Perubahan Fonologi
-
Upload
nara-tara-bara -
Category
Documents
-
view
445 -
download
0
Transcript of Perubahan Fonologi
5/13/2018 Perubahan Fonologi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/perubahan-fonologi 1/8
Perubahan Fonologi
Bila anda mengenal bahasa Inggris modern dengan baik, tentu Anda tahu bunyi velar
frikatif /x/ tidak ada dalam sisitem bunyi bahasa Inggris, padahal dalam bahasa Inggris kuno
bunyi itu ada. Ini menjadi bukti adanya perubahan, yaitu yang tadinya ada menjadi tidak ada.
Kata <night> dulu dilafalkan (nixt), kata <drought> dulu dilafalkan (druxt), dan kata <saw> dulu
dilafalkan (saux). Hilangnya bunyi (x) yang ada dalam bahasa Inggris kuno, dalam beberapa
kasus memang menjadi hilang seperti pada kata <night> dan <light>; dalam beberapa kasus (x)
menjadi (k), missalnya pada kata <elk>, yang ada dalam bahasa imggris kuno ditulis <eolh> dan
dilafalkan (elx); dan dalam kasus yang lain (x) itu menjadi (f)kata <rought> dan kata <tought>.
Perubahan fonologis dalam bahasa Inggris ada juga yang berupa penambahan fonem. Bahasa
Inggris kuno dan pertengahan tidak mengenal fonem /z/. Lalu ketika terserap kata-kata seperti
azure, measure, rounge dari bahasa Prancis, maka fonem /z/ tersebut ditambahkan dalam
khazanah fonem bahasa inggris. Perubahan bunyi dalam system fonologi bahasa Indonesia pun
bisa kita lihat. Sebelum berlakunya EYD, fonem /f/, /x/, dan /s/ belum dimasukkan kedalam
khazanah fonem bahasa Indonesia; tetapi kini ketiga fonem itu telah menjadi bagian dalam
khazanah bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia lama hanya mengenal empat pola silabel, yaitu V,
VK, KV, dan KVK; tetapi kini pola KKV, KKVK, KKVK telah pula menjadi pola silabel dalam
bahasa Indonesia.
Perubahan Morfologi
Perubahan bahasa dapat juga terjadi dalam bidang morfologi, yakni dalam proses
pembentukan kata. Umpamanya, dalam bahasa Indonesia ada proses penasalan dalam proses
pembentukan kata dengan prefiks me- dan pe- kaidahnya adalah: (1) apabila kedua prefiks itu
diimbuhkan pada kata yang dimulai dengan konsonan /I/, /r/, /w/, dan /y/ tidaka da terjadi
penasalan; (2) kalau diimbuhkan pada kata yang dimulai dengan konsonan /b/ dan /p/ diberi
nasal /na/; (3) bila diimbuhkan pada kata yang dimulai dengan konsonan /d/ dan /t/ diberi nasal
/n/; (4) kalau diimbuhkan pada kata yang dimulai dengan konsonan /s/ diberi nasal /ny/; dan bila
diimbuhkan pada kata yang dimulai pada konsonan /g/, /k/, /h/, dan semua vocal diberi nasal
/ng/. kaidah ini menjadi agak susah diterapkan setelah bahasa Indonesia menyerap kata-kata
yang bersuku satu dari bahasa asing , seperti kata sah,tik, dan bom. Menurut kaidah di atas kalau
ketiga kata itu diberi prefiks me- dan pe- tentu bentuknya harus berubah menyah (kan), menik
5/13/2018 Perubahan Fonologi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/perubahan-fonologi 2/8
dan membom; dan penyah, penik, dan pembom. Tetapi dalam kenyataan dalam berbahasa yang
ada adalah bentuk mensah (kan) atau mengesah (kan), mentik atau mengetik , membom atau
mengebom; dan dengan prefiks pe- menjadi pengesah, pengetik, dan pembom atau pengebom.
Jadi jelas dalam data tersebut telah terjadi penyimpangan kaidah, dan munculnya alomorf
menge- dan penge- itu karena menyalahi kaidah dan dianggap merusak bahasa, Namun kini
kedua alomorf itu diakui sebagai dua alomorf bahasa Indonesia untuk morfem me- dan pe-.
Kasus ini merupakan satu bukti adanya perubahan besar dalam morfologi bahasa Indonesia.
Perubahan Sintaksis
kaum Puris di Amerika pernah heboh dengan munculnya sebuah iklan yang berbunyi, ³
Winston taste good like a cigarette should´. Mereka mengatakan kalimat iklan itu sangat jelek;
sebab, katanya, ada kaidah dalam bahasa inggris kata l ike hanya bisa diikuti pada sebuah
nominal, dan tidak dapat digunakan sebagai konjungsi untuk mengatakan kalimat sisipan
(embedded sentences). Jadi menurut kaum Puris itu iklan tersebut harusla berbunyi, ³Winston
tastes good as a cigarette should´. Namun untuk sebagian penutur bahasa Inggris telah melihat
adanya perubahan gramatikal dalam bahasa Inggris. Untuk sebagian penutur bahasa inggris
bunyi iklan itu secara gramatikal sudah benar. dengan demikian, kita lihat kaum puris masih
tetap untuk memberlakukan kaidah yang lama, yang untuk sebagian besar penutur bahasa Inggris
sudah tidak berlaku.Perubahan kaidah sintaksis dalam bahasa Indonesia juga sudah dapat kita saksikan .
umpamanya, menurut kaidah sintaksis yang berlaku sebuah kalimat aktif transitif harus selalu
mempunyai objek; atau dengan rumusan lain, setiap kata kerja aktif transitif harus selalu diikuti
oleh obje. Tetapi dewasa ini kalimat aktif transitif banyak yang tidak dilengkapi objek, seperti;
- R eporter anda mel aporkan dari tempat kejadian
- Pertunjukkan itu sangat mengecewakan
- Sekretaris itu sedang mengetik diruangannya
- Dia mulai menul is sejak duduk dibangku SMP
- Kakek sudah makan, tetapi belum minum.
Kata kerja aktif transitif pada kalimat seperti diatas menurut kaidah yang berlaku harus diberi
objek, tetapi contoh diatas tidak ada objeknya. Alasan dan keterangan tiadanya objek dalam
kalimat-kalimat transitif seperti di atas, lihat chaer (1993).
5/13/2018 Perubahan Fonologi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/perubahan-fonologi 3/8
Perubahan Kosakata
Perubahan bahasa yang paling mudah terlihat adalah pada bidang kosakata. Perubahan
kosakata dapat berarti bertambahnya kosakata baru, hilangnya kosakata lama, dan berubahnya
makna kata. bahasa inggris diperkirakan memilki lebih dari 600.000 kosakata adalah ³berkat´
penambahan kata-kata baru dari berbagai sumber bahasa lain, yamg telah berlangsung sejak
belasan abad yang lalu. Sedangkan bahasa Indonesia yang kabarnya dalam K amus Besar Bahasa
Indonesia memiliki sekitar 65.000 kosakata (dalam kamus Poerwadarminta hanya terdapat
23.000 kosakata) adalh juga berkat tambahan berbagai sumber, termasuk bahasa-bahasa asing
dan bahasa-bahasa nusantara.
Kata-kata yang diterima dari bahasa lain disebut kata pinjaman atau kata serapan. Proses
penyerapan atau peminjaman ini ada yang dilakukansecara langsung dari bahasa sumbernya,
tetapi ada juga melalui bahasa lain. kata festa dari bahasa Prancis pertengahan (prancis modern
fete dan prancis kuno feste) telah secara langsung diserap dalam bahasa inggris modern.
Sebliknya kata al gebra dipinjam dari bahasa Spanyol, yang menyerap pula dari bahasa arab. kata
kasus dalam bahasa Indonesia adalah pinjaman langsung dari bahasa latin tetapi kata kes dalam
bahasa Malaysia meminjamnya dari bahasa inggris.
Penambahan kata-kata baru selain dengan cara menyerap dari bahasa lain, dapat juga
dilakukan dengan proses penciptaan. misalnya, kata Kl
eenex dalam bahasa inggris dibentuk darikata cl ean, kata jell -O dari gel , dan kata F rigidaire dari frigid plus air . juga dari nama-nama
produk atau merk dagang seperti K odak, nyl on, Dacron, dan or l on. pemendekan dari kata atau
frase yang panjang dapat juga membentuk kosakata yang baru, seperti nark untuk narcotics
agent , tec atau dick untuk detective, tell y untuk tel evision, prof untuk professor , dan teach untuk
teacher . bentuk-bentuk singkat tersebut berstatus sebagai butir leksikal mandiri yang sepadan
dengan bentuk panjangnya. disamping bentuk kependekan banyak juga bentuk yang disebut
bentuk akronim, yakni kata yang berbentuk dari huruf-huruf serangkaian kata, seperti NASA,
UNESCO, radar (dari radio, detecting , and ranging ), l aser (dari l ight ampl ification by
stimul ated emission of radiation). Dalam bahasa Indonesia banyak juga kita jumpai kata yang
berbentuk akronim ini seperti ABR I, hankam, til ang, pel ita, tabana dan menwa. selain
penggabungan (compounding) dua kata atau lebih banyak pula digunakan untuk penciptaan kata-
kata baru, sebagai contoh dalam bahasa Inggris ada afternoon, bigmouth, highball , moreover,
5/13/2018 Perubahan Fonologi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/perubahan-fonologi 4/8
dan rail road . Dalam bahasa Indonesia ada bentuk-bentuk seperti matahari, hul ubal ang,
kakil ima, matasapi, mahasiswa. Di samping itu gabungan utuh seperti di atas , ada juga
gabungan yang disertai dengan penyingkatan. Bentuk ini lazim disebut paduan (bl ending),
seperti smog (dari smoke + frog ), motel ( dari motor + hotel ), breasted (dari broil ed + roasted ),
dan urinal ysis (dari urine + anal ysis). Dalam bahasa Indonesia ada bentuk pasaraya ( dari pasar
+ raya), kereta api (dari kereta + api), dan sumbagsel (dari sumatera +bagian + sel atan).
Bahasa
Terjadinya perubahan itu tentunya tidak dapat diamati, sebab perubahan itu yang sudah menjadi
sifat hakiki bahasa, berlangsung dalam masa waktu yang relatif lama, sehingga tidak mungkin
diobservasi oleh sesorang yang mempunyai waktu yang relatif terbatas. Buktinya ada perubahan
bahasa dalam bahasa Inggris dapat kita lihat dari Fromkin dan R odman (1974:191-193).
Berikut ini contoh bahasa Inggris dari masa menjelang zaman pujangga Shakespeare :
K now ye this man ?
( Do you know this man ? ) Why sings he so l oud ?
( Why does he sing so l oud ? )
Contoh di atas menunjukkan telah terjadi perubahan dalam searah perkembangan bahasa Inggris.
Namun, bagaimana proses perubahan itu terjadi adalah tidak dapat diamati. Secara formal orang
mengatakan perubahan status nama bahasa melayu menjadi bahasa Indonesia, dalam sejarah
terbentuknya bahasa Indonesia, adalah pada tanggal 28 Oktober 1928, yaitu pada saat
berlangsungnya Kongres
Perubahan bahasa lazim diartikan sebagai adanya perubahan kaidah, entah kaidah itu direvisi,
kaidahnya menghilang, atau munculnya kaidah baru ; dan semuanya itu dapat terjadi pada semua
tataran linguistik : fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, maupun leksikon.
5/13/2018 Perubahan Fonologi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/perubahan-fonologi 5/8
Perubahan Fonologi
Perubahan fonologis dalam bahasa Inggris ada juga yang berupa penambahan fonem. Perubahan
bunyi dalam system fonologi bahasa Indonesia pun dapat kita lihat. Sebelum berlakunya EYD,
fonem /f/, /x/, dan /s/ belum dimasukkan dalam khazanah fonem bahasa Indonesia ; tetapi kini
ketiga fonem itu telah menjadi bagian dalam khazanah bahasa Indonesia.
Perubahan Morfologi
Perubahan bahasa dapat juga terjadi dalam bidang morfologi, yakni dalam proses pembentukan
kata. Umpamanya, dalam bahasa Indonesia ada proses penasalan dalam proses pembentukan
kata dengan prefiks me- dan pe-. Para ahli tata bahasa tradisional tidak mau menerima alomorf
menge- dan penge- itu karena menyalahi kaidah dan dianggap merusak bahasa. Namun, kini
kedua alomorf itu diakui sebagai dua alomorf bahasa Indonesia untuk morfem me- dan pe-.
Kasus ini merupakan satu bukti adanya perubahan besar dalam morfologi bahasa Indonesia.
Perubahan Sintaksis
Perubahan kaidah sintaksis dalam bahasa Indonesia juga sudah dapat kita saksikan umpamanya,
menurut kaidah sintaksis yang berlaku sebuah kalimat aktif transitif harus selalu mempunyai
objek atau dengan rumusan lain, setiap kata kerja aktif transitif banyak yang tidak dilengkapi
objek, seperti : R eporter anda melaporkan dari tempat keadia
Pertunjukkan itu sangat mengecewakan
Kata kerja aktif transitif pada kalimat seperti di atas menurut kaidah yang berlaku harus diberi
objek, tetapi pada contoh di atas tidak ada objeknya.
Perubahan Kosakata
Perubahan bahasa yang paling mudah terlihat adalah pada bidang kosakata. Perubahan kosakata
dapat berarti bertambahnya koaakata baru, hilangnya kosakata lama, dan berubahnya makna
kata. Kata-kata yang diterima dari bahasa lain disebut kata pinjaman atau kata serapan. Proses
penyerapan atau peminjaman ini ada yang dilakukan secara langsung dari bahasa sumbernya,
tetapi ada juga yang melalui bahasa lain. Penambahan kata-kata baru selain dengan cara
menyerap dari bahasa lain, dapat juga dilakukan dengan proses penciptaan. Dalam
5/13/2018 Perubahan Fonologi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/perubahan-fonologi 6/8
perkembangannya sebuah bahasa bisa juga karena berbagai sebab akan kehilangan kosakatanya.
Artinya, pada masa lalu kata-kata tersebut digunakan, tetapi kini tidak lagi.
Perubahan Semantik
Perubahan semantik yang umum adalah berupa perubahan pada makna butir-butir leksikal yang
mungkin berubah total, maksudnya kalau pada waktu dulu kata itu, misalnya, bermakna ¶A¶,
maka kini atau kemudian menjadi bermakna ¶B¶. Perubahan makna yang sifatnya meluas
(broadening), maksunya, dulu kata tersebut hanya memiliki satu makna, tetapi kini memiliki
lebih dari satu makna. Perubahan makna yang menyempit, artinya, kalau pada mulanya kata itu
memiliki makna yang luas, tetapi kini menjadi lebih sempit maknanya.
Wardhaught (1990) membedakan adanya dua macam perubahan bahasa, yaitu perubahan internal
dan perubahan eksternal. Perubahan internal terjadi dari dalam bahasa itu sendiri, seperti
berubahnya sistem fonologi, sistem morfologi, atau sistem sintaksis. Sedangkan perubahan
eksternal terjadi sebagai akibat adanya pengaruh dari luar, seperti peminjaman atau penyerapan
kosakata, penembahan fonem dari bahasa lain, dan sebagainya.
2. Pergeseran Bahasa
Pergeseran bahasa (language shift) menyangkut masalah penggunaan bahasa oleh seorang penutur atau sekelompok penutur yang bisa terjadi sebagai akibat perpindahan dari satu
masyarakat tutur ke masyarakat tutur lain. Kalau seorang atau sekelompok orang penutur pindah
ke tempat lain yang menggunakan bahasa lain, dan bercampur dengan mereka, maka akan
terjadilah pergeseran bahasa ini.
Pergeseran bahasa biasanya terjadi di negara, daerah, atau wilayah yang memberi harapan untuk
kehidupan sosial ekonomi yang lebih baik, sehingga mengundang imigran/transmigran untuk
mendatanginya.
Dalam penelitiannya di wilayah Minahasa Timur, Sulawesi Utara, Danie (1987) menemukan
adannya bahasa daerah yang pemakainya dan penuturnya sudah sangat menurun. Penyebabnya
adalah (a) bahasa Melayu Manado sudah lama berfungsi sebagai lingua franca di daerah itu, (b)
bahasa Melayu Manado merupakan bahasa berprestise tinggi di daerah itu, (c) kebutuhan akan
5/13/2018 Perubahan Fonologi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/perubahan-fonologi 7/8
bahasa pengantar, bahasa Indonesia, bagi anak-anak untuk memasuki sekolah, dan (d)
berkembangnya bahasa Indonesia sebagai bahasa negara dan bahasa nasional di daerah itu.
Karena itu peranan bahasa Melayu Manado semakin kuat.
3. Pemertahanan Bahasa
Dalam kasus yang dilaporkan Danie (1987) kita lihat menurunnya pemakaian beberapa bahasa
daerah di Minahasa Timur adalah karena pengaruh penggunaan bahasa Melayu Manado yang
mempunyai prestise yang lebih tinggi dan penggunaan bahasa Indonesia yang jangkauan
pemakaiannya bersifat
Untuk menjelaskan ini kita ambil laporan Sumarsono (1990) mengenai pemertahanan
penggunaan bahasa Melayu Loloan di desa Loloan, termasuk dalam wilayah kota Nagara, Bali.
Menurut Sumarsono, penduduk desa Loloan yang berjumlah sekitar tiga ribu orang itu tidak
menggunakan bahasa Bali, melainkan menggunakan sejenis bahasa Melayu yang disebut bahasa
Melayu Loloan, sebagai B-1 nya; dan mereka semua beragama Islam. Di tengah-tengah B2 yang
lebih dominan, yaitu bahasa Bali, mereka dapat bertahan untuk tetap menggunakan bahasa
pertamanya, yaitu bahasa Melayu
Dalam masyarakat Loloan selain ada B1 (bahasa Melayu Loloan) dan B2 lama (bahasa Bali), ada
lagi B2 lain (yang disebut oleh peneliti sebagai B2 baru) yaitu bahasa Indonesia. Kedudukan danstatus bahasa Indonesia sebagai bahasa negara, bahasa nasional, dan bahasa persatuan
mempunyai kedudukan lebih tinggi daripada bahasa Bali memurut pandangan masyarakat
Loloan. Dengan demikian, tampak bahwa pemertahanan bahasa Melayu Loloan terhadap bahasa
Indonesia menjadi lemah. Dari kasus penggunaan bahasa Melayu Loloan, bahasa Bali, dan
bahasa Indonesia yang terjadi dalam masyarakat Loloan dapat disimpulkan : Pertama,
penguasaan B2 milik mayoritas oleh kelompok minoritas, sehingga warga minoritas menjadi
bilingual, tidak selalu berakibat bergeser B1; kedua, penguasaan B2 baru (bahasa Indonesia) oleh
kelompok minoritas juga tidak memunahkan B1, tetapi hanya menggeser banyak peran B2 lama
(bahasa Bali).
Proses pergeseran dan proses kepunahan itu memerlukan kurun waktu yang cukup panjang dan
melalui beberapa generasi, yang pasti dapat disebutkan adalah bergeser atau punahnya bahasa
5/13/2018 Perubahan Fonologi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/perubahan-fonologi 8/8
Melayu Loloan itu sangat ditentukan oleh keputusan, berdasarkan sikap bahasa, dari masyarakat
Loloan itu sendiri.