Persiapan preanestesi

61
Persiapan preanestesi Dr. Emilzon Taslim, Sp.An

description

Persiapan preanestesi. Dr. Emilzon Taslim , Sp.An. Persiapan praanastesia - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of Persiapan preanestesi

Page 1: Persiapan preanestesi

Persiapan preanestesi

Dr. Emilzon Taslim, Sp.An

Page 2: Persiapan preanestesi

Persiapan praanastesiaLangkah lanjut dari hasil evaluasi pra operatif khususnya anestesia dan reanimasi untuk mempersiapkan pasien, baik psikis maupun fisik pasien agar pasien siap dan optimal untuk menjalani prosedur anestesia dan diagnostik atau pembedahan yang akan direncanakan

Page 3: Persiapan preanestesi

Persiapan praanestesia dan reanimasi

Dapat dilakukan di:1. Poliklinik dan di rumah pasien (pada pasien

rawat jalan)2. Ruang perawatan3. Ruang persiapan IBS(Instalasi Bedah Sentral)4. Kamar operasi

Page 4: Persiapan preanestesi

Dipoliklinik dan dirumah

1. PsikisBerikan penjelasan perihal rencana anastesi dan pembedahan yang direncanakan sehingga pasien dan keluarganya bisa tenang

2. Fisik Berikan informasi agar pasien :menghentikan kebiasaan merokok,minuman keras dan obat-obatan “tertentu” minimal 2 minggu sebelum anastesi atau minimal dimulai sejak evaluasi pertama kali dipoliklinik

.

Page 5: Persiapan preanestesi

• Melepaskan segala macam protesis(gigi palsu) dan asesoris

• Tidak menggunakan cat kuku atau cat bibir• Puasa dengan aturan sebagai berikut:

Usia Makanan padat ,susu formula/ASI

Cairan jernih tanpa partikel

<6 bulan 4 jam 2 jam

6-36 bulan 6 jam 3 jam

>36 bulan 8 jam 3 jam

Page 6: Persiapan preanestesi

3. Diharuskan agar salah satu keluarga/orang tuanya/teman dekatnya untuk menunggu selama mengikuti rangkaian prosedur pembedahan untuk menjaga kemungkinan penyulit yang tidak diinginkan.

4. Membuat surat persetujuan tindakan medik dan ada saksi. Jika pasien dewasa bisa menandatangani sendiri lembar formulir. Pada pasien bayi,anak, orang tua, pasien tidak sadar yang menandatangani bisa salah satu keluarganya yang menanggung

Page 7: Persiapan preanestesi

5.Mengganti pakaian yang dipakai dari rumah dengan pakaian khusus kamar operasi.

Page 8: Persiapan preanestesi

Persiapan di ruang perawatan

1. Psikis – Berikan penjelasan perihal rencana anastesi dan

pembedahan yang direncanakan sehingga pasien dan keluarganya bisa tenang

– Berikan obat sedatif pada pasien yang stres berlebihan /tidak kooperatif(pasien pediatrik)• Oral, pada malam hari menjelang tidur dan pada pagi

hari , 60-90 menit sebelum ke IBS• Rektal (khusus pasien pediatrik) pada pagi hari

sebelum ke IBS

Page 9: Persiapan preanestesi

2. Fisik• pasien dimandikan pagi hari menjelang kekamar bedah, pakaian

diganti dengan pakaian kusus kamar bedah.• dilakukan koreksi terhadap kelainan sistemik yang dijumpai saat

evaluasi prabedah, seperti: transfusi, dialisis, fisioterapi sesuai dengan prosedur tetap tatalaksana masing-masing penyakit yang diderita pasien.

• menghentikan kebiasaan merokok,minuman keras dan obat-obatan “tertentu” minimal 2 minggu sebelum anastesi atau minimal dimulai sejak evaluasi pertama kali dipoliklinik

• Melepaskan segala macam protesis(gigi palsu) dan asesoris• Tidak menggunakan cat kuku atau cat bibir• Puasa• Membuat surat persetujuan tindakan medik dan ada saksi

Page 10: Persiapan preanestesi

Persiapan diruang persiapan Instalasi Bedah Sentral(IBS)

• Pasien diterima oleh petugas khusus kamar persiapan

• Evaluasi ulang status pasien dan catatan medik pasien serta perlengkapan lainnya

• Konsultasi ditempat apabila diperlukan• Ganti pakaian khusus kamar operasi• Memberi premedikasi• Memasang infus

Page 11: Persiapan preanestesi

• Premedikasi adalah tindakan pemberian obat-obatan pendahuluan dalam rangka pelaksanaan anastesia, dengan tujuan:– Menimbulkan rasa nyaman bagi pasien ( hilangkan

rasa cemas, memberi ketenangan, membuat amnesia,bebas nyeri,cegah mual muntah)

– Memudahkan dan memperlancar induksi– Mengurangi dosis obat anestesia– Menekan reflek yang tidak diinginkan– Menekan dan mengurangi sekresi kelenjar

Page 12: Persiapan preanestesi

• Obat-obatanyang dapat digunakan untuk premedikasi:

Jenis obat Dosis dewasa

Antiemetik ondansentron metoklopramid

4-8 mg(iv)10 mg (iv)

Profilaksis aspirasi ranitidin cimetidin antasid

Dosis disesuaikan

Jenis obat Dosis dewasaSedatif diazepam midazolam difenhidramin promethazin

5-10 mg0,1-0,2 mg/kgbb1 mg/kgbb1 mg/kgbb

Analgetik opiat petidin fentanil morfinAnalgetik non opiat

1-2 mg/kgbb0,1-0,2 mg/kgbb1-2 µg/kgbbdisesuaikan

Antikholinergik sulfas atropin 0,1 mg/kgbb

Page 13: Persiapan preanestesi

• Pemberian premedikasi:im: diberikan 30-45 menit sebelum induksi anastesi

iv: diberikan 5-10 menit sebelum induksi anastesi

Komposisi, dosis obat cara pemberiannya ditentukan Dokter Spesialis Anastesiologi yang disesuaikan dengan masalah yang dijumpai pada pasien.

Page 14: Persiapan preanestesi

• Pemasangan infus• Tujuan:– Mengganti defisit cairan selama puasa– Koreksi defisit cairan (puasa prabedah, selama operasi)– Memasukkan obat-obatan selama operasi – Fasilitas transfusi darah

Page 15: Persiapan preanestesi

• Jenis –jenis cairan infus– Neonatus: dekstrose 5% dalam NaCl 0,225– <12 th: dekstrose 5% dalam NaCl 0,45%– >12 th: RL atau dekstrose 5% dalam RL– DM: maltose 5% dalam RL

Page 16: Persiapan preanestesi

• Tatalaksana koreksi cairan praanastesia

• Tentukan defisit cairan sesuai dengan lamanya puasa• Koreksi pada jam I diberikan 50% dari defisit yang terhitung,

ditambah kebutuhan cairan perjam saat itu• Koreksi pada jam ke II diberikan 25% dari defisit yang terhitung

ditambah kebutuhan cairan perjam pada saat itu dan adanya sekuesterisasi cairan luka operasi(apabila operasi sudah berlangsung).

• Koreksi pada jam ke III diberikan 25% dari defisit yang terhitung ditambah kebutuhan cairan perjam pada saat itu dan adanya sekuesterisasi cairan luka operasi serta perdarahan selama operasi.

• Dan seterusnya, koreksi disesuaikan dengan kebutuhan cairan perjam dan koreksi yang lain.

Page 17: Persiapan preanestesi

Persiapan dikamar operasi• Meja operasi dengan asesoris yang diperlukan• Mesin anastesi dengan sistem aliran gasnya• Alat-alat resusitai, antara lain: alat bantu nafas, laringoskop,pipa

jalan nafas, alat isap, defibrilator dan lain-lain.• Obat-obat anastesi yang diperlukan • Obat-obat resusitasi (adrenalin, atropin, aminofilin, natrium

bikarbonat)• Tiang infus, plester dan lain-lainnya• Alat pantau tekanan darah, suhu tubuh dan EKG dipasang, pulse

oxymeter.• Kartu catatan medik anestesia• Selimut penghangat khusus untuk bayi dan orang tua

Page 18: Persiapan preanestesi

Monitoring selama dan pasca operasi

Page 19: Persiapan preanestesi

Monitoring

• Intra operatif– Tujuan: untuk meningkatkan kualitas

penatalaksanaan pasien.– Pada keadaan gawat darurat, bantuan kehidupan

lebih diutamakan

Page 20: Persiapan preanestesi

Standar Pemantauan Dasar Intra Operatif

• Standar I– Tenaga anestesia yang berkualitas harus berada

didalam kamar bedah selama pemberian anastesia/analgesia utuk memantau pasien dan memberikan antisipasi segera terhadap perubahan abnormal yang terjadi.

Page 21: Persiapan preanestesi

• Standar II– Selama pemberian anestesia/analgesia, jalan

napas, oksigenasi, ventilasi dan sirkulasi pasien harus dievaluasi secara teratur dan sering bahkan pada kasus-kasus tertentu dilakukan secara kontinyu

Page 22: Persiapan preanestesi

• Jalan nafas– Tujuan: untuk mempertahankan keutuhan jalan

napas– Cara: jalan nafas selama anastesi baik dengan

teknik sungkup maupun intubasi trakea dipantau secara ketat dan kontinyu.

Page 23: Persiapan preanestesi

• Pada pola napas spontan, pemantauan dilakukan melalui gejala/tanda berikut: terdengar suara nafas patologis, gerakan kantong reservoir terhenti/menurun, tampak gerakan dada paradoksal.

• Pada nafas kendali: tekanan inflasi terasa berat, tekanan positif inspirasi meningkat, dan lai-lain

Page 24: Persiapan preanestesi

• Oksigenasi– Tujuan : untuk memastikan kadar zat asam

didalam udara / gas inspirasi dan didalam darah. Hal ini dilakukan terutama pada anestesia inhalasi.

– Caranya: • Memeriksa kadar oksigenasi gas inspirasi, dilakukan

dengan mempergunakan alat “pulse oxymeter” yang mempunyai alarm batas minimum dan maksimum

Page 25: Persiapan preanestesi

• Oksigenasi darah, diperiksa secara klinis dengan melihat warna darah luka operasi dan permukaan mukosa, secar kualitatif dengan alat oksimeter dan pemeriksaan gas darah

Page 26: Persiapan preanestesi

• Vetilasi– Tujuan: untuk memantau keadekuatan ventilasi– Caranya: • Diagnostik fisik, dilakukan secara kualitatif dengan

mengawasi gerak naik turunnya dada, gerak kembang kempisnya kantong reservoar atau auskultasi suara nafas.

Page 27: Persiapan preanestesi

• Memantau “end tidal CO2” terutama pada operasi lama (kraniotomi)

• Sistem alarm, jika ventilasi dilakukan dengan alat bantu nefas mekanik, dianjurkan dilengkapi alat pengaman(sistem alarm) yang mampu mengeluarkan sinyal/tanda yang terdengar jika nilai ambang tekanan dilampaui

• Analisis gas darah, untuk meilai tekanan parsial CO2. Pemantauan ini dilakukan terutama pada kasus-kasus bedah saraf, bedah torak-kardiovaskular dan kasus-kasus/pasien lain yang beresiko tinggi.

Page 28: Persiapan preanestesi

• Sirkulasi– Tujuan: untuk memastikan fungsi sirkulasi pasien

adekuat– Caranya:• Menghitung denyut nadi secara teratur dan sering

dengan stetoskop prekordial(pada bayi dan anak) atau secara manual pada orang dewasa

Page 29: Persiapan preanestesi

• Mengukur tekanan darah secara non invasif mempergunakan tensimeter air raksa, diukur secara teratur dan sering

• Mengukur tekanan darah secara invasif, EKG dan disertai dengan oximeter denyut. Pemantauan ini dilakukan pada pasien resiko tinggi anestesia atau bedah ekstensif dan dilakukan secara kontinyu selama tindakan berlangsung

• Produksi urin, ditampung dan diukur volumenya setiap jam terutama pada operasi besar dan lama

• Mengukur tekanan vena sental dengan kanulasi vena sentral untuk menilai airan darah balik kejantung, hal ini dikerjakan pada kasus resiko tinggi.

Page 30: Persiapan preanestesi

• Suhu tubuh– Tujuan: untuk mempertahankan suhu tubuh– Caranya: apabila dicurigai atau diperkirakan akan

atau ada, maka suhu tubuh harus diukur secara kontinyu pada daerahsentral tubuh melalu esofagus atau rektum dengan termometer khusus yang dihibungkan dengan alat pantau yang mampu menayangkan secara kontinyu.

Page 31: Persiapan preanestesi

• Pasca operasi

• Pasca anestesia merupakan periode kritis, yang segera dimulai setelah pembedahan dan anestesia diakhiri sampai pasien pulih dari pengaruh anestesia

Page 32: Persiapan preanestesi

• Resiko pasca anestesiaberdasarkan masalah yang akan dihadapi ,pasien pasca anestesia dikelompokkan menjadi 3, yaitu:– Kelompok I

• Pasien yang mempunyai resiko tinggi gagal nafas dan goncangan kardiovaskular pasca anestesia/bedah, sehingga perlu nafas kendali pasca anestesia/bedah. Pasien ini langsung dirawat di Unit Terapi Intensif pasca anestesia/bedah tanpa menunggu pemulihan diruang pulih

Page 33: Persiapan preanestesi

• Kelompok II– Sebagian besar pasien pasca anestesia/bedah termasuk

kelompok ini. – Tujuan perawatan pasca anestesia/bedah adalah menjamin

agar pasien secepatnya mampu menjaga keadekuatan respirasinya

• Kelompok III– Pasien yang menjalani operasi kecil, singkat dan rawat jalan.

Pasien pada kelompok ini bukan hanya fungsi respirasinya adekuat tetapi harus bebas dari rasa ngantuk, ataksia, nyeri dan kelemahan otot, sehingga pasien bisa kembali pulang.

Page 34: Persiapan preanestesi

• Pemindahan pasien dari kamar operasi– Pasien yang belum sadar baik atau belum pulih dari

pengaruh anestesia, posisi kepala diatur sedemikian rupa agar kelapangan jalan nafas tetap adekuat sehingga ventilasi terjamin

– Pasien yang belum bernafas spontan ,diberikan nafas buatan

– gerakan pada saat memindahkan pasien dapat menimbulkan atau menambah rasa nyeri akibat tindakan pembedahan dan bisa terjadi dislokasi sendi

Page 35: Persiapan preanestesi

• Pasien yang sirkulasinya belum stabil bisa terjadi syok atau hipotensi

• Pasien yang dilakukan blok spinal, posisi penderita dibuat sedemikian rupa agar aliran darah dari tungkai keproksimal lancar

• Pastikan bahwa infus, pipa nasogastrik dan kateter urin tetap berfungsi dengan baik atau tidak lepas

Page 36: Persiapan preanestesi

• Serah terima pasien diruang pulihHal-hal yang perlu disampaikan :1. Hal-hal yang perlu mendapat pengawasan khusus sesuai

dengan permasalahan yang terjadi selama anestesi/operasi2. Apakah perlu mendapatkan penanganan khusus diruang

terapi intensif3. Penyulit selama anestesia/pembedahan, pengobatan dan

reaksi alergi yang mungkin terjadi4. Tindakan pembedahan yang dikerjakan , penyulitsaat

pembedahan, jumlah perdarahan5. Posisi pasien ditempat tidur

Page 37: Persiapan preanestesi

• Ruang pulih– Ruangan khusus pasca anestesi/bedah yang

berada dikompleks kamar operasi yang dilengkapi dengan tempat tidur khusus, alat pantau, alat/resusitasi dan gawat darurat serta disupervisi oleh Dokter Spesialis Anestesiologi dan Spesialis Bedah

Page 38: Persiapan preanestesi

• Syarat-syarat ruang pulih:– Berada dalam kompleks kamar operasi/ satu atap dengan

kamar operasi dan satu koridor– Ruangan cukup memadai untuk 4-6 tempat tidur– Jarak tempuh dari masing-masing kamar operasi keruang

pulih kurang lebih lima menit– Dilengkapi tempat tidur khusus, penerangan yang cukup

dan tempat cuci– Dilengkapi dengan alat pantau, alat dan obat resusitasi– Personilnya terampil dalam bidang resusitasi, dengan

jumlah minimal satu orang untuk dua tempat tidur

Page 39: Persiapan preanestesi

• Tujuan perawatan pasca anestesia/bedah diruang pulih:– Memantau secara kontinyu dan mengobati secara

cepat dan tepat masalah respirasi dan sirkulasi– Mempertahankan kestabilan sistem respirasi dan

sirkulasi– Memantau perdarahan luka operasi– Mengatasi/mengobati masalah nyeri pasca bedah

Page 40: Persiapan preanestesi

Pemantauan dan penanggulan kedaruratan medik

• Kesadaran• Respirasi• Sirkulasi• Fungsi ginjal dan

saluran kencing• Fungsi saluran cerna• Aktivitas motorik• Suhu tubuh• Masalah nyeri

• Posisi• Pemantauan pasca

anestesia dan kriteria pengeluaran

Page 41: Persiapan preanestesi

• Kesadaran– Salah satu masalah yang sering dihadapi adalah

pemanjangan pemulihan kesadaran, diusahakan memantau tanda vital yang lain dan mempertahankan fungsinya agar tetap adekuat

– Pasien yang belum sadar tidak merasakan adanya tekanan , jepitan rangsangan pada anggota gerak , mata atau pada kulitnya sehingga mudah mengalami cedera, oleh karena itu posisi pasien diatur sedemikian rupa , mata ditutup dengan plester atau kasa yang basah sehingga terhindar dari cedera sekunder

Page 42: Persiapan preanestesi

• Penyebab gaduh gelisah pasca bedah:– Pemakaian ketamin sebagai obat anestesia– Nyeri hebat– Hipoksia– Buli-buli yang penuh– Stress yang berlebihan pasca bedah– Pasien anak-anakPenanggulangannya, disesuaikan dengan

penyebabnya.

Page 43: Persiapan preanestesi

• Respirasi– Parameter respirasi yang harus dinilai pasca

anestesia, adalah:

parameter NormalSuara nafas paru Sama pada kedua paruFrekuensi nafas 10-35 x/menitIrama nafas TeraturVolume tidal Minimal 4-5 ml/kgbbKapasitas vital 20-40 ml/kgbbInspirasi paksa -40 cmH2OPaO2 pada FiO2 30 % 100 mmHgPaCO2 30-34 mmHg

Page 44: Persiapan preanestesi

• Sumbatan jalan nafas pada pasien tidak sadar:– akibat jatuhnya lidah ke hipofaring, – timbunan air liur atau sekret, – bekuan darah,– gigi yang lepas, – isi lambung akibat muntahan atau regurgitasi

Page 45: Persiapan preanestesi

• Sumbatan bisa terjadi pada daerah:– Supra laring: lidah jatuh ke hipofaring, air liur. Bekuan

darah dan isi lambung akibat muntah atau regurgitasi– Laring: benda asing, spasme, edema dan kelumpuhan pita

suara– Infra laring: trakeo-malasea, aspirasi benda asing dan

spasme bronkus

Page 46: Persiapan preanestesi

• Penanggulangannya disesuaikan dengan penyebabnya:

Atau kalau diperlukan bronkoskopi atau trakeostomi

Tanpa alat Dengan alatTiga langkah jalan nafas Pipa oro/nasofaring

Posisi miring stabil Pipa orotrakeaSapuan pada rongga mulut Alat isap

Page 47: Persiapan preanestesi

Depresi nafas

Depresi sentral Depresi periferEfek sisa opiatHipokapneaHipotermiahipoperfusi

Efek sisa pelumpuh ototNyeri

Distensi abdomenRigiditas otot

Usaha penanggulangannya disesuaikan dengan penyebabnya

Page 48: Persiapan preanestesi

Sirkulasi

Parameter hemodinamik yang perlu diperhatikan

Tekanan darah

Normal : 90/50-160/100Hipertensi pasca bedah:

nyeri,hipoksia,hiperkarbia, vasopresor, kelebihan cairan, hipertensi yang diderita pra bedah

Hipotensi/syokpasca bedah:perdarahan, defisit cairan, depresi otot jantung,dilatasi pembuluh darah yang berlebihan

Denyut jantung

• Normal: 55-120 x/menit, dengan irama teratur

• Takikardia pasca bedah:hipoksia,obat simpatomimetik, demam , nyeri

• Bradikardi: blok subarakhnoid, hipoksia(pada bayi), refleks vagal

• Disaritmia diketahui dari EKG: hipoksia

Page 49: Persiapan preanestesi

• Penanggulangan disarimia dengan memperbaiki ventilasi dan oksigenasi, jika sangat menggangu dapat diberikan obat anti disritmia seperti lidokain

Page 50: Persiapan preanestesi

• Hal lain yang perlu diperhatikan dalam sirkulasi:– Perdarahan dari luka operasi, jika ada perembesan

darah dari luka operasi atau bertambahnya jumlah darah dalam botol penampung drainase luka operasi,perlu dipertimbangkan untuk tindakan eksplorasi kembali

– Bendungan disebelah distal dari tempat bebat luka operasi bisa menimbulkan udema dan nyeri didaerah tersebut, maka bebat dilonggarkan

Page 51: Persiapan preanestesi

• Fungsi ginjal dan saluran kencing– Produksi urin yang normal: mencapai >0,5 cc/kgbb– Terutama pada pasien yang dicurigai resiko tinggi

gagal ginjal akut pasca bedah/anestesia– Bila terjadi oliguri atau anuri, segera cari

penyebabnya, apakah pre renal, renal atau salurannya

– Penanggulangannya tergantung penyebabnya

Page 52: Persiapan preanestesi

• Fungsi saluran cerna– Kemungkinan terjadi regurgitasi atau muntah pada

periode anestesia/bedah (terutama pada kasus bedah akut,pasien yang dirawat secara intensif) karena pasien akan mengalami gagal nafas akut

Page 53: Persiapan preanestesi

• Aktivitas motorik– Pada penggunaan obat pelumpuh otot,

berhubungan erat dengan fungsi respirasi. Karena ditakutkan efek sisa pelumpuh otot menimbulkan hipoventilasi

– Petunjuk sederhana untuk menilai pemulihan otot yaitu dari kemampuan pasien membuka mata atau kemampuan menggerakkan anggota gerak terutama pada pasien menjelang sadar.

Page 54: Persiapan preanestesi

• Suhu tubuh– Hipotermi, terutama pada pasien bayi/anak dan

usia tua– Penyebab hipotermi dikamar operasi: suhu kamar

operasi yang dingin, penggunaan disinfektan, cairan infus dan transfusi darah, cairan pencuci rongga-rongga pada daerha operasi, kondisi pasien, penggunaan halotan sebagai obat anestesia

Page 55: Persiapan preanestesi

• Usaha penanggulangan hipotermi:– Bayi, segera masukkan dalam inkubator– Pasang selimut penghangat– Lakukan penyinaran dengan lampu

Page 56: Persiapan preanestesi

• Hipertermi– Hal yang bisa menimbulkan hipertermi:

septikemia(infeksi prabedah), penggunaan obat-obatan(atropin, suksinil kholin,halotan

– Usaha penanggulangannya: dinginkan secara konduksi dengan es,infus dengan cairan infus dingin, oksigenasi kuat, antibiotik(bila diduga sepsis), rawat di Unit Terapi Intensif bila dianggap perlu.

Page 57: Persiapan preanestesi

Intensitas nyeri dinilai dengan“visual analog scale” (VAS) dengan rentang nilai dari 1-10 yang dibagi menjadi:

1. Nyeri ringan ada pada skala 1-32. Nyeri sedang ada pada skala 4-73. Nyeri berat ada pada skala 8-10

• Masalah nyeri

Page 58: Persiapan preanestesi

• Penanggulan nyeri pasca bedah mempergunakan konsep analgesia preemptif, melalui pendekatan trimodal dengan analgesia balans, yaitu:– Menekan pada proses transduksi didaerah cederam

dengan analgesia lokal/ analgetik non steroid/ anti prostaglandin, misalnya asam mefenamat, ketoprofen dan ketorolak.

– Menekan pada proses transmisi dengan analgesia regional, misalnya blok interkostal dan blok epidural

– Menekan pada proses modulasi dengan preparat narkotik secara sistemik , intermiten/tetes kontinyu atau secara regional melalui kateter epidural

Page 59: Persiapan preanestesi

Posisi• Posisi pasien penting untuk

mencegah kemungkinan :– Sumbatan jalan nafas,pada

pasien belum sadar– Tertindihnya satu bagian

anggota tubuh– Terjadi dislokasi sendi-sendi

anggota gerak– Hipotensi, pada pasien

dengan analgesia regional– Gangguan kelancaran aliran

infus

• Posisi pasien diatur sedemikian rupa:– Posisi miring stabil pda

pasien operasi tonsil– Ekstensi kepalapada pasien

yang belum sadar– Posisi telentang dengan

elevasi kedua tungkai dan bahu(kepala) pada pasien blok spinal dan bedah otak

– Posisi elevasi tungkai saja pada pasien syok

Page 60: Persiapan preanestesi

Pemantauan pasca anestesia dan kriteria pengeluaran

Mempergunakan Skor Aldrete Pasca Anestesia di Ruang Pulih

Obyek Kriteria NilaiAktivitas •Mampu menggerakkan ke

4 ekstremitas •Mempu menggerkkan ke 2 ekstremitas•Tidak mampu menggerakkan ekstremitas

•2

•1

•0

Respirasi •Mampu nafas dalam dan batuk•Sesak atau pernapasan terbatas•Henti nafas

•2

•1

•0

Tekanan darah

•Berubah sampai 20% dari pra bedah•Berubah sampai 20-50%•Berubah >50% dari pra bedah

•2

•1

•0

Penilaian dilakukan pada: saat masuk, setiap 5 menit sampai tercapai nilai total 10. Nilai untuk pengiriman pasien adalah 10

Obyek Kriteria Nilai kesadaran •Sadara baik dan orientasi

baik•Sadar setelah dipanggil•Tak ada tanggapan terhadap rangsangan

•2

•1

•0

Warna kulit •Kemerahan•Pucat agak suram•sianosis

•2•1•0

Page 61: Persiapan preanestesi

• Yang perlu kita perhatikan sebelum mengirim pasien keruangan:– Observasi minimal 30 menit setelah pemberian narkotik

atau obat penewarnya(nalokson) secara intravena– Obaservasi minimla 60 menit setelah pemberian

antibiotik, anti emetik atau narkotik secara intramuskular– Observasi minimal 30 menit setelah oksigen dihentikan– Observasi 60 menit setelah ekstubasi– Tindakan lain akan ditentukan kemudian oleh Dokter

Spesialis Anestesiologi dan Dokter Spesialis Bedah.