PERSEPSI PESERTA KURSUS MENJAHIT TERHADAP …

103
PERSEPSI PESERTA KURSUS MENJAHIT TERHADAP LEMBAGA KURSUS DAN PELATIHAN (LKP) DI DESA MATTIROWALIE KECAMATAN TANETE RIAJA KABUPATEN BARRU SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada program Studi Pendidikan Sosiologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar Oleh : HASMAWATI NIM. 105381103716 JURUSAN PENDIDIKAN SOSIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2021

Transcript of PERSEPSI PESERTA KURSUS MENJAHIT TERHADAP …

Page 1: PERSEPSI PESERTA KURSUS MENJAHIT TERHADAP …

PERSEPSI PESERTA KURSUS MENJAHIT TERHADAP LEMBAGA

KURSUS DAN PELATIHAN (LKP) DI DESA MATTIROWALIE

KECAMATAN TANETE RIAJA KABUPATEN BARRU

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh Gelar Sarjana

Pendidikan pada program Studi Pendidikan Sosiologi

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh :

HASMAWATI

NIM. 105381103716

JURUSAN PENDIDIKAN SOSIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2021

Page 2: PERSEPSI PESERTA KURSUS MENJAHIT TERHADAP …

iv

Page 3: PERSEPSI PESERTA KURSUS MENJAHIT TERHADAP …

v

Page 4: PERSEPSI PESERTA KURSUS MENJAHIT TERHADAP …

vi

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda-tangan di bawah ini :

Nama : Hasmawati

Nim : 105381103716

Jurusan : Pendidikan Sosiologi

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dengan Judul : Persepsi Peserta Kursus Menjahit Terhadap Lembaga

Kursus dan Pelatihan (LKP) di Desa Mattirowalie Kecamatan Tanete Riaja

Kabupaten Barru.

Dengan menyatakan bahwa skripsi yang saya ajukan di depan Tim Penguji

adalah hasil karya sendiri dan bukan hasil ciptaan dari orang lain atau dibuatkan

pleh siapapun. Demikian pernyataan ini saya buat dan saya bersediah menerima

saanksi apabilah pernyataan ini tidak benar.

Makassar, februari 2021

Yang membuat perjanjian

Hasmawati

Page 5: PERSEPSI PESERTA KURSUS MENJAHIT TERHADAP …

vii

SURAT PERJANJIAN

Saya yang bertanda-tangan di bawah ini :

Nama : Hasmawati

Nim : 105381103716

Jurusan : Pendidikan Sosiologi

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut:

1. Mulai dari penyusunan skripsi sampai selesai penyusunan skripsi ini, saya

akan menyusun sendiri skripsi saya (tidak dibuatkan oleh siapapun).

2. Dalam menyusun skripsi, saya akan selalu melakukan konsultasi dengan

pembimbing yang telah ditetapkan oleh pemimpin fakultas.

3. Saya tidak akan melakukan penjiplakan (Plagiat) dalam penyusunan

skripsi.

4. Apabila saya melanggar perjanjian seperti pada butir 1, 2, dan 3 saya

bersedia menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.

Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.

Makassar, februari 2021

Yang membuat perjanjian

Hasmawati

Page 6: PERSEPSI PESERTA KURSUS MENJAHIT TERHADAP …

viii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum, kecuali mereka

mengubah keadaan mereka sendiri ” (QS. Ar Ra’d 11)

“Dan bahwasanya seorang Manusia tiada memperoleh selain apa yang

diusahakannya”

( An Najm : 39 )

PERSEMBAHAN

Alhamdulillah, atas rahmat dan hidayah-Nya, saya dapat menyelesaikan skripsi ini

dengan baik. Karya sederhana ini kupersembahkan Untuk kedua orang tua

tercinta, Ayahanda dan Ibunda, ketulusanya dari hati atas doa yang tak pernah

putus, semangat yang tak ternilai. Serta Untuk Orang-Orang Terdekatku Yang

Tersayang, Dan Untuk Almamater Biru Kebanggaanku.

Page 7: PERSEPSI PESERTA KURSUS MENJAHIT TERHADAP …

ix

ABSTRAK

HASMAWATI, 2021, Persepsi Peserta kursus Menjahit Terhadap Lembaga

Kursus dan pelatihan Desa Mattirrowalie, Kecamatan Tanete Riaja, Kabupaten

Barru. Jurusan Pendidikan Sosiologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Makassar.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang Persepsi peserta kursus

menjahit di Desa Mattirowalie Kecamatan Tanete Riaja Kabupaten Barru.

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini yaitu menggunakan

metode penelitian kualitatif deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui persepsi

peserta kursus menjahit. Informan dalam penelitian ini terdiri dari enam orang,

lima perempuan dan satu Laki- laki. Pengumpulan data menggunakan dua teknik

yaitu, wawancara dan dokumentasi.

Hasil penelitian ini berdasarkan data wawancara yang diperoleh

menunjukan persepsi peserta kursus menjahit terhadap lembaga kursus pelatihan

(LKP) dapat dikatakan bahwa pembelajaran kursus menjahit sudah berjalan

dengan baik mulai dari kegiatan pelaksanaan maupun sarana dan prasarana.

Meskipun masih banyak harus ditingkatkan mengenai pembelajaran itu sendiri

agar peserta tidak pernah merasa puas dan mereka terus belajar bagaimana

membuat pakaian yang memiliki nilai jual yang tinggi nantinya betapa pentingnya

kursus menjahit bagi kaum perempuan yang ingin mempunyai keterampilan untuk

berwirausaha mandiri.

Kata kunci : Kursus menjahit

Page 8: PERSEPSI PESERTA KURSUS MENJAHIT TERHADAP …

x

ABSTRACT

This thesis examines the perception of sewing course participants towards

the institution of the course and training mattirrowalie village District Tanete

Riaja Barru district. The purpose of this research is to de-issue sewing courses in

Mattirowalie Village, Tanete Riaja District, Barru Regency.

This study aims to find out: the perception of sewing course participants

towards the institution of courses and pelatihan in the village mattirowalie district

tanete riaja barru district. This research uses a descriptive skin research method

that aims to find out the perception of participants of the sewing course using two

techniques, namely, interviews and dokumentasi.

The results of this study based on the interview data obtained showed the

perception of sewing course participants towards the training course institution

(LKP) the importance of sewing courses for women who want to have skills for

self-entrepreneurship. Institute of Courses and Training (LKP) as a form of

education that provides educational services for the community, especially

women. Learning as an activity process, consists of three phases or stages. The

phases of the sewing course learning process in question include: the planning

stage, the implementation stage, and the evaluation stage. Sewing course

institutions are very useful for residents who do not have activities or busyness so

that the time spent is not wasted by following the institution of the course.

Keywords : Sewing course

Page 9: PERSEPSI PESERTA KURSUS MENJAHIT TERHADAP …

xi

KATA PENGANTAR

حيم حمن الره الره بسم الله

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, berkat rahmat dan

hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam

tercurahkan kepada Rasulullah SAW, keluarga dan sahabatnya. Selanjutnya,

penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih yang tak terhingga kepada semua

pihak yang membantu kelancaran penulisan skripsi ini, baik berupa dorongan

moril maupun materil. Penulis yakin tanpa bantuan dan dukungan tersebut, sulit

rasanya bagi penulis yakin tanpa bantuan dan dukungan tersebut, sulit rasanya

bagi penulis untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini. izinkan penulis untuk

menyampaikan ucapan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya

kepada : Erwin Akib, S.Pd., M.Pd., Ph.D Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar, Drs. H. Nurdin, M.Pd. Ketua

Jurusan Pendidikan Sosiologi dan Kaharuddin, S.Pd.,M.Pd.,Ph.D, Sekretaris

Jurusan Pendidikan Sosiologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Muhammadiyah Makassar, Kaharuddin,S.Pd.,M.Pd.,Ph.D, sebagai pembimbing I,

Dr. Hidayah Quraisy, M.Pd. dan Syahban Nur, S.Pd.,M.Pd . sebagai

pembimbing II yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing penulis

dalam menyelesaikan skripsi ini, segenap Dosen Jurusan Pendidikan Sosiologi

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar

atas bekal ilmu yang telah diberikan kepada penulis sejak pertama menjadi

mahasiswa.

Page 10: PERSEPSI PESERTA KURSUS MENJAHIT TERHADAP …

xii

Penulis berharap skripsi ini dapat menjadi masukan yang bermanfaat,

khususnya bagi penulis dan pembaca pada umumnya. Semoga segala jerih payah

serta kerja keras kita bernilai ibadah disisih Allah S.W.T. Amin….

Unismuh Makassar, 2021

Hasmawati

Page 11: PERSEPSI PESERTA KURSUS MENJAHIT TERHADAP …

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................i

LEMBAR PENGESAHAN....................................................................... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING............................................................. iii

SURAT PERNYATAAN...........................................................................iv

SURAT PERJANJIAN................................................................................v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN..............................................................vi

ABSTRAK.................................................................................................vii

KATA PENGANTAR..............................................................................viii

DAFTAR ISI............................................................................................. ix

DAFTAR TABEL..................................................................................................xiv

DAFTAR GAMBAR..............................................................................................xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang.................................................................................1

B. Rumusan masalah............................................................................7

C. Tujuan penelitian..............................................................................7

D. Manfaat penelitian............................................................................7

E. Definisi operasional..........................................................................8

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian konsep...................................................................................9

Page 12: PERSEPSI PESERTA KURSUS MENJAHIT TERHADAP …

xiv

B. Kajian teori.........................................................................................28

C. Kerangka pikir....................................................................................30

D. Penelitian relevan................................................................................31

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis dan pendekatan penelitian..........................................................33

B. Lokasi dan waktu penelitian................................................................33

C. Fokus penelitian...................................................................................33

D. Informan penelitian..............................................................................34

E. Jenis dan sumber data..........................................................................34

F. Instrumen penelitian............................................................................34

G. Teknik pengumpulan data...................................................................36

H. Teknik analisis data.............................................................................36

I. Teknik keabsahan data........................................................................38

J. Etika penelitian....................................................................................39

BAB IV GAMBAR UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Sejarah lokasi penelitian......................................................................41

B. Letak geografis.....................................................................................43

C. Keadaan penduduk...............................................................................44

D. Keadaan pendidikan..............................................................................45

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil penelitian......................................................................................47

Page 13: PERSEPSI PESERTA KURSUS MENJAHIT TERHADAP …

xv

B. Pembahasan..............................................................................................54

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan hasil penelitian......................................................................60

B. Saran hasil penelitian...............................................................................60

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

Page 14: PERSEPSI PESERTA KURSUS MENJAHIT TERHADAP …

xvi

DAFTAR TABEL halaman

Tabel 1.1 letak geografis……………………………………………43

Tabel 1.2 luas wilaya........…………………………………………44

Tabel 1.3 jumlah penduduk………………………….....………….45

Tabel 1.4 keadaan pendidikan............................……………….….46

Tabel wawancara......…………………………………………........64

Tabel data informan………….........................................................66

Tabel catatan....................................………………………........…67

Page 15: PERSEPSI PESERTA KURSUS MENJAHIT TERHADAP …

xvii

DAFTAR GAMBAR halaman

Gambar 2.1 Kerangka pikir…………………………………….30

Page 16: PERSEPSI PESERTA KURSUS MENJAHIT TERHADAP …

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lembaga Kursus dan pelatihan (LKP) adalah satuan pendidikan nonformal

yang diselenggarakan bagi masyarakat yang memerlukan bekal pengetahuan,

keterampilan, kecakapan hidup, dan sikap untuk mengembangkan diri,

mengembangkan profesi, bekerja, usaha mandiri, atau melanjutkan pendidikan

kejenjang yang lebih tinggi seperti yang tertera dalam Undang-Undang RI Nomor 20

Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I Pasal 12 Pendidikan

nonformal merupakan jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat

dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Pendidikan nonformal mempunyai

tujuan pendidikan yang ditentukan oleh bentuk pendidikan formal itu sendiri sesuai

dengan jenisnya (Sujanto alex 2016:2)

Menurut (Wahyudin 2007: 3.13), pendidikan nonformal dapat berfungsi

sebagai pengganti, pelengkap, penunjang, dan pengembangan pendidikan formal dan

informal. Pendidikan nonformal adalah pendidikan bagi anggota masyarakat yang

membutuhkan layanan pendidikan yang menggantikan, melengkapi, pendidikan

formal untuk menunjang pendidikan sepanjang hayat. Fungsi dari pendidikan non-

formal yaitu mengembangkan potensi peserta didik dengan penekanan pada

penguasaan pengetahuan dan keterampilan fungsional serta pengembangan sikap dan

kepribadian profesional. Oleh karena itu, pendidikan nonformal meliputi pendidikan

Page 17: PERSEPSI PESERTA KURSUS MENJAHIT TERHADAP …

2

kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan remaja, pendidikan

pemberdayaan perempuan, pendidikan literasi, pendidikan keterampilan dan

pelatihan kejuruan, pendidikan kesetaraan dan pendidikan lain yang ditujukan untuk

mengembangkan kemampuan peserta didik. Berikut contoh lembaga pendidikan

nonformal, seperti lembaga kurikulum, lembaga pelatihan, kelompok belajar, pusat

kegiatan belajar masyarakat, dan lembaga pendidikan sejenis. Pendidikan nonformal

diselenggarakan bagi masyarakat yang membutuhkan layanan pendidikan yang

berSfungsi sebagai pengganti, pelengkap, atau ingin melengkapi pendidikan formal

guna menunjang pendidikan sepanjang hayat, yang berfungsi mengembangkan

potensi peserta didik dengan menitikberatkan pada penguasaan ilmu fungsional dan

keterampilan serta mengembangkan sikap dan kepribadian yang profesional.

Pendidikan nonformal terdiri dari pendidikan kecakapan hidup, pendidikan anak usia

dini, pendidikan remaja, pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan literasi,

pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja, pendidikan kesetaraan, dan pendidikan

lainnya yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik. Satuan

pendidikan nonformal meliputi lembaga kursus, lembaga pelatihan, kelompok

belajar, Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), dan majelis taklim, serta satuan

pendidikan sejenis.

Kursus dan pelatihan diadakan bagi masyarakat yang membutuhkan

pengetahuan, keterampilan, kecakapan hidup dan sikap untuk mengembangkan diri,

mengembangkan profesi, bekerja, dan bekerja secara mandiri. Program yang dapat

diberikan oleh lembaga kursus dan pelatihan ini adalah pendidikan kecakapan hidup,

pendidikan pemuda, pemberdayaan perempuan, pendidikan literasi, pendidikan

Page 18: PERSEPSI PESERTA KURSUS MENJAHIT TERHADAP …

3

keterampilan kerja, pendidikan kesetaraan dan / atau pendidikan nonformal lainnya

yang dibutuhkan oleh masyarakat. pembekalan bagi pemuda usia produktif agar

memiliki keterampilan agar bisa mendapat pekerjaan atau berwirausaha. Dengan

mengembangkan dan mendukung pendidikan nonformal Program pendidikan

nonformal terkait dengan upaya pendampingan, pembinaan dan dukungan kepada

orang-orang yang mengalami pengabaian pendidikan, dari ketidaktahuan hingga

pengetahuan, dari keterampilan yang kurang hingga keterampilan, dari tidak melihat

masa depan hingga berpikiran mental. pembaharuan dan pengembangan. Pendidikan

adalah salah satu hal terpenting dalam kehidupan manusia, karena melalui

pendidikan manusia dapat meningkatkan kecerdasan, mengembangkan potensi diri

dan mampu menghadapi segala tantangan dan hambatan di masa depan.

Sebagaimana yang dijelaskan oleh (Sudjana Sutarto,) lingkungan pendidikan

dalam keluarga atau pendidikan informal merupakan kegiatan pendidikan yang

berlangsung sepanjang hayat, dimana tiap-tiap orang memperoleh nilai, sikap

keterampilan dan pengetahuan yang berasal dari pengalaman hidup sehari-hari dan

dari pengaruh-pengaruh dan sumber-sumber pendidikan di dalam lingkungan

hidupnya dari keluarga, tetangga, lingkungan permainan atau pekerjaan, pasar,

perpustakaan, dan media massa. Pendidikan formal merupakan sistem pendidikan

yang diselenggarakan oleh lembaga persekolahan yang dalam tindakan

operasionalnya memiliki legalitas dan formalitas serta beberapa persyaratan yang

harus dipenuhi (Sutarto,). Hasil pendidikan nonformal dapat dinilai sama dengan

hasil program pendidikan formal setelah melalui proses penilaian kesetaraan oleh

lembaga yang ditunjuk oleh Pemerintah atau pemerintah daerah dengan mengacu

Page 19: PERSEPSI PESERTA KURSUS MENJAHIT TERHADAP …

4

pada standar nasional pendidikan. Jalur pendidikan terdiri dari pendidikan formal

dan nonformal yang dapat saling melengkapi dan mengembangkan. Pendidikan

nonformal diperuntukkan bagi manusia yang membutuhkan pendidikan yang

menggantikan, melengkapi pendidikan formal guna mendukung pembelajaran

sepanjang hayat.

(Sutarto, 2013: v). Peran pendidikan nonformal merupakan pengembangan

potensi sosial, dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan

praktis, serta mengembangkan sikap dan kepribadian yang profesional. Pendidikan

nonformal memiliki kelebihan tersendiri Kurikulum atau pendidikan kecakapan

hidup dapat membantu mengatasi pengangguran dan mengurangi

kemiskinan.Perkembangan informasi dan teknologi saat ini membutuhkan sumber

daya manusia yang berkualitas untuk dapat bersaing di pasar kerja global.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat diasumsikan bahwa pendidikan luar

sekolah/pendidikan nonformal bertujuan untuk memberikan peluang kepada

masyarakat untuk mendapatkan pendidikan sehingga memiliki pengetahuan dan

keterampilan pada bidang-bidang tertentu dan bermanfaat untuk mengembangkan

diri bekerja mencari nafkah. Salah satu pendidikan luar sekolah adalah kursus

keterampilan kursus menjahit dan lain sebagainya. Keterampilan menjahit adalah

salah satu solusi untuk masyarakat yang membutuhkan pekerjaan.

Lembaga kursus dan pelatihan di dusun parendring didirikan untuk menekan

angka pengangguran di Kabupaten Barru. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari

salah satu peserta kursus menjahit dengan adanya lembaga kursus ini sangat

Page 20: PERSEPSI PESERTA KURSUS MENJAHIT TERHADAP …

5

membantu masyarakat untuk mengembangkan kreativitas khususnya dalam pelatihan

kursus menjahit. Kemampuan menjahit baju sendiri tentunya akan membawa

keuntungan yang lebih, karena tidak hanya menjahit baju, baju, rok dan celana saja

yang sering digunakan sehari-hari, yang lebih penting adalah menghemat

penghasilan dan kecepatan pembuatan sprei, sarung bantal, gorden ibu rumah tangga

akan waspada Membuat ruang jahit untuk membantu tetangga kita sekeluarga

apalagi apapun yang sewaktu-waktu mendesak, jika kita mengandalkan penjahit

tentunya kita harus sabar mengantri, inilah modal yang perlu kita persiapkan.

Keterampilan menjahit bisa dipelajari antara lain melalui pendidikan

nonformal seperti kursus dan pelatihan. Kelompok peserta yang berbeda, seperti ibu

rumah tangga, masyarakat umum dan warga kurang mampu, dapat mengikuti kursus

dan pelatihan. Lembaga Pelatihan Desa Mattirowalie Dusun Parendring merupakan

lembaga yang menawarkan pendidikan nonformal, program menjahit yang tujuan

utamanya adalah program untuk masyarakat miskin dan ibu-ibu yang tidak sibuk.

Pelatihan menjahit yang sedang berlangsung bertujuan untuk memperoleh

keterampilan menjahit yang akan membantu penduduk setempat belajar

menghasilkan uang dan dapat menambah pengetahuan mereka tentang kreativitas

dalam mengelola kain.

Di zaman modern seperti sekarang ini, dunia dihadapkan pada masalah

ketimpangan hasil pembangunan antara laki-laki dan perempuan. Hal ini terlihat dari

berbagai ukuran keberhasilan pembangunan, dimana partisipasi perempuan masih

lebih rendah dibandingkan laki-laki. Dalam mendukung terciptanya perempuan yang

berkualitas, diperlukan sejumlah kegiatan yang dapat memberikan kesempatan

Page 21: PERSEPSI PESERTA KURSUS MENJAHIT TERHADAP …

6

kepada perempuan untuk meningkatkan kualitasnya, salah satunya melalui kursus

menjahit.

Lembaga kursus menjahit ini dapat menarik minat peserta kursus menjahit,

terutama muda-mudi, ibu-ibu yang tidak memiliki kesibukan, berpendidikan rendah

dan tidak memiliki keterampilan agar mandiri di masa depan dan meningkatkan

kesejahteraannya.

Kursus keterampilan menjahit ini mengembangkan sistem praktis, yakni teori

dan langsung praktek sehingga lebih mudah dimengerti oleh para peserta kursus.

Sehingga dapat menamatkan/meluluskan tenaga terampil dan mahir. Selain itu

kursus keterampilan menjahit LKP dusun parendring desa mattirowalie memberikan

pelajaran tambahan yaitu cara berwirausaha dan motivasi kerja yang diwujudkan

dalam bentuk yang meliputi perencanaan dalam pengelolaan usaha busana, baik dari

bentuk usaha, dana, penentuan tempat usaha dan lain sebagainya yang dapat

menumbuhkan minat berwirausaha. Berdasarkan uraian di atas maka tujuan kursus

keterampilan menjahit LKP dusun parendring desa mattirowalie adalah memberikan

pengajaran kepada warga sehingga dapat mengembangkan diri untuk dapat bekerja

dan membuka usaha sendiri.(Berwirausaha)

Adapun alasan peneliti sehingga mengangkat judul penelitian ini adalah

karena menurut peneliti ini menarik untuk dikaji karena berkaitan dengan

pendidikan nonformal dan perlu kita ketahui bahwa pendidikan nonformal ini adalah

pendidikan luar sekolah sebagai pengganti atau pelengkap pendidikan formal. Kursus

merupakan bagian dari pendidikan nonformal dengan adanya lembaga kursus

Page 22: PERSEPSI PESERTA KURSUS MENJAHIT TERHADAP …

7

menjahit otomatis akan membawa perubahan untuk masyarakat setempat khususnya

ibu-ibu atau muda-mudi yang tidak memiliki kegiatan atau pekerjaan meskipun

dimulai dari hal kecil jika mereka giat mengikuti kursus menjahit otomatis itu akan

membawa perubahan kedepannya jika kemampuan kursus terus dikembangkan maka

itu akan menjadi sumber penghasilan untuk dirinya dan bahkan membuka usaha

mandiri. Lembaga kursus menjahit ini menarik karena tidak memungut biaya

sepeserpun sepertti yang kita ketahui bahwa pembelajaran kursus di luar sana pasti

mmebutuhkan biaya untuk mengikuti kursus namun berbeda dengan kursus menjahit

yang saya kaji tidak memungut biaya sepeserpun sehingga masyarakat yang

mengikut kursus menjahit mereka hanya perlu menyiapkan waktunya agar

dimanfaatkan sebaik mungkin agar ilmu yang didapatkan pada kursus dapat

dimanfaatkan kedepannya.

Berdasarkan uraian diatas, mendorong penulis untuk mengkaji lebih dalam

dan mendalami bagaimana “Persepsi peserta kursus menjahit tentang Lembaga

Kursus dan Pelatihan (LKP) di Desa Mattirowalie Kecamatan Tanete Riaja

Kabupaten Barru

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat dirumuskan sebagai berikut :

Bagaimana persepsi peserta kursus menjahit terhadap lembaga kursus dan pelatihan

(LKP) di Desa Mattirowalie Kecamatan Tanete Riaja Kabupaten Barru

C. Tujuan penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

Page 23: PERSEPSI PESERTA KURSUS MENJAHIT TERHADAP …

8

Untuk mengetahui persepsi peserta kursus terhadap lembaga kursus dan pelatihan

(LKP) di Desa Mattirowalie Kecamatan Tanete Riaja Kabupaten Barru.

D. Manfaat penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Penelitian ini untuk menambah pengetahuan, pengalaman dan wawasan guna melatih

kemampuan tentang persepsi menjahit

2. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi khusus terhadap persepsi

terkait kursus menjahit (LKP).

E. Definisi Operasional

1 persepsi merupakan proses penyampaian makna,stimuli, interpretasi, dan sensasi

yang diterima oleh individu melalui alat indera pada berbagai objek, kemudian

diproses dari pengetahuan atau pengalaman-pengalaman yang diperoleh sebelumnya.

2 Pelatihan merupakan rangkaian kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan

keterampilan, sikap perilaku dan kemampuan mengubah sikap peserta kursus

terhadap profesi tertentu yaitu menjahit.

3 Kursus merupakan bentuk pendidikan nonformal yang sangat erat kaitannya dengan

jalur pendidikan formal. Selain memberikan kesempatan kepada peserta kursus yang

ingin mengembangkan keterampilannya pada jenis pendidikan tertentu yang sudah

berada di jalur pendidikan formal, juga memberikan kesempatan bagi mereka yang

ingin mengembangkan pembelajaran keterampilan yang tidak terpenuhi dalam

pendidikan formal.

4 Keterampilan menjahit mengacu pada keterampilan menyambung kain, bulu, kulit,

hewan, pohon dan bahan lainnya. Bahan tersebut dapat dilalui dengan jahitan dan

Page 24: PERSEPSI PESERTA KURSUS MENJAHIT TERHADAP …

9

benang jahit ini dilakukan dengan tangan, menggunakan jarum atau mesin jahit,

termasuk tahap pembuatan pola, tahap bahan pemotongan terampil, tahap lanjutan

pekerjaan menjahit.

Page 25: PERSEPSI PESERTA KURSUS MENJAHIT TERHADAP …

9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Konsep

1. Persepsi

Sarlito W. Sarwono (2009: 24) mengemukakan bahwa persepsi secara umum

adalah proses memperoleh, menafsirkan, memilih dan mengatur informasi sensorik.

Persepsi berlangsung pada saat seseorang meniru stimulus dari dunia luar yang

ditangkap oleh organ-organ bantunya yang kemudian masuk ke dalam otak.Persepsi

merupakan proses pencarian informasi untuk dipahami yang menggunakan alat

pengindraan

Menurut Mulyana (2005) berpendapat bahwa persepsi manusia dapat

dibedakan menjadi dua bagian, yaitu persepsi terhadap objek (lingkungan fisik)

Persepsi adalah obyek-obyek di sekitar kita, kita tangkap melalui alat-alat indera dan

diproyeksikan pada bagian tertentu di otak sehingga kita dapat mengamati objek

tersebut.

persepsi adalah pengalaman suatu objek, peristiwa, atau hubungan yang

diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi adalah

inti dari komunikasi, sedangkan interpretasi (interpretasi) adalah inti dari persepsi,

yang identik dengan back-coding (decoding) dalam proses komunikasi. Persepsi

didefinisikan sebagai proses yang kita gunakan untuk menginterpretasikan data

sensorik. Persepsi berkaitan dengan sensasi sedangkan sensasi mengacu pada deteksi

Page 26: PERSEPSI PESERTA KURSUS MENJAHIT TERHADAP …

10

dini energi dari dunia fisik, maka studi tentang sensasi umumnya berkaitan dengan

struktur dan mekanisme sensorik; sedangkan persepsi melibatkan kognisi tinggi

dalam interpretasi informasi sensorik. Kemudian peristiwa sensorik diproses sesuai

dengan pengetahuan kita tentang dunia, menurut budaya, harapan, dan bahkan

menurut orang-orang yang bersama kita pada saat itu. Hal-hal ini memberi makna

pada pengalaman indrawi.

Dari beberapa pendapat ahli tentang pengertian persepsi maka dapat

dikatakan persepsi merupakan proses penyampaian makna,stimuli, interpretasi, dan

sensasi yang diterima oleh individu melalui alat indera pada berbagai objek,

kemudian diproses dari pengetahuan atau pengalaman-pengalaman yang diperoleh

sebelumnya

Konsep pembentukan persepsi seperti yang telah dijelaskan sebelumnya

bahwa persepsi diawali oleh proses pengindraan suatu stimulus, yang kemudian

stimulus tersebut diteruskan ke otak agar terbentuk persepsi. Persepsi tidak begitu

saja lahir, tetapi telah melalui beberapa proses. Persepsi adalah suatu pengalaman

tentang objek, peristiwa atau hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan

informasi dan menafsirkan pesan, maka persepsi yang yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah tanggapan, penilaian atau respon peserta kursus menjahit

terhadap lembaga kursus dan pelatihan (LKP) Persepsi terbentuk bila ada perhatian

dari individu sesuai dengan kebutuhan individu. Kemampuan seseorang untuk

mempersepsikan stimulus yang sama akan ditafsirkan berbeda-beda masing–masing

individu. Proses penafsiran tergantung dari pengalaman masing-masing.

Page 27: PERSEPSI PESERTA KURSUS MENJAHIT TERHADAP …

11

Tahap terpenting dalam persepsi adalah interpretasi atau penafsiran atau

informasi yang kita peroleh dari salah satu indera kita. Namun kita tidak dapat

menginterpretasikan makan setiap objek secara langsung, melainkan

menginterpretasikan makna informasi yang kita peroleh melalui persepsi bukan

pengetahuan mengenai bagaimana tampaknya objek tersebut. Akan tetapi

kemampuan orang berbeda-beda dalam mengindera lingkungannya, karena juga

berbeda secara genetik, berbeda pengalaman dan pembelajaran, atau karena sebagian

alat inderanya kurang berfungsi karena usia tua atau kecelakaan. Berikut dibawah ini

merupakan gambaran proses terbentuknya persepsi

Persepsi terhadap objek melalui lambang-lambang fisik, sedangkan persepsi

terhadap orang melalui lambang-lambang verbal dan nonverbal. Manusia lebih

efektif daripada kebanyakan objek dan lebih sulit diramalkan. persepsi terhadap

objek menanggapi sifat-sifat luar, sedangkan persepsi terhadap manusia menanggapi

sifat-sifat luar dan dalam (perasaan, motif, harapan, dan sebagainya).Objek tidak

bereaksi, sedangkan manusia bereaksi. Dengan kata lain, objek bersifat statis,

sedangkan manusia bersifat dinamis. Oleh karena itu, persepsi terhadap manusia

dapat berubah dari waktu ke waktu, lebih cepat daripada persepsi terhadap objek

kemudian Mulyana melanjutkan.

Persepsi manusia atau sosial adalah proses menangkap arti objek-objek sosial

dan kejadian-kejadian yang kita alami dalam lingkungan kita. Setiap orang memiliki

gambaran berbeda-beda mengenai realitas di sekelilingnya. Ada beberapa prinsip

penting mengenai persepsi sosial yaitu:Persepsi berdasarkan pengalaman yaitu

persepsi manusia terhadap seseorang,objek, atau kejadian dan reaksi mereka terhadap

Page 28: PERSEPSI PESERTA KURSUS MENJAHIT TERHADAP …

12

hal-hal itu berdasarkan pengalaman (dan pembelajaran) masa lalu mereka berkaitan

dengan orang,objek atau kejadian yang serupa.

Persepsi bersifat selektif. Setiap manusia sering mendapatkan rangsangan

indrawi. Atensi kitalah pada suatu rangsangan merupakan faktor utama yang

menentukan selektivitas kita atas rangsangan tersebut.Persepsi bersifat dugaan.

Terjadi karena data yang kita peroleh mengenai objek tidak pernah lengkap sehingga

proses persepsi yang bersifat dugaan ini memungkinkan kita menafsirkan suatu

objek dengan makna yang lebih lengkap dari suatu sudut pandang manapun.Persepsi

bersifat evaluatif. Artinya kebanyakan dari kita mengatakan bahwa apa yang kita

persepsi itu adalah sesuatu yang nyata akan tetapi, terkadang alat-alat indera dan

persepsi kita menipu kita sehingga kita juga ragu seberapa dekat persepsi kita dengan

realitas sebenarnya.

Persepsi bersifat kontekstual. Maksudnya bahwa dari semua pengaruh dalam

persepsi kita, konteks merupakan salah satu pengaruh yang paling kuat. Ketika kita

melihat seseorang, suatu objek atau suatu kejadian, konteks rangsangan sangat

mempengaruhi struktur kognitif, pengharapan oleh karenanya juga persepsi kita

Adapula hal-hal lain yang menyebabkan satu objek yang sama dipersepsikan

berbeda oleh dua (atau lebih) orang yang berbeda. Perbedaan persepsi dapat

disebabkan oleh hal-hal dibawah ini Perhatian, biasanya kita tidak menangkap

seluruh rangsang yang ada disekitar kita sekaligus, tetapi kita memfokuskan

perhatian kita pada satu atau dua objek saja.Set adalah harapan seseorang akan

rangsang yang akan timbul, perbedaan set dapat menyebabkan perbedaan persepsi.

Page 29: PERSEPSI PESERTA KURSUS MENJAHIT TERHADAP …

13

Persepsi ditentukan oleh faktor personal dan situasional (Rakhmat, 2005).

David Krech dan Richard S. Crutchfield (1997: 235) dalam Rakhmat (2005)

menyebutnya sebagai faktor fungsional dan faktor struktural. Penjelasannya sebagai

berikut: Faktor Fungsional: Faktor fungsional berasal dari kebutuhan, pengalaman

masa lalu, dan hal-hal lain yang terdapat dalam faktor personal.Persepsi tidak

ditentukan oleh jenis atau bentuk rangsangan, tetapi karakteristik orang yang

menyikapi rangsangan tersebut. Faktor Struktural: Faktor struktural berasal dari sifat

rangsangan fisik dan efek saraf yang ditimbulkannya pada sistem saraf individu.

Selain faktor kebutuhan di atas, Leavitt (1978) juga menyatakan bahwa cara individu

memandang dunia berasal dari kelompoknya dan keanggotaannya dalam masyarakat.

Artinya, ada pengaruh lingkungan terhadap cara individu memandang dunia yang

bisa dikatakan sebagai tekanan sosial. Restiyanti Prasetijo (2005: 69), menyatakan

bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi dapat dikelompokkan menjadi dua

faktor utama, yaitu: 1) Faktor internal, meliputi: a) Pengalaman b) Kebutuhan c)

Penilaian d) Harapan / harapan, dan 2) Faktor eksternal, meliputi: a) penampilan luar

b) karakteristik stimulus c) situasi lingkungan

Menurut Toha (2003) faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang

adalah sebagai berikut: a. Faktor internal: perasaan, sikap dan karakteristik individu,

prasangka, keinginan atau harapan, perhatian (fokus), proses pembelajaran, kondisi

fisik, gangguan jiwa, nilai-nilai Dan kebutuhan, serta minat dan motivasi. b.Faktor

eksternal: asal keluarga, informasi yang diperoleh, pengetahuan dan kebutuhan

lingkungan, intensitas, ukuran, kontradiksi, pengulangan gerakan, hal baru dan

familiar atau keterasingan objek.

Page 30: PERSEPSI PESERTA KURSUS MENJAHIT TERHADAP …

14

Menurut Rakhmat (2005), persepsi adalah pengalaman yang berhubungan

dengan objek, peristiwa, atau hubungan yang diperoleh dengan meminta informasi

dan menafsirkan pesan. Persepsi memberi arti pada rangsangan sensorik

(rangsangan sensorik). Sedangkan menurut Kimbal Muda (Walgito, 1981), iya

mengatakan : “persepsi adalah sesuatu yang menunjukkan aktivitas perasaan,

menafsirkan dan memahami objek, baik fisik maupun sosial”.

2. Kursus Menjahit

Kursus menjahit merupakan salah satu program keterampilan profesional

yang ada di masyarakat. kursus adalah pelajaran pengetahuan atau kecerdasan

khusus yang diberikan dalam waktu singkat (WJS. Poerwadarminta, 2002: 543).

Menurut Soelaiman Joesoef (1986: 63) kursus adalah suatu lembaga belajar

mengajar yang dilaksanakan dalam kurun waktu tertentu. Kursus ini merupakan unit

pembelajaran di luar sekolah yang terdiri dari sekelompok anggota masyarakat yang

memberikan pengetahuan, keterampilan, dan sikap mental khusus kepada peserta

kursus dalam jangka waktu tertentu.

kursus adalah satuan pendidikan luar sekolah yang terdiri atas sekumpulan

warga masyarakat yang memberikan pengetahuan, keterampilan dan sikap mental

tertentu bagi warga belajar yang dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu. Kursus

menjahit merupakan program kursus Latihan di LKP Dusun Parendring Kecamatan

Tanete Riaja Kabupaten Barru yang bertujuan meningkatkan pengetahuan,

keterampilan dan etos kerja di bidang menjahit yang berorientasi pada hasil praktis

yang digunakan untuk memenuhi tuntutan hidup ( Nurida 2017:4)

Page 31: PERSEPSI PESERTA KURSUS MENJAHIT TERHADAP …

15

Menurut Napitupulu (1992: 37), kursus adalah satuan pendidikan luar sekolah yang

terdiri dari sekelompok anggota masyarakat yang membekali peserta kursus dengan

pengetahuan, keterampilan, dan sikap psikologis tertentu. Oleh karena itu, kurikulum

merupakan unit pembelajaran di luar kampus, yang terdiri dari sekelompok anggota

masyarakat yang memberikan pengetahuan, keterampilan, dan sikap khusus kepada

peserta didik pada waktu tertentu. Kursus menjahit merupakan program latihan yang

bertujuan untuk meningkatkan keterampilan, pengetahuan dan etos kerja dalam

menjahit, berorientasi pada hasil praktis yang melayani pemenuhan kebutuhan hidup

(Nurida 2017: 4). Menjahit adalah pekerjaan menggabungkan kain, bulu, kulit

binatang, atau bahan lain yang dapat dilewati jarum dan benang jahit.

Menjahit dapat dilakukan dengan tangan dengan jarum tangan atau dengan

mesin jahit. Keterampilan Menjahit adalah kemampuan untuk memunculkan

kreativitas Anda saat mengerjakan proses menyatukan kain, bulu, kulit binatang,

atau bahan lain yang dilewati jarum dan benang jahit. Menjahit merupakan suatu

keterampilan yang sangat diinginkan terutama oleh kaum wanita. Mengerjakan

keterampilan ini hanya membutuhkan ketelitian dan kesabaran, serta ketekunan

dalam menggunakan benang dan jarum serta alat lainnya.

Menurut Rulanti Satyodirgo (1979) bahwa kursus menjahit adalah suatu

usaha atau kegiatan yang diselenggarakan oleh masyarakat untuk menghasilkan

tenaga terlatih di bidang pembuatan busana sesuai dengan kurikulum pembuatan

busana pada pendidikan luar sekolah atau program yang dilaksanakan.

Sutarto (2013: 30) mengatakan bahwa “perencanaan pembelajaran dalam

pelatihan merupakan upaya untuk mendefinisikan dan mengukur rangkaian dan

Page 32: PERSEPSI PESERTA KURSUS MENJAHIT TERHADAP …

16

tahapan kegiatan yang akan dilaksanakan dalam kegiatan pelatihan sehingga sumber

daya yang tepat, efisien dan efektif digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran

yang optimal. Proyek pelaksanaan kurikulum pendidikan nonformal harus

mencakup beberapa unsur, yaitu: tujuan program, bahan ajar, metode pengajaran,

sarana / prasarana pengajaran, sumber daya / tutor, peserta didik, sistem penilaian

hasil belajar, waktu dan tempat pembelajaran.

Kursus menjahit merupakan salah satu kursus keterampilan profesional yang

ada di masyarakat. Kursus adalah kursus pengetahuan atau kecerdasan singkat (WJS.

Poerwadarminta, 2002: 543). Menurut Soelaiman Yoesoef (1986: 63) kurikulum

adalah suatu lembaga yang menyelenggarakan kegiatan pengajaran dalam kurun

waktu tertentu. Pada tahapan yang akan dilakukan pada kursus menjahit, pada

tahapan pembuatan pola praktis, Anda tidak perlu membeli pakaian jadi saat

memenuhi kebutuhan fashion. Cara menjahit dengan menentukan pola pakaian yang

diinginkan. Namun, ini membutuhkan waktu yang lama dan membutuhkan akurasi

yang tinggi.

Pola busananya bisa dibuat dengan cara mengukur badan terlebih dahulu.

Cara praktis membuat pola pakaian wanita adalah:

1) Pinggang = mengukur lingkar pinggang Anda.

2) Lingkar pinggul = mengukur lingkar pinggul bagian terbesar.

3) Lebar bahu = mengukur dari ujung bahu kanan sampai ke ujung bahu kiri.

4) Panjang Baju = Ukur panjang baju dari ujung pundak dekat leher sampai kelima

sesuai keinginan.

Page 33: PERSEPSI PESERTA KURSUS MENJAHIT TERHADAP …

17

5) Panjang Lengan = diukur dari ujung bahu hingga batas selongsong yang

diinginkan.

6) Tinggi punggung = mengukur dari leher sampai pinggang. Pengukuran tinggi

punggung secara umum adalah: a) ukuran kecil 38 cm " b) ukuran besar 40 cm

Langkah-langkah dalam mempelajari cara menggunakan mesin jahit

sangat bermanfaat bagi masyarakat. Memiliki mesin jahit dapat memudahkan

seseorang dalam membuat pakaian yang lebih cocok. Saat ini mesin jahit

memegang peranan penting dalam meningkatkan kualitas pakaian yang

dikenakan oleh masyarakat. Mengoperasikan mesin jahit cukup sulit, karena

membutuhkan pengetahuan khusus di bidangnya, permasalahan muncul ketika

seseorang tidak memahami cara pengoperasian mesin jahit sehingga hanya

bekerja sesuai keinginan, tanpa teknisi yang tepat dan tepat. Proses pembelajaran

dialami sepanjang hidup seseorang dan dapat diterapkan di mana saja, kapan saja.

Namun, pengajaran yang dimaksud dalam artikel ini mengacu pada tahapan yang

berbeda dalam aktivitas pelatih dan siswa yang mengarah pada pencapaian tujuan

pembelajaran yang telah ditentukan

Beberapa analisis proses pembelajaran pada pendidikan nonformal

dipengaruhi oleh tiga faktor (Green, 1980; Dahama, 1980), seperti dikutip Sutarto

(2007: 127), yaitu:

a. Faktor Predisposisi

Faktor predisposisi disebut juga faktor yang mempermudah atau faktor pertama

yang mempengaruhi untuk berperilaku, yang mencakup pengetahuan, sikap,

Page 34: PERSEPSI PESERTA KURSUS MENJAHIT TERHADAP …

18

keyakinan, nilai dan persepsi berkenaan dengan motivasi seseorang atau kelompok

untuk bertindak. Dalam pengertian umum, faktor predisposisi dapat didefinisikan

sebagai preferensi "pribadi" yang dibawa seseorang atau kelompok ke dalam proses

pembelajaran. Dalam konteks proses pendidikan nonformal, preferensi ini dapat

mendukung atau menghambat perilaku pendidik pendidikan nonformal dalam

merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran dan menilai proses

pembelajaran.

b. Faktor Pendukung atau Pemungkin

Faktor pemungkin mencakup berbagai suasana, kondisi yang memungkinkan

keberlangsungan pendidikan nonformal secara efektif khususnya yang berkaitan

dengan proses pembelajaran. Faktor kepemimpinan, faktor iklim dan budaya

organisasi ditengarai berpengaruh sangat kuat terhadap keberlangsungan pendidikan

nonformal yang efektif dan efisien, meskipun tentunya masih ada faktor pemungkin

yang lain.

c. Faktor Pendukung atau faktor pendorong

Faktor pendukung merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi proses

pembelajaran di pendidikan nonformal adalah dukungan dana dan sarana /

prasarana pendidikan. Biaya pendidikan memegang peranan penting dalam proses

pendidikan karena akan sulit dilakukan dengan atau tanpa biaya proses

pendidikan. Kisaran biaya pendidikan sangat luas yaitu uang, barang dan jasa

yang diperuntukkan bagi pendidikan

Page 35: PERSEPSI PESERTA KURSUS MENJAHIT TERHADAP …

19

3. Manfaat lembaga kursus dan pelatihan (LKP)

pendidikan kecakapan hidup (PKH) peran khusus dan pelatihan dalam

memberikan layanan pengetahuan keterampilan dan sikap bagi masyarakat,

merupakan salah satu aspek yang sangat strategis dalam mendukung program

pengentasan kemiskinan dan pengangguran.Pendidikan kewirausahaan masyarakat

(PKM)Pemerintah indonesia mendorong tumbuhnya semangat kewirausahaan

masyarakat melalui program pendidikan kewirausahaan dalam bentuk regulasi dan

diimplementasikan di lapangan diantaranya melalui instruksi presiden Nomor 6

Tahun 009 tentang pengembangan ekonomi kreatif. Presiden republik indonesia juga

telah mencanangkan gerakan kewirausahaan Nasional pada 2 februari 2011. Melalui

program kewirausahaan masyarakat ini diharapkan mampu mengurangi angka

pengangguran untuk mengatasi permasalahan diatas, maka diperlukan suatu langkah

terobosan penguatan sumber daya manusia, khususnya dalam peningkatan mutu

produk perlu didorong dan disiapkan kemampuanya

4. pelatihan

Pelatihan merupakan suatu proses yang meliputi serangkaian tindakan

(upaya). Tindakan tersebut dilakukan berupa pemberian bantuan profesional kepada

Pembina dalam kurun waktu tertentu, bertujuan untuk memberikan bantuan kepada

angkatan kerja, dan bertujuan untuk meningkatkan peserta. 'bekerja di bidang

tertentu, kemampuan. Bekerja dalam rangka meningkatkan efisiensi dan

produktivitas organisasi (Hamalik, 2001: 10). Pelatihan adalah proses pendidikan

jangka pendek yang menggunakan metode dan prosedur yang sistematis dan

Page 36: PERSEPSI PESERTA KURSUS MENJAHIT TERHADAP …

20

terorganisir. Peserta pelatihan akan mempelajari pengetahuan dan keterampilan

praktis untuk tujuan tertentu. (Wexley & Yuki, Sumantri, 2001: 5). Simamora (1999:

342) meyakini bahwa pelatihan merupakan bagian dari pendidikan yang bertujuan

untuk meningkatkan kemampuan atau keterampilan. Mengacu pada pengertian di

atas menemukan beberapa unsur-unsur yang perlu mendapat penekanan pelatihan

yaitu : (1) kegiatan yang direncanakan dengan sengaja (2) ada tujuan yang hendak

dicapai, (3) ada sasaran (warga belajar) dan sumber belajar (4) ada kegiatan belajar

dan berlatih (5) penekanannya pada bidang keahlian dan keterampilan (6)

dilaksanakan dalam waktu relatif singkat, (7) menggunakan sarana dan prasarana

latihan

Menurut Soetomo et al (1988) yang meliputi unsur-unsur kursus,diantaranya:

sumber belajar, warga belajar, tenaga non-edukatif, prasarana,sarana, dana belajar,

program belajar, dan ragi belajar. Sebagaimana halnya program pendidikan luar

sekolah lainnya unsure-unsur dalam pembelajaran kursus memiliki karakteristik dan

kekhususan sesuai dengan tujuan penyelenggaraannya. Berikut penjelasan dari unsur

unsur tersebut. Sumber Belajar Sumber belajar adalah tenaga pengajar yang paham

atau mempunyai keahlian khusus dan dinyatakan berwenang untuk melaksanakan

tugas sebagai sumber belajar, tanpa terlalu memperhatikan latar belakang pendidikan

formal kependidikannya (Soetomo et al, 1988:28) Menurut Soetomo dalam program

kursus tugas utama sumber belajar atau biasa disebut tenaga instruktur, diantaranya:

(1) Menyampaikan pengetahuan dan keterampilan serta sikap swakarya yang

diperlukan peserta kursus, dengan cara yang sistematis, dan (2) Mendorong minat

dan bakat kemampuan peserta kursus sesuai dengan tujuan belajar yang ingin dicapai

Page 37: PERSEPSI PESERTA KURSUS MENJAHIT TERHADAP …

21

Peserta Kursus "Warga Belajar atau siswa adalah anggota masyarakat, dan mereka

berusaha mengembangkan potensi mereka melalui 24 jalur pendidikan, jenjang dan

jenis proses pembelajaran. tertentu” (Undang-Undang No.20 Tahun 2003 Tentang

Sisdiknas Pasal 1 Poin 4). Dalam penyelenggaraannya program kursus terbuka untuk

setiap warga masyarakat tanpa membedakan: kewarganegaraan, umur, jenis kelamin,

dan latar belakang pendidikan formal (Soetomo et al,1988:2.18). Hal inilah yang

menjadikan program kursus sebagai salah satu bentuk dari pendidikan sepanjang

hayat. Penyelenggara dapat pula disebut dengan istilah pemilik, yaitu mereka yang

memiliki modal, berupa prasarana, sarana yang diperlukan untuk dapat

menyelenggarakan pendidikan” (Soetomo et al, 1988:2.25). Meskipun terdapat

kemudahan untuk menjadi seorang penyelenggara, namun masih perlu untuk

meningkatkan skill atau keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang

penyelenggara. Secara ringkas menurut Soetomo et al (1988:2.25-2.27) ada tiga skill

yang merupakan dasar melaksanakan praktek manajemen dalam dunia pendidikan,

yaitu: a. Managerial skill. Keterampilan dalam bidang management. Diantaranya

penyelenggara harus memiliki kemampuan memanajemen kursus meliputi: fungsi

perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan. b. Human skill.

Keterampilan dalam bidang kemanusiaan. Setiap penyelenggara perlu memahami

dan terampil dalam memilih, mengembangkan, dan mendayagunakan faktor

manusia dalam lembaga kursusnya. c. Technical skill. Memiliki pengetahuan

keterampilan di bidang teknis dalam kaitannya dengan berbagai kegiatan pengajaran

yang akan memudahkan upaya penyelenggara sebagai pengelola kegiatan

pendidikan.

Page 38: PERSEPSI PESERTA KURSUS MENJAHIT TERHADAP …

22

Pembelajaran sebagai proses tindakan terdiri dari tiga fase atau tahapan.

Tahapan proses pembelajaran ini meliputi tahap perencanaan, tahap pelaksanaan dan

tahap penilaian. Tiga diantaranya akan dibahas sebagai berikut :

1. Tahap Perencanaan

Kegiatan belajar yang baik selalu dimulai dengan perencanaan yang

matang. Perencanaan yang cermat akan memastikan hasil pembelajaran terbaik.

Perencanaan adalah proses menciptakan sesuatu yang akan dilakukan untuk

mencapai tujuan yang telah ditentukan. Pelaksanaan rencana dapat disesuaikan

dengan kebutuhan pada waktu tertentu, sesuai keinginan desainer. Namun yang

lebih penting, perencanaan yang direncanakan perlu dilakukan dengan mudah dan

terarah, RPP merupakan bagian dari kegiatan yang harus dilakukan oleh fasilitator

/ instruktur dalam setiap pertemuan. Ini harus menunjukkan tindakan apa yang

perlu dilakukan fasilitator / pelatih untuk mencapai seluruh kompetensi dan

kegiatan tindak lanjut setelah pertemuan. Dengan kata lain, RPP yang disusun oleh

pelatih / instruktur harus didasarkan pada kompetensi inti dan kompetensi.

Sutarto (2013:30) menyatakan bahwa “Perencanaan pembelajaran pelatihan

adalah upaya menentukan dan menyusun rangkaian dan langkah langkah tindakan

yang akan dilakukan dalam kegiatan pembelajaran pelatihan agar penggunaan

sumber terarah, efisien dan efektif, untuk mencapai tujuan belajar secara optimal”.

Proyek pelaksanaan program pembelajaran pada pendidikan nonformal harus

memuat beberapa unsur yaitu: tujuan program, bahan ajar, metode pembelajaran,

sarana / prasarana pengajaran, sumber daya pengajaran / tutor, peserta didik, sistem

Page 39: PERSEPSI PESERTA KURSUS MENJAHIT TERHADAP …

23

penilaian hasil belajar, waktu dan tempat. kegiatan pendidikan. Sedangkan Sudjana

(1992): 41-43) sebagaimana dikutip Sutarto (2013: 29-30) menyatakan sebagai

berikut “perencanaan adalah proses yang sistematis dalam pengambilan keputusan

tentang tindakan yang akan dilakukan pada waktu yang akan datang”. Kemudian

tujuh indikator rencana yang baik diusulkan, yaitu: (a) Rencana adalah model

pengambilan keputusan ilmiah dalam pemilihan dan pelaksanaan tindakan yang

bertujuan untuk mencapai tujuan; (b) Rencana harus didasarkan pada keadaan saat

ini yang ditentukan oleh tujuan yang akan dicapai. Perubahan keadaan masa depan

yang diinginkan; (c) Rencana melibatkan orang-orang dalam proses menentukan dan

menemukan masa depan yang diinginkan; (d) Rencana memberikan panduan tentang

bagaimana dan kapan harus mengambil tindakan dan siapa yang berpartisipasi dalam

tindakan ini; (e) Rencana melibatkan Perkiraan semua kegiatan yang akan dilalui,

termasuk kemungkinan keberhasilan, sumber daya yang digunakan, faktor

pendukung dan penghambat, kemungkinan ancaman dan lain-lain; (f) perencanaan

menyangkut identifikasi prioritas dan urutan tindakan yang akan dilakukan dan

penetapan prioritas berdasarkan relevansi, kegunaan, tujuan yang ingin dicapai,

sumber daya yang tersedia dan hambatan yang mungkin dihadapi; dan (g)

perencanaan sebagai titik awal dan arahan untuk kegiatan organisasi, mobilisasi,

pengembangan, dan evaluasi dan pembangunan.

2. Tahap Pelaksanaan

Tahapan ini adalah tahapan pelaksanaan atau tahapan pelaksanaan proyek

perencanaan yang telah selesai. Inti dari tahap implementasi adalah pemeriksaan

terhadap kegiatan operasional itu sendiri. Pada tahap ini fasilitator / pelatih

Page 40: PERSEPSI PESERTA KURSUS MENJAHIT TERHADAP …

24

melakukan interaksi pembelajaran dengan menggunakan berbagai metode dan

teknik pembelajaran strategis serta menggunakan seperangkat media. Adapun

langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapai pembelajaran melalui pelatihan

pendidikan nonformal yaitu sebagai berikut (Sutarto, 2013:54)

Menentukan kebutuhan pendidikan Langkah ini bertujuan untuk mengetahui

permasalahan dan kebutuhan pendidikan calon peserta pelatihan, seperti

karakteristik sosial budaya dan ekonomi, jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan,

jenis pekerjaan, ketersediaan waktu belajar, kondisi lingkungan alam dan potensi

alam. Kemudian hasil identifikasi tersebut dianalisis sesuai dengan minat yang

diharapkan siswa untuk menentukan prioritas, yaitu tuntutan ini dianggap penting,

dan yang paling diharapkan siswa memang perlu segera mengambil tindakan

untuk mencapai tujuan tersebut

Penetapan tujuan berdasarkan prioritas kebutuhan pendidikan, tujuan program

pendidikan nonformal yang ingin dicapai ditetapkan dan berorientasi pada

pencapaian bidang pengetahuan, keterampilan dan sikap. Rumusan tujuan

pembelajaran harus didefinisikan dengan jelas dan spesifik untuk memudahkan

kemampuan hasil belajar peserta. Identifikasi alternatif pemecahan kebutuhan dan

permasalahan pada tahap ini disusun sejumlah alternatif pemecahan kebutuhan

pendidikan, yaitu sejumlah alternatif pemecahan yang dimungkinkan untuk

mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan berkumpul kembali.

Mengidentifikasi berbagai sumber daya dan kendala (manusia dan non-

manusia) yang dapat mendukung pelaksanaan program pendidikan nonformal

Page 41: PERSEPSI PESERTA KURSUS MENJAHIT TERHADAP …

25

memerlukan pertimbangan kemungkinan faktor yang akan menghambat pencapaian

tujuan yang telah ditetapkan.

Menetapkan kriteria pemilihan alternatif Kriteria pemilihan alternatif

untuk pemecahan masalah adalah alat pemilihan alternatif yang telah disiapkan

terlebih dahulu dengan mempertimbangkan: ketersediaan sumber daya pendukung

alam atau potensi lingkungan lokal, murah dan praktis, serta relatif terhindar dari

kendala yang mungkin timbul Opsi Solusi Alternatif Pada tahap ini, solusi

alternatif dipilih berdasarkan kriteria yang telah dirumuskan. Buat rencana

pelatihan. Proyek pelaksanaan kurikulum pada pendidikan nonformal harus

memuat beberapa unsur yaitu: tujuan program, bahan ajar, metode pengajaran,

sarana / prasarana pendidikan, sumber daya pendidikan / tutor, peserta didik,

sistem penilaian hasil belajar, waktu dan tempat belajar. . kegiatan pendidikan.

Sedapat mungkin, rancangan program pendidikan nonformal didasarkan pada asas

atau asas: asas kebutuhan, asas partisipasi, asas keluwesan, asas kemanfaatan dan

asas kecukupan.

Dalam hal pelaksanaan pembelajaran, penyelenggara pelatihan dan pelatih

perlu mengetahui indikator yang digunakan sebagai ukuran untuk mengukur hasil

pelaksanaan pembelajaran selama pelatihan untuk meningkatkan terciptanya

pembelajaran yang efektif melalui proses pelatihan. Seperti yang dikemukakan

oleh Sutarto (2013: 52), indikator yang digunakan sebagai tolak ukur efisiensi

pembelajaran selama kursus menjahit adalah Mampu mendemonstrasikan

penyampaian bahan ajar dalam kelompok diskusi kelas. Dapat menciptakan situasi

Page 42: PERSEPSI PESERTA KURSUS MENJAHIT TERHADAP …

26

belajar yang interaktif sambil belajar. Dapat mengidentifikasi kesulitan belajar

peserta pelatihan. kembali. Berikan contoh ilustratif untuk memfasilitasi

pemahaman peserta. Tetapkan kegiatan kepada peserta pelatihan sebagai kegiatan

pelengkap untuk proses pembelajaran selanjutnya. Mengembangkan metode

pembelajaran, yaitu. dibelakang. Dapat menerapkan metode pembelajaran yang

sesuai dengan tujuan dan melatih peserta. Dapat mendorong peserta untuk

berpartisipasi lebih aktif. Belajar mandiri dan belajar kelompok. Pengembangan

media pendidikan, yaitu. Dapat menggunakan media pendidikan sesuai dengan

tujuan dan bahan ajar serta metodenya. Pemilihan media pembelajaran

memperhitungkan kemungkinan yang dimiliki peserta Menciptakan komunikasi

dengan peserta kursus menjahit, Berkomunikasi dengan peserta kursus menjahit,

Tunjukkan minat pada pembelajaran kursus menjahit turun, Memotivasi dan

mendorong peserta pelatihan, Berikan dorongan motivasi kepada peserta pelatihan,

Mendorong kerja sama melalui diskusi Kelompok, Pengembangan sikap positif,

Kembangkan sikap positif, Jujurlah dengan para peserta kursus lain turun

memberikan bimbingan kepada peserta pelatihan, Pengembangan keterbukaan,

Bersikaplah terbuka untuk peserta pelatihan, Menerima pendapat dari kepala satuan

pendidikan kursus dan pelatihan menjahit.

3. Tahap Evaluasi

Evaluasi adalah proses mengumpulkan dan analisis data atau informasi untuk

mengetahui tingkat pencapaian tujuan atau nilai tambah dari kegiatan pendidikan

(Rifai, 2007: 2). Penilaian dalam pembelajaran biasanya dipegang oleh seorang

instruktur untuk mengukur tingkat kemampuan peserta kursus

Page 43: PERSEPSI PESERTA KURSUS MENJAHIT TERHADAP …

27

Dalam hal ini seorang instruktur Bersifat ilmiah yaitu menerapkan kaidah

keilmuan dalam menyusun instrumen (tes dan bukan tes), mengumpulkan dan

menganalisis data, serta dalam pengambilan keputusan. Kompeten, yaitu menguasai

bidang studi yang ditangani dan metodologi evaluasi. Jujur artinya, mereka tidak

memiliki keinginan untuk memanipulasi data yang disampaikan oleh komunitas

belajar. Tujuannya yaitu tidak mengacaukan kesan pribadi dengan data yang

disampaikan oleh komunitas pembelajar. Faktual, yang bekerja dengan

menggunakan data. Terbuka, yaitu bersedia memberikan data atau informasi kepada

orang lain (termasuk warga belajar) untuk mengetahui keputusan apa yang diambil.

Dengan adanya motivasi warga belajar supaya datang tepat waktu dapat

diatasi dengan baik dari pihak penyelenggara, instruktur, maupun warga belajar.

Pihak penyelenggara dan instruktur kerap kali memberikan motivasi dan saran-saran

kepada warga belajar agar rajin belajar dan praktik. Seseorang akan mampu

mengembangkan dirinya sesuai dengan perkembangan zaman yang serba kompleks.

Pembelajaran kursus menjahit ini menggunakan pendekatan andragogis, karena

warga yang belajar dalam pelatihan tersebut adalah orang dewasa. Berikut adalah

beberapa ciri belajar orang dewasa menurut Knowles (1990: 82) sebagaimana dikutip

Sutarto (2013: 75). Peserta pelatihan memiliki kebutuhan khusus untuk belajar.

Suasana belajar ditandai dengan sikap psikologis, saling percaya, saling

menghormati, gotong royong, kebebasan. Mengekspresikan dan menerima perbedaan

antar peserta pelatihan, Peserta pelatihan merasa bahwa tujuan pembelajaran adalah

Page 44: PERSEPSI PESERTA KURSUS MENJAHIT TERHADAP …

28

tujuan mereka, Peserta pelatihan bertanggung jawab untuk merencanakan,

melaksanakan pengalaman belajar, sehingga mereka merasa bertanggung jawab

untuk mencapainya.

B. Kajian Teori

1. Teori Perubahan sosial (Robert H. Lauer)

Perubahan sosial merupakan fenomena yang dapat menembus ke berbagai

tingkat kehidupan sosial. Hal ini terjadi karena keseluruhan aspek kehidupan terus

berubah-ubah. Perubahan pada masyarakat di dunia ini merupakan gejala yang

normal, yang pengaruhnya tentu menjalar dengan cepat ke bagian-bagian lain dari

dunia , antara lain berkat adanya komunikasi modern. Penemuan-penemuan baru di

berbagai bidang, baik teknologi bahkan fashion menjadi revolusi modernisasi dan

seterusnya yang terjadi di suatu tempat dengan mudah diketahui oleh masyarakat lain

yang jaraknya jauh dari tempat tersebut. Menurut Robert H. Lauer dalam buku

(Perspektif tentang perubahan sosial: 1993) perubahan sosial adalah perubahan

dalam segi fenomena sosial di berbagai tingkat kehidupan manusia mulai dari tingkat

individu hingga tingkat dunia.

Adapun keterkaitan antara teori perubahan sosial oleh Robert H. Lauer dengan

penelitian yang dilakukan adalah adanya perubahan yang terjadi pada peserta kursus

khususnya kaum perempuan yang mengikuti kursus menjahit perubahan disini bisa

kita lihat seiring dengan perkembangan zaman modern yang mana mesin jahit

dahulu belum menggunakan listrik alias manual. Cara menggunakannya adalah

dengan menekan pedal yang ada di bawah mesin. Namun dengan kecanggihan

teknologi, sekarang mesin jahit pun sudah otomatis. Tanpa perlu kita repot

Page 45: PERSEPSI PESERTA KURSUS MENJAHIT TERHADAP …

29

menjahitnya, cukup dengan mengoperasikan sistem maka mesin akan otomatis

menyatukan lembaran kain sesuai dengan pola yang telah dibuat.

2. Teori Struktural fungsionalisme

Fungsionalisme merupakan suatu teori sosial murni yang besar ( grand

theory) dalam ilmu sosiologi mengajarkan bahwa secara teknis masyarakat dapat

dipahami dengan melihat sifatnya sebagai suatu analisis sistem sosial dan subsistem

sosial, dengan pandangan bahwa masyarakat pada hakikatnya tersusun kepada

bagian-bagian secara struktural, dimana dalam masyarakat terdapat berbagai sistem-

sistem dan faktor- faktor yang satu sama lain mempunyai peran dan fungsinya

masing- masing , saling berfungsi dan saling saling mendukung dengan tujuan agar

masyarakat ini terus bereksitensi. ( Fuady, 2013:25) ;

Page 46: PERSEPSI PESERTA KURSUS MENJAHIT TERHADAP …

30

C. Kerangka Pikir

Kerangka pikir yang diarahkan dalam penelitian ini tentang persepsi peserta

kursus menjahit terhadap lembaga kursus dan pelatihan (LKP) di Kecamatan Tanete

Riaja Kabupaten Barru, lembaga kursus menjahit ini dapat menarik minat peserta

kursus menjahit khususnya kaum perempuan muda mudi, ibu- ibu yang tidak

mempunyai kegiatan, yang berpendidikan rendah dan tidak mempunyai keahlian

supaya menjadi terampil untuk bisa mandiri ke depannya dan dapat meningkatkan

kesejahteraan hidupnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada bagan berikut.

DESA MATTIROWALIE KECAMATAN TANETE

RIAJA

PESERTA KURSUS MENJAHIT

PERSEPSI PESERTA KURSUS

MENJAHIT TERHADAP

LEMBAGA KURSUS DAN

PELATIHAN (LKP)

MOTIVASI PESERTA KURSUS

MENJAHIT

TEMUAN

Page 47: PERSEPSI PESERTA KURSUS MENJAHIT TERHADAP …

31

D. Hasil Penelitian Terdahulu

1 Whanda Pungki Septyansari (2017) tentang Pengaruh persepsi pelaksanaan kursus

terhadap kompetensi peserta didik kursus menjahit garmen di lkp tri karya wonogiri

tahun 2016. Penelitian ini bertujuan untuk Mengungkap persepsi peserta didik

mengenai pelaksanaan kursus menjahit garmen di LKP Tri Karya Wonogiri Tahun

2016, Metode pengumpulan data menggunakan metode angket, dokumentasi dan

observasi. Metode analisis data menggunakan statistic deskriptif dan analisis regresi

linear sederhana dengan menggunakan program SPSS V 22.0. Hasil dari penelitian

ini adalah persepsi peserta didik mengenai pelaksanaan kursus menjahit garmen

dalam kategori baik dengan nilai rata-rata sebesar 87,02. Adanya pengaruh persepsi

tentang pelaksanaan kursus menjahit garmen dengan kompetensi peserta didik di

LKP Tri Karya Wonogiri Tahun 2016 sebesar 59,20%, hal ini berarti semakin baik

persepsi maka akan semakin baik pula tingkat kompetensi peserta kursus menjahit

garmen. Saran yang diberikan kepada pengelola guna meningkatkan kompetensi

peserta didik adalah melakukan pembenahan dan berinovasi pada semua komponen

pelaksanaan kursus. Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian yang telah saya

lakukan adalah tempat penelitian dan proses pengumpulan data saat di lapangan

sehingga akan menghasilkan yang berbeda.

2 Lisa avianti (2019) tentang pemberdayaan masyarakat pada lembaga kursus dan

pelatihan LKP idolah kabupaten lampung tengah. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui pemberdayaan yang telah dilakukan LKP idola dalam memberdayakan

masyarakat Desa Kecubung, dimana penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif. Hasil

Page 48: PERSEPSI PESERTA KURSUS MENJAHIT TERHADAP …

32

penelitian menunjukkan bahwa pemberdayaan dalam upaya meningkatkan taraf

hidup dan keterampilan masyarakat yang dilakukan oleh LKP idola melalui kegiatan

kursus menjahit dijalankan dengan cukup baik dalam pelaksanaannya, dengan

adanya pendekatan, menunjukkan masalah, pemecahan masalah, menunjukkan

pentingnya perubahan, melaksanakan pemberdayaan, hingga pendampingan yang

dilakukan oleh LKP idola mampu membantu masyarakat untuk bangkit dan

meningkatkan taraf hidup mereka serta keluarganya, serta menjadikan masyarakat

agar dapat hidup mandiri.

Hasil penelitian yang saya lakukan ini berbeda dari penelitian sebelumnya

secara garis besar penelitian yang saya lakukan berbeda tempat dan fokus penelitian

yaitu bagaimana persepsi peserta kursus menjahit terhadap lembaga kursus dan

pelatihan LKP Desa Mattirowalie Kecamatan Tanete Riaja Kabupaten Barru

Page 49: PERSEPSI PESERTA KURSUS MENJAHIT TERHADAP …

33

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Metode penelitian ini menggunakan pendekatan metode penelitian kualitatif

pendekatan deskriptif karena penelitian kualitatif menurut Bogdan dan Taylor

(1975:5) adalah sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif,

berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau perilaku yang diamati

.Pendekatan ini membutuhkan cara yang lebih mendalam menggali data yang

berkaitan tentang “Persepsi peserta kursus menjahit terhadap lembaga kursus dan

pelatihan (LKP) di Desa Mattirowalie Kecamatan Tanete Riaja Kabupaten Barru”

B. Lokasi waktu dan penelitian

Adapun lokasi dan waktu penelitian yang telah dilaksanakan kurang lebih

2 bulan di Desa Mattirowalie kecamatan Tanete Riaja Kabupaten Barru.

C.Fokus Penelitian

Spradley dalam Sugiyono (2013: 286) menyatakan bahwa fokus

merupakan domain tunggal atau beberapa domain yang terkait dari situasi sosial.

Berdasarkan pengertian tersebut, maka yang menjadi fokus atau titik dalam

penelitian ini adalah Persepsi peserta kursus menjahit terhadap LKP di Desa

Mattirowalie. persepsi peserta kursus terhadap lembaga kursus dan pelatihan

(LKP) di Desa Mattirowalie Kecamatan Tanete Riaja Kabupaten Barru

Page 50: PERSEPSI PESERTA KURSUS MENJAHIT TERHADAP …

34

D. Informan Penelitian

Adapun informan pada penelitian ini ditentukan dengan menggunakan

teknik purposive sampling. Menurut Arikunto, (2010:97)’’sampling bertujuan

(purposive sampling), yaitu teknik sampling yang digunakan oleh peneliti jika

peneliti mempunyai pertimbangan-pertimbangan tertentu dalam pengambilan

sampelnya,’’

Pada penelitian ini sendiri kriteria yang digunakan oleh peneliti adalah

sebagai berikut :

1) Kriteria informan dalam penelitian ini adalah peserta kursus menjahit (LKP)

lembaga kursus dan pelatihan

2) Objek yang akan diambil peneliti di kecamatan Tanete Riaja Kabupaten Barru

yaitu berjumlah 6 informan atau 5 peserta kursus dan 1 pengelolah. peserta dan

pengelolaan adalah objek yang dimintai keterangan secara langsung mengenai

lembaga kursus dan pelatihan di kecamatan Tanete Riaja Kabupaten Barru.

E. Jenis dan Sumber Data

Untuk memperoleh data, penulis memperoleh dari pengamatan,

wawancara, dokumen-dokumen dan bacaan yang terkait dengan peneliti ini.

Sedangkan sumber data dalam penelitian ada dua :

1. Jenis data

Pada penelitian ini menggunakan dua jenis data penelitian yaitu sebagai

berikut :

Page 51: PERSEPSI PESERTA KURSUS MENJAHIT TERHADAP …

35

a. Sumber Data Primer

Data yang dihasilkan melalui wawancara secara langsung dengan

informan, terutama dengan informan yang menjadi subjek adalah peserta

kursus menjahit di Desa Mattirowalie

b. Sumber Data Sekunder

Data sekunder yaitu data-data yang diperoleh dari sumber kedua yang

merupakan pelengkap, meliputi media seperti: internet, jurnal, blog yang

menjadi referensi dan berkaitan dengan masalah yang diteliti.

2. Sumber Data

Sumber data sendiri pada penelitian ini yaitu sebagai berikut :

a. Informan kunci yaitu peserta kursus menjahit

b. Informan biasa adalah pengelolah kursus menjahit

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan segala unsur yang digunakan dalam proses

penelitian yang diharapkan akan menunjang keberhasilan peneliti dalam

penelitiannya. Penelitian tertentu membutuhkan beberapa instrumen dan semakin

banyak instrumen yang digunakan maka akan besar peluang keberhasilan suatu

penelitian. Adapun instrumen penelitian ini adalah, sebagai berikut:

1. Pedoman wawancara sebagai salah satu cara atau metode yang digunakan

dalam pengumpulan data

2. Pedoman studi dokumen seperti arsip, buku panduan dan pengambilan data di

kantor desa.

Page 52: PERSEPSI PESERTA KURSUS MENJAHIT TERHADAP …

36

3. Kamera ponsel sebagai alat dokumentasi setiap kegiatan peneliti

4. Alat tulis dan laptop sebagai penunjang

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Wawancara

Peneliti melakukan wawancara terstruktur terhadap narasumber untuk

memberi sumber data primer yang terkait dengan penelitian ini, yaitu peserta

kursus menjahit dan pengelolah terkait dengan kursus menjahit Desa

Mattirowalie Kecamatan Tanete Riaja kabupaten Barru.

2. Dokumentasi

Menjelaskan bahwa dokumen adalah catatan peristiwa yang sudah

berlaku. Dokumen Yang berbentuk tulisan dan gambar, dokumentasi merupakan

suatu teknik pengumpulan data dengan cara mempelajari dokumen untuk

mendapatkan data atau informasi yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

Adapun dokumentasi dalam penelitian ini yaitu dengan meminta data-data dari

pihak Desa Mattirowalie Kecamatan Tanete Riaja Kabupaten Barru.

H. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang dimaksud adalah proses pengelolaan data yang

telah dikumpulkan oleh mahasiswa dengan cara mengacu pada aturan atau

metode penelitian yang digunakan yaitu:

Page 53: PERSEPSI PESERTA KURSUS MENJAHIT TERHADAP …

37

1. Pengumpulan data

Pengumpulan data yaitu kegiatan mencari data di lapangan untuk

memecahkan permasalahan peneliti

2. Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok,

memfokuskan pada hal- hal yang penting, di cari tema dan polanya dan

membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah di reduksi

akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti

untuk melakukan pengumpulan data, dan mencarinya bila di perlukan.

3. Penyajian Data

Setelah data di reduksi maka langkah selanjutnya adalah penyajian

data. Melalui penyajian data maka data terorganisasikan, tersusun dalam

pola hubungan, sehingga akan semakin mudah di pahami. Dalam

penelitian kualitatif, penyajian data biasa dilakukan dalam bentuk uraian

singkat, bagan, hubungan antara kategori, flowcheart atau sejenisnya.

4. Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan ini di lakukan secara konduktif, kesimpulan

yang di ambil kemudian di verifikasi dengan jalan meninjau ulang catatan

lapangan dan mendiskusikannya guna mendapatkan kesepakatan

intersubjektif, hingga dapat diperoleh kesimpulan yang kokoh.

Page 54: PERSEPSI PESERTA KURSUS MENJAHIT TERHADAP …

38

I. Teknik keabsahan Data

Dalam penelitian kualitatif, dapat dinyatakan valid apabila tidak ada

perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dengan apa yang sesungguhnya terjadi

pada objek penelitian. Untuk menguji keabsahan data dalam penelitian kualitatif

dapat digunakan uji kredibilitas. Menurut Sugiyono (2013: 368-375) untuk

menguji kredibilitas suatu penelitian kualitatif dapat dilakukan dengan berbagai

cara yaitu:

1. Perpanjangan pengamatan, dengan perpanjangan pengamatan berarti peneliti

kembali ke lapangan melakukan pengamatan, wawancara lagi dengan sumber data

yang pernah ditemui maupun yang baru. Hal ini akan membentuk hubungan

peneliti dengan narasumber akan semakin baik dan kehadiran peneliti tidak lagi

dianggap sebagai orang asing yang mengganggu perilaku masyarakat yang sedang

dipelajari.

2. Meningkatkan ketekunan, yaitu melakukan pengamatan secara lebih cermat dan

berkesinambungan. Dengan cara tersebut kepastian data dan urutan peristiwa akan

dapat direkam secara pasti dan sistematis, karena peneliti dapat melakukan

pengecekan kembali apakah data yang telah diteliti itu salah atau tidak

3 Triangulasi, yaitu pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan

berbagi waktu Dengan demikian terdapat tiga jenis triangulasi yaitu:

a. Triangulasi sumber adalah dimana peneliti menggali informasi melalui metode

dan sumber perolehan data. Seperti peneliti melakukan wawancara tentang kursus

menjahit

b. Triangulasi teknik, yaitu untuk menguji kredibilitas dilakukan dengan cara

Page 55: PERSEPSI PESERTA KURSUS MENJAHIT TERHADAP …

39

mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.

c. Triangulasi waktu, yaitu waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data. Data

yang dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat narasumber

masih segar, belum banyak masalah, serta dapat memberikan data yang lebih valid

sehingga lebih kredibel.

J. Etika Penelitian

Dalam penelitian ini sebelum peneliti mendatangi calon partisipan untuk

meminta kesediaan menjadi partisipan penelitian.Peneliti harus melalui beberapa

tahap pengurusan perizinan sebagai berikut; peneliti meminta persetujuan dari

pihak Kepala Desa, setelah mendapat persetujuan dari pihak Kepala Desa

kemudian peneliti mendatangi calon partisipan dan meminta persetujuan calon

partisipan untuk menjadi partisipan penelitian. Setelah mendapat persetujuan

barulah dilaksanakan penelitian dengan memperhatikan etika-etika dalam

melakukan penelitian yaitu: .

1. Menghormati harkat dan martabat manusia (respect for human dignity) Peneliti

mempertimbangkan hak-hak subyek untuk mendapatkan informasi yang terbuka

berkaitan dengan jalannya penelitian serta memiliki kebebasan menentukan

pilihan dan bebas dari paksaan untuk berpartisipasi dalam kegiatan penelitian

(autonomy). Beberapa tindakan yang terkait dengan prinsip menghormati harkat

dan martabat manusia, adalah: peneliti mempersiapkan formulir persetujuan

subyek (informed consent).

2. Menghormati privasi dan kerahasiaan subjek penelitian (respect for privacy and

confidentiality). Pada dasarnya penelitian akan memberikan akibat terbukanya

Page 56: PERSEPSI PESERTA KURSUS MENJAHIT TERHADAP …

40

informasi individu termasuk informasi yang bersifat pribadi, sehingga peneliti

memperhatikan hak-hak dasar individu tersebut.

3. Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan (balancing harms and

benefits). Peneliti melaksanakan penelitian sesuai dengan prosedur penelitian

guna mendapatkan hasil yang bermanfaat semaksimal mungkin bagi subyek

penelitian dan dapat digeneralisasikan di tingkat populasi (beneficence).Peneliti

meminimalisasi dampak yang merugikan bagi subyek (nonmaleficence).

Page 57: PERSEPSI PESERTA KURSUS MENJAHIT TERHADAP …

41

BAB IV

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Sejarah Lokasi Penelitian

Pada Awalnya Desa Mattirowalie berasal dari Pemekaran Kelurahan

Lompo Riaja Kecamatan Tanete Riaja Kabupaten Barru, Kemudian pada tahun

1994 dibentuk Desa Persiapan Mattirowalie yang dipimpin oleh Kepala Desa dari

Staf Kecamatan Tanete Riaja bernama M. Aris, kemudian pada tahun 1995

menjadi desa Definitif dan jabatan Kepala Desa tetap dilanjutkan oleh M. Aris,

kemudian Pada tahun 1999 diadakan pemilihan Kepala Desa yang pertama

kalinya dan terpilih M. Aris yang merupakan Pelaksana Tugas Kepala Desa pada

saat itu.

Desa Mattirowalie terbentuk karena dianggap perlu adanya pemekaran

Desa disebabkan Kelurahan Lompo Riaja pada saat itu memiliki jangkauan

wilayah terlalu luas sehingga tata kelola Pemerintahan, Pembangunan dan

pengawasan Pemerintah Kelurahan sulit terjangkau, awalnya dibentuklah

Persiapan Pemekaran Desa dengan menamakan Desa Persiapan Mattirowalie,

setelah menjadi Desa Definitif dinamakannya Desa Mattirowalie, dikatakan Desa

Mattirowalie karena awalnya desa ini berada di tengah-tengah antara daratan dan

pegunungan dan memiliki lima Dusun yaitu Dusun Parenring, Cinekko, Bua,

Limpo dan Dusun Tile jadi arti dari kata Mattirowalie mempunyai Arti / Makna

yaitu :. Mattirowalie berasal dari kata Melihat. mempunyai arti kata segala

penjuru.

Page 58: PERSEPSI PESERTA KURSUS MENJAHIT TERHADAP …

42

Adapun Luas Wilayah Desa Mattirowalie adalah 20,23 KM² / 2023 Ha Dengan

Batas Wilayah Yaitu :

Sebelah Utara : Kelurahan Lompo Riaja

Sebelah Selatan : Kelurahan Mattappawalie

Sebelah Timur : Desa Bacu - bacu

Sebelah Barat : Desa Kading

Untuk lebih jelasnya berikut silsilah Kepala Desa yang pernah memimpin desa

Mattirowalie dari jaman dahulu sampai saat ini :

1. M. ARIS Periode Tahun 1994 – 1999 ( Definitif )

2. M. ARIS Periode Tahun 1999 – 2008 ( Definitif )

3. BAKRIE Periode Tahun 2008 – 2014 ( Definitif )

4. H. MUSTAKIM.P, S.Sos Tahun 2014–2015 ( Pejabat )

5. Dra. Hj. I CALLI Periode Tahun 2015 – 2017 ( Pejabat )

6. HAMZAH Periode Tahun 2017 – 2023 ( Definitif )

Wilayah Desa Mattirowalie terangkum dalam wilayah Kecamatan Tanete Riaja,

Pada tahun 1994.

B. Lembaga Kemasyarakatan

Menurut undang-undang No. 6 Tahun 2014, terdapat enam lembaga desa,

yakni:

1. Pemerintahan Desa (Kepala Desa dan Perangkat Desa)

2. Badan Permusyawaratan Desa

3. Lembaga Kemasyarakatan

4. Lembaga Adat

Page 59: PERSEPSI PESERTA KURSUS MENJAHIT TERHADAP …

43

5. Kerjasama Antar Desa

6. Badan Usaha Milik Desa (Bundesa)

Dalam penyelenggaraan pembangunan desa, Desa mendayagunakan

lembaga-lembaga seperti yang disebut di atas, salah satu lembaga desa yang

sangat berperan aktif dalam proses pelaksanaan pembangunan yakni Lembaga

Kemasyarakatan Desa (LKD) yang merupakan wadah partisipatif masyarakat desa

sebagai mitra pemerintahan desa.

C. Letak Geografis

Desa Mattirowalie terletak di Daerah wilayah Kecamatan Tanete Riaja,

dengan luas wilayah 2023 Ha. Desa Mattirowalie terdiri dari 6 Dusun, 14 RT,

Kecamatan Tanete Riaja Kabupaten Barru, dengan batas wilayah sebagai berikut.

Tabel 1.1. Batas-batas Desa

Batas Desa/Kelurahan Kecamatan

Sebelah Utara Kelurahan Lompo Riaja Tanete Riaja

Sebelah Selatan Kelurahan Mattappawalie Pujananting

Sebelah Timur Desa Bacu-bacu Pujananting

Sebelah Barat Desa Kading Tanete Riaja

Adapun luas wilayah Desa Mattirowalie adalah 20,23 Km2/ 2023 Ha, dengan

batas wilayah yaitu :

Sebelah Utara : Kelurahan Lompo Riaja

Sebelah Selatan : Kelurahan Mattappawalie

Sebelah Timur : Desa Bacu-bacu

Sebelah Barat : Desa Kading

Page 60: PERSEPSI PESERTA KURSUS MENJAHIT TERHADAP …

44

Tabel 1.2. Luas Wilayah Menurut Penggunaannya

No. Wilayah Luas Tanah

1. Pemukiman 190,00 Ha

2. Perkebunan 150,00 Ha

3. Pertanian 410,00 Ha

4. Perkantoran 3 Ha

5. Perkuburan 90,00 Ha

6. Tegal/lading 370,00 Ha

7. Hutan 687,00 Ha

8. Prasarana umum lainnya 120,00 Ha

D. Keadaan Penduduk

Jumlah penduduk Desa Mattirowalie termasuk kurang padat atau padat

jika dibandingkan dengan luas wilayah desa. Hal ini dapat dilihat dari hasil

Pendataan Profil Desa yang dilakukan pada tahun 2019, tercatat jumlah penduduk

Desa Mattirowalie sekitar 3. 843 jiwa dengan perbandingan laki-laki 1. 941 jiwa

dan perempuan sebanyak 1. 902 jiwa.

Penduduk Desa Mattirowalie merupakan salah satu aset desa dalam

pelaksanaan pembangunan. Hanya saja sumber manusia masyarakat belum

memadai karena rendahnya pendidikan, sehingga harapan untuk mengubah pola

pikir masih rendah. Jumlah penduduk Desa Mattirowalie dapat dilihat pada tabel

di bawah ini.

Page 61: PERSEPSI PESERTA KURSUS MENJAHIT TERHADAP …

45

Tabel 1.3. Jumlah jiwa penduduk setiap dusun di Desa Mattirowalie.

Nama Dusun Jumlah

KK

Jumlah Jiwa Total Jiwa

L P

Parenring 355 592 665 1.257

Cinekko 194 470 321 791

Bua 63 103 109 212

Limpo 154 230 207 437

Tille 166 274 315 589

Lappadare 188 272 285 557

Jumlah 1.120 1.941 1.902 3.843

Sumber : Hasil Sensus Penduduk Profil Desa Mattirowalie Tahun 2019

D. Keadaan Pendidikan

Untuk tingkat pendidikan warga Desa Mattirowalie berdasarka hasil

sensus profil desa tahun 2018 sudah sama dengan desa lainnya. Sehingga tidak

membutuhkan penanganan yang sangat serius jika pemerintah ingin memajukan

pendidikan di daerah ini. Kesadaran orang tua bukanlah factor utama dalam

menghambat pendidikan karena orang tua tetap memberikan peluang kepada

anak-anak untuk tetap bersekolah hanya saja ada banyak factor lain yang

menyebabkan sehingga tingkat pendidikan masih rendah seperti kurangnya tenaga

pengajar yang professional (PNS), sosialisasi pemerintah akan pentingnya

pendidikan masih kurang, pada hal Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah

Pertama (SMP) sudah ada di Desa Mattirowalie. Rata – rata kaum perempuan

yang berumur di usia lanjut agak sulit diajak berkomunikasi dalam bahasa

Indonesia karena memang mereka sama sekali tidak pernah bersekolah. Berbeda

dengan kaum lelaki mereka belajar bahasa karena tuntutan hidup yang mereka

jalani dimana mereka keluar desa untuk mencari tambahan penghasilan sehingga

memaksa dia belajar bahasa dari rekan kerjanya walaupun tidak lancer tetapi

mereka memahami kalau ditemani bicara bahasa Indonesia.

Page 62: PERSEPSI PESERTA KURSUS MENJAHIT TERHADAP …

46

Jika semua pihak bersatu untuk memajukan pendidikan maka angka melek

huruf, putus sekolah tidaklah terjadi, tetapi ini bukanlah hal mudah untuk

dilakukan semudah membalikkan telapak tangan. Karena angka melek huruf yang

tinggi menjadikan kemampuan ilmu dan keterampilan warga juga rendah sehingga

mereka mengolah lahan berdasarkan kemauan saja tanpa dilandasi oleh teori

sehingga mereka merasa sangat berat mereka bekerja karena hasil yang diperoleh

tidak seberapa. Dan mereka sadar bahwa dengan ilmu dan keterampilan yang

kurang sangat mempengaruhi tingkat kehidupan sehari-hari. Untuk orang yang

paham akan pentingnya pendidikan mencoba menyekolahkan anaknya sampai ke

lanjutan atas bahkan ada yang sampai ke perguruan tinggi terutama dari kalangan

orang yang mampu, meskipun harus menelan biaya yang cukup banyak.

Tabel 1.4. Keadaan Pendidikan Masyarakat Desa Mattirowalie.

Pendidikan Masyarakat Laki-laki Perempuan Total

Belum Sekolah 73 79 66

Tidak Pernah Sekolah 40 69 74

Sedang Tk/Kelompok

Bermain

28 44 72

Sedang SD 138 175 313

Tamat SD 272 433 705

Tidak Tamat SD 480 513 993

Sedang SMP 65 71 136

Tamat SMP 57 81 138

Tidak Tamat SMP 160 279 439

Sedang SMA 63 58 121

Tamat SMA 95 150 245

Tidak Tamat SMA 37 65 102

Tamat D2 3 9 12

Tamat D3 7 9 16

Tamat S-1 18 32 48

Tamat S-2 1 0 1

Jumlah 1.656 1.825 3.481

Sumber: Hasil Pendataan Penduduk Profil Desa Mattirowalie 2018

Page 63: PERSEPSI PESERTA KURSUS MENJAHIT TERHADAP …

47

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Persepsi Peserta Kursus Menjahit Terhadap Lembaga Kursus Dan

Pelatihan (LKP)

Lembaga kursus dan pelatihan (LKP) menjahit di Desa Mattirowalie

mengadakan program kursus dengan mengajarkan keterampilan menjahit di

Dusun Parendring, LKP ini mengadakan program kursus ini karena mereka

melihat banyaknya wanita terutama ibu-ibu yang tidak mempunyai pekerjaan,

setelah mereka selesai mengerjakan pekerjaan rumah mereka, biasanya mereka

berkumpul dengan tetangga dan lebih banyak menghabiskan waktu untuk

mengobrol. Melihat banyaknya penduduk sekitar yang tidak memiliki pekerjaan

membuat pemerintah setempat memutuskan untuk mengajak masyarakat

sekitarnya untuk belajar menjahit di dusun parendring. Lembaga Kursus dan

Pelatihan menjahit mengajak masyarakat sekitar untuk mengkuti kegiatan kursus

menjahit bertujuan agar waktu luang yang dimiliki oleh masyarakat sekitar dapat

lebih bermanfaat dari pada hanya digunakan untuk mengobrol saja.

Dengan mengikuti kegiatan kursus menjahit ini masyarakat akan

memiliki keterampilan yang nantinya bisa digunakan untuk menjadi peluang

usaha yang dapat membuat hidup mereka mandiri hal tersebut menimbulkan

berbagai persepsi dari peserta mengenai lembaga kursus menjahit Di Dusun

parendring..

Page 64: PERSEPSI PESERTA KURSUS MENJAHIT TERHADAP …

48

a) Persepsi peserta kursus menjahit tehadap pelaksanaan pelatihan menjahit di

Desa Mattirowalie

Dalam pelatihan kursus menjahit, diberikan berbagai macam materi mulai

dari cara pemilihan bahan yang tepat untuk dibuat pakaian, peralatan yang dipakai

dalam pembuatan pakaian, membuat pola awal, membuat desain-desain pakaian,

sampai peserta dapat praktek langsung dalam pembuatan pakaian.Dengan praktek

langsung peserta dapat menggunakan peralatan dan dapat langsung

mengaplikasikan pembelajaran materi yang telah diberikan agar peserta menjadi

mahir dalam membuat pakaian dan mengoprasikan peralatan menjahit yang

digunakan. Dengan adanya pelatihan kursus menjahit ini memberikan kesempatan

kepada perempuan muda mudi, ibu- ibu yang tidak mempunyai kegiatan, dan

tidak mempunyai keahlian supaya menjadi terampil agar bisa mandiri kedepannya

dan dapat meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Berdasarkan pemaparan di atas

hal tersebut menimbulkan berbagai persepsi dari peserta kursus menjahit

mengenai pelaksanan pelatihan.

“proses belajar menjahit ini diadakan pada hari tertentu dengan

durasi waktu itu biasanya 4 jam pada pukul 13.00-16.00 WIB setiap

satu kali pertemuan. Saya juga bersyukur adanya pelatihan menjahit

ini memberikan peluang kepada saya dan ibu-ibu yang tidak memiliki

kesibukan atau remaja yang tidak melanjutkan pendidikan ke

perguruan tinggi (Narasumber RI perempuan, 23 tahun, 25/9)

kemudian peneliti melanjutkan wawancara dengan “LI” selaku peserta kursus

menjahit

“sudah sangat baik dan teratur pelaksanaanya karena sudah

dipersiapkan itu yang mau digunakan belajar menjahit dan yang

mengajar datang lebih awal pada saat proses pelatihan menjahit.

sudah mempersiapkan sarana dan prasarana yang dibutuhkan selama

kegiatan pembelajaran kursus menjahit. Belajar menjahit ini

Page 65: PERSEPSI PESERTA KURSUS MENJAHIT TERHADAP …

49

diselenggarakan setiap tahun ini memberikan kesempatan untuk

mengembangkan kreativitasnya agar nantinya dapat memberikan

manfaat untuk kedepannya (Narasumber LI Perempuan, 25 tahun,

25/9 )

Berdasarkan hasil wawancara dari dua persepsi peserta kursus dapat dikatakan

bahwa lembaga kursus menjahit ini memberikan peluang kepada peserta untuk

mengembangkan kreativitasnya. Peserta kursus menjahit diberikan wawasan dan

pengetahuan mendalam tentang kegiatan menjahit bahkan yang dilaksanakan oleh

lembaga kursus LKP dusun parendring dan juga pentingnya memiliki

keterampilan atau skill, agar dapat membantu hidup mereka nantinya. Lembaga

kursus ini sangat bermanfaat untuk warga yang tidak memiliki kegiatan atau

kesibukan agar waktu yang dihabiskan tidak terbuang sia-sia dengan mengikuti

lembaga.

“ harus saling mengingatkan untuk datang tepat waktu di lokasi kursus

dan harus terus mengingat motivasi yang disampaikan oleh pengelola

dan tutor pada saat pemberian materi selalu diingatkan tentang

kedisiplinan waktu” (Wawancara 25 september)

Berdasarkan hasil wawancara dapat dikatakan bahwa dengan adanya Motivasi

warga belajar datang tepat waktu dapat teratasi dengan baik dari pihak

penyelenggara, instruktur, dan warga belajar. Penyelenggara dan instruktur kerap

memberikan motivasi dan saran kepada warga belajar agar rajin belajar dan

berlatih. Seseorang akan mampu mengembangkan dirinya sesuai dengan

perkembangan zaman yang kompleks.

Menurut "LA" sebagai peserta kursus menjahit pada tahap perencanaan.

“pada saat pembelajara pertama menjahit saya harus mempersiapkan

diri untuk benr- benar fokus pada saat pembelajaran. saya diajari

pertama membuat pola pakaian kalau masih ada yang belum paham

Page 66: PERSEPSI PESERTA KURSUS MENJAHIT TERHADAP …

50

dijelaskan kembali baik sekali sikap yang ditunjukan oleh tutor atau

pelatinya saat pembelajaran berlangsung, terlihat tenang dan

bijaksana. tutor bukan cuman kasih saja materi dan sebagainya tapi

mampu menciptakan suasana kekeluargaan, menyenangkan dan selalu

kasihki motivasi-motivasi supaya semangat terus . tutornya juga sabar

dalam mengajari dan menjawab semua pertanyaan yang dilontarkan

sama peserta kursus menjahit” (Wawancara LA Perempuan, 23 tahun,

27/9)

Berdasarkan hasil wawancara dapat dikatakan bahwa hubungan erat antara tutor

dan peserta kursus menjahit memiliki rasa kekeluargaan saling menghormati,

peserta juga harus benar-benar pada saat pembelajaran agar apa yang

disampaikan pada saat pelatihan bisa dipahami selain itu media dalam ruangan

juga akan digunakan sesuai dengan tahapan pembelajaran. Komunitas belajar juga

telah memanfaatkan sarana dan prasarana dengan tepat. Selain cara semua warga

belajar kursus menjahit, terdapat juga strategi pembelajaran yang dapat digunakan

agar proses pembelajaran tidak terlalu membosankan dan memudahkan peserta

kursus menjahit untuk memahami materi yang diberikan. Lembaga kursus

menjahit ini selain memberikan peluang kepada peserta kursus untuk kedepannya

juga bisa menambah motivasi bahwa lembaga kursus ini juga memberikan rasa

kekeluargaan dan suasana baru kepada peserta yang mengikuti kegiatan kursus

menjahit ini. Hal serupa juga disampaikan peserta yang lain bahwa selain

kemampuan yang terus ditingkatkann mereka juga harus percaya diri agar apa

yang dilakukan bisa berjalan dengan baik hal tersebut disampaikan peserta kursus

mengenai awal mereka mengikuti pelatihan

Awal mengikuti kursus saya harus percaya diri untuk mengikuti kursus

karena dalam pembelajaran kursus menjahit tidak selamanya langsung

berhasil pasti ada kekurangan, rintangan dan kegagalan bisa saja

terjadi (Wawancara SA, perempuan 55 tahun, 15 /10 2020)

Page 67: PERSEPSI PESERTA KURSUS MENJAHIT TERHADAP …

51

Berdasarkan hasil wawancara dapat dikatakan bahwa rasa percaya diri merupakan

sikap yang harus dimiliki oleh seseorang terutama peserta yang mengikuti kursus

menjahit. Karena dengan percaya diri yang tinggi bisa merubah seseorang untuk

menjadi orang yang lebih baik. Begitu pula dengan yang dialami peserta kursus

menjahit peserta kursus harus dibekali dengan percaya diri dalam menentukan

sesuatu, percaya diri bahwa bisa menghadapi berbagai resiko.

“saya harus mempunyai dorongan yang kuat atau motivasi tinggi untuk

mengembangkan keterampilan dan berinovasi atau menciptakan ide-ide

baru agar selalu up to date (mengikuti perkembangan zaman) sesuai

bidangnya”(Narasumber RA perempuan, 23 tahun, 25/9)

Berdasarkan hasil wawancara dapat dikatakan bahwa mereka mengikuti lembaga

kursus untuk meng up to date atau mengembangkan ide-ide yang ada pada setiap

peserta kursus menjahit dan mengikuti perkembangan zaman dan menunjukkan

inisiatifnya dengan membuat baju bahkan memberikan aksen-aksen yang unik.

Peserta kursus selalu belajar memperbaiki ketika mengalami kegagalan dan tidak

pernah menyerah ataupun putus asa dan berhenti berkarya, mereka akan terus

berupaya untuk memperbaiki kegagalan yang dialaminya.

setelah saya mengikuti kursus saya jadi mengerti bagaimana cara

membuat pakaian atau busana yang awalnya saya tidak mengerti cara

menggunakan mesin jahit.”(Narasumber RA)

Berdasarkan hasil wawancara dengan peserta kursus dapat dikatakan bahwa

kursus menjahit ini sangat bermanfaat untuk mendapatkan skill, bahkan

memberikan peluang menjadi sumber penghasilan kepada peserta kursus menjahit

Page 68: PERSEPSI PESERTA KURSUS MENJAHIT TERHADAP …

52

dari yang kurang mengerti sampai mereka bisa menggunakan mesin tersebut dan

itu akan membawa manfaat yang besar kepada peserta kursus menjahit.

b) Persepsi peserta kursus menjahit tehadap sarana dan prasarana pelatihan

menjahit di Desa Mattirowalie

Lembaga kursus dan pelatihan (LKP) di Dusun parendring memfasilitasi

kegiatan kursus berupa tempat, peralatan menjahit, mesin jahit berbagai jenis dan

juga menyediakan pelatih atau instruktur. Dengan melakukan praktek secara

langsung menggunakan peralatan yang digunakan untuk membuat pakaian seperti

mesin jahit, mesin obras, dan juga mesin bordir, dengan diberlakukannya praktek

langsung juga dapat membuat para peserta kursus menjahit juga dapat belajar cara

menggunakan dan mengoperasikan mesin-mesin jahit.

“Menurut saya fasilitas sudah memadai karena setiap peserta sudah

dilengkapi sesuai kebutuhan kursus mulai dari mesin jahit, tas

,modul, penggaris gunting, semua tersedia di tempat

kursus”(Narasumber RA)

Selanjutnya peneliti mewawancarai “LI” selaku peserta kursus

“Materi yang disampaikan sudah sangat jelas dan mudah dipahami

peserta karena menggunakan papan tulis dan modul setiap selesai

menjelaskan materi langsung dipraktekan bagaimana cara membuat

pola baju untuk pemula”

Berdasarkan hasil wawancara dapat dikatakan bahwa dalam pelaksanaan kursus

menjahit selain mudah dipahami karena dijelaskan kemudian dipraktekkan

bagaimana cara membuat pola pakaian untuk pemula. Selain pemberian materi

yang sudah berjalan dengan baik perlengkapan kursus juga sudah dilengkapi

dengan sarana dan prasarana mulai dari mesin jahit , mistar, modul. Di Tahap

Page 69: PERSEPSI PESERTA KURSUS MENJAHIT TERHADAP …

53

pelaksanaan sudah berjalan dengan baik mulai dari penyampaian materi sampai

dengan perlengkapan alat kursus sudah terlaksana dengan baik. Hal serupa juga

disampaikan “WI”selaku peserta kursus.

Dalam proses pembelajaran dan penyampaian materi secara teori

atau penjelasan dengan menggunakan media pembelajaran seperti

papan tulis yang digunakan supaya warga belajar lebih memahami

materi yang disampaikan. Kemudian untuk praktek yang

dilangsungkan warga belajar, ketika ada yang belum dapat dipahami

warga belajar, seketika diperkenankan untuk langsung menanyakan

kepada instruktur.(wawancara WI perempuan 38 tahun, 27 /9/2020)

Berdasarkan wawancara dapat dikatakan bahwa pembelajaran kursus menjahit ini

sudah dilengkapi sarana dan prasarana sesuai yang dibutuhkan peserta kursus

menjahit mulai dari pemberian materi,salah satu cara memberdayakan masyarakat

setempat untuk terus berkarya dan mengembangkan kemampuan mereka. hal

serupa juga disampaikan oleh peserta kursus “RI”mengenai perlengkapan kursus

menjahit

Pihak lembaga kursus menjahit ini tidak hanya memberi ilmu tentang

menjahit namun kita juga diberikan seragam, alat tulis,tas,modul dan

perlengkapan menjahit (Narasumber RI perempuan, 23 tahun, 25/9)

Berdasarkan hasil wawancara dapat dikatakan bahwa perlengkapan sarana dan

prasarana kursus sudah cukup baik dan sangat memadai karena dilengkapi

prasarana yang cukup untuk setiap peserta kursus menjahit. Lembaga kursus dan

pelatihan di Dusun parendring menjadi tempat kursus yang memberikan

pembelajaran keterampilan menjahit yang juga memberikan pembinaan dan

pendampingan kepada masyarakat yang mengikuti kegiatan terutama bagi wanita

dan ibu-ibu yang tidak memiliki pekerjaan dan juga anak putus sekolah. Dalam

pembelajarannya, diberikan berbagai macam materi mulai dari cara pemilihan

Page 70: PERSEPSI PESERTA KURSUS MENJAHIT TERHADAP …

54

bahan yang tepat untuk dibuat pakaian, peralatan yang dipakai dalam pembuatan

pakaian, membuat pola awal, membuat desain-desain pakaian, sampai peserta

didik dapat praktek langsung dalam pembuatan pakaian. Dengan praktek langsung

peserta dapat menggunakan peralatan dan dapat langsung mengaplikasikan

pembelajaran materi yang telah diberikan agar peserta menjadi mahir dalam

membuat pakaian dan mengoprasikan peralatan menjahit yang digunakan.

Kegiatan kursus yang sedang berjalan akan terus dipantau baik dan di akhir

pembelajaran akan diadakan tahap evaluasi untuk mengetahui pelaksanaan kursus

sampai dengan kemajuan yang telah telah dicapai. Hal tersebut disampaikan oleh

pengelolah pelatihan kursus

“kita akan adakan rencana evaluasi yang akan dilaksanakan pada

akhir pembelajaran, warga yang ikut belajar telah memenuhi kriteria

minimum 90% menyelesaikan proses pembelajaran kursus menjahit

dengan tuntas, tutor akan melakukan penilaian terhadap kemampuan

yang telah dicapai warga belajar. Tahap akhir ini merupakan

Evaluasi dilakukan dengan cara mengadakan tes teori dan praktik, di

warga belajar diberikan soal-soal dan ditugaskan untuk membuat

sebuah pakaian jadi sesuai kemampuan warga belajar masing-

masing”(Wawancara “AR” Laki- Laki, 31 tahun,2/10/2020 )

.

Berdasarkan hasil wawancara dapat dikatakan bahwa hasil evaluasi merupakan

tahapan yang dilakukan untuk mengetahui kemampuan peserta kursus menjahit.

sebagian besar warga belajar mampu menguasai keterampilan yang dipelajari dan

dapat mempraktekkannya dengan benar. pada hasil evaluasi, penyelenggara

mengarahkan kepada lulusan untuk dapat memanfaatkan keterampilan yang telah

diperolehnya baik di masa sekarang maupun dimasa yang akan datang.

Page 71: PERSEPSI PESERTA KURSUS MENJAHIT TERHADAP …

55

B. Pembahasan

1. Persepsi Peserta Kursus Menjahit Terhadap Lembaga Kursus Dan Pelatihan

LKP Desa Mattirowalie

lembaga kursus dan pelatihan merupakan salah satu upaya untuk

mengembangkan dan meningkatkan pengetahuan serta keterampilan masyarakat agar

dapat mencapai kelevel yang lebih baik lagi, hal ini karena setiap masyarakat pastilah

memiliki kemampuan untuk berkembang kearah yang lebih baik lagi. Pengembangan

keterampilan atau skill bertujuan untuk meningkatkan keterampilan, juga dengan

bertambahnya pendidikan dan keterampilan pastinya membuat masyarakat lebih

diuntungkan dan dapat memanfaatkan keterampilan tersebut bagi keberlangsungan

hidup mereka dikemudian hari. Uraian diatas telah dipaparkan oleh bberapa peserta

kursus berdasarkan hasil wawancara yang membahas tentang proses kegiatan

pelatihan menjahit melalui kursus mejahit di LKP Dusun parendring , yang bertujuan

untuk mengajak masyarakat yang tinggal di Desa Mattirowalie , khususnya ibu-ibu

dan wanita yang tidak memiliki pekerjaan setelah selesai mengerjakan pekerjaan

rumah mereka untuk memanfaatkan waktu luang yang mereka miliki dengan hal yang

bermanfaat.

Dengan mengikuti kegiatan kursus yang diadakan oleh LKP Dusun parendring

masyarakat mendapatkan pengetahuan, memiliki keterampilan, dan mampu mandiri.

Dapat dilihat bahwa dengan adanya LKP ini membantu mengajarkan masyrakat

keterampilan menjahit, dan meningkatkan kemampuan serta meningkatkan pendapatan

mereka kedepanya jika dimanfaatkan ilmu yang didapatkan pada saat pelatihan kursus

menjahit.

Page 72: PERSEPSI PESERTA KURSUS MENJAHIT TERHADAP …

56

Lembaga kursus dan pelatihan (LKP) Dusun parendring, dimana LKP ini

mengajak masyarakat Desa Mattirowalie untuk berpartisipasi dalam kegiatan

kursus menjahit guna meningkatkan pengetahuan, wawasan, dan keterampilan

mereka, agar dapat membantu mereka dalam pemenuhan kebutuhan dan

meningkatkan taraf hidup mereka nantinya setelah selesai mengikuti kegiatan

kursus menjahit ini Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa peserta kursus

dapat diketahui bahwa tahap pelaksanaan pembelajaran bertujuan untuk

mengarahkan kegiatan belajar peserta kursus dalam upaya mencapai kompetensi

dasar, yang disusun untuk setiap kompetensi dasar yang dilaksanakan dalam

pembelajaran. Tutor menyiapkan bahan ajar/modul/media yang diperlukan untuk

pembelajaran. Tutor menyiapkan bahan dan alat praktik. bagi warga tidak mampu

di Desa Mattirowalie. Dengan materi menjahit tentang memotong bahan dan

menjahit dengan benar. Sebagai salah satu persyaratan untuk dinyatakan telah

selesai melaksanakan pelatihan menjahit yaitu dengan diadakannya ujian

kompetensi yang bertujuan untuk mengetahui, keahlian warga belajar dan

keberhasilan tutor memberi arahan, motivasi dan materi dalam penerapan

keterampilan yang dipelajari selama pelatihan.

kursus menjahit didampingi instruktur kursus yang profesional,perekrutan

instruktur dengan mempertimbangkan bahwa mereka dipandang menguasai materi

pembelajaran, minimal berpendidikan sarjana dan mampu berinteraksi dengan

warga belajar dalam nuansa kekeluargaan yang saling menghargai dan

menghormati. Lembaga kursus menjahit ini memberikan peluang kepada peserta

untuk mengembangkan kreativitasnya dan juga pentingnya memiliki keterampilan

Page 73: PERSEPSI PESERTA KURSUS MENJAHIT TERHADAP …

57

atau skill, agar dapat membantu hidup mereka nantinya. Lembaga kursus ini

sangat bermanfaat untuk warga yang tidak memiliki kegiatan atau kesibukan agar

waktu yang dihabiskan tidak terbuang sia-sia dengan mengikuti lembaga kursus.

Tahap implementasi atau pelaksanaan merupakan kegiatan pembelajaran

operasional itu sendiri. Pada tahap ini tutor / instruktur melakukan interaksi

belajar-mengajar melalui penerapan berbagai metode dan teknik pembelajaran

yang strategis, serta penggunaan seperangkat media. Langkah-langkah atau

tahapan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pembelajaran kursus menjahit

(Sutarto, 2013:54)

Pada pembelajaran kursus menjahit dapat dideskripsikan bahwa program

kursus menjahit di Desa Mattirowalie dalam upaya pembelajaran kursus untuk

meningkatkan atau mengembangkan skil peserta kursus menjahit bisa dikatakan

telah berhasil. Karena mulai dari pelaksanaan hingga evaluasi program yang

dilakukan oleh penyelenggara adalah setiap akhir pembelajaran selalu

mengevaluasi peserta kursus untuk mengetahui tingkat pemahaman dan

kemampuan, perkembangan peserta.

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa peseta kursus dapat

dikatakan bahwa pembelajaran kusus sudah berjalan dengan baik mulai dari tahap

perencanaan, pelaksanaan, evaluasi. Dari beberapa pendapat atau persepsi peserta

dapat dikatakan bahwa pembelajaran kursus menjahit sudah berjalan dengan baik

meskipun masih banyak harus ditingkatkan mengenai pembelajaran itu sendiri

agar peserta tidak pernah merasa puas dan mereka terus belajar bagaimana

Page 74: PERSEPSI PESERTA KURSUS MENJAHIT TERHADAP …

58

membuat pakaian yang memiliki nilai jual yang tinggi nantinya. Pelaksanaan

kursus menjahit selain mudah dipahami karena dijelaskan kemudian dipraktekkan

bagaimana cara membuat pola pakaian untuk pemula. selain pemberian materi

yang sudah berjalan dengan baik perlengkapan kursus juga sudah dilengkapi

dengan sarana dan prasarana mulai dari mesin jahit , mistar, modul. Adanya

perubahan pada peserta kursus khususnya yang mengikuti lembaga kursus

menjahit hasil penelitian menunjukan bahwa lembaga kursus membawa

perubahan setelah mengikuti kursus yang awalnya tidak mengerti tata cara

menggunakan mesin jahit namun setelah mengikuti kursus peserta bisa

mengoperasikan mesin jahit bahkan ada yang berhasil membuat pakaian atau

seragam.

Hal ini sejalan dengan Teori Perubahan sosial (Robert H. Lauer) Perubahan

sosial merupakan fenomena yang dapat menembus ke berbagai tingkat

kehidupan sosial. Hal ini terjadi karena keseluruhan aspek kehidupan terus

berubah-ubah. Perubahan pada masyarakat di dunia ini merupakan gejala yang

normal, yang pengaruhnya tentu menjalar dengan cepat ke bagian-bagian lain dari

dunia , antara lain berkat adanya komunikasi modern. Penemuan-penemuan baru

di berbagai bidang, baik teknologi bahkan fashion menjadi revolusi modernisasi

dan seterusnya yang terjadi di suatu tempat dengan mudah diketahui oleh

masyarakat lain yang jaraknya jauh dari tempat tersebut. Menurut Robert H. Lauer

dalam buku (Perspektif tentang perubahan sosial: 1993) perubahan sosial adalah

perubahan dalam segi fenomena sosial di berbagai tingkat kehidupan manusia

mulai dari tingkat individu hingga tingkat dunia.

Page 75: PERSEPSI PESERTA KURSUS MENJAHIT TERHADAP …

59

Adapun keterkaitan antara teori perubahan sosial oleh Robert H. Lauer

dengan penelitian yang dilakukan adalah adanya perubahan yang terjadi pada

peserta kursus yang mengikuti kursus menjahit perubahan disini bisa kita lihat

seiring dengan perkembangan zaman modern yang mana mesin jahit dahulu

belum menggunakan listrik alias manual. Namun dengan kecanggihan teknologi,

sekarang mesin jahit pun sudah otomatis. Tanpa perlu kita repot menjahitnya,

cukup dengan mengoperasikan sistem maka mesin akan otomatis menyatukan

lembaran kain sesuai dengan pola yang telah dibuat. Dan masyarakat yang

mengikut kursus otomatis akan mengalami perubahan dan perkembangan setelah

mengikuti kursus.

Adapun teori selanjutnya yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Teori struktural fungsionalisme dapat memperkuat dan mendukung terkait dengan

hal yang diteliti oleh penelitian, sehingga pembahasaannya dapat dipertanggung

jawabkan dengan penguatan teori yang digunakan. Teori struktural fungsional

bahwa pada teori menekankan bahwa individu maupun kelompok harus

menjalankan perannya sesuai dengan porsinya seperti halnya penyediaan sarana

dan prasarana dan pemberian pelatihan menjahit. Keterkaitan teori dengan

masalah yang diteliti menjelaskan bahwa proses pelatihan kursus menjahit perlu

menyiapkan beberapa hal yaitu sarana dan prasarana untuk memudahkan kegiatan

kursus menjahit sama halnya yang dilakukan oleh pengelolah dan instruktur

begitu antusias menyiapkan sarana dan prasarana sebagai tempat untuk melakukan

pelatihan kursus menjahit, penyediaan sarana dan prasarana ini didasari adanya

fungsi yang terkandung dalam sarana dan prasarana itu sendiri antara lain agar

Page 76: PERSEPSI PESERTA KURSUS MENJAHIT TERHADAP …

60

dapat mempermudah peserta kursus pada saat pembelajaran kursus berlangsung

karena sudah dilengkapi fasilitas menjahit yang memadai.

Selain menyiapkan sarana dan prasarana mereka juga memberikan

motivasi kepada peserta kursu menjahit agar mereka mencapai tujuan yang ingin

dicapai agar menciptakan peserta kursus atau perempuang yang kreatif sesuai

keinginan atau harapan pemerintah setempat agar masyarakat nantinnya dapat

membuka usaha dan bahkan memberikan peluang besar jika mereka berhasil

dalam membuat sebuah pakaian yang nantinya akan menjadi nilai jual.

Yangmenjadi sasaran adalah untuk meningkatkan ekonomi masyarakat yang

mengikuti kegiatan kursus. Keterampilan menjahit merupakan solusi untuk

masyarakat yang tidak mempunyai kegiatan agar memanfaatkan waktunya dengan

mengikuti pelatihan kursus.

Page 77: PERSEPSI PESERTA KURSUS MENJAHIT TERHADAP …

61

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penulis dapat menyimpulkan dari hasil penelitian pada bab ini yang

menjelaskan permasalahan dari bab sebelumnya dengan penelitian tentang

Persepsi Peserta kursus Menjahit Terhadap Lembaga kursus Dan Pelatihan LKP

di Desa Mattirowalie Kecamatan Tanete Riaja Kabupaten Barru Dengan adanya

penjelasan tersebut maka peneliti mengambil kesimpulan akhir yaitu :

Hasil yang diperoleh dari lembaga kursus dan pelatihan (LKP) dalam

pelatihan kursus menjahit masyarakat di Desa Mattirowalie pembelajaran kusus

sudah berjalan dengan baik mulai dari kegiatan pelaksanaan maupun sarana dan

prasarana. Dari beberapa pendapat atau persepsi peserta dapat dikatakan bahwa

pembelajaran kursus menjahit sudah berjalan dengan baik meskipun masih banyak

harus ditingkatkan mengenai pembelajaran itu sendiri agar peserta tidak pernah

merasa puas dan mereka terus belajar bagaimana membuat pakaian yang memiliki

nilai jual yang tinggi nantinya. Pelaksanaan kursus menjahit selain mudah

dipahami karena dijelaskan kemudian dipraktekkan bagaimana cara membuat pola

pakaian untuk pemula. selain pemberian materi yang sudah berjalan dengan baik

perlengkapan kursus juga sudah dilengkapi dengan sarana dan prasarana.

Page 78: PERSEPSI PESERTA KURSUS MENJAHIT TERHADAP …

62

B. Saran

Saran merupakan masukan yang dapat disampaikan yang berkaitan

dengan penelitian ini adalah :

1. Saran bagi tempat penelitian

Lebih disiplin dalam melaksanakan pembelajaran, terutama dengan kehadiran

dan pengembangan kemampuan belajar warga.

2. Saran untuk peneliti selanjutnya penelitian ini belum sempurna, masih terbatas

pada beberapa aspek dan cara pelaksanaan pembelajaran kursus menjahit,

diharapkan peneliti lain yang akan melakukan penelitian pada topik yang

sama dapat menggali aspek-dan mengamati langsung dilapangan bagaimana

proses pembelajaran kursus dan aspek yang belum dieksplorasi dalam

penelitian ini.

Page 79: PERSEPSI PESERTA KURSUS MENJAHIT TERHADAP …

63

DAFTAR PUSTAKA

George Ritzer-Douglas J.Goodman. Teori Sosiologi Modern, Jakarta:Prenada

Media, 2005, hlm. 290-291

Graham, Sandra & Weiner, Bernard. 2005. Handbook Of Educational

Psychology. New York : Macmillan Library References USA.

Hamalik, Oemar. 2001. Pengembangan Sumber Daya Manusia Manajemen

Pelatihan Ketenagakerjaan Pendekatan Terpadu. Jakarta : Bumi Aksara

Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara.

Moeheriono. (2009). Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi. Bogor: Ghalia

Indonesia Saepudin, A. (2009). Manajemen Kemitraan Sekolah dengan

Masyarakat (Telaah, Konsep, Strategi dan Aplikasi). Bandung: Sarana

Panca Karya Nusa.

Margaret M. Poloma, Sosiologi kontemporer, Jakarta: Grafindo Persada, hlm

Pengembangan Sumber Daya Manusia. Bandung: Falah Production.

Romadlonati, Nur Fitria. ““Persepsi Mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi Fakultas

Restiyanti, Prasetijo dan John J.O.I Ihalauw.2005. Perilaku

Konsumen.Yogyakarta:Penerbit ANDI

Rakhmat (2005). Rakhmat, Jalaludin. 2005. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya.

Ritzer, George dan Goodman J Douglas . 2005. Teori Sosiologi Modern.

Jakarta:Prenada Media

Soerjono Soekanto. Sosiologi suatu Pengantar, Jakarta:Rajawali Pers, 1989, hlm.

Sarlito W Sarwono . 2010. Pengantar Psikologi Umum. Jakarta: Rajawali Pers

Sutarto, joko 2013. Pelatihan Manajerial, Yogyakarta: deepublish

Sutarto Jok. 2007. Pendidikan nonformal (konsep, yayasan, pembelajaran dan

pemberdayaan masyarakat) semarang unnes press

Saepudin A.2009. Manajemen kemitraan sekolah dengan masyarakat (telaah,

konsep strategi dan aplikasi)Bandung : sarana panca karya nusa

Page 80: PERSEPSI PESERTA KURSUS MENJAHIT TERHADAP …

64

Steers. RM. (1985). Efektivitas Organisasi.Jakarta: Erlangga Sudjana, D. (2010).

Manajemen Program Pendidikan : Untuk Pendidikan

Soekanto, Soerjono. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada.1996.

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:

Rineka Cipta

Sugiyono. Metode Penelitian Kualitatif: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif

R&D.bandung: Alfabeta. 2010

Sunarya, Abas. 2011. Kewirausahaan. Yogyakarta : Penerbit Andi.

Universitas Muhammadiyah Makassar, (2019), Panduan penulisan Proposal dan

Skripsi.

Kamil, Mustofa. 2010. Model Pendidikan dan Pelatihan (Konsep dan Aplikasi).

Bandung : Alfabeta. http://lib.unnes.ac.id/24070/1/1201411049.pdf

Page 81: PERSEPSI PESERTA KURSUS MENJAHIT TERHADAP …

65

LAMPIRAN

Page 82: PERSEPSI PESERTA KURSUS MENJAHIT TERHADAP …

66

Lampiran 1

Tabel wawancara 2.1

No Pedoman wawancara Pertanyaan

1. Pedoman wawancara

peserta kursus menjahit

1 Apa latar belakang anda mengikuti program

lembaga kursus dan pelatihan ?

2 Bagaimanakah pelaksanaan kegiatan

pembelajaran yang diselenggarakan pada

program lembaga kursus dan pelatihan (LKP)

3 Apa yang menjadi masalah anda dalam

mengikuti program yang diselenggarakan oleh

LKP di Desa Mattirowalie ?

4 Apakah program di LKP sesuai dengan

kebutuhan anda?

5 Bagaimanakah materi yang disampaikan dalam

kegiatan pembelajaran di LKP?

6 Bagaimanakah tutor dalam menyampaikan

materi pembelajaran di LKP ?

7 Bagaimanakah fasilitas yang ada di LKP dalam

mendukung proses pembelajaran?

8 Apa manfaat yang anda dapatkan denganadanya

Page 83: PERSEPSI PESERTA KURSUS MENJAHIT TERHADAP …

67

program yang diselenggarakan LKP di Desa

Mattirowalie ?

2.

Pedoman wawancara

untuk pengelola

Lembaga kursus

1. Apa yang menjadi kebutuhan lembaga kursus

pelatihan menjahit ?

2. Mengapa hal tersebut menjadi kebutuhan

lembaga kursus pelatihan menjahit

3. Kebutuhan apakah yang paling penting untuk

diprioritaskan?

4. Upaya apa yang telah dilakukan untuk dapat

memenuhi kebutuhan tersebut?

5. Bagaimana pelaksanaan program di LKP

menjahit?

6. apa yang menjadi dasar diselenggarakannya

program tersebut?

Page 84: PERSEPSI PESERTA KURSUS MENJAHIT TERHADAP …

68

Lampiran 2

Tabel data informan 2.2

Informan 1

Nama : Rismawati (RI)

Umur : 23 tahun

Pekerjaan : mahasiswa

Alamat : arokke

Informan 4

Nama : Sasma (SA)

Alamat : Tille

Umur : 55 tahun

Informan 2

Nama : lilis wahyuni (LI)

Alamat : kading

Umur : 25 tahun

Informan 5

Nama : Lisna (LA)

Alamat : tille

Umur : 23 tahun

Informan 3

Nama : Wiwi (WI)

Alamat : Tille

Pekerjaan : ibu rumah tangga

Umur : 37 tahun

Page 85: PERSEPSI PESERTA KURSUS MENJAHIT TERHADAP …

69

Lampiran 3

Tabel catatan 2.3

No

Hari / tanggal

Keterangan

1

15 September 2020

Antar surat di kantor bupati

2

22 September 2020

Antar surat di kantor desa sekaligus wawancara

profil desa

3

25 September 2020

2 Oktober 2020

Wawancara peserta kursus menjahit

Wawancara pengelola kursus menjahit

4

19 November 2020

Ambil surat izin keterangan selesai penelitian

Page 86: PERSEPSI PESERTA KURSUS MENJAHIT TERHADAP …

70

Lampiran 4

TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN PESERTA KURSUS MENJAHIT

MATERI WAWANCARA

Peneliti

Siapa nama anda?

Informan LA

Peneliti Berapa usia anda?

informan 23 tahun

Peneliti Apa latar belakang anda mengikuti kursus menjahit?

Informan Saya mengikuti lembaga kursus karena ingin mengetahui

kursus menjahit lebih mendalam agar kedepannya saya

bisa memanfaatkan apa yang saya dapatkan pada saat

pelatihan kursus

Peneliti Bagaimanakah pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang

diselenggarakan pada program lembaga kursus dan

pelatihan (LKP)

Informan Menurut saya sudah berjalan dengan baik kita mengetahui

dari sikap yang ditunjukan oleh instruktur saat

pembelajaran berlangsung, terlihat tenang dan bijaksana.

Instruktur tak hanya mampu memberi materi dengan baik

tapi juga mampu menciptakan suasana kekeluargaan,

menyenangkan dan diselingi motivasi-motivasi dalam

proses pembelajaran. Instruktur dengan sabar dan telaten

mengajari dan menjawab semua pertanyaan yang

Page 87: PERSEPSI PESERTA KURSUS MENJAHIT TERHADAP …

71

dilontarkan oleh peserta kursus”

Peneliti Apa yang menjadi masalah anda dalam mengikuti program

yang diselenggarakan oleh LKP di Desa Mattirowalie?

Informan Sebenarnya permasalahan yang terjadi mungkin kadang

kurang cepat tangkap pada saat penjelasan materi sebelum

praktek dimulai

Peneliti Bagaimanakah materi yang disampaikan dalam kegiatan

pembelajaran di LKP?

Informan Dalam proses pembelajaran dan penyampaian materi

secara teori atau penjelasan dengan menggunakan media

pembelajaran seperti papan tulis yang digunakan supaya

warga belajar lebih memahami materi yang disampaikan.

Kemudian untuk praktik yang dilangsungkan warga

belajar, ketika ada yang belum dapat dipahami warga

belajar, seketika diperkenankan untuk langsung

menanyakan kepada instruktur

Peneliti Bagaimanakah fasilitas yang ada di LKP dalam

mendukung proses pembelajaran

Informan Menurut saya fasilitas sudah memadai karena setiap

peserta sudah dilengkapi sesuai kebutuhan kursus mulai

dari mesin jahit, tas ,modul, penggaris gunting, semua

tersedia di tempat kursus

Peneliti Apa manfaat yang anda dapatkan dengan adanya program

Page 88: PERSEPSI PESERTA KURSUS MENJAHIT TERHADAP …

72

yang diselenggarakan LKP di

Informan Yang pertama saya dapatkan yang pastinya ilmunya yang

luar biasa dan ini menamba skil mengenai kursus menjahit

dan saya juga mendapatkan teman-teman yang baik yang

saling membantu ketika ada yang belum terlalu dipahami.

Dan ini bisa bermanfaat bahkan bisa memberikan peluang

yang besar untuk kedepanya membangun usaha bisnis

meskipun hanya dimulai dari hal yang kecil

Page 89: PERSEPSI PESERTA KURSUS MENJAHIT TERHADAP …

73

MATERI WAWANCARA

Peneliti

Siapa nama anda?

Informan LI

Peneliti Berapa usia anda?

informan 25 tahun

Peneliti Apa latar belakang anda mengikuti kursus menjahit?

Informan Saya ingin mengembangkan dan mempelajari kursus

menjahit agar kedepanya bisa bermanfaat untuk saya

membuka peluang usaha menjahit.

Peneliti Bagaimanakah pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang

diselenggarakan pada program lembaga kursus dan

pelatihan (LKP)

Informan Menurut saya sudah berjalan sesuai dengan kebutuhan

kursus dan sarana sudah memadai untuk kegiatan

pembelajaran menjahit

Peneliti Apa yang menjadi masalah anda dalam mengikuti program

yang diselenggarakan oleh LKP di Desa Mattirowalie?

Informan Yang menjadi masalah mungkin karena saya tidak cepat

memahami jika ada yang disampaikan tutor pada saat

pembelajaran kursus harus dijelaskan burulang-ulang agar

saya bisa memahami.

Peneliti Bagaimanakah materi yang disampaikan dalam kegiatan

pembelajaran di LKP?

Informan Materi yang disampaikan cukup baik karena dijelaskan

Page 90: PERSEPSI PESERTA KURSUS MENJAHIT TERHADAP …

74

secara berulang-ulang sampai semua peserta paham.

Peneliti Bagaimanakah proses pembelajaran atau fasilitas yang ada

di LKP dalam mendukung proses pembelajaran?

Informan Menurut saya fasilitas sudah cukup baik apalagi kita

ketahui kegiatan kursus ini tidak memungut biaya

sepeserpun. persiapan pelatihan yang dilakukan oleh

instruktur sudah sangat baik dan teratur instruktur datang

lebih awal Selama proses pelatihan menjahit. tutor sudah

mempersiapkan sarana dan prasarana yang dibutuhkan

selama kegiatan pembelajaran kursus menjahit

memberikan kesempatan untuk mengembangkan

kreativitasnya agar nantinya dapat memberikan manfaat

untuk masa depannya

Peneliti Apa manfaat yang anda dapatkan dengan adanya program

yang diselenggarakan LKP di

Informan Saya bisa mengetahui pembelajaran kursus menjahit lebih

jauh karena kita dijelaskan oleh yang ahli tentang

menjahit dan ini bisa menjadi peluang agar kedepannya

bisa membuka usaha dengan mengikuti kursus menjahit.

Page 91: PERSEPSI PESERTA KURSUS MENJAHIT TERHADAP …

75

MATERI WAWANCARA

Peneliti

Siapa nama anda?

Informan WI

Peneliti Berapa usia anda?

informan 37 tahun

Peneliti Apa latar belakang anda mengikuti kursus menjahit?

Informan Saya mengikuti lembaga kursus karena ingin membuka

usaha kedepannya untuk masa depan saya

Peneliti Bagaimanakah pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang

diselenggarakan pada program lembaga kursus dan

pelatihan (LKP)

Informan Menurut saya sudah berjalan dengan lancar

Peneliti Apa yang menjadi masalah anda dalam mengikuti program

yang diselenggarakan oleh LKP di Desa Mattirowalie?

Informan Alhamdulillah selama mengikuti pembelajaran kursus

semua berjalan dengan baik karena kita ketahui kursus ini

juga diadakan secara gratis

Peneliti Bagaimanakah materi yang disampaikan dalam kegiatan

pembelajaran di LKP?

Informan Materi yang disampaikan mudah dipahami karena

dijelaskan secara berulang-ulang sampai peserta mengerti

kemudian dipraktekan. Dalam proses pembelajaran dan

Page 92: PERSEPSI PESERTA KURSUS MENJAHIT TERHADAP …

76

penyampaian materi secara teori atau penjelasan dengan

menggunakan media pembelajaran seperti papan tulis yang

digunakan supaya warga belajar lebih memahami materi

yang disampaikan. Kemudian untuk praktek yang

dilangsungkan warga belajar, ketika ada yang belum dapat

dipahami warga belajar, seketika diperkenankan untuk

langsung menanyakan kepada instruktur

Peneliti Bagaimanakah proses pembelajaran atau fasilitas yang ada

di LKP dalam mendukung proses pembelajaran?

Informan Menurut saya fasilitas sudah cukup karena memang alat

dikondisikan dengan jumlah peserta.

Peneliti Apa manfaat yang anda dapatkan dengan adanya program

yang diselenggarakan LKP di

Informan

Page 93: PERSEPSI PESERTA KURSUS MENJAHIT TERHADAP …

77

MATERI WAWANCARA

Peneliti

Siapa nama anda?

Informan SA

Peneliti Berapa usia anda?

informan 55 tahun

Peneliti Apa latar belakang anda mengikuti kursus menjahit?

Informan Saya mengikuti lembaga kursus karena ingin mengetahui

tentang kursus menjahit lebih mendalam supaya

kedepannya saya bisa membuka usaha atau bisnis dengan

belajar menjahit

Peneliti Bagaimanakah pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang

diselenggarakan pada program lembaga kursus dan

pelatihan (LKP)

Informan Menurut saya sudah berjalan dengan baik dan tutor

menjelaskan materi secara berulang-ulang jika masih ada

peserta kursus yang kurang paham

Peneliti Apa yang menjadi masalah anda dalam mengikuti program

yang diselenggarakan oleh LKP di Desa Mattirowalie?

Informan Yang menjadi masalah saya dalam mengikuti kursus yaitu

kadang tidak mengikuti kursus tepat waktu

Peneliti Bagaimanakah materi yang disampaikan dalam kegiatan

pembelajaran di LKP?

Informan Materi yang disampaikan mudah dipahami karena

dijelaskan secara berulang-ulang sampai peserta mengerti

Page 94: PERSEPSI PESERTA KURSUS MENJAHIT TERHADAP …

78

kemudian dipraktekan

Peneliti Bagaimanakah proses pembelajaran atau fasilitas yang ada

di LKP dalam mendukung proses pembelajaran?

Informan Menurut saya fasilitas sudah cukup karena memang alat

dikondisikan dengan jumlah peserta.

Peneliti Apa manfaat yang anda dapatkan dengan adanya program

yang diselenggarakan LKP di

Informan Saya bisa lebih mengetahui cara menjahit yang baik dan

berhasil membuat pola atau pakaian selama mengikuti

kursus

Page 95: PERSEPSI PESERTA KURSUS MENJAHIT TERHADAP …

79

MATERI WAWANCARA

Peneliti

Siapa nama anda?

Informan RI

Peneliti Berapa usia anda?

informan 23 tahun

Peneliti Apa latar belakang anda mengikuti kursus menjahit?

Informan Karena saya ingin belajar menjahit agar kedepannya saya

bisa membuka usaha butik.

Peneliti Bagaimanakah pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang

diselenggarakan pada program lembaga kursus dan

pelatihan (LKP)

Informan Berjalan dengan baik “proses pembelajaran kursus

menjahit ini diadakan setiap hari dengan durasi waktu 4

jam pada pukul 13.00-16.00 WIB setiap kali pertemuan.

Menurut peserta dengan adanya lembaga kursus ini

memberikan peluang kepada ibu-ibu yang tidak memiliki

kesibukan atau remaja yang tidak melanjutkan pendidikan

ke perguruan tinggi

Peneliti Apa yang menjadi masalah anda dalam mengikuti program

yang diselenggarakan oleh LKP di Desa Mattirowalie?

Informan Mungkin masalah waktu kadang saya absen.

Peneliti Bagaimanakah materi yang disampaikan dalam kegiatan

pembelajaran di LKP?

Informan Materi yang disampaikan dijelaskan berulang-ulang

Page 96: PERSEPSI PESERTA KURSUS MENJAHIT TERHADAP …

80

sampai semua peserta memhami apa yang dijelaskan.

Peneliti Bagaimanakah proses pembelajaran atau fasilitas yang ada

di LKP dalam mendukung proses pembelajaran?

Informan Menurut saya fasilitas sudah memadai kan kita ketahui

kursus ini tidak memungut biaya sepeserpun.

Peneliti Apa manfaat yang anda dapatkan dengan adanya program

yang diselenggarakan LKP di Desa Mattirowalie.

Informan Menurut saya ini sangat bermanfaat khususnya untuk

kaum perempuan agar kedepannya bisa membuka usaha

dengan giat mengikuti kursus dan bisa menjadi sumber

penghasilan.

Page 97: PERSEPSI PESERTA KURSUS MENJAHIT TERHADAP …

81

TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN PENGELOLAH KURSUS

MENJAHIT

MATERI WAWANCARA

Peneliti

Apa yang menjadi kebutuhan lembaga kursus menjahit?

Informan

Perlu kita ketahui bahwa yang paling utama dalam kebutuhan

kursus ini adalah peralatan kursus menjahit harus lengkap supaya

kegiatan pembelajaran kursus berjalan dengan lancar. Namun

selain alat kursus yang harus lengkap peserta juga harus diberikan

motivasi agar mereka terus belajar sehingga jika mengalami gagal

tidak langsung putus asa karena kemampuan peserta berbeda-beda

ada yang cepat memahami dan ada yang harus dijelaskan secara

berulang-ulang oleh tutor atau pelatih

peneliti

Mengapa hal tersebut menjadi kebutuhan peserta kursus?

Informan Karena motivasi juga sangat penting untuk peserta kursus agar

mereka terus belajar mengembangkan skil atau kemampuan yang

didapatkan pada saat mengikuti lembaga kursus.

Peneliti

Kebutuhan apakah yang paling penting pada lembaga kursus di

Desa Mattirowalie?

Page 98: PERSEPSI PESERTA KURSUS MENJAHIT TERHADAP …

82

Informan

Peneliti

Informan

Peneliti

Informan

Tentunya kebutuhan yang paling penting pada lembaga kursus

yaitu alat yang memadai agar setiap peserta yang mengikuti

kursus ini tidak merasa terganggu satu sama lain karena harus

menggunakan alat secara bergantian.

Bagaimana pelaksanaan kursus menjahit (LKP) di Desa

Mattirowali?

Dengan mengadakan rencana evaluasi yang akan dilaksanakan

pada akhir pembelajaran, dimana warga belajar telah memenuhi

kriteria minimum 90% menyelesaikan proses pembelajaran kursus

menjahit dengan tuntas. Untuk mengetahui ketercapaian tujuan

program, tutor (beserta penyelenggara) melakukan penilaian

terhadap kemampuan yang telah dicapai warga belajar. Evaluasi

dilakukan dengan cara mengadakan tes teori dan praktik, dimana

warga belajar diberikan soal-soal dan ditugaskan untuk membuat

sebuah pakaian jadi sesuai kemampuan warga belajar masing-

masing.

Apa yang menjadi dasar diselenggarakannya program tersebut?

Dengan adanya pelaksanaan evaluasi kita bisa mengetahui

kemampuan peserta sudah sampai di tahap mana karena peserta

cukup memiliki kemampuan yang berbeda kemudian dengan

adanya evaluasi kita bisa melihat peserta yang berhasil membuat

sebuah pakaian.

Page 99: PERSEPSI PESERTA KURSUS MENJAHIT TERHADAP …

83

DOKUMENTASI

Gambar narasumber

Gambar Wawancara Peserta Kursus Menjahit

Page 100: PERSEPSI PESERTA KURSUS MENJAHIT TERHADAP …

84

Page 101: PERSEPSI PESERTA KURSUS MENJAHIT TERHADAP …

85

Page 102: PERSEPSI PESERTA KURSUS MENJAHIT TERHADAP …

86

Page 103: PERSEPSI PESERTA KURSUS MENJAHIT TERHADAP …

87

RIWAYAT HIDUP

Hasmawati. Lahir pada tanggal 25 mei 1998, di Kabupaten

Barru Provinsi Sulawesi Selatan. Penulis merupakan anak

pertama dari 4 bersaudara, dari pasangan Abbas dan

Nurhayati. Penulis pertama kali masuk pendidikan Formal

di SDN 13 Tille dan lulus pada tahun 2010. Pada tahun

selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan ke SMP Negeri 1 Tanete Riaja

Kabupaten Barru dan tamat pada tahun 2013. Setelah tamat di SMP, penulis

melanjutkan ke SMA Negeri 4 Maros Kabupaten Maros dan tamat pada tahun

2016. Dan pada tahun 2016 penulis melanjutkan pendidikan pada program Strata

Satu (S1) sebagai Mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Makassar, Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Jurusan Pendidikan Sosiologi melalui Seleksi

Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB). Tugas akhir dalam pendidikan tinggi

diselesaikan dengan menulis skripsi yang berjudul “Persepsi peserta kursus

menjahit terhadap lembaga kursus pelatihan LKP) di Desa Mattirowalie

Kecamatan Tanete Riaja Kabupaten Barru”