Perusahaan Listrik Negara
-
Upload
ladhy-mauren-sumangkut -
Category
Documents
-
view
9 -
download
4
description
Transcript of Perusahaan Listrik Negara
Perusahaan Listrik Negara (PLN) bisa dikatakan sebagai satu-satunya badan yang mengurusi segala
hal mengenai kelistrikan di Indonesia, mulai dari penyediaan sampai penyalurannya ke seluruh
Indonesia. Dengan fakta yang seperti itu, maka bisa dikatakan bahwa semua beban kelistrikan di
Indonesia ditanggung oleh PLN. Padahal kita tahu bahwa jumlah penduduk Indonesia terus
mengalami peningkatan, dan bertambahnya jumlah penduduk itu diikuti dengan meningkatnya jumlah
bangunan yang membutuhkan aliran listrik. Sehingga bisa kita simpulkan bahwa, PLN sebagai BUMN
yang mengurusi kelistrikan di Indonesia memiliki tanggung jawab dan beban yang terus naik, karena
kebutuhan listrik di Indonesia terus tumbuh dari tahun ke tahun.
Jika kita melihat kedalam kemampuan dari PLN sebagai penyedia pasokan listrik ke seluruh
Indonesia, maka kita dapat katakan bahwa itu tidaklah cukup. Mengapa? Menurut laporkan Harian
Tempo, Selasa (1/4), untuk memenuhi kebutuhan listrik di seluruh Indonesia, setiap tahun dibutuhkan
tambahan pasokan listrik sekitar 5.700 Mega Watt (MW). Hingga tahun 2022 dibutuhkan tambahan
pasokan listrik hingga 60 Giga Watt (GW), jaringan transmisi 58 ribu kilo meter sirkit (kms), dan gardu
induk 134 ribu Mega Volt Ampere (MVA).
Berdasarkan pada dokumen Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN (Persero)
2013-2022 yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri ESDM No 4092K/21/MEM/2013, kemampuan
yang dimiliki PLN untuk membangun infrastruktur kelistrikan hanya sekitar Rp 60 triliun per tahun.
Padahal untuk membangun semua infrastruktur kelistrikan tersebut, dibutuhkan biaya investasi Rp
884 triliun atau sekitar Rp 88,4 triliun per tahun. Dari fakta tersebut, maka dapat kita simpulkan bahwa
Indonesia butuh pasokan listrik tambahan dari luar PLN.
Minimnya pemain lain di Indonesia yang mengurusi ketersedian listrik selain PLN juga menghambat
pemenuhan kebutuhan listrik di Indonesia. Apalagi pemanfaatan sumber energi terbarukan di
Indonesia masih kurang dan masih perlu pengembangan. Ada yang mengatakan bahwa Indonesia
tidak punya potensi dan kesempatan untuk mengembangkan dan membangun pembangkit listrik
yang bersumber dari energi yang terbarukan. Akan tetapi, penelitian telah menunjukkan bahwa
Indonesia memiliki potensi yang cukup untuk bisa mendirikan dan mengembangkan pembangkit listrik
yang bersumber dari energi terbarukan.
Upaya Peningkatan pemanfaatan energy panas bumi
1. PENYEMPURNAAN KEBIJAKAN DAN REGULASI
Beberapa sub-sektor EBTKE masih belum diatur. Oleh karena itu, Pemerintah terus
menyempurnakan pengaturan pengembangan dan pemanfaatan EBTKE.
2. PENCIPTAAN PASAR
Diantaranya melalui kewajiban penyediaan dan pemanfaatan bahan bakar nabati/BBN,
kewajiban PLN untuk membeli listrik,penerapan SNI, dan lain-lain.
3. PEMBERIAN SUBSIDI
Subsidi untuk BBN telah berjalan sejak 2009. Subsidi diberikan atas selisih harga BBM
dengan harga BBN, dan disalurkan melalui Pertamina.
4. PENETAPAN HARGA JUAL LISTRIK (FEED-IN TARIFF)
Ditetapkan melalui Peraturan Menteri ESDM yang mengatur harga jual listrik dari energi
terbarukan yang dibeli oleh PLN. Tidak perlu ada negosiasi.
5. PEMBERIAN INSENTIF DAN KEMUDAHAN
Pengurangan pajak dan bea masuk, prosedur perijinan yang lebih sederhana.
Untuk pembangkit listrik sampai dengan 10 MW yang akan dijual ke PLN, tidak perlu
melalui proses tender.
.ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat
6. PENYEDIAAN ANGGARAN DAN PENDUKUNG LAINNYA
Penyediaan anggaran khusus untuk peningkatan akses energi modern di daerahdaerah terpencil
dan terisolasi.
Penyediaan anggaran untuk teknologi yang siap dikomersialisasikan.
7. PENINGKATAN KUALITAS DAN KUANTITAS SUMBER DAYA MANUSIA
Pendidikan dan pelatihan di bidang EBTKE.
Sosialisasi.
Peningkatan jejaring EBT, dukungan akan pembentukan organisasi (IKABI, METI).
8. PENINGKATAN PENELITIAN DI BIDANG EBTKE
Peningkatan kerjasama penelitian.
Peningkatan jenis penelitian.
9. PENINGKATAN KERJA SAMA DENGAN NEGARA LAIN DAN ORGANISASI INTERNASIONAL
Kerja sama untuk capacity building.
Kerja sama untuk alih teknologi.
Lesson learned untuk implementasi kebijakan dan program EBTKE
Potensi Energi Baru Terbarukan di Indonesia: Indonesia mempunyai potensi energi panas bumi yang bisa dijadian
pembangkit sebanyak 28.910 MW dengan potensi terbesar di Sumatera (12,837 MW) dan terkecil Papua (75 MW).
Potensi limbah biomassa menjadi listrik sangat besar terutama dari limbah sawit (12.654 MW). Untuk produksi
bahan bakar nabati (BBN), sampai dengan 2013 mampu memproduksi 2.805 kilo liter per tahunnya (diekspor 1.757
kL dan keperluan domestik 1.048 kL). Untuk EBT: 1) Energi air-potensi pemanfaatan energi air di Indonesia sebesar
75.000 MW dengan pemanfaatan baru sekitar 9,4% (8.671 MW, pembangunan pembangkit mikro-hidro pada tahun
2013 mampu menghasilkan energi sebesar 1.458 kW yang mengaliri 2.089 K; 2)Energi Gelombang Laut-Indonesia
sebagai negara kepulauan mempunyai potensi teoritis energi gelombang laut sebesar 141.472 MW dengan potensi
teknis sebesar 7.985MW namun potensi praktisnya sebesar 1.995,2 MW; 3)Energi Panas Laut-potensi nominal
10.809 MW, potensi teoritis 4.147 MW, potensi teknis 136.169 kW, dan potensi praktisnya 41.012 kW; 4) Energi
Angin-berpotensi menyediakan daya sebesar 61.972 MW; 5) Energi Surya-sebagai negara tropis dengan matahari
yang bersinar sepanjang tahun, Indonesia baru memanfaatkan PLTS berkapasitas 5.270 MW yang mengaliri 17.246
KK.2
Manfaat dan Keunggulan Energi Baru Terbarukan
Keuntungan dari pemanfaatan EBT antara lain: biaya pembangkitan yang rendah; kompetitif dibandingkan dengan
pembangkit listrik berbahan bakar fosil; biaya pembangkit listrik tenaga terbarukan adalah konstan selama masa
pakai fasilitas; sumber energi konstan sepanjang waktu berselang seperti tenaga angin atau surya; sumber energi
terbarukan karena berasal dari inti bumi dan fluidanya disirkulasikan kembali ke bumi; pembangkit listrik terbarukan
binarycycletidak menghasilkan polusi dan emisi gas rumah kaca dan energi terbarukan dihasilkan secara domestik
dan mengurangi ketergantungan terhadap impor minyak bumi. Keunggulan lain adalah faktor kapasitas (capacity
factor), yaitu perbandingan antara beban rata-rata yang dibangkitkan oleh pembangkit dalam suatu periode
(average load generated in period) dengan beban maksimum yang dapat dibangkitkan.
Kelemahan Pemanfaatan Energi Baru dan Terbarukan: 1) umumnya sumber EBT berada jauh dari permukiman,
yakni di hutan, pegunungan atau daerah terpencil (panas bumi, irigasi & micro hydro) sehingga dibutuhkan
pembangunan infrastruktur sehingga harga EBT menjadi tidak ekonomis; 2) pembangkit listrik EBT membutuhkan
investasi yang mahal (eksplorasi, pengeboran dan pembangunan pembangkit listrik); 3) pembangunan pembangkit
listrik EBT mempengaruhi stabilitas tanah di daerah sekitar sumber EBT;
Peluang (Opportunity) Energi Baru dan Terbarukan di Indonesia:
Dapat mengurangi penggunaan devisa dari pemanfaatan energi berbasis fosil, sehingga dapat meningkatkan
ketahanan dalam negeri; adanya krisis listrik dan pertumbuhan permintaan listrik di sekitar daerah potensi dan
masih besarnya ketergantungan terhadap BBM yang menyebabkan masalah keamanan pasokan energi nasional;
komitmen dunia, sesuai dengan Kyoto Protocoluntuk mengurangi emisi CO2, dapat dimanfaatkan pembangkit listrik
tenaga energi terbarukan untuk mengurangi emisi yang signifikan hingga tahun 2020; kompetensi SDM dan
kemampuan teknologi nasional selama lebih dari 25 tahun pengembangan energi terbarukan dapat menjadi modal
dalam pemanfaatan energi terbarukan.
Kendala Pengembangan Energi Baru Terbarukan di Indonesia
1. Kebijakan Pemerintah: a) Pemberian Subsidi dan Insentif bagi investor teknologi hijau yang relative rendah.
Pemberian subsidi masih terlalu kecil dibandingkan subsidi untuk energy primer fosil, sedangkan investasi
teknologi EBT masih tinggi akibat komponen domestic untuk teknologi ini masih sangat minim. Hal ini
menyebabkan nilai EBT tidak kompetitif dibandingkan energy fosil, b) Pengembangan EBT dan penguasaan
teknologi produksi dan pengembangan EBT secara nasional yang masih rendah.
2. Aspek Pendanaan dan Sinergi Dalam Pengembangan Energi Baru dan Terbarukan.
3. Biaya Produksi yang masih relative tinggi terutama pada investasi awal yang mengandalkan teknologi tinggi.
Pembangkit listrik EBT membutuhkan investasi yang mahal, selain itu tingkat pengembalian dan perolehan
keuntungan relative lama dan tidak pasti sehingga investasi EBT kurang menarik bagi investor nasional dan asing.
4. Strategi Pelaksanaan, terutama terkait kontrak Jangka Panjang dari Perjanjian Jual Beli Energi Baru dan
Terbarukan.
5. Mindset Masyarakat Dalam Penggunaan Energi yang Masih Boros.
6. Masih terbatasnya SDM khususnya di daerah
7. Pola pengusahaan energi terbarukan yang belum bankable
8. Kemungkinan munculnya peraturan-peraturan daerah yang tidak sinkron dengan kebijakan EBT
Dibuku ()
Aliran kontinu energi diterima bumi dari matahari sebagai langsung panas dan cahaya serta bentuk lain dari energi , seperti angin , gelombang laut dan gelombang pasang dan suhu gradients di perairan laut .Setiap tahun bumi � � � s permukaan menerima tentang 10 kali energi dari sinar matahari sebagai terdapat di seluruh dikenal cadangan batubara , minyak , gas alam dan uranium gabungan .Energi ini setara dengan 15,000 kali dunia � � � s tahunan konsumsi energi oleh manusia .Energi matahari yang bersih , berlimpah dan terbarukan .Meskipun yang luas potensi energi baru lama , hanya sebentar kecil dari gratis ini sumber energi sedang hari ini digunakan atau kurang dari 2 % dunia energi utama produksi .Energi nuklir menyediakan tentang 6 % dunia energi utama .Lain energi terbarukan sumber daya secara tidak langsung berasal dari energi matahari seperti tradisional biomassa ( kayu dan kering tanaman limbah ) berkontribusi 10 tentang % dan tenaga air hydropower stasiun berkontribusi 7 tentang % dunia dasar ~ Energi matahari yang tersebar alam yang menangkap mempersulit, konsentrasi, dan konversi komersial penyimpanan proses ke dalam bentuk-bentuk energi.Ini membuat kita semakin kurang costeffective dibandingkan dengan bahan bakar fosil.Namun, didorong oleh minyak akan datang krisis selama dua dasawarsa terakhir, energi matahari telah membawa perhatian dari sejumlah besar ilmuwan dan insinyur yang membuat upaya untuk mengkonversi radiasi matahari ke dalam bentuk seperti listrik, bahan bakar panas dan kimia.Teknologi mencakup dasar energi matahari fotovoltaik, berkonsentrasi listrik tenaga surya sistem pemanasan dan pendinginan dan solar.Saat ini, amerika serikat dan jepang adalah yang terbesar pengguna energi matahari.Surya generasi listrik tanaman terbesar di dunia terletak di california dan memasok lebih luas hingga 354mwe daerah los angeles.Sejak 2004, jepang telah 1200mwe dipasang dari tenaga surya total kapasitas pembangkit tenaga surya tanaman.Negara teluk, kaya diberkahi dengan minyak dan gas alam, telah mulai mengakui adanya kebutuhan untuk