Perubahan Fonologi

8
 Perubahan Fonologi Bila anda mengenal bahasa Inggris modern dengan baik, tentu Anda tahu bunyi velar frikatif /x/ tidak ada dalam sisitem bunyi bahasa Inggris, padahal dalam bahasa Inggris kuno  bunyi itu ada. Ini menjadi bukti adanya perubahan, yaitu yang tadinya ada menjadi tidak ada. Kata <night> dulu dilafalkan (nixt), kata <drought> dulu dilafalkan (druxt), dan kata <saw> dulu dilafalkan (saux). Hilangnya bunyi (x) yang ada dalam bahasa Inggris kuno, dalam beberapa kasus memang menjadi hilang seperti pada kata <night> dan <light>; dalam beberapa kasus (x) menjadi (k), missalnya pada kata <elk>, yang ada dalam bahasa imggris kuno ditulis <eolh> dan dilafalkan (elx); dan dalam kasus yang lain (x) itu menjadi (f)kata <rought> dan kata <tought>. Perubahan fonologis dalam bahasa Inggris ada juga yang berupa penambahan fonem. Bahasa Inggris kuno dan pertengahan tidak mengenal fonem /z/. Lalu ketika terserap kata-kata seperti azure, measure, rounge dari bahasa Prancis, maka fonem /z/ tersebut ditambahkan dalam khazanah fonem bahasa inggris. Perubahan bunyi dalam system fonologi bahasa Indonesia pun  bisa kita lihat. Sebelum berlakunya EYD, fonem /f/, /x/, dan /s/ belum dimasukkan kedalam khazanah fonem bahasa Indonesia; tetapi kini ketiga fonem itu telah menjadi bagian dalam khazanah bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia lama hanya mengenal empat pola silabel, yaitu V, VK, KV, dan KVK; tetapi kini pola KKV, KKVK, KKVK telah pula menjadi pola silabel dalam  bahasa Indonesia. Perubahan Morfologi Perubahan bahasa dapat juga terjadi dalam bidang morfologi, yakni dalam proses  pembentukan kata. Umpamanya, dalam bahasa Indonesia ada proses penasalan dalam proses  pembentukan kata dengan prefiks me- dan  pe- kaidahnya adalah: (1) apabila kedua prefiks itu diimbuhkan pada kata yang dimulai dengan konsonan /I/, /r/, /w/, dan /y/ tidaka da terjadi  penasalan; (2) kalau diimbuhkan pada kata yang dimulai dengan konsonan /b/ dan /p/ diberi nasal /na/; (3) bila diimbuhkan pada kata yang dimulai dengan konsonan /d/ dan /t/ diberi nasal /n/; (4) kalau diimbuhkan pada kata yang dimulai dengan konsonan /s/ diberi nasal /ny/; dan bila diimbuhkan pada kata yang dimulai pada konsonan /g/, /k/, /h/, dan semua vocal diberi nasal /ng/. kaidah ini menjadi agak susah diterapkan setelah bahasa Indonesia menyerap kata-kata yang bersuku satu dari bahasa asing , seperti kata  sah,tik, dan bom. Menurut kaidah di atas kalau ketiga kata itu diberi prefiks me- dan  pe- tentu bentuknya harus berubah menyah (kan), menik 

Transcript of Perubahan Fonologi

Page 1: Perubahan Fonologi

5/13/2018 Perubahan Fonologi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/perubahan-fonologi 1/8

 

Perubahan Fonologi

Bila anda mengenal bahasa Inggris modern dengan baik, tentu Anda tahu bunyi velar 

frikatif /x/ tidak ada dalam sisitem bunyi bahasa Inggris, padahal dalam bahasa Inggris kuno

 bunyi itu ada. Ini menjadi bukti adanya perubahan, yaitu yang tadinya ada menjadi tidak ada.

Kata <night> dulu dilafalkan (nixt), kata <drought> dulu dilafalkan (druxt), dan kata <saw> dulu

dilafalkan (saux). Hilangnya bunyi (x) yang ada dalam bahasa Inggris kuno, dalam beberapa

kasus memang menjadi hilang seperti pada kata <night> dan <light>; dalam beberapa kasus (x)

menjadi (k), missalnya pada kata <elk>, yang ada dalam bahasa imggris kuno ditulis <eolh> dan

dilafalkan (elx); dan dalam kasus yang lain (x) itu menjadi (f)kata <rought> dan kata <tought>.

Perubahan fonologis dalam bahasa Inggris ada juga yang berupa penambahan fonem. Bahasa

Inggris kuno dan pertengahan tidak mengenal fonem /z/. Lalu ketika terserap kata-kata seperti

azure, measure, rounge dari bahasa Prancis, maka fonem /z/ tersebut ditambahkan dalam

khazanah fonem bahasa inggris. Perubahan bunyi dalam system fonologi bahasa Indonesia pun

  bisa kita lihat. Sebelum berlakunya EYD, fonem /f/, /x/, dan /s/ belum dimasukkan kedalam

khazanah fonem bahasa Indonesia; tetapi kini ketiga fonem itu telah menjadi bagian dalam

khazanah bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia lama hanya mengenal empat pola silabel, yaitu V,

VK, KV, dan KVK; tetapi kini pola KKV, KKVK, KKVK telah pula menjadi pola silabel dalam

 bahasa Indonesia.

Perubahan Morfologi

Perubahan bahasa dapat juga terjadi dalam bidang morfologi, yakni dalam proses

  pembentukan kata. Umpamanya, dalam bahasa Indonesia ada proses penasalan dalam proses

 pembentukan kata dengan prefiks me- dan  pe- kaidahnya adalah: (1) apabila kedua prefiks itu

diimbuhkan pada kata yang dimulai dengan konsonan /I/, /r/, /w/, dan /y/ tidaka da terjadi

  penasalan; (2) kalau diimbuhkan pada kata yang dimulai dengan konsonan /b/ dan /p/ diberi

nasal /na/; (3) bila diimbuhkan pada kata yang dimulai dengan konsonan /d/ dan /t/ diberi nasal

/n/; (4) kalau diimbuhkan pada kata yang dimulai dengan konsonan /s/ diberi nasal /ny/; dan bila

diimbuhkan pada kata yang dimulai pada konsonan /g/, /k/, /h/, dan semua vocal diberi nasal

/ng/. kaidah ini menjadi agak susah diterapkan setelah bahasa Indonesia menyerap kata-kata

yang bersuku satu dari bahasa asing , seperti kata sah,tik, dan bom. Menurut kaidah di atas kalau

ketiga kata itu diberi prefiks me- dan  pe- tentu bentuknya harus berubah menyah (kan), menik 

Page 2: Perubahan Fonologi

5/13/2018 Perubahan Fonologi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/perubahan-fonologi 2/8

 

dan membom; dan penyah, penik, dan pembom. Tetapi dalam kenyataan dalam berbahasa yang

ada adalah bentuk  mensah (kan) atau mengesah (kan), mentik  atau mengetik , membom atau

mengebom; dan dengan prefiks  pe- menjadi   pengesah, pengetik, dan  pembom atau  pengebom.

Jadi jelas dalam data tersebut telah terjadi penyimpangan kaidah, dan munculnya alomorf 

menge- dan  penge- itu karena menyalahi kaidah dan dianggap merusak bahasa, Namun kini

kedua alomorf itu diakui sebagai dua alomorf bahasa Indonesia untuk morfem me- dan  pe-.

Kasus ini merupakan satu bukti adanya perubahan besar dalam morfologi bahasa Indonesia.

Perubahan Sintaksis

kaum Puris di Amerika pernah heboh dengan munculnya sebuah iklan yang berbunyi, ³

Winston taste good like a cigarette should´. Mereka mengatakan kalimat iklan itu sangat jelek;

sebab, katanya, ada kaidah dalam bahasa inggris kata l ike hanya bisa diikuti pada sebuah

nominal, dan tidak dapat digunakan sebagai konjungsi untuk mengatakan kalimat sisipan

(embedded sentences). Jadi menurut kaum Puris itu iklan tersebut harusla berbunyi, ³Winston

tastes good as a cigarette should´. Namun untuk sebagian penutur bahasa Inggris telah melihat

adanya perubahan gramatikal dalam bahasa Inggris. Untuk sebagian penutur bahasa inggris

  bunyi iklan itu secara gramatikal sudah benar. dengan demikian, kita lihat kaum puris masih

tetap untuk memberlakukan kaidah yang lama, yang untuk sebagian besar penutur bahasa Inggris

sudah tidak berlaku.Perubahan kaidah sintaksis dalam bahasa Indonesia juga sudah dapat kita saksikan .

umpamanya, menurut kaidah sintaksis yang berlaku sebuah kalimat aktif transitif harus selalu

mempunyai objek; atau dengan rumusan lain, setiap kata kerja aktif transitif harus selalu diikuti

oleh obje. Tetapi dewasa ini kalimat aktif transitif banyak yang tidak dilengkapi objek, seperti;

-  R eporter anda mel aporkan dari tempat kejadian

-  Pertunjukkan itu sangat mengecewakan 

-  Sekretaris itu sedang mengetik diruangannya

-  Dia mulai menul is sejak duduk dibangku SMP

-  Kakek sudah makan, tetapi belum minum.

Kata kerja aktif transitif pada kalimat seperti diatas menurut kaidah yang berlaku harus diberi

objek, tetapi contoh diatas tidak ada objeknya. Alasan dan keterangan tiadanya objek dalam

kalimat-kalimat transitif seperti di atas, lihat chaer (1993).

Page 3: Perubahan Fonologi

5/13/2018 Perubahan Fonologi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/perubahan-fonologi 3/8

 

 

Perubahan Kosakata

Perubahan bahasa yang paling mudah terlihat adalah pada bidang kosakata. Perubahan

kosakata dapat berarti bertambahnya kosakata baru, hilangnya kosakata lama, dan berubahnya

makna kata. bahasa inggris diperkirakan memilki lebih dari 600.000 kosakata adalah ³berkat´

  penambahan kata-kata baru dari berbagai sumber bahasa lain, yamg telah berlangsung sejak 

 belasan abad yang lalu. Sedangkan bahasa Indonesia yang kabarnya dalam  K amus Besar Bahasa

 Indonesia memiliki sekitar 65.000 kosakata (dalam kamus Poerwadarminta hanya terdapat

23.000 kosakata) adalh juga berkat tambahan berbagai sumber, termasuk bahasa-bahasa asing

dan bahasa-bahasa nusantara.

Kata-kata yang diterima dari bahasa lain disebut kata pinjaman atau kata serapan. Proses

  penyerapan atau peminjaman ini ada yang dilakukansecara langsung dari bahasa sumbernya,

tetapi ada juga melalui bahasa lain. kata festa dari bahasa Prancis pertengahan (prancis modern

 fete dan prancis kuno  feste) telah secara langsung diserap dalam bahasa inggris modern.

Sebliknya kata al  gebra dipinjam dari bahasa Spanyol, yang menyerap pula dari bahasa arab. kata

kasus dalam bahasa Indonesia adalah pinjaman langsung dari bahasa latin tetapi kata kes dalam

 bahasa Malaysia meminjamnya dari bahasa inggris.

Penambahan kata-kata baru selain dengan cara menyerap dari bahasa lain, dapat juga

dilakukan dengan proses penciptaan. misalnya, kata Kl 

eenex dalam bahasa inggris dibentuk darikata cl ean, kata  jell -O dari  gel , dan kata  F rigidaire dari  frigid  plus air . juga dari nama-nama

 produk atau merk dagang seperti  K odak, nyl on, Dacron, dan or l on. pemendekan dari kata atau

frase yang panjang dapat juga membentuk kosakata yang baru, seperti nark  untuk  narcotics

agent , tec atau dick untuk detective, tell  y untuk tel evision, prof untuk  professor , dan teach untuk 

teacher . bentuk-bentuk singkat tersebut berstatus sebagai butir leksikal mandiri yang sepadan

dengan bentuk panjangnya. disamping bentuk kependekan banyak juga bentuk yang disebut

  bentuk akronim, yakni kata yang berbentuk dari huruf-huruf serangkaian kata, seperti NASA,

UNESCO, radar  (dari radio, detecting , and ranging ), l aser  (dari l ight ampl ification by

 stimul ated emission of radiation). Dalam bahasa Indonesia banyak juga kita jumpai kata yang

  berbentuk akronim ini seperti ABR I, hankam, til ang, pel ita, tabana dan menwa. selain

 penggabungan (compounding) dua kata atau lebih banyak pula digunakan untuk penciptaan kata-

kata baru, sebagai contoh dalam bahasa Inggris ada afternoon, bigmouth, highball   , moreover,

Page 4: Perubahan Fonologi

5/13/2018 Perubahan Fonologi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/perubahan-fonologi 4/8

 

dan rail road . Dalam bahasa Indonesia ada bentuk-bentuk seperti matahari, hul ubal ang,

kakil ima, matasapi, mahasiswa. Di samping itu gabungan utuh seperti di atas , ada juga

gabungan yang disertai dengan penyingkatan. Bentuk ini lazim disebut   paduan (bl ending),

seperti smog (dari smoke + frog ), motel  ( dari motor + hotel  ), breasted (dari broil ed + roasted ),

dan urinal  ysis (dari urine + anal  ysis). Dalam bahasa Indonesia ada bentuk  pasaraya ( dari pasar 

+ raya), kereta api (dari kereta + api), dan sumbagsel (dari sumatera +bagian + sel atan).

Bahasa 

Terjadinya perubahan itu tentunya tidak dapat diamati, sebab perubahan itu yang sudah menjadi

sifat hakiki bahasa, berlangsung dalam masa waktu yang relatif lama, sehingga tidak mungkin

diobservasi oleh sesorang yang mempunyai waktu yang relatif terbatas. Buktinya ada perubahan

  bahasa dalam bahasa Inggris dapat kita lihat dari Fromkin dan R odman (1974:191-193).

Berikut ini contoh bahasa Inggris dari masa menjelang zaman pujangga Shakespeare :

   K now ye this man ?

( Do you know this man ? ) Why sings he so l oud ?

( Why does he sing so l oud ? ) 

Contoh di atas menunjukkan telah terjadi perubahan dalam searah perkembangan bahasa Inggris.

 Namun, bagaimana proses perubahan itu terjadi adalah tidak dapat diamati. Secara formal orang

mengatakan perubahan status nama bahasa melayu menjadi bahasa Indonesia, dalam sejarah

terbentuknya bahasa Indonesia, adalah pada tanggal 28 Oktober 1928, yaitu pada saat

  berlangsungnya Kongres

Perubahan bahasa lazim diartikan sebagai adanya perubahan kaidah, entah kaidah itu direvisi,

kaidahnya menghilang, atau munculnya kaidah baru ; dan semuanya itu dapat terjadi pada semua

tataran linguistik : fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, maupun leksikon.

Page 5: Perubahan Fonologi

5/13/2018 Perubahan Fonologi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/perubahan-fonologi 5/8

 

Perubahan Fonologi 

Perubahan fonologis dalam bahasa Inggris ada juga yang berupa penambahan fonem. Perubahan

 bunyi dalam system fonologi bahasa Indonesia pun dapat kita lihat. Sebelum berlakunya EYD,

fonem /f/, /x/, dan /s/ belum dimasukkan dalam khazanah fonem bahasa Indonesia ; tetapi kini

ketiga fonem itu telah menjadi bagian dalam khazanah bahasa Indonesia.

Perubahan Morfologi 

Perubahan bahasa dapat juga terjadi dalam bidang morfologi, yakni dalam proses pembentukan

kata. Umpamanya, dalam bahasa Indonesia ada proses penasalan dalam proses pembentukan

kata dengan prefiks me- dan pe-. Para ahli tata bahasa tradisional tidak mau menerima alomorf 

menge- dan penge- itu karena menyalahi kaidah dan dianggap merusak bahasa. Namun, kini

kedua alomorf itu diakui sebagai dua alomorf bahasa Indonesia untuk morfem me- dan pe-.

Kasus ini merupakan satu bukti adanya perubahan besar dalam morfologi bahasa Indonesia.

Perubahan Sintaksis 

Perubahan kaidah sintaksis dalam bahasa Indonesia juga sudah dapat kita saksikan umpamanya,

menurut kaidah sintaksis yang berlaku sebuah kalimat aktif transitif harus selalu mempunyai

objek atau dengan rumusan lain, setiap kata kerja aktif transitif banyak yang tidak dilengkapi

objek, seperti : R eporter anda melaporkan dari tempat keadia

Pertunjukkan itu sangat mengecewakan

Kata kerja aktif transitif pada kalimat seperti di atas menurut kaidah yang berlaku harus diberi

objek, tetapi pada contoh di atas tidak ada objeknya.

Perubahan Kosakata 

Perubahan bahasa yang paling mudah terlihat adalah pada bidang kosakata. Perubahan kosakata

dapat berarti bertambahnya koaakata baru, hilangnya kosakata lama, dan berubahnya makna

kata. Kata-kata yang diterima dari bahasa lain disebut kata pinjaman atau kata serapan. Proses

  penyerapan atau peminjaman ini ada yang dilakukan secara langsung dari bahasa sumbernya,

tetapi ada juga yang melalui bahasa lain. Penambahan kata-kata baru selain dengan cara

menyerap dari bahasa lain, dapat juga dilakukan dengan proses penciptaan. Dalam

Page 6: Perubahan Fonologi

5/13/2018 Perubahan Fonologi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/perubahan-fonologi 6/8

 

 perkembangannya sebuah bahasa bisa juga karena berbagai sebab akan kehilangan kosakatanya.

Artinya, pada masa lalu kata-kata tersebut digunakan, tetapi kini tidak lagi.

Perubahan Semantik  

Perubahan semantik yang umum adalah berupa perubahan pada makna butir-butir leksikal yang

mungkin berubah total, maksudnya kalau pada waktu dulu kata itu, misalnya, bermakna ¶A¶,

maka kini atau kemudian menjadi bermakna ¶B¶. Perubahan makna yang sifatnya meluas

(broadening), maksunya, dulu kata tersebut hanya memiliki satu makna, tetapi kini memiliki

lebih dari satu makna. Perubahan makna yang menyempit, artinya, kalau pada mulanya kata itu

memiliki makna yang luas, tetapi kini menjadi lebih sempit maknanya.

Wardhaught (1990) membedakan adanya dua macam perubahan bahasa, yaitu perubahan internal

dan perubahan eksternal. Perubahan internal terjadi dari dalam bahasa itu sendiri, seperti

  berubahnya sistem fonologi, sistem morfologi, atau sistem sintaksis. Sedangkan perubahan

eksternal terjadi sebagai akibat adanya pengaruh dari luar, seperti peminjaman atau penyerapan

kosakata, penembahan fonem dari bahasa lain, dan sebagainya.

2. Pergeseran Bahasa 

Pergeseran bahasa (language shift) menyangkut masalah penggunaan bahasa oleh seorang  penutur atau sekelompok penutur yang bisa terjadi sebagai akibat perpindahan dari satu

masyarakat tutur ke masyarakat tutur lain. Kalau seorang atau sekelompok orang penutur pindah

ke tempat lain yang menggunakan bahasa lain, dan bercampur dengan mereka, maka akan

terjadilah pergeseran bahasa ini.

Pergeseran bahasa biasanya terjadi di negara, daerah, atau wilayah yang memberi harapan untuk 

kehidupan sosial ekonomi yang lebih baik, sehingga mengundang imigran/transmigran untuk 

mendatanginya.

Dalam penelitiannya di wilayah Minahasa Timur, Sulawesi Utara, Danie (1987) menemukan

adannya bahasa daerah yang pemakainya dan penuturnya sudah sangat menurun. Penyebabnya

adalah (a) bahasa Melayu Manado sudah lama berfungsi sebagai lingua franca di daerah itu, (b)

 bahasa Melayu Manado merupakan bahasa berprestise tinggi di daerah itu, (c) kebutuhan akan

Page 7: Perubahan Fonologi

5/13/2018 Perubahan Fonologi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/perubahan-fonologi 7/8

 

  bahasa pengantar, bahasa Indonesia, bagi anak-anak untuk memasuki sekolah, dan (d)

  berkembangnya bahasa Indonesia sebagai bahasa negara dan bahasa nasional di daerah itu.

Karena itu peranan bahasa Melayu Manado semakin kuat.

3. Pemertahanan Bahasa 

Dalam kasus yang dilaporkan Danie (1987) kita lihat menurunnya pemakaian beberapa bahasa

daerah di Minahasa Timur adalah karena pengaruh penggunaan bahasa Melayu Manado yang

mempunyai prestise yang lebih tinggi dan penggunaan bahasa Indonesia yang jangkauan

  pemakaiannya bersifat

Untuk menjelaskan ini kita ambil laporan Sumarsono (1990) mengenai pemertahanan

 penggunaan bahasa Melayu Loloan di desa Loloan, termasuk dalam wilayah kota Nagara, Bali.

Menurut Sumarsono, penduduk desa Loloan yang berjumlah sekitar tiga ribu orang itu tidak 

menggunakan bahasa Bali, melainkan menggunakan sejenis bahasa Melayu yang disebut bahasa

Melayu Loloan, sebagai B-1 nya; dan mereka semua beragama Islam. Di tengah-tengah B2 yang

lebih dominan, yaitu bahasa Bali, mereka dapat bertahan untuk tetap menggunakan bahasa

  pertamanya, yaitu bahasa Melayu

Dalam masyarakat Loloan selain ada B1 (bahasa Melayu Loloan) dan B2 lama (bahasa Bali), ada

lagi B2 lain (yang disebut oleh peneliti sebagai B2 baru) yaitu bahasa Indonesia. Kedudukan danstatus bahasa Indonesia sebagai bahasa negara, bahasa nasional, dan bahasa persatuan

mempunyai kedudukan lebih tinggi daripada bahasa Bali memurut pandangan masyarakat

Loloan. Dengan demikian, tampak bahwa pemertahanan bahasa Melayu Loloan terhadap bahasa

Indonesia menjadi lemah. Dari kasus penggunaan bahasa Melayu Loloan, bahasa Bali, dan

  bahasa Indonesia yang terjadi dalam masyarakat Loloan dapat disimpulkan : Pertama,

  penguasaan B2 milik mayoritas oleh kelompok minoritas, sehingga warga minoritas menjadi

 bilingual, tidak selalu berakibat bergeser B1; kedua, penguasaan B2 baru (bahasa Indonesia) oleh

kelompok minoritas juga tidak memunahkan B1, tetapi hanya menggeser banyak peran B2 lama

(bahasa Bali).

Proses pergeseran dan proses kepunahan itu memerlukan kurun waktu yang cukup panjang dan

melalui beberapa generasi, yang pasti dapat disebutkan adalah bergeser atau punahnya bahasa

Page 8: Perubahan Fonologi

5/13/2018 Perubahan Fonologi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/perubahan-fonologi 8/8

 

Melayu Loloan itu sangat ditentukan oleh keputusan, berdasarkan sikap bahasa, dari masyarakat

Loloan itu sendiri.