Pes Planus by iknur ^^
Transcript of Pes Planus by iknur ^^
-
8/11/2019 Pes Planus by iknur ^^
1/5
PES PLANUS
Definisi
Pes planus atau flatfoot didefinisikan sebagai kondisi dimana arkus media menghilang
atau tidak ada, menyebabkan seluruh telapak kaki mengenai lantai (Wilson, MJ. 2008).
Klasifikasi
Pes planus diklasifikasikan sebagai kongenital atau didapat (Wilson, MJ. 2008).
Pes planus kongenitaldapat dibagi lagi menjadi rigid dan fleksibel.
Pes planus kongenital rigidmerupakan abnormalitas struktur tulang seperti vertical
talus or tarsal coalition. Pes planus kongenital fleksibel sebagian besar merupakan fisiologis, asimtomatik
dan tidak membutuhkan terapi.
Pes planus yang didapat pada orang dewasa merupakan kelainan deformitas yang
kompleks dengan berbeda tingkat deformitas dan gejala.
Etiologi
Pes planus kongenital: dapat disebabkan karena faktor keluarga. Deformitas pes planus
dapat merupakan tanda kelemahan sendi generalisata yang diturunkan (Wilson, MJ.
2008).
Pes planus yang didapat :
Pes planus fleksibel pada orang dewasa. Kondisi ini merupakan progresifitas dari
kondisi saat anak-anak dengan menghilangnya arkus media secara parsial atau
lengkap; dapat muncul unilateral atau, lebih umum, deformitas bilateral. Kondisi ini
biasanya asimtomatik tidak membutuhkan pengobatan. Jika bergejala, biasanya
muncul nyeri pada arkus, tumit, atau bagian lateral kaki. Gejala-gejala memberatdengan aktivitas yang menahan berat badan (berjalan, berlari, memanjat) (Wilson,
MJ. 2008).
Posterior tibial tendon dysfunction (PTTD). Tendon ini penting untuk
mempertahankan arkus media. Robekan pada PTT akan menyebabkan deformitas pes
planus, masalah ini lebih umum terjadi pada wanita, dan pada kelompok usia 45-65
-
8/11/2019 Pes Planus by iknur ^^
2/5
tahun. Riwayat spesifik trauma biasanya tidak menjadi bukti pada kasus ini dan
gejala-gejalanya secara tipikal didahului oleh aktivitas yang berlebih. Gejala-gejala
timbul dengan berbagai derajat dari nyeri pada sepanjang bagian tendon pada kasus-
kasus awal sampaifixed flatfoot deformityberat (Wilson, MJ. 2008).
Tarsal coalition. Ini merupakan keadaan kongenital dimana tulang-tulang pada
midfootdan hindfoot secara abnormal bergabung. Hal ini menyebabkan berkurangnya
area pergerakan dan menyebabkan tekanan mekanikal pada sendi lain sehingga nyeri.
Nyeri ini sering bergantung dengan aktivitas. Tarsal coalition dapat didiagnosis pada
awal masa anak-anak selama penilaian adanya fixed flatfoot deformity. Beberapa kali
kondisi ini didiagnosis pada dewasa dengan onset tiba-tiba nyeri saat beraktivitas.
Nyeri ini terjadi ketika koalisi kartilago terbentuk dan kemudian patah. Abnormalitas
ini terlihat pada permeriksaan radiologi. Koalisi ini dapat juga asimtomatik dan dapat
baru diketahui secara insidental, pada orang dewasa, dengan gambaran radiologi pada
kaki atau pergelangan kaki (Wilson, MJ. 2008).
Peroneal spastic flatfoot merupakan istilah deformitas pes planus dengan
meningkatnya tonus otot-oto peroneal. Otot-otot ini mengeversi kaki dan
mengganggu keseimbangan tekanan muskular di sekitar pergelangan kaki, sehingga
menyebabkan deformitas. Hali ini paling umum berhubungan dengan koalisi tarsal,
walaupun artritis pada masa anak-anak dan kondisi neuromuskular juga dapat sebagai
penyebab. Beberapa kali tidak ada penyebab yang dapat ditemukan dan sisebut
sebagai idiopatic peroneal spastic flatfoot (Wilson, MJ. 2008).
I atrogenic. Pengobatan deformitas kaki dan pergelangan kaki pada masa anak-anak
dapat memberikan risiko untuk menimbulkan deformitas pes planus. Hal ini
khususnya terjadi pada kasus terapi pembedahan clubfoot ( talipes equinovarus),
dimana reseksi berlebih umumnya dapat menyebabkan iatrogenic flatfoot. Faktor
penyebab ini mulai menurun kejadiannya karena digunakannya serial plaster
splinting supersedes untuk terapi pembedahan clubfoot (Wilson, MJ. 2008).
Pasca Trauma. Hal ini dapat terjadi akibat fraktur pada pergelangan kaki, midfoot,
atau hindfootyang sembuh dengan malunion atau gagal menyatu dan kolaps ke dalam
posisi valgus. Cedera pada jaringan lunak seperti laserasi tendon tibialis posterior
dapat juga menyebabkan deformitas pes planus (Wilson, MJ. 2008).
-
8/11/2019 Pes Planus by iknur ^^
3/5
Artritis. Artritis reumatoid dapat menyebabkan deformitas pes planus. Pada kasus
ini, onset nyeri dan deformitas biasanya pelan dan progresif (Wilson, MJ. 2008).
Charcot foot. Keadan ini merupakan pes planus yangberhubungan dengan neuropati
perifer. Penyebab paling umum adalah diabetes melitus. Sifilis, lepra dan neuropati
lainnya jarang menyebabkan pes planus (Wilson, MJ. 2008).
Neuromusular flatfoot. Hal ini hasil dari sejumlah kondisi yang menyebabkan
kelemahan atau aktivitas berlebih dari otot-otot kaki. Dapat berupa kongenital atau
didapat. Telah dijelaskan pada peroneal spastic flatfoot di atas. Penyebab yang lain
meliputi serangan kardiovaskular (stroke) dan pasca tramua atau penyebab iatrogenik
(Wilson, MJ. 2008).
Gambaran Klinis
Pes planus dapat muncul asimtomatik dan secara insidental ditemukan pada pemeriksaan
atau sebagai kondisi simtomatik. Gejala-gejalanya berkisar dari nyeri sedang atau
gerakan yang terbatas sampai ketidakmampuan bergerak dan nyeri yang berat (Wilson,
MJ. 2008).
Diagnosis pes planus jelas pada pemeriksaan fisik. Arkus media pada kaki mengalami
penurunan dengan seluruh telapak kaki mengenai lantai. Tulang tumit, jika dilihat dari
belakang tampak everted atau valgus.Forefoot mengalami abduksi ke arah hindfoot. Saat
dilihat dari lateral belakang, jari-jarinya lebih terlihat dibandingkan dengan orang tanpa
pes planus. Hal ini disebut too many toes sign, positif jika lebih dari 2 jari dapat dilihat
dari bagian luar tumit (Wilson, MJ. 2008).
Pasien dengan pes planus dapat tidak ada nyeri, atau ada nyeri dengan berbagai derajat
pada sepanjang tendon tibia posterior, bagian luar tumit, atau sepanjang fasia plantar
(Wilson, MJ. 2008).
Pes planus dapat menyebabkan, atau berhubungan dengan, penyebab biomekanika nyeri
yang lain, sebagai contohnya, genu valgum (knock knees), nyeri lutut medial atau
anterior,shin splints, Achilles tendonitis, dan nyeri punggung (Wilson, MJ. 2008).
Pes planus berhubungan dengan kondisi medis lain seperti arthritis rheumatoid, artropati
seronegatif, hipertensi dan diabetes (Wilson, MJ. 2008).
-
8/11/2019 Pes Planus by iknur ^^
4/5
Tatalaksana
Pengobatan pes planus hanya dibutuhkan jika deformitas menimbulkan gejala (Wilson,
MJ. 2008).
Pengobatan dapat non-operatif atau operatif (Wilson, MJ. 2008).
Pengobatan non-operatif. Pengobatan awal untuk semua kasus pes planus harus
non-operatif. Selain dari kegagalan pengobatan, tidak ada risiko dengan intervensi
non-operatif. Pengobatan ini meliputi modifikasi aktivitas, dengan menghindari
aktivitas-aktivitas yang dapat memperberat nyeri; menurunkan berat badan, jika
kelebihan berat badan; anti-nyeri; dan orthoses, yang dapat terdiri dari insoles untuk
membantu mengkoreksi tumit danforefoot alignment (Wilson, MJ. 2008).
Pengobatan operatif paling baik digunakan berdasarkan penyebab pes planus dan
dilakukan untuk pasien-pasien yang gagal dengan pengobatan konservatif, dan untuk
pasien-pasien yang abnromalitasnya jelas memberikan alasan yang kuat untuk
pembedahan (Wilson, MJ. 2008).
Adult flexible flatfoot. Kondisi ini jarang simtomatik dan biasanya tidak
membutuhkan pengobatan. Jika pasien memiliki gejala, pengobatan non-operatif
lebih diutamakan (Wilson, MJ. 2008).
Posterior tibial tendon dysfunction (PTTD)
Pada stadium awal sebelum deformitas yang rigid atau ruptur tendon terjadi,
debridemen dan sinovektomi dapat membantu. Pada penelitian terhadap 19 pasien
dengan stadium awal, 74% telah menyembuhkan nyeri dan 84% tendon tibialis
posterior dapat kembali ke fungsi normal (Wilson, MJ. 2008).
Tendon yang ruptur dapat diatasi tetapi tidak ada hasil yang memuaskan untuk
membuktikan bahwa perbaikan tendon saja dapat mengurangi nyeri atau
deformitas pes planus. Hal ini dapat terjadi karena sebagian besar ruptur, kecuali
akibat trauma langsung (misal, pemotongan), dapat membaik dalam berbulan-
bulan atau bertahun-tahun setelah ruptur, dimana jaringan lain telah menegang
dan perubahan tulang sudah terjadi (Wilson, MJ. 2008).
Sebagian besar kasus ruptur tendon kronis dengan deformitas pes plasnus diterapi
dengan tendon transfer (tendon lain pada kaki dikorbankan dan digunakan untuk
-
8/11/2019 Pes Planus by iknur ^^
5/5
memperbaiki tendon tibialis posterior) dikombinasikan dengan calcaenal
osteotomy. Hal ini meliputi pemotongan pada calcaneus (tulang tumit) dan
memindahkan tulang untuk mengkoreksi deformitas pes planus. Tulang ini
kemudian dilindungi dengan staple atau screws dan memungkinkan
penyembuhan. Sebuah penelitian pada 19 kasus pes planus yang dioperasi dengan
tendon transfer dan osteotomy menunjukkan 79% memiliki hail yang bagus atau
luar biasa dan mampu berjalan pada kira-kira 66 bulanfollow-up. Namun, pasien-
pasien ini tidak dapat melakukan aktivitas berat (Wilson, MJ. 2008).
Tarsal coalition. Kira-kira 76% pasien-pasien dengan koalisi tarsal asimtomatik
sampai dewasa. Ketika gejala-gejala timbul, biasanya dimulai pada masa anak-anak
ketika tulang matur. Kegagalan terapi konservatif membutuhkan intervensi
pembedahan meliputi reseksi abnormalitas tulang. Sebuah studi pada 17 pasien
dewasa dengan symptomatic tarsal coalition menunjukkan bahwa 3 di antaranya
membaik dengan terapi konservatif. 12 pasien memiliki gejal-gejala yang cukup berat
untuk menjalankan pembedahan. 10 dari 12 pasien ini menunjukkan penyembuhan
nyeri pada 3 tahunfollow-up (Wilson, MJ. 2008).
Peroneal spastic flatfoot. Jika idiopatik, pengobatannya secara konservatif. Jika
disebabkan koalisi tarsal, pengobatannya seperti di atas (Wilson, MJ. 2008).
Pasca trauma, artritis, Charcoot foot dan neuromuscular fl atfoot. Jika kondisi-
kondisi ini menimbulkan nyeri, biasanya ada bukti perubahan degeneratif pada
pergelangan kaki atau sendi subtalar. Realignment procedures, contohnya, tendon
transfer atau osteotomy, kurang membantu dalam mengurangi nyeri pada kasus-kasus
ini, karena nyeri berasal dari sendi yang artritis. Pada kasus-kasus berat dimana
pengobatan konservatif gagal, pilihan operasi yang paling umum digunakan adalah
arthrodesis (fusi sendi) (Wilson, MJ. 2008).
Referensi:
Wilson, MJ. 2008. Pes Planus. Ninewells Hospital and Medical School: Dundee. Available
from:http://www.veterans-uk.info/publications/pes_planus.pdf
http://www.veterans-uk.info/publications/pes_planus.pdfhttp://www.veterans-uk.info/publications/pes_planus.pdfhttp://www.veterans-uk.info/publications/pes_planus.pdfhttp://www.veterans-uk.info/publications/pes_planus.pdf