Perubahan Dari Konstitusi Ri 1949 Ke Uuds 1950

4
PERUBAHAN DARI KONSTITUSI RI 1949 KE UUDS 1950 Proses Perubahan dari Konstitusi RI 1949 ke UUDS 1950 Pada masa ini sistem pemerintahan indonesia adalah parlementer. bentuk pemerintahan dan bentuk negaranya federasi yaitu negara yang didalamnya negara-negara bagian (16 Negara bagian) yang masing masing negara bagia kedaulatan sendiri untuk mengurus urusan dalam negerinya. Republik Indonesia Serikat Republik Indonesia Serikat, disingkat RIS, adalah suatu negara federas yang berdiri pada tanggal 27 Desember 1949 sebagai hasil kesepakatan tiga pihak dalam Konfe Bundar : Republik Indonesia, Bijeenkomst voor Federaal Overleg(BFO), dan Belanda. Kesepakatan ini disaksikan juga oleh United Nations Commission for Indo sebagai perwakilan PBB. Republik Indonesia Serikat terdiri beberapa negara bagian, yaitu: 1. Republik Indonesia 2. Negara Indonesia Timur 3. Negara Pasundan, termasuk Distrik Federal Jakarta 4. Negara Jawa Timur 5. Negara Madura 6. Negara Sumatra Timur 7. Negara Sumatra Selatan Di samping itu, ada juga wilayah yang berdiri sendiri (otonom) dan tak tergabung federasi, yaitu: 1. Jawa Tengah 2. Kalimantan Barat 3. Dayak Besar 4. Daerah Banjar 5. Federasi Kalimantan Tenggara 6. Negara Kalimantan Timur (tidak temasuk bekas wilayah Kesultanan Pasir)

Transcript of Perubahan Dari Konstitusi Ri 1949 Ke Uuds 1950

PERUBAHAN DARI KONSTITUSI RI 1949 KE UUDS 1950

Proses Perubahan dari Konstitusi RI 1949 ke UUDS 1950 Pada masa ini sistem pemerintahan indonesia adalah parlementer.

bentuk pemerintahan dan bentuk negaranya federasi yaitu negara yang didalamnya terdiri dari negara-negara bagian (16 Negara bagian) yang masing masing negara bagian memiliki kedaulatan sendiri untuk mengurus urusan dalam negerinya. Republik Indonesia Serikat Republik Indonesia Serikat, disingkat RIS, adalah suatu negara federasi yang berdiri pada tanggal 27 Desember 1949 sebagai hasil kesepakatan tiga pihak dalam Konferensi Meja Bundar: Republik Indonesia, Bijeenkomst voor Federaal Overleg (BFO), dan Belanda. Kesepakatan ini disaksikan juga oleh United Nations Commission for Indonesia (UNCI) sebagai perwakilan PBB. Republik Indonesia Serikat terdiri beberapa negara bagian, yaitu:1. Republik Indonesia 2. Negara Indonesia Timur 3. Negara Pasundan, termasuk Distrik Federal Jakarta 4. Negara Jawa Timur 5. Negara Madura 6. Negara Sumatra Timur 7. Negara Sumatra Selatan

Di samping itu, ada juga wilayah yang berdiri sendiri (otonom) dan tak tergabung dalam federasi, yaitu:1. Jawa Tengah 2. Kalimantan Barat 3. Dayak Besar 4. Daerah Banjar 5. Federasi Kalimantan Tenggara 6. Negara Kalimantan Timur (tidak temasuk bekas wilayah Kesultanan Pasir)

7. Bangka 8. Belitung 9. Riau

Republik Indonesia Serikat dibubarkan pada 17 Agustus 1950. Republik Indonesia Serikat memiliki konstitusi yaitu Konstitusi RIS. Piagam Konstitusi RIS ditandatangani oleh para Pimpinan Negara/Daerah dari 16 Negara/Daerah Bagian RIS, yaitu1. Mr. Susanto Tirtoprodjo dari Negara Republik Indonesia menurut perjanjian Renville. 2. Sultan Hamid II dari Daerah Istimewa Kalimantan Barat 3. Ide Anak Agoeng Gde Agoeng dari Negara Indonesia Timur 4. R.A.A. Tjakraningrat dari Negara Madura 5. Mohammad Hanafiah dari Daerah Banjar 6. Mohammad Jusuf Rasidi dari Bangka 7. K.A. Mohammad Jusuf dari Belitung 8. Muhran bin Haji Ali dari Dayak Besar 9. Dr. R.V. Sudjito dari Jawa Tengah 10. Raden Soedarmo dari Negara Jawa Timur 11. M. Jamani dari Kalimantan Tenggara 12. A.P. Sosronegoro dari Kalimantan Timur 13. Mr. Djumhana Wiriatmadja dari Negara Pasundan 14. Radja Mohammad dari Riau 15. Abdul Malik dari Negara Sumatra Selatan 16. Radja Kaliamsyah Sinaga dari Negara Sumatra Timur

Konstitusi Republik Indonesia Serikat Konstitusi Republik Indonesia Serikat, atau lebih dikenal dengan atau Konstitusi RIS adalah konstitusi yang berlaku di Republik Indonesia Serikat sejak tanggal 27 Desember 1949 (yakni tanggal diakuinya kedaulatan Indonesia dalam bentuk RIS) hingga diubahnya kembali bentuk negara federal RIS menjadi negara kesatuan RI pada tanggal 17 Agustus 1950.Sejak tanggal 17 Agustus 1950, konstitusi yang berlaku di Indonesia adalah Undang-Undang Dasar Sementara Republik Indonesia, atau dikenal dengan sebutan UUDS 1950.

Kabinet Republik Indonesia Serikat

Kabinet Republik Indonesia Serikat atau Kabinet RIS bertugas pada periode 20 Desember 1949 - 6 September 1950 di Jakarta. Kabinet ini memerintah pada waktu yang kurang lebih bersamaan dengan kabinet Republik Indonesia, Kabinet Halim, di Yogyakarta. http://www.mahfudmd.com/public/makalah/Makalah_3.pdf

Analisisnya: Konstitusi Republik Indonesia Serikat (RIS) 1949 digunakan dalam suasana politik Indonesia yang sedang terjadi gejolak revolusi mempertahankan kemerdekaan. Penggunaan konstitusi ini merupakan produk politik hasil Konferensi Meja Bundar yang dilakukan di Belanda pada tahun 1949 setelah Belanda melakukan agresi militernya kepada Republik Indonesia yang baru berdiri. Diterapkannya Konstitusi RIS menggantikan UUD 1945 merupakan capaian kompromi politik perjuangan diplomasi Republik Indonesia dalam konferensi tersebut. Naskah Konstitusi RIS disusun bersama oleh delegasi Republik Indonesia dan delegasi BFO ke Konferensi Meja Bundar. Rancangan itu disepakati oleh kedua belah pihak untuk diberlakukan sebagai Undang-Undang Dasar RIS. Setelah mendapat persetujuan dari Komite Nasional Pusat sebagai lembaga perwakilan rakyat Republik Indonesia pada tanggal 14 Desember 1949, Konstitusi RIS kemudian resmi diberlakukan mulai tanggal 27 Desember 1949.Namun, muatan dalam Konstitusi RIS 1949 lebih banyak mencerminkan kepentingan politik pemerintah Belanda. Tiga periode terakhir pemberlakuan Undang-Undang Dasar di Indonesia dinyatakan secara tegas dan jelas. Konstitusi RIS 1949 diberlakukan melalui Pasal 197 yang menyatakan bahwa Konstitusi RIS mulai berlaku pada saat tahun pemulihan kedaulatan. UUDS 1950 diberlakukan melalui Pasal II UU No.7 Tahun 1950 yang menyatakan bahwa UUDS mulai berlaku pada hari tanggal 17 Agustus 1950. Periode keempat dinyatakan dengan jelas bahwa

UUD 1945 mulai berlaku bagi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia terhitung mulai hari tanggal penetapan dekrit (Keputusan Presiden Nomor 150 tahun 1959). Adapun batas periode kelima adalah saat MPR melakukan perubahan pertama UUD 1945 sedangkan untuk periode pertama tidak terdapat satu naskah pun yang secara resmi menetapkan mulai berlakunya Undang-Undang Dasar 1945. Dengan demikian dari sejarah dapat diketahui kalau sejak proklamasi kemerdekaan di Indonesia telah diberlakukan tiga Undang-Undang Dasar yang berbeda sehingga perubahan bahkan pergantian Undang-Undang Dasar bukan sesuatu yang baru atau tidak pernah dilakukan. Meskipun perubahan Undang-Undang Dasar bukan sesuatu yang baru sama sekali tetapi pada masa lalu sering terlontar pernyataan dari berbagai pihak untuk melaksanakan Undang-Undang Dasar, khususnya UUD 1945, secara murni dan konsekuen. Bahkan pola-pola dasar pelaksanaan UUD 1945 secara murni dan konsekuen pernah secara sengaja diatur oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS), khususnya dalam Sidang Umum tahun 1966. Sidang Umum Tahun 1966 itu, antara lain memang diadakan dalam rangka melaksanakan UUD 1945 secara murni dan konsekuen sekaligus mengadakan koreksi terhadap peraturan dan praktik yang kurang sesuai dengan UUD 1945.Berbeda dengan kenyataan di atas, gerakan reformasi yang bergulir beberapa tahun yang lalu justru menuntut perubahan UUD 45. Tuntutan gerakan reformasi ini ditanggapi MPR dengan melakukan perubahan pertama terhadap UUD 1945 pada tanggal 19 Oktober 1999. Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Kabinet_Republik_Indonesia_Serikat http://www.google.co.id/#q=proses+perubahan+dari+konstitusi+RI+1949+ke+UUDS+1950&h l=id&biw=1360&bih=642&prmd=ivns&ei=k3-tTdjFOoTovQOkfHTCg&start=10&sa=N&fp=947d48c16e63a19d