PENGARUH RETURN ON ASSET, DEBT TO EQUITY RATIO,...
Transcript of PENGARUH RETURN ON ASSET, DEBT TO EQUITY RATIO,...
PENGARUH RETURN ON ASSET, DEBT TO EQUITY RATIO, ASSET
GROWTH, DAN DIVIDEND PAYOUT RATIO TAHUN SEBELUMNYA
TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN YANG
TERDAFTAR DI JAKARTA ISLAMIC INDEX PERIODE 2009-2014
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
Oleh:
REMBULAN RAHMADIA FITRI
NIM: 1111046100056
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1436 H/ 2015 M
v
ABSTRAK
Rembulan Rahmadia Fitri. NIM: 1111046100056. Pengaruh Return on
Asset, Debt to Equity Ratio, Asset Growth dan Dividend Payout Ratio tahun
sebelumnya terhadap Dividend Payout Ratio pada Perusahaan yang Terdaftar di
Jakarta Islamic Index Periode 2009-2014. Konsentrasi Perbankan Syariah,
Program Studi Muamalat, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh ROA, DER, asset growth,
dan DPR tahun sebelumnya terhadap DPR pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta
Islamic Index periode 2009-2014. Pemilihan sampel dalam penelitian ini
menggunakan metode purposive sampling dan didapatkan 10 perusahaan yang sesuai
kriteria. Data penelitian diperoleh dari Bursa Efek Indonesia. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah analisis regresi data panel dan didapatkan bahwa model
yang lebih tepat digunakan adalah common effect. Dari hasil penelitian didapatkan
nilai adjusted R-Square sebesar 72,88%. Secara parsial menunjukkan bahwa variabel
ROA berpengaruh signifikan positif terhadap DPR dengan koefisien regresi sebesar
0.317229. Asset Growth secara parsial berpengaruh signifikan negatif terhadap DPR
dengan koefisien regresi sebesar -0.218273. DPR t-1 secara parsial berpengaruh
signifikan positif terhadap DPR dengan koefisien regresi sebesar 0.437055. Tetapi,
variabel DER secara parsial tidak berpengaruh terhadap DPR. Variabel yang
berpengaruh paling besar terhadap DPR adalah Dividend Payout Ratio tahun
sebelumnya (DPR t-1).
Kata kunci : Dividend Payout Ratio, Return on Asset, Debt to Equity Ratio,
Asset Growth dan Jakarta Islamic Index.
Pembimbing : Ir. M. Nadratuzzaman Hosen, M.S., M.Ec., Ph.D.
vi
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim.
Alhamdulillahirrabbil’alamin. Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT
atas segala rahmat, nikmat, serta pertolongan-Nya yang tiada terhingga kepada semua
makhluk-Nya, khusunya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan baik. Shalawat dan salam senantiasa dipanjatkan kepada Nabi
Muhammad SAW yang telah mengantarkan manusia dari zaman kegelapan ke zaman
yang terang benderang ini. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan sebagai salah satu
syarat kelulusan Strata 1 (S-1) Konsentrasi Perbankan Syariah Program Studi
Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penulisan skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa banyak pihak yang terulur
memberikan bantuan. Ucapan rasa hormat dan terima kasih atas segala kepedulian
mereka yang telah memberikan bantuan, baik moril, kritik, saran, masukan, dorongan
semangat, doa, dukungan finansial maupun pemikiran dalam penulisan skripsi ini.
Oleh karena itu, perkenankan penulis secara khusus mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar, M.A., selaku Dekan Fakultas Syariah dan
Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak A.M. Hasan Ali, M.A., dan Bapak Abdurrauf, Lc., M.A., selaku Ketua dan
Sekretaris Program Studi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
vii
3. Bapak Ir. M. Nadratuzzaman Hosen, M.S., M.Ec., Ph.D., selaku dosen
pembimbing skripsi yang telah memberikan arahan, saran, ilmu, pikiran,
semangat, solusi, serta meluangkan waktunya kepada penulis sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
4. Bapak M. Nur Rianto Al Arif, S.E., M.Si., dan Ibu Dwi Nur'aini Ihsan, S.E.,
M.M., selaku dosen penguji skripsi yang telah memberikan ilmu, saran, dan
waktunya untuk membimbing serta mengoreksi skripsi ini agar menjadi lebih
baik.
5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah dengan sabar memberikan bekal ilmu
yang tak terhingga nilainya. Semoga menjadi ilmu yang bermanfaat, sehingga
menjadi amal kebaikan bagi kita semua. Aamiin.
6. Segenap pimpinan dan karyawan Perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum,
serta Perpustakaan Umum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,
yang telah memberikan fasilitas untuk melakukan studi kepustakaan.
7. Bapak Aries Koentjoro, Bapak M. Nur Rianto Al Arif, Ibu Tini Anggraini, yang
telah meluangkan waktunya dan membantu mengarahkan penulis dalam
penyusunan skripsi ini.
8. Kedua orang tua, yaitu Bapak Afrizon Anwar dan Ibu Surya Evida, yang selalu
memberikan dukungan dan doa yang tidak hentinya. Memberikan nasihat dan
semangat untuk tetap melalui proses kehidupan ini dengan baik, semoga karya
tulis ini dapat memberikan sedikit kebanggan. Tidak lupa juga, kakak-kakak
viii
penulis yaitu Nanda Aftomi dan Tezar Dwi yang selalu memberikan dorongan
agar penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
9. Terima kasih kepada sahabat-sahabat terbaik penulis yaitu Alvin Febianto, Dessy
Rachma, Riri Sartika, Sharfina Putri, Burhanudin Yusuf, Putri Dwi Kartika,
Anggita Shara, Dewi Kurnia Sari, Syifa Nisfiyani yang telah mendukung baik
secara moril dan memotivasi penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini.
10. Terima kasih kepada sahabat-sahabat seperjuangan, keluarga besar Perbankan
Syariah 2011 khusunya PS B 2011, mahasiswa bimbingan Bapak Nadra, dan
keluarga KKN Medali 2014, yang senantiasa telah membantu, memberikan
motivasi dan mendoakan yang terbaik kepada penulis. Terima kasih atas semua
kenangan yang tidak terlupakan, semoga silaturahim kita dapat tetap terjalin
sampai kapanpun
Akhir kata kepada semua pihak yang telah membantu selesainya skripsi ini,
penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya. Semoga Allah SWT
mencatatnya sebagai amal yang baik dan membalasnya lebih baik lagi. Semoga
skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua kalangan. Aamiin.
Jakarta, September 2015
Rembulan Rahmadia Fitri
ix
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN .......................................... Error! Bookmark not defined.
LEMBAR PERNYATAAN .......................................... Error! Bookmark not defined.
ABSTRAK .................................................................................................................. iv
KATA PENGANTAR ................................................................................................ vi
DAFTAR ISI ............................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ xiii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah dan Pembatasan Penelitian ........................................... 8
C. Perumusan Masalah ...................................................................................... 11
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..................................................................... 11
1. Tujuan ........................................................................................................... 11
2. Manfaat ......................................................................................................... 11
E. Sistematika Penulisan ................................................................................... 13
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................... 15
A. Landasan Teori ............................................................................................. 15
1. Dividen ......................................................................................................... 15
2. Pasar Modal Syariah ..................................................................................... 30
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Dividend Payout Ratio ......................... 36
4. Penelitian terdahulu ...................................................................................... 41
B. Kerangka Analisis ........................................................................................ 48
C. Hipotesis Penelitian ...................................................................................... 49
BAB III METODE PENELITIAN .......................................................................... 51
A. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................................ 51
x
B. Metode Penentuan Sampel ........................................................................... 51
C. Metode Pengumpulan Data .......................................................................... 53
D. Metode Analisis Data ................................................................................... 54
1. Metode Estimasi Model Regresi Data Panel ................................................ 55
2. Uji Asumsi Klasik ........................................................................................ 57
3. Tahap Pemilihan Regresi Data Panel ........................................................... 62
4. Uji Signifikansi ............................................................................................. 63
E. Definisi Operasional Variabel ...................................................................... 67
1. Variabel Dependen (Y): ............................................................................... 67
2. Variabel Independen (X): ............................................................................. 68
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ............................................................ 70
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ................................................. 70
B. Analisis dan Pembahasan ............................................................................. 72
1. Uji Asumsi Klasik ........................................................................................ 72
a. Uji Normalitas ..................................................................................................... 72
b. Uji Autokorelasi .................................................................................................. 74
c. Uji Multikolinearitas ........................................................................................... 76
d. Uji Heteroskedastisitas ........................................................................................ 78
2. Uji Pemilihan Regresi Data Panel ................................................................ 80
a. Uji Chow ............................................................................................................. 80
3. Uji Signifikansi ............................................................................................. 82
a. Uji Koefisien Determinasi (R2) .......................................................................... 82
b. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) .......................................................... 83
c. Uji Signifikansi Parsial (Uji Statistik t) .............................................................. 84
4. Analisis Regresi ............................................................................................ 88
C. Interpretasi .................................................................................................... 89
1. Return on Asset (ROA) ................................................................................. 89
2. Debt to Equity Ratio (DER) ......................................................................... 90
3. Asset Growth ................................................................................................ 91
4. Dividend Payout Ratio tahun sebelumnya (DPR t-1) .................................... 92
xi
BAB V PENUTUP ..................................................................................................... 94
A. Kesimpulan ................................................................................................... 94
C. Saran ............................................................................................................. 98
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 101
LAMPIRAN ............................................................................................................. 105
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ................................................................................ 41
Tabel 3.2 Uji Autokorelasi ........................................................................................ 59
Tabel 4.1 Tabel Autokorelasi ................................................................................... 75
Tabel 4.2 Hasil Uji Multikolinearitas ...................................................................... 77
Tabel 4.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas ................................................................... 79
Tabel 4.4 Hasil Uji Chow .......................................................................................... 81
Tabel 4.5 Hasil Estimasi Common Effect Model ................................................... 82
Hasil Uji Multikolinearitas ..................................................................................... 112
Hasil Uji Heteroskedastisitas ................................................................................. 113
Hasil Uji Chow ........................................................................................................ 114
Hasil Estimasi Common Effect Model .................................................................... 114
Hasil Estimasi Fixed Effect Model ......................................................................... 115
Hasil Estimasi Random Effect Model ..................................................................... 116
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Analisis ................................................................................ 48
Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas ............................................................................ 73
Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas Setelah di LOG ................................................ 74
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Investasi dapat diartikan sebagai penanaman modal untuk satu atau lebih
aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan
mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang. Seiring dengan
meningkatnya gairah masyarakat serta pelaku usaha dan bisnis dalam melakukan
investasi, pasar modal di Indonesia saat ini mengalami perkembangan yang cukup
signifikan. Namun, sistem mekanisme pasar modal konvensional yang
mengandung riba (bunga), gharar (ketidakpastian) dan maysir (judi) selama ini
telah menimbulkan keraguan dikalangan umat Islam. Pasar modal syariah
dikembangkan dalam rangka mengakomodir kebutuhan umat muslim maupun
non muslim yang ingin menginvestasikan dananya pada perusahaan yang telah
sesuai dengan prinsip Islam, sehingga memberikan ketenangan dan keyakinan
investor atas transaksi yang halal.1
Investasi pada saham syariah diwujudkan dengan adanya index syariah
yang saat ini diwakili dengan didirikannya Jakarta Islamic Index (JII).
Perusahaan yang dapat tergabung dalam JII merupakan perusahaan yang telah
memenuhi beberapa persyaratan diantaranya, perusahaan tidak menjalankan
usaha yang bertentangan dengan prinsip syariah dan bukan lembaga keuangan
1 Ahmad Rodoni, Investasi Syariah, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), h. 62.
2
konvensional yang menerapkan sistem riba. Tujuan pembentukan JII adalah untuk
meningkatkan kepercayaan investor dalam melakukan investasi pada saham yang
berbasis syariah, serta menjadi pemandu bagi investor yang ingin menanamkan
dananya sesuai prinsip Islam tanpa takut tercampur dengan sistem konvensional
yaitu riba.
Umumnya para investor dalam melakukan investasi bertujuan untuk
memperoleh pendapatan berupa dividen dan selisih harga jual saham terhadap
harga belinya (capital gain). Dividen merupakan nilai pendapatan bersih
perusahaan setelah pajak dikurangi laba ditahan sebagai cadangan bagi
perusahaan. Investor sebagai pemegang saham berharap mendapatkan dividen
yang besar atau minimal relatif stabil dari tahun ke tahun. Dividen tersebut
diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan para pemegang saham.2
Isu tentang dividen sangat penting dengan berbagai alasan, antara lain,
perusahaan menggunakan dividen sebagai cara untuk memperlihatkan kepada
pihak luar mengenai sinyal keuangan dan prospek pertumbuhan perusahaan.
Selanjutnya dividen memegang peranan penting pada struktur permodalan
perusahaan. Perusahaan biasanya enggan mengurangi pembayaran dividen,
karena harga saham juga dipengaruhi oleh pola dividen, selain itu dengan
membayarkan dividen harga saham perusahaan juga dapat meningkat.3
2 Henny Ritha dan Eko Koestiyanto, “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout
Ratio”, e-Journal Manajemen dan Bisnis, Vol.1 No.1 (Oktober 2013) : h.1-15. 3 Kashif Imran, “Determinants of Dividend Payout Policy: A case of Pakistan Engineering
Sector”, The Romanian Economic Journal, Year XIV No.41 (September 2011) : h.47-60.
3
Kebijakan dividen merupakan seluruh kebijakan manajerial yang
dilakukan untuk menetapkan berapa besar laba bersih yang akan dibayarkan
sebagai dividen dan berapa besar laba bersih yang bisa dipertahankan. Hal ini
menyebabkan sejumlah teori yang saling bertentangan. Diantaranya yaitu teori
dividend irrelevance dikemukakan Miller dan Modigliani (1961) yang
menyatakan bahwa keputusan dividen tidak mempengaruhi nilai perusahaan dan
tidak mempengaruhi harga saham suatu perusahaan. Bird in the hand theory yang
dikemukakan Gordon dan Lintner (1962) menyatakan bahwa para investor lebih
yakin terhadap penerimaan dan pembagian dividen dibanding kenaikan nilai
modal. Teori signaling yang menyatakan bahwa perubahan dividen mengirim
sinyal kepada investor tentang masa depan perusahaan.4
Investor dalam menginvestasikan dananya, tentu menginginkan tingkat
pengembalian yang tinggi dalam bentuk dividen maupun capital gain. Menurut
teori yang dikemukakan oleh Gordon dan Lintner, mengatakan bahwa investor
jauh lebih menghargai uang yang diharapkan dari dividen daripada uang yang
diharapkan dari kenaikan nilai modal.5 Namun, jika dikaitkan dengan pajak,
investor lebih menyukai capital gain karena pajak atas capital gain baru dibayar
setelah saham dijual, sementara pajak atas dividen harus dibayar setiap tahun
4 Turki Alzomaia dan Ahmeed Al Kadhiri, “Determination of Dividend Policy: The Evidence
from Saudi Arabia”, Journal of Business and Social Science, Vol.4 No.1 (January 2013) : h.5-18. 5 J. Fred Weston dan Eugene F. Brigham, Dasar-dasar Manajemen Keuangan Jilid 2,
(Jakarta: Erlangga, 2001), h.199.
4
setelah pembayaran dividen. Apalagi umumnya pajak atas dividen lebih besar
daripada pajak atas capital gain. 6
Masalah dalam kebijakan pembagian dividen ini mempunyai dampak
yang sangat penting karena memiliki dua dampak yang berlawanan dan berbeda
kepentingan. Di satu sisi, perusahaan membutuhkan kucuran dana untuk
meningkatkan struktur permodalan dan meningkatkan pertumbuhan perusahaan
secara terus-menerus, selain itu perusahaan juga mempunyai kewajiban untuk
memberikan kesejahteraan yang lebih besar kepada para pemegang saham
perusahaannya dengan pembagian dividen.
Apabila laba ditahan suatu perusahaan ditambah, dividen yang diberikan
kepada pemegang saham tentu akan dikurangi, begitupun juga sebaliknya.
Pembagian dividen tentu akan memaksimalkan kesejahteraan pemegang saham.
Namun, hal tersebut berarti akan mengurangi dana investasi perusahaan tahun
mendatang. Sebaliknya, jika perusahaan meningkatkan jumlah laba ditahan, maka
dividen yang dapat dibagikan akan menurun dan mengurangi kesejahteraan
pemegang saham. Bagi para investor, perusahaan yang memiliki kemampuan
membayar dividen adalah perusahaan yang menguntungkan. Sehingga diperlukan
kebijakan dividen yang optimal guna menciptakan keseimbangan antara dividen
6 Agnes Sawir, Kebijakan Pendanaan dan Restrukturisasi Perusahaan, (Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama, 2004), h.147.
5
saat ini dan pertumbuhan perusahaan di masa mendatang, agar dapat
memaksimalkan harga saham perusahaan.7
Pertimbangan perusahaan dalam menetapkan kebijakan pembayaran
dividen menjadi semakin rumit apabila kepentingan berbagai pihak diakomodasi.
Di satu sisi, ada pihak yang cenderung berharap pembayaran dividen lebih besar
atau sebaliknya. Sementara pihak manajemen umumnya menahan pendapatan
untuk melunasi hutang atau meningkatkan investasi.8 Hanya perusahaan yang
menguntungkan yang dapat membagikan dividen kepada pemegang saham,
karena dividen diambil dari keuntungan perusahaan. Namun, fenomena yang
terjadi pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index periode 2009-
2014 menunjukkan bahwa dividend payout ratio perusahaan berfluktuasi tidak
mengikuti besarnya keuntungan perusahaan. Seperti yang terjadi pada tahun 2013,
PT. Indocement Tunggal Prakarsa (INTP) mengalami penurunan pengembalian
laba atas aktiva (return on asset) sebesar 2,09%, tetapi rasio pembayaran
dividennya mengalami kenaikan sebesar 10,46%. Hal ini mengindikasikan bahwa
ada faktor lain yang mempengaruhi keputusan perusahaan dalam menentukan
besarnya pembagian dividen.
7 Farah Margaretha, Manajemen Keuangan Investasi dan Sumber Dana Jangka Panjang,
(Jakarta: Grasindo, 2005) h. 142. 8 Michell Suharli, “Studi Empiris Mengenai Pengaruh Profitabilitas, Leverage, dan Harga
Saham terhadap Jumlah Dividen Tunai”, Jurnal MAKSI, Vol.6 N0.2 (Agustus 2006) : h.243-256.
6
Kebijakan dividen perusahaan tergambar pada dividend payout ratio nya
yaitu persenstase laba yang dibagikan dalam bentuk dividen tunai. Dividend
payout ratio memperlihatkan proporsi antara dividen dan laba ditahan dari laba
bersih perusahaan. Pihak manajemen perusahaan perlu mempertimbangkan besar
kecilnya dividen yang dapat dibayarkan serta faktor-faktor apa saja yang dapat
mempengaruhi kebijakan dividen yang ditetapkan perusaahan tersebut.
Faktor utama yang dapat mempengaruhi pembayaran dividen adalah
profitabilitas. Profitabilitas menjadi faktor penting dalam menentukan
pembayaran dividen perusahaan. Hal ini karena perusahaan bersedia membayar
jumlah dividen yang lebih tinggi jika profitabilitas perusahaan meningkat.9 Dalam
penelitian Ritha dan Koestiyanto (2013) menemukan hasil bahwa profitabilitas
tidak berpengaruh signifikan terhadap pembayaran dividen. Faktor kedua
solvabilitas, yaitu kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh
kewajibannya. Pada dasarnya peningkatan hutang akan mempengaruhi tingkat
pendapatan bersih perusahaan yang tersedia bagi pemegang saham termasuk
dividen yang diterima, karena kewajiban untuk membayar hutang lebih
diutamakan daripada pembagian dividen.10
Dalam penelitian yang dilakukan
Aryati (2011) menemukan bahwa solvabilitas yang diproksikan dengan DER
berpengaruh signifikan negatif terhadap dividend payout ratio. Indriani (2014)
9 Turki Alzomania dan Ahmeed Al Kadhiri, Determination of Dividend Policy: The Evidence
fro, Saudi Arabia, Journal of Business and Social Science, Vol.4 No.1 (January 2013) : h.5-18. 10
Lisa Marlina dan Clara Danica, Analisis Pengaruh Cash Position, Debt to Equity Ratio dan
Return on Asset terhadap Divivdend Payout Ratio, Jurnal Manajemen dan Bisnis, Vol.2 No.1 (Januari
2009) : h.1-6.
7
menemukan hasil yang berbeda yaitu solvabilitas ditemukan tidak berpengaruh
signifikan dan positif terhadap dividend payout ratio. Faktor ketiga, pertumbuhan
perusahaan yang digambarkan melalui pertumbuhan asetnya. Tingkat
pertumbuhan perusahaan yang tinggi, mengakibatkan perusahaan membutuhkan
dana yang besar untuk ditahan sebagai cadangan untuk reinvestasi. Sehingga
perusahaan cenderung akan menahan pendapatan dan tidak membagikannya
sebagai dividen kepada pemegang saham. Dalam penelitian yang dilakukan
Laksono (2006) menemukan bahwa pertumbuhan perusahaan yang digambarkan
dengan pertumbuhan asetnya berpengaruh signifikan negatif terhadap dividend
payout ratio. Difah (2011) menemukan hasil yang berbeda yaitu pertumbuhan
perusahaan ditemukan berpengaruh signifikan positif terhadap dividend payout
ratio. Faktor keempat merupakan rasio pembayaran dividen tahun sebelumnya.
Perusahaan cenderung akan mempertahankan besarnya dividen dari tahun lalu
atau bahkan meningkatkan dividen ketika diramalkan akan meningkatnya
keuntungan perusahaan di tahun mendatang. Dalam penelitian yang dilakukan
Imran (2011) menemukan bahwa dividen tahun lalu berpengaruh signifikan
positif terhadap dividend payout ratio. Difah (2011) menemukan hasil yang
berbeda yaitu dividen tahun lalu ditemukan tidak berpengaruh signifikan terhadap
dividend payout ratio.
Telah banyak penelitian mengenai kebijakan dividen, namun sampai saat
ini tidak ada kesimpulan umum seperti apa faktor yang dapat mempengaruhi
kebijakan dividen perusahaan dan bagaimana faktor-faktor tersebut berinteraksi.
8
Sulit untuk menyimpulkan faktor mana yang paling dominan mempengaruhi
kebijakan dividen. Dengan melihat latar belakang permasalahan yang ada dan
adanya perbedaan hasil penelitian-penelitian terdahulu, maka perlu dilakukan
penelitian lebih lanjut. Penelitian ini merupakan pengembangan penulis terdahulu
mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen. Berdasarkan
uraian yang telah dipaparkan dalam latar belakang masalah diatas, maka
penelitian ini diberi judul “Pengaruh Return on Asset, Debt to Equity Ratio,
Asset Growth dan Dividend Payout Ratio tahun sebelumnya terhadap
Dividend Payout Ratio pada Perusahaan yang Terdaftar di Jakarta Islamic
Index Periode 2009-2014”.
B. Identifikasi Masalah dan Pembatasan Penelitian
Semakin meningkatnya gairah masyarakat dalam melakukan investasi,
menyebabkan pasar modal di Indonesia mengalami perkembangan cukup pesat.
Namun, sistem mekanisme pasar modal konvensional selama ini yang
mengandung bunga dan ketidakpastian telah menimbulkan keraguan dikalangan
umat Islam, sehingga diperlukan alternatif lain yang mampu mengakomodir
kebutuhan umat muslim maupun non muslim yang ingin menginvestasikan
dananya pada investasi yang halal. Sehingga penulis memilih objek berupa
perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index guna memberikan informasi
kepada investor yang ingin menanamkan dananya pada perusahaan yang telah
sesuai dengan prinsip Islam.
9
Penelitian ini mengambil periode terbaru dan dalam pengolahan data
diperlukan periode pengamatan yang panjang guna mendapat hasil yang mampu
menggambarkan kondisi sesungguhnya, sehingga diambil periode penelitian dari
tahun 2009 sampai dengan tahun 2014. Selain itu yang terjadi pada perusahaan
yang terdaftar di Jakarta Islamic Index periode 2009-2014 menunjukkan bahwa
besarnya dividend payout ratio perusahaan berfluktuasi tidak mengikuti besarnya
keuntungan perusahaan. Sehingga perlu untuk melihat faktor lain yang dijadikan
acuan perusahaan dalam menetapkan pembayaran dividen.
Pihak manajemen perusahaan dalam menentukan kebijakan dividennya
perlu mempertimbangkan faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi
besarnya dividen yang dapat dibagikan kepada pemegang saham. Penulis memilih
beberapa faktor, pertama rasio profitabilitas, karena rasio ini bertujuan untuk
mengukur efisiensi aktivitas perusahaan dan kemampuan perusahaan dalam
memperoleh keuntungan yang akan mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk
membayarkan dividen. ROA dipilih sebagai proksi profitabilitas karena rasio ini
mengukur efektivitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan
memanfaatkan seluruh aktiva perusahaan untuk operasi. Sehingga ROA yang
tinggi memungkinkan perusahaan untuk membayarkan dividen yang lebih kepada
pemegang saham. Kedua rasio solvabilitas, karena untuk mengukur sejauh mana
kemampuan perusahaan membayarkan seluruh kewajibannya. DER dipilih
sebagai proksi solvabilitas karena rasio ini mencerminkan kemampuan
perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya, yang ditunjukkan oleh
10
beberapa bagian modal sendiri yang digunakan untuk membayar hutang.
Sehingga ketika rasio hutang perusahaan meningkat, maka dapat mengurangi
kemampuan perusahaan untuk membayarkan dividen. Ketiga pertumbuhan aset
perusahaan, karena ketika perusahaan mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi
mengakibatkan perusahaan menahan dana lebih banyak sebagai cadangan dan
akan berdampak pada kemampuan perusahaan dalam membayarkan dividen.
Sehingga pertumbuhan perusahaan dapat menjadi faktor penting yang
mempengaruhi kemampuan perusahaan membayarkan dividen. Keempat besarnya
pembayaran dividen tahun lalu, karena umumnya perusahaan tidak bersedia
menurunkan besarnya dividen yang akan memberikan sinyal negatif kepada
pemegang saham. Sehingga besarnya dividen tahun lalu dapat dijadikan acuan
perusahaan untuk menentukan besarnya pembayaran dividen tahun ini.
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan, penulis melakukan
pembatasan penelitian meliputi:
1. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan go public yang terdaftar di Jakarta
Islamic Index.
2. Periode penelitian dari tahun 2009 sampai dengan 2014.
3. Variabel independen dalam penelitian ini terdiri dari faktor internal
perusahaan berupa rasio keuangan yang digambarkan dengan 4 variabel yaitu
Return on Asset, Debt to Equity Ratio, Asset Growth dan Dividend Payout
Ratio tahun sebelumnya.
11
C. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan penelitian diatas,
penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisis seberapa besarkah pengaruh rasio
keuangan perusahaan terhadap rasio pembayaran dividen. Adapun permasalahan
pokok yang diangkat dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :
Apakah Return on Asset, Debt to Equity Ratio, Asset Growth dan Dividend
Payout Ratio tahun sebelumnya berpengaruh signifikan terhadap Dividend Payout
Ratio pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index periode 2009-
2014?
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah memperoleh bukti empiris yang dapat
menjawab pertanyaan yang sesuai dengan rumusan masalah diatas. Maka
tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini sebagai berikut:
Mengetahui dan menganalisis pengaruh Return on Asset, Debt to Equity
Ratio, Asset Growth dan Dividend Payout Ratio tahun sebelumnya terhadap
Dividend Payout Ratio pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic
Index periode 2009-2014.
2. Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain sebagai berikut:
12
a. Bagi Akademisi
Hasil penelitian ini dapat menjadi bukti empiris mengenai faktor-
faktor yang dapat mempengaruhi pembayaran dividen, sehingga dapat
memberi tambahan wawasan dan ilmu pengetahuan yang lebih mendalam,
serta memberikan kontribusi dalam memperkaya penelitian-penelitian
terdahulu.
b. Bagi Peneliti
Diharapkan penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi dasar
perluasan dan acuan untuk memulai penelitian selanjutnya, serta
mempertajam kemampuan dalam menganalisis faktor-faktor yang
mempengaruhi kebijakan dividen.
c. Bagi Investor
Hasil penelitian ini dapat menjadi acuan dalam
mempertimbangkan keputusan investasi terkait dengan tingkat
pengembalian berupa dividen yang dapat diberikan perusahaan.
d. Bagi Emiten
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan
terhadap isu tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pembayaran
dividen dan dapat menjadi acuan dalam penentuan kebijakan dividen
perusahaan, serta sebagai bahan evaluasi untuk lebih meningkatkan
kinerja perusahaan.
13
E. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan dan memberi arahan dalam penulisan, serta memberi
alur pemikiran yang tersusun secara sistematis, maka penulisan disusun dengan
sistematika sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini akan berisi paparan singkat yang menguraikan latar belakang
masalah yang diangkat, identifikasi dan pembatasan masalah, dilanjutkan
dengan perumusan masalah, selanjutnya dipaparkan mengenai tujuan dan
manfaat penelitian, dan diakhiri dengan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini memaparkan mengenai landasan teori yang digunakan seagagai
acuan dalam penelitian, juga membahas mengenai hasil-hasil penelitian
terdahulu yang sejenis, terdapat juga kerangka pemikiran penelitian yang
akan menggambarkan hubungan antara variabel penelitian dan hipotesis
penelitian.
BAB III METEDOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisi uraian mengenai metodologi yang digunakan dalam
penelitian secara lebih terperinci. Pada bab ini menampilkan ruang
lingkup penelitian, pemilihan sampel, metode pengumpulan data, serta
metode analisis yang digunakan untuk menganalisis dan mengintrepertasi
data.
14
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi mengenai analisis dan intrepertasi hasil temuan yang
diperoleh selama proses penelitian. Menjelaskan deskripsi objek
penelitian, seluruh proses dan teknik analisis data hingga hasil dari
pengujian seluruh hipotesis penelitian sesuai dengan metode yang
digunakan. Bab ini bertujuan untuk menjawab rumusan masalah yang
telah dikemukakan penulis.
BAB V PENUTUP
Bab ini berisikan kesimpulan atas penjelasan-penjelasan yang sebelumnya
telah dijabarkan. Setelah itu, penulis akan memaparkan implikasi dan
saran mengenai permasalahan yang terkait.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
15
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Dividen
a. Kebijakan Dividen
Dividen dapat didefinisikan sebagai bagian dari keuntungan
perusahaan yang dibayarkan oleh perusahaan untuk para pemegang saham
sebagai imbalan atas investasi di perusahaan.11
Kebijakan dividen merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan
dengan keputusan pendanaan perusahaan. Kebijakan dividen (dividend
policy) merupakan keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan pada
akhir tahun akan dibagi kepada pemegang saham dalam bentuk dividen
atau akan ditahan untuk menambah modal guna pembiayaan investasi di
masa yang akan datang.12
Manejemen mempunyai dua alternatif perlakuan
terhadap penghasilan bersih setelah pajak (earning after tax) perusahaan,
pertama dibagi kepada para pemegang saham perusahaan dalam bentuk
dividen, kedua diinvestasikan kembali ke perusahaan sebagai laba ditahan
11
Santhi Appannan dan Lee Wei Sim, “A Study on Leading Determinants of Dividend Policy
in Malaysia Listed Companies for Food Industry under Consumer Product Sector”, 2nd International
Conference on Business and Economic, (2011), h.946-976. 12
Agus Harjito dan Martono, Manajemen Keuangan, (Yogyakarta: Ekonisia, 2005), h.253.
16
(retained earning).13
Apabila laba ditahan ditambah, maka dividen harus
dikurangi, demikian juga sebaliknya. Kenyataan ini kemudian
menimbulkan pertanyaan, apakah sebaiknya perusahan membagikan
dividen yang sebesar-besarnya atau sekecil-kecilnya.
Kebijakan dividen perusahaan tergambar pada dividend payout ratio
(DPR) yaitu persentase dari pendapatan yang akan dibayarkan kepada
pemegang saham sebagai dividen tunai. Dividend payout ratio
didefinisikan sebagai rasio antara dividend per share (DPS) terhadap
earning per share (EPS). Dividend per share (DPS) sendiri merupakan
perbandingan antara jumlah seluruh dividen yang dibagikan pada tahun
tertentu dengan jumlah saham yang beredar. Sementara earning per share
(EPS) merupakan perbandingan antara laba bersih perusahaan dengan
jumlah saham yang beredar. Dapat dikatakan bahwa EPS merupakan rasio
yang menunjukkan berapa besar keuntungan (laba) yang diperoleh
pemegang saham per lembar sahamnya.14
Kebijakan dividen mempunyai arti yang penting bagi perusahaan
karena empat alasan berikut:
1) Kebijakan keuangan ini berpengaruh pada sikap para investor.
Pemotongan dividen dapat dipandang negatif oleh para investor,
13
Lukas Setia Atmaja, Teori dan Praktik Manajemen Keuangan, (Yogyakarta: Andi Offset,
2008), h. 285. 14
Nina Indriani, “Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Leverage dan Firm Size terhadap
Dividend Payout Ratio”, (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
2014), h.27.
17
karena pemotongan seperti itu sering dikaitkan dengan kesulitan
keuangan yang dihadapi perusahaaan.
2) Kebijakan keuangan ini berdampak pada program pendanaan dan
anggaran modal perusahaan.
3) Kebijakan keuangan ini dapat mempengaruhi arus kas perusahaan.
Perusahaan dengan likuiditas buruk dapat dipaksa untuk membatasi
pembayaran dividennya.
4) Kebijakan keuangan ini menurunkan niai ekuitas pemegang saham
biasa karena besarnya dividen ditentukan oleh besarnya laba ditahan.15
b. Bentuk Dividen
Terdapat beberapa bentuk dari pembayaran dividen yang dilakukan
perusahaan, diantaranya:
1) Cash Dividend (dividen tunai): dividen tunai ini merupakan jenis
dividen yang umum dan banyak digunakan oleh perusahaan, biasanya
melalui cek atau terkadang dengan menginvestasikan kembali dalam
saham biasa di perusahaan.
2) Stock Dividends (dividen saham): dividen saham dibayarkan dalam
lembar saham tambahan dan bukannya dalam bentuk uang tunai.
15
Warsono, Manajemen Keuangan Perusahaan, (Malang: Bayumedia Publishing, 2003),
h.272.
18
3) Property Dividend (dividen kekayaan): dividen kekayaan adalah
distribusi pro rata suatu aset fisik, aset tersebut biasanya berupa
produk yang dihasilkan perusahaan.16
c. Teori Kebijakan Dividen
1) Teori Dividend Irrelevance
Teori ini dikembangkan oleh Merton Miller dan Franco Modigliani
(MM). Mereka berpendapat bahwa nilai suatu perusahaan hanya
ditentukan oleh kemampuan dasarnya untuk menghasilkan laba serta
risiko bisnisnya, dengan kata lain, MM berpendapat bahwa nilai suatu
perusahaan tergantung semata-mata pada pendapatan yang dihasilkan
oleh aktivanya, bukan pada bagaimana pendapatan tersebut dibagi di
antara dividen dan laba ditahan.17
Kebijakan dividen perusahaan tidak
mempunyai pengaruh, baik terhadap nilai perusahaan, maupun biaya
modalnya, dengan kata lain kebijakan dividen sebenarnya tidak
relevan untuk dipersoalkan.18
Perubahan sejumlah besar dividen dapat mempengaruhi harga
saham dengan arah yang sama. MM berpendapat bahwa pengaruh
16
Warsono, Manajemen Keuangan Perusahaan, (Malang: Bayumedia Publishing, 2003),
h.272. 17
J. Fred Weston dan Eugene F. Brigham, Dasar-dasar Manajemen Keuangan Jilid 2,
(Jakarta: Erlangga, 2001), h.198. 18
Turki Alzomaia dan Ahmeed Al Kadhiri, “Determination of Dividend Policy: The
Evidence from Saudi Arabia”, Journal of Business and Social Science, Vol.4 No.1 (January 2013) :
h.5-18.
19
tersebut tidak disebabkan oleh dividen, tetapi pada kandungan
informasi yang terdapat dalam perubahan dividen yang berkaitan
dengan laba yang akan datang. Tidak ada preferensi pemegang saham
terhadap dividen saat ini. Sementara, perubahan dividen naik atau
turun yang dipandang sebagai sinyal keadaan perusahaan bagi
pemegang saham yang menyebabkan peningkatan atau penuruanan
harga saham. Hal inilah yang sebenarnya mempengaruhi nilai
perusahaan.19
2) Teori The Bird in the Hand
Teori ini dikemukakan oleh Myron Gordon dan John Lintner yang
berpendapat bahwa para investor lebih yakin terhadap penerimaan dan
pembagian dividen dibanding kenaikan nilai modal (capital gain) yang
akan dihasilkan dari laba ditahan. Gordon dan Lintner mengatakan
bahwa sesungguhnya investor jauh lebih menghargai uang yang
diharapkan dari dividen daripada uang yang diharapkan dari kenaikan
nilai modal. Pemegang saham akan menilai bahwa dividen yang
diterima mempunyai nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan laba
yang ditahan.20
Karena dividen yang sudah ditangan lebih kecil
19
Ridwan S Sundjaja, dkk, Manajemen Keuangan Dua Edisi Keenam, (Jakarta: Literata
Lintas Media, 2010), h.384. 20
J. Fred Weston dan Eugene F. Brigham, Dasar-dasar Manajemen Keuangan Jilid 2,
(Jakarta: Erlangga, 2001), h.199.
20
risikonya dibanding dengan kemungkinan kenaikan nilai modal yang
belum jelas terealisasinya.
3) Teori Signaling Hypothesis
Kenyataan bahwa kenaikan dividen yang besar biasanya
menyebabkan kenaikan harga saham memberi kesan bagi sementara
orang bahwa investor secara keseluruhan lebih menyukai dividen
ketimbang kenaikan nilai modal. Akan tetapi, MM berpendapat lain.
Mereka memperhatikan adanya fakta yang cukup kuat bahwa
perusahaan selalu enggan menurunkan dividen, dan akibatnya,
manajer tidak akan menaikkan dividen kecuali kalau mereka
mengantisipasi laba yang lebih tinggi, atau sekurang-kurangnya laba
yang stabil di masa mendatang. Oleh karena itu, menurut MM dan
pengamat lainnya, bahwa suatu kenaikan dividen ini merupakan suatu
sinyal bagi investor bahwa manajemen perusahaan memperkirakan
peningkatan laba di masa mendatang, sebaliknya penurunan dividen
menandakan perkiraan laba yang rendah atau buruk di masa
mendatang.21
Perubahan dividen memang mengandung beberapa informasi,
tetapi sulit dikatakan apakah kenaikan atau penurunan harga saham
setelah adanya kenaikan atau penurunan dividen semata-mata
21
J. Fred Weston dan Eugene F. Brigham, Dasar-dasar Manajemen Keuangan Jilid 2,
(Jakarta: Erlangga, 2001), h.203.
21
disebabkan oleh efek sinyal atau preferensi terhadap dividen.
Perubahan harga saham hanya menunjukkan bahwa terdapat informasi
penting yang terkandung dalam pengumuman dividen, bukan
menandakan bahwa investor lebih meyukai dividen daripada laba
ditahan.
4) Teori Clientele Effect
Teori ini menyatakan bahwa kelompok pemegang saham yang
berbeda akan memiliki preferensi yang berbeda terhadap kebijakan
dividen perusahaan. Kelompok pemegang saham yang membutuhkan
penghasilan saat ini lebih menyukai dividend payout ratio yang tinggi.
Sebaliknya, kelompok pemegang saham yang tidak begitu
membutuhkan uang saat ini lebih senang jika perusahaan menahan
sebagian laba bersihnya. Jika ada perbedaan pajak bagi individu
(misalnya orang lanjut usia dikenai pajak lebih ringan), maka
pemegang saham yang dikenai pajak tinggi lebih menyukai capital
gain, karena dapat menunda pembayaran pajak. Kelompok ini lebih
senang jika perusahaan membagi dividen yang kecil. Sebaliknya,
kelompok pemegang saham yang dikenai pajak relative rendah,
cenderung menyukai dividen yang besar. Menurut MM, hal ini tidak
menunjukkan bahwa dividen besar lebih baik dari dividen kecil,
demikian sebaliknya. Efek clientele ini hanya mengatakan bahwa bagi
22
sekelompok pemegang saham, kebijakan dividen tertentu lebih
menguntungkan mereka.22
Teori ini memberikan arti bahwa peruahaan memperoleh
langganan (clientele) tertentu berkat kebijakan dividennya. Adanya
efek langganan menunjukkan bahwa dalam hal ini kebijakan dividen
benar-benar mengandung pengaruh tertentu. Perubahan kebijakan
dividen hanya penting untuk mencegah berpindahnya investor
langganan ke perusahaan lain.23
5) Teori Tax Preference
Teori ini diajukan oleh Litzenberger dan Ramaswamy yang
menyatakan bahwa adanya pajak terhadap keuntungan dividen dan
capital gain, para investor lebih menyukai capital gain, karena pajak
atas capital gain baru dibayar setelah saham dijual, sementara pajak
atas dividen harus dibayar setiap tahun setelah pembayaran dividen.
Apalagi umumnya pajak atas dividen lebih besar daripada pajak atas
capital gain, sehingga investor dapat memperoleh keuntungan dari
perbedaan pajak ini. Karena adanya keuntungan-keuntungan pajak ini,
22
Lukas Setia Atmaja, Teori dan Praktik Manajemen Keuangan, (Yogyakarta: Andi Offset,
2008), h. 288. 23
John D Martin, dkk, Dasar-dasar Manajemen Keuangan Edisi ke-5, (Jakarta: PT.
Rajagrafindo Persada, 1995), h.465.
23
investor lebih suka bila manajemen perusahaan menahan sebagian
besar laba.24
d. Jenis Kebijakan Dividen
Terdapat beberapa kebijakan dividen yang dapat dilakukan
perusahaan, antara lain:
1) Kebijakan Dividen Mantap per Saham
Dalam jenis kebijakan dividen ini, pembayaran dividen dari waktu ke
waktu mempunyai jumlah yang sama. Kenaikan jumlah dividen akan
terlaksana jika manajemen yakin bahwa perusahaan sudah mampu
membayarnya dari waktu ke waktu. Sekali besarnya jumlah dividen
dinaikkan, maka jumlah ini tidak akan turun. Perusahaan yang
menjalankan kebijakan dividen yang stabil pada dasarnya ingin
memberikan kesan kepada investor bahwa perusahaaan mempunyai
prospek yang bagus di masa mendatang.
2) Rasio Pembayaran Dividen Konstan
Dalam kebijakan dividen ini, jumlah dividen dibakukan sekian persen
dari laba yang tersedia bagi para pemegang saham biasa perusahaan.
Ini berarti dengan laba yang berfluktuasi dari waktu ke waktu, maka
besarnya dividen yang dibayarkan perusahaan juga berfluktuasi. Jika
24
Agnes Sawir, Kebijakan Pendanaan dan Restrukturisasi Perusahaan, (Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama, 2004), h.147.
24
laba yang tersedia bagi para pemegang saham biasa perusahaan turun
sangat drastis, maka jumlah dividen yang dibayarkan akan sangat
berkurang, atau bahkan tidak ada.
3) Kebijakan Dividen Reguler Rendah dan Ekstra Tutup Tahun
Dalam kebijakan dividen ini, perusahaan secara regular (misalnya per
kuartal) membayar dalam jumlah yang kecil, namun di akhir tahun
perusahaan menambah ekstra dividen (apabila perusahaan
mendapatkan laba cukup besar). Kebijakan ini memberikan kepastian
bagi pemegang saham atas jumlah minimal setiap tahunnya meskipun
keadaan perusahaan memburuk. Namun, jika keadaan keuangan
perusahaan baik, maka pemodal tetap akan menerima jumlah dividen
yang minimal ditambah dengan ekstra.
4) Kebijakan Dividen Residual
Dalam kebijakan dividen ini, jumlah laba ditahan bergantung pada
tersedianya peluang investasi dalam satu tahun tertentu. Dividen
diambil dari laba residual setelah kebutuhan investasi perusahaan
terpenuhi. Jadi, jika kebutuhan akan dana investasi besar, mungkin
saja para pemegang saham tidak menerima dividen.25
25
Warsono, Manajemen Keuangan Perusahaan, (Malang: Bayumedia Publishing, 2003),
h.274-275.
25
e. Prosedur Pembayaran Dividen Tunai
Pembayaran dividen tunai kepada pemegang saham perusahaan
diputuskan oleh dewan direksi perusahaan. Direksi umumnya mengadakan
pertemuan yang membahas tentang dividen setiap kuartal atau setengah
tahunan dimana mereka:
1) Mengevaluasi posisi keuangan periode lalu
2) Menentukan posisi yang akan datang dalam membagikan dividen
3) Menentukan jumlah dividen yang harus dibayar
4) Menentukan tanggal-tanggal yang berkaitan dengan pembayaran
dividen tunai seperti:
a) Tanggal tercatatnya pemegang saham, perusahaan menutup buku
mengenai transfer saham dan menyusun daftar tentang nama para
pemegang saham menurut keadaan hari itu.
b) Tanggal tanpa dividen, untuk mencegah terjadinya kekacauan
maka para pialang sudah mempunyai suatu peraturan yang
menyatakan bahwa pemegang saham berhak atas dividen sampai
tiga hari kerja sebelum tanggal tercatatnya pemegang saham.
c) Tanggal pembayaran, merupakan tanggal nyata dimana perusahaan
dalam kenyataan mengirimkan cek kepada nama-nama yang
tercatat itu pada tanggal pembayaran.26
26
Ridwan S Sundjaja, dkk, Manajemen Keuangan Dua Edisi Keenam, (Jakarta: Literata
Lintas Media, 2010), h.379.
26
f. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen
1) Peraturan hukum
a) Peraturan mengenai laba bersih menentukan bahwa dividen dapat
dibayar dari laba tahun-tahun yang lalu dan laba tahun berjalan.
b) Peraturan mengenai tindakan yang merugikan modal. Melindungi
para kreditur, dengan melarang pembayaran dividen yang berasal
dari modal dalam hal ini bukan membagikan keuntungannya.
c) Peraturan mengenai tak mampu bayar. Perusahaan boleh tidak
membayar dividen jika tidak mampu (bangkrut/ jumlah hutang
lebih besar daripada jumlah harta).
2) Posisi likuiditas
Laba ditahan biasanya diinvestasikan dalam bentuk aktiva yang
diperlukan untuk menjalankan usaha, bukan disimpan dalam bentuk
uang tunai. Oleh karena itu, suatu perusahaan yang keuntungannya luar
biasa mungkin saja tidak dapat membayar dividen karena keadaan
likuiditasnya (tidak tersedianya uang kas).
3) Membayar pinjaman
Jika perusahaan telah membuat pinjaman untuk memperluas usahanya
atau untuk pembiayaan lainnya maka perusahaan dapat melunasi
pinjamannya pada saat jatuh tempo atau perusahaan dapat
menyisihkan cadangan-cadangan untuk melunasi pinjaman itu
27
nantinya. Dividen hanya dapat diberikan jika kewajiban perusahaan
membayar pinjaman telah terpenuhi.
4) Kontrak pinjaman
Kontrak pinjaman, apalagi jika menyangkut pinjaman jangka panjang,
seringkali membatasi kemampuan perusahaan untuk membayar
dividen tunai. Pembatasan-pembatasan yang dimaksudkan untuk
melindungi para kreditur yaitu:
a) Dividen yang akan datang hanya boleh dibayar dari keuntungan
yang diperoleh sesudah ditandatanganinya kontrak pinjaman
(artinya tidak boleh dibayarkan dari laba tahun lalu yang ditahan).
b) Dividen tidak boleh dibayarkan jika modal kerja bersih jumlahnya
lebih kecil dari suatu jumlah tertentu. Begitu pula persetujuan
mengenai saham preferen biasanya menyatakan bahwa dividen
atas saham biasa tidak boleh dibayarkan sebelum semua dividen
atas saham preferen selesai dibayar.
5) Pengembangan aktiva
Semakin cepat pertumbuhan perusahaan, semakin besar kebutuhannya
untuk membiayai pengembangan aktiva perusahaan. Semakin banyak
dana yang dibutuhkan dikemudian hari, semakin banyak laba yang
harus ditahan dan tidak dibayarkan sebagai dividen.
28
6) Tingkat pengembalian
Tingkat pengembalian atas aset menentukan pembagian laba dalam
bentuk dividen yang dapat dibayarkan kepada pemegang saham.
Semakin tinggi tingkat pengembalian, tentu memungkinkan bagi
perusahaan untuk membayarkan dividen lebih.
7) Stabilitas keuntungan
Perusahaan yang keuntungannya relatif teratur seringkali dapat
memperkirakan bagaimana keuntungan di kemudian hari. Maka
perusahaan seperti itu kemungkinan besar akan membagikan
keuntungannya dalam bentuk dividen dengan persentasi yang lebih
besar dibandingkan dengan perusahaan yang keuntungannya
berfluktuasi.
8) Pasar modal
Perusahaan besar yang sudah mantap dengan profitabilitas yang tinggi
dan keuntungan yang teratur, dengan mudah dapat masuk ke pasar
modal atau memperoleh macam-macam dana dari luar untuk
pembiayaannya. Perusahaan yang sudah mantap akan mempunyai
tingkat dividen yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan
kecil atau perusahaan baru.
9) Kendali perusahaan
Jika perusahaan hanya memperluas usahanya dari pembiayaan intern,
maka pembayaran dividen akan berkurang. Kebijakan ini dijalankan
29
atas pertimbangan bahwa menambah modal dengan menjual saham
biasa akan mengurangi pengendalian atas perusahaan itu oleh
golongan pemegang saham yang kini sedang berkuasa. Selain itu,
penjualan saham tambahan akan memperbesar risiko berfluktuasinya
keuntungan bagi para pemegang saham.
10) Keputusan kebijakan dividen
Hampir semua perusahaan ingin mempertahankan dividen per saham
pada tingkat yang konstan. Tetapi, naiknya dividen selalu terlambat
dibandingkan dengan naiknya keuntungan. Artinya, dividen itu baru
akan dinaikkan jika sudah jelas bahwa meningkatnya keuntungan itu
benar-benar mantap dan cukup permanen. Saat dividen sudah naik,
maka segala daya dan upaya akan dikerahkan agar tingkat dividen
yang baru dapat dipertahankan. Jika keuntungan kemudian menurun,
tingkat dividen yang baru untuk sementara akan tetap dipertahankan
sampai betul-betul jelas bahwa keuntungan perusahaan memang tidak
pulih kembali.27
27
Ridwan S Sundjaja, dkk, Manajemen Keuangan Dua Edisi Keenam, (Jakarta: Literata
Lintas Media, 2010), h.386-387.
30
2. Pasar Modal Syariah
a. Tinjauan Pasar Modal Syariah
Pasar modal syariah adalah kegiatan yang berhubungan dengan
perdagangan efek syariah perusahaan publik yang berkaitan dengan efek
yang diterbitkannya, serta lembaga profesi yang berkaitan dengannya,
dimana semua produk dan mekanisme operasionalnya berjalan tidak
bertentangan dengan hukum muamalat Islamiyah.28
Secara umum kegiatan pasar modal syariah tidak memiliki perbedaan
dengan pasar modal konvensional, namun terdapat beberapa karakteristik
khusus pasar modal syariah, yaitu produk dan mekanisme transaksi yang
tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah. Dalam pasar modal
berprinsip syariah, penyertaan modal perusahaan dapat dilakukan selama
perusahaan tersebut tidak melanggar prinsip-prinsip Islam dalam kegiatan
operasionalnya. Seperti bergerak dalam bidang perjudian, riba, produksi
barang haram, dan lain-lain.
Di Indonesia, prinsip-prinsip penyertaan modal secara syariah tidak
diwujudkan dalam bentuk saham syariah maupun non syariah, melainkan
berupa pembentukan indeks saham yang memenuhi prinsip-prinsip Islam.
28
Ahmad Rodoni, Investasi Syariah, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), h. 62.
31
Dalam hal ini, di Bursa Efek IndoFnesia tedapat Jakarta Islamic Index
yang merupakan kumpulan 30 saham yang memenuhi kriteria Islam.29
b. Jakarta Islamic Index (JII)
Jakarta Islamic Index (JII) pertama kali diluncurkan oleh BEI (pada
saat itu masih bernama Bursa Efek Jakarta) bekerjasama dengan
PT.Danareksa Investment Management. Saham syariah yang menjadi
konstituen JII terdiri dari 30 saham yang merupakan saham-saham syariah
paling likuid dan memiliki kapitalisasi pasar yang besar. BEI melakukan
review JII setiap 6 bulan, yang disesuaikan dengan periode penerbitan
DES oleh OJK. Setelah dilakukan penyeleksian saham syariah oleh OJK
yang dituangkan ke dalam DES, BEI melakukan proses seleksi lanjutan
yang didasarkan kepada kinerja perdagangannya.
Adapun proses seleksi JII berdasarkan kinerja perdagangan saham
syariah yang dilakukan oleh BEI adalah sebagai berikut:
1) Saham-saham yang dipilih adalah saham-saham syariah yang
termasuk ke dalam DES yang diterbitkan oleh OJK.
2) Dari saham-saham syariah tersebut kemudian dipilih 60 saham
berdasarkan urutan kapitalisasi terbesar selama 1 tahun terakhir.
29
Mohamad Heykal, Tuntunan dan Aplikasi Investasi Syariah, (Jakarta: PT Elex Media
Komputindo, 2012), h.38.
32
3) Dari 60 saham yang mempunyai kapitalisasi terbesar tersebut,
kemudian dipilih 30 saham berdasarkan tingkat likuiditas yaitu urutan
nilai transaksi terbesar di pasar reguler selama 1 tahun terakhir.30
Filter syariah bukan satu-satunya syarat yang menjamin emiten masuk
ke Jakarta Islamic Index, terdapat dua syarat tambahan yang harus
dipenuhi yaitu, saham emiten harus memiliki nilai kapitalisasi yang cukup
besar di bursa, ini dapat dilihat dari jumlah saham yang dikeluarkan, dan
harga perlembar saham mempunyai harga yang bagus, serta saham yang
diterbitkan harus sering ditransaksikan (likuid).31
c. Prinsip Syariah dalam Pasar Modal
Saat dibukanya penawaran umum pada pasar perdana, terdapat
berbagai hal yang harus diperhatikan baik oleh investor maupun oleh
emiten, yaitu:
1) Instrumen atau efek yang diperjualbelikan harus sejalan dengan
prinsip syariah, yang terbebas dari unsur riba (bunga) dan gharar
(ketidakpastian).
2) Emiten yang mengeluarkan efek syariah, baik berupa saham ataupun
sukuk, harus mentaati semua aturan syariah, maka produk barang dan
jasa harus sejalan dengan etika ajaran Islam.
30
Bursa Efek Indonesia, “Indeks Saham Syariah”, artikel diakses pada 1 Juli 2015 dari
http://www.idx.co.id/id-id/beranda/produkdanlayanan/pasarsyariah/indekssahamsyariah.aspx. 31
Ahmad Rodoni, Investasi Syariah, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), h. 77.
33
3) Semua efek harus berbasis pada harta (aset) atau transaksi yang riil
(‘ain), bukan mengharapkan keuntungan dari kontrak hutang piutang.
4) Semua transaksi tidak mengandung ketidakjelasan yang berlebihan
(gharar) atau spekulasi murni. Atau semua transaksi tidak
mengandung unsur judi atau pertukaran yang didasari oleh spekulasi
tinggi (qimar).
5) Mematuhi semua aturan Islam yang berhubungan dengan hutang
piutang, seperti tidak dibenarkan jual-beli utang dengan cara diskon,
emiten tidak boleh menerbitkan efek untuk membayar kembali hutang
(bai’ad-dain bi ad-dain), maka dana harta hasil penjualan efek
diterima perusahaan emiten untuk diinvestasikan pada usaha riil, tidak
boleh ada kompensasi yang berdasarkan pada pembaharuan
(restructuring/ rescheduling) dari utang, dan tidak dibenarkan
melakukan jual beli masa mendatang (forward) untuk transaksi valuta
asing.
Prinsip-prinsip dalam tataran operasional pasar modal syariah harus
memenuhi kriteria berikut:
1) Efek yang diperjualbelikan harus merupakan representasi dari barang
dan jasa yang halal.
2) Informasi harus terbuka tidak boleh menyesatkan, dan tidak ada
manipulasi fakta.
34
3) Tidak boleh memprtukarkan efek sejenis dengan nilai nominal yang
berbeda.
4) Larangan terhadap rekayasa penawaran untuk mendapatkan
keuntungan diatas laba normal, dengan cara mengurangi supply agar
harga jual naik.
5) Larangan untuk merekayasa permintaan untuk mendapatkan
keuntungan diatas laba normal dengan cara menciptakan false demand.
6) Boleh melakukan dua transaksi dalam satu akad, dengan syarat; objek,
pelaku, dan periodenya sama.32
d. Kriteria Pemilihan Saham Syariah
Secara konsep saham syariah merupakan efek yang tidak bertentangan
dengan prinsip syariah. Namun demikian, tidak semua saham yang
diterbitkan oleh Emiten dan Perusahaan Publik dapat disebut sebagai
saham syariah. Suatu saham dapat dikategorikan sebagai saham syariah
jika saham tersebut diterbitkan oleh:
1) Emiten dan Perusahaan Publik yang secara jelas menyatakan dalam
anggaran dasarnya bahwa kegiatan usaha Emiten dan Perusahaan
Publik tidak bertentangan dengan Prinsip-prinsip syariah.
32
Ahmad Rodoni, Investasi Syariah, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), h. 63-
64.
35
2) Emiten dan Perusahaan Publik yang tidak menyatakan dalam anggaran
dasarnya bahwa kegiatan usaha Emiten dan Perusahaan Publik tidak
bertentangan dengan Prinsip-prinsip syariah, namun memenuhi
kriteria sebagai berikut:
a) kegiatan usaha tidak bertentangan dengan prinsip syariah
sebagaimana diatur dalam peraturan IX.A.13, yaitu tidak
melakukan kegiatan usaha:
(1) perjudian dan permainan yang tergolong judi;
(2) perdagangan yang tidak disertai dengan penyerahan
barang/jasa;
(3) perdagangan dengan penawaran/permintaan palsu;
(4) bank berbasis bunga;
(5) perusahaan pembiayaan berbasis bunga;
(6) jual beli risiko yang mengandung unsur ketidakpastian
(gharar) dan/atau judi (maisir), antara lain asuransi
konvensional;
(7) memproduksi, mendistribusikan, memperdagangkan dan/atau
menyediakan barang atau jasa haram zatnya (haram li-dzatihi),
barang atau jasa haram bukan karena zatnya (haram li-ghairihi)
yang ditetapkan oleh DSN-MUI; dan/atau, barang atau jasa
yang merusak moral dan bersifat mudarat;
(8) melakukan transaksi yang mengandung unsur suap (risywah);
36
b) rasio total hutang berbasis bunga dibandingkan total ekuitas tidak
lebih dari 45%, dan
c) rasio total pendapatan bunga dan total pendapatan tidak halal
lainnya dibandingkan total pendapatan usaha dan total pendapatan
lainnya tidak lebih dari 10%.33
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Dividend Payout Ratio
a. Return on Asset (ROA)
Profitabilitas berpengaruh terhadap pembayaran dividen karena
dividen adalah bagian dari laba bersih yang diperoleh perusahaan. Oleh
karena itu, dividen akan dibagikan apabila perusahaan memperoleh
keuntungan.34
Profitabilitas bertujuan untuk mengukur efektivitas
manajemen yang tercermin pada imbalan atas hasil investasi melalui
kegiatan perusahaan.35
Rasio profitabilitas yang diambil sebagai bahan
penelitian berupa return on asset (ROA). ROA digunakan untuk
mengukur tingkat pengembalian dari bisnis atas seluruh aset yang ada atau
33
Otoritas Jasa Keuangan, “Pasar Modal Syariah”, artikel diakses pada 1 Juli 2015 dari
http://www.ojk.go.id/sharia-capital-id. 34
Erviliana Refra dan Maria C Widiastuti, “Pengaruh Profitability, Fimr Size, Tax, Investment
Opportunities, Life Cycle Stage terhadap Dividend Policy pada Industri Manufaktur di Indonesia”, e-
Journal Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti, Vol.1 No.2 (September 2014): 84-105. 35
Arief Sugiono dan Edy Untung, Panduan Praktis Dasar Analisa Laporan Keuangan,
(Jakarta: PT Grasindo, 2008), h.70.
37
dapat dikatakan rasio ini menggambarkan efisiensi pada dana yang
digunakan dalam perusahaan untuk menghasilkan keuntungan.36
Penulis memilih ROA sebagai proksi profitabilitas perusahaan yang
dapat mempengaruhi kemampuan perusahaan membayarkan dividen,
karena rasio ini mengukur efektivitas perusahaan dalam menghasilkan
keuntungan dengan memanfaatkan seluruh aktiva perusahaan untuk
operasi. Semakin besar ROA menunjukkan kinerja perusahaan yang
semakin baik karena tingkat pengembalian investasi atas investasi
perusahaan pada aktiva semakin besar. Sehingga pemegang saham dapat
memperhatikan besarnya ROA untuk mengukur keuntungan perusahaan
yang akan menjadi dasar besarnya dividen yang dibayarkan. Ketika ROA
perusahaan meningkat, maka memungkinkan perusahaan untuk
membayarkan dividen yang lebih besar kepada pemegang saham.
Hasil penelitian Amidu dan Abor (2006), Imran (2011), Shubiri
(2011), Patra, Poshakwale, dan Ow Yong (2012), Al-Kuwari (2009), Al-
Malkawi, Twairesh, Harery (2013), menunjukkan bahwa profitabilitas
memiliki pengaruh yang signifikan positif terhadap kemungkinan
perusahaan membayarkan dividen. Al Malkawi (2008) menemukan bahwa
profitabilitas adalah penentu utama terhadap tingkat pembayaran dividen
dan kemungkinan perusahaan untuk membayar dividen.
36
Arief Sugiono dan Edy Untung, Panduan Praktis Dasar Analisa Laporan Keuangan,
(Jakarta: PT Grasindo, 2008), h.71.
38
b. Debt to Equity Ratio (DER)
Rasio solvabilitas bertujuan untuk melihat kemampuan perusahaan
dalam memenuhi seluruh kewajiban perusahaan yang meliputi utang
jangka pendek dan utang jangka panjang..37
Rasio yang digunakan pada
penelitian ini adalah Debt to Equity Ratio (DER). DER merupakan rasio
yang mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh
kewajibannya, yang ditunjukkan oleh beberapa bagian modal sendiri yang
digunakan untuk membayar hutang. Semakin besar rasio ini menunjukkan
semakin besar kewajiban perusahaan, sementara semakin rendah rasio ini
akan menunjukan kemampuan perusahaan yang lebih tinggi untuk
memenuhi kewajibannya. Apabila perusahaan menentukan bahwa
pelunasan hutangnya akan diambil dari laba ditahan, maka perusahaan
harus menahan sebagian besar dari pendapatannya untuk membayar
hutang, yang berarti akan mengurangi keuntungan perusahaan yang dapat
dibayarkan sebagai dividen. Peningkatan DER akan mempengaruhi
tingkat keuntungan bersih perusahaan yang tersedia bagi pemegang
saham, karena keuntungan yang diperoleh lebih diutamakan untuk
melunasi kewajiban perusahaan. Sehingga ketika perusahaan memiliki
rasio hutang yang tinggi, cenderung akan membayarkan dividen yang
rendah kepada pemegang saham.
37
Danang Sunyoto, Analisis Laporan Keuangan untuk Bisnis, (Jakarta: CAPS, 2013), h.85.
39
Hasil penelitian Al-Malkawi, Twairesh, Harery (2013), Alzomaia dan
Al-Khadiri (2013), menunjukkan bahwa DER berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap kemungkinan perusahaan membayarkan dividen.
Rozeff (1982) menunjukkan bahwa perusahaan dengan leverage keuangan
yang tinggi cenderung memiliki pembayaran dividen yang rendah.
c. Asset Growth
Aset merupakan aktiva yang digunakan untuk aktivitas operasional
perusahaan. Semakin besar aset diharapkan semakin besar hasil
operasional yang didapat oleh perusahaan.38
Namun, perusahaan dengan
tingkat pertumbuhan yang tinggi dan peluang investasi akan
membutuhkan dana internal untuk membiayai investasi tersebut, dengan
demikian perusahaan cenderung akan membayar dividen yang rendah atau
bahkan tidak.39
Oleh karena itu, semakin tinggi potensi pertumbuhan
perusahaan, maka akan mengurangi kemampuan perusahaan
membayarkan dividen. Sehingga dapat dikatakan bahwa pertumbuhan
perusahaan merupakan faktor penting yang dapat mempengaruhi
kemampuan perusahaan membayarkan dividen.
38
Bagus Laksono, “Analisis Pengaruh ROA, Sales Growth, Asset Growth, Cash Flow dan
Likuiditas terhadap Dividend Payout Ratio”, (Tesis S2 Program Studi Magister Manajemen
Universitas Diponegoro Semarang, 2006), h.19. 39
Al Malkawi, Twairesh, Khadija Harey, “Determinants of the Likelihood to Pay Dividends:
Evidence from Saudi Arabia”, Jornal of American Science 9 (12), (2013) : h.518-528.
40
Hasil penelitian Amidu dan Abor (2006), Alzomaia dan Al-Khadiri
(2013). Ritha dan Koestiyanto (2013), Pribadi dan Sampurno (2012),
menunjukkan hubungan yang signifikan negatif antara pertumbuhan
perusahaan dengan pembayaran dividen. Fama dan French (2001)
menegaskan bahwa peluang investasi mempengaruhi keputusan dividen.
Mereka menemukan bahwa perusahaan dengan pertumbuhan yang lebih
baik dan kesempatan investasi memiliki pembayaran dividen yang lebih
rendah. Dengan demikian, pertumbuhan dan peluang investasi perusahaan
memiliki hubungan negatif dengan pembayaran dividen.
d. Dividend Payout Ratio Tahun Sebelumnya (DPR t-1)
Dividen merupakan nilai pendapatan bersih perusahaan setelah pajak
dikurangi dengan laba ditahan sebagai cadangan bagi perusahaan.
Umumnya besarnya dividen saat ini didasarkan pada besarnya dividen
tahun yang lalu. Teori ini didasarkan dari teori Lintner yang menyatakan
bahwa dividen saat ini dipengaruhi oleh dividen di masa lalu dan
keuntungan saat ini.40
Perusahaan biasanya enggan untuk menurunkan
jumlah dividen dari tahun lalu karena akan memberikan sinyal negatif
kepada pemegang saham. Sehingga perusahaan dapat menjadikan
besarnya pembayaran dividen tahun lalu sebagai pertimbangan untuk
menetapkan besarnya dividen saat ini.
40
Siti Syamsiroh Difah, “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio
pada Perusahaan BUMN yang Terdaftar di BEI periode tahun 2004-2009”, (Skripsi S1 Fakultas
Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang, 2011), h.37.
41
Hasil penelitian Imran (2011), Alzomaia dan Al-Khadhiri (2013),
Appannan dan Wei Sim (2011) menunjukkan hubungan yang signifikan
positif antara dividen tahun sebelumnya dengan pembayaran dividen saat
ini. Karena perusahaan mencoba untuk meningkatkan rasio pembayaran
dividen dari tingkat sebelumnya.
4. Penelitian terdahulu
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
NO Judul Penelitian Metode Hasil Penelitian Perbedaan
1. Determinants of
Changes
Dividend
Behavior Policy:
Evidence from
the Amman Stock
Exchange oleh
Faris Nasif Al-
Shubiri. Far Fast
Journal of
Psycholgy and
Business, , Vol.4
No.2 (August
2011).
Metode regresi
tobit dan logit.
Variabel
independen:
Leverage,
Institutional
Ownership,
Profitability,
Business Risk,
Asset Structure,
Liquidity,
Growth
Opportunity,
Firm Size, dan
Free Cash
Flow.
Hasil penelitian
menunjukkan hubungan
signifikan negatif antara
rasio Leverage,
Intitutional Ownership,
Business Risk, dan Asset
Structure dengan
kebijakan pembayaran
dividen. Sementara itu,
terdapat hubungan
signifikan positif antara
Profitability, Growth
Opportunity, dan Firm
Size terhadap kebijakan
pembayaran dividen.
Liquidity dan Free Cash
Flow tidak berpengaruh
signifikan terhadap
kebijakan pembayaran
dividen.
Penulis menggunakan
proksi yang berbeda untuk
beberapa faktor yaitu
untuk profitabilitas
digambarkan dengan
ROA, leverage dengan
DER. Ditambahkan
dengan variabel Asset
Growth dan DPR tahun
sebelumnya sebagai
variabel penelitian.
Penulis menggunakan
perusahaan yang terdafatar
di JII sebagai objek
penelitian.
42
2. Determinants of
Dividend payout
Policy: A Case of
Pakistan
Engineering
Sector oleh
Kashif Imran.The
Romanian
Economic
Journal, Year
XIV No.41
(September
2011).
Metode regresi
data panel
dengan
common effects
model
(CEM),fixed
effects model
(FEM), dan
random effects
model (REM).
Variabel
independen:
Dividen per
Share tahun
sebelumnya
(DPSt-1),
Earning per
Share(EPS),Pr
ofitability
(ROA),Cash
Flow
(CF),Sales
Growth(SG),
Firm Size, dan
Liqiudity.
Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa
Dividen per Share tahun
sebelumnya (DPSt-1),
Earning per Share (EPS),
Profitability (ROA) ,Sales
Growth (SG), Firm Size
berpengaruh positif
terhadap Dividen per
Share (DPS). Sementara
variabel Cash Flow (CF)
memiliki hubungan
negatif terhadap Dividen
per Share (DPS).
Penulis menggunakan
proksi yang berbeda untuk
beberapa faktor yaitu
untuk kebijakan dividen
digambarkan dengan
Dividend Payout Ratio,
pertumbuhan perusahaan
dengan Asset Growth,
Dividen tahun sebelumnya
dengan nilai DPRt-1.
Ditambahkan dengan
variabel DER sebagai
variabel penelitian.
Penulis menggunakan
perusahaan yang terdafatar
di JII sebagai objek
penelitian.
3
.
Determination of
Dividend Policy:
The Evidence
from Saudi
Arabia oleh
Turki SF
Alzomaia dan
Ahmed Al-
Khadhiri.
International
Journal of
Business and
Social Science,
Vol.4 No.1
(January 2013).
Metode regresi
data panel.
Variabel
independen:
Earning per
Share (EPS),
Dividend per
Share tahun
sebelumnya
(DPS t-1),
Growth, Debt
to Equity Ratio
(DER), Market
Risk dan Size.
Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa
Earning per Share, Size
dan Dividend per Share
tahun sebelumnya
berpengaruh secara
signifikan positif terhadap
Dividend per Share.
Sementara Growth, Debt
to Equity Ratio dan Market
Risk menunjukkan
hubungan yang negatif dan
tidak signifikan terhadap
Dividend per Share.
Penulis menggunakan
proksi yang berbeda untuk
beberapa faktor yaitu untuk
kebijakan dividen
digambarkan dengan DPR,
pertumbuhan perusahaan
dengan Asset Growth,
Dividen tahun sebelumnya
dengan nilai DPRt-1.
Ditambahkan dengan
variabel ROA sebagai
variabel penelitian. Penulis
menggunakan perusahaan
yang terdafatar di JII
sebagai objek penelitian.
43
4
.
Faktor-faktor
yang
Mempengaruhi
Dividend Payout
Ratio oleh Henny
Ritha dan Eko
Koestiyanto. e-
Jurnal
Manajemen dan
Bisnis, Vol.1
No.1 (Oktober
2013).
Metode analisis
regresi
berganda.
Variabel
independen:
Debt to Total
Asset Ratio,
Cash Ratio,
Size, ROA,
Growth, dan
Kepemilikan
Institusional.
Hasil penelitian
menunjukkan Debt to
Total Asset, Cash Ratio,
Kepemilikan Institusional
berpengaruh signifikan
positif terhadap Dividend
Payout Ratio (DPR) dan
Growth berpengaruh
signifikan negatif
terhadap Dividend Payout
Ratio (DPR). Sementara
variabel Size
menunjukkan hubungan
yang positif dan tidak
signifikan terhadap
Dividend Payout Ratio
(DPR) dan variabel ROA
menunjukkan hubungan
yang negatif dan tidak
signifikan terhadap
Dividend Payout Ratio
(DPR).
Penulis menggunakan
proksi yang berbeda untuk
beberapa faktor yaitu
untuk leverage
digambarkan dengan DER,
pertumbuhan perusahaan
dengan Asset Growth.
Ditambahkan dengan
variabel DPR tahun
sebelumnya sebagai
variabel penelitian.
Penulis menggunakan
perusahaan yang terdafatar
di JII sebagai objek
penelitian.
5
.
Pengaruh
Profitabilitas,
Likuiditas,
Leverage dan
Firm Size
terhadap
Dividend Payout
Ratio oleh Nina
Indriani. Skripsi,
UIN Syarif
Hidayatullah
Jakarta, 2014.
Metode analisis
regresi linier
berganda.
Variabel
independen:
ROE, Cash
Ratio, DER,
dan Size.
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa
variabel profitabilitas
(ROE) berpengaruh
signifikan negatif
terhadap Dividend Payout
Ratio (DPR). Sementara
variabel likuiditas (CR),
firm size menunjukkan
hubungan yang negatif
dan tidak signifikan
terhadap Dividend Payout
Ratio (DPR) dan variabel
leverage (DER)
menunjukkan hubungan
positif dan tidak
signifikan terhadap
Dividend Payout Ratio.
Penulis menggunakan
proksi yang berbeda untuk
profitabilitas, yaitu
digambarkan dengan
ROA. Ditambahkan
dengan variabel DPR
tahun sebelumnya, Asset
Growth sebagai variabel
penelitian.
44
6
.
A Study on
Leading
Determinants of
Dividend Policy
in Malaysia
Listed Companies
for Food Industry
under Consumer
Product Sector
oleh Santhi
Appannan dan
Lee Wei Sim.
2nd International
Conference on
Business and
Economic, 2011.
Metode analisis
korelasi
Pearson dan
model regresi.
Variabel
independen:
Current
Earnings, Cash
Flow, Debt
Equity Ratio,
Dividend per
Share tahun
sebelumnya,
Float, Sales
Growth dan
Firm Size.
Hasil penelitian
menegaskan bahwa
sebagian besar
perusahaan industri
makanan mengandalkan
Debt Equity Ratio (DER)
ketika memutuskan rasio
pembayaran dividen.
Debt Equity Ratio (DER)
terbukti berkorelasi
positif dengan Dividend
per Share saat ini dan
mempengaruhi banyak
keputusan perusahaan
saat menetapkan
kebijakan dividen.
Sementara sisanya
mengacu pada Dividend
per Share tahun
sebelumnya dalam
menentukan kebijakan
dividen.
Penulis menggunakan
proksi yang berbeda untuk
beberapa faktor yaitu
untuk kebijakan dividen
digambarkan dengan
Dividend Payout Ratio,
pertumbuhan perusahaan
dengan Asset Growth,
Dividen tahun sebelumnya
dengan nilai DPRt-1.
Ditambahkan dengan
variabel ROA sebagai
variabel penelitian.
Penulis menggunakan
perusahaan yang terdafatar
di JII sebagai objek
penelitian.
7
.
Analisis
Pengaruh Cash
Position, Firm
Size, Growth
Opportunity,
Ownership, dan
Return on Asset
terhadap
Dividend Payout
Ratio
oleh Anggit
Satria Pribadi dan
R.Djoko
Sampurno.
Diponegoro
Journal of
Management
Vol.1 No.1, 2012.
Metode analisis
regresi linier
berganda.
Variabel
independen:
Cash Position,
Firm Size,
Growth
Opportunity,
Ownership, dan
ROA.
Hasil penelitian
menunjukkan variabel
Cash Position, Firm Size
menunjukkan pengaruh
yang signifikan negatif
terhadap Dividend Payout
Ratio (DPR) dan variabel
Ownership, Return on
Asset menunjukkan
pengaruh yang signifikan
positif terhadap Dividend
Payout Ratio (DPR).
Sementara Growth
Opportunity
menunjukkan hubungan
yang negatif dan tidak
signifikan terhadap
Dividend Payout Ratio.
Penulis menambahkan
dengan variabel DPR
tahun sebelumnya dan
DER sebagai variabel
penelitian.
Penulis menggunakan
perusahaan yang terdafatar
di JII sebagai objek
penelitian.
45
8
.
Analisis Faktor-
faktor yang
Mempengaruhi
Dividend Payout
Ratio pada
Perusahaan
BUMN yang
Terdaftar di BEI
periode tahun
2004-2009
oleh Siti
Syamsiroh Difah.
Skripsi
Universitas
Diponegoro
Semarang, 2011.
Metode analisis
regresi
berganda.
Variabel
independen:
ROA, Cash
Ratio, Asset
Growth, Firm
Size, dan
Dividen tahun
sebelumnya,
Hasil penelitian
menunjukkan variabel
Cash Ratio, Growth, Size
berpengaruh signifikan
positif terhadap Dividend
Payout Ratio (DPR).
Sementara variabel ROA
dan Dividen tahun
sebelumnya tidak
berpengaruh signifikan
terhadap Dividend Payout
Ratio (DPR).
Penulis menambahkan
dengan variabel DER
sebagai variabel
penelitian.
Penulis menggunakan
perusahaan yang terdafatar
di JII sebagai objek
penelitian.
9
.
Determinants of
Dividend Payout
Ratios in Ghana
oleh Mohammed
Amidu dan
Joshua Abor.
Journal of Risk
Finance, Vol.7
No.2 (2006).
Metode analisis
regresi
berganda.
Variabel
indepnden:
Profitability,
Risk, Cash
Flow, Tax,
Institusional
Holdings, Sales
Growth dan
Market to Book
Value.
Hasil penelitian
menunjukkan adanya
hubungan yang signifikan
dan positif antara variabel
Profitability, Cash Flow
dan Corporate Tax
terhadap Dividend Payout
Ratio. Terdapat hubungan
yang negatif dan tidak
signifikan antara Risk dan
Institutional Holdings
terhadap Dividend Payout
Ratio. Variabel Sales
Growth dan Market to
Book Value memiliki
pengaruh yang signifikan
negatif terhadap Dividend
Payout Ratio.
Penulis menggunakan
proksi yang berbeda untuk
beberapa faktor yaitu
untuk profitabilitas
digambarkan dengan
ROA, pertumbuhan
perusahaan dengan Asset
Growth. Ditambahkan
dengan variabel DPR
tahun sebelumnya, DER
sebagai variabel
penelitian.
Penulis menggunakan
perusahaan yang terdafatar
di JII sebagai objek
penelitian.
46
10. Determinants of
the Diidend
Policy in
Emerging Stock
Exchanges: The
Case of GCC
Countries oleh
Duha Al-Kuwari.
Global Economy
& Finance
Journal Vol.2
No.2 (September
2009)
Metode analisis
random effect
Tobit model.
Variabel
indepnden:
Government
Ownership,
Free Cash
Flow, Firm
Size, Growth
Opportunities,
Financial
Leverage
(DER),
Business Risk,
dan
Profitability
(ROE).
Hasil penelitian
menunjukkan
Government Ownership,
Firm Size, Leverage dan
Profitabiliy memiliki
pengaruh yang signifikan
terhadap kebijakan
dividen. Sementara
variabel Free Cash Flow,
Growth
Opportunities,dan
Business Risk tidak
berpengaruh signifikan
terhadap kebijakan
dividen. Government
Ownership, Firm Size,
dan Profitability
menghasilkan hubungan
yang positif terhadap
kebijakan dividen,
sementara Leverage
menghasilkan hubungan
yang negatif.
Penulis menggunakan
proksi yang berbeda untuk
beberapa faktor yaitu
untuk profitabilitas
digambarkan dengan
ROA, pertumbuhan
perusahaan dengan Asset
Growth. Ditambahkan
dengan variabel DPR
tahun sebelumnya sebagai
variabel penelitian.
Penulis menggunakan
perusahaan yang terdafatar
di JII sebagai objek
penelitian.
11 Determinants of
the Likelihood to
Pay Dividends:
Evidence from
Saudi Arabia
oleh Al-Malkawi,
Twairesh,
Harery. Jornal
of American
Science, Vol.9
No.12 (2013).
Metode analisis
regresi Logit.
Variabel
independen:
Profitability
(ROE),
Business Risk,
Firm Size,
Leverage
(DER), Market
to Book Ratio,
Government
Ownership,
Institutional
Ownership,
Family
Ownership,
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa
Government Ownership,
Institutional Ownership,
Family Ownership, Asset
Structure dan Market to
Book Ratio tidak
berpengaruh signifikan
terhadap keputusan
dividen. Sementara
variabel Firm Size,
Profitability, Businness
Risk, Leverage dan
Firm’s Age
mempengaruhi keputusan
dividen. Firm Size,
Profitability dan Firm’s
Penulis menggunakan
proksi yang berbeda untuk
beberapa faktor yaitu
untuk profitabilitas
digambarkan dengan
ROA, Ditambahkan
dengan variabel DPR
tahun sebelumnya, Asset
Growth sebagai variabel
penelitian.
Penulis menggunakan
perusahaan yang terdafatar
di JII sebagai objek
penelitian.
47
Asset Structure,
dan Firm’s
Age.
Age memiliki hubungan
yang positif dengan
dividen, sementara
Business Risk dan
Leverage berkorelasi
negatif dengan keputusan
dividen.
Penelitian ini berbeda dari penelitian-penelitian sebelumnya, dimana
menggunakan sampel pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index
periode 2009-2014. Penulis menggunakan beberapa proksi yang berbeda
untuk setiap faktor yang mempengaruhi pembayaran dividen dari penelitian-
penelitian sebelumnya. Penelitian ini menggunakan variabel-variabel
gabungan dari berbagai penelitian yaitu dari : Henny Ritha dan Eko
Koestiyanto (2013), berupa rasio profitabilitas (ROA). Faris Nasif Al-Shubiri
(2011), Turki SF Alzomaia dan Ahmed Al-Khadhiri (2013), Nina Indriani
(2014), Santhi Appannan dan Lee Wei Sim (2011), Duha Al-Kuwari (2009),
berupa rasio solvabilitas (DER). Siti Syamsiroh Difah (2011), Anggit Satria
Pribadi dan R.Djoko (2012), berupa rasio pertumbuhan perusahaan. Turki SF
Alzomaia dan Ahmed Al-Khadhiri (2013), Kashif Imran (2011), berupa rasio
pembayaran dividen tahun sebelumnya. Dari variabel -variabel yang dipilih
penulis, semuanya menunjukkan hasil yang signifikan terhadap rasio
pembayaran dividen pada penelitian terdahulu yang telah dijabarkan diatas.
48
B. Kerangka Analisis
Gambar 2.1 Kerangka Analisis
Pasar Modal Syariah
Pemilihan Model Estimasi Data Panel
resi Linear Berganda
Variabel Dependen (Y):
DIVIDEND PAYOUT RATIO
Interpretasi
Kesimpulan dan Saran
Variabel Independen (X): ROA, DER, ASSET
GROWTH, DPR tahun sebelumnya
Pasar Modal Konvensional
Perusahaan yang Listing di JII
Common Effect Fixed Effect Random Effect
Uji Chow Uji Hausman
Model Estimasi Terpilih
Uji Asumsi Klasik
Normalitas Autokorelasi Heteroskedastisitas Multikolinearitas
Uji R2 Uji F Uji t
Bursa Efek Indonesia
49
C. Hipotesis Penelitian
1. Pengujian secara simultan (Uji F) dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Ho : β1, β2, β3, β4 = 0 variabel independen ROA, DER, Asset Growth,
DPR tahun sebelumnya secara simultan tidak berpengaruh signifikan
terhadap variabel dependen DPR.
b. Ha : β1, β2, β3, β4 ≠ 0 variabel independen ROA, DER, Asset Growth,
DPR tahun sebelumnya secara simultan berpengaruh signifikan terhadap
variabel dependen DPR.
2. Pengujian secara parsial (Uji t) dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Ho : β1 = 0 variabel independen ROA secara individual tidak
berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen DPR.
Ha : β1 ≠ 0 variabel independen ROA secara individual
berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen DPR.
b. Ho : β2 = 0 variabel independen DER secara individual tidak
berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen DPR.
Ha : β2 ≠ 0 variabel independen DER secara individual
berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen DPR.
c. Ho : β3 = 0 variabel independen Asset Growth secara individual
tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen DPR.
Ha : β3 ≠ 0 variabel independen Asset Growth secara individual
berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen DPR.
50
d. Ho : β4 = 0 variabel independen DPR tahun sebelumnya secara
individual tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen DPR.
Ha : β4 ≠ 0 variabel independen DPR tahun sebelumnya secara
individual berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen DPR.
51
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk menguji dan menganalisis pengaruh
variabel independen yakni ROA, DER, Asset Growth, dan DPR tahun
sebelumnya terhadap variabel dependen yakni Dividend Payout Ratio (DPR).
Populasi adalah kumpulan yang lengkap dari seluruh elemen sejenis yang
bisa dibedakan yang menjadi objek penyelidikan.41
Berdasarkan pengertian
tersebut, maka yang dijadikan populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan-
perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index selama periode 2009-2014
yang berjumlah 30 perusahaan.
B. Metode Penentuan Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi.42
Sampel dalam penelitian ini
dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling, yaitu suatu sampling
dimana pemilihan elemen-elemen untuk menjadi anggota sampel berdasarkan
pada pertimbangan yang tak acak, biasanya sangat subjektif.43
Metode ini
41
J Supranto, Statistik untuk Pemimpin Berwawasan Global Edisi 2, (Jakarta: Salemba
Empat, 2007), h.50. 42
J Supranto, Statistik untuk Pemimpin Berwawasan Global Edisi 2, (Jakarta: Salemba
Empat, 2007), h.50. 43
J Supranto, Statistik untuk Pemimpin Berwawasan Global Edisi 2, (Jakarta: Salemba
Empat, 2007), h.76.
52
memilih sampel berdasarkan penilaian terhadap beberapa kriteria-kriteria sampel
yang disesuaikan dengan maksud penelitian, yaitu sebagai berikut:
1. Perusahaan yang tercatat di Jakarta Islamic Index selama periode penelitian
yaitu tahun 2009 sampai dengan 2014.
2. Perusahaan memiliki kelengkapan data yang dibutuhkan yaitu laporan
keuangan tahunan untuk periode 31 Desember 2009 sampai dengan 2014.
3. Perusahaan yang konsisten membayarkan dividen selama periode penelitian.
Berdasarkan populasi pada perusahaan yang sahamnya tercatat di Jakarta
Islamic Index selama periode 2009-2014 yang berjumlah 30 perusahaan,
didapatkan sampel 10 perusahaan yang sesuai dengan kriteria-kriteria diatas.
Berikut ini adalah tabel sampel perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini:
Tabel 3.1 Daftar Sampel Perusahaan
No. Nama Perusahaan Kode Perusahaan
1 PT. Astra Agro Lestari Tbk. AALI
2 PT. Astra International Tbk. ASII
3 PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. INTP
4 PT. Indo Tambangraya Megah Tbk. ITMG
5 PT. Kalbe Farma Tbk. KLBF
6 PT. Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk. PTBA
7 PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk. SMGR
8 PT. Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. TLKM
9 PT. United Tractors Tbk. UNTR
10 PT. Unilever Indonesia Tbk. UNVR
(Sumber : Data sekunder yang diolah)
53
C. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data untuk keperluan penelitian ini dilakukan
dengan tekhnik dokumentasi. Dokumentasi yang dilakukan adalah dengan
mengumpulkan semua data yang berkaitan dengan penelitian. Peneliti
memperoleh data-data penelitian yang bersumber dari:
1. Data Sekunder
Sumber data penelitian ini berupa data sekunder, yang merupakan data-
data yang dikumpulkan oleh peneliti dari data yang sudah dipublikasikan.
Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini mencakup data laporan
keuangan tahunan perusahaan yang tercatat dalam Jakarta Islamic Index
selama periode penelitian yaitu tahun 2009 sampai dengan 2014 yang
diperoleh dari website resmi Indonesia Stock Exchange (IDX) www.idx.co.id,
dan Indonesia Capital Market Directory (ICMD).
2. Penelitian Kepustakaan
Dalam hal ini, penulis membaca dan mempelajari serta menganalisis
literature yang bersumber dari buku, jurnal, laporan penelitian, tesis, artikel
dan perangkat lain yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti. Hal ini
dilakukan untuk membantu penulis memecahkan masalah yang diteliti dan
hasilnya akan dijadikan sebagai bahan perbandingan terhadap informasi yang
terjadi di lapangan.
54
D. Metode Analisis Data
Penelitian ini menggunakan regresi data panel. Data panel (pool) yakni
data yang merupakan gabungan antara data runtut waktu (time series) dengan data
silang (cross section). Data runtut waktu biasanya meliputi satu objek/ individu,
tetapi meliputi beberapa periode (bisa harian, bulanan, kuartalan, atau tahunan).
Oleh karenanya, data panel memiliki gabungan karakteristik keduanya, yaitu data
yang terdiri dari beberapa objek dan meliputi beberapa runtut waktu.
Terdapat beberapa keuntungan yang diperoleh dengan menggunakan data
panel jika dibandingkan dengan data time series atau cross section. Pertama, data
panel yang merupakan gabungan dua data time series dan cross section mampu
menyediakan data lebih banyak sehingga akan menghasilkan derajat kebebasan
(degree of freedom) yang lebih besar. Kedua, menggabungkan informasi dari data
time series dan cross section dapat mengatasi masalah yang timbul ketika ada
masalah penghilangan variabel (ommited-variabel).44
Keunggulan-keunggulan tersebut memiliki implikasi pada tidak harus
dilakukan pengujian asumsi klasik dalam model data panel, karena penelitian
yang menggunakan data panel memperbolehkan identifikasi parameter tertentu
tanpa perlu membuat asumsi yang ketat atau tidak mengharuskan terpenuhinya
semua asumsi klasik regresi linier seperti pada ordinary least square (OLS).45
44
Agus Widarjono, Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya Edisi Ketiga, (Yogyakarta:
Ekonisia, 2009) h.229 45
Shochrul R. Ajija, dkk, Cara Cerdas Menguasai Eviews, (Jakarta: Salemba Empat, 2011),
h.52.
55
Dalam penelitian ini digunakan regresi data panel untuk melihat pengaruh
antara variabel independen yang terdiri dari ROA, DER, Asset Growth, DPR
tahun sebelumnya terhadap variabel dependen Dividend Payout Ratio (DPR).
Untuk membantu penelitian, penulis menggunakan software Microsoft Excel dan
Eviews 8.1 untuk pengolahan data penelitian.
Model regresi data panel penelitian ini adalah:
Keterangan:
DPR : Dividend Payout Ratio
α : Konstanta
β1 – β4 : Koefisien regresi untuk variabel independen
ROA : Return on Asset
DER : Debt to Equity Ratio
AG : Asset Growth
DPR t-1 : Dividend Payout Ratio tahun sebelumnya
1. Metode Estimasi Model Regresi Data Panel
Dalam analisis model data panel, terdapat tiga pendekatan yang digunakan
dalam mengestimasi model regresi data panel, yaitu:46
a. Common Effect Model atau Pooled Least Square (PLS)
Pooled least square model merupakan metode estimasi model regresi
data panel yang paling sederhana dengan asumsi intersep dan koefisien
46
Agus Widarjono, Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya Edisi Ketiga, (Yogyakarta:
Ekonisia, 2009) h.231.
DPRit = α + β1ROAit + β2DERit + β3AGit + β4DPRt-1it + 𝓔it
56
regresi (slope) yang konstan antar waktu dan cross section (common
effect). Dalam pendekatan ini tidak memperhatikan dimensi individu
maupun waktu. Diasumsikan bahwa perilaku data antar perusahaan sama
dalam berbagai kurun waktu. Pada dasarnya common effect model sama
seperti OLS dengan meminimumkan jumlah kuadrat, tetapi data yang
digunakan bukan data time series atau data cross section saja, melainkan
data panel yang diterapkan dalam bentuk pooled.
b. Fixed Effect Model (FEM)
Fixed effect model adalah teknik mengestimasi data panel dengan
menggunakan variabel dummy untuk menangkap adanya perbedaan
intersep. Pengertian fixed effect ini didasarkan adanya perbedaan intersep
antar perusahaan, namun intersepnya konstan antar waktu. Disamping itu,
model ini juga mengasumsikan bahwa koefisien regresi (slope) konstan
antar perusahaan dan antar waktu. Salah satu cara untuk mengetahui
perbedaan adalah dengan mengasumsikan bahwa intersep adalah berbeda
antar perusahaan, sedangkan slopenya tetap sama antar perusahaan.47
Akan tetapi, kelemahan metode ini yaitu berkurangnya derajat kebebasan
(degree of freedom) yang akhirnya akan mengurangi efisiensi parameter.
47
Agus Widarjono, Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya Edisi Ketiga, (Yogyakarta:
Ekonisia, 2009) h.232.
57
c. Random Effect Model (REM)
Random effect model merupakan metode estimasi model regresi data
panel dengan asumsi koefisien regresi (slope) konstan dan intersep
berbeda antar waktu dan antar individu (random effect). Dimasukannya
variabel dummy di dalam fixed effect model bertujuan untuk mewakili
ketidaktahuan tentang model yang sebenanrnya. Namun juga memberikan
konsekuensi berkurangnya derajat kebebasan (degree of freedom) yang
akhirnya akan mengurangi efisiensi parameter. Masalah ini bisa diatasi
dengan menggunakan variabel gangguan (error terms) yang mungkin saja
akan muncul pada hubungan antar waktu dan antar perusahaan yang
dikenal dengan random effect model. Model ini akan mengestimasi data
panel dimana variabel gangguan mungkin saling berhubungan antar waktu
dan antar individu.48
2. Uji Asumsi Klasik
Model regresi linear berganda yang baik apabila model dapat memenuhi
kriteria BLUE (Best Linear Unbiased Estimator). Kriteria tersebut dapat
dicapai apabila asumsi-asumsi klasik berupa normalitas, autokorelasi,
multikolinearitas dan heteroskedastisitas terpenuhi. Model regresi linear
berganda akan dikatakan sebagai suatu model yang BLUE apabila data
berdistribusi secara normal, tidak terjadi autokorelasi, tidak terjadi
48
Agus Widarjono, Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya Edisi Ketiga, (Yogyakarta:
Ekonisia, 2009) h.235.
58
multikolinearitas dan tidak terjadi heteroskedastisitas. Berikut ini penjelasan
mengenai uji asumsi klasik:
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal atau tidak.
Dimana dalam model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi
data normal atau mendekati normal.49
Pada software Eviews 8.1, pengujian normalitas sebuah data dilakukan
dengan Jarque Bera test. Jarque Bera test dengan membandingkan nilai
Jarque Bera (JB) yang didapat dari histogram normality test dengan nilai
Chi Square tabel. Dalam pengujian ini dilakukan dengan hipotesis sebagai
berikut:
Ho: Data terdistribusi normal
Ha: Data tidak terdistribusi normal
Dasar pengambilan keputusannya adalah jika nilai jarque bera hitung
> chi square tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti data
tidak terdisitribusi normal, tetapi jika nilai jarque bera hitung < chi square
tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak, yang berarti data terdistribusi
normal.
49
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19, (Semarang:
Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2011), h.160.
59
b. Uji Autokorelasi
Uji autokolerasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model
regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t
dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1. Autokorelasi muncul
karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama
lain.50
Autokorelasi juga bisa diakibatkan oleh adanya bias spesifikasi,
misalnya karena dikeluarkannya variabel-variabel yang benar dari
persamaan regresi atau karena asumsi yang salah mengenai bentuk
fungsional model regresi.51
Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi keberadaan
autokorelasi adalah dengan menggunakan uji Durbin-Watson.
Autokorelasi dapat diukur melalui nilai Durbin-Watson dengan melihat
beberapa kriteria sebagai berikut:
Tabel 3.2 Uji Autokorelasi
0 dL dU (4-dU) (4-dL)
50
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19, (Semarang:
Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2011), h.110. 51
Gunawan Sumodiningrat, Ekonometrika Pengantar, (Yogyakarta: BPFE Yogyakarta,
2002), h.232
Ada
autokorelasi
positif
Tidak dapat
diputuskan
Tidak ada
autokorelasi
Tidak dapat
diputuskan
Ada
autokorelasi
negatif
60
1) Jika dw lebih kecil daripada dL atau lebih besar daripada (d-dL),
berarti terdapat autokorelasi.
2) Jika dw terletak antara dU dan (4-dU), berarti tidak ada autokorelasi.
3) Jika nilai dw terletak antara dL dan dU atau di antara (4-dU) dan (4-
dL), berarti tidak menghasilkan kesimpulan yang pasti.52
c. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang
baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen.53
Pada software Eviews 8.1, untuk mendeteksi ada tidaknya
multikolinearitas dengan melihat nilai koefisien korelasi pada masing
masing variabel independen melalu uji matriks korelasi. Jika nilai
koefisien korelasi untuk masing-masing variabel independen lebih besar
dari 0,8 maka terjadi masalah multikolinearitas.54
Dalam pengujian ini
dilakukan dengan hipotesis sebagai berikut:
Ho: Tidak terdapat masalah multikolinearitas
Ha: Terdapat masalah multikolinearitas
Dasar pengambilan keputusannya adalah jika nilai correlation (r) ≤
0.80, maka Ho diterima dan Ha ditolak, yang berarti bahwa tidak terdapat
52
Gunawan Sumodiningrat, Ekonometrika Pengantar, (Yogyakarta: BPFE Yogyakarta,
2002), h.248. 53
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19, (Semarang:
Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2011), h.105. 54
Shochrul R Ajija, dkk, Cara Cerdas Menguasai Eviews, (Jakarta: Salemba Empat, 2011),
h.35.
61
masalah multikolinearitas, tetapi jika nilai correlation (r) > 0.80, maka Ho
ditolak dan Ha diterima, yang berarti bahwa terdapat masalah
multikolinearitas.
d. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda
disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang
homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.55
Dalam penelitian ini, digunakan uji Glejser untuk mendeteksi ada atau
tidaknya masalah heteroskedastisitas. Uji Glejser dilakukan dengan cara
meregresikan variabel-variabel independen terhadap nilai absolut
residualnya. Nilai absolut residual diperoleh dengan cara menghitung nilai
residual melalui penghitungan regresi antara variabel independen dengan
variabel dependen.56
Dalam pengujian ini dilakukan dengan hipotesis
sebagai berikut:
Ho: Tidak terdapat masalah heteroskedastisitas
Ha: Terdapat masalah heteroskedastisitas
55
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19, (Semarang:
Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2011), h.139 56
R. Gunawan Sudarmanto, Statistik Terapan Berbasi Komputer Dengan Program IBM
SPSS Statistics 19, (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2013), h.256.
62
Dasar pengambilan keputusannya adalah jika nilai probability ≤ alpha
(0.05), maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti bahwa terdapat
masalah heteroskedastisitas, tetapi jika nilai probability > alpha (0.05),
maka Ho diterima dan Ha ditolak, yang berarti bahwa tidak terdapat
masalah heterokedastisitas.
3. Tahap Pemilihan Regresi Data Panel
Terdapat beberapa tahap pengujian yang dilakukan untuk memilih model
mana yang tepat digunakan untuk pengolahan data panel, antara lain:
a. Uji Chow
Uji Chow adalah pengujian untuk memilih apakah model common
effect atau fixed effect yang lebih tepat digunakan dalam regresi data
panel.57
Dalam pengujian ini dilakukan dengan hipotesis sebagai berikut:
Ho: Intersep dan koefisien slope konstan antar waktu dan individu
Ha: Intersep tidak konstan antar individu
Pada software Eviews 8.1, uji Chow dilakukan dengan melihat nilai
probability F pada hasil output. Dasar pengambilan keputusannya adalah
jika nilai probability F ≥ 0.05, maka Ho diterima dan Ha ditolak, yang
berarti model yang lebih tepat digunakan adalah common effect, tetapi jika
nilai probability F < 0.05, maka Ho ditolak Ha diterima, yang berarti
model yang lebih tepat digunakan adalah fixed effect, dan dilanjutkan
57
Agus Widarjono, Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya Edisi Ketiga, (Yogyakarta:
Ekonisia, 2009) h.238.
63
dengan uji Hausman untuk memilih apakah menggunakan model fixed
effect atau random effect.
b. Uji Hausman
Hausman test adalah pengujian statistik untuk memilih apakah model
fixed effect atau random effect yang lebih tepat digunakan dalam regresi
data panel.58
Dalam pengujian ini dilakukan dengan hipotesis sebagai
berikut:
Ho: Random effect model (REM)
Ha: Fixed effect model (FEM)
Dasar pengambilan keputusannya adalah dengan membandingkan nilai
chi square hitung dengan chi square tabel, jika nilai chi-square hitung >
chi-square tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti model
yang lebih tepat digunakan adalah fixed effect, tetapi jika nilai chi-square
hitung < chi-square tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak, yang berarti
model yang lebih tepat digunakan adalah random effect.
4. Uji Signifikansi
a. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Pengujian koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengetahui
seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel
58
Agus Widarjono, Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya Edisi Ketiga, (Yogyakarta:
Ekonisia, 2009) h.240.
64
dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2
yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam
menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang
mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir
semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel
dependen.59
Koefisien determinasi memiliki kelemahan, yaitu bias terhadap jumlah
variabel independen yang dimasukkan dalam model regresi dimana setiap
penambahan satu variabel independen dan jumlah pengamatan dalam
model akan meningkatkan nilai R2 meskipun variabel yang dimasukkan
tersebut tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel
dependen. Untuk mengurangi kelemahan tersebut, maka digunakan
koefisien determinasi yang telah disesuaikan yaitu adjusted R2.60
b. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Untuk menyimpulkan apakah model masuk dalam kategori cocok (fit)
atau tidak, kita harus membandingkan nilai F hitung dengan nilai F tabel.
Nilai F tabel didapat dengan derajat bebas: df:α,(k-1), (n-k), dimana α
adalah tingkat signifikansi yang digunakan, k adalah jumlah variabel
59
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19, (Semarang:
Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2011), h.97. 60
Suliyanto , Ekonometrika Terapan Teori dan Aplikasi dengan SPSS, (Yogyakarta: CV.
Andi Offset, 2011), h.59
65
(dependen dan independen), n adalah jumlah pengamatan (ukuran
sampel).
Uji statistik F digunakan untuk menunjukkan apakah semua variabel
independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara
bersama-saama terhadap variabel dependen.61
Hipotesis nol (H0) yang
hendak diuji adalah apakah semua parameter dalam model sama dengan
nol, atau:
H0 : b1 = b2 = . . . = bk = 0
Artinya, apakah semua variabel independen bukan merupakan penjelas
yang signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis alternatifnya (Ha)
tidak semua parameter secara simultan sama dengan nol, atau:
Ha : b1 ≠ b2 ≠ . . . ≠ bk ≠ 0
Artinya, semua variabel independen secara simultan merupakan
penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. 62
Dasar pengambilan keputusannya adalah jika nilai F hitung > F tabel,
maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti bahwa variabel independen
secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen, tetapi
jika nilai F hitung < F tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak, yang
61
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19, (Semarang:
Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2011), h.98. 62
Mudrajad Kuncoro, Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi Edisi 3, (Jakarta: Erlangga,
2009), h.239-240.
66
berarti bahwa variabel independen secara simultan tidak berpengaruh
signifikan terhadap variabel dependen.63
c. Uji Signifikansi Parsial (Uji Statistik t)
Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh setiap variabel
independen secara individual terhadap variabel dependen yaitu dengan
membandingkan nilai t hitung dengan nilai t tabel. Nilai t tabel didapat
dengan derajat bebas: df: α,(n-k), dimana α adalah tingkat signifikansi
yang digunakan, k adalah jumlah variabel (dependen dan independen), n
adalah jumlah pengamatan (ukuran sampel).
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel
dependen.64
Hipotesis nol (Ho) yang hendak diuji adalah apakah suatu
parameter (bi) sama dengan nol, atau:
H0 : bi = 0
Artinya, apakah suatu variabel independen bukan merupakan penjelas
yang signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis alternatifnya (Ha)
parameter suatu variabel tidak sama dengan nol, atau:
Ha : bi ≠ 0
63
Suliyanto , Ekonometrika Terapan Teori dan Aplikasi dengan SPSS, (Yogyakarta: CV.
Andi Offset, 2011), h.61-62. 64
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19, (Semarang:
Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2011), h.98.
67
Artinya, variabel tersebut merupakan penjelas yang signifikan
terhadap variabel dependen. 65
Dasar pengambilan keputusannya adalah jika nilai t hitung > t tabel,
maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti bahwa variabel independen
secara individual berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen,
tetapi jika nilai t hitung < t tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak, yang
berarti bahwa variabel independen secara individual tidak berpengaruh
signifikan terhadap variabel dependen.66
E. Definisi Operasional Variabel
Berikut ini akan dijelaskan mengenai definisi operasional variabel yang
akan digunakan dalam penelitian yang terdiri dari variabel dependen dan variabel
independen, yaitu:
1. Variabel Dependen (Y):
a. Dividend Payout Ratio (DPR)
Dividend Payout Ratio meruapakan presentase dari pendapatan yang
akan dibayarkan kepada pemegang saham sebagai dividen tunai. DPR
didefinisikan sebagai rasio antara dividend per share (DPS) terhadap
earning per share (EPS). Nilai DPS didapatkan dari perbandingan antara
65
Mudrajad Kuncoro, Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi Edisi 3, (Jakarta: Erlangga,
2009), h.238-239. 66
Suliyanto, Ekonometrika Terapan Teori dan Aplikasi dengan SPSS, (Yogyakarta: CV. Andi
Offset, 2011), h.63.
68
jumlah dividen tunai yang dibayarkan perusahaan terhadap jumlah saham
beredar. Sementara EPS merupakan perbandingan antara laba bersih yang
dihasilkan perusahaan terhadap jumlah saham beredar.
2. Variabel Independen (X):
a. Return on Asset (ROA)
Return on Asset merupakan rasio keuangan yang mencerminkan
tingkat keuntungan perusahaan atas penggunaan aset-asetnya. ROA
merupakan perbandingan antara nilai laba bersih perusahaan yag terdapat
pada laporan laba rugi terhadap nilai total aset perusahaan yang terdapat
pada neraca bagian harta.
b. Debt to Equity Ratio (DER)
Debt to Equity Ratio merupakan rasio keuangan yang mencerminkan
kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya, yang
ditunjukkan oleh bagian modal yang digunakan untuk membayar hutang.
DER merupakan perbandingan antara nilai total hutang perusahaan yang
terdapat pada neraca bagian kewajiban terhadap nilai total modal yang
terdapat pada neraca bagian modal.
69
c. Asset Growth
Asset Growth merupakan indikator tingkat pertumbuhan perusahaan
yang diperoleh dari pertumbuhan total asetnya. Asset Growth didapatkan
dengan membandingkan nilai total aset perusahaan saat ini dikurangi
dengan total aset perusahaan tahun lalu terhadap nilai total aset
perusahaan tahun lalu yang terdapat pada neraca bagian harta.
d. Dividend Payout Ratio tahun sebelumnya (DPR t-1)
Dividen tahun sebelumnya dapat menjadi faktor penentu pembayaran
dividen saat ini, karena pada umumnya perusahaan tidak bersedia
mengurangi jumlah dividen dari tahun lalu. Perusahaan dapat
menggunakan besarnya rasio pembayaran dividen tahun lalu untuk
mempertimbangkan besarnya pembayaran dividen tahun ini.
70
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
Penelitian ini dilakuan dengan menggunakan populasi perusahaan yang
terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) selama periode 2009 sampai dengan 2014.
Langkah awal perkembangan pasar modal syariah dimulai dengan dibentuknya JII
yang pertama kali diluncurkan oleh BEI (pada saat itu masih bernama Bursa Efek
Jakarta) bekerjasama dengan PT.Danareksa Investment Management pada tanggal
3 Juli 2000 yang bertujuan membantu investor yang ingin menanamkan dananya
pada usaha yang beprinsip syariah. Jakarta Islamic Index dibentuk sebagai tolak
ukur untuk melihat kinerja suatu investasi pada saham yang berbasis syariah guna
meningkatkan kepercaaan investor untuk mengembangkan investasi berprinsip
syariah.
Di Indonesia, prinsip-prinsip penyertaan modal secara syariah tidak
diwujudkan dalam bentuk saham syariah maupun non syariah, melainkan berupa
pembentukan indeks saham yang memenuhi prinsip-prinsip Islam. Dalam hal ini,
di Bursa Efek Indonesia tedapat Jakarta Islamic Index yang merupakan kumpulan
30 saham yang memenuhi kriteria Islam.67
67
Mohamad Heykal, Tuntunan dan Aplikasi Investasi Syariah, (Jakarta: PT Elex Media
Komputindo, 2012), h.38.
71
Saham syariah yang menjadi konstituen Jakarta Islamic Index (JII) terdiri dari
30 saham yang merupakan saham-saham syariah paling likuid dan memiliki
kapitalisasi pasar yang besar. BEI melakukan review JII setiap 6 bulan, yang
disesuaikan dengan periode penerbitan DES oleh OJK. Setelah dilakukan
penyeleksian saham syariah oleh OJK yang dituangkan ke dalam DES, BEI
melakukan proses seleksi lanjutan yang didasarkan kepada kinerja
perdagangannya.68
Suatu saham dapat dikategorikan sebagai saham syariah jika saham tersebut
diterbitkan oleh perusahaan yang kegiatan usahanya tidak bertentangan dengan
prinsip-prinsip syariah. Selain itu juga perusahaan yang rasio total hutang
berbasis bunga dibandingkan total ekuitas tidak lebih dari 45%, dan rasio total
pendapatan bunga dan total pendapatan tidak halal lainnya dibandingkan total
pendapatan usaha dan total pendapatan lainnya tidak lebih dari 10%.
68
Bursa Efek Indonesia, “Indeks Saham Syariah”, artikel diakses pada 1 Juli 2015 dari
http://www.idx.co.id/id-id/beranda/produkdanlayanan/pasarsyariah/indekssahamsyariah.aspx.
72
B. Analisis dan Pembahasan
1. Uji Asumsi Klasik
Pada prinsipnya model regresi yang dibangun sebaiknya tidak boleh
menyimpang dari asusmi BLUE (Best Linear Unbiased Estimator).
Selanjutnya akan dilakukan uji asumsi klasik sebagai berikut:
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah masing-masing
variabel berdistribusi normal atau tidak.69
Pada software Eviews 8.1,
pengujian normalitas sebuah data dilakukan dengan Jarque Bera test.
Jarque Bera test dengan membandingkan nilai Jarque Bera (JB) yang
didapat dari histogram normality test dengan nilai Chi Square tabel.
Dalam pengujian ini dilakukan dengan hipotesis sebagai berikut:
Ho: Data terdistribusi normal
Ha: Data tidak terdistribusi normal
Dasar pengambilan keputusannya adalah jika nilai jarque bera hitung
> chi square tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti data
tidak terdisitribusi normal, tetapi jika nilai jarque bera hitung < chi square
tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak, yang berarti data terdistribusi
normal.
69
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19, (Semarang:
Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2011), h.160.
73
Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas
0
2
4
6
8
10
12
14
-30 -20 -10 0 10 20 30 40 50
Series: Standardized Residuals
Sample 2009 2014
Observations 60
Mean 7.34e-15
Median -1.706991
Maximum 47.98199
Minimum -25.94132
Std. Dev. 14.07977
Skewness 0.816972
Kurtosis 4.613589
Jarque-Bera 13.18361
Probability 0.001372
(Sumber: Data sekunder yang diolah)
Dari histogram diatas, menunjukkan nilai Jarque Bera sebesar
13.18361, sementara nilai Chi Square dengan melihat jumlah variabel
independen yang digunakan adalah variabel 4 dan nilai signifikansi
yang digunakan adalah 0,05 atau 5%, didapat nilai Chi Square tabel
sebesar 9.48773, yang berarti nilai Jarque Bera hitung > Chi Square
tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti data dalam
penelitian ini tidak terdisitribusi normal.
Karena dari hasil uji normalitas diatas menunjukkan bahwa data
penelitian tidak terdistribusi dengan normal, maka semua data variabel
pada penelitian ini dilakukan LOG untuk mendapatkan hasil yang
lebih baik. Berikut ini merupakan model regresi data panel yang akan
digunakan pada penelitian ini setelah semua data di LOG:
LOG DPRit = α + β1 LOGROAit + β2 LOGDERit + β3 LOGAGit
+ β4LOGDPRt-1it + 𝓔it
74
Berikut ini merupakan histogram hasil uji normalitas setelah
semua data variabel pada penelitian ini dilakukan LOG:
Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas Setelah di LOG
0
2
4
6
8
10
-0.6 -0.4 -0.2 0.0 0.2 0.4
Series: Standardized Residuals
Sample 2009 2014
Observations 60
Mean 6.37e-16
Median -0.009942
Maximum 0.466753
Minimum -0.644112
Std. Dev. 0.231522
Skewness -0.601087
Kurtosis 3.419204
Jarque-Bera 4.052379
Probability 0.131837
(Sumber: Data sekunder yang diolah)
Dari histogram diatas, menunjukkan nilai Jarque Bera sebesar
4.052379, sementara nilai Chi Square dengan melihat jumlah variabel
independen yang digunakan adalah 4 dan nilai signifikansi yang
digunakan adalah 0,05 atau 5%, didapat nilai Chi Square tabel sebesar
9.48773, yang berarti nilai Jarque Bera hitung < Chi Square tabel, maka
Ho diterima dan Ha ditolak, yang berarti data dalam penelitian ini
terdistribusi normal.
b. Uji Autokorelasi
Uji autokolerasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model
regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t
75
dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1.70
Uji autokorelasi dapat
dilihat dari nilai Durbin-Watson (DW). Hasil output menunjukkan nilai
DW dari persamaan regresi adalah sebesar 1.985809. Berdasarkan tabel
Durbin Watson dengan n= 60 dan k= 4, maka diperoleh nilai dL= 1.4443
dan dU= 1.7274.
Tabel 4.1 Tabel Autokorelasi
0 dL dU (4-dU) (4-dL)
0 1.4443 1.7274 2.2726 2.5557
DW= 1.985809
Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa nilai DW dari model regresi
yang terdapat dalam penelitian ini berada pada daerah yang tidak ada
autokorelasi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa data dalam penelitian ini
tidak berada dalam masalah autokorelasi.
70
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19, (Semarang:
Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2011), h.110.
Ada
autokorelasi
positif
Tidak dapat
diputuskan
Tidak ada
autokorelasi
Tidak dapat
diputuskan
Ada
autokorelasi
negatif
76
c. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah pada model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen.71
Pada
software Eviews 8.1, untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas
dengan melihat nilai koefisien korelasi pada masing masing variabel
independen melalu uji matriks korelasi. Jika nilai koefisien korelasi untuk
masing-masing variabel independen lebih besar dari 0,8, maka terjadi
masalah multikolinearitas.72
Dalam pengujian ini dilakukan dengan
hipotesis sebagai berikut:
Ho: Tidak terdapat masalah multikolinearitas
Ha: Terdapat masalah multikolinearitas
Dasar pengambilan keputusannya adalah jika nilai correlation (r) ≤
0.80, maka Ho diterima dan Ha ditolak, yang berarti bahwa tidak terdapat
masalah multikolinearitas, tetapi jika nilai correlation (r) > 0.80, maka Ho
ditolak dan Ha diterima, yang berarti bahwa terdapat masalah
multikolinearitas.
71
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19, (Semarang:
Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2011), h.105. 72
Shochrul R Ajija, dkk, Cara Cerdas Menguasai Eviews, (Jakarta: Salemba Empat, 2011),
h.35.
77
Tabel 4.2 Hasil Uji Multikolinearitas
LOG
ROA
LOG DER LOG Asset
Growth
LOG DPR t-1
LOG ROA 1.000000 0.013452 0.140366 0.236033
LOG DER 0.013452 1.000000 -0.088147 0.502370
LOG Asset
Growth
0.140366 -0.088147 1.000000 -0.178483
LOG DPR t-1 0.236033 0.502370 -0.178483 1.000000
(Sumber: Data sekunder yang diolah)
Dari tabel diatas dapat dilihat nilai koefisien korelasi antar variabel
independen dibawah 0.80, dengan demikian data dalam penelitian ini
tidak terjadi masalah multikolinieritas. Berikut analisisnya:
1) LOGROA – LOGDER : r (0.013452) < (0.80), maka Ho diterima dan
Ha ditolak.
2) LOGROA – LOGAsset Growth : r (0.140366) < (0.80), maka Ho
diterima dan Ha ditolak.
3) LOGROA – LOGDPR t-1 : r (0.236033) < (0.80), maka Ho diterima
dan Ha ditolak.
4) LOGDER – LOGAsset Growth : r (-0.088147) < (0.80), maka Ho
diterima dan Ha ditolak.
5) LOGDER – LOGDPR t-1 : r (0.502370) < (0.80), maka Ho diterima
dan Ha ditolak.
6) LOGAsset Growth – LOGDPR t-1 : r (-0.178483) < (0.80), maka Ho
diterima dan Ha ditolak.
78
d. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain.73
Uji Glejser dilakukan dengan cara meregresikan
antara variabel independen dengan nilai absolut residualnya. Dalam
pengujian ini dilakukan dengan hipotesis sebagai berikut:
Ho: Tidak terdapat masalah heteroskedastisitas
Ha: Terdapat masalah heteroskedastisitas
Dasar pengambilan keputusannya adalah jika nilai probability ≤ alpha
(0.05), maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti bahwa terdapat
masalah heteroskedastisitas, tetapi jika nilai probability > alpha (0.05),
maka Ho diterima dan Ha ditolak, yang berarti bahwa tidak terdapat
masalah heterokedastisitas.
73
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19, (Semarang:
Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2011) , h.139.
79
Tabel 4.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas
Dependent Variable: RESABS
Method: Panel Least Squares
Date: 09/04/15 Time: 08:37
Sample: 2009 2014
Periods included: 6
Cross-sections included: 10
Total panel (balanced) observations: 60
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 0.449712 0.187953 2.392691 0.0202
LOGX1 0.019737 0.048621 0.405942 0.6864
LOGX2 -0.043620 0.031831 -1.370363 0.1761
LOGX3 -0.017108 0.020201 -0.846880 0.4007
LOGX4 -0.029995 0.042392 -0.707558 0.4822
(Sumber: Data sekunder yang diolah)
Dari hasil output diatas, dapat dilihat bahwa probabilitas dari variabel
independen tidak signifikan yaitu diatas 0.05, dengan rincian sebagai
berikut:
1) Probability LOG ROA (0.6864) > Alpha (0.05), maka Ho diterima dan
Ha ditolak.
2) Probability LOG DER (0.1761) > Alpha (0.05), maka Ho diterima dan
Ha ditolak.
3) Probability LOG Asset Growth (0.4007) > Alpha (0.05), maka Ho
diterima dan Ha ditolak.
4) Probability LOG DPR t-1 (0.4822) > Alpha (0.05), maka Ho diterima
dan Ha ditolak.
80
2. Uji Pemilihan Regresi Data Panel
a. Uji Chow
Uji Chow adalah pengujian untuk memilih apakah model common
effect atau fixed effect yang lebih tepat digunakan dalam regresi data
panel.74
Dalam pengujian ini dilakukan dengan hipotesis sebagai berikut:
Ho: Intersep dan koefisien slope konstan antar waktu dan individu
Ha: Intersep tidak konstan antar individu
Uji Chow dilakukan dengan melihat nilai probability F pada hasil
output. Dasar pengambilan keputusannya adalah jika nilai probability F ≥
0.05, maka Ho diterima dan Ha ditolak, yang berarti model yang lebih
tepat digunakan adalah common effect, tetapi jika nilai probability F <
0.05, maka Ho ditolak Ha diterima, yang berarti model yang lebih tepat
digunakan adalah fixed effect, dan dilanjutkan dengan uji Hausman untuk
memilih apakah menggunakan model fixed effect atau random effect.
Dapat dilihat hasil uji Chow dengan bantuan software Eviews 8.1 sebagai
berikut:
74
Agus Widarjono, Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya Edisi Ketiga, (Yogyakarta:
Ekonisia, 2009) h.238.
81
Tabel 4.4 Hasil Uji Chow
(Sumber: Data sekunder yang diolah)
Hasil output diatas menunjukkan nilai Prob= 0.9221 untuk Cross
section F, nilai probability F (0.9221 ) ≥ 0.05, maka Ho diterima dan Ha
ditolak, yang berarti model yang lebih tepat digunakan adalah common
effect. Karena sudah jelas model yang terpilih dalam penelitian adalah
common effect, sehingga tidak perlu dilanjutkan dengan uji Hausman
untuk memilih apakah menggunakan model fixed effect atau random
effect.
Redundant Fixed Effects Tests
Equation: Untitled
Test cross-section fixed effects
Effects Test Statistic d.f. Prob.
Cross-section F 0.412194 (9,46) 0.9221
Cross-section Chi-square 4.653576 9 0.8634
82
3. Uji Signifikansi
Berdasarkan hasil uji Chow, model estimasi data panel yang terpilih
adalah common effect. Maka selanjutnya dilakukan uji signifikansi dari model
yang terpilih.
Tabel 4.5 Hasil Estimasi Common Effect Model
Dependent Variable: LOGY
Method: Panel Least Squares
Date: 09/03/15 Time: 19:39
Sample: 2009 2014
Periods included: 6
Cross-sections included: 10
Total panel (balanced) observations: 60
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 1.500349 0.316144 4.745775 0.0000
LOGX1 0.317229 0.081782 3.878946 0.0003
LOGX2 0.087224 0.053541 1.629104 0.1090
LOGX3 -0.218273 0.033980 -6.423639 0.0000
LOGX4 0.437055 0.071305 6.129360 0.0000
R-squared 0.747156 Mean dependent var 3.885259
Adjusted R-squared 0.728767 S.D. dependent var 0.460432
S.E. of regression 0.239793 Akaike info criterion 0.061577
Sum squared resid 3.162547 Schwarz criterion 0.236106
Log likelihood 3.152695 Hannan-Quinn criter. 0.129845
F-statistic 40.63130 Durbin-Watson stat 1.985809
Prob(F-statistic) 0.000000
(Sumber: Data sekunder yang diolah)
a. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Pengujian koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengetahui
seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel
dependen. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen
memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi
83
variasi variabel dependen.75
Untuk mengurangi kelemahan dari hasil R2,
maka digunakan koefisien determinasi yang telah disesuaikan yaitu
adjusted R2.
Hasil output pada tabel 4.5 menunjukkan nilai adjusted R2
pada model
regresi adalah 0.728767. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan
variabel independen yaitu ROA, DER, Asset Growth dan DPR tahun
sebelumnya dalam menjelaskan variabel dependen yaitu DPR pada
perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index tahun 2009-2014
adalah sebesar 72.88%, sedangkan sisanya sebesar 22.12% dijelaskan
variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini.
b. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Uji statistik F digunakan untuk menunjukkan apakah semua variabel
independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara
bersama-saama terhadap variabel dependen.76
Dasar pengambilan
keputusannya adalah jika nilai F hitung > F tabel, maka Ho ditolak dan Ha
diterima, yang berarti bahwa variabel independen secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen, tetapi jika nilai F
hitung < F tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak, yang berarti bahwa
75
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19, (Semarang:
Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2011), h.97. 76
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19, (Semarang:
Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2011), h.98.
84
variabel independen secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap
variabel dependen.77
Dari hasil output pada tabel 4.5, dapat dilihat bahwa nilai F hitung
yang didapat adalah 40.63130, sementara F tabel didapatkan dengan
perhitungan berikut:
F tabel = | α ; df = (k-1), (n-k) |
= 5% ; df = (5-1), (60-5)
= 2.539689
Didapatkan F tabel sebesar 2.539689, yang berarti nilai F hitung > F
tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Hasil menunjukkan bahwa
variabel independen (ROA, DER, Asset Growth dan DPR tahun
sebelumnya) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel
dependen Dividend Payout Ratio pada perusahaan yang terdaftar di
Jakarta Islamic Index tahun 2009-2014.
c. Uji Signifikansi Parsial (Uji Statistik t)
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel
77
Suliyanto , Ekonometrika Terapan Teori dan Aplikasi dengan SPSS, (Yogyakarta: CV.
Andi Offset, 2011), h.61-62.
85
dependen.78
Selain itu uji t merupakan suatu pengujian yang bertujuan
untuk mengetahui apakah koefisien regresi signifikan atau tidak.79
Dasar pengambilan keputusannya adalah jika nilai t hitung > t tabel,
maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti bahwa variabel independen
secara individual berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen,
tetapi jika nilai t hitung < t tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak, yang
berarti bahwa variabel independen secara individual tidak berpengaruh
signifikan terhadap variabel dependen.
Dengan menggunakan uji Tabel t dengan signifikansi α = 0,05 ,
didapat t tabel dengan perhitungan berikut:
t tabel = | α ; df = (n-k) |
= 5% ; df = (60-5)
= 0.05 ; df = 55
= 2.004045
Berikut ini adalah uji t dari masing-masing variabel independen
terhadap variabel dependen:
1) Uji t variabel Return on Asset (ROA) terhadap Dividend Payout Ratio
(DPR)
78
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19, (Semarang:
Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2011), h.98. 79
Nachrowi Djalal dan Hardius Usman, Penggunaan Teknik Ekonometri, (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2008), h.24.
86
Melihat hasil output pada tabel 4.5, didapat nilai t hitung pada
variabel ROA sebesar 3.878946, yang berarti nilai t hitung (3.878946)
> t tabel (2.004045), maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dapat
disimpulkan bahwa variabel Return on Asset secara individual
berpengaruh signifikan terhadap Dividend Payout Ratio.
Tanda yang positif menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang
searah antara variabel Return on Asset dengan Dividend Payout Ratio,
sehingga peningkatan Return on Asset menyebabkan meningkatnya
jumlah Dividend Payout Ratio.
2) Uji t variabel Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Dividend Payout
Ratio (DPR)
Melihat hasil output pada tabel 4.5, didapat nilai t hitung pada
variabel DER sebesar 1.629104, yang berarti nilai t hitung (1.629104)
< t tabel (2.004045), maka Ho diterima dan Ha ditolak. Dapat
disimpulkan bahwa variabel Debt to Equity Ratio secara individual
tidak berpengaruh signifikan terhadap Dividend Payout Ratio.
3) Uji t variabel Asset Growth terhadap Dividend Payout Ratio (DPR)
Melihat hasil output pada tabel 4.5, didapat nilai t hitung pada
variabel Asset Growth sebesar -6.423639, yang berarti nilai t hitung
(6.423639) > t tabel (2.004045), maka Ho ditolak dan Ha diterima.
Dapat disimpulkan bahwa variabel Asset Growth secara individual
berpengaruh signifikan negatif terhadap Dividend Payout Ratio.
87
Tanda yang negatif menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang
berlawanan antara variabel Asset Growth dengan Dividend Payout
Ratio, sehingga peningkatan Asset Growth menyebabkan menurunnya
jumlah Dividend Payout Ratio.
4) Uji t variabel DPR tahun sebelumnya terhadap Dividend Payout Ratio
(DPR)
Melihat hasil output pada tabel 4.5, didapat nilai t hitung pada
variabel DPR t-1 sebesar 6.129360, yang berarti nilai t hitung
(6.129360) > t tabel (2.004045), maka Ho ditolak dan Ha diterima.
Dapat disimpulkan bahwa variabel DPR tahun sebelumnya secara
individual berpengaruh signifikan positif terhadap Dividend Payout
Ratio.
Tanda yang positif menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang
searah antara variabel DPR tahun sebelumnya dengan Dividend
Payout Ratio saat ini, sehingga besarnya pembayaran DPR tahun
sebelumnya memberikan gambaran besarnya pembayaran Dividend
Payout Ratio saat ini.
88
4. Analisis Regresi
Dari hasil ouput pada tabel 4.5, didapatkan model persamaan regresi
sebagai berikut:
LOGDPR = 1.500349 + 0.317229*LOGROA + 0.087224*LOGDER -
0.218273*LOGAsset Growth + 0.437055*LOGDPR t-1
Dari model persamaan regeresi diatas, dapat dijabarkan sebagai berikut:
a) Konstanta sebesar 1.500349 menyatakan bahwa jika ROA, DER, Asset
Growth, dan DPR t-1 bernilai 0, maka nilai DPR adalah sebesar 1.500349.
b) Koefisien regresi ROA sebesar 0.317229 menyatakan bahwa setiap
penambahan 1 dari faktor ROA, maka jumlah Dividend Payout Ratio akan
bertambah sebesar 0.317229 dengan asumsi bahwa variabel independen
lain dari model regresi tetap.
c) Koefisien regresi Asset Growth sebesar -0.218273 menyatakan bahwa
setiap penambahan 1 dari faktor Asset Growth, maka jumlah Dividend
Payout Ratio akan berkurang sebesar 0.218273 dengan asumsi bahwa
variabel independen lain dari model regresi tetap.
d) Koefisien regresi DPR t-1 sebesar 0.437055 menyatakan bahwa setiap
penambahan 1 dari faktor DPR t-1, maka jumlah Dividend Payout Ratio
akan bertambah sebesar 0.437055 dengan asumsi bahwa variabel
independen lain dari model regresi tetap.
89
C. Interpretasi
Berdasarkan hasil penelitian diatas, maka dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Return on Asset (ROA)
Dari hasil penelitian menunjukkan Return on Asset (ROA) memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap Dividend Payout Ratio (DPR). Pada
variabel ini, didapatkan tanda yang positif pada koefisien regresinya. Artinya,
jika ROA suatu perusahaan meningkat, maka besarnya DPR juga akan
meningkat. Koefisien regresi ROA sebesar 0.317229 menyatakan bahwa
setiap penambahan 1 dari faktor ROA, maka jumlah Dividend Payout Ratio
akan bertambah sebesar 0.317229 dengan asumsi bahwa variabel independen
lain dari model regresi tetap.
ROA memberikan indikasi tentang baik buruknya manajemen dalam
pengelolaan aktivanya untuk menghasilkan laba, sehingga besarnya ROA
dapat dijadikan indikator dari keberhasilan suatu perusahaan. Besarnya
pengembalian laba atas aktiva suatu perusahaan memiliki pengaruh yang
positif terhadap pembayaran dividen, karena dividen yang dibayarkan kepada
pemegang saham bersumber dari keuntungan yang dihasilkan dari operasi
yang dilakukan perusahaan. Perusahaan dengan keuntungan yang tinggi
melalui aset yang dimiliki, bersedia untuk membayarkan jumlah dividen yang
tinggi, oleh karena itu ROA berpengaruh positif terhadap kebijakan
pembayaran dividen.
90
Hasil penelitian ini sejalan dengan yang ditemukan oleh Amidu dan Abor
(2006), Imran (2011), Shubiri (2011), Al-Kuwari (2009), Al-Malkawi,
Twairesh, Harery (2013), bahwa profitabilitas berpengaruh signifikan dan
positif terhadap pembayaran dividen.
2. Debt to Equity Ratio (DER)
Dari hasil penelitian menunjukkan Debt to Equity Ratio (DER) tidak
berpengaruh signifikan terhadap Dividend Payout Ratio (DPR). Rasio hutang
perusahaan seharusnya menjadi pertimbangan manajemen dalam kemampuan
membayarkan dividen kepada pemegang saham. Karena ketika proporsi
hutang yang digunakan perusahaan untuk struktur modal tinggi, maka akan
semakin tinggi pula kewajiban perusahaan. Peningkatan hutang akan
mempengaruhi besar kecilnya laba bersih yang tersedia bagi pemegang
saham, karena kewajiban membayar hutang lebih diutamakan. Hasil
penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Marlina dan Danica (2009), Indriani (2014), Alzomaia dan Al-Khadiri (2013),
yang menemukan bahwa Debt to Equity Ratio tidak berpengaruh terhadap
Dividend Payout Ratio.
Dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa DER tidak berpengaruh
signifikan terhadap DPR, dapat dikatakan bahwa meningkatnya DER tidak
akan mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk membayarkan dividen
kepada pemegang saham. Peningkatan rasio hutang suatu perusahan berarti
91
tidak akan megurangi pendapatan yang akan diterima pemegang saham. Hal
ini dapat terjadi mungkin karena kewajiban perusahaan melunasi hutang yang
ada tidak dibiayai dari laba perusaan, melainkan dibiayai dari sumber
eksternal yaitu modal pemegang saham. Tujuannya agar keuntungan yang
baru dihasilkan dapat digunakan untuk membayar dividen kepada pemegang
saham.
Hasil penelitian yang menunjukkan bahwa DER tidak berpengaruh
terhadap rasio pembayaran dividen pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta
Islamic Index juga terjadi pada penelitian sebelumnya yang dilakukan Indriani
(2014) dengan periode penelitian tahun 2008-2012. Hal ini menandakan
bahwa data penelitian dengan objek perusahaan yang terdaftar di Jakarta
Islamic Index yang mungkin telah mempengaruhi hasil variabel DER tidak
berpengaruh terhadap DPR pada penelitian ini.
3. Asset Growth
Dari hasil penelitian menunjukkan Asset Growth memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap Dividend Payout Ratio. Pada variabel ini, didapatkan
tanda yang negatif pada koefisien regresinya. Artinya, jika Asset Growth suatu
perusahaan meningkat, maka besarnya DPR akan menurun. Koefisien regresi
Asset Growth sebesar -0.218273 menyatakan bahwa setiap penambahan 1 dari
faktor Asset Growth, maka jumlah Dividend Payout Ratio akan berkurang
92
sebesar 0.218273 dengan asumsi bahwa variabel independen lain dari model
regresi tetap.
Tingkat pertumbuhan perusahaan yang tinggi mengakibatkan besarnya
kebutuhan dana yang harus ditahan perusahaan. Untuk memenuhi kebutuhan
dana tersebut, maka memungkinkan perusahaan menahan keuntungan dan
tidak membayarkannya sebagai dividen. Perusahaan yang mengharapkan
pertumbuhan aset yang tinggi umumnya mempertahankan rasio pembayaran
dividen yang rendah untuk memperkuat pembiayaan internal perusahaan.
Tanda negatif dalam penelitian ini dengan alasan bahwa perusahaan dengan
pertumbuhan yang tinggi lebih menyukai untuk menginvestasikan keuntungan
perusahaan guna mengharapkan keuntungan dan kinerja yang lebih baik dari
pertumbuhan aset secara keseluruhan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan yang ditemukan oleh Amidu dan Abor
(2006), Alzomaia dan Al-Khadiri (2013). Ritha dan Koestiyanto (2013),
Pribadi dan Sampurno (2012), bahwa pertumbuhan perusahaan berpengaruh
signifikan dan negatif terhadap pembayaran dividen.
4. Dividend Payout Ratio tahun sebelumnya (DPR t-1)
Dari hasil penelitian menunjukkan Dividend Payout Ratio tahun
sebelumnya memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Dividend Payout
Ratio. Pada variabel ini, didapatkan tanda yang positif pada koefisien
regresinya. Artinya, jika Dividend Payout Ratio tahun lalu suatu perusahaan
93
tinggi, maka besarnya DPR tahun ini juga akan tinggi. Koefisien regresi DPR
t-1 sebesar 0.437055 menyatakan bahwa setiap penambahan 1 dari faktor DPR
t-1, maka jumlah Dividend Payout Ratio akan bertambah sebesar 0.437055
dengan asumsi bahwa variabel independen lain dari model regresi tetap.
Jumlah pembayaran dividen tahun sebelumnya memiliki pengaruh yang
positif terhadap pembayaran dividen saat ini, karena perusahaan biasanya
enggan untuk menurunkan besaran dividennya dari jumlah dividen yang
dibayarkan tahun lalu. Perusahaan biasanya menghindari ketidakpuasan
pemegang saham ketika mereka membandingkan dividen yang dibayarkan
tahun ini dengan dividen yang dibayarkan tahun lalu. Sehingga perusahaan
tidak akan meningkatkan pembayaran dividen terlalu besar kecuali
diramalkan akan meningkatnya keuntungan di masa mendatang.
Hasil penelitian ini sejalan dengan yang ditemukan Imran (2011),
Alzomaia dan Al-Khadhiri (2013), Appannan dan Wei Sim (2011), bahwa
dividen tahun sebelumnya berpengaruh signifikan dan positif dengan
pembayaran dividen saat ini.
94
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh Return on Asset, Debt to
Equity Ratio, Asset Growth, dan Dividen Payout Ratio tahun sebelumnya
terhadap Dividend Payout Ratio pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta
Islamic Index periode 2009-2014. Berdasarkan data yang telah dikumpulkan dan
analisis yang telah dilakukan terhadap 10 sampel perusahaan dengan
menggunakan model regresi data panel, maka dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:
1. Berdasarkan hasil pengujian statistik uji R2, nilai koefisien determinasi
adjusted R2
yang didapat pada model regresi adalah 0.728767. Hal ini
menunjukkan bahwa kemampuan variabel independen yaitu ROA, DER,
Asset Growth dan DPRt-1 dalam menjelaskan variabel dependen yaitu DPR
adalah sebesar 72.88%, sedangkan sisanya sebesar 22.12% dijelaskan
variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini.
2. Berdasarkan hasil pengujian statistik F, variabel independen (ROA, DER,
Asset Growth dan DPRt-1) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap
variabel dependen Dividend Payout Ratio pada perusahaan yang terdaftar di
Jakarta Islamic Index tahun 2009-2014.
95
3. Berdasarkan hasil pengujian statistik t (secara parsial) adalah:
a. Return on Asset berpengaruh signifikan dan menghasilkan hubungan yang
positif terhadap Dividend Payout Ratio pada perusahaan yang terdaftar di
Jakarta Islamic Index tahun 2009-2014.
b. Debt to Equity Ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap Dividend
Payout Ratio pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index
tahun 2009-2014.
c. Asset Growth berpengaruh signifikan dan menghasilkan hubungan yang
negatif terhadap Dividend Payout Ratio pada perusahaan yang terdaftar di
Jakarta Islamic Index tahun 2009-2014.
d. DPR tahun sebelumnya berpengaruh signifikan dan menghasilkan
hubungan yang positif terhadap Dividend Payout Ratio pada perusahaan
yang terdaftar di Jakarta Islamic Index tahun 2009-2014.
4. Dari hasil penelitian, didapatkan variabel yang berpengaruh paling besar
terhadap rasio pembayaran dividen adalah DPRt-1 dengan koefisien regresi
sebesar 0.437055, yang menunjukkan bahwa setiap penambahan 1 dari faktor
DPR t-1, maka jumlah Dividend Payout Ratio akan bertambah sebesar
0.437055 dengan asumsi bahwa variabel independen lain dari model regresi
tetap.
5. Hasil variabel DER dalam penelitian ini tidak berpengaruh signifikan terhadap
Dividend Payout Ratio pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic
Index tahun 2009-2014. Hasil ini menunjukkan bahwa meningkatnya DER
96
tidak akan mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk membayarkan
dividen kepada pemegang saham. Artinya, peningkatan rasio hutang suatu
perusahan berarti tidak akan mengurangi pendapatan yang akan diterima
pemegang saham.
6. Dari hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat dikatakan bahwa perusahaan
akan membagikan dividen lebih besar ketika laba perusahaan meningkat dan
pertumbuhan perusahaan stabil, artinya ketika perusahaan memperoleh
keuntungan yang besar, sementara kebutuhan dana untuk membiayai
pertumbuhan aset rendah, maka perusahaan dapat meningkatkan pembayaran
dividen kepada pemegang saham. Dalam penelitian ini, ROA menunjukkan
hubungan yang positif, sementara Asset Growth menunjukkan hubungan yang
negatif terhadap rasio pembayaran dividen. Disamping itu, besarnya
pembayaran dividen tahun sebelumnya terbukti memiliki pengaruh yang
paling besar dan positif terhadap besarnya pembayaran dividen saaat ini, yang
berarti perusahaan enggan untuk menurunkan jumlah pembayaran dividen
dari tahun sebelumnya karena akan memberikan kesan negatif bagi pemegang
saham perusahaan.
B. Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian, maka implikasi yang dapat diberikan melalui
hasil penelitian ini baik kepada investor maupun pihak manajemen perusahaan
adalah sebagai berikut:
97
1. Investor yang mengharapkan return berupa dividen, perlu memperhatikan
besarnya pembayaran dividen tahun sebelumnya. Karena dividen tahun
sebelumnya dalam hasil penelitian ini berpengaruh paling besar dan positif
terhadap besarnya DPR. Investor dapat membandingkan nilai dividen setiap
tahunnya sebagai gambaran besarnya dividen yang akan diterima.
2. Selain itu juga terdapat variabel ROA yang menghasilkan pengaruh signifikan
dan postitif terhadap DPR. Oleh karena itu, manajemen perlu memanfaatkan
aset yang dimiliki perusahaan secara optimal untuk mendapatkan
pengembalian laba yang besar, sehingga kemampuan perusahaan membayar
dividen kepada pemegang saham meningkat.
3. Variabel asset growth menghasilkan pengaruh yang signifikan dan negatif
terhadap DPR, yang menunjukkan bahwa manajemen perusahaan juga
mempertimbangkan pertumbuhan aset perusahaan dalam menentukan
kebijakan dividen.
4. Manajemen perusahaan perlu memperhatikan return on asset dan asset
growth perusahaan dalam menetapkan kebijakan pembayaran dividen, karena
keduanya memiliki pengaruh yang bertolak belakang. Dimana apabila
manajemen memutuskan untuk menigkatkan pertumbuhan aset perusahaan,
maka akan menurunkan kemampuan perusahaan dalam pembayaran
dividennya, karena perusahaan cenderung akan menahan keuntungannya yang
akan digunakan sebagai dana untuk meningkatkan pertumbuhan. Selain itu,
98
perusahaan juga harus memanfaatkan aset yang dimilikinya secara optimal
sehingga laba yang dihasilkan perusahaan juga akan meningkat.
C. Saran
Adapun saran yang dapat diberikan melalui hasil penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Sebelum melakukan kebijakan pembayaran dividen, perusahaan harus
mengkaji terlebih dahulu faktor-faktor yang dapat mempengaruhi besar
kecilnya jumlah dividen yang dibagikan, sehingga dalam pelaksanaannya
nanti akan menguntungkan kedua belah pihak baik manajemen maupun
pemegang saham. Manajemen perlu memperhatikan besarnya pembayaran
dividen tahun sebelumnya, perusahaan-perusahaan seharusnya berusaha untuk
mempertahankan aliran dividen yang stabil atau meningkatkan besaran
dividen dari yang diumumkan sebelumnya untuk menghindari ketidakpuasan
pemegang saham ketika mereka membandingkan dividen saat ini dengan
dividen yang diumumkan sebelumnya. Sehingga perusahaan dapat
menjadikan dividen tahun seblumnya sebagai patokan untuk menentukan
besarnya pembayaran dividen saat ini.
2. Investor perlu menilai profitabilitas perusahaan melalui kemampuan
perusahaan menghasilkan keuntungan dari aset yang diinvestasikan
perusahaan, karena rasio ini mengukur efektivitas perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan seluruh aktiva untuk
99
operasi. Semakin besar ROA menunjukkan kinerja perusahaan yang semakin
baik karena tingkat pengembalian investasi atas investasi perusahaan pada
aktiva semakin besar. Sehingga pemegang saham dapat memperhatikan
besarnya ROA untuk mengukur keuntungan perusahaan yang akan menjadi
dasar besarnya dividen yang dibayarkan.
3. Investor dapat memperhatikan pertumbuhan perusahaan dalam mengambil
keputusan investasinya. Karena apabila pertumbuhan aset perusahaan
meningkat, maka perusahaan cenderung untuk menahan pendapatan dan
menurunkan atau bahkan tidak membayarkan dividen.
4. Karena penurunan pembayaran dividen memberikan sinyal yang buruk,
sebaiknya perusahaan menentukan dalam jumlah yang tidak terlalu besar.
Dengan demikian memudahkan perusahaan untuk meningkatkan pembayaran
dividen ketika laba perusahaan meningkat dan tidak perlu segera menurunkan
besarnya dividen ketika laba perusahaan menurun.
5. Penelitian selanjutnya sebaiknya mempertimbangkan dan menambah faktor-
faktor lain, karena pada kenyataannya masih banyak faktor yang dapat
mempengaruhi besarnya pembayaran dividen. Selain itu, faktor-faktor yang
digunakan pada penelitian ini hanya terbatas pada informasi internal masing-
masing perusahaan yang berdasarkan pada laporan keuangan. Oleh karena itu,
disarankan agar penelitian selanjutnya mengambil faktor eksternal
perusahaan, contohnya yang menyangkut kondisi makroekonomi.
100
6. Diharapkan untuk memperluas penelitian dengan memperpanjang periode
pengamatan dan memperbanyak jumlah sampel perusahaan untuk penelitian
yang akan datang. Sehingga hasil yang didapatkan akan lebih
menggambarkan kondisi sesungguhnya.
7. Penelitian selanjutnya sebaiknya melakukan penelitian pada perusahaan
dengan mengkategorikan berdasarkan sektor-sektor usaha. Karena pada
kenyatannya setiap sektor usaha memiliki perbedaan pertimbangan yang
digunakan sebagai acuan dalam menetapkan kebijakan pembayaran dividen.
101
DAFTAR PUSTAKA
Ajija, Shochrul R., dkk. Cara Cerdas Menguasai Eviews. Jakarta: Salemba Empat,
2011.
Al-Kuwari, Duha. “Determinants of The Dividend Policy in Emerging Stock Ex-
changes: The Case of GCC Countries”. Global Economy and Finance
Journal, Vol.2 No.2 (September 2009) : h.38-63.
Al-Malkawi, Husam-Aldin Nizar, dkk. “Determinants of the Likelihood to Pay
Dividends: Evidence from Saudi Arabia”. Journal of American Science, Vol.9
No.12 (2013) : h.518-528.
Al-Malkawi, Husam-Aldin Nizar. “Factors Influencing Corporate Dividend Decision:
Evidence from Jordanian Panel Data”, International Journal of Business,
Vol.13 No.2 (2008) : h.177-195.
Al-Shubiri, Faris Nasif. “Determinants of Changes Dividend Behavior Policy:
Evidence from the Amman Stock Exchange”, Far Fast Journal of Psycholgy
and Business, Vol.4 No.2 (August 2011) : h.1-15.
Alzomaia, Turki dan Ahmeed Al-Kadhiri. “Determination of Dividend Policy: The
Evidence from Saudi Arabia”. Journal of Business and Social Science, Vol.4
No.1 (January 2013) : h.5-18.
Amidu, Mohammed dan Joshua Abor. “Determinants of Dividend Payout Ratios in
Ghana”. Journal of Risk Finance, Vol.7 No.2 (2006) : h.136-145.
Appannan, Santhi dan Lee Wei Sim. “A Study on Leading Determinants of Dividend
Policy in Malaysia Listed Companies for Food Industry under Consumer
Product Sector”. 2nd International Conference on Business and Economic,
(2011), h.946-976.
Arifin, Zaenal .Teori Keuangan dan Pasar Modal. Yogyakarta: Ekonisia, 2007.
Atmaja, Lukas Setia. Teori dan Praktik Manajemen Keuangan. Yogyakarta: Andi
Offset, 2008.
102
Darminto. Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Struktur Modal dan Struktur
Kepemilikan Saham terhadap Kebijakan Dividen. Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial,
Vol.20 No.2 (Agustus 2008) : h.87-97.
Difah, Siti Syamsiroh. “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout
Ratio pada Perusahaan BUMN yang Terdaftar di BEI periode tahun 2004-
2009”. Skripsi S1 Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang,
2011.
Djalal, Nachrowi dan Hardius Usman. Penggunaan Teknik Ekonometri. Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada, 2008.
Fama, Eugene F. dan Kenneth R French. “Disappearing Dividends: Changing Firm
Characteristics or Lower Propensity to pay?”. Journal of Financial
Economics, Vol.60 No.1 (2001) : h.3-43.
Ghozali, Imam. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2011.
Harjito, Agus dan Martono. Manajemen Keuangan. Yogyakarta: Ekonisia, 2005.
Heykal, Mohamad. Tuntunan dan Aplikasi Investasi Syariah. Jakarta: PT Elex Media
Komputindo, 2012.
Imran, Kashif. “Determinants of Dividend Payout Policy: A case of Pakistan
Engineering Sector”. The Romanian Economic Journal, Year XIV No.41
(September 2011) : h.47-60.
Indriani, Nina. “Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Leverage dan Firm Size terhadap
Dividend Payout Ratio”. Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2014.
Karjono, Albertus. “Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio
pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI”. Jurnal Esensi, Vol.13
No.1 (2010), h.33-49.
Kuncoro, Mudrajad. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi Edisi 3. Jakarta:
Erlangga, 2009.
Laksono, Bagus. “Analisis Pengaruh ROA, Sales Growth, Asset Growth, Cash Flow
dan Likuiditas terhadap Dividend Payout Ratio”. Tesis S2 Program Studi
Magister Manajemen Universitas Diponegoro Semarang, 2006.
103
Margaretha, Farah. Manajemen Keuangan Investasi dan Sumber Dana Jangka
Panjang. Jakarta: Grasindo, 2005.
Marlina, Lisa dan Clara Danica. “Analisis Pengaruh Cash Position, Debt to Equity
Ratio dan Return on Asset terhadap Dividend Payout Ratio”. Jurnal
Manajemen dan Bisnis, Vol.2 No.1 (Januari 2009) : h.1-6.
Martin, John D., dkk. Dasar-dasar Manajemen Keuangan Edisi ke-5. Jakarta: PT.
Rajagrafindo Persada, 1995.
Refra, Erviliana dan Maria C Widiastuti. “Pengaruh Profitability, Firm Size, Tax,
Investment Opportunities, Life Cycle Stage terhadap Dividend Policy pada
Industri Manufaktur di Indonesia”. e-Journal Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Trisakti, Vol.1 No.2 (September 2014): h.84-105.
Ritha, Henny dan Eko Koestiyanto.“Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Dividend
Payout Ratio”. e-Journal Manajemen dan Bisnis, Vol.1 No.1 (Oktober 2013) :
h.1-15.
Rodoni, Ahmad. Investasi Syariah. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009.
Rozeff, S.M. “Growth, Beta and Agency Cost as Determinants of Dividend Payout
Ratios”, Journal of Financial Research, Vol. 5 No.3 (1982) : h. 249-259.
Sawir, Agnes. Kebijakan Pendanaan dan Restrukturisasi Perusahaan. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama, 2004.
Sudarmanto, R. Gunawan. Statistik Terapan Berbasis Komputer dengan Program
IBM SPSS Statistics 19. Jakarta: Mitra Wacana Media, 2013.
Sugiono, Arief dan Edy Untung. Panduan Praktis Dasar Analisa Laporan Keuangan.
Jakarta: PT Grasindo, 2008.
Suharli, Michell. “Studi Empiris Mengenai Pengaruh Profitabilitas, Leverage, dan
Harga Saham terhadap Jumlah Dividen Tunai”. Jurnal MAKSI, Vol.6 N0.2
(Agustus 2006) : h.243-256.
Suliyanto, Ekonometrika Terapan Teori dan Aplikasi dengan SPSS. Yogyakarta: CV.
Andi Offset, 2011.
Sumodiningrat, Gunawan. Ekonometrika Pengantar. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta,
2002.
104
Sundjaja, Ridwan S., dkk. Manajemen Keuangan Dua Edisi Keenam. Jakarta:
Literata Lintas Media, 2010.
Sunyoto, Danang. Analisis Laporan Keuangan untuk Bisnis. Jakarta: CAPS, 2013.
Supranto, J. Statistik untuk Pemimpin Berwawasan Global Edisi 2. Jakarta: Salemba
Empat, 2007.
Warsono. Manajemen Keuangan Perusahaan. Malang: Bayumedia Publishing, 2003.
Weston, J. Fred dan Eugene F. Brigham. Dasar-dasar Manajemen Keuangan Jilid 2.
Jakarta: Erlangga, 2001.
Widarjono, Agus. Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya Edisi Ketiga.
Yogyakarta: Ekonisia, 2009.
Bursa Efek Indonesia, “Indeks Saham Syariah”, artikel diakses pada 1 Juli 2015 dari
http://www.idx.co.id/id-
id/beranda/produkdanlayanan/pasarsyariah/indekssahamsyariah.aspx.
www.ojk.go.id
Otoritas Jasa Keuangan, “Pasar Modal Syariah”, artikel diakses pada 1 Juli 2015 dari
http://www.ojk.go.id/sharia-capital-id.
www.idx.co.id
105
LAMPIRAN
Lampiran 1: Data mentah variabel per perusahaan
NO. NAMA TAHUN DPR ROA DER GROWTH DPR t-1
1 AALI 2009 35.56 21.93 18.39 16.13 58.36
2 AALI 2010 51.14 22.94 18.51 16.12 35.56
3 AALI 2011 61.33 24.48 21.10 16.07 51.14
4 AALI 2012 60.09 20.29 32.61 21.71 61.33
5 AALI 2013 54.32 12.72 45.73 20.48 60.09
6 AALI 2014 38.72 14.12 56.78 24.03 54.32
7 ASII 2009 34.67 11.29 100.28 10.15 34.53
8 ASII 2010 36.64 12.73 109.85 26.89 34.67
9 ASII 2011 38.88 13.73 102.43 36.03 36.64
10 ASII 2012 42.98 12.48 102.95 18.73 38.88
11 ASII 2013 44.97 10.42 101.52 17.40 42.98
12 ASII 2014 46.13 9.37 96.16 10.00 44.97
13 INTP 2009 20.10 20.69 24.08 17.63 8.44
14 INTP 2010 25.68 21.01 17.17 15.59 20.10
15 INTP 2011 26.88 19.84 15.36 18.28 25.68
16 INTP 2012 22.64 20.93 17.18 25.36 26.88
17 INTP 2013 33.10 18.84 15.80 16.93 22.64
18 INTP 2014 62.82 18.26 16.54 8.56 33.10
19 ITMG 2009 44.45 28.00 52.20 22.42 38.37
20 ITMG 2010 125.40 18.73 51.13 -9.08 44.45
21 ITMG 2011 37.80 34.60 46.05 44.85 125.40
22 ITMG 2012 116.88 28.97 48.76 -5.53 37.80
23 ITMG 2013 116.73 16.56 44.43 -6.64 116.88
24 ITMG 2014 99.92 15.31 45.48 -1.46 116.73
25 KLBF 2009 13.67 14.33 39.24 13.65 14.37
26 KLBF 2010 19.74 18.29 23.45 8.49 13.67
27 KLBF 2011 47.25 18.41 26.99 17.66 19.74
28 KLBF 2012 55.78 18.85 27.76 13.82 47.25
29 KLBF 2013 49.48 17.41 33.12 20.14 55.78
30 KLBF 2014 38.17 17.07 26.56 9.81 49.48
31 PTBA 2009 36.94 33.77 40.21 32.30 22.26
32 PTBA 2010 61.52 23.03 35.83 7.97 36.94
106
33 PTBA 2011 41.51 26.84 40.93 31.92 61.52
34 PTBA 2012 55.44 22.86 49.66 10.62 41.51
35 PTBA 2013 86.02 15.88 54.63 -8.26 55.44
36 PTBA 2014 49.74 13.63 70.83 26.85 86.02
37 SMGR 2009 48.27 25.68 25.82 22.15 35.18
38 SMGR 2010 50.36 23.35 28.51 20.17 48.27
39 SMGR 2011 37.55 20.12 34.53 26.34 50.36
40 SMGR 2012 40.11 18.54 46.32 35.18 37.55
41 SMGR 2013 41.30 17.39 41.23 15.85 40.11
42 SMGR 2014 43.54 16.24 37.25 11.44 41.30
43 TLKM 2009 56.17 11.62 122.18 6.91 75.66
44 TLKM 2010 44.57 11.56 97.58 2.25 56.17
45 TLKM 2011 57.20 15.01 68.99 3.30 44.57
46 TLKM 2012 58.46 16.49 66.28 8.07 57.20
47 TLKM 2013 64.29 15.86 65.26 14.89 58.46
48 TLKM 2014 71.94 15.22 63.59 10.12 64.29
49 UNTR 2009 30.50 15.64 75.51 6.82 28.58
50 UNTR 2010 42.09 13.04 83.88 21.70 30.50
51 UNTR 2011 28.77 12.70 68.85 56.36 42.09
52 UNTR 2012 42.82 11.44 55.73 8.31 28.77
53 UNTR 2013 45.62 8.37 60.91 14.04 42.82
54 UNTR 2014 41.23 8.03 56.29 5.11 45.62
55 UNVR 2009 80.21 40.67 101.99 15.07 83.04
56 UNVR 2010 89.88 38.93 115.00 16.25 80.21
57 UNVR 2011 108.83 39.73 184.77 20.47 89.88
58 UNVR 2012 93.97 40.38 202.01 14.34 108.83
59 UNVR 2013 94.65 40.10 213.73 11.37 93.97
60 UNVR 2014 94.00 40.18 210.53 6.99 94.65
107
Lampiran 2: Output hasil pengujian data sebelum di LOG
Hasil
Uji Normalitas
0
2
4
6
8
10
12
14
-30 -20 -10 0 10 20 30 40 50
Series: Standardized Residuals
Sample 2009 2014
Observations 60
Mean 7.34e-15
Median -1.706991
Maximum 47.98199
Minimum -25.94132
Std. Dev. 14.07977
Skewness 0.816972
Kurtosis 4.613589
Jarque-Bera 13.18361
Probability 0.001372
Hasil Uji Multikolinearitas
ROA DER Asset Growth DPR t-1
ROA 1.000000 0.386073 0.114721 0.419885
DER 0.386073 1.000000 -0.054464 0.500868
Asset Growth 0.114721 -0.054464 1.000000 -0.074256
DPR t-1 0.419885 0.500868 -0.074256 1.000000
108
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Dependent Variable: RESABS
Method: Panel Least Squares
Date: 07/31/15 Time: 19:18
Sample: 2009 2014
Periods included: 6
Cross-sections included: 10
Total panel (balanced) observations: 60
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 11.22221 3.704221 3.029573 0.0037
X1 0.095414 0.163276 0.584375 0.5614
X2 0.001579 0.031095 0.050785 0.9597
X3 -0.098443 0.106836 -0.921443 0.3608
X4 -0.023574 0.056890 -0.414377 0.6802
R-squared 0.019518 Mean dependent var 10.49825
Adjusted R-squared -0.051790 S.D. dependent var 9.282172
S.E. of regression 9.519501 Akaike info criterion 7.424217
Sum squared resid 4984.149 Schwarz criterion 7.598746
Log likelihood -217.7265 Hannan-Quinn criter. 7.492485
F-statistic 0.273708 Durbin-Watson stat 1.619515
Prob(F-statistic) 0.893704
109
Hasil Uji Chow
Hasil Estimasi Common Effect Model
Redundant Fixed Effects Tests
Equation: Untitled
Test cross-section fixed effects
Effects Test Statistic d.f. Prob.
Cross-section F 2.024080 (9,46) 0.0579
Cross-section Chi-square 20.017335 9 0.0178
Dependent Variable: Y
Method: Panel Least Squares
Date: 07/25/15 Time: 13:20
Sample: 2009 2014
Periods included: 6
Cross-sections included: 10
Total panel (balanced) observations: 60
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 30.66623 5.674439 5.404274 0.0000
X1 0.826189 0.250120 3.303169 0.0017
X2 0.046093 0.047635 0.967641 0.3375
X3 -1.124268 0.163661 -6.869511 0.0000
X4 0.420971 0.087149 4.830493 0.0000
R-squared 0.700065 Mean dependent var 53.99033
Adjusted R-squared 0.678252 S.D. dependent var 25.70882
S.E. of regression 14.58278 Akaike info criterion 8.277215
Sum squared resid 11696.16 Schwarz criterion 8.451744
Log likelihood -243.3164 Hannan-Quinn criter. 8.345483
F-statistic 32.09331 Durbin-Watson stat 2.092086
Prob(F-statistic) 0.000000
110
Hasil Estimasi Fixed Effect Model
Dependent Variable: Y
Method: Panel Least Squares
Date: 07/25/15 Time: 13:25
Sample: 2009 2014
Periods included: 6
Cross-sections included: 10
Total panel (balanced) observations: 60
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 72.40212 16.05396 4.509923 0.0000
X1 -0.470983 0.586250 -0.803382 0.4259
X2 -0.024441 0.102297 -0.238926 0.8122
X3 -0.794692 0.196693 -4.040268 0.0002
X4 0.098913 0.119617 0.826911 0.4126
Effects Specification
Cross-section fixed (dummy variables)
R-squared 0.785149 Mean dependent var 53.99033
Adjusted R-squared 0.724431 S.D. dependent var 25.70882
S.E. of regression 13.49577 Akaike info criterion 8.243593
Sum squared resid 8378.242 Schwarz criterion 8.732273
Log likelihood -233.3078 Hannan-Quinn criter. 8.434742
F-statistic 12.93095 Durbin-Watson stat 2.153900
Prob(F-statistic) 0.000000
111
Hasil Estimasi Random Effect Model
Dependent Variable: Y
Method: Panel EGLS (Cross-section random effects)
Date: 07/25/15 Time: 13:28
Sample: 2009 2014
Periods included: 6
Cross-sections included: 10
Total panel (balanced) observations: 60
Swamy and Arora estimator of component variances
Variable Coefficie
nt
Std. Error t-Statistic Prob.
C 30.66623 5.251462 5.839560 0.0000
X1 0.826189 0.231476 3.569222 0.0008
X2 0.046093 0.044084 1.045579 0.3003
X3 -
1.124268
0.151461 -7.422813 0.0000
X4 0.420971 0.080653 5.219563 0.0000
Effects Specification
S.D. Rho
Cross-section random 0.000000 0.0000
Idiosyncratic random 13.49577 1.0000
Weighted Statistics
R-squared 0.700065 Mean dependent var 53.99033
Adjusted R-squared 0.678252 S.D. dependent var 25.70882
S.E. of regression 14.58278 Sum squared resid 11696.16
F-statistic 32.09331 Durbin-Watson stat 2.092086
Prob(F-statistic) 0.000000
Unweighted Statistics
R-squared 0.700065 Mean dependent var 53.99033
Sum squared resid 11696.16 Durbin-Watson stat 2.092086
112
Lampiran 3: Output hasil pengujian data setelah di LOG
Karena data penelitian tidak terdistribusi dengan normal, maka semua data variabel
dilakukan LOG untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.
Hasil Uji Normalitas
0
2
4
6
8
10
-0.6 -0.4 -0.2 0.0 0.2 0.4
Series: Standardized Residuals
Sample 2009 2014
Observations 60
Mean 6.37e-16
Median -0.009942
Maximum 0.466753
Minimum -0.644112
Std. Dev. 0.231522
Skewness -0.601087
Kurtosis 3.419204
Jarque-Bera 4.052379
Probability 0.131837
Hasil Uji Multikolinearitas
LOG
ROA
LOG DER LOG Asset
Growth
LOG DPR t-1
LOG ROA 1.000000 0.013452 0.140366 0.236033
LOG DER 0.013452 1.000000 -0.088147 0.502370
LOG Asset
Growth
0.140366 -0.088147 1.000000 -0.178483
LOG DPR t-1 0.236033 0.502370 -0.178483 1.000000
113
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Dependent Variable: RESABS
Method: Panel Least Squares
Date: 09/04/15 Time: 08:37
Sample: 2009 2014
Periods included: 6
Cross-sections included: 10
Total panel (balanced) observations: 60
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 0.449712 0.187953 2.392691 0.0202
LOGX1 0.019737 0.048621 0.405942 0.6864
LOGX2 -0.043620 0.031831 -1.370363 0.1761
LOGX3 -0.017108 0.020201 -0.846880 0.4007
LOGX4 -0.029995 0.042392 -0.707558 0.4822
R-squared 0.080753 Mean dependent var 0.180118
Adjusted R-squared 0.013899 S.D. dependent var 0.143562
S.E. of regression 0.142561 Akaike info criterion -0.978441
Sum squared resid 1.117797 Schwarz criterion -0.803912
Log likelihood 34.35323 Hannan-Quinn criter. -0.910173
F-statistic 1.207895 Durbin-Watson stat 1.658450
Prob(F-statistic) 0.317934
114
Hasil Uji Chow
Hasil Estimasi Common Effect Model
Dependent Variable: LOGY
Method: Panel Least Squares
Date: 09/03/15 Time: 19:39
Sample: 2009 2014
Periods included: 6
Cross-sections included: 10
Total panel (balanced) observations: 60
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 1.500349 0.316144 4.745775 0.0000
LOGX1 0.317229 0.081782 3.878946 0.0003
LOGX2 0.087224 0.053541 1.629104 0.1090
LOGX3 -0.218273 0.033980 -6.423639 0.0000
LOGX4 0.437055 0.071305 6.129360 0.0000
R-squared 0.747156 Mean dependent var 3.885259
Adjusted R-squared 0.728767 S.D. dependent var 0.460432
S.E. of regression 0.239793 Akaike info criterion 0.061577
Sum squared resid 3.162547 Schwarz criterion 0.236106
Log likelihood 3.152695 Hannan-Quinn criter. 0.129845
F-statistic 40.63130 Durbin-Watson stat 1.985809
Prob(F-statistic) 0.000000
Redundant Fixed Effects Tests
Equation: Untitled
Test cross-section fixed effects
Effects Test Statistic d.f. Prob.
Cross-section F 0.412194 (9,46) 0.9221
Cross-section Chi-square 4.653576 9 0.8634
115
Hasil Estimasi Fixed Effect Model
Dependent Variable: LOGY
Method: Panel Least Squares
Date: 09/03/15 Time: 19:43
Sample: 2009 2014
Periods included: 6
Cross-sections included: 10
Total panel (balanced) observations: 60
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 2.771488 1.320039 2.099550 0.0413
LOGX1 0.205582 0.241312 0.851931 0.3987
LOGX2 -0.088043 0.167953 -0.524213 0.6026
LOGX3 -0.222329 0.052049 -4.271562 0.0001
LOGX4 0.371470 0.105730 3.513370 0.0010
Effects Specification
Cross-section fixed (dummy variables)
R-squared 0.766025 Mean dependent var 3.885259
Adjusted R-
squared
0.699902 S.D. dependent var 0.460432
S.E. of regression 0.252231 Akaike info criterion 0.284017
Sum squared resid 2.926532 Schwarz criterion 0.772698
Log likelihood 5.479483 Hannan-Quinn criter. 0.475167
F-statistic 11.58479 Durbin-Watson stat 1.922649
Prob(F-statistic) 0.000000
116
Hasil Estimasi Random Effect Model
Dependent Variable: LOGY
Method: Panel EGLS (Cross-section random effects)
Date: 09/03/15 Time: 20:25
Sample: 2009 2014
Periods included: 6
Cross-sections included: 10
Total panel (balanced) observations: 60
Swamy and Arora estimator of component variances
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 1.500349 0.332541 4.511766 0.0000
LOGX1 0.317229 0.086024 3.687679 0.0005
LOGX2 0.087224 0.056318 1.548774 0.1272
LOGX3 -0.218273 0.035742 -6.106896 0.0000
LOGX4 0.437055 0.075003 5.827128 0.0000
Effects Specification
S.D. Rho
Cross-section random 0.000000 0.0000
Idiosyncratic random 0.252231 1.0000
Weighted Statistics
R-squared 0.747156 Mean dependent var 3.885259
Adjusted R-
squared
0.728767 S.D. dependent var 0.460432
S.E. of regression 0.239793 Sum squared resid 3.162547
F-statistic 40.63130 Durbin-Watson stat 1.985809
Prob(F-statistic) 0.000000
Unweighted Statistics
R-squared 0.747156 Mean dependent var 3.885259
Sum squared resid 3.162547 Durbin-Watson stat 1.985809