PERSEPSI SISWA TERHADAP KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU … · 2020. 1. 8. · religius (iman dan taqwa,...

15
Persepsi Siswa Terhadap Kompetensi Pedagogik Guru PPKn di SMAN Kota Mojokerto 897 PERSEPSI SISWA TERHADAP KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU PPKn DI SMAN KOTA MOJOKERTO Fatakhul Alim 10040254001 (Prodi S1 PPKn, FIS, UNESA) [email protected] Listyaningsih 0020027505 (Prodi S1 PPKn, FIS, UNESA) [email protected] Abstrak Kompetensi pedagogik merupakan salah satu jenis kompetensi yang mutlak perlu dikuasai guru, karena guru harus memiliki kompetensi pedagogik dalam pembelajaran dikelas agar hasil pembelajaran dapat dicapai secara maksimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi siswa kelas XI terhadap kompetensi pedagogik guru PPKn di SMAN Kota Mojokerto. Pendekatan penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan jenis survei. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan rumus persentase. Sampel yang digunakan berjumlah 91 siswa dari siswa di SMAN Kota Mojokerto. Hasil penelitian ini, bahwa persepsi siswa kelas XI terhadap kompetensi pedagogik guru PPKn lulusan PTN di SMAN Kota Mojokerto adalah sangat baik. Hal ini ditunjukkan oleh kemampuan guru dalam menguasai karateristik peserta didik dengan persentase 86,90%, dalam menguasai teori belajar dan prinsip- prinsip pembelajaran yang mendidik dengan persentase 88,28%, dalam pengembangan kurikulum dengan persentase 83,64%, dalam kegiatan pembelajaran yang mendidik dengan persentase 84,46%, dalam pengembangan potensi peserta didik dengan persentase 83,01%, dalam komunikasi dengan peserta didik dengan persentase 89,37% dan dalam Penilaian dan Evaluasi dengan persentase 86,95%. Hasil penelitian persepsi siswa kelas XI terhadap kompetensi pedagogik guru PPKn lulusan PTS di SMAN Kota Mojokerto adalah sangat baik untuk lima indikator dan baik untuk duaindikator. Lima indikator tersebuat ditunjukkan oleh kemampuan guru dalam menguasai karateristik peserta didik dengan persentase 83,60%, dalam menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik dengan persentase 83,60%, dalam kegiatan pembelajaran yang mendidik dengan persentase 82,84%, dalam pengembangan potensi peserta didik dengan persentase 88,66%,dalam komunikasi dengan peserta didik dengan persentase 88,09%. Dua indikator baik ditunjukkan oleh kemampuan guru dalam Penilaian dan Evaluasi dan dalam pengembangan kurikulum dengan persentase masing-masing adalah 79,39% dan 79,36%. Jadi data hasil penelitian tentang persepsi siswa terhadap kompetensi pedagogik guru PPKn lulusan PTN sangat baik dengan persetase sebesar 86,09% dan kompetensi pedagogik guru PPKn lulusan PTS juga tergolong sangat baik dengan persentase sebesar 83,65%. Kata kunci : Kompetensi Pedagogik Guru, PTN, PTS Abstract Pedagogical competence is one of the absolute competences which should be mastered by the teacher because the teacher must have pedagogical learning in the classroom so that learning outcomes can be achieved to the fullest. This research is aimed to find out the perception of the XI students from SMAN Kota Mojokerto toward the pedagogical competence of PPKn teacher. The quatitative approach with survey as the instrument is selected as the design of this study. The data analysis technique in this research is using percentage formula. The sample are 91 students from SMAN Kota Mojokerto. The result of this study shows that the perception of XI students toward pedagogical competence of PPKn teachers who are graduated from PTN in SMAN Kota Mojokerto is very good. This result is strengthen by the capability of the teacher in mastering the students’ characteristics with the percentage of 86,90%, in mastering the theory of study also the principals of good teaching with the percentage of 88,28%, in the curriculum development with the percetange of 83,64%, in good teaching activity with the percentage of 84,46%, in the students’ potential development with the percentage of 83,01%, in the communication with the students with the percentage of 89,37% and in the evaluation and assessment with the percentage of 86,95%. The result of the perception of XI students toward pedagogical competence of PPKn teachers who are graduated from PTS in SMAN Kota Mojokerto is very good for five indicators and good for two indicators. Those five indicators are showed by the capability of the teacher in mastering the students’ characteristics with the percentage of 83,60%, in mastering the theory of study also the principals of good teaching with the percentage of 83,60%, in good teaching activity with the percentage of 82,84%, in the students’ potential development with the percentage of 88,66%, in the communication with the students with the percentage of 88,09%. Two good indicators are showed by the capability of the teacher in assessment and evaluation also in curriculum development with the percentages of 79,39% and 79,36%. All in all, the data of this research about the perception of the students toward pedagogical competence of PPKn teachers who are graduated from PTN is very good with the percentage of 86,09% and the pedagogical competence from the PPKn teacher who are graduated from PTS is also categorized as very good with the percentage of 83,65%. Keywords: Teacher’s Pedagogical Competence, State University, Private School.

Transcript of PERSEPSI SISWA TERHADAP KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU … · 2020. 1. 8. · religius (iman dan taqwa,...

  • Persepsi Siswa Terhadap Kompetensi Pedagogik Guru PPKn di SMAN Kota Mojokerto

    897

    PERSEPSI SISWA TERHADAP KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU PPKn DI SMAN KOTA

    MOJOKERTO

    Fatakhul Alim

    10040254001 (Prodi S1 PPKn, FIS, UNESA) [email protected]

    Listyaningsih

    0020027505 (Prodi S1 PPKn, FIS, UNESA) [email protected]

    Abstrak

    Kompetensi pedagogik merupakan salah satu jenis kompetensi yang mutlak perlu dikuasai guru, karena guru harus

    memiliki kompetensi pedagogik dalam pembelajaran dikelas agar hasil pembelajaran dapat dicapai secara maksimal.

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi siswa kelas XI terhadap kompetensi pedagogik guru PPKn di SMAN Kota Mojokerto. Pendekatan penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan jenis

    survei. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan rumus persentase. Sampel yang digunakan berjumlah 91

    siswa dari siswa di SMAN Kota Mojokerto. Hasil penelitian ini, bahwa persepsi siswa kelas XI terhadap kompetensi

    pedagogik guru PPKn lulusan PTN di SMAN Kota Mojokerto adalah sangat baik. Hal ini ditunjukkan oleh kemampuan

    guru dalam menguasai karateristik peserta didik dengan persentase 86,90%, dalam menguasai teori belajar dan prinsip-

    prinsip pembelajaran yang mendidik dengan persentase 88,28%, dalam pengembangan kurikulum dengan persentase

    83,64%, dalam kegiatan pembelajaran yang mendidik dengan persentase 84,46%, dalam pengembangan potensi peserta

    didik dengan persentase 83,01%, dalam komunikasi dengan peserta didik dengan persentase 89,37% dan dalam

    Penilaian dan Evaluasi dengan persentase 86,95%. Hasil penelitian persepsi siswa kelas XI terhadap kompetensi

    pedagogik guru PPKn lulusan PTS di SMAN Kota Mojokerto adalah sangat baik untuk lima indikator dan baik untuk

    duaindikator. Lima indikator tersebuat ditunjukkan oleh kemampuan guru dalam menguasai karateristik peserta didik

    dengan persentase 83,60%, dalam menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik dengan persentase 83,60%, dalam kegiatan pembelajaran yang mendidik dengan persentase 82,84%, dalam pengembangan

    potensi peserta didik dengan persentase 88,66%,dalam komunikasi dengan peserta didik dengan persentase 88,09%.

    Dua indikator baik ditunjukkan oleh kemampuan guru dalam Penilaian dan Evaluasi dan dalam pengembangan

    kurikulum dengan persentase masing-masing adalah 79,39% dan 79,36%. Jadi data hasil penelitian tentang persepsi

    siswa terhadap kompetensi pedagogik guru PPKn lulusan PTN sangat baik dengan persetase sebesar 86,09% dan

    kompetensi pedagogik guru PPKn lulusan PTS juga tergolong sangat baik dengan persentase sebesar 83,65%.

    Kata kunci : Kompetensi Pedagogik Guru, PTN, PTS

    Abstract

    Pedagogical competence is one of the absolute competences which should be mastered by the teacher because the

    teacher must have pedagogical learning in the classroom so that learning outcomes can be achieved to the fullest. This research is aimed to find out the perception of the XI students from SMAN Kota Mojokerto toward the pedagogical

    competence of PPKn teacher. The quatitative approach with survey as the instrument is selected as the design of this study. The data analysis technique in this research is using percentage formula. The sample are 91 students from SMAN

    Kota Mojokerto. The result of this study shows that the perception of XI students toward pedagogical competence of

    PPKn teachers who are graduated from PTN in SMAN Kota Mojokerto is very good. This result is strengthen by the

    capability of the teacher in mastering the students’ characteristics with the percentage of 86,90%, in mastering the

    theory of study also the principals of good teaching with the percentage of 88,28%, in the curriculum development with

    the percetange of 83,64%, in good teaching activity with the percentage of 84,46%, in the students’ potential

    development with the percentage of 83,01%, in the communication with the students with the percentage of 89,37% and

    in the evaluation and assessment with the percentage of 86,95%. The result of the perception of XI students toward

    pedagogical competence of PPKn teachers who are graduated from PTS in SMAN Kota Mojokerto is very good for five

    indicators and good for two indicators. Those five indicators are showed by the capability of the teacher in mastering

    the students’ characteristics with the percentage of 83,60%, in mastering the theory of study also the principals of good teaching with the percentage of 83,60%, in good teaching activity with the percentage of 82,84%, in the students’

    potential development with the percentage of 88,66%, in the communication with the students with the percentage of

    88,09%. Two good indicators are showed by the capability of the teacher in assessment and evaluation also in

    curriculum development with the percentages of 79,39% and 79,36%. All in all, the data of this research about the

    perception of the students toward pedagogical competence of PPKn teachers who are graduated from PTN is very good

    with the percentage of 86,09% and the pedagogical competence from the PPKn teacher who are graduated from PTS is

    also categorized as very good with the percentage of 83,65%.

    Keywords: Teacher’s Pedagogical Competence, State University, Private School.

  • Kajian Moral Dan Kewarganegaraan Volume 03 Nomor 02 Tahun 2014, 897-911

    898

    PENDAHULUAN

    Kemajuan suatu bangsa dipengaruhi oleh beberapa

    aspek, salah satunya ialah pendidikan.Pendidikan

    menjadi tujuan dan cita-cita bangsa Indonesia sejak

    berdirinya negara ini.Pendidikan secara umum dapat

    didefinisikan segala pengalaman belajar yang

    berlangsung dalam segala lingkungan di sepanjang hidup

    serta segala situasi hidupyang mempengaruhi

    pertumbuhan individu (Mudyaharjo, 2002:3).

    Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

    mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

    agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

    dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

    pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,

    serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan

    masyarakat (UU Sisdiknas No.20 Pasal 1 ayat a Tahun

    2003).

    Berdasarkan UU Sisdiknas No.20 Tahun 2003

    tentang Sistem Pendidikan Nasional Pendidikan, sekolah

    menjadi salah satu tempat pembelajaran bagi pendidikan

    formal seperti sekolah.Sekolah adalah suatu lembaga

    yang memang dirancang khusus untuk pengajaran para

    murid dibawah pengawasan guru.

    Dalam mewujudkan pendidikan yang baik dan

    berkualitas, guru menjadi faktor penting. Sebab guru

    adalah pendidik professional dengan tugas utama

    mendidik, mengajar, membimbing, mengarah, melatih,

    menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan

    anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar,

    dan pendidikan menengah (UU RI No.14 Pasal 1 ayat a

    Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen). Oleh karena itu,

    seorang guru harusmemiliki kompetensi pedagogik dalam

    pembelajaran dikelas agar hasil pembelajaran dapat

    dicapai secara maksimal

    Pendidikan bertujuan meningkatkan kualitas manusia

    Indonesia. Adapun kualitas dari manusia salah satunya

    adalah meningkatkan kualitas proses belajar mengajar

    salah satunya dipengaruhi oleh kualitas kinerja guru.

    Kualitas kinerja guru akan sangat menentukan pada

    kualitas hasil pendidikan serta menentukan

    perkembangan prestasi siswa, karena guru merupakan

    pihak yang paling banyak bersentuhan langsung dengan

    siswa dalam proses pendidikan atau pembelajaran di

    lembaga pendidikan sekolah.

    Menurut Hadiyanto (2004:18), guru-guru di

    Indonesia belum memenuhi harapan bangsa, misalnya

    dari segi persyaratan pendidikan, penguasaan ilmu, dan

    teknologi. Sedangkan data Dinas Pendidikan Kota

    Mojokertotentang guru lulus sertifikasi sudah sesuai

    harapan, seperti berikut ini :

    Tabel 1. Rekapitulasi Data Guru Lulus Sertifikasi Dinas

    Pendidikan Kota Mojokerto

    NO TAHUN JENJANG

    JUMLAH

    PERTAHUN

    SMA

    1 2006 0 0

    2 2007 188 188

    3 2008 214 214

    4 2009 183 183

    5 2010 140 140

    6 2011 47 47

    7 2012 136 136

    8 2013 44 44

    JUMLAH/JENJANG 954 954

    Sumber : Dinas Pendidikan Kota Mojokerto, 2014

    Berdasarkan data di atas, guru yang sudah lulus

    sertifikasi di Kota Mojokerto meliputi guru mata pelajaran

    yang ada pada sistem pendidikan nasional, dan tidak

    terkecuali guru PPKn yang tersebar di SMAN Kota

    Mojokerto terdapat 9 guru PPKn yang sudah sertifikasi.

    Secara teoritis guru PPKn yang lulus sertifikasi dianggap

    sudah menguasai berbagai macam kompetensi guru salah

    satunya kompetensi pedagogik. Namun, untuk lebih

    meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan

    proses belajar mengajar, perlu mendapatkan perhatian dari

    penanggung jawab sistem pendidikan. Seperti yang

    dijelaskan oleh Mulyasa, (2007:5) berikut ini: “Guru

    merupakan komponen yang paling menentukan dalam

    pelaksanaan sistem pendidikan secara keseluruhan, yang

    harus mendapat perhatian sentral, pertama, dan utama.

    Guru merupakan komponen yang paling berpengaruh

    terhadap terciptanya dengan proses dan hasil pendidikan

    yang berkualitas.”

    Pernyataan di atas menjelaskan bahwa guru

    merupakan ujung tombak keberhasilan pendidikan dalam

    upaya kemajuan bangsa dan negara. Selain itu guru

    memegang peran utama karena gurulah yang menjadi

    orang tua kedua disekolah setelah pendidikan dikeluarga.

    Melalui guru sikap dan karakter seorang anak dapat

    dibentuk dan dibiasakan melalui kehidupan sehari-hari di

    sekolah dan masyarakat. Tidak kalah penting, sebenarnya

    upaya pemerintah juga ikut meningkatkan mutu

    pendidikan.

    Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik

    Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar

    Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru yang harus

    dimiliki, antara lain “kompetensi pedagogik, kepribadian,

    profesional dan sosial yang diperoleh melalui pendidikan

    profesi”. Keempat kompetensi tersebut terintegrasi dalam

    kinerja guru.

    Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan

    personal yang mencerminkan kepribadian yang mantap,

    stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi

  • Persepsi Siswa Terhadap Kompetensi Pedagogik Guru PPKn di SMAN Kota Mojokerto

    899

    peserta didik, dan berakhlak mulia. Kepribadian yang

    mantap dan stabil memiliki indikator esensial, bertindak

    sesuai dengan norma hukum, bertindak sesuai dengan

    norma sosial, bangga sebagai guru, dan memiliki

    konsistensi dalam bertindak sesuai dengan norma

    (Permendiknas, No.16 Tahun 2007).

    Kepribadian yang dewasa yaitu menampilkan

    kemandirian dalam bertindak sebagai pendidik dan

    memiliki etos kerja sebagai guru. Kepribadian yang arif

    seperti menampilkan tindakan yang didasarkan pada

    kemanfaatan peserta didik, sekolah, dan masyarakat serta

    menunjukkan keterbukaan dalam berpikir dan bertindak.

    Kepribadian yang berwibawa meliputi memiliki perilaku

    yang berpengaruh positif terhadap peserta didik dan

    memiliki perilaku yang disegani. Akhlak mulia dan dapat

    menjadi teladan ialah bertindak sesuai dengan norma

    religius (iman dan taqwa, jujur, ikhlas, suka menolong),

    dan memiliki perilaku yang diteladani peserta didik.

    Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru

    untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan

    peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan,

    orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.

    Kompetensi profesional merupakan penguasaan

    materi pembelajaran secara luas dan mendalam, yang

    mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di

    sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi

    materinya, serta penguasaan terhadap stuktur dan

    metodologi keilmuannya. Menguasai substansi keilmuan

    yang terkait dengan bidang studi dengan memahami

    materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah,

    memahami struktur, konsep dan metode keilmuan yang

    menaungi atau koheren dengan materi ajar, memahami

    hubungan konsep antar mata pelajaran terkait, dan

    menerapkan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan

    sehari-hari. Menguasai struktur dan metode keilmuan

    meliputi menguasai langkah-langkah penelitian dan kajian

    kritis untuk memperdalam pengetahuan/materi bidang

    studi. Profesional guru menurut Mulyasa (2007:5) sebagai

    berikut:Peningkatan kemampuan profesional guru bukan

    sekedar diarahkan kepada pembinaan yang lebih bersifat

    aspek-aspek administrasi kepegawaian tetapi harus lebih

    kepada peningkatan kemampuan profesionalnya dan

    komitmen sebagai seorang pendidik.

    Kompetensi pedagogik merupakan kompetensi yang

    sangat penting, sebab kompetensi ini merupakan kunci

    pokok seorang guru dalam melaksanakan pembelajaran

    dalam kelas. Kompetensi pedagogik dalam Permendiknas

    No.16 tahun 2007 meliputi yang pertama, menguasai

    peserta didik,dari aspek moral, spiritual, sosial, kultural,

    emosional, dan intelektual. Menurut kamus besar bahasa

    Indonesia moral merupakan ajaran tentang baik atau

    buruk yang diterima umum mengenai perilaku, sikap,

    kewajiban dan sebagainya. Menurut Burkhardt (1993: 20)

    spiritualitas meliputi aspek-aspek, yaitu: Berhubungan

    dengan sesuatu yang tidak diketahui atau ketidakpastian

    dalam kehidupan,, Menemukan arti dan tujuan hidup,

    Menyadari kemampuan untuk menggunakan sumber dan

    kekuatan dalam diri sendiri, Mempunyai perasaan

    keterikatan dengan diri sendiri dan dengan yang maha

    tinggi.

    Aspek sosial menurut tokoh sosial Karl Marx

    mendefinsikan sebagai hubungan antar manusia yang

    diperkuat dengan adanya kepentingan. Aspek cultural

    Bounded et.al (1989), kultural adalah sesuatu yang

    terbentuk oleh Pengembangan dan transmisi dari

    kepercayaan manusia melalui simbol-simbol tertentu,

    misalnya simbol bahasa sebagai rangkaian simbol.Yang

    digunakan untuk mengalihkan keyakinan budaya di antara

    para anggota suatu masyarakat. Aspek emosional menurut

    Goleman (2002:512), kecerdasan emosional adalah

    kemampuan seseorang mengatur kehidupan emosinya

    dengan inteligensi (to manage our emotional life with

    intelligence); menjaga keselarasan emosi dan

    pengungkapannya (the appropriateness of emotion and its

    expression) melalui keterampilan kesadaran diri,

    pengendalian diri, motivasi diri, empati dan keterampilan

    sosial.Sedangkan aspek intelektual menurut Azwar yang

    kesatu merupakan istilah yang menggambarkan

    kecerdasan, kepintaran, ataupun untuk memecahkan

    problem yang dihadapi.

    Kedua, menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip

    pembelajaran yang mendidik. Ketiga, mengembangkan

    kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran yang

    diampu. Keempat, menyelenggarakan pembelajaran yang

    mendidik. Kelima, memanfaatkan teknologi informasi dan

    komunikasi untuk kepentingan pembelajaran. Keenam,

    memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk

    mengaktualisasi berbagai potensi yang dimiliki. Ketujuh,

    berkomunikasi secara efektif, empirik, dan santun dengan

    peserta didik. Kedelapan, menyelenggarakan penilaian

    dan evaluasi proses dan hasil belajar. Kesembilan,

    memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk

    kepentingan pembelajaran. Kesepuluh, melakukan

    tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas

    pembelajaran.

    Berdasarkan pernyataan tersebut, bahwa kompetensi

    pedagogik guru sangat berpengaruh dalam pendidikan

    formal di sekolah. Guru yang telah diberikan tunjangan

    oleh pemerintah untuk meningkatkan kinerja dalam

    membangun kemajuan bangsa juga merupakan stimulus

    pemerintah dalam meningkatkan keprofesionalitas

    guru.Terlebih pada guru mata pelajaran PPKn (Pendidikan

    Pancasila dan Kewarganegaraan) menjadi salah satu hal

    yang penting. Guru PPKn diharapkan mampu menjadikan

    anak didiknya warga negara yang baik.

  • Kajian Moral Dan Kewarganegaraan Volume 03 Nomor 02 Tahun 2014, 897-911

    900

    Hasil observasisiswa kelas XI di SMAN 1, SMAN 2

    dan SMAN 3 di Kota Mojokerto pada tanggal 22 sampai

    27 Maret 2014 yang sudah dilakukan dengan

    menggunakan sampel acak menunjukkan bahwa 72%

    siswa mengatakan mata pelajaran PPKn merupakan

    pelajaran yang membosankan dan sukar. Dikatakan

    membosankan oleh beberapa siswa karena saat aktivitas

    pembelajaran berlangsung guru hanya menggunakan

    metode ceramah dan itu dinilai kurang menarik oleh

    siswa, serta guru kurang berinteraksi dengan siswa

    sehinggapelajaran yang diberikan sulit dipahami.

    Sedangkan dikatakan sukar karena siswa terlalu sering

    diberi tugas, kadang tidak ada penjelasan terlebih dahulu

    tentang tugas yang diberikan dan siswa tidak begitu

    menyukai materi yang bersifat menghafal.Siswa juga

    mengatakan bahwa media pembelajaran yang digunakan

    kurang bervariatif.

    Pernyataan tersebut jelas menimbulkan masalah

    dalam pembelajaran. Selain survei yang dilakukan di atas

    terdapat beberapa faktor lain yang menyebabkan guru

    tidak profesional dalam memberikan pembelajaran pada

    siswa khususnya mata pelajaran PPKn. Faktor-faktor

    tersebut antara lain pendidikan yang ditempuh oleh guru.

    Lembaga pendidikan guru yang sebelumnya dapat

    dijadikan tolak ukurnya. Perguruan tinggi merupakan

    pendidikan berkelanjutan yang ditempuh seseorang

    dengan maksud menemukan profesi dan keilmuwan.

    Pemilihan perguruan tinggi banyak dipengaruhi oleh

    kualitas pendidikan, sarana prasarana, dan lulusannya.

    Perguruan Tinggi Negeri masih dianggap lebih

    unggul dari perguruan tinggi swasta oleh

    masyarakat.Sehingga peminatan terhadap PTN lebih

    tinggi, seperti pada pendidikan calon guru.Menurut Ketua

    asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (Aptisi) Jawa

    Tengah, Brodjo Sudjono menilai Perguruan Tinggi Swasta

    saat ini semakin sulit menjaring mahasiswa dikarenakan

    kurangnya kepercayaan dari masyarakat terhadap sarana

    dan prasarana yang diberikan oleh Perguruan Tinggi

    Swasta di tengah persaingan dengan Perguruan Tinggi

    Negeri (Kompas, 2011:12). Sarana yang dimiliki antara

    LPTK PTN dan LPTK PTS juga berbeda beda, ada yang

    fokus infrastruktur, dan ada yang fokus dengan akademis.

    Tetapi pada hakikatnya setiap PTN dan PTS memiliki

    kelemahan dan kelebihan sendiri-sendiri.

    Berdasarkan uraian di atas maka perlu adanya

    pembenahan proses pembelajaran yang dilakukan oleh

    guru kepada siswa khususnya mata pelajaran PPKn, hal

    ini dapat dilakukan melalui penguatan kompetensi

    pedagogik yang harus dimiliki oleh guru PPKn di SMAN

    Kota Mojokerto. Dan kompetensi pedagogik sangat

    diperlukan sebab didalam kompetensi pedagogik terdapat

    7 aspek antara lain: (1) Menguasai karateristik peserta

    didik, (2) Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip

    pembelajaran yang mendidik, (3) Pengembangan

    kurikulum, (4) Kegiatan pembelajaran yang mendidik, (5)

    Pengembangan potensi peserta didik, (6) Komunikasi

    dengan peserta didik, (7) Penilaian dan evaluasi,yang

    dibutuhkan dalam aktivitas pembelajaran untuk mencapai

    tujuan pembelajaran. Jika 7 aspek kompetensi pedagogik

    terpenuhi maka guru PPKn dapat menciptakan aktivitas

    pembelajaran yang partisipatif, aktif, inovatif, kreatif,

    efektif dan menyenangkan (PAIKEM). Oleh karena itu

    guru PPKn harus menguasai 7 aspek kompetensi

    pedagogik itu, baik guru PPKn lulusan PTN maupun guru

    PPKn lulusan PTS.

    Penelitian ini bertujuan untuk dengan mengetahui

    persepsi siswa kelas XI terhadap kompetensi pedagogik

    guru PPKn di SMAN Kota Mojokerto.

    Secara etimologis, kata persepsi atau percepetion

    berasal dari bahasa Latin perception, dari percipere yang

    artinya menerima atau mengambil (Sobur, 2003:446).

    Persepsi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

    (1990:329) diartikan sebagai tanggapan/penerimaan

    langsung dari suatu serapan/suatu proses seseorang

    mengetahui beberapa hal melalui panca inderanya.

    Pada hakikatnya persepsi adalah proses penilaian

    seseorang terhadap objek tertentu yang diamati melalui

    panca indra (indra peraba, indra penglihat, indra pencium,

    indra pengecap dan indra pendengar). Persepsi merupakan

    bagian yang inti dalam komunikasi. Persepsi dari setiap

    individu tidaklah sama, namun apabila antara individu

    yang satu dengan yang lain memiliki kesamaan sehingga

    akan mempermudah individu-individu tersebut untuk

    berkomunikasi. Kemudahan berkomunikasi dapat

    mendorong individu-individu tersebut untuk membentuk

    suatu kelompok budaya sesuai dengan karakteristik

    individu-individu tadi. Hal ini sesuai dengan pendapat

    Mulyana mengenai pengertian persepsi. “Persepsi disebut

    inti komunikasi, jika persepsi dari individu tidak akurat,

    individu tidak mungkin berkomunikasi dengan efektif.

    Persepsi yang menentukan individu memilih suatu pesan

    dan mengabaikan pesan lain. Semakin tinggi derajat

    kesamaan persepsi antar individu, semakin mudah dan

    semakin sering individu-individu tersebut berkomunikasi,

    dan sebagai konsekuensinya semakin cenderung

    membentuk kelompok budaya atau kelompok identitas

    (Mulyana, 2008:180)”.

    Sedangkan persepsi menurut Rakhmad (2000:51)

    adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, dan

    hubungan-hubungan yang diperoleh dengan

    menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi

    ialah memberikan makna pada stimulti inderawi (sensory

    stimuli).

    Persepsi yang dikemukakan oleh (Rakhmad,

    2000:52) menjelaskan bahwa persepsi yang dilakukan

    oleh seseorang dapat muncul ketika seseorang tersebut

  • Persepsi Siswa Terhadap Kompetensi Pedagogik Guru PPKn di SMAN Kota Mojokerto

    901

    mempunyai pengalaman mengenai objek, peristiwa

    kemudian berlanjut pada penyimpulan informasi yang

    telah diperoleh dan langkah selanjutnya adalah seseorang

    tersebut dapat menafsirkan pesan.

    Berdasarkan definisi di atas, maka persepsi adalah

    pandangan atau seseorang dalam memahami suatu

    informasi yang ada disekitar, baik melalui penglihatan,

    pendengaran, penciuman, dan pengahayatan perasaan dari

    setiap individu. Dari proses itulah kemudian individu

    mengalami proses persepsi.

    Dari beberapa penjelasan di atas yang di maksud

    dengan persepsi dalam penelitian ini adalah proses

    pengamatan, pengenalan, penarikan kesimpulan dan

    penilaian yang dilakukan oleh siswa terhadap kompetensi

    pedagogik guru PPKn.

    Persepsi tidak muncul begitu saja, menurut Sobur

    (2003:447) proses persepsi terdapat beberapa komponen

    utama, yaitu: Seleksi adalah proses penjaringan oleh

    indera terhadap rangsangan dari luar, intensitas dan

    jenisnya dapat banyak atau sedikit. Mengorganisasi adalah

    proses mengorganisasikan informasi sehingga mempunyai

    arti bagi seseorang. Ada tiga dimensi pengorganisasian

    rangsangan,yaitu (1) Pengelompokkan, (2) Bentuk timbul

    dan latar, kecenderungan untuk memusatkan perhatian

    pada gejala-gejala tertentu yang timbul menonjol,

    sedangkan rangsangan atau gejala lainnya berada dilatar

    belakang, (3) Kemantapan persepsi yaitu kecenderungan

    untuk menstabilkan persepsi, dan perubahan-perubahan

    konteks tidak mempengaruhinya.

    Interprestasi yaitu memberikan arti pada berbagai

    data dan informasi yang diterima. Interprestasi ini

    dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti : Pengalaman

    masa lalu, Sistem nilai yang dianut, Motivasi,

    Kepribadian, Kecerdasan.

    Selain kelima faktor tersebut, interprestasi juga

    bergantung pada kemampuan seseorang untuk

    mengadakan pengkategorian informasi yang diterimanya

    yaitu proses mereduksi informasi yang kompleks menjadi

    sederhana. Selanjutnya, hasil interprestasi ini membentuk

    persepsi yang kemudian diterjemahkan dalam tingkah

    laku sebagai reaksi.

    Persepsi baik apabila telah memenuhi proses

    tahapan di atas. Seleksi akan sebuah peristiwa dan

    kegiatan diperlukan untuk penjaringan yang merangsang

    indera. Siswa menyeleksi apa yang telah diperolehnya.

    Selnjutnya mengorganisasi sebuah peristiwa menjadi

    informasi yang mempunyai arti bagi seseorang.Siswa

    mengorganisasi kompetensi guru PPKn terlebih pada

    pedagogik.Siswa melanjutkan interprestasi yang

    memberikan arti pada kompetensi guru PPKn mereka.

    Oleh karena itu, persepsi siswa didukung tahapan pada

    proses persepsi dalam pelaksanaannya.

    Banyak faktor yang mempengaruhi persepsi yaitu

    dilihat dari suatu rangsangan, objek yang sama dan

    dipersepsikan berbeda. Hal tersebut dapat ditimbulkan dan

    terjadi pada sistem syaraf individu. Untuk lebih jelasnya,

    berikut faktor-faktor yang mempengaruhi presepsi, yaitu:

    Perhatian atau attention adalah proses mental ketika

    stimulti atau rangkaian melemah. Perhatian ini dapat

    terjadi bila kita mengkonsentrasikan diri pada salah satu

    alat indera saja, dan mengesampingkan alat indera

    lainnya. Faktor-faktor fungsional berasal dari kebutuhan,

    pengalaman masa lalu dan hal-hal lain termasuk apa yang

    disebut dengan faktor-faktor personal yang menentukan

    persepsi dan bukan bentuk jenis stimuli, melainkan

    karakteristik satu orang yang memberikan respon pada

    stimulus itu.

    Faktor-faktor structural struktural semata-mata dan

    fisik dan efek-efek syaraf yang ditimbulkannya pada

    sistem syaraf individu dan identitasnya (Rakhmad,

    2000:52). Dengan memberikan perhatian kepada objek

    yang akan dipersepsi maka seseorang akan lebih mudah

    dalam proses penilaian selanjutnya. Faktor yang

    mempengaruhi persepsi adalah faktor-faktor fugsional

    dimana faktor tersebut berasal dari kebutuhan,

    pengalaman masa lalu dan hal-hal lain yang menentukan

    persepsi dari orang-orang yang memberikan timbal balik

    dari proses persepsi tersebut. Selain faktor fungsional

    adapula faktor structural yang merupakan faktor fisik dan

    sistem syaraf dari setiap individu yang menjadi objek

    persepsi.

    Adapun syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam

    melakukan persepsi menurut Walgito (1993:54), yaitu:

    adanya objek yang dipersepsi, Adanya alat indera /

    reseptor yang cukup baik dari orang yang

    mempersepsikan, Adanya perhatian yang merupakan

    langkah awal untuk melakukan persepsi.

    Untuk melakukan persepsi atau penilain syarat

    utama yang harus dipenuhi adalah objek yang dipersepsi,

    karena dengan adanya objek yang dipersepsi seseorang

    akan memiliki penilaian yang lebih jelas. Untuk

    melakukan persepsi, seorang guru harus memiliki alat

    untuk melakukan penilaian. Sebelum melakukan persepsi

    atau penilaian seseorang harus melakukan pendekatan

    terlebih dulu kepada objek yang akan dipersepsi hal ini

    dilakukan untuk mempermudah proses persepsi.

    Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14

    Tahun 2005 tentang Undang-Undang guru dan dosen

    dijelaskan bahwa: “kompetensi adalah seperangkat

    pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang harus

    dimiliki, dihayati dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam

    melaksanakan tugas profesionalisme”. “Kompetensi

    merupakan perpaduan dari pengetahuan, ketrampilan,

    nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan

    berpikir dan bertindak. Pada sistem pengajaran,

  • Kajian Moral Dan Kewarganegaraan Volume 03 Nomor 02 Tahun 2014, 897-911

    902

    kompetensi digunakan untuk mendeskripsikan

    kemampuan profesional yaitu kemampuan untuk

    menunjukkan pengetahuan dan konseptualisasi pada

    tingkat yang lebih tinggi. Kompetensi ini dapat diperoleh

    melalui pendidikan, pelatihan dan pengalaman lain sesuai

    tingkat kompetensinya (Mulyasa, 2007:37-38)”.

    Menurut Undang-Undang No. 14 Tahun 2005

    tentang Guru dan Dosen, kompetensi adalah seperangkat

    pengetahuan, ketrampilan, dan perilaku yang harus

    dimiliki, dihayati dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam

    melaksanakan tugas keprofesionalan.

    Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan

    bahwa kompetensi merupakan seperangkat penguasaan

    kemampuan, keterampilan, nilai, dan sikap yang harus

    dimiliki, dihayati, dan dikuasai guru yang bersumber dari

    pendidikan, pelatihan, dan pengalamannya sehingga dapat

    menjalankan tugas mengajarnya secara professional.

    Guru merupakan orang yang berperan penting dalam

    pendidikan formal. Seperti pendapat Mulyasa, (2007:5)

    adalah “Guru merupakan komponen yang paling

    menentukan dalam pelaksanaan sistem pendidikan secara

    keseluruhan, yang harus mendapat perhatian sentral,

    pertama, dan utama. Guru sangat berperan dalam proses

    pendidikan. Guru memegang peran utama dalam

    pembangunan pendidikan, khususnya yang

    diselanggarakan secara formal di sekolah. Guru juga

    sangat menentukan keberhasilan peserta didik, terutama

    dalam kaitannya dengan proses belajar mengajar. Guru

    merupakan komponen yang paling berpengaruh terhadap

    terciptanya dengan proses dan hasil pendidikan yang

    berkualitas. Oleh karena itu, upaya perbaikan apapun yang

    dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan tidak

    akan memberikan sumbangan yang signifikan tanpa

    didukung oleh guru yang professional dan berkualitas.

    Dengan kata lain, perbaikan kualitas pendidikan

    berpangkal dari guru dan berujung pula pada guru”.

    Berdasarkan pernyataan di atas, maka dapat

    dikatakan bahwa guru adalah ujung tombak pendidikan.

    Hal ini dikarenakan bahwa guru adalah orang yang

    berpengaruh dalam pendidikan, terutama saat kegiatan

    belajar mengajar di sekolah berlangsung. Sehingga dalam

    hal ini guru dituntut untuk profesional untuk menciptakan

    perbaikan pendidikan yang berkualitas.

    Guru adalah orang yang berwenang dan

    bertanggung jawab atas pendidikan muridnya. Ini berarti

    guru harus memiliki dasar-dasar kompetensi sebagai

    wewenang dan kemampuan dalam menjalankan tugasnya.

    Oleh karena itu kompetensi harus mutlak dimiliki guru

    sebagai kemampuan, kecakapandan ketrampilan

    mengelola pendidikan. Guru harus memiliki kompetensi

    sesuai dengan standar yang ditetapkan atau yang dikenal

    dengan standar kompetensi guru. Standar ini diartikan

    sebagai suatu ukuran yang ditetapkan atau dipersyaratkan.

    Lebih lanjut Suparlan (2006: 85), menjelaskan bahwa:

    “Standar kompetensi guru adalah ukuran yang ditetapkan

    atau dipersyaratkan dalam bentuk penguasaan

    pengetahuan dan perilaku perbuatan bagi seorangguru

    agar berkelayakan untuk menduduki jabatan fungsional

    sesuai dengan bidang tugas, kualifikasi dan jenjang

    pendidikan”.

    Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor

    14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Kompetensi

    adalah seperangkat pengetahuan, ketrampilan dan perilaku

    yang harus dimiliki, dihayati dan dikuasai oleh guru dan

    dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.

    Dalam hubungannya dengan tenaga kependidikan,

    kompetensi merujuk pada perbuatan yang bersifat rasional

    dan memenuhi sertifikasi tertentu dalam melaksanakan

    tugas kependidikan.Tenaga kependidikan dalam hal ini

    adalah guru. Guru harus memilki kompetensi yang

    memadai agar dapat menjalankan tugas dengan baik.

    Suparlan (2006: 85) berpendapat bahwa “Kompetensi

    guru melakukan kombinasi kompleks dari pengetahuan,

    sikap, ketrampilan dan nilai-nilai yang ditujukkan guru

    dalamkonteks kinerja yang diberikan kepadanya”.

    Berdasarkan uraian di atas kompetensi guru dapat

    diartikan sebagai kemampuan/kecakapan seorang guru

    berupa pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai

    yang diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan sehingga

    dapat melaksanakan tugasnya dengan baik.

    Menurut Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu

    Pendidik dan Tenaga Kependidikan No 28 Tahun 2010

    tentang pedoman pelaksanaan Penilaian Kinerja

    Guru (PKG). Menjelaskan bahwa kompetensi pedagogik

    merupakan salah satu jenis kompetensi yang mutlak perlu

    dikuasai guru. Kompetensi Pedagogik pada dasarnya

    adalah kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran

    peserta didik. Kompetensi Pedagogik merupakan

    kompetensi khas, yang akan membedakan guru dengan

    profesi lainnya dan akan menentukan tingkat keberhasilan

    proses dan hasil pembelajaran peserta didiknya.

    Kompetensi ini tidak diperoleh secara tiba-tiba tetapi

    melalui upaya belajar secara terus menerus dan sistematis,

    baik pada masa pra jabatan (pendidikan calon guru)

    maupun selama dalam jabatan, yang didukung oleh bakat,

    minat dan potensi keguruan lainnya dari masing-masing

    individu yang bersangkutan.

    Berdasarkan pada Penilaian Kinerja Guru tentang

    kompetensi pedagogik terdiri atas 7 aspek yaitu:

    Menguasai karakteristik peserta didik, Menguasai teori

    belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik,

    Pengembangan kurikulum, Kegiatan pembelajaran yang

    mendidik, Pengembangan potensi peserta didik,

    Komunikasi dengan peserta didik, Penilaian dan evaluasi.

    Berdasarkan 7 aspek di atas dikembangkan dalam

    45 indikator dari masing-masing aspek yaitu Menguasai

  • Persepsi Siswa Terhadap Kompetensi Pedagogik Guru PPKn di SMAN Kota Mojokerto

    903

    karakteristik peserta didik, guru mampu mencatat dan

    menggunakan informasi tentang karakteristik peserta

    didik untuk membantu proses pembelajaran. Karakteristik

    ini terkait dengan aspek fisik, intelektual, sosial,

    emosional, moral, dan latar belakang sosial budaya.

    Dengan mengetahui karakteristik setiap peserta

    didik, maka guru akan mampu mengetahui dan memenuhi

    kebutuhan setiap peserta didik. Setiap peserta didik pasti

    memiliki kekurangan dan kelebihan yang pasti berbeda-

    beda oleh karena itu seorang guru selalu dituntut untuk

    mengetahui apa yang memang dibutuhkan oleh peserta

    didik sehingga peserta didik memiliki kesempatan dan hak

    yang sama dalam kegiatan belajar sehingga mereka tidak

    merasa dibeda-bedakan satu sama lain. Menguasai teori

    belajar dan prinsip‐prinsip pembelajaran yang mendidik.

    Seorang guru haruslah mampu menciptakan

    kegiatan pembelajaran yang mendidik sehingga mampu

    menciptakan peserta didik yang bermoral dan berguna

    bagi semua orang. Oleh karena itulah seorang guru

    dituntut untuk menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip

    belajar yang baik. Pengembangan kurikulum, guru

    mampu menyusun silabus sesuai dengan tujuan

    terpenting kurikulum dan menggunakan RPP sesuai

    dengan tujuan dan lingkungan pembelajaran.

    Guru mampu memilih, menyusun, dan menata materi

    pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik.

    Kurikulum pembelajaran pasti akan terus berubah seiring

    perkembangan zaman, oleh karena itu setiap guru selalu

    dituntut untuk mampu menyesuaikan diri dengan

    perkembangan kurikulum yang baru, hal ini harus

    ditunjang oleh keinginan setiap guru untuk selalu mau

    belajar tentang perkembangan pendidikan saat ini.

    Pengembangan potensi peserta didik, Guru

    mampu menganalisis potensi pembelajaran setiap peserta

    didik dan mengidentifikasi pengembangan potensi peserta

    didik melalui program pembelajaran yang mendukung

    siswa mengaktualisasikan potensi akademik, kepribadian,

    dan kreativitasnya sampai ada bukti jelas bahwa peserta

    didik mengaktualisasikan potensi mereka.

    Seorang guru selalu dituntut untuk mengetahui

    potensi apa saja yang dimiliki oleh peserta didik, karena

    dengan mengetahui potensi yang dimiliki oleh setiap

    peserta didik guru akan mampu membantu peserta didik

    mengembangkan potensi yang dimiliki oleh peserta didik.

    Komunikasi dengan peserta didik, guru mampu

    berkomunikasi secara efektif, empatik dan santun dengan

    peserta didik dan bersikap antusias dan positif. Guru

    mampu memberikan respon yang lengkap dan relevan

    kepada komentar atau pernyataan peserta didik. Guru

    adalah orang tua kedua bagi peserta didik, maka seorang

    guru harus memiliki kemampuan berkomunikasi yang

    baik dengan setiap peserta didik karena dengan demikian

    seorang guru akan mengetahui dan dapat berusaha

    membantu setiap peserta didik memenuhi kebutuhannya.

    Penilaian dan Evaluasi, guru mampu

    menyelenggarakan penilaian proses dan hasil belajar

    secara berkesinambungan. Guru melakukan evaluasi atas

    efektivitas proses dan hasil belajar dan menggunakan

    informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk merancang

    program remedial dan pengayaan. Guru mampu

    menggunakan hasil analisis penilaian dalam proses

    pembelajarannya. Seorang guru diharapkan memiliki

    kemampuan penilaian dan evaluasi yang baik untuk setiap

    peserta didiknya, sehingga guru mampu memberikan

    penilain yang obyektif bagi semua peserta didik sehingga

    setiap penilaian yang diberikan oleh guru tidak terkesan

    membeda-bedakan peserta didik.

    Berdasarkan penilaian kinerja guru tentang

    kompetensi pedagogik di atas, yang termasuk dalam

    persepsi siswa terhadap kompetensi guru pedagogik ialah

    menguasai karakteristik peserta didik, menguasai teori

    belajar dan prinsi-prinsip pembelajaran yang mendidk,

    pengembangan kurikulum, kegiatan pembelajaran yang

    mendidik, pengembagan potensi peserta didik,

    komunikasi dengan peserta didik serta penilaian dan

    evaluasi. Aspek-aspek tersebut akan menjadi indikator

    dalam menentukan persepsi siswa terhadap kompetensi

    pedagogik guru PPKn mereka. Persepsi siswa akan di

    ukur berdasarkan ketujuh aspek tersebut.

    Penelitian ini didasari oleh teori kognitif, yang pada

    umumnya menerima Psikologi Gestalt tentang persepsi.

    Selanjutnya, persepsi ini diuraikan secara lebih rinci oleh

    Bruner (1957) (dalam Sarwono, 1995: 89). Bruner

    mengatakan bahwa persepsi merupakan proses

    kategorisasi. Organisme dirangsang oleh suatu masukan

    tertentu (objek-objek di luar, peristiwa, dan lain-lain) dan

    organism itu berespon dengan menghubungkan masukan

    itu dengan salah satu kategori (golongan) objek-objek atau

    peristiwa-peristiwa. Proses menghubungkan dengan

    sengaja mencari kategori yang tepatsehingga dapat

    mengenali atau memberi arti kepada masukan tersebut.

    Dengan demikian, persepsi juga bersifat inferensial

    (menarik kesimpulan).

    Dalam proses pengambilan keputusan persepsi,

    Bruner menyatakan bahwa ada empat tahap pengambilan

    keputusan sebagai berikut: Kategorisasi primitif, dimana

    objek atau peristiwa diamati, diisolasi, dan ditandai

    berdasarkan ciri-ciri khusus. Pada tingkat ini pemberian

    arti pada objek persepsi masih sangat minimal. Mencari

    tanda (cue search), dimana pengamat secara cepat

    memeriksa (scanning) lingkungan untuk mencari

    informasi-informasi tambahan untuk memungkinkannya

    melakukan kategorisasi yang tepat. Konfirmasi, terjadi

    setelah objek mendapatkan penggolongan sementaranya.

    Pada tahap ini pengamat tidak lagi terbuka untuk

  • Kajian Moral Dan Kewarganegaraan Volume 03 Nomor 02 Tahun 2014, 897-911

    904

    sembarang masukan, melainkan ia hanya menerima

    tambahan informasi yang akan memperkuat

    (mengkonfirmasi) keputusannya. Masukan-masukan yang

    tidak relevan dihindari. Tahap ini oleh Bruner

    dinamakan juga proses seleksi melalui pintu gerbang

    (selective geating process). Konfirmasi tuntas, di mana

    pencarian tanda-tanda diakhiri. Tanda-tanda baru

    diabaikan saja dan tanda-tanda yang tidak konsisten

    dengan kesimpulan yang sudah dibuat juga diabaikan saja

    atau diubah sedemikian rupa sehingga cocok dengan

    kategori yang sudah dipilih.

    Selanjutnya Bruner mengungkapkan pendapatnya

    tentang persepsi ke dalam tujuh proses persepsi sebagai

    berikut: Persepsi tergantung pada proses pengambilan

    keputusan, Proses pengambilan keputusan memanfaatkan

    tanda-tanda diskriminatif (discriminatory cues) sehingga

    dimungkinkan untuk menempatkan masukan ke dalam

    kategori-kategori, Proses pemanfaatan tanda-tanda

    melibatkan proses penyimpulan (inference) yang menuju

    pada penempatana suatu objek ke dalam suatu kategori

    tertentu, Suatu kategori adalah serangkaian sifat atau

    ketentuan khusus tentang jenis-jenis peristiwa yang secara

    bersama-sama bisa dimasukkan ke dalam satu kelompok,

    Kategori-kategori berbeda-beda dalam hal kesiapannya

    untuk dikaitkan dengan suatu rangsang tertentu.

    Persepsi adalah dapat dipercaya dalam arti bahwa

    rangsang-rangsang yang masuk dirujuk ke kategori yang

    sesuai. Jika kondisi kurang optimal, persepsi akan menjadi

    dapat dipercaya dalam arti bahwa kaitannya dengan

    kategori-kategori sesuai dengan berbagai kemungkinan

    yang ada di lingkungan.

    Berdasarkan teori yang dijelaskan di atas dalam hal

    ini siswa melakukan proses pengkategorisasian melalui

    tanda-tanda yang diberikan oleh guru untuk menentukan

    kemampuan pedagogik guru tersebut. Bruner (1957)

    (dalam Sarwono, 1995: 89) menambahkan siswa dapat

    menentukan kemampuan pedagogik guru melalui proses

    pengamatan, pengisolasian dan suatu tanda-tanda yang

    memiliki ciri-ciri khusus, dimana persepsi siswa akan

    sangat dipengaruhi oleh pengambilan keputusan yang

    ditentukan.

    METODE

    Pendekatan penelitian yang digunakan pada

    penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, karena data

    yang telah diperoleh berupa angka dan dianalisis

    menggunakan statistik. Adapun metode penelitian yang

    digunakan adalah penelitian survey.

    Lokasi penelitian yang digunakan adalah Sekolah

    Menengah Atas Negeri (SMAN) yang ada dikota

    Mojokerto, adapun penentuan sekolah yang dijadikan

    tujuan penelitian di Kota Mojokerto adalah SMAN 1

    Mojokerto, SMAN 2 Mojokerto dan SMAN 3 Mojokerto.

    Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa

    kelas yang berjumlah 1000 siswa dan guru mata pelajaran

    PPKn yang berjumlah 9 guru di SMAN Kota Mojokerto.

    Maka pengambilan sampel yang digunakan adalah simple

    random sampling dengan jumlah sampel 91 siswa.

    Variabel dalam penelitian ini adalah persepsi siswa

    terhadap kompetensi pedagogik guru PPKn. Persepsi

    siswa terhadap kompetensi pedagogik guru PPKn adalah

    penilaian siswa terhadap kompetensi pedagogik yang

    harus dimiliki oleh guru PPKn, 7 aspek kompetensi

    pedagogik yang diambil sebagai indikator penelitian

    adalah sebagai berikut: menguasai karakteristik peserta

    didik, menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip

    pembelajaran yang mendidik, pengembangan kurikulum,

    kegiatan pembelajaran yang mendidik, pengembangan

    potensi peserta didik, komunikasi dengan peserta didik,

    penilaian dan evaluasi.

    Dalam penelitian ini, instrumen penelitian yang

    digunakan adalah angket dan dokumentasi. Pengumpulan

    data dalam penelitian ini menggunakan angket tertutup,

    yaitu salah satu jenis angket dimana item pernyataan

    pada angket berbentuk pilihan/isian tanda yang nantinya

    responden diharapkan bisa mengisi angket sesuai dengan

    pengetahuan dan sikap yang dimilikinya, sehingga

    diharapkan nantinya data yang diperoleh bisa lebih

    lengkap. Angket digunakan untuk mencari data yang

    berhubungan denganpersepsi siswa kelas XI terhadap

    kompetensi pedagogik guru PPKn di SMAN Kota

    Mojokerto. Angket ini diberikan kepada siswa.

    Selain menggunakan metode angket, penelitian juga

    menggunakan metode wawancara. Wawancara dilakukan

    kepada guru PPKn karena untuk mengetahui seberapa

    paham tentang kompetensi pedagogik guru. Sedangkan

    dokumentasi dilakukan untuk mengumpulkan data yang

    bersumber dari arsip dan dokumen baik yang berada di

    dalam SMAN Kota Mojokerto ataupun yang berada di

    luar SMAN Kota Mojokerto, yang ada hubungannya

    dengan penelitian ini yaituRPP, profil sekolah, visi misi

    di SMAN Kota Mojokerto.

    Dalam penelitian ini teknik analisis data yang

    digunakan adalah deskriptif kuantitatif dalam bentuk

    persentase. Rumus persentase adalah sebagai berikut :

    Keterangan :

    P = Hasil akhir dalam presentase

    n = Nilai yang diperoleh dari hasil angket

    N = Jumlah responden.

  • Persepsi Siswa Terhadap Kompetensi Pedagogik Guru PPKn di SMAN Kota Mojokerto

    905

    Sebelum melakukan persentase, terlebih dahulu

    dilakukan penentuan skor terhadap masing-masing

    jawaban jawaban yang tersedia dalam angket, yakni

    terdapat dalam tabel di bawah ini :

    Tabel 2. Penilaian atau Skoring Angket

    JAWABAN Nilai/Skoring

    Ya 3

    Kadang-kadang 2

    Tidak Pernah 1

    Setelah menentukan skor dari angket, maka

    diperlukan penentuan kriteria penilaian. Adapun kriteria

    penilaian yang digunakan adalah sebagai berikut :

    81%-100% : Sangat Baik

    61%-80% : Baik

    41%-60% : Cukup Baik

    21%-40% : Kurang Baik

    0%-20% : Tidak Baik

    Sumber: Riduwan, (2013:89)

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Hasil Penelitian

    Lokasi penelitian adalah SMA Negeri Kota

    Mojokerto yaitu SMAN 1 Mojokerto, SMAN 2 Mojokerto

    dan SMAN 3 Mojokerto.

    Persepsi siswa terhadap kompetensi pedagogik guru

    PPKn di SMAN Kota Mojokerto, ditinjau berdasarkan

    aspek-aspek dari kompetensi pedagogik yaitu menguasai

    karateristik peserta didik, menguasai teori belajar dan

    prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik,

    pengembangan kurikulum, kegiatan pembelajaran yang

    mendidik, pengembangan potensi peserta didik,

    komunikasi dengan peserta didik, serta penilaian dan

    evaluasi.

    Berdasarkan data angket yang dihasilkan melalui

    penelitian, diperoleh gambaran adanya persepsi siswa

    kelas XI terhadap kompetensi pedagogik guru PPKn di

    SMA Negeri Kota Mojokerto, yang meliputi: menguasai

    karateristik peserta didik, menguasai teori belajar dan

    prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik,

    pengemabangan kurikulum, kegiatan pembelajaran yang

    mendidik, pengembangan potensi peserta didik,

    komunikasi dengan peserta didik, penilaian dan evaluasi

    yang dilihat dari guru lulusan PTN dan guru lulusan PTS.

    Berdasarkan data hasil angket tentang persepsi siswa

    kelas XI terhadap kompetensi pedagogik guru PPKn di

    SMA Negeri Kota Mojokerto dari lulusan PTN,

    menunjukkan bahwa indikator tentang menguasai

    karateristik peserta didik tergolong sangat baik yang

    ditunjukkan dengan persentase rata-rata 86,90% dari

    indikator ini terdiri dari beberapa item pernyataan antara

    lain: (1) Guru PPKn, menanyakan kepada semua siswa

    terhadap materi yang belum dipahami yang menjawab ya

    67 siswa, kadang-kadang 22 siswa, tidak pernah 2 siswa,

    pada pernyataan ini diperoleh jumlah persentase 90,47%.

    (2) Guru PPKn memberikan kesempatan pada semua

    siswa untuk mengemukakn pendapat yang menjawab ya

    67 siswa, kadang-kadang 20 siswa, tidak pernah 4 siswa

    pada pernyataan ini diperoleh jumlah persentase 89,47%.

    (3) Guru PPKn menegur siswa, saat siswa menganggu

    siswa lainnya yang menjawab ya 45 siswa, kadang-

    kadang 39 siswa, tidak pernah 7 siswa, pada pernyataan

    ini diperoleh jumlah persentase 80,58%. (4) Guru PPKn

    membantu siswa ketika ada siswa yang mengalami

    kesulitan menangkap materi yang menjawab ya 61 siswa,

    kadang 24 siswa, dan tidak pernah 6 siswa, pada

    pernyataan ini diperoleh jumlah persentase 86,81%.

    Indikator tentang menguasai teori belajar dan

    prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik tergolong

    sangat baik yang ditunjukkan dengan persentase rata-rata

    88,28% dari indikator ini terdiri dari beberapa item

    pernyataan antara lain: (1) Guru PPKn, menanyakan

    tingkat pemahaman siswa terhadap materi pelajaran yang

    menjawab ya 70 siswa, kadang-kadang 20 siswa, tidak

    pernah 1 siswa, pada pernyataan ini diperoleh jumlah

    persentase 91,94%. (2) Guru PPKn menjelaskan

    kegiatan/aktivitas yang akan dilakukan pada saat proses

    pembelajaran yang menjawab ya 70 siswa, kadang-kadang

    18 siswa, tidak pernah 3 siswa, pada pernyataan ini

    diperoleh jumlah persentase 91,20%. (3) Guru PPKn

    memberikan motivasi agar kemauan belajar siswa

    meningkat menjawab ya 51 siswa, kadang-kadang 34

    siswa, tidak pernah 6 siswa, pada pernyataan ini diperoleh

    jumlah persentase 83,15%. (4) Guru PPKn

    memperhatikan respon siswa yang belum/tidak

    memahami materi pelajaran yang dijelaskan yang

    menjawab ya 61 siswa, kadang 24 siswa, dan tidak pernah

    6 siswa, pada pernyataan ini diperoleh jumlah persentase

    86,81%.

    Indikator tentang pengembangan kurikulum

    tergolong sangat baik yang ditunjukkan dengan persentase

    rata-rata 83,64% dari indikator ini terdiri dari beberapa

    item pernyataan antara lain: (1) Guru PPKn menjelaskan

    materi pelajaran secara berurutan dengan melihat tujuan

    pembelajaran yang menjawab ya 52 siswa, kadang-kadang

    34 siswa, tidak pernah 5 siswa, pada pernyataan ini

    diperoleh jumlah persentase 83,88%. (2) Guru PPKn

    melakukan pelajaran diluar kelas yang menjawab ya 67

    siswa, kadang-kadang 16 siswa, tidak pernah 8 siswa,

    pada pernyataan ini diperoleh jumlah persentase 88,28%.

    (3) Guru PPKn memberikan materi dikaitkan dengan

    konteks kehidupan sehari-hari yang menjawab ya 40

  • Kajian Moral Dan Kewarganegaraan Volume 03 Nomor 02 Tahun 2014, 897-911

    906

    siswa, kadang-kadang 44 siswa, tidak pernah 7 siswa,

    pada pernyataan ini diperoleh jumlah persentase 78,76%.

    Indikator tentang kegiatan pembelajaran yang

    mendidik tergolong sangat baik yang ditunjukkan dengan

    persentase rata-rata 84,46% dari indikator ini terdiri dari

    beberapa item pernyataan antara lain: (1) Guru PPKn

    memberitahukan tujuan pembelajaran yang menjawab ya

    50 siswa, kadang-kadang 36 siswa, tidak pernah 6 siswa,

    pada pernyataan ini diperoleh jumlah persentase 83,15%.

    (2) Guru PPKn menjelaskan materi sesuai dengan tujuan

    pembelajaran yang menjawab ya 67 siswa, kadang-kadang

    15 siswa, tidak pernah 9 siswa, pada pernyataan ini

    diperoleh jumlah persentase 87,91%. (3) Guru PPKn

    dapat menciptakan suasana kelas yang menyenangkan dan

    yang menjawab ya 34 siswa, kadang-kadang 49 siswa,

    tidak pernah 8 siswa, pada pernyataan ini diperoleh

    jumlah persentase 76,19%. (4) Guru PPKn menjelaskan

    materinya kembali, jika ada siswa yang kesulitan dan

    yang menjawab ya 59 siswa, kadang-kadang 26 siswa,

    tidak pernah 6 siswa, pada pernyataan ini diperoleh

    jumlah persentase 86,08%. (5) Guru PPKn memberi

    peringatan jika ada siswa yang membuat gaduh yang

    menjawab ya 61 siswa, kadang-kadang 27 siswa, tidak 3

    siswa, pada pernyataan ini diperoleh jumlah persentase

    87,91%. (6) Guru PPKn memberikan contoh yang nyata

    dan dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari yang

    menjawab ya 65 siswa, kadang-kadang 21 siswa, tidak

    pernah 5 siswa, pada pernyataan ini diperoleh jumlah

    persentase 88,64%. (7) Guru PPKn menggunakan metode

    pembelajaran yang variatif yang menjawab ya 35 siswa,

    kadang-kadang 44 siswa, tidak pernah 12 siswa, pada

    pernyataan ini diperoleh jumlah persentase 75,09%. (8)

    Guru PPKn mendampingi siswanya saat diskusi yang

    menjawab ya 41 siswa, kadang-kadang 37 siswa, tidak

    pernah 13 siswa, pada pernyataan ini diperoleh jumlah

    persentase 76,92%. (9) Guru PPKn menggunakan media

    power point dan melibatkan siswa dalam penggunaan

    media pada saat penyampaian materi yang menjawab ya

    61 siswa, kadang-kadang 24 siswa, tidak pernah 6 siswa,

    pada pernyataan ini diperoleh jumlah persentase 86,81%.

    (10) Guru PPKn memberikan siswa untuk dapat

    mengungkapkan pendapat yang menjawab ya 76 siswa,

    kadang-kadang 13 siswa, tidak pernah 2 siswa, pada

    pernyataan ini diperoleh jumlah persentase 93,77%. (11)

    Guru PPKn dalam penyampaian materi secara bertahap

    yang menjawab ya 64 siswa, kadang-kadang 26 siswa,

    tidak pernah 1 siswa, pada pernyataan ini diperoleh

    jumlah persentase 89,74%. (12) Guru PPKn menggunakan

    media secara efektif dan efesian untuk meningkatkan

    motivasi belajar siswa yang menjawab ya 43 siswa,

    kadang-kadang 45 siswa, tidak pernah 3 siswa, pada

    pernyataan ini diperoleh jumlah persentase 81,32%.

    Indikator tentang pengembangan potensi peserta

    didik tergolong sangat baik yang ditunjukkan dengan

    persentase rata-rata 83,01% dari indikator ini terdiri dari

    beberapa item pernyataan antara lain: (1) Guru PPKn

    memberitahukan hasil ulangan yang telah siswa dapatkan

    yang menjawab ya 50 siswa, kadang-kadang 25 siswa,

    tidak pernah 7 siswa, pada pernyataan ini diperoleh

    jumlah persentase 85,71%. (2) Guru PPKn melaksanakan

    proses pembelajaran yang membuat siswa untuk belajar

    sesuai dengan kemampuan yang dimiliki dan yang

    menjawab ya 45 siswa, kadang-kadang 33 siswa, tidak

    pernah 13 siswa, pada pernyataan ini diperoleh jumlah

    persentase 78,38%. (3) Siswa dapat berfikir kritis dengan

    pernyataan yang dibuat oleh guru PPKn yang menjawab

    ya 51 siswa, kadang-kadang 35 siswa, tidak pernah 5

    siswa, pada pernyataan ini diperoleh jumlah persentase

    83,51%. (4) Guru PPKn mampu menumbuhkan kreatifitas

    siswa yang menjawab ya 45 siswa, kadang-kadang 40

    siswa, tidak pernah 6 siswa, pada pernyataan ini diperoleh

    jumlah persentase 80,95%. (5) Guru PPKn memberi

    penjelasan kembali kepada siswa yang tidak mengerti dan

    yang menjawab ya 49 siswa, kadang-kadang 35 siswa,

    tidak pernah 7 siswa, pada pernyataan ini diperoleh

    jumlah persentase 82,05%. (6) Guru PPKn dapat

    memberikan tanggapan positif terhadap hasil tugas dan

    bakat siswa sehingga siswa dapat bersemangat yang

    menjawab ya 54 siswa, kadang-kadang 28 siswa, tidak

    pernah 9 siswa, pada pernyataan ini diperoleh jumlah

    persentase 83,15%. (7) Guru PPKn memberikan

    kesempatan siswa untuk bertanya memperoleh materi

    yang belum dipahami dan yang menjawab ya 64 siswa,

    kadang-kadang 25 siswa, tidak pernah 2 siswa, pada

    pernyataan ini diperoleh jumlah persentase 89,37%. (8)

    Guru PPKn menciptakan kondisi yang tenang dan

    memeriksa kesiapan siswa yang menjawab ya 45 siswa,

    kadang-kadang 40 siswa, tidak pernah 6 siswa, pada

    pernyataan ini diperoleh jumlah persentase 80,95%.

    Indikator tentang komunikasi dengan peserta didik

    tergolong sangat baik yang ditunjukkan dengan persentase

    rata-rata 89,37% dari indikator ini terdiri dari beberapa

    item pernyataan antara lain: (1) Guru PPKn memberikan

    pertanyaan kepada siswa yang dapat menumbuhkan

    partisipasi aktif yang menjawab ya 61 siswa, kadang-

    kadang 26 siswa, tidak pernah 4 siswa, pada pernyataan

    ini diperoleh jumlah persentase 87,54%. (2) Guru PPKn

    mendengarkan pertanyaan yang ditanyakan siswa yang

    menjawab ya 65 siswa, kadang-kadang 26 siswa, tidak

    pernah 0 siswa, pada pernyataan ini diperoleh jumlah

    persentase 90,47%. (3) Guru PPKn menanggapi

    pertanyaan yang ditanyakan siswa yang menjawab ya 72

    siswa, kadang-kadang 17 siswa, tidak pernah 2 siswa,

    pada pernyataan ini diperoleh jumlah persentase 92,30%.

    (4) Guru PPKn mampu menumbuhkan kerja sama antar

  • Persepsi Siswa Terhadap Kompetensi Pedagogik Guru PPKn di SMAN Kota Mojokerto

    907

    siswa lainnya yang menjawab ya 53 siswa, kadang-

    kadang 34 siswa, tidak pernah 4 siswa, pada pernyataan

    ini diperoleh jumlah persentase 84,61%. (5) Guru PPKn

    memberikan respon yang baik terhadap jawaban yang

    disampaikan siswa yang menjawab ya 67 siswa, kadang-

    kadang 21 siswa, tidak pernah 3 siswa, pada pernyataan

    ini diperoleh jumlah persentase 90,11%. (6) Guru PPKn

    memberikan perhatian kepada siswa, yang memberikan

    pendapat untuk pertanyaan yang diajukan siswa lainnya

    dan yang menjawab ya 71 siswa, kadang-kadang 16

    siswa, tidak pernah 6 siswa, pada pernyataan ini diperoleh

    jumlah persentase 91,20%.

    Indikator tentang penilaian dan evaluasi tergolong

    sangat baik yang ditunjukkan dengan persentase rata-rata

    86,95% dari indikator ini terdiri dari beberapa item

    pernyataan antara lain: (1) Guru PPKn memberikan

    berbagai macam tugas baik individu maupun kelompok,

    untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa dan yang

    menjawab ya 64 siswa, kadang-kadang 22 siswa, tidak

    pernah 5 siswa, pada pernyataan ini diperoleh jumlah

    persentase 88,28%. (2) Guru PPKn memberikan remidi

    dan pengayaan kepada siswa, jika ada siswa yang

    mendapatkan nilai di bawah rata-rata nilai ketuntasan

    minimal dan yang menjawab ya 68 siswa, kadang-kadang

    20 siswa, tidak pernah 3 siswa, pada pernyataan ini

    diperoleh jumlah persentase 90,48%. (3) Guru PPKn

    melakukan evaluasi terhadap topik/kompetensi yang

    sudah dijelaskan dan yang menjawab ya 60 siswa,

    kadang-kadang 25 siswa, tidak pernah 6 siswa, pada

    pernyataan ini diperoleh jumlah persentase 84,45%. (4)

    Guru PPKn menerima pendapat dari siswa, agar dapat

    meningkatkan materi pelajaran selanjutnya dan yang

    menjawab ya 57 siswa, kadang-kadang 26 siswa, tidak

    pernah 8 siswa, pada pernyataan ini diperoleh jumlah

    persentase 84,61%.

    Berdasarkan data hasil angket tentang persepsi siswa

    kelas XI terhadap kompetensi pedagogik guru PPKn di

    SMA Negeri Kota Mojokerto dari lulusan PTS,

    menunjukkan bahwa indikator tentang menguasai

    karateristik peserta didik tergolong sangat baik yang

    ditunjukkan dengan persentase rata-rata 83,60% dari

    sampel yang berjumlah 91 siswa, yang diperoleh dari

    indikator ini terdiri dari beberapa item pernyataan antara

    lain: (1) Guru PPKn, menanyakan kepada semua siswa

    terhadap materi yang belum dipahami yang menjawab ya

    62 siswa, kadang-kadang 26 siswa, tidak pernah 3 siswa,

    pada pernyataan ini diperoleh jumlah persentase 88,27%.

    (2) Guru PPKn memberikan kesempatan pada semua

    siswa untuk mengemukakn pendapat yang menjawab ya

    68 siswa, kadang-kadang 18 siswa, tidak pernah 5 siswa,

    pada pernyataan ini diperoleh jumlah persentase 89,74%.

    (3) Guru PPKn menegur siswa, saat siswa menganggu

    siswa lainnya yang menjawab ya 18 siswa, kadang-

    kadang 59 siswa, tidak pernah 14 siswa, pada pernyataan

    ini diperoleh jumlah persentase 68,13%. (4) Guru PPKn

    membantu siswa ketika ada siswa yang mengalami

    kesulitan menangkap materi yang menjawab ya 65 siswa,

    kadang 20 siswa, dan tidak pernah 6 siswa, pada

    pernyataan ini diperoleh jumlah persentase 88,27%.

    Indikator tentang menguasai teori belajar dan

    prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik tergolong

    sangat baik yang ditunjukkan dengan persentase rata-rata

    83,60% dari indikator ini terdiri dari beberapa item

    pernyataan antara lain: (1) Guru PPKn, menanyakan

    tingkat pemahaman siswa terhadap materi pelajaran yang

    menjawab ya 63 siswa, kadang-kadang 29 siswa, tidak

    pernah 3 siswa, pada pernyataan ini diperoleh jumlah

    persentase 91,57%. (2) Guru PPKn menjelaskan

    kegiatan/aktivitas yang akan dilakukan pada saat proses

    pembelajaran yang menjawab ya 62 siswa, kadang-kadang

    23 siswa, tidak pernah 5 siswa, pada pernyataan ini

    diperoleh jumlah persentase 86,81%. (3) Guru PPKn

    memberikan motivasi agar kemauan belajar siswa

    meningkat menjawab ya 17 siswa, kadang-kadang 62

    siswa, tidak pernah 12 siswa, pada pernyataan ini

    diperoleh jumlah persentase 68,49%. (4) Guru PPKn

    memperhatikan respon siswa yang belum/tidak

    memahami materi pelajaran yang dijelaskan yang

    menjawab ya 63 siswa, kadang 23 siswa, dan tidak pernah

    4 siswa, pada pernyataan ini diperoleh jumlah persentase

    87,54%.

    Indikator tentang pengembangan kurikulum

    tergolong baik yang ditunjukkan dengan persentase rata-

    rata 79,36% dari indikator ini terdiri dari beberapa item

    pernyataan antara lain: (1) Guru PPKn menjelaskan materi

    pelajaran secara berurutan dengan melihat tujuan

    pembelajaran yang menjawab ya 33 siswa, kadang-kadang

    39 siswa, tidak pernah 19 siswa, pada pernyataan ini

    diperoleh jumlah persentase 71,79%. (2) Guru PPKn

    melakukan pelajaran diluar kelas yang menjawab ya 70

    siswa, kadang-kadang 12 siswa, tidak pernah 9 siswa,

    pada pernyataan ini diperoleh jumlah persentase 89,01%.

    (3) Guru PPKn memberikan materi dikaitkan dengan

    konteks kehidupan sehari-hari yang menjawab ya 39

    siswa, kadang-kadang 42 siswa, tidak pernah 10 siswa,

    pada pernyataan ini diperoleh jumlah persentase 77,28%.

    Indikator tentang kegiatan pembelajaran yang

    mendidik tergolong sangat baik yang ditunjukkan dengan

    persentase rata-rata 82,84% dari indikator ini terdiri dari

    beberapa pernyataan antara lain: (1) Guru PPKn

    memberitahukan tujuan pembelajaran yang menjawab ya

    41 siswa, kadang-kadang 40 siswa, tidak pernah 10 siswa,

    pada pernyataan ini diperoleh jumlah persentase 78,02%.

    (2) Guru PPKn menjelaskan materi sesuai dengan tujuan

    pembelajaran yang menjawab ya 71 siswa, kadang-kadang

    12 siswa, tidak pernah 8 siswa, pada pernyataan ini

  • Kajian Moral Dan Kewarganegaraan Volume 03 Nomor 02 Tahun 2014, 897-911

    908

    diperoleh jumlah persentase 89,74%. (3) Guru PPKn

    dapat menciptakan suasana kelas yang menyenangkan dan

    yang menjawab ya 41 siswa, kadang-kadang 45 siswa,

    tidak pernah 5 siswa, pada pernyataan ini diperoleh

    jumlah persentase 79,85%. (4) Guru PPKn menjelaskan

    materinya kembali, jika ada siswa yang kesulitan dan

    yang menjawab ya 50 siswa, kadang-kadang 35 siswa,

    tidak pernah 6 siswa, pada pernyataan ini diperoleh

    jumlah persentase 82,78%. (5) Guru PPKn memberi

    peringatan jika ada siswa yang membuat gaduh yang

    menjawab ya 51 siswa, kadang-kadang 26 siswa, tidak 14

    siswa, pada pernyataan ini diperoleh jumlah persentase

    80,22%. (6) Guru PPKn memberikan contoh yang nyata

    dan dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari yang

    menjawab ya 53 siswa, kadang-kadang 26 siswa, tidak

    pernah 12 siswa, pada pernyataan ini diperoleh jumlah

    persentase 81,68%. (7) Guru PPKn menggunakan metode

    pembelajaran yang variatif yang menjawab ya 37 siswa,

    kadang-kadang 45 siswa, tidak pernah 9 siswa, pada

    pernyataan ini diperoleh jumlah persentase 76,92%. (8)

    Guru PPKn mendampingi siswanya saat diskusi yang

    menjawab ya 47 siswa, kadang-kadang 35 siswa, tidak

    pernah 9 siswa, pada pernyataan ini diperoleh jumlah

    persentase 80,58%. (9) Guru PPKn menggunakan media

    power point dan melibatkan siswa dalam penggunaan

    media pada saat penyampaian materi yang menjawab ya

    57 siswa, kadang-kadang 27 siswa, tidak pernah 7 siswa,

    pada pernyataan ini diperoleh jumlah persentase 84,98%.

    (10) Guru PPKn memberikan siswa untuk dapat

    mengungkapkan pendapat yang menjawab ya 70 siswa,

    kadang-kadang 17 siswa, tidak pernah 4 siswa, pada

    pernyataan ini diperoleh jumlah persentase 90,84%. (11)

    Guru PPKn dalam penyampaian materi secara bertahap

    yang menjawab ya 61 siswa, kadang-kadang 25 siswa,

    tidak pernah 5 siswa, pada pernyataan ini diperoleh

    jumlah persentase 87,18%. (12) Guru PPKn menggunakan

    media secara efektif dan efesian untuk meningkatkan

    motivasi belajar siswa yang menjawab ya 47 siswa,

    kadang-kadang 37 siswa, tidak pernah 7 siswa, pada

    pernyataan ini diperoleh jumlah persentase 81,32%.

    Indikator tentang pengembangan potensi peserta

    didik tergolong sangat baik yang ditunjukkan dengan

    persentase rata-rata 88,66% dari indikator ini terdiri dari

    beberapa item pernyataan antara lain: (1) Guru PPKn

    memberitahukan hasil ulangan yang telah siswa dapatkan

    yang menjawab ya 64 siswa, kadang-kadang 23 siswa,

    tidak pernah 4 siswa, pada pernyataan ini diperoleh

    jumlah persentase 88,64%. (2) Guru PPKn melaksanakan

    proses pembelajaran yang membuat siswa untuk belajar

    sesuai dengan kemampuan yang dimiliki dan yang

    menjawab ya 55 siswa, kadang-kadang 30 siswa, tidak

    pernah 6 siswa, pada pernyataan ini diperoleh jumlah

    persentase 84,61%. (3) Siswa dapat berfikir kritis dengan

    pernyataan yang dibuat oleh guru PPKn yang menjawab

    ya 44 siswa, kadang-kadang 39 siswa, tidak pernah 8

    siswa, pada pernyataan ini diperoleh jumlah persentase

    79,85%. (4) Guru PPKn mampu menumbuhkan kreatifitas

    siswa yang menjawab ya 47 siswa, kadang-kadang 35

    siswa, tidak pernah 9 siswa, pada pernyataan ini diperoleh

    jumlah persentase 80,58%. (5) Guru PPKn memberi

    penjelasan kembali kepada siswa yang tidak mengerti dan

    yang menjawab ya 58 siswa, kadang-kadang 26 siswa,

    tidak pernah 7 siswa, pada pernyataan ini diperoleh

    jumlah persentase 85,43%. (6) Guru PPKn dapat

    memberikan tanggapan positif terhadap hasil tugas dan

    bakat siswa sehingga siswa dapat bersemangat yang

    menjawab ya 62 siswa, kadang-kadang 23 siswa, tidak

    pernah 6 siswa, pada pernyataan ini diperoleh jumla

    persentase 87,18%. (7) Guru PPKn memberikan

    kesempatan siswa untuk bertanya memperoleh materi

    yang belum dipahami dan yang menjawab ya 61 siswa,

    kadang-kadang 27 siswa, tidak pernah 3 siswa, pada

    pernyataan ini diperoleh jumlah persentase 87,91%. (8)

    Guru PPKn menciptakan kondisi yang tenang dan

    memeriksa kesiapan siswa yang menjawab ya 51 siswa,

    kadang-kadang 34 siswa, tidak pernah 6 siswa, pada

    pernyataan ini diperoleh jumlah persentase 83,15%.

    Indikator tentang komunikasi dengan peserta didik

    tergolong sangat baik yang ditunjukkan dengan persentase

    rata-rata 88,09% dari indikator ini terdiri dari beberapa

    item pernyataan antara lain: (1) Guru PPKn memberikan

    pertanyaan kepada siswa yang dapat menumbuhkan

    partisipasi aktif yang menjawab ya 56 siswa, kadang-

    kadang 32 siswa, tidak pernah 3 siswa, pada pernyataan

    ini diperoleh jumlah persentase 86,08%. (2) Guru PPKn

    mendengarkan pertanyaan yang ditanyakan siswa yang

    menjawab ya 66 siswa, kadang-kadang 19 siswa, tidak

    pernah 6 siswa, pada pernyataan ini diperoleh jumlah

    persentase 88,64%. (3) Guru PPKn menanggapi

    pertanyaan yang ditanyakan siswa yang menjawab ya 69

    siswa, kadang-kadang 16 siswa, tidak pernah 6 siswa,

    pada pernyataan ini diperoleh jumlah persentase 89,74%.

    (4) Guru PPKn mampu menumbuhkan kerja sama antar

    siswa lainnya yang menjawab ya 60 siswa, kadang-

    kadang 25 siswa, tidak pernah 6 siswa, pada pernyataan

    ini diperoleh jumlah persentase 86,44%. (5) Guru PPKn

    memberikan respon yang baik terhadap jawaban yang

    disampaikan siswa yang menjawab ya 63 siswa, kadang-

    kadang 25 siswa, tidak pernah 3 siswa, pada pernyataan

    ini diperoleh jumlah persentase 98,64%. (6) Guru PPKn

    memberikan perhatian kepada siswa, yang memberikan

    pendapat untuk pertanyaan yang diajukan siswa lainnya

    dan yang menjawab ya 70 siswa, kadang-kadang 12

    siswa, tidak pernah 9 siswa, pada pernyataan ini diperoleh

    jumlah persentase 89,01%.

  • Persepsi Siswa Terhadap Kompetensi Pedagogik Guru PPKn di SMAN Kota Mojokerto

    909

    Indikator tentang penilaian dan evaluasi

    tergolong baik yang ditunjukkan dengan persentase rata-

    rata 79,39% dari indikator ini terdidri dari beberapa item

    pernyataan antara lain: (1) Guru PPKn memberikan

    berbagai macam tugas baik individu maupun kelompok,

    untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa dan yang

    menjawab ya 45 siswa, kadang-kadang 33 siswa, tidak

    pernah 13 siswa, pada pernyataan ini diperoleh jumlah

    persentase 78,38%. (2) Guru PPKn memberikan remidi

    dan pengayaan kepada siswa, jika ada siswa yang

    mendapatkan nilai di bawah rata-rata nilai ketuntasan

    minimal dan yang menjawab ya 46 siswa, kadang-kadang

    25 siswa, tidak pernah 20 siswa, pada pernyataan ini

    diperoleh jumlah persentase 76,19%. (3) Guru PPKn

    melakukan evaluasi terhadap topik/kompetensi yang

    sudah dijelaskan dan yang menjawab ya 47 siswa,

    kadang-kadang 35 siswa, tidak pernah 9 siswa, pada

    pernyataan ini diperoleh jumlah persentase 80,59%. (4)

    Guru PPKn menerima pendapat dari siswa, agar dapat

    meningkatkan materi pelajaran selanjutnya dan yang

    menjawab ya 53 siswa, kadang-kadang 28 siswa, tidak

    pernah 10 siswa, pada pernyataan ini diperoleh jumlah

    persentase 82,42%.

    Berdasarkan dari penyajian data di atas dapat dibuat

    table perbandingan tentang persepsi siswa terhadap

    kompetensi pedagogik guru PPKn lulusan PTN dengan

    guru PPKn lulusan PTS yang dilihat dari 7 aspek tersebut:

    Tabel 3. Perbandingan kompetensi pedagogik guru

    PPKn lulusan PTN dengan guru PPKn lulusan PTS.

    No Indikator Pernyataan Persetanse

    PTN PTS

    1

    Kemampuan Guru dalam Menguasai

    Karateristik Peserta

    Didik.

    86,90% 83,60%

    2

    Kemampuan Guru dalam Menguasai Teori

    Belajar dan Prinsip-

    Prinsip Pembelajaran

    yang Mendidik

    88,28% 83,60%

    3

    Kemampuan Guru

    dalam Pengembangan

    Kurikulum

    83,64% 79,36%

    4

    Kemampuan Guru

    dalam Kegiatan

    Pembelajaran yang

    Mendidik.

    84,46% 82,84%

    5

    Kemampuan Guru

    dalam pengembangan

    potensi peserta didik.

    83,01% 88,66%

    6

    Kemampuan Guru

    dalam Komunikasi

    dengan Peserta Didik.

    89,37% 88,09%

    7

    Kemampuan Guru

    dalam Penilaian dan

    Evaluasi

    86,95% 79,39%

    Rata-Rata 86,09% 83,65%

    Sumber: Data Primer

    Berdasarkan tabel di atas bisa disimpulkan bahwa

    persepsi siswa terhadap kompetensi pedagogik guru PPKn

    lulusan PTN sangat baik dengan persetase sebesar 86,09%

    dan kompetensi pedagogik guru PPKn lulusan PTS juga

    tergolong sangat baik dengan persentase sebesar 83,65%.

    Di samping angket yang disebarkan kepada siswa,

    juga dilakukan wawancara kepada guru PPKn di SMA

    Negeri Kota Mojokerto untuk mengetahui kompetensi

    pedagogik guru. Kompetensi Pedagogik merupakan

    kompetensi khas, yang akan membedakan guru dengan

    profesi lainnya dan akan menentukan tingkat keberhasilan

    proses dan hasil pembelajaran peserta didiknya. Semua

    guru PPKn di SMAN Kota Mojokerto telah mengikuti

    sertifikasi guru yang bertujuan untuk meningkatkan

    kompetensi guru salah satunya kompetensi pedagogik

    dapat disimpulkan bahwa semua guru PPKn di SMA

    Negeri Kota Mojokerto pernah mengikuti sertifikasi guru,

    yang dimana pada waktu mengikuti sertifikasi guru

    pernah dijelaskan empat macam kompetensi guru salah

    satunya kompetensi guru yang sangat penting yaitu

    kompetensi pedagogik guru. Serta, guru PPKn harus

    mengetahui pengertian dari kompetensi pedagogik,

    seberapa penting kompetensi pedagogik untuk siswa, serta

    metode maupun media yang digunakan pada waktu proses

    pembelajaran.

    Semua guru PPKn di SMA Negeri Kota Mojokerto

    mengatakan bahwa kompetensi pedagogik yaitu

    kompetensi atau kemampuan dalam pengelolaan peserta

    didik yang sangat penting untuk siswa maupun guru.

    Dalam proses pembelajaran materi-materi yang

    dijelaskan oleh guru supaya tuntas, serta penggunaan

    media maupun metode semua guru berusaha

    menggunakan yang bervariasi supaya siswa tidak merasa

    bosan saat pembelajaran berlangsung.

    Pembahasan

    Kompetensi Pedagogik merupakan kompetensi

    khas, yang akan membedakan guru dengan profesi lainnya

    dan akan menentukan tingkat keberhasilan proses dan

    hasil pembelajaran peserta didiknya. Kompetensi ini tidak

    diperoleh secara tiba-tiba tetapi melalui upaya belajar

    secara terus menerus dan sistematis, baik pada masa pra

    jabatan (pendidikan calon guru) maupun selama dalam

    jabatan, yang didukung oleh bakat, minat dan potensi

    keguruan lainnya dari masing-masing individu yang

    bersangkutan.

    Kompetensi pedagogik guru sangat berpengaruh

    dalam pendidikan formal di sekolah. Guru yang telah

  • Kajian Moral Dan Kewarganegaraan Volume 03 Nomor 02 Tahun 2014, 897-911

    910

    diberikan tunjangan oleh pemerintah untuk meningkatkan

    kinerja dalam membangun kemajuan bangsa juga

    merupakan stimulus pemerintah dalam meningkatkan

    keprofesionalisan guru.Terlebih pada guru mata pelajaran

    PPKn (Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan)

    menjadi salah satu hal yang penting. Guru PPKn

    diharapkan mampu menjadikan anak didiknya warga

    negara yang baik.

    Berdasarkan teori persepsi menurut Bruner (1957)

    (dalam Sarwono (1995: 89). Bruner mengatakan bahwa

    persepsi merupakan proses kategorisasi. Organisme

    dirangsang oleh suatu masukan tertentu (objek-objek di

    luar, peristiwa, dan lain-lain) dan organisme itu berespon

    dengan menghubungkan masukan itu dengan salah satu

    kategori (golongan) objek-objek atau peristiwa-peristiwa.

    Proses menghubungkan dengan sengaja mencari kategori

    yang tepat sehingga dapat mengenali atau memberi arti

    kepada masukan tersebut. Dengan demikian, persepsi juga

    bersifat inferensial (menarik kesimpulan).

    Hal di atas dapat diartikan bahwa apa yang

    dirasakan siswa selama proses pembelajaran berlangsung

    dapat berpengaruh pada persepsi siswa tehadap cara

    mengajar guru. Dalam hal ini teknik- teknik yang

    digunakan guru dalam pembelajaran akan membawa

    dampak terhadap pengetahuan siswa tentang seberapa

    besar kemampuan guru dalam mengajar dan menguasai

    kelas dengan baik. Kemampuan yang dimaksud adalah

    kemampuan pedagogik guru yaitu kemampuan guru

    dalam mengelola pembelajaran peserta didik di dalam

    maupun di luar kelas.

    Berdasarkan pernyataan Bruner tersebut maka

    persepsi siswa kepada guru dilakukan melalui empat

    tahapan. Adapun empat tahapan tersebut adalah (1)

    Kategorisasi primitif, pada tahap ini siswa hanya menilai

    kompetensi guru melalui proses yang sebentar dan bersifat

    sementara, sehingga hasil penilaian persepsi siswa

    terhadap kmpetensi pedagogic guru lemah atau minim

    sekali. (2) Setelah kategorisasi primitif, siswa tidak

    tinggal diam dengan seiring berjalannya waktu, siswa

    mulai mencari tanda-tanda yang dimiliki guru untuk

    menguatkan jawaban yang sudah dimiliki sebelumnya.

    Beberapa cara seperti mengamati tingkah lakunya,

    mencari informasi kesehariannya sehingga siswa dapat

    mengkategorisasikan ke dalam kelompok tertentu sesuai

    dengan persepsi yang sudah didapat dari panca indra yang

    sudah dirasakan. (3) Mengkonfirmasi apakah yang

    selama ini siswa dapatkan melalui panca indra mengenai

    informasi dan pengamatan sesuai dengan kenyataan yang

    ada pada seorang guru tersebut, (4) Konfirmasi tuntas,

    yaitu kesimpulan atas data, informasi yang diperoleh

    melaui pengamatan yang didapat dari panca indra selama

    proses belajar mengajar berlangsung di dalam maupun di

    luar kelas.

    Berdasarkan hasil penelitian tentang persepsi siswa

    tentang kompetensi pedagogik guru lulusan PTN dan PTS

    di SMA Negeri Mojokerto diketahui bahwa guru harus

    mengetahui pengertian dari kompetensi pedagogik,

    seberapa penting kompetensi pedagogik untuk siswa, serta

    metode maupun media yang digunakan pada waktu proses

    pembelajaran. Kompetensi pedagogik adalah kemampuan

    mengenal karateristik siswa, mengenal pembelajaran yang

    benar, serta pengenalan media pembelajaran yang sesuai

    dengan karateristik siswa, kompetensi pedagogik penting

    bagi siswa, namun kompetensi pedagogik juga penting

    bagi guru agar dapat melakukan pembelajaran yang baik.

    Dalam proses pembelajaran guru diharapkan selalu

    berusaha untuk menggunakan metode atau media

    pembelajaran yang bervariatif, apalagi pada mata

    pelajaran PPKn yang menurut sebagian besar siswa adalah

    mata pelajaran yang membosankan.

    PENUTUP

    Simpulan

    Persepsi siswa kelas XI terhadap kompetensi

    pedagogik guru PPKn lulusan PTN di SMAN Kota

    Mojokerto adalah sangat baik. Hal ini ditunjukkan oleh

    kemampuan guru dalam menguasai karateristik peserta

    didik dengan persentase 86,90%, dalam menguasai teori

    belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik

    dengan persentase 88,28%, dalam pengembangan

    kurikulum dengan persentase 83,64%, dalam kegiatan

    pembelajaran yang mendidik dengan persentase 84,46%,

    dalam pengembangan potensi peserta didik dengan

    persentase 83,01%, dalam komunikasi dengan peserta

    didik dengan persentase 89,37% dan dalam Penilaian dan

    Evaluasi dengan persentase 86,95%. Hasil penelitian

    persepsi siswa kelas XI terhadap kompetensi pedagogik

    guru PPKn lulusan PTS di SMAN Kota Mojokerto adalah

    sangat baik untuk lima indikator dan baik untuk

    duaindikator. Lima indikator tersebuat ditunjukkan oleh

    kemampuan guru dalam menguasai karateristik peserta

    didik dengan persentase 83,60%, dalam menguasai teori

    belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik

    dengan persentase 83,60%, dalam kegiatan pembelajaran

    yang mendidik dengan persentase 82,84%, dalam

    pengembangan potensi peserta didik dengan persentase

    88,66%,dalam komunikasi dengan peserta didik dengan

    persentase 88,09%. Dua indikator baik ditunjukkan oleh

    kemampuan guru dalam Penilaian dan Evaluasi dan dalam

    pengembangan kurikulum dengan persentase masing-

    masing adalah 79,39% dan 79,36%. Jadi data hasil

    penelitian tentang persepsi siswa terhadap kompetensi

    pedagogik guru PPKn lulusan PTN sangat baik dengan

    persetase sebesar 86,09% dan kompetensi pedagogik guru

    PPKn lulusan PTS juga tergolong sangat baik dengan

    persentase sebesar 83,65%

  • Persepsi Siswa Terhadap Kompetensi Pedagogik Guru PPKn di SMAN Kota Mojokerto

    911

    Saran

    Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disarankan

    kepada guru PPKn lulusan PTS di SMAN Kota Mojokerto

    bahwa kompetensi pedagogik untuk aspek kemampuan

    guru dalam pengembangan kurikulum dan aspek

    kemampuan guru dalam penilaian dan evaluasi supaya

    ditingkatkan lagi.

    DAFTAR PUSTAKA

    Arikunto, Suharsimi. 2006. Manajemen Penelitian.

    Jakarta: Rineka Cipta.

    Bimo, Walgito. 1993. Pengantar Psikologi Umum.

    Yogyakarta: Andi.

    Gerungan. 1988. Psikologi Sosial. Bandung: PT. Eresco

    Hadiyanto. 2004. Mencari Sosok Desentralisasi

    Manajemen Pendidikan di Indonesia. Jakarta:

    Rineka Cipta.

    Ibn Chamim, Asykuri dkk. 2003. Pendidikan

    Kewarganegaraan. Yogyakarta: LP3 Universitas

    Muhammadiyah Yogyakarta.

    Kunandar. 2007. Guru Profesional Implementasi KTSP

    dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: Raja

    Grafindo Persada.

    Mudyaharjdo, Redja. 2002. Pengantar Pendidikan.

    Jakarta: Raja Grafindo Persada.

    Mulyana, Deddy. 2008. Ilmu Komunikasi Suatu

    Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

    Mulyasa, E. 2007.Standar Kompetensi dan Sertifikasi

    Guru. Bandung: Remaja Rosdakarya.

    Poerwadarminto, W. J. S. 1990. Kamus Umum Bahasa

    Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

    Rahmat, Jalludin. 2000. Psikologi Komunikasi. Bandung:

    Remaja Rosdakarya.

    Riduwan. 2013. Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-

    Karyawan dan Penelitian Pemula.Bandung:

    Alfabeta.

    Sarwono, Wirawan Sarlito. 1995. Teori-Teori Psikologi

    Sosial. Jakarta: Raja Grafindo Persada

    Sobur, Alex. 2003. Semiotika Komunikasi. Cetakan

    Kedua. Bandung: Remaja Rosdakarya Offset.

    Sugioyono. 2011. Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan

    R& D. Bandung: Alfabeta.

    Undang-Undang RI Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru

    dan Dosen. PGRI. Surabaya: Fak. Hukum

    UBHARA Surabaya.

    Rujukan Internet :

    Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan

    Tenaga Kependidikan Nomor 28 Tahun 2008

    tentang Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kinerja

    Guru

    (PKG).(Online).(http://www.lpmpjogja.org/indek

    s.php/artikeldankaryailmiah, diakses 5 maret

    2014)

    Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik

    Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi. 2007.

    (Online). (www.diknas.go.id diakses 14

    Desember 2013)

    Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003

    Tentang Sistem Pendidikan Nasional. 2003.

    (Online). (http://www.inherent-dikti-

    net/files/sisdiknas.pdf diakses 14 Desember 2013)

    http://www.lpmpjogja.org/indeks.php/artikeldankaryailmiahhttp://www.lpmpjogja.org/indeks.php/artikeldankaryailmiahhttp://www.diknas.go.id/http://www.inherent-dikti-net/files/sisdiknas.pdf%20diakses%2014%20Desember%202013http://www.inherent-dikti-net/files/sisdiknas.pdf%20diakses%2014%20Desember%202013