PERUBAHAN IMUNOGLOBULIN G (IgG) DAN...

101
PERUBAHAN IMUNOGLOBULIN G (IgG) DAN IMUNOGLOBULIN A (IgA) PADA QORI PENGHAFAL AL-QUR’AN DI YAYASAN BAITUL QUR’AN INDONESIA – DEPOK Skripsi Diajukan kepada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi Oleh: Laukha Mahfudloh NIM: 106102003412 PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H / 2010 M

Transcript of PERUBAHAN IMUNOGLOBULIN G (IgG) DAN...

Page 1: PERUBAHAN IMUNOGLOBULIN G (IgG) DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2109/1/LAUKHA...5.2 Data Hasil Pengukuran Volume Paru ..... 66 5.3 Data Hasil Pengukuran Tekanan

PERUBAHAN IMUNOGLOBULIN G (IgG) DAN

IMUNOGLOBULIN A (IgA) PADA QORI

PENGHAFAL AL-QUR’AN DI YAYASAN BAITUL

QUR’AN INDONESIA – DEPOK

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan untuk Memenuhi

Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi

Oleh:

Laukha Mahfudloh

NIM: 106102003412

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1431 H / 2010 M

Page 2: PERUBAHAN IMUNOGLOBULIN G (IgG) DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2109/1/LAUKHA...5.2 Data Hasil Pengukuran Volume Paru ..... 66 5.3 Data Hasil Pengukuran Tekanan

2

LEMBAR PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-

BENAR HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN

SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN

TINGGI ATAU LEMBAGA LAIN

Jakarta, Juli 2010

Laukha Mahfudloh

Page 3: PERUBAHAN IMUNOGLOBULIN G (IgG) DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2109/1/LAUKHA...5.2 Data Hasil Pengukuran Volume Paru ..... 66 5.3 Data Hasil Pengukuran Tekanan

3

LEMBAR PERSETUJUAN

Nama : LAUKHA MAHFUDLOH

NIM : 106102003412

Judul : Perubahan Imunoglobulin G (IgG) dan Imunoglobulin A (IgA) pada

Qori Penghafal Al-Qur’an di Yayasan Baitul Qur’an Indonesia –

Depok

Dinyatakan bahwa skripsi dari mahasiswa ini telah disetujui, diperiksa dan

dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Program Studi Farmasi Fakultas

Kedokteran dan Kesehatan Universitas Islam Negeri Jakarta.

Disetujui Oleh :

Pembimbing I Pembimbing II

Zilhadia, M.Si, Apt Drs.H.Achmad Gholib, M.A

NIP.197308222008012007 NIP.195410151979021001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Farmasi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Drs. M. Yanis Musdja, M.Sc, Apt

NIP. 1956010619851010001

Page 4: PERUBAHAN IMUNOGLOBULIN G (IgG) DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2109/1/LAUKHA...5.2 Data Hasil Pengukuran Volume Paru ..... 66 5.3 Data Hasil Pengukuran Tekanan

4

Skripsi dengan judul

PERUBAHAN IMUNOGLOBULIN G (IgG) DAN IMUNOGLOBULIN A

(IgA) PADA QORI PENGHAFAL AL-QUR’AN DI YAYASAN BAITUL

QUR’AN INDONESIA -DEPOK

Telah disusun dan dipertahankan dihadapan penguji oleh

LAUKHA MAHFUDLOH

NIM. 106102003412

Pembimbing

Zilhadia, M.Si, Apt Drs.H.Achmad Gholib, M.A

Pembimbing I Pembimbing II

Penguji

Ofa Suzanti Betha, M,Si, Apt Farida Sulistiawati, M.Si, Apt Alfiah, M.A

Penguji I Penguji II Penguji III

Mengetahui,

Ketua Program Studi Farmasi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Drs. M. Yanis Musdja, M.Sc, Apt

Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Prof. DR (hc). dr. M.K Tadjudin, Sp. And

Tanggal Lulus: 28 Juli 2010

Page 5: PERUBAHAN IMUNOGLOBULIN G (IgG) DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2109/1/LAUKHA...5.2 Data Hasil Pengukuran Volume Paru ..... 66 5.3 Data Hasil Pengukuran Tekanan

5

ABSTRACT

Title: The Changing of Immunoglobulin G (IgG) and Immunoglobulin A (IgA)

to The Qori Fluent in Memorizing The Holy Qur’an in Yayasan Baitul

Qur’an Indonesia- Depok

There was a research about the changing of imun system of the body of Qori

fluent in memorizing the Holy Quir’an in Yayasan Baitul Qur’an Indonesia-

Depok. The research aimed to prove that activities fluent in memorizing the

Holy Quran in 60 minutes improved the imunologic body response,

especially Immunoglobulin G (IgG) and Immunoglobulin A (IgA) which

having role in doing activities as specific antibody. The test was done by

measuring Imunoglobulin G (IgG) and Immunoglobulin A (IgA) to the

serum of Qori fluent in memorizing the Holy Qur’an before and after

memorizing the Holy Qur'an. The measurement was done by using RID

(Radial Immuno Diffusion) method. It was about forming a complex

antigen-antibody which was shown by the form of a ring. The result of the

research shown us significant differences between before and after

memorizing the Holy Qur'an (P <0.05), namely IgA (P = 0.006) and IgG (P

< 0.05). It concluded that by memorizing the Qur’an can change the

concentration of Immunoglobulin A (IgA) and Immunoglobulin G (IgG).

Keywords: Memorizing The Holy Qur’an, IgG, IgA, RID

Page 6: PERUBAHAN IMUNOGLOBULIN G (IgG) DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2109/1/LAUKHA...5.2 Data Hasil Pengukuran Volume Paru ..... 66 5.3 Data Hasil Pengukuran Tekanan

6

ABSTRAK

Judul : Perubahan Imunoglobulin G (IgG) dan Imunoglobulin A (IgA) pada

Qori Penghafal Al-Qur’an di Yayasan Baitul Qur’an Indonesia -

Depok

Telah dilakukan penelitian tentang perubahan sistem imun dalam

tubuh pada Qori penghafal Al-Qur’an di Yayasan Baitul Qur’an

Indonesia – Depok. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan

bahwa aktivitas menghafal Al-Qur’an selama 60 menit dapat

meningkatkan respon tubuh imunologik terutama Imunoglobulin G

(IgG) dan Imunoglobulin A (IgA) yang dapat berperan dalam

melakukan aktivitas sebagai antibodi yang spesifik. Pengujiannya

dilakukan dengan mengukur kadar Imunoglobulin G (IgG) dan

Imunoglobulin A (IgA) pada serum Qori Penghafal Al-Qur’an

sebelum dan sesudah menghafal Al-Qur’an. Pengukuran

Imunoglobulin G IgG) dan Imunoglobulin A (IgA) dilakukan dengan

metode RID ( Radial Immuno Diffusion). Prinsip metode ini adalah

dengan terbentuknya kompleks antigen-antibodi yang ditandai

dengan terbentuknya cincin. Dari hasil penelitian ini menunjukkan

adanya perbedaan bermakna antara Imunoglobulin G (IgG) dan

Imunoglobulin A (IgA) sebelum dan sesudah menghafal Al-Qur’an

(P<0,05) yaitu IgA ( P = 0,006) dan IgG (P<0,05). Sehingga dapat

disimpulkan bahwa dengan menghafal Al-Qur’an dapat merubah

konsentrasi Imunoglobulin G (IgG) dan Imunoglobulin A (IgA).

Kata Kunci : Penghafal Al-Qur’an, IgG, IgA, RID

Page 7: PERUBAHAN IMUNOGLOBULIN G (IgG) DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2109/1/LAUKHA...5.2 Data Hasil Pengukuran Volume Paru ..... 66 5.3 Data Hasil Pengukuran Tekanan

7

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah wa syukurilah, puji syukur kami sampaikan kehadirat Allah SWT

Yang Maha Kuasa atas berkat, rahmat dan hidayah-Nyalah penulis dapat

menyelesaikan penelitian dan penulisan skipsi ini dengan judul “Perubahan

Imunoglobulin G (IgG), Imunoglobulin A (IgA) pada Qori Penghafal Al-Qur’an

di Yayasan Baitul Qur’an Indonesia - Depok”.

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program

pendidikan strata satu pada jurusan Farmasi Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan Universitas Islam Negeri Jakarta.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada:

1. Bapak Prof.DR.(hc)dr.MK. Tadjudin,Sp.And selaku Dekan Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Drs. M. Yanis Musdja, M.Sc, Apt, selaku Ketua Program Studi

Farmasi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Ibu Zilhadia, M.Si, Apt selaku pembimbing I yang dengan penuh

perhatian dan kesabaran telah memberikan bimbingan, arahan, nasehat,

serta petunjuk selama melaksanakan penelitian dan penulisan skipsi.

4. Bapak Drs. H. Achmad Gholib, MA Selaku pembimbing II yang telah

membantu dan memberikan saran sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini.

Page 8: PERUBAHAN IMUNOGLOBULIN G (IgG) DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2109/1/LAUKHA...5.2 Data Hasil Pengukuran Volume Paru ..... 66 5.3 Data Hasil Pengukuran Tekanan

8

5. Bapak Yasin Hasan, Lc dan Mu’allimin Masyhud atas bantuan dan

bimbingan dalam pencarian sampel Qori di Yayasan Baitul Qur’an

Indonesia.

6. Dra. Neneng Gusniarti dan Ibu Abdiyah Wahyuni yang telah membantu

dalam pengambilan sampel darah dan dalam menganalisis sampel darah

dan fasilitas lain dari Laboratorium Makmal Terpadu FKUI.

7. Drs. Kusmardi, Ms dan Dra. Ria Kodariah, Ms yang telah membertikan

izin, fasilitas dan arahan dalam analisis IgG dan IgA di Laboratorium

Imunopatologi FKUI..

8. Bapak Suhendra, SE atas bimbingannya membantu penyelesaian analisis

SPSS 16.

9. Seluruh staff Dosen Jurusan Farmasi Universitas Islam Negeri Jakarta

yang telah menyumbangkan ilmunya dan membantu kelancaran penulis

dalam menyelesaikan pendidikan S1.

10. Ibunda tercinta Hj.Ulya Afifah (Alm) yang telah memberikan kasih

sayang yang tak terhingga dan semangat untuk meraih harapan.

11. Bapak H. Ulin Nuha yang telah memberikan dukungan baik secara

moral, materil dan spirituil untuk meraih kesuksesan di masa yang akan

datang.

12. Mbah H. Aminah terima kasih atas kasih sayang, dukungan dan doanya,

Mbak Titik, Mbak Anik, Mas Adam, Mas Aris dan Adikku Hilal yang

selalu memberikan semangat dan dukungannya. Om Jazim Hamidi S.sos

dan Tante Dindin yang telah dengan ikhlas memberikan fasilitas untuk

penyelesaian skripsi ini. Dan spesial teruntuk Mas Bagus yang selalu

Page 9: PERUBAHAN IMUNOGLOBULIN G (IgG) DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2109/1/LAUKHA...5.2 Data Hasil Pengukuran Volume Paru ..... 66 5.3 Data Hasil Pengukuran Tekanan

9

setia memberikan dukungan dan motivasi untuk tidak lelah dalam

menyelesaikan skripsi ini dan memberikan semangat dan kasih sayang

yang tak henti-hentinya dalam hangat pelukan hati..

13. Kepada Ulil, Lisna, Rika dan Ina yang selalu setia menemani dalam

langkah dengan semua canda, tawa, tangis serta bahagia yang menghiasi

hari-hari selama 4 tahun di farmasi. Via teman seperjuangan jatuh

bangun dalam penyelesaian skripsi ini, Lita, Sanny yang menemani

mondar-mandir yang tak henti-hentinya sampai semua bisa teratasi dan

teman-teman farmasi terutama angkatan 2006, serta semua pihak yang

membantu penulis selama penelitian dan penulisan skripsi ini.

Semoga skipsi ini dapat bermanfaat bagi perkembangan dunia ilmu pengetahuan

maupun syiar agama Islam. Amin.

Jakarta, Juli 2010

Penulis

Page 10: PERUBAHAN IMUNOGLOBULIN G (IgG) DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2109/1/LAUKHA...5.2 Data Hasil Pengukuran Volume Paru ..... 66 5.3 Data Hasil Pengukuran Tekanan

10

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... 1

LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................ 2

LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................... 3

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ 4

ABSTRACT ........................................................................................................ 5

ABSTRAK ........................................................................................................... 6

KATA PENGANTAR ......................................................................................... 7

DAFTAR ISI ........................................................................................................ 10

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... 12

DAFTAR TABEL ............................................................................................... 13

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... 14

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1.1. Latar Belakang ................................................................................. 15

1.2. Perumusan Masalah ........................................................................ 17

1.3. Hipotesa .......................................................................................... 17

1.4. Tujuan Penelitian ............................................................................ 18

1.5. Manfaat Penelitian ........................................................................... 18

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 2.1. Al-Qur’an ........................................................................................

2.1.1. Seni Membaca Al-Qur’an .................................................... 20

2.1.2. Dzikir Al-Qur’an .................................................................. 21

2.2. Pernapasan ......................................................................................

2.2.1. Pengertian............................................................................. 25

2.2.2. Volume Paru-paru dan Proses Bernapas .............................. 26

2.2.3. Uji Fungsí Paru-Paru ........................................................... 27

2.3. Penyakit Pernapasan ........................................................................

2.2.1 Obstruktif ............................................................................ 30

2.2.2 Restriktif .............................................................................. 30

2.4. Darah ..................................................................................... ..........

2.4.1. Pengertian............................................................................. 31

2.4.2. Macam-Macam Sel Darah .................................................. 33

2.5. Sitem Imun ..................................................................................... .

2.5.1 Pengertian............................................................................... 39

2.5.2 Antigen-Antibodi.................................................................... 41

2.5.3 Rantai Ringan (L) dan rantai Berat (H).................................. 44

2.5.4 Sintesis dan Sekresi Imunoglobulin....................................... 45

2.5.5 Macam-Macam Imunoglobulin.............................................. 46

2.6 Radial Imunodiffusion (RID) ............................................................

2.6.1 Pengenlan Dan Prinsip ......................................................... 51

2.6.2 Cara Penentuan Diameter ..................................................... 52

2.7 Teknik Pengambilan Sampel ...........................................................

2.7.1 Faktor yang Perlu Dipertimbangkan .................................... 54

2.7.2 Teknik Sampling .................................................................. 55

Page 11: PERUBAHAN IMUNOGLOBULIN G (IgG) DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2109/1/LAUKHA...5.2 Data Hasil Pengukuran Volume Paru ..... 66 5.3 Data Hasil Pengukuran Tekanan

11

2.7.3 Penentuan Besar Sampel ...................................................... 58

BAB III KERANGKA KONSEP ...................................................................... 60

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN .........................................................

4.1 Tempat dan Waktu Penelitian ......................................................... 61

4.2 Alat dan Bahan ................................................................................ 61

4.3 Metode Penelitian . .......................................................................... . 62

4.3.1 Pengisian Kuesioner................................................................ 62

4.3.2 Seleksi Relawan....................................................................... 62

4.3.2 Pengukuran Volume Paru ....................................................... 62

4.3.3 Pengambilan Darah ................................................................. 62

4.3.4 Pemeriksaan IgG ..................................................................... 63

4.3.5 Pemeriksaan IgA ..................................................................... 64

4.3.6 Teknik Analisis Data .............................................................. 64

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ...........................................................

5.1 Data Hasil Pengisian Kuesioner dan Seleksi Relawan ..................... 66

5.2 Data Hasil Pengukuran Volume Paru .............................................. 66

5.3 Data Hasil Pengukuran Tekanan Darah ........................................... 67

5.4 Data Hasil Pemeriksaan Darah Rutin ............................................... 67

5.5 Data Hasil Pemeriksaan IgG dan IgA ............................................... 67

5.6 Pembahasan ...................................................................................... 68

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................

6.1 Kesimpulan ...................................................................................... 74

6.2 Saran ................................................................................................ 74

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 75

LAMPIRAN ........................................................................................................ 82

Page 12: PERUBAHAN IMUNOGLOBULIN G (IgG) DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2109/1/LAUKHA...5.2 Data Hasil Pengukuran Volume Paru ..... 66 5.3 Data Hasil Pengukuran Tekanan

12

DAFTAR GAMBAR

Gambar I Pembagian Sistem Imun ............................................................... 27

Gambar II Skematis Sebuah Antibodi............................................................ 29

Gambar III Struktur Dasar Antibodi ................................................................ 29

Gambar IV Perangkat Analisa Sampel Darah .................................................. 64

Gambar V Spirometer ..................................................................................... 65

Page 13: PERUBAHAN IMUNOGLOBULIN G (IgG) DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2109/1/LAUKHA...5.2 Data Hasil Pengukuran Volume Paru ..... 66 5.3 Data Hasil Pengukuran Tekanan

13

DAFTAR TABEL

Tabel I Kapasitas dan Volume Paru ......................................................... 14

Tabel II Cara Pemeriksaan Darah .............................................................. 24

Tabel III Nilai Sel Darah Normal................................................................ 24

Tabel IV Sifat Fisiko Kimia dari Subklas IgG ........................................... 34

Tabel V Sifat Kelas Imunoglobulin Yang Berbeda-Beda .......................... 37

Tabel VI Ringkasan Golongan Antibodi..................................................... 37

Tabel VII Konsentrasi IgG dan IgA pada Manusia (mg/L) ......................... 66

Tabel VIII Nilai Kritik Sebaran t .................................................................. 67

Page 14: PERUBAHAN IMUNOGLOBULIN G (IgG) DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2109/1/LAUKHA...5.2 Data Hasil Pengukuran Volume Paru ..... 66 5.3 Data Hasil Pengukuran Tekanan

14

DAFTAR LAMPIRAN

1. Penentuan Besar Sampel ............................................................................ 68

2. Surat Pernyataan Kesediaan Menjadi Subyek Penelitian........................... 69

3. Kuesioner Relawan Penelitian ................................................................... 70

4. Surat Permohonan Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ................ 72

5. Surat Izin Penelitian di Laboratorium Imunopatologi FKUI ..................... 73

6. Surat Bantuan Kerjasama ........................................................................... 74

7. Surat Keterangan Melakukan Penelitian .................................................... 75

8. Hasil Pengisian Kuesioner .......................................................................... 76

9. Hasil Pengukuran Spirometer ..................................................................... 77

10. Hasil Pengukuran Tekanan Darah .............................................................. 78

11. Hasil Pengukuran Darah Rutin................................................................... 79

12. Hasil Pengukuran IgG dan IgA .................................................................. 80

13. Data Hasil Pemeriksaan Darah Rutin dengan SPSS .................................. 81

14. Data Hasil Pemeriksaan IgG dan IgA dengan SPSS................................... 87

Page 15: PERUBAHAN IMUNOGLOBULIN G (IgG) DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2109/1/LAUKHA...5.2 Data Hasil Pengukuran Volume Paru ..... 66 5.3 Data Hasil Pengukuran Tekanan

15

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Qori secara bahasa berasal dari kata qoroa yang berarti membaca. Qori

menurut istilah adalah orang yang membaca Al-Qur’an dengan suara yang

merdu dalam rangka beribadah kepada Allah SWT. Salah satu jenis qori yaitu

qori penghafal Al-Qur’an. Qori penghafal Al-Qur’an adalah seseorang yang

menghafal Al-Qur’an dengan cara membacanya berulang-ulang sambil

memahami maknanya. Dengan cara seperti itu, proses menghafal Al-Quran

akan menjadi lebih cepat. (Depag RI, 1995).

Menghafal Al-Qur’an sangat dianjurkan dalam islam karena sangat

bermanfaat baik secara lahir maupun batin. Manfaat itu antara lain adalah hati

akan senantiasa tentram dan bahagia, potensi diri yang fitrah akan terbangun,

sehingga pribadi sabar dan tabah akan terbentuk.(Sudirman Tebba 2005,

Alfandi & Amin 2008)

Sebuah penelitian membuktikan bahwa ketenangan dapat meningkatkan

ketahanan tubuh imunologik, mengurangi resiko penyakit jantung, dan

meningkatkan harapan usia. Sedangkan stress menyebabkan rentan terhadap

infeksi, dapat mempercepat perkembangan sel kanker, dan meningkatkan

metastasis. (Moh Sholeh, 2006). Ini merupakan masalah penelitian mengingat

dengan membaca Al-Qur’an dapat meningkatkan respon ketahanan tubuh

imunologik belum terungkap secara jelas.

Membaca Al-Qur’an pada qori penghafal Al-Qur’an mengandung aspek

meditasi dan relaksasi yang dapat digunakan untuk pereda stress. Dimana

Page 16: PERUBAHAN IMUNOGLOBULIN G (IgG) DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2109/1/LAUKHA...5.2 Data Hasil Pengukuran Volume Paru ..... 66 5.3 Data Hasil Pengukuran Tekanan

16

secara konseptual, pengaruh membaca Al-Qur’an dan menghafalnya berkaitan

dengan ketahanan tubuh imunologik yang diperantarai oleh neurotransmiter,

neurohormonal dan hormon, antara lain adalah Imunoglobulin G (IgG) dan

Imunoglobulin A (IgA). (Moh.Sholeh, 2006)

Mekanisme pertahanan tubuh spesifik mempunyai 2 efektor yaitu efektor

selular dan efektor humoral. Efektor respon imun humoral disebut antibodi,

suatu protein yang dijumpai dalam jumlah relatif banyak dalam serum. Dalam

sistem efektor humoral ini, imunitas diberikan oleh antibodi yang terdapat

dalam cairan tubuh atau darah dan bertanggung jawab dalam pengenalan dan

penghancuran antigen. Antigen sendiri adalah bahan yang biasanya asing bagi

tubuh dan mencetuskan respon imun spesifik bila masuk tubuh. Pada efektor

humoral ini yang berperan adalah limfosit B / sel B. Sedangkan efektor seluler

yang berperan adalah limfosit T / sel T. Dimana sel B memberi respon

terhadap antigen asing yaitu dengan cara berkembang menjadi antibody-

producing cell yaitu sel plasma yang dapat membentuk antibodi. Sedangkan

sel T sebagai perantara pada imunitas seluler. Dewasa ini telah diketahui

bahwa antibodi terbagi menjadi 5 kelas yaitu IgA, IgG, IgE, IgM, IgD.

(Darmono, 2006)

Qori penghafal Al-Qur’an yang rutin membaca dan menghafal Al-

Qur’an dengan disuarakan (Tilawatil Qur’an) adalah termasuk ke dalam

latihan pernapasan, sehingga diharapkan pada qori yang rutin membaca Al-

Qur’an dapat terhindar dari penyakit pernapasan seperti obstruktif yang

mempengaruhi kemampuan ekspirasi, dan restriktif yang mempengaruhi

kemampuan inspirasi. (Sylvia dan Lorraine, 2006)

Page 17: PERUBAHAN IMUNOGLOBULIN G (IgG) DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2109/1/LAUKHA...5.2 Data Hasil Pengukuran Volume Paru ..... 66 5.3 Data Hasil Pengukuran Tekanan

17

Pada penelitian ini, relawan yang digunakan sebagai sampel penelitian

diambil dari Yayasan Baitul Qur’an Indonesia yang terletak di daerah Kelapa

Dua, Depok. Yayasan ini merupakan yayasan swasta yang didirikan pada

tanggal 20 April 2006 dengan akta pendiriannya C-65.HT.03.01-TH 2006 dan

diketui oleh Bapak Edy Kurniawan. Di Yayasan ini penerimaan santri baru

dimulai pada bulan Juli. Jumlah siswa baru yang mendaftar pada tahun ajaran

2009/2010 adalah sebanyak 30 orang. Program yayasan ini adalah beasiswa

yaitu santri yang masuk tidak dikenakan biaya, akan tetapi para santri wajib

menghafalkan Al-Qur’an. Setiap hari pada waktu pagi hari dan malam hari

dilakukan kegiatan rutin menghafal Al-Qur’an secara bersama-sama dan

kemudian dari tiap-tiap hafalannya dibaca di depan ustadznya. Dari 30 orang,

yang diambil sebagai relawan hanya 15 dari 20 relawan yang memenuhi

kriteria inklusi dengan cara pengisian kuesioner. Pengambilan sampelnya

dilakukan secara acak. Selain itu ada 4 orang sebagai pembanding yang

digunakan yaitu relawan yang memenuhi kriteria eksklusi.

1.2 Perumusan Masalah

Apakah ada perubahan konsentrasi IgG, IgA sebelum dan sesudah melakukan

hafalan Al-Qur’an pada qori penghafal Al-Qur’an di Yayasan Baitul Qur’an

Indonesia?

1.3 Hipotesa

Terdapat perubahan konsentrasi IgG, IgA sebelum dan sesudah melakukan

hafalan Al-Qur’an pada qori penghafal Al-Qur’an di Yayasan Baitul Qur’an

Indonesia

Page 18: PERUBAHAN IMUNOGLOBULIN G (IgG) DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2109/1/LAUKHA...5.2 Data Hasil Pengukuran Volume Paru ..... 66 5.3 Data Hasil Pengukuran Tekanan

18

1.4 Tujuan Penelitian.

Untuk mengetahui perubahan konsentrasi IgG, IgA sebelum dan sesudah

melakukan hafalan Al-Qur’an pada qori penghafal Al-Qur’an di Yayasan

Baitul Qur’an Indonesia.

1.5 Manfaat Penelitian

Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan informasi penting kepada

masyarakat bahwa menghafal Al-Qur’an dapat merubah IgG, IgA sehingga

dapat mempengaruhi sistem imun dalam tubuh menjadi seimbang sehingga

masyarakat menjadi lebih tertarik untuk menghafal Al-Qur’an.

Page 19: PERUBAHAN IMUNOGLOBULIN G (IgG) DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2109/1/LAUKHA...5.2 Data Hasil Pengukuran Volume Paru ..... 66 5.3 Data Hasil Pengukuran Tekanan

19

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Al-Qur’an

Al-Qur’an berasal dari kata Qoro’a yang berarti bacaan. Kata Al-Qur’an

itu berbentuk masdar dengan arti isim maf’ul yaitu maqru’ yang berarti yang

dibaca. Al-qur’an adalah kalam Allah yang merupakan mukjizat yang diturunkan

(diwahyukan) kepada Nabi Muhammad SAW dan yang ditulis di mushaf dan

diriwayatkan secara mutawatir dan yang membacanya bernilai ibadah. (Depag RI,

1995)

Al-Qur’an merupakan bacaan yang paling baik dan sempurna, sebab

membaca Al-Qur;an bukan hanya akan memberikan pencerahan dalam hati dan

pikiran tetapi membaca Al-Qur’an juga memiliki kebajikan yang besar dan dilipat

gandakan. Membaca Al-Qur’an dan mentadaburkannya hingga meresap dalam

hati, selain merupakan perintah Allah juga salah satu dzikrullah yang paling baik

dan sangat utama. Hal tersebut merupakan wujud nyata bahwa kita benar-benar

beriman dan bertaqwa kepada Allah. Sebab membaca Al-Qur’an adalah perintah

Allah. (Samsul Munir Amin dan Haryanto Al-Fandi, 2008)

Allah telah berfirman ( QS.Al-ankabut : 45) :

Artinya :”Bacalah apa yang Telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al

Quran) dan Dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari

(perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. dan Sesungguhnya mengingat

Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang

lain). dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan”.

Page 20: PERUBAHAN IMUNOGLOBULIN G (IgG) DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2109/1/LAUKHA...5.2 Data Hasil Pengukuran Volume Paru ..... 66 5.3 Data Hasil Pengukuran Tekanan

20

2.1.1 Seni Membaca Al-Qur’an

Dalam membaca Al-qur’an banyak sekali seni yang dapat memperindah

bacaan Al-Qur’an sehingga ketika dilafadzkan akan terdengar merdu. Seni- seni

bacaan dalam Al-Qu’an antara lain adalah : (Misbachul munir, 1999).

1. Qoror / low, adalah piano (suara lembut), maksudnya ialah suara yang

paling rendah ( lowest ).

2. Nawa / medium ; adalah mempunyai dua cabang ;

a. Mezzo Soprano ; yaitu antara suara tinggi dan rendah

b. Mezzo forte ; yaitu suara sedang

3. Jawab / high adalah crescendo yaitu suara yang menanjak kuat.

4. Jawabul jawab / highest fortissimme ; yaitu suara yang sangat kuat

Macam-macam variasi dalam membaca AslQur’an : (Misbachul munir,

1999).

1. Adiyah ( Tidak banyak turun naik suara dan lagunya )

2. Su’ud ( Menaikkan suara dan lagu secara bertangga )

3. nurul ( Menurunkan suara dan lagu secara bertangga )

4. Taqrir ( Mengulang-ulang lagu dan getaran suara )

5. Raml ( Membarengkan suara dan lagu )

6. Tahlid ( Mencampur variasi-variasi dalam satu cabang lagu )

Kegunaan lagu-lagu tilawatil Qur’an selain bisa diterapkan dengan bacaan

tahqiq (bacaan lambat/pelan, seperti dalam aturan Musabaqoh Tilawatil Qur’an),

juga bisa diterapkan pada bacaan tartil (yaitu bacaan sedang, tidak terlalu lambat

juga tidak terlalu cepat, seperti yang biasa dibaca dalam tadarus Al-Qur’an

maupun bacaan ayat-ayat Al-Qur’an dalam sholat), bahkan pada bacaan-bacaan

Page 21: PERUBAHAN IMUNOGLOBULIN G (IgG) DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2109/1/LAUKHA...5.2 Data Hasil Pengukuran Volume Paru ..... 66 5.3 Data Hasil Pengukuran Tekanan

21

yang lebih cepat lagi dari keduanya, seperti bacaan tadzwir atau hadr. Caranya

cukup dengan suara yang sedang saja, tidak perlu memakai nada tinggi, juga

mengurangi variasi-variasinya, lagu-lagu cabangnya maupun ukuran panjang

pendek bacaannya, tentunya harus sesuai dengan aturan ilmu tajwid. Jelasnya,

apabila lagu-lagu tersebut dipakai untuk keperluan bacaan-bacaan yang lebih

cepat maka gaya bahasanya harus disederhanakan. (Misbachul munir, 1999).

Hal yang diperintahkan seorang qori adalah hendaknya ikhlas dalam

bacaannya, mengharapkan pahala dari Allah SWT, tidak dimaksudkan sebagai

sarana untuk sesuatu yang lain, bersopan santun dengan Al-qur’an dan

mengkhusukkan hati bahwa sedang bermunajat kepada Allah. Untuk itu, ia

membaca sebagaimana melihat Allah karena sesungguhnya jika ia tidak melihat-

Nya, maka Allah SWT melihatnya. (Imam Nawawi, 1995)

2.1.2 Dzikir Al-Qur’an

Dzikir secara etimologi berasal dari kata bahasa arab Dzakara yang artinya

mengingat, memperhatikan, mengenang, mengambil pelajaran, mengenal atau

mengerti. Biasanya perilaku dzikir diperlihatkan orang dalam bentuk renungan

sambil duduk dengan membaca bacaan-bacaan tertentu. Sedangkan dalam

pengertian terminologi dzikir sering dimaknai sebagai suatu amal ucapan atau

amal qouliyah melalui bacaan-bacaan tertentu untuk mengingat Allah. Berdzikir

kepada Allah adalah suatu rangkain dari iman dan islam yang mendapat perhatian

khusus dan istimewa dalam Al-Qur’an dan hadis. (Samsul Munir Amin dan

Haryanto al-Fandi, 2008)

Page 22: PERUBAHAN IMUNOGLOBULIN G (IgG) DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2109/1/LAUKHA...5.2 Data Hasil Pengukuran Volume Paru ..... 66 5.3 Data Hasil Pengukuran Tekanan

22

Dzikir kepada Allah umumnya dapat diklasifikasikan menjadi empat

bentuk atau jenis, hal ini didasarkan pada aktivitas apa yang digunakan untuk

mengingat Allah, yaitu :

1. Dzikir fikir (tafakur)

Berfikir dan bertafakur tentang penciptaan langit dan bumi, bahtera yang

luas dan membawa berbagai hal yang bermanfaat bagi kehidupan,

memikirkan tentang diri sendiri sebagai sosok makhluk dan hamba Allah

yang diciptakan dengan teramat indah dan sempurna, merenungkan dan

memikirkan makna serta kandungan Al-Qur’an adalah bentuk dari dzikir

kepada Allah yaitu dzikir fikir. (Samsul Munir Amin dan Haryanto Al-

fandi, 2008)

2. Dzikir dengan lisan atau ucapan

Sebagaimana firman Allah (QS.Al Muzammil : 8) :

Artinya : ”Sebutlah nama Tuhanmu, dan beribadatlah kepada-Nya dengan

penuh ketekunan”.

Dzikir lisan dapat dimaknai dengan dzikir yang diucapkan dengan lisan

dan dapat didengar oleh telinga baik bagi yang membacanya ataupun yang

mendengarnya. Dzikir lisan ini terbagi menjadi 2 bentuk yaitu dzikir yang

dilakukan dengan cara pelan (sirr) atau berbisik (hams) dan dzikir yang

dilaksanakan dengan suara yang keras (jahar). (Samsul Munir Amin dan

Haryanto Al-Fandi, 2008)

Page 23: PERUBAHAN IMUNOGLOBULIN G (IgG) DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2109/1/LAUKHA...5.2 Data Hasil Pengukuran Volume Paru ..... 66 5.3 Data Hasil Pengukuran Tekanan

23

3. Dzikir dengan hati atau qolbu

Dzikir qolbu adalah aktivitas mengingat Allah yang dilakukan dengan hati

atau qolbu saja artinya sebutan itu dilakukan dengan ingatan hati saja.

Dzikir qolbu juga dapat dimaknai dengan melakukan dzikir dengan lisan

dan hati, maksudnya adalah lisan berucap dengan pelan dan hati

mengingat dan meresapi maknanya. (Muhammad Makhdlori, 2008)

4. Dzikir dengan amal perbuatan

Yang dimaksud dengan dzikir amal adalah setiap perbuatan atau aktivitas

seseorang yang baik dan dapat mengantarkannya untuk teringat kepada

Allah. Dzikir amal juga dapat diartikan sebagai tindakan yang didasarkan

pada aturan dan ketentuan Allah. Sehingga dapat dimaknai dzikir amal

terwujud dengan menempatkan Allah yang Maha Tunggal sebagai awal

dan akhir dari setiap perbuatan dan tindakan. (Abdul Rosul, 2007)

Sesungguhnya membaca Al-Qur’an memiliki keutamaan dan manfaat

yang besar bagi hidup dan kehidupan kita di dunia dan di akhirat. Tentunya tidak

hanya sekedar membaca, namun kita juga mesti mentadaburkannya dan meresapi

makna yang terkandung di dalamnya, karena hanya dengan begitu Al-Qur’an yang

kita baca akan memberikan kesan yang mendalam di jiwa serta memberikan

pengaruh positif bagi kita dalam menjalani kehidupan. (Samsul Munir Amin dan

Haryanto Al-Fandi, 2008)

Al-Qur’an adalah petunjuk bagi umat manusia, pembeda antara yang hak

dan yang batil, Al-Qur’an sumber dari segala sumber hukum dalam Islam,

membacanya bernilai ibadah bahkan merupakan ibadah yang sangat mulia dan

seutama-utamanya dzikir kepada Allah. Al Qur’an adalah penawar dan obat yang

Page 24: PERUBAHAN IMUNOGLOBULIN G (IgG) DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2109/1/LAUKHA...5.2 Data Hasil Pengukuran Volume Paru ..... 66 5.3 Data Hasil Pengukuran Tekanan

24

paling baik bagi segala penyakit, baik penyakit fisik maupun psikis. (Samsul

Munir Amin dan Haryanto Al-Fandi, 2008)

Allah berfirman (QS.Yunus :57) :

Artinya : ”Hai manusia, Sesungguhnya Telah datang kepadamu pelajaran dari

Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada)

dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang

beriman”.

Sungguh sangat besar dan banyak manfaat dan fadhilah membaca Al-

qur’an. Oleh karena itu agar seseorang dapat memetik manfaat dan keutamaan Al-

Qur’an tentunya dalam membaca Al-Qur’an harus dengan baik, selain dengan

meresapi makna yang terkandung di dalamnya, juga harus mengindahkan etika

atau adab membaca Al-Qur’an termasuk tatacara membaca dengan benar,

memperhatikan tajwid, qira’at yang benar dan ketentuan-ketentuan lain yang

disyari’atkan. (Ma’mur Daud, 1997)

Hal lain yang penting adalah berhubungan dengan niat. Niat adalah

kemauan yang kuat. Niat adalah tujuan yang berasal dari dalam hati. Niat adalah

dorongan hati yang dilihatnya sesuai dengan tujuan, berupa mendatangkan

manfaat atau menghindarkan diri dari madarat, dari sisi keadaan maupun harta.

Hakikat niat adalah pengkaitan tujuan dengan hal yang dituju. Niat adalah tujuan

sesuatu yang disertai dengan pelaksanaanya. (Yusuf Qordhawi, 1998)

Dalam Al;-Qur’an niat itu diungkapakan dengan kata ikhlas dan mukhlis

yang berkaitan erat dengan niat yang ikhlas. Ikhlas artinya membersihkan sesuatu

Page 25: PERUBAHAN IMUNOGLOBULIN G (IgG) DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2109/1/LAUKHA...5.2 Data Hasil Pengukuran Volume Paru ..... 66 5.3 Data Hasil Pengukuran Tekanan

25

hingga menjadi bersih. Ikhlas tujuan utamanya adalah ketaatan kepada Allah.

Ikhlas adalah membersihkan perbuatan dari segala ketidakmurnian umum,

termasuk apa yang timbul dari keinginan untuk menyenangkan diri sendiri dan

orang lain. Atau membebaskan tujuan dari selain Allah SWT yang berperan dalam

perbuatan itu. Yang penting dalam ibadah adalah niat dan kesucian niat itu. Sebab

hubungan niat dengan ibadah seperti hubungan jiwa dengan raga. Bentuk fisik

ibadah adalah berasal dari aspek diri dan raganya. Sedangkan niat adalah ruh

ibadah yang berasal dari aspek batin dan hati. (Yusuf Qotdhowi, 1998)

2.2 Pernapasan

2.2.1 Pengertian

Pernapasan secara harafiah berarti pergerakan oksigen (O2) dari atmosfer

menuju ke sel dan keluarnya karbon dioksida (CO2) dari sel ke udara bebas.

Pemakaian O2 dan pengeluaran CO2 diperlukan untuk menjalankan fungsi normal

sel dalam tubuh, tetapi sebagian besar tubuh kita tidak dapat melakukan

pertukaran gas-gas langsung dengan udara karena sel-sel tersebut letaknya sangat

jauh dari tempat pertukaran gas tersebut. Karena itu, sel-sel tersebut memerlukan

struktur tertentu untuk menukar maupun untuk mengangkut gas-gas tersebut.

(Sylvia dan Lorraine, 2006)

Pernapasan berarti pergerakan oksigen dari atmoser menuju ke sel-sel

dan keluarnya karbon dioksida dari sel-sel ke udara bebas. Proses pernapasan

terdiri dari beberapa langkah yaitu sistem pernapasan, sistem saraf pusat dan

sistem kardiovaskuler. Anatomi saluran pernapasan sehingga mencapai paru-paru

adalah hidung, laring, trakea, bronkus dan bronkiolus. Saluran pernapasan dari

hidung sampai bronkiolus dilapisi oleh membran mukosa yang bersilia. Ketika

Page 26: PERUBAHAN IMUNOGLOBULIN G (IgG) DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2109/1/LAUKHA...5.2 Data Hasil Pengukuran Volume Paru ..... 66 5.3 Data Hasil Pengukuran Tekanan

26

udara masuk ke rongga hidung, udara tersebut disaring, dihangatkan dan

dilembabkan (Davidson Sue, Tony Smith.2006).

Secara garis besar pernapasan dibagi menjadi dua yaitu : (Irman Somantri,

2008)

1. Penapasan dalam (internal) : yaitu pertukaran gas antar organel sel

(mitokondria) dan medium cairnya. Hal tersebut menggambarkan

proses metabolisme intraseluler yang meliputi konsumsi O2 dan

pengeluaran CO2 sampai menghasilkan energi.

2. Pernapasan luar (eksternal) : Yaitu absorbsi O2 dan pembuangan

CO2 dari tubuh secara keseluruhan ke lingkungan luar.

2.2.2 Volume Paru-Paru dan Proses Bernapas

Secara konvensional, volume terdiri dari dua atau lebih volume yang

dikenal sebagai “kapasitas”, sedangkan yang tidak dapat dibagi dikenal sebagai

“volume”. Volume yang dihirup dan dikeluarkan dikenal sebagai volume tidal dan

memperlihatkan beberapa volume istirahat yang biasanya sekitar 500 ml. (Jeremy

PT.Ward, dkk, 2007 )

Dalam keadaan normal, volume udara paru-paru manusia mencapai 4500

cc. Udara ini dikenal sebagai kapasitas total udara pernapasan manusia.

Walaupun demikian, kapasitas vital udara yang digunakan dalam proses bernapas

mencapai 3500 cc, yang 1000 cc merupakan sisa udara yang tidak dapat

digunakan tetapi senantiasa mengisi bagian paru-paru sebagai residu atau udara

sisa. Kapasitas vital adalah jumlah udara maksimum yang dapat dikeluarkan

seseorang setelah mengisi paru-parunya secara maksimum. Dalam keadaaan

normal, kegiatan inspirasi dan ekpirasi atau menghirup dan menghembuskan

Page 27: PERUBAHAN IMUNOGLOBULIN G (IgG) DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2109/1/LAUKHA...5.2 Data Hasil Pengukuran Volume Paru ..... 66 5.3 Data Hasil Pengukuran Tekanan

27

udara dalam bernapas hanya menggunakan sekitar 500 cc volume udara

pernapasan (kapasitas tidal = ± 500 cc). Kapasitas tidal adalah jumlah udara yang

keluar masuk paru-paru pada pernapasan normal. Dalam keadaan luar biasa,

inspirasi maupun ekspirasi dalam menggunakan sekitar 1500 cc udara pernapasan

(expiratory reserve volume = inspiratory reserve volume = 1500 cc) ( Sylvia dan

Lorraine, 1995).

Dengan demikian, udara yang digunakan dalam proses pernapasan

memiliki volume antara 500 cc hingga sekitar 3500 cc. Dari 500 cc udara

inspirasi/ekspirasi biasa, hanya sekitar 350 cc udara yang mencapai alveolus,

sedangkan sisanya mengisi saluran pernapasan. Volume udara pernapasan dapat

diukur dengan suatu alat yang disebut Spirometer. Besarnya volume udara

pernapasan tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain ukuran

alat pernapasan, kemampuan dan kebiasaan bernapas, serta kondisi kesehatan

(Davidson Sue, Tony Smith, 2006).

2.2.3 Uji Fungsi Paru-Paru

Uji fungsi paru (PFT) ini dibagi dalam dua kategori yaitu uji yang

berhubungan dengan ventilasi paru dan dinding dada dan uji yang berhubungan

dengan pertukaran gas. Pada beberapa penyakit, mempunyai gambaran gangguan

fungsi yang khas dan dapat dibedakan antara kelainan ventilasi obstruktif dan

restriktif. Gangguan ventilasi obstruktif mempengaruhi kemampuan ekspirasi,

sedangkan restriktif mempengaruhi kemampuan inspirasi. (Sylvia dan Lorraine,

2006)

Volume dan kapasitas paru merupakan pengukuran anatomis yang

dipengaruhi oleh latihan fisik dan penyakit. Terdapat empat volume paru dan

Page 28: PERUBAHAN IMUNOGLOBULIN G (IgG) DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2109/1/LAUKHA...5.2 Data Hasil Pengukuran Volume Paru ..... 66 5.3 Data Hasil Pengukuran Tekanan

28

empat kapasitas paru. Kapasitas paru selalu terdiri dari dua volume paru atau

lebih. Kapasitas dan volume paru dapat diukur dengan spirometer. Spirometer

adalah suatu alat sederhana yang dilengkapi pompa atau bel yang akan bergeser

pada waktu pasien bernapas ke dalamnya melalui sebuah katup dan tabung

penghubung. Pada waktu menggunakan spirometer, grafik akan terekam pada

sebuah drum yang dapat berputar dengan sebuah pena pencatat. Spirometer

langsung dengan memakai komputer pada waktu pasien berada di tempat tidur

sering dilakukan. (Sylvia dan Lorraine, 2006)

Tabel I. Kapasitas dan Volume Paru(Sylvia dan Lorraine, 2006)

Pengukuran Simbol Nilai rata-rata laki-laki

dewasa (ml)

Definisi

Volume tidal VT 500 Jumlah udara yang diinspirasi atau diekspirasi pada setiap kali

bernapas (nilai ini adalah untuk keadaan istirahat)

Volume cadangan

inspirasi

IRV 3100 Jumlah udara yang dapat diinspirasi secara paksa sesudah inhalasi

volume tidal normal

Volume cadangan

ekspirasi

ERV 1200 Jumlah udara yang dapat diekspirasi secara paksa sesudah

ekspirasi volume tidal yang normal

Volume residu RV 1200 Jumlah udara yang tertinggal di dalam paru sesudah ekspirasi

paksa

Kapasitas paru total TLC 6000 Jumlah udara maksimal yang dapat dimasukkan ke dalam paru

sesudah inspirasi maksimal : TLC = VT +IRV +ERV+ RV ; TLC =

VC + RV

Kapasitas vital VC 4800 Jumlah udara maksimal yang dapat diekspirasi sesudah inspirasi

maksimal: VC = VT +IRV + ERV (seharusnya 80% dari TLC)

Kapasitas inspirasi IC 3600 Jumlah udara maksimal yang dapat diinspirasi sesudah ekspirasi

normal : IC = VT + IRV

Kapasitas residu

fungsional

FRC 2400 Volume udara yang tertinggal di dalam paru sesudah ekspirasi

volume tidal normal : FRC = ERV + RV

Volume-volume udara berikut yang dapat diukur dengan pertolongan spirometer :

a. Kapasitas vital paksa (FVC) adalah pengukuran kapasitas vital yang

didapat pada ekspirasi yang dilakukan secepat dan sekuat mungkin sangat

Page 29: PERUBAHAN IMUNOGLOBULIN G (IgG) DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2109/1/LAUKHA...5.2 Data Hasil Pengukuran Volume Paru ..... 66 5.3 Data Hasil Pengukuran Tekanan

29

penting. Volume udara ini dalam kondisi normal nilainya kurang lebih

sama dengan VC, tetapi mungkin sangat berkurang pada pasien obstruksi

saluran napas karena penutupan dini saluran napas yang kecil dan akibat

udara yang terperangkap.

b. Volume ekspirasi paksa (FEV) adalah volume udara yang dapat

diekspirasi dalam waktu standar selama tindakan FVC. Biasanya FEV

diukur selama detik pertama ekspirasi yang dipaksakan . Ini disebut

dengan FEV1, FEV merupakan petunjuk yang sangat berharga untuk

mengetahui adanya gangguan kapasitas ventilasi dan nilai yang kurang

dari 1L selama detik pertama menunjukkan adanya gangguan fungsi berat.

FEV sebaiknya selalu dihubungkan dengan FVC atau VC. Individu normal

dapat menghembuskan napas sekitar 80% dari kapasitas vitalnya dalam

sedetik, dinyatakan sebagai rasio FEV1/ FVC. Tidak banyak perbedaan apakah

FVC atau VC yang dipergunakan sebagai rasio. Rasio ini besar sekali

manfaatnya untuk membedakan antara penyakit-penyakit yang menyebabkan

obstruksi saluran napas dan penyakit-penyakit yang menyebabkan paru-paru

tidak dapat mengembang sepenuhnya. Pada penyakit obstruktif seperti

bronkhitis kronik atau emfisema terjadi pengurangan FEV1 yang lebih besar

dibandingkan dengan kapasitas vital (kapasitas vital mungkin normal) sehingga

rasio FEV1/FVC kurang dari 80%. Pada penyakit restriktif parenkim paru-paru

misalnya sarkoidosis maka baik FEV1 dan FVC atau VC mengalami penurunan

dengan perbandingan yang kurang lebih sama dan perbandingan FEV1/FVC

tetap sekitar 80% atau lebih. (Sylvia dan Lorraine, 2006)

Page 30: PERUBAHAN IMUNOGLOBULIN G (IgG) DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2109/1/LAUKHA...5.2 Data Hasil Pengukuran Volume Paru ..... 66 5.3 Data Hasil Pengukuran Tekanan

30

2.3 Penyakit Pernapasan

Penyakit pernapasan diklasifikasikan berdasrkan etiologi, letak anatomis,

sifat kronik penyakit, dan perubahan struktur dan fungsi.

2.3.1 Obstruktif

a. Bronkitis kronik merupakan suatu gangguan klinis yang ditandai oleh

pembentukan mukus yang berlebihan dalam bronkus dan bermanifestasi

sebagai batuk kronik dan pembentukan sputum selama sedikitnya 3

bulan dalam setahun, sekurang-kurangnya dalam dua tahun berturut-

turut.

b. Emfisema paru merupakan suatu perubahan anatomis parenkim paru

yang ditandai oleh pembesaran alveolus dan duktus alveolaris yang tidak

normal, serta destruksi dinding alveolar.

c. Asma merupakan suatu penyakit yang ditandai oleh hipersekretivitas

cabang trakeobronkial terhadap berbagai jenis rangsangan dan keadaan

ini bermanifestasi sebagai penyempitan jalan napas secara periodik dan

reversibel akibat bronkospasma.

2.3.2 Restriktif

Gangguan ventilasi restriktif ditandai dengan peningkatan kekakuan paru,

toraks atau keduanya akibat penurunan ketegangan dan penurunan semua volume

paru termasuk kapasitas vital. Kerja pernapasan meningkat untuk mengatasi daya

elastisitas alat pernapasan, sehingga napas menjadi cepat dan dangkal. Akibat

fisiologis ventilasi yang terbatas ini adalah hipoventilasi alveolar dan

ketidakmampuan mempertahankan tekanan gas darah normal. Penyakit-penyakit

Page 31: PERUBAHAN IMUNOGLOBULIN G (IgG) DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2109/1/LAUKHA...5.2 Data Hasil Pengukuran Volume Paru ..... 66 5.3 Data Hasil Pengukuran Tekanan

31

restriktif paru dibagi menjadi dua golongan : gangguan ekstrapulmonal termasuk

gangguan neurologik, neuromuskular dan gangguan pada rangka torak; dan

penyakit-penyakit yang menyerang pleura dan parenkim paru.

2.4 Darah

2.4.1 Pengertian

Darah adalah jaringan tubuh yang berbeda dengan jaringan tubuh lain,

berada dalam konsistensi cair, beredar dalam suatu sistem tertutup yang

dinamakan sebagai pembuluh darah dan menjalankan fungsi transpor berbagai

bahan serta fungsi homeostasis.(Mohamad Sadikin,2002)

Dua sifat utama darah yaitu warna merah dan kental itulah yang

membedakan darah dari cairan tubuh lainnya. Kekentalan ini disebabkan oleh

banyaknya senyawa dengan berbagai macam berat molekul, dari yang kecil

sampai yang besar seperti protein, yang terlarut di dalam darah. Warna merah

yang memberi warna yang khas pada darah disebabkan oleh adanya senyawa

yang berwarna merah dalam sel-sel darah merah (SDM) yang tersuspensi dalam

darah. Dengan adanya senyawa dengan berbagai ukuran molekul yang terlarut

tersebut, ditambah dengan suspensi sel, baik sel darah merah atau sel darah lain,

darah pun menjadi cairan dengan massa jenis dan kekentalan (viskositas) yang

lebih besar daripada air. (Mohamad Sadikin,2002)

Manusia memiliki sistem peredaran darah tertutup yang berarti darah

mengalir dalam pembuluh darah, dan disirkulasikan oleh jantung. Darah dipompa

oleh jantung menuju paru-paru untuk melepaskan sisa metabolisme berupa karbon

dioksida dan menyerap oksigen melalui pembuluh arteri pulmonalis, lalu dibawa

kembali ke jantung melalui vena pulmonalis. Setelah itu darah dikirimkan ke

Page 32: PERUBAHAN IMUNOGLOBULIN G (IgG) DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2109/1/LAUKHA...5.2 Data Hasil Pengukuran Volume Paru ..... 66 5.3 Data Hasil Pengukuran Tekanan

32

seluruh tubuh oleh saluran pembuluh darah aorta. Darah mengedarkan oksigen ke

seluruh tubuh melalui saluran halus darah yang disebut pembuluh kapiler. Darah

kemudian kembali ke jantung melalui pembuluh darah vena cava superior dan

vena cava inferior. Darah juga mengangkut bahan-bahan sisa metabolisme, obat -

obatan dan bahan kimia asing dibawa ke hati untuk diuraikan dan ke ginjal untuk

dibuang sebagai air seni. Darah terdiri dari beberapa jenis korpuskula yang

membentuk 45% bagian dari darah. Bagian 55% yang lain berupa cairan

kekuningan yang membentuk medium cairan darah yang disebut plasma darah

(Ganong, 2002).

Darah ( kurang lebih berjumlah 5,5 L pada pria) terdiri atas sel dan cairan

yang mengalir satu arah secara teratur di dalam sistem sirkulasi tertutup. Darah

terutama didorong ke depan oleh kontraksi ritmik jantung dan terdiri atas dua

bagian : unsur berbentuk, atau sel-sel darah dan plasma (cairan tempat unsur

terbentuk berada. Unsur berbentuk meliputi eritrosit (sel darah merah), platelet

(trombosit), leukosit (sel darah putih). (Luiz Carlos Jonqueira dan Jose Carneiro,

2007)

Secara umum darah mempunyai fungsi sebagai berikut :

a. Alat transpor makanan yang diserap dari saluran cerna dan

diedarkan ke seluruh tubuh

b. Alat transpor O2 yang diambil dari paru-paru untuk dibawa ke

seluruh tubuh.

c. Alat transpor bahan buangan dari ke jaringan ke alat-alat ekskresi

seperti paru-paru (gas), ginjal dan kulit ( bahan terlarut dalam air),

dan hati untuk diteruskan ke empedu dan saluran cerna sebagai

Page 33: PERUBAHAN IMUNOGLOBULIN G (IgG) DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2109/1/LAUKHA...5.2 Data Hasil Pengukuran Volume Paru ..... 66 5.3 Data Hasil Pengukuran Tekanan

33

tinja (suntuk bahan yang sukar larut dalam air).

d. Alat transpor antar jaringan dari bahan-bahan yang diperlukan oleh

suatu jaringan dibuat oleh jaringan lain. Hal ini tampak jelas

misalnya dalam transpor lipoprotein seperti lipoprotein densitas

tinggi atau high density lipoprotein (HDL), lipoprotein densitas

rendah atau low lipoprotein (LDL) dan hormon.

e. Mempertahankan keseimbangan dinamis (homeostasis) dalam

tubuh, termasuk didalamnya ialah mempertahankan suhu tubuh,

mengatur keseimbangan distribusi air dan mempertahankan

keseimbangan asam-basa sehingga pH darah dan cairan tubuh tetap

dalam keadaan yang seharusnya.

f. Mempertahankan tubuh dari agresi benda atau senyawa asing

umumnya selalu dianggap punya potensi menimbulkan ancaman.

Dengan demikian, secara garis besar dapat dikatakan bahwa fungsi

darah ialah sebagai sarana transpor, alat homeostasis dan alat

pertahanan. (Mohamad Sadikin,2002)

2.4.2 Macam - Macam Sel Darah

Apabila setetes darah diletakkan di atas kaca objek yang bersih dan kering

kemudian dibuat sediaan hapus dan diwarnai dengan pewarnaan May Greenwald

Giemsa (MGG), secara garis besar akan tampak sel-sel yang dapat dikelompokkan

menjadi 3 kelompok besar :

1. Sel darah merah atau eritrosit

Sel darah merah atau eritrosit adalah sel terbanyak di dalam darah. Sel ini

mempunyai bentuk sel yang bulat, tidak berinti dan berwarna merah kebiruan

Page 34: PERUBAHAN IMUNOGLOBULIN G (IgG) DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2109/1/LAUKHA...5.2 Data Hasil Pengukuran Volume Paru ..... 66 5.3 Data Hasil Pengukuran Tekanan

34

homogen. Karena sel ini mengandung senyawa yang berwarna merah, yaitu

hemoglobin, maka dengan sendirinya darah berwarna merah. Konsentrasi sel

darah merah perlu diketahui untuk mengetahui nilai fisiologi tubuh. Cara

yang digunakan untuk mengetahui konsentrasi sel darah merah ada tiga.

Pertama menyatakan dalam kosentrasi hemoglobin, kedua sebagai jumlah sel

darah merah dalam suatu volume tertentu. Dan yang ketiga dalam hematokrit

(Mohamad Sadikin, 2002)

Jumlah sel darah merah kira-kira 5 juta /mm2

darah pada rata-rata orang

dewasa dan berumur 120 hari. Keseimbangan yang tetap dipertahankan antara

kehilangan dan pergantian sel darah setiap hari. Pembentukan sel darah merah

dirangsang oleh hormon glikoprotein, eritropoetin yang dianggap berasal dari

ginjal. Pembentukan eritropoetin dipengaruhi oleh hipoksia jaringan yang

dipengaruhi oleh faktor seperti perubahan O2 atmosfir, berkurangnya kadar O2

darah arteri dan berkurangnya konsentrasi hemoglobin. Perubahan massa sel

darah merah menimbulkan dua keadaan yang berbeda. Jika jumlah sel darah

merah berkurang maka timbul anemia. Sebaliknya, keadaan dimana sel darah

merah terlalu banyak disebut polisitemia yang menyebabkan peningkatan

viskositas dan volume darah. ( Sylvia dan Loraine, 1995).

2. Sel darah putih atau leukosit

Sel darah putih adalah sel lain yang terdapat dalam darah, Sel darah putih

umumnya berperan dalam mempertahankan tubuh terhadap penyusupan benda

asing yang selalu dipandanag mempunyai kemungkinan untuk mendatangkan

bahaya bagi kelangsungan hidup individu. Jumlah leukosit di dalam darah

Page 35: PERUBAHAN IMUNOGLOBULIN G (IgG) DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2109/1/LAUKHA...5.2 Data Hasil Pengukuran Volume Paru ..... 66 5.3 Data Hasil Pengukuran Tekanan

35

tidaklah sebanyak sel darah merah yaitu berkisar antar 0,1-0,2% dari jumlah

sel darah merah. (Mohamad Sadikin, 2001)

Jumlah normal leukosit mempunyai rentang cukup luas yaitu antara 5.103 -

104 /ml. Keragaman jumlah yang sampai 100% dapat dimaklumi karena itu

jumlah leukosit tersebut berubah-ubah dari saat ke saat sesuai dengan jumlah

benda asing yang dihadapi dari saat ke saat. Bila keseluruhan leukosit lebih

dari 104

ini berarti individu berada dalam keadaan radang. (Mohamad

Sadikin, 2001)

Ada 5 jenis leukosit yang kemudian menurut bentuk inti masing-masing

kemudian dikelompokkan menjadi 2 yaitu :

a. Leukosit dengan inti terpecah (sel PMN) atau granulosit

Leukosit ini terdiri dari 3 macam yaitu : (Mohamad Sadikin, 2001)

a) Netrofil : mempunyai kemampuan untuk melakukan fagositosis

yaitu menelan dan memakan benda atau sel asing dengan

menjulurkan sitoplasmanya yang mampu melakukan gerak

amuboid mengelilingi benda tersebut. Gangguan apapun terhadap

netrofil baik yang bersifat bawaan atau genetik maupun karena

pengaruh lingkungan akan menyebabkan individu yang

bersangkutan amat mudah mengalami infeksi.

b) Eosinofil : Juga mempunyai kemampuan untuk melakukan

fagositosis. Berbeda dengan sel-sel netrofil , sel eosinofil mampu

membunuh parasit termasuk parasit besar seperti cacing. Dapat

dikatakan bahwa sel eosinofil merupakan alat pertahanan terhadap

infeksi cacing.

Page 36: PERUBAHAN IMUNOGLOBULIN G (IgG) DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2109/1/LAUKHA...5.2 Data Hasil Pengukuran Volume Paru ..... 66 5.3 Data Hasil Pengukuran Tekanan

36

c) Basofil : Membawa heparin, faktor-faktor pengaktifan histamin

dan platelet pada granula-granulanya untuk menimbulkan

peradangan pada jaringan. Fungsi yang sebenarnya tidak diketahui

dengan pasti. Kadar basofil meningkat (basofilia) ditemukan pada

gangguan mieloproliferatif yaitu gangguan proliferatif dari sel-sel

pembentuk darah.

b. Leukosit dengan inti bulat (Leukosit Mononukleus)

Leukosit ini mempunyai inti yang utuh, tidak terpecah-pecah menjadi

beberapa segmen. Sebenarnya inti sel leukosit ini tidak selalu bulat sempurna

akan tetapi selalu utuh dan tidak terbagi-bagi. Leukosit ini terdiri dari 2

macam yaitu : (Mohamad Sadikin, 2001)

a) Limfosit : Leukosit mononukleus dengan sitoplasma dan inti kecil.

Sel limfosit mempunyai ukuran lebih kecil, hampir sama dengan

sel darah merah. Limfosit adalah leukosit terbanyak di dalam darah

setelah leukosit neutrofil. Berbeda dengan sel-sel granulosit,

limfosit tidak dapat melakukan fagositosis. Akan tetapi sel-sel

limfosit ini mempunyai peranan sangat penting dalam mekanisme

pertahanan atau imunitas spesifik terhadap benda asing. Bila

limfosit bertemu dengan benda asing, ia akan berkembang dan

mitosis menjadi sel plasma (plasmosit) yang berfungsi sebagai sel

penghasil antibodi.

b) Monosit : sel-sel mononukleus yang mempunyai sitoplasma yang

banyak dan inti besar.

Page 37: PERUBAHAN IMUNOGLOBULIN G (IgG) DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2109/1/LAUKHA...5.2 Data Hasil Pengukuran Volume Paru ..... 66 5.3 Data Hasil Pengukuran Tekanan

37

Kelainan-kelainan yang terjadi pada sel darah putih dapat mengenai setiap

lapisan sel atau semua lapisan sel dan umumnya berkaitan dengan

pembentukan atau penghancuran diri, antara lain : ( Sylvia dan Loraine, 1995).

a. Leukositosis menyatakan peningkatan leukosit yang umumnya

melebihi 10.000/mm2.

b. Netrofilia menyatakan peningkatan netrofil

c. Leukopenia menyatakan jumlah leukosit yang menurun

d. Agranulositosis menyatakan keadaan yang sangat serius ditandai

dengan jumlah leukosit yang sangat rendah dan tidak adanya netrofil.

3. Keping darah atau trombosit atau platelet

Trombosit merupakan pecahan-pecahan sel yang berasal dari sel-sel awal

yang besar di dalam sumsum tulang. Umur trombosit setelah terpecah dari sel

asalnya dan masuk darah ialah antara 8 sampai 14 hari. Konsentrasi trombosit

di dalam darah ialah antara 105

sampai 5 x 106

/ ml darah. Perubahan dalam

jumlah trombosit umumnya ialah penurunan oleh karena sering terjadi pada

berbagai penyakit dan keadaan patologi tertentu. Penurunan jumlah trombosit

ini dihubungkan dengan fungsinya. (Ivan.M roitt, 2002)

Peranan trombosit yang banyak diketahui adalah homeostasis melalui

pembentukan agregasi pada dinding vaskuler yang rusak. Jumlah trombosit

yang turun akan ditandai dengan perdarahan. Selain homeostasis, trombosit

mempunyai peranan modulasi respon inflamasi, sitotoksik sel efektor dan

penyembuhan jaringan. (Ivan.M roitt, 2002)

Page 38: PERUBAHAN IMUNOGLOBULIN G (IgG) DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2109/1/LAUKHA...5.2 Data Hasil Pengukuran Volume Paru ..... 66 5.3 Data Hasil Pengukuran Tekanan

38

Tabel II. Cara Pemeriksaan Darah (Sylvia dan Loraine, 1995) Pengukuran Penjelasan

Hitung sel darah merah Jumlah sel darah merah dalam 1mm3 darah

Konsentrasi hemoglobin Jumlah hemoglobin dalam volume darah tertentu

Hematokrit Persentase darah yang dibentuk oleh sel darah merah

Volume eritrosit rata-rata (MCV) Volume masing-masing sel darah merah

MCV = Hematokrit, vol % x 10

Jumlah eritrosit, juta/mm3

Konsentrasi hemoglobin eritrosit rata-rata (MCHC) Perbandingan setiap eritrosit yang ditempati oleh hemoglobin

MCHC = Hemoglobin, g/100ml x 100

Hematokrit, vol %

Hemoglobin eritrosit rata-rata MCH) Jumlah persen hemoglobin dalam setiap eritrosit

MCH = Hemoglobin, g/100ml x 10

Jumlah eritrosit, juta/mm3

Hitung leukosit Jumlah leukosit dalam 1mm3 darah

Hitung jenis Persentase dari berbagai jenis leukosit yang tampak pada

pemeriksaan sediaan darah perifer

Hitung trombosit Jumlah trombosit dalam 1mm3 darah

Hitung retikulosit Presentase eritrosit tak berinti yang mengandung sisa DNA

Tabel III. Nilai Sel Darah Normal (Sylvia dan Loraine, 1995)

Pengukuran Pria Wanita

Hitung eritrosit juta sel/mm3 * 4,7-6,1 4,2-5,2

Hemoglobin, g/100ml 13,4-17,6 12,0-15,4

Hematokrit, % 42-53 38-46

MCV, µm3 /eritrosit 81-96

MCHC, g/100ml eritrosit 30-36

MCH, pg/eritrosit 27-31

Page 39: PERUBAHAN IMUNOGLOBULIN G (IgG) DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2109/1/LAUKHA...5.2 Data Hasil Pengukuran Volume Paru ..... 66 5.3 Data Hasil Pengukuran Tekanan

39

Jumlah leukosit total, sel/mm3 * 4000-10.000

-PMN, %

-Eosinofil, %

-Basofil, %

-Neutrofil, %

38-70

1-5

0-2

40-60

Monosit, % 1-8

Limfosit, % 15-45

Trombosit, sel/mm3 150.000-400.000

Hitung retikulosit 1-2

2.5 Sistem Imun

Lingkungan di sekitar manusia mengandung berbagai jenis unsur patogen,

misalnya bakteri, virus, fungus, protozoa dan parasit yang dapat menyebabkan

infeksi pada manusia. Infeksi yang terjadi pada orang normal umumnya singkat

dan jarang meninggalkan kerusakan permanen. Hal ini disebabkan tubuh manusia

memiliki suatu sistem yang disebut sistem yang memberikan respon dan

melindungi tubuh dari unsur-unsur patogen. (Siti Boedina Kresno, 2001)

2.5.1 Pengertian

Imunitas adalah resistensi terhadap penyakit terutama penyakit infeksi.

Gabungan sel, molekul dan jaringan yang berperan dalam resistensi terhadap

infeksi disebut sistem imun dan reaksi yang dikoordinasi sel-sel dan molekul-

molekul terhadap mikroba dan bahan lainnya disebut respon imun. Sistem imun

diperlukan tubuh untuk mempertahankan keutuhannya terhadap bahaya yang

dapat ditimbulkan berbagai bahan dalam lingkungan hidup. (Karnen Garna, 2004)

Pertahanan imun terdiri dari sistem imun alamiah atau nonspesifik

(natural/innate/native) dan didapat atau spesifik (adaptive/acquired)

Page 40: PERUBAHAN IMUNOGLOBULIN G (IgG) DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2109/1/LAUKHA...5.2 Data Hasil Pengukuran Volume Paru ..... 66 5.3 Data Hasil Pengukuran Tekanan

40

A. Sistem imun nonspesifik

Komponen-komponen utama sistem imun nospesifik adalah pertahanan

fisik dan kimiawi seperti epitel dan substansi antimikroba yang diproduksi

pada permukaan epitel. (Siti Boedina, 2001)

Sel-sel sistem imun tersebar di seluruh dan ditemukan di dalam sumsum

tulang, timus, darah, kelenjar getah bening, limfa, saluran napas, saluran

cerna, saluran kemih dan jaringan. Sel-sel tersebut berasal dari sel-sel

prekursor yang multi poten dalam sumsum tulang yang kemudian

berdiferensiasi menjadi potongan dua sel prognitor. Jumlahnya meningkat

oleh infeksi dan merupakan pertahanan terdepan dan respon langsung.

(Karnen Garna, 2004)

B. Sistem imun spesifik

Mengenali benda yang dianggap asing, bila benda asing muncul kembali

dan akan lebih cepat dikenal dan mudah dihancurkan. Efektifitasnya

meningkat setiap bertemu dengan antigen karena antigen dikenal oleh sel

memori. Individu yang belum mengenal antigen dan dipaparkan dengan

antigen maka akan melakukan respon primer. Sedangkan bila dipaparkan

kembali dengan antigen yang sama menghasilkan respon sekunder. (Ivan

M.Roitt, 2002)

Page 41: PERUBAHAN IMUNOGLOBULIN G (IgG) DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2109/1/LAUKHA...5.2 Data Hasil Pengukuran Volume Paru ..... 66 5.3 Data Hasil Pengukuran Tekanan

41

Gambar I. Pembagian Sistem Imun (Karnen Garna, 2004)

-Kulit Bio kimia Fagosit Sel B Sel T

-Selaput Lendir -lisozim -Mono nuklier -IgD -Th 1

-Silia -Sekresi Sebaseus -Polimortonuklier -IgM -Th 2

-Batuk -Asam Lambung Sel NK -IgE -Th3

-Bersin -Laktoterin Sel Mast -IgG Tdth

-Asam neuraminik basofil -IgA CTL/Tc

Humoral

-Komplemen

-Interteron, CRP

2.5.2 Antigen dan Antibodi

1. Antigen

Antigen juga disebut imunogen adalah bahan yang dapat merangsang

respon imun atau bahan yang dapat bereaksi dengan antibodi yang sudah ada

tanpa memperhatikan kemampuannya untuk merangsang produksi antibodi.

Secara fungsional antigen dibagi menjadi imunogen dan hapten. Bahan kimia

ukuran kecil seperti dinitrofenol dapat diikat antibodi, tetapi bahan itu sendiri

tidak dapat mengaktifkan sel B (tidak imunogenik). Untuk memacu respon

antibodi, bahan kecil tersebut perlu diikat oleh molekul besar. Kompleks yang

terdiri dari molekul kecil disebut hapten dan molekul besar disebut karier atau

pembawa dapat berperan sebagai imunogen. Contoh hapten adalah berbagai

Sstem Imun

Non spesifik Spesifik

Fisik Larut Selular Humoral Selular

Page 42: PERUBAHAN IMUNOGLOBULIN G (IgG) DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2109/1/LAUKHA...5.2 Data Hasil Pengukuran Volume Paru ..... 66 5.3 Data Hasil Pengukuran Tekanan

42

golongan antibiotik dan obat lainnya dengan berat molekul kecil. Hapten biasanya

dikenal oleh sel B, sedangkan molekul pembawa oleh sel T. Molekul pembawa

sering digabung dengan hapten dalam usaha memperbaiki imunisasi. Hapten

membentuk epitop pada molekul pembawa yang dikenal sistem imun dan

merangsang pembentukan antibodi. (Karnen Garna, 2004)

Epitop atau determinan antigen adalah bagian dari antigen yang dapat

membuat kontak fisik dengan reseptor antibodi, menginduksi pembentukan

antibodi, dapat diikat spesifik oleh bagian dari antibodi spesifik yang berbeda.

(Karnen Garna, 2004)

2. Antibodi

Bila darah dibiarkan membeku akan meninggalkan serum yang

mengandung berbagai bahan larut tanpa sel. Bahan larut tersebut mengandung

molekul antibodi yang digolongkan dalam protein yang disebut globulin dan

sekarang dikenal sebagai imunoglobulin. Dua cirinya yang penting ialah spesifitas

dan aktifitas biologi. (Karnen Garna, 2004)

Imunoglobulin (Ig) dibentuk oleh sel plasma yang berasal dari proliferasi

sel B yang terjadi setelah kontak dengan antigen. Antibodi yang terbentuk secara

spesifik akan mengikat antigen baru lainnya yang sejenis. Bila serum protein

tersebut dipisahkan dengan cara elektroforesis, maka imunoglobulin terbanyak

ditemukan dalam fraksi globulin gamma, meskipun ada beberapa imunoglobulin

yang juga ditemukan dalam fraksi globulin alfa dan beta. (Karnen Garna, 2004)

Semua molekul imunoglobulin mempunyai 4 rantai polipeptida dasar yang

terdiri atas 2 rantai berat (heavy chain) dan 2 rantai ringan ( light chain) yang

identik serta dihubungkan satu sama lain oleh ikatan disulfida. Molekul

Page 43: PERUBAHAN IMUNOGLOBULIN G (IgG) DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2109/1/LAUKHA...5.2 Data Hasil Pengukuran Volume Paru ..... 66 5.3 Data Hasil Pengukuran Tekanan

43

imunoglobulin mempunyai rumus bangun yang heterogen meskipun hanya terdiri

dari 4 polipeptida dasar (Karnen Garna, 2004)

Gambar II. skematis sebuah antibodi

Bagian bervariasi dekat ujung NH2 yang dibentuk oleh molekul kecil dan bagian

molekul besar,mengikat antigen. Ujung karboksil dapat bereaksi dengan reseptor

permukaan sel. (Karnen Garna, 2004)

Gambar III struktur dasar antibodi

L

S

S

H

S

S

H

S

S

L

Variabel Konstan

Page 44: PERUBAHAN IMUNOGLOBULIN G (IgG) DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2109/1/LAUKHA...5.2 Data Hasil Pengukuran Volume Paru ..... 66 5.3 Data Hasil Pengukuran Tekanan

44

2.5.3 Rantai Ringan (L) dan Berat (H)

Hasil analisa menunjukkan bahwa terminal-N dari rantai L maupun rantai-

H selalu variabel sehingga urutan asam amino tidak konstan, dikenal sebagai

bagian variabel. Rantai sisa ternyata menunjukkan struktur yang relatif konstan,

dikenal sebagai bagian konstan. Bagian variabel rantai-L dan rantai-H yang

membentuk ujung dari Fab (fragmen yang masih bisa mengikat antigen)

menentukan sifat khas dari antibodi itu. Oleh karena itu, setiap molekul

imunoglobulin memiliki 2 Fab, maka struktur dasar imunoglobulin dapat

mengikat dua determinan antigen (Pantjita Hardjasasmita, 1991)

Rantai L

Pada setiap orang sehat dijumpai 2 macam rantai L, masing-masing

dinamakan sebagai rantai-k (rantai kappa) dan rantai-λ (rantai lambda) dengan

perbandingan rantai-k 65% dan rantai-λ (rantai lambda) 35% atau dengan rasio k:

λ adalah 2:1. Kedua rantai ini memilki BM sama yaitu 23000. (Pantjita

Hardjasasmita, 1991)

Rantai H

Rantai H ini menyebabkan perbedaan diantara kelima khas imunoglobulin,

walaupun sama-sama memilki rantai-k dan rantai-λ

Rantai H dari IgA dinamakan rantai-α (alpha)

Rantai H dari IgM dinamakan rantai-µ (MU)

Rantai H dari IgD dinamakan rantai-δ (delta)

Rantai H dari IgE dinamakan rantai-ε (etta)

Rantai H dari IgG dinamakan rantai-γ (gamma)

Page 45: PERUBAHAN IMUNOGLOBULIN G (IgG) DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2109/1/LAUKHA...5.2 Data Hasil Pengukuran Volume Paru ..... 66 5.3 Data Hasil Pengukuran Tekanan

45

Seperti telah diketahui bahwa bagian variabel dari molekul imunoglobulin

menentukan sifat spesifik terhadap antigen, tetapi bagian Fc (Fragmen

Crystalizable) dalam bagian konstan dari imunoglobulin menentukan aktifitas

biologis dari antibodi. Selain itu Fc dari bagian konstan ini juga meningkatkan

aktifitas tertentu setelah antibodi bergabung dengan antigen. (Pantjita

Hardjasasmita, 1991)

2.5.4 Sintesis dan Sekresi Imunoglobulin

Syarat sintesis imunoglobulin atau antibodi adalah sedemikian rupa

sehingga tidak ada satu organpun mempunyai kekuatan monopoli dalam

pembrntukan antibodi. Umumnya jika antigen dapat dipertemukan dengan

makrofag, limfosit B dan limfosit T, maka terjadilah pembentukan imunoglobulin.

Keadaan ini terjadi dalam kelenjar limfe, limpa dan jaringan nodulus limfoid

tertentu sepanjang permukaan mukosa. Dengan denikian maka jika antigen

memasuki jaringan subkutan, seperti yang terjadi sewaktu individu disuntik,

antigen tersebut akan mengalir melalui pembuluh limfe ke kelenjar limfe regional,

dimana selanjutnya terjadi pembentukan antibodi. Jika antigen secara langsung

memasuki aliran darah, maka limpa adalah tempat utama pembentukan antibodi.

(Sylvia dan Lorraine, 1995)

Bila antigen pertama kali masuk ke dalam tubuh, terjadilah respon imun

primer yang ditandai dengan munculnya IgM beberapa hari setelah pemaparan.

Saat antara pemaparan antigen dan munculnya IgM disebut lag phase. Kadar IgM

mencapai puncaknya setelah kira-kira 7 hari. Enam sampai tujuh hari setelah

pemaparan, dalam serum mulai dapat terdeteksi IgG, sedangkan IgM mulai

Page 46: PERUBAHAN IMUNOGLOBULIN G (IgG) DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2109/1/LAUKHA...5.2 Data Hasil Pengukuran Volume Paru ..... 66 5.3 Data Hasil Pengukuran Tekanan

46

berkurang sebelum kadar IgG mencapai puncaknya yaitu 10-14 hari setelah

pemaparan antigen. Kadar antibodi kemudian berkurang dan umumnya hanya

sedikit yang dapat dideteksi 4-5 minggu setelah pemaparan. Bila pemaparan

antigen terjadi kedua kali, terjadi respon imun sekunder ysng sering juga disebut

respon anamnestiik atau booster. Sifat pengikatan antigen-antibodi juga berubah

dengan waktu yaitu afinitas antibodi terhadap antigen makin lama makin besar

dan kompleks antigen-antibodi yang terjadi juga makin stabil. Akan tetapi

antibodi yang terbentuk juga maki lama makin poliklonal sehingga makin kurang

spesifik, yang berarti makin besar kemungkinan terjadi reaksi silang. (Siti

Boediana K, 2001)

2.5.5 Macam-Macam Imunoglobulin

Imunoglobulin mempunyai beberapa kelas yang masing-maing ditandai

oleh tetapan struktur tertentu (pada rantai H) yaitu :

A. Imunoglobulin G (IgG)

IgG merupakan komponen utama imunoglobulin serum yaitu 75% dari

seluruh imunoglobulin serum. Berat molekulnya 160.000 dalton dan kadarnya

dalam serum sekitar 13 mg/ml. IgG merupakan imunoglobulin yang paling

banyak ditemukan di dalam plasma dan cairan ekstraseluler.

a. IgG dapat menembus plasenta masuk ke janin dan berperan pada

imunitas bayi sampai umur 6-9 bulan.

b. IgG dan komplemen bekerja saling membantu sebagai opsonin

(memudahkan fagositosis) pada pemusnahan antigen.

Page 47: PERUBAHAN IMUNOGLOBULIN G (IgG) DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2109/1/LAUKHA...5.2 Data Hasil Pengukuran Volume Paru ..... 66 5.3 Data Hasil Pengukuran Tekanan

47

c. IgG juga berperan pada imunitas selular karena dapat merusak antigen

sel melalui interaksi dengan sistem komplemen atau melalui efek

sitolitik sel NK, eosinofil, netrofil. Kadar IgG meninggi pada infeksi

kronis dan penyakit autoimun.(Karnen Garna, 2004)

Dikenal 4 macam subklas yaitu IgG1, IgG2, IgG3 dan IgG4 dan perbedaan

dari keempatnya adalah terletak pada rantai H yang masing-masing dikenal 1,

2 ,3 ,4 dan perbedaan ini berkaitan dengan beberapa fungsi biologis. (Pandjita

H, 1991)

Struktur dan fungsi IgG dapat dipecah oleh enzim pepsin dan papain

menjadi beberapa fragmen yang mempunyai sifat biologi yang khas.

Perlakuan dengan pepsin dapat memisahkan Fab2 dari daerah persambungan

hinge (engsel). Karena Fab2 merupakan molekul bivalen, ia dapat

mempresipitasi antigen. Enzim papain dapat memutus daerah hinge diantara

CH1 dan CH2 untuk membentuk dua fragmen yang identik dan dapat bertahan

dengan reaksi antigen-antibodi dan juga non natigen-antibodi fragmen yaitu

daerah fragmen crystalizable (Fc). Bagian Fc ini adalah glikosilat yang

mempunyai banyak fungsiefektor (yaitu : binding komplemen, binding dengan

sel reseptor pada makrofag dan monositdan sebagainya) dan dapat

digunakanuntuk membedakan satu kel;as antibodi dengan antibodi lainnya.

(Darmono, 2006)

Page 48: PERUBAHAN IMUNOGLOBULIN G (IgG) DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2109/1/LAUKHA...5.2 Data Hasil Pengukuran Volume Paru ..... 66 5.3 Data Hasil Pengukuran Tekanan

48

Tabel IV. Sifat fisiko-kimia dari subklas IgG (Darmono, 2004)

Parameter IgG1 IgG2 IgG3 IgG4

Tipe rantai H Gamma 1 Gamma

2

Gamma

3

Gamma

4

Berat molekul(KD) X 1000 (D) 146 146 170 146

Asam amino pada hinge 15 12 62 12

Ikatan disulfida rantai inter H

pada hinge

2 4 11 2

Kepekaan terhadap enzim

proteolitik

++ +/- +++ +

Jumlah alotipe 4 1 13 0

B. Imunoglobulin A

IgA dengan berat molekul 165.000 dalton ditemukan dalam serum dengan

jumlah sedikit, tetapi kadarnya dalam cairan sekresi saluran napas, saluran

cerna, saluran kemih, air mata, keringat, ludah dan ASI lebih tinggi dalam

bentuk IgA sekretori. (Karnen Garna, 2004)

Waktu paruh IgA adalah 6 hari dan yang aktif adalah bentuk dimer (yy),

sedangkan yang monomer (y) tidak aktif. Jaringan-jaringan yang mensekresi

bentuk-bentuk dimer adalah sel epitel yang bertindak sebagai reseptor IgA,

yang kemudian sel tersebut bersama IgA masuk ke dalam lumen. (Darmono,

2006)

Struktur dan fungsi IgA sekretori (Karnen Garna, 2004 dan Darmono, 2006)

Page 49: PERUBAHAN IMUNOGLOBULIN G (IgG) DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2109/1/LAUKHA...5.2 Data Hasil Pengukuran Volume Paru ..... 66 5.3 Data Hasil Pengukuran Tekanan

49

a. Struktur IgA dimerik yang ditemukan dalam sekresi menunjukkan

komponen sekretori yang berfungsi sebagai proteksi molekul

polimerik hasil proteolisis.

b. IgA dimerik diikat oleh reseptor Ig pada rantai J. Kompleks reseptor

Ig-IgA diangkut menuju permukaan sel epitel untuk selanjutnya

dilepas sebagai IgA sekretori. Defisiensi IgA disertai dengan adanya

antibodi-antigen makanan dan inhalan pada alergi. Kadar IgA yang

tinggi di dalam serum ditemukan pada infeksi kronik saluran napas dan

cerna, seperti TBC, alkoholik, dsb. Fungsi IgA dalam bentuk

monomerik belum banyak diketahui. IgA terdiri dari 2 sub-kelas yaitu

IgA1 (93%) dan IgA2 (7%) produksi IgA pada permukaan mukosa

diperhitungkan, maka merupakan Ig terbanyak.

c. Tidak efektif dalam mengikat komplemen, bersifat balterisida dengan

kondisinya sebagai lisozimyang ada dalam cairan sekrotori yang

mengandung IgA dan juga bersifat antiviran dan aglutinin yang efektif.

C. Imunoglobulin M

IgM ditemukan pada permukaan sel B yang matang dan mempunyai waktu

paruh biologi 10 hari. Imunoglobulin ini hanya dibentuk oleh fetus.

Peningkatan jumlah IgM mencerminkan adanya infeksi baru atau adanya

antigen (imunisasi/vaksinasi). IgM merupakan aglutinin yang efisien dan

merupakan isohemaglutinin alamiah. IgM sangat efisien dalam mengaktifkan

komplemen.(Darmono, 2006)

IgM mempunyai struktur pentamer dan merupakan imunoglobulin

terbesar. IgM merupakan paling aktif dalam aktivasi komplemen jalur klasik.

Page 50: PERUBAHAN IMUNOGLOBULIN G (IgG) DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2109/1/LAUKHA...5.2 Data Hasil Pengukuran Volume Paru ..... 66 5.3 Data Hasil Pengukuran Tekanan

50

Molekul IgM diikat oleh rantai J. Kebanyakan sel B mengandung IgM pada

permukaan sebagai reseptor antigen. IgM dibentuk terlebih dahulu pada

respon imun primer terhadap kebanyakan antigen. Kebanyakan antibodi

alamiah seperti isoaglutinin, golongan darah AB, antibodi heterofil adalah

IgM. IgM dapat mencegah gerakan mikroorganisme patogen, memudahkan

fagositosis dan merupakan aglutinator poten antigen. (Karnen Garna, 2004)

D. Imunoglobulin D

Dalam serum IgD ditemukan dalam kadar yang sangat rendah. Hal ini

mungkin disebabkan oleh karena IgD tidak dilepas plasma dan rentan terhadap

degradasi oleh proses proteolitik. IgD merupakan komponen permukaan

utama sel B dan petanda dari diferensiasi sel B yang matang. IgD merupakan

1% dari total imunoglobulin dan ditemukan banyak pada membran sel B

berasa IgD yang dapat berfungsi sebagai reseptor antigen pada aktifasi sel.

IgD tidak mengikat komplemen, mempunyai aktifitas antibodi terhadap

antigen berbagai makanan dan autoantigen seperti komponen nukleus. IgD

juga diduga dapat mencegah terjadinya toleransi imun bila sel dihadapkan

pada antigen, tetapi belum jelas mekanismenya. (Karnen Garna, 2004)

E. Imunoglobulin E

Dalam serum IgE ditemukan dalam kadar rendah yang meningkat pada

penyakit alergi seperti asma, rinitis alergi, dan dermatitis atopi.

IgEmempunyaI berat molekul 200.000 dalton. Sampai sekarang belum

ditemukan subkelas IgE. IgE disebut pula reagin dan merupakan Ig dengan

jumlah paling sedikit dalam serum tetapi efeknya sangat efisien. Kadar IgE

Page 51: PERUBAHAN IMUNOGLOBULIN G (IgG) DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2109/1/LAUKHA...5.2 Data Hasil Pengukuran Volume Paru ..... 66 5.3 Data Hasil Pengukuran Tekanan

51

tinggi pada reaksi alergi, infeksi cacing, skistosomiasis, dan diduga berperan

pada imunitas parasit. (Karnen Garna, 2004)

Tabel V. Sifat kelas Imunoglobulin yang berbeda-beda

Kelas Ig Nilai Normal (mg/dl) Berat Molekul Tempat

pengikat

antigen

Aktivasi

komplemen

IgG Dewasa = 6.58 – 18.37 150.000 2 Ya

IgA Dewasa = 0,71 – 3.60 320.000 seperti

keping logam

4 Melalui jalur

alternatif

IgM Dewasa = 0.40 – 2.63 900.000 sebagai

pentamer

10 Ya

IgE - 200.000 2 Tidak

IgD - 185.000 2 tidak

Tabel VI.Ringkasan Golongan Antibodi

Page 52: PERUBAHAN IMUNOGLOBULIN G (IgG) DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2109/1/LAUKHA...5.2 Data Hasil Pengukuran Volume Paru ..... 66 5.3 Data Hasil Pengukuran Tekanan

52

2.6 Radial Imunodiffusion (RID)

2.6.1 Pengenlan Dan Prinsip

Cara ini digunakan untuk penetapan kuantitatif IgG, IgA dan IgM. Sumur

dipotong pada lempeng agar yang jenuh dengan antiserum yang spesifik yang

ditujukan terhadap satu golongan immunoglobulin manusia. Cincin presipitin

sirkuler akan terbentuk setelah protein serum manusia yang diletakkan dalam

sumur berdifusi melalui agar. Diameter cincin presipitin adalah sebanding dengan

konsentrasi imunoglobulin serum. Kadar imunoglobulin yang tepat digunakan

ditentukan dengan cara membandingkan diameter serum yang tidak diketahui

dengan diameter standar yang mengandung kadar imunoglobulion yang telah

diketahui. (Hendra Utama, 1991)

2.6.2 Cara Penentuan Diameter

Untuk metode RID terdiri dari 3 cara untuk menentukan besarnya diameter

dari ring yang didapat :

a. Cara 1 : Referensi tabel RID

Pada cara 1, difusi sampel terjadi selama minimal 48 jam. Diameter ring

yang diperoleh selama proses difusi digunakan untuk menentukan

konsentrasi. Konsentrasi dari immunoglobulin diperoleh dari tabel

referensi. (The binding site, 2007)

b. Cara 2 : Kurva Linear

Pada cara ini adalah untuk mendapatkan kurva kalibrasi yang linear dari

kalibrator tinggi, medium dan rendah. Difusi ini terjadi selama 48 jam.

Kemudian hasilnya diplotkan antara konsentrasi (x) dan diameter ring (y).

Dari kurva ini kemudian diameter yang diperoleh dari masing-masing

Page 53: PERUBAHAN IMUNOGLOBULIN G (IgG) DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2109/1/LAUKHA...5.2 Data Hasil Pengukuran Volume Paru ..... 66 5.3 Data Hasil Pengukuran Tekanan

53

sampel dimasukkan ke dalam kurva sehingga akan diperoleh konsentrasi

sampel. (Mehrdad Ameri and Melinda J.Wikerson, 2008).

c. Cara 3 : Kurva non-linear

Pada cara ini adalah untuk mendapatkan kurva kalibrasi yang non-linear

dari kalibrator tinggi, medium dan rendah. Difusi ini terjadi selama 18

jam. Kemudian hasilnya diplotkan antara konsentrasi (x) dan diameter ring

(y). Dari kurva ini kemudian diameter yang diperoleh dari masing-masing

sampel dimasukkan ke dalam kurva sehingga akan diperoleh konsentrasi

sampel. (Mads H.T Troedsson, et.al, 1993).

2.7 Teknik Pengambilan Sampel (Sampling)

Jika suatu penelitian dilakukan terhadap seluruh objek (populasi) yang

akan dikaji sifat-sifat dan karakteristiknya, maka akan memerlukan biaya banyak.

Oleh sebab itu, dengan sampling berarti objek yang akan diteliti hanya sebagian

dari populasi, sehingga lebih efisien. Pelaksanaan penelitian terhadap populasi

akan memerlukan tenaga yang lebih banyak jika dibandingkan dengan penelitian

yang hanya dilakukan terhadap sampel, oleh karena itu penelitian yang dilakukan

terhadap sampel akan lebih menghemat tenaga. Jika penelitian dilakukan terhadap

sampel, maka dengan usaha yang sama akan diperoleh hasil analisa yang lebih

akurat. (Awal Isgiyanto, 2009)

Agar dapat dihasilkan data yang baik dan sesuai dengan tujuan maka

kegiatan mengumpulkan data dibagi menjadi tahap persiapan yang terdiri dari :

menentukan dan merumuskan tujuan dengan baik, menentukan metode yang akan

digunakan, mengumpulkan teknik pengumpulan data, menyusun pedoman daftar

pertanyaan yang dapat menjawab tujuan, menentukan sasaran, menentukan tempat

Page 54: PERUBAHAN IMUNOGLOBULIN G (IgG) DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2109/1/LAUKHA...5.2 Data Hasil Pengukuran Volume Paru ..... 66 5.3 Data Hasil Pengukuran Tekanan

54

dan jumlah responden, menentukan siapa pelaksana pengumpulan data. Tahap

selanjutnya adalah tahap pelaksanaan yang meliputi pengumpulan data dan

supervisi lapangan sebelum data dibawa untuk diolah. (Eko Budiarto, 2001)

2.7.1 Faktor-faktor Yang Perlu Dipertimbangkan

a. Mendefinisikan populasi

Populasi adalah kumpulan semua individu dalam suatu batas tertentu.

Kumpulan individu yang akan diteliti atau diamati ciri-cirinya disebut

dengan populasi studi. Bila penelitian tidak dilakukan terhadap seluruh

individu dalam populasi, tetapi hanya diambil sebagian maka bagian

tersebut dinamakan sampel. Populasi studi ditentukan berdasarkan kriteria

yang sesuai dengan tujuan penelitian. (Eko Budiarto, 2001)

Jika populasi tidak didefinisikan dengan jelas, maka kesimpulan yang

ditarik dari hasil penelitian tidak mencerminkan populasi. Tanpa

pembatasan yang jelas tentang elemen populasi, maka tidak akan

memperoleh sampel yang representatif, oleh karena itu dalam suatu

penelitian apapun populasinya harus dibatasi dengan jelas dan tegas.

(Awal Isgiyanto, 2009)

b. Mendaftar elemen populasi

Seluruh unit yang menjadi elemen populasi dicatat dengan jelas

sehinggga unit-unit yang menjadi elemen atau tidak akan dapat diketahui

dengan jelas. Untuk melakukan ini, maka peneliti harus membuat batasan

tentang objek dan batasan populasinya. (Awal Isgiyanto, 2009)

Page 55: PERUBAHAN IMUNOGLOBULIN G (IgG) DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2109/1/LAUKHA...5.2 Data Hasil Pengukuran Volume Paru ..... 66 5.3 Data Hasil Pengukuran Tekanan

55

c. Menentukan sampel

Dari daftar elemen populasi, kemudian dipilih elemen-elemen populasi

yang akan menjadi sampel. Besar kecilnya suatu sampel bukan menjadi

ukuran untuk menentukan apakah sampel tersebut representatif atau tidak,

akan tetapi tergantung dari karakteristik populasinya. (Awal Isgiyanto,

2009)

d. Menentukan teknik sampling

Teknik pengambilan sampel menjadi sangat penting karena jika salah

dalam melaksanakan teknik sampling akan berdampak pada keterwakilan

dalam sampel yang akan diambil tidak mencerminkan karakteristik pada

populasi. (Awal Isgiyanto, 2009)

2.7.2 Teknik Sampling

Pada umumnya penelitian dalam bidang kedokteran melibatkan jumlah

responden yang banyak dan karena keterbatasan tenaga, waktu, dan biaya maka

tidak seluruh unit diteliti. Penelitian hanya dilakukan terhadap sebagian dari

populasi studi yang disebut sampel (Eko Budiarto, 2001)

. Pengambilan sampel dapat dibagi menjadi dua yaitu :

1. Sampling Acak ( Probability sampling / Random Sampling)

a. Sampling Acak Sederhana (Simple Random Sampling)

Pengambilan sampel acak sederhana ialah pengambilan

sampel sedemikian rupa sehingga setiap unit dasar (individu)

mempunyai kesempatan yang sama untuk diambil sebagai

sampel. (Eko Budiarto, 2001)

Page 56: PERUBAHAN IMUNOGLOBULIN G (IgG) DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2109/1/LAUKHA...5.2 Data Hasil Pengukuran Volume Paru ..... 66 5.3 Data Hasil Pengukuran Tekanan

56

Pengambilan sampel acak sederhana dapat dilakukan jika

populasinya homogen. Sampling dapat dilakukan dengan cara

undian atau dengan tabel bilangan random. (Awal Isgiyanto,

2009)

b. Sampling Acak Sistematik (Systematic Random Sampling)

Sampling acak sistematik adalah sampling yang prosesnya

mengikuti sistematik tertentu. Jika suatu sampel diperoleh

dengan mengambil satu angka dengan cara acak dari k elemen

yang pertama pada kerangka sampling, kemudian setiap

interval k untuk elemen berikutnya, maka sampel yang

diperoleh disebut sampel sitematik 1 dalam k dengan diawali

secara acak. (Awal Isgiyanto, 2009)

c. Saling Acak Berlapis (Stratified Random Sampling)

Bila sampling dilakukan dengan membagi populasi menjadi

beberapa strata, dimana setiap strata adalah homogen,

sedangkan antara strata terdapat sifat yang berbeda kemudian

dilakukan pengambilan sampel pada setiap strata. (Eko

Budiarto, 2001)

d. Sampling Acak Rumpun (Cluster Random Sampling)

Pada teknik ini sampel yang diambil bukan unit individu,

akan tetapi terdiri dari rumpun (cluster). Pengambilan secara

rumpun atau kelompok pada populasi ini dilakukan dengan

cara mendaftar banyaknya rumpun (kelompok), kemudian

Page 57: PERUBAHAN IMUNOGLOBULIN G (IgG) DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2109/1/LAUKHA...5.2 Data Hasil Pengukuran Volume Paru ..... 66 5.3 Data Hasil Pengukuran Tekanan

57

mengambil sampel berdasarkan rumpun (kelompok ) tersebut.

(Awal Isgiyanto, 2009)

e. Sampling Acak Bertingkat (Multi Stage Sampling)

Cara ini merupakan salah satu model sampling secara acak

yang pelaksanaannya dilakukan dengan membagi populasi

menjadi beberapa fraksi kemudian diambil sampelnya. Sampel

fraksi yang dihasilkan dibagi lagi menjadi fraksi-fraksi yang

lebih kecil kemudian diambil sampelnya. Pengambilan menjadi

fraksi ini dilakukan terus sampai pada unit sampel yang

diinginkan. (Eko Budiarto, 2001)

2. Non-probability Sampling (Non Random Sampling)

a. Sampling Seadanya (Accidental Sampling)

Sampling dilakukan secara subjektif oleh peneliti ditinjau

dari sudut kemudahan, tempat pengambilan sampel, dan jumlah

sampel yang akan diteliti. (Eko Budiarto, 2001)

b. Sampling Berjatah (Quota Sampling)

Hampir sama dengan pengambilan sampel seadanya, tetapi

dengan kontrol yang lebih baik untuk mengurangi terjadinya

bias. (Eko Budiarto, 2001)

c. Sampling dengan Pertimbangan (Purposive Sampling)

Bila pengambilan sampel dilakukan sedemikian rupa

sehingga keterwakilannya ditentukan oleh peneliti berdasarkan

pertimbangan orang-orang yang telah berpengalaman (Eko

Budiarto, 2001)

Page 58: PERUBAHAN IMUNOGLOBULIN G (IgG) DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2109/1/LAUKHA...5.2 Data Hasil Pengukuran Volume Paru ..... 66 5.3 Data Hasil Pengukuran Tekanan

58

d. Sampling Jenuh (Saturation Sampling)

Sampling jenuh adalah sampling yang prosesnya

berdasarkan sudah jenuh atau belum suatu sampel. Sampel

dikatakan jenuh jika sampel yang terpilih sudah lebih setengah

populasi. (Awal Isgiyanto, 2009)

e. Sampling Bola Salju (Snowball Sampling)

Sampling bola salju adalah sampling yang dimulai dengan

menentukan kelompok kecil yang diminta untuk menunjukkan

kawan-kawannya, kemudian kawan-kawannya tersebut

menunjukkan kawan-kawannya yang lain. (Awal Isgiyanto,

2009)

2.7.3 Penentuan Besar Sampel

Sampel yang besar akan memberikan hasil penelitian yang mendekati

keadaan sesungguhnya. Jika sampel yang diambil semakin besar, maka akan

mendapatkan hasil penelitian yang semakin ideal, akan tetapi juga memerlukan

semakin banyak tenaga, waktu, biaya dan fasilitas.(Aswal Isgiyanto,2009)

Besar sampel minimal yang diperlukan perlu ditetapkan dengan

pertimbangan hasil penelitian masih dalam taraf kepercayaan yang memadai dan

penelitian yang dilakukan relatif efisien. (Aswal Isgiyanto,2009)

Penentuan Besar Sampel (Awal Isgiyanto, 2009)

1. Jika populasi (N) diketahui

n = NZ2

1-α/2 P(1-P)

Nd2 + Z

21-α/2 P(1-P)

Page 59: PERUBAHAN IMUNOGLOBULIN G (IgG) DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2109/1/LAUKHA...5.2 Data Hasil Pengukuran Volume Paru ..... 66 5.3 Data Hasil Pengukuran Tekanan

59

Keterangan :

n = besar sampel

N = besar populasi

Z2

1-α/2 = nilai sebaran normal baku yang besarnya tergantung α

P = Proporsi kejadian

D = besar penyimpangan (absolut) yang bisa diterima

2. Jika populasi (N) tidak diketahui

n = Z1-α/2 √2PQ + Z1-ß √P1Q1 + P2Q2

(P1 - P2)2 dengan P1 # P2

Keterangan :

Z1-α/2 = nilai sebaran normal baku yang besarnya tergantung α

Z1-ß = nilai seran normal baku yang beasrnya tergantung ß

P = proporsi suatu kejadian, Q = 1-P

P1 = proporsi kejadian kelompok 1, Q1 = 1- P1

P2 = proporsi kejadian kelompok 2, Q2 = 1-P2

Page 60: PERUBAHAN IMUNOGLOBULIN G (IgG) DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2109/1/LAUKHA...5.2 Data Hasil Pengukuran Volume Paru ..... 66 5.3 Data Hasil Pengukuran Tekanan

60

BAB III

KERANGKA KONSEP

Pemilihan dan

Seleksi Relawan

Pengisian

kuesioner

Inklusi

Eksklusi

Pemeriksaan

Relawan Pemeriksaan

Relawan

Pengukuran

Berat Badan

Pengukuran

Tinggi Badan

Pengukuran

Tekanan Darah

Pengukuran Volume Paru

Pengambilan Darah Sebelum dan

Sesudah Menghafal Al-Qur’an

Serum

Darah Segar

Tes

Darah

Tes IgA

Tes IgG

Membaca Al-Qur’an pada

qori penghafal Al-Qur’an

mengandung aspek meditasi

dan relaksasi yang berkaitan

dengan ketahanan tubuh

imunologi antara lain IgG dan

IgA. Sehingga bermanfaat

untuk meningkatkan sistem

imun dalam tubuh. Sehingga

penelitian ini perlu dilakukan

Radial Imunodifusion (RID)

Analisa Data Dengan menggunakan SPSS

Page 61: PERUBAHAN IMUNOGLOBULIN G (IgG) DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2109/1/LAUKHA...5.2 Data Hasil Pengukuran Volume Paru ..... 66 5.3 Data Hasil Pengukuran Tekanan

61

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Tempat dan Waktu Penelitian

4.1.1 Tempat

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Makmal Imunoendokrinologi

FKUI Jakarta dan Laboratorium Imunopatologi FKUI Jakarta.

4.1.2 Waktu

Penelitian dilakukan selama ± tiga bulan (April – Juni 2010)

4.2 Alat dan Bahan

4.1.1. Alat

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian adalah spirometer mikrolab,

alat ukur tinggi badan, alat ukur berat badan, tensimeter, jarum suntik,

tourniquet, tabung reaksi darah vena, tabung polipropilena, rak tabung

reaksi, sentrifuge, vortex, repeating micropipet, combainting micropipet,

RID plate, box berisi tissue basah, penggaris RID.

4.1.2. Bahan

Bahan – bahan yang digunakan untuk penelitian ini adalah darah, serum, ,

RID plate (monospesifik antibodi IgG dan IgA; 0,099% sodium azide;

0,1% E-amino-n-caproicacid (EACA); 0,01% thiomersal

(sodiummethylmercurithiosalicylate); 0,01% benzamidine).

Page 62: PERUBAHAN IMUNOGLOBULIN G (IgG) DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2109/1/LAUKHA...5.2 Data Hasil Pengukuran Volume Paru ..... 66 5.3 Data Hasil Pengukuran Tekanan

62

4.3 Metode Penelitian

4.3.1 Pengisian Kuesioner

Pengisian kuesioner dilakukan kepada seluruh relawan, baik relawan Qori

penghafal Al-Qur’an di Yayasan Baitul Qur’an Indonesia maupun relawan

sebagai pembanding.

4.3.2 Seleksi Relawan

Dari hasil pengisian kuesioner dicari dan diseleksi relawan dengan kriteria

sebagai berikut :

a. Inklusi: laki-laki, usia antara 18-25 tahun, santri baru, dalam proses

menghafal Al-Qur’an, sehat jasmani dan rohani, bersedia menjadi

sampel, melakukan ibadah sholat malam.

b. Ekslusi: laki-laki, usia antara 18-25, tidak menghafal Al-Qur’an,sehat

jasmani dan rohani, bersedia menjadi sampel, tidak melakukan ibadah

sholat malam.

4.3.3 Pengukuran Volume Paru

Sebelum dilakukan pengukuran volume paru pada relawan, terlebih dahulu

diukur berat badan dan tinggi badan relawan kemudian setelah itu diukur

volume FVC (kapasitas volume paksa) dan FEV1 (volume ekspirasi paksa)

dengan menggunakan spirometer microlab.

4.3.4 Pengambilan Darah

Sebelum pengambilan darah, relawan diukur terlebih dahulu tekanan

darahnya dan dilakukan tes fisik yang dilakukan oleh dokter kemudian

relawan diambil darahnya. Pengambilan darah ini melalui pembuluh vena

perifer yang terdiri dari 2 tahap yaitu

Page 63: PERUBAHAN IMUNOGLOBULIN G (IgG) DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2109/1/LAUKHA...5.2 Data Hasil Pengukuran Volume Paru ..... 66 5.3 Data Hasil Pengukuran Tekanan

63

Tahap 1 : pengambilan darah sebelum menghafal Al-Qur’an

Tahap 2 : pengambilan darah 1 jam setelah menghafal Al-Qur’an

Pada pengambilan darah pertama, darah relawan diambil sebanyak 15 ml

yang dibagi menjadi 2 yaitu 5 ml dimasukkan ke dalam tabung reaksi

darah vena untuk di tes darah sedangkan yang 10 ml darah dimasukkan

ke dalam tabung polipropilene kemudian disentifuge 3000 rpm selama 15

menit dan kemudian diambil larutan yang berwarna kuning jernih

(serum). Bila serum yang diambil tidak langsung digunakan maka harus

disimpan dalam freezer dengan suhu sekitar -20° C agar dapat bertahan

lebih lama.

4.3.5 Pemeriksaan IgG

Sebelum perlakuan, Kit IgG yang disimpan dalam suhu 2-8º C (tidak di

dalam freezer) dan sampel (serum) yang disimpan pada suhu -20° C

dibiarkan sesaat agar berubah suhunya menjadi suhu ruang. Sampel yg

berupa serum divorteks terlebih dahulu sebelum digunakan supaya

homogen. RID plate kemudian dibuka dan dibiarkan selama 10 – 15 menit

pada suhu ruang agar terjadi kondensasi pada well. Masing-masing sampel

dipipet sebanyak 5 µl kemudian dimasukkan ke dalam well yang telah

diberi tanda kemudian plate ditutup kembali dan disimpan dalam box

berisi tissue basah. Setelah itu diinkubasi dalam suhu ruang (20 - 24º C)

selama kurang lebih 48 jam Kemudian diameter ring yang diperoleh

dibaca dengan menggunakan penggaris RID plate di bawah fewer dan

dilihat hasilnya pada referensi tabel yang sudah ada untuk mendapatkan

konsentrasinya.

Page 64: PERUBAHAN IMUNOGLOBULIN G (IgG) DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2109/1/LAUKHA...5.2 Data Hasil Pengukuran Volume Paru ..... 66 5.3 Data Hasil Pengukuran Tekanan

64

4.3.6 Pemeriksaan IgA

Untuk pemeriksaan IgA langkah-langkah pengerjaannya sama dengan

pemeriksaan IgG hanya saja dalam pemeriksaan IgA yang berbeda hanya

pada antibodi yang terdapat pada RID plate yaitu mengandung antibodi IgA.

4.3.7 Teknik Analisis Data

Data hasil penelitian dianalisis untuk melihat adanya perbedaan antara

Qori penghafal Al-Qur’an dengan pembanding dan juga perubahan sebelum

dan sesudah menghafal Al-Qur’an dengan menggunakan program pengolahan

data statistik SPSS 16.0 dengan menggunakan metode one sample dan paired

sampel T-test. Hipotesis :

H0 = kedua rata-rata populasi adalah identik (rata-rata sebelum dan sesudah

menghafal Al-Qur’an adalah tidak berbeda secara nyata).

H1 = kedua rata-rata populasi adalah tidak identik (rata-rata sebelum dan

sesudah menghafal Al-Qur’an adalah memang berbeda secara nyata).

Kriteria pengujian :

1. Korelasi antara IgG dan IgA sebelum dan sesudah menghafal Al-Qur’an.

a. 0,00 – 0,20 = sangat lemah

b. 0,20 – 0,40 = lemah atau rendah

c. 0,40 – 0,70 = sedang / cukup

d. 0,70 – 0,90 = kuat / tinggi

e. 0,90 – 1,00 = sangat kuat/ sangat tinggi

Page 65: PERUBAHAN IMUNOGLOBULIN G (IgG) DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2109/1/LAUKHA...5.2 Data Hasil Pengukuran Volume Paru ..... 66 5.3 Data Hasil Pengukuran Tekanan

65

2.Nilai signifikansi

a. Bila nilai sig > 0,05 maka H0 diterima, tidak berbeda secara nyata.

b. Bila nilai sig < 0,05 maka H0 ditolak, berarti terdapat perbedaan secara

nyata.

3.Nilai t

a. Bila statistik hitung (angka t output) > Statistik tabel, maka H0 ditolak.

b. Bila statistik hitung (angka output) < Statistik tabel, maka H0 diterima.

Page 66: PERUBAHAN IMUNOGLOBULIN G (IgG) DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2109/1/LAUKHA...5.2 Data Hasil Pengukuran Volume Paru ..... 66 5.3 Data Hasil Pengukuran Tekanan

66

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil

5.1.1 Hasil Pengisian Kuesioner dan Seleksi Relawan

Hasil pengisian kuesioner yang dilakukan pada 30 relawan di Yayasan

Baitul Qur’an Indonesia, hanya 20 orang yang memenuhi kriteria inklusi.

Dari 20 orang relawan yang mememenuhi kriteria inklusi, diambil 15

relawan yang sesuai dengan perhitungan penentuan besar sampel (

Lampiran 1). Hasil seleksi dengan cara pengisian kuesioner ini didapat

data-data bahwa baik relawan Qori Penghafal Al-Qur’an maupun

pembanding rata-rata mengkonsumsi makanan yang sama dan tidak

merokok. Dalam sehari untuk Qori Penghafal Al-Qur’an melakukan

aktivitas dzikir rata-rata 1-6 jam hanya ada satu Qori yang melakukan

aktivitas dzikir lebih dari 6 jam. Waktu tidur yang didapat adalah rata-rata

antara 4-6 jam dan rata-rata semua Qori melakukan aktivitas sholat malam

dan frekuensi puasa dalam satu minggu antara 1-2 hari/minggu dan hanya

ada satu Qori yang melakukan puasa setiap hari. Untuk pembanding rata-

rata tidak melakukan dzikir, aktivitas sholat malam maupun puasa. Hasil

pengisian kuesioner dan seleksi relawan dapat dilihat pada lampiran 8.

5.1.2 Hasil Pengukuran Volume Paru

Dari hasil pengukuran volume paru rata-rata % FVC relawan > 80% dan

hanya ada beberapa relawan yang % FVC-nya dibawah 80%. Akan tetapi

Page 67: PERUBAHAN IMUNOGLOBULIN G (IgG) DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2109/1/LAUKHA...5.2 Data Hasil Pengukuran Volume Paru ..... 66 5.3 Data Hasil Pengukuran Tekanan

67

untuk %FEV1 semua relawan hasilnya >70%. Hasil pengukuran volume

paru ini dapat dilihat pada lampiran 9.

5.1.3 Hasil Pengukuran Tekanan Darah

Dari hasil pemeriksaan fisik relawan didapat data bahwa rata-rata

keadaan umum relawan adalah baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil

pemeriksaan tekanan darah dan nadi. Rata-rata relawan mempunyai tekanan

darah dan denyut nadi pada rentang normal dan untuk pemeriksaan fisik

rata-rata relawan tidak mengalami kelainan hanya ada satu orang yang

menderita subanemia dan dua orang takikardia. Hasil pengukuran tekanan

darah dapat dilihat pada lampiran 10.

5.1.4 Hasil Pemeriksaan Darah Rutin

Pemeriksaan darah rutin meliputi sel darah putih, sel darah merah,

hemoglobin, hematokrit, trombosit, limfosit, monosit dan neutrofil. Dari

variabel-variabel pemeriksaan darah rutin pada relawan diperoleh hasil

bahwa rata-rata nilai yang didapat adalah masuk dalam rentang normal.

Hasil pemeriksaan darah rutin dapat dilihat pada lampiran 11.

.5.1.5 Hasil Pemeriksaan IgG dan IgA

Pada pemeriksaan relawan yaitu pada saat sebelum menghafal Al-Qur’an

kadar Imunoglobulin G (IgG) dan Imunoglobulin A (IgA) berada pada

rentang normal. Kemudian kadar Imunoglobulin G (IgG) sesudah

menghafal Al-Qur’an rata-rata mengalami peningkatan sedangkan untuk

Imunoglobulin A (IgA) mengalami penurunan. Akan tetapi ada beberapa

yang tidak mengalami peningkatan atau pun penurunan tetapi konstan.

Page 68: PERUBAHAN IMUNOGLOBULIN G (IgG) DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2109/1/LAUKHA...5.2 Data Hasil Pengukuran Volume Paru ..... 66 5.3 Data Hasil Pengukuran Tekanan

68

Untuk Imunoglobulin G (IgG) hanya ada satu relawan yang tidak

mengalami perubahan, sedangkan untuk Imnoglobulin A (IgA) ada 6 orang

yang tidak mengalami perubahan. Hasil pemeriksaan IgG dan IgA dapat

dilihat pada lampiran 12.

5.2 Pembahasan

Penelitian ini dirancang untuk mengetahui adanya perubahan konsentrasi

Imunoglobulin G (IgG) dan Immunoglobulin A (IgA) yang merupakan respon

ketahanan tubuh imunologi pada qori penghafal Al-Qur’an di Yayasan Baitul

Qur’an Indonesia. Selain itu dilakukan juga pengukuran volume pernapasan untuk

mengetahui ada tidaknya penyakit pernapasan seperti obstruktif yang

mempengaruhi kemampuan ekspirasi dan restriktif yang mempengaruhi

kemampuan inspirasi. Dimana penelitian ini berdasarkan dengan adanya

pemahaman dikotomi di sekelompok orang yang mempertentangkan agama dan

ilmu pengetahuan. Kebenaran agama dipandang sebagai suatu hal yang mustahil

dapat dibuktikan secara ilmiah. Meskipun diakui bahwa tidak semua ajaran agama

dapat dibuktikan secara ilmiah.

Pada penelitian ini menggunakan relawan laki-laki yang berumur 18-25

tahun untuk menghindari faktor hormonal yang lebih kompleks. Selain itu

relawan harus sehat jasmani dan rohani karena faktor ini dapat mempengaruhi

pada hasil pengukuran yang yang akan dilakukan.

Pencapaian tingkat homogenitas penelitian ini ditempuh dengan cara

mengendalikan beberapa faktor yang mempengaruhi sistem ketahanan tubuh

imunologi. Faktor lingkungan dikendalikan dengan cara memilih relawan dari

santri yang bermukim di Yayasan Baitul Qur’an Indonesia. Sehingga relawan

Page 69: PERUBAHAN IMUNOGLOBULIN G (IgG) DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2109/1/LAUKHA...5.2 Data Hasil Pengukuran Volume Paru ..... 66 5.3 Data Hasil Pengukuran Tekanan

69

berada pada lingkungan / tempat tinggal, pola makan, pola tidur yang relatif sama.

Faktor psikis, agar relawan nyaman dalam melakukan hafalan Al-Qur’an-nya,

maka diberi kebebasan untuk memilih tempat yang nyaman untuk melakukan

hafalan. Selain itu setiap pagi dan malam hari dilakukan kegiatan menghafal Al-

Qur’an secara bersama-sama. Faktor kondisi sehat diupayakan dengan

pemeriksaan fisik secara laboratorik.

Pada pengukuran volume paru yang diukur adalah FVC (Kapasitas Vital

Paksa) dan FEV 1 (Volume Ekspirasi Paksa) dan sebelum pengukuran perlu

dilakukan pengukuran berat badan dan tinggi badan relawan agar hasil yang

didapatkan lebih akurat. Pengukuran volume dan kapasitas paru merupakan

pengukuran anatomis yang dipengaruhi oleh latihan fisik dan penyakit. Jadi

dengan pengukuran ini dapat diketahui ada atau tidak kelainan pada sistem

pernapasannya baik restriktif maupun obstruktif.

Pada hasil pengukuran spirometer, akan diperoleh beberapa hasil :

1.Normal

2.Restriksi (kelainan pengembangan paru) = % FVC < 80%

3.Obstruksi (kelainan karena sumbatan) = % FEV <70%

4.Campuran (Restriksi dan Obstruksi) = %FVC < 80% dan %FEV <70%

Ada atau tidaknya Restriksi dan Obstruksi dilihat dari perhitungan

persentasenya.

FVC Meass X 100%= > 80% Atau FEV1 Meass X 100% = > 70%

FVC Pred FEV1 Pred

Dari hasil pengukuran %FVC dan % FEV 1 relawan baik pada Qori

penghafal Al-Qur’an maupun pembanding rata-rata tidak mengalami gangguan baik

restriktif maupun obstruktif. Akan tetapi ada beberapa relawan %FVC < 80 %

Page 70: PERUBAHAN IMUNOGLOBULIN G (IgG) DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2109/1/LAUKHA...5.2 Data Hasil Pengukuran Volume Paru ..... 66 5.3 Data Hasil Pengukuran Tekanan

70

walaupun tidak terlalu jauh dari rentang normal. Hal ini mungkin disebabkan bukan

karena adanya gangguan paru pada relawan tapi terjadi pada saat menarik napas ke

katup spirometer tidak maksimal sehingga pengembangan parunya tidak maksimal

dan berpengaruh terhadap %FVC.

Untuk data laboratorik relawan, yang diperiksa adalah meliputi leukosit,

eritrosit, hemoglobin, hematokrit, limfosit, monosit dan neutrofil. Berdasarkan

hasil laboratorik dari beberapa variabel diketahui bahwa relawan baik Qori

penghafal Al-Qur’an maupun pembanding dinyatakan normal. Hal ini dapat

dilihat dari hasil pengolahan data dengan menggunakan metode one sample T-test

yang prinsipnya menguji suatu nilai tertentu (variabel tes darah rutin) yang telah

diketahui dibandingkan dengan sampel. Beberapa variabel yang diperoleh

dinyatakan normal karena hasil dari rata-rata masing-masing sampel berada pada

kisaran antara standar normal (lihat tabel hasil pemeriksaan darah rutin). Ada

beberapa variabel yang nilai signifikansinya (P) dibawah 0,05 yang berarti

terdapat perbedaan bermakna antara nilai normal dengan sampel. Variabel-

variabel itu antara lain adalah eritrosit, hematokrit, limfosit, monosit dan neutrofil.

Dimana variabel yang berpengaruh terhadap sistem imun dalam tubuh adalah

limfosit dan neutrofil yang keduanya merupakan bagian dari sel darah putih.

Limfosit berperan penting dalam mekanisme pertahanan dan imunitas terhadap

benda asing yang akan berkembag dan berfungsi sebagai sel penghasil antibodi.

Sedangkan neutrofil mempunyai kemampuan untuk melakukan fagositosis (

memakan atau menelan benda atau sel asing). (Mohammad Sadikin, 2001). Oleh

karena itu jika limfosit dan neutofil ini produksinya meningkat (masih dalam

rentang normal) maka sistem imun dalam tubuh akan menjadi meningkat. Hal ini

Page 71: PERUBAHAN IMUNOGLOBULIN G (IgG) DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2109/1/LAUKHA...5.2 Data Hasil Pengukuran Volume Paru ..... 66 5.3 Data Hasil Pengukuran Tekanan

71

dapat dilihat dari hasil pengolahan one sample T-Test bahwa terdapat perbedaan

bermakna antara nilai normal dengan sampel (P<0,05).

Untuk pemeriksaan imunoglobulin yang digunakan adalah serum. Serum

berbeda dengan plasma. Serum diperoleh dengan membiarkan proses

penggumpalan terjadi, sedangkan plasma diperoleh dengan mencegah proses

penggumpalan dengan menambahkan antikoagulan. Serum tidak mengandung

fibrinogen karena protein sudah berubah menjadi jaring fibrin bersamaan dengan

proses penggumpalan. Sebaliknya, di dalam plasma masih tetap terdapat

fibrinogen yang tidak dapat berubah menjadi fibrin karena adanya antikoagulan

yang ditambahkan. Adapun Imunoglobulin yang diukur adalah Imunoglobulin G

(IgG) dan Imunoglobulin A (IgA), sedangkan Imunoglobulin yang lain tidak

dilakukan karena Imunoglobulin yang dapat melakukan aktivitas sebagai antibodi

yang spesifik adalah IgG dan IgA. (Karnen Garna, 2004)

Untuk mengetahui perubahan konsentrasi Imunoglobulin G (IgG) dan

Imunoglobulin A (IgA) pada Qori Penghafal Al-Qur’an secara kuantitatif pada

penelitian ini digunakan metode Radial Immunodiffusion (RID). Dimana prinsip

RID ini adalah terjadi kompleks antara antigen-antibodi dengan terjadinya

presipitasi yang membentuk sebuah cincin / ring. (Karnen Garna, 2004)

Pada kondisi yang tepat, antigen-antibodi kompleks akan terbentuk dan

membentuk sebuah cincin presipitin. Ukuran cincin akan meningkat sampai

tercapai kesetimbangan antara pembentukan dan pemecahan kompleks. Kemudian

diameter ring yang diperoleh dibaca satu per satu dengan menggunakan penggaris

RID plate di bawah fewer dan dilihat hasilnya pada referensi tabel yang sudah

ada untuk mendapatkan konsentrasinya. Jika tidak terbentuk ring / cincin maka

Page 72: PERUBAHAN IMUNOGLOBULIN G (IgG) DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2109/1/LAUKHA...5.2 Data Hasil Pengukuran Volume Paru ..... 66 5.3 Data Hasil Pengukuran Tekanan

72

pada well disuntikkan kembali dengan sampel serum dan kemudian diinkubasi

kembali. Sebaliknya jika cincin yang terbentuk lebih dari dua maka diameter

cincin yang diluar yang diukur.

Hasil yang diperoleh bervariasi. Ada beberapa qori yang mengalami

perubahan dan ada beberapa yang tidak berubah pada sistem ketahanan tubuh

imunologi. Dalam hal ini yang dimaksud adalah perubahan konsentrasi

Imunoglobulin G (IgG) dan Imunoglobulin A (IgA). Hal ini dipengaruhi oleh

beberapa faktor antara lain adalah berhubungan dengan niat atau keikhlasan.

Dimana hakikat niat adalah pengkaitan tujuan dengan hal yang dituju. Niat adalah

tujuan sesuatu yang disertai dengan pelaksanaanya. Karena hal yang penting

dalam ibadah adalah niat dan kesucian niat itu. Sebab hubungan niat dengan

ibadah seperti hubungan jiwa dengan raga. Bentuk fisik ibadah adalah berasal dari

aspek diri dan raganya. Sedangkan niat adalah ruh ibadah yang berasal dari aspek

batin dan hati (Yusuf Qotdhowi, 1998). Selain itu dapat juga disebabkan oleh

pengaruh stress pada relawan sehingga dapat mempengaruhi hasil pengukuran.

Hasil pengukuran IgG dan IgA pada qori penghafal Al-Qur’an sebelum

dan sesudah menghafal Al-Qur’an diolah datanya dengan menggunakan metode

Paired Sampel T-Test. Metode ini dilakukan terhadap dua sampel berpasangan

(paired). Sampel yang berpasangan diartikan sebagai sebuah sampel dengan

subjek yang sama, namun mengalami dua perlakuan atau pengukuran yang

berbeda . (Singgih Santoso, 2006)

Dari hasil pengolahan data dengan menggunakan SPSS 16 dapat dilihat

rata-rata (mean) IgG & IgA sebelum dan sesudah menghafal Al-Qur’an diperoleh

hasil konsentrasi IgA rata-rata sebelum 2132 mg/L dan IgA rata-rata sesudah

Page 73: PERUBAHAN IMUNOGLOBULIN G (IgG) DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2109/1/LAUKHA...5.2 Data Hasil Pengukuran Volume Paru ..... 66 5.3 Data Hasil Pengukuran Tekanan

73

1845,3333 mg/L. Hal ini berarti ada perbedaan antara IgA sebelum dan sesudah

sebesar 286,667 mg/L. Sedangkan untuk konsentrasi IgG rata-rata sebelum 10543

mg/L dan rata-rata sesudah 13120 mg/L yang berarti terdapat selisih sebesar 2577

mg/L.

Dilihat pula korelasi antara kedua variabel baik sebelum maupun sesudah

menghafal Al-Qur’an. Untuk variabel sebelum dan sesudah konsentrasi IgA

menghasilkan angka korelasi 0,881 (korelasi tinggi) dengan nilai signifikansi (P)

jauh dibawah 0,05 (0,000), sedangkan konsentrasi IgG sebelum dan sesudah

menghasilkan angka korelasi 0,645 (korelasi sedang) dengan nilai signifikansinya

0,009. Hal ini menyatakan bahwa korelasi baik IgA maupun IgG antara sebelum

dan sesudah menghafal Al-Qur’an adalah sangat erat dan benar-benar

berhubungan secara nyata.

Berdasarkan perbandingan antara df (lampiran XIV) dengan taraf

signifikansi yang dipakai (99%) diperoleh hasil t tabel sebesar 2,624 (Daftar tabel

VII). Sehingga dapat dilihat bahwa t hitung IgA (3,233) > t tabel (2.624) dan t

hitung IgG (5.025) > dari t tabel (2,624). Hal ini berarti HO ditolak yang berarti

baik antara IgA maupun IgG sebelum dan sesudah menghafal Al-Qur’an adalah

berbeda. Dimana untuk penarikan kesimpulan perlu dilihat pula nilai

signifikansinya (P) yaitu untuk IgA signifikansinya 0,006 dan untuk IgG

signifikansinya jauh dibawah 0,05 (0,000) yang berarti HO pun juga ditolak. Jadi

antara hasil t hitung dan nilai signifikansinya adalah sama-sama HO ditolak yang

berarti terdapat perbedaan bermakna antar sebelum dan sesudah menghafal Al-

Qur’an.

Page 74: PERUBAHAN IMUNOGLOBULIN G (IgG) DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2109/1/LAUKHA...5.2 Data Hasil Pengukuran Volume Paru ..... 66 5.3 Data Hasil Pengukuran Tekanan

74

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pengujian statistik dengan analisa pengujian T-Test,

maka dapat disimpulkan bahwa aktivitas menghafal Al-Qur’an selama 60

menit dapat merubah konsentrasi IgG dan IgA yang dapat dilihat dari

perbedaan konsentrasi IgG dan IgA sebelum dan sesudah menghafal Al-

Qur’an.

6.2 Saran

Diperlukan adanya penelitian lanjutan untuk mengkaji perubahan respon

ketahanan tubuh imunologi pada qori penghafal Al-Qur’an dengan

memperbanyak jumlah variabel dengan berbagai rentang waktu yang dimulai

dari relawan sebelum menghafal Al-Qur’an sampai dengan menghafal Al-

Qur’an.

Page 75: PERUBAHAN IMUNOGLOBULIN G (IgG) DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2109/1/LAUKHA...5.2 Data Hasil Pengukuran Volume Paru ..... 66 5.3 Data Hasil Pengukuran Tekanan

75

DAFTAR PUSTAKA

Ameri, Mehrdad & Melinda J.Wilkerson. 2008. Comparison of Two Commercial

Radial Imunodifussion Assay for Detection of Bovine Imunoglobulin G in

Newborn Calves. Journal of The Department of Diagnostic

Medicine/Pathobiology College of Veterinary Medicine. Kansas State

University, Manhattan, KS. Hal 20 : 333-336.

Amin, Samsul Munir & Haryanto Al-Fandi. 2008. Energi Dzikir. Amzah :

Jakarta.

Baratawidjaja, Karnen Garna. 2004. Imunologi Dasar. Edisi Keenam. UI Press :

Jakarta

Budiarto, Eko. 2001. Biostatistika untuk Kedokteran dan Kesehatan

Masyarakat. EGC : Jakarta.

Darmono. 2006. Farmakologi dan Toksikologi Sistem Kekebalan. UI Press :

Jakarta.

Daud, Ma’mur. 1997. Dzikir dan Doa yang Diajarkan Rosulullah Saw. Media

dakwah : Jakarta.

Davidson Sue, Tony Smith. 2006. Dokter di Rumah Anda Cara Menangani

Gejala dan Mengatasinya. Dian Rakyat : Jakarta.

Departemen Agama Republik Indonesia. 1995. Al-Qur’an dan Terjemahnya.

Toha Putra : Semarang.

Hall, Jan A., Karen Campbell., Scott Mordecai., David J.Scaeffer., Federico

A.Zuckermann. 1994. Comparison of Three Commercial Radial

Immunodiffusion Kits for The Measurement of Canine Serum

Immunoglobulin. Journal from The Departement of Veterinary medicine

and Veterinary Pathobiology and Veterinary Bioscience.University of

Illinois Urbana.

Hardjasasmita, Pandjita. 1991. Ikhtisar Biokimia Dasar. FKUI : Jakarta.

Hutchison, Jennifer.M., Mowafak D.Salman., Franklyn B.Garry., Larrue

W.Johnson. 1995. Comparison of Two Comercially Available Single

Radial Immunodiffusion Kits for Quantitation of Ilama Immunoglobulin

G. Journal of The Departement of Clinical Science, The Diagnostic

Laboratory and The Departement of Enviromental Health. Hal : 515-519.

Isgiyanto, Awal. 2009. Teknik Pengambilan Sampel Pada Penelitian Non-

Eksperimental. Mitra Cendikia : Jogjakarta.

Junqueira, Luiz Carlos & Jose Carneiro. 2007. Histologi Dasar Teks dan Atlas.

Edisi 10. EGC : Jakarta.

Page 76: PERUBAHAN IMUNOGLOBULIN G (IgG) DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2109/1/LAUKHA...5.2 Data Hasil Pengukuran Volume Paru ..... 66 5.3 Data Hasil Pengukuran Tekanan

76

Ka’bah, Rifyal. 1999. Dzikir dan Doa Dalam Al-Qur’an. Paramadina : Jakarta.

Koolman, Jan & Klaus-Heinrich Rohm. 2000. Atlas Berwarna dan Teks

Biokimia. Hipokrates : Jakarta.

Kresno, Siti Boedina. 2001. Imunologi Diagnosis dan Prosedur Laboratorium.

Edisi 4. EGC. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia: Jakarta.

Muhammad, Rosul Abdul. 2007. Jangan Asal Dzikir. Pusaka Hidayah: Bandung.

Mukhdlori, Muhammad, 2008. Mukjizat-mukjizat membaca Al-Quran .Diva

press: Jogyakarta.

Munir, M. Misbachul, 1999. Pedoman Lagu-Lagu Tilawtil Qur’an dilengkapi

dengan Ilmu Tajwid & Qasidah. Apollo: Surabaya.

Murray, Robert K., Daryl K.Garner., Peter A.Meyes., Victor W.Rodwell. 2003.

Biokomia Harper. Edisi 25. EGC: Jakarta.

Murray, Robert K., Daryl K.Garner., Victor W.Rodwell. 2009. Biokomia Harper.

Edisi 27. EGC: Jakarta

Nawawi, Imam. 2005. Khasiat Dzikir dan Do’a al-azkarun Nawawiyyah. Sinar

Baru Algesindo: Bandung.

Price, Silvia Anderson & Lorraine M. Wilson. 1995. Patofisiologi Konsep Klinis

Proses-Proses Penyakit. Edisi Keempat. EGC : Jakarta

Price, Silvia Anderson & Lorraine M. Wilson. 2. Patofisiologi Konsep Klinis

Proses-Proses Penyakit. Edisi Keenam. EGC : Jakarta

Qordhowi, Yusuf. 1998. Niat dan Ikhlas. Pustaka Al-Kautsar : Jakarta.

Roitt, Ivan M. 2002. Imunologi. Edisi delapan. Widya Medika : Jakarta.

Sadikin, Mohamad. 2001. Biokimia Darah. Widya Medika : Jakarta.

Santoso, Singgih. 2006. Menguasai Statistik di Era Informasi dengan SPSS 15.

PT.Elex Media Komputindo : Jakarta.

Shababthi, Ishamuddin. 2007. Al-Adzkar. As-Sunnah : Jakarta.

Sholeh, Moh. 2006. Terapi Shalat Tahajud. Mizan : Bandung.

Site, the binding. 2007. Human IgG, IgA & IgM ’bindarid’ Radial

Imunodifussion. Birmingham.

Somantri, Irman. 2008. Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan

Sistem Pernapasan. Salemba Medika : Jakarta.

Page 77: PERUBAHAN IMUNOGLOBULIN G (IgG) DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2109/1/LAUKHA...5.2 Data Hasil Pengukuran Volume Paru ..... 66 5.3 Data Hasil Pengukuran Tekanan

77

Stryer, Lubert. 2000. Biokimia. 4th

Edition. EGC : Jakarta.

Tebba, Sudirman. 2005. Sehat Lahir Batin. Serambi Ilmu Semesta : Jakarta.

Tizard, Ian R. 1988. Imunology an Introduction. 2nd

Edition. Sauders Company :

New York.

Troedson, Mats H.T., Irwin K.M Liu and Mark Thurmond. 1993. Imunoglobulin

(IgG and IgA) and Complement C3 Concentration in Uterine Secretion

Following in Intra Uterine Challenge of Streptococcos zooepidemicus in

Mares Susceptible to Versus Resistant to Chronic Uterine Infection.

Journal of The Departement of Reproduction and Departement of

Epidemiology and Preventive Medicine. School of Veterinary Medicine,

University of California. Hal : 502-506.

Underwood, J.C.E. 1999. Patologi Umum dan Sistemik. EGC : Jakarta.

Wahab, A.Samik & Madarina Julia. 2002. Sistem, Imunisasi, & Penyakit Imun.

Widya Medika : Jakarta.

Walpole, Ronald E.1992. Pengantar Statistik. Edisi ke-3. PT. Gramedia pustaka

Utama : Jakarta.

Ward, Jeremy P.T., Jane Ward., Richard M.Leach., Charles M.Wiener. 2007. At A

Glance Sistem Pernapasan. Edisi kedua. Erlangga : Jakarta.

Wijaya, Hendra. 1991. Ikhtisar Biokimia Dasar. FKUI : Jakarta.

Zen, Muhaimin. 1996. Bimbingan Praktis Menghafal Al Qur’annul Karim”.

Mutiara Sumber Widya : Jakarta

Page 78: PERUBAHAN IMUNOGLOBULIN G (IgG) DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2109/1/LAUKHA...5.2 Data Hasil Pengukuran Volume Paru ..... 66 5.3 Data Hasil Pengukuran Tekanan

78

I. DAFTAR GAMBAR

Gambar IV Perangkat Analisa sampel darah

Sampel Darah

Endapan dan Serum

Serum Sampel Serum Relawan

Sentrifuge Vortex

Page 79: PERUBAHAN IMUNOGLOBULIN G (IgG) DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2109/1/LAUKHA...5.2 Data Hasil Pengukuran Volume Paru ..... 66 5.3 Data Hasil Pengukuran Tekanan

79

Repeating mikropipet RID IgA

RID IgG Penggaris RID

Fewer Pengukuran Diameter Ring

Gambar V Spirometer

Page 80: PERUBAHAN IMUNOGLOBULIN G (IgG) DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2109/1/LAUKHA...5.2 Data Hasil Pengukuran Volume Paru ..... 66 5.3 Data Hasil Pengukuran Tekanan

80

II. DAFTAR TABEL

Tabel VI Konsentrasi IgG dan IgA pada Manusia (mg/L)

Diameter of ring (mm) IgG IgA

4

4.1

4.2

4.3

4.4

4.5

2500

2840

3190

3540

3900

4200

605

687

773

859

945

1030

4.6

4.7

4.8

4.9

5.0

4640

5030

5440

5820

6240

1120

1220

1320

1410

1510

5.1

5.2

5.3

5.4

5.5

6650

7100

7540

7980

8430

1610

1720

1830

1930

2040

5.6

5.7

5.8

5.9

6.0

8900

9370

9850

10300

10800

2160

2270

2380

2490

2620

6.1

6.2

6.3

6.4

6.5

11300

11900

12400

12900

13400

2740

2870

2990

3120

3250

6.6

6.7

6.8

6.9

7.0

14000

14500

15100

15700

16200

3390

3520

3650

3800

3930

7.1

7.2

7.3

7.4

7.5

16800

17400

18000

18600

19200

4070

4220

4270

4510

4660

7.6

7.7

7.8

7.9

8.0

19900

20500

21200

21800

22500

4820

4970

5130

5290

5450

8.1

8.2

8.3

8.4

8.5

23200

23800

24500

25200

25900

5610

5770

5940

6110

6280

8.6

8.7

8.8

8.9

9.0

26600

27300

28100

28800

29600

6450

6620

6800

6980

7160

9.1

9.2

9.3

9.4

9.5

30300

31100

31900

32600

33400

7350

7530

7720

7910

8090

9.6

9.7

9.8

9.9

10.0

34200

35000

35800

36700

37500

8290

8480

8680

8880

9080

Tabel diambil dari The Binding site, Human IgG, IgA & Igm ’NL’ Bindarid Kits

Page 81: PERUBAHAN IMUNOGLOBULIN G (IgG) DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2109/1/LAUKHA...5.2 Data Hasil Pengukuran Volume Paru ..... 66 5.3 Data Hasil Pengukuran Tekanan

81

Tabel VII Nilai Kritik sebaran t

V2 V1

0.10 0.05 0.025 0.01 0.005

1

2

3

4

5

3.078

1.886

1.638

1.533

1.476

6.314

2.920

2.353

2.132

2.015

12.706

4.303

3.182

2.776

2.571

31.821

6.965

4.541

3.747

3.365

63.657

9.925

5.841

4.604

4.032

6

7

8

9

10

1.440

1.415

1.397

1.383

1.372

1.943

1.895

1.860

1.833

1.812

2.447

2.365

2.306

2.262

2.228

3.143

2.998

2.896

2.821

2.764

3.707

3.499

3.355

3.250

3.169

11

12

13

14

15

1.363

1.356

1.350

1.345

1.341

1.796

1.782

1.771

1.761

1.753

2.201

2.179

2.160

2.145

2.131

2.718

2.681

2.650

2.624

2.602

3.106

3.055

3.012

2.977

2.947

16

17

18

19

20

1.337

1.333

1.330

1.328

1.325

1.746

1.740

1.734

1.729

1.725

2.120

2.110

2.101

2.093

2.086

2.583

2.567

2.552

2.539

2.528

2.921

2.898

2.878

2.861

2.845

21

22

23

24

25

1.323

1.321

1.319

1.318

1.316

1.721

1.717

1.714

1.711

1.708

2.080

2.074

2.069

2.064

2.060

2.518

2.508

2.500

2.492

2.485

2.831

2.819

2.807

2.797

2.787

26

27

28

29

inf

1.315

1.314

3.313

1.311

1.282

1.706

1.703

1.701

1.699

1.645

2.056

2.052

2.048

2.045

1.960

2.479

2.473

2.467

2.462

2.326

2.779

2.771

2.763

2.756

2.576 Tabel diambil dari tabel A.5, Ronald E.Walpole, Pengantar Statistika edisi ke-3, Jakarta

Page 82: PERUBAHAN IMUNOGLOBULIN G (IgG) DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2109/1/LAUKHA...5.2 Data Hasil Pengukuran Volume Paru ..... 66 5.3 Data Hasil Pengukuran Tekanan

82

III. DAFTAR LAMPIRAN

1. Penentuan Besar Sampel

Diketahui besar populasi di Yayasan Baitul Qur’an Indonesia adalah sebanyak 20

orang, proporsi kejadian 82%, interval kepercayaan 95% dan penyimpangan yang

bisa diterima 0,1

N = 20

Interval kepercayaan (1-α) = 95%, maka

α = 5%, sehingga Z1-α/2 = 1,96

d = 0,1

P = 0,82

n = NZ2

1-α/2 P(1-P)

Nd2 + Z

21-α/2 P(1-P)

n = (20)(1,96)2(0,82)(1-0,82)

(20)(0,1)2 + (1,96)

2(0,82)(1-0,82)

n = 11,3404

0.,767

n = 14,78

Jadi besar sampel minimal yang diperlukan adalah 15 orang.

Page 83: PERUBAHAN IMUNOGLOBULIN G (IgG) DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2109/1/LAUKHA...5.2 Data Hasil Pengukuran Volume Paru ..... 66 5.3 Data Hasil Pengukuran Tekanan

83

2. SURAT PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI SUBYEK PENELITIAN

Yang bertanda tanngan dibawah ini saya,

Nama : ............................................................................................

Umur :..............................................................................................

BB (kg) / TB (cm) :..............................................................................................

Jenis kelamin :.............................................................................................

Alamat :.............................................................................................

Prestasi :.............................................................................................

No.Hp/Tlp :.............................................................................................

Setelah mendapatkan penjelasan dan memahami rencana penelitian yang berjudul

Pengaruh Imunoglobulin G (IgG) dan Imunoglobulin A (IgA) pada qori penghafal

Al-Qur’an di Yayasan Baitul Qur’an Indonesia, maka saya dengan sukarela

menyatakan bersedia menjadi subjek penelitian, yang tujuannya untuk

membuktikan bahwa menghafal Al-Quran dapat meningkatkan sistem imun dalam

tubuh.

Ttd

(

)

Page 84: PERUBAHAN IMUNOGLOBULIN G (IgG) DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2109/1/LAUKHA...5.2 Data Hasil Pengukuran Volume Paru ..... 66 5.3 Data Hasil Pengukuran Tekanan

84

3. KUESIONER RELAWAN PENELITIAN

PETUNJUK PENGISIAN

1. Bacalah baik-baik setiap pertanyaan dan seluruh alternatif jawaban

2. Pilihlah dengan cara melingkari alternative jawaban yang paling sesuai

menurut anda

3. Saya mohon semua pertanyaan dapat diisi dengan jujur dan benar, tidak ada

yang terlewatkan. Karena untuk membuktikan Dzikir ditinjau dari sisi

medisnya.

1. Komposisi makanan apa yang anda konsumsi tiap hari?

a. Nasi, protein (hewani dan nabati) dan sayur

b. Nasi, protein (hewani ) dan sayur

c. Nasi, protein ( nabati) dan sayur

d. Nasi ,sebutkan………………..

2. Lamanya berdzikir atau membaca al-Quran tiap hari?

a. Kurang dari 30 menit

b. Sekitar 30 menit-1 jam

c. Sekitar 2-3 jam

d. bukan salah satu diatas….

3. Lamanya waktu tidur malam setiap hari ?

a. 5 jam

b. 6 jam

c. 7 jam

d. Bukan salah satu diatas,sebutkan…….

4. Apakah anda sering melakukan sholat malam ? berapa kali dalam seminggu!

a. Jika ya, sebutkan berapa kali………

b. Tidak

5. Apakah anda melakukan puasa sunat? Berapa kali dalam seminggu!

a. Jika ya, sebutkan berapa kali…

b. Tidak

6. Apakah anda merokok/ berapa batang perhari!

Page 85: PERUBAHAN IMUNOGLOBULIN G (IgG) DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2109/1/LAUKHA...5.2 Data Hasil Pengukuran Volume Paru ..... 66 5.3 Data Hasil Pengukuran Tekanan

85

a. Jika ya, berapa batang perhari!

b. Tidak

7. Minuman apa yang sering anda minum tiap hari ?

a. Teh

b. Kopi

c. Susu

d. Bukan salah satu diatas sebutkan…….

8. Apakah anda mengkonsumsi suplemen atau makanan tambahan ?

a. Jika ya, sebutkan….

b. Tidak

9. Olahraga yang sering anda lakukan? Berapa lama !

a. Bola voli,sebutkan…………….

b. Bola basket, sebutkan …………

c. Sepak bola ,sebutkan …………..

d. Badminton/bulu tangkis ,sebutkan………

10. Apakah saat ini anda mengidap suatu penyakit?

a. Ya, sudah sembuh

b. Ya, sedang berobat

c. Tidak

11. Jenis panyakit apa yang anda derita saat ini?

Sebutkan……………..

12. Apakah saat ini anda mempunyai masalah (pribadi, keuangan, keluarga) yang

membuat rasa tidak tenang?

a. Ya,tapi tidak stress

b. Ya, dan menjadi stress

c. Tidak

13. Dari siapa motivasi menghafal Al-Qur’an ?

a. Dari diri sendiri

b. Dorongan orang lain.Sebutkan

Page 86: PERUBAHAN IMUNOGLOBULIN G (IgG) DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2109/1/LAUKHA...5.2 Data Hasil Pengukuran Volume Paru ..... 66 5.3 Data Hasil Pengukuran Tekanan

86

4. Surat Permohonan Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 87: PERUBAHAN IMUNOGLOBULIN G (IgG) DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2109/1/LAUKHA...5.2 Data Hasil Pengukuran Volume Paru ..... 66 5.3 Data Hasil Pengukuran Tekanan

87

5. Surat Izin Penelitian di Laboratorium Imunopatologi FKUI

Page 88: PERUBAHAN IMUNOGLOBULIN G (IgG) DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2109/1/LAUKHA...5.2 Data Hasil Pengukuran Volume Paru ..... 66 5.3 Data Hasil Pengukuran Tekanan

88

6. Surat Bantuan Kerjasama

Page 89: PERUBAHAN IMUNOGLOBULIN G (IgG) DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2109/1/LAUKHA...5.2 Data Hasil Pengukuran Volume Paru ..... 66 5.3 Data Hasil Pengukuran Tekanan

89

7. Surat Keterangan Melakukan Penelitian

Page 90: PERUBAHAN IMUNOGLOBULIN G (IgG) DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2109/1/LAUKHA...5.2 Data Hasil Pengukuran Volume Paru ..... 66 5.3 Data Hasil Pengukuran Tekanan

90

8. Hasil Kuesioner

No Nama Qori Prestasi Konsumsi makanan Waktu (Sehari) Frekuensi Ibadah

(Dalam 1 Minggu)

Sholat Malam

Puasa Frekuensi

Merokok Dzikir Tidur

1 Miftahus Su’ud

Sedang

mengahafal

Al-Qur’an

Nasi, protein hewani & sayur

> 5 jam 4,5 jam Setiap hari 2 kali Tidak

merokok

2 Ahmad Aswadi Sedang

mengahafal

Al-Qur’an

Nasi, protein hewani &

sayur 5-6 jam 6 jam Setiap hari 1 kali

Tidak

merokok

3 Hendra Wijaya Sedang

mengahafal

Al-Qur’an

Nasi, protein hewani &

sayur

± 14

jam 6 jam Setiap hari 1 kali

Tidak

merokok

4 Acep Ariyadi

Sedang

mengahafal Al-Qur’an

Nasi, protein (hewani,

nabati) & sayur 1 jam 6 jam Setiap hari 2 kali

Tidak

merokok

5 Abdulloh

Sedang

mengahafal Al-Qur’an

Nasi, protein (hewani,

nabati) & sayur ± 5 jam 5 jam Setiap Hari 2 kali

Tidak

merokok

6 Ahmad Nurman

Sedang

mengahafal

Al-Qur’an

Nasi, protein (hewani, nabati) & sayur

6 jam 4 jam Setiap hari 2-3 kali

Tidak merokok

7 Hasbiyallah

Sedang

mengahafal

Al-Qur’an

Nasi, protein (hewani, nabati) & sayur

> 3 jam 6 jam Setiap hari 2 kali Tidak

merokok

8 Hudzaifah A Sedang

mengahafal

Al-Qur’an

Nasi, protein (hewani,

nabati) & sayur > 3 jam 6 jam Setiap hari 2 kali

Tidak

merokok

9 Abdul Aziz

Sedang

mengahafal

Al-Qur’an

Nasi, protein nabati &

sayur > 3 jam 6 jam Setiap hari 2 kali

Tidak

merokok

10 Ilham Maulana Sedang

mengahafal

Al-Qur’an

Nasi, protein nabati &

sayur > 3jam 6 jam Setiap hari 2 kali

Tidak

merokok

11 M. Fahmi

Sedang

mengahafal Al-Qur’an

Nasi, protein (hewani,

nabati) & sayur .3 jam 6 jam Setiap hari

Setiap

hari

Tidak

merokok

12 Abdul Kholiq

Sedang

mengahafal Al-Qur’an

Nasi, protein nabati &

sayur 1 jam 5 jam Setiap hari 1 kali

Tidak

merokok

13 M. Nafi’i

Sedang

mengahafal

Al-Qur’an

Nasi, protein (hewani, nabati) & sayur

3 jam 6 jam Setiap hari 1-2 kali

Tidak merokok

14 M. Hasan Basri

Sedang

mengahafal

Al-Qur’an

Nasi, protein (hewani, nabati) & sayur

3 jam 5 jam Setiap hari 2 kali Tidak

merokok

15 Nurjaya Sedang

mengahafal

Al-Qur’an

Nasi, protein (hewani,

nabati) & sayur 3 jam 5 jam Setiap hari 2 kali

Tidak

merokok

Pembanding

1 Ruly Sonata - Nasi, protein ( nabati)

& sayur Tidak 7 jam Tidak Tidak

Tidak

merokok

2 Rony Pradinata - Nasi, protein (hewani,

nabati) & sayur Tidak 8 jam Tidak Tidak

Tidak

merokok

3 Ramliansyah - Nasi, protein (hewani)

& sayur Tidak 6 jam Tidak Tidak

Tidak

merokok

4 Tomy Yusuf - Nasi, protein (hewani,

nabati) & sayur Tidak 6 jam Tidak Tidak

Tidak

merokok

Page 91: PERUBAHAN IMUNOGLOBULIN G (IgG) DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2109/1/LAUKHA...5.2 Data Hasil Pengukuran Volume Paru ..... 66 5.3 Data Hasil Pengukuran Tekanan

91

9. Hasil Pengukuran Spirometer

Page 92: PERUBAHAN IMUNOGLOBULIN G (IgG) DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2109/1/LAUKHA...5.2 Data Hasil Pengukuran Volume Paru ..... 66 5.3 Data Hasil Pengukuran Tekanan

92

10. Tabel Hasil Pengukuran Tekanan Darah

Page 93: PERUBAHAN IMUNOGLOBULIN G (IgG) DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2109/1/LAUKHA...5.2 Data Hasil Pengukuran Volume Paru ..... 66 5.3 Data Hasil Pengukuran Tekanan

93

11. Hasil Pengukuran Darah Rutin

Page 94: PERUBAHAN IMUNOGLOBULIN G (IgG) DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2109/1/LAUKHA...5.2 Data Hasil Pengukuran Volume Paru ..... 66 5.3 Data Hasil Pengukuran Tekanan

94

12. Hasil Pengukuran IgG dan IgA

Page 95: PERUBAHAN IMUNOGLOBULIN G (IgG) DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2109/1/LAUKHA...5.2 Data Hasil Pengukuran Volume Paru ..... 66 5.3 Data Hasil Pengukuran Tekanan

95

13. Data Hasil Pemeriksaan Darah Rutin dengan SPSS

One-Sample Statistics

N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

WBC 15 8.1733 1.91627 .49478

One-Sample Test

Test Value = 7.25

t df Sig. (2-tailed) Mean Difference

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

WBC 1.866 14 .083 .92333 -.1379 1.9845

One-Sample Statistics

N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

RBC 15 5.3613 .61678 .15925

One-Sample Test

Test Value = 4.985

t df Sig. (2-tailed) Mean Difference

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

RBC 2.363 14 .033 .37633 .0348 .7179

One-Sample Statistics

N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

HGB 15 15.0467 1.07096 .27652

Page 96: PERUBAHAN IMUNOGLOBULIN G (IgG) DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2109/1/LAUKHA...5.2 Data Hasil Pengukuran Volume Paru ..... 66 5.3 Data Hasil Pengukuran Tekanan

96

One-Sample Test

Test Value = 14.6

t df Sig. (2-tailed) Mean Difference

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

HGB 1.615 14 .129 .44667 -.1464 1.0397

One-Sample Statistics

N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

HCT 15 46.4067 2.69748 .69649

One-Sample Test

Test Value = 44.025

t df Sig. (2-tailed) Mean Difference

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

HCT 3.420 14 .004 2.38167 .8879 3.8755

One-Sample Statistics

N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

MCV 15 87.2600 7.43503 1.91972

One-Sample Test

Test Value = 88.375

t df Sig. (2-tailed) Mean Difference

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

MCV -.581 14 .571 -1.11500 -5.2324 3.0024

Page 97: PERUBAHAN IMUNOGLOBULIN G (IgG) DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2109/1/LAUKHA...5.2 Data Hasil Pengukuran Volume Paru ..... 66 5.3 Data Hasil Pengukuran Tekanan

97

One-Sample Statistics

N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

MCH 15 28.4000 2.97849 .76904

One-Sample Test

Test Value = 29.325

t df Sig. (2-tailed) Mean Difference

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

MCH -1.203 14 .249 -.92500 -2.5744 .7244

One-Sample Statistics

N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

MCHC 15 32.4800 .99800 .25768

One-Sample Test

Test Value = 33.15

t df Sig. (2-tailed) Mean Difference

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

MCHC -2.600 14 .021 -.67000 -1.2227 -.1173

One-Sample Statistics

N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

PLT 15 273.2000 54.82856 14.15667

Page 98: PERUBAHAN IMUNOGLOBULIN G (IgG) DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2109/1/LAUKHA...5.2 Data Hasil Pengukuran Volume Paru ..... 66 5.3 Data Hasil Pengukuran Tekanan

98

One-Sample Test

Test Value = 245.25

t df Sig. (2-tailed) Mean Difference

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

PLT 1.974 14 .068 27.95000 -2.4130 58.3130

One-Sample Statistics

N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

LYM% 15 30.9533 10.16421 2.62439

One-Sample Test

Test Value = 39

t df Sig. (2-tailed) Mean Difference

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

LYM% -3.066 14 .008 -8.04667 -13.6754 -2.4179

One-Sample Statistics

N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

MXD% 15 10.5667 3.68058 .95032

One-Sample Test

Test Value = 8.15

t df Sig. (2-tailed) Mean Difference

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

MXD% 2.543 14 .023 2.41667 .3784 4.4549

One-Sample Statistics

N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

NEUT% 15 58.4800 10.69694 2.76194

Page 99: PERUBAHAN IMUNOGLOBULIN G (IgG) DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2109/1/LAUKHA...5.2 Data Hasil Pengukuran Volume Paru ..... 66 5.3 Data Hasil Pengukuran Tekanan

99

One-Sample Test

Test Value = 52.85

T df Sig. (2-tailed) Mean Difference

95% Confidence Interval of

the Difference

Lower Upper

NEUT% 2.038 14 .061 5.63000 -.2938

11.553

8

One-Sample Statistics

N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

LYM# 15 2.4200 .82997 .21430

One-Sample Test

Test Value = 2.8

t df Sig. (2-tailed) Mean Difference

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

LYM# -1.773 14 .098 -.38000 -.8396 .0796

One-Sample Statistics

N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

MXD# 15 .8867 .42235 .10905

One-Sample Test

Test Value = 0.625

t df Sig. (2-tailed) Mean Difference

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

MXD# 2.399 14 .031 .26167 .0278 .4956

One-Sample Statistics

N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Page 100: PERUBAHAN IMUNOGLOBULIN G (IgG) DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2109/1/LAUKHA...5.2 Data Hasil Pengukuran Volume Paru ..... 66 5.3 Data Hasil Pengukuran Tekanan

100

One-Sample Statistics

N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

NEUT# 15 4.8667 1.77026 .45708

One-Sample Test

Test Value = 3.825

t df Sig. (2-tailed) Mean Difference

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

NEUT# 2.279 14 .039 1.04167 .0613 2.0220

Page 101: PERUBAHAN IMUNOGLOBULIN G (IgG) DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2109/1/LAUKHA...5.2 Data Hasil Pengukuran Volume Paru ..... 66 5.3 Data Hasil Pengukuran Tekanan

101

14. Data Hasil Pemeriksaan IgG dan IgA dengan SPSS

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 IgA sebelum 2132.0000 15 726.15622 187.49273

IgA sesudah 1845.3333 15 624.70412 161.29791

Pair 2 IgG sebelum 10543.3333 15 2121.59531 547.79355

IgG sesudah 13120.0000 15 2517.14124 649.92307

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 IgA sebelum & IgA sesudah 15 .881 .000

Pair 2 IgG sebelum & IgG sesudah 15 .645 .009

Paired Samples Test

Paired Differences

Mean Std. Deviation

Std. Error

Mean

99% Confidence Interval of

the Difference

t df

Sig. (2-

tailed)

Lower Upper

Pair 1 IgA sebelum – IgA

sesudah 286.66667 343.40036 88.66559 22.72314 550.61019 3.233 14 .006

Pair 2 IgG sebelum – IgG

sesudah -2576.66667 1985.88471 512.75323 -4103.05239 -1050.28094 -5.025 14 .000