persiapan koass

download persiapan koass

of 12

Transcript of persiapan koass

KOST AYAH-BUNDA JLN. ARJUNA NO. 9 RT. 16 KEL. KEBUN BUNGA BANJARMASIN"... setiap detik kita belajar tentang hidup, dari setiap orang yang ada di sekitar kita, dan setiap detik itu pula kita mengambil keputusan mengikuti yang mana..."

KAMAR 5

DedE(0811 500 8950)

Yang HARUS dimiliki untuk Persiapan KOASS :1. Jam tangan yang ada jarum detiknya. Penting untuk menghitung

frekuensi (nadi, respirasi, dll)2. Baju & sepatu yang pantas dan rapih. Supaya anda enak dilihat

dan tampil lebih meyakinkan. Prinsipnya, berdandanlah seperti sosok dokter yang anda percaya untuk merawat diri anda sendiri.3. Jas ko-ass dan baju jaga. Paling tidak masing-masing punya

sepasang. Kasih nama supaya tidak tertukar.4. Alat-alat. Miliki alat-alat yang penting dulu:

a. Stetoskop Stetoskop yang anda perlukan ada 2 jenis, yaitu untuk dewasa dan anak. Merek terserah anda, makin mahal memang kualitasnya akan makin bagus. Tips dari saya, belilah stetoskop yang enak dipakai di telinga anda. b. Sphygmomanometer (tensimeter) Untuk koas, dianjurkan untuk memakai sphygmo jenis aneroid, alias sphygmo jarum. Kelebihannya praktis dan ringan. Kekurangannya harus sering dikalibrasi. Patokannya, kalibrasi saja sphygmo anda setiap selesai rotasi bagian. c. Termometer Supaya praktis, pakai termometer elektronik. Kurang dari 1 menit hasilnya sudah bisa dibaca.

d. Penlight

Senter yang bentuknya seperti bolpen. Bedanya sama senter biasa selain praktis, sinar yang dipancarkan bulat utuh, tidak menyebar. e. Meteran gulung Alat ini lebih sering dipakai oleh tukang jahit. Ada versi yang praktisnya, jadi tekan tombol otomatis menggulung sendiri.

Anda akan bertahan di semua stase bagian dengan alat-alat ini, selama anda merawat dan menggunakannya dengan baik. Jangan lupa kasih nama, simpan semuanya di tas alat yang mudah dibawa.. Alat-alat yang lain bisa dicicil, patokannya ada di buku Guide to Physical Examination and History Taking 8th ed, hal xxiii.5. Referensi. Tiap bagian biasanya memiliki textbook wajib masing-

masing. Saya sendiri menyarankan patokan dalam mencari referensi yang bagus adalah: Enak dibaca, mudah dimengerti dan diterapkan, serta up to date. Bentuknya bisa apa saja. Textbook, buku saku, e-book, CD, atau website. Yang paling penting bukan sekedar memiliki, atau mengaksesnya, tapi membacanya!6. Lain-lain. Ini kategori perlengkapan seperti alat tulis, alat mandi (saat

jaga), dan sebagainya. Yang seperti ini, tidak usah disuruh juga anda pasti sudah mengerti.

Yang HARUS dilakukan sebagai Persiapan KOASS, berdasarkan urutan dari yang paling penting: 1. SADAR DIRI Anda sudah koass. Umur sudah kepala 2. Dewasalah. Coba pikirkan lagi, maukah anda menghabiskan sisa hidup anda sebagai dokter? Kalau masih mau, teruskan membaca. 2. IMUNISASI Segala macam imunisasi yang bisa anda lakukan, lakukanlah! Kalau imunisasi anda saat kecil sudah lengkap, lakukan imunisasi ulang HepB dan TT.3. Kursus 3 Bahasa: Banjar, Indonesia, Inggris

Sunda Bahasa ini harus anda kuasai untuk melakukan anamnesis pasien di RS yang hampir semua pasiennya berbahasa Sunda. Sebagian pasien bahkan hanya bisa bertutur dalam bahasa Banjar. Harap diingat, rintangan bahasa (language barrier) antara dokter dan pasien dapat berakibat fatal pada diagnosis dan pengobatan. Hal ini berlaku di semua daerah dan negara. Pelajari kalimat percakapan sehari-hari, perbendaharaan kata-kata dan istilah anatomis serta macam-macam penyakit dan keluhan. Minta

teman, orang tua atau siapa saja yang bisa berbahasa Banjar untuk mengajari anda. Kalau perlu, bayar!

Indonesia Walaupun sehari-hari kita gunakan, pelajarilah secara khusus

penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam dunia kedokteran. Kepentingannya adalah saat pembuatan rekam medis, karya tulis ilmiah seperti laporan kasus dan referat, serta tata cara presentasi. Beberapa dosen sangat memperhatikan hal ini. Inggris Penguasaan bahasa Inggris selama koass lebih diutamakan dalam membaca referensi seperti textbook dan jurnal. Biasakan membaca textbook dan jurnal dari sekarang. 4. Jaga kesehatan Maukah anda dirawat oleh seorang dokter yang sakit-sakitan? Begitu juga pasien anda. Oleh karena itu jaga kesehatan anda. Caranya, atur makanan, olahraga,dan istirahat. Masih bisa koq selama anda bisa... (baca poin selanjutnya) 5. Mengatur diri anda sendiri Mulailah atur diri anda, kapan saatnya belajar, ibadah, olahraga, rekreasi, atau agenda pribadi anda yang lain. Waktu 24 jam sehari telah Tuhan berikan sama pada semua orang. Kesuksesan datang pada orang yang mampu mengatur waktu miliknya sendiri. Bacalah buku Stephen R. Covey: The 7 Habits of Highly Effective People.

6. Kemampuan komunikasi efektif

Modal penting untuk jadi dokter adalah kemampuan mendengar yang baik. Dengan kata lain, mulailah camkan ini: Shut up and listen carefully. Mulailah dari lingkungan anda sendiri dulu. Ajak bicara orang tua, keluarga, sahabat, orang-orang yang bekerja untuk anda seperti pembantu, sopir dan lain-lain. Lalu perluas, ajak bicara satpam, petugas perpustakaan, kasir bank, SPG, tukang jamu, sopir angkot, preman atau siapa saja yang bisa anda temui. Dengarkan seksama, dan berempatilah pada masalah mereka. Ingatlah, semakin banyak pasien anda, semakin beragam mereka. Bacalah buku Dale Carnegie: How to Win Friends and Influence People 7. Sadari Posisi Anda koass. Di RS anda akan bertemu sesama koas, dokter konsulen & residen, perawat, bidan, petugas lab, karyawan, dan pekarya. Mereka semua tahu kalau anda masih belajar, dan bersedia membantu anda. Syaratnya, hapus rasa malu yang tidak perlu, turunkan ego, seringseringlah ucapkan: tolong, maaf, dan terima kasih plus senyum tulus. 8. Common Pelajarilah hal yang mendasar dan umum terlebih dahulu. Pelajari dulu yang sehat baru yang sakit. Pelajari dulu yang umum baru yang khusus. Belajarlah anatomi, fisiologi, kemudian patofisiologi, dan pemeriksaan fisik. 9. PATIENT IS THE REAL PURPOSE

Semua yang dilakukan di RS baik itu dilakukan oleh dokter, perawat, bidan, atau koas seperti anda harus ditujukan demi kebaikan pasien. Sebelum melakukan apapun pada pasien anda, cobalah bertanya dulu:-

Apakah ini akan berguna untuk pasien saya? Apakah ini akan merugikan pasien saya? Apakah keuntungannya lebih besar daripada kerugiannya bagi pasien saya? Bagaimana perasaan pasien saya? Apakah ini akan membebani pasien saya? Bagaimana dengan keluarganya? Ingat tujuan awal

-

10.

Kalau anda kehilangan arah, ingatlah tujuan awal anda.-

Kenapa anda ingin menjadi dokter? Kenapa anda masuk fakultas kedokteran? Kenapa anda mau membayar mahal dan bersusah-susah menyelesaikan kuliah?

-

Pertanyaan-pertanyaan ini sering berulang dalam benak saya, dan sering membuat saya ragu. Namun setiap saya melihat dan menolong pasien saya, semua pertanyaan itu terjawab dan saya kembali yakin. Jurnal gratisan yang saya baca: NEJM, BMJ, dan AAFP Semua majalah kesehatan pasti membahas ini. Cari yang tips-tipsnya masuk akal & mudah diikuti. Saya juga suka buku karangan anaknya, Sean Covey: The 7 Habits of Highly Effective Teens. Bahasanya lebih enak, banyak gambar dan ilustrasinya.

Jas putih = dokter Benarkah? Coba baca tulisan ini sampai habis.. Sejak zaman dahulu kala, profesi pengobat/penyembuh alias healer dalam sebuah kebudayaan menempati posisi tersendiri dalam masyarakat. Seringkali posisi tersebut makin tinggi akibat merangkapnya profesi pengobat dengan petinggi agama. Posisi tersebut tentu saja membutuhkan sebuah ciri identitas yang membedakan dirinya dengan anggota masyarakat yang lain. Bagaimana caranya? Pakai kostum yang berbeda. Ini beberapa contoh yang saya dapat dari berbagai kebudayaan di Afrika dan Asia, juga suku asli Amerika. Riwayat Jas Putih Dalam dunia kedokteran modern (baca:Barat), dokter pun memiliki posisi sosial yang tinggi dalam masyarakat. Namun mereka tidak mengenakan kostum khusus untuk membedakan dirinya. Kostum yang mereka kenakan adalah kostum yang sama dikenakan oleh para aristokrat zaman itu. Ini boleh jadi sebuah upaya untuk mengidentifikasikan diri bahwa dokter pun termasuk kalangan aristokrat, ahli waris Renaissance, berkebudayaan tinggi. Kostum ini mereka kenakan selama bertugas sebagai dokter, dalam kehidupan sehari-hari bahkan saat melakukan pembedahan! Mereka hanya mengenakan celemek yang sama seperti yang dikenakan oleh tukang jagal di pemotongan hewan ternak... Pada penghujung abad 19 hingga awal abad 20, terjadi ledakan penemuanpenemuan besar dalam dunia kedokteran yang berasal dari laboratoriumlaboratorium penelitian ilmiah. Para ilmuwan, peneliti, dokter-dokter di laboratorium menjadi "selebritis". Para dokter pun akhirnya meniru sebuah ciri khas para kuncen lab, yaitu jas putih yang mereka kenakan. Selain itu banyak pula rumah sakit yang satu kompleks dengan para dokter peneliti itu. Untuk kepraktisan, jas putih mereka pun kenakan selama hilir

mudik dari laboratorium dan bangsal-bangsal rumah sakit. Para pasien tidak keberatan, maklum masih kultur paternalistik. Secara perlahan, jas putih menjadi sebuah ciri khas dokter.

Jas Putih, sekarang Jas putih menjadi sebuah ciri dokter, bahkan seperti kostum para pengobat, meningkatkan posisi pemakainya beberapa derajat dalam masyarakat. Kenakan jas putih di RS dan berjalanlah di lorongnya. Kalau perlu, kalungkan stetoskop Littman, peganglah map yang berisi rekam medis pasien, pandangan orang-orang terhadap anda akan berubah. Seperti Nabi Musa membelah Laut Merah dengan tongkatnya, orang-orang akan menyingkir agar jalan terbuka lebar untuk anda. Gantungkan jas putih di jok mobil anda, salah pun polisi agak segan menilang anda.

Jas putih dari sebuah alat perlindungan kerja, bertransformasi menjadi sebuah simbol status, bahkan fashion. Jas putih dimodifikasi menjadi jas kerja, dari setinggi lutut menjadi setinggi pinggul, dari longgar menjadi ngepas, dari berbahan katun kasar menjadi tetoron, membuat pemakainya selain terlihat pintar, berwibawa, juga modis dan bergaya. Namun dunia telah berubah. Pasien makin cerdas dan penuntut. Lama-lama ketahuan bahwa banyak pasien yang tekanan darah sehari-harinya normal jadi naik saat bertemu dengan dokter, dikira hipertensi lalu dikasih obat, padahal tidak kenapa-kenapa. Anak-anak menangis bertemu dokter, takut disuntik? Bukan, tapi takut jas putih yang kita kenakan. Para pasien penyakit jiwa jadi tidak kooperatif saat bertemu dokter yang memakai jas putih.

Hal ini mengubah para dokter anak dan ahli jiwa di negara maju. Jas putih mereka tanggalkan, dengan name tag sederhana di sakunya, berkostum biasa tapi rapi mereka menghadapi pasien.

Lalu apakah jas putih menjadi tidak penting lagi? Tidak juga. Jas putih masih memiliki fungsi sebagai .alat perlindungan kerja. Seperti masker, sarung tangan, jas putih melindungi kita dari noda, cairan, darah mengenai kita. Warnanya yang putih, mudah kotor, sehingga

mengingatkan kita untuk mengganti jas agar selalu bersih, menghindari penularan kuman dari satu pasien ke pasien lainnya.

Kembalikan fungsi jas putih menjadi alat perlindungan kerja, bukan alat perlindungan ego. Alat perlindungan kerja dipakai hanya saat bekerja di lingkungan kerja. Alat perlindungan ego dipakai selama ego kita menuntut lebih untuk diperlakukan berbeda oleh masyarakat.

Bagaimanapun juga jas putih masih dipandang sebagai simbol identitas dokter. Beberapa pasien merasa dokter yang memakai jas putih lebih berwibawa, dan pasien lebih mau mendengarkan pada dokter yang mengenakan jas putih, dan ini meningkatkan kepatuhan pasien pada pengobatan.

Jadi kesimpulannya, memakai jas putih atau tidak, dikembalikan kepada

penilaian dan kepentingan utama kita sebagai pengobat: PASIEN. Bila ia menguntungkan pasien, kenakanlah. Bila ia merugikan, lepas saja. Toh identitas dokter kita akan tetap terlihat dari pikiran kita, tergambar dari pilihan tutur kata kita, dan gerak gerik badan kita. Bila kita cerdas, namun tetap ramah dan santun, tidak akan ada yang bisa memungkiri, bahwa kita adalah dokter yang baik.

Selamat datang di sunia koass Baru-baru ini saya ngobrol dengan seorang adik yang bercerita tentang betapa resah dan rusuh teman-teman seangkatannya saat akan memasuki dunia koass. Mendengarkan ceritanya, saya bisa memahami perasaan teman-temannya itu. Toh dulu juga saya begitu, pernah mengalami keresahan dan kerusuhan itu dalam taraf tertentu. Nah, syukur alhamdulillah saya bisa menjalaninya, juga 203 teman seangkatan saya, dan bahkan ribuan orang di FK Unpad yang sudah melewati masa pendidikan profesi dan akhirnya menjadi dokter. Tidak sedikit yang menyatakan bahwa masa koas adalah masa paling berkesan dalam lembaran hidup mereka. Saya sendiri merasa bahwa masa koas saya jauh lebih baik daripada masa kuliah saya. Jadi apa resepnya dok? Sederhana. Milikilah sikap mental positif dan sense of humor. Sikap yang pertama mendorong saya untuk bertindak dan menghapus keraguan. Yang kedua adalah membuat saya mampu menertawakan kegagalan dan memaafkan diri saya sendiri. Sekarang semuanya terserah anda. Mau menjalani masa 2 tahun seperti apa? Kalau anda ingin 2 tahun itu berlalu tanpa masalah, saya jamin hal itu

tidak akan terjadi. Tapi kalau anda ingin menjalani masa 2 tahun yang menyenangkan, menambah ilmu dan wawasan, meningkatkan empati, dan memperkaya sekarang. Tapi apa yang harus dipersiapkan? Dulu saya berharap andai saja ada orang yang membantu saya mempersiapkan terlebih dahulu. Tapi tidak ada. Semua kakak koas yang saya tanya menjawab: Nanti juga kamu mengalami koq, jalani dan nikmati saja. Dari satu sudut pandang saya kira pernyataan itu memang benar. Tapi bukankah sedikit persiapan akan lebih bermaanfaat? Akhirnya, saya hanya mengucapkanBismillah! ayo maju, dan pengalaman anda, mulailah persiapkan diri anda dari

alhamdulillah, semua bisa saya jalani. Selama perjalanan itu, saya mencatat hal-hal yang saya kira bisa saya persiapkan terlebih dahulu. Semua persiapan ini saya rangkum dalam beberapa tulisan. Persiapan-persiapan itu akan saya terangkan di halaman berikutnya. Sengaja saya bagi menjadi persiapan teknis dan non teknis. Persiapan teknis meliputi barang-barang yang harus anda miliki dan hal-hal yang harus anda lakukan terlebih dahulu sebelum memasuki masa koas. Sedangkan persiapan non teknis meliputi beberapa peraturan tak tertulis, situasi yang akan sering dihadapi, dan bagaimana menyikapinya. Seharusnya persiapan-persiapan ini diajarkan pada saat masa pra ko-ass. Semoga tulisan ini dapat menjadi masukan berguna untuk fakultas dalam merancang masa prakoass selanjutnya. Saya yakin apa yang saya tulis tidak akan sempurna. Artinya, setiap saran, kritik dan masukan akan sangat berharga untuk dapat menyempurnakan tulisan ini. Semua ini tidak lain ditujukan untuk kebaikan kita semua juga. Selamat bersiap-siap, dan nikmati perjalanan anda!