Persepsi Sosial

80
Bab 4. PERSEPSI SOSIAL Kelompok : 2 Kelas : 2PA17 Nama Anggota :- Aisyah Ashilah (10513502) - Dwi Rizki P. (12513701) - Dwiayu C. Putriani (12513714) - Ganesh Hardityo M. (13513648) - Meilinda Arsylah (15513414) - R. Intan Ramandaputri (17513069) - Resila Monica C. (19513866) - Shinta Nurgandung C. (18513455) - Suci Maharani Fadwin (18513660) - Yessica Margiyuna (19513437) UNIVERSITAS GUNADARMA PTA 2014-2015

Transcript of Persepsi Sosial

Page 1: Persepsi Sosial

Bab 4. PERSEPSI SOSIAL

Kelompok : 2Kelas : 2PA17Nama Anggota :- Aisyah Ashilah (10513502)

- Dwi Rizki P. (12513701)- Dwiayu C. Putriani (12513714)- Ganesh Hardityo M. (13513648)- Meilinda Arsylah (15513414)- R. Intan Ramandaputri (17513069)- Resila Monica C. (19513866)- Shinta Nurgandung C. (18513455)- Suci Maharani Fadwin (18513660)- Yessica Margiyuna (19513437)

UNIVERSITAS GUNADARMA

PTA 2014-2015

Page 2: Persepsi Sosial

PEMBAHASAN

Pengertian Persepsi Sosial

Ekspresi Emosi pada Wajah

Perilaku Nonverbal

Budaya dan Saluran Komunikasi Nonverbal

Komunikasi Nonverbal Multikanal

Jenis Kelamin dan Komunikasi Nonverbal

Teori kepribadian Implisit

Budaya dan Teori Kepribadian Implisit

Atribusi Kausal : Menjawab pertanyaan “Mengapa”

Sifat dasar Proses Atribusi

Page 3: Persepsi Sosial

PEMBAHASAN

Model Kovariasi : Internal vs Eksternal Atribusi

Koresponden Bias: Proses dua langkah

Budaya dan Koresponden Bias

Aktor dan Pengamat Atribusi

Atribusi Melayani Diri Sendiri

Kebudayaan dan Bias Atributinal Lainnya

Seberapa tepat kah Atribusi dan Impressi kita?

- Video Ilmiah -

Page 4: Persepsi Sosial

PERSEPSI SOSIAL

Page 5: Persepsi Sosial

Pengertian Persepsi Sosial

Persepsi secara umum merupakan proses perolehan,

penafsiran, pemilihan, dan pengaturan informasi

melalui indrawi.

Page 6: Persepsi Sosial

Pengertian Persepsi Sosial Menurut Para Ahli :

1. Mulyana (2007:75)

Persepsi sosial adalah proses menangkap arti objek -objek sosial dan kejadian-

kejadian yang kita alami dalam lingkungan kita. setiap orang memiliki gambaran

yang berbeda mengenai realitas disekelilingnya.

Pengertian Persepsi Sosial

Page 7: Persepsi Sosial

2. Baron & Byrne (2007)

Persepsi sosial adalah

proses yang dialami

seseorang untuk

mengetahui dan

memahami orang-orang

lain.

Pengertian Persepsi Sosial

Page 8: Persepsi Sosial

3. Sarwono (2002)

Menjelaskan bahwa individu dapat mempunyai persepsi sosial

yang sama dan juga ada kemungkinan mempunyai persepsi

sosial yang berbeda tentang stimulus yang ada

dilingkungannya. Hal ini disebabkan antara lain oleh pengaruh

sosial budaya dari lingkungan individu, objek yang dipersepsi,

motif individu, dan kepribadian individu.

Pengertian Persepsi Sosial

Page 9: Persepsi Sosial

Maka, Persepsi Sosial dapat diartikan sebagai proses

perolehan, dan pengaturan informasi indrawi

mengenai orang lain.

Pengertian Persepsi Sosial

Page 10: Persepsi Sosial

Ruang lingkup Persepsi Sosial

Ruang lingkup Persepsi Sosial biasanya lebih ditekankan

pada sisi mikro,

yaitu Terarah kepada penyimpulan individual yang

berkaitan dengan karakteristiknya sendiri atau karakteristik

individu lain.

Lebih khusus lagi, dengan Persepsi Sosial kita berusaha:

(1) mengetahui;

(2) membaca;

(3) menyesuaikan tindakan

Page 11: Persepsi Sosial

Bagaimana kita mengerti orang lain?Orang lain tidak mudah ditebak.

Mengapa mereka menjadi diri mereka? Mengapa melakukan apa

yg mereka lakukan?

Tidak mudah mengenali oranglain, karena selain karakteristik

yang dimiliki setiap orang sangat banyak, orang juga tidak selalu

menampilkan diri apa adanya dan bisa jadi menyembunyikan apa

yang dipikirkan dan dirasakannya.

Kita tidak bisa mengetahui sepenuhnya,

siapa mereka dan apa maksud mereka.

Page 12: Persepsi Sosial

Asch (1946)

Menunjukkan bahwa orang melakukan persepsi terhadap

sifat-sifat dalam hubungannya satu sama lain, sehingga sifat-

sifat itu dipahami sebagai bagian yang terintegrasi dengan

kepribadian orang yang memilikinya.

Sekali kita membentuk kesan tentang orang lain, kita

cenderung tidak suka mengubahnya bahkan jika kita

menemukan fakta yang bertentangan dengan kesan itu.

Bagaimana kita mengerti orang lain?

Page 13: Persepsi Sosial

Meskipun kecenderungan ini tidak serta merta memberikan pengetahuan dan

pemahaman yang tepat tentang orang lain, orang-orang cenderung

mempertahankannya sebab setiap orang membutuhkan Pegangan dan

petunjuk tentang siapa orang yang sedang dihadapinya.

Meskipun Kegiatan Persepsi Sosial merupakan hal yang

Kompleks, ini membantu kita untuk memahami dan

memprediksi dunia sosial kita dan merupakan hal yang perlu

bahkan harus kita lakukan karena peran orang lain sangat penting

dalam hidup kita.

Bagaimana kita mengerti orang lain?

Page 14: Persepsi Sosial

Maka, Studi mengenai Persepsi Sosial

mempelajari bagaimana pembentukan kesan dan

kesimpulan mengenai orang lain.

Page 15: Persepsi Sosial

Persepsi Sosial berhubungan erat dengan kesehatan Mental

Kesehatan Mental salah satunya ditandai dari fungsi sosial dari

individu. Fungsi sosial mensyaratkan kemampuan untuk

mengenali keadaan emosional diri sendiri dan orang lain.

Sehingga diperlukan juga kemampuan menganalisis ekspresi

wajah.

Sangat rendahnya kemampuan mengenali keadaan emosi melalui

ekspresi wajah merupakan karakteristik utama pada penderita

Skizofrenia (Baudouin & Nicolas Franck, 2008).

Page 16: Persepsi Sosial

PERILAKU NONVERBAL

Apa yang kamu

ketahui tentang

seseorang ketika

baru pertama

kali bertemu?

Kita dapat menilai orang

tersebut dengan cara

memperhatikan apa yang

diucapkan. Walaupun kita

tahu melihat buku hanya

dari sampulnya tidak baik.

Akan tetapi informasi

seperti ini sangat penting

untuk kesan pertama

Tanpa kata sama

sekali, kita bias

berkomunikasi

Page 17: Persepsi Sosial

PERILAKU NONVERBAL

KOMUNIKASI NONVERBAL

Cara orang

berkomunikasi,

baik disengaja

maupun tidak

disengaja, tanpa

kata-kata.

Petunjuk komunikasi

nonverbal:

Ekspresi wajah

Nada suara

Gerak gerik

(gesture)

Posisi tubuh

Penggunaan

sentuhan

Tatapan mata

Page 18: Persepsi Sosial

PERILAKU NONVERBAL

Kita adalah spesies yang memiliki

kemampuan membaca ekspresi nonverbal

yang mahir dan canggih. Hasil riset dari

bidang neuroscience (Ilmu tentang syaraf)

belum lama ini menemukan bahwa

manusia (dan primata) memiliki satu sel

khusus pada otak yang disebut Mirror Neuron (Neuron Cermin).

Neuron cermin ini akan

muncul sebagai dasar dari

kemampuan kita untuk

merasakan empati.

Contohnya,

Ketika seseorang melihat orang lain

menangis, cermin neuron ini akan

aktif secara otomatis dan seumpanya

kita akan menangisi diri sendiri.

Page 19: Persepsi Sosial

PERILAKU NONVERBAL

Ekspresi nonverbal memiliki beberapa

fungsi dalam komunikasi.

Ketika seseorang mengekspresikan

“Saya marah” dengan cara

menyipitkan mata, merendahkan

alisdan menipiskan bibir menjadi

seperti garis

seseorang bias menyampaikan

gelagat “Aku suka kamu” dengan

senyuman dan kontak mata

Dan bisa mengkomunikasikan sifat

pribadi, seperti pribadi yang

terbuka, dengan gesture luwes dan

sering merubah nada suara.

Page 20: Persepsi Sosial

EKSPRESI WAJAH DALAM

EMOSI

Semua manusia

memberi kode atau

mengekspresikan

emosi-emosi

dengan cara yang

sama, dan semua

manusia menerima

kode atau

mengintepretasikan

emosi-emosi

dengan keakuratan

yang sama.

Manusia memiliki 6

ekspresi emosi utama,

yaitu:

Marah

Bahagia

Terkejut

Jijik

Takut

Sedih

Page 21: Persepsi Sosial

EKSPRESI WAJAH DALAM

EMOSI

Paul Ekman dkk

mengadakan banyak sekali

studi yang

mengindikasikan bahwa

kemampuan untuk

mengintepretasikan paling

tidak 6 emosi utama

adalah bagian dari lintas

budaya dari menjadi

manusia dan bukan hasil

dari pengalaman budaya

seseorang

Emosi lainnya adalah

perasaan bersalah,

malu, kejengahan,

dan harga diri

muncul setelahnya

dalam perkembangan

manusia dan

menunjukan sedikit

universalitas

Emosi-emosi ini

amat terkait dengan

interaksi sosial

Page 22: Persepsi Sosial

Mengetahui ekspresi wajah secara akurat lebih

rumit daripada apa yang telah kita indikasikan,

untuk 3 alasan:

1.perasaan yang berkecamuk terjadi saat satu

bagian wajah menunjukan suatu emosi dan bagian

lainnya, menunjukan emosi lainnya

2.Terkadang seseorang mencoba menyembunyikan

perasaannya agar orang lain tidak mengetahui apa

yang dia rasakan

3.Alasan yang ketiga adalah mengapa ekspresi

wajah decoding dapat akurat berkaitan dengan

budaya

EKSPRESI WAJAH DALAM

EMOSI

Page 23: Persepsi Sosial

Budaya dan Saluran Komunikasi Nonverbal

Display Rule / Aturan Penampilan

Selama puluhan tahun Paul Ekman dkk meneliti

pengaruh budaya terhadap tampilan emosi pada wajah.

Mereka menyimpulkan bahwa terdapat aturan

penampilan (display rule) khusus untuk tiap-tiap

budaya dan mendiktekan ekpresi emosional yang harus

diperlihatkan oleh orang-orang.

Page 24: Persepsi Sosial

Contoh perbedaan dari aturan penampilan:

Ekspresi emosi pada wajah:

Norma budaya Amerika tidak menghormati pengungkapan emosi oleh pria, seperti kesedihan atau menangis, tetapi memperbolehkan pengungkapan ekspresi wajah seperti itu oleh wanita.

Wanita jepang sering menyembunyikan senyum lebarnya dengan tangan, sedangkan wanita barat memang diperbolehkan, bahkan dianjurkan untuk tersenyum dengan lebar dan sering.

Norma jepang menuntun orang untuk menyembunyikan ekspresi wajah negatif dengan senyum dan tawa serta untuk mengungkapkan sedikit ekspresi wajah di muka umum dibanding orang barat.

Budaya dan Saluran Komunikasi Nonverbal

Page 25: Persepsi Sosial

Kontak mata dan tatapan mata:

Orang- orang dari budaya amerika menjadi

curigaan ketika seseorang tidak menatap

matanya ketika berbicara, dan mereka

menganggap berbicara dengan seseorang

yang memakai kacamata hitam gelap tidak

sopan. Sementara di belahan dunia lainnya

tatapan mata secara langsung dirasa

menyerang dan kurang ajar (tidak sopan)

Budaya dan Saluran Komunikasi Nonverbal

Page 26: Persepsi Sosial

Wilayah Pribadi (personal space)

Kebudayaan sangatlah beragam dalam apa yang dianggap sebagai penggunaan ruang pribadi secara normatif.

Kebanyakan dari orang Amerika suka untuk mempunyai suatu gelembung ruang terbuka, dalam radius beberapa kaki, yang mengelilingi mereka; dibandingkan dengan beberapa kebudayaan lainnya, orang asing tidak berpikir macam-macam kepada orang lain yang disebelahnya, sampai mereka menyentuh.

Page 27: Persepsi Sosial

Gerak-gerik (Gesture)

Orang Amerika sangat memahami gerak tangan tertentu, misalnya tanda ”OK”,

yaitu suatu bentuk lingkaran dengan ibu jari dan jari telunjuk dan jari-jari lainnya mengarah ke atas.

Orang Perancis mengartikan gerakan tangan seperti itu berarti “excellence!”, dan

Orang Jepang mengartikannya “boyfriend”.

Gerak-gerik nonverbal yang sudah sangat difahami definisinya dalam suatu budaya seperti ini disebut emblem.

Budaya dan Saluran Komunikasi Nonverbal

Page 28: Persepsi Sosial

Poin terpenting mengenai lambang

adalah (lambang) tidak universal.

Masing-masing budaya telah

merancang lambang mereka sendiri,

dan orang dari budaya lain tidak perlu

mengerti tentang ini(lambang)

Presiden George H. W. Bush sesekali

menggunakan perlambangan “V”

untuk “victory” tapi dia

melakukannya secara terbalik-telapak

tangannya menghadap ke dirinya,

bukan ke arah hadirin. Sayangnya dia

mengungkapkan pelambangan ini ke

banyak orang di Australia- dan di

Australia, pelambangan ini sama

seperti ungkapan jari tengah.

LAMBANG/EMBLE

MS

Gestur nonverbal

yang dapat

dimengerti dengan

baik definisinya

dalam budaya;

mereka biasanya

memiliki tanda

sendiri seperti tanda

“OK”

Budaya dan Saluran Komunikasi Nonverbal

Page 29: Persepsi Sosial

Komunikasi Nonverbal Multikanal

Karena informasi nonverbal memiliki banyak alur,

kita bisa mengandalkan pada satu alur untuk

memahami apa yang sedang terjadi

Ini meningkatkan kemampuan kita untuk membuat

anggapan yang akurat tentang orang lain

Page 30: Persepsi Sosial

Kecuali untuk situasi tertentu seperti berbicara di

telepon, kehidupan sehari-hari terbentuk dari interaksi

sosial nonverbal multikanal.

Khususnya, banyak isyarat nonverbal yang tersedia

untuk kita ketika kita mengobrol atau mengamati orang

lain

Bagaimana kita menggunakan informasi tersebut?

Dan bagaimana kita menggunakannya secara akurat?

Komunikasi Nonverbal Multikanal

Page 31: Persepsi Sosial

Jenis Kelamin dan Komunikasi Nonverbal

Pada umumnya, wanita lebih baik dalam hal

memberi dan menerima kode pada isyarat-

isyarat nonverbal.

Page 32: Persepsi Sosial

• Satu pengecualian, bahwa wanita kurang akurat

dalam mendeteksi sebuah penipuan.

• Teori peran sosial tentang perbedaan jenis kelamin

menunjukkan bahwa itu mungkin terjadi karena

wanita telah mempelajari skill yang berbeda, salah

satunya adalah untuk menjadi sopan dan memaafkan

kebohongan.

Page 33: Persepsi Sosial

Menurut teori peran sosial Alica Eagly’s,

Sebagian besar masyarakat memiliki pembagian

pekerjaan berdasarkan jenis kelaminnya seperti..

Page 34: Persepsi Sosial

Pria bekerja di luar rumah

Page 35: Persepsi Sosial

Wanita bekerja di dalam rumah

Page 36: Persepsi Sosial

Pembagian kerja mempunyai konsekuensi-

konsekuensi yang penting.

Pertama, ekspektasi peran gender yang timbul di

Anggota masyarakat mengharapkan pria dan

wanita memiliki atribut yang konsisten dengan

peran mereka.

Jadi wanita diharapkan untuk lebih mengasuh,

ramah, ekspresif, sensitif dibandingkan dengan

laki-laki karena peran utama wanita adalah

sebagai pengasuh untuk anak-anak dan anggota

keluarga yang sudah tua.

Page 37: Persepsi Sosial

Yang kedua, pria dan wanita mengembangkan

skills dan sikap yang berbeda, berdasarkan

pengalaman dari peran gender mereka.

Page 38: Persepsi Sosial

Akhirnya, Karena perempuan memiliki kekuasaan

yang sedikit di masyarakat dan kemungkinannya

lebih kecil untuk menempati status yang lebih

tinggi, menjadikan wanita diharuskan belajar lebih

akomodatif dan lebih sopan dibandingkan pria.

Page 39: Persepsi Sosial

Teori Kepribadian Implisit: Mengisi bagian yang kosong

Jenis skema yang digunakan orang untuk mengelompokkan

berbagai jenis ciri-ciri kepribadian secara bersama-sama

(sekaligus).

Misalnya banyak orang yang meyakini bahwa seseorang

yang cantik sekaligus murah hati, dan seseorang yang pelit

sekaligus pemarah.

Page 40: Persepsi Sosial

Contoh Teori Kepribadian Implisit:

Adam baik, sabar, hangat dan (menyenangkan ,

tidak menyenangkan)

Rita aktif, kreatif, dan (ekstrovert , introvert)

Raffi periang, lincah dan (langsing, gemuk)

Page 41: Persepsi Sosial

Kita memiliki kecenderungan berpikir yang satu

tepat, yang lain kelihatannya tidak sesuai. Pilihan

yang kita anggap tepat, itu selaras dengan Teori

Kepribadian Implisit.

Sebuah paket yang menyatu di kepala kita. kita

akan beranggapan bahwa orang yang ganteng,

tinggi akan pintar.

Teori Kepribadian Implisit: Mengisi bagian yang kosong

Page 42: Persepsi Sosial

Teori kepribadian implisit berkembang melalui

pengalaman sepanjang waktu, skema ini diberikan

oleh orang-orang dalam suatu budaya secara turun

temurun.

Teori kepribadian implisit yang kuat di budaya ini

melibatkan keindahan fisik. Teori ini menganggap

“apa yang cantik itu bagus” jika seseorang

memiliki kecantikan fisik, sudah pasti memiliki

semua kualitas baik dari dalam dirinya.

Budaya dan Teori Kepribadian Implisit

Page 43: Persepsi Sosial

Di cina, teori kepribadian implisit mendeskripsikan

seseorang yang mewujudkan nilai tradisi cina:

menciptakan dan memelihara keselarasan antar-personal,

keselarasan batin, dan “ren qin” (fokus pada hubungan)

Di budaya barat, mengatakan bahwa seseorang memiliki

“kepribadian artistik” menyiratkan bahwa seseorang itu

kreatif, bersemangat, dan tempramental dan memiliki

gaya hidup yang tidak biasa.

Budaya dan Teori Kepribadian Implisit

Page 44: Persepsi Sosial

Sedangkan budaya Cina tidak memiliki teori

kepribadian implisit mengenai pribadi artistik. Di

sisi lain, mereka mengenal kepribadian ”shi gu”,

yaitu orang yang bersifat duniawi (worldly), setia

kepada keluarga, memiliki keterampilan sosial yang

tinggi, dan cenderung pendiam.

Budaya dan Teori Kepribadian Implisit

Page 45: Persepsi Sosial

Penelitian Hoffman, Lau, dan Johnson (1986)

Menemukan bahwa orang cenderung membentuk kesanatas orang lain secara konsisten dengan teori kepribadiaimplisit yang termuat dalam bahasa mereka.

Misalnya: bila orang yang berbahasa bilingual cina-inggrismembaca kisah berbahasa inggris, mereka cenderungmembentuk kesan yang sesuai dengan teori implisitbudaya barat, yaitu kepribadian artistik. Tetapi bila orangtersebut membaca kisah yang sama tapi dalam bahasa cina, mereka cenderung membentuk kesan yang konsistendengan teori implisit budaya cina yaitu kepribadian shi gu.

Budaya dan Teori Kepribadian Implisit

Page 46: Persepsi Sosial

Atribusi kausal : Menjawab pertanyaan Mengapa

Terkadang komunikasi nonverbal mudah untuk dibaca, dan

teori kepribadian dapat memudahkan kita untuk membentuk

kesan, namun tetap saja ada ambiguitas terhadap tingkah laku

seseorang yang sebenarnya

Menjawab pertanyaan “kenapa”

Mengacu pada teori atribusi, hal ini mencoba untuk

menentukan mengapa seseorang melakukan apa yang mereka

lakukan dengan tujuan menunjukan perasaan dan mencirikan

itu pada aksi mereka Ini membantu kita untuk mengerti dan

memprediksikan dunia sosial kita

Page 47: Persepsi Sosial

Heider (1958) sering dirujuk sebagai bapak dari teori atribusi

Heider mendiskusikan apa yang disebut dengan “naif” atau

“akal sehat” psikologi

Di pandangannya, orang itu seperti ilmuwan amatir, yang

mencoba mengerti tingkah laku orang lain dari menyatukan

infomasi sampai mereka menemukan alasan dan penjelasan atau

sebab.

Heider tertarik dengan apa yang terlihat beralasan bagi orang

dan dengan bagaimana mereka menemukan kesimpulan

Sifat Dasar Proses Atribusi

Page 48: Persepsi Sosial

Proses atribusi alamiah

Ketika seseorang mencoba memutuskan apa

penyebab tingkah laku seseorang, kita bisa

menjadikan satu dari 2 atribusi:

• Internal, atribusi disposional

• Eksternal, atribusi situasional

Sifat Dasar Proses Atribusi

Page 49: Persepsi Sosial

Atribusi internal

Kesimpulan bahwa seseorang berprilaku dalam cara tertentu karena seseuatu tentang orang itu, seperti sikap, karakter, dan kepribadian.

Atribusi eksternal

Kesimpulan bahwa seseorang berprilaku dalam cara tertentu karena sesuatu tentang situasinya.

Asumsinya adalah kebanyakan orang akan merespon sama dalam situasi itu.

Sifat Dasar Proses Atribusi

Page 50: Persepsi Sosial

Pasangan2 yang bahagia cenderung menunjukan satu pola:

Atribusi internal untuk partnernya dengan tingkah laku yang

baik. (contoh: dia membantuku karena dia orang ang baik”

Atribusi eksternal untuk parenernya dengan tingkah laku

yang buruk. (contoh: dia mengatakan sesuatu yang buruk

karna dia sangat stress di pekerjaannya mingu ini”)

Sifat Dasar Proses Atribusi

Page 51: Persepsi Sosial

Sangat kontras, pasangan di dalam pernikahan yang

tertekan cenderung menunjukan pola yang

berkebalikan:

Partnernya dengan tingkah laku yang baik

dihubungkan dengan sebab eksternal (contoh: dia

membantuku karena dia mau membuat temannya

terkesan)

Tingkah laku buruk diatribusikan kepada sebab

internal. (contoh: dia mengatakan hal buruk krn dia

memang brengsek)

Sifat Dasar Proses Atribusi

Page 52: Persepsi Sosial

Meskipun salah satu tipe dari atribusi ini selalu mungkin, heider (1958) mencatat bahwa kita cenderunguntuk melihat penyebab dari tingkah laku seseorang berada dalam diri mereka sendiri (penjelasan internal)

Kita secara persepsi berfokus pada orang yang benar2 kita perhatikan

Situasinya (penjelasan eksternal), yang sering sulit kita lihat dan sulit untuk dideskripsikan, mungkin terabaikan

Sifat Dasar Proses Atribusi

Page 53: Persepsi Sosial

Teori atribusi adalah ide yang kita perhatikan dan

pikir tentang lebih dari satu bagian informasi saat

kita memberi kesan dari orang lain

(HAROLD KELLEY)

Sifat Dasar Proses Atribusi

Page 54: Persepsi Sosial

Informasi Persetujuan umum

Informasi tentang sejauh mana orang lain berperilaku dengan

cara yang sama dengan stimulus yg sama seperti halnya actor

Kekhasan Informasi

Informasi tentang seorang actor tertentu berperilaku dengan

cara yang sama tetapi dengan rangsangan yang berbeda

Konsistensi Informasi

Informasi tentang perilaku antara satu actor dengan satu

stimulus adalah sama di waktu dan keadaannya

Sifat Dasar Proses Atribusi

Page 55: Persepsi Sosial

MODEL KOVARIASITeori Atribusi dikembangkan lagi olehseorang ahli ,yaitu :

Harold Kelley

Dengan sebutan Teori: “Model Kovariasi”

Page 56: Persepsi Sosial

--------------HAROLD KELLEY-------------

Page 57: Persepsi Sosial

• Om Harold Kelley nyatain bahwa

untuk nyimpulin “Mengapa” seorang bertindak sesuatu itu,kita bisamenguji beberapa contoh perilakunya,yang terjadi dalam waktu dan situasiberbeda.

Page 58: Persepsi Sosial

• Menurut om Harold Kelley,data yang bisa digunain untuk nyimpulinpenyebab perilaku adalah gimana“Kovariasi” perilaku seseorang..

• Atau,perubahan perilakunya lintaswaktu,beda tempat,beda actor,danbeda target..

Page 59: Persepsi Sosial

JENIS INFORMASI YANG DIGUNAKAN UNTUK PENGUJIANKOVARIASI PENYEBAB PERILAKU

• Infomasi Konsensus : sejauh mana orang lain berperilaku sama dengan yang dilakukanoleh si actor terhadap suatu stimulus yang sama..

• Informasi Kekhususan : sejauhmana orang lain berperilaku sama terhadap stimulus yang berbeda..

• Informasi Konsistensi : sejauhmana kesamaanperilaku seseorang terhada[ stimulus yang sama,dalam waktu yang berbeda danlingkungan yang berbeda…

Page 60: Persepsi Sosial

CONTOH...

-Si Anggi ke kampus terus cerita kalodia semalem pergi ke Bar,di daerahCurug.. (“ ‘_’)

-Ada acara Lawak disana,si Anggibilang dia ketawa ngakak… ( ._.)

-dia nganggep kalo itu pelawak orang paling lucu yang pernah dia liat.. ( ‘-’)

-terus dia bilang,kita harus liat acaranyadisana..( ‘-’)/

Page 61: Persepsi Sosial

• Kita cermati atribusi sebab-akibat dari ketawa ngakaknya Si Anggi..

• Kalau penyebabnya adalah pelawak itu bener benerlucu,maka kita penasaran dan datang kesana untuk liatacaranya…

• Tapi kalo emang Si Anggi nya aga aneh atau situasinyaemang beda,kita pasti ragu buat kesana..

• Artinya kita pasti berusaha memutuskan apakahperilakunya si Anggi disebabkan sesuatu yang istimewaatau sasaran stimulus(pelawak),pada siactor(Anggi),atau pada konteks lingkungan sekitarnyaAnggi(orang-orang yang berada bersamanya,minumanatau dsb.)

Page 62: Persepsi Sosial

Bias korespondensi

Kecenderungan untuk menyimpulkan bahwa

perilaku seseorang adalah sesuai dengan disposisi/

kepribadiannya

Page 63: Persepsi Sosial

Mengapa terjadi

Bias Korespondensi?

Page 64: Persepsi Sosial

ketika kita mencoba untuk menjelaskan perilaku

seseorang, pusat perhatian kita adalah biasanya

kepada orangnya, bukan kepada situasi

disekelilingnya

Page 65: Persepsi Sosial

Ketika berfikir seperti ini kita lebih seperti

psikolog kepribadian yang melihat perilaku

sebagai pemendungan dari watak dari dalam

dan ciri sifat, lalu seperti psikolog sosial yang

berfokus kepada dampak perilaku pada situasi

sosial.

Page 66: Persepsi Sosial

Proses Atribusi Dua Langkah

Pertama, kita melakukan atribusi internal, yaitu

menyimpulkan bahwa penyebab perilaku

seseorang adalah orang itu sendiri.

Selanjutnya, kita berusaha mempertimbangkan

faktor situasi.

Page 67: Persepsi Sosial
Page 68: Persepsi Sosial

Budaya dan Bias Korespondensi

Bias Korespondensi adalah Kecenderungan untukmenyimpulkan bahwa perilaku seseorang adalah sesuai

dengan disposisi/ kepribadiannya.

Bias Korespondensi terjadi dipengaruhi oleh budaya. Hasil-hasil penelitian menunjukkan bahwa bias korespondensi terjadi terutama pada masyarakat budayaBarat yang individualis,

Sedangkan Masyarakat Timur yang biasanya berbudayakolektivis, selain melihat faktor pribadi (internal) cenderung juga mempertimbangkan faktor situasi(eksternal) sebagai penentu perilaku seseorang.

Page 69: Persepsi Sosial

Perbedaan antara Aktor dan Pengamat

Perbedaan dalam mengatribusi perilaku orang lain

dan diri sendiri disebut sebagai perbedaan

aktor/pengamat (actor/observer difference).

Actor/ Observer Difference adalah Kecenderungan

untuk menyimpulkan bahwa perilaku orang lain

disebabkan disposisi/ kepribadiannya, namun bila

menjelaskan perilakunya sendiri lebih berfokus pada

faktor situasi

Page 70: Persepsi Sosial

Perbedaannya

Aktor memiliki informasi lebih lanjut tentang diri

mereka sendiri daripada pengamat lakukan.

Aktor tahu mereka harus berprilaku seperti apa

dalam sebuah situasi

Aktor jauh lebih sadar daripada pengamat dan

juga lebih konsisten terhadap sesuatu

Page 71: Persepsi Sosial

Atribusi Melayani Diri Sendiri

Merupakan penjelasan atas kesuksesan diri sendiri

yang menunjuk faktor-faktor internal

(disposisional), dan penjelasan atas kegagalan diri

sendiri yang menyalahkan faktor-faktor eksternal

(situasional).

Bila seseorang dalam keadaan terancam konsep

dirinya, maka ia cenderung melakukan atribusi

yang melayani diri sendiri.

Page 72: Persepsi Sosial

Mengapa Kita Menggunakan Atribusi Melayani Diri Sendiri?

ketika seseorang gagal pada sesuatu dan ia merasa

ia tidak bisa memperbaiki hal itu.

Untuk melindungi harga diri seseorang, karena ada

sedikit harapan ia bisa berbuat lebih baik di masa

depan.

untuk mempertahankan harga diri seseorang bila ia

merasa memungkinkan, bahkan jika itu berarti

mendistorsi realitas dengan mengubah pikiran atau

keyakinan.

Page 73: Persepsi Sosial

Seseorang ingin orang lain berpikir yang baik dari dirinya

dan agar orang lain mengaguminya. Mengatakan kepada

orang lain bahwa kinerjanya jelek karena beberapa

penyebab eksternal meletakkan “good face” pada

kegagalan, banyak orang menyebutnya strategi ini

“membuat alasan”.

Ketika ia yakin ia dapat meningkatkannya, maka ia lebih

cenderung untuk menutupi penyebab kegagalannya saat

ini dan kemudian berusaha untuk meningkatan.

Mengapa Kita Menggunakan Atribusi Melayani Diri Sendiri?

Page 74: Persepsi Sosial

Atribusi Defensif

Merupakan penjelasan-penjelasan atas perilaku

yang menghindarkan diri dari perasaan-perasaan

rentan dan kematian.

Atribusi defensif (belief in a just wold), percaya

bahwa hal-hal buruk terjadi hanya pada orang

jahat atau setidaknya, hanya untuk orang-orang

yang melakukan kesalahan bodoh atau pilihan

yang buruk.

Page 75: Persepsi Sosial

Belief in a just world memiliki konsekuensi yang

tidak menguntungkan:

Korban kejahatan atau kecelakaan sering dilihat

sebagai penyebab nasib mereka sendiri.

Orang-orang cenderung percaya bahwa korban

perkosaan yang harus disalahkan untuk perkosaan

terhadap dirinya.

Istri yang dianiaya dianggap bertanggung jawab atas

tindakan suami yang kejam terhadap mereka.

Page 76: Persepsi Sosial

Kebudayaan dan Bias Atributional Lainnya

Ada beberapa bukti perbedaan untuk lintas-

budaya, seperti di Actor-Observer Effect, di Self-

Serving dan pada Defensive Attributions.

Biasanya, perbedaan terjadi antara Barat dan

timur, di barat dengan budaya individualistis dan

di timur dengan budaya kolektif.

Page 77: Persepsi Sosial

Seberapa tepat kah atribusi dan impresikita??

Impresi kita terkadang salah,karena jalan pintasmental yang kita gunakan ketika penyusunanpenilaian sosial..

Naah,untuk mengImprove ketepatan dari atribusikita,ingat jalan pintas mental yang kitagunakan,seperti korespondensi bias,bisa membawakita ke kesimpulan yang salah..

Meskipun dengan semacam bias operasi, kita cukupakurat untuk mengidentifikasi orang lain..

Kita melakukannya dengan sangat baik,faktanyabanyak dari kita lebih akurat dari yang kita kira..

Page 78: Persepsi Sosial

Singkaatnyaa.. Kita mampu membuat 2

penilaian memukau orang lain dan kesalahan

atribusi yang cukup mengerikan…

(“-__-)/

Page 79: Persepsi Sosial

Video Teori Atribusi

Page 80: Persepsi Sosial

Selesai..