Perspektif Ekonomi Syariah Mengenai ACFTA

12
ACFTA (ASEAN-CHINA FREE TRADE AGREEMENT)

Transcript of Perspektif Ekonomi Syariah Mengenai ACFTA

Page 1: Perspektif Ekonomi Syariah Mengenai ACFTA

ACFTA(ASEAN-CHINA FREE TRADE AGREEMENT)

Page 2: Perspektif Ekonomi Syariah Mengenai ACFTA

ACFTA

PENTINGNYA KERJASAMA

PERDAGANGAN INTERNASIONAL

UPAYA MENINGKATKAN VOLUME PERDAGANGAN

INTRA ASEAN-CHINA

PENANDATANGANAN ACFTA

BAGAIMANA DAMPAK ACFTA BAGI INDONESIA

?

BAGAIMANA UPAYA MENGHADAPI ACFTA ?

Page 3: Perspektif Ekonomi Syariah Mengenai ACFTA

Mengapa perlu perdagangan internasional, bahkan ACFTA ?

1.Perbedaan kemampuan teknologi antar negara

2.Perbedaan kekayaan faktor produksi setiap negara

3.Perbedaan preferensi negara-negara terhadap barang & jasa tertentu

4.Keuntungan skala ekonomi dalam produksi

Page 4: Perspektif Ekonomi Syariah Mengenai ACFTA

Keuntungan yang diharapkan dari pasar terbuka1. Meningkatnya teknologi melalui transfer

teknologi antar negara, upaya-upaya meningkatkan kualitas dan diversifikasi produk

2. Meningkatkan volume ekspor sebagai efek dari peniadaan tarif impor

3. Menekan biaya produksi bagi industri yang masih bergantung pada bahan baku impor, dimungkinkan karena peniadaan tarif ekspor bagi barang-barang modal

4. Tingkat harga produk yang rasional dan meningkatnya efisiensi produksi.

Page 5: Perspektif Ekonomi Syariah Mengenai ACFTA

Akan tetapi, saat ini Indonesia…..No Indikator Indonesia China

1Bahan Baku /

KapasMasih diimpor Dipasok dari dalam negeri dan import.

2Tenaga

Kerja/Buruh

Kebijakan pemerintah yang tetap konsisten dalam mempertahankan industri padat karya, membuat perusahaan tekstil tidak leluasa dalam meningkatkan efisiensi produksi melalui penggunaan mesin (full automatic machine).

-

Jam kerja : 40 Jam / minggu Jam kerja : 44 - 48 Jam / minggu

Hari kerja per tahun : 337 hari Hari kerja per tahun : 347 - 350 hari

Labor cost : US$ 0.65 / jam Labor cost : US$ 0.55 - 0.85 / jam

3 Energi/Listrik

Tarif : US$ 0.08 / kWh Tarif : US$ 0.09 / kWh

Supply tidak kontinyu sehingga ada penambahan biaya (tidak ekonomis untuk perusahaan)

Supply stabil

4Mesin dan Peralatan Industri

> 20 tahun dan baru 6% dilakukan program restrukturisasi mesin dari pemerintah tahun 2007

< 10 Tahun dan telah melakukan peremajaan mesin sejak tahun 2000

5Suku Bunga

Pinjaman14% 6%

Tabel faktor pendukung daya saing industri (tekstil) Indonesia dan China

Page 6: Perspektif Ekonomi Syariah Mengenai ACFTA

Masalah-masalah utama lainnya

1. Industri dalam negeri belum disiapkan untuk menghadapi persaingan ketat dengan Industri China

2. Buruknya infrastruktur Indonesia

3. Sistem standarisasi produk di Indonesia yang belum optimal

Page 7: Perspektif Ekonomi Syariah Mengenai ACFTA

Sehingga dikhawatirkan akan terjadi :

Banjir impor produk luar negri yang harganya relatif lebih murah daripada produk dalam

negri, sehingga mengakibatkan gulung tikarnya industri-industri dalam negri yang kalah bersaing, PHK besar-besaran, dan defisit

perdagangan. Sedangkan dengan tarif impor 0%, negara tidak akan mendapat keuntungan

dari peningkatan impor.

Page 8: Perspektif Ekonomi Syariah Mengenai ACFTA

Dasar-dasar hubungan ekonomi internasionaldalam ekonomi syariah :

1. Kehalalan barang dan jasa di tempat perdagangan

2. Dapat merealisasikan kemaslahatan bagi umat

3. Jika wilayah-wilayah islam sebagai prioritas

4. Pengaturan masuk dan menetapnya non muslim di bumi Islam

5. Perjanjian perdagangan

Page 9: Perspektif Ekonomi Syariah Mengenai ACFTA

Dasar-dasar hubungan ekonomi internasionaldalam ekonomi syariah :

1. Kehalalan barang dan jasa di tempat perdagangan

2. Dapat merealisasikan kemaslahatan bagi umat

3. Wilayah-wilayah islam sebagai prioritas

4. Pengaturan masuk dan menetapnya non muslim di bumi Islam

5. Perjanjian perdagangan

Page 10: Perspektif Ekonomi Syariah Mengenai ACFTA
Page 11: Perspektif Ekonomi Syariah Mengenai ACFTA

Tindakan yang harus dilakukan

1. Memperketat standarisasi produk.

2. Mewajibkan sertifikasi halal

3. Mendorong daya saing industri dalam negri, meliputi peningkatan kualitas produk, produktivitas industri, dan efisiensi produksi

4. Menekan biaya produksi tinggi yang bersumber dari pungli, infrastruktur yang buruk, dan korupsi

5. Memperketat pengawasan terhadap pasar gelap

6. Renegosiasi tarif bagi sektor-sektor yang belum mampu menyesuaikan diri dalam jangka pendek

Page 12: Perspektif Ekonomi Syariah Mengenai ACFTA

Tindakan yang harus dilakukan

7. Mendorong industri berbahan baku lokal dengan tujuan ekspor

8. Meningkatkan jaminan kesejahteraan tenaga kerja

9. Meningkatkan research & development

10. Penegakan hukum, etika bisnis, dan profesionalisme birokrasi