PERSPEKTIF HUKUM PERSPEKTIF HUKUM …digilib.uin-suka.ac.id/4398/1/BAB I,V, DAFTAR PUSTAKA.pdf ·...
Transcript of PERSPEKTIF HUKUM PERSPEKTIF HUKUM …digilib.uin-suka.ac.id/4398/1/BAB I,V, DAFTAR PUSTAKA.pdf ·...
PERSPEKTIF HUKUM PERSPEKTIF HUKUM PERSPEKTIF HUKUM PERSPEKTIF HUKUM ISLAMISLAMISLAMISLAM TERHADAP SISTEM UPAH TERHADAP SISTEM UPAH TERHADAP SISTEM UPAH TERHADAP SISTEM UPAH
BURUH PADA PT. BUMI WAHYU JAYA ABADI BURUH PADA PT. BUMI WAHYU JAYA ABADI BURUH PADA PT. BUMI WAHYU JAYA ABADI BURUH PADA PT. BUMI WAHYU JAYA ABADI
DI DESA PRINGAPUS KABUPATEN SEMARANGDI DESA PRINGAPUS KABUPATEN SEMARANGDI DESA PRINGAPUS KABUPATEN SEMARANGDI DESA PRINGAPUS KABUPATEN SEMARANG
SKRIPSI
DIAJUKAN KEPADA FAKULTAS SYARI’AH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN SYARAT-SYARAT MEMPEROLEH GELAR SARJANA STRATA SATU
DALAM ILMU HUKUM ISLAM
OLEH
ULFAH MASTUROH
03380475
PEMBIMBING
Drs. RIYANTA, M.Hum.
GUSNAM HARIS, S.Ag., M.Ag.
MUAMALAT
FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2010
ii
ABSTRAK
Di negara berkembang, permasalahan buruh seringkali menjadi isu utama, hubungan antara pengusaha dan buruh selalu mengalami pasang surut dan berpotensi menimbulkan konflik. Memang tidak semua pengusaha melalui perusahaan yang mereka miliki, gagal total membina hubungan harmonis dengan para buruh, beberapa diantaranya berhasil membangun kerjasama dengan baik dan menjaga keberlangsungan kerja, sehingga hak dan kewajiban masing masing dilaksanakan secara simbang.
Upah dalam perburuhan merupakan hal sensitif yang acapkali memicu konflik, sebab itu dibutuhkan aturan-aturan yang jelas yang melindungi masing-masing pihak memperoleh hak-haknya. Islam sebagai agama yang mengatur segala bentuk interaksi ummat, telah menetapkan aturan-aturan yang jelas mengenai upah dan hal-hal yang berkaitan dengannya, sejatinya, bila aturan-aturan dalam hukum Islam ini diaplikasikan dalam hubungan antara pengusaha dan buruh, ada jaminan bahwa konflik dapat terantisipasi dan dampaknya bisa dicegah.
Salah satu perusahaan yang menurut penulis cukup berhasil membangun hubungan dengan para buruh adalah perusahaan kapas PT. Bumi Wahyu Jaya Abadi yang berlokasi di desa Pringapus kabupaten Semarang, hal ini nampak dari kondisi perusahaan yang relatif stabil –bahkan cenderung berkembang, meskipun sempat mendapat tekanan oleh krisis global pada 2009 yang berujung pada kebijakan perusahaan memotong gaji karyawan dengan besaran tertentu, namun perusahaan dapat mengomunikasikannya kepada karyawan dengan baik.
Berangkat dari pengamatan sederhana tersebut, penulis tertarik melakukan penelitian tentang sistem pengupahan buruh pada perusahaan tersebut dalam perspektif hukum Islam, penelitian ini merupakan penelitian lapangan menggunakan pendekatan normatif dalam menganalisa data yang dikumpulkan dengan al Quran, hadis dan hasil ijtihad para ulama’ sebagai pijakan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk kerjasama antara perusahaan dengan karyawan dapat dikelompokkan pada akad ijarāh, sistem pengupahan pada perusahaan kapas PT. Bumi Wahyu Jaya Abadi sudah berlaku sejalan dengan aturan-aturan dan ketentuan-ketentuan yang mengaturnnya dalam hukum Islam, hal ini ditunjukkan oleh adanya pemenuhan syarat dan rukun akad ijaroh yang meliputi pengakad (pengusaha dan karyawan), shighat akad (pengajuan surat lamaran pekerjaan dan surat penerimaan kerja) dan obyek akad (upah dan pekerjaan)
vi
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN
Penyusunan transliterasi Arab-Latin dalam penelitian ini menggunakan
transliterasi dari keputusan bersama Menteri Agama RI dan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan RI No. 158 Tahun 1987 dan No. 0543 b/U/1987. Secara garis
besar uraiannya adalah sebagai berikut:
1. Konsonan Tunggal
Huruf Arab NamaNamaNamaNama Huruf latinHuruf latinHuruf latinHuruf latin Keterangan
�
Alif Tidak dilambangkan Tidak dilambangkan
�
ba>’ B -
� ta>’ T -
� s\a’ s\ s (dengan titik di atas)
� ji>m J -
� h}a>’ H} h (dengan titik di bawah)
� kha>’ Kh -
da>l D -
z\a>l Ż z (dengan titik di atas)
� ra>’ R -
� za>’ Z -
si>n S -
vii
� syi>n Sy -
� s}a>d S} s (dengan titik di bawah)
� d}a>d D} d (dengan titik di bawah)
� t}a>’ T} t (dengan titik di bawah)
� z}a Z} z (dengan titik di bawah)
� ‘ain ‘ koma terbalik
� Gain G -
� fa>’ F -
� qa>f Q -
� ka>f K -
� la>m L -
� mi>m M -
� nu>n N -
� Wawu W -
� ha>’ H -
� Hamzah ’ apostrof (tetapi tidak dilambangkan apabila terletak di awal kata)
� ya>’ Y -
viii
2. Vokal
Vokal bahasa Arab seperti vokal bahasa Indonesia, terdiri dari vokal
tunggal atau monoftong dan rangkap atau diftong.
a. Vokal Tunggal
Vokal tunggal bahasa Arab lambangnya berupa tanda atau harakat,
transliterasinya sebagai berikut:
Tanda Nama Huruf Latin Nama
����� Fath}ah a a
����� Kasrah i i
����� D{ammah U u
Contoh:
����� - kataba ���� � - yaz\habu
������ - su’ila ������ - z\ukira
b. Vokal Rangkap
Vokal rangkap bahasa Arab yang lambangnya berupa
gabungan antara harakat dan huruf, transliterasinya sebagai berikut:
Tanda Nama Huruf Latin Nama
� ……َ Fath}ah dan ya ai a dan i
� ……َ. Fath}ah dan wa>wu au a dan u
Contoh:
������ - kaifa � ���� - haula
ix
3. Maddah
Maddah atau vokal panjang yang berupa harkat dan huruf,
transliterasinya berupa huruf dan tanda:
Tanda Nama Huruf Latin Nama
��� �\� Fath}ah dan alif Atau alif Maksu>rah
a> a dengan garis di atas
��� Kasrah dan ya i> i dengan garis di atas
��� � D{ammah dan wa>wu u> u dengan garis di atas
Contoh:
�!��� - qa>la �!��� - qi>la
�"�#$ - rama> ��%��� - yaqu>lu
4. Ta’ MarbutMarbutMarbutMarbut}} }}ahahahah
Transliterasi untuk ta’ marbutah ada dua:
a. Ta’ Marbut}ah hidup
Ta’ Marbut}ah yang hidup atau yang mendapat harakah fathah, kasrah dan
dammah, transliterasinya adalah (t).
Contoh: �&�'( )�*�+�"���, - fi> al-madrasati b. Ta’ Marbut}ah mati
Ta’ marbutah yang mati atau mendapat harakat sukun translitrasinya adalah (h)
Contoh: �-�.�/�, - T}alh}ah
x
c. Kalau pada kata yang terakhir dengan ta’ marbutah diikuti oleh kata yang
menggunakan kata sandang “al” serta bacaan kedua kata itu terpisah maka
ta’ marbutah itu ditransliterasikan dengan ha/h.
Contoh: �"���0�'( ,�123, - raud}ah al-jannah
5. Syaddah (TasydiTasydiTasydiTasydi>> >>dddd)
Syaddah atau tasydi>d yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan
dengan sebuah tanda syaddah, dalam transliterasi ini tanda syaddah tersebut
dilambangkan dengan huruf yang sama dengan huruf yang diberi tanda
syaddah itu.
Contoh: �"24�3� - rabbana> �5�627 - nu’imma
6. Kata Sandang
Kata sandang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan huruf
Namun, dalam transliterasi ini kata sandang itu tidak dibedakan atas kata .“ ال“
sandang yang diikuti oleh huruf syamsiyah dan kata sandang yang diikuti oleh
huruf qomariyyah. Dan kata sandang ditulis terpisah dari kata yang
mengikutinya dan dihubungkan dengan tanda (-)
Contoh:
2�'(�8�� - al-Rajulu 29'(:;��+�< - al-Sayyidatu
Contoh:
�'(�%�.�7 - al-Qalamu �'(�=�+�> - al-Badi>’u
xi
7. Hamzah
Sebagaimana dinyatakan di depan, hamzah ditransliterasikan dengan
apostrof. Namun itu hanya berlaku bagi hamzah yang terletak di tengah dan di
akhir kata. Bila terletak di awal kata, hamzah tidak dilambangkan, karena
dalam tulisan Arab berupa alif.
Contoh:
�?�)@A syai’un �B�#���C umirtu
23'(���A al-Nau’u �D�E�F���G� ta’khuz\u>na
8. Penyusunan kata atau kalimat
Pada dasarnya setiap kata, baik fi’il (kata kerja), isim atau huruf,
ditulis terpisah. Hanya kata-kata tertentu yang penyusunannya dengan huruf
Arab sudah lazim dirangkaikan dengan kata lain, karena ada huruf Arab atau
harakat yang dihilangkan. Dalam transliterasi ini penyusunan kata tersebut
ditulis dengan kata perkata.
Contoh:
��;HIG �J( �'�K�� �F���� 2�'(;L(�!�M - wa inna Allah lahuwa khairu al-Ra>ziqi>n
�&�E���&�'( (��N���� �� �'(�*�O��G( - fa’aufu> al-Kaila wa al- Mi>za>n
9. Meskipun dalam sistem tulisan Arab huruf kapital tidak dikenal, dalam
transliterasi ini huruf tersebut digunakan juga. Penggunaan huruf kapital
seperti yang berlaku dalam EYD, seperti huruf kapital yang digunakan untuk
menuliskan huruf awal nama diri dan permulaan kalimat. Bila nama diri itu
xii
didahului oleh kata sandang, maka yang ditulis dengan huruf kapital tetap
harus awal nama diri tersebut, bukan huruf awal kata sandangnya.
Contoh:
���#�# ��/2*P+ ;HIQ �"��R�� - wama> Muhammadun illa> Rasu>l
;HIG �B2��� �4��ST ���0�> �'23.�;U - inna awwala baitin wudi‘a linna>si
xiii
MOTTO DAN PERSEMBAHANMOTTO DAN PERSEMBAHANMOTTO DAN PERSEMBAHANMOTTO DAN PERSEMBAHAN
� !" #$ %!" � &'()* ],)- �./0[
�/!*� 2/34 #5 67*� 8)*
9#:*� 8'(*� 6; 67*�
]<=/> ?=,@[
Sebuah persembahan untuk : Ayah dan Ibu tercinta..
Guru-guruku yang mulia..
Segenap keluarga..
hubby..
xiv
KATA PENGANTAR
7�V�'( WX�'( J( 794 +K?B� Y+V� J( QH Z'H Q GB +K?B [ Z�*\] T'�6D� Z'^8 �8 J +*_(
Z'��"� Y+=] (+*` GB �aB +! �'( +*` �5+�� $.] b"�4� 7.�� �c 7K.'( [+ � <a�K8 dV J( e + �8� ,#f( gh5� ,'���'( i.4� ,5�#f( ,#f( W# Z4 J( �
+64 �#B [(jk� (�l4
Dengan rahmat dan anugerah Allah SWT yang senantiasa mengiringi
penulis, setelah mencurahkan segenap tenaga dan fikiran selama beberapa waktu,
alhamdulillah penulisan skipsi ini dapat penulis selesaikan.
Skripsi yang berjudul “Perspektif Hukum Islam terhadap Sistem Upah
Buruh pada PT. Bumi Wahyu Jaya Abadi di Desa Pringapus Kabupaten
Semarang” ini jauh dari kata sempurna, oleh karenanya, penulis senantiasa
berharap kepada siapapun yang membaca dan menelaah skripsi ini berkenan
memberikan masukan, saran dan koreksi terhadap apa saja yang dipandang perlu.
Penulisan skripsi ini sejatinya tidak dapat diselesaikan oleh penulis sendiri,
skripsi ini terselesaikan dengan bantuan banyak pihak yang telah berkenan
memberikan sumbangsih dan dukungan baik waktu, fikirann maupun bantuan
lainnya, oleh karenanya, penulis merasa perlu menyampaikan ungkapan
terimakasih sedalam-dalamnya kepada :
1. Bapak Prof. Drs. Yudian Wahyudi, MA. PhD. selaku Dekan Fakultas
Syari’ah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
2. Bapak Drs. Riyanta, M.Hum. selaku Ketua Jurusan Muamalat dan Dosen
Pembimbing I yang dengan ikhlas meluangkan waktu disela-sela
kesibukannya untuk membantu, mengarahkan, dan membimbing penyusun
dalan penulisan maupun penyelasaian skripsi ini.
3. Bapak Gusnam Haris, S.Ag., M.Ag, selaku Dosen Pembimbing II yang
selalu memotivasi, memberikan arahan dan bimbingan dalam penyusunan
skripsi ini.
xv
4. Ibu Hj. Fatma Amilia, S.Ag. M.S.I selaku Penasehat Akademik yang turut
berperan memberikan kemudahan dan semangat untuk studi dan
penyusunan skripsi ini.
5. Romo KH. Ahmad Warson Munawwir beserta keluarga yang turut
mamberikan nasehat-nasehat dan do’anya kepada penulis.
6. Keluarga tercinta, Bapak H. M. Mistari dan Ibu Hj. Umi Halimah,
terimakasih atas limpahan kasih sayang dan do’a tiada henti, yang telah
berjuang dengan segala kemampuan untuk kelancaran studi penulis dan
memberikan motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Mbak Ipuk atas nasehat dan arahannya, dan mas Thowus atas kesediaan
meluangkan waktu di sela kesibukannya, thank’s for support. My Twin
Zulfa Raihanatin atas kebersamaan yang selalu hangat. Adik-adikku
tersayang, Tomi, Alya dan Tino yang selalu menghidupkan hari dengan
canda dan tawa.
7. Hubby, Ibadurrohman yang senantiasa menyayangiku dan menyertaiku
dengan kesabaran dan pengertiannya, atas waktu dan curahan tenaga dan
fikiran.
8. Mami Widya, Uqoh, Dede’, dan segenap sahabat dan teman-teman, atas
kebersamaan dan segala hal yang terjadi dalam bingkai persahabatan.
Penulis hanya bisa berdoa berpengharapan semoga semua bantuan,
dukungan dan motivasi, dicatat sebagai ibadah di sisi Allah SWT.
Jazakumullah khoiron.
Yogyakarta, 9 Maret 2010
Penyusun,
Ulfah Masturoh
xvi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................................................... i
ABSTRAKSI ....................................................................................................................................................... ii
HALAMAN NOTA DINAS ................................................................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................................................. v
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN ................................................................. vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................................................. xiii
KATA PENGANTAR ................................................................................................................................ xiv
DAFTAR ISI ................................................................................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN ……………………………......................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .................................................................................................. 1
B. Pokok Masalah ………………………............................................................................. 7
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian …………............................................................... 7
D. Telaah Pustaka ……………………………............................................................................ 7
E. Kerangka Teoritik .................................................................................................................. 11
F. Metode Penelitian ................................................................................................................. 16
G. Sistematika Pembahasan …………………….................................................................. 18
BAB II UPAH KERJA DALAM ISLAM ............................................................................... 20
A. Pengertian Upah dalam Hukum Islam …………….............................................. 20
1. Pengertian Upah .......................................................................................................... 20
xvii
2. Dasar Hukum Upah ................................................................................................... 21
B. Bentuk dan Syarat-Syarat Upah ................................................................................. 24
1. Bentuk Upah .................................................................................................................. 24
2. Syarat-Syarat Upah ................................................................................................... 25
C. Upah dalam Akad Ijārah ……………………................................................................. 26
1. Pengertian Akad Ijārah …………………............................................................... 26
2. Pembagian Ijārah ......................................................................................................... 27
3. Rukun dan Syarat Ijārah ......................................................................................... 29
4. Pembagian Kerja ......................................................................................................... 32
5. Hak dan Kewajiban Pekerja ............................................................................... 32
BAB III GAMBARAN UMUM TENTANG SISTEM PENGUPAHAN DI
PT. BUMI WAHYU JAYA ABADI DESA PRINGAPUS
KABUPATEN SEMARANG ....................................................................................... 34
A. Gambaran Umum ............................................................................................................... 34
B. Pelaksanaan Kerja ............................................................................................................. 36
1. Perjanjian Kerja ........................................................................................................ 37
2. Pokok-pokok Kewajiban Kerja ...................................................................... 39
3. Larangan bagi Pekerja ….………......................................................................... 42
4. Hari Kerja, Jam Kerja dan Jam Istirahat ................................................ 43
C. Sistem Pengupahan ............................................................................................................. 45
1. Jenis Pekerjaan ……………………………............................................................... 46
2. Pengupahan ................................................................................................................ 48
xviii
BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM
PENGUPAHAN PT. BUMI WAHYU JAYA ABADI DESA
PRINGAPUS KABUPATEN SEMARANG …………................................ 55
A. Akad ............................................................................................................................................. 55
B. Sistem Pengupahan ........................................................................................................... 66
BAB V PENUTUP ………………………………………………............................................................. 77
A. Kesimpulan ………………………………………................................................................. 77
B. Saran …………….……………………………………................................................................ 78
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 79
LAMPIRAN-LAMPIRAN ........................................................................................................................ 76
1. Terjemah Teks Arab ………....................................................................................... 83
2. Biografi Ulama’ ……………….......................................................................................... 86
3. Curriculum Vitae ………................................................................................................ 88
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam hubungannya dengan orang lain, manusia memerlukan tatanan
hidup yang mengatur, memelihara dan mengayomi hubungan-hubungan antara
hak dan kewajiban antar sesama manusia, untuk menghindari benturan-benturan
kepentingan yang mungkin terjadi. Tatanan hukum yang mengatur hubungan
antara hak dan kewajiban manusia dalam kehidupan bermasyarakat disebut
muamalah.1
Salah satu bentuk muamalah adalah perjanjian kerja atau kesepakatan
kerja bersama antara manusia sebagai penyedia jasa manfaat atau tenaga pada
satu pihak, dengan manusia lain sebagai penyedia pekerjaan dipihak lain. Hal
demikian dilakukan guna melakukan suatu produksi, dengan ketentuan pihak
pekerja akan mendapatkan kompensasi berupa upah. Kegiatan itu dalam literatur
fiqh disebut dengan akad ijārah al-‘af’āl, yaitu sewa menyewa jasa tenaga
manusia.2
1 Ahmad Azhar Basyir, Asas-Asas Hukum Mu’amalat, edisi revisi (Yogyakarta: UII Press,
2000), hlm. 7
2 Abdurrahman al-Jāziri, Kitab al-Fiqh ‘Alā al- Mazāhib al-Arba’ah (Beirut: Dār al Fikr, 2003), III: 73
2
Dalam konteks ke-Indonesiaan, kerjasama tersebut disebut dengan
‘perjanjian perburuhan’. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No.13
tahun 2003 Pasal 1 Ayat 21, yang disebut dengan perjanjian kerja adalah:
“Perjanjian kerja bersama adalah perjanjian yang merupakan hasil
perundingan antara serikat pekerja atau serikat buruh atau beberapa serikat
pekerja atau serikat buruh yang tercatat pada instansi yang bertanggung jawab
di bidang ketenagakerjaan dengan pengusaha, atau beberapa pengusaha atau
perkumpulan pengusaha yang memuat syarat-syarat kerja, hak dan kewajiban
kedua belah pihak”.3
Perjanjian kerja di atas, juga terjadi pada PT. Bumi Wahyu Jaya Abadi di
Desa Pringapus Kabupaten Semarang. Perusahaan ini pada mulanya adalah
perusahaan perseorangan yang memproduksi “kapas willow”, secara sederhana
kapas willow adalah campuran beberapa bahan kapas kotor yang telah
dibersihkan kotoran-kotorannya. Sebagai sebuah perusahaan, perusahaan kapas
ini melakukan kegiatan produksi dan melahirkan lapangan kerja, sehingga perlu
diciptakan suasana kerjasama yang kondusif.
Perusahaan kapas ini menggunakan mesin dalam proses produksinya,
mesin ini disebut mesin willow. Adapun para tenaga kerja bertugas menjalankan
mesin ini, mereka terdiri dari laki-laki dan perempuan. Sistem penggajian
buruhnya dilakukan dengan sistem harian, dibayarkan setiap akhir minggu, tetapi
dalam satu bulan sekali ada pembayaran premi. Upah perhari untuk buruh laki-
3 Pasal 1 ayat (21)
3
laki Rp.32.500,- dan upah buruh perempuan Rp. 27.500,-. Perbedaan besar upah
antara laki-laki dan perempuan ini berdasarkan pertimbangan bahwa pada
umumnya kemampuan laki-laki dan perempuan sangatlah berbeda, sehingga
berpengaruh pula pada produksi yang dihasilkan.
Pada dasarnya, hubungan antara perusahaan dan pekerja adalah hubungan
saling membutuhkan, di satu sisi para pekerja membutuhkan lapangan pekerjaan
sebagai sumber pendapatan, sehingga dapat digunakan untuk memenuhi
kebutuhan pribadi atau keluarga, sementara perusahan membutuhkan tenaga para
pekerja untuk menjaga keberlangsungan kegiatan produksi. Mengingat adanya
hubungan saling membutuhkan ini, maka perlu kiranya dilakukan kesepakatan
kerja antara perusahaan dan karyawan. Hal ini sangatlah membantu agar tidak
terjadi hal-hal yang menimbulkan kerugian bagi kedua belah pihak. Pada
kenyataannya sangatlah sulit mewujudkan kondisi dimana perusahaan dan
karyawan mendapatkan semua yang diharapkan.
Dalam pelaksanaannya, upah yang ada dalam perusahaan kapas ini
meliputi dua jenis, yaitu:
1. Upah harian, adalah upah yang diterima tiap karyawan perhari Rp. 27.500,-
sampai Rp. 32.500,- dihitung jumlah hari masuk kerja dan dimulai jam 08.00
WIB selesai jam 16.00 WIB yang pembayarannya dilaksanakan satu minggu
sekali.
4
2. Upah bulanan, adalah upah yang dihitung jumlah 26 hari kerja yang
bayarannya dilaksanakan satu bulan sekali. Sebesar Rp. 715.000,- hingga Rp.
845.000,-
Selain dari upah di atas, pihak perusahaan juga memberikan tunjangan-
tunjangan kepada pekerja yang bekerja dalam perusahaan. Tunjangan-tunjangan
tersebut adalah:
1. Tunjangan makan, diberikan kepada pekerja setiap hari kerja yaitu satu kali
sehari dan diberikan dalam bentuk makanan dan minuman pada jam istirahat
ditempat yang telah disediakan.
2. Tunjangan pengobatan, diberikan kepada pekerja yang sakit.
Sesungguhnya Islam menghendaki perubahan masyarakat yang
berimbang, untuk itu kompromi antara karyawan dan perusahaan dianggap
sebagai prasyarat yang hakiki. Persoalan perencanaan yang mencakup persiapan,
pengembangan dan kesejahteraan pekerja masih menjadi masalah utama dan titik
temu itu ada pada prinsip keadilan itu sendiri.
Persoalan kesejahteraan pekerja masih menjadi masalah utama dalam
dunia kerja di Indonesia. Oleh karena itu salah satu usaha pemerintah untuk
menyejahterakan karyawan adalah dengan menetapkan UMP (Upah Minimum
Provinsi). Ini merupakan respon dari kenyataan yang menunjukkan banyak
perusahaan yang tidak memberikan upah dengan layak terhadap karyawannya.
5
Mereka bekerja dengan harapan memperoleh sejumlah uang, dan upahlah yang
menjadi motif utama mereka bekerja.
Standarisasi upah minimum sesuai ketentuan Upah Minimum Provinsi
(UMP) untuk Daerah Jawa Tengah tahun 2009 adalah sebesar Rp. 840.000/ bulan,
dengan ketentuan, dalam satu hari jumlah waktu bekerja adalah 10 jam, satu
minggu dihitung 6 hari, satu bulan dihitung 26 hari dan satu tahun dihitung 300
hari. Ini sebagai patokan yang sebaiknya diperhatikan oleh para pengusaha dalam
pemberian upah.4
Pada dasarnya manusia bekerja adalah untuk memenuhi kebutuhan
(mencari nafkah), ini berarti bahwa ada suatu hubungan timbal balik antara
pekerja dan orang yang mempekerjakannya, pihak pekerja memberikan
pengetahuan, ketrampilan, tenaga dan waktunya untuk berkarya pada perusahaan
atau tempat ia bekerja, di lain pihak perusahaan harus memberikan imbalan
sebagai kompensasinya. Imbalan itu akan diberikan oleh perusahaan bila tercapai
tujuan dan sasaran dari perusahaan itu sendiri, yang pada gilirannya
memungkinkan perusahaan dapat mempertahankan eksistensinya, tumbuh dan
berkembang baik secara kuantitatif maupun kualitatif.
Prinsip inilah yang hendaknya mendasari hubungan antara perusahaan dan
buruhnya, tak terkecuali oleh PT. Bumi Wahyu Jaya Abadi, namun karena
perusahaan mengalami masalah yang berkenaan dengan kemunduran pemasaran
4 Data tahun 2009 Ditjen Binawas Depnakertrans.
6
serta kondisi perekonomian Indonesia yang tidak stabil akibat krisis ekonomi
global pada tahun 2009, maka PT. Bumi Wahyu Jaya Abadi di Desa Pringapus
Kabupaten Semarang mengeluarkan kebijakan-kebijakan tentang upah. Inti dari
kebijakan tersebut, di antaranya adalah potongan upah setiap karyawan, baik upah
harian maupun bulanan yang besarnya disesuaikan dengan kondisi keuangan
perusahaan. Pada dasarnya dampak dari krisis ekonomi tersebut tidak hanya
berimbas pada perusahaan kapas saja, akan tetapi pada perusahaan-perusahaan
yang lain juga, khususnya pada perusahaan kapas yang mengeluarkan kebijakan-
kebijakan untuk menyelamatkan perusahaan. Banyak juga perusahaan yang
mengambil jalan gulung tikar, karena tidak dapat menjalankan perusahaannya.
Berdasarkan pada uraian diatas, maka penulis memandang bahwa kondisi
tersebut perlu diteliti lebih jauh, baik berkenaan dengan perjanjian kerjasama
maupun sistem pemberian upahnya. Namun demikian penelaahan terhadap
permasalahan di atas didasarkan pada sudut pandang hukum Islam.
Berpijak dari latar belakang yang dipaparkan di atas, penyusun tertarik
untuk meneliti lebih dalam mengenai permasalahan ini dalam bentuk skripsi
dengan judul PERSPEKTIF HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM UPAH
BURUH PADA PT. BUMI WAHYU JAYA ABADI DI DESA PRINGAPUS
KABUPATEN SEMARANG
7
B. Pokok Masalah
Dari pemaparan di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan yang
dibahas pada penelitian ini, pokok masalahannya adalah: Bagaimanakah
pandangan hukum Islam terhadap sistem pengupahan buruh di PT. Bumi Wahyu
Jaya Abadi di Desa Pringapus Kabupaten Semarang?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah menjelaskan pandangan hukum Islam
tentang realisasi sistem pengupahan PT. Bumi Wahyu Jaya Abadi di Desa
Pringapus Kabupaten Semarang.
Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah:
1. Sebagai sumbangan pemikiran dan kerangka acuan tentang sistem
pengupahan di PT. Bumi Wahyu Jaya Abadi di Desa Pringapus Kabupaten
Semarang.
2. Sebagai kontribusi hazanah ke-Islam-an tentang kerja dan pengupahannya,
khususnya bagi para pihak yang terlibat di dalam perusahaan PT. Bumi
Wahyu Jaya Abadi di Desa Pringapus Kabupaten Semarang antara pengelola
perusahaan dan karyawan.
D. Telaah Pustaka
Pelaksanaan kerja dalam kerangka hukum Islam termasuk dalam akad
sewa menyewa (Ijārah). Kajian tentang pelaksanaan kerja telah banyak dilakukan
oleh para penulis maupun peneliti-peneliti terdahulu. Diantaranya, Umi Khoiriyah
8
menulis penelitian dengan judul “Pelaksanaan Perjajian kerja di PT Primisima
Medari Sleman Yogyakarta dalam Perspektif Hukum Islam”, dalam Skripsi ini
dibahas tentang perjanjian kerja antara karyawan dan pihak pengelola perusahaan
dalam kerangka hukum Islam.5
Adapun kajian tentang upah dapat dirujukan pada beberapa Skripsi
berikut.
1. Skripsi yang ditulis oleh Asrori dengan judul “Tinjauan Hukum Islam
Terhadap Upah Pekerja Borongan di PT. Gudang Garam Kediri”. Dalam
skripsi ini dipaparkan tentang sistem pengupahan dalam pekerjaan borongan
bagi buruh yang dikaitkan dengan ketentuan Upah Minimum Regional
(UMR) Kabupaten Kediri.6
2. Skripsi yang ditulis oleh Muhammad Lathief Fakhrudin dengan judul
“Tinjauan Hukum Islam Terhadap Pelaksanaan pembayaran upah Bagi
Pengrajin Tas Anyaman di Desa Sukoreno Kabupaten Kulonprogo”. Bahasan
skripsi ini ditekankan pada kurang jelasnya akad yang dilaksanakan sehingga
salah satu pihak seringkali ingkar janji (wanprestasi).7
5 Umi Khoiriyah, “Pelaksanaan Perjajian kerja di PT Primisima Medari Sleman Yogyakarta
dalam Perspektif Hukum Islam” , Skripsi, Fakultas Syari’ah IAIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2001
6 Asrori, “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Upah Pekerja Borongan di PT. Gudang Garam Kediri” , Skripsi, Fakultas Syari’ah IAIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 1997
7 Muhammad Lathief Fakhrudin, “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Pelaksanaan pembayaran upah Bagi Pengrajin Tas Anyaman di Desa Sukoreno Kabupaten Kulonprogo”, Skripsi, Fakultas Syari’ah IAIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 1998
9
3. Skripsi yang ditulis oleh Muhammad Nadzief dengan judul “Prinsip Keadilan
Islam Terhadap Sistem Upah di Desa Pekajangan Kabupaten Pekalongan.
Dalam Skripsi ini dibahas tentang sistem pengupahan bagi pekerja borongan
di Koperasi Batik Desa Pekajangan Kabupaten Pekalongan. Ia berkesimpulan
bahwa sistem tersebut telah sesuai dengan kriteria keadilan dalam Islam dan
sesuai dengan Upah Minimum Regional (UMR) Kabupaten Pekalongan tahun
1999. Hal ini dapat dilihat pada perkembangan dan meningkatnya tingkat
kesejahteraan hidup para pekerja.8
Sistem pengupahan juga disinggung dalam Undang-Undang No. 13 Tahun
2003 tentang Ketenagakerjaan, pada Pasal 1 (3), yang menyatakan: “pekerja atau
buruh adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan
dalam bentuk lain”.9 Di dalam undang-undang ini diatur juga mengenai waktu
kerja, upah dan sebagainya. Untuk memperjelas hak dan kewajiban karyawan dan
perusahaan terlebih mengenai upah, maka sangatlah perlu diadakan perjanjian
kerja antara keduanya. Perjanjian kerja adalah perjanjian pihak satu, karyawan,
mengikatkan diri untuk bekerja kepada pihak lain, perusahaan atau menejer,
selama waktu tertentu dengan menerima upah atau gaji.10
8 Muhammad Nadzief, “Prinsip Keadilan Islam Terhadap Sistem Upah di Desa Pekajangan
Kabupaten Pekalongan”, Skripsi, Fakultas Syari’ah IAIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2000
9 Undang-Undang Ketenagakerjaan, Nomor: 13 Tahun 2003 (t.p: Pustaka Widyatama, t.t), hlm 4
10 Imam Soepomo, Kitab Undang-Undang Hukum Perburuhan (Jakarta: Jambatan, 1976), hlm. 39
10
Oleh karenanya, pembahasan skripsi ini lebih difokuskan pada sistem
pelaksanaan upah beserta kelayakan pengupahannya menurut hukum Islam
maupun norma-norma Islam.
Disamping merujuk pada skripsi-skripsi di atas, Penulis merasa perlu juga
meninjau beberapa buku yang bisa dijadikan rujukan pertimbangan dalam
menyusun skripsi ini. Hal demikian dilakukan guna memperoleh pembahasan
yang lebih komprehensif dan valid.
Berbicara mengenai upah dalam perspektif hukum Islam, belum ada buku
yang menjelaskan secara mendetail persoalan upah, kecuali hanya dijadikan sub
bab dari bagian muamalah secara umum, di antara beberapa buku itu adalah Asas-
Asas Hukum Mu’amalat karya A. Azhar Basyir11, Norma dan Etika Ekonomi
Islam karya Yusuf Qardhawy12, Sistem Ekonomi Islam karya Taqqiyyun An-
Nabhany13.
Semua pustaka di atas tidak menjelaskan secara terperinci mengenai upah,
tetapi hanya disebutkan hanya norma dan moral yang bersangkutan dengan upah,
diantaranya upah harus jelas jumlah dan bentuknya, upah harus dalam kerangka
keadilan, amanah atau pertanggungjawaban, buku-buku ini tidak menjelaskan
11 Ahmad Azhar Basyir, Asas-Asas Hukum Mu’amalat, edisi revisi (Yogyakarta: UII Press,
2000)
12 Yusuf Qardhawi, Norma dan Etika Ekonomi Islam, alih bahasa Zainal Arifin dan Dahlia Husaini, Penyunting M. Sholihat, cet. I (Jakarta: Risalah Gusti, 1997)
13 Taqiyyudin An-Nabhani, Sistem Ekonomi Islam, alih bahasa Redaksi Al Azhar Press (Al Azhar Press, Bogor: 2009)
11
bagaimana tingkat upah minimum dan maksimum serta bagaimana menetapkan
upah buruh.
Buku yang banyak memberikan informasi tentang konsep upah dalam
Islam adalah dua buku karya Afzalurrahman yang berjudul Doktrin Ekonomi
Islam dan Muhammad Sebagi Pedagang.14 Buku ini banyak menjelaskan
mengenahi upah dari mulai definisi sampai pada bagian upah yang harus di
berikan.
E. Kerangka Teoritik
Sebelum membahas tentang sistem upah buruh pada PT. Bumi Wahyu
Jaya Abadi, Penyusun terlebih dahulu akan menguraikan tentang sistem
pengupahan itu sendiri. Sistem secara bahasa adalah metode atau cara yang
teratur (untuk melakukan sesuatu). Jadi sistem pengupahan adalah metode atau
cara yang dilakukan oleh perusahaan, dalam hal ini majikan atau pengusaha
dalam memberikan upah kepada pekerja.
Upah adalah harga yang harus dibayarkan kepada buruh atau pekerja atas
jasanya dalam produksi kekayaan. Sebagaimana faktor produksi lainnya, imbalan
yang diberikan kepada tenaga kerja atas jasanya disebut upah. Dengan kata lain,
upah adalah harga dari tenaga kerja yang dibayarkan atas jasa para pekerja atau
buruh dalam produksi. Menurut professor Benham, upah dapat didefinisikan
14 Afzalurrahman, Muhammad Sebagai Pedagang, alih bahasa Dewi Nurjulianti, Cet. IV
(Jakarta: Yayasan Swarna Bhumi, 2000) dan Doktrin Ekonomi Islam alih bahasa Dewi Nurjulianti (Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Wakaf, 1999)
12
sebagai sejumlah uang yang dibayarkan oleh orang yang memberikan pekerjaan
kepada seorang pekerja atas jasanya sesuai dengan perjanjian.15
Prinsip-prinsip persamaan untuk semua ini ditentukan dalam firman Allah
yang berbunyi:
16 ������� � ������
Dalam pelaksanaan perburuhan sering dijumpai masalah-masalah yang
timbul, baik yang menyangkut tentang kebijaksanaan-kebijaksanaan maupun
yang lainnya. Islam memandang hal ini dengan memberikan persepsi yang baik
dan tepat karena Islam mengandung unsur-unsur yang luhur dan menjunjung
tinggi nilai kemanusiaan dan keadilan. Dengan demikian berarti terkandung
esensi penghargaan terhadap hasil kerja dan jerih payah yang telah dilakukan.
Ketentuan ini terkandung dalam kaidah fiqh yang berbunyi:
17 �� �� ��� �
Hukum yang ditetapkan oleh syari’at, semata-mata hanya untuk
mengawasi segala macam persoalan pencapaian maslahat serta kesejahteraan
manusia. Oleh karena itu, untuk memecahkan persoalan upah yang terdapat dalam
15 Afzalurrahman, Doktrin Ekonomi Islam alih bahasa Dewi Nurjulianti (Yogyakarta: PT.
Dana Bhakti Wakaf, 1999), hlm. 361
16 Al- Baqarah (2): 279
17 Asyumi A Rahman, Qaidah-qaidah Fiqh, cet. I (Jakarta: Bulan Bintang, 1976), hlm. 90
13
penyusunan karya ilmiah ini, penyusun mengembalikan persoalan tersebut kepada
prinsip kemaslahatan atau maslahah mursalah.
Maksud dari maslahah mursalah tersebut tidak lain untuk mewujudkan
kemaslahatan manusia, yakni menarik manfaat dan menolak kemadlaratan.
Kemaslahatan tidak terbatas pada macamnya maupun jumlahnya, akan tetapi
mengikuti dan sesuai dengan perkembangan atau kondisi masyarakat.
Selanjutnya untuk memberikan jaminan jangka panjang yang menyangkut
kepentingan para pekerja ataupun manajemen agar tidak membawa dampak yang
tidak baik bagi konsumen karena ada peningkatan harga, maupun bagi perusahaan
sendiri agar tidak menjadi lemah karena penghasilan berkurang yang disebabkan
dengan adanya pembengkakan upah, maka upah yang diberikan haruslah
mempunyai karakteristik yang baik dalam arti saling menguntungkan antara pihak
buruh maupun perusahaan. Menurut G. Kartasaputra, karakteristik upah adalah
sebagai berikut:
1. Upah harus menjamin upah minimum, sehingga buruh tidak berkurang
kesejahteraannya, menyangkut kebutuhan-kebutuhan yang tidak terpenuhi.
2. Upah tersebut diterima dan disetujui oleh para buruh dengan penuh kesadaran.
3. Upah mencerminkan apresiasi kemampuan dan kemajuan para buruh.
4. Upah dirinci sesederhana mungkin sehingga mudah dipahami oleh para buruh.
5. Upah haruslah fleksibel dalam menghadapi perubahan-perubahan yang tidak
diharapkan.
14
6. Upah hendaklah dapat memotifasi peningkatan kuantitas produk tanpa
menurukan kualitasnya.
7. Sistem pengupahan harus dapat dirasakan berkeadilan dan berkemanusiaan
baik oleh buruh maupun pengusaha.18
Adapun karakteristik upah dalam hukum Islam yaitu:
1. Upah harus bernilai dan ditentukan besarnya
Ketentuan ini merupakan consensus dari para pakar Fiqh, dasar hukum
ketentuan ini adalah:
��� ������ �� �� ���� ����� 19
Imam Hanafi menambahkan ketentuan lain yaitu harus menentukan tempat
pembayaran upah jika upah membutuhkan sarana angkutan atau biaya yang
lain.20 Sementara Mazhab Syafi’i mensyaratkan ditentukannya jenis upah,
macam upah dan sifat upah.21
2. Upah bukan dalam bentuk jasa yang sejenis dengan jasa yang disepakati.
18 G. Kartasaputra, dkk, Hukum Perjanjian di Indonesia Berlandaskan Pancasila, cet. III
(Jakarta, Sinar Grafika, 1992), hlm. 102
19 Muhammad bin Ismail al-Kahlāni, Subul as-salām Syarh Bulūgh al-Marōm, (Beirut: Dār El Fikr 1993) Hlm. 77
20 Wahbah Zuhaily, al-Fiqh al-Islāmy wa Adillatuh, (Beirut: Dar El Fikr 2007) V: 3823
21 Abdurrahman Al Jaziry, Kitāb al-Fiqh…, III: 84
15
Seperti mengupah pekerjaan jasa pembantu rumah tangga dengan imbalan
jasa yang sama, jasa laundry dengan laundry, dalam Mazhab Hanafi
kesepakatan semacam ini dianggap bentuk riba.22
Dalam bidang muamalah Islam mensyari’atkan, apabila manusia
melaksanakan salah satu di antara cabang muamalah hendaknya dilakukan secara
jelas. Maksudnya dapat diselenggarakan menurut cara apa saja yang dapat
menunjukkan maksud kehendaknya, sehingga bagi pihak-pihak yang mengadakan
akad atau pernyataan kesepakatan berserikat dapat menerima haknya.
Dalam al- Qur’ān disebutkan:
23 � � � !� �!"#$ �� ���� ����% �! &�
Di samping itu, masyarakat pada saat mengadakan akad apa saja dengan
orang lain disyaratkan adanya unsur kerelaan dengan kedua belah pihak, bukan
unsur yang dimunculkan pada saat mengadakan akad tersebut. Pernyataan ini
sesuai dengan salah satu prinsip muamalah yang mengatakan, bahwa muamalah
dilaksanakan atas dasar sukarela tanpa mengandung unsur paksaan.
22 Wahbah Zuhaily, al-Fiqh al-Islāmy…,V: 3827
23 Al- Māidah (5): 1
16
F. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian skripsi ini adalah penelitian lapangan (field research)
yaitu mencari data secara langsung dilapangan dengan melihat dari dekat
obyek yang diteliti. Dalam hal ini tentang pelaksanaan upah buruh pada PT.
Bumi Wahyu Jaya Abadi di Desa Pringapus kabupaten Semarang.
Di samping itu penulis juga menggunakan penelitian pustaka (library
research) dalam artian sebagai kajian lapangan namun tetap mengacu pada
teori dan konsep yang dikaitkan dengan kondisi di lapangan.
2. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendeketan
normatif yaitu mendekati masalah yang diteliti, apakah sesuai atau tidak
dengan hukum Islam. Dimana ketentuan kebaikan atau kebenaran terhadap
masyarakat yang diteliti adalah didasarkan pada teks-teks alQur’an dan Hadis,
atau dalil-dalil lain yang telah disepakati keabsahannya oleh mayoritas
ulama’.
3. Metode Pengumpulan Data
a. Observasi
Yaitu direct observation, yaitu pengamatan secara langsung tanpa
perantara terhadap obyek yang akan diteliti.24 Penyusun menggunakan 2
24 M. Ali, Penelitian Pendidikan Prosedur dan Strategi (Bandung: Aksara, 1995) hlm. 91.
17
sampel dalam satu populasi pengusaha dan 5 dalam populasi buruh yang
berjumlah 50 orang, karena teori yang digunakan merupakan studi
sampling.25 Peneliti tidak meneliti seluruh informan yang ada dalam
populasi, melainkan hanya sebagian saja dari sampel, karena dalam
beberapa keadaan penelitian dengan melibatkan seluruh informan dirasa
tidak efektif.
b. Wawancara (interview)
Yaitu mendapatkan informasi dengan cara bertanya langsung
kepada informan26, wawancara dilakukan dengan 5 buruh dan 2
pengusaha pada PT. Bumi Wahyu Jaya Abadi di Desa Pringapus
Kabupaten Semarang.
Dalam metode ini penyusun menggunakan metode interview bebas
terpimpin atau interview guide, maksudnya penyusun sebagai
pewawancara mewancarai informan dengan memakai catatan mengenai
pokok-pokok yang akan ditanyakan agar arah interview tetap dapat
dikendalikan dan tidak menyimpang dari pedoman yang ditetapkan.27
25 Tatang M Amirin, Menyusun Rencana Penelitian (Jakarta: Rajawali, 1990) hlm. 140.
26 Masri Singarimbun dan Sofyan Effendi, Metode Penelitian Survei (Jakarta: LP3ES, 1992) hlm. 192.
27 Sutrisno Hadi, Metodelogi Reseach (Yogyakarta: Yayasan Penerbit fak. Psikologi UGM, 1998) hlm. 206 .
18
c. Dokumentasi
Yaitu cara memperoleh data dengan melihat dokumen-dokumen,
catatan catatan penting 28 dari perusahaan dan informan.
d. Analisis Data
Analisis data yang digunakan penyusan adalah analisa data
kualitatif yaitu menganalisa data yang terkumpul lalu diuraikan dan
kemudian disimpulkan dengan menggunakan tinjauan hukum Islam
mengenai pelaksanaaan pengupahan buruh pada PT. Bumi Wahyu Jaya
Abadi di Desa Pringapus Kabupaten Semarang.
G. Sistematika Pembahasan
Untuk mengetahui memberi gambaran secara umum guna mempermudah
pembahasan skripsi ini, maka penyusun membuat sistematika sebagai berikut:
Bab pertama, bab ini merupakan pendahuluan yang merupakan bentuk
pertanggungjawaban metodologis dari penulis yang berisi, latar belakang
masalah, pokok masalah, tujuan dan kegunaan, telaah pustaka, kerangka teoritik,
metode penelitian, sistematika pembahasan.
Bab kedua, bab ini merupakan tinjauan umum mengenahi upah yang
berisi, pengertian upah menurut Hukum Islam, bentuk dan syarat-syarat upah,
upah dalam akad ijārah
28 Konjaraningrat, Metode Penelitian Masyarakat (Jakarta: Gramedia, 1979) hlm. 63.
19
Bab ketiga, bab ini merupakan gambaran umum tentang sistem
pengupahan PT. Bumi Wahyu Jaya Abadi Desa Pringapus Kabupaten Semarang,
pelaksanaan kerja, sistem pengupahan yang dilaksanakan
Bab keempat, merupakan analisis Hukum Islam terhadap sistem
pengupahan buruh PT. Bumi Wahyu Jaya Abadi di Desa Pringapus Kabupaten
Semarang dilihat dari perspektif hukum Islam.
Bab kelima, bab ini merupakan penutup, yang berisi kesimpulan, saran-
saran dan lampiran-lampiran.
77
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah melakukan pengamatan lapangan dan kajian tentang sistem
pengupahan buruh di PT. Bumi Wahyu Jaya Abadi dalam perspektif hukum
Islam, penyusun mendapatkan kesimpulan bahwa sistem pengupahan buruh di
PT. Bumi Wahyu Jaya Abadi telah dilakukan secara sah sesuai dengan
ketentua-ketentuan yang mengatur akad ijarāh yaitu :
1. Adanya pemenuhan rukun akad antara PT. Bumi Wahyu Jaya Abadi dan
karyawan meliputi :
a. Al Muta’āqidaini (para pihak yang berakad), yaitu pihak perusahaan
dan buruh
b. Sighat akad, yaitu adanya permohonan tertulis dari karyawan sebagai
ijab dan penerimaan tertulis dari perusahaan sebagai qobul.
c. Al ma’qud ‘alaih (obyek akad) yaitu Ujroh (upah) dan ‘amal
(pekerjaan)
2. Adanya pemenuhan syarat akad antara PT. Bumi Wahyu Jaya Abadi dan
buruh.
3. Adanya pemenuhan syarat upah dalam akad ijarāh antara PT. Bumi
Wahyu Jaya Abadi dan buruh
78
Namun demikian, pelaksanaan pengupahan buruh di PT. Bumi Wahyu
Jaya Abadi melenggar ketentuan Upah Minimum Provinsi yang menurut
hukum Islam wajib untuk ditaati dan dilaksanakan. Sebab besar upah yang
diberikan di bawah ketentuan upah minimum.
B. Saran
1. Dalam membina hubungan antara perusahaan dan karyawan diharapkan
kedua belah pihak memperhatikan aspek syari’at dan maslahat, termasuk
memberikan upah sesuai dengan standar upah minimum yang telah
ditetapkan, disamping untuk menjaga dan memelihara hak dan kewajiban
masing-masing pihak juga sebagai pertanggungjawaban kepada Allah
SWT.
2. Hubungan antara perusahaan dan karyawan sebaiknya dibina dan
dikondisikan bukan sebatas hubungan antara atasan dan bawahannya,
melainkan dibina berdasarkan adanya kesadaran saling membutuhkan,
perusahaan membutuhkan jasa dan tenaga karyawan demi kelangsungan
produksi dan sebaliknya karyawan membutuhkan keberadaan perusahaan
sebagai lapangan kerja demi pemenuhan kebutuhan hidup.
3. Dinamika yang terjadi pada perusahaan sebaiknya selalu dikomunikasikan
kepada karyawan, menyangkut hal apapun yang secara langsung maupun
tidak langsung berkaitan dengan karyawan, seperti perubahan kebijakan,
perubahan besaran upah dan aturan-aturan lainnya. Hal ini menjadi
penting untuk menghindari munculnya konflik.
79
DAFTAR PUSTAKA
A. Kelompok Al Quran
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Semarang: Tanjung
Mas Inti, 1992
Tabari, Abū Ja’far Muhammad bin Jarīr al-, Jamī’ al-Bayān an ta’wīl ay
al- Qur’an, Beirut: Dar al Fikr, 1398 H/1978 M
B. Kelompok Hadis
Kahlāni, Muhammad bin Ismail al-, Subulussalām Syarh Buluġul Marām,
Beirut: Dār El Fikr 1993
Sabiq, as-Sayyid, Fiqhussunnah, Dar Al Fikr : Beirut 1994
C. Kelompok Fiqh dan Usul Fiqh
A. Rahman, Asyumi, Qaidah-qaidah Fiqh, cet. I, Jakarta: Bulan Bintang,
1976
Afzalurrahman, Doktrin Ekonomi Islam alih bahasa oleh Dewi Nurjulianti,
Yogyakarta : PT. Dana Bhakti Wakaf, 1999.
___________, Muhammad Sebagai Pedagang, alih bahasa oleh Dewi
Nurjulianti, Jakarta: Yayasan Swara Bumi, 1997.
'Assal, Ahmad Muhammad dan Fathi Abdul Karim, Sistem, Prinsip dan
Tujuan Umat Islam, alih bahasa Imam Saefudin, Bandung:
Pustaka Setia, 1999
80
Azhar Basyir, Ahmad, Asas-Asas Hukum Mu’amalat, edisi revisi,
Yogyakarta: UII Press, 2000
Haroen, Nasroen, Fiqh Muamalat, cet I, Jakarta: Gaya Media Pratama,
2000
Jāziri, Abdurrahman al-. Kitab al-Fiqh ‘Alā al- Mazāhib al-Arba’ah,
Beirut: Dār al Fikr. 1995
Kasāni, Alā ad-Dîn Abu Bakar bin Mas’ūd al-Hanafi, Badāi as-Sanāl Fi
at-Tarlib asy-Syarā’I, edisi baru cet. I, Beirut Libanon: Dār al-
Fikr, 1996
Qardawi, Yusuf, Norma dan Etika Ekonomi Islam, alih bahasa Zainal
Arifin dan Dahlia Husaini, Penyunting M. Sholihat, cet. I,
Jakarta: Risalah Gusti, 1997
Rusyd, Ibnu, Bidāyatul Mujtahid, Beirut: Dār Al Fikr 1995
Shiddieqy, Hasbi, Pengantar Fiqh Muamalah, cet I, Semarang: PT.
Pustaka Rizki Putra, 1997
Suyūti, Jalal ad-Din ‘Abd ar-Rahmān al-, al-Asybāh wa an-Nazāir fi al-
Furū’ , t.t.p., Dār al-Kutub al-Arabiyah
Zuhaily, Wahbah al-, Al Fiqh Al Islāmy wa Adillatuh, Beirut: Dar El Fikr
2007
D. Lain-lain
Ahkamul Fuqoha’, Solusi Problematika Aktual Hukum Islam, Keputusan
Muktamar, Munas dan Konbes NU (Surabaya: LTNU Jawa
Timur 2007)
Ali, M. Penelitian Pendidikan Prosedur dan Strategi, Bandung: Aksara,
1995.
81
Amirin, Tatang. Menyusun Rencana Penelitian, Jakarta: Rajawali, 1990.
An-Nabhani, Taqiyyudin, Sistem Ekonomi Islam, alih bahasa Redaksi Al
Azhar Press, Al Azhar Press, Bogor: 2009
Asrori. “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Upah Pekerja Borongan di PT.
Gudang Garam Kediri” , Skripsi, Fakultas Syari’ah IAIN Sunan
Kalijaga, Yogyakarta, 1997.
Ditjen Binawas Depnakertrans, Data Tahun 2009.
Fakhrudin, Muhammad Lathief. “Tinjauan Hukum Islam Terhadap
Pelaksanaan pembayaran upah Bagi Pengrajin Tas Anyaman di
Desa Suko reno Kabupaten Kulon Progo”, Skripsi, Fakultas
Syari’ah IAIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 1998.
Hadi, Sutrisno, Metodelogi Reseach, Yogyakarta: Yayasan Penerbit fak.
Psikologi UGM, 1998
Kartasaputra, G. Hukum Perjanjian di Indonesia Berlandaskan Pancasila,
Jakarta, Sinar Grafika, 1992.
Khoiriyah, Umi, “Pelaksanaan Perjajian kerja di PT Primisima Medari
Sleman Yogyakarta dalam Perspektif Hukum Islam” , Skripsi,
Fakultas Syari’ah IAIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2001
Konjaraningrat. Metode Penelitian Masyarakat, Jakarta: Gramedia, 1979
Munawwir, Ahmad Warson, Al Munawwir Kamus Arab- Indonesiar,edisi
II, Surabaya:Pustaka Progresif , 1997
Nadzief , Muhammad. “ Prinsip Keadilan Islam Terhadap Sistem Upah di
Desa Pekajangan Kabupaten Pekalongan”, Skripsi, Fakultas
Syari’ah IAIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2000.
82
Singarimbun, Masri dan Sofyan Effendi. Metode Penelitian Survei,
Jakarta: LP3ES, 1992.
Soepomo, Imam. Kitab Undang-undang Hukum Perburuhan, Jakarta:
Jambatan, 1976.
Subekti, R. dan R. Tjitrosudibyo, Kitab Undang-undang Hukum Perdata
(KUHPer), pasal 1601., cet.24, Jakarta: Pradnya Paramita, 1992
Undang-Undang Ketenagakerjaan, Nomor : 13 Tahun 2003. Pustaka
Widyatama.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
83
Lampiran 1
TERJEMAHAN TEKS ARAB
Fn Hlm TERJEMAHAN TEKS ARAB
BAB I
16 12 Kalian tidak berbuat aniaya dan tidak dianiaya
17 12 Kewajiban membayar itu berbanding dengan keuntungan
19 14 Barang siapa mempekerjakan seorang pekerja hendaklah ia menentukan upahnya
23 15 Wahai orang-orang yang beriman penuhilah perjanjian-perjanjian kalian
BAB II
2 21 Bayaran yang dibayar sebagai bandingan jasa disebut upah
4 21 Maka jika mereka (istri-istri) menyusui anak untuk kalian (suami) maka berikanlah upah-upah mereka
5 22
Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: "Ya bapakku ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), Karena Sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang Kuat lagi dapat dipercaya" Berkatalah dia (Syu'aib): "Sesungguhnya Aku bermaksud menikahkan kamu dengan salah seorang dari kedua anakku ini, atas dasar bahwa kamu bekerja denganku delapan tahun dan jika kamu cukupkan sepuluh tahun Maka itu adalah (suatu kebaikan) dari kamu
6 22 Ajaran syariat orang-orang (umat) sebelum kita (umat muhammad) masih belaku pula bagi kita selama hukum itu belum dihapuskan
7 22 Al Bukhari meriwayatkan dari S. Aisyah, beliau berkata “Rasulullah menyewa seorang laki-laki dari Bani Ad-Dil sebagai
84
pemandu jalan yang mahir, sementara orang itu masih memeluk agama quraisy, lantas beliau menyarahkan kendaraan kepada orang itu dan menjanjikannya bertemu di gua tsur setelah 3 malam dengan membawa kendaraan itu pula
8 23 Ibnu majah meriwayatkan bahwa nabi SAW bersabda “berikanlah upah pekerja sebelum kering keringatnya”
10 24
Adapun (dasar hukum) ijma’, para sahabat telah sepakat bahwa ijarah boleh dilakukan, ini sebelum adanya al ‘asham dan ibn ailah san yang lainnya, sebab manusia membutuhkan manfaat atau jasa seperti halnya membutuhkan benda-benda, ketika jual beli benda-benda itu boleh, maka melaksanakan akad ijarah lebih sepatutnya boleh.
17 30 Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu
22 33 Sesunggunya mereka yang beriman dan beramal saleh, tentulah kami tidak akan menyia-nyiakan pahala orang-orang yang mengerjakan amalan(nya) dengan yang baik
BAB IV
11 57 Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu
14 60
Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. dan hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. dan janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah mengajarkannya.
16 65 Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu
17 67 Perkara yang lebih banyak pekerjaannya maka lebih banyak keutamaannya
18 67 Sesungguhnya kamu tidak akan kelaparan di dalamnya dan tidak akan telanjang,
85
Dan Sesungguhnya kamu tidak akan merasa dahaga dan tidak (pula) akan ditimpa panas matahari di dalamnya"
24 70
Sesungguhnya Allah lah dzat yang menentukan harga, menahan rizki dan memberikannya, sesungguhnya aku ingin menemui Tuhanku dan tak seorang pun yang menuntutku atas kedzaliman dalam nyawa atau harta
28 74 Berikanlah upah pekerja sebelum kering keringatnya
31 75 Prinsip dalam akad adalah kerelaan dari kedua belah pihak yang berakad dan hasil yang menjadi wajib sebab adanya akad
86
Lampiran 2
BIOGRAFI ULAMA’
1. Afzalurrahman
Beliau adalah seorang cendikiawan muslim, pemikir Islam dan pakar ekonomi yang terkemuka di dalam dunia yang berasal dari Pakistan. Sedang jabatan beliau yang pernah diemban selama hidup di antaranya adalah menjabat sebagai Deputy Secretary General dari The Muslim Scool Trust London.
Di samping itu beliau juga seorang sarjana, belajar dengan tenaga sendiri, otodidak dan beliau adalah staf pengajar pada Islamic College Lahore, selama kekuasaan Abdullah Yusuf Ali beliau mempunyai kedudukan penting.
Afzalur Rahman dilahirkan pada tahun 1918, kemudian bermukim di dalam negara kerajaan Inggris dan menyusun berbagai Valum Seerah encyclopaedia dan berbagai macam kamus tentang al-Qur’an (Quranic Dictionaries) dan wafat pada tahun 1998.
2. As-Sayyid Sābiq
Beliau lahir di Istanha Mesir pada tahun 1915. Beliau menerima pendidikan pertama di Kuttab, yaitu tempat belajar untuk menulis, membaca dan menghafal al-Qur'an. Kemudian beliau masuk pada Perguruan Tinggi Al-Azhar, pendidikan terakhir diperoleh di Fakultas Syari’ah (4 tahun) dan Tahassus (2 tahun) dengan gelar As-Syahadah al-'Alamiyah yang nilainya setingkat dengan doktor pada perguruan tinggi yang sama. Beliau adalah ulama kontemporer Mesir yang mempunyai reputasi internasional di bidang dakwah dan fiqh Islam. Karya monumental yang dihasilkan di antaranya: Fiqh al-Sunnah, Al-‘Aqaid fi al-Islam, Da'wah al-Islam dan Islamuna.
3. Wahbah az-Zuhaili
Nama lengkapnya Wahbah Mustafa az-Zuhaili. Dilahirkan di kota Dayr 'Atiyah bagian dari Damaskus pada tahun 1932 M. Setelah menamatkan Ibtida>'iyyah dan belajar al-Kulliyyah asy-Syar'iyyah di Damaskus (1952) kemudian meneruskan pendidikannya di fakultas asy-Syari'ah universitas al-Azhar, Mesir (1956). Di samping itu pula, ia menamatkan ijazah khusus
87
pendidikan (takhassus at-tadris) dari fakultas bahasa Arab dan ijazah at-Tadris dari Universitas yang sama. Ia mendapatkan gelar LC dalam ilmu hukum di Universitas 'Ain Syam. Gelar diploma dari Ma'had asy-Syari'ah Universitas al-Qahirah dan memperoleh gelar doktor dalam bidang hukum pada tahun 1963, di mana semua pendidikannya lulus dengan predikat terbaik. Ia kemudian menjadi dosen di universitas Damaskus dan mengisi aktivitasnya sebagai pengajar, penulis dan pembimbing. Sebagai ahli di bidang fiqh dan ushul fiqh, Wahbah telah banyak menulis buku di antaranya karya monumentalnya adalah al-fiqh al-Islami wa 'adillatuhu.
4. Prof. DR. TM. Hasbi Ash-Shiddieqy
Beliau di lahirkan pada tanggal 3 Maret 1904 M di Loksumawe Aceh. Beliau adalah putera dari bapak TM. Hajaj Husein, seorang ulama’besar di Aceh pada saat itu. Pendidikan beliau setelah tamat Sekolah Rakyat di kotanya melanjutkan menuntut ilmu Syari’ah Islam. Pada awalnya belajar pada ayahnya sendiri dan mendalami Ilmu Qawa’id dan Ilmu Usul. Buah karya penanya banyak tersebar ke berbagai penjuru Nusantara, bahkan sampai ke negeri tatangga, seperti Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam.
Diantara buah penanya adalah sebagai berikut: a. Ulumul Qur’an b. Sejarah Pengantar Pegangan Imam-Imam Madzhab c. Pegangan Ilmu Fiqh d. Sejarah Perkembangan Hadis e. Pokok-Pokok Ilmu Hadis f. Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Hukum Islam
Hasil karya penanya tersebut banyak dijadikan referensi di berbagai pergururan tunggi Islam baik negeri maupun swasta, termasuk UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
88
Lampiran 3
Curriculum Vitae
Data PribadiData PribadiData PribadiData Pribadi
o Nama lengkap : Ulfah MasturohUlfah MasturohUlfah MasturohUlfah Masturoh
o Tempat tgl lahir : Semarang, 21 April 1984
o Agama : Islam
o Jenis Kelamin : Perempuan
o Alamat : Kauman Tengah Rt. 05 Rw. 02 Pringapus Semarang 50553
Data Data Data Data
Orang TuaOrang TuaOrang TuaOrang Tua
o Nama Ayah : M. Mistari
o Pekerjaan : Wiraswasta
o Nama Ibu : Umi Halimah
o Pekerjaan : Wiraswasta
PendidikanPendidikanPendidikanPendidikan
o SDN Cokro Grabag Magelang lulus tahun 1996
o MTs. Sunan Pandanaran, Sleman Yogyakarta. Lulus tahun 1999.
o SMA Al Muayyad, Surakarta. Lulus tahun 2002.
o UIN Sunan Kalijaga Fakultas Syari’ah Jurusan Muamalah.