PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN PERUM PEGADAIAN … · Perkembangan perekonomian dan dunia bisnis akan...
-
Upload
dangkhuong -
Category
Documents
-
view
237 -
download
0
Transcript of PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN PERUM PEGADAIAN … · Perkembangan perekonomian dan dunia bisnis akan...
PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN
PERUM PEGADAIAN CABANG KEMAYORAN
Oleh
INNE MULIAWATY
H24086021
PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2012
iii
RINGKASAN
INNE MULIAWATY. H24086021. Perumusan Strategi Pemasaran Perum Pegadaian Cabang Kemayoran. Di bawah bimbingan MIMIN AMINAH.
Perkembangan perekonomian dan dunia bisnis akan selalu diikuti oleh perkembangan kebutuhan akan kredit. Pegadaian adalah suatu lembaga keuangan yang memberikan jasa kredit kepada masyarakat yang berorientasi pada barang jaminan atas dasar hukum gadai dan fiducia. Jasa gadai dijadikan solusi yang cepat dan tepat dalam mengatasi masalah keuangan. Adanya Rancangan Undang-Undang Jasa gadai yang di buat oleh pemerintah secara langsung merupakan ancaman bagi Pegadaian, berlakunya RUU tersebut menyebabkan berkembangan usaha gadai yang dilakukan oleh bank syariah. Oleh karena itu, untuk mengatasi ancaman tersebut diperlukan sebuah strategi pemasaran yang tepat untuk memperkuat posisi perusahaan dalam menghadapi persaingan yang semakin banyak pada bisnis gadai dengan menentukan strategi-strategi yang tepat untuk mencapai tujuan perusahaan, mengimplementasikan visi dan misi perusahaan, serta siap menghadapi persaingan.
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah mengidentifikasi dan menganalisis faktor internal dan eksternal yang berpengaruh pada penetapan strategi Perum Pegadaian Cabang Kemayoran, merumuskan alternatif strategi pemasaran yang tepat untuk Perum Pegadaian Cabang Kemayoran. Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data ini didapat melalui, hasil wawancara langsung dengan pihak perusahaan, laporan, data-data penunjang perusahaan dan studi literatur. Metode analisis yang digunakan adalah Internal Factor Evaluation (IFE), Eksternal Factor Evaluation (EFE), IE matriks, SWOT matriks dan Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM).
Hasil perhitungan matriks IFE dan EFE masing-masing diperoleh total skor sebesar 2,331 dan 2,547 yang memposisikan Perum Pegadaian Cabang Kemayoran pada sel V dalam matriks IE. Strategi yang paling baik dikelola pada sel ini adalah strategi pertahankan dan pelihara, yaitu strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk. Matriks IE ini disesuaikan pada Matriks SWOT ke dalam 4 kemungkinan alternatif strategi, yaitu strategi S-O, S-T, W-O dan W-T. Berdasarkan hasil perhitungan melalui QSPM, strategi penetrasi pasar memiliki TAS tertinggi sebesar 5,844, strategi penetrasi pasar merupakan strategi yang paling tepat untuk dilaksanakan sesuai dengan kondisi perusahaan saat ini. Strategi penetrasi pasar yaitu berusaha meraih produk yang ada dalam pasar yang ada. Upaya yang dilakukan adalah meningkatkan kualitas pelayanan yaitu dengan memberikan penambahan untuk pelayanan kasir, menerapkan standar pelayanan dengan service excellent, menambah jumlah outlet Unit Pelayanan Cabang (UPC) dan menjalin hubungan baik dengan nasabah, menjalin kerja sama dengan pihak bank untuk membuka transaksi dengan fasilitas pembayaran auto debet, menerapkan sistem online antar cabang, menambah fitur produk dan mengoptimalkan kegiatan promosi.
PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN
PERUM PEGADAIAN CABANG KEMAYORAN
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar
SARJANA EKONOMI
pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen
Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi Dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor
Oleh :
INNE MULIAWATY
H24086021
PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2012
Judul Skripsi : Perumusan Strategi Pemasaran Perum Pegadaian Cabang
Kemayoran
Nama : Inne Muliawaty
NIM : H24086021
Menyetujui
Dosen Pembimbing,
(Ir. Mimin Aminah, MM)
NIP : 19660907 199103 2 002
Mengetahui
Ketua Departemen,
(Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc)
NIP : 19610123 198601 1 002
Tanggal Lulus :
iv
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Ciamis pada tanggal 16 November 1985. Penulis
merupakan anak kedua dari dua bersaudara pasangan Bpk. H. Maman Sudiana
dan Ibu Iik Rustikawati.
Penulis menyelesaikan pendidikan di Sekolah Dasar Negeri VI Ciamis, lalu
melanjutkan di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 1 Ciamis. Kemudian
melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Umum Negeri 2 Ciamis dan masuk
program IPA pada tahun 2003. Pada tahun 2004, di terima di Diploma III
Agribisnis Peternakan, Departemen Sosial Ekonomi Industri Peternakan, Fakultas
Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Pada tahun 2008, melanjutkan program S1
di Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian
Bogor.
Selama menyelesaikan jenjang S1 bekerja sebagai Pembantu Administrasi
dan Pembayaran di Perum Pegadaian Cabang Kalimalang pada tahun 2009. Lalu
pada tahun 2010, penulis bekerja sebagai Penaksir di Perum Pegadaian Cabang
Kemayoran.
v
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum, Wr. Wb.
Puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan Rahmat, Hidayah dan Inayah-Nya, sehingga dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul Perumusan Strategi Pemasaran Perum
Pegadaian Cabang Kemayoran dengan lancar. Skripsi ini disusun sebagai syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Sarjana Alih Jenis
Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut
Pertanian Bogor.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan ini masih terdapat
kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang
membangun demi penyempurnaannya di masa mendatang.
Bogor, April 2012
vi
UCAPAN TERIMA KASIH
Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan serta bimbingan oleh
berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada :
1. Keluarga tercinta : Ayahanda, ibunda, dan kakakku tersayang, dan semua
keluarga terima kasih telah memberikan dukungan dan curahan kasih sayang
yang tiada taranya dan doa yang tiada putus.
2. Ibu Ir. Mimin Aminah, MM sebagai dosen pembimbing, yang telah
memberikan bimbingan, saran, dan pengarahan yang tidak ternilai kepada
penulis selama menyelesaikan skripsi ini.
3. Bapak Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc, selaku Ketua Departemen Manajemen.
4. Staf karyawan dan karyawati Perum Pegadaian Cabang Kemayoran yang telah
banyak membantu dalam pembuatan skripsi ini.
5. Seluruh staf pengajar dan karyawan/karyawati di Program Sarjana Alih Jenis
Manajemen, Departemen Manajemen, FEM IPB.
6. Teman-teman seperjuangan yang selalu memberikan informasi dan mengisi
waktu bersama.
7. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu-persatu yang telah membantu
dalam penulisan skripsi ini. Semoga Allah SWT memberikan pahala atas
kebaikannya.
vii
DAFTAR ISI
Halaman RINGKASAN
RIWAYAT HIDUP ............................................................................... iv
KATA PENGANTAR .......................................................................... v
UCAPAN TERIMA KASIH................................................................. vi
DAFTAR TABEL ................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR ............................................................................ x
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................ xi
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ............................................................................ 1 1.2. Rumusan Masalah........................................................................ 4 1.3. Tujuan Penelitian ........................................................................ 5 1.4. Manfaat Penelitian ...................................................................... 5 1.5. Ruang Lingkup Penelitian ........................................................... 6
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Manajemen Strategis ................................................................... 7 2.2. Lingkungan Internal .................................................................... 7 2.3. Lingkungan Eksternal ................................................................. 12
2.3.1. Lingkungan Mikro .................................................................. 12 2.3.2. Lingkungan Makro ................................................................. 13
2.4. Matriks IFE dan EFE .................................................................. 14 2.5. Matriks Internal Eksternal (IE) ................................................... 15 2.6. Matriks SWOT ............................................................................ 16 2.7. Quantitative Strategic Planning Matriks (QSPM) ...................... 16 2.8. Pengertian Gadai ......................................................................... 17 2.9. Penelitian Terdahulu .................................................................... 17
III. METODE PENELITIAN
3.1. Kerangka Pemikiran .................................................................... 19 3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ....................................................... 21 3.3. Jenis dan Sumber Data ................................................................ 21 3.4. Pengolahan dan Analisis Data ..................................................... 22 3.5. Tahap Evaluasi Faktor Internal dan Eksternal ........................... 22 3.6. Analisis Matriks Internal Eksternal (IE) ...................................... 25 3.7. Analisis SWOT ............................................................................ 27 3.8. Analisis QSPM ............................................................................ 28
viii
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Perusahaan ..................................................... 31 4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan .................................................... 31 4.1.2 Visi, Misi dan Sasaran Jangka Panjang .................................. 33 4.1.3 Budaya Perusahaan ................................................................. 35 4.1.4 Produk dan Layanan ............................................................... 38 4.1.5 Struktur Organisasi ................................................................. 38
4.2. Analisis Lingkungan Internal ...................................................... 39 4.2.1. Pemasaran .............................................................................. 39 4.2.2. Keuangan ............................................................................... 51 4.2.3. Produksi/operasi .................................................................... 52 4.2.4. Sumber Daya Manusia ........................................................... 53 4.2.5. Sistem Informasi Manajemen ................................................ 54
4.3. Analisis Lingkungan Eksternal .................................................... 55 4.3.1. Analisis Lingkungan Mikro ................................................... 55 4.3.2. Analisis Lingkungan Makro .................................................. 56
4.4. Identifikasi Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman ........ 61 4.4.1. Identifikasi Kekuatan dan Kelemahan ................................... 61 4.4.2. Identifikasi Peluang dan Ancaman ........................................ 63
4.5. Perumusan Strategi Perum Pegadaian Cabang Kemayoran ........ 65 4.5.1. Tahap Input ............................................................................ 65 4.5.2. Tahap Pencocokan dengan Matriks IE dan Matriks SWOT .. 68 4.5.3. Tahap Pengambilan Keputusan ............................................. 75 4.5.4. Implikasi Manajerial .............................................................. 76
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .................................................................................. 81 B. Saran ............................................................................................ 82
DAFTAR PUSTAKA............................................................................ 83
LAMPIRAN........................................................................................... 84
ix
DAFTAR TABEL
No.
Halaman
1. Perkembangan Sisa Barang Jaminan, Jumlah Uang Pinjaman, Target Omset dan Pencapaian Omset.................................................. 2
2. Data Perkembangan Jumlah Bank Syariah di Indonesia..................... 4 3. Penilaian Bobot Faktor Strategi Internal/Eksternal............................. 23 4. Matriks Faktor Strategi Internal.......................................................... 23 5. Matriks Faktor Strategi Eksternal........................................................ 24 6. Kelompok Peluang Pertumbuhan........................................................ 27 7. Matriks SWOT.................................................................................... 28 8. Quantitative Strategic Planning Matriks (QSPM).............................. 30 9. Biaya Administrasi.............................................................................. 45
10. Tarif Sewa .......................................................................................... 45 11. Perbandingan Skim Kredit.................................................................. 46 12. Tarif Jasa Titipan................................................................................ 47 13. Perkembangan Pendapatan Sewa Modal dan Administrasi............... 52 14. Matriks Evaluasi Faktor Internal......................................................... 66 15. Matriks Evaluasi Faktor Eksternal...................................................... 67 16. Strategi Penetrasi Pasar dengan Meningkatkan Kualitas Pelayanan.... 76
x
DAFTAR GAMBAR
No.
Halaman
1. Kerangka Pemikiran…......................................................................... 20 2. Matriks IE............................................................................................ 25 3. Model Strategi Korporat...................................................................... 26 4. Strategi Pertumbuhan Ansoff.............................................................. 27 5. Logo Perum Pegadaian........................................................................ 35 6. Maskot Pegadaian................................................................................ 37 7. Matriks IE Perum Pegadaian Cabang Kemayoran.............................. 69 8. Strategi Ansoff..................................................................................... 76
xi
DAFTAR LAMPIRAN
No.
Halaman
1. Struktur Organisasi.............................................................................. 85 2. Daftar Wawancara kepada Perum Pegadaian...................................... 86 3. Kuesioner Penelitian............................................................................ 89 4. Penentuan QSPM................................................................................. 97 5. Hasil Pembobotan Faktor Internal....................................................... 101 6. Hasil Pembobotan Faktor Eksernal...................................................... 102 7. Hasil Pengisian Kuesioner QSPM pada Strategi 1.............................. 103 8. Hasil Pengisian Kuesioner QSPM pada Strategi 2.............................. 104 9. Hasil Analisis QSPM........................................................................... 105
10. Matriks SWOT.................................................................................... 106
1
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perkembangan perekonomian dan dunia bisnis akan selalu diikuti oleh
perkembangan kebutuhan akan kredit, dan pemberian fasilitas kredit yang
selalu memerlukan jaminan, hal ini demi keamanan pemberian kredit tersebut
dalam arti piutang yang meminjamkan akan terjamin dengan adanya jaminan.
Dalam konteks inilah letak pentingnya lembaga jaminan itu.
Bentuk lembaga jaminan, sebagian besar mempunyai ciri-ciri
internasional yang dikenal hampir di semua negara dan perundang-undangan
modern, yaitu bersifat menunjang perkembangan ekonomi dan perkreditan
serta memenuhi kebutuhan masyarakat akan fasilitas modal. Kegiatan
perkreditan ini meliputi semua aspek ekonomi baik di bidang produksi,
distribusi, konsumsi, perdagangan, investasi maupun bidang jasa dalam
bentuk uang tunai, barang dan jasa.
Kegiatan perkreditan dapat dilakukan antar individu, individu dengan
badan usaha atau antar badan usaha, sehingga untuk menopang kegiatan
tersebut berkembanglah badan usaha yang bersifat formal dan secara khusus
bergerak di bidang perkreditan dan pembiayaan, yaitu Bank dan Lembaga
Keuangan lainya.
Secara eksplisit jenis lembaga keuangan di Indonesia menurut UU No
10 tahun 1998 terbagi menjadi lembaga keuangan bank dan non bank.
Lembaga keuangan terdiri dari bank umum dan Bank Perkreditan Rakyat
(BPR) dengan bentuk usaha konvensional dan syariah, yang berfungsi
sebagai penghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali
kepada masyarakat dalam bentuk pinjaman, sedangkan lembaga keuangan
non bank terdiri dari leasing, asuransi, modal ventura, anjak piutang,
pegadaian, kartu kredit, pasar modal dan lain sebagainya yang berfungsi
menyalurkan kredit (produktif dan konsumtif) kepada masyarakat.
2
Pegadaian adalah suatu lembaga keuangan yang memberikan jasa kredit
kepada masyarakat yang berorientasi pada barang jaminan atas dasar hukum
gadai dan fiducia dengan misi ikut membantu program pemerintah dalam
meningkatkan kesejahteraan rakyat khususnya golongan ekonomi menengah
kebawah dengan memberikan solusi keuangan terbaik melalui penyaluran
pinjaman skala mikro, kecil dan menengah.
Pegadaian telah berdiri sejak tanggal 01 April 1901, dengan misi yaitu
memberi solusi keuangan bagi masyarakat golongan ekonomi menengah
kebawah yang membutuhkan dana cepat untuk mengatasi agar masyarakat
terhindar dari praktek ijon ataupun rentenir yang bunganya relatif tinggi.
Jasa gadai dijadikan solusi yang cepat dan tepat dalam mengatasi
masalah keuangan, sesuai dengan moto Perum Pegadaian yaitu “Mengatasi
Masalah Tanpa Masalah”. Di wilayah Jakarta khususnya di wilayah
Kemayoran banyak masyarakat yang memanfaatkan jasa gadai untuk
mengatasi masalah keuangannya dengan menggadaikan barang berharga yang
dimilikinya berupa emas dalam bentuk perhiasan dan emas batangan,
kendaraan berupa motor dan alat elektronik seperti: laptop, handphone,
televisi, camera digital, handycam dan radio tape. Perkembangan usaha gadai
Perum Pegadaian Cabang Kemayoran dapat dilihat melalui data Sisa Barang
Jaminan yang Belum di Tebus, Jumlah Uang Pinjaman, Target Omset dan
Pencapaian Omset selama 5 tahun terakhir pada Tabel 1 berikut ini :
Tabel 1. Sisa Barang Jaminan yang Belum di Tebus, Jumlah Uang Pinjaman, Target Omset, dan Pencapaian Omset pada Perum Pegadaian Cabang Kemayoran Tahun 2006 - 2010
Tahun Jumlah Sisa Barang Jaminan yang Belum di Tebus (Potong)
Jumlah Uang Pinjaman
(Rp)
Target Omset (Rp)
Pencapaian Omset
(%)
2006 34.843 45.450.193.500 41.000.000.000 10,85 2007 36.167 51.641.095.000 54.000.000.000 -4,37 2008 39.163 73.271.539.500 73.097.880.000 0,24 2009 38.548 82.950.375.000 104.150.911.000 -20,36 2010 33.539 90.791.607.500 124.512.314.000 -27,08
Sumber : Laporan Tahunan (2010)
Perkembangan usaha gadai Perum Pegadaian Cabang Kemayoran yang
semakin meningkat dari segi jumlah sisa barang jaminan dan jumlah uang
pinjaman bukan menjadi patokan keberhasilan cabang tersebut, karena selama
3
2 tahun terakhir Perum Pegadaian Cabang Kemayoran tidak mampu
mencapai target omset yang ditetapakn oleh Kantor Wilayah IX Jakarta, hal
ini disebabkan terlambatnya penyebaran pembukaan unit pelayanan cabang
yang telah ditetapkan oleh Kanwil IX Jakarta, antrian yang terlalu panjang
dikarenakan pelayanan kasir yang hanya dilakukan oleh satu petugas kasir
saja dan adanya pembahasan rancangan undang-undang sistem gadai
sehingga maraknya pembukaan bisnis gadai yang dikeluarkan oleh perbankan
dengan sistem syariah.
Adanya Rancangan Undang-Undang Jasa gadai yang di buat oleh
pemerintah secara langsung merupakan ancaman bagi Pegadaian, karena
tidak menutup kemungkinan akan tumbuh menjamur diberbagai tempat
lembaga-lembaga keuangan yang melakukan usaha atau bisnis serupa
pegadaian. Persaingan akan semakin ketat siapa kuat akan menjadi
pemenangnya, dan tidak menutup kemungkinan pihak swasta akan
mengambil alih posisinya (market leader), karena unggul dalam pelayanan
terutama dari segi harga yang lebih rendah dari Pegadaian. Dampak dari
adanya Rancangan Undang-Undang Jasa Gadai tersebut memberikan peluang
kepada para pemilik modal untuk mendirikan usaha gadai dengan persaingan
harga dan pelayanan.
Dalam RUU Jasa Gadai ditentukan bahwa besarnya Sewa Modal (tarif
bunga) ditentukan sendiri oleh perusahaan, hal ini berarti bahwa setiap badan
usaha mempunyai kebebasan dan pasarlah yang akan memberikan penilaian
mampu tidaknya dalam persaingan. Setidaknya pemodal kuat akan
menawarkan jasanya dengan harga relatif murah sehingga kondisi demikian
akan menyulitkan bagi Perum Pegadaian untuk bersaing dengan Perusahaan
Swasta pemodal kuat. Perkembangan kredit usaha gadai kini merambah ke
dunia perbankan dengan sistem syariah. Perkembangan bank syariah yang
cukup pesat menjadi pesaing utama Perum Pegadaian. Data perkembangan
jumlah bank syariah di Indonesia tahun 2006-2010 dapat dilihat pada Tabel 2,
di bawah ini :
4
Tabel 2. Data Perkembangan Jumlah Bank Syariah di Indonesia Tahun 2006 - 2010
Bank Umum Syariah 2006 2007 2008 2009 2010 Jumlah Bank 3 3 5 6 11 Jumlah Kantor 349 401 581 711 1.171
Unit Usaha Syariah (UUS) Bank Umum Yang Memiliki UUS 20 26 27 25 23 Jumlah Kantor 183 196 241 287 239 Sumber : Bank Indonesia, 2010
Perkembangan usaha gadai yang dilakukan oleh bank syariah menjadi
ancaman bagi Perum Pegadaian, sehingga untuk mencegah nasabah
berpindah kepada bank syariah, Perum Pegadaian melakukan sistem jemput
bola dengan membuka Unit Pelayanan Cabang (UPC) sebanyak-sebanyaknya
di beberapa titik keramaian untuk lebih mendekatkan dan memudahkan
nasabah melakukan transaksi gadai, meningkatkan kualitas pelayanan dengan
mengikutsertakan para pegawai melalui diklat service excellent, dan
meningkatkan kegiatan promosi.
Strategi pemasaran memegang peranan penting bagi suatu perusahaan,
karena strategi perusahaan merupakan kunci sukses untuk mencapai tujuan
perusahaan. Perumusan alternatif sangat diperlukan agar perusahaan dapat
memperkuat posisi perusahaan dalam menghadapi persaingan yang semakin
banyak pada bisnis gadai. Strategi yang saat ini dijalankan oleh Perum
Pegadaian Cabang Kemayoran hanyalah pada sebatas perluasan unit-unit
pelayanan cabang, hal tersebut kurang tepat untuk dilakukan, sehingga
diperlukan berbagai strategi untuk mempertahankan posisi dan meningkatkan
kinerja Perum Pegadaian Cabang Kemayoran.
1.2. Rumusan Masalah
Perum Pegadaian merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara
yang kinerjanya masih bertahan dan telah banyak memberikan manfaat
kepada masyarakat luas dalam hal penyaluran kredit gadai. Namun adanya
rancangan undang-undang gadai yang dikeluarkan oleh pemerintah
menjadikan ancaman bagi Perum Pegadaian dalam posisi bisnisnya. Adanya
rancangan undang-undang tersebut mengakibatkan banyaknya produk gadai
emas yang diluncurkan oleh Bank dengan sistem Syariah, sehingga Perum
Pegadaian harus menentukan alternatif strategi yang tepat untuk
5
memenangkan persaingan dan mempertahankan posisinya dalam bisnis gadai
dengan bisnis utamanya yaitu produk KCA (Kredit Cepat Aman).
Strategi yang telah dilakukan oleh Perum Pegadaian Cabang
Kemayoran adalah pengembangan unit-unit pelayanan cabang yang bertujuan
untuk lebih mendekatkan dan memudahkan nasabah dalam melakukan
transaksi gadai. Terjadinya penumpukan antrian nasabah dan sistem promosi
pada Perum Pegadaian Cabang Kemayoran belum dilakukan secara
maksimal. Oleh karena itu diperlukan alternatif strategi untuk
memformulasikan strategi yang tepat bagi Perum Pegadaian Cabang
Kemayoran.
Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan yang akan dibahas pada
penelitian ini adalah :
1. Faktor-faktor internal dan eksternal apa saja yang mempengaruhi rumusan
strategi pemasaran Perum Pegadaian Cabang Kemayoran ?
2. Bagaimana alternatif strategi pemasaran yang tepat untuk Perum
Pegadaian Cabang Kemayoran ?
1.3. Tujuan
Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan diatas, maka
tujuan penelitian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi dan menganalisis faktor internal dan eksternal yang
berpengaruh pada penetapan strategi pemasaran Perum Pegadaian Cabang
Kemayoran.
2. Merumuskan alternatif strategi pemasaran yang tepat untuk Perum
Pegadaian Cabang Kemayoran.
1.4. Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1. Sebagai bahan pembelajaran, untuk dapat menganalisis suatu
permasalahan dan merumuskan suatu strategi pemecahan masalah yang
tepat.
6
2. Bagi pihak Perum Pegadaian Cabang Kemayoran, hasil penelitian ini
diharapkan memberikan masukan dan pertimbangan alternatif terbaik
dalam meningkatkan kinerja Perum Pegadaian Cabang Kemayoran.
3. Sebagai bahan masukan bagi penelitian selanjutnya yang terkait dengan
perumusan strategi pemasaran sebuah perusahaan.
1.5. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini dibatasi dengan hanya membahas
identifikasi faktor-faktor internal dan eksternal yang berpengaruh dalam
perumusan strategi pemasaran Perum Pegadaian Cabang Kemayoran,
menganalisis faktor-faktor internal dan eksternal yang berpengaruh dalam
penentuan strategi pemasaran Perum Pegadaian Cabang Kemayoran dan
menyusun alternatif strategi pemasaran yang dapat diterapkan Perum
Pegadaian Cabang Kemayoran.
7
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Manajemen Strategis
Strategi menurut Hamel dan Prahalad dalam Umar (2008) didefinisikan
sebagai suatu proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus
pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau
upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai. Strategi juga merupakan
tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan terus-menerus,
serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh
para pelanggan di masa depan.
Strategi adalah bakal tindakan yang menuntut keputusan manajemen
puncak dan sumber daya perusahaan yang banyak untuk merealisasikannya.
Di samping itu, strategi juga mempengaruhi kehidupan organisasi jangka
panjang, paling tidak selama lima tahun. Oleh karena itu, sifat strategi adalah
berorientasi ke masa depan (David, 2009).
Perumusan strategi menurut David (2009) mencakup kegiatan
mengembangkan visi dan misi organisasi, menidentifikasi peluang dan
ancaman eksternal organisasi, menentukan kekuatan dan kelemahan internal
organisasi, memilih strategi tertentu untuk digunakan. Teknik-teknik
perumusan strategi ini dapat diintegrasikan ke dalam kerangka pembuatan
keputusan tiga tahap, yaitu Input Stage (tahap masukan), Matching Stage
(tahap pencocokan), dan Decision Stage (tahap keputusan).
2.2. Lingkungan Internal
Lingkungan internal adalah lingkungan yang terdiri dari variabel
kekuatan dan kelemahan dalam kontrol manajemen perusahaan. Menurut
Kotler (2009), pengidentifikasian faktor internal dapat memberikan gambaran
kondisi suatu perusahaan, yaitu faktor kekuatan dan kelemahan. Perusahaan
menghindari ancaman yang berasal dari faktor eksternal melalui kekuatan
yang dimilikinya dari faktor internal. Sedangkan kelemahannya dari faktor
internal dapat diminimalkan dengan melihat peluang dan faktor eksternalnya.
8
Menurut Umar (2008), pengkategorian analisis lingkungan internal
sering diarahkan pada enam aspek. Aspek-aspek tersebut meliputi pemasaran,
keuangan, produksi/operasi, sumber daya manusia dan sistem informasi
manajemen.
1. Pemasaran
Pengertian pemasaran menurut Kotler (2009) adalah suatu proses
sosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang
mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan
dengan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak
lain.
Dalam pemasaran ini dibahas mengenai segmentasi, target dan posisi
pasar serta bauran pemasaran.
1) STP (Segmentation, Targeting, Positioning)
Menurut Kotler (2009), segmentasi pasar merupakan suatu
usaha untuk meningkatkan ketepatan pemasaran perusahaan. Strategi
segmentasi pasar adalah strategi untuk menciptakan dan
mempertahankan keunggulan bersaing. Perusahaan perlu memilih
pasar sasaran yang akan dilayani sesuai dengan kemampuan.
Segmen pasar terdiri dari kelompok besar yang dapat diidentifikasi
dalam sebuah pasar dengan keinginan, daya beli, lokasi geografis,
perilaku pembelian dan kebiasaan yang serupa.
Segmentasi adalah proses membagi pasar menjadi bagian yang
lebih kecil yang memiliki karakteristik, keinginan, perilaku atau
kebutuhan yang sama. Tujuannya antara lain : memahami kebutuhan
pelanggan dengan lebih baik, memanfaatkan sumber daya lebih
efisien, dan memahami situasi persaingan dengan lebih teliti
(Chandra, 2009).
Strategi target pasar atau strategi penentuan pasar sasaran
adalah strategi dalam membidik konsumen. Setelah perusahaan
mengidentifikasi peluang-peluang segmen pasarnya, perusahaan
tersebut harus mengevaluasi beragam segmen serta memutuskan
9
berapa banyak dan segmen mana yang akan dibidik. Dalam indikator
daya tarik segmen serta tujuan dan sumber daya perusahaan (Kotler,
2009).
Strategi penentuan posisi pasar menurut Kotler (2009) adalah
tindakan merancang tawaran dan citra perusahaan sehingga
menempati suatu posisi yang kompetitif atau terbedakan (diantara
pesaing) di dalam benak pelanggan sasarannya. Hasil akhir dari
penentuan posisi adalah keberhasilan penciptaan suatu usulan nilai
yang terfokus pada pasar, suatu pernyataan sederhana yang jelas
mengapa pasar sasaran harus membeli produk tersebut.
2) Bauran Pemasaran (Marketing Mix)
Menurut Kotler (2009), marketing mix (bauran pemasaran) adalah
seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai
tujuan pemasarannya dalam pasar sasaran. Menurut McCarthy, bauran
pemasaran adalah peubah-peubah terkontrol yang dilaksanakan oleh
perusahaan untuk memuaskan kelompok sasaran. E. Jerome McCarthy
mengklasifikasikan variabel-variabel tersebut menjadi empat kelompok
yang luas yang disebut 4P pemasaran yang terdiri dari Produk (Product),
Harga (Price), Tempat (Place), dan Promosi (Promotion). Untuk
pamasaran jasa, Payne (1993) mengemukakan perluasan bauran
pemasaran tradisional ke dalam tujuh bauran pemasaran jasa, yaitu Orang
(People), Proses (Process), dan Layanan Pelanggan (Customer Service).
A. Produk (Product)
Kotler (2009), mendefinisikan produk sebagai sesuatu yang
dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian untuk
dibeli, untuk digunakan atau dikonsumsi yang dapat memenuhi
keinginan dan kebutuhan.
Ciri-ciri dan karakteristik jasa adalah sebagai berikut :
1. Tidak berwujud, artinya tidak dapat dirasakan atau dinikmati
sebelum jasa tersebut dibeli.
10
2. Tidak terpisahkan, artinya antara si pembeli jasa dengan si
penjual jasa saling berkaitan.
3. Beraneka ragam artinya jasa tidak diperjualbelikan dalam
berbagai bentuk.
4. Tidak tahan lama, artinya jasa tidak dapat disimpan begitu jasa
dibeli maka akan segera dikonsumsi.
B. Harga (Price)
Harga adalah aspek penting dalam kegiatan bauran
pemasaran. Penetuan harga menjadi sangat penting untuk
diperhatikan, mengingat harga sangat menentukan laku tidaknya
produk dan jasa. Salah dalam menentukan harga akan berakibat
fatal terhadap produk yang ditawarkan (Kotler, 2009).
C. Distribusi (Place)
Distribusi mencakup penggudangan, saluran-saluran
distribusi, cakupan distribusi, lokasi tempat, dan wilayah penjualan.
Distribusi menjadi sangat penting ketika sebuah perusahaan
berusaha menerapkan strategi pengembangan pasar atau integrasi
ke depan, David (2009).
D. Promosi (Promotion)
Menurut Tjiptono (1997), promosi adalah suatu bentuk
komunikasi pemasaran, yaitu berusaha menyebarkan informasi,
mempengaruhi/membujuk, dan/atau mengingat pasar sasaran atas
perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli, dan
loyal produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan.
E. Orang (People)
Menurut Kasmir (2000), kepuasan pelanggan tergantung
kepada kualitas yang terbaik, maka karyawan perlu dilatih agar
menyadari pentingnya pekerjaan yang mereka jalankan. Pentingnya
people dalam pemasaran berkaitan erat dengan internal marketing.
Pemasaran internal adalah interaksi atau hubungan antar setiap
11
karyawan dan departemen dalam suatu perusahaan, dengan tujuan
untuk mendorong people agar dapat memberikan kinerja yang
memuaskan kepada konsumennya.
F. Proses (Process)
Menurut Husein Umar (2008), proses mencerminkan
bagaimana semua elemen bauran pemasaran jasa dikoordinasikan
untuk menjamin kualitas dan konsistensi jasa yang diberikan
kepada konsumen.
G. Layanan Pelanggan (Customer Service)
Menurut Kasmir (2000), pengertian Customer Service secara
umum adalah setiap kegiatan yang diperuntukkan atau ditujukan
untuk memberikan kepuasan kepada nasabah melalui pelayanan
yang dapat memenuhi keinginan nasabah. Seorang Customer
Service memegang peranan yang sangat penting, disamping
memberikan pelayanan juga sebagai pembina hubungan dengan
masyarakat atau public relation.
2. Keuangan
Kondisi keuangan sering kali dianggap sebagai ukuran tunggal
terbaik dalam melihat posisi bersaing dan daya tarik keseluruhan bagi
investor. Menentukan kekuatan dan kelemahan keuangan suatu
organisasi sangat penting agar dapat merumuskan strategi secara efektif
(David, 2009).
3. Produksi/operasi
Fungsi produksi/operasi mencakup semua aktivitas yang mengubah
input menjadi barang atau jasa. Kegiatan produksi dan operasi
perusahaan paling tidak dapat dilihat dari keteguhan prinsip efisiensi,
efektivitas dan produktifivas, Umar (2008).
12
2. Sumber Daya Manusia
Manusia merupakan sumber daya terpenting bagi perusahaan. Oleh
karena itu, manajer perlu berupaya agar terwujud perilaku positif di
kalangan karyawan perusahaan. Berbagai faktor-faktor yang perlu
diperhatikan adalah : langkah-langkah yang jelas mengenai manajemen
SDM, keterampilan dan motivasi kerja, produktivitas dan sistem imbalan
(Umar, 2008).
3. Sistem Informasi Manajemen
Tujuan sistem informasi manajemen adalah meningkatkan kinerja
sebuah bisnis dengan cara meningkatkan kualitas keputusan manajerial.
Menilai kekuatan dan kelemahan internal sebuah perusahaan dalam
sistem informasi manajemen adalah dimensi penting dari suatu audit
internal (David, 2009).
2.3. Lingkungan Eksternal
Lingkungan eksternal meliputi variabel peluang dan ancaman di luar
kontrol manajemen perusahaan. Audit eksternal terfokus pada upaya
mengidentifikasi dan menilai trend, serta peristiwa di luar kendali suatu
perusahaan. Tujuan audit eksternal adalah membuat daftar terbatas mengenai
berbagai peluang yang dapat menguntungkan perusahaan dan berbagai
ancaman yang harus dihindari (David, 2009). Lingkungan eksternal yang
akan diteliti yaitu lingkungan mikro dan lingkungan makro.
2.3.1. Lingkungan Mikro
Menurut Kotler (2009), lingkungan mikro adalah lingkungan yang
dekat dengan perusahaan, dan mempengaruhi kemampuan perusahaan
yang bersangkutan dalam melayani pelanggannya. Komponen-komponen
lingkungan mikro tersebut adalah sebagai berikut :
13
A. Pemasok
Pemasok merupakan perusahaan yang menyediakan sumber daya
yang dibutuhkan oleh perusahaan maupun pesaing untuk menghasilkan
barang dan jasa, seperti perlataan, tenaga kerja, bahan baku, bahan
bakar atau listrik.
B. Perantara Pemasaran
Perantara pemasaran merupakan pihak-pihak yang membantu
perusahaan dalam mempromosikan, menjual serta mendistribusikan
produk ke pembeli akhir, seperti perusahaan distribusi, biro jasa
pemasaran dan perantara keuangan.
C. Pelanggan (Nasabah)
Pelanggan merupakan konsumen yang membeli atau menggunakan
barang atau jasa yang dijual oleh perusahaan. Pelanggan adalah
individu atau rumah tangga, perusahaan yang membeli barang/jasa yang
dihasilkan dalam ekonomi.
D. Pesaing
Pesaing adalah pihak yang menawarkan kepada pasar produk
sejenis atau sama dengan produk yang dikeluarkan oleh perusahaan
atau produk substitusinya, di wilayah tertentu.
2.3.2. Lingkungan Makro
Menurut Kotler (2009), lingkungan makro terdiri atas kekuatan
sosial yang mempengaruhi seluruh perilaku di lingkungan mikro
perusahaan dan mempengaruhi kegiatan pemasaran perusahaan meliputi :
A. Lingkungan Demografis
Merupakan lingkungan yang menyangkut kependudukan seperti
jumlah penduduk, kepadatan penduduk, lokasi penduduk, usia
penduduk, jenis kelamin dan pendidikan.
14
B. Lingkungan Ekonomi
Merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi daya beli dan pola
pembelanjaan konsumen. Daya beli ini diukur dari tingkat pendapatan
masyarakat dan perkembangan tingkat harga-harga umum.
C. Lingkungan Alam
Merupakan kondisi alam pada suatu wilayah, termasuk sumber
daya alam yang dibutuhkan seperti kebutuhan bahan baku, biaya energi,
dan tingkat polusi.
D. Lingkungan Teknologi
Merupakan kekuatan-kekuatan yang menciptakan teknologi baru,
menciptakan inovasi baru melalui pengembangan produk baru serta
mampu menangkap peluang-peluang yang ada.
E. Lingkungan Politik/Hukum
Maksudnya adalah lembaga yang mengawasi perusahaan seperti
badan pemerintah, kelompok penekan yang mempengaruhi dan
membatasi ruang gerak organisasi dan individu dalam masyarakat
seperti lembaga swadaya masyarakat (LSM).
F. Lingkungan Sosial/Budaya
Merupakan lembaga-lembaga atau kekuatan lain yang
mempengaruhi nilai di masyarakat seperti persepsi, preferensi, dan
perilaku masyarakat terhadap produk dan jasa yang dihasilkan oleh
perusahaan.
2.4. Matriks Internal Factor Evaluation dan Eksternal Factor Evaluation
(IFE dan EFE)
Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) dan Eksternal Factor
Evaluation (EFE) merupakan salah satu teknik perumusan strategi yang
penting dan merupakan langkah pertama dari kerangka kerja perumusan yang
disebut tahap input, yaitu meringkas informasi dasar yang diperlukan untuk
merumuskan strategi. Menurut David (2009), matriks IFE meringkas dan
15
mengevaluasi kekuatan dan kelemahan utama dari perusahaan, sedangkan
matriks EFE meringkas dan mengevaluasi informasi mengenai lingkungan
eksternal, untuk mengidentifikasi peluang dan ancaman. Penilaian intuitif
diperlukan dalam mengembangkan kedua matriks ini. Matriks ini
menyediakan informasi dasar yang diperlukan untuk merumuskan strategi
pemasaran secara sukses dengan syarat alat ini harus disertai dengan
penelitian intuitif yang baik.
2.5. Matriks Internal Eksternal (IE)
Menurut David (2009), matriks Internal Eksternal (IE) merupakan
langkah kedua dari kerangka kerja perumusan strategi yang disebut tahap
pencocokan, yaitu tahap untuk menghasilkan strategi alternatif yang layak
dengan memadukan faktor-faktor internal dan eksternal. Matriks IE
didasarkan pada dua dimensi kunci yaitu total nilai IFE yang diberi bobot dan
total nilai EFE yang diberi bobot.
Diagram tersebut dapat mengidentifikasikan Sembilan sel strategi
perusahaan, tetapi pada prinsipnya kesembilan sel itu dapat dikelompokkan
menjadi tiga strategi utama, yaitu :
1. Tumbuh dan Bina (Growth and Build)
Growth Strategy merupakan pertumbuhan perusahaan itu sendiri atau
upaya diversifik. Pertama, divisi yang masuk dalam sel I, II, atau IV
disebut tumbuh dan bina. Strategi intensif (penetrasi pasar,
pengembangan pasar dan pengembangan produk) atau strategi integratf
(integrasi ke belakang, integrasi ke depan dan integrasi horizontal)
mungkin paling cocok untuk semua divisi ini.
2. Strategi Pertahankan dan Pelihara (Hold and Maintain)\
Kedua, divisi yang masuk dalam sel III, V, atau VII terbaik dapat
dikelola dengan strategi pertahankan dan pelihara melalui strategi
penetrasi pasar dan pengembangan produk. Strategi ini diterapkan tanpa
mengubah arah strategi yang telah ditetapkan.
16
3. Panen atau Divestasi (Harvest or Divestiture)
Ketiga, divisi yang masuk ke dalam sel VI, VII, atau IX adalah panen
atau divestasi melalui strategi divestasi (memperbesar skala usaha
perusahaan) atau likuidasi (memperkecil skala perusahaan).
2.6. Matriks SWOT
Matriks Strengths – Weaknesses – Opportunities – Threats (SWOT)
merupakan perangkat pencocokkan yang penting yang membantu manajer
mengembangkan empat strategi: Strategi SO (Strengths-Opportunities),
Strategi WO (Weaknesses-Opportunities), Strategi ST (Strengths-Threats)
dan Strategi WT (Weaknesses-Threats).
Strategi SO atau strategi kekuatan-peluang menggunakan kekuatan
internal perusahaan untuk memanfaatkan peluang eksternal. Strategi WO atau
strategi kelemahan-peluang bertujuan untuk memperbaiki kelemahan dengan
memanfaatkan peluang eksternal. Strategi ST atau strategi kekuatan-ancaman
menggunakan kekuatan perusahaan untuk menghindari atau mengurangi
dampak ancaman eksternal. Sedangkan strategi WT atau strategi kelemahan-
ancaman merupakan taktik defensif yang diarahkan untuk mengurangi
kelemahan internal dan menghindari ancaman eksternal (David, 2009).
2.7. Quantitative Strategic Planning Matriks (QSPM)
QSPM adalah alat untuk mengevaluasi strategi alternatif secara
obyektif, berdasarkan pada faktor-faktor kritis untuk sukses internal dan
eksternal yang dikenali sebelumnya. Seperti alat analisis perumusan strategi
yang lain, QSPM memerlukan penilaian intuitif yang baik. QSPM merupakan
tahap ketiga dari kerangka kerja analitik dalam perumusan strategi. QSPM
merupakan salah satu teknik analisis yang dirancang untuk membuat
peringkat strategi guna memperoleh daftar prioritas dan untuk menetapkan
daya tarik relatif dari tindakan alternatif yang layak. QSPM menentukan daya
tarik relatif dari berbagai straregi berdasarkan pada sejauh mana faktor-faktor
sukses kritis internal dan eksternal perlu dimanfaatkan atau diperbaiki (David,
2009).
17
2.8. Pengertian Gadai
Menurut Harjito dan Maulana (2009) pengertian gadai menurut Pasal
1150 dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata, Gadai (pawn) adalah
suatu hak yang diperoleh seseorang berpiutang atas suatu benda bergerak
yang diserahkan kepadanya oleh yang berutang atau oleh seorang lain atas
namanya, dan yang memberikan kekuasaan kepada si berpiutang itu untuk
mengambil pelunasan dari benda tersebut secara didahulukan daripada orang-
orang berpiutang lainnya, kecuali haruslah didahulukan biaya untuk melelang
barang serta biaya yang telah dikeluarkan untuk menyelamatkan barang yang
digadaikan tersebut.
Dari definisi gadai tersebut terkandung adanya beberapa unsur pokok, yaitu :
1. Gadai lahir karena perjanjian penyerahan kekuasaan atas barang gadai
kepada kreditor pemegang gadai.
2. Penyerahan itu dapat dilakukan oleh debitor atau orang lain atas nama
debitor.
3. Barang yang menjadi obyek gadai hanya barang bergerak, baik bertubuh
maupun tidak bertubuh.
4. Kreditor pemegang gadai berhak untuk mengambil pelunasan dari barang
gadai lebih dahulu daripada kreditor-kreditor lainnya.
2.9. Penelitian Terdahulu
Penelitian yang dilakukan oleh Bill Rismon (2010) dengan judul
Arsitektur Strategik Perum Pegadaian. Analisis dan pengolahan data
dilakukan dengan cara analisa deskriptif dan kuantitatif dengan tahapan: (1)
penilaian visi dan misi dengan analisa deskriptif, (2) analisis lingkungan
eksternal makro (PEST) diolah secara AHP dan dianalisis secara deskriptif,
(3) analisis lingkungan internal dengan memakai parameter rantai nilai (value
chain) diolah secara AHP dan dianalisis secara deskriptif, (4) memetakan
posisi Perum Pegadaian dalam matriks IE, (5) analisis persaingan industri
bisnis gadai dianalisis secara deskriptif, (6) analisis kompetensi inti Perum
Pegadaian dianalisis secara deskriptif, (7) hasil analisa internal dan eksternal,
persaingan industri serta kompetensi inti yang telah dilakukan digunakan
18
untuk memprediksi masa depan industri (industry foresight) Perum
Pegadaian, (8) analisa kesenjangan (gap analysis) dengan tujuan untuk
mengetahui kondisi ideal Perum Pegadaian dimasa yang akan datang, (9)
merancang arsitektur strategik Perum Pegadaian untuk 5 tahun kedepan, (10)
tantangan strategik perusahaan (Corporate Stratgic Challenges). Hasil
evaluasi faktor internal (IFE) Perum Pegadaian adalah 3,045 yang
menunjukkan posisi Perum Pegadaian memiliki kemampuan untuk merespon
kekuatan dan kelemahan secara baik. Hasil evaluasi faktor eksternal (EFE)
Perum Pegadaian adalah 3,008 yang menunjukkan posisi Perum Pegadaian
dapat merespon peluang dan ancaman dengan baik. Hasil analisis yang
dilakukan kepada responden diperoleh kompetisi inti yang saat ini dimiliki
oleh Perum Pegadaian adalah (a) menaksir emas, (b) menaksir berlian dan (c)
pelaksanaan lelang barang jaminan.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Gupitri Handayani (2006) adalah
mengenai Analisis Strategi Pemasaran pada PT Bank Rakyat Indonesia
(Persero) Tbk Cabang Bogor. Data disajikan secara deskriptif untuk
mengetahui lingkungan internal dan eksternal PT Bank Rakyat Indonesia
(Persero) Tbk Cabang Bogor. Selanjutnya, data diolah dan dianalisis dengan
menggunakan empat alat analisis yaitu matriks IFE, matriks EFE, matriks IE
dan QSPM. Hasil matriks IFE dan EFE diperoleh nilai internal sebesar 2,674
dan nilai eksternal sebesar 2,481 yang menempatkan PT Bank Rakyat
Indonesia (Persero) Tbk Cabang Bogor berada pada sel V dari matriks IE.
Berdasarkan analisis QSPM diperoleh strategi pemasaran yang paling tepat
untuk diterapkan di PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Bogor
berdasarkan prioritasnya yaitu meningkatkan kualitas pelayanan.
19
III. METODE PENELITIAN
3.1. Kerangka Pemikiran
Langkah awal yang dilakukan dalam penelitian ini adalah mengetahui
visi, misi dan tujuan Perum Pegadaian. Kemudian dilakukan analisis
lingkungan internal dan eksternal agar strategi yang akan diterapkan tepat
bagi Perum Pegadaian Cabang Kemayoran dalam mencapai tujuannya.
Analisis lingkungan internal ini meliputi analisis terhadap kondisi pemasaran,
keuangan, produksi/operasi, sumber daya manusia, dan sistem informasi
manajemen. Sedangkan analisis lingkungan eksternal meliputi lingkungan
makro yang terdiri dari lingkungan demografis, ekonomi, alam, teknologi,
politik/hukum, sosial/budaya serta lingkungan mikro yang terdiri dari
pemasok, perantara pemasaran, pelanggan dan pesaing yang berpengaruh
terhadap perumusan strategi pemasaran Perum Pegadaian Cabang
Kemayoran.
Setelah menganalisis kondisi lingkungan internal dan eksternal Perum
Pegadaian Cabang Kemayoran, maka dilakukan perumusan strategi yang
terdiri dari tiga tahap, yaitu input stage (tahap masukan), matching stage
(tahap pencocokan) dan decision stage (tahap keputusan). Pada tahap
masukan digunakan matriks Internal Faktor Evaluation (IFE) untuk
menganalisis kekuatan dan kelemahan internal Perum Pegadaian Cabang
Kemayoran, serta matriks Eksternal Faktor Evaluation (EFE) menganalisis
peluang dan ancaman eksternal Perum Pegadaian Cabang Kemayoran.
Selanjutnya dilakukan tahap pencocokan dengan menggunakan matriks
Internal Eksternal (IE) dan matriks SWOT sebagai strategi SO, strategi ST,
strategi WO dan strategi WT. Setelah dilakukan analisis melalui matriks IE
dan matriks SWOT, maka dilakukan tahap keputusan. Hasil dari tahap
keputusan menghasilkan beberapa alternatif strategi yang tepat bagi Perum
Pegadaian Cabang Kemayoran dengan menggunakan matriks QSPM
sehingga dihasilkan satu strategi yang menjadi prioritas perusahaan.
Kerangka pemikiran dapat dilihat pada Gambar 1.
20
Gambar 1. Bagan Kerangka Pemikiran Penelitian
PERUM PEGADAIAN
Visi dan Misi Perusahaan
Analisis Lingkungan Internal
Analisis Lingkungan Eksternal
Matriks IFE Matriks EFE
Matriks IE dan Matriks SWOT
Alternatif Strategi Perum Pegadaian Cabang Kemayoran
QSPM
Rumusan Strategi Perum Pegadaian Cabang Kemayoran
21
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian mengambil tempat di Perum Pegadaian Cabang
Kemayoran, yang beralamat di Jl. Serdang Raya No. 8, Kemayoran.
Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dikarenakan Perum
Pegadaian Cabang Kemayoran dalam kinerjanya tidak dapat mencapai target
omset yang ditetapkan oleh Kantor Wilayah IX Jakarta. Adapun waktu
penelitian dilaksanakan selama tiga bulan, yang dimulai pada bulan Februari
sampai dengan April 2011.
3.3. Jenis dan Sumber Data
Data yang dihasilkan dari penelitian ini berupa data kualitatif dan data
kuantitatif, yang didapatkan dari perusahaan (internal), maupun luar
perusahaan (eksternal). Data kualitatif berupa jumlah nasabah, perkembangan
jumlah uang pinjaman, dan jumlah Unit Pelayanan Cabang. Data kualitatif
berupa gambaran umum perusahaan, fitur dan fasilitas Perum Pegadaian
Cabang Kemayoran.
Data yang didapatkan ini berbentuk data primer atau data sekunder.
Data primer dikumpulkan melalui observasi langsung ke perusahaan,
wawancara dengan berbagai pihak yang terkait dan penyebaran kuesioner.
Kuesioner yang diberikan adalah kuesioner penentuan bobot dan rating faktor
internal dan eksternal perusahaan. Contoh kuesioner dapat dilihat pada
lampiran 2, 3 dan 4. Teknik pengambilan contoh untuk pihak manajemen
Perum Pegadaian Cabang Kemayoran adalah metode judgement sampling,
yaitu sampel yang dinilai dapat memberikan informasi paling lengkap.
Responden yang dipilih adalah orang-orang ahli dan berperan penting dalam
pengambilan keputusan strategi pemasaran Perum Pegadaian Cabang
Kemayoran. Responden yang saat ini menjabat sebagai Pimpinan Cabang,
Manager Operasional dan 5 para pengelola Unit Pelayanan Cabang.
Data sekunder sebagai data pelengkap merupakan data primer yang
telah diolah lebih lanjut menjadi bentuk-bentuk seperti tabel, grafik, diagram,
gambar dan sebagainya, sehingga lebih informatif. Data sekunder
dikumpulkan dengan cara studi pustaka, jurnal dan laporan internal
22
perusahaan, pencarian data melalui situs-situs di internet, serta sumber-
sumber lain yang mendukung.
3.4. Pengolahan dan Analisis Data
Data informasi yang diperoleh diolah dan dianalisis. Analisis diawali
dengan mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan pada Perum Pegadaian
Cabang Kemayoran, baik lingkungan internal maupun eksternal. Data yang
diperoleh dikualifikasikan secara kualitatif menurut analisis lingkungan
internal untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan perusahaan, dan analisis
lingkungan eksternal untuk mengetahui peluang dan ancaman yang dihadapi
oleh perusahaan.
Pada penelitian ini perumusan strategi dilakukan melalui tiga tahap,
yaitu tahap I adalah tahap masukan dengan menggunakan Internal Faktor
Evaluation (IFE) matriks dan Eksternal Faktor Evaluation (EFE) matriks,
kemudian tahap II disebut tahap pencocokan dengan menggunakan Internal
Eksternal (IE) matriks dan SWOT matriks sebagai alat analisisnya, dan tahap
III yaitu tahap keputusan dengan menggunakan Quantitative Strategic
Planning Matrix (QSPM) sebagai alat analisisnya.
3.5. Tahap Evaluasi Faktor Internal dan Eksternal (IFE-EFE)
Matriks IFE digunakan untuk mengidentifikasi faktor-faktor internal
yang menjadi kekuatan dan kelemahan pada Perum Pegadaian Cabang
Kemayoran. Sedangkan matriks EFE digunakan untuk mengindentifikasi
faktor-faktor eksternal yang menjadi peluang dan ancaman bagi Perum
Pegadaian Cabang Kemayoran.
Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam membentuk matriks IFE
dan EFE yaitu :
1. Menyusun daftar faktor-faktor utama yang mempunyai dampak penting
(critical success factors) untuk aspek eksternal dan internal Pegadaian
Cabang Kemayoran, kemudian menempatkannya pada kolom pertama.
2. Menentukan bobot dari setiap faktor-faktor tersebut. Penentuan bobot
dilakukan dengan cara mengajukan faktor-faktor strategis internal dan
eksternal tersebut kepada pihak manajemen perusahaan, dengan
23
menggunakan metode Pairwise Comparison. Untuk menentukan bobot
setiap faktor digunakan skala 1, 2, dan 3. Skala yang digunakan untuk
pengisian bobot adalah sebagai berikut :
1 = Jika indikator horizontal kurang penting daripada indikator vertikal
2 = Jika horizontal sama penting dengan indikator vertikal
3 = Jika indikator horizontal lebih penting daripada indikator vertikal
Penilaian bobot dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Penilaian Bobot Faktor Strategi Internal / Eksternal Perusahaan
Faktor Strategi Eksternal/Internal
A B C D ... n Total Bobot
A XA XA/XtotB XB XB/Xtot C XC XC/XtotD XD XD/Xtot� � � n Xn Xn/Xtot
Total Xtot 1.00
Sumber : Kinnear dan Taylor (1996)
Total bobot yang diberikan harus sama dengan 1,0. Pembobotan ini
kemudian ditempatkan pada kolom kedua matriks IFE dan EFE. Data internal
yang diperoleh diklasifikasikan secara kualitatif untuk mengetahui kekuatan
dan kelemahan perusahaan (IFE), serta mengetahui peluang dan ancaman
yang berasal dari lingkungan eksternal perusahaan, maka dilakukan analisis
lingkungan eksternal (EFE) dan dilakukan pembobotan. Hal ini dapat dilihat
pada Tabel 4 dan Tabel 5.
Tabel 4. Matriks Faktor Strategi Internal Faktor-faktor
Strategi Internal Bobot
(a)Rating
(b)Skor
(a x b) Kekuatan
1 2
Kelemahan 1 2
Total 1,00 Sumber : David (2009)
24
Tabel 5. Matriks Faktor Strategi Eksternal
Faktor-faktor Strategi Eksternal
Bobot (a)
Rating (b)
Skor (a x b)
Peluang 1 2
Ancaman 1 2
Total 1,00
Sumber : David (2009)
Tahap-tahap dalam mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan dalam
matriks IFE dan EFE adalah sebagai berikut :
1. Menentukan faktor-faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan serta
peluang dan ancaman pada kolom 1.
2. Memindahkan bobot masing-masing faktor dalam kolom 2, mulai dari 0,0
(tidak penting) sampai dengan 1,0 (sangat penting). Semua bobot tersebut
jumlahnya tidak boleh melebihi skor total 1,00.
3. Menghitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor. Berikan
peringkat 1 sampai 4 berdasarkan pengaruh tersebut terhadap kondisi
perusahaan. Pemberian rating faktor internal (IFE) untuk variabel yang
masuk kategori kekuatan diberi nilai mulai dari 1 sampai 4 (sangat baik),
sedangkan variabel yang masuk kategori kelemahan, kebalikannya.
Pemberian rating faktor eksternal (EFE) untuk variabel yang masuk
kategori peluang mulai dari 1 (peluang kecil) sampai dengan 4 (peluang
besar), sedang variabel yang masuk kategori ancaman, kebalikannya.
4. Mengalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk
memperoleh faktor pembobotan pada kolom 4. Hasilnya berupa skor
pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai
dari 4,0 (outstanding) sampai dengan 1,0 (poor).
5. Menjumlah skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total
skor pembobotan. Nilai total pembobotan menunjukkan bagaimana
perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor-faktor strategis internal dan
eksternalnya.
25
Total skor pembobotan berkisar antara 1 sampai dengan 4, dengan rata-
rata 2,5. Pada matriks IFE, jika total skor nilainya dibawah 2,5 menandakan
bahwa secara internal perusahaan adalah lemah, sedangkan nilai yang berada
di atas 2,5 menunjukkan posisi internal kuat. Pada matriks EFE berapa pun
jumlah peluang dan ancaman utama yang dimasukkan dalam matriks EFE,
total nilai yang dibobot tertinggi untuk suatu organisasi adalah 4,0. Hal ini
menunjukkan bahwa perusahaan merespon peluang dan ancaman yang
dihadapinya dengan baik. Sedangkan terendah 1,0 berarti perusahaan tidak
mampu memanfaatkan peluang dan menghindari ancaman yang datang.
3.6. Analisis Matriks Internal Eksternal (IE)
Matriks IE didasarkan pada dua dimensi kunci yaitu skor bobot IFE
total pada sumbu x dan skor bobot EFE pada total sumbu y. Pada umumnya
matriks ini digunakan dengan tujuan untuk memperoleh strategi bisnis dalam
suatu organisasi.
Pada sumbu x matriks IE, skor bobot IFE total 1,0 sampai 1,99
menunjukkan posisi internal yang lemah, skor 2,00 sampai 2,99 dianggap
sedang, dan skor 3,0 sampai 4,0 adalah kuat. Serupa dengannya, pada sumbu
y, skor bobot EFE total 1,0 sampai 1,99 dipandang rendah, skor 2,0 sampai
2,99 dianggap sedang dan skor 3,0 sampai 4,0 adalah tinggi (David, 2009).
SKOR BOBOT TOTAL IFE
Kuat Rata-rata Lemah Tumbuh dan Membangun 4,0 3,0 2,0 1,0
SKOR
BOBOT
TOTAL
EFE
Menjaga dan Panen atau
Mempertahankan Divestasi
Gambar 2. Matriks IE (David, 2009)
Tinggi
3,0I
II III
Sedang
2,0IV V VI
Rendah
1,0VII VIII
IX
26
Matriks IE dapat dibagi menjadi tiga bagian besar yang mempunyai
implikasi strategi berbeda-beda, yaitu :
1. Sel I, II, atau IV dapat digambarkan sebagai grow and build (tumbuh dan
membangun). Strategi yang sesuai dengan daerah ini adalah strategi
intensif, misalnya penetrasi pasar, pengembangan pasar atau
pengembangan produk dan strategi integratif, misalnya integrasi horizontal
dan integrasi vertical.
2. Sel III, V, atau VII dapat ditangani dengan baik melalui strategi hold and
maintain (menjaga dan mempertahankan). Yang termasuk dalam strategi
ini adalah penetrasi pasar dan pengembangan produk.
3. Sel VI, VIII, atau IX adalah harvest or divest (panen atau divestasi).
Strategi yang sesuai untuk daerah ini adalah strategi divestiture
(pengurangan usaha).
Dari matriks IE tersebut, didapatkan alternatif strategi utama pada tiap
level (Level I – Level IX) pada Gambar 3 berikut ini :
1.
GROWTH Konsentrasi melalui
Integrasi vertikal
2. GROWTH
Konsentrasi melalui Integrasi horizontal
3. RENTRENCHMENT
Turnaround
4. STABILITY
Hati - hati
5. GROWTH
Konsentrasi melalui Integrasi horizontal
STABILITY Tak ada perubahan
Profit strategi
6. RETRENCHMENT
Captive Company Atau
Divestment
7. GROWTH
Difersifikasi Konsentrik
8. GROWTH
Difersifikasi Konsentrik
9 RETRENCHMENT
Bangkrut atau likuidasi
Gambar 3. Model untuk Strategi Korporat (Rangkuti, 2005)
Menurut Kotler (2009) terdapat tiga kelompok utama dari peluang
pertumbuhan (growth), yang terdiri dari pertumbuhan intensif, pertumbuhan
integratif dan pertumbuhan diversifikasi yang disajikan pada Tabel 6.
27
Tabel 6. Kelompok-kelompok Utama dari Peluang Pertumbuhan
PERTUMBUHAN
INTENSIF
PERTUMBUHAN
INTEGRATIF
PERTUMBUHAN
DIVERSIFIKASI
Penetrasi Pasar Integrasi ke industri hulu Diversifikasi konsentris
Pengembangan PAsar Integrasi ke industri hilir Diversifikasi horisontal
Sumber : Kotler (2009)
Menurut Ansoff dalam Kotler (2009) strategi yang dapat digunakan
dalam peluang pertumbuhan insentif terbagi lagi menjadi empat yang dapat
dilihat pada Gambar 4.
Produk
yang ada
Produk
baru
Pasar
yang ada
1. Strategi
penetrasi pasar
3.Strategi pengembangan
produk
Pasar
baru
2.Strategi pengembangan
pasar
(Strategi diversifikasi)
Gambar 4. Tiga Strategi Pertumbuhan Intensif Ansoff
3.7. Analisis Matriks Strengths Weaknesses Opportunities Threats (SWOT)
Melakukan analisis dengan matriks SWOT untuk mendapatkan
alternatif-alternatif strategi pemasaran yang sesuai bagi perusahaan
berdasarkan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dihadapi
perusahaan. Matriks SWOT menggunakan faktor strategis (eksternal maupun
internal) sebagaimana yang telah dilakukan pada tahap sebelumnya dalam
matriks IFE dan EFE. Kekuatan dan kelemahan yang terdapat dalam matriks
IFE, serta peluang dan ancaman yang terdapat dalam matriks EFE
dipindahkan dalam sel yang sesuai matriks SWOT. Berdasarkan pendekatan
tersebut, kita dapa membuat kemungkinan alternatif strategi. Matriks SWOT
menghasilkan 4 alternatif strategi, yaitu :
1. Strategi SO (Strenght-Opportunity) adalah strategi yang
menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk meraih peluang-
peluang yang ada di luar perusahaan.
2. Strategi ST (Strenght-Threat) adalah strategi dalam menggunakan
kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi ancaman.
28
3. Strategi WO (Weakness-Opportunity) merupakan strategi yang
diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara
meminimalkan kelemahan.
4. Strategi WT (Weakness-Threat) merupakan strategi yang
didasarkan pada usaha meminimalkan kelemahan yang ada dan
menghindari ancaman.
Tabel 7. Matriks SWOT
IFE EFE
Strenghts (S)
Daftar Kekuatan
Weaknesses (W)
Daftar Kelemahan
Opportunities (O)
Daftar Peluang
Strategi SO Gunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang
Strategi WO Atasi kelemahan dengan memanfaatkan peluang
Threats (T)
Daftar Ancaman
Strategi ST Gunakan kekuatan untuk
menghindari ancaman
Strategi WT Meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman
Sumber : David (2009)
Langkah-langkah dalam menyusun matriks SWOT adalah :
1. Membuat daftar peluang eksternal perusahaan.
2. Membuat daftar ancaman eksternal perusahaan.
3. Membuat daftar kekuatan internal perusahaan.
4. Membuat daftar kelemahan internal perusahaan.
5. Mencocokkan kekuatan internal dan peluang eksternal, serta
mencatat hasilnya dalam strategi SO.
6. Mencocokkan kelemahan internal dan peluang eksternal, serta
mencatat hasilnya dalam strategi WO.
7. Mencocokkan kekuatan internal dan ancaman eksternal, serta
mencatat hasilnya dalam strategi ST.
8. Mencocokkan kelemahan internal dan ancaman eksternal, serta
mencatat hasilnya dalam strategi WT.
3.8. Analisis Quantitative Strategic Planning Matriks (QSPM)
Setelah melewati tahap input dan pencocokan, tahap selanjutnya adalah
tahap keputusan untuk menentukan strategi terbaik dari berbagai alternatif
strategi yang didapat dari tahap sebelumnya. Pada tahap menentukan strategi
29
ini digunakan analisis QSPM untuk menentukan prioritas strategi terbaik bagi
Perum Pegadaian Cabang Kemayoran.
QSPM adalah alat yang memungkinkan para penyusun strategi
mengevaluasi berbagai strategi alternatif secara objektif berdasarkan faktor-
faktor keberhasilan penting internal dan eksternal yang diidentifikasi
sebelumnya. Secara konseptual, QSPM menentukan daya tarik relatif dari
berbagai strategi yang dibangun berdasarkan faktor-faktor keberhasilan
penting internal dan eksternal (David, 2009). Berikut ini adalah langkah-
langkah dalam pembuatan QSPM yang terdapat pada Tabel 8 :
1. Buatlah daftar berbagai peluang/ancaman eksternal dan
kekuatan/kelemahan internal utama di kolom kiri QSPM. Informasi ini
harus diambil langsung dari matriks IFE dan matriks EFE.
2. Berilah bobot pada setiap faktor internal dan eksternal utama tersebut.
Bobot ini sama dengan bobot yang ada dalam matriks IFE dan EFE.
3. Cermatilah matriks-matriks tahap 2 (pencocokan), dan mengidentifikasi
berbagai strategi alternatif yang harus dipertimbangkan untuk diterapkan
oleh organisasi. Catat strategi-strategi ini dibaris teratas QSPM.
4. Tentukan Skor Daya Tarik (AS) didefinisikan sebagai nilai numerik yang
mengindikasikan daya tarik relatif dari setiap strategi di rangkaian
alternatif tertentu. Secara khusus, Skor Daya Tarik adalah 1 = tidak
memiliki daya tarik, 2 = daya tariknya rendah, 3= daya tariknya sedang, 4
= daya tariknya tinggi.
5. Hitunglah Skor Daya Tarik Total. Skor Daya Tarik Total (Total
Attractiveness Score-TAS) didefinisikan sebagai hasil kali antara bobot
(langkah 2) dengan Skor Daya Tarik Total (langkah 4) di setiap baris.
Semakin tinggi Skor Daya Tarik Totalnya, semakin menarik pula strategi
alternatif tersebut (hanya dengan pertimbangan faktor keberhasilan penting
yang berdekatan).
6. Hitunglah jumlah keseluruhan Daya Tarik Total. Jumlahkan Skor Daya
Tarik Total di setiap kolom strategi dari QSPM. Jumlah keseluruhan Daya
Tarik Total (Sum Total Attractiveness Scores-STAS) menunjukkan strategi
yang paling menarik di setiap rangkaian alternatif. Skor yang lebih tinggi
30
mengindikasi strategi yang lebih menarik, mengingat semua faktor internal
dan eksternal relevan yang mempengaruhi keputusan strategis. Besarnya
selisih Jumlah Keseluruhan Daya Tarik Total di rangkaian alternatif
strategi tertentu menunjukkan ketertarikan relatif satu strategi terhadap
strategi yang lain.
Tabel 8. QSPM (Quantitative Strategic Planning Matriks)
Faktor-Faktor Sukses Kritis
BOBOT ALTERNATIF STRATEGI Strategi I Strategi II Strategi III
AS TAS AS TAS AS TASPeluang -
Ancaman -
Kekuatan -
Kelemahan -
Jumlah Total Daya Tarik Nilai
Sumber : David (2009)
31
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Perusahaan
4.1.1. Sejarah Perusahaan
Pegadaian adalah lembaga gadai pertama kali dikenal pada saat
berkuasanya pemerintahan Penjajahan Belanda (VOC) yaitu pada abad
XVII. VOC mendirikan pegadaian pertama kali di Batavia dengan nama
Bank Van Leening yaitu lembaga keuangan yang memberikan kredit
dengan sistem gadai, pada tanggal 20 Agustus 1746 melalui surat
keputusan Gubernur Jendral Van Imhoff dengan modal sebesar £ 67,5
juta. Modal tersebut 2/3 berasal dari VOC dan sisanya milik swasta
lainnya. Kemudian VOC bangkrut karena praktik korupsi, dan pada
tahun 1800 VOC menyerahkan kekuasaannya kepada pemerintah
Belanda. Pada masa ini pemerintah Belanda semakin mengakui dan
mempertegas keberadaan Bank Van Leening. Namun ketika Inggris
mengambil alih kekuasaan Indonesia dari tangan Belanda pada tahun
1811 sampai dengan tahun 1816, Bank Van Leening milik pemerintah
dibubarkan, sebagai gantinya pemerintah kolonial Inggris memberikan
keleluasaan kepada masyarakat untuk mendirikan usaha pegadaian
asalkan telah mendapatkan lisensi dari Pemerintah Daerah setempat
(Liecientie Stelsel). Namun pada prakteknya metode tersebut
berdampak buruk, pemegang lisensi menjalankan praktek rentenir atau
lintah darat yang dirasakan kurang menguntungkan pemerintah Inggris.
Oleh karena itu, metode Liecientie Stelsel diganti menjadi Patch Stelsel
yaitu pendirian Pegadaian diberikan kepada umum yang mampu
membayarkan pajak yang tinggi kepada pemerintah.
Pada tahun 1816 Belanda berkuasa kembali di Indonesia, pada
masa ini Patch Stelsel makin berkembang, namun berdasarkan
penelitian pemerintah, ternyata di lapangan banyak ditemukan Patch
Stelsel melakukan tindakan sewenang-wenang kepada para nasabahnya
dengan seenaknya seperti menaikkan suku bunga, memiliki barang
32
jaminan yang kadaluarsa karena tidak melelangnya serta tidak
membayar uang kelebihan kepada nasabah. Hal ini dinilai tidak
menguntungkan bagi pemerintah Belanda. Pada tahun 1870 pemerintah
Kolonial Belanda menghapus Patch Stelsel dan diganti lagi dengan
metode Licientie Stelsel dengan maksud untuk mengurangi pelanggaran
yang merugikan masyarakat dan pemerintah. Namun upaya tersebut
tidak membuahkan hasil. Selanjutnya pemerintah Hindia Belanda
menerapkan apa yang disebut dengan Cultuur Stelsel, dimana kajian
tentang Pegadaian adalah lembaga keuangan yang kegiatan usahanya
ditangani sendiri oleh pemerintah agar dapat memberikan perlindungan
dan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat. Berdasarkan hasil
penelitian tersebut, pemerintah Hindia Belanda mengeluarkan
Staatsblad (Stbl) No. 131 tanggal 12 Maret 1901 yang pada prinsipnya
mengatur bahwa pendirian usaha Pegadaian merupakan monopoli
pemerintah dan karena itu hanya bisa dijalankan oleh pemerintah.
Berdasarkan undang-undang ini maka pemerintah mendirikan pilot
project Pegadaian pertama pada tanggal 01 April 1901 yang didirikan
di Sukabumi (Jawa Barat), yang selanjutnya pada setiap tanggal 01
April dijadikan sebagai hari ulang tahun Pegadaian.
Dalam era pasca perang kemerdekaan, Pegadaian sudah beberapa
kali berubah status. Pada tahun 1960 Pemerintah menerbitkan Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perpu) No. 19/1960 yaitu
menetapkan bahwa semua perusahaan yang modalnya berasal dari
pemerintah dijadikan sebagai Perusahaan Negara (PN). Tujuannya
untuk menyederhanakan perusahaan-perusahaan negara yang bentuknya
beraneka ragam hanya menjadi satu bentuk saja. Sejalan dengan hal itu,
pemerintah kemudian menerbitkan Peraturan Pemerintah No. 178 tahun
1961 yang mengubah Perusahaan Jawatan Pegadaian menjadi
Perusahaan Negara (PN) Pegadaian. Situasi kemanan dan politik yang
belum stabil di Indonesia mengakibatkan terjadinya inflasi yang
berimbas kepada permodalan Pegadaian. Kemudian pada tahun 1967
pemerintah mengeluarkan Inpres No. 12/1967 yang memerintahkan
33
semua Perusahaan Negara untuk mempersiapkan penyederhanaan
suntikan modal kerja perusahaan yaitu diarahkan ke tiga bentuk yaitu :
Perusahaan Jawatan, Peusahaan Umum, dan Perusahaan Persero.
Dengan ketentuan tersebut berdasarkan PP No. 7/1969 berubah
menjadi Perusahaan Jawatan (PERJAN). Dengan statusnya sebagai
Perusahaan Jawatan Pegadaian menimbulkan persepsi yang negatif dari
masyarakat dan dinilai lemah badan hukum, selanjutnya berdasarkan PP
No. 10/1990 (yang diperbaharui PP No. 103/2000) tanggal 10 April
1990 status Perjan berubah lagi menjadi Perusahaan Umum (Perum),
dengan status ini, perusahaan akhirnya dapat dikelola seperti layaknya
Perseroan Terbatas (PT), hanya saja modalnya tidak berbentuk saham
melainkan penyertaan modal pemerintah (PMP). Kini usia Pegadaian
telah lebih dari seratus tahun, manfaatnya semakin dirasakan oleh
masyarakat, meskipun perusahaan membawa misi public service
obligation, ternyata perusahaan masih mampu memberikan kontribusi
yang signifikan dalam bentuk pajak dan bagi keuntungan pemerintah,
disaat mayoritas lembaga keuangan lainnya berada dalam situasi yang
tidak menguntungkan.
4.1.2. Visi, Misi dan Sasaran Jangka Panjang Perusahaan
Dalam tatanan bisnis yang berubah akibat lingkungan yang penuh
ketidakpastian, Pegadaian bertekad untuk tetap tumbuh berkembang
dan dipercaya sebagai tempat yang aman berinvestasi. Oleh karena itu
paradigma pengelolaan perusahaan harus diubah dengan meninjau
kembali dan mengubah visi perusahaan.
Hal utama yang perlu dipertimbangkan dalam menetapkan
kembali visi perusahaan adalah menentukan pilihan medan bisnis
(industri) yang akan dimasuki. Berdasarkan perkembangan terakhir
tampak bahwa Pegadaian mempunyai kemampuan untuk
mengoperasikan skim pembiayaan mikro berupa kredit gadai, kredit
fiducia dan kredit mikro lainnya.
34
Pegadaian ke depan harus menjadi badan usaha yang tumbuh dan
berkembang dalam lingkungan bisnis yang sangat kompetitif dengan
tetap mempertahankan karakteristik bisnisnya, yaitu memberikan
pinjaman secara cepat dan aman, sehingga Pegadaian harus tetap
menjadi lembaga paling dipercaya oleh masyarakat yang membutuhkan
solusi keuangan.
Visi perusahaan sejak tahun 2008 telah berubah menjadi : Perum
Pegadaian mempunyai visi pada tahun 2013 akan menjadi “champion”
dalam pembiayaan mikro dan kecil berbasis gadai dan fiducia bagi
masyarakat menengah kebawah. Dengan misi yang diterapakan yaitu :
1) Membantu program pemerintah meningkatkan kesejahteraan rakyat
khususnya golongan menengah kebawah dengan memberikan solusi
keuangan terbaik melalui penyaluran pinjaman skala mikro, kecil
dan menengah atas dasar hukum gadai dan fidusia.
2) Memberikan manfaat kepada pemangku kepentingan dan
melaksanakan tata kelola perusahaan yang baik secara konsisten.
3) Melaksanakan usaha lain dalam rangka optimalisasi sumber daya.
Dengan seiring perubahan status perusahaan dari Perjan menjadi
Perum pernyataan misi perusahaan dirumuskan kembali dengan
pertimbangan jangan sampai misi perusahaan itu justru membatasi
ruang gerak perusahaan dan sasaran pasar tidak hanya masyarakat kecil
dan golongan menengah saja, maka terciptalah misi perusahaan Perum
Pegadaian yaitu “ikut membantu program pemerintah dalam upaya
meningkatkan kesejahteraan masyarakat golongan menengah kebawah
melalui kegiatan utama berupa penyaluran kredit gadai dan melakukan
usaha lain yang menguntungkan”. Bertolak dari misi Pegadaian tersebut
dapat dikatakan bahwa sebenarnya Pegadaian adalah sebuah lembaga
dibidang keuangan yang mempunyai visi dan misi bagaimana
masyarakat mendapat perlakuan dan kesempatan yang adil dalam
perekonomian.
35
Upaya-upaya yang dilakukan oleh Perum Pegadaian untuk
sasaran jangka panjang antara lain :
1) Meningkatkan kualitas pelayanan kepada nasabah dengan
perencanaan dan pelaksanaan program pelanggan NOW (Nomor
Wahid). Dalam program ini orientasi pelayanan ditujukan untuk
memberikan kepuasan pelanggan.
2) Melaksanakan program undian berhadiah bagi para nasabah secara
terpadu dalam lingkup nasional.
3) Menjalankan program pemberian jaminan asuransi jiwa bagi nasabah
dan asuransi kerugian untuk barang jaminan nasabah.
4) Meng-update standar penaksiran logam emas secara kontinyu
dengan memperhatikan perkembangan harga pasar.
5) Membuka sebanyak-banyaknya Unit Pelayanan Cabang (UPC)
untuk lebih mendekatkan diri kepada pelanggan.
6) Program pemasaran dilakukan secara terpadu melalui berbagai
bentuk kegiatan seperti pemasangan iklan di surat kabar, media
elektronik, pemasangan spanduk, pencetakan brosur, dan lain-lain.
7) Menciptakan berbagai produk baru dan mengembangkan produk
yang sudah ada untuk disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat
terutama untuk para pengusaha UMKM.
4.1.3. Budaya Perusahaan
Sejak tahun 1990-an, Pegadaian mulai menunjukkan identitas diri
sesuai dengan kepribadian Pegadaian sendiri seperti jargon “Mengatasi
Masalah Tanpa Masalah”. Jargon ini menunjukkan kepribadian
Pegadaian sebagai suatu lembaga yang senantiasa memberikan solusi
yang baik dan tepat untuk melindungi masyarakat.
Secara rinci masing-masing unsur yang membentuk logo
Pegadaian mengandung makna sebagai berikut :
Gambar 5. Logo Perum Pegadaian
36
1. Pohon rindang berwarna hijau :
Melindungi dan membantu masyarakat
Senantiasa tumbuh dan berkembang
Mencerminkan keteduhan
Warna hijau merupakan warna agraris yang akrab dengan
masyarakat kecil
2. Timbangan berwarna hitam :
Keseimbangan dan keterbukaan dalam pelayanan
Kejujuran
3. Tulisan “Pegadaian” dengan huruf miring :
Sederhana, kepraktisan dan kemudahan
Dinamis, terus bergerak maju
Huruf balok melambangkan keteguhan dan kekokohan
Slogan atau semboyan Pegadaian yang resmi ditetapkan direksi
pada tanggal 10 April 1991 adalah : “Mengatasi Masalah Tanpa
Masalah”. Slogan ini mencerminkan ciri utama pelayanan Pegadaian
yaitu : mengatasi masalah keuangan atau kebutuhan dana dengan
pelayanan dalam waktu yang relatif singkat dan tidak menuntut
persyaratan-persyaratan administrasi yang menyulitkan. Hal ini
dibuktikan berdasarkan penelitian yang dilakukan di beberapa daerah di
Indonesia bahwa Pegadaian di mata konsumen :
1. Diakui sebagai alternatif pembiayaan, melindungi masyarakat
dari kemungkinan kesusahan yang lebih berat atau jatuh ke
cengkraman rentenir.
2. Segmen Pegadaian hampir 90 % masyarakat lapisan bawah
yang tergolong ekonomi lemah.
3. Pegadaian diharapkan memberikan keseimbangan antara
besarnya uang pinjaman dengan nilai harta yang dijaminkan
konsumen.
4. Pegadaian diharapkan tidak meninggalkan masayarakat kecil
misalnya mengubah lapangan usaha.
37
Perum Pegadaian mempunyai budaya perusahaan yang
diaktualisasikan dalam bentuk simbol/maskot dan jargon si “INTAN”
yang bermakna :
Gambar 6. Maskot Perum Pegadaian
Inovatif = 1. Berinisiatif, kreatif dan produktif
2. Berorientasi pada solusi
Nilai Moral Tinggi = 3. Taat beribadah
4. Jujur dan berfikir positif
Terampil = 5. Kompeten di bidangnya
6. Selalu mengembangkan diri
Adi Layanan = 7. Peka dan cepat tanggap
8. Empatik, santun dan ramah
Nuansa Citra = 9. Memiliki sense of belonging
10. Peduli nama baik perusahaan
Makna yang terkandung dalam maskot SI INTAN adalah kepala
berbentuk berlian yang memberikan makna bahwa Pegadaian mengenal
batu intan sudah puluhan tahun, Intan tidak lebih dari sebuah
bongkahan batu yang diciptakan alam dalam suatu proses beratus tahun
lamanya. Kekerasannya menjadikan dia tidak dapat tergores dari benda
lain. Tetapi dia juga dapat dibentuk menjadi batu yang sangat
cemerlang (brilliant). Dengan kecemerlangan itulah kemudian dia
disebut berlian. Karakteristik batu intan itu diharapkan terdapat juga
pada setiap insan Pegadaian.
Sikap tubuh dengan tangan terbuka dan tersenyum memberi
makna sikap seorang pelayan yang selalu siap memberikan pelayanan
38
prima kepada siapa saja. Rompi warna hijau bermakna memberi
keteduhan sebagai Insan Pegadaian.
4.1.4 Produk dan Layanan
Sesuai dengan moto Perum Pegadaian yaitu “Mengatasi Masalah
Tanpa Masalah”, Pegadaian memberikan produk dan layanan yang
mudah, cepat dan aman. Produk dan layanan yang dijalankan oleh
Perum Pegadaian Cabang Kemayoran meliputi :
1. Bisnis Inti – KCA (Kredit Cepat Aman)
KCA atau Kredit Cepat Aman adalah pinjaman berdasarkan hukum
gadai yang diberikan kepada semua golongan nasabah, baik untuk
kebutuhan konsumtif maupun kebutuhan produktif dengan prosedur
pelayanan yang mudah, cepat dan aman. Dalam rangka untuk bisa
menjangkau berbagai strata sosial masyarakat, maka barang jaminan
yang menjadi agunan juga dibuat selues mungkin, yakni perhiasan
emas/ permata, kendaraan bermotor (sepeda motor), dan elektronik.
2. Bisnis Non Inti
Selain KCA sebagai produk bisnis inti, Pegadaian Cabang
Kemayoran juga mengembangkan sejumlah produk bisnis non inti
diantaranya : KREASI, KRASIDA, Jasa Taksiran, Jasa Titipan,
MULIA dan KUCICA yang merupakan inovasi fasilitas pelayanan
kredit agar pengusaha mikro dapat mengakses modal dan terhindar
dari rentenir.
4.1.5. Struktur Organisasi
Setiap jabatan yang ada di Perum Pegadaian Cabang Kemayoran
telah dibuatkan job description yang meliputi tugas, wewenang dan
tanggung jawab untuk masing-masing jabatan. Pembagian tugas dan
wewenang dilakukan oleh pimpinan cabang dan berdasarkan
penunjukkan dari Kantor Wilayah. Bidang kerja di Perum Pegadaian
Cabang Kemayoran terdiri dari Pimpinan Cabang, Manager Usaha
Lain, Penaksir, Pengelola UPC, Pemegang Gudang, Penyimpan,
39
Petugas Admministrasi Usaha Lain (PAUL) dan Pendukung
Administrasi & Pembayaran (PAP). Struktur organisasi yang terdapat
pada Perum Pegadaian Cabang Kemayoran dibentuk menjadi kantor
cabang dan kantor Unit Pelayanan Cabang (UPC). Gambar struktur
organisasi Perum Pegadaian Cabang Kemayoran dapat dilihat pada
lampiran 1. Perum Pegadaian Cabang Kemayoran mempunyai 5 buah
Unit Pelayanan Cabang (UPC) yang letaknya berada pada lingkungan
pemukiman padat penduduk dan berada padat tempat-tempat
keramaian.
Dalam beberapa hal, kewenangan kantor cabang dibatasi oleh
kewenangan kantor wilayah dan kantor pusat. Pendelegasian wewenang
dari kantor pusat ke cabang dilakukan dengan menyebar surat edaran,
email atau melalui SMS blast kepada masing-masing cabang.
4.2 Analisis Lingkungan Internal
4.2.1. Pemasaran
Dalam pemasaran ini dibahas mengenai segmentasi, target, dan
posisi pasar, serta bauran pemasaran
1. STP (Segmentation, Targeting, Positioning)
a. Segmentasi
Segmentasi adalah proses membagi pasar menjadi bagian yang
lebih kecil yang memiliki karakteristik, keinginan, perilaku atau
kebutuhan yang sama. Tujuannya antara lain : memahami kebutuhan
pelanggan dengan lebih baik, memanfaatkan sumber daya lebih
efisien, dan memahami situasi persaingan dengan lebih teliti.
Segmentasi akan menentukan segmen mana yang dapat
dilayani paling baik dan di mana perusahaan memiliki keunggulan
kompetitif terbesar, sehingga akan memudahkan perusahaan agar
fokus dalam merancang produk yang sesuai dengan kebutuhan pasar.
Segmentasi di bagi dalam beberapa variabel yaitu :
40
a. Segmentasi berdasarkan geografis
Perum Pegadaian Cabang Kemayoran berada pada kawasan
padat penduduk. Lokasi penetapan unit pelayanan cabang
berada di wilayah yang berdekatan dengan keramaian seperti
pasar dan kawasan perumahan elite.
b. Segmentasi berdasarkan demografis
Profil demografis dari nasabah Perum Pegadaian Cabang
Kemayoran terdiri dari dua profil, yaitu profesi dan
penggunaan kredit. Profesi terdiri dari karyawan, pedagang,
mahasiswa dan ibu rumah tangga. 60% nasabah Perum
Pegadaian Cabang Kemayoran adalah Ibu Rumah Tangga, dari
segi penggunaan kredit, pinjaman tersebut digunakan untuk
keperluan usaha/modal kerja, konsumsi, biaya pendidikan,
biaya pengobatan, biaya hajatan, dan lain-lain.
c. Segmentasi berdasarkan psikografis
Perum Pegadaian Cabang Kemayoran meluncurkan 2 jenis
produk yaitu produk gadai dan produk non gadai. Produk gadai
terdiri dari KCA, KREASI, dan KRASIDA ditujukan bagi
nasabah yang mengajukan pinjaman untuk kebutuhan produktif
maupun konsumtif. Produk non gadai terdiri dari Jasa Taksiran,
Jasa Titipan, Mulia dan Kucica ditujukan bagi nasabah yang
mempunyai kepentingan untuk menggunakan produk sesuai
dengan tujuan penggunaannya.
d. Segmentasi berdasarkan perilaku
Alasan nasabah memilih menggadai barang yang dimiliki
daripada menjualnya karena barang tersebut mempunyai nilai
investasi dan sewaktu-waktu dapat menggunakan serta
memilikinya kembali.
41
b. Target Pasar (Targeting)
Targeting merupakan penentuan pilihan pasar mana yang akan
dituju. Disini pemasaran menentukan target pasar mana yang akan
dibidik. Tidak semua segmen akan dibidik akan tetapi hanya segmen
tertentu yang tepat dan sesuai yang akan dibidik.
Target pasar Perum Pegadaian Cabang Kemayoran berasal dari
pasar bawaan, yaitu orang-orang yang ada di sekeliling seorang
nasabah atau orang-orang terdekat dengan nasabah tersebut,
sehingga golongan nasabah tersebut lebih mudah untuk di dekati
karena telah saling mengenal dan mempunyai ikatan emosional yang
kuat, dan dari ikatan emosional tersebut melahirkan kepercayaan.
Ada juga target pasar yang berasal dari pasar luar, yaitu para calon
nasabah yang betul-betul baru mengenal Pegadaian, nasabah
golongan ini dapatkan dari komunitas, instansi, data demografi, dan
lain-lain.
c. Posisi Pasar (Positioning)
Posisi pasar menurut Kotler (2009) adalah tindakan merancang
tawaran dan citra perusahaan sehingga menempati suatu posisi
yang kompetitif atau terbedakan (diantara pesaing) di dalam benak
pelanggan sasarannya. Hasil akhir dari penentuan posisi adalah
keberhasilan penciptaan suatu usulan nilai yang terfokus pada
pasar, suatu pernyataan sederhana yang jelas mengapa pasar
sasaran harus membeli produk tersebut.
Sesuai dengan slogan Pegadaian yaitu “Mengatasi Masalah
Tanpa Masalah”, Perum Pegadaian Cabang Kemayoran
memposisikan diri untuk selalu memberi kemudahan kepada
nasabah dalam melakukan transaksi dalam melayani, memberikan
kemudahan dalam proses administrasi, dan standar taksiran barang
yang mengikuti harga pasaran.
42
2. Analisis Bauran Pemasaran (Marketing Mix)
a. Produk (Product)
Kotler (2009), mendefinisikan produk sebagai sesuatu yang
dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian untuk
dibeli, untuk digunakan atau dikonsumsi yang dapat memenuhi
keinginan dan kebutuhan.
Untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan masyarakat akan
jasa layanan kredit, maka Perum Pegadaian Cabang Kemayoran
menciptakan berbagai macam produk yang terbagi menjadi produk
gadai dan non gadai. Adapun produk-produk ditawarkan oleh Perum
Pegadaian Cabang Kemayoran terdiri dari :
Produk Gadai :
1. Kredit Cepat Aman (KCA)
Kredit KCA adalah pinjaman berdasarkan hukum gadai
dengan prosedur pelayanan yang mudah, aman dan cepat.
Mudah karena hanya dengan mengisi Form Permintaan Kredit
dan melampirkan foto copy KTP serta barang yang akan
dijaminkan, aman karena semua barang yang dijaminkan akan
di asuransikan, cepat karena proses pencairan hanya dengan 15
menit nasabah akan membawa uang yang dibutuhkan. Dengan
usaha ini, pemerintah ikut melindungi rakyat kecil yang tidak
memiliki akses kedalam perbankan.
Dengan demikian, kalangan tersebut terhindar dari
praktek pemberian uang pinjaman yang tidak wajar. Produk ini
merupakan produk utama yang di pasarkan oleh Perum
Pegadaian Cabang Kemayoran, dengan sistem pemberian
kredit jangka pendek dan pemberian pinjamannya dimulai Rp.
20.000,- sampai dengan Rp. 200.000.000,-. Jaminan berupa
benda bergerak baik berupa perhiasan, emas dan berlian,
elektronik, kendaraan, maupun alat rumah tangga lainnya.
Jangka waktu peminjaman kredit maksimum 4 bulan atau 120
43
hari dan dapat diperpanjang dengan cara hanya membayar
sewa modal dan biaya administrasi saja, dengan proses 15
menit langsung cair.
2. Kredit Angsuran Sistem Fidusia (KREASI)
Untuk membantu mengembangkan Kredit Usaha Mikro
dan Kecil (KUMK) serta menyejahterakan masyarakat untuk
membantu perkembangan usaha produktif, terutama bagi
Pengusaha Mikro Kecil dan Menengah melalui pemberian
berbagai fasilitas kredit yang cepat, mudah dan murah. Salah
satu bentuk fasilitas pinjaman yang dapat diperoleh para
pengusaha KUMK adalah kredit KREASI, dengan jaminan
BPKB mobil dan motor.
3. Kredit Angsuran Sistem Gadai (KRASIDA)
Pegadaian Krasida atau Kredit Angsuran Sistem Gadai
merupakan pemberian pinjaman kepada para pengusaha Mikro
dan Kecil (dalam rangka pengembangan usaha) atas dasar
gadai dengan pengembalian pinjaman dilakukan melalui
mekanisme angsuran.
Produk Non Gadai :
1. Jasa Taksiran
Jasa Taksiran adalah suatu layanan kepada masyarakat
yang peduli akan harga atau nilai harta benda miliknya.
Dengan biaya yang relatif ringan, masyarakat dapat
mengetahui dengan pasti tentang nilai atau kualitas suatu
barang miliknya setelah lebih dulu diperiksa dan ditaksir oleh
juru taksir berpengalaman. Kepastian nilai atau kualitas suatu
barang, misalnya kualitas emas atau batu permata, dapat
memberikan rasa aman dan rasa lebih pasti bahwa barang
tersebut benar-benar mempunyai nilai investasi yang tinggi.
44
2. Jasa Titipan
Dalam dunia perbankan, layanan ini dikenal sebagai safe
deposit box. Harta dan surat berharga perlu di jaga
keamanannya agar tidak sampai hilang, rusak atau di salah
gunakan orang lain. Tetapi ternyata tidak selamanya barang
dan surat berharga itu aman di tangan sendiri. Jangka waktu
penitipan 2 minggu sampai dengan 1 tahun dan dapat
diperpanjang. Obyek jasa titipan dapat berupa perhiasan emas
dan permata, dokumen penting, seperti : BPKB, sertifikat
tanah/bangunan, surat berharga lainnya, dan kendaraan
bermotor.
3. MULIA
Logam Mulia atau emas mempunyai berbagai aspek
yang menyentuh kebutuhan manusia disamping memiliki nilai
estetis yang tinggi juga merupakan nilai investasi yang nilainya
stabil, likuid dan aman secara riil.
Mulia adalah penjualan logam mulia oleh Pegadaian
kepada masyarakat dengan jangka waktu tertentu, dengan
kesepakatan atau perjanjian yang dibuat bersama antara
Pegadaian dengan nasabah atas sejumlah pembelian Logam
Mulia disertai keuntungan dan biaya-biaya yang disepakati,
dengan ukuran 5gr, 10gr, 25gr, 50gr, 100gr, 250gr, sampai
dengan 1kg. Produk ini ditujukan untuk nasabah yang ingin
memiliki emas batangan untuk investasi.
4. Kiriman Uang Cara Instan, Cepat dan Aman (KUCICA)
KUCICA adalah bentuk layanan kepada masyarakat
untuk pengiriman uang dari/ke dalam dan luar negeri yang
bekerja sama dengan Western Union. Dengan persyaratan yang
mudah, transaksi yang cepat dan tanpa harus membuka
rekening uang dapat langsung dicairkan.
45
b. Harga (Price)
Harga adalah aspek penting dalam kegiatan bauran pemasaran.
Penetuan harga menjadi sangat penting untuk diperhatikan,
mengingat harga sangat menentukan laku tidaknya produk dan jasa.
Salah dalam menentukan harga akan berakibat fatal terhadap produk
yang ditawarkan (Kotler, 2009).
Dalam menentukan harga yang harus diperhatikan diantaranya
adalah kemampuan dan daya beli konsumen, perhitungan biaya yang
diinvestasikan untuk memproduksi unit tertentu, perbandingan harga
dengan pesaing dan kedudukan perusahaan dalam pasar.
Tarif biaya adminsitrasi dan sewa modal pada produk KCA
terdapat pada Tabel 9 dan Tabel 10.
Tabel 9. Biaya Administrasi
Gadai Baru 1-120 hari 1%
Ulang Gadai 1-30 hari 0.2%
31-60 hari 0.4%
61-90 hari 0.6%
91-120 hari 0.8%
Sumber : Perum Pegadaian (2011)
Tabel 10. Tarif Sewa Modal
Gol Uang Pinjaman (Rp) SM Taks Pembulatan UP
(Rp)
A1 20.000-150.000 0.75% 95% 1.000
B1 155.000-1.000.000 1.2% 92% 5.000
C1 1.010.000-20.000.000 1.2% 92% 10.000
D1 20.050.000-50.000.000 1% 93% 50.000
D2 50.100.000-200.000.000 1% 93% 100.000
Sumber : Perum Pegadaian (2011)
Tarif sewa modal, biaya administrasi dan jangka waktu
peminjaman untuk produk KREASI dan KRASIDA terdapat pada
Tabel 11.
46
Tabel 11. Perbandingan Skim Kredit
Uraian Jenis Kredit
KREASI KRASIDA
Tarif Bunga 1% 1%
Biaya Adm 1% x UP 1% x UP
Taksiran 70% HPS 95% Taksiran
Jangka Waktu 12-36 bulan 12-36 bulan
Sumber : Perum Pegadaian (2011)
Tarif Jasa Taksiran :
1. Logam Emas :
1,25 % x berat barang x karatase/24x HPS emas. Biaya minimal
Rp. 5.000,- dan maksimal sesuai rumus.
2. Logam Non Emas :
Rp. 500,- x berat barang. Biaya minimal Rp. 1.000,- dan
maksimal Rp. 50.000,-
3. Berlian :
Dihitung berdasarkan jumlah total ukuran keseluruhan berlian
(carat) dengan rician sebagai berikut :
Ukuran 0.01 s/d 0.20 carat = Rp. 10.000,-
Ukuran 0.20 s/d 0.50 carat = Rp. 50.000,-
Ukuran 0.51 s/d 1.00 carat = Rp. 100.000,-
Ukuran 1.01 s/d 1.50 carat = Rp. 200.000,-
Ukuran di atas 50 carat = Rp. 300.000,-
Batu mulia dikenakan tarif Rp. 25.000,- per butir batu m
mulia.
Tarif jasa taksiran dihitung sejak tanggal penitipan. Penjelasan
tarif jasa titipan terdapat pada Tabel 12.
47
Tabel 12. Tarif Jasa Titipan
Rubrik Klasifikasi Barang Tarif (Rp)
Keterangan
K1
Logam Adi (perhiasan maupun lantakan) 20.000
Tarif per 100 gr/bln (berlaku kelipatanya, kurang dari 100 gr tetap dihitung/dianggap 100 gr)
K2 Dokumen & surat berharga (Sertifikat tanah/bangunan, ijazah,BPKB, dll)
20.000 Tarif per bulan
K3
Barang-barang berharga lainnya (benda-benda pusaka, keris, batu giok, dll)
10.000 Tarif per unit per bulan
G1 Kendaraan roda dua (sepeda motor, scooter, dll)
15.000 Tarif per 10 hari
G2 Kendaraan roda empat 30.000 Tarif per 10 hari
Sumber : Perum Pegadaian (2011)
Untuk tarif biaya administrasi pembiayaan MULIA nasabah
dikenakan Rp. 50.000,- setiap kali transaksi, dengan uang muka
minimal 30 % dari harga jual obyek pembiayaan dan biaya
administrasi 0,24 % dari nilai obyek pembiayaan. Serta dikenakan
margin yaitu selisih antara harga perolehan dengan harga penjualan
obyek pembiayaan yang menjadi keuntungan perusahaan. Penetapan
margin pembiayaan MULIA dibedakan berdasarkan jangka waktu
pembiayaan, yaitu :
- 3 % untuk jangka waktu 1 bulan
- 3,5 % untuk jangka waktu 3 bulan
- 6 % untuk jangka waktu 6 bulan
- 12 % untuk jangka waktu 12 bulan
- 18 % untuk jangka waktu 18 bulan
- 24 % untuk jangka waktu 24 bulan
- 36 % untuk jangka waktu 36 bulan
c. Lokasi/Distribusi (Place)
Distribusi mencakup penggudangan, saluran-saluran distribusi,
cakupan distribusi, lokasi tempat, dan wilayah penjualan. Distribusi
menjadi sangat penting ketika sebuah perusahaan berusaha
48
menerapkan strategi pengembangan pasar atau integrasi ke depan,
David (2009).
Lokasi Perum Pegadaian Cabang Kemayoran berada di Jl.
Serdang Raya No. 8 Kemayoran, Jakarta Pusat. Pada lokasi tersebut
berdekatan dengan pusat keramaian yaitu PD Pasar Jaya Sumur Batu
dan berdekatan dengan lingkungan padat penduduk serta banyak
terdapat kios-kios tempat para penduduk sekitar berjualan.
Lokasi unit-unit pelayanan (UPC) di Cabang Kemayoran pun
berada di dekat keramaian karena prosedur untuk pendirian
UPC/Cabang harus berada pada lokasi yang strategis seperti pasar
tradisional, pusat pertokoan, pemukiman, mudah terjangkau dari
berbagai arah dan dekat dengan pos-pos keamanan. Seluruh Unit
Pelayanan Cabang (UPC) Kemayoran berada pada lokasi padat
penduduk dan berdekatan dengan pasar tradisional. UPC-UPC
tersebut terdiri dari :
1. UPC Cempaka Sari
2. UPC Cempaka Baru
3. UPC Bendungan Jago
4. UPC Kali Baru
5. UPC Bentengan
Transaksi gadai maupun transaksi keuangan lainnya dapat
dilakukan nasabah dengan langsung mendatangi ke kantor cabang
ataupun mendatangi unit-unit pelayanan cabang yang terdekat
dengan tempat tinggal para nasabah.
d. Promosi (Promotion)
Menurut Tjiptono (1997), promosi adalah suatu bentuk
komunikasi pemasaran, yaitu berusaha menyebarkan informasi,
mempengaruhi/membujuk, dan/atau mengingat pasar sasaran atas
perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli, dan
loyal produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan.
Promosi merupakan proses mengkomunikasikan produk
kepada pasar sasaran. Berbagai cara telah dilakukan oleh Perum
49
Pegadaian Cabang Kemayoran untuk mempromosikan produk-
produknya, diantaranya dengan cara :
1. Refferal, yaitu satu orang mengajak seorang lainnya. Hal ini telah
dilakukan dengan meminta nomor telepon kenalan, saudara atau
teman dari salah satu nasabah yang kemudian dihubungi oleh
pihak Pegadaian untuk menjelaskan produk-produk unggulan
yang dimiliki.
2. Spanduk, dengan menuliskan penawaran-penawaran yang
sensasional dengan menonjol huruf yang menonjol serta
menampilkan nomor telepon yang dihubungi, seperti “Gadai
BPKB dengan bunga ringan hanya 1 %”, spanduk tersebut
dipasang pada lokasi yang strategis, seperti diletakkan dihalaman
kantor dekat pintu masuk, pada pertigaan jalan, atau pada jalan
yang biasanya macet.
3. Brosur, merupakan media yang sangat efektif sebagai alat bantu
penjualan, serta efektif mengubah calon konsumen menjadi
konsumen, dengan memberikan headline yang menarik dan
memberikan keuntungan bagi pembacanya, sehingga brosur
tersebut tidak mudah di buang, seperti memberikan tips untuk
merawat perhiasan, dan mengemasnya dengan menarik.
Penyebaran brosur seringkali dilakukan oleh Perum Pegadaian
Cabang Kemayoran dengan membidik sasaran sesuai target
nasabah.
4. Papan penunjuk arah, dijadikan sebagai penunjuk arah dimana
Unit Pelayanan Cabang atau Cabang Induk berada, yang dipasang
di lokasi pertigaan atau perempatan jalan, serta pada lokasi jalan
yang sering macet lalu lintasnya.
Sampai saat ini Perum Pegadaian Cabang Kemayoran sebagian
besar masih mengunggulkan promosi penjualannya dengan
menggunakan brosur karena dianggap paling efektif dalam
mengenalkan produk kepada nasabah, selain itu isi brosur
menjelaskan satu per satu jenis produk yang dijalankan oleh
50
perusahaan. Penyebaran brosur dilakukan di kantor cabang maupun
di setiap unit pelayanan cabang.
e. Orang (People)
Menurut Kasmir (2000), kepuasan pelanggan tergantung
kepada kualitas yang terbaik, maka karyawan perlu dilatih agar
menyadari pentingnya pekerjaan yang mereka jalankan. Pentingnya
people dalam pemasaran berkaitan erat dengan internal marketing.
Pemasaran internal adalah interaksi atau hubungan antar setiap
karyawan dan departemen dalam suatu perusahaan, dengan tujuan
untuk mendorong people agar dapat memberikan kinerja yang
memuaskan kepada konsumennya.
Seluruh karyawan Perum Pegadaian Cabang Kemayoran dan
nasabah terlibat dalam produk-produk yang tersedia pada Perum
Pegadaian Cabang Kemayoran. Karyawan senantiasa harus selalu
memberika service excellant agar bisa meningkatkan loyalitas
nasabah kepada Perum Pegadaian Cabang Kemayoran. Selain itu
manajemen perusahaan harus selalu mengembangkan inovasi untuk
meningkatkan kualitas pelayanan.
f. Proses (Process)
Sebelum menjadi nasabah Perum Pegadaian Cabang
Kemayoran, nasabah harus memenuhi ketentuan umum untuk
melakukan transaksi gadai ataupun produk-produk lainnya, yaitu :
a. Perorangan yang memiliki identitas diri dan melampirkan
foto copy KTP/SIM yang masih berlaku
b. Mengisi formulir aplikasi untuk masing-masing produk
yang akan di ambil
c. Membawa barang jaminan berupa barang bergerak bagi
nasabah yang akan melakukan proses gadai
51
g. Layanan Pelanggan (Customer Service)
Tugas dari seorang Customer Service adalah memberikan
pelayanan kepada nasabah. Di Perum Pegadaian Cabang Kemayoran
seorang penaksir dan kasir mempunyai tugas ganda sebagai
Customer Service.
Para petugas tersebut ditempatkan di bagian depan dan selalu
tersedia brosur-brosur produk-produk Pegadaian di meja etalase.
Standar performing untuk kasir dan penaksir pun sangat diperhatikan
karena langsung berhubungan dengan nasabah, sehingga
penampilan, kebersihan, kerapihan dan keramahan diperlukan untuk
meningkatkan kualitas pelayanan.
Selain itu, ruang tunggu nasabah atau tempat duduk antrian
yang nyaman dan dijaga kebersihannya sehingga dapat
meningkatkan mutu pelayanan. Rencana kedepan Perum Pegadaian
Cabang Kemayoran akan menambah Unit Pelayanan Cabang (UPC)
sehingga memberikan kemudahan kepada nasabah untuk
menjangkau Pegadaian terdekat, tanpa perlu antri terlalu lama.
4.2.2. Keuangan
Kondisi keuangan sering kali dianggap sebagai ukuran tunggal terbaik
dalam melihat posisi bersaing dan daya tarik keseluruhan bagi investor.
Menentukan kekuatan dan kelemahan keuangan suatu organisasi sangat
penting agar dapat merumuskan strategi secara efektif (David, 2009).
Modal usaha yang dimiliki Perum Pegadaian Cabang Kemayoran
berasal dari Kantor Wilayah IX Jakarta, apabila ada kekurangan atau
kelebihan modal usaha maka pihak Perum Pegadaian Cabang Kemayoran
harus meminta dan menyetorkan kekurangan dan kelebihan modal tersebut
kepada Divisi keuangan kantor wilayah IX Jakarta. Sama halnya dengan unit-
Unit Pelayanan Cabang Kemayoran dalam pengelolaan modal usahanya
dilakukan berdasarkan permintaan dan penyetoran kepada kantor cabang.
52
Laba atau pendapatan usaha Perum Pegadaian Cabang Kemayoran
berasal dari sewa modal dan administrasi pembayaran pada saat proses
perpanjangan gadai ataupun proses gadai baru. Pada tahun 2010 pendapatan
sewa modal dan administrasi mengalami penurunan dibandingan pada tahun
2009 yaitu sebesar 2,44 % untuk sewa modal dan 12,57 % untuk pendapatan
yang berasal dari administrasi. Hal ini disebabkan adanya penurunan
penyaluran kredit dari Rp. 82,95 miliar pada tahun 2009 menjadi Rp. 74,70
miliar pada tahun 2010. Pendapatan sewa modal dan administrasi pada tahun
2009 merupakan laba terbesar dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Perbandingan pendapatan sewa modal dan administrasi dari tahun 2006
sampai dengan 2010 dijelaskan pada Tabel 13.
Tabel 13. Perkembangan Pendapatan Sewa Modal dan Administrasi Perum Pegadaian Cabang Kemayoran Tahun 2006 - 2010
Tahun Sewa Modal Administrasi 2006 4.068.660.400 454.984.500 2007 4.613.675.700 481.605.500 2008 5.617.537.800 625.679.500 2009 6.585.977.800 694.187.000 2010 6.425.174.500 606.914.500
4.2.3. Produksi/operasi
Fungsi produksi/operasi mencakup semua aktivitas yang mengubah
input menjadi barang atau jasa. Kegiatan produksi dan operasi perusahaan
paling tidak dapat dilihat dari keteguhan prinsip efisiensi, efektivitas dan
produktivitas, Umar (2008).
Perum Pegadaian Cabang Kemayoran mulai beroperasi pada pagi hari
tepat pukul 08.00 sampai dengan pukul 15.30 untuk hari Senin sampai dengan
Jumat, dan untuk hari Sabtu pelayanan dilakukan dimulai pukul 08.00 sampai
dengan pukul 13.00, sedangkan jam kerja karyawanya berakhir setengah jam
setelah tutup pelayanan.
Adapun proses pelayanan yang dilakukan di Perum Pegadaian Cabang
Kemayoran adalah memberikan pelayanan kepada nasabah baik yang akan
memperpanjang, tambah, cicil, atau tebus pinjaman yang langsung di tangani
oleh Pendukung Administrasi dan Pembayaran (kasir), dan untuk transaksi
gadai baru langsung di lakukan oleh penaksir, dengan proses pencairan kredit
baru dilakukan oleh kasir, sedangkan untuk proses yang berhubungan dengan
53
produk-produk usaha lain akan ditangani oleh Petugas Administrasi Usaha
Lain (PAUL). Untuk penyimpanan dan pengambilan barang baik berupa
emas/perhiasan atau pun barang-barang elektronik lainnya dilakukan oleh
penyimpan dan pemegang gudang.
Proses pelayanan di Unit Pelayanan Cabang hanya dilakukan oleh
kasir dan penaksir, dimana kasir bertugas untuk menerima dan menyalurkan
kredit kepada nasabah yang akan melakukan perpanjangan, tambah, cicil,
atau tebus pinjaman ataupun kredit baru, dan untuk pengelolaan barang
jaminan serta menaksir barang yang akan di gadai dilakukan oleh penaksir
yang sekaligus bertanggung jawab sebagai pengelola Unit Pelayanan Cabang
(UPC).
Setelah melakukan transaksi nasabah akan mendapatkan Surat Bukti
Kredit (SBK) berwarna hijau yang dijadikan sebagai bukti perjanjian yang
mengikat antara nasabah dan Perum Pegadaian Cabang Kemayoran.
Sedangkan untuk produk-produk seperti Kreasi, Krasida, dan Mulia diberikan
buku berupa tanda bukti sebagai kartu angsuran.
4.2.4. Sumber Daya Manusia
Manusia merupakan sumber daya terpenting bagi perusahaan. Oleh
karena itu, manajer perlu berupaya agar terwujud perilaku positif di kalangan
karyawan perusahaan. Berbagai faktor-faktor yang perlu diperhatikan adalah :
langkah-langkah yang jelas mengenai manajemen SDM, keterampilan dan
motivasi kerja, produktivitas dan sistem imbalan (Umar, 2008).
Jumlah karyawan di Perum Pegadaian Cabang Kemayoran adalah 15
orang yang terdiri dari Pegawai Tetap dan Pegawai Outsourcing, dengan
rata-rata latar belakang pendidikan D3 dan S1, sedangkan lama bekerja paling
lama 4 tahun.
Untuk memperbaiki kualitas SDMnya, Perum Pegadaian Cabang
Kemayoran selalu mengikutsertakan para pegawainya untuk mengikuti diklat
ataupun refreshing yang bertujuan untuk mengembangkan karir dan
menambah ilmu pengetahuan yang mendukung kemajuan karirnya, seperti :
54
- Diklat Service Excellent
- Kursus Pimpinan Madya (Suspimdya)
- Diklat Penaksir Muda dan Penaksir Madya
- Diklat Pemeriksa Muda
- Diklat Pengelola Cabang
- Diklat Manajer Operasional
- Diklat Keuangan
- Refreshing Penaksir
- Refreshing Analis Kredit
- Dan seminar-seminar lain yang mendukung pelayanan.
4.2.5. Sistem Informasi Manajemen
Tujuan sistem informasi manajemen adalah meningkatkan kinerja
sebuah bisnis dengan cara meningkatkan kualitas keputusan manajerial.
Menilai kekuatan dan kelemahan internal sebuah perusahaan dalam sistem
informasi manajemen adalah dimensi penting dari suatu audit internal (David,
2009).
Perum Pegadaian Cabang Kemayoran menggunakan internet sebagai
media untuk pertukaran informasi antara cabang dengan kantor wilayah
ataupun antar cabang, mengirimkan laporan kepada kantor wilayah dengan
memanfaatkan email, atau SMS blast. Internet juga digunakan untuk
melakukan transaksi berupa Western Union dan untuk mengupdate harga
pasaran emas dalam penentuan harga untuk produk MULIA.
Namun perkembangan teknologi yang semakin canggih tidak
sepenuhnya diikuti oleh Perum Pegadaian Cabang Kemayoran. Proses
transaksi secara online, atau pembayaran dengan menggunakan kartu debit.
Hal ini mempersulit nasabah untuk melakukan transaksi.
55
4.3. Analisis Lingkungan Eksternal
4.3.1. Analisis Lingkungan Mikro
A. Pemasok
Pemasok merupakan perusahaan yang menyediakan sumber
daya yang dibutuhkan oleh perusahaan maupun pesaing untuk
menghasilkan barang dan jasa, seperti perlataan, tenaga kerja, bahan
baku, bahan bakar atau listrik.
Perum Pegadaian melakukan kerja sama dengan PT. Trishakti
Mustika Graphika dalam penyediaan Surat Bukti Kredit (SBK) yang
dijadikan sebagai surat perjanjian antara nasabah dengan Perum
Pegadaian dan bekerja sama dengan PT. Era Permata Sejahtera serta
PT. Citra Insani Garda Sentosa sebagai rekanan penyedia jasa tenaga
kerja Outsourcing dalam penyaluran tenaga PAP, PAUL, Security
dan Office Boy. Perum Pegadaian Cabang Kemayoran tidak bekerja
sama langsung dengan perusahaan tersebut, karena pengadaan
peralatan dan perlengkapan kerja kantor serta tenaga kerja telah
disediakan oleh Kantor Wilayah. Sedangkan untuk pembelian
perlengkapan kantor seperti alat tulis, Perum Pegadaian Cabang
Kemayoran biasanya membeli langsung di toko buku terdekat yang
berada di sekitar wilayah Kemayoran.
B. Perantara Pemasaran
Perantara pemasaran merupakan pihak-pihak yang membantu
perusahaan dalam mempromosikan, menjual serta mendistribusikan
produk ke pembeli akhir, seperti perusahaan distribusi, biro jasa
pemasaran dan perantara keuangan.
Menurut staf Perum Pegadaian Cabang Kemayoran, dalam
melakukan pemasaran produk-produknya tidak menggunakan agen
atau biro jasa pemasaran, melainkan dilakukan sendiri oleh para
pegawainya sendiri yaitu oleh para penaksir, kasir ataupun petugas
56
administrasi usaha lain yang secara langsung menawarkan dan
memeperkenalkan produk-produknya kepada nasabah.
C. Pelanggan (Nasabah)
Pelanggan merupakan konsumen yang membeli atau
menggunakan barang atau jasa yang dijual oleh perusahaan.
Nasabah/konsumen yang menjadi sasaran dari Perum Pegadaian
Cabang Kemayoran adalah masyarakat luas, khususnya penduduk di
daerah sekitar Kemayoran, Cempaka Putih dan Sunter Jaya yang
sangat membutuhkan pelayanan produk gadai dan non gadai lainnya.
Mayoritas nabasah Perum Pegadaian Cabang Kemayoran adalah
nasabah UMKM, yang kesehariannya bekerja sebagai Pedagang baik
yang mempunyai toko ataupun sekedar berjualan di depan rumah.
D. Pesaing
Pesaing adalah pihak yang menawarkan kepada pasar produk
sejenis atau sama dengan produk yang dikeluarkan oleh perusahaan
atau produk substitusinya, di wilayah tertentu.
Menurut staf Perum Pegadaian Cabang Kemayoran, yang
menjadi pesaing utama dari Perum Pegadaian Cabang Kemayoran
adalah Bank Danamon Simpan Pinjam serta Bank Rakyat Indonesia
yang menawarkan kredit ringan untuk UMKM dan banyak pula
terdapat lembaga-lembaga gadai swasta yang didirikan oleh
perorangan. Lembaga-lembaga tersebut banyak menawarakan gadai
dengan jaminan BPKB, maupun elektronik seperti laptop,
handphone dan camera digital. Adanya lembaga-lembaga tersebut
menjadi ancaman bagi Perum Pegadaian Cabang Kemayoran.
4.3.2. Analisis Lingkungan Makro
A. Lingkungan Demografis
Merupakan lingkungan yang menyangkut kependudukan seperti
jumlah penduduk, kepadatan penduduk, lokasi penduduk, usia
penduduk, jenis kelamin dan pendidikan.
57
Lingkungan demografis merupakan lingkungan yang
menyangkut dengan hal-hal kependudukan seperti jumlah penduduk,
semakin padatnya jumlah penduduk, maka semakin tinggi pula
tingkat konsumsi di daerah tersebut. Maka dengan tingginya tingkat
konsumsi penduduk akan mempengaruhi tingkat penjualan produk,
kemampuan daya beli produk akan di pengaruhi oleh tingkat
penghasilan dari penduduk.
Berdasarkan sensus penduduk tahun 2010, jumlah penduduk di
Kemayoran mencapai 215.042 jiwa, yang terdiri dari 108.896 jiwa
berjenis kelamin laki-laki dan sisanya yaitu sebanyak 106. 146 jiwa
berjenis kelamin perempuan, dengan sex ratio sebesar 103 dan
penyebaran penduduk sebesar 23,9 % dengan laju pertumbuhan
penduduk sebesar 0,98 %/tahun. Luas wilayah Kecamatan
Kemayoran adalah 7,13 km². Secara administratif, Kecamatan
Kemayoran terdiri dari 5 kelurahan dengan 77 Rukun Warga dan
1.031 Rukun Tetangga. Dengan luas wilayah 7,13 km² tersebut,
terdapat banyak sekali pemukiman warga, karena Kecamatan
Kemayoran merupakan kawasan padat penduduk dan banyak
terdapat usaha rumahan, misalnya : warung kelontong, warung nasi,
toko kue, counter pulsa, dan lain-lain. Banyaknya lokasi
perdagangan tersebut merupakan peluang bagi Perum Pegadaian
Cabang Kemayoran untuk menyaring nasabah, karena usaha-usaha
rumahan membutuhkan modal kecil, sehingga pada saat mereka
membutuhkan dana cepat, bisa langsung datang ke Pegadaian untuk
menggadaikan barang yang dimilikinya.
B. Lingkungan Ekonomi
Merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi daya beli dan pola
pembelanjaan konsumen. Daya beli ini diukur dari tingkat
pendapatan masyarakat dan perkembangan tingkat harga-harga
umum.
Keberhasilan Indonesia lepas dari jeratan krisis finansial global,
menjadikan Indonesia sebagai satu dari dua negara Asia yang
58
mencatatkan pertumbuhan ekonomi positif di tahun 2009. Hal ini
membangkitkan optimisme di awal tahun 2010. Indikator makro
ekonomi Indonesia selama tahun 2010 menunjukkan adanya
perbaikan perekonomian. Pertumbuhan ekonomi Indonesia berhasil
melaju pada tingkat 6,1 %, sedangkan tingkat inflasi berhasil ditahan
pada level 6,33 %. Hal ini didukung oleh rendahnya tingkat suku
bunga BI yang dipertahankan pada level 6,5 %. Rendahnya tingkat
suku bunga acuan ini menyebabkan sektor kredit mengalami
peningkatan tajam sehingga sukses memompa pertumbuhan
ekonomi.
Laju harga minyak dunia yang cukup kencang, hal ini membuat
investor mulai memburu logam mulia. Orang-orang mulai membeli
emas dan perak sebagai proteksi terhadap inflasi. Harga emas terus
menanjak menembus rekor baru lagi seiring makin merosotnya dolar
AS. Harga emas masih bertahan di level psikologis US$ 1.700 per
troy ounce. Kenaikan harga emas ini menjadi peluang bagi Perum
Pegadaian dalam meningkatkan jumlah pinjaman yang diberikan
kepada nasabah, karena semakin tinggi harga emas maka semakin
besar pula jumlah pinjaman yang di berikan kepada nasabah.
C. Lingkungan Alam
Merupakan kondisi alam pada suatu wilayah, termasuk sumber
daya alam yang dibutuhkan seperti kebutuhan bahan baku, biaya
energi, dan tingkat polusi.
Wilayah Kemayoran adalah wilayah padat penduduk dengan
banyaknya para pendatang yang mayoritas penduduknya tinggal
pada rumah kontrakan atau kos-kosan. Meningkatnya jumlah
penduduk di suatu daerah mengakitbatkan semakin tingginya
kebutuhan akan bahan baku seperti kebutuhan akan pasokan bahan
makanan, air, listrik, dan lain-lain.
Pemenuhan kebutuhan bahan baku makanan tidak dapat secara
langsung di dapatkan dari wilayah sekitar Kemayoran, karena di
wilayah tersebut sudah tidak ada lahan untuk menggarap lahan
59
pertanian ataupun peternakan. Serta kebersihan lingkungan yang
kurang terjaga ditandai dengan banyaknya genangan-genangan air di
selokan dan sumber air tanah yang kotor, serta sampah yang banyak,
oleh karena itu di sebagian wilayah Kemayoran ketika hujan tiba ada
beberapa perumahan yang terkena banjir akibat kebersihan
lingkungan yang tidak terjaga. Sanitasi lingkungan yang tidak
terjaga tersebut mengakibatkan timbulnya penyakit dan kurangnya
kebutuhan pasokan akan air bersih.
Guna memenuhi kebutuhan akan bahan baku tersebut,
masyarakat yang membutuhkan dana cepat serta memiliki barang
yang akan dijadikan barang jaminan untuk di gadai, memilih Perum
Pegadaian Cabang Kemayoran sebagai alternatif lembaga keuangan
yang dapat memberikan jasa kredit. Hal ini dapat menjadi peluang
bagi Perum Pegadaian Cabang Kemayoran untuk menjaring nasabah
dengan membantu menyalurkan kredit kepada masyarakat dalam
upaya pemenuhan kebutuhan hidupnya.
D. Lingkungan Teknologi
Merupakan kekuatan-kekuatan yang menciptakan teknologi
baru, menciptakan inovasi baru melalui pengembangan produk baru
serta mampu menangkap peluang-peluang yang ada.
Perkembangan teknologi dan telekomunikasi yang telah
berkembang pesat dewasa ini membuat Perum Pegadaian Cabang
Kemayoran harus bisa memanfaatkan perkembangan teknologi
tersebut, pemanfaatan perkembangan teknologi tersebut telah
diterapkan oleh Perum Pegadaian Cabang Kemayoran dalam hal
proses pemberitahuan kepada nasabah yang barang jaminanya telah
jatuh tempo melalui fasilitas SMS Blast, telepon dan surat nasabah.
Namun hingga saat ini Perum Pegadaian Cabang Kemayoran belum
menggunakan transaksi secara online ataupun pembayaran melalui
auto debet, karena belum adanya kerjasama dengan pihak bank hal
ini dapat menjadi ancaman bagi Perum Pegadaian Cabang
Kemayoran karena fasilitas pembayaran yang kurang lengkap.
60
E. Lingkungan Politik/Hukum
Lembaga yang mengawasi perusahaan seperti badan pemerintah,
kelompok penekan yang mempengaruhi dan membatasi ruang gerak
organisasi dan individu dalam masyarakat seperti lembaga swadaya
masyarakat (LSM).
Saat ini persaingan bisnis jasa gadai bakal sengit. Dalam draf
Rancangan Undang-Undang tentang Usaha Pergadaian tercantum
ketentuan bahwa pemerintah akan membuka usaha gadai seluas-
luasnya. Perusahaan swasta, termasuk badan hukum asing, boleh
masuk. Orang asing secara personal tidak boleh masuk. Yang boleh
masuk hanya badan hukum asing. RUU Usaha Pergadaian tidak
cuma melegalkan aktivitas gadai bagi swasta. Peraturan baru ini juga
membuka ruang usaha baru, yakni penitipan barang dan jasa penilai.
Dua sektor usaha ini sudah tercantum dalam draf RUU Usaha
Pergadaian. Nantinya usaha gadai ini boleh memberikan jasa
penilaian terhadap barang yang akan dijaminkan pada kegiatan jasa
penitipan barang-barang berharga.
Setelah diberlakukannya Undang-Undang bisnis gadai oleh
pemerintah, Perum Pegadaian ke depan akan memagari diri dengan
memperbanyak membuka Unit-unit Pelayanan Gadai di seluruh
pelosok negeri ini dengan sistem jemput bola, dimana nasabah bisa
melakukan transaksi gadai melalui Unit Pelayanan Cabang terdekat
rumah tinggalnya. Upaya ini dilakukan agar nasabah tidak pindah
kepada lembaga gadai yang menjadi pesaing Perum Pegadaian. Hal
ini menjadi tantangan utama bagi Perum Pegadaian, sehingga untuk
tetap mempertahankan nasabahnya Perum Pegadaian terus
meningkatkan kualitas pelayanan kepada nasabah.
61
F. Lingkungan Sosial/Budaya
Merupakan lembaga-lembaga atau kekuatan lain yang
mempengaruhi nilai di masyarakat seperti persepsi, preferensi, dan
perilaku masyarakat terhadap produk dan jasa yang dihasilkan oleh
perusahaan.
Masyarakat Indonesia sudah memiliki pengetahuan akan
pentingnya berinvestasi, terutama investasi dalam bentuk
emas/perhiasan. Emas selain memiliki nilai jual yang cukup tinggi
juga bisa dijadikan sebagai aksesoris dalam penampilan, dan juga
dianggap lebih menguntungkan apabila berinvestasi pada
emas/perhiasan dibandingkan menyimpan uangnya pada rekening
tabungan, karena harga emas yang cenderung terus meningkat dan
mudah untuk mencairkannya dalam bentuk uang. Hal ini menjadi
peluang bagi Perum Pegadaian untuk terus konsisten menjalankan
usahanya, karena disaat masyarakat membutuhkan dana cepat
mereka bisa langsung datang ke Pegadaian untuk menggadaikan
emas/perhiasannya tanpa harus menjualnya dan sewaktu bisa
menebusnya kembali.
4.4. Identifikasi Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman
Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) dan Eksternal Factor
Evaluation (EFE) merupakan salah satu teknik perumusan strategi yang
penting dan merupakan langkah pertama dari kerangka kerja perumusan yang
disebut tahap input, yaitu meringkas informasi dasar yang diperlukan untuk
merumuskan strategi.
4.4.1. Identifikasi Kekuatan dan Kelemahan
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan terhadap lingkungan
internal Perum Pegadaian Cabang Kemayoran, maka dapat diidentifikasikan
faktor-faktor yang dapat menjadi kekuatan dan kelemahan utama, kekuatan
dan kelemahan tersebut akan sangat berpengaruh terhadap ketepatan strategi
62
pemasaran yang akan dihasilkan. Kekuatan yang dimiliki oleh Perum
Pegadaian Cabang Kemayoran adalah :
1. Pelayanan yang cepat dan aman.
Standar dari pelayanan Perum Pegadaian adalah proses gadai dengan
waktu 15 menit langsung cair, keterampilan dan keahlian para
penaksir memudahkan dan mempercepat dalam penetapan uang
pinjaman yang akan diberikan kepada nasabah dalam proses
transaksi gadai.
2. Suku bunga UMKM yang rendah
Penawaran suku bunga UMKM dari produk Kreasi dan Krasida
dengan bunga hanya 1 % per bulan yang dikhususkan untuk tujuan
penambahan modal kerja dinilai lebih rendah dibandingkan dengan
produk yang sama yang ditawarkan oleh pesaing.
3. Mempunyai outlet yang tersebar
Perum Pegadaian Cabang Kemayoran mempunyai 5 outlet Unit
Pelayanan Cabang yang berdekatan dengan lingkungan penduduk
dan pasar.
4. Sumber daya manusia yang berkualitas
Sumber Daya Manusia yang dimiliki telah dilatih dan diberikan
keahlian mengenai cara-cara menaksir barang-barang nasabah yang
akan dijaminkan.
Selain adanya kekuatan yang dimiliki dari faktor internalnya, Perum
Pegadaian Cabang Kemayoran memiliki kelemahan yang berasal dari
lingkungan eksternalnya, diantaranya :
1. Kualitas pelayanan yang cepat sesuai keinginan nasabah
Hanya terdapat satu orang kasir yang dimiliki oleh Perum Pegadaian
Cabang Kemayoran, sehingga terjadi penumpukan nasabah yang
sebagian besar transaksi dilakukan antara nasabah dengan kasir.
Nasabah menginginkan proses pelayanan dilakukan dengan cepat.
2. Suku bunga produk gadai lebih tinggi
63
Bunga gadai yang ditetapkan oleh Perum Pegadaian lebih tinggi
dibandingkan dengan bunga gadai yang ditetapkan oleh bank yang
memiliki produk gadai sejenis.
3. Data nasabah yang dimiliki belum dapat digunakan secara optimal
Kurangnya proses update data nasabah, menyebabkan data nasabah
yang telah lama tidak mengalami perubahan, proses update data
nasabah dapat digunakan untuk proses online antar cabang.
4. Sarana dan prasarana kurang mendukung operasional
Dengan menambah SDM yang khusus menangani penyaluran kredit
mikro dan memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana operasional
untuk mendukung kegiatan penyaluran kredit mikro tersebut.
5. Sistem keamanan belum optimal
Pengamanan hanya di jaga oleh satu orang satpam dan satu orang
tentara atau polisi untuk di cabang induk, sedangkan di unit
pelayanan cabang hanya di jaga oleh satu orang satpam.
6. Teknologi Informasi belum dimanfaatkan untuk mendukung
kegiatan operasional
Belum menggunakan teknologi informasi untuk pelayanan secara
online antar cabang dan belum memanfaatkan kartu kredit ataupun
debit dalam hal pembayaran ataupun transaksi kredit gadai.
7. Metode pengawasan belum berbasis resiko teknologi informasi
Tidak memanfaatkan teknologi informasi untuk meminimalisir
ancaman tindakan kejahatan dengan menggunakan pemantuan
CCTV dan alarm yang berbasis teknologi informasi.
4.4.2. Identifikasi Peluang dan Ancaman
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan terhadap lingkungan
eksternal Perum Pegadaian Cabang Kemayoran, maka dapat
diidentifikasikan faktor-faktor yang menjadi peluang dan ancaman
utama bagi Perum Pegadaian Cabang Kemayoran yang dapat
mempengaruhi ketepatan strategi pemasaran yang akan dihasilkan dan
juga dapat mempengaruhi keberhasilan Perum Pegadaian Cabang
64
Kemayoran dalam menjalankan usahanya. Peluang yang dimiliki oleh
Perum Pegadaian Cabang Kemayoran adalah :
1. Pertumbuhan ekonomi nasional, tingkat inflasi dan nilai tukar rupiah
yang stabil
Pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi dan nilai rupiah yang stabil
mengakibatkan banyaknya masyarakat yang membuka usaha dan
meningkatnya daya beli masyarakat terhadap emas.
2. Harga emas yang terus meningkat
Harga emas yang terus meningkat mengakitbatkan standar taksiran
emas meningkat sehingga dapat menaikkan jumlah pinjaman yang
diberikan kepada nasabah.
3. Banyaknya peluang usaha
Banyaknya usaha rumahan dan pedagang di sekitar Kemayoran
menjadikan Perum Pegadaian Cabang Kemayoran sebagai salah satu
lembaga keuangan yang memberikan alternatif dalam memperoleh
maupun penambahan modal kerja.
4. Jumlah penduduk yang terus bertambah
Penduduk yang terus bertambah di wilayah Kemayoran dengan
tingkat kebutuhan dan keinginan yang beragam, menjadikan peluang
untuk menyaring nasabah yang lebih banyak.
5. Perkembangan teknologi
Pekembangan teknologi dengan menggunakan internet memudahkan
Perum Pegadaian Cabang Kemayoran untuk melakukan promosi
produk-produk yang dimiliki ataupun penawaran penambahan uang
pinjaman pada saat harga emas sedang meningkat dan
pemberitahuan tanggal jatuh tempo melalui SMS Blast.
Selain terdapat peluang, Perum Pegadaian Cabang Kemayoran
memiliki ancaman dari luar perusahaan yang dapat menghambat
perkembangan usaha Perum Pegadaian Cabang Kemayoran. Ancaman
yang dihadapi oleh Perum Pegadaian Cabang Kemayoran adalah :
1. Munculnya pesaing baru dalam bisnis produk gadai
65
Rancangan Undang-undang bisnis gadai yang ditetapkan pemerintah
membuat maraknya badan usaha Negara maupun swasta membuka
produk gadai.
2. Keberadaan toko emas yang membuka praktek gadai
Banyaknya toko emas yang menawarkan gadai emas kepada
masyarakat yang membeli emas dari toko emas pada saat pembelian.
3. Menjamurnya produk Kredit Tanpa Agunan
Kredit Tanpa Agunan menjadi alternatif nasabah untuk menebus
barang yang di gadaikan pada Perum Pegadaian, mengakibatkan
berkurangnya omset penyaluran kredit nasabah.
4. Bank-bank umum, BPR dan koperasi membuka produk untuk
UMKM
Banyaknya lembaga bank dan non bank yang menawarkan kredit
untuk UMKM dengan berbagai kemudahan persyaratan, menjadikan
ancaman yang dapat menghambat dalam penyaluran kredit untuk
UMKM yang dimiliki oleh Perum Pegadaian Cabang Kemayoran.
5. Potensi nasabah untuk memilih produk substitusi akibat
bertambahnya pengetahuan nasabah
Banyaknya lembaga perbankan yang menawarkan produk gadai
ataupun UMKM serta bertambahnya pengetahuan nasabah akan
produk-produk yang ditawarkan oleh lembaga pesaing dengan
berbagai kemudahan, kekurangan dan kelebihan dari produk
tersebut, dijadikan sebagai produk substitusi dari produk-produk
yang ditawakan oleh Perum Pegadaian Cabang Kemayoran.
4.5. Perumusan Strategi Perum Pegadaian Cabang Kemayoran
4.5.1. Tahap Input (Tahap Masukan)
A. Analisis Matriks Internal Factor Evaluation (IFE)
Matriks IFE disusun berdasarkan identifikasi kekuatan dan
kelemahan yang dimiliki perusahaan, dimana key succes factor dari
lingkungan internal yang dirangkum dalam sebuah tabel Internal
Factor Evaluation (IFE). Bobot (weight) dan peringkat (rating) atas
66
faktor-faktor strategis internal diperoleh berdasarkan kuesioner yang
diberikan kepada pimpinan cabang, manager operasional dan lima
orang pengelola Unit Pelayanan Cabang (UPC). Kemudian dari hasil
pembobotan dan peringkat tersebut dilakukan perhitungan untuk
menentukan rata-ratanya. Adapun hasil perhitungan dari matriks IFE
dapat dilihat pada Tabel 14 berikut ini, sedangkan perhitungan
secara lebih detail dapat dilihat pada Lampiran 5.
Tabel 14. Matriks Evaluasi Faktor Internal (IFE)
No Faktor Strategis Internal Bobot Rating Skor Total
Kekuatan : 1. Pelayanan cepat dan aman 0,092 3,857 0,356 2. Suku bunga UMKM yang rendah 0,075 3,143 0,237 3. Mempunyai outlet yang tersebar 0,089 3,857 0,344 4. Sumber Daya Manusia yang berkualitas 0,089 3,857 0,343 Kelemahan :
1. Kualitas pelayanan yang cepat sesuai keinginan nasabah
0,096 1,429 0,137
2. Suku bunga untuk produk gadai lebih tinggi 0,095 1,286 0,122 3. Data nasabah yang dimiliki belum dapat digunakan
secara optimal 0,086 1,714 0,148
4. Sarana dan prasarana kurang mendukung operasional 0,098 1,857 0,182 5. Sistem keamanan belum optimal 0,098 1,429 0,141 6. TI belum dimanfaatkan untuk mendukung kegiatan
operasional 0,094 1,714 0,161
7. Metode pengawasan belum berbasis resiko dan TI 0,087 1,857 0,162 Total 1,000 2,331
Berdasarkan hasil analisis dari tabel 14, dapat dilihat bahwa
Perum Pegadaian Cabang Kemayoran memiliki kekuatan utama
yaitu pelayanan yang cepat dengan prosedur cepat dan aman dengan
skor (nilai) 0,356. Kekuatan utama ini harus tetap di pertahankan dan
lebih ditingkatkan lagi demi mencapai kepuasan nasabah serta
mempertahankan nasabah agar tetap loyal terhadap perusahaan.
Adapun faktor yang menjadi kelemahan utama pada Perum
Pegadaian Cabang Kemayoran adalah suku bunga untuk produk
gadai lebih tinggi dengan skor 0,122. Kelemahan utama ini harus
dijadikan pertimbangan merubah kembali kebijakan mengenai suku
bunga gadai yang diberikan kepada nasabah demi keberlangsungan
usaha perusahaan.
67
Nilai (skor) total dari faktor-faktor internal Perum Pegadaian
Cabang Kemayoran adalah sebesar 2,331. Nilai tersebut memiliki
arti bahwa posisi Perum Pegadaian Cabang Kemayoran secara
internal adalah lemah. Perusahaan belum mampu memanfaatkan
kekuatanya dan mengatasi kelemahan yang dimiliki dengan baik.
Dengan posisi tersebut Perum Pegadaian Cabang Kemayoran terus
meningkatkan kinerjanya untuk mengatasi kelemahan-kelemahan
utama yang menjadi kendala dalam meningkatkan usahanya.
B. Analisis Matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE)
Matriks EFE disusun berdasarkan identifikasi peluang dan
ancaman yang dihadapi perusahaan, dimana setelah key succes factor
berupa peluang dan ancaman tersebut diperoleh maka dirangkum
dalam sebuah matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE).
Kemudian terhadap masing-masing faktor tersebut dilakukan
pembobotan dan pemberian peringkat (rating) melalui kuesioner
yang juga diberikan kepada pimpinan cabang, manajer operasional
dan lima orang para pengelola Unit Pelayanan Cabang (UPC). Dari
hasil pembobotan dan peringkat (rating) tersebut selanjutnya
dilakukan perhitungan untuk menentukan nilai rata-ratanya. Hasil
perhitungan dari matriks EFE dapat dilihat pada Tabel 15, sedangkan
perhitungan yang lebih detail dapat dilihat pada Lampiran 5.
Tabel 15. Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (EFE) No Faktor Strategis Eksternal Bobot Rating Skor Total Peluang : 1. Pertumbuhan ekonomi nasional, tingkat inflasi
dan nilai tukar rupiah yang stabil 0,107 3,143 0,336
2. Harga emas yang terus meningkat 0,107 2,571 0,276 3. Banyaknya peluang usaha 0,097 2,571 0,249 4. Jumlah penduduk yang terus bertambah 0,095 1,857 0,177 5. Perkembangan Teknologi 0,090 2,714 0,243 Ancaman : 1. Munculnya pesaing baru dalam bisnis produk
gadai 0,114 3,286 0,375
2. Keberadaan toko emas yang membuka praktek gadai
0,096 2,714 0,260
3. Menjamurnya produk Kredit Tanpa Agunan 0,098 2,286 0,224 4. Bank-bank umum, BPR dan koperasi membuka
produk untuk UMKM 0,098 1,857 0,181
68
5. Potensi nasabah untuk memilih produk substitusi akibat bertambahnya pengetahuan nasabah
0,098 2,286 0,225
Total 1,000 2,547
Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 15, dapat dilihat
bahwa peluang yang cukup besar pada Perum Pegadaian Cabang
Kemayoran adalah pertumbuhan ekonomi nasional, tingkat inflasi
dan nilai rupiah yang stabil dengan skor sebesar 0,336. Hal ini bisa
dijadikan peluang bagi Perum Pegadaian Cabang Kemayoran untuk
mengembangkan produk usaha lain dalam bentuk penyaluran kredit
untuk UMKM. Adapun yang menjadi ancaman utama bagi Perum
Pegadaian Cabang Kemayoran adalah munculnya pesaing baru
dalam bisnis produk gadai dengan skor 0,375. Ancaman utama ini
harus bisa di atasi dengan memberikan pelayanan yang lebih baik
dari pesaing agar dapat mempertahankan nasabahnya.
Skor (nilai) total atas faktor-faktor strategis eksternal adalah
sebesar 2,547. Nilai tersebut menunjukkan bahwa Perum Pegadaian
Cabang Kemayoran berada dalam posisi kuat dalam usahanya
menjalankan strategi yang memanfaatkan peluang eksternal dan
menghindari ancaman eksternal.
4.5.2 Tahap Pencocokan
Tahap pencocokan, pada tahap ini menggunakan dua alat
analisis yaitu matriks IE dan SWOT matriks. Pemilihan kedua matriks
ini didasarkan pada tujuan penelitian yaitu untuk menganalisis faktor
internal dan eksternal serta mengetahui posisi bersaing Perum
Pegadaian Cabang Kemayoran.
1. Matriks IE
Berdasarkan hasil analisis faktor internal dan eksternal melalui
matriks IFE dan EFE, maka dapat diketahui bahwa nilai total skor atas
faktor-faktor strategis internal Perum Pegadaian Cabang Kemayoran
adalah sebesar 2,331, sedangkan nilai total skor atas faktor-faktor
strategis eksternal Perum Pegadaian Cabang Kemayoran adalah sebesar
69
2,547. Hal ini dapat diartikan bahwa faktor strategis eksternal memiliki
pengaruh yang lebih besar dibandingkan dengan faktor strategis
internal.
TOTAL NILAI IFE YANG DIBERI BOBOT
Kuat Rata-rata Lemah 3,0-4,0 2,0-2,99 1,0-1,99
4,0 3,0 2,0 1,0 Tinggi 3,0-4,0 3,0 Sedang 2,0-2,99 2,0 Rendah
1,0-1,99 1,0
Hold and Maintain
Gambar 7. Matriks IE Perum Pegadaian Cabang Kemayoran
Berdasarkan Matriks IE pada Gambar 7, dapat dilihat bahwa
Perum Pegadaian Cabang Kemayoran berada pada sel V. Hal ini
menunjukkan bahwa strategi yang paling baik dikendalikan oleh Perum
Pegadaian Cabang Kemayoran adalah strategi Hold and Maintain
(pertahankan dan pelihara). Strategi-strategi yang umumnya digunakan
adalah strategi intensif seperti market penetration dan product
development. Strategi penetrasi pasar berkaitan erat dengan usaha
pemasaran yang gencar, yang dapat dicapai dengan cara menambah
usaha promosi, iklan dan publisitas. Sedangkan pengembangan produk
berhubungan dengan perbaikan dan modifikasi produk atau jasa.
2. SWOT Matriks
I
II
III
IV
VI
VII
VIII
IX
TO
TA
L N
ILA
I E
FE
YA
NG
DIB
OB
OT
V
70
Berdasarkan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang
diperoleh melalui penelitian pada lingkungan internal dan eksternal
diperoleh formulasi strategi yang dapat diambil. Matriks SWOT
menggunakan faktor strategis (eksternal maupun internal) sebagaimana
yang telah dilakukan pada tahap sebelumnya dalam matriks IFE dan
EFE. Kekuatan dan kelemahan yang terdapat dalam matriks IFE, serta
peluang dan ancaman yang terdapat dalam matriks EFE dipindahkan
dalam sel yang sesuai matriks SWOT. Berdasarkan pendekatan
tersebut, kita dapat membuat kemungkinan alternatif strategi.
Perumusan strategi menggunakan analisis SWOT dapat dilihat pada
Lampiran 8. Alterntif strategi yang diperoleh adalah :
a. Strategi S-O (Strenght-Opportunity)
Strategi S-O adalah strategi yang menggunakan kekuatan
perusahaan untuk memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang
digunakan adalah :
1. Memberikan suku bunga UMKM yang rendah sesuai dengan
pertumbuhan ekonomi dan tingkat inflasi yang stabil.
Suku bunga yang lebih rendah bagi pengembangan usaha
UMKM dapat menjadi daya tarik bagi nasabah untuk
mengajukan kredit KREASI dan KRASIDA.
2. Memanfaatkan suku bunga UMKM yang rendah untuk
mendorong masyarakat untuk membuka peluang usaha.
Pemberian kredit kepada nasabah yang membutuhkan
penambahan modal usaha untuk mengembangkan bisnisnya
dengan bunga yang kecil yaitu sebesar 1%/bulan dengan
sistem angsuran melalui produk gadai KREASI dan
KRASIDA.
3. Membuka outlet yang tersebar dengan memanfaatkan
perkembangan jumlah penduduk yang terus bertambah.
Menambah jumlah Unit Pelayanan Cabang (UPC) di titik
keramaian dan pemukiman penduduk mengingat wilayah
Kemayoran berada pada kawasan padat penduduk.
71
4. Memberikan pelayanan yang cepat dan aman dengan
mengikuti perkembangan teknologi.
Dengan teknologi yang canggih dan modern dalam hal
penaksiran untuk meminimalisir masuknya emas palsu dan
mempercepat proses penaksiran dengan alat-alat yang berbasis
teknologi yang canggih dan modern.
5. Memanfaatkan SDM yang berkualitas untuk melakukan
promosi pada saat harga emas terus meningkat.
Para petugas pelayanan di tuntut untuk aktif memberikan
penawaran kepada nasabah untuk menambah pinjamannya
pada saat terjadinya kenaikan dan mempromosikan produk
MULIA, karena dengan menabung emas bisa dijadikan nilai
investasi yang menguntungkan.
b. Strategi S-T (Strenght-Threath)
Strategi S-T adalah strategi dimana perusahaan dapat
menggunakan kekuatan untuk menghindari ancaman. Strategi yang
dapat diterapkan di perusahaan adalah :
1. Memberikan pelayanan yang cepat dan aman sebagai upaya
mencegah nasabah berpindah kepada lembaga pesaing yang
membuka produk gadai.
Kualitas pelayanan sangat penting untuk terus ditingkatkan,
sehingga nasabah baru ataupun lama akan merasa nyaman dan
terpuaskan. Peningkatan kualitas pelayan yang perlu
ditingkatkan adalah dengan memberikan pelayanan mudah,
cepat, dan aman dan memberikan penaksiran yang cepat,
tepat dan akurat. Upaya ini akan menumbuhkan loyalitas
nasabah kepada Perum Pegadaian Cabang Kemayoran,
sehingga nasabah tidak dengan mudah berfikir untuk
berpindah kepada lembaga pesaing.
72
2. Membuka outlet yang tersebar agar nasabah tidak berpindah ke
pesaing baru dan toko emas yang membuka produk gadai.
Memperluas pembukaan Unit Pelayanan Cabang dengan
tersebar untuk mencegah sistem take over nasabah kepada
lembaga pesaing.
3. Memanfaatkan suku bunga UMKM yang rendah mengingat
ancaman dari persaingan dari pendatang baru maupun produk
substitusi.
Suku bunga UMKM rendah yang ditawarkan Perum Pegadaian
Cabang Kemayoran cukup bagus, setidaknya mampu bersaing
dengan lembaga keuangan lain yang menawarkan kredit untuk
UMKM maupun produk substitusi. Dengan menjual produk
tersebut diharapkan Pegadaian dapat mengembangkan usaha
dan dapat mencapai visi misinya, yaitu untuk menjadi
champion dalam pembiayaan mikro.
4. Memanfaatkan SDM yang berkualitas untuk dapat
memberikan service excellent bagi nasabah.
Melatih SDM yang dimiliki dengan berbagai pengetahuan dan
keterampilan dalam memberikan service excellent kepada
nasabah, sehingga kualitas pelayanan semakin baik dan
memberikan kenyamanan bagi nasabah.
c. Strategi W-O (Weakness-Opportunity)
Startegi W-O adalah strategi dimana perusahaan dapat mengatasi
kelemahan dengan memanfaatkan peluang. Strategi yang dihasilkan
adalah :
1. Memanfaatkan jumlah penduduk yang terus bertambah dengan
keinginan yang beragam untuk meningkatkan kualitas
pelayanan sesuai yang diinginkan nasabah.
Jumlah penduduk yang semakin bertambah mengakibatkan
semakin banyaknya tingkat kebutuhan masyarakat, usaha
untuk meningktakan kualitas pelayanan sangat diperlukan,
73
karena saat ini keinginan nasabah semakin beragam, upaya ini
dilakukan dengan menambah produk-produk yang sesuai
dengan kebutuhan dan keinginan nasabah, disertai dengan
kecepatan pelayanan pada proses transaksi gadai.
2. Memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana operasional dalam
pengembangan produk dengan memanfaatkan banyaknya
peluang usaha.
Dengan menambah SDM yang khusus menangani penyaluran
kredit mikro dan memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana
operasional untuk mendukung kegiatan penyaluran kredit
mikro tersebut, mengingat besarnya peluang untuk
menyalurkan kepada nasabah yang akan mengembangkan
usahanya.
3. Mengupdate secara continue data nasabah dengan mengikuti
perkembangan teknologi.
Memperbaiki dan memperbaharui data nasabah yang sudah
lama maupun baru, sehingga proses untuk menuju Pegadaian
online dapat segera terealisasikan.
4. Meningkatkan sistem keamanan dan pengawasan dengan
menggunakan teknologi informasi.
Mengingat rawannya kejahatan yang semakin marak terjadi di
lingkungan Perum Pegadaian, maka diperlukan adanya
perbaikan pengawasan sistem keamanan dengan menerapkan
pengawasan CCTV secara online sehingga dapat selalu di
pantau oleh pihak yang berwenang.
d. Strategi W-T (Weakness-Threath)
Strategi W-T adalah strategi dimana perusahaan dapat
meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman. Strategi yang
dapat digunakan adalah :
1. Meningkatkan kualitas pelayanan dan melakukan kegiatan
promosi yang intensif dan agresif untuk menghadapi
persaingan dalam bisnis gadai.
74
Mengingat kegiatan promosi yang telah dilakukan Perum
Pegadaian Cabang Kemayoran masih belum optimal, maka
perusahaan harus lebih gencar lagi dalam melakukan kegiatan
promosinya baik melalui iklan maupun publisitas ataupun
memberikan reward atau hadiah kepada nasabah yang menjadi
pelanggan Perum Pegadaian Cabang Kemayoran sejak lama,
serta meningkatkan kualitas pelayanan yang dapat memberikan
kenyamanan bagi nasabah sehingga reward dan pelayanan
yang memuaskan tersebut akan meningkatkan loyalitas
nasabah kepada perusahaan.
2. Menambah fasilitas (pembayaran secara online/autodebet),
membuat inovasi produk agar tercipta loyalitas nasabah.
Memberikan pelayanan pembayaran secara online, sehingga
nasabah dapat melakukan transaksi di seluruh cabang
Pegadaian dan melakukan kerjasama dengan pihak bank agar
dapat melakukan transaksi melalui auto debet, sehingga dapat
menciptakan kenyamanan nasabah dalam bertransaksi, serta
menambah fitur produk yang lebih menarik untuk ditawarkan
kepada nasabah.
3. Mengoptimalkan data nasabah untuk melakukan sistem jemput
bola agar tidak berpindah kepada lembaga pesaing.
Melakukan promosi dengan sistem refferal, yaitu satu orang
mengajak seorang lainnya. Hal ini telah dilakukan dengan
meminta nomor telepon kenalan, saudara atau teman dari salah
satu nasabah yang telah dimiliki dan kemudian dihubungi oleh
pihak Pegadaian untuk menjelaskan produk-produk unggulan
yang dimiliki, sehingga dengan cara ini diharapkan dapat
menambah jumlah nasabah baru dan tetap mempertahankan
nasabah yang telah ada sebelumnya.
75
4.5.3. Tahap Keputusan
Pada tahap keputusan adalah tahap untuk menentukan strategi
terbaik yang dapat dijalankan perusahaan berdasarkan kemenarikan
relatif dari pelaksanaan strategi tersebut. Teknik yang dipakai untuk
memilih strategi tersebut adalah Quantitative Strategic Planning
Matriks (QSPM).
Berdasarkan hasil analisis matriks IE dan matriks SWOT
dihasilkan beberapa alterrnatif perusahaan. Strategi yang dihasilkan dari
matriks IE adalah strategi Hold and Maintain, pada strategi tersebut
strategi yang umumnya digunakan adalah strategi intensif yaitu strategi
penetrasi pasar dan pengembangan produk. Alternatif strategi yang
dilakukan adalah sebagai berikut :
Strategi penetrasi pasar adalah meningkatkan kualitas pelayanan
dengan membuka outlet yang tersebar, memberikan pelayanan yang
cepat dan aman serta memberikan service excellent.
Strategi pengembangan produk adalah menerpakan teknologi yang
canggih dan modern dengan melakukan sistem transaksi gadai online
ataupun pembayaran dengan melakukan kerjasama dengan pihak
bank.
Alternatif strategi tersebut dimasukkan ke dalam matriks QSPM karena
lebih mengacu pada strategi perusahaan berupa kebijakan yang akan
diambil perusahaan.
Berdasarkan hasil perhitungan alternatif strategi dengan
menggunakan matriks QSPM, alternatif strategi yang paling baik bagi
perusahaan adalah strategi penetrasi pasar yaitu meningkatkan kualitas
pelayanan (strategi I) dengan upaya membuka outlet yang tersebar,
memberikan pelayanan yang cepat dan aman serta memberikan service
excellent dengan TAS sebesar 5,844. Strategi terakhir adalah
menerpakan teknologi yang canggih dan modern Hasil perhitungan
QSPM dapat dilihat pada Lampiran 8.
76
Berdasarkan “Tiga Strategi Pertumbuhan Intensif Ansoff” pada
Gambar 8, strategi yang tepat bagi Perum Pegadaian Cabang
Kemayoran adalah strategi penetrasi pasar. Strategi ini berusaha untuk
dapat meraih produk yang ada dalam pasar yang ada.
Produk
yang ada
Produk
baru
Pasar
yang ada
1. Strategi
penetrasi pasar
3.Strategi pengembangan
produk
Pasar
baru
2.Strategi pengembangan
pasar
(Strategi diversifikasi)
Gambar 8. Tiga Strategi Pertumbuhan Intensif Ansoff
Berdasarkan matriks SWOT, alternatif strategi yang termasuk
dalam strategi penetrasi pasar yaitu meningkatkan kualitas pelayanan
dapat dilihat pada Tabel 16.
Tabel 16. Strategi Penetrasi Pasar dengan Meningkatkan Kualitas Pelayanan pada matriks SWOT
Strategi Alternatif-alternatif Strategi Strategi S-O 1. Memberikan suku bunga UMKM yang rendah sesuai
dengan pertumbuhan ekonomi dan tingkat inflasi yang stabil.
2. Memanfaatkan SDM yang berkualitas untuk melakukan promosi pada saat harga emas terus meningkat.
Strategi S-T 1. Memberikan pelayanan yang cepat dan aman dalam upaya mencegah nasabah berpindah kepada lembaga pesaing yang membuka produk gadai.
2. Membuka outlet yang tersebar agar nasabah tidak berpindah ke pesaing baru dan toko emas yang membuka produk gadai.
3. Memanfaatkan SDM yang berkualitas untuk dapat memberikan service excellent bagi nasabah.
Strategi W-T 1. Meningkatkan kualitas pelayanan dan melakukan kegiatan promosi yang intensif dan agresif untuk menghadapi persaingan dalam bisnis gadai.
2. Mengoptimalkan data nasabah untuk melakukan sistem jemput bola agar tidak berpindah kepada lembaga pesaing.
4.5.4. Implikasi Manajerial
Berdasarkan pembahasan pada tahap masukan, tahap
pencocokan dan tahap keputusan dapat diperoleh beberapa informasi
berguna bagi Perum Pegadaian Cabang Kemayoran. Pada matriks IFE
diketahui bahwa total nilai faktor strategis internal adalah 2,331 dan
pada matriks EFE diketahui bahwa total nilai dari faktor strategis
77
eksternal adalah 2,547. Hal ini dapat diartikan bahwa faktor strategis
eksternal memiliki pengaruh lebih besar dibandingkan dengan faktor
strategis internal. Perumusan strategi ini dilakukan dengan melakukan
analisis pada matriks IE yang memposisikan perusahaan pada sel V.
Strategi yang ada pada sel tersebut adalah strategi pertahankan dan
pelihara yaitu strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk. Pada
matriks SWOT alternatif strategi yang diperoleh adalah :
a. Strategi S-O (Strenght-Opportunity)
Strategi S-O adalah strategi yang menggunakan kekuatan
perusahaan untuk memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang
digunakan adalah :
1. Memberikan suku bunga UMKM yang rendah sesuai dengan
pertumbuhan ekonomi dan tingkat inflasi yang stabil. Suku
bunga yang lebih rendah bagi pengembangan usaha UMKM
dapat menjadi daya tarik bagi nasabah untuk mengajukan kredit.
2. Memanfaatkan suku bunga UMKM yang rendah untuk
mendorong masyarakat untuk membuka peluang usaha.
Pemberian kredit kepada nasabah yang membutuhkan
penambahan modal usaha untuk mengembangkan bisnisnya
dengan bunga yang kecil yaitu sebesar 1%/bulan.
3. Membuka outlet yang tersebar dengan memanfaatkan
perkembangan jumlah penduduk yang terus bertambah.
Menambah jumlah Unit Pelayanan Cabang (UPC) di titik
keramaian dan pemukiman penduduk.
4. Memberikan pelayanan yang cepat dan aman dengan mengikuti
perkembangan teknologi. Mengaktifkan transaksi online antar
cabang.
5. Memanfaatkan SDM yang berkualitas untuk melakukan promosi
pada saat harga emas terus meningkat. Para petugas pelayanan
aktif memberikan penawaran kepada nasabah untuk menambah
pinjamannya pada saat terjadinya kenaikan dan mempromosikan
produk MULIA.
78
b. Strategi S-T (Strenght-Threath)
Strategi S-T adalah strategi dimana perusahaan dapat
menggunakan kekuatan untuk menghindari ancaman. Strategi yang
dapat diterapkan di perusahaan adalah :
1. Memberikan pelayanan yang cepat dan aman dalam upaya
mencegah nasabah berpindah kepada lembaga pesaing yang
membuka produk gadai. Peningkatan kualitas pelayan yang
perlu ditingkatkan adalah dengan memberikan pelayanan
mudah, cepat, dan aman serta senantiasa memberikan
keramahan dalam pelayanan, serta selalu mengakrabkan diri
dengan nasabah.
2. Membuka outlet yang tersebar agar nasabah tidak berpindah ke
pesaing baru dan toko emas yang membuka produk gadai.
Memperluas pembukaan Unit Pelayanan Cabang dengan
tersebar untuk mencegah sistem take over nasabah kepada
lembaga pesaing.
3. Memanfaatkan suku bunga UMKM yang rendah mengingat
ancaman dari persaingan dari pendatang baru maupun produk
substitusi.
4. Memanfaatkan SDM yang berkualitas untuk dapat memberikan
service excellent bagi nasabah. Melatih SDM yang dimiliki
dengan berbagai pengetahuan dan keterampilan dalam
memberikan service excellent kepada nasabah.
c. Strategi W-O (Weakness-Opportunity)
Startegi W-O adalah strategi dimana perusahaan dapat mengatasi
kelemahan dengan memanfaatkan peluang. Strategi yang dihasilkan
adalah :
1. Memanfaatkan jumlah penduduk yang terus bertambah dengan
keinginan yang beragam untuk meningkatkan kualitas pelayanan
sesuai yang diinginkan nasabah.
79
2. Memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana operasional dalam
pengembangan produk dengan memanfaatkan banyaknya
peluang usaha.
3. Mengupdate secara continue data nasabah dengan mengikuti
perkembangan teknologi. Memperbaiki dan memperbaharui
data nasabah yang sudah lama maupun baru, sehingga proses
untuk menuju Pegadaian online dapat segera terealisasikan.
4. Meningkatkan sistem keamanan dan pengawasan dengan
menggunakan teknologi informasi. Menerapkan pengawasan
sistem keamanan dengan menerapkan pengawasan CCTV secara
online sehingga dapat selalu di pantau oleh pihak yang
berwenang.
d. Strategi W-T (Weakness-Threath)
Strategi W-T adalah strategi dimana perusahaan dapat
meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman. Strategi yang
dapat digunakan adalah :
1. Meningkatkan kualitas pelayanan dan melakukan kegiatan
promosi yang intensif dan agresif untuk menghadapi persaingan
dalam bisnis gadai.
2. Menambah fasilitas (pembayaran secara online/autodebet),
membuat inovasi produk agar tercipta loyalitas nasabah.
Memberikan pelayanan pembayaran secara online dan
Pegadaian dan melakukan kerjasama dengan pihak bank agar
dapat melakukan transaksi melalui auto debet.
3. Mengoptimalkan data nasabah untuk melakukan sistem jemput
bola agar tidak berpindah kepada lembaga pesaing. Melakukan
promosi dengan sistem refferal, yaitu satu orang mengajak
seorang lainnya.
Berdasarkan hasil perhitungan alternatif strategi yang paling
baik menurut QSPM adalah strategi penetrasi pasar dengan
meningkatkan kualitas pelayanan. Alternatif strategi penetrasi pasar
80
dengan meningkatkan kualitas pelayanan pada matiks SWOT yang
dapat dilakukan oleh Perum Pegadaian Cabang Kemayoran adalah :
a. Memanfaatkan SDM yang berkualitas untuk melakukan
promosi pada saat harga emas terus meningkat.
b. Memanfaatkan SDM yang berkualitas untuk melakukan
promosi pada saat harga emas terus meningkat.
c. Memberikan pelayanan yang cepat dan aman dalam upaya
mencegah nasabah berpindah kepada lembaga pesaing yang
membuka produk gadai.
d. Membuka outlet yang tersebar agar nasabah tidak berpindah ke
pesaing baru dan toko emas yang membuka produk gadai.
e. Memanfaatkan SDM yang berkualitas untuk dapat memberikan
service excellent bagi nasabah.
f. Meningkatkan kualitas pelayanan dan melakukan kegiatan
promosi yang intensif dan agresif untuk menghadapi persaingan
dalam bisnis gadai.
g. Mengoptimalkan data nasabah untuk melakukan sistem jemput
bola agar tidak berpindah kepada lembaga pesaing
81
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
1. Hasil analisis lingkungan internal yang menjadi kekuatan Perum
Pegadaian Cabang Kemayoran adalah pelayanan yang cepat dan aman,
suku bunga UMKM yang rendah, outlet yang tersebar, SDM yang
berkualitas. Sedangkan yang menjadi kelemahan Perum Pegadaian Cabang
Kemayoran adalah kualitas pelayanan, suku bunga gadai lebih tinggi, data
naasabah belum digunakan secara optimal, sarana dan prasarana kurang
mendukung operasional, sistem keamanan belum optimal, TI belum
dimanfaatkan untuk mendukung kegiatan operasional, metode pengawasan
belum berbasis resiko dan TI.
2. Hasil analisis lingkungan eksternal yang menjadi peluang Perum
Pegadaian Cabang Kemayoran adalah pertumbuhan ekonomi nasional,
tingkat inflasi dan nilai tukar rupiah yang stabil, harga emas yang terus
meningkat, banyaknya peluang usaha rumahan di sekitar Kemayoran,
jumlah penduduk yang terus bertambah, perkembangan teknologi.
Sedangkan yang menjadi ancaman Perum Pegadaian Cabang Kemayoran
adalah munculnya pesaing baru dalam bisnis gadai, keberadaan toko emas
yang membuka produk gadai, menjamunya produk KTA, bank-bank
umum, BPR dan koperasi membuka produk UMKM, potensi nasabah
untuk memilih produk substitusi akibat bertambahnya pengetahuan
nasabah.
3. Pada tahap masukan dengan menggunakan matriks IFE menghasilkan
2,331 dan matriks EFE menghasilkan 2,547. Pada tahap pencocokan
dengan menggunakan matriks IE menempatkan posisi perusahaan berada
pada sel V. Strategi yang paling baik dikelola pada sel tersebut adalah
strategi menjaga dan mempertahankan yaitu strategi penetrasi pasar dan
pengembangan produk. Berdasarkan matriks SWOT diperoleh empat
alternatif strategi yang tepat, yaitu strategi S-O, strategi S-T, strategi W-O
dan strategi W-T. Pada tahap keputusan dengan menggunakan analisis
QSPM diperoleh prioritas strategi persaingan terbaik yang dapat
diterapkan perusahaan dengan nilai TAS tertinggi sebesar 5,844 yaitu
strategi penetrasi pasar dengan meningkatkan kualitas pelayanan yaitu
82
meningkatkan kualitas pelayanan dengan membuka outlet yang tersebar,
memberikan pelayanan yang cepat dan aman serta memberikan service
excellent.
B. Saran
1. Perum Pegadaian Cabang Kemayoran merupakan perusahaan yang
bergerak di bidang jasa, oleh karena itu untuk memberikan kepuasan
kepada nasabahnya, diperlukan upaya meningkatkan adanya peningkatan
kualitas pelayanan, agar nasabah tetap loyal terhadap Perum Pegadaian
Cabang Kemayoran, seperti halnya: penambahan untuk pelayanan kasir,
menerapkan standar pelayanan dengan service excellent, menambah
jumlah outlet Unit Pelayanan Cabang (UPC) dan menjalin hubungan baik
dengan nasabah.
2. Perum Pegadaian Cabang Kemayoran sebaiknya menjalin kerjasama
dengan pihak bank untuk memudahkan nasabah dalam bertransaksi dengan
menggunakan kartu debit yang dimilikinya serta menerapkan sistem online
antar cabang sehingga nasabah dapat melakukan transaksi di cabang
manapun.
3. Sebaiknya Perum Pegadaian Cabang Kemayoran melakukan
pengembangan produk melalui peningkatan kualitas produk dan
melengkapi jumlah maupun fitur produk, agar nasabah semakin tertarik
pada produk yang di tawarkan oleh Perum Pegadaian Cabang Kemayoran.
4. Perum Pegadaian Cabang Kemayoran sebaiknya meningkatkan dan
mengoptimalkan kegiatan promosi yang belum optimal dijalankan.
Padahal promosi merupakan cara paling ampuh untuk menarik nasabah.
Kegiatan promosinya tidak hanya sebatas pada penyebaran brosur saja,
tetapi harus menggunakan media sebagai alat untuk mempromosikan
produk-produk yang dimiliki Perum Pegadaian Cabang Kemayoran.
DAFTAR PUSTAKA
Chandra, P. 2009. Pegadaian dan Rakyat Kecil. PT. Jejaring Lintas Media. Jakarta.
David, F. 2009. Manajemen Strategi : Konsep-konsep (Buku 1, Edisi 12). PT Indeks Kelompok Gramedia, Jakarta.
Handayani, G. 2006. Analisis Strategi Pemasaran Pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Bogor. Skripsi, Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
Harjito, A dan A. Maulana. 2009. Hukum Jaminan. Divisi Diklat Penaksir Perum Pegadaian, Jakarta.
Kasmir. 2000. Manajemen Perbankan. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Kinnear, TL dan Taylor. 1996. Marketing Research, An Applied Approach. Me Graw Hill. USA.
Kotler, P. 2009. Manajemen Pemasaran (Jilid 1, Terjemahan). PT Indeks Kelompok Gramedia, Jakarta
Payne, A. 1993. The Essence of Service Marketing : Pemasaran Jasa. ANDI Yogyakarta, Yogyakarta.
Rismon, B. 2010. Arsitektur Strategik Perum Pegadaian. Tesis. Departemen Manajemen dan Bisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
Rangkuti, F. 2005. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis: Reorientasi Konsep Perencanaan Strategis untuk Menghadapi Abad 21. Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Tjiptono, F. 1997. Strategi Pemasaran. ANDI Yogyakarta, Yogyakarta.
Umar, H. 2008. Strategic Management in Action. PT Gramedia Pustaka Utama
Jakarta.
www.bi.go.id
www.pegadaian.co.id
84
85
Lampiran 1. Struktur Organisasi Perum Pegadaian Cabang Kemayoran
Pemimpin Cabang
Manager Usaha Lain
Pengelola UPC
Collector
Pemasar
Analis Kredit
Penyimpan/Pe-megang Gudang
Penaksir
Pendukung Adm & Pembayaran
86
Lampiran 2. Daftar pertanyaan wawancara kepada Perum Pegadaian Cabang
Kemayoran
Pertanyaan tentang Gambaran Umum Perusahaan
1. Bagaimana sejarah berdirinya Perum Pegadaian ?
2. Apa visi dan misi Perum Pegadaian ?
3. Apa yang menjadi tujuan jangka panjang dari Perum Pegadaian
Cabang Kemayoran ?
4. Apa bidang usaha pokok Perum Pegadaian Cabang Kemayoran dan
bagaimana kegiatannya ?
5. Bagaimana struktur organisasi Perum Pegadaian Cabang Kemayoran ?
6. Bagaimana pembagian tugas dan wewenang pada setiap jabatan ?
7. Bagaimana prosedur delegasi wewenang antara kantor pusat dengan
kantor cabang ?
Pertanyaan tentang Lingkungan Internal
1. Pemasaran
Pertanyaan tentang STP
1. Pada segmen manakah nasabah yang akan dilayani oleh Perum
Pegadaian Cabang Kemayoran ?
2. Apakah perusahaan telah menetapkan pasar sasaran untuk
produk-produk yang ada di Perum Pegadaian Cabang
Kemayoran ?
3. Bagaimana positioning Perusahaan saat ini ?
Pertanyaan tentang Bauran Pemasaran (Marketing Mix)
- Pertanyaan tentang bauran produk
1. Produk apa saja yang ditawarkan oleh Perum Pegadaian
Cabang Kemayoran dan fasilitas apa saja yang ditawarkan
dari masing-masing produk ?
2. Apa produk unggulan dari Perum Pegadaian Cabang
Kemayoran ?
- Pertanyaan tentang bauran harga
1. Berapa tingkat suku bunga untuk masing-masing produk
pegadaian ?
87
Lanjutan Lampiran 2
2. Siapa yang menentukan suku bunga tersebut ?
3. Apakah cabang diberikan kewenangan untuk menaikkan atau
menurunkan tingkat suku bunga, dalam rangka melakukan
negosiasi yang lebih luas dengan nasabah/calon nasabah pada
unit operasional ?
2. Pertanyaan tentang bauran lokasi/distribusi
1. Apa alasan memilih lokasi kantor cabang dan Unit Pelayanan
Cabang (UPC) di daerah tersebut ?
2. Bagaimana cara melakukan transaksi pada Perum Pegadaian
Cabang Kemayoran ?
3. Pertanyaan tentang bauran promosi
1. Apa saja promosi yang sudah dilakukan oleh Perum
Pegadaian selama ini ?
2. Bentuk promosi apa yang menjadi andalan bagi Perum
Pegadaian Cabang Kemayoran ?
2. Pertanyaan tentang Keuangan
1. Bagaimana memperoleh modal usaha ?
2. Bagaimana perkembangan dan kondisi keuangan perusahaan ?
3. Pertanyaan tentang Produksi/operasi
1. Bagaimana proses operasional sehari-harinya ?
2. Bagaimana prosedur penerimaan dan identifikasi nasabah ?
3. Bagaimana prosedur penerimaan dan persetujuan permohonan
kredit ?
4. Bagaimana prosedur penanganan kredit yang bermasalah ?
4. Pertanyaan tenyang Sumber Daya Manusia
1. Berapa jumlah karyawan dari Perum Pegadaian Cabang
Kemayoran saat ini ?
2. Apa rata-rata latar belakang pendidikan dari seluruh karyawan ?
3. Pelatihan dan pengembangan karir seperti apa yang sudah
dilakukan untuk memperbaiki kualitas SDM di Perum Pegadaian
Cabang Kemayoran ?
88
Lanjutan Lampiran 2.
5. Pertanyaan tentang Sistem Informasi Manajemen
1. Apakah Perum Pegadaian Cabang Kemayoran menggunakan SIM
?
2. Bagaimana penggunaan sistem informasi tersebut ?
Pertanyaan Tentang Lingkungan Eksternal
- Apa saja faktor lingkungan mikro yang mempengaruhi Perum
Pegadaian Cabang Kemayoran ?
- Selama ini siapa yang menjadi pemasok dari Perum Pegadaian Cabang
Kemayoran ?
- Siapakah perusahaan yang menyediakan Surat Bukti Kredit (SBK)
bagi Perum Pegadaian Cabang Kemayoran ?
- Siapa pesaing utama Perum Pegadaian Cabang Kemayoran ?
- Siapa yang menjadi perantara pemasaran dari Perum Pegadaian
Cabang Kemayoran ?
89
Lampiran 3. Kuesioner Penelitian
KUESIONER PENELITIAN PENENTUAN BOBOT DAN RATING
TERHADAP FAKTOR STRATEGIS INTERNAL DAN EKSTERNAL
PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN PERUM PEGADAIAN CABANG KEMAYORAN
IDENTITAS RESPONDEN
Nama : ............................................
Jabatan: ............................................
Saya sangat berharap agar bapak/Ibu dapat mengisi kuesioner ini secara obyektif
dan benar, karena kuesioner ini merupakan alat bantu penelitian untuk
memperoleh data yang sahih dan akurat.
Peneliti :
Inne Muliawaty
H24086021
PROGRAM STUDI ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2012
90
Lanjutan Lampiran 3.
A. PENENTUAN BOBOT FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL
Tujuan :
Mendapatkan penilaian dari para responden mengenai faktor-faktor strategis
internal dan eksternal dengan cara pemberian bobot terhadap seberapa besar
faktor strategis tersebut mempengaruhi atau menentukan keberhasilan perusahaan.
Petunjuk Umum :
1. Pengisian kuesioner dilakukan secara tertulis oleh para responden
2. Jawaban merupakan pendapat pribadi dari masing-masing responden
3. Dalam pengisian kuesioner, responden diharapkan untuk melakukannya
secara sekaligus (tidak menunda), agar terhindar dari inkonsistensi
jawaban
4. Resonden berhak untuk menambahkan atau mengurangi hal-hal yang
sudah tercantum dalam kuesioner ini, dengan alasan yang jelas dan akurat
5. Responden dapat memiliki pandangan yang berbeda mengenai suatu faktor
dalam kuesioner ini, baik dengan responden lainnya ataupun dengan
peneliti. Hal ini dibenarkan jika dilengkapi dengan alasan yang kuat.
Petunjuk Khusus :
1. Nilai diberikan pada perbandingan berpasangan antara dua faktor (variabel
horizontal-variabel vertikal) berdasarkan kepentingan atau pengaruhnya
terhadap perusahaan. Untuk menentukan bobot setiap faktor digunakan
skala 1, 2 dan 3 dengan ketentuan sebagai berikut :
Nilai 1 : Jika indikator horizontal kurang penting daripada indikator
vertikal
Nilai 2 : Jika indikator horizontal sama penting daripada indikator
vertikal
Nilai 3 : Jika indikator horizontal lebih penting daripada indikator vertikal
2. Penentuan bobot merupakan pandangan masing-masing responden
terhadap faktor-faktor strategis internal dan eksternal.
91
Lanjutan Lampiran 3. Penentuan bobot faktor strategis internal Perum Pegadaian Cabang Kemayoran
Faktor – faktor Strategis Internal A B C D E F G H I J KPelayanan cepat dan aman (A)
Suku bunga KUMK yang rendah (B)
Mempunyai outlet yang tersebar (C)
Sumber Daya Manusia yang berkualitas (D)
Kualitas pelayanan yang sesuai keinginan nasabah (E)
Suku bunga untuk produk gadai lebih (F)
Data nasabah yang dimiliki belum dapat digunakan secara optimal (G)
Sarana dan prasarana kurang mendukung operasional (H)
Sistem keamanan belum optimal (I)
TI belum dimanfaatkan untuk mendukung kegiatan operasional (J)
Metode pengawasan belum berbasis resiko dan TI (K)
92
Lanjutan Lampiran 3. Penentuan bobot faktor strategis eksternal Perum Pegadaian Cabang Kemayoran
Faktor – faktor Strategis Eksternal A B C D E F G H I JPertumbuhan ekonomi nasional, tingkat inflasi dan nilai tukar rupiah yang stabil (A)
Harga emas yang terus meningkat (B)
Banyaknya peluang usaha bisnis (C)
Jumlah penduduk yang terus bertambah (D)
Perkembangan Teknologi (E)
Munculnya pesaing baru dalam bisnis produk gadai (F)
Keberadaan toko emas yang membuka praktek gadai (G)
Menjamurnya produk Kredit Tanpa Agunan (H)
Bank-bank umum, BPR dan koperasi membuka produk untuk KUMK
Potensi nasabah untuk memilih produk substitusi akibat bertambahnya pengetahuan nasabah
93
Lanjutan Lampiran 3.
B. PENENTUAN RATING FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL
Tujuan :
Mendapatkan penilaian dari para responden mengenai kemampuan perusahaan
dalam menghadapi pengaruh faktor-faktor strategis internal dan eksternal yang
dapat mempengaruhi keberhasilan pengembangan perusahaan.
Petunjuk Umum :
1. Pengisian kuesioner dilakukan secara tertulis oleh para responden
2. Jawaban merupakan pendapat pribadi dari masing-masing responden
3. Dalam pengisian kuesioner, responden diharapkan untuk melakukannya
secara sekaligus (tidak menunda), agar terhindar dari inkonsistensi
jawaban
4. Resonden berhak untuk menambahkan atau mengurangi hal-hal yang
sudah tercantum dalam kuesioner ini, dengan alasan yang jelas dan akurat
5. Responden dapat memiliki pandangan yang berbeda mengenai suatu faktor
dalam kuesioner ini, baik dengan responden lainnya ataupun dengan
peneliti. Hal ini dibenarkan jika dilengkapi dengan alasan yang kuat.
Petunjuk Khusus :
I. Pemberian Rating terhadap Kekuatan
Petunjuk Pengisian :
Pemberian rating pada faktor kekuatan digunakan skala 3 dan 4, dengan
keterangan skala sebagai berikut :
Nilai 3= Jika faktor tersebut merupakan kekuatan kecil
Nilai 4= Jika faktor tersebut merupakan kekuatan utama
II. Pemberian Rating terhadap Kelemahan
Petunjuk Pengisian :
Pemberian rating pada faktor kelemahan digunakan skala 1 dan 2, dengan
keterangan skala sebagai berikut :
94
Lanjutan Lampiran 3.
Nilai 1 = Jika faktor tersebut merupakan kelemahan utama
Nilai 2 = Jika faktor tersebut merupakan kekuatan kecil
III. Pemberian Rating terhadap Peluang
Petunjuk Pengisian :
Pemberian rating untuk faktor peluang digunakan skala 1 sampai dengan
4, dengan keterangan sebagai berikut :
Nilai 4 = Jawaban superior
Nilai 3 = Jawaban di atas rata-rata
Nilai 2 = Jawaban rata-rata
Nilai 1 = Jawaban jelek
IV. Pemberian Rating terhadap Ancaman
Petunjuk Pengisian :
Pemberian rating untuk faktor ancaman digunakan skala 1 sampai dengan
4, dengan keterangan skala sebagai berikut :
Nilai 4 = Jawaban superior
Nilai 3 = Jawaban di atas rata-rata
Nilai 2 = Jawaban rata-rata
Nilai 1 = Jawaban jelek
Lanjutan lampiran 4. Penentuan Attractive Score dengan QSPM
No Faktor Penentu Alternatif Strategi Pemasaran
Strategi I Strategi II1 2 3 4 1 2 3 4
Kekuatan :
1. Pelayanan cepat dan aman
2. Suku bunga KUMK yang rendah
3. Mempunyai outlet yang tersebar
4. Sumber Daya Manusia yang berkualitas
Kelemahan :
1. Kualitas pelayanan yang sesuai keinginan nasabah
2. Suku bunga untuk produk gadai lebih tinggi
3. Data nasabah yang dimiliki belum dapat digunakan secara optimal
4. Sarana dan prasarana kurang mendukung operasional
5. Sistem keamanan belum optimal
6. TI belum dimanfaatkan untuk mendukung kegiatan operasional
7. Metode pengawasan belum berbasis resiko dan TI
Lanjutan lampiran 4. Penentuan Attractive Score dengan QSPM
No Faktor Penentu Alternatif Strategi Pemasaran
Strategi I Strategi II1 2 3 4 1 2 3 4
Peluang :1. Pertumbuhan ekonomi nasional, tingkat inflasi dan
nilai tukar rupiah yang stabil
2. Harga emas yang terus meningkat
3. Banyaknya peluang usaha
4. Jumlah penduduk yang terus bertambah
5. Perkembangan Teknologi Ancaman :
1. Munculnya pesaing baru dalam bisnis produk gadai
2. Keberadaan toko emas yang membuka praktek gadai
3. Menjamurnya produk Kredit Tanpa Agunan
4. Bank-bank umum, BPR dan koperasi membuka produk untuk KUMK
5. Potensi nasabah untuk memilih produk substitusi akibat bertambahnya pengetahuan nasabah
95
Lanjutan Lampiran 3. Penentuan bobot faktor strategis internal Perum Pegadaian Cabang Kemayoran
No Faktor Strategis Internal Rating
KEKUATAN
1. Pelayanan cepat dan aman
2. Suku bunga KUMK yang rendah
3. Mempunyai outlet yang tersebar
4. Sumber Daya Manusia yang berkualitas
KELEMAHAN
1. Kualitas pelayanan yang sesuai keinginan nasabah
2. Suku bunga untuk produk gadai lebih tinggi
3. Data nasabah yang dimiliki belum dapat digunakan secara optimal
4. Sarana dan prasarana kurang mendukung operasional
5. Sistem keamanan belum optimal
6. TI belum dimanfaatkan untuk mendukung kegiatan operasional
7. Metode pengawasan belum berbasis resiko dan TI
96
Lanjutan Lampiran 3. Penentuan bobot faktor strategis eksternal Perum Pegadaian Cabang Kemayoran
No Faktor Strategis Eksternal Rating
1. PELUANG
2. Pertumbuhan ekonomi nasional, tingkat inflasi dan nilai tukar rupiah yang stabil
3. Harga emas yang terus meningkat
4. Banyaknya peluang usaha
5. Jumlah penduduk yang terus bertambah
6. Perkembangan Teknologi
ANCAMAN
1. Munculnya pesaing baru dalam bisnis produk gadai
2. Keberadaan toko emas yang membuka praktek gadai
3. Menjamurnya produk Kredit Tanpa Agunan
4. Bank-bank umum, BPR dan koperasi membuka produk untuk KUMK
5. Potensi nasabah untuk memilih produk substitusi akibat bertambahnya pengetahuan nasabah
97
Lampiran 4. Penentuan QSPM
KUESIONER PENELITIAN PENENTUAN STRATEGI TERPILIH
PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN
PERUM PEGADAIAN CABANG KEMAYORAN
IDENTITAS RESPONDEN
Nama : ............................................
Jabatan: ............................................
Saya sangat berharap agar bapak/Ibu dapat mengisi kuesioner ini secara obyektif
dan benar, karena kuesioner ini merupakan alat bantu penelitian untuk
memperoleh data yang sahih dan akurat.
Peneliti :
Inne Muliawaty
H24086021
PROGRAM STUDI ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2012
98
Lanjutan Lampiran 4.
Tujuan :
Untuk menetapkan kemenarikan atau daya tarik relatif (relatif attractivenes) dari
alternatif-alternatif strategi yang terpilih melalui matriks IE, guna menetapkan
strategi mana yang dianggap paling baik untuk diimplementasikan oleh Perum
Pegadaian Cabang Kemayoran di masa yang akan datang, dengan
mempertimbangkan pengaruh dari faktor-faktor penentu.
Alternatif strategi yang terpilih :
1. Strategi penetrasi pasar adalah meningkatkan kualitas pelayanan dengan
membuka outlet yang tersebar, memberikan pelayanan yang cepat dan aman
serta memberikan service excellent.
2. Strategi pengembangan produk adalah menerpakan teknologi yang canggih dan
modern dengan melakukan sistem transaksi gadai online ataupun pembayaran
dengan melakukan kerjasama dengan pihak bank.
Petunjuk Pengisian :
Tentukan attractive score (AS) atau daya tarik dari masing-masing faktor internal
(kekuatan dan kelemahan) dan faktor eksternal (peluang dan ancaman) untuk
masing-masing alternatif strategi pemasaran sebagaimana tersebut di atas dengan
cara memberikan tanda (√) pada pilihan Bapak/Ibu.
Pilihan attractive score (AS) pada isian berikut yang terdiri dari :
1 = tidak menarik
2 = agak menarik
3 = menarik
4 = sangat menarik
Keterangan :
Strategi I = Meningkatkan kualitas pelayanan
Strategi II = Penerapan teknologi baru yang canggih dan modern
Lampiran 7. Hasil Analisis QSPM
AS TAS AS TASKEKUATAN
Pelayanan cepat dan aman 0,092 3,571 0,329 3,143 0,290Suku bunga KUMK yang rendah 0,075 2,857 0,215 2,429 0,183Mempunyai outlet yang tersebar 0,089 3,143 0,281 3,286 0,293Sumber Daya Manusia yang berkualitas 0,089 3,571 0,317 2,714 0,241
KELEMAHANKualitas pelayanan yang sesuai keinginan nasabah 0,096 2,857 0,273 2,286 0,219Suku bunga untuk produk gadai lebih tinggi 0,095 2,714 0,258 2,429 0,231Data nasabah yang dimiliki belum dapat digunakan secara optimal 0,086 2,857 0,247 3,571 0,309Sarana dan prasarana kurang mendukung operasional 0,098 3,000 0,293 2,571 0,251Sistem keamanan belum optimal 0,098 2,429 0,239 2,857 0,281TI belum dimanfaatkan untuk mendukung kegiatan operasional 0,094 2,714 0,255 3,000 0,282Metode pengawasan belum berbasis resiko dan TI 0,087 3,000 0,261 3,143 0,274
PELUANGPertumbuhan ekonomi nasional, tingkat inflasi dan nilai tukar rupiah yang stabil 0,107 2,714 0,290 3,000 0,321Harga emas yang terus meningkat 0,107 3,000 0,322 2,571 0,276Banyaknya peluang usaha 0,097 2,857 0,276 3,286 0,318Jumlah penduduk yang terus bertambah 0,095 2,429 0,231 2,714 0,258Perkembangan Teknologi 0,090 2,857 0,256 3,143 0,282
ANCAMANMunculnya pesaing baru dalam bisnis produk gadai 0,114 3,000 0,343 3,571 0,408Keberadaan toko emas yang membuka praktek gadai 0,096 3,000 0,288 2,714 0,260Menjamurnya produk Kredit Tanpa Agunan 0,098 2,714 0,266 2,714 0,266Bank-bank umum, BPR dan koperasi membuka produk untuk KUMK 0,098 3,000 0,293 2,286 0,223Potensi nasabah untuk memilih produk substitusi akibat bertambahnya pengetahuan nasabah
0,098 3,143 0,309 3,000 0,295
Total 5,844 5,761
Strategi I = Meningkatkan Kualitas PelayananStrategi II = Penerapan Teknologi Baru yang Canggih dan Modern
Faktor Penentu Bobot Strategi I Strategi IIAlternatif Strategi Pemasaran
Lampiran 8. Matriks SWOTKekuatan (S)
1.Pelayanan cepat dan aman 2.Suku bunga UMKM yang rendah3.Mempunyai outlet yang tersebar
Peluang (O) Strategi S-O
1. Pertumbuhan ekonomi nasional, tingkat inflasi dan nilai tukar rupiah yang stabil
1. Memberikan suku bunga UMKM yang rendah sesuai dengan pertumbuhan ekonomi dan tingkat inflasi yang stabil (S2,O1)
2. Harga emas yang terus meningkat2. Memanfaatkan suku bunga UMKM yang rendah untuk mendorong masyarakat untuk membuka peluang usaha (S2,O3)
3. Banyaknya peluang usaha 3. Membuka outlet yang tersebar dengan memanfaatkan perkembangan jumlah penduduk yang terus bertambah (S3, O4)
4. Jumlah penduduk yang terus bertambah 4. Memberikan pelayanan yang cepat dan aman dengan mengikuti perkembangan teknologi (S1, O5)
5. Perkembangan teknologi 5. Memanfaatkan SDM yang berkualitas untuk melakukan promosi pada saat harga emas terus meningkat (S4, O2)
Ancaman (T) Strategi S-T
1. Munculnya pesaing baru dalam bisnis produk gadai1. Memberikan pelayanan yang cepat dan aman dalam upaya mencegah nasabah berpindah kepada lembaga pesaing yang membuka produk gadai (S1 T1)
2. Keberadaan toko emas yang membuka praktek gadai 2. Membuka outlet yang tersebar agar nasabah tidak berpindah ke pesaing baru dan toko emas yang membuka produk gadai (S3,T1,T2)
3. Menjamurnya produk Kredit Tanpa Agunan 3. Memanfaatkan suku bunga UMKM yang rendah mengingat ancaman dari persaingan dari pendatang baru maupun produk substitusi (S2, T3, T4)
4. Bank-bank umum, BPR dan koperasi membuka produk untuk UMKM5. Potensi nasabah untuk memilih produk substitusi akibat bertambahnya pengetahuan nasabah
4. Memanfaatkan SDM yang berkualitas untuk dapat memberikan service excellent bagi nasabah (S4, T5)
4.Sumber Daya Manusia yang berkualitas
Faktor Internal
Faktor Eksternal
Kelemahan (W)1. Kualitas pelayanan yang sesuai keinginan nasabah2. Suku bunga untuk produk gadai lebih tinggi 3. Data nasabah yang dimiliki belum dapat digunakan secara optimal 4. Sarana dan prasarana kurang mendukung operasional 5. Sistem keamanan belum optimal6. TI belum dimanfaatkan untuk mendukung kegiatan operasional7. Metode pengawasan belum berbasis resiko dan TI
Strategi W-O1. Memanfaatkan jumlah penduduk yang terus bertambah dengan keinginan yang beragam untuk meningkatkan kualitas pelayanan sesuai yang diinginkan nasabah (W1 O4)2. Memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana operasional dalam pengembangan produk dengan memanfaatkan banyaknya peluang usaha (W4 O3)3. Mengupdate secara continue data nasabah dengan mengikuti perkembangan teknologi (W3, O5)
Strategi W-T1. Meningkatkan kualitas pelayanan dan melakukan kegiatan promosi yang intensif dan agresif untuk menghadapi persaingan dalam bisnis gadai (W1, T1 T2 T3)2. Menambah fasilitas (pembayaran secara online/autodebet), membuat inovasi produk agar tercipta loyalitas nasabah (W4, W6, T5)
3. Mengoptimalkan data nasabah untuk melakukan sistem jemput bola agar tidak berpindah kepada lembaga pesaing (W3, T1, T2, T3, T4)
4. Meningkatkan sistem keamanan dan pengawasan dengan menggunakan teknologi informasi (W5, W7, O5)