Pert ke 11 KERUKUNAN UMAT BERAGAMA.pptx

download Pert ke 11 KERUKUNAN UMAT BERAGAMA.pptx

of 12

description

Pendidikan Agama Islam

Transcript of Pert ke 11 KERUKUNAN UMAT BERAGAMA.pptx

Slide 1

KERUKUNAN UMAT BERAGAMA

A. Pengertian, tujuan, latar belakang, landasan, dan pola pelaksanaan

1. Pengertian Kerukunan umat beragama adalah hidup dalam Suasana damai, tidak bertengkar walau berbeda agama.

2. Tujuan Untuk memotivasi dan mendinamisasikan semua umat beragama agar dapat ikut serta dalam pembangunan bangsa.

3. Latar belakang perlunya kerukunan umat beragama : a. Bangsa Indonesia sedang membangun, semua unsur bangsa harus ikut berpartisipasi dalam pembangunan. b. Bangsa Indonesia sangat majemuk dari segi geografis ekonomi, etnis, bahasa, sosial budaya, agama, yang sangat rawan konflik. c. Letak negara Indonesia yang diapit dua benua besar, yaitu Asia dan Australia sangat rawan terhadap pengaruh bangsa asing, baik bangsa Asia, Australia, Eropa, Afrika dan Amerika. d. Kebijaksanan Pemerintah dalam hal kerukunan umat beragama yang tidak membenarkan dakwah terhadap umat yang telah beragama.

4. Pola Pelaksanaan

a. Kerukunan intern umat beragamaPertentangan diantara pemeluk agama yang bersifat pribadi jangan mengakibatkan perpecahan diantara pengikutnya.2) Persoalan intern umat beragama dapat diselesaikan dengan semangat kerukunan / tenggang rasa dan kekeluargaan

b. Kerukunan antar umat beragamaKeputusan Menteri Agama Nomer 70 Tahun 1978 tentang pedoman penyiaran agama sebagai rule of game bagi penyiaran dan pengembangan agama untuk menciptakan kerukunan hidup antar umat beragama.2) Pemerintah memberi pedoman dan melindungi kebebasan memeluk agama dan melakukan ibadat menurut agamanya masing-masing.3) Keputusan Bersama Mendagri dan Menag Nomer 1Tahun 1979 tentang tata cara penyiaran agama dan bantuan luar negeri bagi lembaga keagamaan di Indonesia.

B. Tipologi keagamaan masyarakat

1. Tipologi sikap ekslusivisme. Ialah tipologi yang melahirkan suatu pandangan bahwa hanya agama yang dianut dan di peluknya berskala prioritas dalam kebenaran dan agama selain yang di anut (dipeluknya) berada dalam ketidak benaran, dan karenanya masya rakat wajib mengikuti agamanya ; karena agama lain selain agamanya sebagai agama terkutuk. ( At-Taubah 9:6)

2.Tipologi sikap inklusivisme. Sebagai tipologi yang melahirkan bahwa di luar agama yang di anutnya, juga mengandung kebenaran, meskipun tidak seutuh seperti agama yang telah di anutnya. Islam adalah agama yang merealitas ajaran kepada pemeluknya pada satu sisi ekslusivisme yang harus di imbangi dengan perilaku kesabaran, Sikap islam adalah memberikan perilaku kesabaran yaitu menerima sikap orang lain sekalipun sikap orang lain Tidak berada dalam kebenaran.

3.Tipologi sikap pluralisme. Tipologi masyarakat berpandangan bahwa secara teologis pluralitas agama di pandang sebagai suatu realitas niscaya yang masing masing berdiri sejajar,

4.Tipologi sikap eklektivisme. Adalah merupakan suatu pandangan beragama masyarakat, melakukan selektivitas antara ajaran dari banyak agama yang dianut oleh masyarakat, sehingga merupakan ajaran dari agama agama yang di lihatnya ; mana ajarannya yang di anggap cocok dan baik menurutnya, diambil sebahagian dan yang tidak baik di tinggalkan nya,

5.Tipologi sikap universalisme. Sikap masyarakat yang berpandangan bahwa pada dasarnya semua agamaadalah satu dan sama. Hanya karena faktor faktor historis antropologis, agama kemudian tampil dalam format plural pada kehidupan masyarakat.

C. Kerukunan antar umat beragama dengan Pemerintah1. Semua pihak menyadari kedudukan masing-masing-masing sebagai komponen bangsa dalam menegakkan kehidupan berbangsa dan bernegara.2. Antara Pemerintah dengan umat beragama ditemukan apa yang saling diharapkan untuk dilaksankan.3. Pemerintah mengharapkan tiga preoritas. Umat beragama diharapkan partisipasi aktif dan positif dalam :a) Pemantapan ideologi Pancasilab) Pemantapan stabilitas dan ketahanan nasionalc) Suksesnya pembangunan Nasional

D. Langkah-langkah

1. Dasar pemikirana) Landasan falsafah Pancasila dan pembangunan bangsab) Pancasila mengandung dasar yang dapat diterima semua pihakc) Pembangunan wajib dilaksanakan dan disukseskand) Kerukunan bukan status quo, tetapi sebagai dinamika masyarakat yang sedang membangun dengan berbagai tantangan dan persoalane) Kerukunan menghasilkan sikap mandiri

2. Pedoman penyiaran agamaa) Pupuk rasa hormat menghormati dan saling mempercayaib) Hindari perbuatan yang menyinggung perasaan golongann lainc) Penyiaran jangan ditujukan kepada orang yang sudah beragama dengan bujukan, rayuan dan tekanand) Jangan mempengaruhi orang yang telah menganut agama lain dengan datang ke rumah, janji, hasut ancaman dan menjelekkane) Penyiaran jangan dengan panflet, bulletin, majalah,obat, dan buku di daerah/rumah orang yang beragama lain.

3. Bantuan Luar negeria) Bantuan luar negeri hanya untuk pelengkapb) Pemerintah berhak mengatur, membimbing, mengarahkan agar bermanfaat dan sesuai dengan fungsi dan tujuan bantuan

4. Tindak lanjuta) Pemerintah perlu mengatur penyiaran agamab) Penyiaran dilandasi saling harga menghargai, hormat menghormati dan pengormatan hak seseorang memeluk agamanyac) Perlu sikap terbukad) Bantuan luar negeri agar bermanfaat dan selaras dengan fungsi dan tujuan bantuan.

KETENTUAN DAN PELAKSANAAN KUB1. Peraturan-peraturan tentang kerukunan hidup antar umat beragamaa. Dakwah (KMA No. 44 Tahun 1970)Dakwah melalui radio tidak mengganggu stabilitas Nasional, tidak mengganggu pembangunan Nasional, tidak bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945.Dakwah berupa : pengajian, majlis taklim,peringatan PHBI, upacara keagamaa, ceramah agama, drama dan pertunjukan seni, usaha penmbangunan musholla, mesjid, madrasah, poliklinik, rumah jompo dsb.b. Aliran kepercayaan (KMA No. B/5943/78 Tahun 1978)1) Tidak merupakan agama dan tidak mengarah kepada pembentukan agama baru2) Pembinaannya tidak termasuk Depag3) Penganut kepercayaan tidak kehilangan agamanyaTidak ada sumpah, perkawinan, pemakaman, kelahiran dan KTP menurut kepercayaan. ( Tap. MPR. No. IV/MPR/78)

c. Tentang Ahmadiyah Tentang Ahmadiyah SKB Tiga Menteri ( Agama, Dalam Negeri, Jaksa Agung) 9 Juni 2008 menetapkan :1. Memberi peringatan dan memerintahkan untuk semua warga negara untuk tidak menceritakan, menafsirkan suatu agama di Indonesia yang menyimpang sesuai UU No.1 PNPS 1965 tentang penodaan agama.2. Memberi peringatan dan memerintahkan bagi seluruh penganut, pengurus Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI) sepanjang menganut agama islam agar memberhentikan semua kegiatan yang tidak sesuai dengan penafsiran Agama Islam pada umunya. Seperti pengakuan adanya Nabi setelah nabi Muhammad saw.3. Memberi peringatan dan memerintahkan kepada anggota atau pengurus JAI yang tidak mengindahkan peringatan tersebut dapat dikenal sangsi sesuai dengan peraturan perundangan.4. Memberi peringatan dan memerintahkan semua warga negara menjaga dan memelhara kehidupan umat beragama dan tidak melakukan tindakan yang melanggar hukum terhadap penganut JAI.

5. Memberi peringatan dan memerintahkan kepada warga yang tidak mengindahkanperingatan dan perintah dapat dikenakan sangsi sesuai perundnagan yang berlaku.6. Memerintahkan setiap pemerintah daerah agar melakukan pembinaan terhadap keputusan ini.7. Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, 09 juni 2008

d. Tenaga asing1) Tenaga asing harus memiliki izin bekerja tertulis dari Depnaker2) Jumlahnya dibatasi3) Diklat bagi tenaga WNI untuk menggantikan WNA4) Orang asing dapat melakukan kegiatan keagamaam dengan izib Menag ( Instruksi Menag No. 10 Tahun 1968, Kep. Menag No. 23 Tahun 1974 dan No. 49 Tahun 1980)

e. Buku-buku1. Jaksa Agung berwenang melarang buku yang dapat mengganggu ketertiban umum2) Barang siapa menyimpan, memiliki, mengumumkan, menyampaikan, menyebarkan, menempelkan, memperdagangkan, mencetak kembali barang cetakan yang terlarang, dihukum dengan kurungan setinggi-tingginya satu tahun

3) Kepala Kanwil Depag agar :-Mengawasi, meneliti peredaran mushaf Al Quran dalam masyarakat, toko, apakah sudah ada tashih dari lajnah/panitia pentashih apa belum-Segera melaporkan kepada Balitbang Depag apabila terdapat mushaf yang belum ada tanda pentashihf. Pembangunan sarana ibadaha. Didasarkan pada keperluan nyata dan sungguh-sungguh berdasarkan komposisi jumlah penduduk bagi pelayanan umat beragama yangbersangkutan di wilayah kelurahan /desab.Dilakukan dengan tetap menjaga kerukunan umat beragama,tidak mengganggu ketenteraman dan ketertiban umum, serta memenuhi peraturan perundanganc.Memenuhi persyaratan administratif dan teknis bangunan gedungd.Memenuhi persyaratan khusus :Daftar nama dan KTP pengguna rumah ibadat paling sedikit 90 orang yang disahkan oleh pejabat setempat.Dukungan masyarakat setempat paling sedikit 60 orang yang disahkan lurah/kepala desa setempat.e.Rekomendasi tertulis kepala kantor Departemen Agama setempat kabupaten/kota

f.Rekomendasi tertulis FKUB kabupaten/kota. (Peraturan Bersama Menag dan Mendagri No. 9 dan 8 Tahun 2006 tanggal 21 Maret 2006)

10.Pokok-pokok ajaran Islam tentang KUB1. Pengertiana) KUB adalah tasammuh atau toleransib) KUB adalah toleransi dalam social kemasyarakatan, bukan dalam soal aqidah, ibadah dan pernikahan.

Dalam soal aqidah umat Islam harus meyakini Islam adalah satu-satunya agama dan keyakinan yang dianutnya (Surat Al Kafirun 1-4 ).3. Tidak membenarkan sikap sinkritisme karena tidak sesuai dengan keimanan seorang muslim dan tidak logis.

4. Berbeda agama tidak harus menimbulkan perpecahan dalam kehidupan. Contoh kehidupan masa Rasulullah di Madinah.5. Hal-hal yang dilarang bertoleransi adalah :a) Dalam masalah aqidah dan ibadah, seperti shalat, puasa, haji dan keimanan.( Al Kafirun 1-4 ).b) Dilarang melakukan perkawinan antara umat Islam dengan penganut agama lain.

c) Pandangan Islam terhadap pemeluk agama lain :(1) Darul HarbiDaerah yang memusuhi Islam, mengganggu darul muslim, menghalangi dakwah Islam. Terhadap mereka umat Islam wajib jihad (perang) melawannya.(Al Mumtahanah 9 ). Cara memilah adalah ketika Nabi berkirim surat ke Negeri Ethiopia, Kaisar Iran dsb.

(2) Kafir dzimmyAdalah individu atau kelompok masyarakat bukan Islam,tidak membenci Islam, tidak membuat kekacauan, kerusuhan, dan mereka tidak menghalangi Islam. Sikap umat Islam : menghormati , diperlakukan secara adil, berhak diangkat sebagai tentara untuk melindungi daerah Islam. Keyakinan mereka diserahkan kepada mereka, umat Islam tidak boleh mengganggu.

(3) Kafir mustamanAdalah pemeluk agama lain yang meminta perlindungan keselamatan dan keamanan terhadap diri dan hartanya.

Sikap umat Islam :1) Tidak memberlakukan hak dan hukum negara2) Diri/jiwa dan hartanya harus dilindungi3) Mereka dibawah lindungan pemerintahan Islam.