Pertemuan Pertama - Esa Unggul University · Web viewDeklarasi Hakhak Asasi Manusia (1948) dan Dua...

160
MATERI 1 PENDAHULUAN A. PENGANTAR Bab Pertama ini mengajak mahasiswa untuk memahami bahwa sebagai intelektual, maka meneliti merupakan suatu keharusan.Mahasiswa di ajarkan bahwa manusia memiliki rasa penasaran, memiliki rasa ingin tahu. Manusia juga di dalam kehidupan, pasti memiliki masalah, oleh karenanya perlu di carikan solusi tepat guna untuk membantu manusia yang mengalami masalah tersebut keluar dari masalah yang menimpanya. Oleh karenanya kemampuan untuk melakukan penelitian adalah hal yang mutlak dimiliki oleh civitas akademia, dalam upayanya mencari jawaban atas masalah yang ada. Sehingga dengan kemampuan penelitian yang dimiliki, diharapkan mahasiswa dapat berguna bagi orang lain dan dirinya sendiri. B. KOMPETENSI DASAR 1. Mahasiswa mampu memahami manfaat dan peranan dari metodologi penelitian 1

Transcript of Pertemuan Pertama - Esa Unggul University · Web viewDeklarasi Hakhak Asasi Manusia (1948) dan Dua...

Page 1: Pertemuan Pertama - Esa Unggul University · Web viewDeklarasi Hakhak Asasi Manusia (1948) dan Dua Perjanjian (Covenant) yang diterima di PBB pada tahun 1966, menunjukkan bahwa hak-hak

MATERI 1

PENDAHULUAN

A. PENGANTAR

Bab Pertama ini mengajak mahasiswa untuk memahami bahwa sebagai intelektual,

maka meneliti merupakan suatu keharusan.Mahasiswa di ajarkan bahwa manusia

memiliki rasa penasaran, memiliki rasa ingin tahu. Manusia juga di dalam kehidupan,

pasti memiliki masalah, oleh karenanya perlu di carikan solusi tepat guna untuk

membantu manusia yang mengalami masalah tersebut keluar dari masalah yang

menimpanya. Oleh karenanya kemampuan untuk melakukan penelitian adalah hal

yang mutlak dimiliki oleh civitas akademia, dalam upayanya mencari jawaban atas

masalah yang ada. Sehingga dengan kemampuan penelitian yang dimiliki, diharapkan

mahasiswa dapat berguna bagi orang lain dan dirinya sendiri.

B. KOMPETENSI DASAR

1. Mahasiswa mampu memahami manfaat dan peranan dari metodologi penelitian

2. Mahasiswa tergerak untuk melakukan penelitian sederhana.

C. KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN

1. Mahasiswa mampu menjelaskan manfaat dan peranan dari metodologi penelitian.

2. Mahasiswa mampu membuat penelitian sederhana.

D. KEGIATAN PEMBELAJARAN

1. Pembelajaran diselenggarakan untuk memahami materi 1 dengan pendekatan

contextual Instruction

1

Page 2: Pertemuan Pertama - Esa Unggul University · Web viewDeklarasi Hakhak Asasi Manusia (1948) dan Dua Perjanjian (Covenant) yang diterima di PBB pada tahun 1966, menunjukkan bahwa hak-hak

2. Untuk materi 1 mahasiswa mempelajari penjelasan materi mengenai konsep dasar

metode penelitian selama 90 menit.

3. Selanjutnya selama 60 menit, mahasiswa di ajak diskusi dan tanya jawab.

E. MATERI BELAJAR

Penelitian secara ilmiah dilakukan oleh manusia untuk menyalurkan hasrat ingin tahu

yang telah mencapai taraf ilmiah, yang disertai dengan suatu keyakinan bahwa setiap

gejala akan dapat ditelaah dan dicari hubungan sebab akibatnya.

Para mahasiswa di semester terakhir mendapat tugas akhir berupa penulisan karya

ilmiah yang untuk tingkatan Strata Satu (S1) disebut Skripsi. Sedangkan untuk para

mahasiswa Strata Dua (S2) tugas akhirnya disebut Tesis, dan untuk para mahasiswa

Strata Tiga (S3) tugas akhirnya disebut Disertasi.

Tujuan utama penulisan tugas akhir tersebut tentunya tidak lain antara lain adalah agar

mahasiswa memiliki kemampuan untuk menghasilkan sebuah tulisan ilmiah yang

menyajikan fakta yang ia temukan di lapangan mengenai gejala atau keadaan

masyarakat yang ditemukannya sebagai hasil penelitian di lapangan dan kemudian

penemuan itu dituliskan secara sistematis dan terstruktur sesuai dengan panduan

penulisan karya tulis ilmiah yang berlaku.

Untuk memperoleh tulisan ilmiah yang bermutu serta kesamaan kerangka pikir dan

mekanisme dalam penulisan skripsi, maupun karya tulis ilmiah maka mahasiswa

tingkat akhir memperoleh matakuliah Metode Penulisan Hukum atau yang lebih

dikenal dengan singkatan matakuliah MPH.

2

Page 3: Pertemuan Pertama - Esa Unggul University · Web viewDeklarasi Hakhak Asasi Manusia (1948) dan Dua Perjanjian (Covenant) yang diterima di PBB pada tahun 1966, menunjukkan bahwa hak-hak

Dengan matakuliah MPH ini diharapkan hasil karya tulis ilmiah mahasiswa maupun

skripsi yang dibuatnya dapat menunjukkan mutu atau kualitas dari sarjana

tersebut. Gagasan, ide kreatifitas, cerminan intelektual mahasiswa, dapat terlihat dari

penulisan Skripsi tersebut.

Akhirnya mahasiswa diharapkan mampu pula untuk membuat sebuah tulisan atau

essay yang merupakan analisis hasil pemikirannya secara baik dan benar sesuai

pedoman penulisan karya tulis ilmiah. Di dalam dunia akademik, salah itu wajar

namun ketidakjujuran adalah suatu hal yang tidak dapat ditolerir. Karena itu sebuah

tulisan yang ilmiah selain dinilai dari segi isinya atau mutu atau kualitas tulisannya,

akan dinilai juga segi estetika atau etika penulisannya. Tulisan yang bagus namun

tidak mencantumkan sumber kutipan, sama dengan plagiat atau mencontek dan

mencontek adalah suatu perbuatan yang tidak jujur yang tidak dapat ditolerir dalam

dunia pendidikan.

Karya Tulis Ilmiah merupakan rangkaian fakta yang berupa hasil pemikiran, gagasan,

peristiwa, gejala dan pendapat. Adapun persyaratan suatu tulisan untuk dapat

dikatakan sebagai karya tulis ilmiah adalah:

1. Menyajikan fakta obyektif secara sistematis atau menyajikan aplikasi hukum alam

pada situasi spesifik.

2. Ditulis secara cermat, tepat, benar, jujur dan tidak bersifat terkaan.

3. Harus disusun secara sistematis.

4. Menyajikan rangkaian sebab akibat yang mendorong pembaca untuk menarik

kesimpulan.

3

Page 4: Pertemuan Pertama - Esa Unggul University · Web viewDeklarasi Hakhak Asasi Manusia (1948) dan Dua Perjanjian (Covenant) yang diterima di PBB pada tahun 1966, menunjukkan bahwa hak-hak

5. Mengandung pandangan yang disertai dukungan dan pembuktian berdasarkan

suatu hipotesis.

6. Ditulis secara tulus.

Metodologi pada hakekatnya memberikan pedoman, tentang cara-cara seorang

ilmuwan mempelajari, menganalisa dan memahami lingkungan-lingkungan yang

dihadapinya.

Metode dirumuskan, dengan kemungkinan sebagai berikut:

1. Suatu tipe pemikiran yang dipergunakan dalam penelitian dan penilaian.

2. Suatu teknik yang umum bagi ilmu pengetahuan.

3. Cara tertentu untuk melakukan suatu prosedur.

Peranan metodologi dalam penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan sebagai

berikut:

1. Menambah kemampuan para ilmuwan untuk mengadakan atau melaksanakan

penelitian secara lebih baik atau lebih lengkap.

2. Memberikan kemungkinan yang lebih besar, untuk meneliti hal-hal yang belum

diketahui.

3. Memberikan kemungkinan yang lebih besar untuk melakukan penelitian

multidisipliner.

4. Memberikan pedoman untuk mengorganisasikan serta mengintegrasikan

pengetahu-an, mengenai masyarakat.

4

Page 5: Pertemuan Pertama - Esa Unggul University · Web viewDeklarasi Hakhak Asasi Manusia (1948) dan Dua Perjanjian (Covenant) yang diterima di PBB pada tahun 1966, menunjukkan bahwa hak-hak

Tanpa metode atau metodologi seseorang peneliti tak akan mungkin mampu untuk

menemukan, merumuskan, menganalisa maupun memecahkan masalah-masalah

tertentu, untuk mengungkapkan kebenaran.

Metodologi ilmu-ilmu sosial dapat memberikan jalan bagaimana caranya meneliti

faktor-faktor manusia yang benar-benar subyektif. Oleh karena itu diperlukan

metodologi yang bersifat interdisipliner agar diperoleh hasil yang selengkap mungkin

mengenai kehidupan manusia dalam masyarakat.

F. Evaluasi Belajar

1. Latihan

a. Soal

Jawablah latihan soal di bawah ini

1. Mengapa mahasiswa tingkat akhir harus membuat skripsi?

2. Selain skripsi, bentuk sebutkan bentuk karya tulis ilmiah lainnya.

b. Kunci jawaban

Jawablah latihan di atas dengan singkat dan jelas kemudian cocokkan jawaban

anda dengan materi yang telah dipelajari.

5

Page 6: Pertemuan Pertama - Esa Unggul University · Web viewDeklarasi Hakhak Asasi Manusia (1948) dan Dua Perjanjian (Covenant) yang diterima di PBB pada tahun 1966, menunjukkan bahwa hak-hak

MATERI II

PENGENALAN PENELITIAN

A. PENGANTAR

Bab Kedua ini mengajak mahasiswa untuk mengenal lebih baik lagi mengenai hal-hal

yang berkaitan dengan penelitian. Seperti mengenal tujuan penelitian, ciri penelitian

ilmu sosial, macam-macam penelitian, sampai kepada rumus yang membantu peneliti

dalam melakukan penelitian. Dengan demikian diharapkan mahasiswa tidak lagi

mengalami kesulitan di dalam membuat skripsi sebagai tugas akhir mahasiswa tingkat

Strata Satu (S1).

B. KOMPETENSI DASAR

1. Mahasiswa mengetahui tujuan penelitian

2. Mahasiswa mengetahui macam-macam penelitian.

3. Mahasiswa mengetahui rumus penelitian sehingga mempermudah pembuatan

karya tulis ilmiah seperti skripsi.

C. KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN

1. Mahasiswa mampu menjelaskan tujuan dan macam-macam penelitian

2. Mahasiswa mampu menerapkan rumus penelitian di dalam pembuatan karya tulis

ilmiahnya.

D. KEGIATAN PEMBELAJARAN

1. Pembelajaran diselenggarakan untuk memahami materi 1 dengan pendekatan

contextual Instruction

6

Page 7: Pertemuan Pertama - Esa Unggul University · Web viewDeklarasi Hakhak Asasi Manusia (1948) dan Dua Perjanjian (Covenant) yang diterima di PBB pada tahun 1966, menunjukkan bahwa hak-hak

2. Untuk materi 1 mahasiswa mempelajari penjelasan materi mengenai konsep dasar

metode penelitian selama 90 menit.

3. Selanjutnya selama 60 menit, mahasiswa di ajak diskusi dan tanya jawab.

E. MATERI BELAJAR

Penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah yang berkaitan erat dengan analisa dan

konstruksi yang dilakukan secara metodologis, sistematis dan konsisten. Metodologis

berarti sesuai dengan metode atau cara tertentu. Sistematis adalah berdasarkan suatu

sistem. Konsisten berarti tidak adanya hal-hal yang bertentangan dalam suatu kerangka

tertentu.

Penelitian adalah merupakan suatu sarana pokok dalam pengembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi.

Penelitian bertujuan untuk mengungkapkan kebenaran secara sistematis,

metodologis dan konsisten dengan mengadakan analisa dan konstruksi.

Tujuan penelitian menurut Soerjono Soekanto:

1. a. Mendapatkan pengetahuan tentang suatu gejala sehingga dapat merumuskan

masalah.

b. Memperoleh pengetahuan yang lebih mendalam tentang suatu gejala, sehingga

dapat merumuskan hipotesa.

(bila penelitiannya merupakan penelitian eksplanatoris)

2. Untuk menggambarkan secara lengkap ciri-ciri / karakteristik dari:

a. suatu keadaan

7

Page 8: Pertemuan Pertama - Esa Unggul University · Web viewDeklarasi Hakhak Asasi Manusia (1948) dan Dua Perjanjian (Covenant) yang diterima di PBB pada tahun 1966, menunjukkan bahwa hak-hak

b. perilaku pribadi

c. perilaku kelompok.

3. a. Untuk mendapatkan keterangan tentang frekuensi peristiwa.

b. Memperoleh data mengenai hubungan antara suatu gejala dengan gejala lain.

(bila penelitiannya merupakan penelitian deskriptif)

4. Untuk menguji hipotesa.

(bila penelitiannya merupakan penelitian eksplanatoris)

Ciri-ciri Esensiil daripada penelitian ilmu-ilmu sosial, antara lain:

1. Penelitian dilakukan utk mendapatkan generalisasi perihal perilaku manusia dlm

kehidupan masyarakat;

2. Perilaku nyata dari manusia hanya timbul dan terjadi dalam situasi tertentu;

3. Tidak jarang situasi sosial yg dialami oleh manusia (obyek penelitian) tdk jauh

berbeda dg situasi sosial yg dialami oleh peneliti.

4. Pengetahuan yg diperoleh akan sangat berguna utk memahami perilaku manusia,

menarik pola tertentu, mengawasinya dan mengadakan evaluasi.

Macam-macam Penelitian:

1. Dilihat dari sifatnya

a. Penelitian Eksploratoris (menjelajah).

Dilakukan apabila pengetahuan tentang suatu gejala yang akan diselidiki masih

kurang sekali atau bahkan tidak ada. Penelitian ini pada umumnya dilakukan

terhadap masyarakat terasing. Untuk bidang antropologi.

b. Penelitian Deskriptif (menggambarkan).

8

Page 9: Pertemuan Pertama - Esa Unggul University · Web viewDeklarasi Hakhak Asasi Manusia (1948) dan Dua Perjanjian (Covenant) yang diterima di PBB pada tahun 1966, menunjukkan bahwa hak-hak

Dimaksudkan untuk memberikan data yang seteliti mungkin tentang manusia,

keadaaan atau gejala lainnya. Mempertegas hipotesa, memperkuat teori lama.

Memberikan gambaran terhadap peristiwa / gejala dalam masyarakat.

c. Penelitian Eksplanatoris.

Bila pengetahuan tentang suatu masalah sudah cukup. Untuk melakukan uji

hipotesa.

2. Dilihat dari sudut bentuknya

a. Penelitian diagnostik.

Dimaksudkan utk mendapatkan keterangan mengenai sebab-sebab terjadinya

suatu atau beberapa gejala.

b. Penelitian preskriptif.

Dimaksudkan utk mendapatkan saran-saran mengenai apa yang harus

dilakukan untuk mengatasi masalah.

c. Penelitian evaluatif.

Penelitian ini dilakukan pada umumnya untuk menilai program-program yang

dijalankan.

3. Dilihat dari tujuannya

1. Fact-finding.

Penelitian ini bertujuan untuk mencari atau mengungkapkan fakta – fakta yang

terdapat di masyarakat terhadap suatu permasalahan. Sebagai contoh adalah

penelitian mengenai pembauran di masyarakat pribumi dan tionghoa. Indonesia

memang tidak mengakui adanya diskriminasi. Namun faktanya di lapangan,

9

Page 10: Pertemuan Pertama - Esa Unggul University · Web viewDeklarasi Hakhak Asasi Manusia (1948) dan Dua Perjanjian (Covenant) yang diterima di PBB pada tahun 1966, menunjukkan bahwa hak-hak

faktanya di masyarakat, perbedaan sikap terhadap pribumi dan tionghoa masih

terjadi.

2. Problem finding.

Penelitian ini bertujuan untuk mencari permasalahan utama. Seperti contohnya,

perbedaan suku, etnis memang terjadi, tetapi yang menjadi permasalahan

utama mungkin bukan perbedaan suku atau etnisnya, yang menjadi

permasalahan utama mungkin adalah penghormatan atau pengakuan terhadap

suku bangsa lain.

3. Problem identification.

Pada penelitian ini, masalah – masalah yang ditemukan kemudian di

identifikasi dan di bahas satu per satu.

4. Problem solution.

Ini adalah tujuan penelitian pada umumnya. Yaitu mencari solusi atas

permasalahan. Memang pada dasarnya mengapa seseorang mengadakan atau

melakukan penelitian adalah dikarenakan dia ingin mencari pemecahan atas

masalah yang dia temukan.

4. Dilihat dari sudut penerapannya

1. Pure research. (penelitian dasar / fundamentil)

2. Problem-focused research.

Penelitian murni ditujukan untuk kepentingan pengembangan ilmu itu sendiri

atau teori maupun untuk keperluan pengembangan metodologi penelitian. Inti dari

penelitian ini adalah kaitan antara bidang teori dengan bidang praktis, dimana

10

Page 11: Pertemuan Pertama - Esa Unggul University · Web viewDeklarasi Hakhak Asasi Manusia (1948) dan Dua Perjanjian (Covenant) yang diterima di PBB pada tahun 1966, menunjukkan bahwa hak-hak

masalah-masalah ditentukan atas dasar kerangka teoritis yang sebenarnya

menghubungkan antara penelitian murni dengan penelitian terapan.

Penelitian terapan adalah penelitian yang tujuannya untuk memecahkan masalah-

masalah kemasyarakatan yang sfiatnya praktis.

Kadang-kadang penelitian dapat pula dibedakan pada dasar ilmu yang dipergunakan

dan metodologi yang diterapkan. Atas dasar ini dikenal penelitian monodisipliner,

multidisipliner dan interdisipliner,

Seorang sosiolog berusaha untuk memahami dan mengungkap perilaku orang-orang,

motifnya, apa arti perilaku tersebut bagi masing-masing. Hal-hal ini akan dapat dicapai

dengan cara mengamati perilaku manusia dan memahaminya atau juga dengan cara

mengadakan identifikasi terhadap motif dari perilaku tersebut.

Sampel dari beberapa cabang ilmu sosial adalah:

1. Antropologi, yang diteliti pada umumnya mengenai:

a. cara hidup manusia.

b. manusia purba

c. ras manusia

d. budaya manusia

e. perubahan budaya

2. Sosiologi

a. populasi

b. kelompok-kelompok manusia

11

Page 12: Pertemuan Pertama - Esa Unggul University · Web viewDeklarasi Hakhak Asasi Manusia (1948) dan Dua Perjanjian (Covenant) yang diterima di PBB pada tahun 1966, menunjukkan bahwa hak-hak

c. perubahan sosial kemasyarakatan

3. Ilmu Politik

a. konstitusi pemerintahan

b. kekuasaan

c. hukum-hukum

d. kebijakan politik

4. Sejarah

a. peristiwa-peristiwa penting

b. faktor-faktor alami

c. faktor-faktor politik

d. faktor-faktor ekonomi

e. faktor-faktor sosial

5. Pendidikan

a. proses belajar mengajar

b. bimbingan dan konseling

c. pengelolaan kelembagaan

d. sosio-kultural pendidikan

e. dinamika sumber daya manusia pendidikan

Cara tersebut di atas dilakukan melalui tahap-tahap sebagai berikut:

1. Peneliti harus dapat membayangkan bagaimana reaksi individu dalam menghadapi

situasi tertentu.

2. Peneliti harus dapat membayangkan motif apa yang ada dibalik reaksi tersebut

3. Peneliti harus dapat mengadakan konstruksi terhadap perilaku nyata yang timbul.

12

Page 13: Pertemuan Pertama - Esa Unggul University · Web viewDeklarasi Hakhak Asasi Manusia (1948) dan Dua Perjanjian (Covenant) yang diterima di PBB pada tahun 1966, menunjukkan bahwa hak-hak

Penelitian hukum merupakan suatu kegiatan ilmiah yang didasarkan pada metode,

sistematika dan pemikiran tertentu yang bertujuan untuk mempelajari satu atau

beberapa gejala hukum tertentu dengan jalan menganalisanya.

Melalui penelitian di bidang ilmu hukum, akan dapat mengungkapkan permasalahan-

permasalahan yang inherent, di dalam proses pembaharuan hukum, sehingga dapat

membuat suatu gambaran mengenai keadaan hukum yang sesungguhnya dalam

masyarakat atau dapat menunjukkan ke arah mana sebaiknya hukum dibina

berhubungan dengan perubahan-perubahannya di dalam masyarakat.

Penelitian hukum akan sangat berharga sekali bagi perumusan politik hukum yang

tepat dan serasi, juga memungkinkan terbentuknya perundang-undangan untuk

melaksanakan program modernisasi dengan memperhitungkan kenyataan-kenyataan

dalam masyarakat.

Dengan demikian di kalangan ilmu hukum penelitian memberikan bahan-bahan bagi

mereka yang berperan untuk menyusun program pembaharuan hukum. Inilah salah

satu kegunaan penelitian ilmu hukum.

Tujuan utama kerja ilmiah atau kerja penelitian adalah untuk menemukan kebenaran,

merumuskan teori, merumuskan prinsip-prinsip atau dalil-dalil, baik yang langsung

maupun yang tidak langsung mempunyai nilai kemaslahatan bagi kehidupan manusia.

Proses kerja ilmiah secara umum terdiri dari enam langkah, yaitu:1

1. Memilih dan merumuskan masalah.

1 Ibid hal. 51.

13

Page 14: Pertemuan Pertama - Esa Unggul University · Web viewDeklarasi Hakhak Asasi Manusia (1948) dan Dua Perjanjian (Covenant) yang diterima di PBB pada tahun 1966, menunjukkan bahwa hak-hak

2. Mengumpulkan bahan yang relevan.

3. Menyusun rancangan penelitian.

4. Mengembangkan instrumen penelitian dan mengumpulkan data.

5. Menganalisis dan menafsirkan data,

6. Menyusun laporan penelitian.

Penulisan karya tulis ilmiah memerlukan persyaratan baik formal maupun materiil.

Persyaratan formal menyangkut kebiasaan yang harus diikuti dalam penulisan,

sedangkan persyaratan materiil menyangkut isi tulisan. Sebuah tulisan akan mudah

difahami dan menarik apabila isi dan cara penulisannya memenuhi persyaratan dan

kebiasaan umum.

Dalam penelitian ini juga berlaku rumus 5 W + 1 H, yaitu:

1. WHAT (Apa yang akan diteliti?)

2. WHEN (Kapan penelitian dilakukan?)

3. WHERE (Dimana penelitian dilakukan?)

4. WHO (Siapa yang akan diteliti?)

5. WHY (Mengapa hal tersebut layak diteliti?)

Dan HOW (Bagaimana cara menelitinya?)

14

Page 15: Pertemuan Pertama - Esa Unggul University · Web viewDeklarasi Hakhak Asasi Manusia (1948) dan Dua Perjanjian (Covenant) yang diterima di PBB pada tahun 1966, menunjukkan bahwa hak-hak

F. Evaluasi Belajar

1. Latihan

a. Soal

Jawablah latihan soal di bawah ini

1. Buatlah sebuah tulisan pendek yang merupakan penelitian sederhana,

dengan menerapkan rumus 5 w + 1 H.

2. Jelaskan perbedaan penelitian murni dan penelitian terapan.

b. Kunci jawaban

Jawablah latihan di atas dengan singkat dan jelas kemudian cocokkan jawaban

anda dengan materi yang telah dipelajari.

15

Page 16: Pertemuan Pertama - Esa Unggul University · Web viewDeklarasi Hakhak Asasi Manusia (1948) dan Dua Perjanjian (Covenant) yang diterima di PBB pada tahun 1966, menunjukkan bahwa hak-hak

MATERI III

BENTUK PENELITIAN NORMATIF DAN

BENTUK PENELITIAN EMPIRIS

A. PENGANTAR

Bab Ketiga ini mengajak mahasiswa untuk mengenal lebih detil lagi mengenai

perbedaan penelitian normatif dan penelitian empiris. Dengan demikian diharapkan

mahasiswa dapat menentukan pilihan, akan menggunakan bentuk penelitian yang

mana di dalam penulisan skripsinya.

B. KOMPETENSI DASAR

1. Mahasiswa mengetahui metode penelitian normatif

2. Mahasiswa mengetahui metode penelitian empiris.

C. KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN

1. Mahasiswa mampu menjelaskan metode penelitian normatif

2. Mahasiswa mampu menjelaskan metode penelitian empiris.

D. KEGIATAN PEMBELAJARAN

1. Pembelajaran diselenggarakan untuk memahami materi 1 dengan pendekatan

contextual Instruction

2. Untuk materi 1 mahasiswa mempelajari penjelasan materi mengenai konsep dasar

metode penelitian selama 90 menit.

3. Selanjutnya selama 60 menit, mahasiswa di ajak diskusi dan tanya jawab.

16

Page 17: Pertemuan Pertama - Esa Unggul University · Web viewDeklarasi Hakhak Asasi Manusia (1948) dan Dua Perjanjian (Covenant) yang diterima di PBB pada tahun 1966, menunjukkan bahwa hak-hak

E. MATERI BELAJAR

Penelitian dapat dibedakan antara penelitian normatif dan penelitian empiris. Pada

penelitian normatif yang diteliti hanya bahan pustaka atau data sekunder yang

mungkin mencakup bahan hukum primer, sekunder dan tertier. Pada penelitian empiris

maka yang diteliti pada awalnya adalah data sekunder untuk kemudian dilanjutkan

dengan penelitian terhadap data primer di lapangan atau terhadap masyarakat.

Penelitian normatif disebut juga Penelitian Kepustakaan (Library Research),

adalah penelitian yang dilakukan dengan cara menelusuri atau menelaah dan

menganalisis bahan pustaka atau bahan dokumen siap pakai. Dalam penelitian bentuk

ini dikenal sebagai Normatif Research, dan jenis data yang diperoleh disebut data

sekunder. Kegiatan yang dilakukan adalah dengan membaca, dan membuat

rangkuman dari buku acuan. Jenis kegiatan ini lazim dilakukan dalam penelitian

normatif atau penelitian doktrinal.

Penelitian Empiris dikenal juga sebagai Penelitian Lapangan (Field Research)

adalah pengumpulan materi atau bahan penelitian yang harus diupayakan atau dicari

sendiri oleh karena belum tersedia. Kegiatan yang dilakukan dapat berbentuk membuat

pedoman wawancara dan diikuti dengan mencari serta mewawancarai para informan,

menyusun kuisioner dan kemudian mengedarkan kuisioner itu pada responden,

melakukan pengamatan (observasi),

Untuk mempertinggi kebenaran hasil penelitian kualitatif dalam proses pengolahan

data kualitatif digunakan prinsip-prinsip tertentu, yaitu:2

1. Credibility, yaitu meningkatkan ketelitian selama proses penelitian.

2. dependability, yaitu mempertahankan konsistensi proses kerja pengumpulan data,

membentuk dan menggunakan konsep, menafsirkan data dan audit trial.

2 Sudarwan Danim, Metode Penelitian Untuk Ilmu-Ilmu Prilaku, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), Hal. 156

17

Page 18: Pertemuan Pertama - Esa Unggul University · Web viewDeklarasi Hakhak Asasi Manusia (1948) dan Dua Perjanjian (Covenant) yang diterima di PBB pada tahun 1966, menunjukkan bahwa hak-hak

3. conformability, yaitu meminta para ahli untuk menerima hasil penelitian dan

memeriksa secara teliti data yang terhimpun dan

4. transferability, yaitu bahwa hasil penelitian tidak dapat digeneralisasikan pada

lokasi lain, kecuali konteks dan situasi lapangannya sama atau mendekati sama.

F. Evaluasi Belajar

1. Latihan

a. Soal

Jawablah latihan soal di bawah ini

1. Buatlah tabel perbandingan antara penelitian normatif dan empiris. Yang

diperbandingkan adalah keuntungan dan kekurangan dari masing-masing

bentuk penelitian tersebut.

2. Anda dalam menulis skripsi akan menggunakan bentuk yang mana? Apa

alasannya?

b. Kunci jawaban

Jawablah latihan di atas dengan singkat dan jelas kemudian cocokkan jawaban

anda dengan materi yang telah dipelajari.

MATERI IV

DATA PENELITIAN

18

Page 19: Pertemuan Pertama - Esa Unggul University · Web viewDeklarasi Hakhak Asasi Manusia (1948) dan Dua Perjanjian (Covenant) yang diterima di PBB pada tahun 1966, menunjukkan bahwa hak-hak

A. PENGANTAR

Bab Keempat ini mengajak mahasiswa untuk mengenal lebih detil lagi mengenai

macam-macam data penelitian. Dengan demikian mahasiswa dapat menentukan

B. KOMPETENSI DASAR

1. Mahasiswa mengetahui permasalahan dalam pengumpulan data.

2. Mahasiswa mengetahui tipe data penelitian.

C. KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN

1. Mahasiswa mampu menjelaskan permasalahan dalam pengumpulan data.

2. Mahasiswa mampu menjelaskan tipe data penelitian.

D. KEGIATAN PEMBELAJARAN

1. Pembelajaran diselenggarakan untuk memahami materi 1 dengan pendekatan

contextual Instruction

2. Untuk materi 1 mahasiswa mempelajari penjelasan materi mengenai konsep dasar

metode penelitian selama 90 menit.

3. Selanjutnya selama 60 menit, mahasiswa di ajak diskusi dan tanya jawab.

E. MATERI BELAJAR

Dalam proses pengumpulan data, ada beberapa masalah pokok yang harus diselesaikan

terlebih dahulu.

1. Bagaimana memasuki ruang lingkup obyek penelitian

a. mengadakan kontak dengan pemimpin formil atau informil

19

Page 20: Pertemuan Pertama - Esa Unggul University · Web viewDeklarasi Hakhak Asasi Manusia (1948) dan Dua Perjanjian (Covenant) yang diterima di PBB pada tahun 1966, menunjukkan bahwa hak-hak

b. menjelaskan maksud penelitian

c. yang perlu diingat penelitian dilakukan untuk memahami perilaku, bukan untuk

menilainya.

d. Mengadakan penelitian pendahuluan agar diketahui kesulitan apa yang

dihadapinya dan bagaimana cara mengatasi kesulitan tersebut.

2. Bagaimana membuat catatan.

TIPE DATA & SUBKLASIFIKASINYA MENURUT H.L. MANHEIM:

1. Perilaku manusia

a. Perilaku verbal: Perilaku yang disampaikan secara lisan dan kemudian dicatat.

Misalnya: pencatatan hasil wawancara.

b. Perilaku nyata & ciri-cirinya yang dpt diamati. Misalnya interaksi antara dua

orang, ciri-ciri badaniah seseorang.

2. Hasil dari perilaku manusia

a. Peninggalan-peninggalan fisik.

b. Arsip

2) data sensus, statistik vital, otobiografi, catatan harian.

3) bahan mass media.

4) Inkripsi pada kuburan, data pasien dokter, kecelakaan pesawat terbang, dll.

3. Data simulasi

a. First level data.

Adalah data yang dapat dipercayai keakuratannya, karena data ini didapat dari

sumber pertama langsung.

20

Page 21: Pertemuan Pertama - Esa Unggul University · Web viewDeklarasi Hakhak Asasi Manusia (1948) dan Dua Perjanjian (Covenant) yang diterima di PBB pada tahun 1966, menunjukkan bahwa hak-hak

b. Second level data

Adalah data yang ke akuratannya kurang karena data ini didapat dari sumber

kedua. Bukan dari sumber pertama. Sehingga kesalahan penafsiran sangat

mungkin terjadi.

c. Third level data.

Adalah data yang keakuratannya masih perlu dipertanyakan, karena di dapat

dari sumber ketiga.

Data Penelitian

Jenis Data Dari Sumbernya

1. Data Primer diperoleh langsung dari masyarakat

- Alatnya: kuisioner (perlu responden) dan wawancara (perlu narasumber /

informan)

- Bagaimana kita dpt data tentang judi bila kita tidak judi.

- Bagaimana kita dapat data tentang wts bila tidak ke wts

2. Data Sekunder, data yang sudah jadi.

Ciri-ciri data sekunder:

1. Data sekunder pd umumnya dlm keadaan siap pakai & dpt dipergunakan dg

segera.

2. Bentuk & isi data sekunder telah dibentuk oleh peneliti terdahulu.

3. Tidak terbatas pada waktu & tempat.

Data sekunder dapat pula dibedakan berdasarkan:

1. Ruang lingkupnya, yang dibedaka antara

21

Page 22: Pertemuan Pertama - Esa Unggul University · Web viewDeklarasi Hakhak Asasi Manusia (1948) dan Dua Perjanjian (Covenant) yang diterima di PBB pada tahun 1966, menunjukkan bahwa hak-hak

a. Bahan hukum (legal documents), misalnya: undang-undang,

vonis, kontrak

b. Bahan non-hukum (non-legal documents), misalnya: majalah,

data statistik, buku

2. Tingkat realibilitasnya, yang dibedakan antara

a. Bersifat publik, misalnya surat keputusan menteri, data sensus.

b. Bersifat pribadi, misalnya biografi, catatan harian, surat pribadi,

3. Kekuatan mengikatnya, yang dibedakan antara

a. Bahan hukum primer atau sumber primer (primary sources), misalnya

UUD’45, undang-undang, peraturan pemerintah, keputusan menteri,

peraturan daerah, yurisprudensi, traktat.

b. Bahan hukum sekunder atau sumber sekunder (secondary sources),

misalnya Rancangan Undang-Undang, buku acuan, hasil penelitian,

penjelasan undang-undang.

c. Bahan hukum tersier, misalnya kamus hukum, kamus umum bahasa

Indonesia, kamus bahasa Inggris.

F. Evaluasi Belajar

1. Latihan

a. Soal

Jawablah latihan soal di bawah ini

1. Apa yang dimaksud dengan data primer dan apa yang dimaksud dengan

data sekunder?

2. Jelaskan mengenai data simulasi.

22

Page 23: Pertemuan Pertama - Esa Unggul University · Web viewDeklarasi Hakhak Asasi Manusia (1948) dan Dua Perjanjian (Covenant) yang diterima di PBB pada tahun 1966, menunjukkan bahwa hak-hak

b. Kunci jawaban

Jawablah latihan di atas dengan singkat dan jelas kemudian cocokkan jawaban

anda dengan materi yang telah dipelajari.

MATERI V

23

Page 24: Pertemuan Pertama - Esa Unggul University · Web viewDeklarasi Hakhak Asasi Manusia (1948) dan Dua Perjanjian (Covenant) yang diterima di PBB pada tahun 1966, menunjukkan bahwa hak-hak

TEMA, TOPIK & JUDUL

A. PENGANTAR

Sebelum memulai membuat sebuah karya tulis ilmiah, maka tahap pertama kali yang

dilakukan oleh penulis atau peneliti adalah menentukan Tema, menentukan Topik dan

membuat Judul. Oleh karena itu pada pertemuan Kelima ini, mahasiswa diberikan

pengetahuan mengenai apa yang dimaksud dengan Tema, Topik dan Judul.

B. KOMPETENSI DASAR

1. Mahasiswa mampu memahami apa yang dimaksud dengan Tema.

2. Mahasiswa mampu memahami apa yang dimaksud dengan Topik.

3. Mahasiswa mampu memahami apa yang dimaksud dengan Judul.

C. KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN

1. Mahasiswa mampu menjelaskan dan memberikan contoh dari sebuah Tema.

2. Mahasiswa mampu menjelaskan dan memberikan contoh dari sebuah Topik.

3. Mahasiswa mampu menjelaskan dan memberikan contoh dari sebuah Judul.

D. KEGIATAN PEMBELAJARAN

1. Pembelajaran diselenggarakan untuk memahami materi 1 dengan pendekatan

contextual Instruction

2. Untuk materi 1 mahasiswa mempelajari penjelasan materi mengenai konsep dasar

metode penelitian selama 90 menit.

3. Selanjutnya selama 60 menit, mahasiswa di ajak diskusi dan tanya jawab.

E. MATERI BELAJAR

24

Page 25: Pertemuan Pertama - Esa Unggul University · Web viewDeklarasi Hakhak Asasi Manusia (1948) dan Dua Perjanjian (Covenant) yang diterima di PBB pada tahun 1966, menunjukkan bahwa hak-hak

Penyusunan perencanaan penelitian hukum perlu dijelaskan mengenai metode analisa

yang akan diterapkan. Misalnya metode kualitatif atau metode kuantitatif.

Perencanaan penelitian seringkali disamakan dengan Proposal penelitian. Beberapa hal

yang penting yang perlu diperhatikan oleh penulis skripsi atau karya tulis ilmiah,

termasuk laporan penelitian, yaitu:

1. Topik.

2. Tema.

3. Judul.

4. Kerangka Karangan.

5. Bentuk Lahiriah.

6. Teknik Penulisan.

1. Topik

Topik pada dasarnya adalah suatu isu atau pokok persoalan dan sifatnya juga

masih umum serta abstrak. Misalnya adalah isu mengenai wanprestasi, ini adalah

topiknya, yang tentunya masih bersifat umum, pelanggaran perjanjian terhadap apa

masih belum jelas, oleh karenanya tadi dikatakan bahwa topik masih bersifat

umum dan abstrak. Sehingga langkah selanjutnya untuk membuat skripsi setelah

diketahui topiknya, adalah pembuatan judul skripsi. Dengan demikian dapat juga

dikatakan bahwa judul merupakan perwujudan spesifik dari topik. Topik

merupakan landasan yang dapat dipergunakan oleh seorang penulis untuk

menyampaikan maksudnya. Banyak hal yang dapat dipergunakan sebagai sumber

penentuan topik, misalnya pengalaman, keluarga, karier, alam sekitar, masalah

kemasyarakatan, kebudayaan, ilmu pengetahuan, cita-cita dan sebagainya. Dari

25

Page 26: Pertemuan Pertama - Esa Unggul University · Web viewDeklarasi Hakhak Asasi Manusia (1948) dan Dua Perjanjian (Covenant) yang diterima di PBB pada tahun 1966, menunjukkan bahwa hak-hak

bermacam-macam hal yang dapat dijadikan topik dalam menyusun karangan, maka

karangan dapat berbentuk:

a. Kisahan (Narasi): yaitu karangan yang berkenaan dengan rangkaian peristiwa

berdasarkan pengamatan atau observasi maupun pengalaman yang biasanya

tersusun secara kronologis.

b. Perian (Deskripsi): yaitu karangan yang melukiskan sesuatu sesuai dengan

keadaan sebenarnya, sehingga pembaca dapat mencintrai (melihat, mendengar,

mencium, merasakan) apa yang dilukiskan itu sesuai dengan citra penulisnya.

c. Paparan (Eksposisi): yaitu karangan yang berusaha menerangkan atau

menjelaskan pokok pikiran yang dapat memperluas pengetahuan pembaca

karangan itu.

d. Bahasan (Argumentasi): yaitu karangan yang berusaha memberikan alasan

untuk memperkuat atau menolak suatu pendapat, pendirian, atau gagasan.

Syarat-Syarat Perumusan Topik:

1. Topik harus menarik perhatian penulis.

Untuk dapat menghasilkan karangan yang baik dengan data yang lengkap,

seorang penulis harus memiliki topik yang menarik perhatiannya. Topik yang

tidak disenangi akan menimbulkan keengganan penulis dalam menyelesaikan

tulisan sehingga pencarian data dan informasi untuk melengkapi karangan akan

dilakukan dengan terpaksa.

2. Topik harus diketahui oleh penulis.

Seorang penulis sebelum memulai menulis seyogyanya sudah mempunyai

pengetahuan tentang hal-hal atau prinsip-prinsip dasar dari topik yang dipilih.

Berdasarkan prinsip-prinsip dasar tersebut, seorang penulis dapat

26

Page 27: Pertemuan Pertama - Esa Unggul University · Web viewDeklarasi Hakhak Asasi Manusia (1948) dan Dua Perjanjian (Covenant) yang diterima di PBB pada tahun 1966, menunjukkan bahwa hak-hak

mengembangkan tulisannya menjadi suatu tulisan menarik dengan cara

melengkapi tulisan tersebut melalui penelitian kepustakaan maupun penelitian

lapangan.

3. Topik yang dipilih sebaiknya:

a. Tidak terlalu baru.

Topik yang terlalu baru memang menarik untuk ditulis, akan tetapi

seringkali penulis mengalami hambatan dalam memperoleh data

kepustakaan yang akan dipakai sebagai landasan atau penunjang. Data

kepustakaan yang diperoleh mungkin terbatas pada berita dalam surat kabar

atau majalah populer.

b. Tidak terlalu teknis

Karangan yang terlalu teknis kurang dapat menonjolkan segi ilmiah.

Tulisan semacam ini biasanya bersifat sebagai petunjuk tentang bagaimana

tata cara melakukan sesuatu, tanpa mengupas teori-teori yang ada.

c. Tidak terlalu kontroversial.

Suatu tulisan yang mempunyai topik kontroversial menguraikan hal-hal

diluar hal yang menjadi pendapat umum. Tulisan semacam ini sering

menimbulkan permasalahan bagi penulisnya.

2. Tema

Menurut arti katanya, tema berarti “Sesuatu yang telah diuraikan” atau “sesuatu

yang telah ditempatkan.” Kata ini berasal dari kata Yunani “tithenai” yang berarti

“menempatkan” atau “meletakkan.” Pengertian tema dapat dibatasi sebagai: “Suatu

perumusan dari topik yang akan dijadikan landasan pembicaraan dan tujuan yang

akan dicapai melalui topik”

27

Page 28: Pertemuan Pertama - Esa Unggul University · Web viewDeklarasi Hakhak Asasi Manusia (1948) dan Dua Perjanjian (Covenant) yang diterima di PBB pada tahun 1966, menunjukkan bahwa hak-hak

Tema mempunyai dua pengertian yaitu:

1. Suatu pesan utama yang disampaikan oleh penulis melalui tulisannya.

2. Suatu perumusan dari topik yang akan dijadikan landasan pembicaraan dan

tujuan yang ingin dicapai.

Sebuah tulisan dikatakan baik apabila tema dikembangkan secara terinci dan jelas.

Adanya gagasan sentral, rincian yang teratur dan susunan kalimat yang jelas akan

menghasilkan karangan yang menarik dan enak dibaca. Disamping itu, seorang

penulis juga harus menampilkan keaslian tulisannya. Keaslian tersebut dapat

dilihat dari beberapa hal, misalnya:

1. Pokok permasalahan;

2. sudut pandang;

3. cara pendekatan; atau

4. gaya bahasa dan tulisannya.

3. Judul

Apabila topik dan tema sudah ditentukan, maka selanjutnya penulis merumuskan

judul karya tulisnya. Judul yang dirumuskan sifatnya tentatif, karena selama proses

penulisan ada kemungkinan judul berubah. Perumusan judul penelitian tidak jarang

dianggap sebagai sesuatu hal yang remeh. Hal itu mungkin disebabkan oleh karena

bagi beberapa pihak masalah tersebut merupakan pekerjaan yang agak sulit untuk

dilaksanakan. Sebenarnya perumusan suatu judul penelitian sedikit banyaknya

tergantung pada berhasil atau tidaknya seorang peneliti untuk mengabstraksikan

masalah yang ingin ditelitinya.Menurut Fisher, “masalah” diartikan sebagai:

28

Page 29: Pertemuan Pertama - Esa Unggul University · Web viewDeklarasi Hakhak Asasi Manusia (1948) dan Dua Perjanjian (Covenant) yang diterima di PBB pada tahun 1966, menunjukkan bahwa hak-hak

1. suatu kesulitan yang dirasakan oleh seseorang, atau

2. suatu perasaan yang tidak menyenangkan seseorang atas fenomena yang ada

atau terjadi

3. suatu ketidaksesuaian atau penyimpangan yang dirasakan atas “apa yang

seharusnya” dan “apa yang akan terjadi”

Faktor-faktor merumuskan judul

Apabila Topik dan Tema sudah ditentukan, penulis kemudian merumuskan judul

karya tulisnya. Judul yang dituliskan sifatnya tentatif, karena selama proses

penulisan ada kemungkinan judul berubah. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan

dalam merumuskan judul adalah sebagai berikut:

1. Judul hendaknya relevan dengan tema dan bagian-bagian dari tulisan tersebut.

2. Judul menimbulkan rasa ingin tahu seorang lain untuk membaca tulisan ini

(bersifat provokatif)

3. Judul tidak mempergunakan kalimat yang tidak terlalu panjang, jika judul

terlalu panjang, dapat dibuat judul utama dan judul tambahan (sub judul)

4. Judul harus memiliki independent variable (variable bebas) dan dependent

variable (variable terikat)

Jadi kalau hendak merumuskan suatu judul penelitian, maka sebaiknya judul

tersebut:

1. menggambarkan secara sederhana masalah yang akan diteliti, artinya judul

tersebut merupakan suatu refleksi daripada masalah yang akan diteliti.

2. judul penelitian sebaiknya dirumuskan secara singkat dan jelas.

29

Page 30: Pertemuan Pertama - Esa Unggul University · Web viewDeklarasi Hakhak Asasi Manusia (1948) dan Dua Perjanjian (Covenant) yang diterima di PBB pada tahun 1966, menunjukkan bahwa hak-hak

3. perlu diperhatikan penggunaan gaya bahasa yang baik serta pemakaian

bahasa yang didasarkan pada dasar-dasar gramatika yang baik pula.

4. tidak perlu dipergunakan kata-kata, istilah-istilah ataupun ungkapan-

ungkapan yang mengandung kiasan-kiasan.

F. Evaluasi Belajar

1. Latihan

a. Soal

Jawablah latihan soal di bawah ini

1. Jelaskan perbedaan Tema dan Topik! Sertakan pula contohnya.

2. Buatlah sebuah judul, dimana judul harus mencerminkan masalah, dan

mengandung dependen dan independen variable. Dari judul tersebut

sertakan pula dua pokok permasalahannya.

b. Kunci jawaban

Jawablah latihan di atas dengan singkat dan jelas kemudian cocokkan jawaban

anda dengan materi yang telah dipelajari.

30

Page 31: Pertemuan Pertama - Esa Unggul University · Web viewDeklarasi Hakhak Asasi Manusia (1948) dan Dua Perjanjian (Covenant) yang diterima di PBB pada tahun 1966, menunjukkan bahwa hak-hak

MATERI VI

PROPOSAL

A. PENGANTAR

Pada bagian ke-enam ini mahasiswa akan dibekali dengan pengetahuan mengenai

pembuatan proposal yang baik dan benar. Dalam pembuatan karya tulis ilmiah, seperti

Skripsi, Tesis dan Disertasi, bagian pertama yang harus dibuat di dalam sebuah

penelitian adalah penyusunan proposal. Bila proposal sudah dapat dibuat dengan baik,

maka seorang peneliti akan lebih mudah lagi dalam mengerjakan penelitiannya. Oleh

karena itu mahasiswa harus mengetahui bagian-bagian dari proposal.

B. KOMPETENSI DASAR

1. Mahasiswa mampu memahami bagian-bagian di dalam sebuah proposal.

2. Mahasiswa mampu memahami hal-hal teknis seputar pembuatan sebuah proposal

penelitian.

C. KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN

1. Mahasiswa mampu menjelaskan bagian-bagian sebuah proposal.

2. Mahasiswa mampu membuat sebuah proposal yang baik.

D. KEGIATAN PEMBELAJARAN

1. Pembelajaran diselenggarakan untuk memahami materi 1 dengan pendekatan

contextual Instruction

2. Untuk materi 1 mahasiswa mempelajari penjelasan materi mengenai konsep dasar

metode penelitian selama 90 menit.

31

Page 32: Pertemuan Pertama - Esa Unggul University · Web viewDeklarasi Hakhak Asasi Manusia (1948) dan Dua Perjanjian (Covenant) yang diterima di PBB pada tahun 1966, menunjukkan bahwa hak-hak

3. Selanjutnya selama 60 menit, mahasiswa di ajak diskusi dan tanya jawab.

E. MATERI BELAJAR

Di dalam melakukan penelitian, baik penelitian normatif maupun penelitian empiris

seyogianya diikuti pula langkah-langkah yang biasanya dianuti dalam penelitian ilmu-

ilmu sosial lainnya. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

1. Perumusan judul penelitian

2. Perumusan pengantar permasalahan

3. Perumusan masalah

4. Penegasan maksud dan tujuan

5. Penyusunan kerangka teoritis yang bersifat tentatif

6. Penyusunan kerangka konsepsional dan definisi-definisi operasional.

7. Perumusan hipotesa

8. Pemilihan / penetapan metodologi

9. Penyajian hasil-hasil penelitian

10. Analisa data yang telah dihimpun

11. Penyusunan suatu ikhtisar hasil-hasil penelitian

12. Perumusan kesimpulan

13. Penyusunan saran-saran

Dalam Proposal penelitian pembagiannya adalah sebagai berikut:

1. Pendahuluan.

Berisikan masalah yang akan diteliti. Peneliti harus dapat menjelaskan aspek-aspek

sejarah atau perkembangan masalah yang akan diteliti, mengapa masalah tersebut

dipilih sebagai hal yang akan diteliti.

32

Page 33: Pertemuan Pertama - Esa Unggul University · Web viewDeklarasi Hakhak Asasi Manusia (1948) dan Dua Perjanjian (Covenant) yang diterima di PBB pada tahun 1966, menunjukkan bahwa hak-hak

2. Tujuan Penelitian.

Tujuan penelitian pada hakekatnya mengungkapkan apa yang hendak dicapai oleh

peneliti.

3. Ulasan bahan bacaan

Ulasan bahan bacaan terutama ditujukan agar penelitian mempunyai pengetahuan

yang menyeluruh tentang aspek-aspek yang relevan dalam penelitian yang

dilakukan.

4. Kerangka teoritis & konsepsionil

Bagian ini merupakan inti dari usul penelitian, karena berisikan dasar-dasar

teoritisnya serta operasionalnya.

5. Metodologi

Latar Belakang Masalah

Suatu konsep latar belakang masalah biasanya mencakup pokok-pokok sebagai

berikut:

1. Situasi atau keadaan dimana diduga bahwa masalah yang ingin diteliti tadi timbul.

2. Alasan-alasan ataupun sebab-sebab mengapa peneliti ingin menelaah masalah-

masalah yang telah dipilihnya.

3. Hal-hal yang telah diketahui atau belum diketahui mengenai masalah yang akan

diteliti.

4. Pentingnya penelitian tersebut baik secara teoritis dan/atau secara praktis.

Permasalahan

Sumber untuk menemukan masalah:

1. Pengalaman pribadi

33

Page 34: Pertemuan Pertama - Esa Unggul University · Web viewDeklarasi Hakhak Asasi Manusia (1948) dan Dua Perjanjian (Covenant) yang diterima di PBB pada tahun 1966, menunjukkan bahwa hak-hak

2. Bahan bacaan. (Bahan yang didapat diperpustakaan; data sekunder)

Kesulitan merumuskan masalah:

1. Penelitian normatif

a. Kurang menguasai teori.

b. Tidak menemukan kekurangan teoritis dalam peraturan perundang-

undangan yang menjadi pusat perhatiannya

2. Penelitian sosiologis

a. Tidak semua masalah yang dihadapi dapat diuji secara empiris.

b. Tidak ada pengetahuan tentang sumber masalah yang dipilih.

c. Terlalu banyak masalah sehingga sulit menseleksi

d. Masalahnya menarik tetapi sukar untuk mendapatkan data,

e. Tidak ada tujuan tertentu dalam memilih suatu masalah.

Oleh sebab itu, maka di dalam memilih masalah hendaknya seorang peneliti

berpegang pada pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:

1. Apakah masalah tersebut berfaidah untuk dipecahkan?

2. Apakah masalah yang telah dipilih sudah sesuai dengan kerangka penelitian yang

diterapkan?

3. Apakah dituntut kemampuan-kemampuan khusus untuk memecahkan masalah

yang hendak diteliti?

4. Apakah metodologi dan teknik yang ada dapat membantu pemecahan masalah

yang hendak diteliti?

34

Page 35: Pertemuan Pertama - Esa Unggul University · Web viewDeklarasi Hakhak Asasi Manusia (1948) dan Dua Perjanjian (Covenant) yang diterima di PBB pada tahun 1966, menunjukkan bahwa hak-hak

Tujuan Penelitian

Pada bagian ini, peneliti menuliskan apa yang diharapkan atau sumbangan apa yang

sekiranya dapat penulis berikan pada penelitian tersebut. Pernyataan yang merupakan

harapan terjadi di masa depan disebut Tujuan Umum. Sedangkan pernyataan yang

tentang apa yang akan terjadi pada akhir penelitian disebut Tujuan Khusus. Tujuan

khusus harus dapat dijawab dalam Bab Penutup pada bagian Kesimpulan oleh penulis.

Kerangka Karangan

Agar penulis dapat menerangkan isi karangannya secara teratur dan terinci, diperlukan

suatu kerangka karangan. Kerangka karangan akan membantu penulis untuk menyusun

karangan yang logis dan teratur, karena kerangka karangan merupakan suatu rencana

kerja seorang penulis.

Untuk menyusun kerangka teori, seorang peneliti dapat menerapkan metode induktif

maupun metode deduktif. Metode induktif merupakan cara yang bertitik tolak pada

hal-hal yang khusus yang kemudian menarik kesimpulan umum. Sementara bila

metode deduktif adalah kebalikannya. Ia bertitik tolak pada hal-hal umum yang

kemudian menarik kesimpulan khusus.

Kerangka konsepsional merupakan penjabaran sederhana dari konsep-konsep tulisan.

Di dalam menyusun kerangka konsepsional, maka dapat dipergunakan perumusan-

perumusan yang terdapat di dalam peraturan perundang-undangan yang dijadikan

dasar penelitian atau yang hendak diteliti.

35

Page 36: Pertemuan Pertama - Esa Unggul University · Web viewDeklarasi Hakhak Asasi Manusia (1948) dan Dua Perjanjian (Covenant) yang diterima di PBB pada tahun 1966, menunjukkan bahwa hak-hak

Suatu konsep atau suatu kerangka konsepsional pada hakekatnya merupakan suatu

pengarah atau pedoman yang lebih konkrit daripada kerangka teoritis yang seringkali

masih bersifat abstrak. Di dalam menerapkan pengamatan, sebaiknya kerangka

konsepsional disusun secara sistematis dan dirumuskan secara jelas, sehingga

kerangka konsepsional tersebut dapat dipergunakan sebagai pedoman didalam

melakukan pengamatan dan didalam melakukan pencatatan data penelitian.

Kegunaan kerangka karangan:

1. Tulisan atau karangan dapat disusun secara teratur.

2. Menghindari pengulangan penulisan.

3. Mempermudahkan mencari data, kasus atau rujukan sesuai dengan kepentingan

penulisan.

4. Kerangka tulisan berfungsi sebagai miniatur atau prototipe yang akan

memudahkan pembaca melihat wujud, gagasan, struktur tulisan.

Perumusan kerangka karangan dapat dilakukan dengan dua cara:

1. Kerangka kalimat.

Kerangka kalimat merumuskan tiap bagian karangan dengan kalimat berita yang

lengkap. Dengan demikian tujuan dan pokok pembahasan akan dapat diketahui

secara jelas baik oleh penulis sendiri maupun oleh orang lain.

2. Kerangka topik.

Perumusan kerangka topik dilakukan dengan menggunakan kata atau frasa.

Kerangka semacam ini kurang memberikan kejelasan bagi orang lain yang

membacanya.

36

Page 37: Pertemuan Pertama - Esa Unggul University · Web viewDeklarasi Hakhak Asasi Manusia (1948) dan Dua Perjanjian (Covenant) yang diterima di PBB pada tahun 1966, menunjukkan bahwa hak-hak

Metodologi

Metodologi merupakan suatu rangkaian kegiatan mengenai tata cara pengumpulan,

pengolahan, analisa dan konstruksi data.

Pada bagian Metodologi ini mahasiswa menuliskan mengenai tipe penelitiannya, sifat

penelitiannya, jenis datanya dan bagaimana dia menganalisa permasalahan tersebut

dengan data yang dimilikinya.

1. Tipe penelitian.

Tipe penelitian yang penulis gunakan adalah tipe penelitian normatif. Tipe

penelitian normatif adalah bentuk penelitian dengan melihat studi kepustakaan,

sering juga disebut penelitian doktriner, penelitian kepustakaan atau studi

dokumen, seperti undang-undang, buku-buku yang berkaitan dengan

permasalahannya

2. Sifat penelitian.

Sifat penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah sifat penelitian deskriptif

analistis, yaitu penelitian dimaksudkan untuk memberikan data yang seteliti

mungkin yang dapat membantu dalam memperkuat teori-teori yang dipergunakan.

3. Jenis Data.

Data Primer

Dalam penelitian ini data yang digunakan sebagai bahan penulisan adalah data

sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari bahan pustaka atau

literatur yang terdiri dari bahan primer dan bahan sekunder.

37

Page 38: Pertemuan Pertama - Esa Unggul University · Web viewDeklarasi Hakhak Asasi Manusia (1948) dan Dua Perjanjian (Covenant) yang diterima di PBB pada tahun 1966, menunjukkan bahwa hak-hak

4. Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan kualitatif untuk menemukan jawaban yang dapat

dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

F. Evaluasi Belajar

1. Latihan

a. Soal

Jawablah latihan soal di bawah ini

1. Buatlah sebuah kerangka karangan.

2. Jelaskan perbedaan penelitian normatif dan penelitian empiris.

b. Kunci jawaban

Jawablah latihan di atas dengan singkat dan jelas kemudian cocokkan jawaban

anda dengan materi yang telah dipelajari.

38

Page 39: Pertemuan Pertama - Esa Unggul University · Web viewDeklarasi Hakhak Asasi Manusia (1948) dan Dua Perjanjian (Covenant) yang diterima di PBB pada tahun 1966, menunjukkan bahwa hak-hak

MATERI VII

ALAT PENGUMPULAN DATA

A. PENGANTAR

Pada bagian ke-tujuh ini mahasiswa akan dibekali dengan pengetahuan mengenai alat-

alat atau cara-cara yang dapat dipergunakan di dalam penelitian untuk mengumpulkan

data penelitian. Mahasiswa diharapkan dapat mengetahui kelebihan dan kelemahan

masing-masing alat atau cara pengumpulan data, sehingga mahasiswa mampu memilih

mana cara yang paling tepat yang dapat dipergunakan untuk mengumpulkan data

penelitian berkaitan dengan penelitian yang sedang dibuatnya.

B. KOMPETENSI DASAR

1. Mahasiswa mampu memahami cara-cara pengumpulan data.

2. Mahasiswa mampu memahami kelebihan dan kekurangan masing-masing cara

pengumpulan data.

C. KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN

1. Mahasiswa mampu menjelaskan cara-cara pengumpulan data.

2. Mahasiswa mampu melakukan pengumpulan data dengan salah satu cara yang

telah dipelajari.

D. KEGIATAN PEMBELAJARAN

1. Pembelajaran diselenggarakan untuk memahami materi 1 dengan pendekatan

contextual Instruction

39

Page 40: Pertemuan Pertama - Esa Unggul University · Web viewDeklarasi Hakhak Asasi Manusia (1948) dan Dua Perjanjian (Covenant) yang diterima di PBB pada tahun 1966, menunjukkan bahwa hak-hak

2. Untuk materi 1 mahasiswa mempelajari penjelasan materi mengenai konsep dasar

metode penelitian selama 90 menit.

3. Selanjutnya selama 60 menit, mahasiswa di ajak diskusi dan tanya jawab.

E. MATERI BELAJAR

Dalam pembuatan karya tulis ilmiah, maka diperlukan alat-alat pengumpulan data.

Adapun, alat-alat pengumpulan data tersebut adalah:

1. Studi dokumen (bahan pustaka)

Pengumpulan data yg dilakukan melalui data tertulis. Mengadakan penelahaan

bahan pustaka secara mendalam dan luas merupakan suatu kegiatan yang integral

dalam penelitian. Akan tetapi bukan berarti bahwa penelahaan bahan pustaka

merupakan satu-satunya pekerjaan penelitian. Bahan pustaka perlu ditelaah agar

diperoleh bahan teoritis dan konsepsional.

2. Pengamatan (observasi)

Didalam melakukan kegiatan ilmiah seperti penelitian, pengamatan atau observasi

merupakan salah satu sarana pengumpulan data yang tertua. Sejak zaman dahulu

para ahli filsafat melakukan pengamatan terhadap masyarakat. Astronom juga

melakukan pengamatan tertentu terhadap bintang-bintang. Demikian juga para

penyayang binatang. Ciri pengamatan:

1. Pengamatan mencakup seluruh konteks sosial alamiah dari perilaku manusia

yang nyata.

2. menangkap gejala atau peristiwa yang penting, yang mempengaruhi hubungan

sosial antara orang-orang yang diamati perilakunya.

40

Page 41: Pertemuan Pertama - Esa Unggul University · Web viewDeklarasi Hakhak Asasi Manusia (1948) dan Dua Perjanjian (Covenant) yang diterima di PBB pada tahun 1966, menunjukkan bahwa hak-hak

3. menentukan apakah yang disebut sebagai kenyataan dari sudut pandangan

hidup atau falsafah hidup dari pihak-pihak yang diamati

4. mengidentifikasikan keteraturan perilaku atau pola-pola

Adapun tujuan dari pengamatan tersebut pada umumnya adalah sebagai berikut:

1. mendapatkan data yang menyeluruh dari perilaku manusia atau

masyarakat.

2. mendapatkan deskripsi yg relatif lengkap mengenai kehidupan sosial /

salah satu aspeknya.

3. mengadakan eksplorasi.

4. untuk mendapatkan gambaran yang lebih lengkap mengenai perilaku

manusia dan kelompoknya.

Prosedur pengamatan (observasi) dapat dikategorikan kepada dua kategori yaitu:

1. Pengamatan terlibat, dikatakan pengamatan terlibat adalah apabila peneliti

menjadi bagian dari obyek yang ditelitinya tersebut.

2. Pengamatan tidak terlibat, dikatakan pengamatan tidak terlibat apabila peneliti

hanya mengamati obyek penelitian tersebut dan tidak masuk menjadi bagian di

dalam obyek penelitian tersebut.

Dalam memilih pengamatan atau observasi sebagai alat pengumpulan data, harus

diperhitungkan beberapa faktor, yakni:

1. Masalah yang akan diteliti atau diamati

2. Ketrampilan pengamat di dalam melakukan pekerjaannya

3. Karakteristik pihak yang diamati seperti ekonomi, politik, kebudayaan, dll.

41

Page 42: Pertemuan Pertama - Esa Unggul University · Web viewDeklarasi Hakhak Asasi Manusia (1948) dan Dua Perjanjian (Covenant) yang diterima di PBB pada tahun 1966, menunjukkan bahwa hak-hak

Pengamatan akan berjalan lancar apabila tidak ada halangan-halangan yang berasal

dari pengamat maupun yang diamati. Ada beberapa ciri-ciri dari pihak yang

diamati yang perlu diperhitungkan oleh peneliti, seperti:

1. Faktor pekerjaan

2. Faktor ekonomis

3. Faktor politis dan hukum

4. Faktor kebudayaan

5. Faktor normatif

Untuk keadaan di Indonesia, kadang – kadang perlu diperhatikan hal – hal lain,

misalnya:

1. Adanya persaingan antara suku – suku bangsa tertentu

2. Kemungkinan bahwa salah satu suku bangsa memaksakan unsur kebudayaan

atau unsur – unsur agamanya pada suku bangsa yang lain

3. Ada suku bangsa yang berusaha untuk mendominasi suku bangsa lain secara

politis

4. Adanya konflik yang bersifat tradisional.

3. Wawancara (interview)

Wawancara dipergunakan dengan tujuan sebagai berikut:

1. memperoleh data mengenai persepsi manusia

2. mendapat data mengenai kepercayaan manusia

3. mengumpulkan data mengenai perasaan dan motivasi seseorang

4. memperoleh data mengenai antisipasi atau orientasi masa depan manusia

5. memperoleh informasi mengenai perilaku pada masa lampau

42

Page 43: Pertemuan Pertama - Esa Unggul University · Web viewDeklarasi Hakhak Asasi Manusia (1948) dan Dua Perjanjian (Covenant) yang diterima di PBB pada tahun 1966, menunjukkan bahwa hak-hak

6. mendapatkan data mengenai perilaku yang sifatnya sangat pribadi atau sensitif.

Adapun ciri pokok dari wawancara itu adalah:

1. Di dalam wawancara diperlakukan perilaku yang senantiasa saling menyesuaikan

diri terutama dari pewawancara.

2. Wawancara sangat berguna untuk memperoleh data perihal sikap, perasaan,

pikiran, kepercayaan, dan lain-lain.

3. Wawancara memberikan kemungkinan-kemungkinan untuk mempergunakan

berbagai tipe pertanyaan.

4. Perluasan ruang lingkup dimungkinkan dalam wawancara.

5. Kadang-kadang pewawancara harus dilengkapi dengan data apabila yang

diwawancarai pada saat tertentu menghendaki data tersebut.

Keuntungan:

a. Memungkinkan peneliti utk mendapatkan keterangan lebih cepat.

b. Kayakinan bahwa penafsiran responden adalah tepat

c. Pembatasan dapat dilakukan secara langsung apabila jawaban yg diberikan

melewati batas ruang lingkup masalah yg diteliti,

d. Kebenaran jawaban dapat diperiksa secara langsung.

Kelemahan:

a. Kadang sulit utk mengetahui apabila responden tdk memberikan informasi yg

sebenarnya.

b. Kadang sulit utk menjadi pewawancara & pencatat sekaligus.

c. Seringkali memakan waktu lama.

d. Sulit utk mengikuti kehendak para responden yg berbeda sifat & perilakunya.

43

Page 44: Pertemuan Pertama - Esa Unggul University · Web viewDeklarasi Hakhak Asasi Manusia (1948) dan Dua Perjanjian (Covenant) yang diterima di PBB pada tahun 1966, menunjukkan bahwa hak-hak

Dalam wawancara dipergunakan suatu pedoman wawancara yang berisikan pokok-

pokok yang diperlukan untuk wawancara.

Wawancara memerlukan beberapa syarat ilmiah, yakni:

1. Sebelum wawancara dilakukan, pewawancara sudah harus tau hal-hal apa yang

nantinya akan ditanyakan. Pewawancara tidak boleh mengarang-ngarang

pertanyaan seadanya.

2. Sebagai pendahuluan dari wawancara yang sebenarnya, pewawancara harus

terlebih dahulu menciptakan hubungan baik. Hal ini penting untuk menghilangkan

kecemasan interviewee, memberikan jaminan bahwa jawaban-jawabannya tidak

akan menimbulkan konsekwensi yang merugikan dirinya sehingga membangkitkan

keinginan kerjasama.

3. Selama wawancara berlangsung, pewawancara harus waspada dalam menemui saat

kritis dimana mungkin interviewee menemui kesulitan untuk menjawab karena

menyangkut pribadi atau mengancam dirinya.

4. Penutup wawancara harus diusahakan agar interviewee tidak merasa habis manis

sepah dibuang.

Tipe wawancara:

1. Wawancara tidak terarah

2. Wawancara terarah

3. Wawancara berfokus

4. Wawancara mendalam

44

Page 45: Pertemuan Pertama - Esa Unggul University · Web viewDeklarasi Hakhak Asasi Manusia (1948) dan Dua Perjanjian (Covenant) yang diterima di PBB pada tahun 1966, menunjukkan bahwa hak-hak

4. Kuisioner

Kuisioner adalah daftar pertanyaan yang dibuat oleh peneliti lalu kemudian disebarkan

kepada responden dimana hasil jawaban responden akan diolah untuk mendukung data

penelitian.

Kuisioner seringkali dipergunakan untuk mengumpulkan data perihal masyarakat atau

golongan-golongan tertentu, kepercayaan, pendapat, pola perilaku dari masyarakat.

Suatu kuisioner direncanakan dan dipergunakan untuk memperoleh atau

mengumpulkan data dari populasi yang luas, atau yang mempunyai beraneka ragam

corak dari kelompok atau golongan masyarakat. Dengan memperoleh suatu gambaran

melalui pengunaan kuisioner maka peneliti dapat memperoleh pengetahuan yang

mendalam mengenai hal yang ditelitinya tersebut.

Secara sederhana, dapat dikatakan bahwa penggunaan kuisioner mempunyai dua

fungsi utama:

1. Untuk mendapatkan deskripsi mengenai suatu gejala (atau beberapa gejala).

2. Untuk kepentingan pengukuran dari berbagai variabel dari individu / kelompok.

Tidak jarang peneliti menghadapi berbagai masalah, seperti:

1. konstruksi kuisioner yang akan dipergunakan.

2. bahasa yang akan dipergunakan

3. kerangka acuan

4. urutan pertanyaan

5. panjang pendeknya kuisioner

45

Page 46: Pertemuan Pertama - Esa Unggul University · Web viewDeklarasi Hakhak Asasi Manusia (1948) dan Dua Perjanjian (Covenant) yang diterima di PBB pada tahun 1966, menunjukkan bahwa hak-hak

Peneliti harus sebanyak mungkin menghindari bahasa yang terlalu mengarah pada

jawaban tertentu seperti ya dan tidak. Contohnya:

“Menurut pendapat saudara bukankah perbuatan melanggar hukum merupakan

perilaku yang menyeleweng?”

Jawabannya adalah cenderung “YA”

Kecuali itu, maka dianjurkan untuk mempergunakan kalimat yang mempunyai arti

sekhusus mungkin. Bandingkan contoh di bawah:

“Berapakah usia bapak/ibu/saudara?”

“Berapakah usia bapak/ibu/saudara pada hari ulang tahun yang terakhir.”

Keuntungan:

1. Lebih mudah membuat score

2. responden tidak perlu menulis atau mengisi dengan tulisan pada daftar pertanyaan

tersebut

3. lebih cepat pengisian

Kekurangan:

1. Adakalanya peneliti tidak mempunyai kemampuan untuk merumuskan semua

alternatif yang ada

2. Responden kadang mengisi sembarangan.

Hal yang perlu diperhatikan:

1. Panjang pendek daftar pertanyaan membuat kecenderungan pada pengisian dari

responden.

46

Page 47: Pertemuan Pertama - Esa Unggul University · Web viewDeklarasi Hakhak Asasi Manusia (1948) dan Dua Perjanjian (Covenant) yang diterima di PBB pada tahun 1966, menunjukkan bahwa hak-hak

2. Isi pertanyaan. Responden kadang enggan untuk menjawab pertanyaan yang

bersifat pribadi atau sensitif

3. Anonimitas. Responden cenderung ingin identitasnya tidak diketahui

4. Faktor-faktor lain seperti taraf pendidikan responden, status sosial ekonomi

responden, latar belakang etnik.

Survey pada umumnya dapat dilakukan apabila tujuan penelitian adalah:

1. mendapatkan pengetahuan tentang gejala hukum tertentu.

2. memperoleh pengetahuan yang lebih mendalam mengenai suatu gejala hukum

tertentu.

3. mendapatkan keterangan tentang frekuensi peristiwa hukum tertentu.

4. memperoleh data mengenai hubungan antara suatu gejala hukum dengan gejala

lain.

5. menguji hipotesa.

F. Evaluasi Belajar

1. Latihan

a. Soal

Jawablah latihan soal di bawah ini

1. Jelaskan mengenai pengamatan terlibat dan tidak terlibat! Berikan

contohnya.

2. Buatlah sebuah quisioner, usahakan sesuai dengan tema penelitian yang

akan mahasiswa buat pada saat penyusunan skripsi.

b. Kunci jawaban

47

Page 48: Pertemuan Pertama - Esa Unggul University · Web viewDeklarasi Hakhak Asasi Manusia (1948) dan Dua Perjanjian (Covenant) yang diterima di PBB pada tahun 1966, menunjukkan bahwa hak-hak

Jawablah latihan di atas dengan singkat dan jelas kemudian cocokkan jawaban

anda dengan materi yang telah dipelajari.

MATERI VIII

ABSTRAK DAN TEKNIK KUTIPAN

B. PENGANTAR

Bagian penting di dalam karya ilmiah seperti skripsi, tesis, disertasi dan tulisan pada

sebuah jurnal adalah abstrak. Dapat dikatakan Abstrak adalah intisari dari karya tulis

ilmiah. Kemudian, di dalam pembuatan penelitian atau karya ilmiah, seorang peneliti

atau penulis tentu akan menggunakan bahan literatur sebagai referensi atau acuan

tulisan yang akan memperkuat tulisan yang dibuat, oleh karenanya mahasiswa harus

pula mengetahui aturan-aturan di dalam mengutip karya ilmiah orang lain sebagai

bahan acuan di dalam penulisan atau penelitian yang sedang dikerjakannya. Oleh

karena itu pada materi ke-delapan ini mahasiswa akan dibekali dengan pengetahuan

mengenai hal-hal yang berkaitan dengan abstrak dan hal-hal yang berkaitan dengan

teknik atau ketentuan pengutipan karya ilmiah.

B. KOMPETENSI DASAR

1. Mahasiswa mampu memahami bagian-bagian di dalam sebuah asbtrak.

2. Mahasiswa mampu memahami hal-hal teknis seputar pengutipan karya ilmiah.

C. KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN

1. Mahasiswa mampu menjelaskan bagian-bagian sebuah asbtrak dan membuat

sebuah abstrak yang baik dan benar.

48

Page 49: Pertemuan Pertama - Esa Unggul University · Web viewDeklarasi Hakhak Asasi Manusia (1948) dan Dua Perjanjian (Covenant) yang diterima di PBB pada tahun 1966, menunjukkan bahwa hak-hak

2. Mahasiswa mampu menjelaskan teknik pengutipan yang benar dan mampu

membuat kutipan sesuai dengan aturan karya tulis ilmiah.

D. KEGIATAN PEMBELAJARAN

1. Pembelajaran diselenggarakan untuk memahami materi 1 dengan pendekatan

contextual Instruction

2. Untuk materi 1 mahasiswa mempelajari penjelasan materi mengenai konsep dasar

metode penelitian selama 90 menit.

3. Selanjutnya selama 60 menit, mahasiswa di ajak diskusi dan tanya jawab.

E. MATERI BELAJAR

1. Abstrak

Dalam penulisan skripsi, maka mahasiswa wajib menyertakan abstrak di dalam

skripsinya tersebut. Dapat dikatakan abstrak merupakan intisari dari sebuah skripsi.

Karena dengan hanya melihat abstrak, pembaca dapat mengetahui judul skripsi,

permasalahan yang dibahas, metode penulisannya, sampai kepada berapa jumlah

halama skripsi dan berapa jumlah literatur atau buku yang dipergunakan penulis

sebagai sumber referensinya. Dapat disimpulkan bahwa isi abstrak pada umumnya

adalah terdiri dari:

1. latar belakang penulisan skripsi atau alasan penulisan dan tujuan penelitian

2. masalah pokok

3. hasil penelitian

4. kesimpulan atau informasi lain.

49

Page 50: Pertemuan Pertama - Esa Unggul University · Web viewDeklarasi Hakhak Asasi Manusia (1948) dan Dua Perjanjian (Covenant) yang diterima di PBB pada tahun 1966, menunjukkan bahwa hak-hak

Syarat teknis yang perlu diperhatikan dalam penulisan abstrak adalah sebagai

berikut:

1. Diketik rapi pada kertas kuarto.

2. Jumlah halaman dianjurkan hanya satu, maksimal dua halaman.

3. Jarak antar baris adalah satu spasi

2. Kutipan

Dalam penulisan karya tulis ilmiah, seorang penulis sering meminjam pendapat

atau ucapan orang lain yang terdapat pada buku, majalah, peraturan perundang-

undangan, makalah, dan lain-lain. Untuk itu penulis harus memperhatikan prinsip-

prinsip mengutip, yaitu:

1) Tidak mengadakan perubahan naskah asli yang dikutip. Kalaupun perlu

mengadakan pengubahan, maka seorang penulis harus memberi keterangan

bahwa kutipan tersebut telah diubah. Caranya dengan memberi huruf tebal atau

memberi keterangan dengan tanda kurung segi empat, seperti gambar berikut

[ ]

2) Bila dalam naskah asli terdapat kesalahan, penulis dapat memberikan tanda

[sic!] langsung di belakang kata yang salah. Hal itu berarti bahwa kesalahan

ada pada naskah asli dan penulis tidak bertanggungjawab atas kesalahan

tersebut.

3) Apabila bagian kutipan ada yang dihilangkan, penghilangan itu dinyatakan

dengan cara membubuhkan tanda elipsis (yaitu dengan tiga titik).

Penghilangan bagian kutipan tidak boleh mengakibatkan perubahan makna asli

naskah yang dikutip.

Macam – macam Kutipan:

50

Page 51: Pertemuan Pertama - Esa Unggul University · Web viewDeklarasi Hakhak Asasi Manusia (1948) dan Dua Perjanjian (Covenant) yang diterima di PBB pada tahun 1966, menunjukkan bahwa hak-hak

1. Kutipan Langsung yang kurang dari 4 baris, kutipan harus diapit tanda kutip

(“...” )

2. Kutipan Langsung yang lebih dari 4 baris, kutipan dapat di apit tanda kutip /

tanda petik dapat pula tidak.

3. Kutipan Tidak Langsung.

Penjiplakan (Plagiarisme)

Penjiplakan adalah suatu bentuk kejahatan yang amat serius dalam dunia akdemis.

Oleh karena itu, segala bentuk penjiplakan tidak dapat ditolerir dan harus

dikenakan sanksi akademis.

Adapun sanksi yang dimaksud adalah:

1. Ditegur oleh pengajar yang bersangkutan.

2. Yang bersangkutan dapat memberikan nilai E (tidak lulus).

3. Ditunda kelulusannya.

4. Mencabut gelar dan ijazah yang telah diberikan dan tidak mengakui gelar yang

telah diberikan kepada yang melanggar ketentuan tersebut.

5. Tidak diperkenankan bagi yang bersangkutan untuk melanjutkan studi di

Universitas Indonusa Esa Unggul

Beberapa bentuk penjiplakan adalah:

1. Menyalin kalimat dari buku, artikel, dan sebagainya tanpa mencantumkan

sumbernya.

2. Menyusun kalimat dengan menggunakan pendapat orang lain, buku, dan

sebagainya tanpa menyebutkan sumbernya.

51

Page 52: Pertemuan Pertama - Esa Unggul University · Web viewDeklarasi Hakhak Asasi Manusia (1948) dan Dua Perjanjian (Covenant) yang diterima di PBB pada tahun 1966, menunjukkan bahwa hak-hak

3. Meringkas kalimat, pendapat, ide orang lain, buku, dan sebagainya tanpa

menyebutkan sumbernya.

4. Menggabungkan sejumlah tulisan, pendapat, hasil penelitian dan beberapa

sumber tanpa menyebutkan secara tegas sumber aslinya

Beberapa cara untuk menghindari penjiplakan adalah:

1. Jika ide atau pendapat utama diambil dari satu sumber walaupun tidak

menggunakan kalimat yang sama persis dengan sumbernya, maka sumber ide

atau pendapat tersebut harus dicantumkan dengan cara seperti contoh berikut:

Pada setiap masalah utama internasional, terdapat interaksi antara politik

dalam negeri dan kebijakan luar negeri dan masalah ini membentuk suatu

kendala dalam pengambilan kebijakan luar negeri Australia. (Smith:

1988:18-20)

2. Jika menggunakan kalimat asli dari sumber untuk mendukung argumentasi,

maka sumber asli tersebut dapat ditulis seperti contoh berikut:

Smith (1988:18) mengatakan bahwa “kebijakan luar negeri tidak dapat

dipisahkan dari politik dalam negeri” dan kenyataan ini dapat dilihat dari

beberapa butir khusus pada masalah Timor. Masalah Timor tidak hanya

menggambarkan bahwa konflik politik di dalam negeri mempengaruhi

produk kebijakan luar negeri, tetapi juga menunjukkan bahwa Australia

tidak mempunyai kekuasaan yang cukup kuat untuk mempengaruhi resolusi

masalah internasional tersebut.

52

Page 53: Pertemuan Pertama - Esa Unggul University · Web viewDeklarasi Hakhak Asasi Manusia (1948) dan Dua Perjanjian (Covenant) yang diterima di PBB pada tahun 1966, menunjukkan bahwa hak-hak

Referensi di atas harus pula ditulis secara formal dan lengkap pada daftar

kepustakaan seperti berikut:

Smith, H. (1988). “Foreign Policy and the Political Process”, in F.A.

Mediansky and A.C. Palfreeman (eds). In Pursuit of National Interests.

Sydney: Pegamon.

3. Jika menggunakan beberapa sumber untuk mendukung suatu pendapat atau ide,

maka penulisannya adalah seperti contoh berikut:

Hudson (1988:1) dan Smith (1988:18) setuju bahwa kebijakan luar negeri

mirip dengan kebijakan dalam negeri dalam banyak hal, walaupun kedua

bentuk kebijakan tersebut agaknya memiliki perspektif yang berbeda

terhadap faktor-faktor penting dalam pembuatan kebijakan luar negeri.

4. Jika mengutip sebagian kalimat atau pernyataan dan mencocokkannya dengan

paragraph yang sedang dibuat, maka kutipan itu dapat diringkas seperti contoh

berikut:

Smith (1988:19) berpendapat bahwa “... pemerintah di bawah partai

konservatif telah membawa Australia terjun dalam perang Vietnam”, tetapi

belum dapat dibuktikan bahwa pemerintah di bawah partai buruh juga turut

membawa Australia dalam peperangan tersebut.

Penulisan kutipan

Dalam penulisan karya tulis ilmiah, seorang penulis sering meminjam pendapat,

atau ucapan orang lain yang terdapat pada buku, majalah, bahkan bunti pasal

53

Page 54: Pertemuan Pertama - Esa Unggul University · Web viewDeklarasi Hakhak Asasi Manusia (1948) dan Dua Perjanjian (Covenant) yang diterima di PBB pada tahun 1966, menunjukkan bahwa hak-hak

dalam peraturan perundang-undangan. Untuk itu seorang penulis harus

memperhatikan prinsip-prinsip mengutip yaitu:

a. Tidak mengadakan perubahan naskah asli yang dikutip. Kalaupun perlu

mengadakan perubahan (paraphrasing), maka seorang penulis harus memberi

keterangan bahwa kutipan tersebut dirubah. Caranya adalah dengan memberi

huruf tebal (bold), atau memberi keterangan dengan tanda kurung segi empat.

b. Bila dalam naskah asli terdapat kesalahan, penulis dapat memberikan tanda

[sic!] langsung dibelakang kata yang salah. Hal ini berarti bahwa kesalahan ada

pada naskah asli dan penulis tidak bertanggungjawab atas kesalahan tersebut.

c. Apabila bagian kutipan ada yang dihilangkan, penghilangan itu dinyatakan

dengan cara membubuhkan tanda elipsis (yaitu dengan tiga titik). Penghilangan

bagian kutipan tidak boleh mengakibatkan perubahan makna asli naskah yang

dikutip.

d. Kutipan harus dinyatakan secara jelas dan tegas.

e. Font yang digunakan di dalam kutipan sama dengan font yang digunakan di

dalam teks.

f. Penulisan kutipan langsung, diketik masuk ke dalam sekitat 5 – 7 ketuk.

g. Kutipan ditulis dengan spasi satu.

Bentuk kutipan dibagi dua bentuk:

1. Penulisan kutipan langsung.

Kutipan langsung dapat dibagi menjadi:

1) Kutipan langsung yang lebih dari 4 baris.

2) Kutipan langsung yang tidak lebih dari 4 baris.

2. Penulisan kutipan tidak langsung.

54

Page 55: Pertemuan Pertama - Esa Unggul University · Web viewDeklarasi Hakhak Asasi Manusia (1948) dan Dua Perjanjian (Covenant) yang diterima di PBB pada tahun 1966, menunjukkan bahwa hak-hak

Kutipan langsung yang kalimatnya lebih dari 4 baris:

Caranya:

- Dipisahkan dari teks dalam jarak 3 spasi.

- Jarak antar baris 1 spasi.

- Diapit dengan tanda kutip

- Seluruh kutipan diketik masuk sebanyak kurang lebih 6 ketuk, bila ketikan

dimulai dengan alinea baru, maka baris pertama dari kutipan itu dimasukkan lagi 6

ketukan.

- Jangan lupa memberi nomor kutipan (footnote)

Kutipan langsung yg kalimatnya tidak lebih dari 4 baris.

Caranya:

- Tulisan diintegrasikan langsung dari teks yang ada di atas tanpa dipisah

dalam jarak 3 spasi.

- Jarak antar baris 2 spasi.

- Diapit dengan tanda kutip.

- Sesudah kutipan selesai jangan lupa diberi nomor urut catatan kaki

(footnote).

Kutipan tidak langsung

Kutipan tidak langsung digunakan apabila mengambil pendapat satu sumber tertentu

dan menambahkan uraian kalimatnya. Jadi dapat dikatakan kutipan tidak langsung

dalam arti tidak persis sama dengan yang dikutip (dari sumbernya).

Caranya:

55

Page 56: Pertemuan Pertama - Esa Unggul University · Web viewDeklarasi Hakhak Asasi Manusia (1948) dan Dua Perjanjian (Covenant) yang diterima di PBB pada tahun 1966, menunjukkan bahwa hak-hak

- Diintegrasikan dengan teks.

- Jarak tetap dengan teks (2 spasi).

- Di akhir tulisan jangan lupa ditulis nomor kutipan.

Penulisan Sumber Kutipan

Seorang penulis yang mengutip pendapat orang lain harus mencantumkan sumber

kutipan. Untuk mencantumkan sumber kutipan dapat dipergunakan salah satu cara dari

tiga cara yang ada. Ketiga cara penulisan sumber kutipan tersebut adalah:3

1. American Psycological Associations Manual (APA)

Mencantumkan langsung sumber kutipan di akhir kutipan yang ditulis dalam tanda

kurung.

Contoh: (Soerjono Soekanto, 1983: 23), artinya

Kutipan tersebut diambil dari buku karangan Soerjono Soekanto yang terbit tahun

1983 pada halaman 23

Dalam penulisan sumber semacam ini tidak mudah untuk langsung menemukan

dari sumber mana kutipan tersebut diambil. Pembaca sulit mengetahui judul buku

yang dikutip. Seyogyanya pada setiap akhir bab dibuat daftar pustaka. Adapun cara

menuliskan Daftar Pustaka dengan cara ini adalah:

Nama pengarang, tahun terbit, judul, cetakan atau edisi keberapa, nama

kota penerbit, nama penerbit.

3 Ibid, hal. 8.

56

Page 57: Pertemuan Pertama - Esa Unggul University · Web viewDeklarasi Hakhak Asasi Manusia (1948) dan Dua Perjanjian (Covenant) yang diterima di PBB pada tahun 1966, menunjukkan bahwa hak-hak

2. Modern Language Associations Handbook (MLA)

Memberi nomor urut pada setiap akhir kutipan, kemudian menulis sumber

kutipannya di akhir bab, pada lembar khusus yang disebut “catatan”. Cara

menuliskan sumber kutipan sama seperti menulis catatan kaki.

3. Chicago

Cara yang lazim adalah dengan memberikan nomor urut kutipan kemudian sumber

kutipan ditulis pada kaki halaman diawali dengan nomor urut kutipan. Sumber

kutipan dipisahkan dari naskah dengan garis lurus sepanjang lima belas ketikan,

diapit oleh ruang kosong masing-masing empat kait. Keuntungan cara penulisan

sumber kutipan dengan catatan kaki ialah, jika pada suatu ketika penulis ingin

membandingkan dengan sumber lain, atau penulis ingin menerangkan suatu tulisan

yang bukan menjadi konteks penulisan. Jika menerangkan sesuatu langsung pada

naskah maka akan sedikit mengganggu kesinambungan tulisan, maka dengan

catatan kaki keterangan tentang sesuatu tersebut dapat dilakukan. Hal ini tidak

akan mengganggu naskah dimaksud.

Penggunaan kutipan memiliki beberapa manfaat, yaitu:

1. untuk menegaskan isi uraian,

2. untuk membuktikan kebenaran dari sebuah pernyataan yang dibuat oleh penulis,

3. untuk memperlihatkan kepada pembaca materi dan teori yang digunakan penulis,

4. untuk mengkaji interpretasi penulis terhadap bahan kutipan yang digunakan,

57

Page 58: Pertemuan Pertama - Esa Unggul University · Web viewDeklarasi Hakhak Asasi Manusia (1948) dan Dua Perjanjian (Covenant) yang diterima di PBB pada tahun 1966, menunjukkan bahwa hak-hak

5. untuk mencegah penggunaan dan pengakuan bahan tulisan orang lain sebagai

miliki sendiri (plagiat)

F. Evaluasi Belajar

1. Latihan

a. Soal

Jawablah latihan soal di bawah ini

1. Buatlah sebuah abstrak!

2. Apa yang dimaksud dengan APA, dan apa bedanya APA dengan MLA?

b. Kunci jawaban

Jawablah latihan di atas dengan singkat dan jelas kemudian cocokkan jawaban

anda dengan materi yang telah dipelajari.

58

Page 59: Pertemuan Pertama - Esa Unggul University · Web viewDeklarasi Hakhak Asasi Manusia (1948) dan Dua Perjanjian (Covenant) yang diterima di PBB pada tahun 1966, menunjukkan bahwa hak-hak

MATERI IX

FOOTNOTE DAN DAFTAR PUSTAKA

C. PENGANTAR

Sebagaimana disampaikan pada pertemuan sebelumnya bahwa dalam pembuatan

karya tulis ilmiah, seseorang penulis tentunya akan menggunakan literatur yang akan

dijadikan acuan untuk bahan tulisannya. Kutipan dari literatur yang diambil tersebut

haruslah dibuatkan footnotenya, dan bahan bacaan yang telah dibaca oleh penulis atau

peneliti sebagai referensi tulisannya, haruslah kemudian dibuatkan daftar pustakanya.

Oleh karenanya pada bagian ke-sembilan ini mahasiswa akan dibekali dengan

pengetahuan mengenai cara-cara pembuatan footnote dan pembuatan daftar pustaka.

B. KOMPETENSI DASAR

1. Mahasiswa mampu memahami cara pembuatan Footnote.

2. Mahasiswa mampu memahami cara pembuatan Daftar Pustaka.

59

Page 60: Pertemuan Pertama - Esa Unggul University · Web viewDeklarasi Hakhak Asasi Manusia (1948) dan Dua Perjanjian (Covenant) yang diterima di PBB pada tahun 1966, menunjukkan bahwa hak-hak

C. KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN

1. Mahasiswa mampu membuat Footnote.

2. Mahasiswa mampu membuat Daftar Pustaka.

D. KEGIATAN PEMBELAJARAN

1. Pembelajaran diselenggarakan untuk memahami materi 1 dengan pendekatan

contextual Instruction

2. Untuk materi 1 mahasiswa mempelajari penjelasan materi mengenai konsep dasar

metode penelitian selama 90 menit.

3. Selanjutnya selama 60 menit, mahasiswa di ajak diskusi dan tanya jawab.

E. MATERI BELAJAR

1. Catatan Kaki (Footnote)

Catatan kaki adalah keterangan-keterangan atau teks karangan yang ditempatkan

pada kaki halaman karangan yang bersangkutan. Catatan kaki ada tiga macamnya.

Pertama adalah catatan kaki yang merupakan catatan penunjukkan sumber atau

referensi, kedua adalah catatan kaki yang merupakan catatan penjelas, dan yang

ketiga adalah catatan kaki yang merupakan catatan gabungan sumber dan penjelas.

a. Buku ditulis oleh seorang pengarang atau lebih sampai 3 orang

pengarang:

Pengarang itu dapat berupa orang atau badan korporasi.

Untuk pengarang yang merupakan badan korporasi tidak boleh disingkat, jadi

kalau dikarang oleh DEPERINDAG maka harus ditulis lengkap menjadi

Departemen Perindustrian dan Dagang.

60

Page 61: Pertemuan Pertama - Esa Unggul University · Web viewDeklarasi Hakhak Asasi Manusia (1948) dan Dua Perjanjian (Covenant) yang diterima di PBB pada tahun 1966, menunjukkan bahwa hak-hak

Pedoman penulisan untuk kutipan yang ditulis oleh seorang pengarang atau

lebih caranya adalah sebagai berikut:

a. Judul karangan dapat ditulis dengan tebal, miring, atau garis bawah.

b. Nama penulis Indonesia tidak dibalik penempatannya, kecuali untuk orang

asing.

c. Gelar akademik tidak perlu dicantumkan.

Jadi pedomannya:

Nama Pengarang, Judul Karangan, (kota penerbitan: nama

penerbit, tahun penerbitan), nomor halaman.

Contohnya:

Soerjono Soekanto, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta:

Universitas Indonesia, 1986), hlm. 12

Proyek ELIPS, Pengantar Umum Hukum Ekonomi, (Jakarta:

ELIPS, Desember 1997), hlm.42.

b. Ditulis oleh lebih dari 3 orang pengarang

Yang ditulis hanya nama pengarang pertama saja kemudian dibelakangnya

ditambahkan “et al” yang artinya adalah dengan kawan-kawan atau dengan orang

lain.

Contoh

Soerjono Soekanto, et. al, Penelitian Hukum Normatif, (Jakarta: PT.

RajaGrafindo Persada, 1994), hlm.92

61

Page 62: Pertemuan Pertama - Esa Unggul University · Web viewDeklarasi Hakhak Asasi Manusia (1948) dan Dua Perjanjian (Covenant) yang diterima di PBB pada tahun 1966, menunjukkan bahwa hak-hak

c. Kumpulan karangan

Bila tulisan tersebut diambil dari bunga rampai atau kumpulan karangan. Yang

ditulis adalah editornya.

Pedomannya: Nama, ed, judul, (kota penerbitan: penerbit, tahun),halaman.

Contoh:

Lukman Ali, ed, Bahasa dan Kesusastraan Indonesia Sebagai

Cermin Manusia Indonesia Baru, (Jakarta: Jakarta Press, 1987), hlm.80.

Harimurti Kridalaksana, “Pembentukan Istilah Ilmiah Dalam

Bahasa Indonesia,” Bahasa dan Kesusastraan Indonesia sebagai Cermin

Manusia Indonesia Baru, ed. Lukman Ali, (Jakarta: Jakarta Press, 1987),

hlm. 80.

d. Ensiklopedi dan Kamus

Apabila pengarang mengutip atau mengambil kalimat dari ensiklopedi atau kamus

maka cara penulisannya tidak berbeda jauh dengan cara penulisan untuk penulisan

yang mengambil buku sebagai sumbernya. Pedomannya adalah “Nama pengarang,

judul tulisan, nama ensiklopedi atau kamus, nama kota penerbitan, nama penerbit

dan tahun dalam kurung, diakhiri dengan nomor halaman. Contohnya adalah

sebagai berikut:

Soebekti dan Tjitrosudibio, “Conditio Sine Causa,” Kamus Hukum,

(Jakarta: Pradnya Paramita, 1985), hlm.25

F.L. Gracia, Encyclopedia of Banking and Finance (New York: Mc.

Graw Hill, 1962) hlm. 178.

62

Page 63: Pertemuan Pertama - Esa Unggul University · Web viewDeklarasi Hakhak Asasi Manusia (1948) dan Dua Perjanjian (Covenant) yang diterima di PBB pada tahun 1966, menunjukkan bahwa hak-hak

Black, Henry Campbell, Black’s Law Dictionary, 6th ed, (ST. Paul,

Minn: West Publishing, Co, 1990), hlm.384.

e. Terjemahan.

Dapat pula kita mengambil atau mengutip tulisan dari terjemahan seseorang.

Contoh penulisannya adalah sebagai berikut:

Ter Haar, Asas-asas dan susunan hukum adat, Terjemahan Soebekti

Poesponoto, (Jakarta: Pradnya Paramita, 1983), hlm.25.

Soebekti dan Tjitrosudibio, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

(Burgerlijk Weetboek), (Jakarta: Pradnya Paramita, 1992), pasal 1320.

1). Referensi dari sumber kedua

Terkadang penulis menemukan di dalam buku yang dikutipnya, ternyata penulis

buku tersebut mengutip juga dari sumber utamanya. Maka cara penulisan catatan

kakinya adalah:

Sunaryati Hartono, “Hukum Ekonomi Pembangunan Indonesia”

(Jakarta: Binacipta Aksara, 1982), hal. 21, mengutip Roscoe Pound, An

Introduction to The Philosophy of Law, (New Heaven: Yale University

Press, 1954), hal. 47.

ATAU

63

Page 64: Pertemuan Pertama - Esa Unggul University · Web viewDeklarasi Hakhak Asasi Manusia (1948) dan Dua Perjanjian (Covenant) yang diterima di PBB pada tahun 1966, menunjukkan bahwa hak-hak

Roscoe Pound An Introduction to The Philosopy of Law, (New

Heaven: Yale University Press, 1954), hal. 47, dikutip oleh Sunaryati

Hartono, “Hukum Ekonomi Pembangunan Indonesia” (Jakarta: Binacipta,

1982), hal.21.

2) Artikel.

Untuk tulisan yang diambil dari koran (media massa), majalah, tabloid, jurnal

maka pedomannya “Nama penulis, judul tulisan, tempat tulisan dimuat, tanggal

bulan dan tahun, halaman.” Sehingga bentuknya atau contohnya adalah seperti

dibawah ini:

Arswendo Atmowiloto, “Menggairahkan Pers Lamban,” Kompas, 24

Oktober 1999, hlm.4

Bila nama pengarang jelas, maka catatan kaki dimulai dengan nama pengarang,

namun dalam hal-hal lain cukup ditulis jenis rubrik atau topiknya, misalnya “Berita

Ekonomi”, “Tajuk Rencana”, “Hukum” dan lain sebagainya. Contohnya seperti

dibawah ini:

Hukum, Tempo, 14 Oktober 1989, hal. 84.

3) Naskah ilmiah yang tidak dipublikasikan.

64

Page 65: Pertemuan Pertama - Esa Unggul University · Web viewDeklarasi Hakhak Asasi Manusia (1948) dan Dua Perjanjian (Covenant) yang diterima di PBB pada tahun 1966, menunjukkan bahwa hak-hak

Tulisan ilmiah yang tidak dipublikasikan misalnya adalah skripsi, tesis, atau

disertasi yang tidak dibuat buku (hanya ditempatkan di perpustakaan fakultas yang

bersangkutan), maka pedomannya adalah, “Nama penulis, judul tulisan, di dalam

kurung ditulis apa nama naskahnya (skripsi, tesis, disertasi) kemudian nama

penerbit, tempat penerbitan dan tahun), dan diakhiri dengan nomor halaman.

Contohnya adalah sebagai berikut:

Jos D. Patera “Fonologi Bahasa Gorontalo,” (Skripsi Sarjana

Fakultas Sastra Universitas Indonesia, Jakarta: 1984), hlm.30.

Sri Harmini Ernawati, “Custady Perlu Kembangkan Diversifikasi

Pelayanan” (Makalah yang disampaikan pada seminar Asosiasi Custodian,

Jakarta, 15 Juli 1991), hlm.17

4) Penerbitan pemerintah dan Konvensi Internasional.

Penerbitan Pemerintah contohnya dalah Undang-Undang, Peraturan Pemerintah,

SK Gubernur, dan hal-hal yang diterbitkan oleh pemerintah.

Undang-Undang Nomor 1 Tahun tentang Perseroan Terbatas, Pasal

1 ayat (1).

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1995 tentang

Pasar Modal, Pasal 1 Nomor 8.

The 1958 New York Convention, The Convention on the

Recognition and Enforcement of Foreign Arbital Awards, Artikel IX.

65

Page 66: Pertemuan Pertama - Esa Unggul University · Web viewDeklarasi Hakhak Asasi Manusia (1948) dan Dua Perjanjian (Covenant) yang diterima di PBB pada tahun 1966, menunjukkan bahwa hak-hak

5) Wawancara dan Surat

Apabila penulis melakukan wawancara contohnya adalah sebagai berikut:

Hasil wawancara dengan Bapak Mutarto, Jabatan Ka.Bag.

Kustodian, pada hari Senin, 20 Januari 2003, di Bank Rakyat Indonesia

Pusat, JL. Jend. Sudirman No. 44 – 46, Jakarta 10210.

Andi Hamzah, wawancara dengan penulis, Hotel Le Meridien,

Jakarta, 9 Agustus 1999.

Boedi Harsono, surat kepada penulis, 14 Desember 2000

6) On-Line Information via internet

Sejarah Majelis Permusyawaratan Rakyat, (On-Line), tersedia di

http://mpr.wasantara.net.id/sejarah.htm.(9 Juli 2001)

A Tony Prasetiantono, Perlu Solusi Utang Yang Non Konvensional

(On-Line), tersedia di

http://www.kompas.com/kompas-cetak/0108/06/UTAMA/anal 01.htm (6

Agustus 2001).

7) Catatan penjelas.

Dalam membuat kutipan, khususnya catatan kaki / footnote, dapat juga footnote

berupa penjelasan penulis. Jadi footnote bukan saja mengacu kepada apa yang

66

Page 67: Pertemuan Pertama - Esa Unggul University · Web viewDeklarasi Hakhak Asasi Manusia (1948) dan Dua Perjanjian (Covenant) yang diterima di PBB pada tahun 1966, menunjukkan bahwa hak-hak

dikutip, tapi dapat juga digunakan sebagai tempat untuk menjelaskan apa yang

ditulis di atasnya, agar kalimat di atasnya tidak terputus dengan penjelasan penulis.

Contoh:

Deklarasi Hakhak Asasi Manusia (1948) dan Dua Perjanjian

(Covenant) yang diterima di PBB pada tahun 1966, menunjukkan bahwa

hak-hak asasi tidak hanya terbatas pada hak-hak di bidang sipil dan politik,

tetapi juga mencakup hak-hak di bidang ekonomi, sosial dan budaya.

Singkatan Catatan Kaki

1. Ibid

Ibidem artinya pada tempat yang sama. Ibid belum dilangkahi dengan penulis-

penulis lain.

Contoh untuk pengarang, judul dan halaman yang sama pada buku tersebut:

Indra Savitri, Catatan Hukum Pasar Modal (Jakarta: Go Global

Book,1998),hlm.115.

Ibid.

Contoh untuk pengarang, judul sama tapi halamannya berbeda:

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang-

Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan, Pasal 1 nomor 14.

Ibid, Pasal 9.

2. Op, Cit

67

Page 68: Pertemuan Pertama - Esa Unggul University · Web viewDeklarasi Hakhak Asasi Manusia (1948) dan Dua Perjanjian (Covenant) yang diterima di PBB pada tahun 1966, menunjukkan bahwa hak-hak

Opere Cittato artinya pada karya yang telah dikutip. Singkatan ini digunakan bila

catatan itu menunjuk kembali kepada sumber yang telah disebutkan, tetapi telah

diselingi oleh sumber lain.

Contoh:

Moh. Kusnardi dan Bintan R. Saragih, Ilmu Negara. (Jakarta: Gaya

Media Pratama, 2000), hlm 174.

Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, (Jakarta: Gramedia,

1993), hlm. 50.

Moh. Kusnardi, Op, Cit, hlm. 183.

3. Loc, Cit

Loco Citato artinya tempat yang telah dikutip. Singkatan ini digunakan bila catatan

itu menunjuk pada halaman yang sama dan sumber yang telah disebut sebelumnya

tetapi telah diselingi oleh sumber lainnya.

Contoh:

Moh. Kusnardi dan Bintan R. Saragih, Ilmu Negara. (Jakarta: Gaya

Media Pratama, 2000), hlm 174.

Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, (Jakarta: Gramedia,

1993), hlm. 50.

Moh. Kusnardi, Loc. Cit.

Daftar Pustaka

Daftar Pustaka atau Bibliografi) adalah sebuah daftar yang berisi judul buku-buku

atau artikel dan bahan-bahan penerbitan lainnya yang mempunyai pertalian dengan

sebuah karangan atay sebagain dari karangan yang sedang dikerjakan. Daftar

pustaka diletakkan pada bagian akhir sebuah tulisan ilmiah. Daftar pustaka

68

Page 69: Pertemuan Pertama - Esa Unggul University · Web viewDeklarasi Hakhak Asasi Manusia (1948) dan Dua Perjanjian (Covenant) yang diterima di PBB pada tahun 1966, menunjukkan bahwa hak-hak

merupakan rujukan penulis selama ia melakukan dan menyusun penelitian atau

laporannya. Daftar Pustaka disusun dengan berbagai format, yakni format MLA

(The Modern Language Association) dan format APA (American Psychological

Association). Adapun fungsi daftar pustaka tersebut adalah:

1. Membantu pembaca mengenal ruang lingkup studi penulis.

2. Memberi informasi kepada pembaca untuk memperoleh pengetahuan yang

lebih lengkap dan mendalam daripada kutipan yang digunakan penulis.

3. Membantu pembaca memilih referensi dan materi dasar untuk studinya.

Cara penulisannya:

1. Nama pengarang disusun menurut alfabet tanpa diberi nomor urut.

2. Bila tidak ada nama pengarang maka judul buku / artikel yang dimaksudkan

diurutkan alfabet

3. Gelar akademik pengarang tidak perlu dicantumkan, namun gelar

kebangsawanan atau haji dapat dicantumkan.

4. Jika untuk seorang pengarang terdapat lebih dari satu bahan referensi yang

digunakan, maka untuk referensi yang kedua dan seterusnya nama pengarang

tidak perlu diikutsertakan tetapi diganti dengan garis.

5. Jarak antara baris dengan baris dalam satu referensi satu spasi, tetapi jarak

referensi satu dengan referensi yang lain dua spasi.

Contoh Daftar Pustaka Format MLA

1. Buku satu penulis Sukadji, Soetarlinah. Menyusun dan Mengevaluasi

Laporan Penelitian. Jakarta: UI Press, 2000.

2. Buku dua penulis Widyamartaya, AI, dan Veronica Sudiati. Dasar-dasar

69

Page 70: Pertemuan Pertama - Esa Unggul University · Web viewDeklarasi Hakhak Asasi Manusia (1948) dan Dua Perjanjian (Covenant) yang diterima di PBB pada tahun 1966, menunjukkan bahwa hak-hak

Menulis Karya Ilmiah. Jakarta: Penerbit PT.

Gramedia Widiasarana Indonesia, 1997.

3. Buku tiga penulis Akhadiah, Sabarti, Maidar G. Arsjad, dan Sakura H.

Ridwan. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa

Indonesia. Jakarta: Penerbit Erlangga, 1989.

4. Buku lebih dari tiga

penulis

Alwi, Hasan, et al. Tata Bahasa Bahasa Indonesia.

Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,

1993.

ATAU

Alwi, Hasan, dkk. Tata Bahasa Bahasa Indonesia. Jakarta:

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1993.

5. Lebih dari satu edisi Sugono, Dendy. Berbahasa Indonesia dengan Benar. Ed.

Rev. Jakarta: Puspa Swara, 2002.

6. Penulis dengan

beberapa buku

Keraf, Gorys, Komposisi: Sebuah Pengantar Kemahiran

Bahasa, Ende, Flores: Penerbit Nusa Indah, 1997.

----------, Argumentasi dan Narasi. Jakarta: Penerbit

Gramedia Pustaka Utama, 1982.

7. Penulis tidak

diketahui atau penulis

adalah lembaga

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Indonesia. Panduan Teknis Penyusunan

Skripsi Sarjana Sains. Jakarta: UI Press, 2002.

8. Buku terjemahan DL, Chryshnanda dan Bambang Hastobroto, Eds. Desain

Penelitian Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif,

terj. dr. John Creswell, Jakarta: KIK Press, 2002.

70

Page 71: Pertemuan Pertama - Esa Unggul University · Web viewDeklarasi Hakhak Asasi Manusia (1948) dan Dua Perjanjian (Covenant) yang diterima di PBB pada tahun 1966, menunjukkan bahwa hak-hak

9. Buku dengan

penyunting / editor

Ihromi, T.O., peny. Pokok-pokok Antropologi Budaya.

Jakarta: PT. Gramedia, 1981.

10. Buku serial / berjilid Sadie, Stanley, ed. The New Grove Dictionary of Music and

Musicians. Vol.15. London: Macmillan, 1980.

11. Jurnal Molnar, Andrea. “Kemajemukan Budaya Flores: Suatu

Pendahuluan.” Antropologi Indonesia 56 (1998):

13-19.

12. Majalah Asa, Syu’bah. “PKS: ‘Sayap Ulama’ dan ‘Sayap Idealis’.”

Tempo, 5 – 11 Juli 2004, 38–39.

13. Surat Kabar Suwantono, Antonius, “Keanekaan Hayati Mikro-

Organisme: Menghargai Mikroba Bangsa.”

Kompas, 24 Des 1995, 11.

“Menyambut Terbentuknya Badan Pengurus Kemitraan

Deklarasi Bali.” Tajuk Rencana (editorial),

Kompas, 22 Des 1995, 4.

14. Dokumen

pemerintah

Biro Pusat Statistik, Struktur Ongkos Usaha Tani Padi dan

Palawija, 1990. Jakarta: BPS, 1993.

15. Naskah yang belum

diterbitkan

Budiman, Meilani. “The Relevance of Multiculturalism to

Indonesia”. Makalah pada Seminar Sehari tentang

Multikulturalisme di Inggris, Amerika, dan

Australia Universitas Indonesia, Depok, Maret

1996.

Contoh Daftar Pustaka Format APA

71

Page 72: Pertemuan Pertama - Esa Unggul University · Web viewDeklarasi Hakhak Asasi Manusia (1948) dan Dua Perjanjian (Covenant) yang diterima di PBB pada tahun 1966, menunjukkan bahwa hak-hak

1. Buku satu penulis Sukadji, S. (2000). Menyusun dan Mengevaluasi

Laporan Penelitian. Jakarta: UI Press.

2. Buku dua penulis Widyamartaya, AI, dan Sudiati, V. (1997). Dasar-

dasar Menulis Karya Ilmiah. Jakarta: Penerbit

PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.

3. Buku tiga penulis Akhadiah, S, Arsjad, M.G. dan Ridwan. S.H. (1989).

Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa

Indonesia. Jakarta: Penerbit Erlangga.

4. Buku lebih dari tiga

penulis

Alwi, Hasan, et al. (1993). Tata Bahasa Bahasa

Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan

dan Kebudayaan.

ATAU

Alwi, H, dkk. (1993). Tata Bahasa Bahasa Indonesia.

Jakarta: Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan.

5. Lebih dari satu edisi Sugono, Dendy. (2002). Berbahasa Indonesia dengan

Benar. Ed. Rev. Jakarta: Puspa Swara.

6. Penulis dengan

beberapa buku

Keraf, G. (1982) Argumentasi dan Narasi. Jakarta:

Penerbit Gramedia Pustaka Utama.

Keraf, G (1997). Komposisi: Sebuah Pengantar

Kemahiran Bahasa, Ende, Flores: Penerbit

Nusa Indah.

7. Penulis tidak diketahui Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

72

Page 73: Pertemuan Pertama - Esa Unggul University · Web viewDeklarasi Hakhak Asasi Manusia (1948) dan Dua Perjanjian (Covenant) yang diterima di PBB pada tahun 1966, menunjukkan bahwa hak-hak

atau penulis adalah

lembaga

Universitas Indonesia. (2002). Panduan Teknis

Penyusunan Skripsi Sarjana Sains. Jakarta: UI

Press.

8. Buku terjemahan Creswell, J.W. (2002). Research Design Qualitative

and Quantitative Approaches. (Terj. Angkatan

III dan IV KIK-UI bekerjasama dengan Nur

Khaibah). Jakarta: KIK Press.

9. Buku dengan

penyunting / editor

Ihromi, T.O., peny. (1981). Pokok-pokok Antropologi

Budaya. Jakarta: PT. Gramedia.

10. Buku serial / berjilid Sadie, S, ed. (1980). The New Grove Dictionary of

Music and Musicians. Vol.15. London:

Macmillan.

11. Jurnal Molnar, A (1998). Kemajemukan Budaya Flores: Suatu

Pendahuluan. Antropologi Indonesia 56, 13-19.

12. Majalah Asa, S. (2004, 5–11 Juli) PKS: ‘Sayap Ulama’ dan

‘Sayap Idealis’. Tempo. 38–39.

13. Surat Kabar Suwantono, A. Keanekaan Hayati Mikro-Organisme:

Menghargai Mikroba Bangsa.” (1995, 24

Desember). Kompas, 11.

Menyambut Terbentuknya Badan Pengurus Kemitraan

Deklarasi Bali. Tajuk Rencana (editorial).

(1995, 22 Desember). Kompas, 4.

14. Dokumen pemerintah Biro Pusat Statistik. (1993). Struktur Ongkos Usaha

73

Page 74: Pertemuan Pertama - Esa Unggul University · Web viewDeklarasi Hakhak Asasi Manusia (1948) dan Dua Perjanjian (Covenant) yang diterima di PBB pada tahun 1966, menunjukkan bahwa hak-hak

Tani Padi dan Palawija, 1990. Jakarta: BPS.

15. Naskah yang belum

diterbitkan

Budiman, M. (1996, Maret). The Relevance of

Multiculturalism to Indonesia. Makalah pada

Seminar Sehari tentang Multikulturalisme di

Inggris, Amerika, dan Australia Universitas

Indonesia, Depok.

Selain mengutip sumber-sumber tercetak sekarang ini penulis juga dapat

mengumpulkan data dan referensi dari Internet atau WWW (World Wide Web,

Jaringan Jagad Jembar). Unsur-unsur yang dicantumkan dalam referensi internet

adalah:4

1. nama penulis yang diawali dengan penulisan nama keluarga.

2. judul tulisan diletakkan di antara tanda kutip.

3. judul karya tulis keseluruhan (jika ada) dengan huruf miring .

4. data publikasi berisi protokol dan alamat, path, tanggal atau waktu akses

dilakukan.

Contoh:

1. Dari WWW

Walker, Janice R. “MLA-Style Citations of Electronic Sources.” Style Sheet.

http://www.cas.usf.edu/english/walker/mla/html. (10 Feb 1996)

2. Dari download FTP (File Transfer Protocol)

Johnson-Eilola, Jordan, “Little Machines: Rearticulating Hypertext Users.” ftp

daedalus.com/pub/CCCC95/johnson-eilola (10 Feb 1996)

4 Ibid, hal. 36

74

Page 75: Pertemuan Pertama - Esa Unggul University · Web viewDeklarasi Hakhak Asasi Manusia (1948) dan Dua Perjanjian (Covenant) yang diterima di PBB pada tahun 1966, menunjukkan bahwa hak-hak

3. Dari e-mail

Bruckman, Amy S. “MOOSE Crossing Proposal.” Mediamoo@media,mit.edu. (20

Des 1994)

4. Dari chatting

Nama teman chatting menggantikan nama penulis, jenis komunikasi (misalnya

wawancara pribadi, tanggal komunikasi dan tanda kurung.

Marsha s_Guest. Personal interview. Telnet daedalus.com 7777 (10 Feb 1996)

F. Evaluasi Belajar

1. Latihan

a. Soal

Jawablah latihan soal di bawah ini

1. Buatlah footnote, seakan anda mengambil dari:

a. sebuah buku dengan tiga orang penulis,

b. sebuah jurnal

c. sebuah media masa

d. sebuah peraturan perundang-undangan

2. Buatlah Daftar Pustaka dengan minimal 10 literatur.

b. Kunci jawaban

Jawablah latihan di atas dengan singkat dan jelas kemudian cocokkan jawaban

anda dengan materi yang telah dipelajari.

75

Page 76: Pertemuan Pertama - Esa Unggul University · Web viewDeklarasi Hakhak Asasi Manusia (1948) dan Dua Perjanjian (Covenant) yang diterima di PBB pada tahun 1966, menunjukkan bahwa hak-hak

MATERI X

TEKNIK PENULISAN

A. PENGANTAR

Dalam menulis karya tulis ilmiah, berbeda dengan menulis cerpen ataupun artikel.

Penulisan karya tulis ilmiah haruslah memenuhi aturan atau pedoman penulisan karya

tulis ilmiah, seperti tipe huruf yang dipergunakan, font huruf yang dipergunakan dan

lain sebagainya. Oleh karenanya pada bagian ke-sepuluh ini mahasiswa akan dibekali

dengan pengetahuan teknik penulisan karya tulis ilmiah.

B. KOMPETENSI DASAR

1. Mahasiswa memahami aturan teknik penulisan karya tulis ilmiah.

2. Mahasiswa memahami gaya penulisan karya tulis ilmiah.

C. KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN

76

Page 77: Pertemuan Pertama - Esa Unggul University · Web viewDeklarasi Hakhak Asasi Manusia (1948) dan Dua Perjanjian (Covenant) yang diterima di PBB pada tahun 1966, menunjukkan bahwa hak-hak

1. Mahasiswa mampu menjelaskan aturan teknik penulisan karya tulis ilmiah.

2. Mahasiswa mampu menjelaskan gaya penulisan karya tulis ilmiah.

D. KEGIATAN PEMBELAJARAN

1. Pembelajaran diselenggarakan untuk memahami materi 1 dengan pendekatan

contextual Instruction

2. Untuk materi 1 mahasiswa mempelajari penjelasan materi mengenai konsep dasar

metode penelitian selama 90 menit.

3. Selanjutnya selama 60 menit, mahasiswa di ajak diskusi dan tanya jawab.

E. MATERI BELAJAR

Agar penulis karya tulis sempurna, setelah isi dan bentuk lahiriah disusun dengan cara

yang semestinya, penulis juga harus mempertahankan teknik penulisan berdasarkan

persyaratan yang lazim. Masalah teknis yang perlu diperhatikan adalah:

2. Ukuran kertas

Penulisan karya tulis ilmiah pada umumnya menggunakan kertas jenis HVS

dengan berat 80 gram, berwarna putih dengan ukuran kertas A4 (210 x 279 mm)

3. Pemilihan jenis dan ukuran huruf

Karya tulis ilmiah pada umumnya ditulis dengan tinta berwarna hitam dengan

menggunakan huruf standar Times New Roman dengan font 12

4. Margin atau Pias (batas pinggir pengetikan)

Batas pengetikan adalah 4 cm untuk tepi kiri, 3 cm untuk tepi kanan, 4 cm untuk

tepi atas, dan 3 cm untuk tepi bawah.

5. Spasi atau kait

77

Page 78: Pertemuan Pertama - Esa Unggul University · Web viewDeklarasi Hakhak Asasi Manusia (1948) dan Dua Perjanjian (Covenant) yang diterima di PBB pada tahun 1966, menunjukkan bahwa hak-hak

Jarak antara baris dengan baris mempergunakan spasi rangkap (2 spasi).

Sedangkan untuk catatan kaki, bibliografi, dan kutipan langsung yang lebih dari

empat baris dipergunakan spasi rapat (1 spasi).

6. Nomor halaman

Halaman pendahuluan ditandai dengan angka Romawi kecil (contoh: i, ii, iii)

sedangkan halaman-halaman selanjutnya menggunakan nomor dengan angka Arab

(1, 2, 3, 4, 5, dst). Nomor halaman dapat dicantumkan sudut kanan atas (top-right)

7. Penomoran pada Bab, Sub Bab, dan seterusnya

Mengikuti petunjuk sebagai berikut:

a. Angka romawi : I, II, III dan seterusnya

b. Huruf kapital : A, B, C dan seterusnya

c. Angka arab : 1, 2, 3 dan seterusnya

d. Huruf kecil : a, b, c dan seterusnya

e. angka arab dengan tanda kurung tutup : 1), 2), 3) dan seterusnya

f. huruf kecil dengan tanda kurung tutup : a), b), c) dan seterusnya

g. angka arab dengan tanda kurung : (1), (2), (3), dan seterusnya

h. huruf kecil dengan tanda kurung : (a), (b), (c), dan seterusnya

8. Judul

Judul bab ditulis dibagian tengah atas dengan huruf kecil kapital dan tidak digaris

bawahi atau tidak ditulis di antara tanda kutip. Judul bab juga tidak diakhiri dengan

tanda titik.

9. Huruf miring

Huruf miring berfungsi menggantikan garis bawah.

Huruf miring biasanya digunakan untuk:

a. Penekanan sebuah kata atau kalimat.

78

Page 79: Pertemuan Pertama - Esa Unggul University · Web viewDeklarasi Hakhak Asasi Manusia (1948) dan Dua Perjanjian (Covenant) yang diterima di PBB pada tahun 1966, menunjukkan bahwa hak-hak

b. Menyatakan judul buku atau majalah.

c. Menyatakan kata atau frasa asing.

10. Penulisan angka

Untuk menuliskan angka dalam karangan, perlu diperhatikan ketentuan penulisan

sebagai berikut:

a. Bilangan di bawah seratus yang terdiri dari satu atau dua kata, bilangan

seartus dan kelipatannya, seribu dan kelipatannya ditulis dengan huruf.

b. Bilangan terdiri dari tiga kata atau lebih, ditulis dengan angka.

c. Bilangan pecahan biasanya ditulis dengan huruf, kecuali pecahan dari

bilangan yang besar.

d. Persentase tetap ditulis dengan angka.

e. Nomor telepon, nomor jalan, tanggal dan nomor halaman ditulis dengan

angka.

f. Angka tidak boleh dipergunakan untuk mengawali sebuah kalimat.

11. Koreksi

Koreksi dengan menggunakan tulisan tangan tidak diperbolehkan dalam penulisan

skripsi. Koreksi dengan menggunakan cairan koreksi (correction fluid), pita

koreksi (correction tape), pinsil ataupun ballpoint tidak diperkenankan pada hasil

akhir dari skripsi. Hasil akhir (final copy) haruslah bersih dari bentuk-bentuk

koreksi di atas.

12. Penulisan Rumus, Persamaan, Superscripts dan Subscripts

Rumus dan persamaan harus ditulis sebagaimana seharusnya. Huruf atau angka di

bawah (subscripts) ataupun di atas (superscripts) dalam sebuah rumus atau

persamaan, bisa ditulis satu ukuran lebih kecil dari ukuran huruf dalam teks, tetapi

79

Page 80: Pertemuan Pertama - Esa Unggul University · Web viewDeklarasi Hakhak Asasi Manusia (1948) dan Dua Perjanjian (Covenant) yang diterima di PBB pada tahun 1966, menunjukkan bahwa hak-hak

harus tetap jelas dan terbaca. Jarak antar persamaan dipisahkan dengan spasi

ganda, ditulis sesuai dengan ketentuan standar statistik dan pedoman komputer.

13. Metode Penulisan

Gaya penulisan:

a. Menggunakan kalimat yang efektif (mudah dimengerti)

b. Menghindari penggunaan kata-kata yang bersifat personal seperti: saya,

kami, anda, dan sebaginya, kecuali bila kata-kata tersebut merupakan kutipan.

c. Menulis dengan huruf miring (huruf italic) semua istilah asing yang bukan

berasal dari Bahasa Indonesia dan diikuti dengan terjemahan.

d. Jika dianggap membantu, gunakan sub judul yang tepat untuk

menggambarkan intisari atau ide utama dari sejumlah paragrap.

e. Sumber data atau informasi yang digunakan sebagai referensi harus

dicantumkan secara jelas untuk menghindari plagiarisme.

Hal – hal pokok yang harus diperhatikan dalam menulis suatu karya tulis ilmiah.

Yaitu:

1. Konsistensi

Artinya apabila telah menetapkan satu metode, maka sampai akhir halaman,

tetaplah menggunakan metode yang pertama. Misalnya, apabila dalam footnote,

buku di tulis dengan cara italic, maka jangan ada footnote yang menulis buku

dengan cara underline .

2. Berkesinambungan

Artinya, apa yang menjadi masalah, analisa dan kesimpulan jumlahnya adalah

sama. Bila pertanyaannya tiga, maka analisa nya pun harus terhadap tiga

permasalahan tersebut, dengan demikian pada bagain kesimpulan, harus

menggambarkan jawaban atas tiga pertanyaan dalam bab pendahuluan tersebut.

80

Page 81: Pertemuan Pertama - Esa Unggul University · Web viewDeklarasi Hakhak Asasi Manusia (1948) dan Dua Perjanjian (Covenant) yang diterima di PBB pada tahun 1966, menunjukkan bahwa hak-hak

3. Bertanggungjawab

Artinya, apabila kita mengutip, maka ikutilah tata aturan kutipan, misalnya dengan

menuliskan satu spasi untuk kutipan yang lebih dari empat baris dan jangan lupa

untuk mencantumkan footnote, sehingga kita terhindar dari tuduhan Plagiat.

F. Evaluasi Belajar

1. Latihan

a. Soal

Jawablah latihan soal di bawah ini

1. Penggunaan huruf miring adalah untuk kata-kata asing, lalu untuk bahasa

daerah ditulis dengan huruf miring atau biasa? Apakah bahasa daerah

termasuk bahasa asing?

2. Penulisan karya ilmiah harus memenuhi unsur “bertanggungjawab”, apa

maksudnya? Jelaskan.

b. Kunci jawaban

Jawablah latihan di atas dengan singkat dan jelas kemudian cocokkan jawaban

anda dengan materi yang telah dipelajari.

81

Page 82: Pertemuan Pertama - Esa Unggul University · Web viewDeklarasi Hakhak Asasi Manusia (1948) dan Dua Perjanjian (Covenant) yang diterima di PBB pada tahun 1966, menunjukkan bahwa hak-hak

MATERI XI

PENELITIAN KUALITATIF DAN KUANTITATIF

A. PENGANTAR

Di dalam penelitian, terdapat dua model penelitian, pertama adalah model penelitian

yang menggunakan angka-angka, yang lebih dikenal dengan model penelitian

kuantitatif, dan model kedua adalah model penelitian yang tidak menggunakan angka-

angka, yang lebih dikenal dengan model penelitian kualitatif. Oleh karenanya pada

pertemuan ke-sebelas ini mahasiswa akan dibekali dengan pengetahuan berkaitan

dengan metode penelitian kuantitatif dan metode penelitian kualitatif.

B. KOMPETENSI DASAR

1. Mahasiswa mampu memahami metode atau cara-cara penelitian kuantitatif.

82

Page 83: Pertemuan Pertama - Esa Unggul University · Web viewDeklarasi Hakhak Asasi Manusia (1948) dan Dua Perjanjian (Covenant) yang diterima di PBB pada tahun 1966, menunjukkan bahwa hak-hak

2. Mahasiswa mampu memahami metode atau cara-cara penelitian kualitatif.

C. KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN

1. Mahasiswa mampu menjelaskan metode atau cara-cara penelitian kuantitatif.

2. Mahasiswa mampu menjelaskan metode atau cara-cara penelitian kualitatif.

D. KEGIATAN PEMBELAJARAN

1. Pembelajaran diselenggarakan untuk memahami materi 1 dengan pendekatan

contextual Instruction

2. Untuk materi 1 mahasiswa mempelajari penjelasan materi mengenai konsep dasar

metode penelitian selama 90 menit.

3. Selanjutnya selama 60 menit, mahasiswa di ajak diskusi dan tanya jawab.

E. MATERI BELAJAR

1. Penelitian Kualitatif

Pendekatan penelitian kualitatif sering disebut dengan naturalistic inquiry (inkuiri

alamiah). Apapun macam, cara atau corak analisis data kualitatif suatu penelitian,

perbuatan awal yang senyatanya dilakukan adalah membaca fenomena. Setiap data

kualitatif mempunyai karakteristiuknya sendiri. Data kualitatif berada secara

tersirat di dalam sumber datanya. Sumber data kualitatif adalah catatan hasil

observasi, transkrip interviu mendalam (depth interview), dan dokumen-dokumen

terkait berupa tulisan ataupun gambar.

Karakteristik Penelitian Kualitatif

1. Setting/latar alamiah atau wajar dengan konteks utuh (holistik).

2. Instrumen penelitian berupa manusia (human instrument).

83

Page 84: Pertemuan Pertama - Esa Unggul University · Web viewDeklarasi Hakhak Asasi Manusia (1948) dan Dua Perjanjian (Covenant) yang diterima di PBB pada tahun 1966, menunjukkan bahwa hak-hak

3. Metode pengumpulan data observasi sebagai metode utama.

4. Analisis data secara induktif.

5. Proses lebih berperanan penting daripada hasil.

6. Penelitian dibatasi oleh fokus.

7. Desain penelitian bersifat sementara.

8. Laporan bernada studi kasus.

9. Interpretasi ideografik.

Metode Pengumpulan Data

1. Pengamatan dengan berpartisipasi (Participant Observation)

2. Wawancara Mendalam (Indepth Interview)

3. Penyelidikan Sejarah Hidup (Life Historical Investigation)

4. Analisis Konten (Content Analysis)

2. Pengertian Metode Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif

Metode kuantitatif dan kualitatif sering dipasangkan dengan nama metode yang

tradisional dan metode baru; metode positivistic dan metode postpositivistic,

metode scientific dan artistic, metode konfirmasi dan temuan. Jadi metode

kuantitatif sering dinamakan metode tradisional, positivistic, scientivic dan

metode discovery. Selanjutnya metoda hase kualitatif sering dinamakan sebagai

metode baru, postposivistic, artistic dan interpretive research.

Metode kuantitatif dinamakan metode tradisional, karena metode ini sudah cukup

lama digunakan sehingga sudah mentradisi sebagai metode untuk penelitian.

Metode ini disebut sebagai metode positivistic karena berlandaskan pada filsafat

84

Page 85: Pertemuan Pertama - Esa Unggul University · Web viewDeklarasi Hakhak Asasi Manusia (1948) dan Dua Perjanjian (Covenant) yang diterima di PBB pada tahun 1966, menunjukkan bahwa hak-hak

positivisme. Metode ini sebagai metode scientific karena telah memenuhi kaidah-

kaidah ilmiah yaitu konkrit/ empiris, objektif, terukur, rasional dan sistematis.

Metode ini juga disebut metode discovery, Karena dengan metode ini dapat

ditemukan dan dikembangkan berbagai iptek baru.

Metode penelitian kualitatif dinamakan sebagai metode baru karena popularitasnya

belum lama, metode ini dinamakan postpositivistik Karena berlandaskan pada

filsafat post positifisme. Metode ini disebut juga sebagai metode artistic, Karena

proses penelitian lebih bersifat seni(kurang terpola),dan disebut metode

interpretive karena data hasil peneletian lebih berkenaan dengan interprestasi

terhadap data yang di temukan di lapangan.metode penelitian kuantitatif dapat di

artikan sebagai metode penelitian yang di gunakan untuk meneliti pada populasi

atau sampel tertentu,pengumpulan data menggunakan instrument

penelitian,analisis data bersifat kuantitatif/ statistic,dengan tujuan untuk menguji

hipotesis yang teleh di tetapkan.

Metode penelitian kualitatif sering di sebut metode penelitian naturalistik karena

penelitianya di lakukan pada kondisi yang alamiah(natural setting);di sebut juga

metode etnographi,karena pada awalnya metode ini lebih banyak di gunakan untuk

penelitian bidang antropologi budaya;disebut metode kualitatif,karena data yang

terkumpul dan analisisnya lebih bersifat kualitatif.

3. Perbedaan Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif

Perbedaan mendasar dari metode penelitian kualitatif dengan metode penelitian

kuantitatif yaitu terletak pada strategi dasar penelitiannya. Penelitian kuantitatif

85

Page 86: Pertemuan Pertama - Esa Unggul University · Web viewDeklarasi Hakhak Asasi Manusia (1948) dan Dua Perjanjian (Covenant) yang diterima di PBB pada tahun 1966, menunjukkan bahwa hak-hak

dipandang sebagai sesuatu yang bersifat konfirmasi dan deduktif, sedangkan

penelitian kualitatif bersifat eksploratoris dan induktif. Bersifat konfirmasi

disebabkan karena metode penelitian kuantitatif ini bersifat menguji hipotesis dari

suatu teori yang telah ada. Penelitian bersifat mengkonfirmasi antara teori dengan

kenyataan yang ada dengan mendasarkan pada data ilmiah baik dalam bentuk

angka. Penarikan kesimpulan bersifat deduktif yaitu dari sesuatu yang bersifat

umum ke sesuatu yang bersifat khusus. Hal ini berangkat dari teori-teori yang

membangunnya.

Hamidi menjelaskan setidaknya terdapat 12 perbedaan pendekatan kualitatif

dengan kualitatif seperti berikut ini:

1. Dari segi perspektifnya penelitian kuantitatif lebih menggunakan pendekatan

etik, dalam arti bahwa peneliti mengumpulkan data dengan menetapkan

terlebih dahulu konsep sebagai variabel-variabel yang berhubungan yang

berasal dari teori yang sudah ada yang dipilih oleh peneliti. Kemudian variabel

tersebut dicari dan ditetapkan indikator-indikatornya. Hanya dari indikator

yang telah ditetapkan tersebut dibuat kuesioner, pilihan jawaban dan skor-

skornya. Sebaliknya penelitian kualitaif lebih menggunakan persepektif emik.

Peneliti dalam hal ini mengumpulkan data berupa cerita rinci dari para

informan dan diungkapkan apa adanya sesuai dengan bahasa dan pandangan

informan.

2. Dari segi konsep atau teori, penelitian kuantitatif bertolak dari konsep

(variabel) yang terdapat dalam teori yang dipilih oleh peneliti kemudian dicari

datanya, melalui kuesioner untuk pengukuran variabel-variabelnya. Di sisi lain

penelitian kualitatif berangkat dari penggalian data berupa pandangan

responden dalam bentuk cerita rinci atau asli mereka, kemudian para responden

86

Page 87: Pertemuan Pertama - Esa Unggul University · Web viewDeklarasi Hakhak Asasi Manusia (1948) dan Dua Perjanjian (Covenant) yang diterima di PBB pada tahun 1966, menunjukkan bahwa hak-hak

bersama peneliti meberi penafsiran sehingga menciptakan konsep sebagai

temuan. Secara sederhana penelitian kuantitatif berangkat dari konsep, teori

atau menguji (retest) teori, sedangkan kualitatif mengembangkan ,menciptakan,

menemukan konsep atau teori.

3. Dari segi hipotesis, penelitian kuantitatif merumuskan hipotesis sejak awal,

yang berasal dari teori relevan yang telah dipilih, sedang penelitian kualitatif

bisa menggunakan hipotesis dan bisa tanpa hipotesis. Jika ada maka hipotesis

bisa ditemukan di tengah penggalian data, kemudian “dibuktikan” melalui

pengumpulan data yang lebih mendalam lagi.

4. Dari segi teknik pengumpulan data, penelitian kuantitatif mengutamakan

penggunaan kuisioner, sedang penelitaian kualitatif mengutamakan

penggunaan wawancara dan observasi.

5. Dari segi permasalahan atau tujuan penelitian, penelitian kuantitatif

menanyakan atau ingin mengetahui tingkat pengaruh, keeretan korelasi atau

asosiasi antar variabel, atau kadar satu variabel dengan cara pengukuran,

sedangkan penelitian kualitatif menanyakan atau ingin mengetahui tentang

makna (berupa konsep) yang ada di balik cerita detail para responden dan latar

sosial yang diteliti.

6. Dari segi teknik memperoleh jumlah (size) responden (sample) pendekatan

kuantitatif ukuran (besar, jumlah) sampelnya bersifat representatif (perwakilan)

dan diperoleh dengan menggunakan rumus, persentase atau tabel-populasi-

sampel serta telah ditentukan sebelum pengumpulan data. Penelitian kualitatif

jumlah respondennya diketahui ketika pengumpulan data mengalami

kejenuhan. Pengumpulan datanya diawali dari mewawancarai informan-awal

atau informan-kunci dan berhenti sampai pada responden yang kesekian

87

Page 88: Pertemuan Pertama - Esa Unggul University · Web viewDeklarasi Hakhak Asasi Manusia (1948) dan Dua Perjanjian (Covenant) yang diterima di PBB pada tahun 1966, menunjukkan bahwa hak-hak

sebagai sumber yang sudah tidak memberikan informasi baru lagi. Maksudnya

berhenti sampai pada informan yang kesekian ketika informasinya sudah “tidak

berkualitas lagi” melalui teknik bola salju (snow-ball), sebab informasi yang

diberikan sama atau tidak bervariasi lagi dengan para informan sebelumnya.

Jadi penelitian kualitatif jumlah responden atau informannya didasarkan pada

suatu proses pencapaian kualitas informasi.

7. Dari segi alur pikir penarikan kesimpulan penelitian kuantitatif berproses

secara deduktif, yakni dari penetapan variabel (konsep), kemudian

pengumpulan data dan menyimpulkan. Di sisi lain, penelitian kualitatif

berproses secara induktif, yakni prosesnya diawali dari upaya memperoleh data

yang detail (riwayat hidup responden, life story, life sycle, berkenaan dengan

topik atau masalah penelitian), tanpa evaluasi dan interpretasi, kemudian

dikategori, diabstraksi serta dicari tema, konsep atau teori sebagai temuan.

8. Dari bentuk sajian data, penelitian kuantitatif berupa angka atau tabel, sedang

penelitian kualitatif datanya disajikan dalam bentuk cerita detail sesuai bahasa

dan pandangan responden.

9. Dari segi definisi operasional, penelitian kuantitatif menggunakannya,

sedangkan penelitian kualitatif tidak perlu menggunakan, karena tidak akan

mengukur variabel (definisi operasional adalah petunjuk bagaimana sebuah

variabel diukur). Jika penelitian kualitatif menggunakan definisi operasional,

berarti penelitian telah menggunakan perspektif etik bukan emik lagi. Dengan

menetapkan definisi operasional, berarti peneliti telah menetapkan jenis dan

jumlah indikator, yang berarti telah membatasi subjek penelitian

mengemukakan pendapat, pengalaman atau pandangan mereka.

88

Page 89: Pertemuan Pertama - Esa Unggul University · Web viewDeklarasi Hakhak Asasi Manusia (1948) dan Dua Perjanjian (Covenant) yang diterima di PBB pada tahun 1966, menunjukkan bahwa hak-hak

10. (Dari segi) analisis data penelitian kuantitatif dilakukan di akhir pengumpulan

data dengan menggunakan perhitungan statistik, sedang penelitian kualitatif

analisis datanya dilakukan sejak awal turun ke lokasi melakukan pengumpulan

data, dengan cara “mengangsur atau menabung” informasi, mereduksi,

mengelompokkan dan seterusnya sampai terakhir memberi interpretasi.

11. Dari segi instrumen, penelitian kualitatif memiliki instrumen berupa peneliti itu

sendiri. Karena peneliti sebagai manusia dapat beradaptasi dengan para

responden dan aktivitas mereka. Yang demikian sangat diperlukan agar

responden sebagai sumber data menjadi lebih terbuka dalam memberikan

informasi. Di sisi lain, pendekatan kuantitatif instrumennya adalah angket atau

kuesioner.

12. Dari segi kesimpulan, penelitian kualitatif interpretasi data oleh peneliti

melalui pengecekan dan kesepakatan dengan subjek penelitian, sebab

merekalah yang yang lebih tepat untuk memberikan penjelasan terhadap data

atau informasi yang telah diungkapkan. Peneliti memberikan penjelasan

terhadap interpretasi yang dibuat, mengapa konsep tertentu dipilih. Bisa saja

konsep tersebut merupakan istilah atau kata yang sering digunakan oleh para

responden. Di sisi lain, penelitian kuantitatif “sepenuhnya” dilakukan oleh

peneliti, berdasarkan hasil perhitungan atau analisis statistik

F. Evaluasi Belajar

1. Latihan

a. Soal

Jawablah latihan soal di bawah ini

89

Page 90: Pertemuan Pertama - Esa Unggul University · Web viewDeklarasi Hakhak Asasi Manusia (1948) dan Dua Perjanjian (Covenant) yang diterima di PBB pada tahun 1966, menunjukkan bahwa hak-hak

1. Jelaskan perbedaan mendasar mengenai penelitian kualitatif dan penelitian

kuantitatif. Berikan pula contohnya.

2. Apakah dalam penelitian kualitatif sama sekali tidak dapat menggunakan

data yang berupa angka? Jelaskan.

b. Kunci jawaban

Jawablah latihan di atas dengan singkat dan jelas kemudian cocokkan jawaban

anda dengan materi yang telah dipelajari.

MATERI XII

ANALISIS DAN INTREPRETASI DATA

A. PENGANTAR

Penelitian dilakukan seseorang untuk menjawab permasalahan yang dihadapinya.

Dalam upayanya memikirkan jawaban atas permasalahan yang ada, maka peneliti akan

menggunakan kemampuan akal dan pikirannya untuk menganalisa permasalahan

dengan data dan teori yang dimilikinya. Dapat dikatakan bahwa kesulitan dalam

pembuatan penelitian adalah pada tahap menganalisa. Apabila analisanya benar, maka

akan didapatkan jawaban yang benar pula, namun apabila analisanya salah maka

jawabannya pun bisa salah. Dalam pembuatan karya tulis ilmiah dikenal ada dua

macam analisa data, yaitu analisa data kuantitatif dan analisa data kualitatif. Pada

90

Page 91: Pertemuan Pertama - Esa Unggul University · Web viewDeklarasi Hakhak Asasi Manusia (1948) dan Dua Perjanjian (Covenant) yang diterima di PBB pada tahun 1966, menunjukkan bahwa hak-hak

pertemuan ke-duabelas ini mahasiswa akan diberikan bekal pengetahuan berkaitan

dengan analisa data dan intrepetasi data.

B. KOMPETENSI DASAR

1. Mahasiswa mampu memahami penelitian dengan analisis data kuantitatif.

2. Mahasiswa mampu memahami penelitian dengan analisis data kualitatif.

C. KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN

1. Mahasiswa mampu menjelaskan mengenai penelitian dengan analisis data

kuantitatif.

2. Mahasiswa mampu menjelaskan mengenai penelitian dengan analisis data

kualitatif.

D. KEGIATAN PEMBELAJARAN

1. Pembelajaran diselenggarakan untuk memahami materi 1 dengan pendekatan

contextual Instruction

2. Untuk materi 1 mahasiswa mempelajari penjelasan materi mengenai konsep dasar

metode penelitian selama 90 menit.

3. Selanjutnya selama 60 menit, mahasiswa di ajak diskusi dan tanya jawab.

E. MATERI BELAJAR

Analisis data terdiri dari Analisis Kuantitatif dan Kualitatif. Dalam menganalisis

Data Kuantitatif data yang berbentuk angka dihitung untuk mengetahui jawaban

masalah yang diteliti. Sebaliknya, Data Kualitatif merupakan data yang tidak

berbentuk angka, seperti keamanan, semangat meniliti dosen, dll.

91

Page 92: Pertemuan Pertama - Esa Unggul University · Web viewDeklarasi Hakhak Asasi Manusia (1948) dan Dua Perjanjian (Covenant) yang diterima di PBB pada tahun 1966, menunjukkan bahwa hak-hak

Dilihat dari sifat datanya, analisis dibedakan menjadi analisis yang bersifat

kuantitatif dan kualitatif. Analisis Kualitatif dilakukan pada data yang tidak dapat

dihitung, bersifat monografis atau berwujud kasus-kasus.

Suriasumantri menyarakan bahwa penelitian kualitatif mencoba menjelaskan

“sepotong episode kehidupan” yang didokumentasikan. Data yang dikumpulkan

bersifat deskriptif dalam bentuk kata-kata atau gambar. Data tersebut diperoleh dari

hasil wawancara, catatan pengamatan lapangan, potret, tape video, dokumen

perorangan, memorandum dan dokumen resmi. Oleh karena itu analisis kualitatif tidak

menggunakan alat bantu statistika.

Sedangkan Analisis Kuantitatif disebut juga Analisis Statistika. Secara garis

besar, analisis statistika dibedakan atas dua macam, yaitu analisis statistika deskriptif

dan analisis statistika induktif. Jika penelitian bertujuan untuk memaparkan data hasil

pengamatan / wawancara tanpa diadakan pengujian hipotesis, digunakanlah analisis

Statistika Deskriptif. Dalam Analisis Statistika Deskriptif, data yang diperoleh

ditata dalam diagram, ukuran pemusatan datanya (modus, median, mean), ukuran

penyebaran data (range, variance, standar deviasi). Tetapi jika tujuan penelitian

dituangkan dalam hipotesis yang selanjutnya diuji kebenarannya secara statistika, dan

diinginkan kesimpulan yang berlaku bagi keseluruhan populasi, maka penelitian ini

sudah menuju ke penggunaan Analisis Statistika Induktif.

C O N T O H 1 :

Dengan penduduk berjumlah 163.646 Kecamatan Kalideres tergolong Kecamatan

dengan tingkat kepadatan yang tinggi, yaitu sekitar 338 jiwa per ha. Dari jumlah

penduduk secara keseluruhan, 3272 diantaranya tergolong sebagai penduduk miskin

(lihat tabel)

92

Page 93: Pertemuan Pertama - Esa Unggul University · Web viewDeklarasi Hakhak Asasi Manusia (1948) dan Dua Perjanjian (Covenant) yang diterima di PBB pada tahun 1966, menunjukkan bahwa hak-hak

Luas Wilayah, Jumlah RT, RW, KK,

Penduduk, Kepadatan dan Ruta Miskin 2002

No Kelurahan

Luas

Wilayah

(Ha)

Jumlah Kepadatan

Penduduk

jiwa/Ha

Rumah *)

Tangga

MiskinRT RW KK

Pendudu

k

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

1 Semanan 598.00 108 12 11 253 30 856 52 767

2 Kalideres 492.60 175 16 12 760 32 161 65 492

3 Pegadungan 594.80 167 17 12 733 28 424 48 140

4 Tegal Alur 777.69 151 15 17 788 37 625 48 1 331

5 Kamal 276.27 96 10 8 635 34 579 125 542

Jumlah 2 739.36 697 70 63 169 163 645 338 3 272

  2001 2 739.36 677 69 62 075 162 875 59   

  2000 2 739.36 669 67 49 106 161 077 59   

  1999 2 739.36 668 67 51 438 158 636 58  

  1998 2 739.36 659 67 48 972 146 719 54  

Tabel A.1

Tabel Geografi dan Kependudukan di Kecamatan Kalideres,

Kodya Jakarta Barat

Dari data tersebut di atas, dapat kami sajikan pula sebagai informasi tambahan,

mengenai pembagian struktur kependudukan berdasarkan jenis kelamin, pendidikan

dan pekerjaan. Adapun tabelnya adalah sebagai berikut:

Statistik Kepadatan Penduduk Kec KALIDERES

93

Page 94: Pertemuan Pertama - Esa Unggul University · Web viewDeklarasi Hakhak Asasi Manusia (1948) dan Dua Perjanjian (Covenant) yang diterima di PBB pada tahun 1966, menunjukkan bahwa hak-hak

Jumlah Penduduk Kec KALIDERES Sampai Bulan 9/2005 adalah : 165,765 orang

Wilayah

Sumber : Suku Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Jakarta BaratWNI Pria

WNI

Wanita

WNA

Pria

WNA

WanitaTotal LUAS

KEP

ADA

TAN

 KALIDERES 13,574  12,719  2  1  26,296  4.07  6,461 

 KAMAL 23,127  21,423  4  1  44,555  4.52  9,857 

 PEGADUNGAN 24,070  23,100  3  7  47,180  3.61  13,069 

 SEMANAN 20,563  19,552  5  0  40,120  5.91  6,788 

 TEGAL ALUR 27,552  26,907  4  2  54,465  5.63  9,674 

 Total  108,886  103,701  18  11 212,616  24  45,849

Tabel A.2Statistik Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Dari tabel di atas mengenai penjabaran penduduk yang berada di Jakarta Barat,

nampak terlihat bahwa jumlah penduduk Pria lebih banyak daripada jumlah penduduk

Wanita. Baik itu Warga Negara Indonesia maupun Warga Negara Asing, hanya ada

satu pengecualian, untuk wilayah Pegadungan, jumlah WNA Wanitanya lebih banyak

daripada jumlah WNA Prianya.

Dalam skripsi ini, saya merasa perlu pula menyampaikan informasi mengenai

struktur kependudukan apabila di lihat dari jenjang pendidikannya. Adapun tabel

kependudukan berdasarkan jenjang pendidikan, tabelnya adalah seperti yang

dapat dilihat berikut ini:

No Status Pendidikan Jenis Kelamin

94

Page 95: Pertemuan Pertama - Esa Unggul University · Web viewDeklarasi Hakhak Asasi Manusia (1948) dan Dua Perjanjian (Covenant) yang diterima di PBB pada tahun 1966, menunjukkan bahwa hak-hak

Laki – laki

(%)

Perempuan

(%)

Total

1 Belum pernah sekolah 1,65 3,15 2,39

2 Sekolah Dasar 6,36 4,84 5,61

3 Sekolah Menengah Pertama 5,95 4,93 5,45

4 Sekolah Menengah Atas 5,36 5,12 5,24

5 Diploma / Universitas 2,75 2,21 2,45

6 Tidak sekolah 77,93 79,75 78,83

Jumlah Total 100 100 100

Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional Tahun 2004

Tabel A.3

Statistik Penduduk Berdasarkan Pendidikan

Semakin banyak warga masyarakat yang mengenyam bangku pendidikan, maka

semakin majulah wilayah tersebut. Namun seperti yang telah dapat dilihat pada tabel

tadi, 75% lebih warga masyarakat di Kecamatan Kalideres tidak mengenyam bangku

sekolah, suatu prosentase angka yang cukup tinggi.

Hal ini mungkin salah satu penyebabnya adalah sebagian besar warganya

merupakan warga pendatang, yang datang dari desa ke kota untuk mencari kerja.

Sehingga tidak memperhatikan masalah pendidikan. Bagi mereka yang penting adalah

dapat menyambung hidup, sementara untuk urusan yang lain, dipikirkan belakangan.

Padahal ada korelasi atau hubungan yang sangat berkaitan antara pendidikan

dengan pekerjaan. Seseorang yang bekerja, pada dasarnya adalah karena memiliki

kemampuan tersendiri, dimana kemampuan ini banyak diantaranya di dapatkan di

95

Page 96: Pertemuan Pertama - Esa Unggul University · Web viewDeklarasi Hakhak Asasi Manusia (1948) dan Dua Perjanjian (Covenant) yang diterima di PBB pada tahun 1966, menunjukkan bahwa hak-hak

bangku sekolah. Seperti membaca, menghitung, menganalisis, mengetik, bekerja

mandiri maupun kerja kelompok dan lain sebagainya.

Seseorang yang sudah bersekolah saja pun masih menemui kesulitan mendapatkan

pekerjaan setelah lulus, apalagi orang yang tidak pernah bersekolah atau orang yang

putus sekolah. Ini dapat dibuktikan dengan memperhatikan tabel di halaman berikut

mengenai pembagian penduduk menurut jenis pekerjaan.

No Jenis Kegiatan UtamaJenis Kelamin

Laki – laki (%)

Perempuan (%)

Total

1 Bekerja 76,36 7,01 7,69

2 Pengangguran 8,36 33,71 55,13

3 Sekolah 10,36 9,63 9,99

4 Mengurus Rumah Tangga 0,60 47,38 23,89

5 Lainnya 4,32 2,27 3,30

Tabel A.4

Statistik Penduduk Berdasarkan Pekerjaan

Dari tabel di atas, dapat terlihat hanya 7,69% saja dari jumlah penduduk yang ada

di wilayah tersebut yang sudah bekerja. Sebagian kecil, yaitu 9,99 % pekerjaannya

adalah sekolah dan sebagian besar, sekitar 23,89% pekerjaannya adalah Ibu Rumah

Tangga. Sementara 55,13% adalah warga masyarakat yang belum memiliki pekerjaan.

C O N T O H 2 :

Dari hasil penelitian penulis terhadap kinerja petugas pelayanan masyarakat di

kelurahan kalideres, maka setengah dari responden merasa kurang puas terhadap

pelayanan yang diberikan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel pie berikut ini:

96

Page 97: Pertemuan Pertama - Esa Unggul University · Web viewDeklarasi Hakhak Asasi Manusia (1948) dan Dua Perjanjian (Covenant) yang diterima di PBB pada tahun 1966, menunjukkan bahwa hak-hak

Memuaskan

30%

Kurang Memuaskan

50%

Tidak Memuaskan

20%

F. Evaluasi Belajar

1. Latihan

a. Soal

Jawablah latihan soal di bawah ini

1. Jelaskan dan berikan contoh mengenai analisis statistika deskriptif?

2. Jelaskan dan berikan contoh mengenai analisis statistika induktif?

b. Kunci jawaban

Jawablah latihan di atas dengan singkat dan jelas kemudian cocokkan jawaban

anda dengan materi yang telah dipelajari.

MATERI XIII

METODE SAMPLING

A. PENGANTAR

Di dalam penelitian, khususnya penelitian dengan bentuk penelitian empiris, dimana

diperlukan adanya obyek penelitian, maka untuk menentukan obyek penelitian atau

lokasi penelitian atau narasumber yang akan diwawancara atau diberikan kuisioner

untuk melengkapi data peneliti, kadang peneliti menemukan kesulitan untuk

97

Page 98: Pertemuan Pertama - Esa Unggul University · Web viewDeklarasi Hakhak Asasi Manusia (1948) dan Dua Perjanjian (Covenant) yang diterima di PBB pada tahun 1966, menunjukkan bahwa hak-hak

menentukan obyek atau narasumbernya. Oleh karena itu untuk memudahkan peneliti

menentukan obyek atau narasumber, peneliti harus menggunakan metode sampling.

Oleh karenanya pada pertemuan ke-tigabelas ini mahasiswa akan dibekali dengan

pengetahuan berkaitan dengan metode sampling.

B. KOMPETENSI DASAR

1. Mahasiswa mampu memahami macam-macam cara pengambilan sampling.

2. Mahasiswa mampu memahami hal-hal teknis seputar pengambilan sampling.

C. KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN

1. Mahasiswa mampu menjelaskan macam-macam pengambilan sampling.

2. Mahasiswa mampu melakukan pengambilan sampling yang benar.

D. KEGIATAN PEMBELAJARAN

1. Pembelajaran diselenggarakan untuk memahami materi 1 dengan pendekatan

contextual Instruction

2. Untuk materi 1 mahasiswa mempelajari penjelasan materi mengenai konsep dasar

metode penelitian selama 90 menit.

3. Selanjutnya selama 60 menit, mahasiswa di ajak diskusi dan tanya jawab.

E. MATERI BELAJAR

Sampling dilakukan karena dalam penelitian sulit untuk meneliti semuanya. Ini

bisa kita bandingnya dengan seorang koki yang mencoba merasakan atau mencicipi

sesendok (sampel) sayur yang sedang dimasaknya dalam panci besar (populasi).

Jelaslah, bahwa dengan sampling kita memilih subyek (individu) atau obyek (benda)

98

Page 99: Pertemuan Pertama - Esa Unggul University · Web viewDeklarasi Hakhak Asasi Manusia (1948) dan Dua Perjanjian (Covenant) yang diterima di PBB pada tahun 1966, menunjukkan bahwa hak-hak

yang diambil dari suatu kesatuan atau keseluruhan untuk mendapatkan gambaran

mengenai kesatuan atau keseluruhan tersebut. Dalam hal memasak tadi, kita tidak

perlu mencicipi sepanci sayur untuk menyatakan sayur tersebut sudah enak atau

belum. Dengan mencicipi sesendok sayur saja, kita bisa menganggar bahwa semua

sayur dalam panci tadi persis sama rasanya (uniform)

Masalahnya, dalam penelitian ilmu-ilmu sosial sampel yang diambil tidak selalu

menjamin adanya uniformitas. Sebagai contoh: Penelitian tentang menjadim adanya

uniformitas. Sebagai contoh penelitian tetnang kesadaran hukum masyarakat di

Indonesia. Sampelnya di ambil di Jakarta untuk Populasi Indonesia. Peneliti

berkesimpulan bahwa masyarakat Indonesia kesadaran hukumnya tinggi. Dalam hal

ini kita boleh tidak merasa pasti atau menolak kesimpulan tersebut. Kita boleh

melakukan penelitian yangs ama dengan mangambil sampel masyarakat kota Tegal

misalnya.

Jadi dapat dikatakan bahwa sebetulnya dalam mengambil kesimpulan dari sampel

ke populasi, kita sedang mengambil kesimpulan induktif. Kesimpulan induktif selalu

berupa generalisasi, atau kesimpulan itu diambil dari sejumlah peristiwa khusus untuk

diberlakukan pada suatu hal yang umum. Pada penarikan kesimpulan secara induktif

kita mengamati sejumlah peristiwa khusus dan kemudian mengambil kesimpulan yang

berupa generalisasi yang dapat berlaku atas kejadian sejenis pada waktu yang akan

datang. Banyak generalisasi induktif berdasarkan fakta, tetapi banyak juga yang hanya

berupa asumsi atau andaian. Andaian itu ialah fakta atau pernyataan yang dianggap

benar walaupun belum atau tidak dapat dibuktikan kebenarannya.

Sebaliknya, jika kita akan memberlakukan suatu kesimpulan umum atau suatu teori

terhadap peristiwa khusus, kita berkesimpulan secara deduktif.

Macam Sampling:

99

Page 100: Pertemuan Pertama - Esa Unggul University · Web viewDeklarasi Hakhak Asasi Manusia (1948) dan Dua Perjanjian (Covenant) yang diterima di PBB pada tahun 1966, menunjukkan bahwa hak-hak

1. Probability Sampling

1) Simple Random Sampling (SRS)

Jika sebuah mata uang logam kita lemparkan dengan bebas, kemungkinan

adalah bahwa kita akan memperoleh kepala atau ekornya. Kemungkinan timbul

atau tidaknya sesuatu kejadian itu disebut probabilitas kejadian. Dalam hal

penarikan sampel dengan cara SRS dapat dilakukan dengan cara Lotere atau

dgn Table Random Number.

2) Proportionate Stratified Random Sampling

Ini dilakukan bila kita mengetahui apa yang akan kita teliti itu berlapis-lapis

atau bertingkat-tingkat. Misalnya populasi yang akan diteliti adalah tentara

ketika kita ingin mengetahui pengetahuan mereka dalam bidang hukum. Maka

kita akan beranggapan bahwa pengetahuan mereka bergantung pada

pangkatnya.

3) Disproportionate Stratified Random Sampling

Metode ini memberikan tekanan yang seimbang pada setiap strata atau

memberikan tekanan yang lebih besar pada strata tertentu.

4) Area (Cluster) Random Sampling

Obyek penelitian disini adalah wilayah atau kelompok dan bukan individu-

individu. Mislanya kita akan meneliti pengaruh lingkungan sosial daerah

pelacuran terhadap kepatuhan warga masyarakat. Jika di Jakarta ada 10 lokasi,

kita sampling secara random 2 lokasi saja.

5) Systematic Random Sampling

Dilakukan dengan cara memberi nomor responden lalu kita tarik responden

pertama dengan cara lotere.

2. Non-Probability Sampling

100

Page 101: Pertemuan Pertama - Esa Unggul University · Web viewDeklarasi Hakhak Asasi Manusia (1948) dan Dua Perjanjian (Covenant) yang diterima di PBB pada tahun 1966, menunjukkan bahwa hak-hak

1) Accidental Sampling

Sampel diambil secara kebetulan. Cukup meninjau tempat peristiwa yang

diteliti dan mewawancarai orang-orang yang kebetulan ada disitu.

2) Quota Sampling

Hampir sama dengan accidental sampling, bedanya terletak pada ruang

lingkupnya. Pada Quota (jatah) sampling, peneliti berusah untuk memasukkan

ciri-ciri tertentu mengenai respondennya. Misalnya pria yang telah dewasa dan

bekerja.

3) Purposive / Judgmental Sampling

Hampir sama dengan Quota sampling, bedanya jika quota sampling

menentukan ciri pada individunya, maka dalam purposive, ciri yang ditetapkan

adalah kelompoknya.

4) Snowball Sampling

Menentukan satu atau beberapa responden, lalu dari responden itu ditelusuri

responden lain.

Besarnya Sampel

Dalam memilih tata cara sampling biasanya seorang peneliti akan mempertimbangkan

faktor-faktor populasi, biaya, serta faktor yang mempengaruhi kelancaran untuk

memperoleh data yang diperlukan (waktu). Makin besar sampel yang digunakan,

makin besar kemungkinan sampel tersebut mewakili populasi. Ada pendapat bahwa

sampel yang relatif memadai adalah 10% dari populasi. Sampel yang tidak mewakili

populasi tersebut dianggap bias

F. Evaluasi Belajar

101

Page 102: Pertemuan Pertama - Esa Unggul University · Web viewDeklarasi Hakhak Asasi Manusia (1948) dan Dua Perjanjian (Covenant) yang diterima di PBB pada tahun 1966, menunjukkan bahwa hak-hak

1. Latihan

a. Soal

Jawablah latihan soal di bawah ini

1. Jelaskan mengenai perbedaan probability sampling dengan non-probability

sampling. Berikan pula contohnya.

2. Menurut anda dari berbagai metode sampling yang sudah dipelajari,

manakah metode sampling yang paling simple? Mengapa? Jelaskan

jawaban anda tersebut.

b. Kunci jawaban

Jawablah latihan di atas dengan singkat dan jelas kemudian cocokkan jawaban

anda dengan materi yang telah dipelajari.

MATERI XIV

PENELITIAN ILMIAH DAN NON ILMIAH

A. PENGANTAR

Penting untuk mengetahui apakah sebuah karya tulis dapat dikatakan sebagai

penelitian, atau sekedar tulisan biasa atau tulisan non ilmiah. Cara untuk membedakan

tulisan yang merupakan penelitian dengan tulisan yang bukan merupakan penelitian,

dapat dilihat dari sifat dan ciri-ciri tulisannya. Oleh karenanya pada pertemuan terakhir

102

Page 103: Pertemuan Pertama - Esa Unggul University · Web viewDeklarasi Hakhak Asasi Manusia (1948) dan Dua Perjanjian (Covenant) yang diterima di PBB pada tahun 1966, menunjukkan bahwa hak-hak

ini, mahasiswa dibekali dengan kemampuan untuk lebih mengenal lagi tulisan yang

merupakan penelitian.

B. KOMPETENSI DASAR

1. Mahasiswa mampu memahami sifat dan ciri tulisan ilmiah.

2. Mahasiswa mampu memahami sifat dan ciri tulisan non ilmiah

C. KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN

1. Mahasiswa mampu menjelaskan sifat dan ciri tulisan ilmiah.

2. Mahasiswa mampu menjelaskan sifat dan ciri tulisan non ilmiah.

D. KEGIATAN PEMBELAJARAN

1. Pembelajaran diselenggarakan untuk memahami materi 1 dengan pendekatan

contextual Instruction

2. Untuk materi 1 mahasiswa mempelajari penjelasan materi mengenai konsep dasar

metode penelitian selama 90 menit.

3. Selanjutnya selama 60 menit, mahasiswa di ajak diskusi dan tanya jawab.

D. MATERI BELAJAR

Penelitian dapat digolongkan dalam dua, sesuai dengan ukuran kwalitasnya yaitu

penelitian ilmiah dan penelitian tidak ilmiah atau yang dilakukan oleh orang awam.

Penelitian tidak ilmiah mempunyai ciri-ciri dilakukan tidak sistematik, data yang

dikumpulkan dan cara-cara pengumpulan data bersifat subyektif yang sarat dengan

muatan-muatan emosi dan perasaan dari si peneliti. Karena itu penelitian tidak

ilmiah adalah penelitian yang coraknya subyektif. Sedangkan penelitian ilmiah

adalah suatu kegiatan yang sistematik dan obyektif untuk mengkaji suatu masalah

103

Page 104: Pertemuan Pertama - Esa Unggul University · Web viewDeklarasi Hakhak Asasi Manusia (1948) dan Dua Perjanjian (Covenant) yang diterima di PBB pada tahun 1966, menunjukkan bahwa hak-hak

dalam usaha untuk mencapai suatu pengertian mengenai prinsip-prinsipnya yang

mendasar dan berlaku umum (teori) mengenai masalah tersebut. Penelitian yang

dilakukan, berpedoman pada berbagai informasi (yang terwujud sebagai teori-

teori) yang telah dihasilkan dalam penelitian-penelitian terdahulu, dan tujuannya

adalah untuk menambah atau menyempurnakan teori yang telah ada mengenai

masalah yang menjadi sasaran kajian.

Berbeda dengan penelitian tidak ilmiah, penelitian ilmiah dilakukan dengan

berlandaskan pada metode ilmiah. Metode ilmiah adalah suatu kerangka landasan

bagi terciptanya pengetahuan ilmiah. Dalam sains dilakukan dengan menggunakan

metode pengamatan, eksperimen, generalisasi, dan verifikasi. Sedangkan dalam

ilmu-ilmu sosial dan budaya, yang terbanyak dilakukan dengan menggunakan

metode wawancara dan pengamatan; eksperimen, generalisasi, dan verifikasi juga

dilakukan dalam kegiatan-kegiatan penelitian oleh para ahli dalam bidang-bidang

ilmu-ilmu sosial dan pengetahuan budaya untuk memperoleh hasil-hasil penelitian

tertentu sesuai dengan tujuan penelitiannya. Metode ilmiah berlandaskan pada

pemikiran bahwa pengetahuan itu terwujud melalui apa yang dialami oleh

pancaindera, khususnya melalui pengamatan dan pendengaran. Sehingga jika suatu

pernyataan mengenai gejala-gejala itu harus diterima sebagai kebenaran, maka

gejala-gejala itu harus dapat di verifikasi secara empirik. Jadi, setiap hukum atau

rumus atau teori ilmiah haruslah dibuat berdasarkan atas adanya bukti-bukti

empirik.

Sifat atau ciri dari penelitian:

(1) pasif, hanya ingin memperoleh gambaran tentang suatu keadaan atau persoalan,

104

Page 105: Pertemuan Pertama - Esa Unggul University · Web viewDeklarasi Hakhak Asasi Manusia (1948) dan Dua Perjanjian (Covenant) yang diterima di PBB pada tahun 1966, menunjukkan bahwa hak-hak

(2) aktif, ingin memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu hipotesa.

Posisi penelitian sendiri pada umumnya adalah menghubungkan:

(1) Keinginan manusia, (2) permasalahan yang timbul, (3) ilmu pengetahuan,

dan (4) metode ilmiah.

Penelitian Ilmiah.

Penelitian yang dilakukan dengan metode ilmiah disebut penelitian ilmiah. Suatu

penelitian harus memenuhi beberapa karakteristik untuk dapat dikatakan sebagai

penelitian ilmiah. Umumnya ada lima karakteristik penelitian ilmiah, yaitu :

1. Sistematik

Berarti suatu penelitian harus disusun dan dilaksanakan secara berurutan sesuai

pola dan kaidah yang benar, dari yang mudah dan sederhana sampai yang

kompleks.

2. Logis

Suatu penelitian dikatakan benar bila dapat diterima akal dan berdasarkan fakta

empirik. Pencarian kebenaran harus berlangsung menurut prosedur atau kaidah

bekerjanya akal, yaitu logika. Prosedur penalaran yang dipakai bisa prosedur

induktif yaitu cara berpikir untuk menarik kesimpulan umum dari berbagai

kasus individual (khusus) atau prosedur deduktif yaitu cara berpikir untuk

menarik kesimpulan yang bersifat khusus dari pernyataan yang bersifat umum.

3. Empirik

Artinya suatu penelitian biasanya didasarkan pada pengalaman sehari-hari

(fakta aposteriori, yaitu fakta dari kesan indra) yang ditemukan atau melalui

hasil coba-coba yang kemudian diangkat sebagai hasil penelitian.

4. Obyektif,

105

Page 106: Pertemuan Pertama - Esa Unggul University · Web viewDeklarasi Hakhak Asasi Manusia (1948) dan Dua Perjanjian (Covenant) yang diterima di PBB pada tahun 1966, menunjukkan bahwa hak-hak

Artinya suatu penelitian menjahui aspek-aspek subyektif yaitu tidak

mencampurkannya dengan nilai-nilai etis.

5. Replikatif,

Artinya suatu penelitian yang pernah dilakukan harus diuji kembali oleh

peneliti lain dan harus memberikan hasil yang sama bila dilakukan dengan

metode, kriteria, dan kondisi yang sama. Agar bersifat replikatif, penyusunan

definisi operasional variabel menjadi langkah penting bagi seorang peneliti.

F. Evaluasi Belajar

1. Latihan

a. Soal

Jawablah latihan soal di bawah ini

1. Jelaskan mengenai perbedaan Penelitian Ilmiah dengan Penelitian Non

Ilmiah. Berikan pula contohnya.

2. Menurut anda untuk dapat disebut penelitian ilmiah apakah harus

memenuhi kelima karakteristik penelitian ilmiah? Mengapa? Jelaskan

jawaban anda tersebut.

b. Kunci jawaban

Jawablah latihan di atas dengan singkat dan jelas kemudian cocokkan jawaban

anda dengan materi yang telah dipelajari.

106

Page 107: Pertemuan Pertama - Esa Unggul University · Web viewDeklarasi Hakhak Asasi Manusia (1948) dan Dua Perjanjian (Covenant) yang diterima di PBB pada tahun 1966, menunjukkan bahwa hak-hak

107