Pertamina UP IV

26
KATA PENGANTAR Puji syukur kami ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan karunia dan rahmat-Nya lah ,kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ UNIT PENGOLAHAN IV PERTAMINA”. Makalah ini kami buat berdasarkan tinjauan pustaka di berbagai referensi /Literatur ,dan makalah ini sendiri dibuat untuk proses pembelajaran mata kuliah Teknologi minyak bumi,dimana disini akan dibahas tentang sejarah,Diagram proses serta produk dari unit pengolahan 1 . Dalam Pembuatan Makalah ini Kami menyadari bahwa dalam penulisannya mungkin ada kesalahan dalam teknik penulisan.Oleh karena itu, Kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diperlukan guna menyempurnakan makalah ini Palembang, 24 September 2013 Pemakalah

description

makalah

Transcript of Pertamina UP IV

Page 1: Pertamina UP IV

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan karunia dan rahmat-

Nya lah ,kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ UNIT PENGOLAHAN IV PERTAMINA”.

Makalah ini kami buat berdasarkan tinjauan pustaka di berbagai referensi /Literatur ,dan makalah

ini sendiri dibuat untuk proses pembelajaran mata kuliah Teknologi minyak bumi,dimana disini akan

dibahas tentang sejarah,Diagram proses serta produk dari unit pengolahan 1 .

Dalam Pembuatan Makalah ini Kami menyadari bahwa dalam penulisannya mungkin ada

kesalahan dalam teknik penulisan.Oleh karena itu, Kritik dan saran yang bersifat membangun sangat

diperlukan guna menyempurnakan makalah ini

Palembang, 24 September 2013

Pemakalah

Page 2: Pertamina UP IV

DAFTAR ISI

1. KATA PENGANTAR.................................................................................. (i)

2. DAFTAR ISI.................................................................................................(ii)

3. PENDAHULUAN.........................................................................................(1)

4. PENBAHASAN............................................................................................(5)

- URAIAN PROSES.................................................................................(5)

- FASILITAS PENUNJANG.................................................................(10)

- PRODUK YANG DIHASILKAN OLEH UP-IV PERTAMINA.....(14)

5. PENUTUP....................................................................................................(17)

6. DAFTAR PUSTAKA..................................................................................(18)

7. LAMPIRAN……………………………………………………………….(19)

Page 3: Pertamina UP IV

I. Pendahuluan

A. Sejarah Singkat Pertamina UP IV CilacapPenggunaan minyak bumi saat ini terus berkembang dan semakin meningkat. Minyak

bumi merupakan salah satu sumber energi utama yang masih digunakan, terutama untuk

pembangkit tenaga listrik dan sebagai bahan bakar untuk berbagai jenis mesin. Konsumsi

minyak bumi terus meningkat terutama untuk keperluan dalam negeri, diantaranya mencapai

34% sebagai Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk kebutuhan pulau Jawa. Berdasarkan UU

No.19/1960 tentang pendirian Perusahaan Negara dan UU No.44/1960 tentang Pertambangan

Minyak dan Gas Bumi, maka pada tahun 1961 dibentuk perusahaan negara sektor minyak

dan gas bumi, yaitu PN Pertamina dan PN Permina, yang bergerak dalam usaha eksplorasi,

eksploitasi, pengolahan dan pemasaran/distribusi.

Pada tahun 1971, terbit UU No.8/1971 yang menetapkan penggabungan kedua

perusahaan tersebut menjadi PN Pertamina, sebagai pengelola tunggal dalam pemenuhan

kebutuhan minyak dan gas bumi negara. Berdasarkan Peraturan Pemerintah no. 31 th.2003

sebagai amanat dari pasal 60 UU no. 22 th 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi serta akta

pendirian PT (PERSERO) PERTAMINA yang dilakukan oleh Menteri Keuangan

dilaksanakan pengalihan Badan Hukum serta pengalihan Direksi dan Komisaris. Untuk itu,

perlu dibangun unit pengolahan minyak bumi guna memenuhi kebutuhan yang meningkat

tersebut. Dalam usaha tersebut, maka pada tahun 1974 dibangunlah kilang minyak yang

dirancang untuk mengolah bahan baku minyak mentah dari Timur Tengah, dengan maksud

selain untuk mendapatkan produk BBM, juga untuk mendapatkan bahan dasar minyak

pelumas dan aspal.

Pembangunan kilang minyak di Cilacap merupakan salah satu dari unit-unit pengolahan

yang ada di Indonesia. Pertamina Refinery Unit IV Cilacap berada di bawah tanggung jawab

Direktorat Pengolahan Pertamina. Refinery Unit IV Cilacap ini merupakan unit pengolahan

terbesar dan terlengkap hasil produksinya. Pembangunan kilang minyak di Cilacap

dilaksanakan dalam lima tahap yaitu Kilang Minyak I, Kilang Minyak II, Kilang Paraxylene,

Debottlenecking Project, dan Kilang SRU.

Page 4: Pertamina UP IV

I

II

III

IV

VI

VVII

Unit-unit pengolahan minyak dan gas bumi yang dikelola oleh Pertamina terbagi atas 7

lokasi yaitu :

1. RU I Pangkalan Brandan (Sumatra Utara), sudah tidak beroperasi sejak tahun 2006.

2. RU II Dumai dan Sungai Pakning (Riau), kapasitas 170.000 barrel/hari

3. RU III Plaju dan Sungai Gerong (Sumatra Selatan ), kapasitas 135.000 barrel/hari.

4. RU IV Cilacap (Jawa Tengah), kapasitas 348.000 barrel/hari.

5. RU V Balikpapan (Kalimantan Timur), kapasitas 270.000 barrel/hari.

6. RU VI Balongan (jawa Barat), kapasitas 125.000 barrel/hari.

7. RU VII Kasim (Papua Barat), kapasitas 10.000 barrel/hari

Gambar 1.1 Lokasi Refinerry Unit Pertamina Seluruh Indonesia

Kilang Minyak Cilacap didirikan dengan maksud untuk menghasilkan produk BBM

dan non-BBM guna memenuhi kebutuhan dalam negeri yang selalu meningkat dan

mengurangi ketergantungan terhadap suplai BBM dari luar negeri. Pembangunan kilang

minyak di RU IV Cilacap dilaksanakan dalam dalam lima tahap yaitu Kilang Minyak I,

Kilang Minyak II, Kilang Paraxylene, Debottlenecking Project, dan Kilang SRU. Secara

umum diagram proses di PT. Pertamina RU – IV ditunjukkan oleh gambar 1.2

Page 5: Pertamina UP IV

Mixed Crude(domestic&

import)230 MBSD

Middle East Crude 118 MBSD

FOC II

FOC I Paraxylene

LOC I/II/III

LPGGasolineKeroseneAvturADO/IDOIFOLSWR

LPGParaxyleneBenzeneRaffinateHeavy-AromateToluene

Base OilParafinicMinarexAspalSlack WaxIFO

Long residue

Naphta

Gambar 1.2 Diagram Proses Sederhana PT. Pertamina RU – IV

Page 6: Pertamina UP IV

II. Pembahasan

A. Deskripsi Proses

Unit – unit yang terdapat di PT. Pertamina RU – IV secara garis besar dapat dibagi menjadi

5 bagian yakni kilang FOC, kilang LOC, kilang Paraxylene, kilang LPG, dan unit utilitas.

1. Kilang FOC

Kilang ini berfungsi sebagai penghasil produk bahan bakar minyak seperti gasoline,

diesel oil, avtur, kerosene, dan LPG. Unit ini dibagi menjadi 2 unit utama yakni kilang

FOC I dan FOC II. Kilang FOC I mengolah Arabian crude oil sementara kilang FOC II

mengolah campuran minyak domestic dan minyak impor. Unit – unit utama dalam kilang

ini ditunjukkan oleh tabel 1.1

Tabel 1.1 Unit – Unit Utama di Kilang FOC

Unit Terkait Fungsi

Unit 1100 dan 011 Crude

Distillating unit (CDU)

Memisahkan crude oil menjadi

fraksi – fraksinya (bahan bakar

minyak) didasarkan pada

“Boiling Range”

Unit 1200 dan 012Naphtha

Hydrotreater (NHT)

Menghilangkan kontaminan

dalam Naphtha (S,N,O, metal)

yang bersifat racun pada

katalis, unsur halide serta

menjenuhkan senyawa olefin

Unit 1300 Hydrodesulphurizer

(HDS)

Mengurangi senyawa sulfur

yang masih terdapat pada Light

Gas Oil (LGO) dan Heavy Gas

Oil (HGO) dari CDU

Unit 1400 dan 014 Platformer

Unit

Menaikkan angka oktan

menjadi lebih tinggi, untuk

capuran blending gasoline atau

premium.

Page 7: Pertamina UP IV

Unit 1500 Propane

Manufacturing Facilities (PMF)

Memisahkan unsur C1 dan C2

dari gas hasil sampingan

produk Platformer dan

digunakan sebagai bahan baku

LPG

Unit 1600 dan unit 016 Merox

Treater unit

Sebagai pemurni kerosene

sehingga mencapai smoke point

dengan cara menginjeksikan

Anti Static Additive

Unit 013 AH Unibon Unit Memerbaiki Smoke Point

kerosene agar tercapai smoke

point minimal 17 mm

Unit 15 LPG Recovery Unit Memisahkan LPG propane dan

LPG butane yang berasal dari

unit platformer

Unit 018 Thermal Distillate

Hydrotreating Unit

Mengolah LGO dan HGO dari

Visbreaker agar diperoleh

diesel oil dengan indeks sekitar

45 dan flash point tidak kurang

dari 1450F

Unit 018 Visbreaker Mengolah minyak fraksi berat

menjadi fraksi ringan dengan

cara cracking menggunakan

media pemanas.

Secara umum, diagram proses di kilang FOC I dan II dapat dilihat pada lampiran

2. Kilang LOC

Page 8: Pertamina UP IV

Kilang ini berfungsi untuk memproduksi Lube base oil yang akan digunakan sebagai

bahan baku minyak pelumas. Kilang ini dibagi menjadi 3 unit utama yakni kilang LOC I,

LOC II, LOC III. Unit – unit utama dalam kilang ini dapat dilihat pada table 1.2

Tabel 1.2 Unit Terkait di Kilang LOC

Unit – unit terkait Fungsi

High Vacuum Unit Memisahkan fraksi Distillate dengan

Short Residue. Proses dengan

menggunakan Distilasi vakum untuk

menghindari terjadinya cracking

Propane Deasphalting Unit Memisahkan fraksi aspal dengan

DAO menggunakan prinsip ekstraksi

dengan pelarut propane

Furfural Extraction Unit Memisahkan komponen aromatic

pada dasar base oil sehingga memiliki

VI dan kestabilan tinggi

MEK Dewaxing Unit Memisahkan komponen wax pada

bahan dasar base oil sehingga

memiliki pour point yang rendah

dengan prinsip ekstraksi

menggunakan pelarut MEK dan

Toluen

HTU (Hydrotreating Unit) Menghilangkan komponen impuritis

dan juga untuk menaikkan bilangan

VI

Secara umum blok diagram kilang LOC dapat dilihat pada lampiran.

3. Kilang Paraxylene

Page 9: Pertamina UP IV

Kilang ini berfungsi untuk memproduksi Paraxylene yang merupakan bahan baku pabrik

Purified Terepthalic Acid di Pertamina RU-III yang dapat digunakan sebagai bahan baku

pembuat tekstil. Unit – unit utama pada kilang ini dapat dilihat pada tabel 1.3

Tabel 1.3 Unit Terkait di Kilang Paraxylene

Unit – unit terkait Fungsi

Unit R2 Naphtha Hydrotreater Memersiapkan heavy naphtha yang

terbatas dari kontaminasi berbagai

impurities

Platformer dan CCR Mengolah senyawa paraffinic dan

naphthenic yang terdapat pada

treated naphtha menjadi senyawa

aromatic

Sulfolane Unit Memisahkan gugus aromat dari

gugus non aromatic

Tatoray Process Unit Menkonversi Toluene menjadi

Benzene dan campuran Xylene

Xylene Fractionation Unit Memisahkan capuran antara xylene

dengan C9 aromat dan lainnya

Paraxylene Extraction Process Unit Proses pemisahan kontinyu untuk

adsorbsi selektif dari campuran

isomernya.

Isomar Process Unit Proses isomerisasi katalis mengubah

C8 aromat menjadi campuran yang

seimbang dengan menggunakan

noble metal catalyst

Secara umum blok diagram kilang Paraxylene dapat dilihat pada lampiran

4. Kilang LPG

Page 10: Pertamina UP IV

Kilang ini berfungsi memproduksi LPG untuk kebutuhan masyarakat Indonesia,

khususnya yang tinggal di pulau Jawa. Unit – unit utama yang ada di kilang ini adalah :

1. Utility

2. Gas treating Unit

3. LPG Recovery

4. Sulfur Recovery

5. Tail Gas Unit

6. Refrigerant

Secara umum proses di kilang LPG dapat dilihat pada lampiran

5. Unit Utilitas

Unit ini berfungsi sebagai penyedia energi listrik, pengelolaan air untuk seluruh sarana

dan prasarana pabrik, pengolahan udara untuk pabrik dan pusat pengolahan limbah

pabrik. Unit utilitas terdiri dari 4 unit utama yaitu:

1. Pembangkit Tenaga Listrik

2. Steam Generator Unit

3. Cooling Water System

4. Unit Sistem Udara Tekan

B. UNIT PENUNJANG PRODUKSI

Unit penunjang produksi didirikan bertujuan untuk melengkapi unit utama, membantu

kemudahan penanganan unit utama ataupun untuk mengelola produk samping sehingga

menghasilkan bahan yang berguna.

A. Oil Movement

Unit ini bertanggung jawab dalam menangani pergerakan minyak baik dalam maupun

ke luar kilang terlebih dengan kondisi kilang yang memiliki kapasitas pengolahan

348.000 barel/hari.

Tugas dan tanggung jawab bagian ini antara lain :

Menerima crude oil dan menyalurkannya ke unit FOC I dan FOC II

Menerima stream dari unit FOC I dan FOC II

Page 11: Pertamina UP IV

Menyiapkan feed untuk secondary processing

Menyalurkan produksi dari secondary/tertiary processing

Menyalurkan produksi dari kilang ke tangki penampungan

Melaksanakan blending produk menjadi finishing produk

Pemompaan hasil-hasil minyak ke kapal, Perbekalan Dalam Negeri (PDN), dan

Own Use

Melakukan slpos/ballast recovery

Untuk menunjang pelaksanaan tugas dan tanggung jawab tersebut, tersedia fasilitas

dan peralatan operasi antara lain :

Dermaga, untuk bongkar muat crude oil, BBM, dan NBM

Tangki-tangki, untuk penampungan crude, produk dan slpos

Pipa-pipa, untuk pemompaan feed ke kilang, blending, produk dll

Oil Catcher (CPI), untuk menampung minyak yang tercecer dari bocoran pipa-

pipa, pengedrainan tangki, dari parit dan holding basin

Holding basin yang berhubungan dengan CPI berfungsi untuk mengembalikan

atau memperbaiki kualitas air buangan, terutama mengembalikan kandungan

oksigen

Silencer untuk mengurangi kebisingan

Groyne sebagai sarana pelindung pantai dari kikisan gelombang laut

B. Laboratorium

Bagian laboratorium memegang peranan penting di kilang, karena dari laboratorium

ini data-data tentang raw material dan produk akan diperoleh. Dengan data-data yang

diberikan maka proses produksi akan selalu dapat dikontrol dan dijaga standar mutu

sesuai dengan spesifikasi yang diharapkan.

Bagian laboratorium berada di bawah Manajer Kilang yang mempunyai tugas pokok :

Sebagai pengontrol kualitas bahan baku, apakah sudah memenuhi persyaratan

yang diperkenankan atau tidak.

Sebagai pengontrol kualitas produk, apakah sudah memenuhi standar yang

berlaku atau belum.

Page 12: Pertamina UP IV

Bahan-bahan yang diperiksa di laboratorium ini adalah :

• Crude Oil

• Stream product FOCI/II, LOCI/II/III, dan paraxylene

• Utilities : water, steam, fuel oil, fuel gas, chemical agent, dan katalis

• Intermediate product dan finishing product.

Dalam pelaksanaan tugas, bagian laboratorium dibagi menjadi Laboratorium

Pengamatan, Laboratorium Analitik dan Gas, Laboratorium Litbang, dan Ren. ADM/

Gudang/ Statistik.

C. Unit Nitrogen Plant

Nitrogen pada kilang ini diperlukan untuk CCR sistem dan tangki tailing. Kapasitas

Nitrogen plant ini adalah:

N2 gas : 800 Nm3/jam

N2 liquid : 130 Nm3/jam

Udara dilewatkan melalui suction filter untuk menghilangkan debu-debu, selanjutnya

ditekan dan dimasukkan ke dalam absorber, kemudian didinginkan sampai kira-kira

5oC pada ciller unit.

D. Hot Oil System Unit

Walaupun tidak langsung dengan proses, unit ini sangat penting keberadaannya

karena merupakan sumber panas bagi unit-unit lain, antara lain untuk menguapkan

pelarut pada pelarut recovery. Prinsip operasinya adalah secara kontinyu dalam

sirkulasi tertutup.

E. Sour Water Stripper

Page 13: Pertamina UP IV

Unit ini berfungsi untuk membersihkan air buangan dari crude distiling unit,

hydrodesulfurizer unit dan unit lain yang masih banyak mengandung amoniak, sulfida

dan kotoran-kotoran lain berupa sisa-sisa minyak sehingga apabila langsung dibuang

akan memberikan bau dan mengakibatkan terjadinya polusi air. Pada proses

pembersihan air ini digunakan LP steam sebagai separating agent (zat pembersih) di

dalam packed colom. Hasil atas yang berupa uap/gas sebagai bahan bakar pada crude

heater, sedang airnya dikirim ke corrugated plate interceptor (CPI) untuk mengambil

minyak yang masih terikat. Unit ini didesain untuk mengolah 32,3 m3/jam (733

ton/hari) sour water dengan perkiraan kandungan H2S sebesar 29 Kg/jam (0,7

ton/hari) dan kandungan NH3 sebesar 7 Kg/jam (0,16 ton/hari).

F. Sulfur Recovery Unit

Sulphur Recovery Unit (SRU) didirikan untuk memisahkan acid gas dari amine

regeneration di gas treating unit (GTU), dirubah menjadi H2S dalam bentuk gas

menjadi sulfur cair dan dalam bentuk gas sulfur untuk bisa dikirim melalui eksport

G. Tail Gas Unit

` TGU (Tail Gas Unit) dirancang untuk mengolah acid gas dari sulphur recovery unit (SRU).

Semua komponen sulfur diubah menjadi H2S untuk dihilangkan di unit PGU absorber, arus

recycle kembali ke unit SRU dan sebagian dibakar menjadi jenis sulfur yang terdiri dari SOx

kemudian dibuang ke atmosfer.

C. PRODUK

Page 14: Pertamina UP IV

Produk – produk yang dihasilkan Pertamina RU – IV adalah BBM, nonBBM, maupun

petrokimia. FOC I dan II memproduksi BBM maupun Non BBM sedangkan LOC I, II,

III memproduksi minyak dasar pelumas. KPC memproduksi berbagai macam petrokimia

yang komersial. Pada tabel 7.1 dan 7.2 dapat dilihat jenis produk yang diproduksi oleh

FOC I, II dan LOC I, II, III serta KPC.

Tabel 7.1 Produk dari FOC I dan II

Fuel Oil Complex I Fuel Oil Complex II

BBM Non BBM BBM Non BBM

Premium LPG Premium LPG

Kerosene Avtur Kerosene Naphtha

ADO / IDO Naphtha ADO / IDO LSWR

Long Residu IFO

Sumber : PT. Pertamina RU – IV Cilacap

Tabel 7.2 Produk dari LOC I, II, III dan KPC

LOC I LOC II LOC III KPC

Minarex – A

Minarex – B Paraxylene

Slack Wax Slack Wax Benzene

Parafinic – 95 Minarex – H Asphalt LPG

Parafinic – 60 Asphalt Slack Wax Raffinate

Asphalt VGO Heavy Aromate

VGO Toluene

Base Oil Group I

HVI – 60 Base Oil Group II Base Oil Group III

Page 15: Pertamina UP IV

HVI – 95 LMO – 95 LMO – 4

HVI – 160S MMO – 160S MMO – 8

HVI – 650

Sumber : PT. Pertamina RU – IV Cilacap

Berikut ini merupakan penjelasan mengenai produk – produk yang dihasilkan Kilang

Paraxylene Cilacap (KPC):

Bahan – bahan petrokimia diproduksi oleh KPC menghasilkan 590.000 ton/tahun produk

dengan produk utama paraxylene dan benzene serta produk sampingan raffinate, heavy

aromate, dan toluene.

A. Paraxylene

Produk Paraxylene sebagian diekspor ke luar negeri bersama dengan benzene dan

sebagian lagi digunakan untuk memenuhi kebutuhan bahan baku Pusat Aromatik di

Pertamina RU – III, Plaju. Di kilang tersebut, paraxylene diolah menjadi Purified

Therepthalic Acid (PTA) yang selanjutnya dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku bagi

industry tekstil. Spesifikasi paraxylene yang dihasilkan dapat dilihat pada tabel 7.3

Tabel 7.3 Spesifikasi Paraxylene Pertamina RU – IV

Karakteristik Metode Spesifikasi

Purity, %wt ASTM – D 3798 Min 99,65

Appeareance at 300C Visual C & B without sediment

Bromine Index ASTM – D 1492 Max 200

Color Saybolt ASTM – D 156 Min +25

Distillation Range 0C ASTM – D 850 20C (include 138,40C)

Doctor Test ASTM – D 235 Negative

Orto – Xylene, %wt ASTM – D 3798 Max 0,1

Meta – Xylene, %wt ASTM – D 3798 Max 0,25

Non – Aromatics, %wt ASTM – D 3798 Max 0,20

Sumber : PT. Pertamina RU – IV Cilacap

B. Benzene

Page 16: Pertamina UP IV

Benzene dapat dimanfaatkan sebagai bahan dasar industri petrokimia. Produk ini tidak

digunakan untuk memenuhi kebutuhan domestic, seluruhnya diekspor ke luar negeri

C. Heavy Aromate

Kapasitas produksi Heavy Aromate adalah 11.461 ton/tahun. Produk ini dimanfaatkan

sebagai solvent dan dipasarkan di dalam negeri dalam bentuk cair. Spesifikasi Heavy

Aromate yang diproduksi oleh Pertamina dapat dilihat pada tabel 7.4

Tabel 7.4 Spesifikasi Heavy Aromate Pertamina RU – IV

Sifat Satuan Metode Spesifikasi

Warna ASTM ASTM D – 1500 4 max

Penampakan Visual Bening

Spec Gravity 600/600 F ASTM D – 1298 0,875 – 0,930

Flash point PMcc 0F ASTM D – 93 130 min

Cu Stripp pada 1000C/ 3

jam

ASTM D – 130 No. 1 max

Mixed Aniline Point 0C ASTM D – 611 16 max

Distillation ASTM D – 86

IBP 0C 160 min

FBP 0C 350 max

Aromatic Content %berat UOP 744 97 min

Sumber : PT. Pertamina RU – IV Cilacap

D. Toluene

Produk toluene cair yang diproduksi Pertamina RU – IV dipasarkan di dalam negeri

sebanyak 12.127 ton/tahunnya. Produk ini dimanfaatkan sebagai bahan baku untuk

pembuatan TNT, solvent, pewarna, pembuatan resin, bahan pembuat parfum, pembuatan

plasticizer, dan obat – obatan. Spesifikasi toluene yang diproduksi Pertamina RU – IV

dapat dilihat pada tabel 7.5

Tabel 7.5 Spesifikasi Toluene Pertamina RU – IV

Sifat Satuan Metode Spesifikasi

Page 17: Pertamina UP IV

Penampakan Visual Cairan bening

yang bebas dari

sedimen atau

kabut, diamati

pada 65 – 780C

Real Desity pada

15,556/15,56 0C

Real Density pada 200C

gr/cc ASTM D -4052

ASTM D - 4052

0,869 – 0,873

0,865 – 0,870

Warna Pt.Co ASTM D – 1209 20 max

Acid Wash Color ASTM D – 848 2 max

Keasaman ASTM D – 847 Tidak ada asam

Komponen Sulfur ASTM D – 853 Tidak ada sulfur

Distillation Range

Komposisi Tembaga

Total Non – Aromatik

0C

%vol

ASTM D – 850

ASTM D – 849

ASTM D – 4492

Tidak lebih dari

10C termasuk

110,60C

Passes

1,5% vol max

Sumber: PT. Pertamina RU – IV Cilacap

III. Penutup

Page 18: Pertamina UP IV

Kesimpulan

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa :

Pertamina merupakan suatu perusahaan milik negara yang berfungsi sebagai penyedia

dan suplai bahan bakar minyak dan non bahan bakar minyak yang sangat bermanfaat dalam

kehidupan sehari-sehari

Pembangunan kilang minyak di Cilacap merupakan salah satu dari unit-unit pengolahan

yang ada di Indonesia. Pertamina Refinery Unit IV Cilacap berada di bawah tanggung jawab

Direktorat Pengolahan Pertamina. Refinery Unit IV Cilacap ini merupakan unit pengolahan

terbesar dan terlengkap hasil produksinya. Pembangunan kilang minyak di Cilacap

dilaksanakan dalam lima tahap yaitu Kilang Minyak I, Kilang Minyak II, Kilang Paraxylene,

Debottlenecking Project, dan Kilang SRU.

Produk – produk yang dihasilkan Pertamina RU – IV adalah BBM, nonBBM, maupun

petrokimia. FOC I dan II memproduksi BBM maupun Non BBM sedangkan LOC I, II, III

memproduksi minyak dasar pelumas. KPC memproduksi berbagai macam petrokimia yang

komersial.