Pertumbuhan Melambat Lampaui Perkiraan Pengangguran Masif · 4/13/2011 · Pengangguran Masif Dalam...

1
19 E E KONOMI KONOMI GLOBAL RABU, 13 APRIL 2011 WINDY DYAH INDRIANTARI P EREKONOMIAN global tengah meng- hadapi ancaman baru mulai dari lonjakan harga minyak, tingginya inasi di China, hingga krisis utang Eropa. Meski tidak cukup parah untuk bisa menciptakan resesi global baru, ancaman itu meng- hambat pemulihan sehingga tidak cukup tercipta lapangan kerja yang memadai. Dana Moneter Internasio- nal (IMF) mengemukakan hal tersebut dalam laporan World Economic Outlook terbarunya yang dikutip AP, Senin (11/4), di Washington, Amerika Se- rikat. IMF memproyeksikan per- ekonomian global akan tumbuh 4,4% tahun ini. Laju pertum- buhan tersebut lebih rendah jika dibandingkan dengan ta- hun lalu yang mencapai 5%. Negara-negara industri di- perkirakan hanya mampu tum- buh 2,4%. Adapun negara-ne- gara berkembang, termasuk China, bakal tumbuh dua kali lebih cepat di tingkat 6,5%. “Pemulihan terus berlang- sung, namun pengangguran tetap tinggi,” kata IMF dalam laporan yang dipublikasikan dua kali setahun tersebut. IMF menyatakan kepriha- tinan atas pengangguran yang tinggi. Saat ini tercatat 205 juta orang di seluruh dunia sedang mencari pekerjaan, naik sekitar 30 juta sejak 2007. “Pertumbuhan belum cukup kuat untuk membuat pengu- rangan besar terhadap tingkat pengangguran tinggi,” ungkap IMF. Kondisi tersebut menim- bulkan beban ekonomi yang tinggi. Lembaga dunia itu juga mengingatkan bahwa mening- katnya pengangguran pada golongan orang muda berisiko bagi kohesi sosial. Proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia terbaru IMF didasarkan pada asumsi harga minyak (jenis light sweet) rata- rata US$107 per barel. Pada 2010 harga minyak rata-rata se- besar US$79 per barel dan kini telah bertengger pada posisi melebihi US$108 per barel. “Risiko penurunan (laju per- tumbuhan) sedang terbangun karena harga komoditas, ter- utama untuk minyak, dan yang berhubungan dengan minyak, ketidakpastian geopolitik, ser- ta overheating dan peningkatan pesat pasar aset di negara ber- kembang),” papar IMF. Lokomotif pasar China dan lokomotif pasar berkembang lainnya seperti India dan Brasil tahun ini akan menjadi pendorong perminta- an global. Namun, IMF kembali mem- peringatkan negara-negara dengan pasar berkembang, termasuk ketiga negara, agar mewaspadai overheating yang ditandai tingginya inasi. Di samping itu, mereka harus menjaga pembengkakan kredit yang berisiko berujung pada ledakan kredit macet. Dalam jangka pendek, tan- tangan yang paling mendesak bagi perekonomian negara berkembang adalah kenaikan harga pangan. Pasalnya, ma- salah tersebut dapat memicu tantangan sosial lainnya. Sejumlah negara produsen pangan tengah mencoba me- ningkatkan pasokan bahan makanan sehingga sedikit menurunkan harga pangan pada Maret 2011 dari tingkat tertinggi pada bulan sebe- lumnya. Namun, itu belum melenyapkan kecenderungan kenaikan harga. (Ant/E-2) [email protected] Pertumbuhan Melambat Pengangguran Masif Dalam jangka pendek, tantangan yang paling mendesak bagi perekonomian negara berkembang ialah kenaikan harga pangan. Malaysia Terbitkan Cetak Biru Pasar Modal Kerugian Jepang Lampaui Perkiraan MALAYSIA optimistis mampu meraih kapitalisasi di pasar modal senilai 4,5 triliun atau US$1,5 triliun dalam jangka waktu 10 tahun mendatang. Untuk mencapainya, pemerin- tah telah mengeluarkan cetak biru pasar modal yang pada intinya mengupayakan pening- katan daya saing. Berdasarkan perencanaan dalam cetak biru tersebut, Malaysia berkomitmen mem- permudah perizinan dan mem- percepat proses kredit usaha. Selain itu, memperluas akses ke pasar obligasi untuk memacu proyek-proyek skala besar. “Menurut proyeksi kami, ukuran pasar modal Malaysia akan meningkat lebih dari dua kali lipat menjadi 4,5 triliun ringgit pada 2020. Bahkan bisa mencapai 5,8 triliun ringgit se- iring dengan peningkatan eks- pansi perusahaan ke luar ne- geri,” tuturnya dalam sebuah forum investasi di Kuala Lum- pur, Malaysia, kemarin. Pemerintah Malaysia mem- perkirakan pertumbuhan eko- nomi tahun ini sedikit melam- bat menjadi 5%-6% ketimbang pada 2010 yang mencapai 7,2%. Tidak hanya pasar modal Malaysia yang menetapkan target peningkatan kapitalisasi pasar dalam beberapa tahun ke depan. Bursa Efek Indone- sia (BEI) menargetkan nilai kapitalisasi pasar menembus US$750 triliun (atau sekitar Rp6.600 triliun). Menurut Direktur Utama BEI Ito Warsito, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang relatif tinggi dalam beberapa tahun ke depan akan dibarengi pe- ningkatan jumlah emiten dan investor. Itu menjadi dua fak- tor utama yang mendongkrak pertumbuhan indeks harga saham gabungan (IHSG) dan nilai kapitalisasi pasar. Hingga triwulan I 2011, nilai kapitalisasi pasar BEI menca- pai angka Rp3.334 triliun. Se- belumnya, posisi kapitalisasi pasar per akhir Desember 2010 yang tercatat sebesar Rp3.243 triliun atau naik 60,63% dari akhir periode yang sama tahun lalu sebesar Rp2.019 triliun. Sebanyak 17 BUMN yang tercatat di BEI pada akhir 2010 mampu menguasai hingga 26% dari total nilai kapitalisasi pasar bursa. (AP/Atp/E-1) KERUGIAN ekonomi akibat gempa dan tsunami di Jepang bulan lalu sepertinya akan le- bih buruk daripada yang diper- kirakan sebelumnya. Hal itu mengingat kekurangan tenaga listrik telah menghambat pro- duksi dan mengganggu rantai pasokan. Demikian dikemukakan Menteri Ekonomi Jepang Kauro Yosano, di Tokyo, kemarin. Perkirakan tersebut dilontar- kan setelah Jepang menaikkan tingkat krisis nuklir di PLTN Fukushima Daiichi menjadi 7 dari sebelumnya 5, menyamai bencana nuklir yang terjadi di Chernobyl pada 1986. “Setelah bencana alam, ma- syarakat cenderung menahan diri untuk berbelanja dan Anda akan mendapat kesan bahwa output pabrik akan ikut menyu- sut,” kata Yosano seusai rapat kabinet. Pemerintah memperkirakan kerugian materi saja dapat mencapai US$300 miliar (seki- tar Rp2.700 triliun). Gubernur Bank Jepang me- ngatakan ekonomi dalam kon- disi parah, senada dengan pendapat para bankir. Mereka tidak yakin dengan potensi per- tumbuhan dari pembangunan kembali kawasan timur laut yang hancur karena tsunami. Jepang telah menyiapkan anggaran tambahan untuk pemulihan senilai 4 triliun yen. Dana itu difokuskan untuk membereskan puing-puing, membangun tempat tinggal sementara, serta memperbaiki berbagai infrastruktur seperti sekolah. Jepang juga berencana meng- alokasikan 1 triliun yen untuk mengatasi permasalahan pe- ngangguran akibat nyaris lum- puhnya industri manufaktur. Para menteri kabinet, ter- masuk menteri keuangan, telah menegaskan bahwa Jepang, yang utang publiknya telah mencapai dua kali dari US$5 triliun nilai ekonomi mereka, akan menghindari penerbitan surat utang baru. (Reuters/*/E-1) AKIBAT TSUNAMI: Warga mengendarai sepeda melihat reruntuhan bangunan yang masih berserakan, Senin (11/4), akibat terjangan tsunami di Miyagi, Jepang. AP/SERGEY PONOMAREV

Transcript of Pertumbuhan Melambat Lampaui Perkiraan Pengangguran Masif · 4/13/2011 · Pengangguran Masif Dalam...

Page 1: Pertumbuhan Melambat Lampaui Perkiraan Pengangguran Masif · 4/13/2011 · Pengangguran Masif Dalam jangka pendek, tantangan yang paling mendesak bagi perekonomian negara berkembang

19EEKONOMIKONOMI GLOBALRABU, 13 APRIL 2011

WINDY DYAH INDRIANTARI

PE R E K O N O M I A N global tengah meng-hadapi ancaman baru mulai dari lonjakan

harga minyak, tingginya infl asi di China, hingga krisis utang Eropa. Meski tidak cukup parah untuk bisa menciptakan resesi global baru, ancaman itu meng-hambat pemulihan sehingga tidak cukup tercipta lapangan kerja yang memadai.

Dana Moneter Internasio-nal (IMF) mengemukakan hal tersebut dalam laporan World Economic Outlook terbarunya yang dikutip AP, Senin (11/4), di Washington, Amerika Se-rikat.

IMF memproyeksikan per-ekonomian global akan tumbuh 4,4% tahun ini. Laju pertum-buhan tersebut lebih rendah

jika dibandingkan dengan ta-hun lalu yang mencapai 5%.

Negara-negara industri di-per kirakan hanya mampu tum-buh 2,4%. Adapun negara-ne-gara berkembang, termasuk China, bakal tumbuh dua kali lebih cepat di tingkat 6,5%.

“Pemulihan terus berlang-sung, namun pengangguran tetap tinggi,” kata IMF dalam laporan yang dipublikasikan dua kali setahun tersebut.

IMF menyata kan kepriha-tinan atas pengang guran yang tinggi. Saat ini tercatat 205 juta orang di seluruh dunia sedang mencari pekerjaan, naik sekitar 30 juta sejak 2007.

“Pertumbuhan belum cukup kuat untuk membuat pengu-rangan besar terhadap tingkat pengangguran tinggi,” ungkap IMF.

Kondisi tersebut menim-

bulkan beban ekonomi yang tinggi. Lembaga dunia itu juga mengingatkan bahwa mening-katnya pengangguran pada golongan orang muda berisiko bagi kohesi sosial.

Proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia terbaru IMF didasarkan pada asumsi harga minyak (jenis light sweet) rata-rata US$107 per barel. Pada 2010 harga minyak rata-rata se-besar US$79 per barel dan kini telah bertengger pada posisi melebihi US$108 per barel.

“Risiko penurunan (laju per-tumbuhan) sedang terbangun karena harga komoditas, ter-utama untuk minyak, dan yang berhubungan dengan minyak, ketidakpastian geopolitik, ser-ta overheating dan peningkatan pesat pasar aset di negara ber-kembang),” papar IMF.

Lokomotif pasar China dan lokomotif pasar

berkembang lainnya seperti India dan Brasil tahun ini akan menjadi pendorong perminta-

an global. Namun, IMF kembali mem-

peringatkan negara-negara dengan pasar berkembang, termasuk ketiga negara, agar mewaspadai overheating yang ditandai tingginya infl asi. Di samping itu, mereka harus menjaga pembengkakan kredit yang berisiko berujung pada ledakan kredit macet.

Dalam jangka pendek, tan-tangan yang paling mendesak bagi perekonomian negara berkembang adalah kenaikan harga pangan. Pasalnya, ma-salah tersebut dapat memicu tantangan sosial lainnya.

Sejumlah negara produsen pangan tengah mencoba me-ningkatkan pasokan bahan makanan sehingga sedikit menurunkan harga pangan pada Maret 2011 dari tingkat tertinggi pada bulan sebe-lumnya. Namun, itu belum melenyapkan kecenderungan kenaikan harga. (Ant/E-2)

[email protected]

Pertumbuhan MelambatPengangguran Masif

Dalam jangka pendek, tantangan yang paling mendesak bagi perekonomian negara berkembang ialah kenaikan harga pangan.

Malaysia TerbitkanCetak Biru Pasar Modal

Kerugian Jepang Lampaui Perkiraan

MALAYSIA optimistis mampu meraih kapitalisasi di pasar modal senilai 4,5 triliun atau US$1,5 triliun dalam jangka waktu 10 tahun mendatang. Untuk mencapainya, pemerin-tah telah mengeluarkan cetak biru pasar modal yang pada intinya mengupayakan pening-katan daya saing.

Berdasarkan perencanaan dalam cetak biru tersebut, Ma laysia berkomitmen mem-permudah perizinan dan mem-percepat proses kredit usaha. Selain itu, memperluas akses ke pasar obligasi untuk memacu proyek-proyek skala besar.

“Menurut proyeksi kami, ukuran pasar modal Malaysia akan meningkat lebih dari dua kali lipat menjadi 4,5 triliun ringgit pada 2020. Bahkan bisa

mencapai 5,8 triliun ringgit se-iring dengan peningkatan eks-pansi perusahaan ke luar ne-geri,” tuturnya dalam sebuah forum investasi di Kuala Lum-pur, Malaysia, kemarin.

Pemerintah Malaysia mem-per kirakan pertumbuhan eko-nomi tahun ini sedikit melam-bat menjadi 5%-6% ketimbang pada 2010 yang mencapai 7,2%.

Tidak hanya pasar modal Malaysia yang menetapkan target peningkatan kapitalisasi pasar dalam beberapa tahun ke depan. Bursa Efek Indone-sia (BEI) menargetkan nilai kapitalisasi pasar menembus US$750 triliun (atau sekitar Rp6.600 triliun).

Menurut Direktur Utama BEI Ito Warsito, pertumbuhan

ekonomi Indonesia yang relatif tinggi dalam beberapa tahun ke depan akan dibarengi pe-ningkatan jumlah emiten dan investor. Itu menjadi dua fak-tor utama yang mendongkrak pertumbuhan indeks harga saham gabungan (IHSG) dan nilai kapitalisasi pasar.

Hingga triwulan I 2011, nilai kapitalisasi pasar BEI menca-pai angka Rp3.334 triliun. Se-belumnya, posisi kapitalisasi pasar per akhir Desember 2010 yang tercatat sebesar Rp3.243 triliun atau naik 60,63% dari akhir periode yang sama tahun lalu sebesar Rp2.019 triliun.

Sebanyak 17 BUMN yang tercatat di BEI pada akhir 2010 mampu menguasai hingga 26% dari total nilai kapitalisasi pasar bursa. (AP/Atp/E-1)

KERUGIAN ekonomi akibat gempa dan tsunami di Jepang bulan lalu sepertinya akan le-bih buruk daripada yang diper-kirakan sebelumnya. Hal itu mengingat kekurangan tenaga listrik telah menghambat pro-duksi dan mengganggu rantai pasokan.

Demikian dikemukakan Menteri Ekonomi Jepang Kauro Yosano, di Tokyo, kemarin. Perkirakan tersebut dilontar-kan setelah Jepang menaikkan tingkat krisis nuklir di PLTN Fukushima Daiichi menjadi 7 dari sebelumnya 5, menyamai bencana nuklir yang terjadi di Chernobyl pada 1986.

“Setelah bencana alam, ma-syarakat cenderung menahan diri untuk berbelanja dan Anda akan mendapat kesan bahwa output pabrik akan ikut menyu-sut,” kata Yosano seusai rapat kabinet.

Pemerintah memperkirakan kerugian materi saja dapat mencapai US$300 miliar (seki-tar Rp2.700 triliun).

Gubernur Bank Jepang me-ngatakan ekonomi dalam kon-disi parah, senada dengan pendapat para bankir. Mereka tidak yakin dengan potensi per-tumbuhan dari pembangunan kembali kawasan timur laut

yang hancur karena tsunami.Jepang telah menyiapkan

anggaran tambahan untuk pemulihan senilai 4 triliun yen. Dana itu difokuskan untuk membereskan puing-puing, membangun tempat tinggal sementara, serta memperbaiki berbagai infrastruktur seperti sekolah.

Jepang juga berencana meng-alokasikan 1 triliun yen untuk

mengatasi permasalahan pe-ngangguran akibat nyaris lum-puhnya industri manufaktur.

Para menteri kabinet, ter-masuk menteri keuangan, telah menegaskan bahwa Jepang, yang utang publiknya telah mencapai dua kali dari US$5 triliun nilai ekonomi mereka, akan menghindari penerbitan surat utang baru.(Reuters/*/E-1)

AKIBAT TSUNAMI: Warga mengendarai sepeda melihat reruntuhan bangunan yang masih berserakan, Senin (11/4), akibat terjangan tsunami di Miyagi, Jepang.

AP/SERGEY PONOMAREV