Persiapan Menghadapi Wawancara Kerja

download Persiapan Menghadapi Wawancara Kerja

of 7

Transcript of Persiapan Menghadapi Wawancara Kerja

Persiapan Menghadapi Wawancara Kerja Hampir di setiap seleksi rekrutmen pegawai, selalu ada tes wawancara. Bagaimana persiapan untuk menghadapinya?Dalam konsultasi psikologi yang merupakan layanan ECC kepada membernya, terungkap permasalahan umum yang dihadapi para member. Salah satunya adalah menghadapi tes wawancara. Banyak yang menanyakan cara bersikap dan persiapan menghadapi wawancara kerja. Mencoba menjawab problematika tersebut, tim konsultasi psikologi ECC menyuguhkan tips nya untuk kita. Kunci utamanya adalah dengan mempersiapkan hal-hal yang ingin diketahui pewawancara dari kita. Pada wawancara HRD, penilaian biasanya didasarkan pada: 1.Kepribadian Pewawancara jelas ingin mengetahui bagaimana karakter dan kepribadian kita. Lebih spesifik lagi pada wawancara akan dilihat apa dan bagaimana motivasi serta sikap kerja kita. Bagaimana jiwa kepemimpinan dan kemampuan adaptasi kita pun tak luput menjadi poin penilaian dalam wawancara ini. Hal penting lain terlihat jelas dalam wawancara adalah kemampuan dan cara kita berkomunikasi. Untuk itu tunjukkan sikap positif dan berkomunikasilah dengan jelas dan baik. 2.Pengalaman kerja Pada wawancara, anda akan dimintai keterangan atau diminta bercerita tentang pengalaman kerja anda. Pengalaman kerja menjadi poin penting, karena dari tempat bekerja, posisi, jabatan, maupun job desc anda sebelumnya bisa memberikan gambaran tentang siapa anda serta bagaimana kinerjanya. 3.Pengalaman organisasi Bagi anda yang belum mempunyai pengalaman bekerja, maka pengalaman berorganisasi di kampus maupun luar kampuslah yang akan ditanyakan. Bagaimanapun pengalaman berorganisasi mempunyai peranan bagi karakter pribadi, maka bagaimana keterlibatan dan peranan anda di organisasi cukup penting untuk diketahui. 4.Profil perusahaan Profil perusahaan kerap kali kurang diperhatikan oleh banyak pelamar kerja. Padahal pengetahuan anda mengenai perusahaan pun akan diuji. Seberapa kenalkah anda dengan perusahaan yang anda lamar? Tentu saja perusahaan lebih memilih kandidat yang antusias dengan perusahaannya dibandingkan kandidat yang terkesan coba-coba atau asal klik lowongan. Mengetahui profil perusahaan akan menunjukkan seberapa antusiasme anda ke perusahaan tersebut. Untuk lebih mengenal berbagai perusahaan yang membuka lowongan pekerjaan, ECC secara regular menyelenggarakan agenda bertajuk Friday Indepth. Acara tersebut banyak mengulas

seluk beluk tentang perusahaan sekaligus gambaran karir. Anda dapat memanfaatkan acara tersebut untuk menambah pengetahuan dan rasa percaya diri dalam menghadapi wawancara. Berbekal pengetahuan tentang apa yang mungkin ditanyakan dalam wawancara, maka persiapkan diri sebaik mungkin. Jangan lupa juga untuk menampilkan sikap percaya diri ketika menjawab pertanyaan dari interviewer. Semoga sukses!(Yuwan) Profil BATAN

Kegiatan pengembangan dan pengaplikasian teknologi nuklir di Indonesia diawali dari pembentukan Panitia Negara untuk Penyelidikan Radioaktivitet tahun 1954. Panitia Negara tersebut mempunyai tugas melakukan penyelidikan terhadap kemungkinan adanya jatuhan radioaktif dari uji coba senjata nuklir di lautan Pasifik. Dengan memperhatikan perkembangan pendayagunaan dan pemanfaatan tenaga atom bagi kesejahteraan masyarakat, maka melalui Peraturan Pemerintah No. 65 tahun 1958, pada tanggal 5 Desember 1958 dibentuklah Dewan Tenaga Atom dan Lembaga Tenaga Atom (LTA), yang kemudian disempurnakan menjadi Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN) berdasarkan UU No. 31 tahun 1964 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Tenaga Atom. Selanjutnya setiap tanggal 5 Desember yang merupakan tanggal bersejarah bagi perkembangan teknologi nuklir di Indonesia dan ditetapkan sebagai hari jadi BATAN. Pada perkembangan berikutnya, untuk lebih meningkatkan penguasaan di bidang iptek nuklir, pada tahun 1965 diresmikan pengoperasian reaktor atom pertama (Triga Mark II) di Bandung. Kemudian berturut-turut, dibangun pula beberapa fasilitas litbangyasa yang tersebar di berbagai pusat penelitian, antara lain Pusat Penelitian Tenaga Atom Pasar Jumat, Jakarta (1966), Pusat Penelitian Tenaga Atom GAMA, Yogyakarta (1967), dan Reaktor Serba Guna 30 MW (1987) disertai fasilitas penunjangnya, seperti: fabrikasi dan penelitian bahan bakar, uji keselamatan reaktor, pengelolaan limbah radioaktifdanfasilitas nuklir lainnya. Sementara itu dengan perubahan paradigma pada tahun 1997 ditetapkan UU No. 10 tentang ketenaganukliran yang diantaranya mengatur pemisahan unsur pelaksana kegiatan pemanfaatan tenaga nuklir(BATAN)dengan unsur pengawas tenaga nuklir (BAPETEN). 1954 1958 1964 1965 Pembentukan Panitia Negara untuk Penyelidikan Radioaktivitet Pembentukan Dewan Tenaga Atom dan Lembaga Tenaga Atom (PP No.65 Tahun 1958) Penetapan UU No.31 Tahun 1964 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Tenaga Atom 1964 Peresmian Pusat Reaktor Atom Bandung dan Pengoperasian Reaktor Triga Mark II berdaya 250 kW oleh Presiden RI serta Perubahan nama Lembaga Tenaga Atom menjadi Badan

1966 1967 1968 1970 1971 1972 1979 1984 1987 1988 1989

1990

1992

1994 1995

1996

1997 1998 2000

Tenaga Atom Nasional (BATAN) Pembentukan Pusat Penelitian Tenaga Atom (PPTA) Pasar Jumat, Jakarta 1966 Pembentukan Pusat Penelitian GAMA Yogyakarta Peresmian penggunaan Iradiator Gamma Cell Co-60 PPTA Pasar Jumat oleh Presiden RI Peresmian Klinik Kedokteran Nuklir di PPTA Bandung Reaktor Triga Mark II Bandung mencapai kritis pada daya 1 MW Pembentukan Komisi Persiapan Pembangunan PLTN (KP2PLTN) Peresmian mulai beroperasinya Reaktor Kartini dengan daya 100 kW di PPTA Yogyakarta oleh Presiden RI Pengoperasian Mesin Berkas Elektron 300 keV di PPTA Pasar Jumat oleh Presiden RI Peresmian pengoperasian Reaktor Serba Guna GA. Siwabessy dengan daya 30 MW Peresmian pengoperasian Instalasi Pengolahan Limbah Radioaktif di PPTA Serpong oleh Presiden RI Peresmian pengoperasian Instalasi Radioisotop dan Radiofarmaka, Instalasi Elemen Bakar Eksperimental di PPTA Serpong oleh Presiden RI. Peresmian Instalasi Radiometalurgi, Instalasi Keselamatan dan Keteknikan Nuklir, Laboratorium Mekano Elektronik Nuklir di PPTA Serpong - Tangerang oleh Presiden RI Peresmian pengoperasian Instalasi Spektrometri Neutron, Instalasi Penyimpanan Elemen Bakar Bekas dan Pemindahan Bahan Terkontaminasi di PPTA Serpong - Tangerang oleh Presiden RI Peresmian pengoperasian Mesin Berkas Elektron 2 MeV di PPTA Pasar Jumat oleh Presiden RI Dalam memperingati HUT RI ke 50, BATAN berhasil melaksanakan "Whole Indonesian Core" untuk Reaktor Serba Guna GA. Siwabessy. Pembentukan PT Batan Teknologi (persero), Divisi : Produksi Elemen Bakar Reaktor, Produksi Radioisotop, Produksi Instrumentasi dan Rekayasa Nuklir Penetapan UU No.10 Tahun 1997 tentang Ketenaganukliran yang memisahkan Badan Pelaksana dan Badan Pengawas penggunaan tenaga nuklir Perubahan Badan Tenaga Atom Nasional menjadi Badan Tenaga Nuklir Nasional dengan Keppres No.197 Tahun 1998 Peresmian peningkatan daya Reaktor Triga 2 MWdi Pusat Penelitian Tenaga Nuklir (PPTN) Bandung olehWakil Presiden

2001

2003

2004 2005 2006

RI Peningkatan status Pendidikan Ahli Teknik Nuklir (PATN) menjadi Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir Penyerahan hasil " " kepada Presiden RI; Pencapaian 10% jumlah varietas unggul tanaman pangan nasional; Pengoperasian Mesin Berkas Elektron 350 keV, 10 mA di PPTN Yogyakarta:Pengoperasian Pusat Pelatihan dan Diseminasi Teknologi Peternakan - Pertanian Terpadu di Kalsel Pencapaian target 10% varietas unggul tanaman pangan nasional menggunakan teknik nuklir Terwujudnya perpustakaan digital di bidang nuklir Pencapaian 1 juta hektar penyebaran varietas padi unggul BATAN di seluruh Indonesia

Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Sesuai dengan UU No. 10/1997 tentang Ketenaganukliran dan Keppres RI No. 64/2005, BATAN ditetapkan sebagai Lembaga Pemerintah Non Departemen, berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Presiden. BATAN dipimpin oleh seorang Kepala dan dikoordinasikan oleh Menteri Negara Riset dan Teknologi. Tugas pokok BATANadalah melaksanakan tugas pemerintahan di bidang penelitian, pengembangan dan pemanfaatan tenaga nuklir sesuai ketentuan Peraturan dan perundangundangan yang berlaku. Dalam melaksanakan tugas, BATAN menyelenggarakan fungsi: 1. Pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang penelitian, pengembangan dan pemanfaatan tenaga nuklir. 2. Koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas BATAN. 3. Fasilitasi dan pembinaan terhadap kegiatan instansi pemerintah di bidang penelitian, pengembangan dan pemanfaatan tenaga nuklir, 4. Penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang perencanaan umum, ketatausahaan, organisasi dan tata laksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan, hukum, persandian, perlengkapan dan rumah tangga. Visi Terwujudnya iptek nuklir berkeselamatan handal sebagai pemicu dan pemacu kesejahteraan. Misi 1. Melaksanakan litbangyasa iptek nuklir untuk bidang energi dan nonenergi 2. Melakukan diseminasi hasil litbangyasa iptek nuklir 3. Melaksanakan kegiatan demi kepuasan pemangku kepentingan.

Kepala BATAN : Hudi Hustowo Sekretaris Utama : Ir. Noor Agus Salim Stuktur Organisasi

Struktur Organisasi BATAN

enolakan sekelompok masyarakat terhadap rencana pembangunan pembangkit tenaga listrik nuklir (PLTN) kembali memuncak belakangan ini. Kalau pada 5 Juni 2007 demo anti-PLTN dilakukan di Jepara, pada 12 Juni 2007 penolakan dilakukan di Kudus. Demonstrasi penolakan PLTN tersebut tentu sangat wajar dan bahkan harus dilakukan jika memang dipastikan PLTN akan merugikan kita semua, khususnya komunitas di Jepara, Kudus, Pati, dan sekitarnya. Sebaliknya, jika argumen yang disampaikan lebih merupakan propaganda sepihak atau masih berupa pengandaian, rasanya terlalu tergesa-gesa jika PLTN harus ditolak. Apalagi jika kita ketahui pada tingkat global, proyek PLTN bukan barang baru, melainkan sudah merupakan kebutuhan yang mesti dipertimbangkan sebagai satu alternatif pembangkit tenaga listrik.

Argumen Benar memang bahwa pembangunan PLTN seperti juga kegiatan pembangunan lainnya dapat menimbulkan dampak negatif bagi kehidupan masyarakat. Salah satu dampak negatif PLTN yakni bahaya radiasi yang dapat membunuh makhluk hidup. Namun, pembangunan PLTN juga memiliki dampak positif bagi masyarakat. Dengan PLTN secara bertahap pembebasan karbondioksida ke atmosfer, yang menjadi menyebab pemanasan global, dapat dibatasi. Selain itu dapat pula dikurangi emisi gas SO2, VHC, dan Nox sehingga membantu mengurangi hujan asam dan pembatas emisi gas rumah kaca (lihat Adiwardoyo, 2006). Anehnya, argumen yang dijadikan penolakan terhadap PLTN kini tidak lagi dibatasi pada dampak langsung substantif dari keberadaan PLTN, tetapi sudah melebar ke mana-mana. Bahkan lebih parah lagi, pembangunan PLTN dikait-kaitkan dengan kemungkinan akan menurunkan hasrat investor untuk melakukan investasi di negeri ini. Demikian pula, argumen klasik seperti kasus bom Hiroshima dan Nagasaki serta kasus Tragedi Chernobyl 1986 di Rusia juga diangkat sebagai dasar pertimbangan sosial, politik, dan keamanan perlunya PLTN untuk ditolak. Masyarakat juga dikompori dengan akan terjadinya pemutusan hubungan kerja terhadap para pekerja pabrik rokok di Kudus dan kemungkinan penggusuran lahan sebagai akibat pembangunan proyek, kasus Lapindo, dan masalah-masalah sosial ekonomi yang terjadi saat ini. Argumen tersebut tentu sah-sah saja dan pemerintah harus berterima kasih atas masukanmasukan tersebut. Namun, rasanya tidak proporsional jika argumentasi tersebut dijadikan dasar untuk penolakan PLTN. Oleh karena itu, inti masalahnya lebih terletak bagaimana kita semua mempersiapkan diri untuk membangun PLTN yang aman, murah, bersih lingkungan dan mampu menyejahterakan masyarakat, bukan beramai-ramai demo untuk menolak PLTN dimaksud. Lantas, bagaimana jalan keluar konkretnya? Jalan keluar Paling tidak ada tiga jalan keluar yang dapat dilakukan untuk mendorong pembangunan PLTN. Pertama, persiapan PLTN harus secara matang dilakukan pemerintah, baik dalam arti kualitas SDM, teknologi yang digunakan, ketersediaan energi, maupun aspek keselamatan. Kedua, pemerintah dan semua pihak harus memberikan pembelajaran yang cerdas kepada masyarakat tentang PLTN dengan segala masalahnya. Hal itu dapat dilakukan dengan melakukan pendidikan dan pelatihan kepada masyarakat, terutama dalam menyikapi bahaya radiasi yang mungkin terjadi. Caranya tidak saja sebatas pendidikan dan latihan di lapangan, tetapi juga dengan cara pemutaran film maupun dengan mengajak langsung masyarakat di lingkungan lokasi PLTN ke reaktor nuklir yang ada. Ketiga, penting dipikirkan kontrak sosial antara pemerintah dan masyarakat. Hal itu dimaksudkan untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada pemerintah di satu pihak dan sekaligus menjadi jaminan bagi masyarakat jika sekiranya terjadi dampak negatif dari PLTN di pihak lain. Masalah kepercayaan itulah yang sebenarnya menjadi salah satu faktor

kunci mengapa masyarakat menolak pembangunan PLTN. Berbagai kasus, seperti lumpur Lapindo, pengambilalihan lahan masyarakat di Meruya, Jakarta, dan Pasuruan, Jawa Timur, merupakan contoh-contoh ketidakpercayaan masyarakat terhadap peran pemerintah. Masalah itu jugalah yang menjadi salah satu pertanyaan masyarakat Jepara (termasuk masyarakat Desa Balong, Kecamatan Kembang) yang ditemui penulis beberapa waktu lalu. Menurut mereka, bagaimana mungkin kita dapat mengatasi dampak buruk PLTN jika masalah Lapindo saja sampai saat ini belum jelas pemecahannya? Oleh karena itu, penolakan atau penerimaan masyarakat terhadap pembangunan PLTN tidak hanya terletak pada upaya pemerintah meyakinkan kemampuan teknologi yang digunakan, tetapi juga penting dalam memberikan jaminan kepada masyarakat terhadap dampak yang akan ditimbulkan PLTN. Untuk itu, peran LSM dan seluruh komponen masyarakat selayaknya bukan beroposisi untuk menggagalkan proyek yang mahapenting itu, melainkan semestinya lebih mencari solusi bagaimana PLTN itu dapat menguntungkan masyarakat dan kemajuan bangsa ini. Semoga Sumber: Media Indonesia, Selasa, 19 Juni 2007, Hal.6 Kol.5 Deskripsi Kerja Kode Jabatan : 18 Nama Jabatan : Pranata Nuklir Penempatan : Balai Instrumentasi dan Elektromekanik/Kelompok Perbaikan dan Perawatan Komputer dan Jaringan -PUSAT TEKNOLOGI NUKLIR BAHAN DAN RADIOMETRI Lokasi : BANDUNG Kriteria : Pria Uraian Jabatan : Melaksanakan pengelolaan perangkat nuklir meliputi merencanakan program, mengoperasikan perangkat nuklir, melakukan desain, inovasi dan renovasi perangkat nuklir dan melakukan pemasyarakatan teknologi nuklir, menyelenggarakan keselamatan nuklir.