Pertumbuhan di Daerah Melambat - bigcms.bisnis.combigcms.bisnis.com/file-data/1/367/754497d2...minta...

1

Transcript of Pertumbuhan di Daerah Melambat - bigcms.bisnis.combigcms.bisnis.com/file-data/1/367/754497d2...minta...

Page 1: Pertumbuhan di Daerah Melambat - bigcms.bisnis.combigcms.bisnis.com/file-data/1/367/754497d2...minta perbankan yang ada di ... PENAMBAHAN MODAL BANK SULUT Pemkot Manado Akan Suntik

F I N A N S I A L 23Senin, 25 Agustus 2014

PEKANBARU—Kantor Per wa-kilan Bank Indonesia Riau me-minta perbankan yang ada di pro vinsi itu mempersiapkan agen lembaga keuangan digital di wila-yah pedesaan untuk memperluas jaringannya.

Mahdi Muhammad, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indo-nesia Riau, mengatakan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sedang menyelesaikan aturan teknis terkait agen lembaga keuangan digital.

Dengan persiapan yang dilaku-

kan lebih awal, dia berharap per-bankan di Riau dapat langsung menerapkan aturan tersebut saat diputuskan.

“Dengan agen lembaga keu-angan digital di daerah, seluruh masyarakat dapat mengoptimal-kan jasa dan pelayanan keuangan yang ditawarkan perbankan,” katanya, Minggu (24/8).

Menurutnya, sejumlah pihak perbankan yang ada di Riau te -lah menyatakan kesediaannya menyediakan agen lembaga per-bankan di daerah. (Bisnis/lsu)

PERBANKAN DIMINTA PERSIAPKAN AGEN LEMBAGA KEUANGAN DIGITAL

BANK KALSEL SALURKAN KREDIT RP6,9 TRILIUN

MA

RG

IN

BANJARMASIN—Bank Kalsel hingga kini mencatatkan penya-luran kredit senilai Rp6,9 triliun.

Kredit Bank Kalsel lebih dite-kankan kepada usaha mikro yang kisaran hanya sekitar Rp10 juta, tetapi ada pula hingga Rp200 miliar.

Kredit itu diberikan kepada tukang bakso, pedagang es ke-la pa, kelontongan, hingga kre-dit besar seperti pembiayaan Per usahaan Daerah Air Minum (PDAM), Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dan lainnya.

Direktur Bank Kalsel Juni Rif'at mengatakan Bank Kalsel memilik fungsi ganda, bukan saja sebagai pendorong pertumbuhan per-eko nomian daerah tetapi juga se bagai kas daerah, di samping sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD).

"Untuk menjalankan fungsi tersebut maka Bank Kalsel melakukan kegiatan usaha per-bankan baik berdasarkan prinsip konvensional, maupun melalui syariah," katanya, Minggu (24/8). (Antara)

Bisnis/Abdullah Azzam

Investasi Taspen: Karyawati PT Taspen melayani nasabah di Jakarta, belum lama ini. Taspen pada 2015 berencana mengalokasikan seluruh labanya senilai Rp1,74 triliun ke sejumlah instrumen investasi dengan komposisi sekitar 69% untuk obligasi dan sukuk, sisanya akan diinvestasikan pada instrumen saham, deposito, properti, dan penyertaan langsung.

�PENAMBAHAN MODAL BANK SULUT

Pemkot Manado Akan Suntik Rp8,7 Miliar

�DANA PIHAK KETIGA

Pertumbuhan di Daerah Melambat

MANADO—Peme rin-tah Kota (Pemkot) Ma -nado berencana menam-bah modalnya di PT Bank Pembangunan Daerah Su -lawesi Utara (Bank Su lut) sebesar Rp8,7 miliar pada tahun ini.

Wakil Wali Kota Ma -nado Harley A.B. Mangin-da an mengatakan kepe mi-likan saham Pemkot Ma -nado di Bank Sulut baru Rp11,6 miliar atau se tara dengan 116.718 lem bar saham per Juni 2014.

Angka itu ekuivalen de ngan 2,29% kepemilik-an di bank kebanggaan ma syarakat Bumi Nyiur Me lambai itu.

“Dengan menambah mo dal sebesar Rp8,7 mi liar itu, berarti nanti-nya total saham Pemkot M a nado akan menjadi 203.128 lembar saham atau Rp20,3 miliar,” kata-nya, Sabtu (23/8).

Menurutnya, dana yang akan digunakan untuk penambahan modal di-setor tersebut berasal dari saham bonus dan di viden Pemkot Manado dari kinerja Bank Sulut

sepanjang tahun lalu.“Saham bonus dan di -

viden itu nantinya akan di setor sebagai penyerta-an modal di Bank Sulut.”

Dia menjelaskan pe-nambahan kepemilikan sa ham tersebut bertujuan untuk memperkuat mo -dal bank pemerintah dae-rah tersebut menjadi Rp1 triliun.

Berdasarkan laporan ke uangan per Juni 2014, mo dal disetor pemegang sa ham baru Rp408,07 m i-liar dari modal dasar Rp1 triliun. Dengan demikian, modal yang belum disetor pemegang saham menca-pai Rp591,92 miliar.

“Bila modalnya di atas Rp1 triliun, maka banyak kegiatan yang bisa dila-kukan oleh Bank Sulut.”

Per Juni 2014 saham Bank Su lut dimiliki ma -yo ritas oleh Pemprov Su -lut dan Gorontalo sebesar 36,97%, Pemkab/Pem kot di Sulut 15,20%, Pem-kab/Pemkot di Gorontalo 17,30%, koperasi kar-yawan 5,54%, dan PT Mega Corpora 24,99%.(Herdiyan)

[email protected]

Sementara itu, pertumbuhan penghimpunan DPK perbankan di wilayah kerja Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Malang pada semester II/2014 diprediksi-kan melemah, sesuai dengan tren melemahnya perekonomian baik nasional maupun daerah

Kepala Perwakilan Bank Indo-ne sia Sulut Luctor E. Tapiheru menuturkan pertumbuhan DPK melambat dibandingkan dengan pertumbuhan Januari-Juli tahun lalu yang mencapai 11,53%.

“Ini sesuai dengan prediksi dan arahan pemerintah pusat yang juga berimbas pada penyaluran kredit akibat pengetatan likuidi-tas,” tuturnya, Minggu (24/8).

Menurutnya, pertumbuhan DPK tertinggi terjadi pada produk deposito. Secara year on year (yoy) produk tersebut tercatat tumbuh 25,89% ke posisi Rp7,03

triliun dari sebelumnya Rp5,58 triliun.

Kendati simpanan dalam ben-tuk deposito bertumbuh paling cepat, tetapi dari sisi pangsa pasar (market share) masih tetap dikuasai jenis tabungan.

Per Juli 2014, produk tabung-an berhasil dihimpun sebesar Rp8,60 triliun atau sebesar 46,71% dari total DPK. Angka tersebut naik 2,97% dibanding-kan dengan posisi yang sama tahun lalu Rp8,35 triliun.

Adapun giro berhasil terhim-pun sebesar Rp2,78 triliun hing-ga Juli 2014 atau turun 11,7% dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp3,14 triliun.

Luctor menuturkan penurunan dana giro itu disebabkan turun-nya dana pemerintah daerah di perbankan untuk realisasi pembangunan. “Faktor lainnya adalah adanya penarikan giro bank menyebabkan aset bank berkurang,” tuturnya.

Menurutnya, peningkatan DPK dari bulan ke bulan menandakan minat masyarakat Sulut untuk menabung semakin tinggi.

Namun, DPK yang dihimpun pada Juli mengalami penurun-an dibandingkan dengan bulan sebelumnya secara month to month (mtm). “Posisi DPK Juni 2014 sebesar Rp19,36 triliun, tetapi di Juli 2014 turun menjadi Rp18,41 triliun,” kata Luctor.

Jumlah perbankan di Sulut mencapai 45 bank, yang terdiri dari 28 bank umum dan 17 bank perkreditan rakyat (BPR). Dari data tersebut, jaringan kantor perbankan di provinsi tersebut mencapai 328 jaringan, baik kantor cabang maupun cabang pembantu.

DPK MALANGKepala Kantor OJK Malang

Indra Kresna mengatakan peng-himpunan DPK sampai akhir semester I/2014 mencapai Rp40,99 triliun hanya tumbuh 8,63% secara year to date (ytd) dan 16,98% secara year on year (yoy).

“Perkiraaan saya, DPK hanya 10%-11%% sampai akhir semes-ter II/2014,” katanya, Minggu (24/8).

Padahal mengacu business plan perbankan, DPK ditargetkan bisa tumbuh rerata 15% sepanjang 2014.

Perkiraan melemahnya per-

tum buhan DPK karena insentif berupa belanja pembangunan dari pemerintah pada semester II/2014 hanya sedikit.

Pemerintah lebih berkonsen-trasi pada pembiayaan subsidi-subsidi, terutama subsidi bahan bakar minyak (BBM).

Dampaknya, stimulus ekonomi yang dapat mendorong pertum-buhan ekonomi, termasuk di dae -rah, menjadi sangat kurang. Jika ada stimulus ekonomi be rupa belanja pembangunan pe me -rintah, sektor riil akan bergerak.

Baik perusahaan maupun in -dus tri, terutama yang mendapat-kan kontrak dari pemerintah, bisa eksis sehingga mempunyai multiplier effect menggerakkan ekonomi.

Faktor lain, kata Indra, bunga penjaminan masih rendah, ha -nya 7,5% sehingga berdampak masyarakat enggan menempat-kan dananya di bank.

Di sisi lain, bank tidak berani menawarkan insentif berupa bu -

nga yang melebihi deposito kare-na menjual dana ke masyarakat berupa kredit juga tidak mudah di tengah ekonomi yang melesu.

“Kami juga tidak mendorong perbankan untuk ekspansif deng-an menggelontorkan kredit yang banyak jika kapasitas ekonomi-nya memang tidak mendukung,” ujarnya.

Jika dipaksakan, dikhawatir-kan akan berdampak pada pe-ning katan angka nonperforming loan (NPL). DPK bank umum se -bagian besar berupa dana murah, yakni tabungan dan giro. Dana berupa tabungan yang dihimpun bank umum mencapai Rp20,49 triliun dan giro Rp6,2 triliun, sedangkan deposito hanya Rp13,37 triliun.

Untuk BPR, DPK-nya justru banyak bersumber dari dana mahal, yakni deposito Rp652 mi-liar dan tabungan Rp286 miliar.

Sampai akhir semester I/2014, NPL perbankan masih terjaga ren dah, yakni 2,69%. Khusus un tuk perbankan umum, NPL ha nya 2,79% jauh lebih rendah daripada batas toleransi yang ditetapkan regulator sebesar 5%.

Untuk BPR, dia mengakui memang masih tinggi, yakni 7,29%, di atas batas toleransi OJK sebesar 5%. Dengan NPL sebesar itu, BPR masih bisa eksis karena margin yang mereka teri-ma cukup besar dalam menjual kredit. (k24)

�Perlambatan per-tumbuhan sesuai deng-an tren melemahnya ekonomi nasional dan daerah.

�Turunnya dana pemerintah daerah di perbankan juga men-jadi faktor penyebab.

MANADO—Penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) perbankan di Sulawesi Utara (Sulut)

tercatat Rp18,41 triliun pada periode Januari-Juli 2014 atau tumbuh 7,76% dibandingkan dengan posisi yang sama tahun lalu sebesar

Rp17,09 triliun.

pusdok
Typewritten Text
Bisnis, 25 Agustus 2014