Pertumbuhan Dan Perkembangan

47
Pertumbuhan dan Perkembangan Pada Seorang Bayi Perempuan Gloria Kemala Ate* NIM: 102010032 (Kelompok E5) *Mahasiswa Semester Ketiga Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Alamat Korespondensi: Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jalan Terusan Arjuna No. 6 Jakarta 11510 Email: [email protected] 16 Januari 2012 Pendahuluan Proses tumbuh kembang merupakan proses yang berkesinambungan mulai dari konsepsi sampai dewasa, yang mengikuti pola tertentu yang khas untuk setiap anak. 1

description

Anak

Transcript of Pertumbuhan Dan Perkembangan

Pertumbuhan dan Perkembangan

Pada Seorang Bayi Perempuan

Gloria Kemala Ate*

NIM: 102010032 (Kelompok E5)

*Mahasiswa Semester Ketiga Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Alamat Korespondensi:

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jalan Terusan Arjuna No. 6

Jakarta 11510

Email: [email protected]

16 Januari 2012

Pendahuluan

Proses tumbuh kembang merupakan proses yang berkesinambungan mulai

dari konsepsi sampai dewasa, yang mengikuti pola tertentu yang khas untuk setiap

anak. Proses tersebut merupakan proses interaksi yang terus menerus serta rumit

antara faktor genetic dan faktor lingkungan bio-fisiko-psikososial tersebut. Untuk

mengetahui tumbuh kembang anak, terutama pertumbuhan fisiknya diguakan

parameter-parameter tertentu.1 Seorang bayi perempuan berumur 10 tahun kala

dilakukan tes Denver II, mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan.

Dengan demikian pembahasan mengenai tumbuh kembang dapat dianalisa mengenai

faktor-faktor penyebab gangguan yang dialami bayi perempuan tersebut.

1

Pembahasan

Tumbuh kembang

Istilah tumbuh kembang sebenarnya mencakup 2 peristiwa yang bersifat

berbeda,tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan, uaitu pertumbuhkan dan

perkembangan. Sedangkan pengertian mengenai apa yang dimaksud dengan

pertumbuhan dan perkembangan per definisi adalah sebagai berikut:

Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah dalam perubahan

besar, jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu,

yang bisa diukur dengan ukuran berat (gram, pound, kilogram), ukuran

panjang (cm, meter), umur, tulang dan keseimbangan metabolic

(retensi kalsium dan nitrogen tubuh)

Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan

dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang

teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan.

Disini menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-sel tubuh,

jaringan tubuh, organ-organ dan sisem organ yang berkembang

sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya.

Termasuk juga perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku

sebagai hasil interaksi dengan lingkungan

Sehingga dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan mempunyai dampak

terhadap aspek fisik, sedangkan perkembangan berkaitan dengan pematangan fungsi

organ/individu. Walaupun demikian, kedua peristiwa itu terjadi secara sinkron pada

setiap individu. Sedangkan tercapainya tumbuh kembang yang optimal tergantung

pada potensi biologiknya. Tingkat tercapainya potensi biologik seseorang, merupakan

hasil interaksi berbagai faktor yang saling berkaitan, yaitu faktor genetik, lingkungan

bio-fisiko-psiko-sosial dan perilaku. Proses yang unik dan hasil akhir yang berbeda-

beda yang memberikan cirri tersendiri pada setiap anak. Tujuan ilmu tumbuh

kembang adalah mempelajari berbagai hal yang berhubungan dengan segala upaya

untuk menjaga dan mengoptimalkan tumbuh kembang anak baik fisik, mental, dan

sosial. Juga menegakkan diagnosis dini setiap kelainan tumbuh kembang dan

2

kemungkinan penanganan yang efektiff, serta mencari penyebab dan mencegah

keadaan tersebut.

Faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang

Secara umum terdapat dua faktor yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak,

yaitu:

1. Faktor genetik

Faktor genetik merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses

tumbuh kembang anak. Melalui instruksi genetik yang terkandung didalam sel

telur yang telah dibuahi, dapat ditentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan.

Ditandai dengan intensitas dan kecepatan pembelahan, derajat sensitivitas

jaringan terhadap rangsangan, umur pubertas dan berhentinya pertumbuhan

tulang. Termasuk faktor genetik antara lain adalah berbagai faktor bawaan

yang normal dan patologik, jenis kelamin, suku bangsa atau bangsa. Potensi

genetik yang bermutu hendaknya dapat berinteraksi dengan lingkungan secara

positif sehingga diperoleh hasil akhir yang optimal. Gangguan pertumbuhan di

Negara maju lebih sering diakibatkan oleh faktor genetik ini. Sedangkan di

Negara yang sedang berkembang, gangguan pertumbuhan selain diakibatkan

oleh faktor genetik, juga faktor lingkungan yang kurang memadai untuk

tumbuh kembang anak yang optimal, bahkan kedua faktor ini dapat

menyebabkan kematian anak-anak sebelum mencapai usia balita. Disamping

itu, banyak penyakit keturunan yang disebabkan kelainan kromosom, seperti

sindrom Down, sindrom Turner, dll.

2. Faktor lingkungan

Lingkungan merupakan faktor yang sangat menentukan tercapai atau tidaknya

potensi bawaan. Lingkungan yang cukup akan memungkinkan tercapainya

potensi bawaan, sedangkan yang kurang baik akan menghambatnya.

Lingkungan ini merupakan lingkungan bio-fisiko-psiko-sosial yang

mempengaruhi individu setiap hari, mulai dari konsensi sampai akhir

hayatnya.

a. Faktor lingkungan yang mempengaruhi anak pada waktu masih didalam

kandungan (faktor pranatal).

b. Faktor yang mempengaruhi tumbuh ekmbang anak setelah lahir (faktor

postnatal).

3

Faktor lingkungan pranatal

Faktor lingkungan prenatal yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang janin mulai

dari konsepsi sampai lahir, antara lain adalah:

a. Gizi ibu pada waktu hamil

Gizi ibu yang jelek sebelum terjadinya kehamilan maupun pada waktu sedang

hamil, lebih sering menghasilkan bayi BBLR ( berat badan lahir rendah) atau

lahir mati dan jarang menyebabkan cacat bawaan. Disamping itu dapat pula

menyebabkan hambatan pertumbuhan otak janin, anemia pada bayi baru lahir,

bayi baru lahir mudah terkena infeksi, abortus, dan sebagainya. Anak yang

lahir dari ibu yang gizinya kurang dan hidup dilingkungan miskin maka akan

mengalami kurang gizi juga dan mudah terkena infeksi dan selanjutnya akan

menghasilkan wanita dewasa yang berat dan tinggi badannya kurang pula.

Keadaan ini merupakan lingkaran setan yang akan berulang dari generasi ke

generasi selama kemiskinan tersebut tidak ditanggulangi.

b. Mekanis

Trauma dan cairan ketuban yang kurang dapat menyebabkan kelainan bawaan

pada bayi yang dilahirkan. Demikian pula dengan posisi janin pada uterus

dapat menyebabkan talipes, dislokasi panggul, tortikolis kongenitas, palsi

fasialis, atau kranio tabes

c. Toksin atau zat kimia

Masa organogenesis adalah masa yang sangat peka terhadap zat-zat teratogen.

Misalnya obat-obatan seperti thalidomine, phenitoin, methadion, obat-obat ant

kanker, dan lain sebagainya dapat menyebabkan kelainan bawaan. Demikian

dengan ibu hamil yang perokok berat atau peminum alkohol kronis sering

melahirkan bayi berat badan rendah, lahir mati, cacat, atau retardasi mental.

Keracunan logam berat pada ibu hamil, misalnya terkontaminasi makanan

yang mengandung merkuri dapat menyebabkan mikrokefali dan palsi

serebralis, seperti di Jepang yang dikenal dengan penyakit Minamata.

d. Endokrin

Hormon-hormon yang mungkin berperan pada pertumbuhan janin, adalah

somatotropin, hormon plasenta, hormone tiroid, insulin dan peptida-peptida

lain dengan aktivitas mirip insulin (insulin-like growth factors/IGFs).

4

Somatotropin (growth hormone) disekresi oleh kelenjar hipofisis janin sekitar

minggu ke-9. Produksinya terus meningkat sampai minggu ke-20, selanjutnya

menetap sampai lahir. Perannya belum jelas pada pertumbuhan janin.

e. Radiasi

Radiasi pada janin sebelum umur kehamilan 18 minggu dapat menyebabkan

kematian janin, kerusakan otak, mikrosefali, atau cacat bawaan lainnya.

f. Infeksi

Infeksi intrauterine yang sering menyebabkan cacat bawaan adalah TORCH

(Toxoplasmosis, Rubella, Cytomegalovirus, Herpes simplex). Sedangkan

infeksi lainnya juga dapat menyebabkan penyakit pada janin adalah varisela,

coxsackie, echovirus, malaria, lues, HIV, polio, campak, listeriosis, leptospira,

mikroplasma, virus influenza, dan virus hepatitis. Diduga setiap hiperpireksia

pada ibu hamil dapat merusak janin.

g. Stress

Stress yang dialami ibu pada waktu hamil dapat mempengaruhi tumbuh

kembang janin, antara lain cacat bawaan, selain kejiwaan, dan lain-lain.

h. Imunitas

Rhesus atau ABO inkomtabilitas sering menyebabkan abortus, hidrops fetalis,

kern ikterus, atau lahir mati.

i. Anoreksia embrio

Menurunkan oksigenasi jani melalui gangguan pada plasenta atau tali pusat

menyebabkan berat badan lahir rendah.

Faktor lingkungan post natal

Bayi baru lahir harus berhasil melawati masa transisi,dari suatu sistem yang teratur

yang sebagian bersar tergantung pada organ-organ-ogan ibunya, ke suatu sistem yang

tergantung pada kemampuan genetik dan mekanisme homeostatik bayi itu sendiri.

Perbedaan lingkungan sebelum dan sesudah anak lahir adalah sebagai berikut:

Sebelum lahir Sesudah lahir

1 Lingkungan fisik cairan udara

2 Suhu luar Pada umumnya tetap Berubah-ubah

3 Stimulasi sensoris Terutama kinestetik atau

vibrasi

Bermacam-macam stimuli

5

4 Gizi Tergantung pada zat-zat

gizi yang terdapat dalam

darah ibu

Tergantung pada tersedianya

bahan makanan dan

kemampuan saluran cerna

5 Penyediaan oksigen Berasal dari ibu ke janin

melalui plasenta

Berasal dari paru-paru ke

pembuluh darah paru-paru

6 Pengeluaran hasil

metabolisme

Dikeluarakan ke sistem

peredaran darah ibu

Dikeluarkan melalui paru-

paru, kulit, ginjal dan

saluran pencernaan

Masa perinatal yaitu masa antara 28 minggu dalam kandungan sampai tujuh hari

setelah dilahirkan, merupakan masa rawan dalam proses tumbuh kembang anak,

khususnya tumbuh kembang otak. Trauma kepala akibat persalinan akan berpengaruh

besar dan dapat meninggalakan cacat yang permanen. Risiko palsi serebralis lebih

besar pada BBLR (berat badan lahir rendah)yang disertai asfiksia berat,

hiperbilirubinemi yang disertai kern ickterus, IRDS (ideopathic respiratory distress

syndrom) ,asidosis metaboolik, dan meningitis atau ensefalitis.

Dalam tumbuh kembang anak tidak sedikit peranan ibu dalam ekologi anak, yaitu

peran ibu sebagai paragenetik faktor yaitu pengaruh biologisnya terhadap

pertumbuhan janin dan pengaruh psikobiologisnya terhadap pertumbuhan post natal

dan perkembangan kepribadian. Disamping itu pemberian ASI atau emnyusui adalah

periode ekstragestasi dengan payudara sebagai plasenta eksternal, kerena payudara

menggantikan fungsi plasenta yang tidak hanga dapat memberikan nutrisi bagi bayi,

tetapi juga sangat mempunyai arti dalam perkembangan anak karena seolah-olah

hubungan anak-ibu tidak terputus begitu dia lahir kedunia. Demikian pula dengan

memberika ASI sedini mungkin segera setelah bayi lahir, merupaka stimulasi dini

terhadap tumbuh kembang anak. Interaksi timbal balik antara ibu-anak yang terjadi

pada proses menyusui dapat digambarkan sebagai didalam interaksi timbal balik

antara ibu dan anak tersebut dapat keuntungan yang timbal balik pula. Keuntungan

untuk bayi selain nilai gizi ASI yang melidungi bayi terhadap berbagai macam

infeksi. Disamping itu bayi juga merasakan sentuhan, kata-kata dan tatapan kasih

sayang deri ibunya, serta mendapatakan kehangatan yang penting untuk tumbuh

kembangnnya. Sedangkaan keuntungan yang diperoleh ibu, adalah selain

menimbulkan rasa senang dan dibutuhkan oleh bayinya seingga menimbulkan rasa

6

percaya diri, juga adanya sekresi hormon oksitosin akan mempercepat berhentinya

perdarahan setelah melahirkan dan prolaktin akan mencegah terjadinya ovulasi yang

mempunyai efek mejarangkan kehamilan.

Lingkungan post natal yang mempengaruhi tumbuh kembang anak secara umum

dapat digolongkan menjadi

1. Lingkungan biologis

a. Ras atau suku bangsa

Pertumbuhan somatik juga dipengaruhi oleh ras atau suku bangsa. Bangsa

kulit putih atau ras eropa mempunyai pertumbuhan somatik lebih tinggi

dari bangsa asia.

b. Jenis kelamin

Dikatakan anak laki-laki lebih sering sakit dibandingkan anak perempuan,

tetapi belum diketahui secara pasti mengapa demikian.

c. Umur

Umur yang paling rawan adalah masa balita, oleh karena itu pada masa itu

anak mudah sakit dan mudah terjadi kurang gizi. Disamping itu masa

balita merupakan dasar pembentukan kepribadian anak sehingga

diperlukan kepribadian khusus.

d. Gizi

Makanan memegang peranan penting dalam tumbuh kembang anak,

dimana kebutuhan anak berbeda dengan orang dewasa, karena makanan

bagi anak dibutuhkan juga untuk pertumbuhan, dimana dipengaruhi oleh

ketahanan makanan (food security) keluarga. Ketahanan makanan keluarga

mencakup pada ketersediaan makanan dan pembagian yang adil makanan

dalam keluarga, dimana acapkali kepentingan budaya bertabrakan dengan

kepentingan biologis anggota-anggota keluarga. Satu aspek yang penting

perlu ditambahkan adalah keamanan pangan (food safety) yang mencakup

pembebasan makanan dari berbagai racun fisika, kimia dan biologis, yang

kian mengancam kesehatan manusia.

e. Perawatan kesehatan

Perawatan kesehatan yang teratur, tidak saja kalau anak sakit, tetpai

pemeriksaan kesehatan dan menimbang anak secara rutin setiap bulan,

akan menunjang pada tumbuh kermbang anak. Oleh karena itu

pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan dianjurkan untuk dilakukan

7

secara komprehensif, yang mecakup aspek-aspek promotif, prefentif,

kuratif dan rehabilitatif.

f. Kepekaan terhadap penyakit

Dengan memberikan imunisasi, maka diharapkan anak terhindar dari

penyakit-penyakit yang sering menyebabkan cacat dan kematian.

Dianjurkan sebelum anak berumur satu tahun sesudah mendapat imunisasi

BCG,polio 3 kali, DPT 3 kali, hepatitis 3 kali, dan campak. Disamping

imunisasi, gizi memegang peranan penting dalam kepekaan terhadap

penyakit.

g. Penyakit kronis

Anak yang menderita penyakit manahun akan terganggu tungbuh

kembangnya dan pendididkannya, disamping itu anak juga mengalami

stress yang berkepanjangan akibat penyakitnya.

h. Fungsi metabolisme

Khusus pada anak, karena adanya perbedaan yang mendasar dalam proses

metabolisme pada berbagai umur, maka kebutuhan akan berbagai nutrien

harus didasarkan pada perhitungan yang tepat atau setidak-tidaknya

memadai.

2. Faktor fisik

a. Cuaca, musim, keadaan geografis suatu daerah

Musim kemarau yang panjang atau adanya bencana alam lainnya, dapat

berdampak pada tumbuh kembang anak antara lain sebagai akibat

gagalnya panen, sehingga banyak anak yang kurang gizi. Demikian pula

dengan gondok endemik banyak ditemukan pada daerah pegunungan

dimana air tanahnya kurang mengandung yodium.

b. Sanitasi

Sanitasi lingkungan memiliki peran yang cukup dominan dalam

penyediaan lingkungan yang mendukung kesehatan anak dan tumbuh

kembangnya. kebersihan, baik kebersihan perorangan maupun lingkungan

memegang peranan penting dalam timbulnya penyakit. Akibat dari

kebersihan yang kurang, maka anak akan sering sakit,misalnya diare,

cacingan, tipus abdominalis, hepatitis, malaria, demam berdarah, dan

sebagainya. Demikian pula dengan polusi udara baik dari berasal dari

8

pabrik, asap kendaraan atau asap rokok, dapat berpengaruh terhadap

tingginya angka kejadian ISPA (infeksi saluran pernafasan akut). Kalau

anak sering menderita sakit, maka tumbuh kembangnya pasti terganggu.

c. Keadaan rumah

Keadaan perumahan yang layak dengan konstruksi bangunanyang tidak

membahayakan penghuninya, serta tidak penuh sesak akan menjamin

kesehatan penghuninya.

d. Radiasi

Tumbuh kembang anak dapat terganggua akibat adanya radaiasai yang

tinggi.

3. Faktor psikososial

a. Stimulasi

Stimulasi merupakan hal yang penting dalam tumbuh kembang anak. Anak

yang mendapat stimulasi terarah dan teratur akan lebih cepat dibandingkan

dengan anak yang kurang atau tidak mendapatkan stimulai.

b. Motivasi belajar

Motivasi belajar dapat ditimbulkan sejak dini, dengan memberikan

lingkungan yang kondusif untuk belajar, misalnya adanya sekolah yang

tidak terlalu jauh, buku-buku, suasana yang tenagn serta sarana lainnya.

c. Ganjaran atau hukuman yang wajar

Kalau anak berbuat benar, maka kita wajib memberikan ganjaran,

misalnya pujian, ciuman, belaian, tepuk tangan dan sebagainya. Ganjara

tersebut akan menimbulkan motivasi yang kuat bagi anak untuk

mengulangi tingkah lakunya. Sedangkan menghukum dengan cara-cara

yang wajar kalau anak berbuat salah, masih dibenarkan. Yang penting

hukuman harus diberikan secara objektif, disertai pengertian dan maksud

dari hukuman tersebut, bukan hukuman untuk melampiaskan kebencian

dan kejengkelan terhadap anak. Sehingga anak tahu yang baik dan yang

tidak baik akibatnya akan menimbulkan percaya diri pada anak yang

penting untuk perkembangan kepribadian anak kelak kemudian hari.

d. Kelompok sebaya

Untuk proses sosialisasi dengan lingkungannya anak memerlukan teman

sebaya. Tetapi perhatian dari orangtua tetap dibutuhkan untuk memantau

9

dengan siapa anak tersebut bergaul. Khususnya bagi remaja aspek

lingkungan teman sebaya menjadi sangat penting dengan makin

meningkatnya kasus-kasus penyalahgunaan obat-obat dan narkotika.

e. Stres

Stres pada anak juga berpengaruh terhadap tumbuh kembangnya, misalnya

anak akan menarik diri, rendah diri, terlambat bicara, nafsu makan

menurun dan sebagainya.

f. Sekolah

Dengan adanya wajib belajar 9 tahun sekarang ini, diharapkan anak

mendapatkan kesempatan duduk dibangku sekolah minimal 9 tahun.

Sehingga dengan mendapat pendidikan yang baik, maka diharapkan dapat

meningkatkan taraf hidup anak-anak tersebut. Yang menjadi masalah

sosial saat ini adalah masih banyaknya anak-anak yang terpaksa

meninggalkan bangku sekolah karena harus membantu mencari nafkah

untuk keluarganya.

g. Cinta dan kasih sayang

Salah satu hak anak adalah hak untuk dicintai dan dilindungi. Anak

memerlukan kasih sayang dan perlakuan yang adil dari orangtuanya. Agar

kelak kemudian hari menjadi anak yang tidak sombong dan bisa

memberikan kasih sayang pula terhadap sesamanya.

Sebaliknya kasih sayang diberikan secara berlebihan yang menjurus

kearah memanjakan akan menghambat bahkan mematikan perkembangan

kepribadian anak. Akibatnya anak akan menjadi manja, kurang mandiri,

pemboros, sombong, dan kurang menerima kenyataan.

h. Kualitas interaksi anak-orangtua

Interaksi timbal balik anatara anak dan orangtua akan menimbulkan

keakraban dalam keluarga. Anak akan terbuka kepada orangtuanya,

sehingga komunikasi bisa dua arah dan segala permasalahan dapat

dipecahkan bersama karena adanya keterdekatan dan kepercayaan antara

orangtua dan anak. Interaksi tidak ditentukan atas seberapa lama kita

bersama anak tetapi lebih ditentukan oleh kualitas dari interaksi tersebut

yaitu pemahaman terhadap kebutuhan masing-masing dan upaya optimal

10

untuk memenuhi kebutuhan tersebut yang dilandasi oleh rasa saling

menyayangi.

4. Faktor keluarga

a. Pekerjaan atau pendapatan keluarga

Pendapat keluarga yang memadai akan menunjang tumbuh kembang anak

karena orangtua dapat menyediakan semua kebutuhan anak baik yang

primer maupun sekunder.

b. Pendidikan ayah atau ibu

Pendidikan orangtua merupakan salah satu faktor yang penting dalam

tumbuh kembang anak. Karena dengan pendidikan yang baik maka

orangtua dapat menerima segala informasi dari luar terutama cara

mengasuh anak yang baik, bagaimana cara menjaga kesehatan anaknya,

pendidikan, dan sebagainya.

c. Jumlah saudara

Jumlah anak yang banyak pada keluarga yang kadang sosial ekonominya

cukup, akan mengakibatkan kurangnya perhatian dan kasih sayang yang

diterima anak. Lebih-lebih kalau jarak anak terlalu dekat. Sedangkan pada

keluarga dengan keadaan sosial ekonomi kurang jumlah anak yang banyak

akan mengakibatkan selain kurangnya kasih sayang dan perhatian pada

anak, juga kenutuhan primer seperti makanan, sandang dan perumahan

pun tidak terpenuhi. Oleh karena itu keluarga berencana tetap diperlukan.

d. Jenis kelamin dalam keluarga

Pada masyarakat tradisional wanita memiliki status sosial yang lebih

rendah dibandingkan laki-laki, sehingga angka kematian bayi dan

malnutrisi masih tinggi pada wanita. Demikian pula dengan pendidikan,

masih banyak ditemukan wanita yang buta huruf.

e. Stabilitas rumah tangga

Stabilitas dan keharmonisan rumah tangga mempengaruhi tumbuh

kembang anak. Tumbuh kembang anak akan berbeda pada kelurga yang

harmonis dibandingkan dengan mereka yang kurang harmonis.

f. Kepribadian ayah atau ibu

11

Kepribadian ayah dan ibu yang terbuka tentu pengaruhnya berbeda pada

tumbuh kembang anak bila dibandingkan dengan mereka yang

kepribadiannya tertutup.

Kebutuhan dasar anak

Kebutuhan dasar anak untuk tumbuh kembang, secara umum di golongkan menjadi 3

kebutuhan dasar

1. Kebutuhan fisik-biomedis (ASUH)

Meliputi:

a. Pangan atau gizi merupakan kebutuhan terpenting

b. Perawatan kesehatan dasar, antara lain imunisasi, pemberian ASI,

penimbangan bayi atau anak yang teratur, pengobatan kalau sakit, dll

c. Papan atau pemukiman yang layak

d. Higiene perorangan, sanitasi lingkungan

e. Sandang

f. Kesegaran jasmani, rekreasi

2. Kebutuhan emosi atau kasih sayang (ASIH)

Pada tahun-tahun pertam kehidupan, hubungan yang erat, mesra dan selaras

antara ibu atau pengganti ibu dengan anak merupakan syarat mutlak uktuk

menjamin tumbuh kembang yang selaras baik fisik, mental maupun

psikososial. Berperannya dan kehadiran ibu dan penggantinya sedini dan

selanggeng mungkin, akan menjalin rasa aman bagi bayinya. Ini diwujudkan

dengan kontak fisik (kulit/mata) dan psikis sedini mungkin, misalnya dengan

menyusui bayi secepat mungkin segera setelah lahir. Kekurangan kasih

sayang ibu pada tahun-tahun pertama kehidupan mempunyai dampak negatif

pada tumbuh kembang anak baik fisik, mental maupun sosial emosi, yang

disebut sindrom deprivasi maternal. Kasih sayang dari orangtuanya (ayah/ibu)

akan menciptakan ikatan yang erat (bonding) dan kepercayaan dasar (basic

trust).

3. Kebutuhan akan stimulasi mental (ASAH)

Stimulasi mental merupakan cikal bakal dalam proses belajar (pendidikan dan

pelatihan) pada anak. Stimulasi mental ini mengembangkan perkembangan

mental psikososial: kecerdasan, keterampilan, kemandirian, kreativitas,

agama, kepribadian, moral-etika, produktivitas dan sebagainya.2,3

12

Tahap tumbuh kembang anak

Gambar 1. Tahap Tumbuh Kembang Anak6

• Umur 0-3 bulan

* Mengangkat kepala setinggi 45 derajat

* Menggerakkan kepala dari kanan/kiri ke tengah

* Melihat dan menatap wajah Anda

* Mengoceh spontan atau bereaksi dengan mengoceh

* Suka tertawa keras

* Bereaksi terkejut terhadap suara keras

* Membalas tersenyum ketika diajak bicara/tersenyum

* Mengenal ibu dengan penglihatan, penciuman, pendengaran dan kontak

• Umur 3-6 bulan

Berbalik dari telungkup ke telentang

Mengangkat kepala setinggi 90 derajat

Mempertahankan kepala tetap tegak dan stabil

Menggenggam pencil

Meraih benda yang ada dalam jangkauannya

Memegang tangannya sendiri

Berusaha memperluas pandangan

Mengarahkan matanya pada benda-benda kecil

13

Mengeluarkan suara gembira bernada tinggi atau memekik

Tersenyum ketika melihat gambar/mainan yang menarik saat bermain

sendiri

• Umur 6-9 bulan

* Duduk (sikap tripoid-sendiri)

* Belajar berdiri, kedua kakinya menyangga sebagian berat badan

* Merangkak meraih mainan atau mendekati seseorang

* Memindahkan benda dari tangan satu ke tangan lainnya

* Memungut 2 benda, masing-masing tangan pegang 1 benda pada saat yang

bersamaan

* Memungut benda sebesar kacang dengan cara meraup

* Bersuara tanpa arti, misalnya mamama, bababa, papapa.

* Mencari benda/mainan yang dijatuhkan

* Bermain tepuk tangan/ciluk ba

* Bergembira dengan melempar benda

* Makan kue sendiri

• Umur 9-12 bulan

* Mengangkat badannya ke posisi berdiri

* Belajar berdiri selama 30 detik atau berpegangan di kursi

* Dapat berjalan dengan dituntun

* Mengulurkan lengan/badan untuk meraih mainan/gambar yang diinginkan

* Menggenggam erat pensil

* Memasukkan benda ke mulut

* Mengulang menirukan bunyi yang didengar

* Menyebut 2-3 suku kata yang sama tanpa arti

* Mengeksprolasi sekitar, ingin tahu, ingin menyentuh apa saja

* Berekasi terhadap suara perlahan/bisikan

* Senang diajak bermain “ciluk ba”

* Mengenal anggota keluarga, takut pada orang yang belum dikenal

• Umur 12-18 bulan

* Berdiri sendiri tanpa berpegangan

14

* Membungkuk memungut mainan kemudian berdiri kembali

* Berjalan mundur 5 langkah

* Memanggil ayah dengan kata “papa”, memanggil ibu dengan kata “mama”

(tergantung mengajarinya, kalau diajari memanggilnya “ayah” ya akan panggil

“ayah” catatan)

* Menumpuk 2 kubus

* Memasukkan kubus di kotak

* Menunjuk apa yang didinginkan tanpa merengek/menangis, anak bisa

mengeluarkan suara yang menyenangkan atau menarik tangan ibu.

* Memperlihatkan rasa cemburu/bersaing

• Umur 18-24 bulan

* Berdiri sendiri tanpa berpegangan selama 30 detik

* Berjalan tanpa terhuyung-huyung

* Bertepuk tangan/melambai-lambai

* Menumpuk 4 buah kubus

* Memungut benda kecil dengan ibu jari dan jari telunjuk

* Menggelindingkan bola ke arah sasaran

* Menyebut 3-6 kata yang mempunyai arti

* Membantu/menirukan pekerjaan rumah tangga

* Memegang cangkir sendiri, belajar makan minum sendiri

• Umur 24-36 bulan

* Jalan naik tangga sendiri

* Dapat bermain dan menendang bola kecil

* Mencoret-coret pensil pada kertas

* Bicara dengan baik, menggunakan 2 kata

* Dapat menunjuk 1 atau lebih bagian tubuhnya ketika diminta

* Melihat gambar dan dapat menyebut dengan benar nama 2 benda atau lebih

* Membantu memungut mainannya sendiri atau membantu mengangkat piring

jika diminta

* Makan nasi sendiri tanpa banyak tumpah

* Melepas pakaiannya sendiri

15

• Umur 36-48 bulan

* Berdiri 1 kaki 2 detik

* Melompat kedua kaki diangkat

* Mengayuh sepeda roda tiga* Menggambar garis lurus

* Menumpuk 8 buah kubus

* Mengenal 2-4 warna

* Menyebut nama, umur, tempat

* Mengerti arti kata di atas, di bawah, di depan

* Mendengarkan cerita

* Mencuci dan mengeringkan tangan sendiri

* Bermain bersama teman, mengikuti aturan permainan

* Mengenakan sepatu sendiri

* Mengenakan celana panjang, kemeja, baju

• Umur 48-60 bulan

* Berdiri 1 kaki 6 detik

* Melompat-lompat 1 kaki

* Menari

* Menggambar tanda silang

* Menggambar lingkaran

* Menggambar orang dengan 3 bagian tubuh

* Mengancing baju atau pakaian boneka

* Menyebut nama lengkap tanpa dibantu

* Senang menyebut kata-kata baru

* Senang bertanya tentang sesuatu

* Menjawab pertanyaan dengan kata-kata yang benar

* Bicaranya mudah dimengerti

* Bisa membandingkan/membedakan sesuatu dari ukuran dan bentuknya

* Menyebut angka, menghitung jari

* Menyebut nama-nama hari

* Berpakaian sendiri tanpa dibantu

* Menggosok gigi tanpa dibantu

* Bereaksi tenang dan tidak rewel ketika ditinggal ibu

16

• Umur 60-72 bulan

* Berjalan lurus

* Berdiri dengan 1 kaki selama 11 detik

* Menggambar dengan 6 bagian, menggambar orang lengkap

* Menangkap bola kecil dengan kedua tangan gambar

* Menggambar segi empat* Mengerti arti lawan kata

* Mengerti pembicaraan yang menggunakan 7 kata atau lebih

* Menjawab pertanyaan tentang benda terbuat dari apa dan kegunaannya

* Mengenal angka, bisa menghitung angka 5 -10

* Mengenal warna-warni

* Mengungkapkan simpati

* Mengikuti aturan permainan

* Berpakaian sendiri tanpa dibantu3

Anamnesis

Hal-hal penting yang harus diperhatikan dalam anamnesis tumbuh kembang anak

adalah sebagai berikut:

1. Anamnesis faktor prenatal dan perinatal

Merupakan faktor penting untuk mengetahui perkembangan anak. Anamnesis

harus menyangkut faktor risiko untuk terjadinya gangguan perkembangan fisik

dan mental anak, termasuk faktor risiko untuk buta, tuli, palsi serebralis.

Anamnesis juga menyangkut penyakit keturunan dan apakah ada perkawinan

antar keluarga.

2. Kelahiran premature

Bayi premature lahir lebih cepat dari kelahiran normal, maka harus

diperhitungkan periode pertumbuhan intrauterine yang tidak sempat dilalui

tersebut.

3. Anamnesis harus menyangkut faktor lingkungan yang mempengaruhi

perkembagan anak

Misalnya untuk meneliti perkembangan motoric anak, harus ditanyakan berat

badannya, karena erat hubungannya dengan perkembangan motoric tersebut.

Untuk menanyakan kemampuan menolong diri sendiri, misalnya makan,

17

berpakaian, dll. Harus pula ditanyakan apakah ibunya memberikan

kesempatan kepada anak untuk belajar itu.

4. Penyakit-penyakit yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang dan malnutrisi

5. Anamnesis kecepatan pertumbuhan anak

Merupakan informasi yang sangat penting yang harus ditanyakan pada ibunya

pada saat pertama kali datang. Anamnesis yang teliti tentang “milestone”

perkembangan anak, dapat mengetahui tingkat perkembangan anak tersebut.

Tidak selalu perkembangan anak mulus seperti pada teori, ada kalanya

perkembangan anak normal sampai umur tertentu, kemudian mengalami

keterlambatan. Ada juga yang mulainya terlambat,, atau karena sakit,

perkembangan terhenti yang kemudian normal kembali. Dapat juga

perkembangan yang langsung pesat, misalnya perkembangan bicara.

6. Pola perkembangan anak dalam keluarga

Anamnesis tentang perkembangan anggota keluarga lainnya, karena ada

kalanya perkembangan motoric dalam keluarga tersebut dapat lebih

cepat/lambat, demikian pula dengan perkembangan bicara atau kemampuan

mengontrol buang air besar/kecilnya .4

Pemeriksaan dan penilaian tumbuh kembang anak

Penilaian tumbuh kembang perlu dilakukan untuk menentukan apakah tumbuh

kembang seorang anak berjalan normal atau tidak, baik dilihat dari segi medis

maupun statistic. Anak yang sehat akan menunjukan tumbuh kembang yang optimal.

Apabila diberikan lingkungan bio-fisiko-psikososial yang adekuat.

Seperti yang disinggung sebelumnya, Proses tumbuh kembang merupakan

proses yang berkesinambungan mulai dari konsepsi sampai dewasa, yang mengikuti

pola tertentu yang khas untuk setiap akan. Proses tersebut merupakan proses interaksi

yang terus menerus serta rumit antara faktor genetic dan faktor lingkungan bio-fisiko-

psikososial tersebut. Untuk mengetahui tumbuh kembang anak, terutama

pertumbuhan fisiknya diguakan parameter-parameter tertentu yang akan dibahas pada

topic ini.

Pemeriksaan antropometrik

18

Untuk menilai pertumbuhan fisik anak, sering digunakan ukuran-ukuran

antropometrik yang dapat dibedakan menjadi dua kelompok yang meliputi:

a. Tergantung umur (age dependence)

Berat badan (BB) terhadap umur

Tinggi badan/ panjang badan (TB) terhadap umur

Lingkaran kepala (LK) terhadap umur

Lingkaran lengan atas (LKA) terhadap umur

Kesulitan menggunakan cara ini adalah menetapkan umur anak yang tepat, karena

tidak semua anak mempunyai cacatan mengenai tanggal lahirnya.

b. Tidak tergantung umur

BB terhadap TB

LLA terhadap TB (QUAC Stick = Quacker Arm Circumference

measuring stick)

Lain-lain: LLA dibadingkan dengan standar/baku, lipatan kulit pada

trisep, subscapular, abdominal dibandingkan dengan baru

Kemudian hasil pengukuran antropometrik tersebut dibandingkan dengan

suatu baku tertentu, misalnya baku Hardvard, NCHS, atau baku nasional. Di samping

itu masih ada ukuran antropometrik lainnya, yang dipakai untuk keperluan khusus,

misalnya pada kasus-kasus dengan kelainan bawaan atau untuk menentukan jenis

perawakan, antara lain adalah:

1. Lingkaran dada, lingkaran perut dan lingkaran leher.

2. Panjang jarak antara 2 titik tubuh, seperti biakromial untuk lebar bahu ,

bitrokanterik untuk lebar pinggul, bitemporal untuk lebar kepala.

A. Berat badan

Berat badan merupakan antropometrik yang terpenting, dipakai pada setiap

kesempatan memeriksa kesehatan anak pada semua kelompok umur. Berat badan

merupakan hasil peningkatan/penurunan semua jaringan yang ada pada tubuh, antara

lain tulang, otot, lemak, cairan tubuh dan lain-lainnya. Berat badan dipakai sebagai

19

indicator untuk mengetahui keadaan gizi dan tumbuh kembang anak, sensitive

terhadap perubahan sedikit saja, pengukuran objektif dan dapat diulangi, dapat

digunakan timbangan apa saja yang relative murah, mudah, dan tidak memerlukan

banyak waktu. Kerugiannya, indicator berat badan ini tidak sensitive terhadap

proporsi tubuh, misalnya pendek gemuk atau tinggi kurus.

Perlu diketahui, bahwa terdapat fluktuasi wajar dalam sehari sebagai akibat

masukan (intake) makanan dan minuman, dengan keluaran (output) melalui urin,

feses, keringat, dan bernapas. Besarnya fluktuasi tergantung pada kelompok umur dan

bersifat sangan individual, yang berkisar antara 100-200 gram, sampai 500-1000 gram

bahkan lebih, sehingga dapat mempengaruhi hasil penilaian.

Indikator berat badan dimanfaatkan dalam klinik untuk:

1. Bahan informasi untuk menilai keadaan gizi baik yang akut maupun

yang kronis, tumbuh kembang dan kesehatan.

2. Memonitor keadaan kesehatan, misalnya pada pengobatan penyakit.

3. Dasar perhitungan dosis obat dan makanan yang perlu diberikan.

B. Tinggi badan

Tinggi badan merupakan ukuran antropometrik kedua yang terpenting.

Keistimewaannya adalah bahwa ukuran tinggi badan pada masa pertumbuhan

meningkat terus sampai tinggi maksimal dicapai. Walaupun kenaikan tinggi badan ini

berfluktuasi, dimana tinggi badan meningkat pesat pada masa bayi, kemudian

melambat, dan menjadi pesat kembali (pacu tumbuh adolesen), selanjutnya melambat

lagi dan akhirnya berhenti pada umur 18-20 tahun. Tulang-tulang angota gerak

berhenti bertambah panjang, tetapi ruas-ruas tulang belakang berlanjut tumbuh sampai

umur 30 tahun, dengan pengisian tulang pada ujung atas dan bawah korpus-korpus

tulang belakang, sehingga tinggi badan sedikit bertambah yaitu sekitar 3-5 mm.

Antara umur 30-45 tahun tinggi badan tetap statis, kemudian menyusut.

Keuntungan indicator TB ini adalah pengukurannya obyektif dan dapat

diulang, alat dapat dibuat sendiri, murah dan mudah dibawa, merupakan indicator

yang baik untuk gangguan pertumbuhan fisik yang sudah lewat (stunting), sebagai

perbandingan terhadap perubahan-perubahan relative, seperti terhadap nilai BB dan

LLA.

Kerugiannya, adalah perubahan tinggi badan relative pelan, sukar mengukur

tinggi badan yang tepat, dan kadang-kadang diperlukan lebih dari seorang tenaga.

20

Disamping itu, dibutuhkan 2 macam teknik pengukuran, pada anak berumur kurang

dari 2 tahun dengan posisi tidur terlentang (panjang supinasi) dan pada umur lebih

dari 2 tahun dengan posisi berdiri. Panjang supinasi umumnya 1 cm lebih panjang,

daripada tinggi berdiri pada anak yang sama meski diukur dengan teknik pengukuran

yang terbaik dan secara cermat.

Peningkatan nilai rata-rata TB orang dewasa suatu bangsa merupakan

indicator peningkatan kesejahteraan/kemakmuran (perbaikan gizi, perawatan

kesehatan, dan keadaan social ekonomi), jika potensi genetic belum tercapai secara

optimal. Demikian pula perkawinan sebagai akibat meluasnya migrasi ke bagian-

bagian lain di suatu negeri maupun di dunia, kemungkinan besar mempunyai andil

pula pada perubahan secular TB ini.

C. Lingkaran kepala

Lingkaran kepala mencerminkan volume intracranial. Dipakai untuk menaksir

pertumbuhan otak. Apabila otak tidak tumbuh normal maka kepala akan kecil.

Sehingga pada LK yang lebih kecil dari normal (mikrosefali), maka menunjukkan

adanya retardasi mental. Sebaliknya kalau ada penyumbatan pada aliran cairan

serebrospinal pada hidrosefalus akan meningkatkan volume kepala, sehingga LK

lebih besar daripada normal. Sampai saat ini yang dipakai sebagai acuan untuk LK ini

adalah kurva LK dari Nellhaus yang diperoleh dari 14 penelitian di dunia, dimana

tidak terdapat perbedaan yang bermakna terhadap suku bangsa, ras, maupun secara

geografi.

Pertumbuhan LK yang paling pesat adalah pada 6 bulan pertama kehidupan,

yaitu dari 34 cm pada waktu lahir menjadi 44 cm pada umur 6 bulan. Sedangkan pada

umur 1 tahun 47 cm, 2 tahun 49 cm, dan dewasa 54 cm. oleh akrena itu manfaat

pengukuran LK terbatas pada 6 bulan pertama sampai 2 tahun karena pertumbuhan

otak yang pesat, kecuali diperlukan seperti pada kasus hidrosefalus.

LK kepala yang kecil pada umumnya disebabkan karena:

Variasi normal

Bayi kecil

Keturunan

Retardasi mental

Kraniostenosis

21

LK kepala yang besar pada umumnya disebabkan karena:

Variasi normal

Bayi besar

Hidranensefali

Tumor serebri

Keturunan

Efusi subdural

Hidrosefalus

Penyakit canavan

Megalensefali

D. Lingkaran lengan atas

Lingkaran lengan atas (LLA) mencerminkan tumbuh kembang jaringan lemak

dan otot yang tidak terpengaruh banyak oleh keadaan cairan tubuh dibandingkan

dengan berat badan. LLA dapat dipakai untuk menilai keadaan gizi/tumbuh kembang

pada kelompok umur prasekolah. Laju tumbuh lambat, dari 11 cm pada saat lahir

menjadi 16 cm pada umur 1 tahun. Selanjutnya tidak banyak berubah selama 1-3

tahun. Keuntungan penggunaan LLA ini adalah alatnya murah, bisa dibuat sendiri,

mudah dibawa, cepat penggunaannya, dan dapat digunakan oleh tenaga yang tidak

terdidik. Sedangkan kerugiannya adalah LLA hanya untuk identifikasi anak dengan

gangguan gizi/ pertumbuhan yang berat, sukar menentukan pertengahan LLA tanpa

menekan jaringan, dan hanya untuk anak umur 1-3 tahun, walaupun ada yang

mengatakan dapat untuk anak mulai umur 6 bulan s/d 5-6 tahun.

E. Lipatan kulit

Tebalnya lipatan kulit pada daerah triceps dan subskapularis merupakan

refleksi tumbuh kembang jaringan lemak di bawah kulit, yang mencerminkan

kecukupan energy. Dalam keadaan defisiensi, lipatan kulit menipis dan sebaliknya

menebal jika masukan energy berlebihan. Tebal lipatan kulit dimanfaatkan untuk

menilai terdapatnya keadaan gizi lebih, khususnya pada kasus obesitas.

Denver Development Screening Test II (DDST II)

22

Fungsi: Digunakan untuk menaksir perkembangan personal social, motoric halus,

bahasa dan motoric kasal pada anak mulai umur 1 bulan sampai 6 tahun.

Catatan: Diberikan secara individual, dengan partisipasi aktif dari orang tua dan

pemeriksa

DDST adalah salah satu dari metode screening terhadap kelainan perkembangan anak,

test ini bukanlah test diagnosa atau test IQ. DDST memenuhi semua persyaratan yang

diperlukan untuk metode screening yyang aik. Test ini mudah dan cepat (15-20menit),

dapat diandalkan dan menunjukkan validitas yang baik. Dari beberapa pelitian yang

pernah dilakukan ternyata DDST secara efektif dapat mengidentifikasikan 85-100%

bayi dan anak prasekolah yang mengalami keterlambatan perkembangan, dan pada

follow up selanjutnya ternyata 89% dari kelompok DDST abnormal mengalami

kegagalan disekolah 5-6 tahun kemudian.

Tetapi dari penelitian Borrowitz (1986) menunjukkan bahwa DDST tidak dapat

mengidentifikasikan lebih dari separuh anak dengan kelainan bicara. Frankenburg

melakukan revisi dan standarisasi kembali DDST dan juga tugas perkembangan pada

sektor bahasa ditambah, yang kemudian hasil revisi DDST yang dinamakan Denver II

DDST II terdiri atas 125 butir, yang terbagi atas 4 bagian yaitu

a. Aspek perkembangan yang dinilai

Semua tugas perkembangan itu disusun berdasarkan urutan perkembangan dan

diatur dalam 4 kelompok besar yang disebut sektor perkembangan, yang

meliputi:

Personal social (perilaku sosial)

Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi

dan berinteraksi dengan lingkungannya.

Fine motor adaptive (gerak motor halus)

Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati

sesuatu, melakukan gerak yang melibatkan bagian-bagian tubuh

tertentu dan dilakukan otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi

yang cermat.

Language (bahasa)

23

Kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara, mengikuti

perintah dan berbicara spontan.

Gross motor (gerak motor kasar)

Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh.

Semua tugas (kemampuan) digambarkan dalam bentuk kotak persegi panjang

horizontal yang berurutan menurut umur dalam lembar DDST. Pada umumnya

pada waktu tes, tugas yang perlu diperiksa pada setiap kali skrining hanya

berkisar antara 25-30 tugas saja, sehingga tidak memakan waktu lama hanya

sekitar 15-20 menit saja.

b. Alat yang digunakan

Alat peraga: benang wol merah, kismis/manik-manik, kubus warna

merah-kuning-hijau-biru, permainan anak, botol kecil, bola tenis, bel

kecil, kertas dan pensil.

Lembar formulir DDST

Buku petunjuk sebagai referensi yang menjelaskan cara-cara

melakukan tes dan cara penilaiannya.

c. Prosedur DDST terdiri dari 2 tahap, yaitu:

Tahap pertama: secara periodik dilakukan pada semua anak berusia 3-6

bulan, 9-12 bulan, 18-24 bulan, 3 tahun, 4 tahun, 5 tahun.

Tahap kedua: dilakukan pada mereka yang dicurigai adanya hambatan

perkembangan pada tahap pertama, kemudian dilanjutkan dengan

evaluasi diagnostik yang lengkap.

d. Penilaian

Dari buku petunjuk terdapat penjelasan tentang bagaimana melakukan

penilaian, apakah lulus (Passed=P), gagal (Fail=F), ataukah anak tidak

mendapat kesempatan melakukan tugas (No Opportunity=NO). Kemudian

ditarik garis berdasarkan umur kronologis yang memotong garis horizontal

tugas perkembangan pada formulir DDST. Setelah itu dihitung pada masing-

masing sektor, berapa yang P dan berapa yang F, selanjutnya berdasarkan

pedoman, hasil tes diklasifikasi dalam normal , abnormal, meragukan

(questionable) dan tidak dapat dites (untestable).

Abnormal

24

Bila didapatkan 2 atau lebih keterlambatan, pada 2 sektor atau lebih.

Bila dalam 1 sektor atau lebih didapatkan 2 atau lebih keterlambatan

ditambah dengan 1 sektor atau lebih dengan keterlambatan dan pada

sector yang sama tersebut tidak ada yang lulus pada kotak yang

berpotongan dengan garis vertical usia.

Meragukan

Bila pada 1 sektor didapatkan 2 keterlambatan atau lebih. Bila pada 1

sektor atau lebih didapatkan 1 keterlambatan dan pada sector yang

sama tidak ada yang lulus pada kotak yang perpotongan dengan garis

vertical usia.

Tidak dapat dites

Apabila terjadi penolakan yang menyebabkan hasil tes menjadi

abnormal atau meragukan.

Normal

Semua yang tidak tercantum dalam kategori diatas

Dalam pelaksanaan skrining dengan DDST ini, umur anak perlu ditetapkan

terlebih dahulu, dengan menggunakan patokan 30 hari untuk satu bulan dan 12

bulan untuk satu tahun. Bila dalam perhitungan umur kurang dari 15 hari

dibulatkan ke bawah dan sama dengan atau lebih dari 15 hari dibulatkan ke

atas.

Perhitungan umur adalah sebagai berikut:

Misalnya Budi lahir pada tanggal 23 Mei 1992 hari kehamilan yang cukup

bulan dan tes dilakukan pada tanggal 5 Oktober 1994, maka perhitungannya

sebagai berikut:

1994-10-3 (saat tes dilakukan)

1992-5-23 (tanggal lahir Budi)

Umur budi 2-4-12 = 2 tahun 4 bulan 12 hari, karena 12 hari adalah lebih kecil

dari 15 hari maka di bulatkan ke bawah, sehingga umur budi adalah 2 tahun 4

bulan. Kemudian garis umur ditarik vertical pada formulir DDST yang

memotong kotak-kotak tugas perkembangan pada ke-4 sektor. Tugas-tugas

yang terletak disebelah kiri garis itu, pada umumnya telah dapat dikerjakan

oleh anak-anak seusia Budi (2 tahun 4 bulan). Apabila Budi gagal

mengerjakan tugas-tugas tersebut (F), maka berarti suatu keterlambatan pada

tugas tersebut. Bila tugas-tugas yang gagal dikerjakan berada pada kotak yang

25

terpotong oleh garis vertikal umur, maka ini bukan suatu keterlambatan,

karena pada control lebih lanjut masih mungkin terdapat perkembangan lagi.

Begitu pula pada kotak-kotak disebelah kanan garis umur.

Pada ujung kotak sebelah kiri terdapat kode-kode R dan nomor. Kalau terdapat

kode R maka tugas perkembangan cukup ditanyakan pada orang tuanya,

sedangkan bila terdapat kode nomor maka tugas perkembangan dites sesuai

petunjuk dibalik formulir

Agar lebih cepat melaksanakan skrining, maka dapat digunakan tahap

praskrining dengan menggunakan:

DDST short form, yang masing-masing sector hanya diambil 3 tugas

(sehingga seluruhnya ada 12 tugas) yang ditanyakan pada ibunya. Bila

didapatkan salah satu gagal atau ditolak, maka dianggap “suspect” dan

perlu dilanjutkan dengan DDST lengkap.

PDQ (Pra-screening Developmental Questionnaire)

Bentuk kuesioner ini digunakan bagi orangtua yang berpendidikan

SLTA keatas. Dapat diisi orantua di rumah atau pada saat menunggu di

klinik. Dipilih 10 pertanyaan pada kuesioner yang sesuai dengan umur

anak. Kemudian dinilai berdasarkan criteria yang sdudah ditentukan,

dan pada kasus yang dicurigai dilakukan tes DDST lengkap.

Rekomendasi untuk rujukan tes Suspect dan Untestable:

Skrining ulang pada 1 sampai 2 minggu untuk mengesampingkan faktor temporer5

Penatalaksanaan

ASI (Air Susu Ibu)

Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, pemberian ASI adalah periode

ekstragestasi dengan payudara sebagai plasenta eksternal, karena payudara

menggantikan fungsi plasenta tidak hanya memberikan nutrisi bagi bayi, tetapi juga

sangat memiliki arti dalam perkembangan anak karena seolah-olah hubungan anak-

ibu tidak terputus begitu ia dilahirkan di dunia.

Keunggulan dan manfaat menyusui dapat dilihat dari beberapa aspek yaitu:

aspek gizi, aspek imunologik, aspek psikologi, aspek kecerdasan, neurologis,

26

ekonomis dan aspek penundaan kehamilan.

1.Aspek Gizi.

Manfaat Kolostrum

• Kolostrum mengandung zat kekebalan terutama IgA untuk melindungi bayi dari

berbagai penyakit infeksi terutama diare.

• Jumlah kolostrum yang diproduksi bervariasi tergantung dari hisapan bayi pada hari-

hari pertama kelahiran. Walaupun sedikit namun cukup untuk memenuhi kebutuhan

gizi bayi. Oleh karena itu kolostrum harus diberikan pada bayi.

• Kolostrum mengandung protein,vitamin A yang tinggi dan mengandung karbohidrat

dan lemak rendah, sehingga sesuai dengan kebutuhan gizi bayi pada hari-hari pertama

kelahiran.

• Membantu mengeluarkan mekonium yaitu kotoran bayi yang pertama berwarna

hitam kehijauan.

Komposisi ASI

• ASI mudah dicerna, karena selain mengandung zat gizi yang sesuai, juga

mengandung enzim-enzim untuk mencernakan zat-zat gizi yang terdapat dalam ASI

tersebut.

• ASI mengandung zat-zat gizi berkualitas tinggi yang berguna untuk pertumbuhan

dan perkembangan kecerdasan bayi/anak.

• Selain mengandung protein yang tinggi, ASI memiliki perbandingan antara Whei

dan Casein yang sesuai untuk bayi. Rasio Whei dengan Casein merupakan salah satu

keunggulan ASI dibandingkan dengan susu sapi. ASI mengandung whey lebih banyak

yaitu 65:35. Komposisi ini menyebabkan protein ASI lebih mudah diserap.

Sedangkan pada susu sapi mempunyai perbandingan Whey :Casein adalah 20 : 80,

sehingga tidak mudah diserap.

Komposisi Taurin, DHA dan AA pada ASI

• Taurin adalah sejenis asam amino kedua yang terbanyak dalam ASI yang berfungsi

sebagai neuro-transmitter dan berperan penting untuk proses maturasi sel otak.

Percobaan pada binatang menunjukkan bahwa defisiensi taurin akan berakibat

terjadinya gangguan pada retina mata.

• Decosahexanoic Acid (DHA) dan Arachidonic Acid (AA) adalah asam lemak tak

27

jenuh rantai panjang (polyunsaturated fatty acids) yang diperlukan untuk

pembentukan sel-sel otak yang optimal. Jumlah DHA dan AA  dalam ASI sangat

mencukupi untuk menjamin pertumbuhan dan kecerdasan anak. Disamping itu DHA

dan AA dalam tubuh dapat dibentuk/disintesa dari substansi pembentuknya

(precursor) yaitu masing-masing dari Omega 3 (asam linolenat) dan Omega 6 (asam

linoleat).

2. Aspek Imunologik

• ASI mengandung zat anti infeksi, bersih dan bebas kontaminasi.

• Immunoglobulin A (Ig.A) dalam kolostrum atau ASI kadarnya cukup tinggi.

Sekretori Ig.A tidak diserap tetapi dapat melumpuhkan bakteri patogen E. coli dan

berbagai virus pada saluran pencernaan.

• Laktoferin yaitu sejenis protein yang merupakan komponen zat kekebalan yang

mengikat  zat besi di saluran pencernaan.

• Lysosim, enzym yang melindungi bayi terhadap bakteri (E. coli dan salmonella) dan

virus. Jumlah lysosim dalam ASI 300 kali lebih banyak daripada susu sapi.

• Sel darah putih pada ASI pada 2 minggu pertama lebih dari 4000 sel per mil. Terdiri

dari 3 macam yaitu: Brochus-Asociated Lympocyte Tissue (BALT) antibodi

pernafasan, Gut Asociated Lympocyte Tissue (GALT) antibodi  saluran pernafasan,

dan Mammary Asociated Lympocyte Tissue (MALT) antibodi jaringan payudara ibu.

• Faktor bifidus, sejenis karbohidrat yang mengandung nitrogen, menunjang

pertumbuhan bakteri lactobacillus bifidus. Bakteri ini menjaga keasaman flora usus

bayi dan berguna untuk menghambat pertumbuhan bakteri yang merugikan.

3. Aspek Psikologik

• Rasa percaya diri ibu untuk menyusui : bahwa ibu mampu menyusui dengan

produksi ASI yang mencukupi untuk bayi. Menyusui dipengaruhi oleh emosi ibu dan

kasih saying terhadap bayi akan meningkatkan produksi hormon terutama oksitosin

yang pada akhirnya akan meningkatkan produksi ASI.

• Interaksi Ibu dan Bayi: Pertumbuhan dan perkembangan psikologik bayi tergantung

pada kesatuan ibu-bayi tersebut.

• Pengaruh kontak langsung ibu-bayi : ikatan kasih sayang ibu-bayi terjadi karena

berbagai rangsangan seperti sentuhan kulit (skin to skin contact). Bayi akan merasa

aman dan puas karena bayi merasakan kehangatan tubuh ibu dan mendengar denyut

28

jantung ibu yang sudah dikenal sejak bayi masih dalam rahim.

4. Aspek Kecerdasan

• Interaksi ibu-bayi dan kandungan nilai gizi ASI sangat dibutuhkan untuk

perkembangan system syaraf otak yang dapat meningkatkan kecerdasan bayi.

• Penelitian menunjukkan bahwa IQ pada bayi yang diberi ASI memiliki IQ point 4.3

point lebih tinggi pada usia 18 bulan, 4-6 point lebih tinggi pada usia 3 tahun, dan 8.3

point lebih tinggi pada usia 8.5 tahun, dibandingkan dengan bayi yang tidak diberi

ASI.

5. Aspek Neurologis

• Dengan menghisap payudara, koordinasi syaraf menelan, menghisap dan bernafas

yang terjadi pada bayi baru lahir dapat lebih sempurna.

6. Aspek Ekonomis

• Dengan menyusui secara eksklusif, ibu tidak perlu mengeluarkan biaya untuk

makanan bayi sampai bayi berumur 4 bulan. Dengan demikian akan menghemat

pengeluaran rumah tangga untuk membeli susu formula dan peralatannya.

7. Aspek Penundaan Kehamilan

• Dengan menyusui secara eksklusif dapat menunda haid dan kehamilan, sehingga

dapat digunakan sebagai alat kontrasepsi alamiah yang secara umum dikenal sebagai

Metode Amenorea Laktasi (MAL).3

Imunisasi

Tabel 1. Jadwal Imunisasi7

29

Imunisasi adalah pemberian vaksin untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu.

Vaksin adalah suatu obat yang diberikan untuk membantu mencegah suatu penyakit.

Vaksin membantu tubuh untuk menghasilkan antibodi. Antibodi ini berfungsi

melindungi terhadap penyakit. Vaksin tidak hanya menjaga agar anak tetap sehat,

tetapi juga membantu membasmi penyakit yang serius yang timbul pada masa kanak-

kanak. Vaksin secara umum cukup aman. Keuntungan perlindungan yang diberikan

vaksin jauh lebih besar daripada efek samping yang mungkin timbul. Dengan adanya

vaksin maka banyak penyakit masa kanak-kanak yang serius, yang sekarang ini sudah

jarang ditemukan.6

Penutup

Gangguan pertumbuhan dan perkembangan yang dialami seorang bayi

perempuan disebabkan oleh berbagai macam faktor. Dari gizi, keluarga, dan juga

lingkungan tempat dia tinggal. Dengan ASI beserta makanan penunjang, disertai

dengan imunisasi yang tepat dapat meningkatkan standar gizi bayi tersebut.

Daftar Pustaka

1. Kliegman R, Bonita, Stanton, St Geme J. Schor N, Behrman RE. Nelson

textbook of pediatric. 19th ed. Philadelphia: Sauders.2011;p.44-5.

2. Rudolph AM, Hoffman JIE, Rudolph CD. Buku ajar pediatric Rudolph. Edisi

20. Jakarta: EGC Penerbit Buku Kedokteran. 2006.

3. Tasker R, McClure R, Acerini C. Oxford handbook of paediatrics. New York:

Oxford University Press. 2008;p.460.

4. Schwartz MW. Pedoman klinis pediatric. Jakarta: EGC Penerbit Buku

Kedokteran.2005.

5. Hidayat AAA. Asuhan neonatus, bayi, dan balita: buku praktikum mahasiswa

kebidanan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran. 2009;h.14-7.

30