikannya. Usaha melestarikan tatanan tersebut

    diharapkan sesuai dengan dinamika kehidupan di

    masyarakat.

    Menurut Zakiah Darajat, “moral adalah kelakuan sesuai

    dengan ukuran (nilai-nilai) masyarakat yang timbul dari

    hati dan bukan paksaan dari luar yang disertai pula oleh

    rasa tanggung jawab atas kelakuan tersebut. Ajaran moral

    membuat pandangan tentang nilai dan norma yang

    terdapat di antara sekelompok manusia.”35

    Norma moral

    adalah tentang bagaimana manusia harus hidup supaya

    menjadi baik sebagai manusia.

    Adapun kategori berdasarkan pesan moral ada tiga

    macam:

    a. Kategori hubungan manusia dengan Tuhan.

    b. Kategori hubungan manusia dengan diri sendiri.

    34 Ibid., hlm. 11.

    35

    Zakiyah Darajat, Peranan Agama Islam dalam Kesehatan Mental.,

    Jakarta: Haji Masagung, 1993, hlm. 63.

  • 25

    c. Kategori hubungan manusia dengan manusia lain

    dalam lingkungan sosial termasuk hubungan dengan

    alam.36

    Seseorang dikatakan tidak bermoral, dia melakukan hal-

    hal buruk yang dapat merugikan masyarakat misalnya

    melakukan pelecehan, pembunuhan, pencurian, tidak

    menghormati orang yang lebih tua dan lain sebagainya.

    Kemudian yang akan menilai suatu tindakan itu bermoral

    atau tidak adalah orang lain atau masyarakat. Sehingga

    moral adalah suatu tindakan dan interaksi yang dilakukan

    seseorang dimana tindakan tersebut akan dinilai apakah

    dapat diterima atau tidak dengan norma dan budaya yang

    berlaku di masyarakat.37

    Moral pada kenyataannya membicarakan tentang

    persoalan benar atau salah, apa yang perlu dilakukan dan

    ditinggalkan atas sebab-sebab tertentu yang

    mengakibatkan timbulnya “pengadilan” dari masyarakat

    mengenai tindakan yang telah dilakukan oleh seorang

    individu. Pertimbangan moral tergantung kepada suasana

    atau keadaan yang membentuk individu tersebut.

    Misalnya, sistem sosial, kelas sosial, dan kepercayaan

    yang dianut. Moralitas dalam diri manusia merupakan

    keadaan tentang baik buruk, tentang larangan, tentang

    yang harus dilakukan, dalam setiap tindakan manusia

    36

    Burhan Nurgiyantoro, Teori Pengkajian Fiksi., Yogyakarta: Gajah Mada

    University, 1998, hlm. 323. 37

    Purwadi Wardoyo, Moral dan Masalahnya., Jogjakarta: Kanisius, 1990,

    cet ke-9, hlm. 13.

  • 26

    secara tidak langsung dibebani oleh tanggung jawab

    moral yang harus selalu dipatuhi.

    Moral yang berlaku di masyarakat bersifat mengikat

    terhadap setiap individu pada segala lapisan masyarakat

    yang ada. Setiap individu dalam bersikap, bertingkah

    laku, dan bergaul dalam masyarakat haruslah

    memperhatikan tatanan yang ada. Selain melakukan apa

    yang ditugaskan kepadanya oleh kehidupan sosial dan

    oleh nasib pribadinya.

    Moral merupakan tata laku atau perbuatan yang berasal

    dari kesadaran individu atau diri sendiri dalam

    berkomunikasi dan berinteraksi dengan masyarakat.

    Moral selain berdampak pada individu, juga sangat

    memungkinkan berdampak kepada orang lain. Moral yang

    baik atau buruk, tergantung pada nurani dan budi pekerti

    yang dimiliki oleh masing-masing individu. Karna setiap

    orang memiliki pemahaman dan penerapan budi pekerti

    yang berbeda-beda, moral setiap orang juga berbeda-

    beda.38

    Moral Islami (akhlak) sebenarnya memuat dua segi yang

    berbeda, yaitu segi batiniah dan lahiriah. Artinya orang

    yang baik, akan memiliki sikap batin dan perbuatan yang

    baik. Ajaran pesan moral memuat pandangan tentang nilai

    dan norma yang terdapat diantara sekelompok manusia.

    38

    Muhammad Daud, Pendidikan Agama Islam., Jakarta: PT Raja

    Grafindo Persada, 2006, hlm. 353.

  • 27

    Adapun kategori pesan moral islami (akhlak) sebagai

    berikut:

    1. Kategori hubungan manusia dengan Tuhan

    (habluminallah)

    2. Kategori hubungan manusia dengan manusia

    (habluminannas) dalam lingkungan sosial, termasuk

    hubungan dengan alam.39

    Moralitas Islam mempunyai tujuan yang sangat

    penting dalam kehidupan manusia. Dengan moralitas

    Islam , manusia bisa mengetahui apa yang

    diperbuatnya itu buruk atau apa yang diperbuatnya itu

    baik. Tidak menutup kemungkinan dengan manusia

    yang bermoralkan ajaran Islam akan terciptanya

    kedamaian dan ketentraman.

    C. Tinjauan Tentang Novel

    1. Pengertian Novel

    Dalam bahasa Jerman novel berasal dari kata latin

    Novella. Secara harfiah Novella berarti sebuah barang

    baru yang kecil kemudian diartikan sebagai cerita yang

    pendek dalam bentuk prosa.40

    Dikatakan baru karena jika

    dibandingkan dengan jenis-jenis sastra lainnya seperti

    puisi, drama dan lain-lain, maka jenis novel ini baru

    kemudian muncul.

    39

    Purwahdi Wardoyo, Moral dan Masalahnya, Jogjakarta: Kanisius, 1990,

    cet. ke-9, h.13. 40

    Burhan Nurgiyantoro, Teori Pengkajian Fiksi., Yogyakarta: Gajah Mada

    University Press, 2000, hlm. 99.

  • 28

    Nurgiyantoro mengemukakan bahwa novel merupakan

    karya fiksi yang dibangun oleh unsur-unsur pembangun,

    yakni unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Novel juga

    diartikan sebagai suatu karangan berbentuk prosa yang

    mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang

    dengan orang lain di sekelilingnya dengan menonjolkan

    watak dan sifat pelaku.41

    Novel merupakan jenis karya sastra yang ditulis dalam

    bentuk naratif yang mengandung konflik tertentu dalam

    kisah kehidupan tokoh-tokoh dalam ceritanya. Biasanya

    novel kerap disebut sebagai suatu karya yang hanya

    menceritakan bagian kehidupan seseorang. Hal ini

    didukung oleh pendapat Sumardjo, yaitu novel hanya

    bercerita tentang bagian kehidupan seseorang saja, seperti

    masa menjelang perkawinan setelah mengalami masa

    percintaan, atau bagian kehidupan waktu seseorang tokoh

    mengalami krisis dalam jiwanya, dan sebagainya.42

    Novel juga merupakan salah satu karya yang berbentuk

    prosa fiksi yang panjangnya cukupan, tidak terlalu

    panjang, namun juga tidak terlalu pendek. Prosa fiksi

    adalah karya sastra yang khasnya mempunyai elemen-

    elemen seperti: alur/plot, tokoh, latar/setting, sudut

    pandang/Point of View, dan gaya bahasanya. Dalam

    41

    Ibid., hlm. 10. 42

    Jakob Sumardjo, Memahami Kesusastraan., Bandung: Alumni, 1984,

    hlm. 65.

  • 29

    sebuah novel juga cenderung menitik beratkan munculnya

    kompleksitas.

    2. Jenis Novel

    Jenis-jenis novel sangat beragam, beberapa ahli berbeda

    pendapat, seperti Muchtar Lubis mengatakan bahwa

    jenis-jenis novel itu terdiri dari:

    a. Novel avontour, dipusatkan pada pelakon utama.

    Pengalaman lakon dimulai pada pengalaman pertama,

    dan diteruskan pada pengalaman-pengalaman

    selanjutnya hingga akhir cerita. Jenis novel ini

    mempunyai cerita yang kronologis dari awal sampai

    akhir.

    b. Novel psikologis, yaitu novel yang berisi kepuasan

    tentang bakat, watak, karakter para pelakunya beserta

    kemungkinan perkembangan jiwa.

    c. Novel detektif, yaitu novel yang melukiskan cara

    penyelesaian suatu peristiwa atau kejadian, untuk

    membongkar suatu peristiwa yang tersembunyi.

    d. Novel sosial, yaitu pelaku pria dan wanita tenggelam

    dalam masyarakat, kelas atau golongan. Dalam reaksi

    setiap golongan terhadap masalah-masalah yang

    timbul dan pelaku hanya dipergunakan sebagai

    pendukung jalan cerita.

    e. Novel kolektif, yaitu novel yang melukiskan tentang

    semua aspek-aspek kehidupan yang ada, atau semua

    jenis novel di atas dikumpulkan menjadi satu cerita.

  • 30

    Dan dalam novel ini, tidak hanya dimainkan oleh satu

    pemeran saja, namun juga ada pemeran pendukung.

    Sesuai dengan alur cerita pada setiap bab, yang

    kesemua cerita merupakan gambaran fenomena

    kehidupan nyata yang sering kita alami dan rasakan

    dalam kehidupan sehari-hari.43

    Sedangkan Jakob Sumardjo dan Saini K.M, memaparkan

    bahwa jenis-jenis novel adalah sebagai berikut:

    a. Novel Percintaan.

    Novel jenis ini melibatkan peranan tokoh wanita dan

    pria secara seimbang bahkan kadang-kadang peranan

    wanita lebih dominan.

    b. Novel Petualangan.

    Novel petualangan sedikit sekali memasukan peranan

    wanita. Jika wanita di sebut dalam novel ini maka

    penggambarannnya kurang berkenan. Karena tokoh-

    tokohnya adalah pria, dan dengan sendirinya banyak

    masalah untuk laki-laki yang tidak ada hubungannya

    dengan wanita.

    c. Novel Fantasi.

    Novel jenis ini menggunakan karakter yang tidak

    realistis, setting, dan plot yang juga tidak wajar untuk

    menyampaikan ide-ide penelitinya.44

    43

    Henry Guntur Tarigan, Prinsip-Prinsip Dasar Sastra., Bandung:

    Angkasa, 1984, hlm. 165. 44

    Jakob Sumardjo dan Saini K.M, Antologi Apresiasi Kesusastraan.,

    Jakarta: Gramedia, 1986, hlm. 29.

  • 31

    BAB III

    GAMBARAN UMUM

    A. Sekilas Biografi Tere Liye

    Tere Liye merupakan nama pena seorang penulis tanah air

    yang produktif dan berbakat. Nama pena Tere Liye sendiri

    diambil dari bahasa India dan memiliki arti untukmu. Sebelum

    nama pena Tere Liye terkenal, ia menggunakan nama pena

    Darwis Darwis. Dan sampai sekarang, masyarakat umum bisa

    berkomunikasi dengan Tere Liye melalui facebook dengan nama

    “Darwis Tere Liye”.45

    Meskipun Tere Liye dianggap salah satu penulis yang telah

    banyak mengeluarkan karya-karya best seller. Tapi biodata atau

    biografi Tere Liye yang bisa ditemukan sangat sedikit bahkan

    hampir tidak ada informasi mengenai kehidupan serta

    keluarganya. Bahkan di halaman belakang novel- novelnya pun

    tidak ada biografi singkat penulisnya.

    Berbeda dari penulis-penulis yang lain, Tere Liye memang

    sepertinya tidak ingin dipublikasikan ke umum terkait kehidupan

    pribadinya. Mungkin itu cara yang ia pilih, hanya berusaha

    memberikan karya terbaik dengan tulus dan sederhana. Namun

    jika kita mencari di internet, biografi Tere Liye bisa kita temukan

    secara singkat.

    Tere Liye lahir dengan nama Darwis pada tanggal 21 Mei

    1979 di Lahat, Sumatera Selatan. Ia berasal dari keluarga

    45

    Julia Anjarwati, “Biografi Singkat Tere Liye”,

    https://bahasa.foresteract.com/biografi-singkat-tere-liye/, (diakses pada 20 Mei

    2020)

    https://bahasa.foresteract.com/biografi-singkat-tere-liye/

  • 32

    sederhana yang orang tuanya berprofesi sebagai petani biasa.

    Tere Liye menikah dengan Riski Amelia dan telah dikaruniai

    seorang putra bernama Abdullah Pasai dan seorang puteri

    bernama Faizah Azkia.46

    Tere Liye merupakan anak ke enam dari tujuh bersaudara.

    Saat ini Tere Liye telah menghasilkan 14 karya. Dari karya

    tersebut beberapa karya Tere Liye bahkan telah diangkat ke layer

    lebar, seperti: Hafalan Shalat Delisa, Daun yang Jatuh Tak

    Pernah Membenci Angin, Ayahku (Bukan) Pembohong,

    Rembulan Tenggelam di Wajahmu, Bidadari-Bidadari Surga, dan

    Moga Bunda Disayang Allah.

    B. Pendidikan Tere Liye

    Tere Liye meyelesaikan masa pendidikan dasar sampai SMP

    di SDN 2 dan SMPN 2 Kikim Timur, Sumatera Selatan.

    Kemudian melanjutkan ke SMUN 9 Bandar Lampung. Setelah

    selesai di Bandar lampung, ia meneruskan ke Universitas

    Indonesia dengan mengambil Fakultas Ekonomi.47

    46

    Wink, “Biografi dan Profil Tere Liye-Penulis Novel Terkenal Asal

    Indonesia”, https://www.biografiku.com/biografi-dan-profil-tere-liye-penulis-

    novel-terkenal-asal-indonesia/, (diakses pada 20 Mei 2020) 47

    Ibid

    https://www.biografiku.com/biografi-dan-profil-tere-liye-penulis-novel-terkenal-asal-indonesia/https://www.biografiku.com/biografi-dan-profil-tere-liye-penulis-novel-terkenal-asal-indonesia/

  • 33

    C. Karya-karya Tere Liye

    Daftar 8 karya terbaik Tere Liye dalam Goodreads48

    :

    1. Tentang Kamu (Republika, 2016), peringkat 4,51

    2. Pulang (Republika, 2015), peringkat 4,33

    3. Bintang (Gramedia Pustaka Utama, 2017), peringkat 4,32

    4. Bidadari-Bidadari Surga (Penerbit Republika, 2008),

    peringkat 4,3

    5. Negeri Para Bedebah, (Gramedia Pustaka Utama, 2012),

    peringkat 4,27

    6. Rembulan Tenggelam di Wajahmu (Grafindo 2006 &

    Republika 2009), peringkat 4,26

    7. Matahari (Gramedia Pustaka Utama, 2016), peringkat 4,3

    8. Hujan (Gramedia Pustaka Utama, 2016), peringkat 4,29

    D. Penghargaan

    Banyaknya buku yang telah ditulis oleh Tere Liye, tentu saja

    mendapat banyak apresiasi dari banyak pembaca. Berikut adalah

    beberapa penghargaan yang didapat oleh Tere Liye:

    1. Dikatakan atau Tidak Dikatakan Itu Tetap Cinta sebagai

    Buku Puisi Terfavorit Anugerah Pembaca Indonesia

    201449

    48

    Deepublish, “8 Novel Tere Liye Terbaik yang Menginspirasi”,

    http://www.google.com/amp/s/penerbitbukudeepublish.com/novel-tere-liye-

    terbaik/amp/, (diakses pada 20 Mei 2020) 49

    Gramedia Pustaka Utama, “Buku-Buku Peraih Penghargaan Tahun

    2014”, https://m.facebook.com/notes/gramedia-pustaka-utama/buku-buku-

    peraih-penghargaan-tahun-2014/10153557134336982, (diakses pada 20 Mei

    2020)

    http://www.google.com/amp/s/penerbitbukudeepublish.com/novel-tere-liye-terbaik/amp/http://www.google.com/amp/s/penerbitbukudeepublish.com/novel-tere-liye-terbaik/amp/https://m.facebook.com/notes/gramedia-pustaka-utama/buku-buku-peraih-penghargaan-tahun-2014/10153557134336982https://m.facebook.com/notes/gramedia-pustaka-utama/buku-buku-peraih-penghargaan-tahun-2014/10153557134336982

  • 34

    2. IKAPI (Ikatan Penerbit Indonesia) Award kategori Writer

    of The Year 201650

    3. Islamic Book Award 2017 sebagai Buku Islami Terbaik

    Fiksi Dewasa51

    E. Deskripsi Isi Novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu

    Novel ini bukan tentang biografi seorang anak, namun

    terlebih pada berbagai hikmah pembelajaran yang lebih dalam

    untuk memaknai hidup itu sendiri. Dalam novel ini bukan hanya

    menceritakan pemutaran ulang kisah hidup, namun Ray (tokoh

    dalam novel) diberi kesempatan melihat dari sisi lain yang ia

    tidak pernah tahu sebelumnya. Perjalanan inilah yang akhirnya

    mampu menjawab lima besar pertanyaan yang mengetuk-ngetuk

    hati dan kepalanya sepanjang hidupnya.

    Masa kecil Ray yang masih dipanggil Rehan, tinggal di

    sebuah panti asuhan dan tak tahu asal mula kehidupannya sendiri.

    Ia tumbuh menjadi seorang anak lelaki nakal, dengan fisik yang

    kuat, dan berotak amat cerdas. Ia menjadi nakal adalah semata-

    mata karena dipicu lingkungan panti asuhan yang “tidak ideal”.

    Penjaga panti mengeksploitasi anak-anak dengan mempekerjakan

    mereka di jalanan. Ia pun menyalahgunakan sumbangan dari para

    donator demi mencapai ambisinya untuk naik haji.

    50

    Andhika Prasetia, “Anies Baswedan, Dee Lestari dan Tere Liye Dapat

    Anugerah IKAPI Award 2016”, https://m.detik.com/news/berita/d-

    3308665/anies-baswedan-dee-lestari-dan-tere-liye-dapat-anugerah-ikapi-

    award-2016, (diakses pada 20 Mei 2020) 51

    Fuji Pratiwi, “Tere Liye Bersyukur Raih Apresiasi di Islamic Book

    Fair”, http://www.google.com/amp/s/m.republika.co.id/amp/opdigl328,

    (diakses pada 20 Mei 2020)

    https://m.detik.com/news/berita/d-3308665/anies-baswedan-dee-lestari-dan-tere-liye-dapat-anugerah-ikapi-award-2016https://m.detik.com/news/berita/d-3308665/anies-baswedan-dee-lestari-dan-tere-liye-dapat-anugerah-ikapi-award-2016https://m.detik.com/news/berita/d-3308665/anies-baswedan-dee-lestari-dan-tere-liye-dapat-anugerah-ikapi-award-2016http://www.google.com/amp/s/m.republika.co.id/amp/opdigl328

  • 35

    Rehan yang cerdas dapat menangkap peta politik si penjaga

    panti, sehingga ia menjadi seorang yang skeptis. Termasuk

    skeptis tehadap takdir hidupnya sendiri. Meski begitu, Rehan

    memiliki seseorang yang amat menyayanginya. Ia adalah Diar

    teman sekamar Rehan yang selalu peduli. Diar yang selalu

    menyisakan setengah jatah makanannya ketika sahabatnya pulang

    larut malam

    Jika saat itu Rehan tidak peduli dan menerima kebaikan

    dengan datar-datar saja, itu karena mata dan hatinya sudah

    diliputi perasaan benci. Benci terhadap penjaga panti yang sok

    suci di matanya, benci terhadap takdirnya hingga menggiringnya

    memilih kabur dari panti asuhan itu dan memilih menjadi preman

    di terminal, dan mulai belajar berjudi. Sedangkan Diar, sahabat

    baiknya sebagaimana penghuni panti lainnya menjadi keseharian

    dengan bekerja.

    Dalam novel ini Tere Liye berusaha menuangkan segala

    pemikiran dan pemahamannya tentang hidup dan berkehidupan.

    Membangkitkan kesadaran pembaca bahwa banyak sisi hidup

    yang tidak diketahui dan ternyata tidak seperti yang kita pikirkan.

    Perjalanan dan kilas balik yang dialami Ray ibarat kepingan

    puzzle yang pada akhirnya ia temukan sehingga terbentuklah

    gambaran hidup yang utuh.

    Menurut deskripsinya, novel ini termasuk ke dalam novel

    fantasi. Seperti yang dipaparkan oleh Jakob Sumardjo dan Saini

    K.M, bahwa novel fantasi bercerita tentang hal-hal yang tidak

    realistis dan serba tidak mungkin dilihat dari pengalaman sehari-

  • 36

    hari.52

    Novel ini terbilang unik, karena novel ini menggunakan

    sudut pandang orang ketiga serba tahu.

    F. Profil Buku

    Judul Buku :Rembulan Tenggelam di Wajahmu

    Penulis : Tere Liye

    Penerbit : Republika

    Desainer Sampul : Eja-Creative14

    Tahun Cetak ke-1 : Februari 2009

    Tahun Cetak ke-36 : November 2018

    Tebal : 426 hlm

    52

    Jakob Sumardjo dan Saini K.M, Antologi Apresiasi Kesusastraan.,

    Jakarta: Gramedia, 1986, hlm. 29.

  • 37

    BAB IV

    TEMUAN DAN ANALISIS DATA

    A. Pesan Moral dalam Novel Rembulan Tenggelam di

    Wajahmu

    Pesan moral dalam novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu

    mencakup beberapa aspek. Di antaranya adalah moral manusia

    kepada Tuhan, moral manusia kepada diri sendiri, dan moral

    manusia kepada manusia lain. Ketiga aspek ini menjadi poin yang

    dijadikan rujukan dalam penelitian.

    Berikut ini merupakan analisis isi pesan moral dalam novel

    Rembulan Tenggelam di Wajahmu:

    1. Moral Manusia kepada Tuhan

    Wujud pesan moral dalam kehidupan manusia dengan

    Tuhan. Hubungan manusia dengan Tuhan dilakukan dengan

    berdoa ataupun wujud lain yang menunjukkan adanya

    hubungan vertikal dengan Yang Maha Kuasa.

    Dalam novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu

    terkandung pesan dari kalimat sebagai berikut:

    a. Malam kemenangan. Semua berlomba

    menggemakan nama besar Tuhan. Semua muka

    mengekspresikan kebahagiaan. Mulut-mulut

    mendesah atau malah berteriak seperti anak-anak

    di masjid ujung gang yang berebut mik.

    Berguling-guling menyikut rekan sepantaran.

    Meneriakkan takbir dengan suara fals bin

    cempreng. Asyik sekali. Tidak penting keluh-

  • 38

    protes telinga-telinga yang mendengarkan. (Bab 1.

    hlm. 2)

    b. Maka kepalanya mendongak ke atas. Mencari

    mukaMu yang konon katanya ada dimana-mana.

    Menggetarkan sekali mendengar pertanyaan yang

    tidak terucap itu. Menggetarkan sekali menyimak

    percakapan tanpa suara itu. Karena, Engkau selalu

    menjawab setiap pertanyaan. Sungguh, satu

    jawaban untuk satu pertanyaan. Jawaban yang

    sempurna. Tidak lebih, tidak kurang. Tetapi Rinai

    tidak tahu itu, ia terlampau kecil untuk mengerti.

    Rinai hanya tahu ia mau menangis. Hatinya sedih.

    Teramat sedih malah. Maka matanya pun

    membasah. Memeluk boneka beruang madunya

    lebih erat.” (Bab 1. hlm. 5)

    c. “Kalau urusan sekecil itu saja sudah ditentukan,

    bagaimana mungkin urusan manusia yang lebih

    besar luput dari ketentuan.... Bagi binatang,

    tumbuh-tumbuhan, dan benda-benda mati,

    kehidupan adalah sebab-akibat. Mereka hanya

    menjalani hukum alam yang sudah ditentukan.”

    (Bab 8. hlm. 56)

    d. “Ray, penjaga Panti itu mendapatkan penjelasan

    atas pertanyaan-pertanyaannya saat itu juga.... Dia

    mendapatkannya secara langsung. Semua itu

    karena Diar.... Diar telah membuka hati yang

    membeku itu. Diar menjadi sebab sebuah

  • 39

    pertobatan, sebab Tuhan berkenan menemukan

    penjaga Panti itu kembali.” (Bab 10. hlm. 77)

    e. “Berdoalah, Ray. Hanya itu yang bisa kita

    lakukan.” (Bab. 14. hlm.134)

    f. “Ray, kehidupan ini selalu adil. Keadilan langit

    mengambil berbagai bentuk. Meski tidak semua

    bentuk itu kita kenali, tapi apakah dengan tidak

    mengenalinya kita bisa berani-beraninya bilang

    Tuhan tidak adil? Hidup tidak adil? Ah, urusan ini

    terlanjur sulit bagimu, karena kau selalu keras-

    kepala.” (Bab 17. hlm. 172)

    g. “Pembalasan di dunia hanya sepotong kecil dari

    keadilan langit. Ada cara lain bagi Tuhan untuk

    membuat timbangan keadilan itu berjalan baik.

    Kau dan sebagian besar orang di muka bumi boleh

    jadi mengingkarinya, tapi itu nyata, pembalasan

    hari akhir itu nyata, senyata kau yang sekarang

    tersungkur mengenang masa lalu ini.” (Bab 18.

    hlm. 201)

    h. Ya Tuhan, dia rindu sekali menatap wajah Ayah-

    Bundanya. Rindu sekali mendengar suara mereka

    memanggil namanya. Rindu sekali bersembunyi

    dalam peluknya…. (Bab. 19. hlm. 204)

    i. Apa maksud semua ini, Tuhan? Aku mohon,

    jangan sampai. (Bab. 26. hlm. 292)

    j. “Kau tahu, istrimu benar-benar ingin menjadi istri

    yang baik untukmu, menjadi ibu yang baik untuk

  • 40

    anak-anakmu. Ia tak pandai ilmu agama, ia baru

    belajar itu semua saat kalian menikah. Tapi dia

    paham sebuah kalimat yang indah, nasihat

    pernikahan kalian yang disampaikan penghulu:

    Istri yang ketika meninggal dan suaminya ridha

    padanya, maka pintu surga dibukakan lebar-lebar

    baginya.” (Bab 28. hlm. 316)

    k. Sama seperti dulu, meski hatinya marah, meski

    hatinya mengutuk langit berkali-kali, Ray tetap

    terpesona menatap rembulan di langit. Merasa

    damai dengan sepotong ciptaan Tuhan yang

    seolah-olah digantungkan begitu saja itu. (Bab. 31.

    hlm. 343)

    l. Malam-malam itu meski amat bencinya dengan

    keputusan Tuhan, amat marahnya dengan segala

    takdir, sepotong rembulan di atas selalu

    membuatnya berterima-kasih. Mungkin itulah

    gunanya Tuhan menciptakan rembulan terlihat

    indah dari bumi. Menjadi penghiburan bagi hati

    yang resah saat menatapnya. (Bab. 31. hlm. 343)

    m. “Kau benar, Ray. Ada satu janji Tuhan. Janji

    Tuhan yang sungguh hebat, yang nilainya beribu

    kali tak terhingga dibandingkan menatap rembulan

    ciptaanNya. Tahukah kau? Itulah janji menatap

    wajahNya. Menatap wajah Tuhan. Tanpa tabir,

    tanpa pembatas.... Saat itu terjadi maka sungguh

    seluruh rembulan di semesta alam tenggelam tiada

  • 41

    artinya. Sungguh seluruh pesona dunia akan layu.

    Percayalah selalu atas janji itu, Ray, maka hidup

    kita setiap hari akan terasa indah....” (Bab 37. h.

    425)

    2. Moral Manusia kepada Diri Sendiri

    Wujud pesan moral dalam kehidupan manusia dengan diri

    sendiri. Nilai moral individual adalah nilai moral yang

    menyangkut hubungan manusia dengan kehidupan diri

    pribadi atau cara manusia memperlakukan diri pribadi.

    Dalam novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu

    terkandung pesan dari kalimat sebagai berikut:

    a. Dasar bodoh. Diar bisa saja mengambil jatah lebih

    dari upahnya yang hanya tiga ribu perak perhari

    dari kotak uang ini. Tidak ada yang tahu. Tetapi

    Diar selalu saja jujur menyerahkan semuanya.

    (Bab. 4. hlm. 22)

    b. Pasien berumur enam puluh tahun itu tertunduk

    dalam-dalam. Tubuhnya masih terduduk di aspal

    terminal. Sementara di kejauhan, tubuh Diar sudah

    dilarikan dengan salah-satu angkutan umum.

    Melesat menuju rumah sakit terdekat. (Bab. 9.

    hlm. 63)

    c. “Aku... Akulah yang merusak tasbih itu....” (Bab.

    9. hlm. 71)

    d. “Maafkan aku, Bapak! Maafkan aku yang telah

    merusak tasbih itu. Tidak mendengarkan,

  • 42

    padahal.... Bapak sudah melakukan banyak

    kebaikan kepada kami. Semoga, semoga Tuhan

    membalas segala kebaikan itu. Maafkan aku,

    Bapak... maafkan Diar yang nakal....” (Bab. 9.

    hlm. 75)

    e. “Kau tahu, penjaga Panti tertegun lama saat

    menerimanya. Menyesali betapa buruknya dia

    berusaha menjelaskan berbagai pertanyaannya

    dulu dengan caranya sendiri, mencari pembenaran

    atas semua potongan kehidupannya.” (Bab. 10.

    hlm. 78)

    f. Yang dia tahu hatinya perlahan menuntun

    tangannya. Tangan pasien itu terjulur ke depan.

    Gemetar. Mencoba mengelus wajah Diar yang

    membeku. Wajah lebam, wajah bengkak, wajah

    yang.... Hei, wajah yang tersenyum amat

    memesona. terlihat begitu menawan. (Bab. 11.

    hlm. 84)

    g. Di kelas itu hanya ada empat murid. Semuanya

    anak jalanan. Melihat mereka Ray urung berkecil

    hati, ternyata ketiga teman sekelasnya sumuran,

    hanya satu yang sesuai dengan usia anak sekolah

    menengah pertama kelas satu. Guru yang mengajar

    tadi pagi adalah bapak-bapak setengah baya.

    Biasa-biasa saja. Tidak ada Ibu Guru Nusi. (Bab

    11. hlm. 92)

  • 43

    h. Dan Ray sejak malam itu benar-benar merasakan

    janji kehidupan yang lebih baik. Rumah Singgah

    ini memberikan sepotong kehidupan baru yang

    indah baginya. Anak-anak lain menjadi keluarga

    baginya. Mereka malah lebih dari sekedar

    keluarga. (Bab. 11. hlm. 97)

    i. Dia akhirnya bersekolah. Rutinitas harian yang

    menyenangkan. Tidak ada yang memaksa. Dan dia

    mulai menata masa depan yang lebih baik. Merasa

    memiliki janji masa depan yang baik. Janji-janji

    dari kisah Bang Ape setiap Sabtu-malam. Dia

    bermimpi setelah lulus ujian persamaan minggu

    depan akan meneruskan kuliah. (Bab. 14. hlm.

    139)

    j. “... Kau tidak tahu memang, karena Ilham selama

    sepuluh tahun itu selain belajar bagaimana

    membuat lukisan yang lebih baik, juga

    mendapatkan bonus dari kegagalan sebelumnya:

    belajar tentang kerendahan-hati. Ilham

    memutuskan untuk tidak menuliskan nama di

    setiap lukisannya.” (Bab. 17. hlm. 170)

    k. Dimasa-masa menunggu itu, dia pernah memaksa

    dirinya datang mengunjungi sel tahanan Plee.

    Membujuk hatinya untuk terakhir kali menemui

    Plee. Bertanya apa kabarnya? Meminta maaf atas

    kekeliruan di lantai 40, memeluk Plee. (Bab. 20.

    hlm. 219)

  • 44

    l. Ray menelan ludah. Mengusap rambut panjangnya

    yang sebelum berangkat disisir rapi sepuluh kali.

    Dia harus mencoba, bisik separuh hati Ray. Apa

    salahnya? Sudah lama dia merencanakannya.

    Kalau ia menolak? Setidaknya dia sudah pernah

    mengajaknya. Ray meremas jemarinya. Gugup.”

    (Bab 24. hlm. 260)

    m. “Aku baik-baik saja, ceroboh. Aku senang

    mendengarnya. Amat senang. Tetapi aku tidak

    membutuhkan itu, Yang. Rumah besar, mobil,

    berlian, pakaian yang indah. Bagiku kau ikhlas

    dengan semua yang kulakukan untukmu. Ridha

    atas perlakuanku padamu. Itu sudah cukup.” (Bab.

    25. hlm. 281)

    n. “Aku menginginkan kau bahagia melihat anak-

    anak kita. Kau bahagia melihat mereka tumbuh

    besar. Kau ikhlas dengan semua apa yang

    kulakukan untukmu. Kau menerima apa-adanya

    semua yang kulakukan untukmu, kau ridha. Aku

    takut kepergian anak itu membuat kau sedih. Aku

    sungguh akan lebih sedih melihat kau sedih….”

    (Bab. 26. hlm. 295)

    o. Ray bergegas menuju penginapan terdekat. Ada

    banyak hal yang harus dilakukan besok. Ada

    banyak hal yang ingin direncanakannya besok.

    Kesedihan ini harus dilalui dengan banyak

    aktivitas. (Bab. 29. hlm. 328)

  • 45

    3. Moral Manusia kepada Manusia Lain

    Wujud pesan moral dalam kehidupan manusia dengan

    sesama dalam lingkup sosial maupun lingkungan alam.

    Manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial yang saling

    membutuhkan satu sama lain. Hal ini menimbulkan berbagai

    macam hubungan antara lain seperti kasih sayang, rasa

    hormat, suka menolong, saling berbagi, dan lain-lain yang

    melibatkan adanya interaksi dengan sesama manusia.

    Di dalam novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu

    terkandung pesan dari kalimat sebagai berikut:

    a. Diar, anak panti asuhan yang sekamar dengannya,

    setengah jam kemudian berbaik hati menyelinap

    ke halaman Panti, berusaha menyerahkan

    sebungkus roti tawar dan segelas cendol melalui

    balik pintu. Sayang, penjaga Panti keburu tahu.

    Mendelik mengancam Diar dengan pecut rotan,

    “Biarkan bangsat itu berbuka dengan air hujan!

    Atau kau mau bersamanya di luar??” (Bab 2. hlm.

    13)

    b. “Pulanglah! Istirahat. Besok hari raya....” Dokter

    senior, salah satu dari tiga dokter yang memeriksa

    pasien di atas ranjang-pemilik kongsi bisnis

    terbesar yang pernah ada- tersenyum ke arah suster

    yang terlihat lelah. (Bab 3. hlm. 17)

    c. “Kami rindu kau, Rehan.” Diar menggigit bibir,

    memecah diam, mengatakan kalimat itu sambil

    menatap Rehan seperti seorang adik yang menatap

  • 46

    kakaknya. Ya, anak-anak di Panti itu sudah bagai

    keluarga. Apalagi dengan semua kesulitan yang

    timbul dari penjaga Panti. Apalagi bagi Diar,

    Rehan selalu penting. (Bab 4. hlm. 25)

    d. “Jangan. Jangan lakukan....” Diar yang dari tadi

    hanya mentap bingung buru-buru melangkah

    masuk. Berusaha mencegah. (Bab 4. hlm. 26)

    e. “Kau tahu, Ray, banyak mereka yang tidak

    menyadari kalau penjelasan itu sudah datang....

    Mungkin karena mereka terlalu dibutakan oleh

    kehidupan itu sendiri. Mungkin karena mereka

    tidak pernah memiliki kemampuan untuk

    menggapai penjelasannya. Mungkin juga karena

    mereka terlalu berharap penjelasan itu datang

    dengan amat fantastis. Dalam banyak hal, banyak

    kasus, penjelasan itu justru datang dengan

    sederhana.” (Bab 7. hlm. 42)

    f. “Ray, tidak ada kehidupan di dunia yang sia-

    sia....” Orang dengan wajah menyenangkan itu

    menyentuh lembut bahu pasien yang berdiri di

    sebelahnya.” (Bab 8. hlm. 55)

    g. “Bagi manusia, hidup ini juga sebab-akibat, Ray.

    Bedanya, bagi manusia sebab-akibat itu

    membentuk peta dengan ukuran raksasa.

    Kehidupanmu menyebabkan perubahan garis

    kehidupan orang lain, kehidupan orang lain

    mengakibatkan perubahan garis kehidupan orang

  • 47

    lainnya lagi, kemudian entah pada siklus keberapa,

    kembali lagi ke garis kehidupanmu.... Saling

    mempengaruhi, saling berinteraksi....” (Bab 8.

    hlm. 57)

    h. Diar ingat sekali, saat tubuh ringkihnya menjejak

    bangunan Panti untuk pertama kalinya, saat dia

    canggung mendekat meja makan, Rehan-lah yang

    tersenyum-memberikan kursi. Saat dia takut-takut

    berkenalan dengan anak Panti lainnya yang lebih

    besar, Rehan-lah yang menerimanya pertama kali.

    Menawarinya tinggal sekamar. (Bab 9. hlm. 74)

    i. “Terlepas dari buat siapa uang tersebut,

    sayangnya, tidak semua orang beruntung

    mengetahui apa sebab-akibat dari setiap kejadian

    yang dihadapinya seperti kau sekarang....” (Bab

    10. hlm. 79)

    j. “Tidak banyak yang tahu apa sebab-akibat dari

    setiap keputusan hidup yang akan diambilnya. Apa

    sebab-akibat dari kehidupannya yang mungkin dia

    pikir selama ini biasa-biasa saja, tidak berguna,

    atau menyakitkan malah.” (Bab 10. hlm. 79)

    k. “Sejatinya, dengan mengerti bahwa setiap

    potongan hidup ini penting, maka seseorang tidak

    akan banyak bertanya seperti kau menghabiskan

    masa enam belas tahun bertanya sesak di Panti....”

    (Bab 10. hlm. 79)

  • 48

    l. “Ray, itulah mengapa tidak semua orang mengerti

    apa sebab-akibat kehidupannya. Dengan tidak

    tahu, maka mereka yang menyadari kalau tidak

    ada yang sia-sia dalam kehidupan akan selalu

    berbuat baik. Setiap keputusan yang akan mereka

    ambil, kejadian-kejadian menyakitkan, kejadian-

    kejadian menyenangkan, itu semua akan mereka

    sadari sebagai bagian dari siklus bola raksasa yang

    indah, yang akan menjadi sebab-akibat bagi orang

    lain. Dia akan selalu berharap perbuatannya

    berakibat baik ke orang lain.” (Bab. 10. hlm 81-

    82)

    m. “Kalau kau memahaminya dari sisi positif, maka

    kau akan mengerti ada yang peduli atau bermiliar-

    miliar bulir air yang membuat riak tersebut. Peduli

    atas riak-riak yang kau timbulkan di atas kolam,

    sekecil atau sekejap apapun riak itu. Dan saat kau

    menyadari ada yang peduli, maka kau akan selalu

    memikirkan dengan baik semua keputusan yang

    akan kau ambil. Sekecil apa pun itu, setiap

    perbuatan kita memiliki sebab-akibat....” (Bab. 10.

    hlm. 82)

    n. “Siklus sebab-akibat sudah ditentukan. Tidak ada

    yang bisa merubahnya, kecuali satu: yaitu

    kebaikan. Kebaikan bisa merubah takdir....” (Bab

    10. hlm. 83)

  • 49

    o. “Seseorang yang memahami siklus sebab-akibat

    itu, seseorang yang tahu bahwa kebaikan bisa

    merubah siklusnya, maka dia akan selalu mengisi

    kehidupannya dengan perbuatan baik. Mungkin

    semua apa yang dilakukannya terlihat sia-sia,

    mungkin apa yang dilakukannya terlihat tidak ada

    harganya bagi orang lain, tapi dia tetap mengisinya

    sebaik mungkin.” (Bab. 10. hlm 83)

    p. Hari ini, sesuai pembicaraan dengan Bang Ape dua

    hari lalu, Ray mendaftarkan dir ikut sekolah

    informal. Kakak-kakak penanggung-jawab Rumah

    Singgah itu yang menyarankan, “Setidakya kau

    punya aktivitas, Ray. Mengisi waktu luang dengan

    hal-hal positif. Siapa tahu kau akan lebih banyak

    tersenyum setelah pergi sekolah. Kami bosan

    melihat kau hanya melamun dan menyeringai.”

    Bang Ape tertawa. Ray hanya pelan mengangguk.

    Sukarela mendaftar.” (Bab 11. hlm. 89)

    q. Bang Ape hanya sibuk mengingatkan soal masa

    depan. Mereka selalu diingatkan untuk menyadari

    masa depan ditentukan oleh mereka sendiri,

    bantuan orang lain ada batasnya. (Bab. 11. hlm.

    91)

    r. “Kalian mungkin memiliki masa lalu yang buruk,

    tapi kalian memiliki kepal tangan untuk

    mengubahnya. Kepal tangan yang akan

    menentukan sendiri nasib kalian hari ini, kepal

  • 50

    tangan yang akan melukis sendiri masa depan

    kalian.” (Bab 11. hlm. 96)

    s. Malam itu Bang Ape mangatakan kalimat tersebut,

    kemudian menambahkannya dengan kalimat:

    “Kalian akan tetap menjadi saudara di mana pun

    berada, kalian sungguh akan tetap menjadi

    saudara. Tidak ada yang pergi dari hati. Tidak

    ada yang hilang dari sebuah kenangan. Kalian

    sungguh akan tetap menajdi saudara.” (Bab.11.

    hlm. 97)

    t. “Kau pasti menang,” Ray berkata pelan. (Bab.11.

    hlm. 100)

    u. “Berapa kali aku pernah bilang, Rumah Singgah

    tidak mendidik kalian menjadi preman, Ray. Kau

    tidak seharusnya melakukan tindakan bodoh-“

    (Bab. 12. hlm. 109)

    v. “Kau berbeda dengan mereka Ray. Kalian berbeda

    dengan anak jalanan. Aku tidak membangun

    Rumah Singgah untuk menjadikan kalian preman.

    Aku ingin kalian berpendidikan, memiliki

    kebanggan atas hidup, bertanggung-jawab. Suatu

    saat kau akan mengerti, terkadang pukulan tidak

    mesti dibalas pukulan. Luka tidak mesti dibalas

    luka.” (Bab 12. hlm. 110)

    w. “Tahukah kau, kita bisa menukar banyak hal

    menyakitkan yang dilakukan orang lain dengan

    sesuatu yang lebih hakiki.... Rasa sakit yang

  • 51

    timbul karena perbuatan aniaya dan menyakitkan

    dari orang lain itu sementara, Ray. Pemahaman

    dan penerimaan tulus dari kejadian menyakitkan

    itulah yang abadi....” (Bab. 12. hlm. 110)

    x. “Meskipun dalam situasi tertentu apa yang kau

    lakukan bisa saja dimengerti, mungkin malah

    dibela dan dipuji. Tapi kalian berbeda. Kalian

    anak-anak yang tahu menyikapi persoalan dengan

    baik. Setidaknya aku berharap kalian akan seperti

    itu suatu saat kelak, menyadari bahwa tidak semua

    persoalan hanya bisa diselesaikan dengan

    menyalahkan, lantas membalas.” (Bab. 12. hlm.

    110-111)

    y. “Berapa kali harus kubilang, aku tidak pernah

    mendirikan Rumah Singgah untuk menjadikan

    kalian anak-anak berandalan. Anak-anak yang

    suka berkelahi. Aku mendirikan Rumah Singgah

    itu karena ingin melihat kalian tumbuh menjadi

    anak-anak yang berbeda. Yang mengerti ada

    banyak pemecahan masalah baik untuk setiap

    urusan. Yang memahami terkadang sebuah

    penerimaan akan memberikan hikmah yang luar-

    biasa. Yang selalu yakin, kalau semua orang

    berpikiran itu bisa dibenarkan, bukan berarti itu

    menjadi bisa dibenarkan. Kalian tetap meyakini

    kalau itu sesungguhnya keliru karena kalian tahu

    itu memang keliru.” Bang Ape berkata dengan

  • 52

    intonasi bertenaganya,terdengar amat kecewa.

    (Bab. 13. hlm. 125)

    z. “Aku tahu apa yang akan kau lakukan, Ray....

    Jangan melakukan hal bodoh.” Bang Ape menelan

    ludah. Mencengkeram lengan Ray. (Bab. 14. hlm.

    135)

    aa. “Kau mau segelas cokelat panas, Ray? Aku baru

    tiba. Warga baru. Kau penghuni kampung sini?

    Tempat yang menyenangkan, bukan.... Mau?

    Mari!” (Bab. 16. hlm. 154)

    bb. Plee rajin menawarinya berkunjung. Mampir. Dan

    Ray seperti biasa tidak bisa menolak ajakan itu.

    Apa salahnya? Plee dengan senang hati

    menyiapkan segelas cokelat panas setiap kali dia

    singgah. (Bab. 16. hlm. 157)

    cc. “Masalahnya kau tidak seharusnya jahat, Ray. Kau

    tidak seharusnya menjalani masa-masa gelapmu

    dengan alasan karena hidup ini tidak adil. Kau

    tidak seharusnya menyalahkan orang-orang yang

    membuat kehidupanmu buruk, lantas mencari

    pembenaran-pembenaran.” (Bab. 17. hlm. 166)

    dd. “Kalau kau tidak boleh menyalahkan orang lain

    dalam urusan ini, apalagi menyalahkan Tuhan,

    Ray.... Itu tidak boleh terjadi, meski amat lazim

    dilakukan orang-orang.” (Bab. 17. hlm. 167)

    ee. Pukul 07.30, mushalla kecil dekat tower

    mengumandangkan khotbah hari raya, “Bukan

  • 53

    sisa-sisa, tapi berikanlah yang terbaik. Karena

    yang terbaik itu akan kembali kepada kalian.”

    Pengkhotbah berkata lirih (Bab. 18. hlm. 196)

    ff. “Waktu itu kau sering bertanya mengapa Tuhan

    memudahkan jalan bagi orang-orang jahat?

    Mengapa Tuhan justru mengambil kebahagiaan

    dari orang-orang baik? Itulah bentuk keadilan

    langit yang tidak akan pernah kita pahami secara

    sempurna. Beribu wajahnya. Berjuta bentuknya.

    Hanya satu cara untuk berkenalan dengan bentuk-

    bentuk itu. Selalulah berprasangka baik. Aku tahu

    kata-kata ini tetap saja sulit dimengerti. Aku

    sederhanakan bagimu, Ray, maksudnya adalah

    selalulah berharap sedikit. Ya, berharap sedikit,

    memberi banyak. Maka kau akan siap menerima

    segala bentuk keadilan Tuhan.” (Bab. 18. hlm.

    201)

    gg. “Jangan nangis, Sayang. Ayo, Rehan anak yang

    kuat. Cup-cup-cup.” Ibunya membujuk lembut.

    Mengusap pipi kemerah-merahan bayi dalam

    rengkuhan mesranya. (Bab. 19. hlm. 2