Pertelaan Tumbuhan_kel 1
-
Upload
doni-dermawan -
Category
Documents
-
view
12 -
download
10
description
Transcript of Pertelaan Tumbuhan_kel 1
Kelompok : 1
Anggota : Rheza Andika 260110140105
Indriani Saraswati 260110140106
Doni Dermawan 260110140107
Nabilla Azka Q 260110140108
Asri Budi Yulianti 260110140110
Rizka K Guntina 260110140111
PERTELAAN TUMBUHAN
Nama Tumbuha : Randa Tapak
Nama Latin : Taraxacum officinale Wiggers
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Asterales
Famili : Asteraceae
Genus : Taraxacum
Spesies : Taraxacum officinale Wiggers
Sumber: http://www.plantamor.com/index.php?plant=1231
Dandelion adalah tumbuhan herba tahunan dengan bentuk daun roset yang
bergerigi, dan bergelombang yang tidak beraturan yang dihasilkan dari akar tunggang
berdaging tebal dan panjang hingga lebih dari 1 m . Bentuk daun mempunyai tepi yang halus
hampir halus, bergigi , atau sangat bergelombang. Tangkai berbunga tunggal kadang-kadang
tumbuh lebih dari 50 cm , berongga dan pada pucuknya terdapat bunga kuning kecil. Tangkai
berbunga memanjang menurut usia . Bunga berbuah menghasilkan benih kecil berwarna
coklat berukuran 3-5 mm ( achenes ), masing-masing benih memiliki "parasut" putih , yang
merupakan tangkai berambut halus. Eksudat berwarna putih, pahit, seperti susu keluar dari
batang tanaman yang terpotong atau rusak; menghasilkan noda berwarna coklat dan sulit
untuk dihilangkan.
Spesies Taraxacum adalah herba tahunan, sebagaian besar berasal dari daerah utara
beriklim sedang dan belahan Arktik bagian Utara. Taraxacum adalah genus yang sangat
kompleks. Kebanyakan spesies bereproduksi secara apomixis dan menghasilkan sejumlah
mikrospesies. Dandelion adalah tanaman yang biasa ditemukan di seluruh dunia di daerah
beriklim, sering ditemukan di padang rumput, kebun, tanah berlimbah, dan di sepanjang
pinggir jalan. Di Amerika Utara, tanaman ini dianggap sebagai gulma serius. Ketika terkena
paparan sinar matahari, pucuk berbunga terbuka, dan ketika cuaca mendung, bunga menutup.
Dandelions adalah short-day plant, yang menghasilkan bunga dengan penyinaran kurang dari
12 jam. Bunga dihasilkan pada pertengahan musim semi dan berkurang pada pertengahan
musim gugur sampai awal musim dingin (AGR, 2013).
Dandelion hijau mengandung lebih banyak zat gizi untuk sayuran hijau lainnya yang
biasa dikonsumsi, dan memberikan empat kali lebih banyak kalsium, 1,5 kali lebih banyak
vitamin A dan 7,5 kali lebih banyak vitamin K dibanding brokoli. Sayuran berdaun hijau ini
juga mengandung dua kali lebih banyak zat besi dan tiga kali lebih banyak riboflavin
dibanding bayam, dan sementara bayam tidak memberikan vitamin E dan karotenoid,
dandelion hijau mengandung 17 persen dari dosis harian yang direkomendasikan akan
vitamin E dengan mengandung 13.610 unit internasional atau IU, serta mengandung lutein
dan zeaxanthin. Namun, dandelion rendah akan vitamin C dan folat dibanding bayam atau
brokoli. Sifat diuretik dari dandelion hijau membuat tanaman ini bermanfaat untuk
meningkatkan produksi urin dan mengurangi gejala dari beberapa kondisi penyakit liver,
kandung empedu dan ginjal. Sebuah studi yang diterbitkan dalam edisi Agustus 2009 dari
"Journal of Alternative and Complementary Medicine" menemukan bahwa dandelion hijau
menyebabkan adanya peningkatan yang signifikan dalam pengeluaran urin dalam periode 5
jam setelah dikonsumsi setelah pemberian dua dosis dengan waktu 24 jam. Namun, dosis
ketiga 24 jam setelah dosisi kedua tidak menunjukkan peningkatan produksi urin oleh peserta
studi. Para peneliti menyimpulkan bahwa hijau dandelion dapat menawarkan manfaat sebagai
diuretik. Dandelion hijau menghambat interleukin dan molekul kekebalan lainnya yang
memicu peradangan. Dandelion juga dapat mengontrol inflamasi dengan menekan COX-2
enzim, molekul yang menargetkan obat anti-inflamasi non-steroid, menurut Leah Hechtman,
penulis buku "Clinical Naturopathic Medicine." Sebuah studi kultur jaringan yang diterbitkan
dalam edisi Agustus 2010 dari "Journal of Medicinal Food" menemukan bahwa ekstrak
dandelion hijau secara signifikan menekan nitrat oksida, prostaglandin dan sitokin, semua
molekul yang bisa menyebabkan inflamasi.
Kanker payudara dan kanker prostat dapat merespon dengan baik terhadap pengobatan
dengan dandelion hijau, menurut Mark A. Goldstein, co-penulis buku "Herbal Sehat." Para
peneliti dari sebuah penelitian yang diterbitkan dalam edisi Mei 2008 dari "International
Journal of Oncology" menemukan bahwa ekstrak daun dandelion, menunjukkan adanya
penurunan pertumbuhan kultur jaringan sel kanker payudara. Ekstrak daun dandelion juga
dapat memblokir penyebaran kanker prostat dalam penelitian ini. Para peneliti menyimpulkan
bahwa ekstrak daun dandelion dapat menawarkan manfaat potensial sebagai agen anti-kanker
(Zona Kesehatan, 2015)
Nama Tumbuhan : Bambusa Vulgaris
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub Kelas : Commelinidae
Ordo : Poales
Famili : Poaceae (suku rumput-rumputan)
Genus : Bambusa
Spesies : Bambusa vulgaris Schrad. ex J.C.
(Sumber: www.plantamor.com/index.php?plant=178)
Habitus pohon tahunan tingginya 5 – 10 m atau lebih, berkayu , bulat, berlubang,
beruas berwarna kuning bergaris hijau membujur. Akar serabut putih kotor. Daun pelepah
buluh tegak, mendelta dan panjangnya lebih pendek daripada setengah pelepahnya; kuping
pelepah buluh membulat hingga melengkung keluar menyerupai tanduk; batang muda
maupun tua berwarna hijau atau kuning dengan garis hijau. Buluh dan cabang-cabang
berwarna kuning dengan lajuran hijau, licin tidak mengkilat. Bunga: majemuk bentuk malai
di batang , ungu kehitaman. Buliran bamboo kuning mempunyai ukuran panjang (14 — 17
mm x 4 — 5 mm) dan memipih sehingga floretnya tampak seperti menyirip terbagi dua,
rakilanya panjang hingga 3 mm dengan lema yang pendek (8 — 12 mm). Bambusa vulgaris
merupakan salah satu jenis bamboo yang tumbuh tersebar luas di kawasan tropic dan
subtropik Afrika, Asia hingga Polinesia, yang sekaligus sangat penting artinya bagi penduduk
di daerah-daerah itu. Bambu ini dimanfaatkan untuk berbagai macam keperluan karena
mempunyai kekuatan yang melebihi jenis-jenis lainnya. Bambu dapat dimanfaatkan sebagai
bahan bangunan, pagar, jembatan, alat angkutan (rakit), pipa saluran air dan berbagai
peralatan rumah tangga. Rumpun bambu mempunyai potensi dalam melestarikan lingkungan;
pertumbuhannya cepat dan akarnya mampu mengawetkan tanah dan mengurangi erosi.
Bambu yang berwarna kuning biasa ditanam orang untuk penghias taman, sedangkan yang
hijau dengan tutul-tutul coklat umum digunakan untuk membuat kursi. Selain itu, tunas
mudanya (rebung) dapat dimakan serta dapat digunakan sebagai obat liver atau hepatitis.
Rebung berkhasiat untuk penyakit kuning dan obat bengkak. Menurut Munawar (2001)
ektsraktif larut alkohol benzen bambu Apus (Gigantochloa apus) relatif rendah (3,05%)
daripada bambu Ampel (Bambusa vulgaris) yaitu 3,20% dan bambu Hitam (Gigantochloa
atroviolacea) yaitu 3,14% dan bambu Surat (Gigantochloa robusta) yaitu 3,10 %
menyebabkan sifat preferensi rayap makin besar. Artinya kerusakan bambu Apus lebih
banyak oleh rayap karena ekstraktif larut alkohol benzennya sedikit.
Nama Tumbuhan : Dadap Merah
Nama Latin : Erythrina crista-galli L.
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae (suku polong-polongan)
Genus : Erythrina
Spesies : Erythrina crista-galli L.
(Sumber : http://www.plantamor.com/index.php?plant=538)
Pohon yang berukuran sedang, mencapai tinggi 15–20 m dan gemang 50–60 cm.
Bagian kulit batang yang masih muda dan halus bergaris-garis vertikal hijau, abu-abu, coklat
muda atau keputihan; batang biasanya dengan duri-duri tempel kecil (1–2 mm) yang
berwarna hitam. Tajuknya serupa payung atau membulat renggang, menggugurkan daun di
musim kemarau. Daun majemuk beranak daun tiga, hijau hingga hijau muda, poros daun
dengan tangkai panjang 10–40 cm. Anak daun bundar telur terbalik, segitiga, hingga bentuk
belah ketupat dengan ujung tumpul; anak daun ujung yang terbesar ukurannya, 9-25 × 10-30
cm. Bunga-bunga tersusun dalam tandan berbentuk kerucut, di samping atau di ujung ranting
yang gundul, biasanya muncul tatkala daun berguguran, menarik banyak burung berdatangan
untuk menyerbukinya. Mahkota berwarna merah jingga hingga merah gelap; benderanya 5,5-
8 × 8 cm, berkuku pendek, tidak bergaris putih. Polong tebal dan berwarna gelap, menyempit
di antara biji-biji, 15-20 cm × 1.5-2 cm, berisi 5-10 butir biji berbentuk telur, coklat, merah
atau ungu mengkilap (Steenis, C. 1981).
Dadap menyebar secara alami dari daerah sekitar pantai dan daerah-daerah di
belakangnya, terutama di dekat-dekat muara sungai Pohon ini tumbuh baik di daerah lembab
dan setengah kering, dengan curah hujan 800 – 1500 mm pertahun dan 5-6 bulan basah.
Ditanam untuk berbagai keperluan, dadap sering dijumpai di pinggiran jalan, pekarangan
rumah , taman kota dan lain lain. Meskipun mampu hidup pada berbagai keadaan tanah,
dadap menyukai tanah-tanah yang dalam, sedikit berpasir, dan berdrainase baik. Dadap
mampu tumbuh pada tanah-tanah bergaram, tanah yang terendam air secara berkala, dan
tanah kapur berkarang. Kisaran pH tanah antara 4.5 – 8.0. Dadap merupakan penghuni asli
hutan-hutan pantai, mulai dari Afrika Timur, India, Asia Tenggara, Kepulauan Nusantara
hingga Australia (Steenis, C. 1981).
Dadap kerap dipakai sebagai pohon peneduh di kebun-kebun kopi dan kakao, atau
pohon rambatan bagi tanaman lada, sirih, panili, atau umbi gadung. Juga baik digunakan
sebagai tiang-tiang pagar hidup.Di wilayah Pasifik, dadap dimanfaatkan sebagai penahan
angin. Tanaman ini menghasilkan kayu ringan , lunak dan berwarna putih, yang baik untuk
membuat pelampung, peti-peti pengemas, pigura, dan mainan anak. Kayunya juga merupakan
bahan pulp, namun kurang baik digunakan sebagai kayu api karena banyak berasap. Selain
berfungsi sebagai tanaman peneduh. Tumbuhan ini biasanya dapat menarik perhatian dan
burung-burung untuk hinggap. Sebabnya karena bunga Dadap Merah yang berwarna merah
nampak indah. Bagi kesehatan, Dadap Merah juga berfungsi sebagai obat. Penemuan terbaru
membuktikan bahwa daun Dadap Merah dapat dijadikan obat anti malaria karena kandungan
senyawa alkaloid kuinin didalam nya. Dadap merah juga disebut sebagai tanaman anti
polusi ,seperti pohon kelengkeng, pohon bungur, mahoni, dan lain lain. Karena fungsi nya
sebagai peneduh juga penyaring udara (Heyne,1987).
Nama Tumbuhan : Piper betle L.
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Magnoliidae
Ordo : Piperales
Famili : Piperaceae (suku sirih-sirihan)
Genus : Piper
Spesies : Piper betle L.
(Sumber : http://www.plantamor.com/index.php?plant=1006)
Pemerian daun sirih adalah memiliki bau aromatic khas; rasa pedas, khas. Secara
makroskopik yaitu daun tunggal, warna coklat kehijauan sampai coklat. Helaian daun
berbentuk bundar telur sampai lonjong, ujung runcing, pangkal berbentuk jantung atau agak
bundar berlekuk sedikit, pinggir daun rata agak menggulung ke bawah, panjang 5 cm sampai
18,5 cm, lebar 3 cm sampai 12 cm; permukaan atas rata, licin agak mengkilat, tulang daun
agak tenggelam;permukaan bawah agak kasar, kusam, tulang daun menonjol, permukaan atas
berwarna lebih tua dari permukaan bawah. Tangkai daun bulat, warna coklat kehijauan,
panjang 1,5 cm sampa 8 cm (Depkes RI, 1980). Sirih tumbuh liar di hutan jati atau hutan
sampai ketinggian 300 m di atas di atas permukaan laut. Untuk pertumbuhan yang baik
memerlukan tanah yang kaya akan humus, subur, dan pengairan yang baik (Standar of
ASEAN, 1993). Sirih mengandung minyak mengandung atsiri 1-4,2 %, hidroksikavikol,
kavikol 7,2-16,7 %, kavibetol 2,7-6,2 %, Ilypyrokatekol 0-9,6 %, karvakol 2,2-5,6 %,
eugenol 26,8-42,5 %, eugenol methyl ether 4,2-15,8 %, p-cymene 1,2-2,5 %, sineole 2,4-4,8,
caryophillene 3,0-9,8 %, candinene 2,4-15,8 %, estrgol, seskuiterpen, fenil propane, tannine,
diastase, katekol, pyrocatechin, terpinyl acetat, alkaloid, l-alanine, β-alanine, α-amino butyric
acid, l-arganine, asparagine, l-sam aspartate, l-asam glutamate, glisin, histidin, l-leusin, l-
lisin, l-metionin, fenilalanin, l-prolin, l-serin, l-teronin, l-triptopan, l-rirosin, l-valin, α-
alanine, sistin, asam oksalat, d(+) asam malat, n-hentriakontan, n-pentatriakontan, δ-
sitosterol, terpena, fenil propane, gula, patin, flavonoid dan vitamin C (Standar of ASEAN,
1993). Khasiat daun sirih adalah sebagai anti sariawan, anti batuk, dan antiseptic (Depkes RI,
1980). Selain itu juga sebagai antiradang, peluruh kentut, dan menghilangkan gatal. Efek zat
aktif eugenol (daun) untuk mencegah ejakulasi, mematikan jamur Candida albicans yang
merupakan penyebab keputihan, antikejang. Tanin (daun) untuk mengurangi sekresi cairan
pada vagina, pelindung hati, antidiare, dan antimutagenik (Hariana, 2006).
Kembang Bulan
Tithonia diversifolia (Hemsl.) Gray
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Asterales
Famili : Asteraceae
Genus : Tithonia
Spesies : Tithonia diversifolia (Hemsl.) Gray (Plantamor, 2015).
Sumber : http://www.plantamor.com/index.php?plant=1254
Semak menahun dengan stolon di dalam tanah, tinggi hingga mencapai 9 m. Batang
tegak, bulat, berkayu, hijau. Daun berseling, berbentuk bulat telur sampai bulat telur-belah
ketupat, atau bulat telur-memanjang, panjang daun 7-32 cm, tepi daun bergerigi. Perbungaan
tumbuh pada bagian aksiler atau terminal dan soliter, bergaris tengah 6-14 cm, bunga
berbentuk tabung; mahkota bunga berwarna kuning, kepala sari berwarna hitam dan di bagian
atasnya berwarna kuning. Buah berbentuk kotak, bulat, masih muda berwarna hijau setelah
tua berwarna coklat. Biji bulat, keras, coklat, akar tunggang, putih kotor.
Penyebaran tumbuhan : Tithonia diversifolia merupakan tumbuhan asli dari Meksiko dan
Amerika Tengah; tumbuhan ini telah diintroduksi di sebagian
besar negara-negara tropis, dan telah dapat tumbuh alami di
kawasan tersebut.
Nama lokal : Harsaga, kembang mbulan (Jawa), srengenge leutik (Sunda)
Nama sinonim : Mirasolia diversifolia Hemsley.
Manfaat : Digunakan sebagai pupuk hijau, ditanam untuk mengontrol erosi
pada
lereng- lereng curam, ditanam disepanjang jalan dan diperkebunan
teh. Di Jawa, kayunya dikumpulkan untuk kayu bakar. Kepala
bunganya dapat digunakan sebagai obat luka atau luka lebam.
Selain itu jenis ini juga mengandung bahan insektisida.
Sumber prosea : 11: Auxiliary plants p.297-298 (author(s): -)
Khasiat : Daun Tithonia diversifolia berkhasiat sebagai obat sakit perut
kembung. Untuk obat sakit perut kembung dipakai ± 7 gram daun
segar Tithoniadiversifolia dicuci, direbus dengan 2 gelas air selama
25 menit, setelah dingin disaring, Hasil saringan diminurn sekaligus.
Kandungan kimia : Daun, kulit batang dan akar Tithonia diversifolia mengandung
saponin, polifenol dan flavonoida
Sumber :
http://www.proseanet.org/prohati2/browser.php?docsid=386
http://www.warintek.ristek.go.id/pangan_kesehatan/tanaman_obat/depkes/3-149.pdf
Nama Umum : Mangkok-mangkokan
Nama Latin : Nothopanax scutellaria M
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Bangsa : Apiales
Suku : Araliaceae
Marga : Polyscias
Jenis : Polyscias scutellaria (Ratnasih, 2014).
Tumbuhan ini sering ditanam sebagai tanaman hias atau tanaman pagar, walaupun
dapat ditemukan tumbuh liar di ladang dan tepi sungai. Mangkokan di sini jarang atau tidak
pernah berbunga, menyukai tempat terbuka yang terkena sinar matahari atau sedikit
terlindung, dan dapat tumbuh pada ketinggian 1 – 200 m dp1. Perdu tahunan, tumbuh tegak,
tinggi 1- 3 m. Batang berkayu, bercabang, bentuknya bulat, panjang, dan lurus. Daun tunggal,
bertangkai, agak tebal, bentuknya bulat berlekuk seperti mangkok, pangkal berbentuk
jantung, tepi bergerigi, diameter 6-12 cm, pertulangan menyirip, warnanya hijau tua. Bunga
majemuk, bentuk payung, warnanya hijau. Buahnya buah buni, pipih, hijau. Biji kecil, keras,
dan berwama cokelat. Zaman dahulu, dalam keadaan darurat daunnya digunakan sebagai
piring atau mangkok untuk makan bubur sagu sehingga dinamakan daun mangkok. Daun
muda dapat dimakan sebagai lalap, urapan mentah, atau direbus dan dibuat sayur. Daunnya
juga dapat dimanfaatkan untuk makanan ternak. Perbanyakan dengan setek batang (Tim
Opreker BPPT, 2013)
Tumbuhan ini sering ditanam sebagai tanaman hias atau tanaman pagar, walaupun
dapat ditemukan tumbuh liar di ladang dan tepi sungai. Mangkokan di sini jarang atau tidak
pernah berbunga, menyukai tempat terbuka yang terkena sinar matahari atau sedikit
terlindung, dan dapat tumbuh pada ketinggian 1 - 200 m dp1. Perdu tahunan, tumbuh tegak,
tinggi 1- 3 m. Batang berkayu, bercabang, bentuknya bulat, panjang, dan lurus. Daun tunggal,
bertangkai, agak tebal, bentuknya bulat berlekuk seperti mangkok, pangkal berbentuk
jantung, tepi bergerigi, diameter 6-12 cm, pertulangan menyirip, warnanya hijau tua. Bunga
majemuk, bentuk payung, warnanya hijau. Buahnya buah buni, pipih, hijau. Biji kecil, keras,
dan berwama cokelat. Zaman dahulu, dalam keadaan darurat daunnya digunakan sebagai
piring atau mangkok untuk makan bubur sagu sehingga dinamakan daun mangkok. Daun
muda dapat dimakan sebagai lalap, urapan mentah, atau direbus dan dibuat sayur. Daunnya
juga dapat dimanfaatkan untuk makanan ternak. Perbanyakan dengan setek batang (Budiman,
2014)
KANDUNGAN KIMIA :
Komposisi : Batang dan daun mengandung kalsium-oksalat, peroksidase, amygdalin, fosfor,
besi, lemak, protein, serta vitamin A, B1, dan C.
KHASIAT TRADISIONAL
Penyakit Yang Dapat Diobati : ~ Radang payudara, rambut rontok, sukar kencing, bau badan,
luka; Pembengkakan dan melancarkan pengeluaran ASI
BAGIAN YANG DIGUNAKAN : Akar dan daun.
(Budiman, 2014).
PENCIRIAN TUMBUHAN :
1. Nama Tumbuhan : Dadap Merah
Nama Latin : Erythrina crista-galli L.
a. Ciri Kuantitatif :
a. Pohon yang berukuran sedang, mencapai tinggi 15–20 m dan gemang 50–60
cm.
b. Batang biasanya dengan duri-duri tempel kecil (1–2 mm).
c. Panjang tangkai 10–40 cm.
d. Anak daun ujung yang terbesar ukurannya, 9-25 × 10-30 cm.
e. Benderanya 5,5-8 × 8 cm.
b. Ciri Kualitatif
a. Bagian kulit batang yang masih muda dan halus bergaris-garis vertikal hijau,
abu-abu, coklat muda atau keputihan.
b. Batang biasanya dengan duri-duri tempel kecil yang berwarna hitam.
c. Tajuknya serupa payung atau membulat renggang, menggugurkan daun di
musim kemarau.
d. Daun majemuk beranak daun tiga, hijau hingga hijau muda.
e. Anak daun bundar telur terbalik, segitiga, hingga bentuk belah ketupat dengan
ujung tumpul.
f. Mahkota berwarna merah jingga hingga merah gelap.
2. Nama Tumbuhan : Kembang Bulan
Nama Latin : Tithonia diversifolia (Hemsl.)
a.Ciri Kuantitatif :
1. Semak menahun dengan stolon di dalam tanah, tinggi hingga mencapai 9 m.
2. Panjang daun 7-32 cm.
3. Perbungaan tumbuh pada bagian aksiler atau terminal dan soliter, bergaris
tengah 6-14 cm.
b.Ciri Kualitatif
1. Batang tegak, bulat, berkayu, hijau.
2. Daun berseling, berbentuk bulat telur sampai bulat telur-belah ketupat, atau
bulat telur-memanjang.
3. Bunga berbentuk tabung; mahkota bunga berwarna kuning, kepala sari
berwarna hitam dan di bagian atasnya berwarna kuning.
4. Buah berbentuk kotak, bulat, masih muda berwarna hijau setelah tua
berwarna coklat. Biji bulat, keras, coklat, akar tunggang, putih kotor.
DAFTAR PUSTAKA
Agriculture and Agri-food Canada.2013. Taraxacum spp. (Dandelion). Tersedia online di
http://www.agr.gc.ca/eng/science-and-innovation/science-publications-and-
resources/resources/canadian-medicinal-crops/medicinal-crops/taraxacum-spp-
dandelion/?id=1301435751825 [tanggal akses 23 April 2015].
Budiman. 2014. Mangkok-mangkokan. tersedia online di
http://dpkusumofarmnusery.indonetwork.co.id/5096967/daun-mangkokan-
mangkokan-nothopanax-scutellarium-merr.htm
Depkes RI. 1980. Materia Medika Indonesia Jilid IV. Jakarta: Dirjen POM.
Hariana, A. 2006. Tumbuhan Obat dan Khasiatnya seri 3. Jakarta: Penerbit Swadaya.
Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia, Jil. 2. Jakarta : Sarana Wana Jaya.
Musa, Hikmah, dkk. 1989. Floribunda: Morfologi, Anatomi, dan Taksonomi Bambusa.
Munawar, S. S. (2001). Preferensi Makan Rayap Kayu Kering (Cryprotermes cynocephalus
Light) Pada Empat Jenis Bambu. Thesis UGM. Tidak Dipublikasikan.Vulgaris
Koleksi Kebun Raya Bogor. Vol 45 – 48. No. 12.
Prosea. 2015. Bambusa vulgaris Schrader ex Wendland. Available online at
http://www.proseanet.org/prohati2/browser.php?docsid=344 [diakses pada 23 April
2015].
Ratnasih. 2014. Herbarium. tersedia online di
http://www.bi.itb.ac.id/herbarium/index.php?c=herbs&view=detail&spid=198675
Standard of ASEAN Herbal Medicine. 1993. Volume 1. Jakarta: ASEAN Countries.
Steenis, C. 1981. Flora, untuk Sekolah di Indonesia. Jakarta : PT Pradnya Paramita.
Zona Kesehatan.2015. Manfaat Daun Dandelion (Randa Tapak) Bagi Kesehatan. Tersedia
online di http://www.zonakesehatan.info/2015/01/manfaat-daun-dandelion-randa-
tapak-bagi.html#ixzz3Y5nZBc9w [tanggal akses 23 April 2015].