PERSEPSI HIJABERS TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DI...

132
PERSEPSI HIJABERS TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DI KOMUNITAS HIJABERS KOTA SALATIGA TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Oleh ANI ROCHMANI GALUH RAKASIWI NIM 11111148 FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2015

Transcript of PERSEPSI HIJABERS TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DI...

Page 1: PERSEPSI HIJABERS TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/120/1/Ani...dan Ibuku Sutini yang tidak lelah untuk selalu memberikan Do‟anya, kasih sayangnya

PERSEPSI HIJABERS TENTANG PENDIDIKAN

KARAKTER DI KOMUNITAS HIJABERS

KOTA SALATIGA

TAHUN 2015

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

Oleh

ANI ROCHMANI GALUH RAKASIWI

NIM 11111148

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

2015

Page 2: PERSEPSI HIJABERS TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/120/1/Ani...dan Ibuku Sutini yang tidak lelah untuk selalu memberikan Do‟anya, kasih sayangnya

ii

Page 3: PERSEPSI HIJABERS TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/120/1/Ani...dan Ibuku Sutini yang tidak lelah untuk selalu memberikan Do‟anya, kasih sayangnya
Page 4: PERSEPSI HIJABERS TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/120/1/Ani...dan Ibuku Sutini yang tidak lelah untuk selalu memberikan Do‟anya, kasih sayangnya
Page 5: PERSEPSI HIJABERS TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/120/1/Ani...dan Ibuku Sutini yang tidak lelah untuk selalu memberikan Do‟anya, kasih sayangnya
Page 6: PERSEPSI HIJABERS TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/120/1/Ani...dan Ibuku Sutini yang tidak lelah untuk selalu memberikan Do‟anya, kasih sayangnya

MOTTO

Jadilah seperti “Bintang” yang mampu menerangi malam

meskipun bintang itu tidak abadi.

Berpikir yang positif, bicara yang positif, yang datang juga

pasti yang positif ^_^

You can’t have a better tomorrow if you don’t stop

thinking about yesterday

vi

Page 7: PERSEPSI HIJABERS TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/120/1/Ani...dan Ibuku Sutini yang tidak lelah untuk selalu memberikan Do‟anya, kasih sayangnya

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan skripsi ini untuk:

1. Keluarga besarku terutama pada ayahku, Bapak Bambang Tri Herawan (Alm)

dan Ibuku Sutini yang tidak lelah untuk selalu memberikan Do‟anya, kasih

sayangnya untukku, adik-adikku Dewi Sukma N.A. dan Puspa Ayu T.M.

yang selalu memberi semangat, dan untuk Budeku Dwi Hartati, S.Si.,M.Pd.,

serta Pakdeku Sunaryo B.E. yang telah memberikan nasihat, motivasi, dan

dukungannya untukku.

2. Sahabat-sahabatku di IAIN Salatiga yang selalu menemani di saat suka

maupun senang, yang selalu memotivasi dan memberi banyak dukungan,

yang telah membantu memperlancar dalam pembuatan skripsiku.

3. Keluarga besar dan teman-teman seperjuanganku di Kampus yaitu kelas PAI

D angkatan tahun 2011, kelompok PPL, kelompok KKN, dan teman lainnya

di IAIN Salatiga yang selalu memberikanku semangat berjuang dalam hal

apapun serta memberikan banyak pelajaran yang berharga dan ilmu yang

bermanfaat.

vii

Page 8: PERSEPSI HIJABERS TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/120/1/Ani...dan Ibuku Sutini yang tidak lelah untuk selalu memberikan Do‟anya, kasih sayangnya

KATA PENGANTAR

Asslamu‟alaikum Wr. Wb

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

Segala puji dan syukur senantiasa penulis haturkan kepada Allah SWT. atas

segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat diberikan

kemudahan dalam menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga

tercurah kepada Rasulullah SAW, keluarga, sahabat dan para pengikut setianya.

Skripsi ini dibuat untuk memenuhi persyaratan guna untuk memperoleh

gelar kesarjanaan dalam Ilmu Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri (IAIN)

Salatiga. Dengan selesainya skripsi ini tidak lupa penulis mengucapkan terima

kasih kepada:

1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku rektor IAIN Salatiga.

2. Siti Rukhayati, M.Ag. selaku ketua jurusan Pendidikan Agama Islam

(PAI).

3. Ibu Dra. Siti Asdiqoh M.Si. sebagai dosen pembimbing skripsi yang

telah dengan ikhlas mencurahkan pikiran dan tenaganya serta

pengorbanan waktunya dalam upaya membimbing penulis untuk

menyelesaikan skripsi ini.

4. Dra. Ulfah Susilawati, M.Si. selaku pembimbing akademik.

viii

Page 9: PERSEPSI HIJABERS TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/120/1/Ani...dan Ibuku Sutini yang tidak lelah untuk selalu memberikan Do‟anya, kasih sayangnya
Page 10: PERSEPSI HIJABERS TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/120/1/Ani...dan Ibuku Sutini yang tidak lelah untuk selalu memberikan Do‟anya, kasih sayangnya

ABSTRAK

Galuh Rakasiwi, Ani, Rochmani. 2015. Persepsi Hijabers Tentang Pendidikan

Karakter di Komunitas Hijabers Kota Salatiga Tahun 2015. Skripsi.

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK). Jurusan Pendidikan

Agama Islam (PAI). Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

Dosen Pembimbing: Dra. Siti Asdiqoh, M.Si.

Kata kunci: Persepsi, Pendidikan Karakter, dan Komunitas Hijabers.

Latar belakang penelitian ini bertolak pada permasalahan yang terjadi pada

remaja khususnya muslimah saat ini yang tidak lepas dari pengaruh keluarga,

teman pergaulan dan media sosial yang semakin berkembang sebagai faktor

penyebab pembentukan karakter muslimah. Realitasnya banyak dari muslimah

yang mengenakan jilbab, banyak pula muslimah yang berjilbab tapi melakukan

hal-hal yang tidak sepantasnya, dan tidak sedikit pula yang masih belum berjilbab

bahkan banyak yang mengumbar tubuhnya dengan berpakaian serba ketat dan

tipis. Globalisasi juga membuat muslimah mengikuti arah yang salah, banyak

muslimah yang terbawa arus globalisasi yang berefek negatif, misalnya saja

mode-model pakaian yang yang ditawarkan oleh produk-produk yang berbalut

busana muslim namun kenyataannya jauh dari pakaian muslim yang sebenarnya,

dengan model-model jilbab yang tidak standar. Namun anehnya banyak muslimah

yang lebih memilih model-model pakaian seperti ini, dengan anggapan agar tidak

terlihat kuno/ketinggalan zaman, hal ini menunjukkan merosotnya karakter pada

bangsa Indonesia dan khususnya pada muslimah di kota Salatiga.

Fokus penelitian ini adalah: Bagaimanakah persepsi hijabers tentang

pendidikan karakter di komunitas hijabers kota Salatiga? Bagaimanakah model

pendidikan karakter di komunitas hijabers kota Salatiga? Apa sajakah faktor-

faktor penghambat dan pendorong pendidikan karakter pada muslimah di

komunitas hijabers kota Salatiga? Bagaimanakah solusi dalam mengatasi faktor-

faktor penghambat dan pendorong pendidikan karakter di komunitas hijabers kota

Salatiga? Dari fokus penelitian tersebut maka tujuan penelitian ini adalah untuk

mengetahui persepsi hijabers tentang pendidikan karakter di komunitas hijabers

kota Salatiga, untuk mengetahui model pendidikan karakter di komunitas hijabers

kota Salatiga, untuk mengetahui faktor-faktor penghambat dan pendorong

pendidikan karakter di komunitas hijabers kota Salatiga, dan untuk mengetahui

solusi dalam mengatasi faktor-faktor penghambat pendidikan karakter di

komunitas hijabers kota Salatiga. Metode yang digunakan dalam penelitian ini

menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan

data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku

ini dapat diamati dari fakta-fakta yang ada saat ini. Kemudian melalui jenis

penelitian fenomenologi. Hasil penelitian yang dapat diperoleh adalah: 1) Persepsi Hijabers Tentang

Pendidikan karakter yang diterapkan di Komunitas Hijabers Salatiga, pendidikan karakter

x

Page 11: PERSEPSI HIJABERS TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/120/1/Ani...dan Ibuku Sutini yang tidak lelah untuk selalu memberikan Do‟anya, kasih sayangnya

yang dikemukakan oleh hijabers merupakan suatu proses pembentukan dan perubahan

pada cerminan tiap individu agar lebih baik. 2) Model Pendidikan Karakter di Komunitas

Hijabers Kota Salatiga melalui dua penguatan, yaitu penguatan agama dan penguatan

solidaritas. 3) Ada beberapa faktor yang menghambat Hijabers Salatiga dalam

menerapkan pendidikan karakter diantaranya sulit untuk kumpul, melalaikan

tanggung jawab, kurangnya disiplin, kurangnya keterbukaan, pro-kontra mengenai

Hijabers. Kemudian ada juga faktor pendorong Hijabers Salatiga untuk

menerapkan pendidikan karakter tersebut yaitu karena tujuan dan visi serta misi

mereka yang ingin mendakwahkan hijab melalui komunitas Hijabers. 4) Solusi

dalam mengatasi penghambat-penghambat tersebut yaitu diusahakan untuk

kumpul dan sharing, terbuka, pada setiap event yang menjadi penanggung jawab

harus bergantian, dan melalui pendekan empati bukan sekedar simpati.

Kesimpulan yang dapat ditarik dari penenlitian ini bahwa Komunitas Hijabers

khususnya Hijabers Salatiga tidak semata-mata hanya memamerkan kecantikan,

menunjukkan mereka itu kalangan high class tapi dibalik pro-kontra mengenai

Komunitas Hijabers khususnya Hijabers Salatiga mereka juga berusaha

membentuk dan mengembangkan karakter agar menjadi lebih baik lagi.

xi

Page 12: PERSEPSI HIJABERS TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/120/1/Ani...dan Ibuku Sutini yang tidak lelah untuk selalu memberikan Do‟anya, kasih sayangnya

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................... i

LEMBAR BERLOGO ....................................................................... ii

HALAMAN NOTA PEMBIMBING ................................................ iii

PENGESAHAN KELULUSAN ........................................................ iv

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .......................................... v

MOTTO .............................................................................................. vi

PERSEMBAHAN............................................................................... vii

KATA PENGANTAR ....................................................................... viii

ABSTRAK ......................................................................................... x

DAFTAR ISI ...................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN .................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ...................................................... 1

B. Fokus Penelitian ................................................................... 4

C. Tujuan Penelitian ................................................................. 5

D. Kegunaan Penelitian ............................................................ 5

1. Kegunaan Teoritik ........................................................... 5

2. Kegunaan Praktik ............................................................ 6

E. Penegasan Istilah .................................................................. 6

1. Persepsi ............................................................................ 6

xii

Page 13: PERSEPSI HIJABERS TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/120/1/Ani...dan Ibuku Sutini yang tidak lelah untuk selalu memberikan Do‟anya, kasih sayangnya

2. Pendidikan ...................................................................... 6

3. Karakter ........................................................................... 7

4. Pendidikan Karakter ........................................................ 7

5. Nilai-nilai Pendidikan Karakter ...................................... 8

F. Metode Penelitian................................................................. 10

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian ...................................... 10

2. Kehadiran Peneliti ........................................................... 11

3. Lokasi Penelitian ............................................................. 12

4. Sumber Data .................................................................... 12

5. Prosedur Pengumpulan Data ........................................... 13

6. Analisis Data ................................................................... 15

7. Pengecekan Keabsahan Data ........................................... 18

8. Tahap-tahap Penelitian .................................................... 20

G. Sistematika Penulisan Skripsi .............................................. 21

BAB II KAJIAN PUSTAKA ............................................................. 23

A. Persepsi Hijabers Tentang Pendidikan Karakter .................. 23

1. Persepsi ............................................................................ 23

2. Pendidikan ....................................................................... 24

3. Karakter ........................................................................... 26

4. Pendidikan Karakter ........................................................ 30

B. Nilai-nilai Pendidikan Karakter ........................................... 35

xiii

Page 14: PERSEPSI HIJABERS TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/120/1/Ani...dan Ibuku Sutini yang tidak lelah untuk selalu memberikan Do‟anya, kasih sayangnya

C. Muslimah di Komunitas Hijabers Salatiga .......................... 43

BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN

PENELITIAN.......................................................................

46

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian .................................... 46

1. Sejarah Singkat Joglo Ki Penjawi ................................... 46

2. Sejarah Singkat Komunitas Hijabers Salatiga ................. 46

3. Visi dan Misi Hijabers Salatiga .......................................

4. Data Kepengurusan Hijabers Salatiga .............................

B. Gambaran Informan .............................................................

C. Temuan Penelitian ...............................................................

1. Pendidikan Karakter pada Muslimah di Komunitas

Hijabers Salatiga .............................................................

48

48

49

51

51

2. Model Pendidikan Karakter di Komunitas Hijabers

Kota Salatiga ...................................................................

59

3. Faktor-faktor Penghambat dan Pendorong Pendidikan

Karakter di Komunitas Hijabers Salatiga ........................ 61

4. Solusi dalam Mengatasi Hambatan Pendidikan Karakter

di Komunitas Hijabers Salatiga .......................................

63

xiv

Page 15: PERSEPSI HIJABERS TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/120/1/Ani...dan Ibuku Sutini yang tidak lelah untuk selalu memberikan Do‟anya, kasih sayangnya

BAB IV PEMBAHASAN............................................................... 65

A. Pendidikan Karakter pada Muslimah di Komunitas

Hijabers Salatiga ..................................................................

65

B. Model Pendidikan Karakter di Komunitas Hijabers Kota

Salatiga .................................................................................

70

C. Faktor-faktor Penghambat dan Pendorong Pendidikan

Karakter di Komunitas Hijabers Salatiga ............................ 72

D. Solusi dalam Mengatasi Hambatan Pendidikan Karakter di

Komunitas Hijabers Salatiga ................................................

75

BAB V PENUTUP ............................................................................. 76

A. Kesimpulan .......................................................................... 76

B. Saran .................................................................................... 78

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

xv

Page 16: PERSEPSI HIJABERS TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/120/1/Ani...dan Ibuku Sutini yang tidak lelah untuk selalu memberikan Do‟anya, kasih sayangnya

DAFTAR LAMIRAN-LAMIRAN

LAMPIRAN 1 RIWAYAT HIDUP

LAMPIRAN 2 LEMBAR KONSULTASI

LAMPIRAN 3 SURAT IZIN PENELITIAN

LAMPIRAN 4 SURAT BALASAN

LAMPIRAN 5 PEDOMAN WAWANCARA

LAMPIRAN 6 TRANSKRIP WAWANCARA

LAMPIRAN 7 CATATAN OBSERVASI

LAMPIRAN 8 ARSIP FOTO PENELITIAN

LAMPIRAN 9

AGENDA KEGIATAN HIJABERS

SALATIGA

LAMPIRAN 11 SKK

xvi

Page 17: PERSEPSI HIJABERS TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/120/1/Ani...dan Ibuku Sutini yang tidak lelah untuk selalu memberikan Do‟anya, kasih sayangnya

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu proses atau usaha dari manusia dewasa

yang telah sadar akan kemanusiaannya dalam membimbing, melatih, mengajar,

dan menanamkan nilai-nilai serta dasar-dasar pandangan hidup pada generasi

muda, agar nantinya menjadi manusia yang sadar dan bertanggung jawab akan

tugas-tugas hidupnya sebagai manusia sesuai dengan sifat- sifat hakiki dan ciri-

ciri kemanusiaannya. Pendidikan juga dapat diartikan sebagai proses

internalisasi budaya ke dalam diri seseorang dan masyarakat sehingga

membuat orang dan masyarakat beradab (Muslich, 2011:69). Pendidikan

berfungsi sebagai sarana untuk menyiapkan potensi-potensi yang dimiliki oleh

individu dan sebagai sektor penting dalam pembentukan dan pengembangan

karakter, khususnya pada muslimah di komunitas hijabers kota Salatiga.

Menurut pandangan Islam, muslimah merupakan titik sentral dalam

pembentukan suatu bangsa.

Jika dilihat di era teknologi informasi yang semakin berkembang dalam

kehidupan masyarakat ini, memiliki dampak baik positif maupun negatif

terhadap pertumbuhan karakter bangsa. Semakin hari makin terasa

kemunduran moral, sikap, dan perilaku masyarakat. Kemunduran tersebut

ditandai oleh ketidakpedulian antar sesama, sikap tidak sopan santun, tidak

gotongroyong, tidak menjaga amanah, penyalahgunaan wewenang, dan yang

1

Page 18: PERSEPSI HIJABERS TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/120/1/Ani...dan Ibuku Sutini yang tidak lelah untuk selalu memberikan Do‟anya, kasih sayangnya

terjadi pada para pelajar diantaranya menyontek, tidak jujur, bolos sekolah,

tawuran, dan lain sebagainya. Begitu pula yang terjadi pada para muslimah

remaja hingga muslimah dewasa yang ditandai dengan ketidakpedulian mereka

terhadap etika berbusana. Permasalah tersebut tentu tidak lepas dari pendidikan

dan pembelajaran yang mereka dapatkan namun hanya bersifat akademik

semata, sedangkan pendidikan karakter mereka terabaikan. Menurut Raka

dalam buku Pendidikan Karakter: Menjawab Tantangan Krisis

Multidimensional, menyatakan bahwa krisis karakter bangsa ditandai oleh

beberapa hal diantaranya: “terlampau terlena oleh Sumber Daya Alam yang

melimpah, pembangunan ekonomi yang terlalu bertumpu pada modal fisik,

surutnya idealisme, berkembangnya pragmatisme, kurang berhasil belajar dari

pengalaman bangsa sendiri” (Muslich, 2011:72).

Dilihat dari permasalahan remaja khususnya pada muslimah, tidak

terlepas dari pengaruh lingkungan mereka baik keluarga, teman pergaulan,

acara-acara di televisi, bahkan internet yang banyak menyajikan berbagai

informasi yang menjadi tumbuh kembang dalam pendidikan karakter remaja

khususnya muslimah saat ini.

UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

disebutkan sebagai berikut.

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan

dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam

rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,

sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang

demokratis serta bertanggung jawab (Zuchdi dkk, 2013:15).

2

Page 19: PERSEPSI HIJABERS TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/120/1/Ani...dan Ibuku Sutini yang tidak lelah untuk selalu memberikan Do‟anya, kasih sayangnya

Makna dari isi undang-undang tersebut bahwa pendidikan nasional

mendorong terwujudnya generasi penerus bangsa yang memiliki karakter

religius, berakhlak mulia, cendekiawan, mandiri, dan demokratis (Zuchdi dkk,

2013:15). Berkaitan dengan sifat-sifat mulia dan semakin pesatnya

perkembangan zaman terutama fashion dikalangan muslimah maka muncul

komunitas muslimah yang disebut sebagai “komunitas hijaber Salatiga” yaitu

kumpulan dari wanita-wanita muslim berjilbab di kota Salatiga. Komunitas ini

memiliki banyak anggota dengan berbagai latar belakang yang menjadi faktor

mereka dalam bergabung, yang mungkin sebelum mereka bergabung ada yang

belum mengenakan jilbab dan setelah bergabung menjadi termotivasi untuk

berjilbab.

Realitasnya banyak dari muslimah yang mengenakan jilbab, banyak

pula muslimah yang berjilbab tapi melakukan hal-hal yang tidak sepantasnya,

dan tidak sedikit pula yang masih belum berjilbab bahkan banyak yang

mengumbar tubuhnya dengan berpakaian serba ketat dan tipis. Globalisasi juga

membuat muslimah mengikuti kiblat yang salah, banyak muslimah yang

terbawa arus globalisasi yang berefek negatif, misalnya saja mode-model

pakaian yang yang ditawarkan oleh produk-produk yang berbalut busana

muslim namun kenyataannya jauh dari pakaian muslim yang sebenarnya,

dengan model-model jilbab yang tidak standar. Namun anehnya banyak

muslimah yang lebih memilih model-model pakaian seperti ini, dengan

anggapan agar tidak terlihat kuno/ketinggalan zaman, hal ini menunjukkan

merosotnya karakter pada bangsa Indonesia dan khususnya di kota Salatiga.

3

Page 20: PERSEPSI HIJABERS TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/120/1/Ani...dan Ibuku Sutini yang tidak lelah untuk selalu memberikan Do‟anya, kasih sayangnya

Terkait hal tersebut, terdapat nilai-nilai karakter dalam membentuk

pribadi yang beradab diantaranya: religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras,

kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah

air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar

membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab (Samani dan

Hariyanto, 2013:9). Pendidikan dalam membangun karakter lebih menekankan

pada pengembangan kebiasaan baik dalam kehidupan sehari-hari, dalam

pendidikan karakter tidak cukup mengetahui apa yang baik namun yang

terpenting adalah menyemaikan kebaikan itu di hati dan menerapkannya dalam

tindakan. Oleh karena itu pendidikan karakter sangat diperlukan terutama pada

zaman sekarang yang semakin merosotnya moralitas khususnya pada

muslimah.

Maka dari itu peneliti akan mengadakan penelitian dengan mengangkat

judul, “PERSEPSI HIJABERS TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DI

KOMUNITAS HIJABERS KOTA SALATIGA TAHUN 2015” .

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti dapat memfokuskan

masalah dalam penelitian ini, yaitu:

1. Bagaimanakah persepsi hijabers tentang pendidikan karakter di komunitas

hijabers kota Salatiga?

2. Bagaimanakah model pendidikan karakter di komunitas hijabers kota

Salatiga?

4

Page 21: PERSEPSI HIJABERS TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/120/1/Ani...dan Ibuku Sutini yang tidak lelah untuk selalu memberikan Do‟anya, kasih sayangnya

3. Apa sajakah faktor-faktor penghambat dan pendorong pendidikan karakter

di komunitas hijabers kota Salatiga?

4. Bagaimanakah solusi dalam mengatasi faktor-faktor penghambat

pendidikan karakter di komunitas hijabers kota Salatiga?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui persepsi hijabers tentang pendidikan karakter di

komunitas hijabers kota Salatiga.

2. Untuk mengetahui model pendidikan karakter di komunitas hijabers kota

Salatiga.

3. Untuk mengetahui faktor-faktor penghambat dan pendorong pendidikan

karakter di komunitas hijabers kota Salatiga.

4. Untuk mengetahui solusi untuk mengatasi faktor-faktor penghambat

pendidikan karakter di komunitas hijabers kota Salatiga.

D. Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian ini dapat dirumuskan menjadi dua, pertama

kegunaan teoritik dan kedua kegunaan praktik.

1. Kegunaan Teoritik

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara teoritik sekurang-

kurangnya dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi peneliti,

masyarakat, khususnya komunitas hijabers kota Salatiga dalam bidang

pendidikan karakter.

5

Page 22: PERSEPSI HIJABERS TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/120/1/Ani...dan Ibuku Sutini yang tidak lelah untuk selalu memberikan Do‟anya, kasih sayangnya

2. Kegunaan Praktik

Secara praktik penelitian ini diharapkan dapat membantu menemukan

gambaran hidup komunitas hijabers kepada masyarakat umum khususnya di

kota Salatiga.

E. Penegasan Istilah

Untuk menghindari kesalahpahaman terhadap penafsiran judul, maka

penulis perlu adanya penjelasan berkenaan dengan beberapa istilah pokok

dalam penelitian ini.

1. Persepsi

Persepsi menurut McMahon adalah proses menginterpretasikan

rangsangan (input) dengan menggunakan alat penerimaan informasi

(sensory information). Sedangkan menurut Morgan, King, dan Robinson,

persepsi merupakan bagaimana kita melihat, mendengar, merasakan,

mengecap, dan mencium dunia di sekitar kita, dengan kata lain persepsi

dapat didefinisikan sebagai segala sesuatu yang dialami oleh manusia (Adi,

1994:105). Jadi dapat disimpulkan bahwa persepsi adalah tanggapan atau

pandangan seseorang mengenai sesuatu yang dialami oleh setiap individu.

2. Pendidikan

Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang

atau kelompok orang; usaha mendewasakan manusia melalui upaya

pengajaran dan pelatihan; proses; cara; perbuatan mendidik (KBBI,

2003:263). Pendidikan merupakan upaya untuk mengembangkan ranah

kognitif, afektif, dan psikomotorik (Zuchdi, 2013:9). Sehingga dapat

6

Page 23: PERSEPSI HIJABERS TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/120/1/Ani...dan Ibuku Sutini yang tidak lelah untuk selalu memberikan Do‟anya, kasih sayangnya

disimpulkan bahwa pendidikan merupakan suatu usaha untuk mewujudkan

suasana belajar mengajar agar peserta didik mampu mengembangkan

potensi yang ada dalam dirinya dan memiliki kecerdasan, akhlak mulia,

serta keterampilan.

3. Karakter

Scerenko (1997) mendefinisikan “karakter sebagai atribut atau ciri-

ciri yang membentuk dan membedakan ciri pribadi, ciri etis, dan

kompleksitas mental dari seseorang, suatu kelompok atau bangsa” (Samani

dan Hariyanto, 2013:42). Menurut Robert Marine (1998), “karakter adalah

gabungan yang samar-samar antara sikap, perilaku bawaan, dan kemampuan

yang membangun pribadi seseorang” (Samani dan Hariyanto, 2013:42). Jadi

dapat disimpulkan bahwa karakter adalah ciri-ciri yang membedakan

seseorang atau kelompok atau bangsa dengan yang lain.

4. Pendidikan Karakter

Menurut Ratna Megawangi (2004), “pendidikan karakter merupakan

sebuah usaha untuk mendidik anak-anak agar dapat mengambil keputusan

dengan bijak dan mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga

mereka dapat memberikan kontribusi yang positif kepada lingkungannya”

(Kesuma dkk, 2012:5). Lickona (1991) mendefinisikan “pendidikan

karakter sebagai upaya yang sungguh-sungguh untuk membantu seseorang

memahami, peduli, dan bertindak dengan landasan inti nilai-nilai etis”

(Samani dan Hariyanto, 2013:44).

7

Page 24: PERSEPSI HIJABERS TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/120/1/Ani...dan Ibuku Sutini yang tidak lelah untuk selalu memberikan Do‟anya, kasih sayangnya

Jadi dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan

karakter adalah suatu usaha untuk melakukan perubahan maupun

pengembangan dari keseluruhan sifat, watak, dan perilaku yang tercermin

pada setiap individu ke arah yang lebih baik sesuai dengan norma-norma

agama.

5. Nilai-nilai Pendidikan Karakter

a. Religius: sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran

agama yang dianutnya, toleransi terhadap pelaksanaan ibadah agama

lain, serta hidup rukun dengan pemeluk agama lain (Zuchdi, 2011:168).

b. Jujur: perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai

orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan

pekerjaan (Zuchdi, 2011:168).

c. Toleransi: menerima secara terbuka orang lain yang tingkat

kematangannya, latar belakangnya berbeda (Samani dan Hariyanto,

2013:132).

d. Disiplin: sikap dan perilaku yang muncul sebagai akibat dari pelatihan

atau kebiasaan menaati aturan, hukum atau perintah (Samani dan

Hariyanto, 2013:121).

e. Kerja Keras: perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam

mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan

tugas dengan sebaik-baiknya (Zuchdi, 2011:168).

8

Page 25: PERSEPSI HIJABERS TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/120/1/Ani...dan Ibuku Sutini yang tidak lelah untuk selalu memberikan Do‟anya, kasih sayangnya

f. Kreatif: membangkitkan gagasan, menciptakan sesuatu yang asli/orisinil

atau mendesain ulang melalui keterampilan imajinatif (Samani dan

Hariyanto, 2013:104).

g. Mandiri: mampu memenuhi kebutuhan diri sendiri dengan upaya sendiri

dan tidak bergantung kepada orang lain (Samani dan Hariyanto,

2013:131).

h. Demokratis: menghargai pendapat orang lain, toleran, terbuka, berprinsip

musyawarah untuk mufakat, bilamana perlu melakukan pemungutan

suara (voting) demi kepentingan rakyat, bukan semata-mata kepentingan

pribadi dan golongan, taat kepada aturan main (Samani dan Hariyanto,

2013:120).

i. Rasa Ingin Tahu: keinginan untuk menyelidiki dan mencari pemahaman

terhadap rahasia alam (Samani dan Hariyanto, 2013:104).

j. Semangat Kebangsaan: cara berpikir, bertindak, dan wawasan yang

menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri

dan kelompok (Zuchdi, 2011:169).

k. Cinta Tanah Air: cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan

kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bangsa,

lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsanya

(Zuchdi, 2011:169).

l. Menghargai Prestasi: sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk

menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui serta

menghormati keberhasilan orang lain (Zuchdi, 2011:169).

9

Page 26: PERSEPSI HIJABERS TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/120/1/Ani...dan Ibuku Sutini yang tidak lelah untuk selalu memberikan Do‟anya, kasih sayangnya

m. Bersahabat/Komunikatif: tindakan yang memperlihatkan rasa senang

berbicara, bergaul, dan bekerjasama dengan orang lain (Zuchdi,

2011:169).

n. Cinta Damai: sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang

lain merasa senang dan aman atas kehadirannya (Zuchdi, 2011:169).

o. Gemar Membaca: kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca

berbagai bacaan yang memberikan kebajikan baginya (Zuchdi,

2011:169).

p. Peduli Lingkungan: sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah

kerusakan pada lingkungan alam disekitarnya, dan mengembangkan

upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi

(Zuchdi, 2011:169).

q. Peduli Sosial: sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan

bagi orang lain dan masyarakat yang membutuhkan (Zuchdi, 2011:169).

r. Tanggung Jawab: menanggapi dengan cara yang pantas dan layak,

bertanggung jawab terhadap tindakan yang dilakukan (Samani dan

Hariyanto, 2013:104).

F. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif

kualitatif yaitu pendekatan penelitian yang menghasilkan data-data berupa

kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat

diamati dari fakta-fakta yang ada saat ini dengan tujuan untuk

10

Page 27: PERSEPSI HIJABERS TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/120/1/Ani...dan Ibuku Sutini yang tidak lelah untuk selalu memberikan Do‟anya, kasih sayangnya

menggambarkan keadaan atau status fenomena dari data-data yang

diperoleh dari obyek penelitian (J.Moleong, 2002:3). Jenis penelitian yang

digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian fenomenologi, penelitian

ini mencoba menjelaskan atau mengungkap makna konsep atau fenomena

pengalaman yang didasari oleh kesadaran yang terjadi pada beberapa

individu. Penelitian ini dilakukan dalam situasi yang alami, sehingga tidak

ada batasan dalam memaknai atau memahami fenomena yang dikaji

(http://www.menulisproposalpenelitian.com/2011/01/jenis-jenis-penelitian-

kualitatif.html). Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang

berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada

kondisi obyek yang alamiah, di mana peneliti sebagai instrumen kunci,

teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis

data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif menekankan

makna (Sugiyono, 2006:9-10). Menurut sifatnya data kualitatif adalah data

yang tak berbentuk bilangan, data kualitatif yaitu semua bahan, keterangan,

dan fakta-fakta yang tidak dapat dihitung dan diukur secara matematis

karena berwujud keterangan verbal (kalimat dan kata), serta bersifat proses.

2. Kehadiran Peneliti

Peneliti dalam hal ini bertindak sebagai instrumen penelitian, artinya

peneliti terjun langsung ke lapangan untuk proses penelitian dan

pengumpulan data, adapun karakteristik dalam penelitian ini adalah:

Pertama, peneliti menggunakan sistem wawancara tidak berstruktur, dengan

pemahaman tentang pendidikan karakter yang dimiliki oleh peneliti,

11

Page 28: PERSEPSI HIJABERS TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/120/1/Ani...dan Ibuku Sutini yang tidak lelah untuk selalu memberikan Do‟anya, kasih sayangnya

sehingga memungkinkan untuk mengembangkan pertanyaan untuk

wawancara secara mendalam. Kedua, peneliti mengadakan komunikasi

dengan obyek dengan menggunakan bahasa pertemanan agar lebih akrab

dan mudah dipahami, sehingga terjalin suasana yang baik antara peneliti dan

informan. Ketiga, peneliti mengumpulkan dan mencatat data secara

terperinci berkaitan dengan hal-hal yang bertalian dengan permasalahan

yang diteliti.

3. Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di Komunitas Hijabers kota Salatiga

yaitu di Joglo Ki Penjawi Salatiga tahun 2015 sebagai bese camp sekaligus

sebagai kesekretariatan komunitas hijabers Salatiga.

4. Sumber Data

Data dalam penelitian ini sumber data yang diperoleh, diantaranya

melalui:

a. Sumber Data Primer

Sumber data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data

kepada pengumpul data (Sugiyono, 2006:253). Sumber data primer dapat

diperoleh langsung dari lapangan yang dapat memberikan gambaran

keadaan, mengidentifikasi permasalahan, dan menjawab semua

pertanyaan dalam penelitian. Data primer dalam penelitian ini adalah

ketua komunitas hijabers di kota Salatiga, para pengurus komunitas

hijabers di kota Salatiga, dan anggota yang tergabung dalam komunitas

hijabers di kota Salatiga.

12

Page 29: PERSEPSI HIJABERS TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/120/1/Ani...dan Ibuku Sutini yang tidak lelah untuk selalu memberikan Do‟anya, kasih sayangnya

b. Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan

data kepada pengumpul data, misalnya melaui orang lain atau melalui

dokumentasi (Sugiyono, 2006:253). Sumber data sekunder dapat

diperoleh dari buku, jurnal, internet, artikel, majalah atau koran, serta

hasil penelitian lainnya. Sumber data sekunder dalam penelitian ini yaitu

berupa foto, catatan, dan arsip. Catatan dan arsip yang dimaksud adalah

struktur keanggotaan komunitas, jadwal kegiatan komunitas, dan

aktivitas pada event yang dilakukan komunitas.

5. Prosedur Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan data

primer dan data sekunder. Data primer dapat diperoleh langsung dari

lapangan yang dapat memberikan gambaran keadaan, mengidentifikasi

permasalahan, dan menjawab semua pertanyaan dalam penelitian.

Sedangkan data sekunder dapat diperoleh dari buku, jurnal, internet, artikel,

majalah atau koran, serta hasil penelitian lainnya. Data primer dapat

diperoleh melalui:

a. Wawancara

Esterberg (2002) menyatakan bahwa “wawancara merupakan

pertemuan dua orang untuk betukar informasi dan ide melalui tanya

jawab, sehingga dapat dkonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu”

(Sugiyono, 2006:260). Wawancara yang digunakan dalam penelitian

adalah wawancara tak berstruktur atau terbuka, yaitu wawancara yang

13

Page 30: PERSEPSI HIJABERS TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/120/1/Ani...dan Ibuku Sutini yang tidak lelah untuk selalu memberikan Do‟anya, kasih sayangnya

bebas di mana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang

telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya

(Sugiyono, 2006:263). Wawancara ini digunakan dalam mencari data

melalui informan tentang pendidikan karakter pada muslimah di

komunitas hijabers kota Salatiga yakni ketua komunitas, para pengurus

komunitas, dan anggota yang tergabung dalam komunitas, serta peneliti

juga dapat mengetahui lebih mendalam tentang informan mengenai hal-

hal terkait dengan judul, sehingga dalam menginterpretasikan situasi dan

fenomena sesuai dengan yang terjadi. Pengumpulan data pada

wawancara dapat dilengkapi pula melalui observasi.

b. Observasi

Marshall (1995) menyatakan bahwa “melalui observasi peneliti

belajar tentang perilaku dan makna dari perilaku tersebut” (Sugiyono,

2006:254). Observasi merupakan cara pengumpulan data melalui

pengamatan dan pencatatan langsung sesuai dengan keadaan riil di

lapangan. Observasi ini digunakan dalam mencari data tentang

pendidikan karakter pada muslimah di komunitas hijabers kota Salatiga

untuk memperoleh data yang berhubungan dengan gambaran riil dan

detail komunitas.

c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang telah berlalu

(Sugiyono, 2006:270). Dokumentasi merupakan materi tertulis yang

didasarkan pada catatan dan dokumen-dokumen yang digunakan untuk

14

Page 31: PERSEPSI HIJABERS TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/120/1/Ani...dan Ibuku Sutini yang tidak lelah untuk selalu memberikan Do‟anya, kasih sayangnya

melengkapi sebuah data yang diperlukan dalam penelitian. Dokumen-

dokumen tersebut bisa berupa foto, dokumen milik informan, dan hasil

wawancara yang didapat dari informan. Dokumentasi digunakan dalam

mencari data tentang pendidikan karakter pada muslimah di komunitas

hijabers kota Salatiga, dan diperlukan sebagai pelengkap dari

penggunaan metode wawancara dan observasi, sehingga akan lebih

kredibel/dapat dipercaya jika didukung oleh data-data dokumentasi.

6. Analisis Data

Penelitian ini bersifat kualitatif, artinya menggunakan data yang

dinyatakan secara verbal dan kualifikasinya secara teoritis. Sedangkan

pengolahan datanya dilakukan secara rasional dengan menggunakan pola

induktif. Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan deskriptif

kualitatif yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data-data deskriptif

yang berupa kata-kata tertulis atau orang-orang dari pelaku yang dapat

diamati dengan tujuan untuk menggambarkan keadaan atau status fenomena

dari data-data yang diperoleh dari obyek penelitian yang kemudian

dilakukan analisis dengan cara:

a. Mendiskripsikan data dari informan

Analisis hendaknya membaca dan mempelajari secara teliti seluruh jenis

data yang sudah terkumpul. Setelah itu diusahakan agar satuan-satuan itu

dapat diidentifikasi dengan mendiskripsikan atau menggambarkan

keadaan dari obyek penelitian. Data tersebut diperoleh dari informan

ketika melakukan penelitian.

15

Page 32: PERSEPSI HIJABERS TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/120/1/Ani...dan Ibuku Sutini yang tidak lelah untuk selalu memberikan Do‟anya, kasih sayangnya

b. Memilah-milah sesuai dengan analisis penelitian kemudian dianalisis

oleh penulis

c. Proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola,

kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan

dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data.

d. Penyajian data dibatasi sebagai sekumpulan informasi tersusun yang

memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan penarikan

tindakan.

e. Disimpulkan untuk menjawab tujuan penelitian

Kesimpulan-kesimpulan juga diverifikasi pemikiran kembali yang

melintas dalam pikiran penganalisa selama menulis dan merupakan suatu

tinjauan ulang pada catatan-catatan lapangan dan mungkin begitu

seksama dan akan memakan tenaga dengan peninjauan kembali dalam

menjawab tujuan penelitian. Analisis ini sendiri akan dilakukan melalui

beberapa tahap, yaitu:

1) Penyajian Data (Data Display)

Penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk uraian singkat,

bagan, dan sejenisnya, tapi yang paling sering digunakan adalah teks

yang bersifat naratif. Dengan mendisplay data, maka akan

memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja

selanjutnya berdasarkan apa yang dipahami (Sugiyono, 2006:280).

Pada langkah ini peneliti berusaha menyusun data yang relevan

sehingga menjadi informasi yang dapat disimpulkan dan memiliki

16

Page 33: PERSEPSI HIJABERS TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/120/1/Ani...dan Ibuku Sutini yang tidak lelah untuk selalu memberikan Do‟anya, kasih sayangnya

makna tertentu. Prosesnya dapat dilakukan dengan cara menampilkan

data, membuat hubungan antar fenomena untuk memaknai apa yang

sebenarnya terjadi dan apa yang perlu ditindaklanjuti untuk mencapi

tujuan penelitian.

2) Reduksi Data

Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak,

oleh karena itu perlu dicatat secara teliti dan rinci. Mereduksi data

berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada

hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data

yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan

memudahkan peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya

serta mencarinya bila diperlukan (Sugiyono, 2006:277-278). Yang

peneliti lakukan dalam mereduksi data diantaranya:

a) Hasil wawancara maupun catatan lapangan yang masih umum dan

acak-acakan yang belum dapat dipahami, dengan reduksi maka

peneliti merangkum, mengambil data yang pokok dan penting,

sedangkan yang tidak penting dibuang.

b) Peneliti dalam mereduksi data akan memfokuskan pada komunitas

hijabers di kota Salatiga, karakter muslimah pada komunitas

hijabers di kota Salatiga, pendidikan karakter muslimah pada

komunitas hijabers di kota Salatiga, dan faktor-faktor penghambat

pendidikan karakter muslimah pada komunitas hijabers di kota

Salatiga.

17

Page 34: PERSEPSI HIJABERS TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/120/1/Ani...dan Ibuku Sutini yang tidak lelah untuk selalu memberikan Do‟anya, kasih sayangnya

c) Jika peneliti dalam melakukan penelitian menemukan segala

sesuatu yang dipandang asing, maka itulah yang harus dijadikan

perhatian dalam mereduksi data.

3) Kesimpulan dan Verifikasi

Data yang sudah dipolakan, difokuskan, dan disusun secara

sistematis melalui reduksi dan penyajian data yang kemudian

disimpulkan sehingga makna data dapat ditemukan. Untuk

memperoleh kesimpulan yang lebih mendalam, maka diperlukannya

data baru sebagai penguji terhadap kesimpulan awal. Tahap penarikan

kesimpulan dan verifikasi data diambil dari hasil reduksi dan

panyajian data merupakan kesimpulan sementara. Kesimpulan

sementara ini masih dapat berubah jika ditemukan bukti-bukti kuat

lain pada saat proses verifikasi data di lapangan. Jadi proses verifikasi

data dilakukan dengan cara peneliti terjun kembali di lapangan untuk

mengumpulkan data kembali yang dimungkinkan akan memperoleh

bukti-bukti kuat lain yang dapat merubah hasil kesimpulan sementara

yang diambil. Jika data yang diperoleh memiliki keajegan (sama

dengan data yang telah diperoleh) maka dapat diambil kesimpulan

yang baku dan selanjutnya dimuat dalam laporan hasil penelitian.

7. Pengecekan Keabsahan Data

Uji keabsahan data dalam penelitian ini terdapat beberapa kriteria

yang nantinya akan dirumuskan secara tepat, teknik pemeriksaannya yaitu

adanya kredibilitas yang dibuktikan dengan perpanjang pengamatan,

18

Page 35: PERSEPSI HIJABERS TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/120/1/Ani...dan Ibuku Sutini yang tidak lelah untuk selalu memberikan Do‟anya, kasih sayangnya

peningkatan ketekunan dalam penelitian, triangulasi, diskusi dengan teman

sejawat, analisis kasus negatif, dan dimintakan kesepakatan (membercheck)

(Sugiyono, 2006:302). Untuk mengetahui apakah data yang telah

dikumpulkan dalam penelitian memiliki tingkat kebenran atau tudak, maka

dilakukan pengecekkan data yang disebut validitas data. Untuk menjamin

validitas data maka dilakukan triangulasi, yaitu teknik pemeriksaan

keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Penelitian ini dalam

menguji keabsahan data dilakukan dengan beberapa bentuk meliputi:

a. Triangulasi Sumber

Menurut Patton (1987), “triangulasi sumber berarti

membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu

informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda”

(Moleong, 2009:330). Dalam penelitian ini yang peneliti lakukan,

diantaranya:

1) membandingkan data hasil wawancara dengan data hasil pengamatan,

2) membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan

yang dikatakan secara pribadi,

3) membandingkan data hasil wawancara dengan isi suatu dokumentasi,

4) data yang diperoleh dilakukan pada ketua komunitas dan pengurus

komunitas, data dari sumber tersebut tidak bisa dirata-ratakan tetapi

dideskripsikan, dikategorisasikan mana pandangan yang sama, mana

yang berbeda, dan mana yang spesifik dari sumber-sumber tersebut

19

Page 36: PERSEPSI HIJABERS TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/120/1/Ani...dan Ibuku Sutini yang tidak lelah untuk selalu memberikan Do‟anya, kasih sayangnya

sehingga dapat dianalisis oleh peneliti yang kemudian menghasilkan

suatu kesimpulan.

b. Triangulasi Teknik

Triangulasi teknik merupakan pengengecekkan data kepada

sumber yang sama namun dengan teknik yang berbeda (Sugiyono,

2006:307). Dalam penelitian ini, peneliti melakukan pengecekkan

terhadap data yang telah diperoleh melalui wawancara lalu dicek melalui

observasi ataupun dokumentasi. Bila dengan teknik-teknik tersebut

menghasilkan data yang berbeda-beda, maka peneliti melakukan diskusi

lebih lanjut kepada sumber data atau yang lainnya untuk memastikan

data yang sebenarnya.

8. Tahap-tahap Penelitian

a. Kegiatan administratif, yang meliputi pengajuan izin operasional untuk

penelitian dari rektor IAIN Salatiga selaku penanggung jawab, kemudian

menyusun pertanyaan untuk wawancara, serta melakukan administratif

lainnya.

b. Kegiatan lapangan yang meliputi:

1) Survei awal untuk mengetahui gambaran lokasi penelitian, yaitu

pada komunitas hijabers Salatiga.

2) Menemui para pengurus dan anggota komunitas hijabers Salatiga

yang akan dijadikan objek penelitian.

20

Page 37: PERSEPSI HIJABERS TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/120/1/Ani...dan Ibuku Sutini yang tidak lelah untuk selalu memberikan Do‟anya, kasih sayangnya

3) Melakukan wawancara kepada para informan sebagai langkah untuk

pengumpulan data, kemudian observasi langsung ke lapangan secara

mendalam berkaitan dengan yang diteliti.

4) Menyajikan data dengan susunan dan urutan yang memungkinkan

untuk memudahkan dalam melakukan pemaknaan.

5) Mereduksi data dengan cara membuang data-data yang lemah atau

menyimpang.

6) Melakukan ferivikasi data untuk membuat kesimpulan-kesimpulan

sebagai deskriptif temuan penelitian.

7) Menyusun laporan akhir untuk dijilid dan dilaporkan.

G. Sistematika Penulisan

Dalam memahami skripsi ini, maka perlu diketahui urutan-urutan dalam

penulisannya, diantaranya:

BAB I PENDAHULUAN, berisi pendahuluan yang memuat latar

belakang masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian,

penegasan istilah, metode penelitian yang meliputi: pendekatan dan jenis

penelitian, kehadiran peneliatian, lokasi penelitian, sumber data, prosedur

pengumpulan data, analisis data, pengecekkan keabsahan data, tahap-tahap

penelitian, dan sistematika penulisan skripsi.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, berisi tentang kajian teori yang meliputi:

pengertian persepsi, pengertian pendidikan, pengertian karakter, pengertian

pendidikan karakter, model pendidikan karakter, faktor-faktor penghambat dan

21

Page 38: PERSEPSI HIJABERS TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/120/1/Ani...dan Ibuku Sutini yang tidak lelah untuk selalu memberikan Do‟anya, kasih sayangnya

pendorong dalam pendidikan karakter, dan solusi dalam mengatasi penghambat

pendidikan karkter.

BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN, berisi paparan

data dan temuan penelitian yang menjelaskan tentang: gambaran umum lokasi

penelitian, gambaran informan terdiri dari: sejarah singkat, visi dan misi, data

kepengurusan, dan deskripsi hasil temuan penelitian.

BAB IV PEMBAHASAN, pembahasan memuat tentang persepsi hijabers

tentang pendidikan karakter di komunitas hijabers kota Salatiga, model

pendidikan karakter di komunitas hijabers kota Salatiga, faktor-faktor

penghambat dan pendorong pendidikan karakter di komunitas hijabers kota

Salatiga, dan solusi dalam mengatasi faktor-faktor penghambat pendidikan

karakter di komunitas hijabers kota Salatiga.

BAB V PENUTUP, penutup memuat tentang: kesimpulan dan saran.

22

Page 39: PERSEPSI HIJABERS TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/120/1/Ani...dan Ibuku Sutini yang tidak lelah untuk selalu memberikan Do‟anya, kasih sayangnya

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Persepsi Tentang Pendidikan Karakter

Pembicaraan mengenai pendidikan karakter atau pendidikan yang

berbasis pada karkater menjadi pokok bahasan yang banyak dibicarakan baik

dalam lingkup pendidikan maupun masyarakat pada umumnya, karena perilaku

pada remaja saat ini sudah sangat memprihatinkan, sudah sangat jauh dari

akhlak yang mulia menurut pandangan Islam. Ini dikarenakan di tingkat

pendidikan terutama sekolah hanya mengutamakan tingkat intelegensi siswa

sedangkan pendidikan karakter mereka terabaikan. Berkaitan dengan ini, maka

akan dijelaskan terlebih dahulu pengertian pendidikan karakter yang dijelaskan

secara terpisah.

1. Persepsi

Persepsi menurut McMahon adalah proses menginterpretasikan

rangsangan (input) dengan menggunakan alat penerimaan informasi

(sensory information). Sedangkan menurut Morgan, King, dan Robinson,

persepsi merupakan bagaimana kita melihat, mendengar, merasakan,

mengecap, dan mencium dunia di sekitar kita, dengan kata lain persepsi

dapat didefinisikan sebagai segala sesuatu yang dialami oleh manusia. (Adi,

1994:105). Menurut Brian fellow, persepsi adalah proses yang

memungkinkan suatu organisme menerima dan menganalisis informasi.

Kenneth K. Sereno dan Edward M. Badaken, persepsi adalah sarana yang

23

Page 40: PERSEPSI HIJABERS TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/120/1/Ani...dan Ibuku Sutini yang tidak lelah untuk selalu memberikan Do‟anya, kasih sayangnya

memungkinkan kita memperoleh kesadaran akan sekeliling dan lingkungan

kita. Phillip Goodracre dan jennifer follers, persepsi adalah proses mental

yang digunakan untuk mengenali rangsangan. Joseph A. Devito, persepsi

adalah proses yang menjadikan kita sadar akan banyaknya stimulus yang

mempengaruhi indera kita (Mulyana, 2013:180). Jadi dapat disimpulkan

bahwa persepsi adalah tanggapan atau pandangan seseorang mengenai

sesuatu yang dialami oleh setiap individu.

2. Pendidikan

Adapun pengertian pendidikan, diantaranya:

a. Driyarkara dalam buku Dikti Ditjen (1983/1984), mengemukakan bahwa

“pendidikan adalah upaya memanusiakan manusia muda” (Ikhsan,

2003:4). Dictionary of Education menyebutkan bahwa pendidikan adalah

proses di mana seseorang mengembangkan kemampuan sikap dan

bentuk-bentuk tingkah laku lainnya di dalam masyarakat di mana ia

hidup, proses sosial di mana orang dihadapkan pada pengaruh

lingkungan yang terpilih dan terkontrol (khususnya yang datang dari

sekolah), sehingga ia dapat memperoleh atau mengalami perkembangan

kemampuan sosial dan kemampuan individu yang optimum (Ikhsan,

2003:4).

b. Crow and Crow dalam buku Suprapto (1975), menyebutkan “pendidikan

adalah proses yang berisi berbagai macam kegiatan yang cocok bagi

individu untuk kehidupan sosialnya dan membantu meneruskan adat dan

24

Page 41: PERSEPSI HIJABERS TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/120/1/Ani...dan Ibuku Sutini yang tidak lelah untuk selalu memberikan Do‟anya, kasih sayangnya

budaya serta kelembagaan sosial dari generasi ke generasi” (Ikhsan,

2003:5).

c. Menurut Ki Hajar Dewantara, “pendidikan umumnya berarti daya upaya

untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin, karakter),

pikiran (intelek), dan tubuh anak” (Ikhsan, 2003:5). Dalam GBHN tahun

1973 dikatakan bahwa “pendidikan hakikatnya adalah usaha sadar untuk

mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar

sekolah dan berlangsung seumur hidup” (Ikhsan, 2003:5).

Dari pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan

adalah suatu usaha untuk mewujudkan suasana belajar mengajar agar

peserta didik mampu mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya dan

memiliki kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan. Untuk mencapai

kesuksesan dalam pendidikan diperlukannya tujuan-tujuan dalam

pendidikan, diantaranya:

a. meletakkan landasan karakter yang kuat melalui internalisasi nilai dalam

pendidikan,

b. menumbuhkan/menanamkan kecerdasan emosi dan spiritual yang

mewarnai aktivitas hidupnya,

c. menumbuhkan kemampuan berpikir kritis melalui pelaksanaan tugas-

tugas pembelajaran,

d. menumbuhkan kebiasaan dan kemampuan untuk berpartisipasi aktif

secara teratur dalam aktivitas hidupnya dan memahami manfaat dari

keterlibatannya,

25

Page 42: PERSEPSI HIJABERS TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/120/1/Ani...dan Ibuku Sutini yang tidak lelah untuk selalu memberikan Do‟anya, kasih sayangnya

e. menumbuhkan kebiasaan untuk memanfaatkan dan mengisi waktu luang

dengan aktivitas belajar, dan

f. menumbuhkan pola hidup sehat dan pemeliharaan kebugaran jasmani

(Hidayatullah, 2010:5).

Pengertian dan tujuan dari pendidikan di atas, menunjukkan bahwa

pendidikan sangat penting sebagaimana dijelaskan dalam QS. al-Alaq:1-5

yang berbunyi:

1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan,

2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.

3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah.

4. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam.

5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.

Dari ayat ini jelas, bahwa agama islam telah mendorong umatnya

senantiasa belajar dan menjadi umat yang pandai, dimulai dengan belajar

baca tulis dan diteruskan dengan belajar berbagai macam ilmu pengetahuan

lainnya.

3. Karakter

Beberapa pengertian karakter menurut para ahli, diantaranya:

a. Prof. Suyanto dalam buku Pendidikan Karakter: Menjawab Tantangan

Krisis Multidimensional, menyatakan bahwa “karakter adalah cara

berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas dari tiap individu untuk

26

Page 43: PERSEPSI HIJABERS TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/120/1/Ani...dan Ibuku Sutini yang tidak lelah untuk selalu memberikan Do‟anya, kasih sayangnya

hidup dan bekerjasama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat,

bangsa, dan negara” (Muslich, 2011:70).

b. Hermawan Kartajaya mengemukakan sebagai berikut.

Karakter adalah ciri khas yang dimiliki oleh suatu benda

atau individu (manusia). Ciri khas tersebut adalah asli, dan

mengakar pada kepribadian benda atau individu tersebut dan

merupakan mesin pendorong bagaimana seseorang bertindak,

bersikap, berujar, serta merespons sesuatu (Gunawan, 2012:2).

c. Scerenko (1997) mendefinisikan “karakter sebagai atribut atau ciri-ciri

yang membentuk dan membedakan ciri pribadi, ciri etis, dan

kompleksitas mental dari seseorang, suatu kelompok atau bangsa”

(Samani dan Hariyanto, 2013:42).

d. Robert Marine (1998), “karakter adalah gabungan yang samar-samar

antara sikap, perilaku bawaan, dan kemampuan yang membangun pribadi

seseorang” (Samani dan Hariyanto, 2013:42).

Jadi dapat disimpulkan bahwa karakter adalah ciri-ciri yang

membedakan seseorang atau kelompok atau bangsa dengan yang lain.

Berbagai literatur dikatakan, kebiasaan yang dilakukan secara berulang-

ulang yang didahului oleh kesadaran dan pemahaman akan menjadi karakter

seseorang (Munir, 2010:5). Karakter seseorang akan dipengaruhi oleh gen

(keturunan), gen hanya merupakan salah satu faktor pembentuk karakter

saja. Perkembangan karakter tiap individu tentulah berbeda satu dengan

yang lainnya. Perbedaan kecepatan, urutan, dan profil perkembangan

karakter sangat tergantung pada kondisi internal dan eksternal setiap

27

Page 44: PERSEPSI HIJABERS TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/120/1/Ani...dan Ibuku Sutini yang tidak lelah untuk selalu memberikan Do‟anya, kasih sayangnya

individu, perbedaan perkembangan karakter juga berlaku pada usia individu,

serta latar belakang kehidupan individu (Zuchdi, 2011:68). Dari beberapa

perbedaan tersebut, maka dapat diklasifikasikan faktor-faktor pembentukan

karakter individu diantaranya hal-hal yang mempengaruhi karakter dalam

majalah Maudiku: Cerdas-Kreatif-Ceria dan Berakhlak Mulia, Megawangi

mengatakan sebagai berikut.

“Karakter terbentuk dengan dipengaruhi oleh paling sedikit

lima faktor, yaitu: temperamen dasar (dominan, intim, stabil,

cermat), keyakinan (apa yang dipercaya, paradigma), pendidikan

(apa yang diketahui, wawasan kita), motivasi hidup (apa yang kita

rasakan, semangat hidup), dan perjalanan (apa yang telah dialami,

masa lalu kita, pola asuh dan lingkungan)” (Muidin, 2015:27).

Ada sejumlah faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan atau

kegagalan proses pendidikan karakter yang pada setiap individu memiliki

corak yang berbeda-beda, pada dasarnya akibat adanya pengaruh dari

dalam diri manusia (insting) dan motivasi yang disuplai dari luar dirinya

seperti milieu/lingkungan, pendidikan, dan aspek wirotsah (keturunan).

a. Faktor insting (naluri)

Insting merupakan seperangkat tabiat yang dibawa manusia sejak lahir.

Para psikolog menjelaskan bahwa insting berfungsi sebagai motivator

penggerak yang mendorong lahirnya tingkah laku, misalnya insting ingin

tahu dan memberitahu, insting takut, insting suka bergaul, dll.

b. Faktor adat/kebiasaan

Adat/kebiasaan merupakan setiap tindakan dan perbuatan seseorang yang

dilakukan secara berulang-ulang dalam bentuk yang sama sehingga

28

Page 45: PERSEPSI HIJABERS TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/120/1/Ani...dan Ibuku Sutini yang tidak lelah untuk selalu memberikan Do‟anya, kasih sayangnya

menjadi kebiasaan. Perbuatan yang telah menjadi adat kebiasaan tidak

cukup hanya diulang-ulang saja, tetapi harus disertai dengan kesukaan

dan kecendenrungan hati terhadapnya. Jadi terbentuknya kebiasaan itu

karena adanya kecenderungan hati yang diiringi perbuatan.

c. Faktor keturunan/wirotsah

Secara langsung maupun tidak langsung faktor keturunan sangat

mempengaruhi pembentukan karakter seseorang. Sifat-sifat pada diri

anak merupakan pantulan dari sifat-sifat orang tuanya.

d. Faktor milieu/lingkungan

Milieu artinya sesuatu yang melingkupi tubuh yang hidup, meliputi tanah

dan udara, sedangkan lingkungan manusia ialah apa yang

mengelilinginya. Milieu itu ada dua macam, yaitu:

1) Lingkungan alam

Lingkungan alam ini dapat mematahkan atau mematangkan

pertumbuhan bakat yang dibawa oleh seseorang. Jika kondisi alamnya

jelek, itu akan menjadi perintang dalam mematangkan bakat seseorang

karena hanya mampu berbuat sesuai kondisi yang ada, dan begitu pula

sebaliknya.

2) Lingkungan pergaulan

Manusia akan selalu berhubungan dengan manusia lainnya, oleh

karena itu dalam pergaulan akan saling mempengaruhi dalam pikiran,

sifat, dan tingkah laku.

(Zubaedi, 2011:178-183).

29

Page 46: PERSEPSI HIJABERS TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/120/1/Ani...dan Ibuku Sutini yang tidak lelah untuk selalu memberikan Do‟anya, kasih sayangnya

Faktor-faktor pembentuk karakter di atas dapat disimpulkan bahwa

faktor keturunan memang berperan penting dalam pembentukan karakter

individu, namun pada usia-usia remaja faktor yang sangat berpengaruh

terhadap karakter individu adalah faktor lingkungan pergaulan, karakter itu

akan terbentuk baik jika individu itu bergaul dengan orang-orang/kelompok

yang baik, namun jika individu itu bergaul dengan orang-orang/kelompok

yang tidak baik maka individu itupun akan menjadi tidak baik. Akan sulit

bagi orang tua untuk merubah karakter anak yang sudah tercemar oleh

lingkungan yang tidak baik, karena sesuatu yang sulit dirubah dari diri

individu dan sesuatu yang menjadi kebiasaan individu itulah yang dikatakan

karakter.

4. Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter saat ini merupakan topik yang banyak

dibicarakan di kalangan pendidik, karena pendidikan karakter sangat

dibutuhkan dalam mendidik karkater anak bangsa agar menjadi penerus

yang berkarakter mulia. Ada beberapa pengertian pendidikan karakter

menurut para ahli, diantaranya:

a. Ratna Megawangi, “pendidikan karakter merupakan sebuah usaha untuk

mendidik anak-anak agar dapat mengambil keputusan dengan bijak dan

mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka dapat

memberikan kontribusi yang positif kepada lingkungannya” (Kesuma

dkk, 2012:5).

30

Page 47: PERSEPSI HIJABERS TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/120/1/Ani...dan Ibuku Sutini yang tidak lelah untuk selalu memberikan Do‟anya, kasih sayangnya

b. Lickona, “pendidikan karakter merupakan upaya yang sungguh-sungguh

untuk membantu seseorang memahami, peduli, dan bertindak dengan

landasan inti nilai-nilai etis, atau upaya yang dirancang secara sengaja

untuk memperbaiki karakter para siswa” (Samani dan Hariyanto,

2013:44).

c. Scerenko menyatakan pengertian pendidikan sebagai berikut.

Pendidikan karakter dimaknai sebagai upaya yang

sungguh-sungguh dengan cara mana ciri kepribadian positif

dikembangkan, didorong, dan diberdayakan melalui

keteladanan, kajian, serta praktik emulasi (usaha yang maksimal

untuk mewujudkan hikmah dari apa-apa yang diamati dan

dipelajari) (Samani dan Hariyanto, 2013:45).

d. Menurut Elkind dan Sweet, “pendidikan karakter adalah upaya yang

disengaja untuk membantu memahami manusia, peduli dan inti atas nilai-

nilai etis/susila” (Gunawan, 2012:23).

Jadi dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter

adalah suatu usaha untuk melakukan perubahan maupun pengembangan dari

keseluruhan sifat, watak, dan perilaku yang tercermin pada setiap individu

agar lebih baik sesuai dengan norma-norma agama.

Dari pengertian pendidikan karakter di atas, maka fungi pendidikan

karakter adalah untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk bakat

serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam mencerdasakan kehidupan

berbangsa. Secara lebih khusus dan terperinci Kemendiknas (2011)

menyebutkan bahwa pendidikan karakter mempunyai fungsi sebagai

berikut:

31

Page 48: PERSEPSI HIJABERS TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/120/1/Ani...dan Ibuku Sutini yang tidak lelah untuk selalu memberikan Do‟anya, kasih sayangnya

a. Pembentukan dan pengembangan potensi

Pendidikan karakter berfungsi membentuk dan mengembangkan potensi

manusia atau warga negara Indonesia agar berpikir baik, berhati baik dan

berperilaku sesuai dengan falsafah hidup Pancasila.

b. Perbaikan dan Penguatan

Pendidikan karakter berfungsi untuk memperbaiki karakter manusia dan

warga negara Indonesia yang bersifat negatif dan membentuk peran

keluarga, satuan pendidikan masyarakat dan pemerintah untuk ikut

berpartisipasi dan bertanggung jawab dalam pengembangan potensi

manusia atau warga negara menuju bangsa yang berkarakter, maju,

mandiri, dan sejahtera.

c. Penyaringan

Pendidikan karakter bangsa berfungsi memilah nilai-nilai budaya bangsa

sendiri dan menyaring budaya bangsa lain yang positif untuk menjadi

karakter manusia dan warga negara Indonesia agar lebih bermanfaat

(http://estiprihantara.blogspot.com/2013/05/pendidikan-karakter.html).

Karakter masyarakat yang berkualitas perlu dibentuk dan dibina

sejak usia dini, karena usia dini merupakan masa “emas” namun “kritis”

bagi pembentukan karakter seseorang (Gunawan, 2012:28). Kemudian

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Anies Baswedan mengemukakan lima

komponen pembentukan karakter siswa yang dimuat dalam republika pada

18 Juli 2015, ada lima komponen yang menjadi pilar gerakan penumbuhan

budi pekerti yang akan diterapkan Mendikbud, diantaranya:

32

Page 49: PERSEPSI HIJABERS TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/120/1/Ani...dan Ibuku Sutini yang tidak lelah untuk selalu memberikan Do‟anya, kasih sayangnya

a. Senyum, Sapa, Salam (3S),

b. nilai moral dan agama,

c. interaksi positif antar warga sekolah,

d. kecintaan pada tanah air dan bangsa, dan

e. perlu dibangun interaksi positif antara pihak sekolah dengan orang tua

(http://www.pendidikanguru.com/index.php/2015/07/18/menteri-anies-

kemukakan-lima-komponen-pendidikan-karakter/).

Adapun prinsip-prinsip untuk mewujudkan pendidikan karakter yang

efektif sesuai rekomendasi dari Kemendiknas (2010), diantaranya:

a. mempromosikan nilai-nilai dasar etika sebagai basis karkater,

b. mengidentifikasi karakter secara komprehensif supaya mencakup

pemikiran, perasaan, dan perilaku,

c. menggunakan pendekatan yang tajam, proaktif, dan efektif untuk

membangun karkater,

d. menciptakan komunitas sekolah yang memiliki kepedulian,

e. memberi kesempatan pada peserta didik untuk menunjukkan perilaku

yang baik,

f. memiliki cakupan terhadap kurikulum yang bermakna dan menantang

yang menghargai semua peserta didik, membangun karakter mereka, dan

membantu mereka untuk sukses,

g. mengusahakan tumbuhnya motivasi diri pada peserta didik,

33

Page 50: PERSEPSI HIJABERS TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/120/1/Ani...dan Ibuku Sutini yang tidak lelah untuk selalu memberikan Do‟anya, kasih sayangnya

h. memfungsikan seluruh staf sekolah sebagai komunitas moral yang

berbagi tanggung jawab untuk pendidikan karakter dan setia pada nilai

dasar yang sama,

i. adanya pembagian kepemimpinan moral dan dukungan luas dalam

membangun inisiatif pendidikan karakter,

j. memfungsikan keluarga dan anggota masyarakat sebagai mitra dalam

usaha membangun karakter, dan

k. mengevaluasi karakter sekolah, fungsi staf sekolah sebagai guru-guru

karkater, dan manifestasi karakter positif dalam kehidupan peresta didik

(Gunawan, 2012:35-36).

Indonesia dengan kekayaan alamnya akan sulit dikuasai manakala

bangsanya memiliki karkater yang kuat. Menurut Raka (2007), krisis

karakter bangsa kita disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut:

a. Terlampau terlena oleh SDA yang melimpah.

b. Pembangunan ekonomi yang terlalu bertumpu pada modal fisik.

c. Surutnya idealisme, berkembangnya pragmatisme „overdoses‟.

d. Kurang berhasil belajar dari pengalaman bangsa sendiri (Muslich,

2011:72).

Ada beberapa faktor penyebab rendahnya pendidikan karkater,

diantaranya:

a. Sistem pendidikan yang kurang menekankan pembentukan karakter

tetapi lebih menekankan pengembangan intelektual.

34

Page 51: PERSEPSI HIJABERS TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/120/1/Ani...dan Ibuku Sutini yang tidak lelah untuk selalu memberikan Do‟anya, kasih sayangnya

b. Kondisi lingkungan yang kurang mendukung pembangunan karakter

yang baik (Hidayatullah, 2010:17).

Rendahnya pendidikan karakter dipengaruhi oleh beberapa faktor di atas,

sehingga pada jenjang pendidikan tidak hanya mengedepankan

pengembangan intelektual anak saja, namun yang terpenting adalah sikap

atau moralnya yang lebih diutamakan. Dengan moral yang baik tentunya

intelektual yang dimiliki akan bermanfaat bagi kehidupannya.

B. Nilai-Nilai Pendidikan Karakter

1. Religius

Merupakan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama

yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain dan hidup

rukun dengan pemeluk agama lain (Wibowo, 2012:43). Jadi sebagai seorang

muslim diwajibkan untuk selalu menghormati agama orang lain, dan juga

diwajibkan bagi setiap umat beragama khususnya Islam untuk selalu

mematuhi segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.

2. Jujur

Dalam pandangan umum, kata jujur sering dimaknai sebagai adanya

kesamaan antara realitas (kenyataan) dengan ucapan atau dengan kata lain

“apa adanya” (Kesuma dkk, 2012:16). Orang yang memilki karkater jujur

dicirikan oleh perilaku berikut:

a. jika bertekad untuk melakukan sesuatu, tekadnya adalah kebenaran dan

kemaslahatan,

b. jika berkata tidak berbohong (benar apa adanya),

35

Page 52: PERSEPSI HIJABERS TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/120/1/Ani...dan Ibuku Sutini yang tidak lelah untuk selalu memberikan Do‟anya, kasih sayangnya

c. jika adanya kesamaan antara yang dikatakan hatinya dengan apa yang

dilakukannya.

Karakter ini merupakan salah satu karakter pokok untuk menjadikan

seseorang cinta kebenaran, apapun resiko yang akan diterima dirinya

dengan kebenaran yang ia lakukan (Kesuma dkk, 2012:17). Jujur

merupakan karakter yang dapat menarik orang lain untuk percaya, karena

orang jujur adalah orang yang dapat menjaga amanah.

3. Toleransi

Merupakan perilaku yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis,

pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya

(Wibowo, 2012:43). Toleransi berarti sikap atau perbuatan yang melarang

adanya diskriminasi terhadap orang-orang/kelompok yang berbeda

dengannya.

4. Disiplin

Merupakan tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh

pada berbagai ketentuan dan peraturan (Asmani, 2011:37). Disiplin adalah

kunci sukses karena disiplin akan berpengaruh besar terhadap kehidupan

seseorang. Disiplin akan menumbuhkan sifat yang teguh dalam memegang

prinsip, tekun dalam berusaha dan belajar, pantang mundur dalam

kebenaran, rela berkorban demi kepentingan agama, dan pantang putus asa.

5. Kerja Keras

Merupakan suatu upaya yang terus dilakukan (tidak pernah

menyerah) dalam menyelesaikan pekerjaan/tugasnya sampai tuntas,

36

Page 53: PERSEPSI HIJABERS TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/120/1/Ani...dan Ibuku Sutini yang tidak lelah untuk selalu memberikan Do‟anya, kasih sayangnya

melainkan mengarahkan pada visi besar yang harus dicapai untuk

kebaikan/kemaslahatan manusia dan lingkungannya (Kesuma dkk,

2012:17). Bekerja keras berarti berusaha atau berjuang dengan sungguh-

sungguh. Berjuang dengan sungguh-sungguh untuk mencapai suatu tujuan,

kemudian disertai dengan berserah diri (tawakal) kepada Allah SWT.

6. Kreatif

Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil

baru dari sesuatu yang telah dimiliki (Wibowo, 2012:43). Kreatif lebih

dikenal dengan sesuatu yang baru, sehingga orang yang kreatif akan selalu

memunculkan ide-ide ataupun hasil karya baru yang tentunya bermanfaat

baik bagi diri sendiri maupun orang lain.

7. Mandiri

Merupakan sikap dan perilaku yang tidak mudah bergantung pada

orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas (Asmani, 2011:38). Mandiri

akan memunculkan sikap kerja keras, tidak putus asa, dan mampu berpikir

panjang dalam mengatasi masalah karena orang yang mandiri akan terus

berusaha untuk melakukan segalanya sendiri meskipun terkadang

memerlukan bantuan orang lain.

8. Demokratis

Merupakan carara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai

sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain (Asmani, 2011:40).

Demokratis berarti sama rata, tidak membedakan hak dan kewajiban pada

setiap individu.

37

Page 54: PERSEPSI HIJABERS TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/120/1/Ani...dan Ibuku Sutini yang tidak lelah untuk selalu memberikan Do‟anya, kasih sayangnya

9. Rasa ingin tahu

Merupakan sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk

mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya,

dilihat, dan didengar (Asmani, 2011:38). Rasa ingin tahu merupakan salah

satu dorongan emosi yang berkaitan dengan perilaku, yaitu perilaku untuk

menemukan hal-hal baru yang positif sehingga dari rasa ingin tahu tersebut

seseorang akan bertambah pengetahuannya.

10. Semangat kebangsaan

Merupakan cara berpikir, bertindak dan berwawasan yang

menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan

kelompoknya (Asmani, 2011:40). Semangat kebangsaan menumbuhkan

sikap tidak egois yang hanya mementingkan kepentingan pribadi.

11. Cinta tanah air

Merupakan cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan

kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa,

lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi dan politik bangsa (Wibowo,

2012:43). Mencintai Negeri yang didiami merupakan salah satu bentuk rasa

cinta terhadap tanah air, seperti berusaha dalam memajukan pendidikan di

Negeri kita sendiri dengan menumbuhkan akhlak yang mulia.

12. Menghargai prestasi

Merupakan perilaku yang mendorong dirinya untuk menghasilkan

sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati

keberhasilan orang lain (Wibowo, 2012:43). Berkarya artinya mengerjakan

38

Page 55: PERSEPSI HIJABERS TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/120/1/Ani...dan Ibuku Sutini yang tidak lelah untuk selalu memberikan Do‟anya, kasih sayangnya

sesuatu sampai menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi semua orang.

Menghargai hasil karya orang lain dapat diapresiasi dalam bentuk mengikuti

kegiatan-kegiatan yang positif.

13. Bersahabat/komunikatif

Merupakan perilaku yang memperlihatkan rasa senang berbicara,

bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain (Wibowo, 2012:43). Seseorang

yang mudah bergaul dan pandai dalam berbicara akan lebih disenangi oleh

kebanyakan orang karena orang yang seperti itu nyaman untuk diajak

bicara.

14. Cinta damai

Merupakan sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang

lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya (Wibowo, 2012:43).

Cinta damai berarti tidak ingin mencari masalah dengan siapapun baik itu

dalam ucapannya maupun perkataannya, hidupnya akan merasa baik-baik

saja.

15. Gemar membaca

Merupakan suatu kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca

berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya (Wibowo,

2012:43). Gemar membaca berarti menambah wawasan ilmu

pegetahuannya, sebagaimana Allah SWT memerintahkan Nabi saw untuk

membaca.

39

Page 56: PERSEPSI HIJABERS TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/120/1/Ani...dan Ibuku Sutini yang tidak lelah untuk selalu memberikan Do‟anya, kasih sayangnya

16. Peduli lingkungan

Merupakan sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah

kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan

upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi

(Wibowo, 2012:43). Menurut Nenggala dalam artikel Sri Handayani

(2012) berpendapat bahwa indikator seseorang yang peduli lingkungan

adalah:

a. selalu menjaga kelestarian lingkungan sekitar,

b. tidak mengambil, menebang atau mencabut tumbuh-tumbuhan yang

terdapat di sepanjang perjalanan,

c. tidak mencoret-coret, menorehkan tulisan pada pohin, batu-batu, jalan

atau dinding,

d. selalu membuang sampah pada tempatnya,

e. tidak membakar sampah di sekitar perumahan,

f. melaksanakan kegiatan membersihkan lingkungan,

g. menimbun barang-barang bekas,

h. membersihkan sampah-sampah yang menyumbat saluran air

(http://mamagilang.blogspot.com/2012/11/kepedulian-

lingkungan.html).

Peduli lingkungan merupakan sikap menjaga, memperhatikan baik

lingkungan alam kita maupun lingkungan masyarakat kita. Dengan adanya

sikap peduli lingkungan maka hidup akan menjadi aman, nyaman, tentram,

dan lain sebagainya.

40

Page 57: PERSEPSI HIJABERS TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/120/1/Ani...dan Ibuku Sutini yang tidak lelah untuk selalu memberikan Do‟anya, kasih sayangnya

17. Peduli sosial

Merupakan perilaku yang selalu ingin memberi bantuan pada orang

lain dan masyarakat yang membutuhkan (Wibowo, 2012:44). Peduli sosial

telah dianjurkan pula dalam Islam, sebagaimana QS. Al-Kautsar:1-3 yang

berbunyi:

1. Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang

banyak.

2. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah.

3. Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu Dialah yang

terputus.

Dampak positif dari peduli sosial menurut Triatmini, antara lain:

a. terwujudnya sikap hidup gotong royong,

b. terjalinnya hubungan batin yang akrab,

c. menumbuhkan kerukunan dan kebersamaan,

d. terjadinya pemerataan kesejahteraan,

e. menghilangkan jurang pemisah antara si miskin dan si kaya,

f. terwujudnya persatuan dan kesatuan,

g. menciptakan kondisi masyarakat yang kuat dan harmonis,

h. menghilangkan rasa dengki dan dendam

(http://pembelpai.blogspot.com/2011/01/bab-iii-kepedulian-sosial.html).

41

Page 58: PERSEPSI HIJABERS TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/120/1/Ani...dan Ibuku Sutini yang tidak lelah untuk selalu memberikan Do‟anya, kasih sayangnya

Sikap peduli sosial berarti peduli sesama dan akan menumbuhkan sikap

dermawan pada diri individu, karena masih banyak orang-orang yang

kurang atau bahkan tidak mampu yang memerlukan bantuan.

18. Tanggung jawab

Tanggung jawab adalah sikap dan perilaku seseorang untuk

melaksanankan tugas dan kewajibannya sebagaimana yang seharusnya dia

lakukan terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial, dan

budaya), negara, dan Tuhan (Mustari, 2011:21). Tanggung jawab yang baik

berada pada perimbangan yang serasi antara perolehan hak dan penuaian

kewajiban. Sukanto dalam buku Nilai Karakter: Refleksi untuk Pendidikan

Karkater, menyatakan bahwa diantara tanggung jawab yang harus ada pada

manusia adalah tanggung jawab kepada Tuhan, untuk membela diri dari

ancaman yang datang, tanggung jawab diri dari kerakusan ekonomi,

terhadap keluarga, sosial kepada masyarakat sekitar, berpikir, dalam

memelihara hidup dan kehidupan (Mustari, 2011:23)

Dari tanggung jawab di atas dapat diringkas, bahwa tanggung jawab

terdiri dari:

a. Tanggung jawab personal

Orang yang bertanggung jawab pada dirinya adalah orang yang bisa

melakukan kontrol internal sekaligus eksternal. Ontrol internal adalah

satu keyakinan bahwa ia boleh mengontrol dirinya, dan yakin bahwa

kesuksesan yang dicapainya adalah hasil dari usahanya sendiri. Selain itu

kita juga perlu yakin terhadap faktor takdir sebagai kontrol eksternalnya.

42

Page 59: PERSEPSI HIJABERS TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/120/1/Ani...dan Ibuku Sutini yang tidak lelah untuk selalu memberikan Do‟anya, kasih sayangnya

Kemudian, jika tanggung jawab adalah beban maka setiap manusia

memiliki bebannya masing-masing, beban tersebut sebetulnya adalah

takdirnya (Mustari, 2011:24-25).

b. Tanggung jawab moral

Masyarakat umum beranggapan bahwa manusia bertanggung jawab atas

tindakannya dan akan mengatakan mereka layak mendapatkan pujian

atau tuduhan atas apa yang mereka kerjakan (Mustari, 2011:26).

c. Tanggung jawab sosial

Tanggung jawab sosial itu bukan hanya masalah memberi atau tidak

membuat kerugian kepada masyarakat tetapi bisa juga tanggung jawab

sosial merupakan sifat-sifat kita yang perlu dikendalikan dalam

hubungannya dengan orang lain (Mustari, 2011:27).

Tanggung jawab itu tidak hanya pada diri sendiri saja melainkan segala hal

yang kita lakukan baik untuk diri sendiri maupun orang lain adalah

tanggung jawab.

C. Komunitas Hijabers Salatiga

Komunitas merupakan sekumpulan orang atau kelompok yang hidup

dan saling berinteraksi di daerah tertentu; masyarakat; paguyuban (KBBI,

2003:586). Sedangkan hijabers yaitu berasal dari kata hijab dan ers. Hijab

adalah bahasa arab yang berarti penutup, penghalang yang bisa juga

dimaknakan sebagai kerudung atau penutup kepala. Sedangkan ers adalah kata

yang merujuk pada perkumpulan, atau pengikut suatu komunitas atau

komunitas tertentu. Komunitas hijabers adalah sekumpulan orang yang ingin

43

Page 60: PERSEPSI HIJABERS TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/120/1/Ani...dan Ibuku Sutini yang tidak lelah untuk selalu memberikan Do‟anya, kasih sayangnya

terlihat sama dalam satu pandangan dalam bergaya dan berbusana yang

berisikan wanita-wanita muslimah cantik dengan pakaian atau jilbab yang

penuh gaya dan tidak biasa. Ia memodifikasi pakaian dan gaya berhijab agar

lebih modis dan tidak terlihat atau dipandang kuno (http://repository.uin-

suska.ac.id/10/15/3/BAB%20II.pdf). Tujuan dibentuknya komunitas hijabers

hijabers Salatiga yaitu untuk Menjadi komunitas yang berguna bagi sesama,

serta menjadi wadah positif bagi muslimah untuk belajar dan saling berbagi.

Apabila seseorang masuk ke dalam suatu kelompok, pada umumnya ia

tidak serta merta masuk dalam kelompok yang bersangkutan, tetapi ada

tahapan-tahapan tertentu. Menurut Johnson (2000), ada beberapa tahap dimana

orang akan masuk dalam kelompok yaitu:

1. Prospective Member

Dalam tahapan ini, baik calon anggota maupun kelompok yang dimasuki

masing-masing mengadakan evaluasi atau penilaian. Calon anggota akan

melihat banyak hal baik yang akan menguntungkan ataupun merugikan

dirinya didalam komunitas tersebut, sedangkan bagi kelompok yang

dimasuki, memberikan informasi yang dibutuhkan oleh calon anggota.

2. New Member

Tahapan ini, anggota baru akan menyesuaikan diri dengan hal-hal yang

dituntut oleh kelompoknya. Ia akan memperoleh status dan peran dalam

komunitasnya.

44

Page 61: PERSEPSI HIJABERS TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/120/1/Ani...dan Ibuku Sutini yang tidak lelah untuk selalu memberikan Do‟anya, kasih sayangnya

3. Full Member

Dalam tahapan ini, anggota yang sudah cukup mapan dalam kelompoknya

sehingga memungkinkan memperoleh status dan peran yang berbeda

dengan saat ia berkedudukan sebagai new member.

4. Marginal member

Dengan segala perkembangan, anggota yang mungkin memiliki keraguan

terhadap kelompok yang bersangkutan, anggota mungkin merasa sudah

tidak cocok dengan norma-norma yang sudah ada di dalam kelompoknya,

sehingga ia tidak sepenuh hati ada dalam kelompok yang bersangkutan

tersebut.

5. Ex- Member

Dalam tahapan ini anggota yang bersangkutan sudah tidak terkait pada

kelompok semula dan ada kemungkinan ia berpindah ke kelompok lainnya.

(http://repository.uin-suska.ac.id/10/15/3/BAB%20II.pdf).

Jika dalam komunitas Hijabers Salatiga, tahapan keanggotaan mereka

melalui tahap Prospective Member, New Memeber, dan Full Member. Karena

mereka yang tergabung dalam Hijabers Salatiga merasa banyak pengetahuan

dan kegiatan yang diadakan selalu menarik, sehingga jarang dari mereka yang

ke luar kecuali karena masalah keluarga.

45

Page 62: PERSEPSI HIJABERS TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/120/1/Ani...dan Ibuku Sutini yang tidak lelah untuk selalu memberikan Do‟anya, kasih sayangnya

BAB III

PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Sejarah Singkat Joglo Ki Penjawi

Joglo Ki Penjawi berdiri pada bulan Juni 2011 atau sekitar 4 tahun

yang lalu, yang didirikan oleh Bpk. Ir. H. Gunawan Herdiwanto dan nama

Joglo Ki Penjawi ini diambil dari nama jalan, karena letak Joglo tersebut di

Jl. Ki Penjawi. Didirikannya Joglo Ki Penjawi ini mulanya karena Bapak

Gunawan senang dengan adat budaya Jawa dan senang mengumpulkan

barang-barang kuno serta unik. Joglo Ki Penjawi terletak di Jalan Ki

Penjawi No. 14, Sidorejo Lor, Salatiga, Provinsi Jawa Tengah. Joglo Ki

Penjawi ini memiliki ketinggian 700 m di atas permukaan laut, 7

o18‟28.4”S

dan 110o29‟42.5”E. Lokasinya jika ditempuh melalui Jl. Diponegoro,

Sidorejo Lor kota Salatiga yang berada di kanan jalan raya, di kanan jalan

raya terdapat gang arah ke Rumah Sakit ANANDA sekitar + 500 meter dari

jalan utama Solo-Semarang.

2. Sejarah Singkat Komunitas Hijabers Salatiga

Hijabers Salatiga berdiri di Salatiga pada 26 Juni 2012 yang

merupakan kumpulan dari muslimah-muslimah berjilbab di Salatiga dengan

tujuan mengajak muslimah yang belum memakai jilbab agar tertarik

memakai, dan bagi yang sudah pakai jilbab menjadi istiqomah dalam

berjilbab (tidak lepas jilbab). Berdirinya Hijabers Salatiga dikarenakan di

46

Page 63: PERSEPSI HIJABERS TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/120/1/Ani...dan Ibuku Sutini yang tidak lelah untuk selalu memberikan Do‟anya, kasih sayangnya

kota Salatiga ini belum terdapat komunitas Hijabers sedangkan di kota lain

seperti Solo, Semarang, dan kota-kota besar lainnya sudah ada komunitas

hijabers. Kemudian dari komunitas hijabers di Solo inilah yang menjadi

awal berkecimpungnya Tyas Rara dalam hijabers, sekaligus menjadi

penggagas dalam terbentuknya Komunitas Hijabers Salatiga.

Namun dalam pembentukan Hijabers Salatiga ini tidaklah mudah,

karena awal terbentuknya Hijabers Salatiga hanya beranggotakan 5 orang

saja dan setiap event selalu merekrut anggota-anggota baru, seperti event

pertama Hijabers Salatiga yaitu Beauty class and hijab class yang

bekerjasama dengan Wardah kosmetik hingga acara itupun sukses dengan

bertambahnya anggota mereka menjadi 13 orang yang sekaligus menjadi

pengurus tetap Hijabers Salatiga. Hijabers Salatiga beranggotakan 100

orang lebih anggota dari berbagai macam latar belakang yang dibentuk

dalam suatu susunan komite serta tugas-tugas dalam komite Hijabers

Salatiga yang telah disepakati bersama oleh masing-masing anggota

Hijabers Salatiga. Masing-masing anggota mempunyai tugas-tugas dan

peranan penting dalam suatu kegiatan hijabers. Untuk kepengurusan

Hijabers Salatiga dimulai dari usia SMA-28 tahun, sedangkan member

Hijabers Salatiga mulai dari usia SMP-lansia, ini menunjukkan bahwa

Hijabers Salatiga tidak dibatasi oleh usia atau status, baik tua maupun muda,

menikah ataupun belum menikah. Setiap aktivitas komunitas Hijabers

Salatiga seperti rapat kepengurusan atau rapat pelaksanaan kegiatan

47

Page 64: PERSEPSI HIJABERS TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/120/1/Ani...dan Ibuku Sutini yang tidak lelah untuk selalu memberikan Do‟anya, kasih sayangnya

diadakan di sekretariat Hijabers Salatiga. Alamat sekretariat hijabers

Salatiga di Rumah Makan Joglo Ki Penjawi.

3. Visi dan Misi Hijabers Salatiga

Visi dari Hijabers Salatiga yaitu: sebagai sarana edukasi bagi

muslimah untuk tampil cantik dan syar‟i.

Misi dari Hijabers Salatiga yaitu:

a. untuk memperdalam dan berbagi ilmu pengetahuan tentang Islam,

b. menjadi wanita muslimah itu tidak hanya cantik fisik tetapi juga cantik

hati melalui berbagai acara positif, dan

c. untuk mempererat tali silaturahmi antar sesama muslimah baik di

Salatiga maupun Indonesia.

(Sumber: arsip Hijabers Salatiga)

4. Data Kepengurusan Hijabers Salatiga

Adapun data kepengurusan di Hijabers Salatiga, sebagai berikut:

a. Penasehat : Ibu Titik Kirnaningsih, SE.

b. Pembina : Ibu Titik Kristiana Anggraini, S.Pd.

c. Ketua : Tyas Rara Sindu

d. Wakil Ketua : Hana Nur Oktinafia

e. Sekretaris : Affina Maulida

f. Bendahara : Tri Ayu Tristiani

g. Humas : Yashinta Putri

Puput

h. Devisi Edukasi : Nica

48

Page 65: PERSEPSI HIJABERS TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/120/1/Ani...dan Ibuku Sutini yang tidak lelah untuk selalu memberikan Do‟anya, kasih sayangnya

Nurma

i. Devisi Sosial : Aninditya Laras

Illiyun Falikha

Astni Furaida

j. Devisi Belanja : Laila Ma‟ruf

Warida Fibri Ardiana

Dalam kesempatan kali ini penulis mengadakan wawancara dengan

beberapa narasumber yang telah memberikan informasi kepada penulis

berkenaan dengan judul penelitian yang diambil. Para informan tersebut

adalah ketua Hijabers Salatiga, beberapa pengurus Hijabers Salatiga, dan

beberapa anggota Hijabers Salatiga yang turut andil dalam mensukseskan

tujuan Hijabers Salatiga.

B. Gambaran Informan

1. TR, lahir di Kab. Semarang pada 12 Desember 1990, beralamat di Jl.

Fatmawati RT/RW 01/05, Kesongo, Tuntang, Kab. Semarang. TR

merupakan pengurus komunitas Hijabers Salatiga sekaligus menjabat

sebagai ketua Hijabers Salatiga. Memulai di jenjang pendidikan SD SMP

SMA kemudian melanjutkan kuliahnya di UDINUS Semarang, hingga TR

lulus dan menyandang gelar S1-Komputer. Namun tidak hanya sebagai

ketua di Komunitas Hijabers Salatiga, TR juga menggeluti bidang fashion

designer, membuat tutorial-tutorial hijab stylish nan syar‟i, hijab illustrator.

TR juga telah mengeluarkan berbagai gaya untuk berhijab cantik namun

tetap syar‟i serta menjajal dunia fashion muslimah blog agar karya-karyanya

49

Page 66: PERSEPSI HIJABERS TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/120/1/Ani...dan Ibuku Sutini yang tidak lelah untuk selalu memberikan Do‟anya, kasih sayangnya

dapat dikenal oleh masyarakat dan dapat menjadikan inspirasi bagi semua

wanita muslim di Indonesia atau bahkan sampai ke penjuru Dunia. Terbukti

gaya berhijabnya banyak ditiru oleh perempuan-perempuan muda muslimah

disekitarnya.

2. D OSSY, merupakan salah satu pengurus di Hijabers Salatiga yang

beralamat di Tegalrejo RT/RW 04/02, Kec. Tengaran, Kab. Semarang. D

OSSY merupakan lulusan IAIN Salatiga S1-PAI yang sekarang tengah

mengajar di Ampel.

3. AH, lahir di Kab. Semarang pada 16 September 1991 dan beralamat di

Plumbon, RT/RW 16/04 Kec. Suruh Kab. Semarang. AH ingin selalu bisa

menjadi orang yang bermanfaat baik bagi dirinya sendiri maupun bagi orang

lain, oleh karena itu kini Ia menjadi seorang fisioterapi untuk membantu

orang-orang yang bermasalah dengan kesehatan oto, saraf, dan tulang

mereka. AH merupakan salah satu pengurus di Hijabers Salatiga lebih

tepatnya sebagai bendahara, dan AH merupakan seorang fisioterapi di RS

Puri Asih serta di Klinik Keluarga Sehat. Dia pernah mengenyam

pendidikan di SD Negeri 02 Plumbon yang lulus pada tahun 2003/2004,

kemudian SMP dan SMA diselesaikannya di Salatiga yaitu di SMP Negeri 3

Salatiga pada tahun 2006/2007, dan SMA Negeri 2 Salatiga pada tahun

2009/2010, kemudian melanjutkan studinya di D3 Fisioterapi di UMS pada

tahun 2012/2013, serta melanjutkan S1 Fisioterapi di UMS tahun 2014/2015.

Baginya menjadi orang yang berguna baik bagi dirinya maupun orang lain

50

Page 67: PERSEPSI HIJABERS TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/120/1/Ani...dan Ibuku Sutini yang tidak lelah untuk selalu memberikan Do‟anya, kasih sayangnya

adalah moto hidupnya yang terus memberikan semangat hidup, khususnya

untuk membantu orang-orang yang sedang kurang atau bahkan tidak sehat.

4. ML, merupakan salah satu member Hijabers Salatiga yang bertempat

tinggal di Tegalrejo RT/RW 04/02, Kec. Tengaran, Kab. Semarang. ML

dilahirkan pada 21 Mei 1995 yang pernah menempuh jenjang pendidikan di

SD Tegalrejo 1, kemudian SMP 1 Tengaran, dilanjutkan di SMA 1

Tengaran, dan sekarang sedang kuliah di IAIN Salatiga semester 7 yang

aktif di organisasi Teater Getar IAIN Salatiga yang menjabat sebagai

bendahara, serta ML pun aktif di Desanya dengan mengikuti Karang Taruna

yang menjabat sebagai sekertaris.hiduplah sesuai masanya itulah yang

menjadi motto hidupnya.

5. IN, merupakan salah satu member Hijabers Salatiga yang bertempat tinggal

di Calombo, RT/RW 02/04, Lopait, Kec. Tuntang, Kab. Semarang. IN lahir

di Kab. Semarang pada 7 Juni 1994, Ia berasal dari latar belakang keluarga

yang cukup kental dengan agamanya. Dulu Ia pernah mengenyam

pendidikan di MI Ma‟arif Tuntang, kemudian Ia meneruskan di MTs Negeri

Salatiga, dan SMA Negeri 3 Salatiga, saat ini Ia sedang menempuh tugas

akhir kuliahnya di IAIN Salatiga.

C. Temuan Penelitian

1. Persepsi Hijabers Tentang Pendidikan Karakter di Komunitas

Hijabers Kota Salatiga

Hakikatnya pendidikan karakter adalah suatu usaha untuk melakukan

perubahan maupun pengembangan dari keseluruhan sifat, watak, dan

51

Page 68: PERSEPSI HIJABERS TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/120/1/Ani...dan Ibuku Sutini yang tidak lelah untuk selalu memberikan Do‟anya, kasih sayangnya

perilaku yang tercermin pada setiap individu ke arah yang lebih baik sesuai

dengan norma-norma agama. Terutama pada era saat ini yang semakin

menurunnya moralitas manusia, untuk itu diperlukannya pendidikan

karakter baik disetiap jenjang pendidikan maupun di lingkungan sekitar, dan

yang paling berpengaruh pada karakter individu adalah didikan semasa ia

kecil yaitu di lingkungan keluarga yang selanjutnya adalah lingkungan

pergaulannya. Oleh karena itu dalam pelaksanaan pendidikan karakter di

Komunitas Hijabers Salatiga, para pengurus Hijabers Salatiga memaknai

pendidikan karakter seperti yang diungkapkan oleh TR.

“Karakter merupakan cerminan dari seseorang, jadi

pendidikan karakter adalah proses belajar untuk menjadi diri

sendiri” (Wawancara 13 Agustus 2015, pukul 15.00 WIB).

Dilanjutkan oleh D OSSY yang menyatakan.

“Karakter merupakan sesuatu yang melekat pada diri

individu, sehingga pendidikan karakter adalah pembelajaran yang

mengarahkan pada sifat yang lebih baik” (Wawancara 14 Agustus

2015, pukul 15.20 WIB).

Ditegaskan lagi oleh AH.

“Karakter adalah sifat seseorang atau pembawaan diri dari

seseorang tersebut, maka pendidikan karakter merupakan

pengenalan dari sifat-sifat seseorang antara mana yang salah dan

mana yang benar, mana yang baik dan mana yang buruk”

(Wawancara 15 Agustus, pukul 16.30 WIB).

Dari beberapa pernyataan informan di atas dapat disimpulkan bahwa

pendidikan karakter merupakan suatu proses pembentukan dan perubahan

pada cerminan tiap individu agar lebih baik. Dari pengertian tersebut jelas

52

Page 69: PERSEPSI HIJABERS TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/120/1/Ani...dan Ibuku Sutini yang tidak lelah untuk selalu memberikan Do‟anya, kasih sayangnya

bahwa pendidikan karakter sangat dibutuhkan untuk menyeimbangi

moralitas saat ini, sebagaimana fungsi dan tujuan dari pendidikan karakter

itu sendiri, yaitu untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk bakat

serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam mencerdasakan kehidupan

berbangsa. Namun untuk mewujudkan fungsi dan tujuan pendidikan

karakter itu tidak mudah, ada beberapa faktor yang ikut serta dalam

pembentukan karakter individu seperti:

a. Faktor internal adalah kumpulan dari unsur kepribadian atau sifat

manusia yang secara bersamaan mempengaruhi perilaku manusia. Faktor

internal tersebut diantaranya:

1) Instink Biologis (Dorongan biologis) seperti makan, minum dan

hubungan biologis. Karakter seseorang sangat terlihat dari cara dia

memenuhi kebutuhan atau instink biologis ini. Contohnya adalah sifat

yang ada di hijabers yaitu bisa mengendalikan kebutuhan biologisnya

seperti makan akan memiliki karakter yang membawanya kepada

kesederhanaan, tidak berlebihan.

2) Kebutuhan psikologis seperti kebutuhan akan rasa aman,

penghargaan, penerimaan, dan aktualisasi diri. Seperti pada hijabers

yang berlebihan dalam memenuhi rasa aman akan melahirkan karakter

penakut, orang yang berlebihan dalam memenuhi kebutuhan

penghargaan akan melahirkan karakter sombong/angkuh dan lain-lain.

Apabila seseorang mampu mengendalikan kebutuhan psikologisnya,

maka dia akan memiliki karakter tawadhu dan rendah hati.

53

Page 70: PERSEPSI HIJABERS TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/120/1/Ani...dan Ibuku Sutini yang tidak lelah untuk selalu memberikan Do‟anya, kasih sayangnya

3) Kebutuhan pemikiran, yaitu kumpulan informasi yang membentuk

cara berfikir seseorang seperti isme, mitos, agama yang masuk ke

dalam benak seseorang akan mempengaruhi cara berfikirnya yang

selanjutnya mempengaruhi karakternya.

b. Faktor eksternal adalah faktor yang ada di luar diri manusia, namun

secara langsung mempengaruhi karakternya. Faktor eksternal tersebut

diantaranya faktor keluarga dalam membentuk karakter anak, kemudian

faktor sosial yang berkembang di masyarakat yang kemudian disebut

budaya, serta lingkungan pendidikan yang begitu banyak menyita waktu

pertumbuhan setiap orang, baik pendidikan formal seperti sekolah atau

pendidikan informal seperti media massa, media elektronik atau masjid.

Beberapa faktor pembentuk karakter di atas yang paling berpengaruh

adalah faktor eksternal seperti lingkungan sosial yang secara tidak langsung

dapat mempengaruhi karakter seseorang, begitu pula di komunitas hijabers

kota Salatiga. Lingkungan sosial merupakan kekuatan masyarakat serta

berbagai sistem norma disekitar individu atau kelompok manusia yang

mempengaruhi tingkah laku mereka dan interaksi antara mereka (KBBI,

2003:675). Dari pengertian tersebut dijelaskan bahwa lingkungan sosial

mempunyai peran penting dalam karakter seseorang. Begitu pula lingkungan

yang ada di sekitar Hijabers Salatiga akan berpengaruh pada karakter muslimah

di komunitas tersebut. Lingkungan sosial itu, terdiri dari:

a. Lingkungan keluarga

Al-Ghazali mengatakan:

54

Page 71: PERSEPSI HIJABERS TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/120/1/Ani...dan Ibuku Sutini yang tidak lelah untuk selalu memberikan Do‟anya, kasih sayangnya

“Dan anak adalah suatu amanat Tuhan kepada kedua orang

tuanya, hatinya suci bagaikan juhar yang indah sederhana dan bersih

dari segala goresan dan bentuk. Ia masih menerima segala apa yang

digoreskan kepadanya dan cenderung kepada setiap hal yang

ditujukan kepadanya”.

Dari perkataan diatas, dapat dinyatakan bahwa tanggung jawab

keluarga yakni kedua orang tua terhadap pendidikan anaknya yang meliputi

dua macam alasan, yaitu:

1) Anak lahir dalam keadaan suci, bersih dan sederhana.

Hal ini menunjukkan bahwa anak lahir dalam keadaan tidak berdaya dan

belum dapat berbuat apa-apa, sehingga masih sangat menggantungkan

diri pada orang lain yang lebih dewasa.

2) Kelahiran anak di dunia ini, adalah merupakan akibat langsung dari

perbuatan kedua orang tuanya. Oleh karena itu kedua orang tua sebagai

orang yang telah dewasa harus menanggung (bertanggung jawab) resiko

yang timbul sebagai akibat perbuatannya.

Demikian itu Al-Ghazali mengambil dasar hukumnya dari Al-Qur‟an:

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan

keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah

manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar,

keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang

diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa

yang diperintahkan.”

55

Page 72: PERSEPSI HIJABERS TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/120/1/Ani...dan Ibuku Sutini yang tidak lelah untuk selalu memberikan Do‟anya, kasih sayangnya

Jika di komunitas hijabers kota Salatiga, latar belakang keluarga dari

informan peneliti yaitu ada yang memang dari keluarga yang taat beragama

karena orang tuanya merupakan pendiri sebuah Pondok Pesantren seperti

TR, ada pula yang tumbuh dari lingkup keluarga biasa dalam beragama

seperti D OSSY.

b. Lingkungan pergaulan

Lingkungan teman-teman yang jahat mempunyai pengaruh yang

negatif terhadap perkembangan anak, bukan hanya perkataannya saja tetapi

seluruh perilaku atau perbuatannya. Jadi dapat dikatakan bahwa lingkungan

pergaulan mempunyai pengaruh yang sangat dominan terhadap

perkembangan anak (Zulfa, 2013:23-24).

Begitu pula yang dikatakan oleh TR, D OSSY, AH, bahwa:

“karakter seseorang dapat dibentuk, tergantung lingkungan

disekitar mereka. Jika lingkungannya baik maka akan membentuk

karakter yang baik pula, begitu pula sebaliknya. Seperti yang

dikatakan Nabi, „jika kita berteman dengan tukang jual minyak

wangi maka kita akan tertular wanginya‟” (Wawancara 13-15

Agustus 2015).

Dalam membentuk karakter tidaklah mudah, karena karakter

merupakan sesuatu yang sulit dirubah maka dari itu lingkungan keluarga

atau orang tua harus segera membentuk karakter anaknya sejak dini, jika

karakter anak dibentuk setelah ia dewasa atau remaja maka akan sulit untuk

merubahnya apalagi jika karakter yang melekat adalah karakter yang buruk.

Seperti yang diungkapkan oleh IN.

“Karakter seseorang itu bisa dibentuk dengan cara

pembiasaan, karena yang bisa mempengaruhi karakter itu kan salah

56

Page 73: PERSEPSI HIJABERS TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/120/1/Ani...dan Ibuku Sutini yang tidak lelah untuk selalu memberikan Do‟anya, kasih sayangnya

satunya faktor lingkungan seperti kita sehari-harinya berteman atau

bergaul dengan siapa, karena sudah terbiasa bergaul dengan

mereka maka dari kebiasaan itu yang menjadikan karakter

seseorang” (Wawancara 20 Agustus 2015, pukul 11.15 WIB).

Ditambahkan pula oleh ML.

“Karakter itu sendiri bisa dibentuk, caranya mungkin kita

ngajak ke lingkungan orang dengan karakter yang baik atau lebih

baik” (Wawancara 20 Agustus 2015, pukul 16.00 WIB).

Karakter seseorang dapat dibentuk melalui lingkungan, terutama

lingkungan pergaulan sangat berpengaruh sekali terhadap pengembangan dan

pembentukan karakter seseorang, seperti yang dialami oleh D OSSY.

“Sebenarnya aku dulu sebelum gabung di Hijabers Salatiga

belum sepenuhnya berhijab bahkan dulu hijab hanya sebagai

formalitas saja karena aturan kampus, namun setelah gabung dengan

Hijabers Salatiga aku sudah mulai memakai hijab meskipun masih

pasang copot karena hati yang belum sreg sepenuhnya, namun karena

ada aturan di Hijabers Salatiga itu sendiri bahwa pengurus maupun

anggota Hijabers Salatiga diwajibkan untuk berhijab. Mulai dari

situlah aku benar-benar memakai hijab hingga saat ini” (Wawancara

14 Agustus 2015, pukul 15.20 WIB).

Dari pengalaman D OSSY di atas jelas bahwa teman atau kelompok bergaul

akan mempengaruhi karakter seseorang, akan menjadi baik atau jahat/buruk

itu tergantung lingkungannya.

Tujuan dibentuknya karakter itu adalah untuk menumbuhkan

karakter positif, seperti 18 nilai karakter bangsa yaitu: religius, jujur,

toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu,

semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi,

bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan,

peduli sosial, dan tanggung jawab (Wibowo, 2012:43-44).

57

Page 74: PERSEPSI HIJABERS TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/120/1/Ani...dan Ibuku Sutini yang tidak lelah untuk selalu memberikan Do‟anya, kasih sayangnya

Pendidikan karakter yang diterapkan pada komunitas Hijabers

Salatiga menurut D OSSY.

“Berupa dakwah melalui trend masa kini kebetulan adalah

fashion” (Wawancara 14 Agustus 2015, pukul 15.20 WIB).

Kemudian ditambahkan oleh TR.

“Pendidikan karkater yang diterapkan pada Hijabers

Salatiga itu yang jelas tetap religi, ngajak pakai hijab, sharing”

(Wawancara 13 Agustus 2015, pukul 15.00 WIB).

Pendidikan karakter dapat diterapkan atau dibentuk tidak hanya

melalui jenjang pendidikan saja, namun lingkungan baik keluarga,

masyarakat, dan teman bergaul pun sangat menentukan karakter seseorang.

Seperti yang dilakukan oleh Hijabers Salatiga yang menerapkan fashion

sebagai pendidikan karakter di Komunitas tersebut. Fashion memang tidak

akan pernah surut, bahkan akan semakin berkembang seiring dengan

kemajuan IPTEK. Kini banyak designer-designer muda berbakat yang

mencari celah dalam keadaan zaman sekarang untuk mengembangkan dan

merubah pola pikir masyarakat terutama para muslimah baik muda, tua,

maupun lansia yang memandang bahwa wanita berhijab itu identik dengan

kuno/ketinggalan zaman, oleh karena itu Hijabers Salatiga dibentuk untuk

mengubah pola pikir mereka dan mengajak para muslimah agar berbusana

(berhijab dan berpakaian) sesuai dengan ajaran Islam, salah satunya adalah

yang dikemukakan TR.

“Dahulu hijab atau jilbab dianggap ketinggalan zaman,

sehingga jarang peminatnya. Padahal hijab merupakan perintah

58

Page 75: PERSEPSI HIJABERS TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/120/1/Ani...dan Ibuku Sutini yang tidak lelah untuk selalu memberikan Do‟anya, kasih sayangnya

Allah, dengan adanya style atau fashion berhijab orang-orang mulai

tertarik, dan cara ini lebih manjur serta menyenangkan”

(Wawancara 13 Agustus 2015, pukul 15.00 WIB).

Pendidikan karakter diberikan untuk menyelesaikan masalah-

masalah atau problematika yang dihadapi masyarakat khususnya wanita-

wanita muslim di Salatiga, selain itu pendidikan karakter juga di arahkan

dalam perubahan perilaku yaitu pembentukan karakter muslimah. Karakter

muslimah yang diinginkan komunitas Hijabers Salatiga adalah karakter

yang baik, karakter yang mengarah ke perubahan positif bagi kemajuan dan

perkembangan zaman. Pendidikan karakter melalui fashion (busana yang

terkandung di dalamnya adalah pakaian dan hijab) hadir dalam komunitas

Hijabers Salatiga diharapkan mampu berkontribusi dalam perubahan

perilaku muslimah ke arah yang lebih baik lagi. Busana berpengaruh dengan

pembentukan karakter muslimah, meskipun secara genetis karakter

merupakan unsur bawaan, akan tetapi faktor lingkungan, teman, dan

sebagainya sangat berpengaruh.

2. Model Pendidikan Karakter di Komunitas Hijabers Kota Salatiga

Model pendidikan karakter yang ada di komunitas hijabers kota

Salatiga menggunakan dua penguatan, yaitu:

a. Penguatan Agama

Komunitas hijabers kota Salatiga yang diterapkan dalam

penguatan agama hijabers yaitu dakwah melalui jilbab. Pemakaian jilbab

bagi para muslimah sudah jelas diwajibkan dalam QS. Al-Ahzab: 59

59

Page 76: PERSEPSI HIJABERS TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/120/1/Ani...dan Ibuku Sutini yang tidak lelah untuk selalu memberikan Do‟anya, kasih sayangnya

“Hai Nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak

perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah

mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". yang

demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena

itu mereka tidak di ganggu. dan Allah adalah Maha Pengampun

lagi Maha Penyayang”.

Sesuai dengan ayat di atas, maka hijabers berusaha untuk mengajak

muslimah lainnya untuk mengenakan jilbab bagi yang belum berjilbab

dan bagi yang sudah berjilbab agar lebih istiqomah dalam mengenakan

jilbab. Hijabers dalam mengajak muslimah untuk berjilbab yaitu dengan

berbagai event seperti hijab class, pada event ini hijabers memberi

informasi mengenai jilbab dan memberikan beberapa model jilbab yang

bisa dikenakan sesuai dengan situasi dan kondisi, dengan cara ini akan

menarik muslimah lain agar tertarik untuk mengikuti event tersebut dan

tertarik pula untuk mengenakan jilbab dengan gaya yang tidak

ketinggalan zaman. Melalui penguatan agama inilah akan terbentuk

karakter yang religius. Seseorang yang religius pasti akan selalu berusaha

untuk mentaati segala perintah Tuhannya dan menjauhi segala yang

dilarang-Nya sebagai bentuk ketaatan terhadap agamanya.

b. Penguatan Solidaritas

Penguatan solidaritas merupakan cara agar silaturahmi tetap

selalu terjaga, dan melatih seseorang untuk bersosialisasi dengan baik

60

Page 77: PERSEPSI HIJABERS TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/120/1/Ani...dan Ibuku Sutini yang tidak lelah untuk selalu memberikan Do‟anya, kasih sayangnya

antar sesama hijabers khususnya maupun dengan masyarakat luas

umumnya. Penguatan solidaritas ini dapat dilakukan melalui beberapa

event menarik dan positif tentunya, seperti fashion show, beauty class

and hijab class, buka bersama di Panti Asuhan Darul Hadlonah, dan lain

sebagainya. Dengan mengadakan event-event di hijabers, secara tidak

langsung melatih mereka untuk berinteraksi dengan orang lain dengan

cara yang sopan, akrab yang disesuaikan dengan lawan bicaranya,

menjadikan hijabers menghargai orang lain, dan lain sebagainya. Melalui

penguatan solidaritas ini akan terbentuk karakter komunikatif, peduli

sosial, menghargai prestasi, tanggung jawab, dan disiplin.

(Sumber: data hasil observasi)

3. Faktor-faktor Penghambat dan Pendorong Pendidikan Karakter pada

Muslimah di Komunitas Hijabers Salatiga

Tak semua yang dilakukan semudah seperti membalikkan telapak

tangan, terutama untuk membentuk dan mengembangkan karakter muslimah

di Komunitas Hijabers Salatiga, banyak pandangan-pandangan negatif yang

dilontarkan bagi Hijabers umumnya dan khususnya Hijabers Salatiga. Ada

beberapa faktor yang menjadi kendala dalam membentuk dan

mengembangkan karakter tersebut, diantaranya:

a. Faktor internal

Faktor internal ini terdiri dari: kurangnya keterbukaan, melalaikan

tanggung jawab, sebagaimana yang diungkapkan oleh D OSSY.

61

Page 78: PERSEPSI HIJABERS TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/120/1/Ani...dan Ibuku Sutini yang tidak lelah untuk selalu memberikan Do‟anya, kasih sayangnya

“Faktor yang menjadi penghambat/kendalah sih biasanya

susah buat menyamakan pendapat dari tiap individu, terus

melalaikan tanggung jawabyang diberikan seperti saat ada event,

individu yang ditugaskan untuk suatu hal malah terlambat datang

akhirnya yang lain yang repot” (Wawancara 14 Agustus 2015, pukul

15.20 WIB).

Ditambahkan oleh TR.

“Faktor kendalanya itu susah diajak kumpul untuk sharing

dan ada beda pendapat juga” (Wawancara 13 Agustus 2015, pukul

15.00 WIB).

Diperjelas lagi oleh AH.

“Kalau hambatan/kendala lebih ke individunya masing-

masing soalnya kita gak bisa maksa seseorang untuk sependapat

sama jiwa Hijabers Salatiga itu sendiri” (Wawancara 15 Agustus

2015, pukul 16.30 WIB).

Jelas bahwa kendala dalam membentuk dan mengembangkan

pendidikan karakter di Komunitas Hijabers Salatiga dalam hal internal

ada pada diri individu itu sendiri.

b. Faktor eksternal

Sedangkan faktor eksternal yang menjadi kendalanya adalah

berita-berita negatif dari masyarakat terhadap Hijabers yang mengatakan

bahwa Hijabers itu hanya mengandalkan kecantikan, dan memamerkan

kekayaan karena identik dengan high class, dengan pandangan seperti ini

akan menyurutkan tekad dan niatan para muslimah untuk bergabung

dengan Hijabers Salatiga sebagai jalan dakwah para muslimah untuk

mensyiarkan busana bagi para muslimah.

62

Page 79: PERSEPSI HIJABERS TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/120/1/Ani...dan Ibuku Sutini yang tidak lelah untuk selalu memberikan Do‟anya, kasih sayangnya

Sedangkan faktor pendorong bagi Hijabers Salatiga untuk

menerapkan pendidikan karakter pada para muslimah yaitu sesuai dengan

visi, misi, dan tujuan dari Hijabers Salatiga itu sendiri yang ingin

mendakwahkan hijab, sebagai sarana edukasi untuk tampil cantik dan syar‟i,

untuk memperdalam ilmu tentang agama, dan untuk menjalin silaturahmi.

4. Solusi dalam Mengatasi Penghambat Pendidikan Karakter pada

Muslimah di Komunitas Hijabers Salatiga

Adapun solusi-solusi yang ditawarkan untuk mengatasi beberapa

kendala di atas, menurut D OSSY.

“Kalau masalah internal menurutku dilakukan dengan

sharing-sharing gitu, karena tiap anggota mau gak mau harus

terbuka, terus kita juga harus bisa memahami karakter/sifat tiap

individu gak Cuma karakter diri sendiri tapi orang lain juga penting.

Terus kalau eksternal dilakukan dengan bicara kepada mereka

dengan cara empati bukan simpati, kemudian dengan cara

memahami pola pikir orang-orang yang kontra dengan komunitas

khususnya komunitas Hijabers Salatiga” (Wawancara 14 Agustus

2015, pukul 15.20 WIB)..

Kemudian dilanjutkan menurut TR.

“Untuk mengatasi kendala tersebut diusahakan untuk bisa

kumpul-kumpul bareng, sharing, terus gantian dalam penanggung

jawab dalam event-event yang diselenggarakan” (Wawancara 13

Agustus 2015, pukul 15.00 WIB).

Ditambahkan oleh AH.

“Solusinya yaitu diadakan pendekatan-pendekatan secara

pribadi aja sama bikin acara-acara yang orang-orang tertarik untuk

ikut acara Hijabers Salatiga lagi biar orang-orang yang kurang

atau bahkan belum mengemukakan pendapatnya bisa ikut serta

memberi ide untuk acara-acara Hijabers Salatiga” (Wawancara 15

Agustus 2015, pukul 16.30 WIB).

63

Page 80: PERSEPSI HIJABERS TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/120/1/Ani...dan Ibuku Sutini yang tidak lelah untuk selalu memberikan Do‟anya, kasih sayangnya

Kemudian ditambahkan lagi oleh IN.

“Solusinya menurut saya yaa harus dilatih diterapkan dan

selalu terbuka” (Wawancara 20 Agustus 2015, pukul 11.15 WIB).

Dari solusi-solusi yang dinyatakan oleh beberapa pengurus dan

anggota di atas bahwa secara keseluruhan yang menjadi faktor penghambat

dalam Hijabers Salatiga untuk mewujudkan visi, misi, dan tujuan dari

Hijabers Salatiga itu sendiri adalah faktor internal yang meliputi masalah-

masalah yang ada pada diri individu seperti kurang terbuka dalam

mengemukakan pendapat ataupun ide-ide, melalaikan tanggung jawab yang

sudah diberikan. Dari faktor internal tersebut solusi yang ditawarkan oleh

Hijabers Salatiga diantaranya diusahakan untuk berkumpul dan sharing-

sharing, semua harus terbuka tentang hal-hal yang mengenai Hijabers

Salatiga, untuk tanggung jawab bisa dilakukan dengan pergantian

penanggung jawab dalam setiap event sehingga semua pengurus dapat

merasakan dari setiap tugas yang dipegangnya. Sedangkan faktor eksternal

yang menjadi penghambat besar itu adalah pandangan masyarakat mengenai

Hijabers bahwa Hijabers hanya memamerkan kecantikan, kekayaannya saja,

dan identik dengan hura-hura, untuk itu solusi yang diberikan bisa dengan

bicara dengan mereka dengan sikap empati bukan dengan simpati, dengan

empati kita dapat memahami apa yang mereka inginkan dan harus

memahami pola pikir orang-orang yang kontra dengan Hijabers tersebut.

64

Page 81: PERSEPSI HIJABERS TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/120/1/Ani...dan Ibuku Sutini yang tidak lelah untuk selalu memberikan Do‟anya, kasih sayangnya

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Persepsi Hijabers Tentang Pendidikan Karakter di Komunitas Hijabers

Kota Salatiga

Persepsi menurut para ahli seperti yang telah disebutkan pada BAB II,

telah jelas bahwa persepsi merupakan tanggapan atau pandangan seseorang

mengenai sesuatu yang dialami oleh setiap individu. Persepsi hijabers tentang

pendidikan karakter bermacam-macam, seperti pada beberapa informan yang

telah dimintai keterangan melalui wawancara, ada yang mengatakan bahwa

pendidikan karakter merupakan proses untuk menjadi diri sendiri, kemudian

pendidikan untuk menjadikan pribadi yang lebih baik, sehingga pendidikan

karakter adalah suatu proses pembentukan dan perubahan pada cerminan tiap

individu agar lebih baik. Melalui pendidikan seseorang akan mendapatkan ilmu

pengetahuan yang bermanfaat dan agar tingkah laku seseorang dapat terarah

kepada hal-hal yang positif. Selain pada jenjang pendidikan yang hijabers

tempuh dalam membentuk dan mengembangkan karakter mereka, ternyata

lingkunganpun memiliki pengaruh terhadap perkembangan karakter mereka.

Seperti halnya komunitas hijabers kota Salatiga ini juga memiliki andil dalam

pembentukan dan pengembangan karakter bagi para muslimah lainnya.

Pembentukan dan pengembangan karakter yang dilakukan oleh hijabers lebih

ditekankan pada penguatan agama dan penguatan solidaritas antar hijabers

khususnya maupun masyarakat pada umumnya.

65

Page 82: PERSEPSI HIJABERS TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/120/1/Ani...dan Ibuku Sutini yang tidak lelah untuk selalu memberikan Do‟anya, kasih sayangnya

Teori karakter yang dikemukakan oleh Prof. Suyanto, Hermawan

Kartajaya, Scerenko pada BAB II telah dijelaskan bahwa karakter adalah ciri

khas yang dimiliki individu yang membedakan dengan yang lain. Teori-teori

tersebut sejalan dengan yang dikemukakan oleh hijabers bahwa karakter adalah

ciri khas yang melekat pada diri setiap orang. Karakter seseorang memang sulit

dirubah tapi karakter itu dapat dibentuk sesuai dengan kondisi yang

mempengaruhinya.

Teori pendidikan karakter yang dikemukakan oleh Lickona dan

Scerenko sesuai dengan persepsi hijabers bahwa pendidikan karakter

merupakan suatu usaha untuk melakukan perubahan maupun pengembangan

yang tercermin pada setiap individu untuk menjadi lebih baik. Sedangkan teori

pendidikan karakter menurut Ratna Megawangi tidak sesuai dengan persepsi

yang dikemukakan oleh hijabers. Melalui pendidikan karakter maka akan

muncul nilai-nilai karakter pada hijabers dalam membentuk pribadi yang

beradab diantaranya: religius, disiplin, kreatif, rasa ingin tahu, semangat

kebangsaan, menghargai prestasi, peduli lingkungan, peduli sosial, dan

tanggung jawab.

Pada komunitas Hijabers Salatiga pendidikan karakter yang mereka

terapkan, diantaranya melalui:

Event-event menarik

Hijabers Salatiga selain melalui fashion, mereka juga selalu

mengadakan event-event menarik yang membuat para muslimah untuk

selalu mengikutinya, seperti event:

66

Page 83: PERSEPSI HIJABERS TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/120/1/Ani...dan Ibuku Sutini yang tidak lelah untuk selalu memberikan Do‟anya, kasih sayangnya

a. Pendidikan karakter melalui trend masa kini yaitu fashion

Fashion merupakan gaya, model, cara berbusana. Pendidikan karakter

melalui fashion/busana pada komunitas Hijabers Salatiga yaitu mereka

mengadakan event-event tertentu yang di dalamnya mengajak para

muslimah untuk berjilbab dan berpakaian sesuai syariat agama, dengan

tidak menggunakan jilboobs (pakaian yang serba ketat). Pada Hijabers

Salatiga diwajibkan bagi para anggota, pengurus itu menggunakan jilbab

dan dilarang menggunakan jilboobs, jadi secara tidak langsung mereka

secara perlahan-lahan membentuk karakter religius mereka dengan

berbusana sesuai syar‟i.

b. Hijab class and beauty class.

Pada event seperti ini yang pernah dilakukan oleh Hijabers Salatiga

sangat menarik dan banyak peserta muslimah yang mengikuti acara

seperti ini bahkan sampai batas akhir untuk pendaftaran masih banyak

yang mendaftar karena mereka memang ingin menambah pengetahuan

dengan mengikuti event ini. Bahkan dari member Hijabers itu sendiri,

tidak dari kalangan anak remaja saja bahkan sampai usia lansiapun

banyak yang menjadi member Hijabers. Hijab class and beauty class ini

dilaksanakan untuk membentuk karakter muslimah yang kreatif,

semangat, rasa ingin tahu, menghargai prestasi.

1) Kreatif, merupakan berpikir dan melakukan sesuatu untuk

menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.

Setiap yang tegabung dalam Hijabers Salatiga memiliki kreatif yang

67

Page 84: PERSEPSI HIJABERS TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/120/1/Ani...dan Ibuku Sutini yang tidak lelah untuk selalu memberikan Do‟anya, kasih sayangnya

dikembangkan melalui event ini. Mungkin yang senang dengan make-

up, dengan memadu padankan warna pakaian, selalu ingin tampil

beda, dan lain sebagainya, ini bisa disalurkan melalui event seperti ini

yang akan mengembangkan dan menumbuhkan potensi dalam dirinya.

2) Semangat, merupakan cara berpikir, bertindak dan berwawasan yang

menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri

dan kelompoknya. Hijabers Salatiga dengan mengadakan kegiatan

seperti ini karena mereka ingin berbagi pengetahuan kepada muslimah

lainnya.

3) Rasa ingin tahu, merupakan sikap dan tindakan yang selalu berupaya

untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang

dipelajarinya, dilihat, dan didengar. Banyaknya peserta yang

mengikuti kegiatan Hijabers Salatiga, ini menunjukkan bahwa banyak

juga yang ingin tahu dengan kegiatan tersebut.

4) Menghargai prestasi, merupakan perilaku yang mendorong dirinya

untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan

mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain. Para peserta

muslimah akan menghargai hasil karya orang lain atau bahkan

diapresiasi dalam bentuk mengikuti kegiatan yang dilakukan oleh

Hijabers Salatiga.

c. Buka bersama dengan anak-anak Panti Asuhan pada bulan ramadhan.

Acara buka bersama ini akan melahirkan nilai religius, peduli sosial,

peduli lingkungan.

68

Page 85: PERSEPSI HIJABERS TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/120/1/Ani...dan Ibuku Sutini yang tidak lelah untuk selalu memberikan Do‟anya, kasih sayangnya

1) Religius, merupakan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran

agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama

lain dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain. Patuh terhadap

perintah-Nya inilah yang dilakukan oleh Hijabers Salatiga dengan

mengadakan pengajian/tausiah bersama untuk menumbuhkan sikap-

sikap yang beradab sesuai dengan aturan agama.

2) Peduli sosial, merupakan perilaku yang selalu ingin memberi bantuan

pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan. Kegiatan ini

menunjukkan bahwa Hijabers Salatiga tidak seperti yang dikatan oleh

orang-orang yang kontra dengan mereka. Kegiatan ini akan

menumbuhkan sikp tenggang rasa, toleransi terhadap sesama. Acara

ini juga tidak hanya berbuka bersama melainkan ada penggalangan

dana juga yang nantinya akan disumbangkan kepada Panti-panti

Asuhan dan orang yang membutuhkan.

3) Peduli lingkungan, merupakan sikap dan tindakan yang selalu

berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya,

dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan

alam yang sudah terjadi. Hijabers Salatiga sadar bahwa kita hidup

tidak hanya kelompok itusendiri dan masih banyak di luaran sana

orang-orang yang membutuhkan kasih sayang dari kita semua yang

cukup atau bahkan mampu untuk memperhatikan mereka yang

kekurangan dan membutuhkan.

69

Page 86: PERSEPSI HIJABERS TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/120/1/Ani...dan Ibuku Sutini yang tidak lelah untuk selalu memberikan Do‟anya, kasih sayangnya

d. Pengajian untuk komunitas itu sendiri, dan lain-lain.

Pada kegiatan pengajian ini juga akan menumbuhkan sikap yang religius,

komunikatif.

1) Religius, merupakan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran

agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama

lain dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain. Patuh terhadap

perintah-Nya inilah yang dilakukan oleh Hijabers Salatiga dengan

mengadakan pengajian/tausiah bersama untuk menumbuhkan sikap-

sikap yang beradab sesuai dengan aturan agama.

2) Komunikatif, merupakan perilaku yang memperlihatkan rasa senang

berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain. Acara

pengajian ini dimaksudkan agar setiap anggota Hijabers Salatiga tidak

memiliki batasan antara pengurus maupun anggota, merupakan salah

satu cara agar setiap anggota dapat mengemukakan pendapatnya, tidak

merasa canggung, dan agar lebih dekat satu sama lain.

Kegiatan yang dilakukan pada event-event tersebut tidak hanya

sekedar kegiatan semata, melainkan untuk membentuk dan menumbuhkan

karakter pada para muslimah.

B. Model Pendidikan Karakter di Komunitas Hijabers Kota Salatiga

Model pendidikan karakter yang ada di komunitas hijabers kota Salatiga,

menggunakan dua penguatan, yaitu:

70

Page 87: PERSEPSI HIJABERS TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/120/1/Ani...dan Ibuku Sutini yang tidak lelah untuk selalu memberikan Do‟anya, kasih sayangnya

1. Penguatan Agama

Komunitas hijabers kota Salatiga yang diterapkan dalam penguatan

agama hijabers yaitu dakwah melalui jilbab. Pemakaian jilbab bagi para

muslimah sudah jelas diwajibkan dalam QS. Al-Ahzab:59. Sesuai dengan

ayat tersebut, maka hijabers berusaha untuk mengajak muslimah lainnya

untuk mengenakan jilbab bagi yang belum berjilbab dan bagi yang sudah

berjilbab agar lebih istiqomah dalam mengenakan jilbab. Hijabers dalam

mengajak muslimah untuk berjilbab yaitu dengan berbagai event seperti

hijab class, pada event ini hijabers memberi informasi mengenai jilbab dan

memberikan beberapa model jilbab yang bisa dikenakan sesuai dengan

situasi dan kondisi, dengan cara ini akan menarik muslimah lain agar

tertarik untuk mengikuti event tersebut dan tertarik pula untuk mengenakan

jilbab dengan gaya yang tidak ketinggalan zaman. Melalui penguatan agama

inilah akan terbentuk karakter yang religius. Seseorang yang religius pasti

akan selalu berusaha untuk mentaati segala perintah Tuhannya dan menjauhi

segala yang dilarang-Nya sebagai bentuk ketaatan terhadap agamanya.

2. Penguatan Solidaritas

Penguatan solidaritas merupakan cara agar silaturahmi tetap selalu

terjaga, dan melatih seseorang untuk bersosialisasi dengan baik antar

sesama hijabers khususnya maupun dengan masyarakat luas umumnya.

Penguatan solidaritas ini dapat dilakukan melalui beberapa event menarik

dan positif tentunya, seperti fashion show, beauty class and hijab class,

buka bersama di Panti Asuhan, dan lain sebagainya. Dengan mengadakan

71

Page 88: PERSEPSI HIJABERS TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/120/1/Ani...dan Ibuku Sutini yang tidak lelah untuk selalu memberikan Do‟anya, kasih sayangnya

event-event di hijabers, secara tidak langsung melatih mereka untuk

berinteraksi dengan orang lain dengan cara yang sopan, akrab yang

disesuaikan dengan lawan bicaranya, menjadikan hijabers menghargai orang

lain, dan lain sebagainya. Melalui penguatan solidaritas ini akan terbentuk

karakter bersahabat/komunikatif, peduli sosial, menghargai prestasi,

tanggung jawab, disiplin.

(Sumber: data hasil observasi)

C. Faktor-faktor Penghambat dan Pendorong Pendidikan Karakter di

Komunitas Hijabers Kota Salatiga

Faktor-faktor yang menjadi penghambat tidak hanya berada pada

jenjang pendidikan namun lingkunganpun mempengaruhi, begitu pula yang

dialami di Komunitas Hijabers Salatiga yang memiliki hambatan dalam

melaksanakan pendidikan karakter, diantaranya:

1. Sulit untuk kumpul

Pada masalah ini memang setiap individu memiliki kesibukan dan aktivitas

masing-masing, namun ini memang sudah menjadi keputusan mereka untuk

bergabung dengan Hijabers Salatiga sehingga hijabers harus siap dengan

konsekuensi yang ada. Sulit untuk kumpul yang dimaksud adalah ketika

Hijabers Salatiga akan mengadakan event, secara otomatis sebelum

pelaksanaan event tersebut harus mendiskusikan rancangannya terlebih

dahulu namun banyak yang tidak hadir untuk mendiskusikan rencana

kegiatan tersebut, seperti yang diungkapkan oleh ML.

“Kalau hambatan di Hijabers Salatiga itu sendiri yaitu kita

jarang kumpul, kadang ada jadwal kumpul tapi yaa yang gak

72

Page 89: PERSEPSI HIJABERS TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/120/1/Ani...dan Ibuku Sutini yang tidak lelah untuk selalu memberikan Do‟anya, kasih sayangnya

berangkat juga banyak” (Wawancara 20 Agustus 2015, pukul 16.00

WIB).

Pernyataan ML jelas bahwa rasa peduli sosial dan tanggng jawab mereka

menjadi kurang dengan tidak mengikuti rapat-rapat seperti itu.

2. Melalaikan tanggung jawab

Tanggung jawab merupakan sesuatu kepercayaan yang dipegang oleh

seseorang. Tanggung jawab melahirkan sifat kepercayaan. Namun pada

Hijabers Salatiga ini menjadi salah satu kendala dalam membentuk karakter

seseorang, karena orang yang diberi tugas itu melalaikan kewajibannya.

Seperti yang dikatakan oleh D OSSY.

“Kendala yang ada di Hijabers Salatiga itu, ketika seseorang

diberi tugas dibagian pendaftaran dan ternyata orang itu belum

datang padahal peserta sudah banyak yang datang, jadinya kan

teman-teman yang bertugas menjaga stand yang lain harus menjaga

juga di stand yang belum ada petugasnya” (Wawancara 14 Agustus

2015, pukul 15.20 WIB).

Tanggung jawab itu dituntut juga untuk disiplin, baik itu disiplin waktu

maupun keadaan agar orang lain tidak kesulitan yang menjadi bukan

tanggung jawabnya.

3. Kurangnya disiplin

Disiplin menentukan suatu keberhasilan, oleh karena itu Hijabers Salatiga

dituntut untuk disiplin dalam menjalankan setiap kegiatan yang menjadi

tanggung jawabnya. Misalnya di Hijabers Salatiga seperti disiplin waktu.

4. Kurangnya keterbukaan

Kendala selanjutnya adalah kurangnya keterbukaan dari tiap individu,

seperti yang diungkapkan oleh TR dan AH.

73

Page 90: PERSEPSI HIJABERS TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/120/1/Ani...dan Ibuku Sutini yang tidak lelah untuk selalu memberikan Do‟anya, kasih sayangnya

“Kendala yang ada di Hijabers itu selain susah untuk diajak

kumpul, juga kurang terbuka satu sama lain yang akhirnya terjadi

beda pendapat dan gak bisa maksa seseorang untuk sama dengan

jiwa Hijabers Salatiga” (Wawancara 13, 15 Agustus 2015).

Terbuka merupakan hal yang sepele tapi penting untuk dilakukan. Oleh

karena itu sikap terbuka diperlukan dalam Hijabers Salatiga untuk

menyamakan pendapat dan menyampaikan aspirasi-aspirasi dari tiap

individu agar kegiatan dapat sukses dan berjalan lancar.

5. Pro-kontra mengenai Hijabers

Banyak opini-opini yang mengatakan bahwa Hijabers itu identik dengan

kecantikan, glamour dalam berbusana, nongkrong di tempat-tempat yang

mewah, hura-hura, dan lain sebagainya yang menunjukkan bahwa Hijabers

itu kumpulan orang-orang hight class. Setiap event yang disajikan

dipandang negatif, seperti kegiatan Hijabers khususnya Hijabers Salatiga itu

dipandang hanya memamerkan kekayaan, kecantikan, dan fashion yang

menyimpang dari syar‟i. Namun ada juga yang pro dengan Hijabers

khususnya Hijabers Salatiga yang berharap untuk adanya event baru lagi

dari Hijabers Salatiga yang diadakan, karena event yang dilakukan oleh

Hijabers Salatiga sangat menarik dan kekinian sehingga tidak dikatakan

kuno/ketinggalan zaman.

Faktor-faktor penghambat di atas dapat disimpulkan bahwa yang

menjadi penghambat dalam menerapkan pendidikan karakter, yaitu ada

beberapa alasan salah satunya karena ada pandangan dari masyarakat bahwa

hijabers itu kumpulan yang hight class sehingga ada diantara mereka sulit

untuk menyesuaikan misal dari penampilan mereka, seperti yang penulis

74

Page 91: PERSEPSI HIJABERS TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/120/1/Ani...dan Ibuku Sutini yang tidak lelah untuk selalu memberikan Do‟anya, kasih sayangnya

rasakan meskipun hanya beberapa kali melakukan pertemuan dan ketika akan

bertemu dengan hijabers tentu akan memikirkan penampilan apakah sudah

sesuai dengan hijabers atau belum, mungkin itu juga yang dirasakan oleh

anggota hijabers. Sedangkan faktor pendorong untuk melakukan pendidikan

karakter pada Komunitas Hijabers Salatiga, yaitu sesuai dengan visi, misi, dan

tujuan mereka untuk berdakwah melalui hijab, dan memperdalam ilmu

pengetahuan tentang Islam.

D. Solusi dalam Mengatasi Faktor-faktor Penghambat Pendidikan Karakter

pada Muslimah di Komunitas Hijabers Kota Salatiga

Dari faktor-faktor pengambat di atas, pastinya ada solusi-solusi yang

dapat dilakukan untuk mengatasinya, karena setiap masalah yang ada pasti

selalu dengan solusi yang diberikan. Alternatif solusi tersebut, diantaranya:

1. diusahakan untuk berkumpul dan sharing-sharing,

2. semua harus terbuka tentang hal-hal yang mengenai Hijabers Salatiga,

3. untuk tanggung jawab bisa dilakukan dengan pergantian penanggung jawab

dalam setiap event, sehingga semua pengurus dapat merasakan dari setiap

tugas yang dipegangnya,

4. melakukan pendekatan melalui sikap empati bukan dengan simpati, dengan

empati kita dapat memahami apa yang mereka inginkan dan harus

memahami pula pola pikir orang-orang yang kontra dengan Hijabers

tersebut.

75

Page 92: PERSEPSI HIJABERS TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/120/1/Ani...dan Ibuku Sutini yang tidak lelah untuk selalu memberikan Do‟anya, kasih sayangnya

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data dapat disimpulkan

mengenai:

1. Persepsi Hijabers Tentang Pendidikan Karkater di Komunitas Hijabers Kota

Salatiga

Persepsi merupakan tanggapan atau pandangan seseorang mengenai

sesuatu yang dialami oleh setiap individu. Persepsi karakter menurut

hijabers merupakan ciri khas yang dimiliki individu yang membedakan

dengan yang lain. Kemudian pendidikan karakter yang dikemukakan oleh

hijabers merupakan suatu proses pembentukan dan perubahan pada

cerminan tiap individu agar lebih baik.

2. Model Pendidikan Karakter di Komunitas Hijabers Kota Salatiga

Ada dua penguatan pada model pendidikan karakter di hijabers,

yaitu: penguatan agama dan penguatan solidaritas. Kemudian pendidikan

karakter yang diterapkan di Hijabers Salatiga itu melalui event-event yang

positif dan melalui trend terkini yaitu fashion, yang dapat menumbuhkan

karakter religius, dan event-event seperti hijab class and beauty class akan

menumbuhkan karakter kreatif, semangat, rasa ingin tahu, dan menghargai

prestasi, selanjutnya event buka bersama dengan anak-anak Panti Asuhan

Darul Hadhlonah pada bulan ramadhan akan membentuk karakter religius,

76

Page 93: PERSEPSI HIJABERS TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/120/1/Ani...dan Ibuku Sutini yang tidak lelah untuk selalu memberikan Do‟anya, kasih sayangnya

peduli sosial, dan peduli lingkungan, kemudian pengajian untuk komunitas

itu sendiri akan membentuk karakter religius dan komunikatif.

3. Faktor-faktor Penghambat dan Pendorong Pendidikan Karakter pada

Muslimah di Komunitas Hijabers Salatiga

Beberapa faktor penghambat dalam pendidikan karakter di

komunitas hijabers kota Salatiga yang mereka terapkan, diantaranya: sulit

untuk kumpul, melalaikan tanggung jawab, kurangnya disiplin, kurangnya

keterbukaan, pro-kontra mengenai Hijabers. Faktor-faktor penghambat di

atas dapat disimpulkan bahwa yang menjadi penghambat dalam menerapkan

pendidikan karakter, yaitu ada beberapa alasan salah satunya karena ada

pandangan dari masyarakat bahwa hijabers itu kumpulan yang hight class

sehingga ada diantara mereka sulit untuk menyesuaikan misal dari

penampilan mereka, seperti yang penulis rasakan meskipun hanya beberapa

kali melakukan pertemuan dan ketika akan bertemu dengan hijabers tentu

akan memikirkan penampilan apakah sudah sesuai dengan hijabers atau

belum, mungkin itu juga yang dirasakan oleh anggota hijabers. Sedangkan

faktor yang mendorong Hijabers Salatiga dalam pendidikan karakter yang

mereka terpakan yaitu karena tujuan dan visi serta misi mereka yang ingin

mendakwahkan hijab melalui komunitas Hijabers.

4. Solusi dalam Mengatasi Penghambat Pendidikan Karakter pada Muslimah

di Komunitas Hijabers Salatiga

Adapun solusi yang disarankan untuk mengatasi hambatan di

hijabers, yaitu: diusahakan untuk berkumpul dan sharing-sharing, semua

77

Page 94: PERSEPSI HIJABERS TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/120/1/Ani...dan Ibuku Sutini yang tidak lelah untuk selalu memberikan Do‟anya, kasih sayangnya

harus terbuka tentang hal-hal yang mengenai Hijabers Salatiga, untuk

tanggung jawab bisa dilakukan dengan pergantian penanggung jawab dalam

setiap event, sehingga semua pengurus dapat merasakan dari setiap tugas

yang dipegangnya, melakukan pendekatan melalui sikap empati bukan

dengan simpati.

B. Saran

Berdasarkan hasil yang telah diperoleh selama melakukan penelitian,

sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian ini, maka penulis kemudian

memberikan saran kepada member dan committee yang tergabung dalam

komunitas Hijabers Salatiga, serta orang-orang di luar komunitas seperti

mahasiswi dan kalangan msyarakat dalam menyikapi ataupun menilai

komunitas Hijabers Salatiga, sebagai berikut:

1. Diharapkan kepada pengurus dan anggota komunitas Hijabers Salatiga

untuk tetap mempertahankan kesederhanaan mereka dalam berbusana,

jangan terlalu glamour seperti komunitas Hijabers lain yang hijabnya tidak

sesuai syariat Islam. Sikap dan penampilan harus mencerminkan sosok

muslimah modern namun tidak menyimpang dari ajaran Islam.

2. Kegiatan komunitas harus lebih ditingkatkan dengan mencoba membuat

acara yang lebih bisa menggali kreativitas anggota maupun orang lain di

luar komunitas agar menginspirasi banyak orang bahwa komunitas Hijabers

Salatiga bukan sekedar komunitas yang hanya tahu tentang fashion hijab,

tapi masyarakat bisa memandang mereka dari sisi positif lainnya.

78

Page 95: PERSEPSI HIJABERS TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/120/1/Ani...dan Ibuku Sutini yang tidak lelah untuk selalu memberikan Do‟anya, kasih sayangnya

3. Hubungan yang baik antar anggota komunitas harus tetap terjaga agar

semua visi dan misi komunitas dapat tercapai. Komunitas diharapkan dapat

memelihara komunikasi dan interaksi yang baik dalam komunitas sehingga

tidak terjadi pertikaian yang dapat mempengaruhi pribadi diri anggota ke

arah yang lebih negatif.

79

Page 96: PERSEPSI HIJABERS TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/120/1/Ani...dan Ibuku Sutini yang tidak lelah untuk selalu memberikan Do‟anya, kasih sayangnya

DAFTAR PUSTAKA

Adi, Isbandi Rukminto. 1994. Psikologi, Pekerjaan Sosial dan Ilmu Kesejahteraan

Sosial: Dasar-dasar Pemikiran. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Ahmadiansah, Reza. 2010. Persepsi Mahasiswa STAIN Salatiga Tentang Busana

Muslimah. Skripsi tidak diterbitkan. Salatiga: Tarbiyah STAIN Salatiga.

Asmani, Jamal Ma‟mur. 2011. Buku Panduan Internalisasi Pendidikan Karakter

di Sekolah. Jogjakarta: DIVA Press.

Cokroaminoto. 2011. Jenis dan Pendekatan Penelitian Kualitatif, (Online),

(http://www.menulisproposalpenelitian.com/2011/01/jenis-jenis-

penelitian-kualitatif.html, diakses 1 Oktober 2015).

Depdiknas, 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi Ketiga). Jakarta: Balai

Pustaka.

Gunawan, Heri. 2012. Pendidikan Karakter: Konsep dan Implementasi. Bandung:

Alfabeta.

Handayani, Sri. 2012. Kepedulian Lingkungan, (Online),

(http://mamagilang.blogspot.com/2012/11/kepedulian-lingkungan.html,

diakses 13 Agustus 2015).

Hidayatullah, Furqon. 2010. Pendidikan Karakter: Membangun Peradaban

Bangsa. Surakarta: Yuma Pustaka.

Ikhsan, Fuad. 2003. Dasar-Dasar Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Kesuma, Dharma, dkk. 2012. Pendidikan Karakter: Kajian Teori dan Praktik di

Sekolah. Bandung: Rosdakarya.

Moleong, Lexy J. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Page 97: PERSEPSI HIJABERS TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/120/1/Ani...dan Ibuku Sutini yang tidak lelah untuk selalu memberikan Do‟anya, kasih sayangnya

Muchlas Samani & Hariyanto, M.S.. 2013. Konsep dan Model Pendidikan

Karakter. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mufidah, Dewi. 2012. Implementasi Nilai-nilai Budaya Bangsa dalam

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Atas Islam

Sudirman Ambarawa Tahun Pelajaran 2011/2012. Skripsi tidak

diterbitkan. Salatiga: Tarbiyah STAIN Salatiga.

Muidin. 2015. Membangun Karakter Sejak Usia Dini. Maudiku, hlm.27.

Mulyana, Deddy. 2000. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Munir, Abdullah. 2010. Pendidikan Karakter: Membangun Karakter Anak Sejak

dari Rumah. Yogyakarta: Pedagogia.

Muslich, Masnur. 2011. Pendidikan Karakter: Menjawab Tantangan Krisis

Multidimensional. Jakarta: Bumi Aksara.

Mustari, Mohamad. 2011. Nilai Karakter: Refleksi Untuk Pendidikan Karakter.

Yogyakarta: PRESSindo.

Republika. 18 Juli 2015. Menteri Anies Kemukakan Lima Komponen Pendidikan

Karakter, (Online),

(http://www.pendidikanguru.com/index.php/2015/07/18/menteri-anies-

kemukakan-lima-komponen-pendidikan-karakter/, diakses 7 Agustus

2015).

Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Triatmini. 2011. Kepedulian Sosial, (Online),

(http://pembelpai.blogspot.com/2011/01/bab-iii-kepedulian-sosial.html,

diakses 13 Agustus 2015).

Page 98: PERSEPSI HIJABERS TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/120/1/Ani...dan Ibuku Sutini yang tidak lelah untuk selalu memberikan Do‟anya, kasih sayangnya

Wahyuningsih, Esti. 2013. Pendidikan Karakter untuk Membangun Perilaku

Positif Anak Sekolah Dasar, (Online),

(http://estiprihantara.blogspot.com/2013/05/pendidikan-karakter.html,

diakses 6 Agustus 2015).

Wibowo, Agus. 2012. Pendidikan Karakter: Strategi Membangun Karakter

Bangsa Berperadaban. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Zubaedi. 2011. Design Pendidikan Karakter: Konsepsi dan Aplikasinya dalam

Lembaga Pendidikan. Jakarta: KENCANA.

Zuchdi, Damayanti, (Ed) dkk. 2013. Pendidikan Kerakter: Konsep Dasar dan

Implementasi di Perguruan Tinggi. Yogyakarta: UNY Press.

Zuchdi, Darmiyati, (Ed) dkk. 2011. Pendidikan Karakter dalam Perspektif Teori

dan Praktik. Yogyakarta: UNY Press.

Zulfa, F. 2013. Pendidikan Karakter, (Online),

(http://digilib.uinsby.ac.id/10872/5/bab%202.pdf, diakses 14 Mei 15)

(http://repository.uin-suska.ac.id/10/15/3/BAB%20II.pdf)

Page 99: PERSEPSI HIJABERS TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/120/1/Ani...dan Ibuku Sutini yang tidak lelah untuk selalu memberikan Do‟anya, kasih sayangnya
Page 100: PERSEPSI HIJABERS TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/120/1/Ani...dan Ibuku Sutini yang tidak lelah untuk selalu memberikan Do‟anya, kasih sayangnya
Page 101: PERSEPSI HIJABERS TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/120/1/Ani...dan Ibuku Sutini yang tidak lelah untuk selalu memberikan Do‟anya, kasih sayangnya
Page 102: PERSEPSI HIJABERS TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/120/1/Ani...dan Ibuku Sutini yang tidak lelah untuk selalu memberikan Do‟anya, kasih sayangnya
Page 103: PERSEPSI HIJABERS TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/120/1/Ani...dan Ibuku Sutini yang tidak lelah untuk selalu memberikan Do‟anya, kasih sayangnya
Page 104: PERSEPSI HIJABERS TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/120/1/Ani...dan Ibuku Sutini yang tidak lelah untuk selalu memberikan Do‟anya, kasih sayangnya
Page 105: PERSEPSI HIJABERS TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/120/1/Ani...dan Ibuku Sutini yang tidak lelah untuk selalu memberikan Do‟anya, kasih sayangnya

PEDOMAN WAWANCARA

PENDIDIKAN KARAKTER PADA MUSLIMAH DI KOMUNITAS

HIJABERS KOTA SALATIGA

TAHUN 2015

A. Identitas informan

Kode Informan :

Hari/Tanggal :

Waktu :

B. Komponen

Makna karakter dan pendidikan karakter, metode pembentukkan karkater,

nilai-nilai karakter, faktor-faktor penghambat dan pendorong pendidikan

karakter, solusi dalam mengatasi penghambat pendidikan karakter.

C. Butir-butir Pertanyaan

1. Bagaimanakah makna karakter menurut Anda?

2. Bagaimanakah pendidikan karakter yang Anda pahami?

3. Apakah karakter dapat dibentuk? Jika iya, bagaimana caranya dan jika

tidak, apa alasannya?

4. Apa sajakah nilai-nilai karakter yang Anda ketahui? Nilai karakter

mana sajakah yang terdapat dalam komunitas hijabers kota Salatiga?

5. Apakah nilai-nilai karakter tersebut sesuai dengan yang digambarkan

menurut pandangan Islam sehingga membentuk karakter yang mulia

dan beradab?

6. Bagaimanakah sikap atau perilaku Anda sebelum dan sesudah

bergabung dalam komunitas? Apakah ada perubahan ke arah yang lebih

baik atau tidak ada yang berubah?

7. Apa sajakah faktor-faktor yang menjadi penghambat dalam pendidikan

karakter pada muslimah di komunitas hijabers kota Salatiga?

8. Apa sajakah faktor-faktor yang menjadi pendorong dalam pendidikan

karakter pada muslimah di komunitas hijabers kota Salatiga?

Page 106: PERSEPSI HIJABERS TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/120/1/Ani...dan Ibuku Sutini yang tidak lelah untuk selalu memberikan Do‟anya, kasih sayangnya

9. Bagaimanakah solusinya dalam mengatasi hambatan pendidikan

karakter pada muslimah di komunitas hijabers kota Salatiga?

10. Bagaimanakah pendidikan karakter yang diterapkan pada komunitas

hijabers Salatiga?

Page 107: PERSEPSI HIJABERS TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/120/1/Ani...dan Ibuku Sutini yang tidak lelah untuk selalu memberikan Do‟anya, kasih sayangnya

PEDOMAN WAWANCARA

PENDIDIKAN KARAKTER PADA MUSLIMAH DI KOMUNITAS

HIJABERS KOTA SALATIGA

TAHUN 2015

Kode Informan : TR

Hari/Tanggal : Kamis, 13 Agustus 2015

Waktu : 15.00 WIB

1. Bagaimanakah makna karakter menurut Anda?

Jawab:

“Kalau menururt saya, karakter itu cerminan dari seseorang”.

2. Bagaimanakah makna pendidikan karkater menurut Anda?

Jawab:

“Pendidikan adalah proses belajar untuk jadi diri sendiri”.

3. Apakah karakter dapat dibentuk? Jika iya, bagaimana caranya dan jika tidak,

apa alasannya?

Jawab:

“Karakter menurut saya bisa dibentuk, tergantung lingkungan disekitar

mereka”.

4. Apa sajakah nilai-nilai karakter yang Anda ketahui? Nilai karakter mana

sajakah yang terdapat dalam komunitas hijabers kota Salatiga?

Jawab:

“Yang saya tahu dan yang ada di HS itu pastinya religius, tanggung jawab,

peduli sosial, pokoknya yang baik-baik hehee”.

5. Apakah nilai-nilai karakter tersebut sesuai dengan yang digambarkan menurut

pandangan Islam sehingga membentuk karakter yang mulia dan beradab?

Jawab:

“Kalau menurut saya sih sudah sesuai”.

Page 108: PERSEPSI HIJABERS TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/120/1/Ani...dan Ibuku Sutini yang tidak lelah untuk selalu memberikan Do‟anya, kasih sayangnya

6. Bagaimanakah sikap atau perilaku Anda sebelum dan sesudah bergabung

dalam komunitas? Apakah ada perubahan ke arah yang lebih baik atau tidak

ada yang berubah?

Jawab:

“Kalau di HS sih kebanyakan pengurus lama sudah pada pakai hijab

semua, kalau yang baru ada yang pakai ada yang masih belajar untuk pakai

hijab. Kalau saya sendiri sih alhamdulillah sudah dari sekolah pakai hijab

karena mungkin memang lingkungan keluarga yang kental dengan agamanya

jadi yaa sudah terbiasa aja sih”.

7. Bagaimanakah pendidikan karakter yang diterapkan pada komunitas hijabers

Salatiga?

Jawab:

“Pendidikan karkater yang diterapkan pada Hijabers Salatiga itu yang jelas

tetap religi, ngajak pakai hijab, sharing”.

8. Apa sajakah faktor-faktor yang menjadi penghambat dalam pendidikan

karakter pada muslimah di komunitas hijabers kota Salatiga?

Jawab:

“Faktor kendalanya itu susah diajak kumpul untuk sharing dan ada beda

pendapat juga”.

9. Apa sajakah faktor-faktor yang menjadi pendorong dalam pendidikan karakter

pada muslimah di komunitas hijabers kota Salatiga?

Jawab:

“Faktor pendorongnya yaa sesuai sama visi, misi, dan tujuan HS”.

10. Bagaimanakah solusinya dalam mengatasi hambatan pendidikan karakter

pada muslimah di komunitas hijabers kota Salatiga?

Jawab:

“Untuk mengatasi kendala tersebut diusahakan untuk bisa kumpul-kumpul

bareng, sharing, terus gantian dalam penanggung jawab dalam event-event

yang diselenggarakan”.

Page 109: PERSEPSI HIJABERS TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/120/1/Ani...dan Ibuku Sutini yang tidak lelah untuk selalu memberikan Do‟anya, kasih sayangnya

PEDOMAN WAWANCARA

PENDIDIKAN KARAKTER PADA MUSLIMAH DI KOMUNITAS

HIJABERS KOTA SALATIGA

TAHUN 2015

Kode Informan : D OSSY

Hari/Tanggal : Jum‟at, 14 Agustus 2015

Waktu : 15.20 WIB

1. Bagaimanakah makna karakter menurut Anda?

Jawab:

“Karakter merupakan sesuatu yang melekat pada diri individu”.

2. Bagaimanakah makna pendidikan karkater menurut Anda?

Jawab:

“Pendidikan karakter adalah pembelajaran yang mengarahkan pada sifat

yang lebih baik”.

3. Apakah karakter dapat dibentuk? Jika iya, bagaimana caranya dan jika tidak,

apa alasannya?

Jawab:

“Karakter itu bisa dibentuk, jika lingkungannya baik maka akan

membentuk karakter yang baik pula, begitu pula sebaliknya. Seperti yang

dikatakan Nabi, „jika kita berteman dengan tukang jual minyak wangi maka

kita akan tertular wanginya‟”.

4. Apa sajakah nilai-nilai karakter yang Anda ketahui? Nilai karakter mana

sajakah yang terdapat dalam komunitas hijabers kota Salatiga?

Jawab:

“Nilai karakter yang saya tahu dan yang ada di HS yang pasti religius,

tanggung jawab juga harus dimiliki untuk mempertanggung jawabkan

tugasnya dalam event-event yang kita buat, kreatif pasti karena perlu berpikir

adanya untuk membentuk komunitas penerus, peduli sosial seperti kegiatan

Page 110: PERSEPSI HIJABERS TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/120/1/Ani...dan Ibuku Sutini yang tidak lelah untuk selalu memberikan Do‟anya, kasih sayangnya

sewaktu Ramadhan yaitu berbuka bersama dan bershodaqoh untuk anak-anak

yatim”.

5. Apakah nilai-nilai karakter tersebut sesuai dengan yang digambarkan menurut

pandangan Islam sehingga membentuk karakter yang mulia dan beradab?

Jawab:

“Dari nilai-nilai karakter di atas menurut saya sih sudah 90% sesuai

dengan pandangan Islam”.

6. Bagaimanakah sikap atau perilaku Anda sebelum dan sesudah bergabung

dalam komunitas? Apakah ada perubahan ke arah yang lebih baik atau tidak

ada yang berubah?

Jawab:

“Saya dulu kalau ke Kampus dari awal semester sampai semester empat

pakai hijabnya kalau saat di Kampus dan itu hanya sebagai formalitas aja

karena aturan Kampus, heheeee tapi setelah gabung di HS ada tuntutan untuk

menggunakan hijab jadi dari kebiasaan pakai hijab dan teman-teman semua

juga pada pakai hijab alhamdulillah sampai sekarang saya sudah enggak on-off

pakai hijabnya”.

7. Bagaimanakah pendidikan karakter yang diterapkan pada komunitas hijabers

Salatiga?

Jawab:

“Berupa dakwah melalui trend masa kini kebetulan adalah fashion”.

8. Apa sajakah faktor-faktor yang menjadi penghambat dalam pendidikan

karakter pada muslimah di komunitas hijabers kota Salatiga?

Jawab:

“Faktor yang menjadi penghambat/kendalah sih biasanya susah buat

menyamakan pendapat dari tiap individu, terus melalaikan tanggung jawab

yang diberikan seperti saat ada event, individu yang ditugaskan untuk suatu hal

malah terlambat datang akhirnya yang lain yang repot”.

Page 111: PERSEPSI HIJABERS TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/120/1/Ani...dan Ibuku Sutini yang tidak lelah untuk selalu memberikan Do‟anya, kasih sayangnya

9. Apa sajakah faktor-faktor yang menjadi pendorong dalam pendidikan karakter

pada muslimah di komunitas hijabers kota Salatiga?

Jawab:

“Faktor pendorongnya yaitu karena HS ingin mendakwahkan hijab”.

10. Bagaimanakah solusinya dalam mengatasi hambatan pendidikan karakter

pada muslimah di komunitas hijabers kota Salatiga?

Jawab:

“Kalau masalah internal menurutku dilakukan dengan sharing-sharing

gitu, karena tiap anggota mau gak mau harus terbuka, terus kita juga harus bisa

memahami karakter/sifat tiap individu gak Cuma karakter diri sendiri tapi

orang lain juga penting. Terus kalau eksternal dilakukan dengan bicara kepada

mereka dengan cara empati bukan simpati, kemudian dengan cara memahami

pola pikir orang-orang yang kontra dengan komunitas khususnya komunitas

Hijabers Salatiga”.

Page 112: PERSEPSI HIJABERS TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/120/1/Ani...dan Ibuku Sutini yang tidak lelah untuk selalu memberikan Do‟anya, kasih sayangnya

PEDOMAN WAWANCARA

PENDIDIKAN KARAKTER PADA MUSLIMAH DI KOMUNITAS

HIJABERS KOTA SALATIGA

TAHUN 2015

Kode Informan : AH

Hari/Tanggal : Sabtu, 15 Agustus 2015

Waktu : 16.30 WIB

1. Bagaimanakah makna karakter menurut Anda?

Jawab:

“Karakter adalah sifat seseorang atau pembawaan diri dari seseorang

tersebut”.

2. Bagaimanakah makna pendidikan karkater menurut Anda?

Jawab:

“Pendidikan karakter merupakan pengenalan dari sifat-sifat seseorang

antara mana yang salah dan mana yang benar, mana yang baik dan mana yang

buruk”.

3. Apakah karakter dapat dibentuk? Jika iya, bagaimana caranya dan jika tidak,

apa alasannya?

Jawab:

“Karakter seseorang bisa dibentuk dendgan cara merubah kebiasaan atau

bisa juga dari lingkungan sehari-harinya mbak”.

4. Apa sajakah nilai-nilai karakter yang Anda ketahui? Nilai karakter mana

sajakah yang terdapat dalam komunitas hijabers kota Salatiga?

Jawab:

“Nilai-nilai karakter yang saya ketahui ya mbak, itu ada jujur, kerja keras,

semangat, kreatif, religius, tolong-menolong, punya rasa sosial tinggi, inovatif,

pokoknya yang baik-baik deh mbak, heheeee. Kalau nilai karakter yang ada di

HS itu sendiri ya yang pasti religius,seperti misalnya yang paling dasar aja deh

mbak kayak ngajak anak muda khususnya perempuan untuk memathi perintah-

Page 113: PERSEPSI HIJABERS TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/120/1/Ani...dan Ibuku Sutini yang tidak lelah untuk selalu memberikan Do‟anya, kasih sayangnya

Nya dan menjauhi larangan-Nya. Contoh kecil lagi kayak ngajak berhijab,

otomatis yang ikut HS itu kan semuanya berhijab, sedangkan hijab itu wajib

bagi perempuan muslim. Terus ada karakter sosial, jadi HS gak cuma ajang

cantik-cantikan, model-modelan hijab tapi tetep ada kegiatan sosial setiap

acaranya. Kalau kita lihat acara HS walaupun lomba fashion show tapi secara

bersamaan juga ada donor darah, hijab class atau beauty class, tapi ada

pengumpulan dananya untuk anak-anak yatim. Kemudian ada karakter

semangat, kreatif, dan inovatif karena Allah sudah memberikan kita otak untuk

berpikir dan hati untuk bisa merasakan untuk membuat kegiatan-kegiatan yang

positif agar bisa bermanfaat bagi diri semdiri maupun orang lain”.

5. Apakah nilai-nilai karakter tersebut sesuai dengan yang digambarkan menurut

pandangan Islam sehingga membentuk karakter yang mulia dan beradab?

Jawab:

“Tentu saja mbak, soalnya di HS kan diwajibnkan pakai hijab semua jadi

otomatis nilai karakter yang terbentuk itu religius pasti ada. Seperti nilai-nilai

yang disebutkan dipertanyaan sebelumnya, itu semua menurut saya sudah

sesuai dengan pandangan Islam untuk membentuk karakter yang mulia dan

beradab”.

6. Bagaimanakah sikap atau perilaku Anda sebelum dan sesudah bergabung

dalam komunitas? Apakah ada perubahan ke arah yang lebih baik atau tidak

ada yang berubah?

Jawab:

“Di HS yang pasti beda ya mbak dari sebelum masuk atau awal gabung ke

HS itu masih banyak yang pasang copot hijab tapi setelah gabung dan ikut

berbagai macam kegiatan hampir semua berhijab baik saat mengikuti kegiatan

maupun dalam kesehariannya. Kalau saya sendiri sih, sudah dari awal

terbentuknya HS sudah pakai hijab”.

7. Bagaimanakah pendidikan karakter yang diterapkan pada komunitas hijabers

Salatiga?

Jawab:

Page 114: PERSEPSI HIJABERS TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/120/1/Ani...dan Ibuku Sutini yang tidak lelah untuk selalu memberikan Do‟anya, kasih sayangnya

“Mengajak perempuan muslim untuk berhijab, kegiatan sosial, membuat

kegiatan-kegiatan positif agar bisa bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain”.

8. Apa sajakah faktor-faktor yang menjadi penghambat dalam pendidikan

karakter pada muslimah di komunitas hijabers kota Salatiga?

Jawab:

“Kalau hambatan/kendala lebih ke individunya masing-masing soalnya

kita gak bisa maksa seseorang untuk sependapat sama jiwa Hijabers Salatiga

itu sendiri”.

9. Apa sajakah faktor-faktor yang menjadi pendorong dalam pendidikan karakter

pada muslimah di komunitas hijabers kota Salatiga?

Jawab:

“Kalau faktor pendorongnya yaa itu mbak, karena ingin mengajak

muslimah lainnya untuk berhijab, menambah ilmu pengetahuan kita tentang

agama khususnya”.

10. Bagaimanakah solusinya dalam mengatasi hambatan pendidikan karakter

pada muslimah di komunitas hijabers kota Salatiga?

Jawab:

“Solusinya yaitu diadakan pendekatan-pendekatan secara pribadi aja sama

bikin acara-acara yang orang-orang tertarik untuk ikut acara Hijabers Salatiga

lagi biar orang-orang yang kurang atau bahkan belum mengemukakan

pendapatnya bisa ikut serta memberi ide untuk acara-acara Hijabers Salatiga”.

Page 115: PERSEPSI HIJABERS TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/120/1/Ani...dan Ibuku Sutini yang tidak lelah untuk selalu memberikan Do‟anya, kasih sayangnya

PEDOMAN WAWANCARA

PENDIDIKAN KARAKTER PADA MUSLIMAH DI KOMUNITAS

HIJABERS KOTA SALATIGA

TAHUN 2015

Kode Informan : IN

Hari/Tanggal : Kamis, 20 Agustus 2015

Waktu : 11.15 WIB

1. Bagaimanakah makna karakter menurut Anda?

Jawab:

“Kalau menururt saya, karakter itu cerminan sari seseorang”.

2. Bagaimanakah makna pendidikan karkater menurut Anda?

Jawab:

“Pendidikan adalah proses belajar untuk jadi diri sendiri”.

3. Apakah karakter dapat dibentuk? Jika iya, bagaimana caranya dan jika tidak,

apa alasannya?

Jawab:

“Karakter seseorang itu bisa dibentuk dengan cara pembiasaan, karena

yang bisa mempengaruhi karakter itu kan salah satunya faktor lingkungan

seperti kita sehari-harinya berteman atau bergaul dengan siapa, karena sudah

terbiasa bergaul dengan mereka maka dari kebiasaan itu yang menjadikan

karakter seseorang”.

4. Apa sajakah nilai-nilai karakter yang Anda ketahui? Nilai karakter mana

sajakah yang terdapat dalam komunitas hijabers kota Salatiga?

Jawab:

“Nilai karakter yang saya ketahui sekaligus yang ada di Komunitas

Hijabers Salatiga yaitu ada religius, toleransi, jujur, tanggung jawab”.

5. Apakah nilai-nilai karakter tersebut sesuai dengan yang digambarkan menurut

pandangan Islam sehingga membentuk karakter yang mulia dan beradab?

Jawab:

Page 116: PERSEPSI HIJABERS TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/120/1/Ani...dan Ibuku Sutini yang tidak lelah untuk selalu memberikan Do‟anya, kasih sayangnya

“Menurut saya sudah sesuai, karena di Hijabers Salatiga diterapkan dan

diajarkan mengenai nilai-nilai karakter tersebut”.

6. Bagaimanakah sikap atau perilaku Anda sebelum dan sesudah bergabung

dalam komunitas? Apakah ada perubahan ke arah yang lebih baik atau tidak

ada yang berubah?

Jawab:

“Kalau di HS itu sendiri dari segi penapilan sudah banyak yang sesuai

dengan syar‟i dari pada yang belum. Ada sih yang dulunya masih pasanag

copot tapi setelah gabung, mereka belajar dan menjadi kebiasaan juga, dan para

pengurus itu karakternya yang religius banget mungkin dari situlah yang lain

mengikuti serta bisa berubah. Kalau saya sendiri gabung di Hs karena ingin

belajar mengenai HS itu sendiri, tambah pengalaman baru, dan karena fashion

juga sih soalnya menarik banget untuk pengguna hijab kayak saya, dan saya

dari awal memang sudah menggunakan hijab tapi sekarang jadi semakin

tertarik lagi untuk menggunakan hijab denagan fahion yang modern”.

7. Bagaimanakah pendidikan karakter yang diterapkan pada komunitas hijabers

Salatiga?

Jawab:

“Pendidikan karakter yang diterapkan di HS yaitu pertama, adanya

ketentuan menggunakan hijab sehingga yang tadinya belum berhijab akan

terbiasa menggunakan hijab dan akhirnya bisa sepenuhnya menggunakan hijab.

Kedua, melakukan event-event yang meanarik dan tentunya positif, seperti saat

Ramadhan mengadakan buka bersama dengan anak-anak Panti Asuhan yang di

dalamnya juga ada tausiah, selain itu juga dibeberapa event ada kegiatan

membuat kreasi sendiri”.

8. Apa sajakah faktor-faktor yang menjadi penghambat dalam pendidikan

karakter pada muslimah di komunitas hijabers kota Salatiga?

Jawab:

“Penghambatnya yaitu ada di dalam pribadi masing-masing, karena setiap

orang tidak bisa dipaksakan dengan keinginan HS”.

Page 117: PERSEPSI HIJABERS TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/120/1/Ani...dan Ibuku Sutini yang tidak lelah untuk selalu memberikan Do‟anya, kasih sayangnya

9. Apa sajakah faktor-faktor yang menjadi pendorong dalam pendidikan karakter

pada muslimah di komunitas hijabers kota Salatiga?

Jawab:

“Faktor pendorongnya yaitu sesuai dengan visi, misi, dan tujuan dari HS

itu sendiri”.

10. Bagaimanakah solusinya dalam mengatasi hambatan pendidikan karakter

pada muslimah di komunitas hijabers kota Salatiga?

Jawab:

“Solusinya menurut saya yaa harus dilatih diterapkan dan selalu terbuka”.

Page 118: PERSEPSI HIJABERS TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/120/1/Ani...dan Ibuku Sutini yang tidak lelah untuk selalu memberikan Do‟anya, kasih sayangnya

PEDOMAN WAWANCARA

PENDIDIKAN KARAKTER PADA MUSLIMAH DI KOMUNITAS

HIJABERS KOTA SALATIGA

TAHUN 2015

Kode Informan : ML

Hari/Tanggal : Kamis, 20 Agustus 2015

Waktu : 16.00 WIB

1. Bagaimanakah makna karakter menurut Anda?

Jawab:

“Kalau karakter itu yang murni ke luar dari diri kita, yang kita gunakan

dalam bertingkah laku”.

2. Bagaimanakah makna pendidikan karkater menurut Anda?

Jawab:

“Kalau pendidikan karakter ya..pendidikan untuk menjadikan kepribadian

kita menjadi lebih baik”.

3. Apakah karakter dapat dibentuk? Jika iya, bagaimana caranya dan jika tidak,

apa alasannya?

Jawab:

“Karakter itu sendiri bisa dibentuk, caranya mungkin kita ngajak ke

lingkungan orang dengan karakter yang baik atau lebih baik”.

4. Apa sajakah nilai-nilai karakter yang Anda ketahui? Nilai karakter mana

sajakah yang terdapat dalam komunitas hijabers kota Salatiga?

Jawab:

“Nilai karakternya itu ada kekeluargaan, tanggung jawab, religius, peduli

sosial, toleransi”.

5. Apakah nilai-nilai karakter tersebut sesuai dengan yang digambarkan menurut

pandangan Islam sehingga membentuk karakter yang mulia dan beradab?

Jawab:

“Menurut saya sudah mbak”.

Page 119: PERSEPSI HIJABERS TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/120/1/Ani...dan Ibuku Sutini yang tidak lelah untuk selalu memberikan Do‟anya, kasih sayangnya

6. Bagaimanakah sikap atau perilaku Anda sebelum dan sesudah bergabung

dalam komunitas? Apakah ada perubahan ke arah yang lebih baik atau tidak

ada yang berubah?

Jawab:

“Kalau di HS ada banyak yang dulunya enggak pakai hijab dalam

kesehariannya tapi sekarang jadi pakai, kemudian yang dulunya biasanya

sekarang jadi syar‟i. Kalau saya sih awalnya iseng ikut HS karena kebetulan

teman juga ada yang ikut gabung lebih lama, tapi dari awalnya cuma ikut-

ikutan sekarang saya merasakan sendiri dampaknya, saya menjadi lebih ingin

berhijab dengan tidak dianggap kalau pengguna hijab itu kuno, sekarang saya

merasa lebih PD dengan menggunakan hijab”.

7. Bagaimanakah pendidikan karakter yang diterapkan pada komunitas hijabers

Salatiga?

Jawab:

“Pendidikan karakter yang diterapkan itu berupa kegiatan-kegiatan positif

seperti mengadakan pengajian, mengumpulkan dana bantuan yang nantinya

disumbangkan ke Panti Asuhan dan yayasan lainnya, belajar berbagi bersama”.

8. Apa sajakah faktor-faktor yang menjadi penghambat dalam pendidikan

karakter pada muslimah di komunitas hijabers kota Salatiga?

Jawab:

“Kalau hambatan di Hijabers Salatiga itu sendiri yaitu kita jarang kumpul,

kadang ada jadwal kumpul tapi yaa yang gak berangkat juga banyak”.

9. Apa sajakah faktor-faktor yang menjadi pendorong dalam pendidikan karakter

pada muslimah di komunitas hijabers kota Salatiga?

Jawab:

“Faktor pendorongnya yaitu misal kita belum menguasai suatu tugas,

mereka yang sudah lama gabung bisa membantu dan mengajari mereka yang

baru gabung, jadi rasa toleransi inilah yang membuat HS ingin membentuk dan

mengajari karakter-karakter yang sesuai syar‟i”.

Page 120: PERSEPSI HIJABERS TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/120/1/Ani...dan Ibuku Sutini yang tidak lelah untuk selalu memberikan Do‟anya, kasih sayangnya

10. Bagaimanakah solusinya dalam mengatasi hambatan pendidikan karakter

pada muslimah di komunitas hijabers kota Salatiga?

Jawab:

“Solusinya menurut saya seperti bikin acara rutin, misal sebulan sekali

ngumpul agar komunikasi tetap terjalin”.

Page 121: PERSEPSI HIJABERS TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/120/1/Ani...dan Ibuku Sutini yang tidak lelah untuk selalu memberikan Do‟anya, kasih sayangnya

CATATAN OBSERVASI

PENDIDIKAN KARAKTER PADA MUSLIMAH DI KOMUNITAS

HIJABERS KOTA SALATIGA

TAHUN 2015

Model Pendidikan Karakter di Komunitas Hijabers Kota Salatiga

Model pendidikan karakter yang ada di komunitas hijabers kota Salatiga

menggunakan dua penguatan, yaitu:

c. Penguatan Agama

Komunitas hijabers kota Salatiga yang diterapkan dalam penguatan

agama hijabers yaitu dakwah melalui jilbab. Pemakaian jilbab bagi para

muslimah sudah jelas diwajibkan dalam QS. Al-Ahzab: 59

“Hai Nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak

perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka

mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". yang demikian itu

supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak

di ganggu. dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha

Penyayang”.

Sesuai dengan ayat di atas, maka hijabers berusaha untuk mengajak

muslimah lainnya untuk mengenakan jilbab bagi yang belum berjilbab dan bagi

yang sudah berjilbab agar lebih istiqomah dalam mengenakan jilbab. Hijabers

dalam mengajak muslimah untuk berjilbab yaitu dengan berbagai event seperti

hijab class, pada event ini hijabers memberi informasi mengenai jilbab dan

Page 122: PERSEPSI HIJABERS TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/120/1/Ani...dan Ibuku Sutini yang tidak lelah untuk selalu memberikan Do‟anya, kasih sayangnya

memberikan beberapa model jilbab yang bisa dikenakan sesuai dengan situasi

dan kondisi, dengan cara ini akan menarik muslimah lain agar tertarik untuk

mengikuti event tersebut dan tertarik pula untuk mengenakan jilbab dengan

gaya yang tidak ketinggalan zaman. Melalui penguatan agama inilah akan

terbentuk karakter yang religius. Seseorang yang religius pasti akan selalu

berusaha untuk mentaati segala perintah Tuhannya dan menjauhi segala yang

dilarang-Nya sebagai bentuk ketaatan terhadap agamanya.

d. Penguatan Solidaritas

Penguatan solidaritas merupakan cara agar silaturahmi tetap selalu

terjaga, dan melatih seseorang untuk bersosialisasi dengan baik antar sesama

hijabers khususnya maupun dengan masyarakat luas umumnya. Penguatan

solidaritas ini dapat dilakukan melalui beberapa event menarik dan positif

tentunya, seperti fashion show, beauty class and hijab class, buka bersama di

Panti Asuhan Darul Hadlonah, dan lain sebagainya. Dengan mengadakan

event-event di hijabers, secara tidak langsung melatih mereka untuk

berinteraksi dengan orang lain dengan cara yang sopan, akrab yang disesuaikan

dengan lawan bicaranya, menjadikan hijabers menghargai orang lain, dan lain

sebagainya. Melalui penguatan solidaritas ini akan terbentuk karakter

komunikatif, peduli sosial, menghargai prestasi, tanggung jawab, dan disiplin.

Faktor Penghambat Pendidikan Karakter di Komunitas Hijabers Kota Salatiga

Faktor-faktor penghambat di atas dapat disimpulkan bahwa yang menjadi

penghambat dalam menerapkan pendidikan karakter, yaitu ada beberapa alasan

salah satunya karena ada pandangan dari masyarakat bahwa hijabers itu kumpulan

yang hight class sehingga ada diantara mereka sulit untuk menyesuaikan misal

dari penampilan mereka, seperti yang penulis rasakan meskipun hanya beberapa

kali melakukan pertemuan dan ketika akan bertemu dengan hijabers tentu akan

memikirkan penampilan apakah sudah sesuai dengan hijabers atau belum,

mungkin itu juga yang dirasakan oleh anggota hijabers.

Page 123: PERSEPSI HIJABERS TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/120/1/Ani...dan Ibuku Sutini yang tidak lelah untuk selalu memberikan Do‟anya, kasih sayangnya

ARSIP HIJABERS SALATIGA

*Visi dan Misi Hijabers Salatiga*

Visi:

Menjadi komuniatas Hijabers, dan sarana edukasi bagi muslimah untuk tampil

cantik dan syar‟i

Misi:

- Memperdalam dan berbagi ilmu pengetahuan tentang Islam

- Menjadikan wanita muslimah tak hanya cantik fisik, tetapi juga cantik hati

melalui berbagai

acara positif

- Mempererat tali silaturahmi antar sesama muslimah, baik di Kota Salatiga

maupun seluruh

Indonesia

KEPENGURUSAN HIJABERS SALATIGA :

PENASEHAT : IBU TITIK KIRNANINGSIH, SE

PEMBINA : IBU TITIK KRISTIANA ANGGRAINI, S.Pd

KETUA : TYAS RARA SINDU

WAKIL KETUA : HANA NUR OKTINAFIA

SEKRETARIS : AFFINA MAULIDA

BENDAHARA : TRI AYU TRISTIANI

HUMAS : YASHINTA PUTRI

PUPUT

DEVISI EDUKASI : NICA

NURMA

DEVISI SOSIAL : ANINDITYA LARAS

ILLIYUN FALIKHA

ASTNI FURAIDA

DEVISI BELANJA : LAILA MA‟RUF

WARIDA FIBRI ARDIANA

Page 124: PERSEPSI HIJABERS TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/120/1/Ani...dan Ibuku Sutini yang tidak lelah untuk selalu memberikan Do‟anya, kasih sayangnya

ARSIP FOTO PENELITIAN

Wawancara di Teater Getar

Wawancara di Perpustakaan IAIN Salatiga

Page 125: PERSEPSI HIJABERS TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/120/1/Ani...dan Ibuku Sutini yang tidak lelah untuk selalu memberikan Do‟anya, kasih sayangnya

Wawancara di RS Puri Asih

Rapat Komunitas Hijabers Salatiga

Page 126: PERSEPSI HIJABERS TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/120/1/Ani...dan Ibuku Sutini yang tidak lelah untuk selalu memberikan Do‟anya, kasih sayangnya

Pengurus Hijabers Salatiga disela-sela event

Komunitas Hijabers Salatiga

Page 127: PERSEPSI HIJABERS TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/120/1/Ani...dan Ibuku Sutini yang tidak lelah untuk selalu memberikan Do‟anya, kasih sayangnya

AGENDA KEGIATAN HIJABERS SALATIGA

Event Hijabers Salatiga di Joglo Ki Penjawi

Page 128: PERSEPSI HIJABERS TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/120/1/Ani...dan Ibuku Sutini yang tidak lelah untuk selalu memberikan Do‟anya, kasih sayangnya

Event Hijabers Salatiga di Pancasila

Page 129: PERSEPSI HIJABERS TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/120/1/Ani...dan Ibuku Sutini yang tidak lelah untuk selalu memberikan Do‟anya, kasih sayangnya

DAFTAR NILAI SKK

Nama : ANI ROCHMANI G.R. Jurusan : Tarbiyah

NIM : 11111148 Progdi : PAI

P.A. : Dra. Ulfah Susilawati, M.Si.

No. Jenis Kegiatan Pelaksanaan Jabatan Nilai

1.

Orientasi Pengenalan

Akademik dan Kemahasiswaan

(OPAK) oleh Dewan

Mahasiswa (DEMA) STAIN

Salatiga

20-22 Agustus 2011

Peserta 3

2.

Achievement Motivation

Training (AMT) oleh Ittaqo

dan CEC STAIN Salatiga

23 Agustus 2011

Peserta 2

3. Orientasi Dasar Keislaman

(ODK) oleh STAIN Salatiga

24 Agustus 2011

Peserta 2

4.

Seminar Entrepreneurship dan

Koprasi oleh Kopma dan KSEI

STAIN Salatiga

25 Agustus 2011

Peserta 2

5.

USER EDUCATION oleh

UPT PERPUSTAKAAN

STAIN

19 September 2011

Peserta 2

6.

Pelatihan Penggunaan

Maktabah Syamilah &

Pengetikan Arab Cepat

(STAIN ARABY)

“Bahasa Arab Sebagai

Penunjang Perkuliahan

Mahasiswa” oleh Ittaqo

STAIN Salatiga

17 Maret 2012 Peserta 2

7.

Seminar Nasional Ekonomi

Syari‟ah “Penerapan Nilai-nilai

Syari‟ah dalam Praktik

Perekonomian”

2 Juni 2012 Peserta 8

8.

Seminar Nasional “Urgensi

Media dalam Pergulatan

Politik”

29 September 2012 Peserta 8

Page 130: PERSEPSI HIJABERS TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/120/1/Ani...dan Ibuku Sutini yang tidak lelah untuk selalu memberikan Do‟anya, kasih sayangnya

9.

Pendidikan dan Latihan Calon

Pramuka Pandega ke-22

(PLCPP XXII) oleh Racana

Kusuma Dilaga-Woro

Srikandhi STAIN Salatiga

12-15 Oktober 2012 Peserta 2

10.

Tabligh Akbar Bertajuk:

“Tafsir Tematik dalam Upaya

Menjawab Persoalan Israel dan

Palestina. Landasan QS. Al-

Fath:26-27”.

1 Desember 2012 Peserta 2

11.

SK Ngajar PAUD-TK “Al-

Masyithoh” Desa Bener-Kec.

Tengaran-Kab. Semarang

2 Januari 2013 Pendidik 4

12. Seminar Nasional “HIV/AIDS

Bukan Kutukan dari Tuhan” 13 Maret 2013 Peserta 8

13.

Seminar Nasional “Ahlussunah

Waljamaah dalam Perspektif

Islam Indonesia”

26 Maret 2013 Peserta 8

14.

Seminar Pencegahan Bahaya

NAPZA (Narkotika,

Psikotropika, dan Zat Adiktif),

HIV/AIDS Mewaspadai

Pergaulan Bebas Untuk

Membentuk Remaja

yangTangguh dan Launching

PIK SAHAJA (Pusat Informasi

dan

Konseling Sahabat Remaja

Salatiga) STAIN Salatiga

29 April 2013 Peserta 2

15.

Tafsir Tematik “Sihir dalam

Perspektif Al-Qur‟an dan

Hukum Negara”

4 Mei 2013 Peserta 2

16.

Seminar Nasional

“Menumbuhkan Jiwa

Entrepreneur Generasi Muda”

27 Mei 2013 Peserta 8

17.

Seminar Regional “Deteksi

Dini Gangguan Perkembangan

pada Anak”

18 Juni 2013 Peserta 4

18.

Pelajar Berkualitas Tanpa

HIV/AIDS, Pelajar Berakhlak

Tanpa Diskriminasi Pelaku

HIV/AIDS

6 April 2014 Peserta 2

Page 131: PERSEPSI HIJABERS TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/120/1/Ani...dan Ibuku Sutini yang tidak lelah untuk selalu memberikan Do‟anya, kasih sayangnya
Page 132: PERSEPSI HIJABERS TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/120/1/Ani...dan Ibuku Sutini yang tidak lelah untuk selalu memberikan Do‟anya, kasih sayangnya