Perspsektive Efisiensi

download Perspsektive Efisiensi

of 18

Transcript of Perspsektive Efisiensi

TUJUAN BAB INI Mengerti perbedaan antara Positif teori dengan normatif teori Sejarah Positive Accounting Theory (PAT) Peran akuntansi dalam meminimalisasikan biaya transaksi Peran akuntansi dalam mengurangi biaya politik dalam organisasi Bagaimana akuntansi menanggapi adanya manipulasi angka dalam perjanjian Kritik terhadap PAT

TEORI AKUNTANSI POSITIF Pada awal perkembangannya teori akuntansi menghasilkan teori normative yang didefinisikan sebagai teori yang mengharuskan dan menggunakan kebijakan nilai (value judgement) yang mengandung minimum sebuah prem is (Wolk & Tearney, 1997). Teori normatif pada awalnya belum menggunakan pendekatan investigasi formal, baru pada perkembangan berikutnya mulai digunakannya pendekatan investigasi terstruktur formal, yaitu pendekatan deduktif (dimulai dari proposisi akuntansi dasar sampai dengan dihasilkan prinsip akuntansi yang rasional sebagai dasar untuk mengembangkan teknik-teknik akuntansi (Anis dan Imam,2003)). Selain itu perkembangan akuntansi juga mengarah pada teori akuntansi positif atau deskriptif yang investigasinya sudah lebih terstruktur dengan menggunakan pendekatan induktif (didasarkan pada konklusi yang digeneralisasikan berdasarkan hasil observasi dan pengukuran yang terinci (Anis dan Imam,2003). Berbagai teori positif atau deskriptif berkembang dengan pesat dalam akuntansi. Perkembangan teori mengarah pada teori positif (deskriptif) ini dibarengi dengan perubahan fokus teori akuntansi yang digunakan oleh lembaga akuntansi, misalnya FASB yang menekankan pada kegunaan dalam pengambilan keputusan dan tidak lagi terfokus pada postulate seperti terlihat pada kerangka konseptual yang diterbitkan oleh FASB mulai tahun 1979 yang dimulai dengan perumusan tujuan pelaporan keuangan (SFAC 1,1979 dalam Anis dan Imam,2003). Teori akuntansi kadang-kadang dibingungkan dengan pengertian normatif dan positif. Watts dan Zimmerman (1986) menjelaskan teori normatif sebagai berikut : teori normative berusaha menjelaskan informasi apa yang seharusnya dikomunikasikan kepada para pemakai informasi akuntansi dan bagaimana akuntansi tersebut akan disajikan. Jadi

teori normative berusaha menjelaskan apa yang seharusnya dilakukan oleh akuntan dalam proses penyajian informasi keuangan kepada para pemakai dan bukan menjelaskan tentang apakah informasi keuangan itu dan mengapa hal tersebut terjadi. Menurut Nelson dalam Anis dan Imam (2003) teori normatif sering dinamakan teori a priori (dari sebab ke akibat dan bersifat deduktif). Teori normatif bukan dihasilkan dari penelitian empiris tetapi dihasilkan dari kegiatan semi research. Sebaliknya tujuan pendekatan teori positif berusaha menguraikan dan menjelaskan apa dan bagaimana informasi keuangan disajikan serta dikomunikasikan kepada para pemakai informasi akuntansi atau dengan kata lain pendekatan teori positif bukanlah untuk memberikan anjuran mengenai bagaimana praktik akuntansi seharusnya, tetapi untuk menjelaskan mengapa praktik akuntansi mencapai bentuk seperti keadaannya sekarang. Selain itu pendekatan teori positifsangat menekankan pentingnya penelitian empiris untuk menguji apakah teori akuntansi yang telah dikemukakan dalam banyak literatur teori akuntansi dapat menjelaskan praktik akuntansi yang berlaku (Arif,1999). Perkembangan teori positif tidak dapat dilepaskan dari ketidakpuasan terhadap teori normatif (Watt & Zimmerman,1986). Selanjutnya dinyatakan bahwa dasar pemikiran untuk menganalisa teori akuntansi dalam pendekatan normatifterlalu sederhana dan tidak memberikan dasar teoritis yang kuat. Terdapat tiga alasan mendasar terjadinya pergeseran pendekatan normatif ke positif yaitu (Watt & Zimmerman,1986 ): 1. Ketidakmampuan pendekatan normatif dalam menguji teori secara empiris, karena didasarkan 'pada premis atau asumsi yang salah sehingga tidak dapat diuji keabsahannya secara empiris. 2. Pendekatan normatif lebih banyak berfokus pada kemakmuran investor secara individual daripada kemakmuran masyarakat luas. 3. Pendekatan normatif tidak mendorong atau memungkinkan terjadinya alokasi sumber daya ekonomi secara optimal di pasar modal. Hal ini mengingat bahwa dalam system perekonomian yang mendasarkan pada mekanisme pasar, informasi akuntansi dapat menjadi alat pengendali bagi masyarakat dalam mengalokasi sumber daya ekonomi secara efisien. Selanjutnya Watt & Zimmerman menyatakan bahwa dasar pemikiran untuk menganalisa teori akuntansi dalam pendekatan normatifterlalu sederhana dan tidak memberikan dasar teoritis yang kuat. Untuk mengurangi kesenjangan dalam pendekatan

normatif, Watt & Zimmerman mengembangkan pendekatan positif yang lebih berorientasi pada penelitian empiric dan menjustifikasi berbagai teknik atau metode akuntansi yang sekarang digunakan atau mencari model baru untuk pengembangan teori akuntansi dikemudian hari. Apabila teori normatif menunjukkan cara terbaik untuk melakukan sesuatu berdasar premis, norma atau standar, teori positifberusaha menjelaskan atau memprediksi fenomena nyata dan mengujinya secara empirik (Godfrey et.a1,1997 dalam Anis dan Imam,2003). Penjelasan atau prediksi dilakukan menurut kesesuaiannya dengan observasi dengan dunia nyata. Aliran positif merupakan perspektif yang dikenal luas oleh kalangan akademisi saat ini. Aliran ini pertama kali diperkenalkan di Universitas Chichago, kemudian meluas ke beberapa Universitas lainnya di Amerika Serikat seperti Rochester, Barkley, Stanford, UCLA, NY (Rasyid,1997). Teori akuntansi positif mempunyai suatu kepercayaan bahwa realita social berada secara independen dari manusia yang memiliki sifat atau esensi tersendiri. Hal ini mengakibatkan fenomena empiris terpisah dari penelitian. Dengan demikian validitas ilmiah dari dunia empiric diuji melalui observasi. Di dalam filsafat ilmu pengujian empiris ini dinyatakan dalam 2 cara (Chua,1986 dalam Imam,2000), yaitu : 1. Dalam pandangan aliran positivis ada teori dan seperangkat pernyataan hasil observasi independen yang digunakan untuk membenarkan atau memverifikasi kebenaran teori. 2. Dalam pandangan Popperian karena pernyataan hasil observasi merupakan teori dependent dan fallible, maka teori-teori ilmiah tidak dapat dibuktikan kebenarannya, tetapi memungkinkan untuk ditolak (falsified). Meskipun ada 2 cara untuk pengujian empiris para peneliti tetap sepakat bahwa metode hypotetico-deductive menjadi pilihannya. Suatu penjelasan dikatakan ilmiah apabi la 1) harus memasukkan satu atau lebih prinsip-prinsip umum atau hukum, 2) harus ada pra kondisi yang biasanya diwujudkan dalam bentuk pernyataan hasil observasi dan 3) harus ada satu pernyataan yang menggambarkan sesuatu yang dijelaskan (Imam G,2000). Teori akuntansi positif menurut Scott (2000) berusaha untuk membuat prediksi yang baik sesuai dengan kejadian yang nyata. Lebih lanjut Godfrey et.al (1997) dalam Anis dan Imam (2003) menyatakan bahwa teori akuntansi positif berusaha menjawab antara lain pertanyaan berikut dari sudut pandang ekonomi. : 1. Apakah biaya yang dikeluarkan sebanding dengan manfaat yang diperoleh dalam pemilihan metode akuntansi alternatif ?

2. Apakah biaya yang diperoleh sebanding dengan manfaat yang diperoleh dalam regulasi dan proses penentuan standar akuntansi ? 3. Apa dampak laporan keuangan yang dipublikasikan pada harga saham ? Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan diatas dikembangkan teori akuntansi positif yang dapat dikelompokkan menjadi dua tahap, yaitu (Godfrey et a1,1997 dalam Anis dan lmam,2003): 1. Penelitian akuntansi dan perilaku pasar modal. Dalam tahap ini tidak dijelaskan tentang praktek akuntansi, tetapi dilakukan penelitian terhadap hubungan pengumuman laba dengan reaksi harga saham. Untuk melakukan penelitian dalam tahap ini digunakan Hipotesis Pasar Efisien (Efficiency Market Hyphothesis) (Scott,2000). Pasar modal efisien adalah pasar modal dimana harga surat-surat berharga yang diperdagangkn setiap waktu secara wajar dan merefleksikan semua informasi yang diketahui publik berkaitan dengan surat berharga dan Capital Asset Pricing Model (CA PM). 2. Penelitian dalam tahap kedua dilakukan untuk menjelaskan dan memprediksi praktek akuntansi antar perusahaan yang difokuskan pada alasan oportunistik dalam hal perusahaan memilih metode akuntansi tertentu, atau pada alasan efisiensi yaitu metode akuntansi dipilih untuk mengurangi biaya kontrak antara perusahaan dengan stakeholdernya. Alasan pertama yaitu perspektif oportunistik disebut ex-post yaitu pemilihan metode akuntansi dilakukan sesudah diketahui faktanya. Alasan kedua yaitu perpektif efisiensi disebut ex ante karena pemilihan metode akuntansi dilakukan sebelumf2ktanya diketahui. Penelitian dibidang ini menggunakan agency theory yang membahas tentang paradigm pengendalian (control). Aliran positif beranggapan bahwa antara kekuasaan dan politik sebagai sesuatu yang tetap dan sistem sosial dalam organisasi terdiri dari fenomena empiris konkrit dan bebas nilai (tidak tergantung) pada manajer dan karyawan yang bekerja didalamnya (Machintosh,1994 dalam Nur Indriantoro,1999). Kemudian Positivist menganggap dirinya sebagai pengamat yang netral, obyektif dan bebas nilai dari fenomena akuntansi yang diamati (Nur Indriantoro,1999). Teori akuntansi positif juga dibangun berdasarkan asumsi asumsi tentang the nature of human society. Diasumsikan bahwa manusia selalu menentukan tujuan terlebih dahulu sebelum memilih untuk melakukan suatu aksi. Dalam hal ini manusia memiliki "a single superordinate goal" yaitu "utility maximization"' asumsi ini muncul dalam teori agensi akuntansi. Menurut teori ini seorang agen (manajer) akan selalu

menyukai untuk bekerja sedikit dari pada banyak, sementara pemilik (principal) berharap memaksimumkan pengembalian investasinya. Pendekatan positif telah memberikan sumbangan yang berarti bagi pengembangan akuntansi menurut Watt Zimmerman (1986) a. Menghasilkan pola sistematik dalam pilihan akuntansi dan memberikan penjelasan spesifik. b. Memberikan kerangka yang jelas dalam memahami akuntansi c. Menunjukkan peran utama contracting cost dalam teori akuntansi. d. Menjelaskan mengapa akuntansi digunakan dan memberikan kerangka dalam memprediksi pilihan akuntansi. e. Mendorong riset yang relevan dengan akuntansi dan menekankan pada prediksi serta penjelasan terhadap fenomena, contoh agency cost

Monitoring cost : dikeluarkan oleh principal supaya dapat memantau kinerjaagent,

sebenarnya secara tidak langsung, monitoring cost ditanggung oleh agent .Contoh: auditing cost. Biaya yang timbul dari monitoring cost dinamakan price protection

Bonding cost : biaya yang dikeluarkan oleh agent dalam rangka mengurangimonitoring

cost, biaya ini bisa ada dalam perusahaan, bisa juga tidak. Contoh: Untuk mengurangi monitoring cost, manajer membuat laporan keuangan secara berkala (misalnya quarterly) agar pihak principal bisa memantau secara berkalaapa yang dilakukan oleh agent. Marginal cost of monitoring cost = marginal cost of bonding cost, maka tidak akan ada bonding cost

Residual loss : biaya2 yang timbul yang tidak berkaitan dengan kepentingan

principal Teori keagenan memberikan peranan penting bagi akuntansi terutama dalam menyediakan informasi setelah suatu kejadian yang disebut sebagai peranan pasca keputusan. Peranan ini sering diasosiasikan dengan peran pengurusan (stewardship) akuntansi, dimana seorang agen melapor kepada prinsipal tentang kejadian-kejadian dimasa lalu. Inilah yang memberi akuntansi nilai umpan baliknya selain nilai prediktifnya.

Dimana nilai umpan balik menjelaskan bahwa informasi juga mempunyai peran penting dalam menguatkan atau mengoreksi harapan-harapan sebelumnya. Suatu keputusan jarang sekali dibuat secara terpisah. Informasi mengenai hasil dari suatu keputusan seringkali merupakan masukan kunci dalam pengambilan keputusan berikutnya. Akuntansi idealnya menyediakan jasa yang sama bagi investor, dengan memungkinkan mereka untuk menyesuaikan strategi investasi mereka sepanjang waktu. Dari model ini dan perluasannya dapat diambil beberapa pengertian. Perluasan ini sebagian besar berhubungan dengan cara kedua belah pihak tersebut berbagi risiko dan informasi. Misalnya, para pemilik yang menghindari risiko diasumsikan menanggung risiko bisnis, sementara para manajer bertindak sebagai agen-agen yang netral terhadap risiko yang dimaksud. Dengan menggunakan teori keagenan yang sama, jika manajemen bersikap tidak membedakan terhadap risiko sedangkan pemilik menghindari risiko, maka manajemenlah dan bukan pemilik yang akan menanggung risiko tersebut. Ini merupakan keadaan saling mempengaruhi penghindaran risiko relatif antara manajer dan pemilik perusahaan yang menciptakan sebagian dari masalah-masalah yang paling menarik dalam teori keagenan untuk para akuntan. Informasi yang dimaksud merupakan salah satu cara untuk mengurangi ketidakpastian, sehingga memberi akuntan peran penting dalam pembagian risiko antara manajer dan pemilik perusahaan. Asimetri informasi merupakan pembahasan terakhir dalam bidang teori keagenan yang memfokuskan pada masalah-masalah yang ditimbulkan oleh informasi yang tidak lengkap, yaitu ketika tidak semua keadaan diketahui oleh kedua belah pihak dan sebagai akibatnya, ketika konsekuensi-konsekuensi tertentu tidak dipertimbangkan oleh masingmasing pihak yang bersangkutan. Misalnya, pihak pemilik perusahaan mungkin tidak mengetahui preferensi manajer perusahaan sehingga tidak sulit bagi keduanya untuk melakukan kepentingan perhitungan yang telah disebutkan sebelumnya. Satu contoh kasus yang menyangkut informasi yang tidak lengkap dalam teori keagenan, dapat terjadi apabila pihak pemilik perusahaan tidak dapat mengamati semua aksi pihak manajer perusahaan. Aksi-aksi yang dimaksud mungkin berbeda dari aksi yang lebih disukai pihak pemilik perusahaan, entah karena manajer perusahaan mempunyai perangkat efisiensi yang berbeda atau data pula karena pihak manajer tersebut sengaja mencoba untuk melalaikan tugasnya sebagai manajer perusahaan atau biasa juaga melakukan penipuan terhadap pemilik perusahaan.

Situasi ini tentunya dapat menciptakan apa yang dikenal dengan istilah sebagai masalah kekacauan (moral hazard). Salah satu solusi yang mungkin dapat dilakukan yaitu dengan cara pihak pemilik perusahaan menugaskan seorang auditor untuk melakukan pemeriksaan mengenai apa yang dilakukan oleh pihak manajemen perusahaan tersebut. Sedangkan solusi yang lainnya dapat dilakukan dengan cara memberikan pihak manajemen perusahaan suatu insentif, seperti misalnya, saham yang ada diperusahaan, untuk menyelesaikan preferensi manajemen perusahaan dengan preferensi pihak pemilik perusahaan. HIPOTHESIS TEORI AKUNTANSI POSITIF Menurut Watt & Zimmerman (1986) tujuan teori akuntansi adalah untuk menjelaskan dan memprediksi praktek akuntansi. Penjelasan (explanation) menguraikan alasan mengapa suatu praktik dilakukan. Misalnya teori harus menjelaskan mengapa suatu praktek dilakukan, sebagai contoh teori harus menjelaskan mengapa banyak perusahaan lebih menyukai menggunakan metode FIFO dibanding LIFO, sedangkan prediksi (prediction) berarti teori harus mampu memprediksi berbagai phenomena praktik akuntansi yang belum dijalankan. Phenomena yang belum dijalankan tidak selalu phenomena yang akan datang, bisa phenomena yang telah terjadi tetapi belum ada bukti secara empiris untuk menjustifikasi phenomena tersebut. Sebagai contoh teori akuntansi dapat menyediakan hipotesis tentang atribut perusahaan yang menggunakan metode FIFO dengan yang menggunakan metode LIFO, sehingga dapat diuji penggunaan data historis pada perusahaan yang menggunakan dua metode tersebut. Jadi teori merupakan pernyataan-pernyataan tentang hubungan logis (logical relationship) antara variabel atau perilaku variabel-variabel alam atau sosial yang dapat digunakan untuk menjelaskan (explanation) dan memprediksi (prediction ) berbagai phenomena tersebut. Teori berisi seperangkat hipotesis yang disusun melalui pemikiran logis dan metodologi ilmiah baik secara deduktif maupun induktif dan diuji melalui penelitian ilmiah dan empiris. Bila penelitian empiris dapat membuktikan validitas suatu teori, maka dikatakanbahwa teori tersebut telah diverifikasi. Teori diperlukan karena teori tersebut dapat digunakan untuk memprediksi (to predict) berbagai fenomena sosial tertentu yang diharapkan akan terjadi. Artinya persyaratan-persyaratan atau asumsi-asumsi yang mendukung suatu teori dapat dipenuhi, maka besar harapan (kemungkinan) bahwa gejala

sosial tertentu akan terjadi, tetapi ini tidak berarti bahwa teori tersebut menyebabkan phenomena yang diprediksi tersebut terjadi. Dengan mendasarkan pada pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa teori terdiri dari hipotesis-hipotesis yang bersifat deskriptif sebagai hasil penelitan dengan menggunakan metode ilmiah tertentu. Hipotesis tersebut akan menjadi sumber acuan untuk menjelaskan dan memprediksi gejala-gejala atau peristiwa dalam akuntansi. Hipotesis dalam teori akuntansi positif yang dirumuskan oleh Watt & Zimmerman (1986) dalam bentuk "oportunistik" yang sering diinterpretasikan, yaitu : I. Hipotesis rencana bonus (Plan Bonus Hypothesis), dalam ceteris paribus para manajer perusahaan dengan rencana bonus akan lebih memungkinkan untuk memilih prosedur akuntansi yang dapat menggantikan laporan earning untuk periode mendatang ke periode sekarang atau dikenal dengan income smoothing. Dengan hipotesis tersebut apabila manajer dalam sistem penggajiannya sangat tergantung pada bonus akan cenderung untuk memilih metode akuntansi yang dapat memaksimalkan gajinya, misalnya dengan metode acrual. 2. Hipotesis perjanjian hutang (Debt Convenat Hypothesis), dalam ceteris paribus manajer perusahaan yang mempunyai ratio leverage (debt/equity) yang besar akan lebih suka memilih prosedur akuntansi yang dapat menggantikan laporan earning untuk periode mendatang ke periode sekarang. Dengan memilih metode akuntansi yang dapat memindahkan pengakuan laba untuk periode mendatang ke periode sekarang maka perusahaan akan mempunyai leverage ratio yang keci I, sehingga menurunkan kemungkinan default technic. Seperti diketahui bahwa banyak perjanjian hutang mensyaratkn peminjam.untuk mematuhi atau mempertahankan rasio hutang atas modal, modal kerja, ekuitas pemegang saham dll.selama masa perjanjian, jika perjanjian tersebut dilanggar perjanjian hutang mungkin memberikan penalti, seperti kendala dalam deviden atau pinjaman tambahan. 3. Hipotesis biaya proses politik (Politic Process Hypothesis), dalam ceteris paribus semakin besar biaya politik perusahaan, semakin mungkin manajer perusahaan untuk memilih prosedur akuntansi yang menangguhkan laporan earning periode sekarang ke periode mendatang. Hipotesis ini berdasarkan asumsi bahwa perusahaan yang biaya politiknya besar lebih sensitif dalam hubungannya untuk mentransfer kemakmuran yang mungkin lebih besar dibandingkan dengan perusahaan yang biaya politiknya

keciI dengan kata lain perusahaan besar cenderung lebih suka menurunkan atau mengurangi laba yang dilaporkan dibandingkan perusahaan kecil.

Perspsektif Efisiensi dan Perspektif oportunistik Dalam perspektif efisiensi, peneliti menjelaskan bagaimana mekanisme kontrak untuk meminimalkan biaya agen perusahaan, yaitu biaya yang berkaitan dengan penetapan pengambilan keputusan otoritas kepada agen. Perspektif efisiensi sering disebut sebagai perspektif ex ante. Ex-ante berarti sebelum fakta - karena menganggap mekanisme apa yang diberlakukan di depan, dengan tujuan meminimalkan masa depan dan biaya kontraktor. Sebagai contohnya, banyak organisasi di seluruh dunia secara sukarela menyiapkan laporan keuangan sebelum ada peraturan persyaratan untuk melakukannya. Peneliti jensen dan Meckling (1976) berpendapat bahwa cara memberikan laporan keuangan yang diaudit untuk penghematan biaya riil yang memungkinkan perusahaan untuk menarik minat dengan biaya yang lebih rendah. Manajer memilih metode akuntansi yang paling efisien yang mencerminkan kinerja perusahaan. Teori PAT berpendapat bahwa peraturan memaksa perusahaan untuk menggunakan metode akuntansi tertentu membebankan biaya yang tidak beralasan. jika standar akuntansi baru direalisasikan melarang metode akuntansi digunakan oleh organisasi tertentu, ini akan menyebabkan ineficiency, sebagai laporan keuangan yang dihasilkan tidak akan lagi memberikan refleksi terbaik dari kinerja organisasi. banyak teori PAT akan berpendapat bahwa manajemen adalah dapat memilih metode akuntansi yang sesuai dalam situasi tertentu, dan pemerintah tidak boleh mengintervensi dalam proses. Perspektif oportunistik adalah paham yg semata-mata hendak mengambil keuntungan untuk diri sendiri dr kesempatan yg ada. Perspektif oportunistik PAT, mengambil mengingat pengaturan kontrak dinegosiasikan perusahaan dan berusaha untuk menjelaskan dan memprediksi perilaku oportunistik tertentu yang kemudian akan terjadi. Awalnya, pengaturan kontrak tertentu mungkin telah dinegosiasikan karena mereka dianggap paling efisien dalam menyelaraskan kepentingan berbagai individu dalam perusahaan. Namun, tidak mungkin atau efisien untuk menulis kontrak lengkap yang memberikan panduan tentang semua metode akuntansi yang akan digunakan dalam segala situasi - maka akan selalu ada beberapa ruang lingkup bagi para manajer untuk oportunistik.

Kontrak pemilik/manajer Dengan asumsi kepentingan pribadi, pemilik mengharapkan manajer (agen) untuk melakukan kegiatan tidak selalu untuk kepentingan pemilik (principal). Dengan asumsi bahwa kepentingan diri sendiri mendorong tindakan dari manajer, mungkin perlu untuk dimasukkan ke dalam skema remunerasi sebagai cara yang bisa menghargai para manajer yang setidaknya terkait dengan kinerja perusahaan. Ini dapat mencegah manajer yang berpotensi akan menerima perilaku oportunistik. Jika kinerja perusahaan membaik, imbalan yang dibayarkan kepada manajer sejalan meningkat. Remunerasi ini terkait dengan kinerja perusahaan yang diberlakukan untuk menyelaraskan kepentingan pemilik dan manajer. Jika kinerja perusahaan baik, kedua belah pihak akan mendapatkan keuntungan. Skema Bonus Praktek umum bagi para manajer untuk dihargai sesuai dengan keuntungan perusahaan, penjualan perusahaan, atau tingkat pengembalian aset. Juga umum bagi para manajer untuk dihargai sesuai dengan harga pasar saham perusahaan. Ini mungkin melalui pemegang ekuitas di perusahaan, atau mungkin dengan menerima bonus tunai secara eksplisit terkait dengan pergerakan harga pasar efek perusahaan. Akuntansi berbasis perencanaan bonus Ada kemungkinan bahwa bonus dapat didasarkan pada aturan akuntansi lama pada saat kontrak remunerasi ini dinegosiasikan (mungkin melalui klausul dalam kontrak kompensasi manajemen) sehingga perubahan principels akuntansi yang berlaku umum tidak akan berdampak pada bonus, tapi ini tidak akan selalu terjadi. Kontrak yang mengandalkan angka akuntansi dapat mengandalkan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Ini akan menunjukkan bahwa seharusnya perubahan aturan akuntansi, dan mempengaruhi item digunakan dalam kontrak yang dibuat oleh perusahaan, nilai perusahaan (melalui perubahan arus kas terkait) akibatnya bisa berubah. PAT akan menyarankan bahwa jika perubahan kebijakan akuntansi tidak berdampak terhadap arus kas perusahaan, maka perusahaan akan acuh tak acuh terhadap perubahan Insentive untuk memanipulasi nilai akuntansi Dalam mempertimbangkan biaya pelaksanaan insentif berdasarkan output akuntansi, Ada kemungkinan bahwa penghargaan manajer berdasarkan laba akuntansi dapat

menyebabkan mereka memanipulasi angka-angka akuntansi terkait untuk meningkatkan kinerja mereka yang berhubungan dengan pemberian penghargaan yaitu laba akuntansi tidak selalu memberikan ukuran yang objektif tentang kinerja atau nilai perusahaan. Healvy (1985) memberikan ilustrasi ketika manajer dapat memilih untuk memanipulasi angka akuntansi oportunis karena adanya basis bonus akuntansi. Ia menemukan bahwa ketika ada skema bahwa manajer dihargai setelah tingkat laba yang ditentukan telah dicapai, para manajer akan mengadopsi metode akuntansi yang konsisten dengan memaksimalkan bonus itu. dalam situasi di mana keuntungan tidak akan mencapai tingkat minimum yang diperlukan oleh rencana, manajer tampaknya mengadopsi strategi yang pendapatan berkurang lebih lanjut dalam periode itu, tapi akan menyebabkan pendapatan yang lebih tinggi pada periode berikutnya, periode ketika keuntungan mungkin di atas diperlukan ambang batas. Sebagai contoh, para manajer dapat menghapuskan aktiva dalam satu periode, bila bonus tidak akan diperoleh, sehingga akan ada lagi aset yang mengalami depresiasi di masa mendatang ketika bonus terkait keuntungan dapat dibayar. Bonus Berbasis Pasar Perusahaan yang memiliki laba akuntansi yang sangat berfluktuasi, menurut PAT lebih tepat untuk memberikan penghargaan kepada manajer dalam hal nilai pasar surat berharga perusahaan, yang dipengaruhi oleh harapan tentang NPV dari arus kas yang diharapkan di masa depan. Ini dapat dilakukan baik dengan mendasarkan bonus tunai pada setiap peningkatan harga saham, atau dengan menyediakan manajer dengan saham atau opsi untuk berbagi dalam perusahaan. Jika nilai-nilai dari perusahaan saham meningkat, baik manajer dan pemilik akan mendapatkan keuntungan. Seperti dengan akuntansi berbasis bonus, dalam pergerakan saham juga ada masalah yang hubugannya pemberian penghargaan. Pertama, harga saham akan dipengaruhi tidak hanya oleh faktor dikendalikan oleh manajer, tetapi juga oleh luar, faktor pasar yang luas yaitu, harga saham dapat memberikan pengaruh ukuran kinerja manajemen, pengaruh dalam arti bahwa mereka tidak hanya dipengaruhi oleh tindakan manajemen tetapi juga dipengaruhi oleh pergerakan pasar umum dimana para manajer tidak memiliki kendali. Selanjutnya, hanya manajer senior akan yang memiliki dampak signifikan terhadap arus kas perusahaan, dan nilai dari perusahaan sekuritas. Oleh karena itu, pasar insentif terkait tidak sesuai untuk manajemen senior. Menawarkan saham kepada manajemen tingkat yang lebih rendah mungkin demotivational sebagai tindakan mereka sendiri karena

berdampak

kecil pada harga saham, dan meningktkan kekayaan pribadi mereka. Akan

diharapkan bahwa skema tersebut akan dibatasi pada manajemen senior karena mereka memiliki kemampuan terbesar untuk berdampak pada harga saham. Sloan (1993) menunjukkan CEO gaji dan kompensasi bonus tampaknya relatif lebih selaras dengan laba akuntansi di perusahaan-perusahaan di mana:a. Pengembalian saham adalah relatif lebih sensitif terhadap pergerakan pasar

umumb. Pendapatan memiliki hubungan yang tinggi dengan perusahaan - gerakan tertentu

dalam nilai saham perusahaan.c. Pendapatan memiliki hubungan yang kurang positif (lebih negatif) dengan

gerakan pasar yang luas di nilai ekuitas. Kontrak Utang. Ketika meminjamkan dana ke organisasi yang lainnya penerima dana mungkin melakukan tindakan untuk menurunkan atau menghilangkan kemungkinan dana kan di kembalikan. Biaya yang berhubungan dengan perilaku yang berbeda dari peminjam di kenala biaya agensi hutang, Debtholder akan mengantisipasinya. Misalnya saja Kreditor membayar kelebihan deviden serta memberikan jaminan atas dana yang dipinjam, Organisasi mungkin akan memberikan persyaratan dan level dari pembayaran deviden yang di harapkan akan segera melunasi hutangnya. Perusahaan dapat di proyek yang memiliki resiko tinggi. Mereka tidak mendapatkan pengembalian yang tinggi berbeda dengan pemiliknya akan meningkatkan nilaipada perusahaan. Sedangkan apabila proyek gagal maka maka tidak menerima sesuatu dan akan menderita kerugian yang signifikan. Ketidaknyamanan untuk melidungi bunga debtholder, holder mengasumsikan managemen akan melakukan mungkin tidak bunga debtholder melainkan perusahaan akan membayar bunga yang tinggi sebagai kompensasi. Jika perusahaan setuju tidak membayar kelebiha deviden, tidak mengambil hutang yang beresiko tinggi, tidak menginvestasikan di proyek dengan resiko tinggi dan diasumsikan perusahaan akan dapat menarik modal hutang pada biaya yang rendah. Tingkat keuntungan bunga yang rendah yang melampui harga maka akan membatasi bagiaman manjemen menggunakan dana yang tersedia. Pengaruh Perjanjian pinjaman yang sering digunakan dalam kontrak bank, pengaruh paling sering diukur sebagai rasio total kewajiban terhadap aset nyata total. Selain itu sebelum biaya perjanjian yang membatasi jumlah utang aman hutang kepada kreditur lain

biasanya termasuk dalam perjanjian pinjaman perusahaan besar dan sebagai persentase aset nyata. Perjanjian membatasi tingkat total utang untuk mengarah pada penurunan risiko debtholder. Hal ini lebih ditujukan ke tingkat bunga yang dibebankan oleh perlindungan debtholder.Cotter menemukan bahwa definisi aset umum digunakan diizinkan untuk aset yang akan dinilai kembali. Namun untuk tujuan pembatasan utang, beberapa bank membatasi frekuensi revaluasi untuk sekali setiap dua atau tiga tahun, sementara lainnya cenderung untuk mengecualikan revaluasi dilakukan oleh arah bagi perusahaan. Pembatasan mengurangi kemampuan perusahaan untuk melonggarkan batasan utang dengan menilai kembali aset. Pada tahun 1998 Cotter menemukan bagian pembatas hutang ke aset , interest coverage , dan kelompok curent ratio sering digunakan dalam perjanjian hutang. Kelompok interest coverage bertipe di mana laba bersig, dengan bunga serta tambahan pajak, beban bunga untuk minimum waktu yang terakhir. Di dalam study Cotter waktu pengembalian bunga antara 1,5 sampai 4. Current ratio menurut Cotter bahwa current aset antara satu dan dua dari current liabilities tergantung besarnya perusahaan. Seperti kompensasi kontrak manajemen , PAT mengasumsikan bahwa keberadaan kontrak utang (yang awalnya diberlakukan sebagai mekanisme untuk mengurangi biaya keagenan hutang dan dapat dijelaskan dari perspektif efisiensi) manajemen dengan insentif berikutnya untuk memanipulasi jumlah , dengan insentif jumlah manipulasi meningkat sebagai kendala dalam akuntansi yang menjadi pelanggaran. Misalnya jika perusahaan setuju dengan rasio yang digunakan, debt to total tangible asset, harus disimpan di bawah angka tertentu, jika angka itu kemungkinan akan melebihi manajemen mungkin memiliki insentif untuk dengan mengembangkan aset dan menurunkan kewajiban. Penelitian lain untuk mempertimbangkan bagaimana manajemen mungkin memanipulasi angka akuntansi di hadapan perjanjian utang yang dilakukan oleh DeFond dan Jiambalvo (1994) Dan Sweeney (1994). Kedua studimenyelidiki perilaku manajemen perusahaan diketahui telah gagal perjanjian utang akuntansi terkait. DeFond dan Jiambalvo (1994) memberikan bukti bahwa manajer memanipulasi akrual akuntansi pada tahun sebelum dan perjanjian setelah tahun pelanggaran. Sweeney(1994) menemukan bahwa perusahaan mendekati pelanggaran perjanjian utang, manajer memiliki kecenderungan lebih besar untuk mengadopsi strategi peningkatan pendapatan, relatif terhadap perusahaan yang tidak mendekati standar teknis perjanjian utang berbasis akuntansi. Sweeney (1994) juga menunjukkan bahwa dengan insentif manajer memanipulasi laba akuntansi mungkin juga strategis menentukan kapan mereka akan pertama kali mengadopsi persyaratan akuntansi

baru. Ketika akuntansi baru standar yang dikeluarkan biasanya ada masa transisi di mana organisasi sukarela dapat memilih untuk pelaksanaan sebuah persyaratan akuntansi yang baru, setelah periode transisi persyaratan penggunaan akuntansi baru menjadi mondatary. Sweeny menunjukkan bahwa organisasi yang gagal persetujuan mereka cenderung untuk mengadopsi kebutuhan peningkatan pendapatan ditangguhkan awal dan penerapan metode akuntansi yang akan mengakibatkan penurunan laba yang dilaporkan. Permintaan khususnya untuk audit laporan keuangan (pengawasan pihak eksternal) jika: Menagement dihargai berdasarkan jumlah yang dihasilkan oleh sistem akuntansi Ketika perusahaan telah meminjam dana dan akuntansi berbasis persyaratan perjanjian berada di tempat untuk melindungi Investasi yang ditanamkan debtholders.

Berdasarkan di atas dapat dikatakan bahwa manajer, saham ekuitas di bussines menurun dan sebagai proporsi utang terhadap peningkatan total aset, akan sesuai peningkatan permintaan untuk audit. Political Cost. Perusahaan (terutama yang besar) kadang-kadang di bawah pengawasan kelompok, misalnya dengan pemerintah, kelompok karyawan, kelompok konsumen, kelompok lobi lingkungan dan sebagainya. Misalnya ukuran perusahaan sering menggunakan indikasi kekuatan pasar di dalam dirinya sendiri dapat menarik perhatian dari badan pengawas seperti komisi perdagangan praktek perdagangan federal. Pemerintah dan kelompok masyarakat melihat bahwa organisasi tertentu adalah menghasilkan keuntungan yang berlebihan dan tidak membayar terlalu rendah, produknya terlalu tinggi, komitmen keuangan untuk inisiatif lingkungan dan masyarakat terlalu rendah, pembayaran pajaknya terlalu rendah. Mengurangi kemungkinan perhatian politik yang merugikan dan biaya terkait (misalnya biaya hubungannya dengan pajak meningkat, meningkatkan klaim upah, atau boikot produk) perusahaan secara politik sensitif sebaiknya mengadopsi metode akuntansi yang mengarah pada pengurangan di laporan laba rugi. Namun pandangan bahwa laba yang dilaporkan lebih rendah akan menyebabkan pengawasan politik rendah bahwa partai terlibat dalam proses politik tidak mampu atau tidak siap untuk mengungkap implikasi dari pilihan akuntansi

berbagai manajer. Itulah manajer, entah bagaimana bisa menipu mereka yang terlibat dalam proses politik dengan hanya mengadopsi satu metode akuntansi dalam preferensi untuk lain. Tindakan politik Individu. Dari perspektif ekonomi ada pandangan bahwa dalam pasar politik yang terbatas diharapkan pay-off yang dapat hasil dari aksi individu mencari tahu untuk alasan mengapa pemerintah memilih mengadopsi tindakan tertentu dari antara banyak kemungkinan tindakan, kemudian mengumpulkan informasi seperti itu akan mahal. Namun bahwa suara individu akan memiliki kemungkinan sedikit mempengaruhi keberadaan pemerintah. Maka individu akan memilih untuk tetap rasional tidak berinformasi. Namun seharusnya kepentingan kelompok tertentu, biaya informasi dapat dibagi dan kemampuan untuk menyelidiki tindakan pemerintah dapat meningkat. Sebuah perspektif yang sama diambil dengan kelompok lain dari pemerintah, misalnya dalam cakupan serikat pekerja, badan konsumen dan sebagainya. Perwakilan kelompok yang beragam ini dengan konstituen secara individu lagi memiliki insentif yang terbatas untuk diberi informasi yang lengkap tentang kegiatan dari kantor. Karena teori akuntansi positif berasumsi bahwa semua tindakan oleh semua orang (termasuk pejabat dari kelompok kepentingan, politisi, dan sebagainya) didorong oleh perwakilan kepentingan pribadi dari kelompok kepentingan diperkirakan akan mengadopsi strategi yang memaksimalkan kesejahteraan mereka sendiri, bahwa konstituen mereka akan memiliki motivasi terbatas untuk diberi informasi yang lengkap tentang kegiatan mereka. Tindakan dari Politisi. Politisi tahu bahwa perusahaan-perusahaan yang sangat menguntungkan bisa menjadi tidak populer dengan sejumlah besar konsistensi mereka, para politisi bisa memenangkan suara dengan mengambil tindakan terhadap perusahaan tersebut. Namun Zimmer berpendapat bahwa politisi akan mengklaim bahwa tindakan mereka telah diambil adalah untuk kepentingan umum sebagai jelas mereka perlu fakta disembunyikan bahwa tindakan tersebut baik dilayani kepentingan politisi sendiri. Untuk membenarkan tindakan mereka sendiri, politisi mungkin hanya mengandalkan keuntungan yang dilaporkan perusahaan untuk menyediakan alasan untuk tindakan mereka, mengetahui bahwa individu konstituen tidak menemui menghadapi biaya investigasi motif politisi atau biaya menyelidiki keuntungan yang dihasilkan karena metode keuntungan perusahaan ditentukan (yaitu

akuntansi tertentu digunakan jauh dari tindakan objektif). Untuk mengurangi gangguan

politisi, perusahaan yang berpotensi terhadap sentisivita politik diprediksi untuk mengantisipasi tindakan politisi dan karena itu manajemen perusahaan politik rentan memiliki insentif untuk mengurangi laba yang dilaporkan. Kritik terhadap Positive Accounting Theory. Salah satu kritik luas dari PAT adalah yang tidak memberikan resep dan ada tidak menyediakan sarana meningkatkan praktik akuntansi. Hal ini berpendapat bahwa hanya menjelaskan dan memprediksi praktik akuntansi yang di rasa tidak cukup. Tidak menghargai bebas karena menegaskan bahwa semua kegiatan di kendalikan oleh self interest. jika kita melihat berbagai reserach yang telah mengadopsi PAT, kita akan melihat secara umum tidak adanya resep (yaitu, tidak ada petunjuk mengenai apa yang orang harus lakukan). Ini pembuktian yang normal oleh teori akuntansi positif dengan mengatakan bahwa mereka tidak ingin memaksakan pandangan mereka tentang yang lain, melainkan akan lebih memilih untuk memberikan informasi tentang implikasi diharapkan dari tindakan tertentu dan membiarkan orang memutuskan sendiri apa yang harus mereka lakukan. Namun jumlah akademisi akuntansi telah menunjukkan memilih untuk mengadopsi teori untuk penelitian didasarkan pada nilai kebenaran. Apa yang harus diteliti didasarkan pertimbangan nilai, beleiving bahwa semua tindakan individu didorong oleh kepentingan diri sendiri adalah pertimbangan nilai. Dasar asumsi bahwa tindakan semua didorong oleh keinginan untuk memaksimalkan kemakmuran. Untuk banyak peneliti seperti asumsi represnt perspektif terlalu negatif dan sederhana manusia. Dalam hal ini, Gray, Owen dan Adams menyatakan bahwa PAT mendukung pandangan secara moral situasi kebangkrutan dunia. Mengingat semua orang dianggap untuk bertindak dalam kepentingan diri mereka sendiri. Para prespektif self interest juga telah diterapkan untuk upaya penelitian akademisi. kritik lain terhadap PAT adalah bahwa awal umum pada 1970-an isu yang ditangani belum menunjukkan perkembangan besar, Sejak awal Watts dan Zimmerman ada tiga hipotesis kunci: hipotesis utang, hipotesis bonus, dan hipotesis biaya politik. Sebuah riview literatur PAT terbaru mengindikasikan bahwa hipotesis ini terus diuji dalam lingkungan yang berbeda dan dalam kaitannya dengan masalah kebijakan akuntansi yang berbeda.

Sebuah kritik selanjutnya adalah bahwa PAT secara ilmiah cacat. Telah berpendapat bahwa hipotesis yang dihasilkan sesuai dengan PAT (misalnya hipotesis utang, hipotesis bonus, dan hipotesis biaya politik) yang sering tidak didukung (mereka dipalsukan) maka secara ilmiah PAT harus ditolak.

Penelitian positif percaya bahwa mereka dapat menghasilkan hukum dan princiles diharapkan untuk beroperasi situasi Berbeda sebuah ada satu kebenaran mendasar yang dapat ditentukan oleh peneliti independen dan netral yang tidak berdampak oleh persepsi individu, keanehan. Itu adalah perspektif yang jelas adalah kenyataan yang ada secara objektif dan satu dirujuk sebagai filsafat realis. Sejumlah penelitian telah diuji filosofi ini. Mereka berpendapat dalam melakukan penelitian empiris skala besar, reserach positif mengabaikan hubungan organisasi tertentu dan banyak informasi yang dikumpulkan relevan. Orang yang berbeda mungkin akan mempertimbangkan bahwa informasi lain lebih relevan. Penelitian Banyak kritis terhadap perspektif realis ,berpendapat bahwa wawasan yang lebih mungkin diperoleh dengan melakukan penelitian dalam studi kasus .Teori Positive akan memberikan counter argumen, namun yang penelitian studi kasus yang sangat spesifik waktu dan tempat tertentu oleh karena itu tidak dapat digeneralisir menjadi populasi yang lebih luas.

Chapter 7- Positive Accounting TheoryFinancial Accounting Theory Craig Deegan

Disusun oleh : KELOMPOK 7 ( 0910230051 ) ( 0910230062 ) ( 0910230097 )

AYUARDHINI PUSPITA A. EFRIDA IKA KUSUMA W. MEGA PRATIDINA

JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2012