Personality and Leadership

32
Personality and Leadership: A Qualitative and Quantitative Review Yomi Valentia

Transcript of Personality and Leadership

Personality and Leadership: A Qualitative and Quantitative ReviewYomi Valentia

Pendahuluan Pada era Victorian, Ahli sejarah Thomas Cerlyle mengatakan bahwa sejarah dunia merupakan biografi great man. Hipotesa great man yang mengatakan bahwa sejarah dibentuk oleh kekuatan kepemimpinan yang luar biasa, berkembang menjadi teori sifat kepemimpinan Teori ini mengasumsikan bahwa kepemimpinan itu tergantung pada kualitas pribadi dari seorang leader Ada banyak ahli yang mengkaji tentang trait theory ini diantaranya Terman (1904), Bowden (1926), Kohs&Irle (1920)

Pendahuluan Cowley (1931) menyimpulkan pandangan para ahli dengan mengemukakan bahwa pendekatan pada ilmu kepemimpinan biasanya dan harus selalu melalui ilmu sifat (study of traits) Namun, berbagai hasil investigasi yang berkaitan dengan sifat kepribadian ini tidak konsisten dan sering mengecewakan. Sebagian besar review dari literatur menyimpulkan bahwa pendekatan sifat telah melenceng dari apa yang dirumuskan oleh para ahli.

Five-Factor Model Of Personality Five-factor personality atau yang dikenal dengan Big Five dikemukakan pertama kali oleh Norman (1963) dan Tupes dan Christal (1961) Five-factor structure telah dikembangkan pada berbagai budaya diberbagai negara Telah dibuktikan bahwa Big-Five adalah sebuah warisan dan tidak akan lekang oleh waktu ( Costa&McCrae, 1988; Digman, 1989)

Five-Factor Model Of Personality Five-factor model terdiri dari Neuroticism, Extraversion, Openness to Experience, Agreeableness, dan Conscientiousness Neuroticism mewakili kecenderungan untuk menunjukkan poor emotional adjustment dan sifat-sifat negatif seperti kegelisahan, ketidakamanan dan permusuhan. Extraversion mewakili kecenderungan sifat-sifat sosial assertive, aktif dan sifat-sifat positif seperti energi dan semangat Openness to Experience is the disposition to be imaginative, nonconforming, unconventional, and autonomous Agreeableness adalah kecenderungan kepada kepercayaan, compliant, caring, dan kelembutan Conscientiousness is comprised of two related facets: achievement dan dependability

Leadership Criteria Secara konseptual, keefektifan dan kemunculan kepemimpinan merupakan dua level analisis Kemunculan kepemimpinan merupakan sebuah fenomena dalam sebuah kelompok, sebagaimana telah dibuktikan dalam kajian terdahulu tentang kepemimpinan, kemunculan kepemimpinan artinya seorang pemimpin muncul dari sebuah kelompok yang tidak memiliki formal leader. Sebaliknya Leadership efektiveness merepresentasikan fenomena antar kelompok. Keefektifan merupakan kemampuan pemimpin untuk mempengaruhi pengikutnya. Orang yang terlebih dahulu dinilai adalah seorang leader. Berikut keefektifan pemimpin dinilai dengan membandingkannya dengan kinerja dari pemimpin lain dari kelompok yang berbeda Meskipun kemunculan kepemimpinan dan keefektifan kepemimpinan berbeda secara konseptual, namun kenyataannya kriteria tersebut menjadi kabur khususnya ketika diukur secara perseptual

Relationship of Big Five Traits to Leadership Berikut akan dipaparkan kemungkinan keterkaitan antara kepribadian dan kepemimpinan berdasarkan Big Five traits Neuroticism Lord et al.s (1986) menyatakan korelasi antara ukuran penyesuaian dan persepsi leadership adalah sebesar 0,24. Perkiraan ini tidak bisa dibedakan dengan nol. Bass (1990) dalam reviewnya mengindikasikan bahwa hampir semua kajian tentang relationship of self-confidence dari kepemimpinan menunjukkan hasil yang seragam, yaitu mengindikasikan neuroticism yang rendah. Hill and Ritchie (1977) menyarankan bahwa self esteem, indikator lain dari neuroticism, merupakan sifat penting dalam kepemimpinan. Bukti lain juga menunjukkan neurotic individuals are less likely to be perceived as leaders (R.Hogan et al., 1994). In light of this evidence and these argument, we would expect that Neuroticism is negatively related to leader emergence and leadership effevtiveness.

Extraversion Dalam kajian yang dilakukan oleh Bass (1990), hubungan Extraversion dangan leadership tidak konsisten. Dalam kajian sebelumnya (antara 1904 s.d 1947), Extraversion berhubungan positif dengan leadership dalam 5 kajian, berhubungan negatif dalam 3 kajian dan tidak memilki hubungan dalam 4 kajian. Extraversion memiliki hubungan kuat dengan kepemimpinan sosial ( Costa&McCrae, 1988) dan menurut Watson and Clark (1997) juga memiliki hubungan dengan kemunculan pemimpin dalam suatu kelompok. R.Hogan mencatat bahwa extraversion berkaitan dengan perasaan merasa sebagai leader. Extraverts adalah orang yang energetic dan hidup Kirkpatrick and Locke (1991) mengatakan bahwa Leaders memiliki energy dan stamina yang lebih tinggi dibanding dengan yang non leaders dan biasanya aktif, hidup dan sering tidak kenal lelah.

Cont... Individu yang dimunculkan sebagai leaders dalam diskusi kelompok tanpa pemimpin sering digambarkan dengan sifat aktif, tegas, energik, tidak diam atau pendiam. (Gough,1988) Selain itu Gough (1990) menemukan bahwa kedua segi utama Extraversion, yaitu dominasi dan sosiabilitas berkaitan dengan self and peer rating of leadership. Berdasarkan bukti ini, extraversion harus berhubungan positif dengan kemunculan pemimpin dan keefektifan kepemimpinan, meskipun kadang-kadang lebih kuat hubungannya dengan kemunculan pemimpin.

Openness Openness menduduki peringkat teratas ketika Bass mengurutkan sifat-sifat yang memiliki korelasi terbaik dengan kepemimpinan. Keterbukaan (openness) berkorelasi dengan pemikiran divergen (McCrae,1987) dan berhubungan erat dengan kreativitas (Feist,1998; McCrae & Costa,1997). Kreativitas merupakan skill penting yang harus dimiliki oleh effective leaders. Riset yang menunjukkan bahwa kreativitas terkait dengan efektif leadership menyatakan bahwa individu yang bersifat terbuka besar kemungkinan akan muncul sebagai pemimpin dan menjadi pemimpin yang efektif.

Agreebleness Secara konseptual hubungan antara agreebleness dengan kepemimpinan ini ambigu. Pada satu sisi, sifat kooperatif cenderung berkaitan dengan kepemimpinan (Bass,1990) dan Zaccaro et al.(1991) menemukan bahwa interpersonal sensitivity berhubungan dengan kepemimpinan. Sifat mendahulukan kepentingan orang lain, bijaksana dan sensitif merupakan tanda dari sifat ramah (menyenangkan) dan diharapkan pemimpin harus bersifat lebih ramah. Disisi lain, individu yang agreeable cenderung menjadi sederhana /rendah hati (Goldberg,1990) dan pemimpin seharusnya tidak terlalu sederhana (Bass,1990,p.70)

Cont... Selanjutnya meskipun sering dianggap sebagai bagian dari Extraversion, banyak ahli yang menganggap afiliasi adalah indikator dari agreebleness. Kebutuhan akan afiliasi muncul dalam hubungan negatif terhadap kepemimpinan Faktor-faktor ini menyatakan bahwa agreebleness memiliki hubungan negatif dengan leadership. Itulah sebabnya dikatakan bahwa hubungan antara agreebleness dengan leadership bersifat ambigu.

Conscientiousness Conscientiousness berkaitan dengan kinerja dalam suatu pekerjaan secara keseluruhan dan ini menyarankan bahwa conscientiousness akan berhubungan dengan keefektifan pemimpin. Individu yang bersifat hati-hati akan lebih gigih dan tekun, oleh karena itu orang tersebut diharapkan akan menjadi pemimpin yang lebih efektif.

Overall Relationship Mirip dengan analisis yang melibatkan job performance/kinerja dimana berbagai aspek kinerja dikombinasikan secara keseluruhan, penulis menginvestigasi hubungan Big Five traits dengan leadership, yaitu effectiveness dan emergence). Secara konseptual, kemunculan dan keefektifan kepemimpinan berbeda konstruksinya. Secara operasionalnya, keduanya secara umum diukur via rating atau observasi satu sama lain, artinya kedua kriteria tsb. mewakili persepsi masing-masing individu tentang leadership Karena adanya alasan yang kuat untuk mempercayai bahwa neuroticism, extraversion dan openness berhubungan dengan berbagai kriteria kepemimpinan, penulis percaya bahwa sifat-sifat ini akan menunjukkan hubungan yang signifikan (non zero) dengan leadership dalam analisis bersama.

Method Literature Search Dalam penelitian ini, penulis mengumpulkan berbagai literatur, baik literatur elektronik yang diakses melalui PsycINFO database maupun literatur manual seperti abstrak, artikel, dan disertasi. Setelah disaring, akhirnya untuk kajian ini penulis menelaah 263 artikel jurnal dan 77 disertasi doctoral.

Hasil Setelah melakukan analisis secara keseluruhan dengan mengkombinasikan dua kriteria tadi, diperoleh hasil hubungan Big Five traits dengan Leadership, yaitu... Extraversion (= .31) memiliki korelasi paling kuat dengan leadership, diikuti olehConscientiousness (=.28) dan kemudian Neuroticism dan Openness to Experience (= -24 dan =.24). Sedangkan Agreebleness menunjukan korelasi yang lemah terhadap leadership (=.08)

Tabel berikut menunjukkan korelasi meta analisis antara Big Five Traits dengan dua kriteria leadership:Leader Emergence Leadership Effectiveness

Relationship Between Big Five Traits and Leadership by Leadership Criteria

TraitsNeuroticism Extraversion Openness

30 37 20

-.24 .33 .24

18 23 17

-.22 .24 .24

AgreeablenessConscientiousness

2317

.05.33

1918

.21.16

Cont... Selanjutnya dilakukan analisis untuk mengetahui hubungan antara big five traits dengan leadership berdasarkan study setting. Ada 3 study setting berbeda, yaitu bisnis, study dilakukan dalam konteks bisnis dengan melibatkan manager, supervisor, atau para eksekutif government atau militer, melibatkan pegawai atau personel militer, atau siswa sekolah militer; melibatkan pegawai pemerintahan spt guru dan kepala sekolah; juga melibatkan para pemimpin politik Pelajar, elementary ( berkorelasi 10%), high school (22%) dan college (68%)

Relationship Between Big Five Traits and Leadership by Study SettingBusiness Traits Neuroticism Extraversion Openness Agreeableness Conscientiousness 9 13 9 10 8 -.15 .25 .23 -.04 .05 12 10 6 11 6 Government / Military -.23 .16 .06 -.04 .17 27 37 22 21 21 -.27 .40 .28 .18 .36 Student

Cont... Dari tabel dapat disimpulkan bahwa Extraversion merupakan satu-satunya sifat yang secara keseluruhan terkait dengan ketiga setting, sedangkan tiga sifat lainnya hanya terkait dengan dua atau tiga setting

Discussion Ada 2 pertanyaan yang dijadikan catatan oleh Bass (1990) dalam mereview literature tentang teori-teori sifat, yaitu: Sifat-sifat apa yang membedakan pemimpin dengan orang lain? Seberapa besar perbedaan-perbedaan itu? Dengan menggunakan Five-factor model sebagai organizing framework, penulis mencoba menjawab pertanyaan tsb dengan pasti . Adanya korelasi yang relatif kuat antara Big Five Traits dengan leadership kriteria menyarankan bahwa tipology Big Five merupakan dasar yang kuat untuk mengukur dispositional predictors of leadership. Dengan menggunakan five factor model dalam mengorganisasikan sifat-sifat yang bayak ini, kajian ini memberi pertimbangan dalam penempatan dasar kepemimpinan. Extraversion muncul sebagai sifat yang paling konsisten berhubungan dengan leadership.Tidak hanya memiliki korelasi paling kuat dalam combined analisis tapi juga menunjukkan nonzero effect dalam semua analisis. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Extraversion adalah sifat paling penting dari seorang pemimpin dan dalam efektif leadership.

Cont... Sesudah extraversion, conscientiousness dan openness to experience adalah sifat yang memiliki korelasi terkuat dan paling konsisten berikutnya terhadap leadership Conscientiousness berhubungan lebih kuat dengan kemunculan pemimpin dibanding dengan keefektifan kepemimpinan, aktivitas individu conscientious yang teratur spt: membuat catatan, dll,) memungkinkan individu tersebut akan muncul sebagai leader dengan cepat.

Cont.... Diantara sifat-sifat Big Five, openness to experience merupakan yang paling kontroversial, dan sukar dipahami. Masalahnya adalah openness to experience tidak berhubungan dengan berbagai kriteria. Dalam kepemimpinan,Ia hanya berkaitan dengan bisnis setting, bersama dengan extraversion, openess to experience ini memiliki hubungan leadership yang paling kuat. Secara keseluruhan, agreeableness adalah sifat yang paling tidak relevant diantara big five traits. Agreeableness hanya berhubungan dengan leadership pada kriteria effectiveness dengan sampel pelajar.. Individu dengan sifat agreeableness cenderung pasif dan selalu mengalah membuat mereka sulit menjadi pemimpin.

Cont... Hasil penelitian dapat berbeda berdasarkan kriteria dan study setting. The big five traits memprediksikan kemunculan pemimpin lebih baik daripada memprediksikan leadeship effectiveness, namun urutan pengaruh sifat-sifat ini terhadap kepemimpinan bervariasi. Untuk kemunculan pemimpin, Extraversion dan Conscientiousness menunjukkan korelasi yang terkuat, hubungan openness to experience dalam kemunculan pemimpin juga menunjukkan kesamaan diantara kajian-kajian. Untuk leadership effectiveness, tiga sifat (Neoroticism, Extraversion dan Openness) menunjukkan kesamaan diantara kajian-kajian, sementara korelasi agreebleness dan conscientiousness lebih bervariasi, rata-rata nilai korelasinya nonzero dan sedang dalam magnitudenya (p= .21 dan p= .16)

Cont... Kajian ini juga menunjukkan bahwa kepemimpinan student lebih baik dibanding kepemimpinan di organisasi pemerintah atau militer, hal ini disebabkan: Student biasanya berada pada situasi yang kurang terstruktur dengan sedikit aturan atau peran yang tidak diatur. Situasi yang lemah memungkinkan kekuatan watak berkembang dengan pesat, sedangkan organisasi pemerintah cebderung bersifat birokratik dan militer terlalu berorientasi terhadap aturan yang akan menekan perkembangan watak.

summary This article provides a qualitative review of the trait perspective in leadership research, followed by a meta-analysis. The authors used the 5-factor model as an organizing framework and meta-analyzed 222 correlations from 73 samples. Overall, the correlations with leadership were Neuroticism=-.24, Extraversion=.31, Openness to Experience=.24, Agreeableness=.08, and Conscientiousness=.28. Results indicated that the relations of Neuroticism, Extraversion, Openness to Experience, and Conscientiousness with leadership generalized in that more than 90% of the individual correlations were greater than 0. Extraversion was the most consistent correlate of leadership across study settings and leadership criteria (leader emergence and leadership effectiveness). Overall, the 5factor model had a multiple correlation of .48 with leadership, indicating strong support for the leader trait perspective when traits are organized according to the 5-factor model. (PsycINFO Database Record (c) 2012 APA, all rights reserved)

Emergent Leadership and Social InfluenceYomi Valentia

Status in General Menurut Hollander, leader adalah seorang individu dengan sebuah status yang memungkinkannya untuk mempengaruhi individu lain. Status merupakan penempatan seseorang pada suatu dimensi, atau pada suatu hierarki, berdasarkan beberapa kriteria. Mengatakan seseorang memiliki status bukan melibatkan atribut intrinsik atau bentuk perilaku stabil yang dimilikinya, namun mendisrkipsikan hubungan individu tersebut dengan orang lain dan perilaku mereka thd. Individu tadi.

Cont... Sebelum perbedaan status muncul, ada dua hal yang harus menjadi pegangan, yaitu kemunculan harapan sosial dan aliran informasi mengenai objek person.

The Changing Approach to Leadership Dalam kajian yang dilakukan Cowley (1931), traits (sifat) dipilih tanpa mempertimbangkan variasi situasional. Perbedaan antara pemimpin yang ditunjuk dengan mereka yang dimunculkan oleh follower sudah diketahui Ini merupakan reaksi terhadap berkembangnya kepentingan dlm suatu kelompok informal dengan self-generating status hierarchies and sebagian hasil dari aksesibilitas perangkat sociometric yang menyediakan sarana untuk mempelajari pola pilihan concensual terhadap berbagai kelompok

lanjutan Hasil kajian yang terkumpul menyarankan 2 hal penting dalam pencapaian individu dalam kepemimpinan. Pertama, bahwa dia memang berkompeten dalam tugas-tugas pokok dalam kelompok, dan kedua, bahwa dia telah merasa menjadi anggota dari kelompok atau yang disebut karakter keanggotaan (Brown, 1936) Setiap anggota kelompok diikat oleh harapan-harapan tertentu-baik norma atau tugas-yang berlaku pada saat tertentu. Untuk menantang hal ini diperlukan orang yang benar-benar memiliki kompeten dan yang terpenting diterima secara luas oleh anggota.

lanjutan Ada beberapa variabel yang memunculkan status agar bisa menimbulkan pengaruh potensial. Interaksi sosial dapat menimbulkan penilaian interpersonal dan ini dibentuk dari element-element yang terkait dengan tugas dan perilaku harus disesuaikan dengan standar sosial. Ketika seseorang mampu memenuhi kompetensi ini dan selalu setia pada harapan kelompok, maka dia dikatakan telah mendapatkan nilai istimewa dan nilai ini merupakan inovasi dalam kelompok yang membuktikan adanya pengaruh sisial. Selanjunya pengikut yang berkompeten yang mampu menyesuaikan diri dengan harapan kelompok akan muncul sebagai pemimpin selanjutnya. Pemimpoin yang gagal memenuhi harapan akan kehilangan nilai dimata pengikutnya dan akan digantikan oleh yang lain. Orang yang mampu mencapai dan mempertahankan kepemimpinannya sangat tergantung pada persepsi orang lain , yang dilihat dari interaksi sosialnya.