PERSETUJUAN KEPADA PT GRACE RICH MARINE...

10
MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KM 130 TAHUN 2019 TENTANG PERSETUJUAN KEPADA PT GRACE RICH MARINE UNTUK MELAKSANAKAN KEGIATAN KERJA KERUK DAN REKLAMASI PERAIRAN YANG BERLOKASI DI DALAM DAERAH LINGKUNGAN KERJA DAN DAERAH LINGKUNGAN KEPENTINGAN PELABUHAN TANJUNG BALAI KARIMUN PROVINSI KEPULAUAN RIAU MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa berdasarkan Pasal 28 Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 125 Tahun 2018 tentang Pengerukan dan Reklamasi, persetujuan kegiatan kerja keruk di alur-pelayaran dan wilayah perairan pelabuhan utama, pelabuhan pengumpul, serta terminal yang berada di luar daerah kerja atau daerah lingkungan kepentingan pelabuhan dan terminal khusus, serta semua kegiatan kerja keruk dan reklamasi yang sumber dananya dari APBN dan lokasi pembuangan hasil pengerukan (Dumping Area) digunakan untuk kegiatan reklamasi diberikan oleh Menteri; b. bahwa dalam rangka pembangunan alur-pelayaran dan kolam basin dan kegiatan reklamasi untuk kegiatan power plan, water plant factory, office plaza, parking area, dormitory shipyard, PT Grace Rich Marine berencana akan melaksanakan kegiatan kerja keruk dan

Transcript of PERSETUJUAN KEPADA PT GRACE RICH MARINE...

MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR KM 130 TAHUN 2019

TENTANG

PERSETUJUAN KEPADA PT GRACE RICH MARINE UNTUK

MELAKSANAKAN KEGIATAN KERJA KERUK DAN REKLAMASI PERAIRAN

YANG BERLOKASI DI DALAM DAERAH LINGKUNGAN KERJA DAN DAERAH

LINGKUNGAN KEPENTINGAN PELABUHAN TANJUNG BALAI KARIMUN

PROVINSI KEPULAUAN RIAU

MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang: a. bahwa berdasarkan Pasal 28 Peraturan Menteri

Perhubungan Nomor PM 125 Tahun 2018 tentang

Pengerukan dan Reklamasi, persetujuan kegiatan kerja

keruk di alur-pelayaran dan wilayah perairan pelabuhan

utama, pelabuhan pengumpul, serta terminal yang berada

di luar daerah kerja atau daerah lingkungan kepentingan

pelabuhan dan terminal khusus, serta semua kegiatan

kerja keruk dan reklamasi yang sumber dananya dari

APBN dan lokasi pembuangan hasil pengerukan (Dumping

Area) digunakan untuk kegiatan reklamasi diberikan oleh

Menteri;

b. bahwa dalam rangka pembangunan alur-pelayaran dan

kolam basin dan kegiatan reklamasi untuk kegiatan power

plan, water plant factory, office plaza, parking area,

dormitory shipyard, PT Grace Rich Marine

berencana akan melaksanakan kegiatan kerja keruk dan

- 2 -

Mengingat

reklamasi yang berlokasi di Daerah Lingkungan Kerja dan

Daerah Lingkungan Kepentingan Pelabuhan Tanjung Balai

Karimun;

c. bahwa berdasarkan hasil penelitian teknis dan administrasi

serta kelestarian lingkungan, PT Grace Rich Marine telah

memenuhi persyaratan untuk diberikan persetujuan

kegiatan kerja keruk dan reklamasi;

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan

Keputusan Menteri Perhubungan tentang Persetujuan

Kepada PT Grace Rich Marine untuk Melaksanakan

Kegiatan Kerja Keruk dan Reklamasi yang Berlokasi di

Dalam Daerah Lingkungan Kerja dan Daerah Lingkungan

Kepentingan Pelabuhan Tanjung Balai Karimun Provinsi

Kepulauan Riau;

1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008

Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4849);

2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang

Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor

140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 5059);

3. Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang

Kepelabuhanan (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2009 Nomor 151, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5070) sebagaimana telah diubah

dengan Peraturan Pemerintah Nomor 64 Tahun 2015

tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 61

Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan (Lembaran Negara

- 3 -

Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 193, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5731);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2010 tentang

Kenavigasian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2010 Nomor 8, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 5093);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2010 tentang

Angkutan di Perairan (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2010 Nomor 26, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 5108), sebagaimana

telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 22

Tahun 2011 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah

Nomor 20 Tahun 2010 tentang Angkutan di Perairan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor

43, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 5208);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2010 tentang

Perlindungan Lingkungan Maritim (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 27, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5109);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin

Lingkungan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2012 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 5285);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2018 tentang

Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara

Elektronik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2018 Nomor 90, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 6215);

9. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang

Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2015 Nomor 8);

- 4 -

10. Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2015 tentang

Kementerian Perhubungan (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2015 Nomor 75);

11. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 36 Tahun 2012

tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Kesyahbandaran

dan Otoritas Pelabuhan (Berita Negara Republik Indonesia

Tahun 2012 Nomor 629) sebagaimana telah beberapa kali

diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Perhubungan

Nomor PM 76 Tahun 2018 tentang Perubahan Kedua atas

Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 36 Tahun 2012

tentang Organisasi dan Tata Keija Kantor Kesyahbandaran

dan Otoritas Pelabuhan (Berita Negara Republik Indonesia

Tahun 2018 Nomor 1183);

12. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 51 Tahun 2015

tentang Penyelenggaraan Pelabuhan Laut (Berita Negara

Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 311) sebagaimana

telah diubah dengan Peraturan Menteri Perhubungan

Nomor PM 146 Tahun 2016 tentang Perubahan atas

Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 51 Tahun 2015

tentang Penyelenggaraan Pelabuhan Laut (Berita Negara

Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1867);

13. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 89 Tahun 2018

tentang Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria Perizinan

Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik Sektor

Perhubungan di Bidang Laut (Berita Negara Republik

Indonesia Tahun 2018 Nomor 1335);

14. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 122 Tahun

2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian

Perhubungan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun

2018 Nomor 1756);

- 5 -

15.

Memperhatikan :

Menetapkan :

PERTAMA

Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 125

Tahun 2018 tentang Pengerukan dan Reklamasi (Berita

Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 1740);

Surat Direktur Jenderal Perhubungan Laut Nomor

A.476/AL.324/DJPL tanggal 23 Mei 2019 perihal

Permohonan Persetujuan Kegiatan Kerja Keruk dan

Reklamasi oleh PT Grace Rich Marine;

MEMUTUSKAN:

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN TENTANG

PERSETUJUAN KEPADA PT GRACE RICH MARINE UNTUK

MELAKSANAKAN KEGIATAN KERJA KERUK DAN

REKLAMASI PERAIRAN YANG BERLOKASI DI DALAM

DAERAH LINGKUNGAN KERJA DAN DAERAH LINGKUNGAN

KEPENTINGAN PELABUHAN TANJUNG BALAI KARIMUN

PROVINSI KEPULAUAN RIAU.

Memberikan Persetujuan Kegiatan Kerja Keruk dan

Reklamasi kepada:

a. Nama perusahaan : PT Grace Rich Marine

b. Bidang usaha : Industri Kapal dan Perahu

c. Alamat : Perum Taman Mutiara Karimun

Blok F No. 27-28 RT.001/RW.004,

Kelurahan Sungai Raya, Kecamatan

Meral, Kabupaten Karimun,

Provinsi Kepulauan Riau

d. Penanggung jawab : Li Guohui (Direktur Utama)

- 6 -

Untuk melaksanakan kegiatan kerja keruk dengan desain

kedalaman -11,5 mLWS dan total volume material keruk

± 8.000.000 m3 serta total luas kegiatan kerja reklamasi

± 49,7 Ha pada titik koordinat geografis sebagai berikut:

a. Lokasi kegiatan kerja keruk sebagai berikut:

No. Lintang Bujur1. 00° - 59' - 46.70” LS 103° - 20’- 41.70” BT2. 01° - 00’ - 12.00” LS 103° - 21’- 57.00” BT3. 01° - 00’ - 00.00” LS 103° - 23’- 10.00” BT4. 00° - 59’ - 39.20” LS 103° - 23’- 06.00” BT5. 00° - 59’ - 48.70” LS 103° - 22’- 50.40” BT6. 00° - 59’ - 49.10” LS 103° - 22’- 27.10” BT7. 00° - 59’ - 39.60” LS 103° - 22’- 06.50” BT8. 00° - 59’ - 23.40” LS 103° - 22’- 08.70” BT9. 00° - 58’ - 54.80” LS 103° - 22’- 58.40” BT10. 00° - 59’ - 16.20” LS 103° - 22’- 08.70” BT11. 00° - 58’ - 52.10” LS 103° - 25’- 26.50” BT12. 00° - 58’ - 27.50” LS 103° - 23’- 15.00” BT13. 00° - 59’ -36.10” LS 103° - 20’- 43.40” BT

b. Lokasi kegiatan kerja reklamasi sebagai berikut:

No. Lintang Bujur1 . 01° - 00’ - 26.31” LU 103° - 22’- 45.06” BT2. 01° - 00’ - 10.44” LU 103° - 22’- 45.04” BT3. 01° - 00’ - 10.44” LU 103° - 22’- 20.64” BT4. 01°-00 ’ -31.32” LU 103° - 22’- 20.28” BT5. 01° - 00’ - 33.84” LU 103° - 22’- 23.16” BT6. 01° - 00’ - 34.53” LU 103° - 22’- 23.06” BT7. 01° - 00’ - 34.56” LU 103° - 22’- 28.56” BT

c. Lokasi Pembuangan Hasil Material Pengerukan (Dumping

Area) sebagai berikut:

No. Lintang Bujur1. 01° - 00’ - 00.00” LU 103° - 17’- 00.00” BT2. 01° - 00’ - 00.00” LU 103° - 16’- 00.00” BT3. o i—

* 0 1 0 i—* 1 O o b o 3 r C 103° - 16’- 00.00” BT

4. 01° - 01’ - 00.00” LU 103° - 17’- 00.00” BT

- 7 -

KEDUA

d. Peralatan yang digunakan untuk Kegiatan Kerja Keruk

antara lain:

No Nama Jenis/ Type KapasitasJumlah

(Unit) Bendera

1 . Tokyo Bay 1206 Dredged 256 Ton 1 Indonesia

2. Tian Niu Ting Perahu Jangkar 247 Ton 1 China

3. Tian Niu Cutter Suction 2851 Ton 1 China

4. Atlantis Dolphin Tug Boat 112 Ton 1 Indonesia

5. Indiana Dolphin Tug Boat 114 Ton 1 Indonesia

6. Snow Garden Tug Boat 71 Ton 1 Indonesia

7. Dusky Dolphin Tug Boat 104 Ton 1 Indonesia

8. Rovorsky Tug Boat 112 Ton 1 Indonesia

9. Pelawan Bay Barge 1164 Ton 1 Indonesia

10. Gunung Mas 88 Barge 1373 Ton 1 Indonesia

11. Fundy Bay 1504 Barge 525 Ton 1 Indonesia

12. Top Luck Barge 934 Ton 1 Indonesia

13. M erlionA lpa 101 Barge 826 Ton 1 Indonesia

14. Merlion Bravo Barge 826 Ton 1 Indonesia

15. AOM Hopper 2 Barge 717 Ton 1 Indonesia

16. AOM Hopper 9 Barge 1058 Ton 1 Indonesia

e. Peralatan yang digunakan untuk kegiatan kerja reklamasi

antara lain:

N o N am a Jen is K apasitasJ u m lah

(unit)

1 . E xcava tor H yu n d ay r30 51c-7 - 10

2. B u ld ozer C arterp illa r D 7G - 3

3. Loader S aka i sv51 2de - 3

4. G rader C arterp illa r - 3

5. D um T ru ck M itsu b ish i FV 41 6 j 4 m 1 10

6. D um T ru ck M itsu b ish i FV 419 j 4 m 3 10

7. D u m T ru ck M itsu b ish i fe73 m /t 6 m 3 10

8. M ixer, M o len C o-ne le - 3

9. Pn eu m atic im p act W rech - 10

10. Lever B lok - 5

Persetujuan Kegiatan Kerja Keruk dan Reklamasi

sebagaimana dimaksud dalam Diktum PERTAMA

hanya untuk kepentingan sendiri dan dilarang untuk

diperdagangkan, dialihkan/dipindahtangankan kepada

pihak lain dalam bentuk apapun.

- 8 -

KETIGA : Pemegang persetujuan kegiatan kerja keruk dan reklamasi

sebagaimana dimaksud dalam Diktum PERTAMA

diwajibkan:

a. menaati ketentuan peraturan perundang-undangan di

bidang pelayaran dan kelestarian lingkungan;

b. selama pelaksanaan kegiatan kerja keruk dan reklamasi

memasang tanda-tanda beserta rambu-rambu navigasi

yang dapat dilihat dengan jelas baik siang maupun

malam hari dan berkoordinasi dengan Distrik Navigasi

Kelas I Dumai;

c. bertanggung jawab sepenuhnya atas seluruh dampak

yang ditimbulkan dari kegiatan kerja keruk dan

reklamasi yang dilakukan;

d. menyerahkan hak pengelolaan lahan hasil kegiatan kerja

reklamasi kepada Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas

Pelabuhan Kelas I Tanjung Balai Karimun;

e. menyerahkan seluas 5% (lima persen) dari total lahan

hasil kegiatan kerja reklamasi kepada Kantor

Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas I Tanjung

Balai Karimun yang digunakan untuk kegiatan

Pemerintah;

f. melaporkan kegiatan kerja keruk dan reklamasi secara

berkala (setiap bulan) dan menyampaikannya kepada

Direktur Kepelabuhanan dengan tembusan Kepala

Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas I

Tanjung Balai Karimun dan Kepala Distrik Navigasi

Kelas I Dumai;

g. memulai kegiatan kerja keruk dan reklamasi paling

lambat 6 (enam) bulan sejak persetujuan kegiatan kerja

keruk dan reklamasi diterbitkan.

- 9 -

KEEMPAT

KELIMA

KEENAM

KETUJUH

KEDELAPAN

: Persetujuan kegiatan kerja keruk dan reklamasi hanya

didasarkan pada kepentingan keselamatan dan keamanan

pelayaran, sehingga hal-hal di luar tersebut agar

diselesaikan oleh pemegang persetujuan kegiatan kerja

keruk dan reklamasi dengan instansi terkait.

: Persetujuan kegiatan kerja keruk dan reklamasi dapat

dicabut apabila pemegang persetujuan melanggar

ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Diktum KEDUA

dan tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana

dimaksud dalam Diktum KETIGA Keputusan ini serta

ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang

pelayaran.

Pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan kerja keruk

dan reklamasi sebagaimana dimaksud dalam Diktum

PERTAMA dilakukan oleh Kantor Kesyahbandaran dan

Otoritas Pelabuhan Kelas I Tanjung Balai Karimun dan

Distrik Navigasi Kelas I Dumai.

: Direktur Kepelabuhanan melaksanakan pembinaan dan

pengawasan teknis terhadap kegiatan kerja keruk dan

reklamasi oleh PT Grace Rich Marine.

: Persetujuan kegiatan kerja keruk dan reklamasi

sebagaimana dimaksud dalam Diktum PERTAMA berlaku

selama 2 (dua) tahun sepanjang pemegang persetujuan

kegiatan kerja keruk dan reklamasi tidak melanggar

ketentuan dalam Keputusan Menteri ini.

- 10 -

KESEMBILAN Keputusan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal

ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 1 Juli 2019

MENTERI PERHUBUNGAN

REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

BUDI KARYA SUMADI

SALINAN Keputusan Menteri ini disampaikan kepada:

1. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman;

2. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian;

3. Menteri Dalam Negeri;

4. Menteri Energi Sumber Daya Mineral;

5. Menteri Kelautan dan Perikanan;

6. Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia;

7. Kepala Staf TNI Angkatan Laut;

8. Sekretaris Jenderal, Inspektur Jenderal dan Direktur Jenderal

Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan;

9. Gubernur Kepulauan Riau;

10. Bupati Karimun;

11. Kepala Distrik Navigasi Kelas I Dumai;

12. Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas I Tanjung

Balai Karimun;

13. Lembaga Pengelola dan Penyelenggara OSS;

14. Direksi PT Grace Rich Marine.