Persepsi dan Pengambilan Keputusan.docx

17
Persepsi dan Pengambilan Keputusan 1. Definisi Persepsi Persepsi adalah suatu proses dimana seseorang melakukan pemilihan, penerimaan, pengorganisasian, dan penginterpretasian atas informasi yang diterimanya dari lingkungan. Jadi persepsi merupakan suatu proses kognitif yang dialami oleh setiap orang dalam memahami informasi tentang lingkungannya. Ada pendapat lain yang menyatakan bahwa persepsi adalah suatu proses yang ditempuh individu-individu untuk mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberi makna kepada lingkungan. Namun apa yang merupakan persepsi seseorang dapat berbeda dari kenyataan yang objektif. Karena perilaku orang didasarkan pada persepsi mereka akan realitas, dan bukan pada realitas itu sendiri, maka persepsi sangat penting pula dipelajari dalam perilaku organisasi. 2. Faktor yang mempengaruhi Persepsi 1. Pelaku persepsi (Characteristics of the perceiver) Pelaku persepsi adalah penafsiran seorang individu pada suatu objek yang dilihatnya akan sangat dipengaruhi oleh karakteristik pribadinya sendiri, diantaranya sikap, motif, kepentingan atau minat, pengalaman masa lalu, dan pengharapan. Kebutuhan atau motif yang tidak dipuaskan akan merangsang individu dan mempunyai pengaruh yang kuat pada persepsi mereka. Contoh-contoh seperti seorang tukang rias akan lebih

description

Makalah perilaku keorganisasian bab Persepsi dan Pengambilan keputusan

Transcript of Persepsi dan Pengambilan Keputusan.docx

Page 1: Persepsi dan Pengambilan Keputusan.docx

Persepsi dan Pengambilan Keputusan

1.Definisi Persepsi

Persepsi adalah suatu proses dimana seseorang melakukan

pemilihan, penerimaan, pengorganisasian, dan penginterpretasian atas

informasi yang diterimanya dari lingkungan. Jadi persepsi merupakan

suatu proses kognitif yang dialami oleh setiap orang dalam memahami

informasi tentang lingkungannya.

Ada pendapat lain yang menyatakan bahwa persepsi adalah suatu

proses yang ditempuh individu-individu untuk mengorganisasikan dan

menafsirkan kesan indera mereka agar memberi makna kepada

lingkungan. Namun apa yang merupakan persepsi seseorang dapat

berbeda dari kenyataan yang objektif. Karena perilaku orang didasarkan

pada persepsi mereka akan realitas, dan bukan pada realitas itu sendiri,

maka persepsi sangat penting pula dipelajari dalam perilaku organisasi.

2.Faktor yang mempengaruhi Persepsi

1. Pelaku persepsi (Characteristics of the perceiver)

Pelaku persepsi adalah penafsiran seorang individu pada suatu

objek yang dilihatnya akan sangat dipengaruhi oleh karakteristik

pribadinya sendiri, diantaranya sikap, motif, kepentingan atau minat,

pengalaman masa lalu, dan pengharapan. Kebutuhan atau motif yang

tidak dipuaskan akan merangsang individu dan mempunyai pengaruh

yang kuat pada persepsi mereka. Contoh-contoh seperti seorang tukang

rias akan lebih memperhatikan kesempurnaan riasan orang daripada

seorang tukang masak, seorang yang disibukkan dengan masalah pribadi

akan sulit mencurahkan perhatian untuk orang lain, dls, menunjukkan

bahwa kita dipengaruhi oleh kepentingan/minat kita. Sama halnya dengan

ketertarikan kita untuk memperhatikan hal-hal baru, dan persepsi kita

mengenai orang-orang tanpa memperdulikan ciri-ciri mereka yang

sebenarnya.

Page 2: Persepsi dan Pengambilan Keputusan.docx

2. Target (Characteristics of the perceived)

Target adalah gerakan, bunyi, ukuran, dan atribut-atribut lain dari

target akan membentuk cara kita memandangnya. Misalnya saja suatu

gambar dapat dilihat dari berbagai sudut pandang oleh orang yang

berbeda. Selain itu, objek yang berdekatan akan dipersepsikan secara

bersama-sama pula. Contohnya adalah kecelakaan dua kali dalam arena

ice skating dalam seminggu dapat membuat kita mempersepsikan ice

skating sebagai olah raga yang berbahaya. Contoh lainnya adalah suku

atau jenis kelamin yang sama, cenderung dipersepsikan memiliki

karakteristik yang sama atau serupa.

3. Situasi ( Situation Context)

Situasi juga berpengaruh bagi persepsi kita. Misalnya saja, seorang

wanita yang berparas lumayan mungkin tidak akan terlalu ‘terlihat’ oleh

laki-laki bila ia berada di mall, namun jika ia berada dipasar,

kemungkinannya sangat besar bahwa para lelaki akan memandangnya.

Tiap orang mempunyai persepsi sendiri-sendiri karena dipengaruhi

oleh perbedaan kemampuan inderanya dalam menangkap stimulasi dan

Perbedaan kemampuan dalam menafsirkan atau memberi arti pada

stimulasi tersebut. Indera merupakan filter masuknya stimulasi dalam

kognisinya, dan kemudian orang memberi perhatian terhadap stimulasi

Faktor yang mempengaruhi

persepsiA.DALAM DIRI YG MEMPERSEPSIKANB. DALAM DIRI TARGET1. Sesuatu yg baru2. Gerakan3. Suara4. Ukuran5. Latar belakang6. Pendekatan7. Kemiripan8. Perilaku9. Komunikasi verbal & non verbal1. Waktu2. Keadaan kerja3. Keadaan sosial

Page 3: Persepsi dan Pengambilan Keputusan.docx

itu untuk diberi arti. Namun perhatian seseorang tidak dapat menyeluruh,

melainkan hanya pada aspek tertentu saja yaitu yang dianggap penting

bagi dirinya.

3.Membuat Penilaian Mengenai Orang Lain

Teori Atribusi

Pada dasarnya mengungkapkan bahwa bila individu mengamati

perilaku, mereka mencoba menentukan apakah itu disebabkan faktor

internal atau eksternal. Misalnya saja persepsi kita terhadap orang akan

dipengaruhi oleh penyebab-penyebab internal karena sebagai manusia

mereka mempunyai keyakinan, maksud, dan motof-motif didalam dirinya.

Namun persepsi kita terhadap benda mati seperti gedung, api, air, dls,

akan berbeda karena mereka adalah benda mati yang memiliki hukum

alamnya sendiri (eksternal). Penentuan apakah perilaku itu merupakan

penyebab eksternal atau internal bergantung pada tiga faktor :

Kekhususan : apakah seorang individu memperlihatkan perilaku yang

berlainan dalam situasi yang berlainan.

Konsensus : yaitu jika setiap orang yang menghadapi situasi serupa

bereaksi dengan cara yang sama.

Konsistensi : apakah seseorang memberikan reaksi yang sama dari

waktu ke waktu.

Salah satu penemuan yang menarik dari teori ini adalah bahwa ada

kekeliruan atau prasangka (bias, sikap berat sebelah) yang

menyimpangkan atau memutar balik atribusi. Bukti mengemukakan

bahwa kita cenderung meremehkan pengaruh faktor dari luar dan

melebih-lebihkan pengaruh faktor internal. Misalnya saja, penurunan

penjualan seorang salesman akan lebih dinilai sebagai akibat dari

kemalasannya daripada akibat kalah saing dari produk pesaing.

bagan teori Atribusi :

Page 4: Persepsi dan Pengambilan Keputusan.docx

Jalan Pintas Persepsi

Dalam menilai stimulus atau objek, menggunakan pola tertentu yang

berbeda, menggunakan pola untuk membuat kesimpulan tentan arti

dari objek atau stimulasi disebut jalan pintas persepsi.

Pola tersebut antara lain:

Persepsi Selektif: Menginterpretasikan secara selektif apa yang

dilihat seseorang berdasarkan minat, latar belakang, pengalaman,

dan sikap seseorang.

Efek Halo: Membuat sebuah gambaran umum tentang seorang

individu berdasarkan sebuah karakteristik.

Efek-efek kontras: Evaluasi tentang karakteristik-karakteristik

seseorang yang dipengaruhi oleh perbandingan-perbandingan

dengan orang lain yang baru ditemui, yang mendapat nilai lebih

tinggi atau lebih rendah untuk karakteristik-karakteristik yang sama.

Proyeksi: Menghubungkan karakateristik-karakteristik diri sendiri

dengan individu lain.

Pembentukaan Stereotip: menilai seseorang berdasarkan persepsi

tentang kelompok di mana ia tergabung.

4.Penerapan Persepsi dalam Organisasi

Page 5: Persepsi dan Pengambilan Keputusan.docx

Persepsi memiliki banyak konsekuensi bagi organisasi. Didalamnya

orang-orang selalu saling menilai. Berikut ini adalah beberapa

penerapannya yang lebih jelas :

Wawancara karyawan

Bukti menunjukkan bahwa wawancara sering membuat penilaian

perseptual yang tidak akurat. Pewawancara yang berlainan akan melihat

hal-hal yang berlainan dalam diri seorang calon yang sama. Jika

wawancara merupakan suatu masukan yang penting dalam keputusan

mempekerjakan, perusahaan harus mengenali bahwa faktor-faktor

perseptual mempengaruhi siapa yang dipekerjakan dan akhirnya

mempengaruhi kualitas dari angkatan kerja suatu organisasi.

Pengharapan kinerja

Bukti menunjukkan bahwa orang akan berupaya untuk mensahihkan

persepsi mereka mengenai realitas, bahkan jika persepsi tersebut keliru.

Pengharapan kita mengenai seseorang/sekelompok orang akan

menentukan perilaku kita.. Misalnay manager memperkirakan orang akan

berkinerja minimal, mereka akan cenderung berperilaku demikian untuk

memenuhi ekspektasi rendah ini.

Evaluasi kinerja

Penilaian kinerja seorang karyawan sangat bergantung pada  proses

perseptual. Walaupun penilaian ini bisa objektif, namun banyak yang

dievaluasi secara subjektif. Ukuran subjektif adalah berdasarkan

pertimbangan, yaitu penilai membentuk suatu kesan umum mengenai

karyawan. Semua persepsi dari penilai akan mempengaruhi hasil

penilaian tersebut.

Upaya karyawan

Dalam banyak organisasi, tingkat upaya seorang karyawan dinilai

sangat penting, jadi bukan hanya kinerja saja. Namun penilaian terhadap

Page 6: Persepsi dan Pengambilan Keputusan.docx

upaya ini sering merupakan suatu pertimbangan subjektif yang rawan

terhadap distorsi-distorsi dan prasangka (bias) perseptual.

Kesetiaan karyawan

Pertimbangan lain yang sering dilakukan manager terhadap

karyawan adalah apakah karyawan tersebut setia atau tidak kepada

organisasi. Sayangnya, banyak dari penilaian kesetiaan tersebut bersifat

pertimbangan. Misalnya saja individu yang melaporkan tindakan tak etis

dari atasan dapat dilihat sebagai bertindak demi kesetiaan kepada

organisasi ataupun sebagai pengacau.

Pembentukkan Profil

Pembentukkan stereotip dimana satu kelompok individu dipilih

biasanya berdasarkan ras atau etnis untuk penyelidikan intensif, inspeksi

ketat atau investigasi

5.Hubungan antara Persepsi dan Pengambilan Keputusan

Individual

Pengambilan kuputusan individual, baik ditignkat bawah maupun

atas, merupakan suatu bagian yang penting dari perilaku organisasi.

Tetapi bagaimana individu dalam organisasi mengambil keputusan dan

kualitas dari pilihan mereka sebagiah besar dipengaruhi oleh persepsi

mereka.

Pengambilan keputusan terjadi sebagai suatu reaksi terhadap suatu

masalah. Terdapat suatu penyimpangan antara suatu keadaan dewasa ini

dan sesuatu keadaan yang diinginkan, yang menuntut pertimbangan arah

tindakan alternatif. Misalnya, seorang manager suatu divisi menilai

penurunan penjualan sebesar 2% sangat tidak memuaskan, namun

didivisi lain penurunan sebesar itu dianggap memuaskan oelh

managernya.

Page 7: Persepsi dan Pengambilan Keputusan.docx

Perlu diperhatikan bahwa setiap keputusan menuntut penafsiran

dan evaluasi terhadap informasi. Karena itu, data yang diterima perlu

disaring, diproses, dan ditafsirkan. Misalnya, data mana yang relevan

dengan pengambilan keputusan. Persepsi dari pengambil keputusan akan

ikut menentukan hal tersebut, yang akan mempunyai hubungan yang

besar pada hasil akhirnya.

6.Pengambilan Keputusan

Keputusan merupakan suatu pemecahan masalah sebagai suatu

hukum situasi yang dilakukan melalui satu pemilihan alternatif dari

berbagai alternatif. Pengambilan keputusan adalah suatu proses

pemilihan alternatif terbaik dari berbagai alternatif secara sistematis

untuk ditindaklanjuti (digunakan) sebagai suatu cara pemecahan

masalah.

7.Proses Pengambilan Keputusan

Pengambil keputusan yang optimal adalah rasional. Artinya dia

membuat pilihan memaksimalkan nilai yang konsisten dalam batas-batas

tertentu. Terdapat asumsi-asumsi khusus yang mendasari model ini.

Asumsi tersebut yaitu :

a) Model Rasional

Enam langkah dalam model pengambilan keputusan rasional diurutkan

sebagai berikut :

Tetapkan masalah

Identifikasikan criteria keputusan

Alokasikan bobot pada criteria

Kembangkan Alternatif

Evaluasi alternatif

Pilihlah alternatif terbaik

b) Asumsi Model

Page 8: Persepsi dan Pengambilan Keputusan.docx

Model pengambilan keputusan rasional yang baru saja digambarkan

mengandung sejumlah asumsi sebagai berikut :

Kejelasan masalah

Pilihan-pilihan diketahui

Pilihan yang jelas

Pilihan yang konstan

Tidak ada batasan waktu atau biaya

Pelunasan maksimum

8. Meningkatkan Kreativitas Dalam Pengambilan Keputusan

Kreativitas penting bagi pengambil keputusan, hal ini memungkinkan pengambil

keputusan untuk lebih sepenuhnya menghargai dan memahami masalah, termasuk melihat

masalah-masalah yang tidak dapat dilihat orang lain.

a. Potensial Kreatif

Kebanyakan orang mempunyai potensial kreatif yang dapat mereka gunakan bila

dikonfrontasikan dengan sebuah masalh pengambilan keputusan. Namun untuk melepaskan

potensial tersebut, mereka harus keluar dari kebiasaan psikologis yang kebanyakan dari kita

terlibat di dalamnya dan belajar begaimana berpikir tentang satu maslah dengan cara yang

berlainan.

b. Model Kreatifitas Tiga Komponen

Model ini mengemukakan bahwa kreativitas individual pada hakikatnya menuntut

keahlian, keterampilan berpikir kreatif, dan motivasi tugas intrinsic. Semakin tinggi tingkat

dari masing-masing ketig kompoen ini semakin tinggi kretivitasnya. Keahlian adalah

landasan bagi semua kerja kretif. Komponen kedua adalah keterampilan berpikir kreatif,

sedangkan komponen terakhir dalah motivasi tugas intrinsic.

9. Praktek Pengembalian Keputusan dalam organisasi

a. Rasionalitas Terbatas

Page 9: Persepsi dan Pengambilan Keputusan.docx

Yaitu para individu mengambil keputusan dengan merancang

bangun model-model yang disederhanakan yang menyuling cirri-ciri

hakiki dari masalah tanpa menangkap semua kerumitannya. Aspek yng

menarik dari rasionalitas terbatas ini adalah bahwa urutan di mana

alternatif-alternatif dipertimbangkan bersifat kritis dalam menentukan

alternatif mana yang dipilih.

b. Intuisi

Pengambilan keputusan intuitif seperti yang digunakan oleh Joe

Garcia baru-baru ini muncul dan disegani. Ada sejumlah cara untuk

mengkonseptualkan  intuisi. Pengambilan keputusan secara intuitif

sebagai suatu proses tak sadar yang dicipakan dari dalam pengalaman

yang tersaring.

c. Identifikasi Masalah

Masalah-msalah yang tampak cenderung memiliki probabilitas

terpilih yang lebih tinggi disbanding masalh-masalah yang penting. Kita

dapat menawarkan sekuarang-kurangnya 2 alasan. Pertama, mudah

untuk mengenali masalah-masalah yang tampak. Kedua, perlu diingat

bahwa kita prihatin dengan pengambilan keputusan dalam organisasi.

d. Pengembangan Alternatif

Karena pengambil keputusan jarang mencri suatu pemecahan

optimum, melainkan yang agak memuaskan, kami berharap untuk

menemukan suatu penggunaan minimal atas kreativitas dalam mencari

alternatif-alternatif.

e. Membuat Pilihan

Untuk menghinhari informasi yag terlalu sarat, para pengambil

keputusan mengandalkan heuristik atau jalan pintas penilaian dalam

pengambilan keputusan. Terdapat dua macam heuristik yaitu :

Page 10: Persepsi dan Pengambilan Keputusan.docx

Heuristik ketersediaan, kecenderungan bagi orang-orang untuk

mendasarkan penilain pada informasi yang sudah ada di tangan

mereka.

Heuristik representatif, menilai kemungkinan dari suatu kejadian

dengan menarik analogi dan meliha situasi identik di mana

sebenarnya tidak identik.

Peningkatan komitmen, suatu peningkatan komitmen pada suatu

keputusan sebelumnya meskipun ada informasi negatif.

f. Perbedaan karakteristik individu akan mempengaruhi gaya pengambilan

keputusan

Riset terhadap gaya pengambilan keputusan telah mengidentifikasi

empat pendekatan individual yang berbeda terhadap pengambilan

keputusan. Keempat pendekatan ini meliputi Analitis, Konseptual, Direktil,

dan Behavioral. Selain meberikan satu kerangka untul melihat perbedaan-

perbedaan individual, gaya pengambilan keputusan dapat bermanfaat

untuk membantu anda memahami bagaiman dua orang yang tingkat

intelegensinya sama, degan mengakseske informasi yang sama, dapat

berbeda dalam cara-cara mereka melakukan pendekatan dalam

keputusan dan pilihan terakhir yang mereka ambil.

Direktif *Rasional-toleransi rendah.

*Efisien (informasi minimal), dan logis.

*Mengambil keputusan dengan cepat,berorientasi jangka

pendek.

Analitik *Rasional-toleransi tinggi.

*Lebih banyak informasi dan alternatif.

*Pengambilan keputusan cermat.

Konsept *Intuitif-toleransi tinggi.

Page 11: Persepsi dan Pengambilan Keputusan.docx

ual

*Pandangannya sangat luas dan mempertimbangkan banyak

alternatif.

*Orientasi jangka panjang dan mampu menemukan solusi

kreatif.

Perilaku *Intutif-toleransi rendah.

*Pengambil keputusan dapat bekerja baik dengan yang lain.

*Memperhatikan kinerja rekan kerja dan bawahan, resptif

terhadap usulan-usulan, mengedepankan

komunikasi,menghindari konflik,dan mengupaya- kan

penerimaan.

(Catatan

)

*Tiap manajer memiliki lebih dari satu karakteristik, tetapi

memiliki gaya yang dominan, dan yang sebagai penunjang.

*Manajer yang luwes dapat menyesuaikan gayanya dengan

situasi.

*Dua orang yang intelegensinya sama dan mengakses pada

informasi yang sama, dapat berbeda dalam pendekatan

pengambilan keputusan.

g. Hambatan Organisasional

Orgaisasi sendiri merupakan penghambat bagi para pengambil

keputusan.

1. Evaluasi Kinerja, para manajer sangat dipengaruhi dalam

pengambilan keputusan mereka oleh criteria yang mereka gunakan

untuk mengevaluasi.

Page 12: Persepsi dan Pengambilan Keputusan.docx

2. Sistem Imbalan, mempengaruhi pengambil keputusan dengan

mengemukakan terhadap mereka pilihan apa yang lebih disukai

mengenai upah.

3. Pembatasan waktu yang menentukan system, organisasi

menentukan tenggat waktu atas keputusan-keputusan.

4. Perseden Historis, keputusan tidak diambil dalam keadaan vakum.

Keputusan selalu ada dalam konteks. Keputusan yang diambil di

masa lalu adalah hantu yang terus-menerus membayangi pilihan

terakhir.

h. Perbedaan Budaya

Model rsional tidak membut pengakuan akan perbedaan budaya.

Kita perlu mengakui bahwa latar belakang budy dari pengambil keputusan

dapat membawa pengaruh yang besar terhadap seleksi masalahnya,

kedalaman analitis, arti penting yang ditempatkan pada logika dan

rasionalitas, atau apakah keputusan organisasional hendaknya diambil

secara otokratis oleh seorang manajer individual atau secara kolektif

dalam kelompok.

10. Etika Dalam Pengambilan Keputusan

Pertimbangan etis merupakan suatu criteria yang penting dalam

pengambilan keputusan organisasioanal. Tiga cara yang berlainan untuk

embuat kerangka keputusan dan memeriksa factor-faktor yang

membentuk perilaku pengambilan keputusan etis. Tiga criteria keputusan

etis tersebut yaitu :

1. Kriteria Utilitarian, keputusan diambil semata-mata atas hasil atau

konsekuensi mereka. Pada kriteria ini mendorong efisiensi dan

produktivitas, tetapi dapat mengakibatkan pengabaian hak dari

beberapa individu.

2. Kriteria menekankan pada hak, mempersilahkan individu untuk

mengambil keputusan yang konsisten dengan kebebasan dan

keistimewaan mendasar. Penggunaan hak sebagai kriteria dapat

Page 13: Persepsi dan Pengambilan Keputusan.docx

memberikan kebebasan dan perlindungan kepada individu, tetapi

dapat merintangi efisiensi dan produktivitas.

3. terwakili dan yang kurang berkuasa, tetapi kriterian ini dapat

mendorong kepemilikian yang akan mengurangi pengambilan risiko,

inovasi, dan produktivitas.

11. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan

Etis

– Tahap perkembangan moral

Yaitu suatu penilaian terhadap kapasitas seseorang untuk

menimbang yang secara moral benar, makin tinggi perkembangan moral

seseorang makin kurang bergantung pada pengaruh-pengaruh luar dan

makin cenderung berperilaku etis.

– Lingkungan Organisasional

orang-orang yang kekurangan rasa moral yang kuat akan jauh lebih

kecil kemungkinannya untuk mengambil keputusan yang tidak etis jika

mereka dihambat oleh lingkungan organisasional yang tidak menyukai

perilaku semacam itu, sebaliknya individu yang sangat berbudi dapat

dicemari oleh suatu lingkungan organisasional yang mengijinkan atau

mendorong prakte-praktek tak etis

– Tempat Kedudukan Kendali (Locus of Control),

merupakan karakteristik kepribadian yang mengukur sejauh mana

orang meyakini bahwa mereka bertanggung jawab untuk peristiwa-

peristiwa dalam hidup mereka

LOC Internal, lebih mengandalkan pada standar internal mereka

sendiri mengenai benar atau salah untuk memandu perilaku

mereka.

LOC Eksternal, lebih kecil kemungkinannya untuk memikul

tanggung jawab atas konsekuensi-konsekuensi dari perilaku mereka

Page 14: Persepsi dan Pengambilan Keputusan.docx

dan lebih besar kemungkinan untuk mengandalkan pengaruh-

pengaruh eksternal.

Tiga Kriteria Keputusan Etis

1. Utiliteranisme : Keputusan dibuat untuk memberikan manfaat yang

terbesar bagi jumlah yang terbesar. Dan ini konsisten dengan tujuan-

tujuan efisiensi, produktifitas dan laba tinggi.

Misal ; Outsourcing, relokasi perusahaan.

2. Hak : Keputusan individu atas dasar hak individu mereka. Misal :

pengungkapan masalah perusahaan terhadap pihak luar.

3. Keadilan:

Aturan-aturan harus adil dan tidak berat sebelah (missal : upah sama

untuk pekerjaan yang sama).

12. Etika Dan Budaya Nasional

Walaupun standar etik tampaknya mendua ari di duni barat, criteria yang menetapkan salah dan benar sesungguhnya jauh lebih jelas di Barat daripada di Asia. Kebutuhan bagi organisasi global untuk menetapkan prinsip-prinsip etika bagi para pengambil keputusan di negara-negara seperti India dan Kanada mungkin menjadi penting jika standar tinggi ditegakkan dan jika praktik-praktik yang konsisten harus dipakai