PERSIAPAN IMPLEMENTASI SISTEM SEIFGARD DAN …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding...PIL...

8
Prosiding Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun 2017 ISSN 0852-2979 PERSIAPAN IMPLEMENTASI SISTEM SEIFGARD DAN PROTOKOL T AMBAHAN BERDASARKAN DIQ TERBARU Dyah Sulistyani Rahayu, Titik Sundari Pusat Teknologi Limbah Radioaktif - SATAN Email: [email protected] ABSTRAK PERSIAPAN IMPLEMENTASI SISTEM SEIFGARD DAN PROTOKOL TAMBAHAN BERDASARKAN DlQ TERBARU. Kanal Hublmg Instalasi Penyil11panan Bahan Bakar Nuklir Bekas (KHIPSB3), merupakan salah satu fasilitas nllklir di Indonesia dengrul kodc MEA RI-G. Dalam makalah ini akan dibahas tentang persiapan implcmcntasi dari PERKA BAPETENno 4 tahlln 2011 , sehingga dapat dipastikan bahwa SCI1111a bahan nllk:lir tcrkontrol, dan lc.:rkcndali pcnggllnarumya dan lidak diselcwcngkan llnlllk ll~uan yang tidak benar, dalam bentuk rekaman dan laporan yang selanjutnya dikirim ke IAEA melalui BAPETEN. Implementasi seifgard atau SPPBN di MBA RI-G yaitu pellyusullan dokul11en peneatatan yaitu laporan General Ledger. Subsidiery Ledger, PIlL, Summary dan Mapping, sedangk1m doklll11cn pelapomn ke IAEA, yaitu laporan PIL no. 82,83,84,85,86, laporan MER no. 87 dan disampaikrul ke BAPETEN dan IAEA. Penerapan Sistel11 Strengthened Safeguards. yrulg l11ewajibkanPengllsaha Inslalasi alau Fasililas NllkIir mc.:mberikan akses informasi dan lokasi lilbrulg dallr bahan bakar, yailu dengan pc.:nyusunan dokul11en Prolokol Tambahan pcriodc Janllari sampai dengan Desember 2016. Form artikel yang disal11paikan adalah Artikel 2.a.(i), ArtikeJ 2.a.(iii) Artikel 2.a.(vi) dan Artikel 2.a.(x). Inspeksi dokul11cn scifgard dan fasilitas o1ch IAEA, antam lain vc..'Tifikasibahan nuklir bekas dengan l11enggunakan kamera cerenkov bCIjalan lanear, dan tidak ditemukan bukti penyeJewangan bahrulnuklir. Kala kunei : scifgard, bahan bakar nuklir bckaS,Prolokol Tmnbahml, /tBSTRACT PREPA.RA TION FOR IMPLE\JENTA110lV' OF SAFE.'GUAIW SYSTEM AND ADD/110NAL PROTOCOL BASED ON THE L4STEST DIQ. Transfer Channel Interim Storage for Spent Nuclear Fuel Storage is one of the nuclearfaci/ities in Indonesia with AIBA RI- G code. In this paper will be discussed about the implementation of BAPETEN RJiGUL4.TlON No.4/ 2011, so it can be ensured that all nuclear material is controlled, and controlled usage and are not divel1ed for wrong purpose. in the f01711of records and reports and then sellf to the lARA through BAPRTRN. Implementation safeguard in AlBA RI-G such as preparation of recording dommellts i.e . General Ledger, Subsidiery Ledger, PIlL. Summary and Alapping . while reporting to the lAEA domment . i.e PlL rep0l1no. 82, 83, 84, 85, 86, 87, AfBR repol1 no. 88 and submitted to BA.PETEN and IAE4. Application of Safeguards Srengthened system, which requires Nuclear Installations Authority or facilities provide infonl/ation access and the location of R & D fuel cycle. name(v the Additional Protocol document period of Janllwy to December 2016. Form submitted articles are Article 2.a. ( i) . Article 2.a. (iii) Article 2.a. ( vi) and Al1icle 2.a. (x) . IllSpection of documents scifeguard and facilities by the IAE4 ,includes verification of spellt nuclear matelials using Cerenkol' camera l1/11ning safe(v, and no evidence of nuclear material. Keywords: safeguard, spellf nuclearjilel. Additional Protocol PENDAHULUAN Sistemakuntansi bahan nuklir telah dilaksanakan selama lebili dari 30 tahun oleh International Atomic Energy Agency (1.1£.4). Indonesia telah menandatangani dan meIaksanakan perjanjian safeguards sejak tahun 1980. Tetapi sejak berakhirnya perang dingin beberapa kejadian telah merubah keadaan dan persyamtan sistem safe!:,'Uards. Pada talmn 1997 the Boards of Governors telah menyetujui Model Protokol Tambahan terhadap perjaI~ian safeguard (yang dipublikasikansebagai dokumen INFCIRC/540) [I]. Sampai 19 Iuli 2005 telah ada 102 negara yang menandatangani protokol tambahan, dan yang telah meratifIkasi acla 69 negara. Pemerintah Indonesia telah menandatangani dan meratiftkasi Additional Protocol to Safeguard Agreement pada tanggal 29 September 1999.Indonesia merupakan negara ke delapan dunia dalam penandatangan protokol ini. Dengan penandatanganan protokol ini berarti Indonesia mempunyai komitmen untuk 53

Transcript of PERSIAPAN IMPLEMENTASI SISTEM SEIFGARD DAN …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding...PIL...

Page 1: PERSIAPAN IMPLEMENTASI SISTEM SEIFGARD DAN …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding...PIL no. 82,83,84,85,86, laporan MER no. 87 dan disampaikrul ke BAPETEN dan IAEA. Penerapan

Prosiding Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLRTahun 2017 ISSN0852-2979

PERSIAPAN IMPLEMENTASI SISTEM SEIFGARD DAN PROTOKOLT AMBAHAN BERDASARKAN DIQ TERBARU

Dyah Sulistyani Rahayu, Titik SundariPusat Teknologi Limbah Radioaktif - SATAN

Email: [email protected]

ABSTRAK

PERSIAPAN IMPLEMENTASI SISTEM SEIFGARD DAN PROTOKOL TAMBAHANBERDASARKAN DlQ TERBARU. Kanal Hublmg Instalasi Penyil11panan Bahan Bakar Nuklir Bekas(KHIPSB3), merupakan salah satu fasilitas nllklir di Indonesia dengrul kodc MEA RI-G. Dalam makalah ini akandibahas tentang persiapan implcmcntasi dari PERKA BAPETENno 4 tahlln 2011 , sehingga dapat dipastikanbahwa SCI1111abahan nllk:lir tcrkontrol, dan lc.:rkcndali pcnggllnarumya dan lidak diselcwcngkan llnlllk ll~uan yangtidak benar, dalam bentuk rekaman dan laporan yang selanjutnya dikirim ke IAEA melalui BAPETEN.Implementasi seifgard atau SPPBN di MBA RI-G yaitu pellyusullan dokul11en peneatatan yaitu laporan GeneralLedger. Subsidiery Ledger, PIlL, Summary dan Mapping, sedangk1m doklll11cn pelapomn ke IAEA, yaitu laporanPIL no. 82,83,84,85,86, laporan MER no. 87 dan disampaikrul ke BAPETEN dan IAEA. Penerapan Sistel11Strengthened Safeguards. yrulg l11ewajibkanPengllsaha Inslalasi alau Fasililas NllkIir mc.:mberikan akses informasidan lokasi lilbrulg dallr bahan bakar, yailu dengan pc.:nyusunan dokul11en Prolokol Tambahan pcriodc Janllarisampai dengan Desember 2016. Form artikel yang disal11paikan adalah Artikel 2.a.(i), ArtikeJ 2.a.(iii) Artikel2.a.(vi) dan Artikel 2.a.(x). Inspeksi dokul11cn scifgard dan fasilitas o1ch IAEA, antam lain vc..'Tifikasibahannuklir bekas dengan l11enggunakan kamera cerenkov bCIjalan lanear, dan tidak ditemukan bukti penyeJewanganbahrulnuklir.

Kala kunei : scifgard, bahan bakar nuklir bckaS,Prolokol Tmnbahml,

/tBSTRACT

PREPA.RA TION FOR IMPLE\JENTA110lV' OF SAFE.'GUAIW SYSTEM AND ADD/110NAL

PROTOCOL BASED ON THE L4STEST DIQ. Transfer Channel Interim Storage for Spent Nuclear FuelStorage is one of the nuclearfaci/ities in Indonesia with AIBA RI- G code. In this paper will be discussed aboutthe implementation of BAPETEN RJiGUL4.TlON No.4/ 2011, so it can be ensured that all nuclear material is

controlled, and controlled usage and are not divel1ed for wrong purpose. in the f01711of records and reports andthen sellf to the lARA through BAPRTRN. Implementation safeguard in AlBA RI-G such as preparation ofrecording dommellts i.e . General Ledger, Subsidiery Ledger, PIlL. Summary and Alapping . while reporting tothe lAEA domment . i.e PlL rep0l1no. 82, 83, 84, 85, 86, 87, AfBR repol1 no. 88 and submitted to BA.PETENand IAE4. Application of Safeguards Srengthened system, which requires Nuclear Installations Authority orfacilities provide infonl/ation access and the location of R & D fuel cycle. name(v the Additional Protocoldocument period of Janllwy to December 2016. Form submitted articles are Article 2.a. ( i) . Article 2.a. (iii)Article 2.a. ( vi) and Al1icle 2.a. (x) . IllSpection of documents scifeguard and facilities by the IAE4 ,includesverification of spellt nuclear matelials using Cerenkol' camera l1/11ning safe(v, and no evidence of nuclearmaterial.

Keywords: safeguard, spellf nuclearjilel. Additional Protocol

PENDAHULUAN

Sistemakuntansi bahan nuklir telah dilaksanakan selama lebili dari 30 tahun oleh

International Atomic Energy Agency (1.1£.4). Indonesia telah menandatangani dan meIaksanakanperjanjian safeguards sejak tahun 1980. Tetapi sejak berakhirnya perang dingin beberapa kejadiantelah merubah keadaan dan persyamtan sistem safe!:,'Uards.Pada talmn 1997 the Boards of Governorstelah menyetujui Model Protokol Tambahan terhadap perjaI~ian safeguard (yangdipublikasikansebagai dokumen INFCIRC/540) [I]. Sampai 19 Iuli 2005 telah ada 102 negara yangmenandatangani protokol tambahan, dan yang telah meratifIkasi acla 69 negara. Pemerintah Indonesiatelah menandatangani dan meratiftkasi Additional Protocol to Safeguard Agreement pada tanggal 29September 1999.Indonesia merupakan negara ke delapan dunia dalam penandatangan protokol ini.Dengan penandatanganan protokol ini berarti Indonesia mempunyai komitmen untuk

53

Page 2: PERSIAPAN IMPLEMENTASI SISTEM SEIFGARD DAN …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding...PIL no. 82,83,84,85,86, laporan MER no. 87 dan disampaikrul ke BAPETEN dan IAEA. Penerapan

Dyah Sulistyani Rahayu, Titik Sundari: Persiapan Implementasi Sistem...

mengimplementasikan Sistem Seifgard yang Diperkuat (Strengthened Safeguards.s:vstem)[2].Penempan limplementasi sistem seifgarddi Indonesia diatur lebih laujut dengan Undang­Undang maupun Pemtumn Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN).Implementasi sistemsafeguard bertumpu antard lain pada sistem penyampaian dan penyediaan sistem informasi yangrelevan berkenaan dengan status akuntansi bahan nuklir di negam yang diawasi. Setiap negam yangsudah menadatangani perjanjian dengan IAEA wajib menyeleggamkan sistem seifgard.

Pada tahun 2016 MEA RI-G telah merevisi Design Information Questionare (DlQ) yaitudengan menambahkan KMP yang bam. yaitu KMP C untuk penyimpanan limbah nuklir cumh. Dalammakalah ini akan dibahas tentang implementasi dari PERKA BAPETEN no 4 tahun 20 II danpersiapan lokasi KMP C . sehingga dapat dipastikan bahwa semua bahan nuklir terkontroi. danterkendali penggunaannya dan tidak diselewcngkan untuk tujuan yang tidak benar. Mctodc yangdigunakan adalah pencatatan dan pelaporan dalam bentuk rekaman dan lapomn yang selanjutnyadikirim ke IAEA melalui BAPETEN.

Tcori

Sistem seifgard

Manajemen Pengelolaan BBNB di Indonesia menganut sistem terbuka . sehingga Indonesiatidak mempunyai fasilitas reprocessing, untuk itu pengelolaan BBNB hams disimpan di tempatpenyimpanan sementara BBNB dan dikelola atau dikembalikan ke negam asal.Siklus Bahan BakarNuklir diberikan pada Gambar I [31.

Gambar I. Siklus Bahan Bakar Nuklir Bekas [3]

Penempan PERKA Nomor 9 Tahun 2006 tentang Protokol Tambahan adalah untukmencegah terjadinya perubahan pemanfaatan bahan nuklir dan untuk mengatur persyamtan dantang!,Jlmgjawab Pengusaha Instalasi (PI) atau fasilitas nuklir dan/atau Pengusaha Instalasi NOIUmklirdalam melaksanakan Protokol Tambahan.Pengusaha Instalasi atau Fasilitas Nuklir dan/atauPengusaha Instalasi Nonnuklirbertanggung jawab mematuhi persyamtan protokol tambahan seifgardsdi fasilitas dan lokasidi luar h1silitas dengan menUJ~uk penanggung jawab pelaksana dan hamsdiberitahukan kepada Kepala BAPETEN [2].Pengusaha Instalasi atau Fasilitas Nuklir dan/atauPengusahaInstalasi Nonnuklir wajib memberikan akses informasi dan lokasi litbang daur bahanbakar.Kepala BAPETEN dapat menyetujui Inspektur IAEA yang didampingi Inspektur keselamatanNuklir yang ditunjuk Ka.BAPETEN untuk melaksanakan verifikasi informasiyang tclahdideklarasikaIt pada saat pelaksanaan inspeksi di fasilitas. Yang termasuk dalam instalasi nukliradalah : [3)a. reaktor nuklir:

b. fasilitas yang digunakan untuk pemumiaIt konvcrsLpcngayaan bahan nuklir, fabrikasi bahan bakarnuklirdan/atau pcngolahan ulang bahan bakar nuklir bekas:dan/atauC. fasilitas yang digunakan untuk menyimpan bahan bakamuklir dan bahan bakar nuklir bekas.

Indonesia menandatangani perjanjian Safeguards dengan IAEA berdasarkan INFCIRC/153pada tahun 1980, yang memberikan hak kepada lAEA untuk melakukan inspeksi dan verifikasiterhadap penggunaan bahan nuklir yang ada di Indonesia serta mengharuskan Indonesia untukmcnyclcnggarakan State .~vstell/ of Accounting for and Control of Nuclear (SSAC) atau Sistcm

54

Page 3: PERSIAPAN IMPLEMENTASI SISTEM SEIFGARD DAN …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding...PIL no. 82,83,84,85,86, laporan MER no. 87 dan disampaikrul ke BAPETEN dan IAEA. Penerapan

Prosiding Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR T ahun 2017 155N0852-2979

PengKMP

Pertanggungjawaban dan Pengendalian Bahan Nuklir (SPPBN). Sehingga semua bahan nuklir dapatdiawasi dan dikendalikan penggunaannya, tidak digunakan untuk pembuatan senjata nuklir [4].Pelaksanaan safeguards di Indonesia diatur dengan Peraturan Kepala BAPETEN No.4 Tahun 20 II

tentang Sistem Seifgard atau Pertanggungjawaban dan Pengendalian Bahan Nuklir. BerdasarkanPeraturan tersebut [4] :

BAPETEN ditetapkan sebagai instansi yang berwenang (State Level) dalam

menyelenggarakan Sistem Pertanggungjawaban dan Pengendalian Bahan Nuklir (SPPBN)at au Seifgard.

Fasilitas nuklir atau instalasi yang menggunakan bahan nuklir atau pengusaha instalasi nuklir

adalah sebagai operator (Facility Level).Setiap fasilitas harus memiliki organisasi SPPBN, yang terdiri dari PengusahalnstalasiNuklir, Pengawas Inventori Bahan Nuklir dan Pengurus Inventor: Bahan Nuklir.

Berdasarkan Perka terse but , maka struktur organisasi seifgard terdiri dari Pemegang Ijin(PI),Pengawas inventori bahan nuklir danPengurus inventori bahan nuklir [5].

Bagan struktur organisasi seifgard yang terbaru dapat dilihat pada Gambar 2.Setiap pengawas dan

pengurus inventori bahan nuklir harus mempunyai Surat Izin Bekerja (SIB) yang diterbitkan olehKepala BAPETEN.

Pengusaha lnstalasi

IPengawas Bahan NuklirI

\1/

\\lurus

PengurusPengurusA

KMPBKMPC

GambaI' 2. Bagan Struktur Organisasi Seifgard

[ MRA

KMPA

Q KMPB

KMPC

Gambar 3. Revisi struktur diagram MBA RI-G

Q

Pada Gambar 3 ditunjukkan bahwa MBA RI-G yang semula ada 2 KMP inventOlY,yaitu KMP A untuk penyimpanan bahan bakar nuklir bekas dan KMP B untuk penyimpanan bulkmaterial, sekarang ditambahkan KMP C untuk penyimpanan limbah bahan nuklir. KMP alir yang

55

Page 4: PERSIAPAN IMPLEMENTASI SISTEM SEIFGARD DAN …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding...PIL no. 82,83,84,85,86, laporan MER no. 87 dan disampaikrul ke BAPETEN dan IAEA. Penerapan

Dyah Sulistyani Rahayu, Titik Sundari: Persiapan Implementasi Sistem...

semula hanya 2, yaitu KMP I untuk penerimaan bahan nuklir, KMP 2 untuk pengiriman bahan bakarnuklir bekas dan sekarang ditambahkan KMP 3 untuk pengiriman bahan nuklir.

PROTOKOLTAMBAHAN

Perjanjian Protocol Additional to Safeguards yang termaktub dalam INFCIRC/540, yangmengharuskan pendeklarasian secara lengkap yang meliputi kegiatan dimasa lalu, sekarang dan yangakan datang, baik untuk maksud damai ataupun tidak[I].Fasilitas harus memberikan akses secaI'a luaskepada IAEA untuk mendapatkan informasi maupun masuk ke lokasi di dalam maupun di luarfasilitas yang telah dideklarasi.lndonesia menandatangani perjanjian Protocol Additional toSaleguards pada tahun 1999 dan pelaksanaannya dimulai tahun 2000.lnformasi yang harus dilaporkan/dideklarasi ke IAEA [I] :

Kegiatan R&D yang terkait dengan dam bahan nuklir,Kegiatan operasional yang relevan dengan safeguards di fasilitas dan LOF (Location Out ofFacility),Semua gedung /bangunan di tapak setiap fasilitas dan LOF,Skala operasi kegiatan pembuatan peralatan yang terkait nuklir,Status operasi tambang uranium, instalasi konsentrasi U/Th,Inventori, eksport, dan import bahan nuklir yang tidak terkena safeguards,Bahan nuklir yang sebelumnya telah dibebaskan (ps. 36 dan 37) atau dihentikan darisafeguards (ps. 11) perjanjian safeguards,Pengolahan limbah tingkat sedang dan tinggi dari Pu, HeU, dan U-233,Eksport dan import peralatan khusus dan bahan non nuklir,Rencana umum periode 10 tahun pengembangan daur bahan nuklir.

Untuk mejamin tidak adanya kegiatan maupun bahan nuklir yang tidak terdeklarasi, maka IAEAberhak memasuki lokasi sebagai berikut [I]:

Setiap tempat tapak (site) di fasilitas,Setiap lokasi tam bang, instalasi konsentrasi U/Th, pemrosesan sampai pengkayaan/fabrikasi, atau penggunaan non nuklir, bahan-bahan yang sebelumnya dibebaskan ataudihentikan dari safeguards,Setiap fasilitas atau LOF yang sudah didekomissioning danpengambilan sampellingkungan lokasi khusus dan sample area yang lebih luas.

METODE

1. Pemberitahuan lnventori Fisik (Physical Inventory TakingPIT) oleh BAPETEN dimana petugasdan pengawas seifgard hams menghentikan semua kegiatan yang berhubungan dengan bahannuklir.

2. Penyusunan Dokumen pencatatan dan pelaporan seifgard3. Penyusunan Protokol Tambahan periode ]anuari 2016 sampai dengan Desember 2016 dan

disampaikan BAPETEN sebelum tanggal 15 April 20174. Inspeksi IAEAlcomplementary access

PEMBAHASAN

Penyusunan dokumen seifgard (Pelaporan dan Pencatatan)Setelah pemberitahuan dari BAPETEN tentang adanya Verifikasi lnventori Fisik (Physical

Inventory Verification, P1V), maka dimulailah pelaksanaan lnventori Fisik (Physical InventoryTaking,P1Y) yaitu proses perekaman semuainventori bahan nuklir di dalam MBA atauLOF.Sedangkan PIV adalah kegiatan yangdiselenggarakan untuk memverifikasi rekaman inventoribahannuklir pada saat tertentu di dalam MBA yang dilakukan oleh BAPETEN. Kegiatan PIT dimulaidengan penyusunan dokumen seifgard yang terdiri dari sistem pencatatan dan sistem pelaporan olehpengawas dan pengurus seifgard MBA RI-G.Sistem Pencatatan antara lain:

General Ledger(Buku Besar)

56

Page 5: PERSIAPAN IMPLEMENTASI SISTEM SEIFGARD DAN …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding...PIL no. 82,83,84,85,86, laporan MER no. 87 dan disampaikrul ke BAPETEN dan IAEA. Penerapan

Prosiding Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun 2017 ISSN0852-2979

5,'ubsidiary Ledger (Buku Pelengkap)Inventory Change Document (lCD, Dokumen Pembahan Inventori)Phisica/Inventory Item List (PilL. Daftar Inventori Bahan nuklir )SU/1/maryMapping

Sistem pelaporan ke IAEA. antara lain:Physica/Inventory Listing (PIL. Laporan Daftar Inventory Fisik) no. 82. 83. 84. 85.86Materia/ Ba/ance Report(MBR. Laporan Neraca Bahan Nuklir) no 87

Sistem pelaporan dokumen scifgard dari fasilitas (MBA RI-G) kc IAEA tcrlihat pada Gambar 4.

Accountancy

.•...

Gambar 4. Sistem Peiaporan Dokumcn Seifgard

Persiapan KMP C sebagai tempat penyimpanan Iimbah nuklir dapat dilihat pada Gambar 5.PadaPenyimpanan Iimbah bahan nuklir terdiri dari 2 mangan, yaitu mang untuk penyimpanan Iimbahnuklir bentuk cair dan Iimbah nuklir bentuk padat.

o

rQ-[:::~~'--t=~_"! ....- 1

I'" ~••.i '''~'1:'\1 ICIIO"llu, I •

Gambar 5. Lokasi Penyimpanan Limbah Nuklir

Penyusunan Protokol TambahanPcngusaha Instalasi atau Fasilitas Nuklir wajib mcnyampaikan dcklarasi Protokol Tambahan

kepada Kepala BAPETEN , deklarasi dengan at au tanpa pembahal1. paling lama tanggal 15 April.yang bcrisi tcntang :

57

Page 6: PERSIAPAN IMPLEMENTASI SISTEM SEIFGARD DAN …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding...PIL no. 82,83,84,85,86, laporan MER no. 87 dan disampaikrul ke BAPETEN dan IAEA. Penerapan

Dyah Sulistyani Rahayu, Titik Sundari: Persiapan Implementasi Sistem...

1. Artikel 2.a.(i) tentang Iitbang daur bahan bakar nuklir yang tidak menggunakan bahan nuklir.Deklarasi iniberisi uraian umum dan keterangan tentang lokasi Litbang daur bahan bakar nuklir yangtidak meng&'Unakan bahan nuklir, yangdibiayai oleh pemerintahdan secara khusus dikuasai,dikendalikan, atau dilaksanakan oleh pemerintah. atau atas nama pemerintah.2. Artikel 2.a.(iii) yang berisi uraian umum tentang setiap gedung di masing-masing tapak fasilitasnuklir. Deklarasi ini berisi uraian umum tentang setiap gedung di masing-masing tapak fasilitas nuklir.tennasuk penggunaan, isi, dan denah tapak sesuai dengan Inforrnasi Desain fasilitas nuklir.3. ArtikeI2.a.(vi) yang berisi uraian tentang kegiatan penyimpanan Uranium dan Thorium4. Artikel 2.a.(x) yang bcrisi dcklarasi tentang rencana umum pengcmbangan daur bahan bakarnuklinmtuk periode 10 (sepuluh) tahun bertumt-tumt, tennasuk Iitbang yang terkait dengandaur bahanbakar nuklir yang tclah terencana, dan telah disctujui oleh Pimpinaninstalasi.

Setelah semua dokumen diveriftkasi oleh BAPETEN . maka dilanjutkan inspeksi dokumenseifgard dan fasilitas olch IAEA.

Akscs/lnspck. ••iKepala BAPETEN menyampaikan pemberitahuan akses lAEA kcpada PengusahaInstalasi

atau Fasilitas Nuklir dan Pengusaha lnstalasi NOlilluklir paling singkat 24 (dua puluhempat) jam sebelum rnclakukan akses.Pernberitahuan akses lAEA kepada Pengusaha Instalasi Nuklirdan PengusahaInstalasi Nonnuklir untuk pelaksanaan veriftkasi info nnas i desain. inspeksi mtin.atauinspeksi ad hoc fasilitas ke setiap tempat di dalam tapak dilakukan paling singkat 2 (dua)jam,tetapi dalam keadaan luar biasa dapat kurang dari 2 (dua) jam [6).Akses hams diberitahukan terIebih dahulu secara tertulis dan dengan menyebutkanalasan dan jeniskegiatan yang akan dilaksanakan selallla akses.Akses hanya dapat dilakukan selama jam kerja, kecualidapat ditentukan lain apabilaPengusaha Instalasi dan/atau Fasilitas Nuklir menyetujuinya.lnspekturIAEA dan Inspektur Keselamatan Nuklir dapat melakukan inspeksi mendadakke fasilitas tanpapemberitahuan teriebill dahulu.Keuntungan dari I11fegrated safeguard adalah [61:

Kepercayaan internasional

Indoncsia dapat mengakses teknologi nuklir dan peralatan nuklir yang manapun yangdike hendah

Syarat yang hams dipenuhi oleh Indonesia dalam hal ini ialah agar kepada inspektur SafeguardsIAEA diberikan visa multiple e11fryselama satu tahun untuk masuk ke Indonesia dengan paspor IAEAuntuk (jnanounced Verification.

Hasil inspcksi fasilitas KH-IPSB3 antara lain vcrifikasi bahan nuklir bckas dcnganmenggunakan kamera cerenkov berjalan lancar. dan tidak ditemukan bukti penyelewangan bahannuklir. Kcgiatan inspeksi PlY olch IAEA dapat dilihat pada Gambar 6. Kcgiatan ComplementaryAccess (CA) dilakukan pada tanggal 6 Deselllber 2017. Kegiatan CA ini pemberitahuannya ke fasilitas2 jam ketika inspcktur IAEA mendarat di bandara Soekamo Hatta. Oalam kegiatan CA kc fasilitas,inspektur IAEA menanyakan kegiatan yang ada di fasilitas KHIPSB3. Pada Gambar 7 dan 8 kegiatanCA di Kolam Pcnyimpanan dan Kanal Hubung dan Illcnanyakan kegiatan yang dilakukan di fasilitastersebut. Dari hasil CA tcrsebut tidak ditcmukan kcgiatan yang mcnyalahi aturan yang tdahditetapkan IAEA.

58

Page 7: PERSIAPAN IMPLEMENTASI SISTEM SEIFGARD DAN …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding...PIL no. 82,83,84,85,86, laporan MER no. 87 dan disampaikrul ke BAPETEN dan IAEA. Penerapan

Presiding Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun 2017 ISSN0852-2979

Gambar 6. Inspeksi BBNB Menggunakan Cerenkove pada PlY oleh IAEA

Gambar 7. Kegiatan complementary access IAEA di Kolam Penyimpanan

Gambar 8. Kegiatan complementary access lAEA di Area Kanal Hubung

KESIMPULAN

Implementasi seifgard atau SPPBN yaitu penyusunan LOF dan penyusunan dokumenpencatatan yaitu laporan General Ledger. Subsidiery Ledger. PllL. Summary dan l\Iapping,scdangkan dokumen pelaporan ke IAEA, yaitu laporan PIL no. 82, 83, 84, 85, 86 dan laporan MBRnO.87. Penyusunan dokumen Protokol Tambahan periode 1 Januari sampai dengan 30 Oesember 2016bcrisi tcntang Artikel 2.a.(i), Artikel 2.a.(iii) Artikcl 2.a.(vi) dan Artikcl 2.a.(x). Pcrsiapan lokasi untukpenerimaan limbah nuklir di KMPC sudah dalam tahap finaL sehingga siap menerima bahan nuklirdari pusat lain. HasH Complementary Access dokumen seifgard dan fasilitas oleh lAEA, antara lainverifikasi bahan nuklir bekas dengan menggunakan kamera cerenkov berjalan lancar, dan tidakditemukan bukti penyelewangan bahan nuklir.

59

Page 8: PERSIAPAN IMPLEMENTASI SISTEM SEIFGARD DAN …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding...PIL no. 82,83,84,85,86, laporan MER no. 87 dan disampaikrul ke BAPETEN dan IAEA. Penerapan

Dyah Sulistyani Rahayu, Titik Sundari: Persiapan Implementasi Sistem...

DAFTAR PUSTAKA

[1] INFCIRC/540. Model Protocol Additional to the Agreement between State and theInternational Atomic Energy Agency for the Application of Safeguards. I December 1998.

[2] Peratumn Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir Nomor 9 Tahun 2006 TentangPclaksanaan Protokol Tambahan Pada Sistcm Pcrtanggungjawaban Dan PcngcndalianBahan Nuklir

[3] Workshop SPPBN dan Protokol Tambahatl BAPETEN. Jakarta.. 2007[4] Pcrka BAPETEN no 4 tahun 2011 Sistcm Pcrtanggungjawaban dan Pcngcndalian Bahan

Nuklir

[5] Guidelines and Fonnat for Preparation and Submission of Declation Pursuant to ArticleAnd3 of the Model Protocol Additional to Safeguards Agreements, May 2004.

[6] Kadarosmanto, Safeguard di MBA RI-G. Coaching Operator KHIPSB3. Serpong. 2007

60