Persyaratan Tumbuh dan Wilayah Produksi Kedelai di...

30
74 Kedelai: Teknik Produksi dan Pengembangan Persyaratan Tumbuh dan Wilayah Produksi Kedelai di Indonesia Sumarno 1 dan Ahmad Gozi Manshuri 2 1 Pusat penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, Bogor 2 Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian, Malang PENDAHULUAN Kedelai merupakan salah satu contoh tanaman yang berkembang menjadi tanaman kosmopolitan. Tidak ada spesies tanaman yang menyebar begitu luas secara cepat seperti kedelai. Kedelai, yang asalnya diketahui dari Manchuria atau daratan Cina bagian timur laut, pada pertengahan abad XX telah menyebar ke seluruh dunia. Gambaran tentang penyebaran sentra produksi kedelai pada tahun 1935 dapat dibaca pada buku teks kedelai pertama dalam bahasa Inggris oleh Gray (1936) berjudul All about the soybean. Disebutkan dalam buku tersebut bahwa pada tahun 1932-1933 produksi kedelai dunia hanya berpusat di empat negara, yaitu Manchuria (5,2 juta t), Cina (4,8 juta t). Jepang dan Korea (0,95 juta t). Pada tahun 1910 laporan pertama tentang kedelai disampaikan kepada pemerintah federal Amerika, oleh Norman Shaw, seorang intelijen kelautan dan pabean yang bertugas ke Cina. Perhatian pemerintah Amerika terhadap kedelai sejak itu sangat besar. Tahun 1934 produksi kedelai di Amerika Serikat baru 0,48 juta t/tahun. Perkembangan areal pertanaman dan produksi kedelai di Amerika Serikat sangat spektakuler. Dari luasan 168.000 ha pada tahun 1925, berkembang menjadi 4,4 juta ha pada tahun 1945, dengan total produksi 5,25 juta t, dan pada tahun 2000 mencapai 33,5 juta ha dengan total produksi 75,0 juta t (Tabel 1). Perkembangan luas areal kedelai di Amerika dalam periode 1925-1975 meningkat 12.800% atau 129 kali lipat. Perkembangan luas areal kedelai yang cepat juga terjadi di Brazil dan Argentina. Hal tersebut sangat berbeda dengan perkembangan luas areal per- tanaman kedelai di Indonesia, yang sejak 1776 sudah dilaporkan adanya tanaman kedelai di Jawa (Van Rombourgh 1892). Di Indonesia tanaman kedelai berasosiasi dengan usaha pertanian subsisten, sehingga usaha per keluarga tani selalu sempit. Belum pernah terjadi kedelai diusahakan secara luas dalam skala usaha perkebunan. Penanaman kedelai secara mekanis dalam skala luas pernah dicoba diterapkan oleh PT. Kapas Indah di Punggaluku, Sulawesi Tenggara tetapi tidak berkelanjutan (Gurning dan Ginting 1985). Mekanisasi terbatas pada budi daya kedelai dipraktekkan oleh PT. Patra Tani di Serdang, Sumatera Selatan, pada tahun 1980-an, yang ditujukan untuk produksi benih, yang akhirnya dihentikan hingga sekarang.

Transcript of Persyaratan Tumbuh dan Wilayah Produksi Kedelai di...

Page 1: Persyaratan Tumbuh dan Wilayah Produksi Kedelai di …balitkabi.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2016/03/dele... · Kedelai merupakan salah satu contoh tanaman yang berkembang

74 Kedelai: Teknik Produksi dan Pengembangan

Persyaratan Tumbuh dan Wilayah ProduksiKedelai di Indonesia

Sumarno1 dan Ahmad Gozi Manshuri2

1Pusat penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, Bogor2Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian, Malang

PENDAHULUAN

Kedelai merupakan salah satu contoh tanaman yang berkembang menjaditanaman kosmopolitan. Tidak ada spesies tanaman yang menyebar begituluas secara cepat seperti kedelai. Kedelai, yang asalnya diketahui dariManchuria atau daratan Cina bagian timur laut, pada pertengahan abad XXtelah menyebar ke seluruh dunia. Gambaran tentang penyebaran sentraproduksi kedelai pada tahun 1935 dapat dibaca pada buku teks kedelaipertama dalam bahasa Inggris oleh Gray (1936) berjudul All about thesoybean. Disebutkan dalam buku tersebut bahwa pada tahun 1932-1933produksi kedelai dunia hanya berpusat di empat negara, yaitu Manchuria(5,2 juta t), Cina (4,8 juta t). Jepang dan Korea (0,95 juta t). Pada tahun 1910laporan pertama tentang kedelai disampaikan kepada pemerintah federalAmerika, oleh Norman Shaw, seorang intelijen kelautan dan pabean yangbertugas ke Cina. Perhatian pemerintah Amerika terhadap kedelai sejak itusangat besar. Tahun 1934 produksi kedelai di Amerika Serikat baru 0,48 jutat/tahun. Perkembangan areal pertanaman dan produksi kedelai di AmerikaSerikat sangat spektakuler. Dari luasan 168.000 ha pada tahun 1925,berkembang menjadi 4,4 juta ha pada tahun 1945, dengan total produksi5,25 juta t, dan pada tahun 2000 mencapai 33,5 juta ha dengan total produksi75,0 juta t (Tabel 1). Perkembangan luas areal kedelai di Amerika dalamperiode 1925-1975 meningkat 12.800% atau 129 kali lipat. Perkembanganluas areal kedelai yang cepat juga terjadi di Brazil dan Argentina.

Hal tersebut sangat berbeda dengan perkembangan luas areal per-tanaman kedelai di Indonesia, yang sejak 1776 sudah dilaporkan adanyatanaman kedelai di Jawa (Van Rombourgh 1892). Di Indonesia tanamankedelai berasosiasi dengan usaha pertanian subsisten, sehingga usaha perkeluarga tani selalu sempit. Belum pernah terjadi kedelai diusahakan secaraluas dalam skala usaha perkebunan. Penanaman kedelai secara mekanisdalam skala luas pernah dicoba diterapkan oleh PT. Kapas Indah diPunggaluku, Sulawesi Tenggara tetapi tidak berkelanjutan (Gurning danGinting 1985). Mekanisasi terbatas pada budi daya kedelai dipraktekkanoleh PT. Patra Tani di Serdang, Sumatera Selatan, pada tahun 1980-an, yangditujukan untuk produksi benih, yang akhirnya dihentikan hingga sekarang.

Page 2: Persyaratan Tumbuh dan Wilayah Produksi Kedelai di …balitkabi.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2016/03/dele... · Kedelai merupakan salah satu contoh tanaman yang berkembang

75Sumarno dan Manshuri: Wilayah Produksi Kedelai di Indonesia

Melihat pergeseran sentra produksi kedelai yang sangat luas danberagam tersebut, sebenarnya agak kurang relevan membahas persyaratanadaptasi tanaman kedelai di Indonesia. Tampaknya tanaman kedelai dapatmengalami aklimatisasi atau penyesuaian tumbuh dengan wilayah barusecara mudah pada wilayah pengembangan baru. Hal ini kemungkinandisebabkan oleh tersedianya reservoir keragaman yang luas genetik kedelai,sehingga pada setiap agroekologi dapat dipilih genotipe yang sesuai.Komponen utama penyusun agroekologi seperti perbedaan panjangpenyinaran, suhu, intensitas radiasi surya, curah hujan, dan kelembabanudara, tampaknya dapat diakomodasi oleh genotipe kedelai spesifik.

Pembahasan “Persyaratan tumbuh dan wilayah adaptasi kedelai diIndonesia” pada bab ini dimaksudkan untuk membahas persyaratan optimaldan batas minimal yang perlu dipenuhi untuk dapat mengusahakan kedelaisebagai tanaman ekonomis di Indonesia. Uraian tentang persyaratantumbuh dan adaptasi kedelai di berbagai wilayah agroekologi di dunia

Tabel 1. Perkembangan produksi kedelai di Amerika Serikat dan Brazil.

Tahun Luas areal Produktivitas Total produksi(ha) (t/ha) (t/tahun)

Amerika Serikat1925 168 0,79 1321930 435 0,87 3791940 1.945.000 1,09 2.124.0001945 4.346.000 1,21 5.258.000 . - . - . -1975 21.694.000 1,91 41.406.000 . - . - 20001) 33.482.000 2,24 75.000.000

Brazil1960 172 1,20 2061965 432 1,22 5231970 1.319.000 1,51 1.144.000 . - . - . -1975 6.419.000 1,75 11.227.000 . . . .2000 14.595.238 2,10 30.650.000

Sumber: Norman (1978)1)Sumber: Johnsen (2000)

Page 3: Persyaratan Tumbuh dan Wilayah Produksi Kedelai di …balitkabi.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2016/03/dele... · Kedelai merupakan salah satu contoh tanaman yang berkembang

76 Kedelai: Teknik Produksi dan Pengembangan

dimaksudkan untuk memberikan gambaran yang lebih luas tentang budidaya kedelai di luar Indonesia.

ADAPTASI KEDELAI DI DUNIA

Dibandingkan dengan tanaman semusim lainnya, kedelai mempunyaisebaran wilayah adaptasi yang terlebar, menyebar dari 0°-50° Lintang Utara(LU), dan dari 0°-45° LS, meliputi wilayah tropik hingga sub-artik. Secarahistoris-biologis, kedelai 4000 tahun yang lalu berasal dari wilayah subtropikaCina pada garis lintang 45-48° LU. Pada pertengahan abad XX kedelai telahmenyebar hampir ke seluruh dunia. Pada tahun 1987 tercatat sebanyak 39negara yang mengusahakan tanaman kedelai secara komersial (Tabel 2).Total luas areal pertanaman kedelai di seluruh dunia mencapai 65,5 juta ha/tahun. Negara produsen terbesar adalah Amerika Serikat, Brazil, Argentina,Cina, Uni Sovyet, dan India (Smith dan Huyser 1987). Sebelum tahun 1942produsen terbesar kedelai adalah Cina, dan pada skala usaha yang lebihsempit adalah Korea, Jepang, Indonesia, dan Thailand. Hingga tahun 1954negara pengekspor kedelai terbesar (90% ekspor) berasal dari Cina (SunHuan et a.l 1987). Lima belas tahun kemudian produsen kedelai terbesardunia berpindah ke Amerika Serikat, Brazil, dan Argentina. Pada tahun 1990ketiga negara tersebut menghasilkan 159 juta t kedelai atau 81% dari totalproduksi dunia (Johnsen 2000).

Menilik karakteristik agroklimat wilayah sebaran sentra produksi kedelaidi dunia, terdapat perbedaan besar karakteristik agroklimat di antara negara-negara tersebut (Tabel 2). Komponen utama faktor agroklimat yang me-nentukan keberhasilan usaha produksi kedelai terutama adalah tanah yangsubur, solum tanah dalam (lebih 40 cm), struktur tanah gembur, teksturtanah lempung-berdebu (silty loam), dan kelembaban tanah cukup. Suhudan panjang hari juga ikut menentukan keberhasilan usaha produksikedelai, namun keragaman genetik kedelai cukup luas untuk penyesuaiandan adaptasi terhadap dua komponen agroklimat tersebut. Di setiap negaraprodusen dapat dipilih varietas-varietas yang sesuai bagi suhu dan panjanghari spesifik.

Indonesia, sebagai salah satu negara produsen kedelai, memiliki kondisiagroklimat tropis yang cukup sesuai untuk memproduksi kedelai, walaupunbukan merupakan wilayah dengan agroklimat yang ideal. Panjang hari (lamapenyinaran matahari) yang merata dan relatif konstan selama 12 jam, terlalupendek bagi pertumbuhan optimal tanaman kedelai. Kedelai termasuktanaman hari pendek, yaitu tanaman cepat berbunga apabila panjang hari12 jam atau kurang, dan tanaman tidak mampu berbunga apabila panjanghari melebihi 16 jam. Tanaman kedelai di Indonesia umumnya telah

Page 4: Persyaratan Tumbuh dan Wilayah Produksi Kedelai di …balitkabi.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2016/03/dele... · Kedelai merupakan salah satu contoh tanaman yang berkembang

77Sumarno dan Manshuri: Wilayah Produksi Kedelai di Indonesia

Tabel 2. Sebaran wilayah adaptasi dan negara-negara produsen kedelai di dunia.

Negara Luas areal tanam Produksi Letak geografis(ha) (t) (lintang) 1)

1. Canada 364.000 857.000 50°-60°/70° LU2. Amerika Serikat 28.645.000 61.969.000 25°-50°LU3. Meksiko 390.000 550.000 15°-32°LU4. Argentina 7.835.000 19.590.000 23°-51°LS5. Bolivia 45.000 79.000 10°-22°LS6. Brazil 8.300.000 15.770.000 5°LU-22°LS7. Chilli 1.000 1.000 17°-50°LS8. Kolumbia 56.000 110.000 3°LS-11°LU9. Equador 21.000 20.000 5°LS-2°LU10. Paraguay 370.000 550.000 18°-28°LS11. Peru 14.000 11.000 0°-17°LS12. Uruguay 20.000 25.000 30°-35°LS13. Mesir 62.000 125.000 22°-31°LU14. Marocco 1.000 1.000 28°-35°LU15. Nigeria 165.000 65.000 5°-15°LU16. Afrika Selatan 25.000 20.000 22°-33°LS17. Simbabwe 70.000 100.000 15°-23°LS18. Bulgaria 90.000 120.000 41°-44°LU19. Chechoslovakia 5.000 5.000 48°-51°LU20. Perancis 9.000 20.000 43°-50°LU21. Hongaria 25.000 50.000 46°-48°LU22. Romania 315.000 325.000 44°-48°LU23. Spanyol 5.000 9.000 28°-43°LU24. Yugoslavia 77.000 180.000 42°-46°LU25. Uni Sovyet 800.000 880.000 40°-60°LU26. Cina 8.300.000 14.700.000 23°-50°LU27. Taiwan 10.000 15.000 22°-25°LU28. India 6.093.000 5.850.000 8°-32°LU29. Indonesia 780.000 785.000 10°LS-6°LU30. Iran 50.000 80.000 24°-40°LU31. Jepang 147.000 226.000 31°-45°LU32. Korea Utara 300.000 330.000 38°-43°LU33. Korea Selatan 183.000 233.000 33°-38°LU34. Philipina 12.000 12.000 6°-18°LU35. Thailand 112.000 110.000 12°-20°LU36. Turki 25.000 50.000 36°-42°LU37. Australia 45.000 73.000 12°-38°LS

Dunia 2) 63.767.000 117.226.000

Sumber: Smith dan Huyser (1998)1) Letak geografis (lintang) adalah letak negara yang bersangkutan, bukan merupakan

letak wilayah tanaman kedelai secara tepat.2) Peningkatan luas areal dan produksi telah terjadi sejak tahun 1987-2000, sehingga

data produksi kedelai tahun 2000 diperkirakan 159 juta t (Johnsen 2000)

Page 5: Persyaratan Tumbuh dan Wilayah Produksi Kedelai di …balitkabi.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2016/03/dele... · Kedelai merupakan salah satu contoh tanaman yang berkembang

78 Kedelai: Teknik Produksi dan Pengembangan

berbunga pada umur 25-40 hari, pada saat tinggi tanaman baru mencapai40-50 cm. Di wilayah subtropis, yang memiliki panjang hari 14-16 jam padamusim semi-musim panas, tanaman kedelai baru berbunga setelahberumur 50-70 hari, pada saat tinggi tanaman telah mencapai 70-80 cm,dan telah membentuk banyak cabang. Umur matang kedelai di Indonesiajuga sangat genjah, berkisar antara 75-95 hari, sedang kedelai di daerahsubtropis mencapai 150-160 hari. Perbedaan iklim tersebut merupakan salahsatu penyebab perbedaan produktivitas kedelai di Indonesia dengan diwilayah sub-tropis (Sumarno 1991).

Tanaman kedelai memerlukan kelembaban tanah yang cukup dan suhuyang relatif tinggi untuk pertumbuhan yang optimal. Di Indonesia, curahhujan yang tinggi pada musim hujan sering berakibat tanah jenuh air,drainase buruk (water-logged), atau banjir, sehingga kurang ideal bagipertumbuhan kedelai. Intensitas hujan yang tinggi mengakibatkan tanahmenjadi basah secara terus-menerus, mengakibatkan alat-mesin pertaniansukar beroperasi di lapangan. Faktor ini merupakan salah satu penghambatupaya mekanisasi kedelai di Indonesia (Djojodarmodjo dan Marco 1985).Pada musim kemarau, bila tidak ada irigasi tanaman kedelai menderitacekaman kekeringan. Suhu yang tinggi juga mengakibatkan polong menjadirontok atau biji abortus.

Usaha produksi kedelai di Indonesia dilakukan pada musim tanam yangtidak selalu ideal untuk pertumbuhan tanaman, karena harus menyesuaikandengan pola dan rotasi tanam. Hal ini disebabkan karena petani belummenilai kedelai sebagai tanaman utama, masih diposisikan sebagai tanamanpenyelang bagi tanaman utama padi, jagung, tebu, tembakau, bawangmerah atau tanaman lainnya. Sebaran areal tanam kedelai di Indonesiatidak semata-mata ditentukan oleh kesesuaian agroklimat, tetapi jugadipengaruhi oleh budaya dan kebiasaan bertani masyarakat. Secara historiskedelai diusahakan oleh masyarakat yang cara bertaninya intensif, sepertipetani suku Jawa, Bali, dan sebagian Sunda. Namun sejak tahun 1980-antanaman kedelai menyebar ke wilayah Aceh, Jambi, Sumatera Selatan,Kalimantan Barat, Sulawesi Utara, Gorontalo, dan Papua, yang dirintis olehpetani migran dari Jawa-Bali bersama-sama masyarakat setempat.

Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa penyebaran danpengembangan kedelai di suatu wilayah tidak hanya ditentukan olehkesesuaian faktor agroklimat dan lingkungan tumbuh, tetapi juga olehkeinginan masyarakatnya. Faktor kohesif-sinergis yang mendorongperkembangan tanaman kedelai adalah: ketersediaan lahan yang sesuai –ketersediaan air/iklim yang sesuai - insentif pasar – dan budaya bertanimasyarakat.

Page 6: Persyaratan Tumbuh dan Wilayah Produksi Kedelai di …balitkabi.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2016/03/dele... · Kedelai merupakan salah satu contoh tanaman yang berkembang

79Sumarno dan Manshuri: Wilayah Produksi Kedelai di Indonesia

PERSYARATAN TUMBUH

Komponen lingkungan yang menjadi penentu keberhasilan usaha produksikedelai adalah faktor iklim (suhu, sinar matahari, curah dan distribusi hujan),dan kesuburan fisiko-kimia dan biologi tanah (solum, tekstur, pH, keter-sediaan hara, kelembaban tanah, bahan organik dalam tanah, drainasedan aerasi tanah, serta mikrobia tanah). Gulma dan hama penyakit dapathidup secara ko-habitasi dengan tanaman kedelai dan atau menjadipembatas penting bagi produktivitas, tetapi dapat dikendalikan.

Rhizobium sp. yang hidup pada akar dan bersimbiose dengan tanamankedelai sangat penting bagi pertumbuhan kedelai. Rhizobium sp. umumnyamemiliki persyaratan hidup yang sama dengan persyaratan tumbuh kedelai.Genotipe (varietas) kedelai memiliki persyaratan adaptasi spesifik, walaupunpada suatu lingkungan ditentukan oleh interaksi antara genotipe denganlingkungan. Varietas kedelai dari wilayah subtropik tidak tumbuh/ber-produksi optimal pada lingkungan tumbuh terbaik di Indonesia. Lingkungantumbuh yang sangat sesuai bukan jaminan mutlak untuk keberhasilan usahaproduksi kedelai, masih tergantung tindakan manejemen petanipengelolanya. Mutu benih, waktu tanam, pengendalian OPT, pengelolaantanaman yang optimal, semuanya sama pentingnya dengan lingkungantumbuh yang sangat sesuai.

Faktor Iklim

Faktor iklim yang menentukan pertumbuhan tanaman kedelai adalah: lamadan intensitas sinar matahari (panjang hari), suhu, kelembaban udara dancurah hujan. Kemampuan adaptasi kedelai terhadap keragaman faktor iklimtersebut sebenarnya sangat luas, namun “kondisi iklim” yang sesuai perludiidentifikasi.

Panjang Hari (Lama Penyinaran)

Kedelai tergolong tanaman hari pendek, yaitu tidak mampu berbunga bilapanjang hari (lama penyinaran) melebihi 16 jam, dan mempercepatpembungaan bila lama penyinaran kurang dari 12 jam. Tanaman hari pendekpada kedelai bermakna bahwa hari (panjang penyinaran) yang semakinpendek akan merangsang pembungaan lebih cepat. Lamanya periode gelap(tanpa sinar) menentukan dan mengatur faktor induksi pembungaan. Faktorpenginduksi pembungaan tersebut disebut florigen yang disinthesa padadaun, dan ditranslokasikan ke organ bakal bunga melalui ploem. Tanamankedelai yang tidak mengalami periode gelap akan tumbuh vegetatif terus-menerus, tidak mampu membentuk bunga. Varietas kedelai pada umumnya

Page 7: Persyaratan Tumbuh dan Wilayah Produksi Kedelai di …balitkabi.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2016/03/dele... · Kedelai merupakan salah satu contoh tanaman yang berkembang

80 Kedelai: Teknik Produksi dan Pengembangan

peka terhadap photo-periodisitas (panjang penyinaran), sehingga setiapwilayah dengan perbedaan panjang hari satu jam atau lebih, memerlukanvarietas yang spesifik bagi wilayah itu. Panjang hari di Indonesia hampirseragam dan konstan sekitar 12 jam.

Varietas kedelai dari wilayah subtropika yang sesuai untuk panjang hari14-16 jam, apabila ditanam di Indonesia yang panjang harinya 12 jam, akanmempercepat pembungaan, pada umur 20-22 hari walaupun batangtanaman masih pendek, tanaman sudah berbunga. Di tempat aslinyavarietas asal subtropika berbunga pada umur tanaman sekitar 50 hari, padasaat batang kedelai sudah tumbuh setinggi 60-70 cm.

Kesesuaian varietas terhadap wilayah garis lintang tertentu telah melaluiberbagai proses seleksi, termasuk aklimatisasi, adaptasi, seleksi alamiah,atau sengaja melalui kegiatan pemuliaan. Di Kanada dan Amerika Serikat,kegiatan perakitan varietas telah menyesuaikan dengan target wilayah danletak garis lintang varietas kedelai akan ditanam. Setiap wilayah garis lintangdisediakan varietas spesifik, sehingga terdapat sepuluh golongan umurvarietas, sesuai dengan garis lintang wilayah produksi, yaitu golongan umur00; 0; dan I untuk wilayah Kanada. Golongan umur II, III, dan IV untukwilayah Amerika Serikat bagian utara; golongan umur V, VI, dan VII untukwilayah Amerika Serikat bagian selatan. Varietas unggul dari masing-masinggolongan umur hanya dianjurkan ditanam pada sabuk wilayah selebar 80km dari arah utara selatan (Scott and Aldrich 1970).

Kedelai di wilayah tropika, bila dikelompokkan mengikuti golongan umurtersebut, termasuk ke dalam golongan VIII, IX, dan X, yang meliputi wilayahadaptasi Thailand, Filipina, dan Indonesia. Pada masing-masing golonganumur tersebut, terdapat banyak varietas yang dianjurkan, dan istilahgolongan umur bukan berarti antarvarietas dibedakan oleh umur panen,tetapi lebih dibedakan oleh wilayah adaptasinya. Wilayah tropika yangterletak pada garis lintang 0°-23°LU dan 0°-23°LS, varietas kedelainya termasukgolongan umur VIII, IX, dan X.

Dari uraian tersebut terlihat bahwa kesesuaian tanaman kedelaiterhadap panjang hari atau lama penyinaran sangat lentur (fleksibel),bergantung pada sifat varietas yang ditanam. Secara umum persyaratanpanjang hari untuk pertumbuhan kedelai berkisar antara 11-16 jam, danpanjang hari optimal untuk memperoleh produktivitas tinggi adalah panjanghari 14-15 jam. Di Indonesia panjang hari pada dataran rendah (1-500 mdpl), dataran sedang (501-900 m dpl), dan dataran tinggi (901-1600 m dpl)relatif konstan dan sama, sekitar 12 jam. Perbedaan panjang hari yangdisebabkan oleh pergeseran garis edar matahari tidak lebih dari 45 menit,sehingga seluruh wilayah Indonesia secara geografis sesuai untuk usahatanikedelai.

Page 8: Persyaratan Tumbuh dan Wilayah Produksi Kedelai di …balitkabi.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2016/03/dele... · Kedelai merupakan salah satu contoh tanaman yang berkembang

81Sumarno dan Manshuri: Wilayah Produksi Kedelai di Indonesia

Intensitas Penyinaran

Kedelai termasuk tanaman golongan strata A, yang memerlukan penyinaranmatahari secara penuh, tidak memerlukan naungan. Adanya naungan yangmenahan sinar matahari hingga 20% pada umumnya masih dapat ditoleransioleh tanaman kedelai, tetapi bila melebihi 20% tanaman mengalami etiolasi.Intensitas penyinaran yang hanya 50% dari total radiasi normal dilaporkanmenekan pertumbuhan, mengurangi jumlah cabang, buku, dan polong,yang berakibat turunnya hasil biji hingga 60% (Ciha and Brun 1975). Daunkedelai secara individual telah terjenuhi oleh cahaya dengan intensitas 23.680lux atau 20% dari sinar matahari penuh, tetapi daun bagian atas kanopibaru terjenuhi oleh sinar dengan intensitas 107.640 lux, atau 91% dari sinarmatahari penuh (Shibles and Weber 1965). Radiasi matahari pada panjanggelombang 660-730 nm yang mengaktivasi sistem phytochrom pada sel-seldaun besar peranannya terhadap pertumbuhan tanaman dan hasil kedelai.Pada stadia vegetatif, adanya ratio (perbandingan) yang rendah antarapanjang gelombang 660 dengan 730 nm mengakibatkan stimulasi pelebarandaun, perpanjangan batang dan petiol (Raper and Kramer 1987). Tanamankedelai yang mendapat naungan, mengalami etiolasi atau petiol banyakdaripada radiasi 660 nm.

Sebenarnya tidak seluruh energi sinar matahari termanfaatkan olehtanaman. Total energi sinar matahari yang dimanfaatkan tanamanbergantung pada banyak faktor, termasuk total luasan daun, kandungan Ndalam sel daun, status air dalam sel daun, suhu dan kandungan CO2 diudara, dan intersepsi radiasi-fotosintesis aktif (photo synthetically activeradiation/PAR) oleh total luasan daun (Raper and Kramer 1987). Lajufotosintesis pada radiasi matahari maksimum pukul 12.00-13.00 umumnyatidak meningkat karena adanya defisit tegangan potensial air dalam sel daunakibat evapotranspirasi yang besar.

Pada hari dengan langit cerah terdapat suplai sinar matahari yangberlebihan atau terjadi penjenuhan sinar matahari, sehingga photosyntheticphoto flux density (PPFD) bukan merupakan faktor pembatas (Rufty et al.1981). Namun apabila PPFD berkurang akibat naungan atau cuacamendung, yang dapat mengurangi PPFD dari 700 µ mol menjadi 325 µ mol/m/dt, maka laju pertukaran CO2 (CO2 exchange rate CER) menurun, dari0,74 mg menjadi 0,52 mg CO2/m/dt. Penurunan CER sangat berpengaruhterhadap laju pertumbuhan tanaman. Penurunan 30% CER karenapenurunan radiasi matahari dari 700 menjadi 325 µ mol m/dt, berakibatpenurunan luas daun 55% dan penurunan total bahan kering tanaman 60%(Raper and Kramer 1987).

Pengurangan radiasi matahari pada awal pertumbuhan vegetatif akanmenghambat pertumbuhan tanaman, melalui penurunan laju fotosintesis

Page 9: Persyaratan Tumbuh dan Wilayah Produksi Kedelai di …balitkabi.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2016/03/dele... · Kedelai merupakan salah satu contoh tanaman yang berkembang

82 Kedelai: Teknik Produksi dan Pengembangan

per unit area daun, dan laju fotosintesis seluruh organ tanaman. Sebaliknya,radiasi sinar matahari yang sangat tinggi juga mengakibatkan cekamanterhadap tanaman, karena terjadinya peningkatan suhu daun yangmeningkatkan laju evapotranspirasi, melebihi laju aliran air pada sel-sel daunberasal dari dalam tanah melalui serapan akar. Dalam kondisi sel defisit air,aktivitas fotosintesis akan berkurang, terjadi peningkatan muatan panas(thermal load) dan laju transpirasi.

Intensitas penyinaran matahari di wilayah tropika Indonesia cukupmelimpah untuk persyaratan tumbuh tanaman kedelai, kecuali cuacamendung secara terus-menerus. Ditinjau dari kelimpahan penyinaranmatahari, tanam kedelai lebih optimal pada akhir musim hujan (Maret-April),atau musim kemarau (Juli-Agustus), asal tersedia suplementasi air irigasi.Dataran tinggi yang sering berkabut dan suhu rendah kurang sesuai untukusahatani kedelai ditinjau dari ketersediaan sinar matahari. Secara umum,seluruh wilayah di Indonesia dari ketinggian tempat 1 m hingga 1300 m dplmemiliki sinar matahari yang cukup untuk tanaman kedelai, terutama padamusim kemarau.

Suhu

Interaksi antara suhu - intensitas radiasi matahari – kelembaban tanah sangatmenentukan laju pertumbuhan tanaman kedelai. Suhu tinggi berasosiasidengan transpirasi yang tinggi, defisit tegangan uap air yang tinggi, dancekaman kekeringan pada tanaman. Suhu di dalam tanah dan suhuatmosfer berpengaruh terhadap pertumbuhan Rhyzobium, akar dantanaman kedelai. Suhu yang sesuai bagi pertumbuhan tanaman kedelaiberkisar antara 22-27°C (Tabel 3).

Tabel 3. Kisaran suhu harian yang sesuai untuk pertumbuhan kedelai.

Kisaran persyaratan suhu (°C)Stadia pertumbuhan

Minimum Sesuai Optimum

Perkecambahan biji 8-10 12-14 20-23Kecambah muncul 8-11 15-18 20-23Pertumbuhan vegetatif 13-15 18-20 23-26Inisiasi bunga 16-17 18-19 21-25Berbunga 17-18 19-20 22-25Pembentukan biji 13-14 18-19 21-23Pematangan biji 8-9 14-18 19-24Perkembangan Rhizobium 16-17 20-21 24-25

Sumber: (Holmberg 1973 dalam Raper and Kramer 1987).

Page 10: Persyaratan Tumbuh dan Wilayah Produksi Kedelai di …balitkabi.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2016/03/dele... · Kedelai merupakan salah satu contoh tanaman yang berkembang

83Sumarno dan Manshuri: Wilayah Produksi Kedelai di Indonesia

Suhu siang hari yang agak panas dan suhu malam hari yang agak dinginpada bulan Juni-Juli menguntungkan bagi pertumbuhan kedelai, karenaadanya pengurangan laju respirasi pada malam hari yang mengurangiperombakan senyawa C. Akumulasi bahan kering akan menurun bila suhunaik di atas 30°C, karena adanya penurunan net-photosinthesis. Pengaruhsuhu dalam jangka waktu beberapa jam atau beberapa hari terhadappertumbuhan vegetatif bersifat permanen (irreversible), tetapi terhadapproses fisiologis (photosinthesis dan respirasi) pengaruh suhu selamabeberapa menit atau beberapa jam tidak menimbulkan pengaruh yangpermanen. Perubahan suhu berpengaruh terhadap laju pertumbuhantanaman terutama melalui proses partisionasi (perombakan) fotosintatantara organ tumbuh.

Suhu berinteraksi dengan panjang penyinaran (photo period) dalammenentukan waktu berbunga dan pembentukan polong. Pada suhukardinal (23-26°C), tanaman kedelai membentuk pertumbuhan organvegetatif dan generatif maksimal, dan pada suhu rendah atau suhu tinggiterjadi penghambatan pertumbuhan. Suhu yang tinggi berakibat pada aborsipolong. Sebaliknya, suhu di bawah 15°C menghambat pembentukan polong.Suhu di atas 30°C berpengaruh negatif terhadap kualitas biji dan daya tumbuhbenih. Pematangan biji pada suhu 20-25°C pada siang hari dan 15-18°Cpada malam hari dinilai optimum untuk kualitas benih yang dihasilkan (Raperand Kramer 1987). Suhu di atas 27°C kurang optimum untuk kualitas bijisebagai benih, berkaitan dengan laju pengisian dan pemasakan biji yangkurang optimal.

Kelembaban Udara

Pengaruh langsung kelembaban udara terhadap pertumbuhan danperkembangan tanaman tidak terlalu besar, tetapi secara tidak langsungberpengaruh terhadap perkembangan hama dan penyakit tertentu.Kelembaban udara terutama berpengaruh terhadap proses pematanganbiji dan kualitas benih. Curah hujan yang tinggi selama proses pengeringanpolong menurunkan kualitas biji dan mutu benih, karena polong dan bijimenyerap kelembaban dari luar. Pada musim panen bulan Januari-Februaritanaman kedelai sering mendapat curah hujan yang tinggi, sehingga banyakpolong bercendawan dan biji kedelai membusuk. Suhu tinggi, kelembabanudara tinggi, dan hujan terus-menerus menjelang panen mengakibatkankerusakan biji kedelai di lapangan (Tekrony et al. 1980). Fluktuasi suhu dankelembaban udara yang ekstrim berpengaruh negatif terhadap vigorperkecambahan benih dan mengakibatkan mutu benih rendah.

Kelembaban udara yang optimal bagi tanaman kedelai berkisar antaraRH 75-90% selama periode tanaman tumbuh hingga stadia pengisian polongdan kelembaban udara rendah (RH 60-75%) pada waktu pematangan

Page 11: Persyaratan Tumbuh dan Wilayah Produksi Kedelai di …balitkabi.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2016/03/dele... · Kedelai merupakan salah satu contoh tanaman yang berkembang

84 Kedelai: Teknik Produksi dan Pengembangan

polong hingga panen. Suhu udara yang agak rendah (20-22°C) dan udarakering pada saat panen sangat ideal bagi pelaksanaan panen sehingga bijikedelai bermutu tinggi. Di alam tropika Indonesia, kondisi udara sepertitersebut tidak mudah diperoleh, namun apabila cuaca kering, tidak adahujan dan tidak ada kabut selama pematangan polong merupakan kondisiyang cukup ideal untuk panen kedelai. Kedelai yang ditanam pada bulanFebruari-Maret dan Juni-Juli umumnya mencapai stadia pematangan polongdan panen pada kondisi udara yang relatif kering, tidak ada hujan.Sebaliknya, di lahan tegal atau lahan sawah tadah hujan, kedelai yangditanam pada awal musim hujan, pematangan polong dan panen terjadipada musim hujan, sehingga kualitas biji rendah, apalagi kalau terjadiserangan hama polong.

Curah Hujan

Tanaman kedelai sangat efektif dalam memanfaatkan air yang berasal darikelembaban tanah. Pada tanah dengan lapisan olah yang dalam, tanamankedelai dapat tumbuh baik pada kelembaban tanah 60-80% kapasitas lapang(Brady et al. 1974 dalam Van Doren and Reicosky 1987), dan tanggapoptimum kenaikan hasil biji dari pengairan diperoleh bila kondisi air tanahmencapai 40-50% kapasitas lapang. Kondisi air tanah 80% kapasitas lapangdinilai optimal untuk pertumbuhan kedelai pada tanah yang memilikikapasitas penyimpanan air yang baik, solum dalam (lebih dari 40 cm), danstruktur gembur. Pada tanah yang demikian perakaran kedelai dapattumbuh dan berkembang sedalam 200 cm, dan air lebih banyak diserapdari lapisan sub-soil (Van Doren and Reicosky 1987).

Lahan untuk usaha produksi kedelai di Indonesia umumnya memilikilapisan olah yang dangkal, sekitar 15-30 cm, sehingga penambahan air darihujan atau irigasi lebih sering diperlukan. Pada umumnya curah hujan yangmerata 100-150 mm per bulan pada dua bulan sejak tanam merupakankondisi yang cukup baik bagi pertumbuhan kedelai.

Secara umum kebutuhan air untuk tanaman kedelai, dengan umurpanen 100-190 hari, berkisar antara 450-825 mm, atau rata-rata 4,5 mm perhari (Doorenbos and Pruit 1977 dalam Van Doren and Recosky 1987). Denganmenggunakan data tersebut, kebutuhan air tanaman kedelai yang dipanenpada umur 80-90 hari berkisar antara 360-405 mm, setara dengan curahhujan 120-135 mm per bulan. Jumlah air yang dibutuhkan sangat di-pengaruhi oleh kemampuan tanah menyimpan air, besar penguapan, dankedalaman lapisan olah tanah. Penyerapan air oleh tanaman kedelaiterbanyak terjadi pada stadia reproduktif (R1 hingga R6, atau dari sejaktimbul bunga pertama hingga polong mengisi penuh), bersamaan dengantanaman telah berkembang penuh (Van Doren and Reicosky 1987). Apabila

Page 12: Persyaratan Tumbuh dan Wilayah Produksi Kedelai di …balitkabi.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2016/03/dele... · Kedelai merupakan salah satu contoh tanaman yang berkembang

85Sumarno dan Manshuri: Wilayah Produksi Kedelai di Indonesia

kelembaban tanah tidak mencukupi suplai tanaman untuk evapotranspirasi,air dalam sel-sel tanaman akan terpakai untuk evapotranspirasi, yang akanberdampak negatif terhadap pengisian biji dan produktivitas. Stadiatanaman kedelai yang kritis terhadap kekurangan air secara berturut-turutadalah pada stadia R3 sampai R5 (pembentukan dan pengisian polong) –stadia R1-R2 (mulai berbunga sampai selesai pembungaan) – stadia R6-R7(pengisian polong sampai pematangan polong) – stadia V1-V6 (stadiavegetatif), dengan indeks kepekaan berturut-turut 0,35; 0,24; 0,13; dan 0,12(Hiler et al. 1974 dalam Van Doren and Reicosky 1987). Secara umumkebutuhan air pada berbagai stadia pertumbuhan kedelai di Amerika Serikatdiilustrasikan pada Gambar 1.

Kebutuhan suplementasi irigasi pada tanah lempung berliat (clay loam)dan lempung-berpasir (sandy loam) di Minnesota dapat dilihat padaTabel 4.

Data Tabel 4 menunjukkan bahwa pada tanah lempung berliat yangmemiliki kemampuan memegang air lebih baik dibanding tanah lempungberpasir, jumlah curah hujan yang lebih sedikit memberikan produktivitaskedelai yang lebih tinggi dan efisiensi penggunaan air mencapai dua kali

Gambar 1. Pola penyerapan air oleh tanaman kedelai (Van Doren & Reicosky 1987).

Kebu

tuha

nai

r (m

m p

er h

ari)

1

2

3

4

5

6

7

8

9

20 40 60 80 100 120 140

Umur dan stadia tanaman

hari

V1 V6 R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8

Kebu

tuha

nai

r (m

m p

er h

ari)

1

2

3

4

5

6

7

8

9

20 40 60 80 100 120 14020 40 60 80 100 120 140

Umur dan stadia tanaman

hari

V1 V6 R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8

Page 13: Persyaratan Tumbuh dan Wilayah Produksi Kedelai di …balitkabi.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2016/03/dele... · Kedelai merupakan salah satu contoh tanaman yang berkembang

86 Kedelai: Teknik Produksi dan Pengembangan

Tabel 4. Kebutuhan air hujan dan suplementasi irigasi untuk kedelai.

Curah Hasil Suplementasi Hasil EfisiensiLokasi Tahun hujan biji irigasi biji penggunaan

(mm) (t/ha) (mm) (t/ha) air1)

Minnesota 1978 321 3,03 287 3,56 9,44(clay loam) 1979 362 2,99 182 3,03 8,25

1980 409 2,89 158 2,90 7,06Rata-rata 364 2,97 209 3,16 8,16

Sioux 1980 401 1,74 345 2,45 4,34(sandy loam) 1981 396 1,71 149 2,38 4,31

1982 430 1,67 303 2,11 3,891983 383 1,46 434 2,25 3,80

Rata-rata 403 1,65 308 2,30 4,09

Sumber: Van Doren & Reicosky (1987).1)Efisiensi penggunaan air = hasil biji: total curah hujan dari tanam-panen (kg/ha/mm)

lipat. Suplementasi air irigasi yang lebih banyak pada tanah liat berpasir jugatidak mampu mencapai produktivitas setinggi pada tanah lempung berliat,walaupun perbedaan produktivitas tidak semata-mata disebabkan olehpengairan.

Pada saat curah hujan lebih dari 300 mm per bulan, budi daya kedelaijenuh air dapat dianjurkan, dan bahkan dengan cara ini produktivitas kedelailebih tinggi dibandingkan dengan cara tanam pada kondisi kering (Sumarno1986, Troedson et al. 1985). Dengan teknik tanam jenuh air, air digenangkandi samping guludan barisan tanaman sejak kedelai tumbuh sampai pengisianpolong maksimal.

Curah hujan yang tinggi kurang sesuai bagi usaha tani kedelai denganteknik mekanisasi. Permukaan tanah yang lembek (hampir berlumpur)menghambat pergerakan mesin pertanian yang dirancang untuk lahankering. Apabila usahatani kedelai menggunakan alat dan mesin, penyiapanlahan harus datar, jumlah pematang dan selokan minimal, dan waktu tanammenyesuaikan dengan pola curah hujan. Pada wilayah yang musim hujannyaberlangsung pada bulan Oktober-April, waktu tanam kedelai dengan teknikmekanisasi adalah pada bulan Maret atau awal April, dengan memberikansuplementasi irigasi pada bulan Juni apabila tidak ada hujan.

Faktor Tanah

Luasnya wilayah adaptasi tanaman kedelai di dunia menunjukkan besarnyakeragaman jenis dan sifat tanah yang sesuai untuk tanaman kedelai. Di

Page 14: Persyaratan Tumbuh dan Wilayah Produksi Kedelai di …balitkabi.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2016/03/dele... · Kedelai merupakan salah satu contoh tanaman yang berkembang

87Sumarno dan Manshuri: Wilayah Produksi Kedelai di Indonesia

Amerika Selatan dan Amerika Serikat, tanaman kedelai awalnya diusahakansebagai tanaman penyubur tanah karena biomasa yang dihasilkan mudahmengalami dekomposisi dengan kandungan hara yang tinggi dankemampuan tanaman mengikat nitrogen dari udara lewat proses simbiosedengan bakteri Rhizobium. Tanaman kedelai menyerap hara N, P, K, Ca, Mg,S, dan Cl yang cukup besar dari dalam tanah (Tabel 5), tetapi kedelaiumumnya kurang tanggap terhadap pemupukan secara langsung.

Di antara faktor kesuburan fisiko-kimia tanah, yang sangat berpengaruhterhadap pertumbuhan tanaman kedelai adalah tekstur, struktur, drainase,kedalaman lapisan olah, pH, kandungan hara, kandungan bahan organik,dan kemampuan tanah menyimpan kelembaban. Komponen kesuburanfisiko-kimia tanah tersebut mungkin akan berinteraksi dengan faktor lain,seperti curah hujan/sumber pengairan, topografi, dan tinggi tempat (altitute),yang akan berpengaruh terhadap erosi, ketersediaan air tanah, pelestariankesuburan lahan, produktivitas lahan dan keberlanjutan produksi. Secaraumum persyaratan lahan untuk usahatani kedelai sama dengan jagung,tembakau, atau tebu, sehingga kedelai banyak dijumpai berasosiasi ataudirotasikan dengan tanaman – tanaman tersebut. Asosiasi tanaman kedelaidengan padi sawah yang sangat berlawanan dalam hal kebutuhan air dandrainase tanah memang unik. Tanaman kedelai dapat tumbuh pada tanahyang hampir jenuh air (kapasitas lapang) asal tidak terjadi penggenangan,terutama pada awal stadia vegetatif. Namun pada dasarnya kedelai adalahtanaman aerobik, yang lebih sesuai pada tanah yang agak lembab dengankadar kelembaban 70-80% kapasitas lapang, tanah berdrainase baik tetapimemiliki daya pengikat air yang baik. Oleh karena itu, tanah dengan tekstur

Tabel 5. Komposisi hara terserap oleh tanaman kedelai.

Hara terserap (kg/ha)1)

Komponen tanaman kg/haN P K Ca Mg S Cl Si Fe

Kedelai di subtropikBatang + daun kering 3920 80 10 42Akar 1680 40 5 23Biji 3360 250 25 65Total 8960 370 40 130 90 40 28 11 1,9

Kedelai di tropikBatang + daun kering 2055 42 5,2 22Akar 880 21 2,6 12Biji (kering) 1760 131 13,2 34Total 4695 194 21 68 47 21 15 6 1,0

Sumber: Ohlroggs dan Kamprath 1968 dalam: Mengel et al. (1981)1) Perkiraan berdasarkan proporsi hasil biji per ha

Page 15: Persyaratan Tumbuh dan Wilayah Produksi Kedelai di …balitkabi.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2016/03/dele... · Kedelai merupakan salah satu contoh tanaman yang berkembang

88 Kedelai: Teknik Produksi dan Pengembangan

berliat dan berdrainase baik, atau tanah lempung berpasir (sandy loam)yang kaya bahan organik, sangat sesuai untuk tanaman kedelai.

Lahan yang kurang atau tidak sesuai untuk tanaman kedelai adalahtanah berpasir yang sangat porus (tidak dapat mengikat kelembaban tanah),tanah dengan drainase buruk, tanah dengan pH < 5 atau > 7, tanah yanglapisan olah tanahnya sangat dangkal (kurang dari 10 cm), dan tanah yangtergenang. Lahan yang tidak sesuai untuk tanaman kedelai juga tidak sesuaiuntuk pertumbuhan bakteri Rhizobium secara optimal.

Agar tanaman kedelai dapat tumbuh optimal, sifat fisik tanah samapentingnya dengan sifat kesuburan kimiawi. Sifat fisik tanah yang terpentingadalah tekstur dan struktur, kedalaman lapisan olah, drainase, aerasi,kapasitas menyimpan kelembaban, dan topografi.

Tekstur dan Struktur Tanah

Tekstur dan struktur tanah menentukan kemudahan akar berkembang,kemampuan daya serap dan permeabilitas terhadap air permukaan,drainase dan aerasi tanah, kemampuan menyimpan kelembaban tanah,mudah sukarnya penanaman benih dan pemeliharaan tanaman(penyiangan dan pemupukan), perkembangan Rhizobium, dan kepekaanterhadap genangan air (water logging). Tekstur dan struktur tanah secaralangsung menentukan kesuburan tanaman kedelai.

Secara umum kedelai tidak sesuai ditanam pada tanah berteksturlempung berstruktur berat dan berdrainase buruk, dan tidak susuai padatanah berpasir berstruktur ringan, sangat porus sehingga tidak mampumenyimpan kelembaban tanah. Lahan dengan dua karakteristik ekstrimtersebut memerlukan ameliorasi (pembenah) tanah, menggunakan bahanorganik atau pupuk kandang dalam jumlah yang banyak untuk dapatditanami kedelai. Pada skala luas, ameliorasi bahan organik dengan takarantinggi tidak ekonomis, sehingga tidak dianjurkan untuk usaha produksisecara komersial.

Tanah yang ideal untuk usahatani kedelai adalah yang berstektur liatberpasir, liat berdebu-berpasir, debu berpasir, drainase sedang-baik, mampumenahan kelembaban tanah, dan tidak mudah tergenang. Kandunganbahan organik tanah sedang-tinggi (3-4%) sangat mendukung pertumbuhantanaman, apabila hara tanahnya cukup.

Persyaratan tanah yang ideal untuk pertumbuhan kedelai adalah sebagaiberikut:(1) Lapisan olah-tanah cukup dalam, 40 cm atau lebih.

Page 16: Persyaratan Tumbuh dan Wilayah Produksi Kedelai di …balitkabi.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2016/03/dele... · Kedelai merupakan salah satu contoh tanaman yang berkembang

89Sumarno dan Manshuri: Wilayah Produksi Kedelai di Indonesia

(2) Tekstur tanah mengandung liat atau debu dan liat disertai pasir, dengandrainase sedang hingga baik.

(3) Struktur tanah agak gembur, tetapi tidak terlalu lepas di mana butirtanah terikat oleh liat atau bahan organik.

(4) Memiliki kapasitas menyimpan kelembaban tanah yang baik.(5) Butiran tanah pada permukaan halus, tidak berkrikil atau berbatu.(6) Terdapat sumber pengairan, atau memperoleh hujan yang cukup, sekitar

100-200 mm/bulan, pada dua bulan pertama sejak tanam.(7) Tidak mudah tergenang.(8) Lahan terletak pada dataran rendah hingga tinggi-sedang (1-1000 m

dpl).(9) Tidak ternaungi dan intensitas sinar matahari penuh.

Kandungan bahan organik tanah yang cukup terutama berguna untukmendukung perkembangan Rhizobium, perbaikan drainase tanah,peningkatan kapasitas menyimpan kelembaban tanah, dan mempermudahpertumbuhan akar tanaman. Akar tanaman kedelai lebih mudahberkembang pada tanah gembur yang mengandung liat dengan strukturtidak terlalu ringan.

Fraksi liat sangat penting artinya pada tanah sawah yang akan ditanamikedelai pada musim kemarau. Sentra produksi kedelai di Jawa Timur danJawa Tengah, yang umumnya terdapat pada lahan sawah yang tanahnyamengandung liat kemungkinan berkaitan erat dengan kemampuan tanahmenyimpan kelembaban pada musim kemarau, sehingga tanaman kedelaitidak tercekam kekeringan.

Pada sebagian besar lahan yang ditanami kedelai di Indonesia, masalahyang sering dihadapi adalah dangkalnya lapisan olah tanah. Baik di lahansawah maupun tegalan, kedalaman lapisan olah kurang dari 25 cm,kebanyakan 15-20 cm. Hal ini disebabkan oleh kebiasaan pengolahan tanahyang dangkal secara terus-menerus, pembajakan menggunakan rotary-diskatau bajak roda traktor tangan. Lapisan bajak (hard-pan) yang dangkal akanmembatasi perkembangan akar kedelai, tanaman mudah tercekamkekeringan, dan penyerapan hara terbatas, yang berdampak terhadaprendahnya produktivitas kedelai. Pada lahan sawah tanah Vertisol danRegosol yang tidak terbentuk lapisan bajak dangkal, produktivitas kedelaiumumnya cukup tinggi. Pada tanah yang mengalami pemadatan dengankerapatan volume (bulk-density) 1,75 g/cm, akar kedelai tidak mampumenembus lapisan olah sehingga perlu dilakukan pengolahan dalam(Johnson 1987). Tanah yang memiliki lapisan mata bajak dangkal, apabilatidak dilakukan pengolahan dalam perlu saluran drainase permukaan gunamembuang kelebihan air pada awal stadia pertumbuhan, dan pengairan

Page 17: Persyaratan Tumbuh dan Wilayah Produksi Kedelai di …balitkabi.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2016/03/dele... · Kedelai merupakan salah satu contoh tanaman yang berkembang

90 Kedelai: Teknik Produksi dan Pengembangan

yang cukup pada stadia generatif untuk mengatasi tanaman kekeringan,supaya diperoleh produktivitas sekitar 2 t/ha (Tabel 6).

Penelitian pengolahan tanah untuk kedelai pada umumnya lebih dikait-kan dengan penyiapan lahan untuk tanam agar bebas dari gulma, belumditujukan untuk membongkar lapisan mata bajak (hard pan layer) yangdangkal. Oleh karena itu, perlakuan pengolahan tanah pada umumnya tidakmenaikkan hasil kedelai, bahkan justru menurunkan hasil karena peng-olahan tanah berakibat keterlambatan tanam (Soeharsono dan Adisarwanto1985).

Pada lahan sawah, perlakuan pengolahan tanah (olah dangkal) sebelumtanam kedelai dilaporkan tidak menaikkan hasil kedelai dibandingkandengan tanpa olah tanah. Namun dari dua percobaan, kedua perlakuantersebut mampu mendapatkan hasil kedelai sekitar 2 t/ha (Tabel 7).

Tabel 6. Pengaruh saluran drainase permukaan terhadap hasil biji kedelaipada lahan bekas sawah di Jawa Timur.

Jarak saluran drainase (m) Hasil kedelai (ton/ha)1)

1 m, searah panjang petakan 2,6**2 m, searah panjang petakan 2,3**3 m, searah panjang petakan 2,3**4 m, searah panjang petakan 2,0**Tanpa saluran drainasi 1,5

Sumber: Sumarno et al. (1987)1) Rata-rata enam lokasi di Kabupaten Pasuruan, MK 1987** Berbeda nyata berdasarkan nilai beda nyata terkecil, 1%

Tabel 7. Pengolahan tanah sebelum tanam kedelai, pengaruhnya terhadap hasil biji.

Hasil biji (t/ha)Lokasi, Author Keterangan

Tanpa olah tanah Tanah diolah

Lampung, 1,50 2,10 Lahan kering, bekasTangkuman et al. (1978) alang-alang

Probolinggo, 2,20 2,10 Lahan sawahTangkuman (1977)

Jawa Timur, 1,07 1,09 Rata-rata tiga lokasi,LP3 (1977) lahan sawah

Jawa Timur, 1,89 1,97 Dengan mulsa jeramiManwan et al. (1990) lahan sawah

Jawa Timur, 1,37 1,32 Tanpa mulsa jerami,Manwan et al. (1990) lahan sawah

Page 18: Persyaratan Tumbuh dan Wilayah Produksi Kedelai di …balitkabi.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2016/03/dele... · Kedelai merupakan salah satu contoh tanaman yang berkembang

91Sumarno dan Manshuri: Wilayah Produksi Kedelai di Indonesia

Pada lahan tegalan bekas ditumbuhi alang-alang di Lampung, peng-olahan tanah meningkatkan hasil kedelai. Hal ini kemungkinan erat kaitannyadengan perbaikan media pertumbuhan akar yang menjadi lebih dalam.

Faktor fisik tanah sering menjadi pembatas produktivitas, dan belumdapat diatasi oleh petani, karena tidak adanya alat mekanisasi untukmembajak dalam (deep ploughing dan sub-soiling). Sekiranya mekanisasidengan traktor 4-roda tersedia, pembajakan dalam menggunakanmoldboard plough (bajak singkal dalam) atau chissel (bajak pemecah tanah)sangat bermanfaat untuk membongkar lapisan bajak yang dangkal.

Kelembaban dan Drainase Tanah

Benih kedelai yang ditanam harus mendapat kelembaban tanah dan mampumenyerap air setara dengan 50% dari bobot setiap biji kedelai, untuk dapatberkecambah (Scott and Aldrich 1970). Kelembaban tersebut akan diperolehapabila benih yang ditanam kontak langsung dengan partikel tanah yanggembur dan lembab. Kelembaban tanah yang tinggi, berkisar antara 80-100% kapasitas lapang, diperlukan pada saat benih ditanam hinggaberkecambah dan tanaman berdaun tunggal muncul di permukaan tanah(1-12 hari setelah tanam).

Untuk pertumbuhan selanjutnya, tanaman kedelai memerlukankelembaban tanah 75-85% kapasitas lapang. Penyerapan air semakin banyaksejalan dengan pertumbuhan perkaran dan tajuk tanaman. Penyerapan airmulai menanjak pada stadia menjelang berbunga (R1), dan tetap tinggipada stadia pembentukan polong (R2), pengisian polong (R3-R4), dan mulaimenurun pada stadia biji dalam polong mencapai ukuran maksimum (R6),dan sudah rendah–sangat rendah pada saat polong mulai matang hinggapolong matang penuh (R7-R8), (Gambar 1).

Untuk dapat tumbuh optimal tanaman kedelai memerlukan tanahberdrainase baik, air tidak menggenang atau menjenuhi partikel tanah padalapisan olah, tetapi tanah memiliki kapasitas menyimpan kelembaban yangbaik. Kelembaban tanah melebihi kapasitas lapang mengakibatkan kondisianaerob, sehingga perakaran membusuk, penyerapan hara terganggu, dauntanaman menguning dan bila keadaan jenuh air berkepanjangan meng-akibatkan tanaman mati. Bakteri Rhizobium yang hidup pada akar juga matiapabila tanah jenuh air secara berkepanjangan, lebih dari tiga hari.

Harus dibedakan antara tanah (seluruh lapisan olah tanah) jenuh airdengan teknik bertanam jenuh air (Troedson et al. 1985, Sumarno 1986).Pada teknik bertanam kedelai jenuh air terdapat bagian atas dari lapisanolah tanah (10-15 cm) tidak terjenuhi air, sehingga perakaran dan Rhizobiumberkembang optimal pada lapisan bagian atas yang tidak jenuh air tersebut.

Page 19: Persyaratan Tumbuh dan Wilayah Produksi Kedelai di …balitkabi.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2016/03/dele... · Kedelai merupakan salah satu contoh tanaman yang berkembang

92 Kedelai: Teknik Produksi dan Pengembangan

Reaksi Kimia Tanah

Kedelai tumbuh baik pada tanah yang sedikit masam sampai mendekatinetral, pada pH 5,5-7,0 dan pH optimal 6,0-6,5. Pada kisaran pH tersebuthara makro dan mikro tersedia bagi tanaman kedelai. Pada tanah yangbereaksi masam (pH kurang dari 5,5), hara fosfat (P), kalsium (Ca),magnesium (Mg), kalium (K), sulfur (S) tidak mudah tersedia bagi tanamankedelai. Pada tanah yang bereaksi basa (pH lebih dari 7,0) unsur hara mikroterutama Fe, Zn, Mn, dan juga P menjadi tidak mudah tersedia bagi tanaman.Pada tanah masam, mineral Mn, Al, dan Fe tersedia secara berlebihan,sehingga dapat meracun bagi tanaman. Pada tanah masam yangmengandung Al tinggi, kadar lebih dari 20% menyebabkan terjadinyakeracunan pada akar kedelai, sehingga akar tidak berkembang, tanamantumbuh kerdil, daun berwarna kuning kecoklatan, dan tidak mampumembentuk polong. Perkembangan bakteri Rhizobium juga terhambat padatanah yang masam, kemungkinan disebabkan oleh kurangnya fotosintatdari daun.

Pada tanah yang bereaksi basa (pH >7,0) tanaman kedelai menunjukkangejala khlorosis (daun muda berwarna kuning, ujung daun berwarna coklat)karena unsur besi (Fe) menjadi tidak tersedia bagi tanaman. Kedelaitermasuk tanaman yang peka terhadap ketidaktersediaan Fe dibandingkandengan jagung atau ubi kayu, atau padi gogo. Pada tanah kalkareus ber pH> 7,0, ketiga jenis tanaman tersebut jarang menunjukkan gejala khlorosis,tetapi tanaman kedelai pada tanah yang sama menunjukkan khlorosis.Apabila pH tanah lebih dari 7,0 pada tanah Vertisol, tanaman kedelai jugasering kahat kalium (K) karena tidak tersedia bagi tanaman.

Kriteria Kesesuaian Agroklimat

Tanaman kedelai mempunyai adaptasi agroklimat yang sangat luas(beragam), namun produktivitas tanaman pada berbagai agroklimattersebut menjadi sangat beragam. Apabila suatu agroklimat memungkinkantanaman kedelai tumbuh optimal dan berproduktivitas maksimal (di wilayahtropika sekitar 2,0 t/ha biji kering), maka agroklimat tersebut disebut sangatsesuai. Apabila tanaman kedelai tumbuh normal dan produktivitas dapatmencapai di atas rata-rata, tetapi lebih rendah dibanding produktivitasmaksimal, agroklimat tersebut dikategorikan sesuai. Apabila tanamankedelai dapat ditanam pada suatu wilayah agroklimat, namun memerlukanperlakuan agronomi tertentu seperti pengairan, pengapuran, pembenahantanah (ameliorasi tanah), pembuatan teras pencegah erosi, dan atauperlakuan lainnya, maka agroklimat tersebut dikategorikan sebagai sesuaibersyarat. Agroklimat dikategorikan kurang sesuai apabila hampir seluruhkomponen agroklimatnya tidak sesuai untuk usahatani kedelai dengan skalaluas secara ekonomis.

Page 20: Persyaratan Tumbuh dan Wilayah Produksi Kedelai di …balitkabi.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2016/03/dele... · Kedelai merupakan salah satu contoh tanaman yang berkembang

93Sumarno dan Manshuri: Wilayah Produksi Kedelai di Indonesia

Indonesia memiliki panjang hari hampir sama di semua tempat,sepanjang tahun, suhu cukup panas untuk tanaman kedelai, kecuali didaerah pegunungan dengan ketinggian tempat di atas 1.300 m dpl, dancurah hujan cukup tinggi. Faktor pembatas kesesuaian tumbuh tanamankedelai hanya pada aspek lahan, terutama dari segi pH, kedalaman lapisanolah tanah, tekstur, drainase, dan ketersediaan hara tanaman.

Kriteria kesesuaian agroklimat untuk pertumbuhan kedelai dicantum-kan pada Tabel 8. Beberapa faktor agroklimat, seperti suhu, curah hujan,dan panjang penyinaran (panjang hari) menunjukkan saling berimpitsebagian (overlapping), karena tidak terdapat persyaratan yang sangatberbeda antara kelas sangat sesuai, sesuai dan sesuai bersyarat untuk faktor-faktor tersebut.

Tanaman kedelai pada dasarnya sesuai untuk iklim agak kering (mediumdry climate), tetapi memerlukan kelembaban tanah yang cukup selamapertumbuhan. Oleh karena itu, diwilayah yang termasuk kategori iklim keringatau periode musim kemarau tidak ada hujan, tanaman kedelai dapattumbuh normal dan berproduksi tinggi apabila tersedia pengairan yangcukup. Wilayah dengan curah hujan 2.500-3.500mm/tahun sebenarnyaterlalu basah untuk tanaman kedelai, tetapi kedelai masih dapat diusahakanapabila tanah cukup gembur, mengandung cukup liat, dan drainasepermukaan baik.

Tingkat kesesuaian agroklimat tidak dapat menjamin tingkat produk-tivitas tanaman kedelai yang akan diusahakan. Faktor agronomis lain yangsangat mempengaruhi produktivitas tanaman, di antaranya varietas, mutubenih, populasi tanaman, pengendalian hama penyakit, gulma, mutupengelolaan tanaman, ketepatan waktu panen, dan penangananpascapanen. Ketepatan waktu dari berbagai tindakan agronomis sangatmenentukan produktivitas kedelai. Pemupukan P, K, Mg, Ca, dan inokulasiRhizobium, apabila diperlukan juga menentukan tingginya hasil.

Berbeda dengan tanaman serealia yang sangat tanggap terhadappemupukan N, kedelai hampir tidak dapat ditingkatkan produktivitasnyamelalui pemupukan N. Oleh karena itu ketersediaan hara dalam tanah,tekstur dan struktur tanah, kelembaban tanah dan pengelolaan tanamanyang baik, merupakan komponen utama perlakuan agronomis untukmemperoleh produksi yang tinggi.

Page 21: Persyaratan Tumbuh dan Wilayah Produksi Kedelai di …balitkabi.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2016/03/dele... · Kedelai merupakan salah satu contoh tanaman yang berkembang

94 Kedelai: Teknik Produksi dan Pengembangan

Tabel 8. Kriteria kesesuaian agroklimat untuk tanaman kedelai di wilayah tropika Indonesia.

Kriteria tingkat kesesuaianFaktor agroklimat

Sangat Sesuai Sesuai Kurang sesuai bersyarat sesuai

1a. Suhu rata-rata 1) (°C) 20-30 18-35 > 35 <18>40

b. Panjang hari (jam) 12-12,5 11,5-12,0 10-11 <10

2. Curah hujan tahunan 2) 1500-2000 1000-2500 2500-3500 >3500(mm/th) <1000

3. Curah hujan selama musim 300-400 200-300 100-200 <100tanam kedelai3) (mm/3 bln) 400-600 600-900 >900

4. Ketersediaan irigasi tersedia cukup agak kurang tidak adapada musim kemarau (5-6 kali) (3-4 kali) (2-3 kali) (-)

5. Lengas tanah (%) 70-80 60-70 50-60 <5080-95 >95

6. Kedalaman lapisan >40 30-40 15-29 <15olah tanah (cm)

7a. Tekstur tanah agak halus- Sedang agak kasar, - kasarhalus halus - sangat halus

b. Kandungan liat (%) (36-43) (43-50) (51-68) - rendah- tinggi

8. Drainase baik Sedang - lambat rendah- cepat

9. Struktur tanah gembur- - bergumpal - berat atau - sangat beratsedikit - lengket - agak ringan - sangat ringanbergumpal - agak berpasir

10. Bahan organik tanah sedang-tinggi sedang agak rendah Rendah

11. pH tanah 6,0-6,5 6,6-7,0 4,5-5,0 <4,55,0-6,0 >7,0

12. Kandungan hara tanah

N sedang-tinggi sedang rendah sangat rendahP tersedia tinggi sedang rendah sangat rendah

K tersedia tinggi sedang rendah sangat rendah

Ca, Mg sedang sedang rendah sangat rendah

13. Kejenuhan basa (%) > 20 15-20 10-15 < 10

14. Kejenuhan Al (%) < 8 8-10 11-19 >20

15. Topografi (%) datar sedikit miring agak miring Lereng(1-8) (8-16) (17-30) (30-40)

16. Elevasi (m dpl) 1-700 700-1000 1000-1300 >1300

17. Naungan (%) 0-8 8-15 15-25 >25

18. Erosi sangat rendah rendah sedang berat

19. Batuan di permukaan Tidak ada 1-5 6-10 >10tanah (%)

20. Genangan Tidak ada tidak ada- singkat, Lama sebentar sementara

1); 2); 3): Suhu, curah hujan tahunan dan curah hujan selama pertanaman kedelaibersifat over lap (berimpit sebagian), karena kedelai memiliki kesesuaian yang cukupluas untuk faktor tersebut.

Page 22: Persyaratan Tumbuh dan Wilayah Produksi Kedelai di …balitkabi.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2016/03/dele... · Kedelai merupakan salah satu contoh tanaman yang berkembang

95Sumarno dan Manshuri: Wilayah Produksi Kedelai di Indonesia

MASALAH PERTUMBUHAN TANAMAN KEDELAIDI WILAYAH TROPIS

Produktivitas kedelai di wilayah tropis tidak dapat dibandingkan dengan diwilayah subtropika, tanpa mengetahui perbedaan karakteristik agroklimatdan teknik budidayanya. Banyak pihak mengharapkan produktivitas kedelaidi Indonesia dapat ditingkatkan menjadi 3 t/ha, dari produktivitas saat ini1,0-1,4 t/ha, padahal produktivitas kedelai di Amerika Serikat hanya 2,6 t/ha.Produktivitas kedelai sangat ditentukan oleh panjang hari dan umur panen,di samping ada tidaknya gangguan hama penyakit, gulma, dan kualitaslingkungan tumbuh. Di Amerika Serikat sekalipun produktivitas kedelaisangat beragam, dari rendah/sedang 1,6-1,8 t/ha di Amerika Serikat bagianSelatan (25-30°LU) hingga tinggi 3,0-3,6 t/ha di negara sabuk kedelai (soybeanbelt) pada lintang 35-42°LU, seperti di Illinois, Iowa, Ohio (Scott and Aldrich1970).

Perbedaan agroklimat dan teknik budi daya yang menjadi faktorpembeda produktivitas kedelai di Indonesia (tropis) dan di Amerika Serikat(subtropis) telah diidentifikasi oleh Sumarno (1991) (Tabel 9). Produktivitaskedelai selalu lebih rendah dibandingkan tanaman sereal seperti padi,jagung atau sorgum yang sangat responsif terhadap pemupukan. Selainitu, biji kedelai yang mengandung protein tinggi (38-40%) dan minyak tinggi(18-20%) juga memerlukan energi lebih tinggi dibandingkan dengan bijiserealia yang sebagian besar terdiri dari karbohidrat.

Dibandingkan dengan kedelai di wilayah sub tropis, produktivitas kedelaidi daerah tropis Indonesia dibatasi oleh (1) panjang hari yang kurang optimaluntuk pertumbuhan kedelai, (2) kesesuaian lahan kurang optimal karenakedelai di Indonesia ditanam pada lahan yang kesuburannya sangatberagam, (3) kelembaban tanah tidak selalu optimal, seringkali tergenang(water logged) atau kekeringan pada musim kemarau, (4) besarnyakehilangan hasil oleh banyaknya hama penyakit, (5) cara tanam yang belumsesuai dengan teknik budi daya baku (standar operasional dan prosedur,SOP).

Faktor-faktor pembatas tersebut tidak menjadikan kita menyerah kepadaalam, tetapi perlu dicarikan jalan pemecahan bagi masalah yang ada. Sebagaicontoh, panjang hari yang hanya 12 jam dapat diperpanjang denganpenambahan penyinaran buatan dari lampu listrik, untuk memperolehpertumbuhan tanaman yang optimal. Banyaknya hama dapat dicegahdengan melindungi tanaman menggunakan jaring atau kasa plastik, danseterusnya. Kemajuan teknologi industri sarana prasarana yang semuladianggap mahal kemungkinan kelak akan menjadi murah. Pengairan tekniksprinkle menggunakan air tanah dan pengeringan biji menggunakan

Page 23: Persyaratan Tumbuh dan Wilayah Produksi Kedelai di …balitkabi.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2016/03/dele... · Kedelai merupakan salah satu contoh tanaman yang berkembang

96 Kedelai: Teknik Produksi dan Pengembangan

embusan udara panas (blown hot air dryer) adalah contoh kemajuanteknologi untuk mengatasi permasalahan usaha produksi kedelai diIndonesia.

Dengan memahami faktor pembatas alamiah maupun yang bersifatsosio-ekonomis tersebut, kiranya dapat ditentukan target peningkatanproduktivitas kedelai nasional yang lebih wajar, misalnya 1,6 t/ha pada tahun2015 walaupun secara individu petani dapat saja menghasilkan kedelai 2,0-2,5 t/ha dari lahannya.

WILAYAH PRODUKSI KEDELAI

Budi daya kedelai di Indonesia sebenarnya telah dilakukan oleh petani sejakabad XVI (Van Romburgh 1892). Namun perkembangan luas areal tanamnyatermasuk sangat lamban dibandingkan dengan Amerika Serikat, Brazil, atau

Tabel 9. Perbedaan agroklimat dan teknik budi daya kedelai di wilayah tropis (Indonesia)dan di wilayah subtropis (Amerika Serikat).

Komponen Wilayah tropis Wilayah subtropis(Indonesia) (USA)

1. Produktivitas 1,0-2,0 t/ha 1,8-4,0 t/ha 2. Varietas varietas unggul + lokal varietas unggul

spesifik lokasi 3. Mutu benih rendah-sedang tinggi, prima 4. Kesuburan tanah sedang-subur sangat subur 5. Lapisan olah tanah dangkal-sedang sangat dalam 6. Penyiapan lahan tanpa olah/minimal intensif-optimal 7. Panjang hari 12 jam 14-16 jam 8. Curah hujan sering berlebih, atau kering hujan rintik-rintik 9. Umur panen 80-90 hari 160-170 hari10. Kesesuaian lahan sangat beragam sangat sesuai11. Hama sangat banyak Minimal12. Penyakit sangat banyak Minimal13. Pemeliharaan tanaman kurang-intensif sangat intensif14. Pola tanam sering tumpangsari monokultur15. Pengusahaan tanaman tanaman sampingan tanaman utama16. Penggunaan modal minimal, padat tenaga padat modal17. Cara budi daya manual Mekanisasi18. Skala usaha 0,2-1,0 ha/kk 40-800 ha/kk19. Wilayah produksi terpencar hamparan luas20. Pengetahuan petani umumnya masih rendah umumnya tinggi21. Transportasi, komunikasi sukar-terbatas sangat mudah22. Pemasaran ditentukan pedagang sesuai harga

pengumpul internasional

Sumber: Sumarno (1991).

Page 24: Persyaratan Tumbuh dan Wilayah Produksi Kedelai di …balitkabi.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2016/03/dele... · Kedelai merupakan salah satu contoh tanaman yang berkembang

97Sumarno dan Manshuri: Wilayah Produksi Kedelai di Indonesia

Argentina yang baru memulai mengusahakan kedelai pada abad XX (Tabel1). Hal ini disebabkan oleh beberapa hal, antara lain (1) kedelai hanyadiposisikan sebagai penyelang tanaman pangan pokok, (2) kedelai padaawalnya hanya diusahakan secara terbatas oleh petani di Jawa yang lahanpertaniannya sempit, (3) usaha produksi kedelai merupakan bagian dariusaha pertanian subsisten, (4) usaha produksi kedelai memerlukan banyaktenaga kerja dan pekerjaannya bersifat labour intensive yang tidak sesuaidengan budaya kerja petani luar Jawa, dan (5) tanaman kedelai mempunyairisiko kegagalan yang tinggi. Di sisi lain, lahan bukaan baru yang bereaksimasam dan umumnya mendominasi di luar Jawa kurang sesuai untukkedelai. Oleh karena itu, selama usaha pertanian masih dilakukan secaramanual, peluang perluasan kedelai secara besar-besaran seperti di Brazilatau Argentina tampaknya akan tetap kecil.

Pemerintah telah beberapa kali memprogramkan untuk berswasembadakedelai. Terakhir, swasembada kedelai ingin dicapai pada tahun 2015.Walaupun target swasembada masih beberapa tahun yang akan datang,namun upaya itu harus dimulai sejak sekarang, karena swasembada kedelaihanya dapat dicapai apabila terjadi penambahan areal tanam, minimalmenjadi 3 juta ha pada tahun 2015.

Wilayah produksi kedelai di Indonesia secara tradisional adalah Jawa,Bali, Lombok, sebagian Sumatera (sebagian wilayah Lampung, Jambi,Sumut, NAD), Kalbar, Sulsel, Sulut, Gorontalo, dan Sultra. Namun luas arealkedelai di luar Jawa, Bali, dan Lombok sangat labil, mudah terdesak olehtanaman lain, bergantung kepada nilai jual kedelai.

Peneliti Balai Penelitian Tanah sangat optimis dalam hal ketersediaanlahan yang sesuai untuk usaha produksi kedelai. Di 12 propinsi diidentifikasimasih tersedia lahan yang dapat diusahakan untuk usahatani kedelai seluas12,9 juta ha (Agus et al. 2005). Menurut data dari peta berskala 1:250.000yang dibuat oleh Puslittanak (1993) di 12 propinsi (NAD, Sumbar, Jambi,Sumsel, Lampung, Jabar, Jateng, Jatim, Bali, Sulsel, Sultra, dan NTB) terdapat3,54 juta ha berpotensi tinggi, 3 juta ha berpotensi sedang, dan 5,46 juta haberpotensi rendah (Tabel 10, 11, dan 12). Disebutkan bahwa dari 12 propinsiyang telah dievaluasi/dipetakan, lahan yang berpotensi tinggi dan sedanguntuk pengembangan kedelai terdapat di pulau Jawa (Agus et al. 2005).

Apabila data tersebut benar, terdapat beberapa keuntungan dankerugian/kesulitan untuk pengembangan kedelai. Untungnya, petani di Jawatelah mengenal budi daya kedelai, penyediaan sarana relatif mudah,pemasaran produk mudah dan transportasi relatif lancar. Namun di balikkeuntungan-keuntungan tersebut terdapat kesulitan atau hambatan yangtidak kalah berat, yaitu: (1) lahan di Jawa hampir seluruhnya telah di-usahakan untuk pertanian dan prasarana (rumah, pertokoan, jalan dan

Page 25: Persyaratan Tumbuh dan Wilayah Produksi Kedelai di …balitkabi.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2016/03/dele... · Kedelai merupakan salah satu contoh tanaman yang berkembang

98 Kedelai: Teknik Produksi dan Pengembangan

Tabel 11. Luas lahan untuk pengembangan kedelai di Jawa dan Bali.

Luas lahan untuk pengembangan kedelai (x 1000 ha)Jenis lahan Potensi

Jabar/Banten Jateng Jatim Bali Jumlah

Sawah dan nonsawah P1 392,2 961,5 1.468,8 107,8 2.930,3Sawah dan nonsawah P2 1.089,0 836,9 534,6 68,8 2.529,3Sawah dan nonsawah P3 531,1 135,7 445,3 35,6 1.147,7

Jumlah 2.012,3 1.934,1 2.448,7 212,2 6.607,3

Sumber: Puslittanak (1993).

Tabel 10. Luas lahan potensial untuk pengembangan tanaman kedelai di Sumatera.

Luas lahan potensial (x 1000 ha)Jenis lahan Potensi

NAD Sumbar Jambi Sumsel Lampung Jumlah

Sawah P1 8,4 31,5 3,5 1,5 75,1 120,0Nonsawah P1 14,4 85,5 20,5 36,0 98,5 254,9Sawah P2 167,8 68,0 3,5 0,5 180,6 420,4Nonsawah P2 - 13,0 42,0 45,5 - 100,5Sawah P3 168,5 149,0 90,0 259,5 597,3 1.264,3Nonsawah P3 - 203,5 579,0 980,0 - 1.762,5

Jumlah 359,1 550,5 738,5 1.323,0 951,5 3.922,6

Sumber: Puslittanak (1993).

Tabel 12. Luas lahan untuk pengembangan kedelai di Sulawesi dan Nusa Tenggara.

Luas lahan untuk pengembangan kedelai (x 1000 ha)Jenis lahan Potensi

Sulsel Sultra NTB Jumlah

Sawah P1 43,5 2,5 38,5 84,5Nonsawah P1 61,5 59,5 26,0 147,0Sawah P2 156,0 2,0 80,5 238,5Nonsawah P2 66,0 57,0 83,0 306,0Sawah P3 313,5 271,5 85,5 670,5Nonsawah P3 412,4 384,0 89,0 885,4

Jumlah 1.052,9 876,5 402,5 2.331,9

Sumber: Puslittanak (1993).

Page 26: Persyaratan Tumbuh dan Wilayah Produksi Kedelai di …balitkabi.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2016/03/dele... · Kedelai merupakan salah satu contoh tanaman yang berkembang

99Sumarno dan Manshuri: Wilayah Produksi Kedelai di Indonesia

sebagainya), sehingga dikhawatirkan lahan yang dinyatakan berpotensitinggi-sedang untuk kedelai tersebut sebenarnya sudah digunakan untuktanaman lain atau prasarana, (2) kalau lahan yang dimaksud masih ada(seluas 5.283.000 ha), kemungkinan sedang ditanami komoditas yang nilaiekonominya tinggi, atau kalaupun dapat ditanami kedelai akan terkalahkanoleh komoditas lain yang bernilai ekonomi lebih tinggi daripada kedelai.Dengan adanya konversi lahan pertanian menjadi lahan nonpertanian, luaslahan yang disebutkan tersebut kemungkinan besar sudah digunakan untukusaha nonpertanian (Agus et al. 2005). Pertanyaan yang muncul adalah,apakah 5.283.000 ha lahan yang sesuai untuk kedelai tersebut (peta 1993)telah habis diubah menjadi lahan non-pertanian.

Dari pemetaan Puslittanak (1993) tersebut, di luar Jawa tersedia 1.671.800ha lahan sawah dan nonsawah yang sesuai untuk berproduksi kedelai (Tabel9 dan 11). Apabila data ini akurat, lahan di luar Jawa justru mempunyaipeluang yang baik untuk perluasan kedelai, karena kemungkinan untuk didesak oleh komoditas lain agak kecil.

Untuk dapat mengadakan program dan upaya perluasan tanamankedelai, tujuh syarat perlu dipenuhi, yaitu:(1) Lahan tersedia dan sesuai secara agronomis untuk produksi kedelai,

dengan kebutuhan tambahan masukan sarana produksi (pupuk, kapur)sedikit-sedang, sehingga usaha produksi kedelai ekonomis.

(2) Lahan belum digunakan untuk usahatani komoditas lain, yang memilikinilai ekonomi sama atau lebih tinggi daripada kedelai.

(3) Status kepemilikan lahan jelas, atau lahan milik negara, sehingga dapatdialokasikan kepada petani penggarap, lengkap dengan suratketerangan status kepemilikannya.

(4) Tersedia prasarana seperti jalan, air, listrik, dan fasilitas hidup lainnya.(5) Ada petani atau pengusaha yang bersedia memproduksi kedelai.(6) Tersedia sarana produksi (benih, pupuk, obat-obatan, alsintan).(7) Tersedia pasar dan pembeli hasil panen dengan harga layak.

Untuk dapat memenuhi persyaratan tersebut, perluasan areal tanamkedelai perlu dikaitkan dengan program pemukiman baru atau transmigrasi.Model perluasan areal tanam kedelai yang inovatif perlu difasilitasi, terutamauntuk memberikan kesempatan kepada sarjana pertanian, pengusahamuda, atau investor. Terbentuknya Soybean Farm dengan skala 50-100 haper pengusaha perlu dipikirkan, mungkin dengan memberikan hak gunalahan (HGL) selama 20-30 tahun, atau lelang kapling lahan yang telah dibukadengan pembayaran angsuran selama 10-15 tahun, seperti halnya padaKPR (kredit pemilikan rumah). Tanpa adanya upaya perluasan areal kedelaike wilayah baru tampaknya mustahil Indonesia dapat berswasembadakedelai.

Page 27: Persyaratan Tumbuh dan Wilayah Produksi Kedelai di …balitkabi.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2016/03/dele... · Kedelai merupakan salah satu contoh tanaman yang berkembang

100 Kedelai: Teknik Produksi dan Pengembangan

POTENSI PENGEMBANGAN KEDELAI

FAO (1980) membuat zonasi (peta) agroekologi komoditas kedelai danmembagi wilayah menjadi tiga kategori yaitu: (1) sangat sesuai dan sesuai,(2) sesuai terbatas (bersyarat), dan (3) kurang/tidak sesuai. Wilayah yangtermasuk sangat sesuai atau sesuai untuk kedelai adalah sebagai berikut:

• Wilayah pantai Timur Nangroe Aceh Darussalam• Lampung Timur dan Utara• Pantai Utara Banten dan Jawa Barat• Jawa Tengah bagian Utara dan Selatan• Jawa Timur bagian Utara, Tengah dan Barat – Selatan• Kalimantan Selatan• Sulawesi Selatan• Gorontalo dan Sulawesi Tengah-Utara• Sulawesi Tenggara Selatan, P. Buton, Selayar• Bali-Lombok-Sumbawa-Sumba-Flores

Wilayah yang termasuk sesuai bersyarat adalah:• Sumatera Utara bagian Timur sampai dengan Sumatera Selatan-

Lampung bagian Timur• Jawa Barat bagian Utara-Tengah• Banten bagian Tengah-Selatan• Jawa Tengah bagian Utara-Tengah• Jawa Timur bagian Timur-Selatan• Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur-Selatan• Sulawesi Selatan bagian Utara• Sulawesi Tenggara bagian Utara• Sulawesi Utara• Pulau Buru• Flores bagian Barat• Pulau SumbaBeberapa wilayah yang tidak disebut sesuai dalam peta FAO tetapi

berdasarkan pengamatan dan secara empiris banyak tanaman kedelai,dapat dikategorikan sebagai wilayah yang sesuai untuk kedelai adalah Jambi,Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, daerah tertentu di Papua, dan IrianJaya Barat.

Sudah barang tentu masih diperlukan identifikasi lokasi secara pastiatau lokasi definitif dari semua wilayah-wilayah tersebut yang secara indikatifdinilai sesuai untuk pengembangan kedelai.

Page 28: Persyaratan Tumbuh dan Wilayah Produksi Kedelai di …balitkabi.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2016/03/dele... · Kedelai merupakan salah satu contoh tanaman yang berkembang

101Sumarno dan Manshuri: Wilayah Produksi Kedelai di Indonesia

Pengembangan areal tanam kedelai di wilayah baru, selain harus me-menuhi tujuh persyaratan yang disebutkan di muka juga harus memper-hatikan aspek pelestarian sumber daya, ramah lingkungan, dan ramah sosialetnis. Semestinya aspek agama dan kepercayaan tidak bersangkut pautdengan perluasan areal kedelai, tetapi di Indonesia yang sering terjadi hal-hal yang di luar dugaan, mungkin hal tersebut perlu menjadi pertimbangan.

Satuan unit areal pengembangan kedelai sebaiknya mengikuti polatumbuh, dari sekitar 500 ha pada tahun pertama, berangsur-angsur menjadi25.000-250.000 per unit pengembangan dalam tempo 20 tahun. Harapanperkembangan areal yang sangat besar tersebut tidak akan terjadi apabiladiserahkan kepada petani dan masyarakat setempat. Pemerintah (Pusatdan Propinsi) perlu membangun program insentif dengan berbagai strategiagar generasi muda tertarik berkebun kedelai di wilayah baru.

DAFTAR PUSTAKA

Agus, F., A. Mulyani, dan Y. Hadian. 2005. Potensi sumber daya lahan untuktanaman kedelai, prospek dan tantangannya. Pertemuan KoordinasiPengembangan Produksi Kedelai. Bogor, 30 September 2005.

Lembaga Pusat Penelitian Pertanian Perwakilan Jawa Timur. 1977. Progressreport penelitian kacang-kacangan dan umbi-umbian 1976-1977.Lembaga Pusat Penelitian Pertanian Perwakilan Jawa Timur,Malang.

Djojodarmodjo, P. dan S. Marco. 1985. Budi daya kedelai secara mekanisasi.p. 369-382. Dalam: Somaatmadja et al. (Eds.). Kedelai Puslitbangtan,Bogor.

FAO. 1980. Report on agroecological zones project, FAO. Soybean, generalizedagroclimatic suitability assessment for the rainfed soybeanproduction.

Gray, G. D. 1936. All about the soybean. John Bale, Sons & Danielsson Ltd.,London.

Gurning, M.E. dan S. Ginting. 1985. Usahatani kedelai dengan sistemperkebunan inti rakyat. p. 397-406. Dalam: Somaatmadja et al. (Eds.).Kedelai, Puslitbangtan, Bogor.

Holmberg, S.A. 1973. Soybeans for cool temperature climates. Agric. Hort.Genet. 31:1-20.

Johnsen, P.B. 2000. Soybean in the new millenium: the influence oftechnology and international trade p. 7-10. In: Kyoko Saio (Ed.).Proceedings the Third International Soybean Processing andUtilization Conference (ISPUC-III). Tsukuba. Japan.

Page 29: Persyaratan Tumbuh dan Wilayah Produksi Kedelai di …balitkabi.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2016/03/dele... · Kedelai merupakan salah satu contoh tanaman yang berkembang

102 Kedelai: Teknik Produksi dan Pengembangan

Johnson, R.R. 1987. Crop management. p. 355-390. In: J.R. Wilcox (Ed.).Soybeans: improvement production, and uses. Second edition. ASAPub. Agronomy Series No. 16. Madison, Wisconsin, USA.

Manwan, I., Sumarno, A.S. Karama, dan A.M. Fagi. 1990. Teknologipeningkatan produksi kedelai. Laporan khusus Pus/02/89. PuslitbangTanaman Pangan, Bogor.

Mengel, D.B., W. Segars, and G.W. Rehm. 1987. Soil Fertility and Liming. p.461-469. In: J.R. Wilcox (Ed.). Soybeans: Improvement, Productionand Uses. Second Edition, ASA Pub. Agronomy Series No. 16. Madison,Wisconsin, USA.

Norman, A.G. 1978. Soybean: physiology, agronomy and utilization academicpress., New York.

Puslittanak. 1993. Penelitian potensi dan tingkat kesesuaian lahan untukpengembangan kedelai. Puslittanak, Bogor.

Raper, C.D. and P.J. Kramer. 1987. Stress physiology. p. 590-642. In: J.R. Wilcox(Ed.): Soybeans: improvement, production and uses. Second edition.ASA Pub. Agronomy Series No. 16. Madison, Wisconsin, USA.

Rufty, T.W., C.D. Raper, and W.A. Jackson. 1981. Nitrogen assimilation andplant responses of soybean to root temperature, CO2, and light.Dalam: C.D. Raper and P.J. Kramer. 1987. Stress physiology: 589-641.Soybean: J.K. Wilcox (Ed). ASA. Agronomy Series No. 16. Madison,W1-USA.

Scott, W.O. and S.R. Aldrich. 1970. Modern soybean production. S & APublication, Illinois, USA.

Shibles, R., and C.R. Weber. 1965. Leaf area, solar radiation interception anddry matter production by soybean. Crop Sci. 5:575-577.

Smith K.J. and W. Huyser. 1987. World distribution and significance of soybean.p. 3-22. In: J.R. Wilcox (Ed.): Soybeans: improvement, productionand uses. second edition. ASA Pub. Agronomy Series No. 16. Madison,Wisconsin, USA.

Soeharsono dan T. Adisarwanto. 1985. Budi daya kedelai di lahan sawah.p.121-134. Dalam S. Somaatmaja et al. (Ed.). Kedelai. Pusat Penelitiandan Pengembangan Tanaman Pangan, Bogor.

Sumarno. 1986. Response of soybean genotype to continuous saturatedculture. Indon. J. of Crop. Sci. 3 (2):71-78.

Sumarno, F. Dauphin, A. Rachim, N. Sunarlim, B. Santosa, H. Kuntyastuti,and Harnoto. 1987. Soybean Yield Gap Analyses in Java. CRIFC-ESCAP/CGPRT, Bogor.

Page 30: Persyaratan Tumbuh dan Wilayah Produksi Kedelai di …balitkabi.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2016/03/dele... · Kedelai merupakan salah satu contoh tanaman yang berkembang

103Sumarno dan Manshuri: Wilayah Produksi Kedelai di Indonesia

Sumarno. 1991. Kedelai dan Cara Budi daya. Cet. Ke 4. C.V. Yasaguna, Jakarta.

Sun Huan, Ling Yi-Lu, and Gai Jun-Yi. 1987. Cropping systems and researchwith soybean in Cina. In: S.R. Singh, K.O. Rachie, and K.E. Dashiell(Eds.). Soybeans for the Tropics. p. 119-124. John Wiley & Sons Ltd.Singapore.

Tangkuman, F., N. Sunarlim, dan W. Gunawan. 1978. Pengaruh pengolahantanah dan populasi tanaman terhadap produksi kedelai. Lap.Kemajuan Penelitian Seri Agron. Kacang-Kacangan, No. 4. LP3, Bogor.

Tangkuman, F., Ig. V. Sutarto, dan W. Gunawan. 1977. Pengaruh pengolahantanah dan populasi tanaman terhadap produksi kedelai. Lap.Kemajuan Penelitian, Seri Agronomi. Kacang-Kacangan, No. 3. LP3Bogor.

Tekrony, D.M., D.B. Egli, and A.D. Phillips. 1980. Effect of field weathering onthe viability and vigor of soybean seed. Agron. J. 72:749-753.

Troedson, R.J., R.J. Lawn, D.E.Byth, and G.L. Wilson. 1985. Saturated soilculture. p. 171-180 In: S. Shanmugasundaram and E.W. Sulzberger(Eds.) Soybean in tropical and sub tropical cropping systems. AsianVegetables Research and Development Center, Shan hua, Taiwan.

Van Doren, D.M. and D.C. Reicosky. 1987. Tillage and irrigation. p. 391-428.In: J.R. Wilcox (Ed.) Soybeans: improvement, production and uses.Second edition, ASA Pub. Agronomy Series, No. 16. Madison,Wisconsin, USA.

Van Rombourgh, P. 1892. Geweektegewassen in de cultuurtuin te TjikeumeuhLands Plantentuin, 18 Mei 1817-18 Mei 1892. Batavia.