Perubahan Pola Pikir Mahasiswa Pendatang Departemen Pendidikan Teknik Mesin Fptk Upi

26
PERUBAHAN POLA PIKIR MAHASISWA PENDATANG DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FPTK UPI Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah pendidikan sosial budaya yang diampu oleh Dr. Cik Suabuana, M.Pd. Oleh: Ragil Randi Ratamaja P 1005223 Riezka Sayyid Ridla 1006659 Handiansyah Akhmadi 1401694 Asrianti Wahyudin 1404669 Septiyanto Prayogo 1405380 M. Caesar Moslem 1405637 Febryansyah 1406974 Agung Rusdianto 1407290 DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2015

description

Makalah Mata Kuliah Pendidikan Sosial Budaya yang Membahas Tema Multikulturalisme Indonesia dalam Wujud Kebudayaan Nasional dengan Judul "Perubahan Pola Pikir Mahasiswa Pendatang Departemen Pendidikan Teknik Mesin Fptk Upi" yang diampu oleh Dr. Cik Suabuana, M.Pd.

Transcript of Perubahan Pola Pikir Mahasiswa Pendatang Departemen Pendidikan Teknik Mesin Fptk Upi

Page 1: Perubahan Pola Pikir Mahasiswa Pendatang Departemen Pendidikan Teknik Mesin Fptk Upi

PERUBAHAN POLA PIKIR MAHASISWA PENDATANG

DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FPTK UPI

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah pendidikan sosial budaya

yang diampu oleh

Dr. Cik Suabuana, M.Pd.

Oleh:

Ragil Randi Ratamaja P 1005223

Riezka Sayyid Ridla 1006659

Handiansyah Akhmadi 1401694

Asrianti Wahyudin 1404669

Septiyanto Prayogo 1405380

M. Caesar Moslem 1405637

Febryansyah 1406974

Agung Rusdianto 1407290

DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2015

Page 2: Perubahan Pola Pikir Mahasiswa Pendatang Departemen Pendidikan Teknik Mesin Fptk Upi

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena atas

berkat rahmat dan karunia-Nya penyusun dapat menyelesaikan tugas tentang

multikulturalisme Indonesia dalam wujud kebudayaan nasional yang merupakan

salah satu tugas dari mata kuliah pendidikan sosial budaya.

Dalam pembuatan tugas ini penyusun banyak mendapatkan kendala dan

hambatan. Tapi atas bantuan dari berbagai pihak akhirnya penyusun dapat

menyelesaikan tugas ini. Pada kesempatan ini penyusun ucapkan terima kasih

kepada berbagai pihak yang telah banyak membantu sehingga penyusun dapat

menyelesaikan tugas ini.

Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penyusun tunjukan kepada:

1. Dr. Cik Suabuana, M.Pd. sebagai dosen mata kuliah pendidikan sosial budaya.

2. Rekan-rekan mahasiswa departemen pendidikan teknik mesin yang telah

banyak membantu dan memberi masukan tentang tugas ini serta pihak lain

yang telah memberikan banyak masukan dan motivasi sehingga selesainya

tugas ini baik secara langsung maupun tidak langsung yang tidak dapat

penyusun sebutkan satu per satu.

Penyusun menyadari bahwa tugas yang penyusun buat ini masih terbatas

pada ilmu dan pengalaman yang penyusun miliki. Besar harapan penyusun, agar

pembaca dapat memberikan saran serta kritik yang membangun. Semoga tugas ini

dapat bermanfaat khususnya bagi penyusun dan pembaca pada umumnya.

Bandung, November 2015

Penyusun,

Page 3: Perubahan Pola Pikir Mahasiswa Pendatang Departemen Pendidikan Teknik Mesin Fptk Upi

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

BAB I: PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................................. 1

B. Identifikasi Masalah ................................................................................... 2

C. Rumusan Masalah ...................................................................................... 2

D. Pendekatan dan Metode Pemecahan Masalah ............................................ 3

E. Sistematika Makalah .................................................................................. 3

BAB II: KAJIAN TEORI ....................................................................................... 4

A. Multikulturalisme Indonesia ...................................................................... 4

B. Kebudayaan Nasional ................................................................................. 7

C. Pola Pikir .................................................................................................... 8

BAB III: PEMBAHASAN ................................................................................... 15

BAB IV: KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 19

A. KESIMPULAN ........................................................................................ 19

B. SARAN .................................................................................................... 20

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 21

LAMPIRAN ......................................................................................................... 23

Page 4: Perubahan Pola Pikir Mahasiswa Pendatang Departemen Pendidikan Teknik Mesin Fptk Upi

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Negara Indonesia merupakan negara yang luas dengan berbagai

keunikannya. Indonesia memiliki ciri khas yang tidak dimiliki negara lain dimana

ciri khas tersebut melambangkan bahwa Indonesia sangat luar biasa. Ciri khas dari

Indonesia adalah budaya yang ada di Indonesia. Budaya Indonesia adalah budaya

yang memiliki keberagaman yang unik. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa

negara Indonesia adalah negara multikulturalisme yaitu negara yang memiliki

banyak kebudayaan.

Suasana multikultural yang dimiliki oleh Indonesia sangat dirasakan oleh

masyarakatnya, terutama kota-kota besar yang dijadikan tempat perantauan oleh

masyarakat dari suatu daerah dengan kebudayaan yang berbeda.

Lingkungan multikulturalisme yang sangat mudah dijumpai dalam

kehidupan sehari-hari adalah pada dunia perkuliahan. Salah satu contoh yang

penyusun amati adalah lingkungan multikultural yang ada di Departemen

Pendidikan Teknik Mesin Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

Universitas Pendidikan Indonesia (DPTM FPTK UPI) tahun angkatan 2014

Proses sosialisasi yang dilakukan mahasiswa DPTM FPTK UPI tahun

angkatan 2014 di lingkungan multikultural secara terus menerus saat melakukan

aktivitas perkuliahan maupun lingkungan tempat tinggal mengakibatkan

perubahan pola pikir mahasiswa tersebut. Perubahan tersebut adalah masalah yang

unik untuk dikaji untuk mengetahui apa yang menyebaban hal tersebut terjadi,

Page 5: Perubahan Pola Pikir Mahasiswa Pendatang Departemen Pendidikan Teknik Mesin Fptk Upi

2

sehingga penyusun mengangkat masalah mengenai perubahan pola pikir

mahasiswa pendatang DPTM FPTK UPI tahun angkatan 2014.

B. Identifikasi Masalah

Departemen pendidikan teknik mesin merupakan salah satu departemen

yang memiliki mahasiswa dari berbagai daerah. Sebagain besar mahasiswa DPTM

FPTK UPI tahun angkatan 2014 merupakan masyarakat yang berasal dari Suku

Sunda. Dengan pembawaan budaya masing-masing daerah kami melihat ada suatu

masalah yang unik untuk dikaji mengenai berubahnya pola pikir mahasiswa

dilihat saat pertama kali kuliah di DPTM FPTK UPI dan pola pikir mahasiswa

setelah menempuh pendidikan di DPTM FPTK UPI dengan mahasiswa lainnya

yang berbeda kebudayaan.

Masalah yang menonjol pada perubahan pola pikir mahasiswa DPTM

FPTK UPI tahun angkatan 2014 yang membawa kebudayaan Sunda mampu

mempengaruhi mahasiswa DPTM FPTK UPI tahun angkatan 2014 yang

membawa kebudayaan Betawi atau Melayu. Masalah ini menarik untuk dikaji

dengan mencari penyebab apa yang menyebabkan hal tersebut dapat terjadi.

C. Rumusan Masalah

1. Faktor apa saja yang mempengaruhi berubahnya pola pikir mahasiswa DPTM

FPTK UPI tahun angkatan 2014?

2. Bagaimana solusi agar budaya mahasiswa DPTM FPTK UPI tahun angkatan

2014 yang asli dari daerahnya masing-masing dapat terjaga?

Page 6: Perubahan Pola Pikir Mahasiswa Pendatang Departemen Pendidikan Teknik Mesin Fptk Upi

3

D. Pendekatan Metode Pemecahan Masalah

Pendekatan dan metode yang dilakukan dalam penyusunan makalah ini

adalah pendekatan multiaspek/multidimensi dengan metode kuantitatif yag

dilakukan dengan kajian pustaka dan penyebaran angket.

E. Sistematika Makalah

BAB I Pendahuluan yang memuat tentang latar belakang masalah,

identifikasi masalah, rumusan masalah, pendekatan dan metode yang digunakan,

serta sistematika makalah.

BAB II Kajian Teori berisi tentang teori-teori yang berkaitan dengan

multikulturalisme Indonesia, kebudayaan nasional, dan tata bahasa.

BAB III Pembahasan berisi tentang perhitungan faktor terbesar sampai

terkecil yang berdasarkan dari penyebaran angket dan juga analisisnya.

BAB IV Kesimpulan dan Saran berisi tentang kesimpulan yang

menjawab pertanyaan pada rumusan masalah dan saran yang diberikan agar

maslah yang diangkat dapat ditanggulangi.

Page 7: Perubahan Pola Pikir Mahasiswa Pendatang Departemen Pendidikan Teknik Mesin Fptk Upi

4

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Multikulturalisme Indonesia

Keragaman-keragaman yang ada, sering disebutkan dengan istilah yang

berbeda-beda, Muhammad Yusri FM (2008) mengungkapkan bahwa ada tiga

istilah yang sering digunakan untuk menggambarkan masyarakat yang terdiri dari

agama, ras, bahasa, dan budaya yang berbeda, yakni pluralitas (plurality),

keragaman (diversity), dan multikultural (multicultural). Ketiga-tiganya sama-

sama merepresentasikan hal sama yaitu keadaan lebih dari satu atau jamak. Lebih

lanjut Farida Hanum dan Setya Raharja (2011) menjelaskan bahwa

“keragaman itu berpengaruh terhadap tingkah laku, sikap, dan pola pikir

manusia, sehingga manusia memiliki cara-cara (usage), kebiasaan (folk

ways), aturan-aturan (mores) bahkan adat istiadat (customs) yang berbeda

satu sama lain.”

Bilamana keadaan di atas tidak dapat dipahami dengan baik oleh pihak satu dan

lainnya, maka akan sangat rawan terjadi persinggungan-persinggungan yang

kemudian berbuah pada adanya konflik. Disinilah perlu kiranya nilai-nilai

multikultural mengambil perannya.

Multikurturalisme secara etimologis terbentuk dari 3 kata yaitu: Multi

(banyak), Kultur (budaya), Isme (aliran/paham). Yang berarti multikulturalisme

adalah aliran atau paham tentang banyak budaya yang berarti mengarah pada

keberagaman budaya. Dalam (H.A.R Tilaar, 2004) multikulturalisme mengandung

pengertian yang sangat kompleks yaitu “multi yang berarti plural, kulturalisme

berisi pengertian kultur atau budaya”. Sedangkan Musa Asy’arie dalam Choirul

Page 8: Perubahan Pola Pikir Mahasiswa Pendatang Departemen Pendidikan Teknik Mesin Fptk Upi

5

Mahfud (2008) berpendapat bahwa “multikulturalisme adalah kearifan untuk

melihat keanekaragaman budaya sebagai realitas fundamental dalam kehidupan

bermasyarakat”.

Istilah multikulturalisme marak digunakan pada tahun 1950 di Kanada.

Istilah ini diderivasi dari kata multicultural yang dipopulerkan surat kabar-surat

kabar di Kanada, yang menggambarkan masyarakat Montreal sebagai masyarakat

multikultural dan multilingual. Pengertian tentang multikulturalisme memiliki dua

ciri utama: pertama, kebutuhan terhadap pengakuan (the need of recognition),

kedua, legitimasi keanekaragaman budaya atau pluralisme budaya. Parsudi

Suparlan menuliskan,

“Konsep multikulturalisme tidaklah dapat disamakan dengan konsep

keanekaragaman secara Suku-bangsa atau kebudayaan Suku-bangsa yang

menjadi ciri masyarakat majemuk, karena multi-kulturalisme menekankan

keanekaragaman kebudayaan dalam kesederajatan. Ulasan mengenai

multikulturalisme akan harus mau tidak mau akan juga mengulas berbagai

permasalahan yang mendukung ideologi ini, yaitu politik dan demokrasi,

keadilan dan penegakkan hukum, kesempatan kerja dan berusaha, HAM,

hak budaya komuniti dan golongan minoritas, prinsip-prinsip etika dan

moral, dan tingkat serta mutu produktivitas” (Suparlan, 2002)

Lahirnya paham multikulturalisme berlatar belakang kebutuhan akan

pengakuan (the need of recognition) terhadap kemajemukan budaya, yang

menjadi realitas sehari-hari banyak bangsa, termasuk Indonesia. Oleh karena itu,

sejak semula multikulturalisme harus disadari sebagai suatu ideologi, menjadi alat

atau wahana untuk meningkatkan penghargaan atas kesetaraan semua manusia

dan kemanusiaannya yang secara operasional mewujud melalui pranata-pranata

sosialnya, yakni budaya sebagai pemandu kehidupan sekelompok manusia sehari-

hari. Pengakuan akan kesamaan derajat dari fenomena budaya yang beragam itu

Page 9: Perubahan Pola Pikir Mahasiswa Pendatang Departemen Pendidikan Teknik Mesin Fptk Upi

6

tampak dalam semboyan Bhinneka Tunggal Ika, berbeda-beda tetapi tetap satu.

Ungkapan itu sendiri mengisyaratkan suatu kemauan yang kuat untuk mengakui

perbedaan tapi sekaligus memelihara kesatuan atas dasar pemeliharaan

keragaman, bukan dengan menghapuskannya atau mengingkarinya. Perbedaan

dihargai dan dipahami sebagai realitas kehidupan, hal ini adalah asumsi dasar

yang juga melandasi paham multikulturalisme.

Secara awam, kita menyadari kebutuhan untuk mengakui berbagai ragam

budaya sebagai sederajat demi kesatuan bangsa Indonesia. Namun secara filosofis,

ternyata multikulturalisme mengandung persoalan yang cukup mendasar tentang

konsep kesetaraan budaya itu sendiri. Beberapa kritikus multikulturalisme telah

bicara tentang kelemahan multikulturalisme seperti kesadaran tentang ketegangan

filosofis antara kesatuan dan perbedaan (one and many). David Miller (1995)

menulis bahwa

“multikulturalisme radikal menekankan perbedaan-perbedaan budaya antar

kelompok dengan mengorbankan berbagai persamaan yang mereka miliki

dan dengan demikian multikulturalisme akan melemahkan ikatan-ikatan

solidaritas yang berfungsi mendorong para warga negara untuk mendukung

kebijakan-kebijakan redistributif dari kesejahteraan negara.”

Hal ini akan menghancurkan kohesi sosial, melemahkan identitas nasional,

mengosongkan sebagian besar dari isi konsep kewarganegaraan. Jika telah sampai

pada titik yang berbahaya, multikulturalisme radikal akan membangkitkan

semangat untuk memisahkan diri atau separatisme dalam psike kelompok-

kelompok kultural.

Page 10: Perubahan Pola Pikir Mahasiswa Pendatang Departemen Pendidikan Teknik Mesin Fptk Upi

7

B. Kebudayaan Nasional

Kebudayaan nasional terdiri dari 2 kata, kata pertama adalah kata

kebudayaan dan kata kedua adalah nasional. Menurut kamus besar bahasa

Indonesia, kebudayaan berasal dari kata budaya dan kata budaya tersebut

mengandung arti pikiran, akal budi. Sedangkan kebudayaan menurut kamus besar

bahasa Indonesia mempunyai 2 arti, arti pertama dari kebudayaan adalah hasil

kegiatan dan penciptaan batin (akal budi) manusia seperti kepercayaan, kesenian,

dan adat istiadat. Arti kedua dari kebudayaan adalah antara keseluruhan

pengetahuan manusia sebagai mahluk sosial yang digunakan untuk memahami

lingkungan serta pengalamannya dan yang menjadi pedoman tingkah lakunya.

Kata kedua yaitu kata nasional yang mempunyai arti bersifat kebangsaan,

berkenaan atau berasal dari bangsa sendiri, meliputi suatu bangsa. Jadi, arti dari

kebudayaan nasional adalah kebudayaan yang dianut oleh semua warga dalam

suatu Negara.

Wujud kebudayaan Indonesia

Menurut Koentjaraningrat (1979), wujud kebudayaan dapat dibagi menjadi tiga,

yaitu :

1. Wujud pertama adalah wujud ideal dari kebudayaan. Sifatnya abstrak, tak

dapat diraba atau difoto. Lokasinya ada di dalam kepala-kepala, atau dengan

perkataan lain, dalam alam pikiran warga masyarakat dimana kebudayaan

bersangkutan itu hidup. Contoh wujud kebudayaan dari gagasan pada

masyarakat yogyakarta ialah mempercayai adanya hal hal yang berbau mistis,

Page 11: Perubahan Pola Pikir Mahasiswa Pendatang Departemen Pendidikan Teknik Mesin Fptk Upi

8

seperti mempercayai benda benda pusaka, makna motif batik dan lain

lainnya.

2. Wujud kedua dari kebudayaan yang disebut sistem sosial atau social system,

yaitu mengenai tindakan berpola dari manusia itu sendiri. Aktifitas

kegiatan/tindakan yang di lakukan masyarakat. Contoh wujud kebudayaan

dari aktifitas pada masyarakat yogyakarta ialah siraman pusaka, labuhan,

pemberian sesajen padatempat yang di anggap terdapat sesepuh yang telah

tiada, dan lainnya.

3. Wujud ketiga dari kebudayaan disebut kebudayaan fisik, dan tak memerlukan

banyak penjelasan karena berupa seluruh total dari hasil fisik dari aktivitas,

perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat, maka sifatnya paling

konkret dan berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan

difoto. hasil budaya ini yaitu berupa suatu peninggalan,hasil

karya/benda/fisik. Contoh wujud kebudayaan dari hasil budaya pada

masyrakat yogyakarta ialah keraton, alun-alun, batik, keris dan lainnya.

C. Pola Pikir

Menurut RUMAH KEMUNING, sebuah website yang dirancang sebagai

tempat bertemu dan bertautnya gagasan-gagasan perubahan, penghubung ide dan

inisiatif komunitas pembaharu dalam alamat websitenya

(http://rumahkemuning.com/2014/06/pengertian-pola-pikir/) dikatakan bahwa

“Pola pikir juga dikenal dengan istilah mindset adalah cara otak dan akal

menerima, memproses, menganalisis, mempersepsi, dan membuat

kesimpulan terhadap informasi yang masuk melalui indra kita. Pola pikir itu

bekerja bagaikan ramalan bintang di kepala kita. Sewaktu kita hanyut dalam

samudra informasi maka pikiran mencari arah dengan berpegangan pada

pola pikir yang sudah terbentuk sebelumnya. Pola pikir itu untuk menjaga

Page 12: Perubahan Pola Pikir Mahasiswa Pendatang Departemen Pendidikan Teknik Mesin Fptk Upi

9

pikiran agar tetap berada pada jalur yang sudah menjadi keyakinan kita dan

mendukung pencapaian tujuan yang menjadi pilihan kita.”

Pola pikir yang sudah dimiliki masih dapat diubah apabila dirasa sudah

tidak mampu membawa diri kita sampai ke tempat tujuan dengan sukses. Untuk

mengganti pola pikir lama dengan pola pikir baru yang lebih baik diperlukan

tekad dan keberanian untuk berubah. Pola pikir baru yang dianut harus bisa

mendorong imajinasi dan kreativitas untuk berkembang. Pola pikir yang

digunakan selayaknya tidak terlalu jauh meloncat ke depan agar orang-orang di

sekitar kita tetap dapat mengikuti serta mengetahui bagaimana dan di mana

pikiran kita berada.

Pola pikir seseorang akan mudah terlihat ketika menghadapi suatu

permasalahan yang harus diselesaikan. Pola pikir itu sangat dipengaruhi oleh

faktor pendidikan, pengalaman, dan nilai-nilai yang dianut di lingkungannya.

Meskipun demikian, setiap orang bebas memilih dan menentukan pola pikir

seperti apa yang akan dijadikan pegangan bagi dirinya. Pola pikir yang sudah

teruji dan diyakini kebenarannya dapat menjadi prinsip hidup. Perlu dipahami

bahwa pola pikir itu ada yang positif dan ada pula yang negatif. Pola pikir positif

akan membawa dampak positif bagi penganutnya, sebaliknya pola pikir negatif

akan membawa dampak negatif.

Pola pikir itu ada yang bersifat umum, dan ada pula yang bersifat spesifik

sesuai dengan tuntutan bidang tertentu. Beberapa ungkapan pola pikir yang

bersifat umum, misalnya “Jadilah kita sebagai penyebab bukan sebagai akibat,

karena ,kita yang harus menentukan nasib bukan nasib yang menentukan kita”.

Setiap pikiran menjadi penyebab, dan setiap kondisi yang terjadi merupakan suatu

Page 13: Perubahan Pola Pikir Mahasiswa Pendatang Departemen Pendidikan Teknik Mesin Fptk Upi

10

akibat. Karena itu, kita perlu mengelola pola pikir agar kondisi yang muncul

hanyalah kondisi yang kita inginkan.

Faktor yang mempengaruhi pola pikir

Menurut Wahidil Qohar (2015) dalam Kompasiana dapat dikatakan bahwa

sedikitnya ada enam faktor yang mempengaruhi pola pikir seseorang, yaitu

lingkungan keluarga, pergaulan dengan masyarakat, pendidikan, sistem

kepercayaan atau keyakinan, cita-cita, dan pengalaman.

- Lingkungan Keluarga

Keluarga yang mengembangkan kebiasaan makan bersama, membaca

buku, mematikan lampu setelah selesai digunakan, dan kebiasaan positif lainnya,

akan menghasilkan anggota keluarga yang memiliki pola pikir yang terwarnai

oleh nilai-nilai yang dibangun bersama oleh keluarga tadi. Pola pikir seseorang

yang berasal dari keluarga yang sarat dengan sistem nilai positif, dipastikan akan

lebih unggul dari keluarga yang tidak atau kurang membangun sistem nilainya.

- Pergaulan dengan Masyarakat

Seseorang yang banyak berteman dengan pengusaha, cenderung

memperlihatkan pola pikir seperti pengusaha. Seseorang yang berteman dengan

politikus, cenderung akan mengikuti gaya berpikir politikus. Seseorang yang

berteman dengan tukang rumpi, dia akan tertular dengan kegatalannya para

perumpi. Dan, bila seorang seseorang berteman dengan orang yang shalih, diapun

cenderung akan mengadopsi sifat-sifat dan cara berpikir orang shalih tersebut.

Konsekuensinya, bila seorang seseorang ingin memiliki pola pikir yang baik, ia

akan berhati-hati dalam memilih teman.

Page 14: Perubahan Pola Pikir Mahasiswa Pendatang Departemen Pendidikan Teknik Mesin Fptk Upi

11

- Pendidikan

Pendidikan adalah solusi terbaik untuk membentuk pola pikir yang unggul.

Seorang seseorang tidak akan membiarkan waktunya berlalu tanpa membaca

buku. Ia akan rajin men-charge dirinya sendiri melalui seminar-seminar yang

bermanfaat. Ia akan gunakan internet untuk mencari berbagai informasi yang

dapat mendukung karirnya sebagai seorang seseorang. Ia akan berusaha untuk

meningkatkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi, bukan karena selembar

ijazah atau kebanggaan menyandang sederet gelar akademik, tapi karena

kesadaran untuk terus meningkatkan kompetensi diri. Iapun Ia tidak akan

membiarkan dirinya menonton TV lebih dari satu jam sehari.

- Sistem Kepercayaan

Faktor yang paling dominan mempengaruhi pola pikir adalah sistem

kepercayaan atau keyakinan seseorang. Bukti sangat kuat bahwa sistem keyakinan

memberikan pengaruh yang paling dominan terhadap pola pikir seorang

seseorang, adalah ketika ia dihadapkan pada peluang melakukan korupsi. Satu-

satunya yang sanggup mencegah perbuatan tersebut bukanlah sanksi dari atasan,

KPK, kejaksaan, atau dari kepolisian, tetapi rasa takut kepada Tuhannya. Bahwa

suatu hari nanti, setiap orang akan dibalas sesuai dengan apa yang diperbuatnya.

Ia merasa tidak akan sanggup menghadapi murka Tuhan Yang Maha Keras

siksanya atas korupsi yang ia lakukan. Ia juga sadar bahwa azab neraka, bukanlah

akhir kehidupan yang baik.

Page 15: Perubahan Pola Pikir Mahasiswa Pendatang Departemen Pendidikan Teknik Mesin Fptk Upi

12

- Cita–cita

Cita dan angan merupaka awal dari suatu permasalahan yang akan

dihadapi sehingga dapat membentuk karakter berpikir serta pola pikir dan

pandangan hidup dari suatu permasalahan yang timbul. Karena setiap kita bercita–

cita atau menginginkan sesuatu maka kita juga akan berpikir bagaimana meraih

dan mewujudkannya, sehingga cita – cita dapat menjadi faktor yang sangat

mempengaruhi pola pikir dan pandangan hidup seseorang.

- Pengalaman

Pengalaman merupakan guru terbaik yang dimiliki oleh setiap orang.

Belajar tidak hanya membaca atau mendengar dan menulis saja, Belajar yang baik

adalah memadukan ketiganya menjadi satu kesatuan yaitu melakukan dengan

melakukan maka kita akan membaca karakter permasalahan, menganalisi

permasalahan serta mencari solusi dari permasalahan yang dihadapai “analisis”

seningga dengan melalukan maka kita telah belajar baik disengaja atau tidak.

Contoh kebudayaan pola pikir

- Pola pikir Suku Sunda

Menurut Mala Nopita Sari (2012) dalam makalah analisa unsur

kebudayaan Suku Sunda dapat dirumuskan bahwa pola pikir Suku Sunda sebagai

berikut:

Masyarakat Sunda tidak pernah tertinggal tentang berpikiran mengenai mitos-

mitos yang telah mereka percaya sejak dulu.

Pola pikir masyarakat Sunda pun terkadang juga selalu mementingkan masa

depan atau pemikiran kedepan seperti apa.

Page 16: Perubahan Pola Pikir Mahasiswa Pendatang Departemen Pendidikan Teknik Mesin Fptk Upi

13

Suku Sunda pun adalah sangat mencintai hasil karya keseniannya, karena dari

mencintai kesenian itu dapat menimbulkan rasa optimis, dan juga memiliki

watak yang terbuka tetapi juga terkadang memiliki sifat yang sangat perasa,

biasanya masyarakat Sunda menyebutnya dengan sifat pundung.

Pola pikir yang dijalani oleh masyarakat Suku Sunda itu memiliki sifat yang

seimbang, contohnya saja dalam hal beradaptasi. Mereka harus bisa

beradaptasi dengan baik apalagi bila mereka sudah tinggal di dalam lingkungan

yang berbeda-beda Suku secara otomatis mereka akan berpola pikir bahwa

mereka harus bersifat ramah-tamah dan saling menghargai antara sesama.

- Pola pikir Suku Betawi

Menurut Derry Ardyan (2015) dalam kompasiana dapat dirumuskan

bahwa pola pikir Suku Betawi sebagai berikut:

Etnis Betawi kukuh terhadap keyakinan dan pandangan hidup yang mereka

anut.

Nilai-nilai kebetawian yang mengakar dalam kehidupan masyarakat Betawi

melahirkan karakter yang tegas dan sabar pada diri orang Betawi.

Walaupun hidup dalam kesusahan, orang Betawi tidak akan menjual keyakinan

mereka. Sesuatu yang telah mereka anut sejak kecil tidak akan mudah pudar

begitu saja hanya karena kesusahan atau iming-iming harta-benda.

Kehidupan bagi orang Betawi adalah sebuah perjuangan dan kerja keras yang

terus berlanjut hingga kematian tiba. Oleh karena itu, karakter pantang

menyerah dan selalu mencari jalan keluar adalah ciri dari orang Betawi asli.

Dalam mengatasi masalah hidup menjadi kekuatan tersendiri masyarakat

Page 17: Perubahan Pola Pikir Mahasiswa Pendatang Departemen Pendidikan Teknik Mesin Fptk Upi

14

Betawi. Karakter ini juga melahirkan sifat berani menghadapi tantangan apa

pun pada diri orang Betawi selama mereka meyakini apa yang mereka pilih itu

benar.

Kejujuran dan keterbukaan dalam masyarakat Betawi merupakan hal yang

sangat esensial dan tampak dalam keseharian mereka, seperti terlihat dalam

komunikasi mereka sehari-hari. Kejujuran masyarakat Betawi ini terlihat

menonjol pada pola komunikasi mereka yang apa adanya, hampir jarang

ditemui kata-kata untuk memperhalus maksud pembicaraan. Jika mereka

mengatakan Hitam, maka akan dikatakan hitam, putih dikatakan putih, tidak

dilebih-lebihkan atau dikurang-kurangi.

Keterbukaan masyarakat Betawi menghadirkan rasa toleransi yang tinggi

mereka terhadap kaum pendatang. Hal ini sudah terjadi sejak beratus-ratus

tahun yang lalu hingga kini. Keterbukaan ini pun membuat kebudayaan Betawi

menjadi semakin semarak dengan masuknya unsur-unsur budaya kaum

pendatang yang berasimilasi dengan kebudayaan Betawi sendiri.

Page 18: Perubahan Pola Pikir Mahasiswa Pendatang Departemen Pendidikan Teknik Mesin Fptk Upi

15

BAB III

PEMBAHASAN

Dalam pembahasan ini, penyusun akan memaparkan hasil pengisian

angket (terlampir) oleh 28 responden, yaitu mahasiswa pendatang DPTM FPTK

UPI tahun angkatan 2014 dari daerah Palembang (Suku Melayu) dan Jakarta

(Suku Betawi) yang sedang melaksanakan kuliah di Kota Bandung (Suku Sunda).

Angket yang disebarkan adalah angket tentang seberapa besar faktor-faktor yang

menyebabkan perubahan pola pikir mereka setelah mereka meninggalkan

daerahnya masing-masing dan melaksanakan kuliah di Kota Bandung (Suku

Sunda).

Perhitungan

Setelah angket disebar dan diisi oleh 28 responden, dapat ditarik

perhitungan yaitu sebagai berikut:

Responden Pilihan

A B C D

1 1 3 2 4

2 4 3 1 2

3 1 2 4 3

4 4 3 2 1

5 2 3 4 1

6 4 3 1 2

7 2 4 3 1

8 1 4 2 3

9 3 4 1 2

10 4 1 2 3

11 1 4 3 2

12 2 1 3 4

13 2 3 1 4

14 4 2 3 1

15 4 3 2 1

Page 19: Perubahan Pola Pikir Mahasiswa Pendatang Departemen Pendidikan Teknik Mesin Fptk Upi

16

16 4 2 3 1

17 3 1 4 2

18 3 2 4 1

19 3 4 2 1

20 4 3 1 2

21 1 4 3 2

22 4 2 3 1

23 4 3 2 1

24 2 1 3 4

25 4 2 3 1

26 4 2 3 1

27 2 4 3 1

28 3 4 2 1

Jumlah 80 77 70 53

Keterangan:

4 = Pilihan Pertama

3 = Pilihan Kedua

2 = Pilihan Ketiga

1 = Pilihan Keempat

Dari tabel urutan pilihan yang telah dipaparkan diatas, dapat ditarik

perhitungan untuk menentukan urutan faktor mana yang paling berpengaruh

terhadap perubahan tata bahasa mahasiswa pendatang DPTM FPTK UPI seperti

berikut:

No Faktor Jumlah Urutan Persentase

1 Lingkungan 80 28.58%

2 Pendidikan 77 27.50%

3 Keluarga 70 25%

4 Kepercayaan 53 18.92%

Jumlah 280 100%

Page 20: Perubahan Pola Pikir Mahasiswa Pendatang Departemen Pendidikan Teknik Mesin Fptk Upi

17

Analisis

Berdasarkan hasil sebaran pengisian angket oleh 28 responden mahasiswa

pendatang DPTM FPTK UPI, dapat diambil kesimpulan bahwa faktor terbesar

dalam perubahan pola pikir adalah faktor lingkungan dengan persentase sebesar

28,58%. Lingkungan tempat yang didiami oleh para mahasiswa pendatang akan

mempengaruhi pola pikir mereka. Contohnya, para mahasiswa pendatang

mungkin tidak dituntut untuk berpikir kritis saat SMA, tetapi setelah mendiami

lingkungan DPTM FPTK UPI para mahasiswa pendatang akan dituntut untuk

berpikir kritis dan ini akan mempengaruhi perubahan pola pikir mereka. Faktor

kedua adalah faktor pendidikan dengan persentase sebesar 27.50%. Hal ini

dibuktikan dengan semakin tingginya jenjang pendidikan seseorang maka akan

semakin kompleks juga pola pikirnya. Contohnya, mayoritas mahasiswa semester

8 akan memiliki pola pikir yang lebih tinggi dibandingkan dengan mahasiswa

semester 1, hal ini juga dapat dipengaruhi oleh pengalaman seseorang. Faktor

ketiga adalah faktor keluarga dengan persentase sebesar 25%. Keluarga yang

mengembangkan kebiasaan makan bersama, membaca buku, mematikan lampu

setelah selesai digunakan, dan kebiasaan positif lainnya, akan menghasilkan

anggota keluarga yang memiliki pola pikir yang terwarnai oleh nilai-nilai yang

dibangun bersama oleh keluarga tadi dan mahasiswa pendatang akan mempunyai

keluarga baru (orang yang sering ditemui) yaitu teman-teman kampusnya yang

akan mempengaruhi untuk berubahnya pola pikir dari mahasiswa pendatang

tersebut dan menyesuaikan dengan pola pikir keluarga barunya. Faktor keempat

adalah faktor kepercayaan dengan persentase sebesar 18.92% dimana faktor ini

sangat kecil pengaruhnya jika dibandingkan dengan faktor lain. Kepercayaan

Page 21: Perubahan Pola Pikir Mahasiswa Pendatang Departemen Pendidikan Teknik Mesin Fptk Upi

18

seseorang sangat menentukan pola pikir seseorang dan dengan datangnya

kepercayaan atau prinsip hidup baru akan mempengaruhi berubahnya pola pokir

seseorang. Tapi, sayangnya tidak banyak mahasiswa pendatang yang terpengaruh

dengan faktor ini.

Page 22: Perubahan Pola Pikir Mahasiswa Pendatang Departemen Pendidikan Teknik Mesin Fptk Upi

19

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Faktor yang mempengaruhi berubahnya pola pikir mahasiswa pendatang

DPTM FPTK UPI jika diurut dari faktor terbesar ke faktor terkecil adalah

1. Lingkungan dengan persentase 28.58%

2. Pendidikan dengan persentase 27.50%

3. Keluarga dengan persentase 25%as

4. Kepercayaan dengan persentase 18.92%

Solusi yang dapat dilakukan untuk menekan perubahan pola pikir para

mahasiswa pendatang agar tata bahasa dan pola pikir mereka yang merupakan

salah satu bentuk kebudayaan nasional tidak hilang adalah dengan:

1. Bangga dengan kebudayaan asal daerahnya.

2. Bangga dengan tata bahasa atau dialek asal daerahnya.

3. Bangga atas warisan tata bahasa kebudayaan daerahnya.

4. Menyadari kita sebagai pewaris harus bisa melestarikan kebudayaan asal

daerahnya.

5. Menyadari bahwa “bhineka tunggal ika” bukan hanya hiasan pada lambang

negara kita, melaikan suatu semboyan yang menyatukan berbagai budaya dan

kita harus menghargainya.

Page 23: Perubahan Pola Pikir Mahasiswa Pendatang Departemen Pendidikan Teknik Mesin Fptk Upi

20

B. Saran

Sebagai masyarakat Indonesia yang memiliki banyak bentuk kebudayaan,

kita harus menjaga dan melestarikan kebudayaan tersebut agar tidak hilang.

Semboyan “bhineka tunggal ika” harus kita sadari dan hargai, karena dengan

semboyan itulah kita dapat hidup dengan satu dalam suatu kebudayaan nasional

Indonesia yang dibentuk oleh berbagai kebudayaan daerah.

Kita harus bisa menghargai perbedaan kebudayaan di setiap wilayah

Indonesia, bisa hidup rukun tanpa ada gesekan satu sama lain, seperti contohnya

suku Batak yang cenderung lebih keras nada berbicaranya dan suku Sunda yang

lebih lemah lembut, perbedaan seperti itulah yang harus kita maklumi dan hargai.

Kita juga harus bisa menjunjung nilai-nilai yang terkandung dalam

“Bhineka Tunggal Ika” supaya kita bisa hidup rukun tentram dan juga bisa

bertukar pikiran dan saling berbagi ciri khas kebudayaan masing-masing antara

tiap-tiap komponen masyarakat yang bertemu dalam suatu tempat atau wilayah,

dan akhirnya bisa menghasilkan pengalaman baru, pengetahuan baru, dan yang

utamanya bisa mempererat tali silaturahmi dan persaudaraan.

Page 24: Perubahan Pola Pikir Mahasiswa Pendatang Departemen Pendidikan Teknik Mesin Fptk Upi

21

DAFTAR PUSTAKA

........... (2014). Pengertian Pola Pikir. [online]. Diakses dari:

http://rumahkemuning.com/2014/06/pengertian-pola-pikir/.

Abdulaziz96. (2015). Wujud wujud kebudayaan. [online]. Diakses dari:

https://abdulaziz96.wordpress.com/2015/03/23/wujud-wujud-kebudayaan/

Qohar, Wahidil. (2015). Manusia dan Pola Pikir Serta Pandangan Hidup [online].

Diakses dari: http://www.kompasiana.com/wahidilqohar/manusia-dan-pola-

pikir-serta-pandangan-hidup_54ffb8dda33311894c511051

H.A.R. Tilaar. (2004). MULTIKULTURALISME: Tantangan-tantangan Global

Masa Depan dalam Transformasi Pendidikan Nasional. Jakarta: Grasindo.

Hanum, Farida dan Setya Raharja. (2011). “Pengembangan Model Pembelajaran

Pendidikan Multikultural Menggunakan Modul Sebagai Suplemen Pelajaran

IPS di Sekolah Dasar”. Jurnal Penelitian Ilmu Pendidikan, Volume 04,

Nomor 2. Hlm 113-128.

Mahfud, Choirul. (2008). Pendidikan Multikultural. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Miller, David. (1995). On Nationality. Oxford: Oxford University Press.

Suparlan, Parsudi. (2002). ”Menuju masyarakat Indonesia yang multikultural”.

Jurnal Antropologi Indonesia, Tahun XXVI, No. 69, UI dan Yayasan Obor

Indonesia.

Yusri FM, Muhammad. (2008). “Prinsip Pendidikan Multikulturalisme dalam

Ajaran Agama-agama di Indonesia”. Jurnal Kependidikan Islam Jurusan

Page 25: Perubahan Pola Pikir Mahasiswa Pendatang Departemen Pendidikan Teknik Mesin Fptk Upi

22

Kependidikan Islam Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Vol. 3, No.2. Hlm 1-22.

Koentjaraningrat. (1979). Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Aksara Baru.

Sari, Mala Nopita. (2012). “Analisa Unsur Kebudayaan Suku Sunda”. Makalah

Sastra Indonesia Fakultas Sastra Universitas Pamulang.

Ardyan, Derry. (2015). Kelakuan Orang Betawi. [online]. Diakses dari:

http://www.kompasiana.com/derry.ardian/kelakuan-orang-

betawi_550d4e68813311bf36b1e24e

Page 26: Perubahan Pola Pikir Mahasiswa Pendatang Departemen Pendidikan Teknik Mesin Fptk Upi

23

Lampiran

ANGKET

Berikut ini ada beberapa faktor yang menyebabkan pola pikir seseorang

berubah. Silahkan pilih faktor paling besar yang menyebabkan pola pikir

anda berubah. (Urutkan dari yang terbesar ke terkecil)

A. Faktor Lingkungan

B. Faktor Pendidikan

C. Faktor Keluarga

D. Faktor Kepercayaan

E. Faktor . . . . . . . . . . . .