PERSEPSI - pappiptek.lipi.go.id filemenumbuhkembangkan budaya iptek untuk meningkatkan peradaban...
Transcript of PERSEPSI - pappiptek.lipi.go.id filemenumbuhkembangkan budaya iptek untuk meningkatkan peradaban...
PERSEPSI MASYARAKAT INDONESIA
TERHADAP IPTEK
Oleh:
Mia AmeliaChichi Shintia Laksani
Tri HandayaniRia Hardiyati
Pusat Penelitian Perkembangan IptekLembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
2015
©2015 Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)Pusat Penelitian Perkembangan Iptek (Pappiptek)
Katalog dalam TerbitanPersepsi Masyarakat Indonesia Terhadap Iptek xix + 106 halaman; 18 x 25,8 cm ISBN 978-979-3349-59-6 1. Persepsi Masyarakat 2. Iptek Indonesia
Penulis: Mia AmeliaChichi Shintia LaksaniTri HandayaniRia Hardiyati
Editor:Dudi HidayatMohamad Arifin
Desain Cover:R. Siswanto Utomo
Pusat Penelitian Perkembangan Iptek Lembaga Ilmu Pengetahuan IndonesiaGedung A PDII Lantai 4Jalan Jenderal Gatot Subroto No.10, Jakarta 12710Telepon : 021-5225206Fax : 021-5201602
iii
Persepsi Masyarakat Indonesia Terhadap Iptek
KATA PENGANTAR
Dalam rangka penyusunan Indikator Iptek Indonesia, pada tahun 2014 Pusat Penelitian Perkembangan Iptek (PAPPIPTEK) – Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia untuk kedua kalinya melakukan Survei Persepsi Masyarakat terhadap Iptek. Survei tersebut menghasilkan Indikator Persepsi Masyarakat terhadap Iptek yang merupakan pendukung bagi Indikator Iptek Indonesia.
Indikator Persepsi Masyarakat terhadap Iptek dipilih sebagai indikator pendukung karena adanya arahan kebijakan menanamkan dan menumbuhkembangkan budaya iptek untuk meningkatkan peradaban bangsa serta penetapan strategi masyarakat berbasis pengetahuan yang merupakan salah satu strategi peningkatan daya saing bangsa. Strategi tersebut mengupayakan peningkatan pengetahuan masyarakat dalam penguasaan terhadap iptek. Untuk itu diperlukan lingkungan yang tepat (kebijakan, program, dan anggaran) dalam mempersiapkan masyarakat terutama generasi penerus untuk lebih mengenal sedini mungkin peran iptek terutama dalam menghadapi era globalisasi. Lingkungan akan terbangun dengan baik dan tepat bila diketahui kondisi nyata masyarakat mengenai pemahaman, sikap/cara pandang serta ketertarikan terhadap iptek. Oleh karena itu, Indikator Persepsi Masyarakat terhadap Iptek disusun dan disajikan dalam bentuk buku yang berjudul “Persepsi Masyarakat Indonesia Terhadap Iptek”.
Buku ini merupakan laporan hasil survei tentang persepsi masyarakat terhadap iptek. Persepsi masyarakat yang dijaring dalam survei ini adalah persepsi masyarakat yang berusia lebih dari 15 tahun dengan pendidikan minimal Sekolah Menengah Atas (SMA) dan berdomisili di Kota Besar, Metropolitan, dan Megapolitan. Sedangkan yang dimaksud dengan persepsi meliputi tiga aspek yaitu pengetahuan dan pemahaman (knowledge), perhatian dan ketertarikan (interest), serta sikap dan cara pandang (attitude). Gambaran dari ketiga aspek tersebut dapat menunjukkan tingkat pengetahuan terhadap bidang iptek, ketertarikan terhadap bidang iptek serta sikap dan cara pandang masyarakat terhadap kondisi iptek di Indonesia.
Kami menyadari bahwa buku “Persepsi Masyarakat Indonesia Terhadap Iptek” masih memiliki keterbatasan dan kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan masukan dan saran dari semua pihak untuk perbaikan pelaksanaan survei pada masa yang akan datang.
iv
Persepsi Masyarakat Indonesia Terhadap Iptek
Kami tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu memberikan masukan, data, dan informasi sehingga survei dapat terlaksana.
Jakarta, Agustus 2015Kepala PAPPIPTEK LIPI
Dr. Trina Fizzanty
v
Persepsi Masyarakat Indonesia Terhadap Iptek
RINGKASAN EKSEKUTIF
Survei persepsi masyarakat terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) telah banyak dilakukan di negara-negara maju dan berkembang. Survei bertujuan untuk mengukur tingkat ketertarikan, cara pandang serta pemahaman masyarakat terhadap iptek, kemudian membandingkan pengukuran tersebut dengan negara lain. Pada tahun 2008 Pappiptek-LIPI telah menyelenggarakan Survei Masyarakat terhadap Iptek dan pada tahun 2014 dilakukan survei kembali untuk memperbaharui data survei sebelumnya. Hasil dari survei dapat menjadi pengetahuan bagi pengambil keputusan untuk memahami kondisi nyata masyarakat dalam mempersepsikan iptek, sehingga diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam upaya mendapatkan solusi ataupun strategi baru dalam pembangunan iptek Indonesia ke depan.
Survei dilakukan di 10 kota (Jakarta, Surabaya, Bandung, Medan, Makasar, Batam, Denpasar, Balikpapan, Yogyakarta, dan Ambon) yang mewakili setiap pulau yang ada di Indonesia, yaitu Pulau Sumatera, Jawa, Bali-Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku-Papua. Penentuan kota sebagai lokasi survei diklasifikasikan menurut jumlah penduduk (kota megapolitan, metropolitan, dan besar) serta mengklasifikasikan kota menurut fungsinya (kota pusat pemerintahan, pusat produksi, pusat perdagangan, dan pusat kebudayaan). Dari 2.012 kuesioner yang dikembalikan, sebanyak 1.829 kuesioner (91% dari seluruh kuesioner) dinyatakan valid. Sebaran responden berdasarkan jenis kota sebagai berikut kota metropolitan 48%, kota besar 36%, kota megapolitan 16%; sedangkan sebaran berdasarkan fungsi kota yaitu kota pusat produksi 41%, pusat kebudayaan 13%, pusat pemerintahan 16%, dan pusat perdagangan 29%. Persentase responden yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 49% dan perempuan 51%, dengan mayoritas persentase responden memiliki tingkat pendidikan SMA (59%) dan mayoritas merupakan pekerja (64%). Hasil survei dapat disimpulkan sebagai berikut:
Pengetahuan Masyarakat terhadap Iptek
1. Hasil survei menunjukkan bahwa tiga besar definisi iptek yang didefinisikan oleh masyarakat adalah iptek sebagai penemuan besar di bidang iptek yaitu sebesar 76%; iptek berkaitan dengan perbaikan kehidupan manusia (62%); dan iptek merupakan alat untuk melakukan perubahan (46%).
vi
Persepsi Masyarakat Indonesia Terhadap Iptek
2. Jika dilihat berdasarkan jenis kota, memperlihatkan bahwa masyarakat yang mendefinisikan iptek di ketiga jenis kota memiliki rata-rata persentase yang hampir sama. Sementara itu, jika dilihat berdasarkan fungsi kota, persentase masyarakat di kota pusat kebudayaan yang mendefinisikan iptek pada tiga hal tersebut cenderung sedikit lebih tinggi dibandingkan tiga kota lainnya.
3. Persentase perempuan dalam mendefinisikan iptek terhadap ketiga hal tersebut cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki. Sedangkan jika dilihat berdasarkan tingkat pendidikan terlihat bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan masyarakat, persentase yang mendefinisikan iptek sebagai tiga hal tersebut nilainya cenderung semakin tinggi. Berdasarkan jenis pekerjaan, memperlihatkan bahwa persentase masyarakat pelajar/mahasiswa nilainya cenderung lebih besar dibandingkan dengan masyarakat yang bekerja, Ibu Rumah Tangga (IRT), dan lainnya.
4. Jika diklasifikasikan berdasarkan jenis dan fungsi kota menunjukkan bahwa tiga bidang iptek yang paling banyak dipahami oleh masyarakat adalah bidang pendidikan, kesehatan, dan pangan. Responden perempuan cenderung lebih banyak memahami ketiga bidang tersebut dibanding dengan responden laki-laki. Persentase masyarakat berpendidikan Diploma yang paham mengenai tiga bidang iptek tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan yang berpendidikan sarjana ke atas (S1, S2 dan S3).
5. Persentase masyarakat yang paling banyak memahami bidang iptek adalah pelajar/mahasiswa. Sementara itu, pada bidang kesehatan dan pangan persentase masyarakat yang paling banyak memahami adalah IRT.
6. Isu iptek yang paling banyak dipahami oleh masyarakat adalah media sosial; sampah organik dan anorganik; dan imunisasi. Sedangkan isu iptek yang paling sedikit dipahami masyarakat adalah kurikulum tematik.
7. Sebagian besar masyarakat tidak benar-benar paham mengenai kurikulum tematik; depresiasi rupiah; dan redenominasi mata uang karena memberikan jawaban tidak tepat dan tidak tahu. Sementara itu masyarakat benar-benar paham terhadap isu iptek terkait dengan media sosial facebook; Densus 88 dan teroris; dan formalin.
8. Pemahaman objektif masyarakat terhadap isu iptek di semua jenis dan fungsi kota termasuk dalam kategori kurang. Persentase jawaban benar masyarakat mengenai isu iptek di ketiga jenis kota tidak jauh berbeda yaitu secara berurutan 51% di kota besar, 50% di kota megapolitan, dan 49% di kota metropolitan. Sementara itu, masyarakat di kota pusat kebudayaan cenderung mempunyai
vii
Persepsi Masyarakat Indonesia Terhadap Iptek
tingkat pemahaman objektif terhadap isu iptek yang paling tinggi. Sedangkan, masyarakat kota pusat perdagangan tingkat pemahaman objektif terhadap isu iptek tergolong paling rendah.
9. Berdasarkan jenis kelamin, responden laki-laki cenderung memiliki tingkat pemahaman objektif terhadap isu iptek yang lebih tinggi dibandingkan dengan perempuan.
10. Bila dilihat berdasarkan tingkat pendidikan masyarakat, masyarakat berpendidikan sarjana (S1, S2 dan S3) memiliki pemahaman objektif yang cukup terhadap isu iptek. Bila dilihat berdasarkan jenis pekerjaan, pemahaman yang tertinggi dimiliki oleh masyarakat yang sedang belajar (pelajar/mahasiswa).
11. Pengetahuan mengenai LIPI diidentifikasi melalui pengetahuannya tentang LIPI secara umum: Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah (PDII) - LIPI; Lomba Karya Ilmiah Remaja (LKIR); Kebun Raya, Pulau Pari, dan Museum Zoologi yang dikelola oleh LIPI.
12. Hasil survei menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat (63%) hanya mengetahui LIPI secara umum. Namun mengenai apa saja yang dimiliki dan dikelola oleh LIPI masyarakat cenderung tidak mengetahuinya.
13. Hasil survei menunjukkan bahwa mayoritas masyarakat kurang mengetahui lima program yang dicanangkan oleh Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek): Business Innovation Centre (BIC); Perpustakaan digital online; Program Beasiswa Pasca sarjana Riset Pro; Pelaksanaan Pameran Ritech Expo; dan Pelaksanaan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional. Namun, dari minoritas masyarakat yang mengetahui program tersebut, tiga program yang paling banyak diketahui adalah perpustakaan digital online; pelaksanaan hari kebangkitan teknologi nasional; dan beasiswa pasca sarjana riset pro.
14. Jenis sumber informasi yang paling banyak digunakan masyarakat untuk mendapatkan informasi mengenai berita terkini dan iptek adalah internet, televisi (tv), dan koran. TV merupakan jenis sumber informasi yang paling banyak digunakan untuk mendapatkan berita terkini. Jenis sumber informasi yang paling banyak digunakan oleh masyarakat untuk mendapatkan informasi mengenai berita iptek adalah internet.
Ketertarikan Masyarakat terhadap Iptek
1. Tiga bidang yang memiliki rata-rata tingkat ketertarikan tertinggi adalah bidang pendidikan, kesehatan, dan pangan. Masyarakat di kota besar memiliki nilai rata-rata ketertarikan tertinggi terhadap
viii
Persepsi Masyarakat Indonesia Terhadap Iptek
ketiga bidang iptek tersebut diantara kota besar, metropolitan, dan megapolitan. Kota pusat produksi memiliki nilai rata-rata ketertarikan tertinggi terhadap ketiga bidang iptek tersebut diantara kota pusat kebudayaan, pemerintahan, perdagangan, dan produksi. Masyarakat dengan karakteristik berjenis kelamin perempuan memiliki nilai rata-rata ketertarikan terhadap ketiga bidang iptek yang lebih tinggi dibanding dengan laki-laki. Begitu juga dengan masyarakat dengan tingkat pendidikan S2 dan S3.
2. Bila dilihat berdasarkan pekerjaan, pelajar atau mahasiswa memiliki rata-rata ketertarikan terhadap pendidikan paling tinggi dibandingkan kelompok pekerjaan lainnya. Sementara itu, kelompok ibu rumah tangga memiliki rata-rata ketertarikan tertinggi terhadap kesehatan dan pangan.
3. Tempat sumber informasi yang cenderung memiliki persentase kunjungan yang besar adalah perpustakaan, kebun binatang/akuarium, dan kebun raya. Responden yang berasal dari kota megapolitan cenderung memiliki persentase kunjungan ke kebun binatang/akuarium dan kebun raya yang lebih tinggi dibandingkan responden yang berasal dari kota besar dan metropolitan. Sementara itu, kunjungan responden kota megapolitan ke perpustakaan memliki persentase yang paling rendah diantara responden dari kota besar dan metropolitan.
4. Berdasarkan jenis kelamin, responden perempuan memiliki persentase kunjungan ke tempat sumber informasi iptek yang lebih tinggi dibandingkan responden laki-laki. Begitu juga responden dengan tingkat pendidikan S2 dan S3 memiliki persentase kunjungan tertinggi dibandingkan kelompok responden dengan tingkat pendidikan lain.
5. Persentase kunjungan masyarakat ke tempat sumber infomasi iptek berdasarkan pekerjaan menunjukkan adanya perbedaan. Responden yang pelajar/mahasiswa memiliki persentase paling tinggi untuk berkunjung ke perpustakaan, sedangkan responden ibu rumah tangga cenderung lebih memiliki ketertarikan untuk mengunjungi tempat seperti kebun binatang/akuarium dan kebun raya.
6. Ketertarikan untuk bekerja di bidang iptek tertinggi ada di kota metropolitan (56%), sedangkan terendah terendah ada di kota besar (50%). Ketertarikan untuk bekerja di bidang iptek tertinggi ada di Kota Pusat Produksi yakni sebesar 57%, sedangkan persentase terendah ada di Kota Pusat Kebudayaan yakni sebesar 42%.
7. Dilihat berdasarkan jenis kelamin, responden laki-laki lebih tertarik untuk bekerja di bidang Iptek dibandingkan perempuan. Berdasarkan tingkat pendidikan, semakin tinggi tingkat pendidikan,
ix
Persepsi Masyarakat Indonesia Terhadap Iptek
maka ketertarikan untuk bekerja di bidang iptek semakin tinggi. Ketertarikan untuk bekerja di bidang iptek tertinggi ada pada responden yang berstatus pelajar atau mahasiswa
Sikap dan Cara Pandang Masyarakat terhadap Iptek
1. Lima bidang iptek yang paling berperan dalam 25 tahun ke depan menurut masyarakat adalah pendidikan (59%), informasi dan teknologi (57%), kesehatan (44%), ekonomi dan bisnis (34%), serta pangan (30%). Sedangkan bidang air serta pertahanan dan keamanan dianggap sebagai bidang iptek yang tidak terlalu berperan dalam 25 taun ke depan, dengan persentase masing-masing adalah 5% dan 9%.
2. Mayoritas masyarakat (76%) menganggap iptek memberikan dampak positif, sedangkan 5% masyarakat menganggap iptek memberikan dampak negatif. Masyarakat yang beranggapan iptek berdampak positif, mayoritas berpandangan bahwa iptek berdampak positif terhadap kesejahteraan hidup (69%) dan pekerjaan (56%). Sedangkan masyarakat yang beranggapan iptek berdampak negatif, mayoritas berpandangan bahwa iptek berdampak negatif terhadap kenyamanan hidup (62%) dan kedamaian dunia (47%).
3. Masyarakat mempunyai harapan yang tinggi terhadap iptek. Lebih dari dari 80% masyarakat berharap bahwa iptek dapat memberikan harapan baru untuk generasi mendatang; dapat menemukan sumber energi yang dapat diperbaharui; dan dapat membuat membuat pekerjaan manusia menjadi lebih menarik. Sementara itu, 15% masyarakat masih berpandangan negatif terhadap iptek, karena menganggap tidak perlu mengetahui tentang iptek.
4. Pandangan masyarakat terhadap iptek didominasi oleh pandangan bahwa pemerintah masih kurang dalam memberikan insentif, promosi dan kebijakan terkait dengan pengembangan iptek, dengan persentase di atas 80%. Sementara itu, hanya 26% masyarakat yang berpandangan bahwa iptek tidak berperan penting dalam pengembangan industri di negara berkembang.
5. Pandangan masyarakat terhadap kinerja lembaga riset dalam negeri didominasi oleh pandangan bahwa lembaga penelitian dan pengembangan di Indonesia masih mengalami kekurangan sumber daya manusia yang berkualitas, dengan persentase di atas 80%. Sementara itu juga tidak lebih dari separuh (48%) yang berpandangan bahwa kinerja lembaga penelitian dan pengembangan di Indonesia sudah kreatif dan efektif sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
x
Persepsi Masyarakat Indonesia Terhadap Iptek
Perbandingan Internasional
1. Perbandingan internasional dilakukan terhadap beberapa hasil survei sejenis yang telah dilakukan beberapa negara seperti Malaysia pada tahun 2008 dan Amerika pada tahun 2012.
2. Media yang paling sering digunakan sebagai sumber informasi di Indonesia adalah internet dan televisi.
3. Di Indonesia, ketertarikan masyarakat terhadap bidang iptek didominasi pada bidang pendidikan (97%) dan kesehatan (95%), sedangkan di Malaysia adalah bidang informasi dan teknologi (56%) dan Amerika bidang kesehatan (94%).
4. Tempat sumber informasi iptek yang sering dikunjungi masyarakat Indonesia adalah perpustakaan. Hal ini tidak berbeda dengan hasil survei di Amerika, tetapi berbeda dengan hasil survei di Malaysia yaitu kebun binatang dan museum seni.
5. Harapan masyarakat Indonesia terhadap iptek berbeda dengan harapan masyarakat Malaysia dan Amerika. Di Indonesia mayoritas masyarakat berharap bahwa iptek dapat memberi harapan baru untuk generasi mendatang. Sedangkan di Malaysia mayoritas masyarakatnya berharap bahwa aplikasi iptek dapat membuat pekerjaan manusia menjadi lebih menarik, dan di Amerika harapan terbesarnya bahwa iptek membuat kita lebih sehat, mudah, dan nyaman.
6. Pandangan negatif terbesar terhadap iptek di masyarakat Malaysia dan Amerika mempunyai kecenderungan yang sama yaitu iptek membuat jalan hidup dapat berubah sangat cepat. Sedangkan di Indonesia, pandangan negatif terbesar terhadap iptek yaitu kita mempunyai ketergantungan pada iptek yang lebih besar disbanding pada agama.
xi
Persepsi Masyarakat Indonesia Terhadap Iptek
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................................................. iiiRINGKASAN EKSEKUTIF ................................................................. vDAFTAR ISI .............................................................................................. xiDAFTAR TABEL ....................................................................................... xiiiDAFTAR GAMBAR ................................................................................. xiv
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1 1.1 Latar Belakang ...................................................................... 1 1.2 Tujuan dan Sasaran .............................................................. 2 1.3 Lingkup Kegiatan ................................................................. 2
BAB II METODOLOGI SURVEI .......................................................... 3 2.1 Metode Survei ....................................................................... 3 2.2 Rancangan dan Ukuran Sampel ......................................... 4 2.3 Metode Pengendalian Mutu Survei ................................... 7 2.4 Metode Analisis Data ........................................................... 9
BAB III PROFIL RESPONDEN ............................................................. 11 3.1 Tingkat Pengembalian Kuesioner ...................................... 11 3.2 Responden Berdasarkan Kota ............................................ 12 3.3 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ............................ 14 3.4 Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan .................. 15 3.5 Responden Berdasarkan Pekerjaan.................................... 15
BAB IV PENGETAHUAN MASYARAKAT TERHADAP IPTEK .. 17 4.1 Pemahaman Masyarakat terhadap Definisi Iptek ........... 17 4.2 Pemahaman Masyarakat tentang Bidang Iptek ............... 21 4.3 Pemahaman Subjektif Masyarakat terhadap Isu Iptek .. 26 4.4 Pemahaman Objektif Masyarakat terhadap Isu Iptek .... 32 4.5 Pengetahuan Masyarakat tentang Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) ............................................ 39 4.6 Pengetahuan Masyarakat tentang Program Kemenristek .......................................................................... 43 4.7 Sumber Informasi Iptek ....................................................... 48 4.8 Tingkat Kepercayaan Masyarakat terhadap Sumber Informasi Iptek ..................................................................... 58 4.9 Frekuensi Masyarakat Menggunakan Sumber Informasi Iptek ........................................................................................ 63
xii
Persepsi Masyarakat Indonesia Terhadap Iptek
BAB V KETERTARIKAN MASYARAKAT TERHADAP IPTEK ... 69 5.1 Ketertarikan Masyarakat terhadap Bidang Iptek ............ 69 5.2 Frekuensi Kunjungan Masyarakat ke Tempat Sumber Informasi Iptek ..................................................................... 73 5.3 Ketertarikan Masyarakat untuk Bekerja di Bidang Iptek ........................................................................................ 78
BAB VI SIKAP DAN CARA PANDANG MASYARAKAT TERHADAP IPTEK .................................................................... 83 6.1 Bidang Iptek yang Paling Berperan dalam 25 Tahun ke Depan ................................................................................ 83 6.2 Pandangan Masyarakat terhadap Dampak Iptek ........... 84 6.3 Pandangan Negatif Masyarakat terhadap Iptek .............. 85 6.4 Pandangan Masyarakat terhadap Iptek ............................ 86 6.5 Pandangan Masyarakat terhadap Kinerja Lembaga Riset Dalam Negeri ........................................................................ 87
BAB VII PERBANDINGAN INTERNASIONAL .............................. 89 7.1 Sumber Informasi Utama tentang Iptek ........................... 89 7.2 Ketertarikan Masyarakat terhadap Bidang Iptek ............ 90 7.3 Frekuensi Kunjungan Masyarakat ke Tempat Sumber Informasi Iptek ..................................................................... 91 7.4 Harapan Masyarakat terhadap Iptek ................................ 92 7.5 Pandangan Negatif Masyarakat terhadap Iptek .............. 93
BAB VIII PENUTUP ................................................................................ 95
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 97
LAMPIRAN ............................................................................................... 99
xiii
Persepsi Masyarakat Indonesia Terhadap Iptek
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Lingkup pertanyaan untuk menggambarkan pengetahuan, ketertarikan, dan sikap masyarakat terhadap iptek ........ 3Tabel 2.2 Klasifikasi kota berdasarkan jumlah penduduk .............. 4Tabel 2.3 Klasifikasi kota berdasarkan fungsi kota .......................... 5Tabel 2.4 Lokasi survei berdasarkan jenis kota ................................ 6Tabel 2.5 Jumlah sampel berdasarkan jenis kota .............................. 6Tabel 2.6 Jumlah sampel di 10 lokasi survei ..................................... 7Tabel 3.1 Tingkat Pengembalian Kuesioner ..................................... 11Tabel 4.1 Daftar pertanyaan terkait isu iptek .................................... 32
xiv
Persepsi Masyarakat Indonesia Terhadap Iptek
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Proses survei hingga pengolahan data ......................... 8Gambar 2.2 Proses quality control ...................................................... 8Gambar 3.1 Sebaran pengembalian kuesioner berdasarkan lokasi .................................................................................. 12Gambar 3.2 Sebaran responden berdasarkan lokasi ........................ 12Gambar 3.3 Sebaran responden berdasarkan jenis kota ................. 13Gambar 3.4 Sebaran responden berdasarkan fungsi kota .............. 14Gambar 3.5 Sebaran responden berdasarkan jenis kelamin ........... 14Gambar 3.6 Sebaran responden berdasarkan tingkat pendidikan 15Gambar 3.7 Sebaran responden berdasarkan pekerjaan ................. 16
Gambar 4.1 Pemahaman masyarakat terhadap definisi iptek........ 17Gambar 4.2 Tiga definisi iptek tertinggi yang dipahami oleh masyarakat berdasarkan lokasi ..................................... 18Gambar 4.3 Tiga definisi iptek tertinggi yang dipahami oleh masyarakat berdasarkan jenis kota ............................... 19Gambar 4.4 Tiga definisi iptek tertinggi yang dipahami oleh masyarakat berdasarkan fungsi kota ............................ 19Gambar 4.5 Tiga definisi iptek tertinggi yang dipahami oleh masyarakat berdasarkan jenis kelamin ........................ 20Gambar 4.6 Tiga definisi iptek tertinggi yang dipahami oleh masyarakat berdasarkan tingkat pendidikan .............. 20Gambar 4.7 Tiga definisi iptek tertinggi yang dipahami oleh masyarakat berdasarkan pekerjaan .............................. 21Gambar 4.8 Pemahaman masyarakat tentang bidang iptek ........... 22Gambar 4.9 Tiga bidang iptek yang paling dipahami oleh masyarakat berdasarkan lokasi ..................................... 23Gambar 4.10 Tiga bidang iptek yang paling dipahami oleh masyarakat berdasarkan jenis kota ............................... 23Gambar 4.11 Tiga bidang iptek yang paling dipahami oleh masyarakat berdasarkan fungsi kota ............................ 24Gambar 4.12 Tiga bidang iptek yang paling dipahami oleh masyarakat berdasarkan jenis kelamin ........................ 24Gambar 4.13 Tiga bidang iptek yang paling dipahami oleh masyarakat berdasarkan tingkat pendidikan .............. 25Gambar 4.14 Tiga bidang iptek yang paling dipahami oleh masyarakat berdasarkan pekerjaan .............................. 26
xv
Persepsi Masyarakat Indonesia Terhadap Iptek
Gambar 4.15 Pemahaman subjektif masyarakat terhadap isu iptek ............................................................................. 27Gambar 4.16 Tiga isu iptek yang paling dipahami oleh masyarakat secara subjektif berdasarkan lokasi............................... 28Gambar 4. 17 Tiga isu iptek yang paling dipahami oleh masyarakat secara subjektif berdasarkan jenis kota ... 29Gambar 4.18 Tiga isu iptek yang paling dipahami oleh masyarakat secara subjektif berdasarkan fungsi kota ..................... 29Gambar 4.19 Tiga isu iptek yang paling dipahami oleh masyarakat secara subjektif berdasarkan jenis kelamin .................. 30Gambar 4.20 Tiga isu iptek yang paling dipahami oleh masyarakat secara subjektif berdasarkan tingkat pendidikan ....... 31Gambar 4.21 Tiga isu iptek yang paling dipahami oleh masyarakat secara subjektif berdasarkan pekerjaan ........................ 31Gambar 4.22 Pemahaman objektif masyarakat terhadap isu iptek . 34Gambar 4.23 Pengetahuan masyarakat terhadap isu iptek berdasarkan lokasi ........................................................... 35Gambar 4.24 Pemahaman objektif masyarakat terhadap isu iptek berdasarkan jenis kota .................................................... 36Gambar 4.25 Pemahaman objektif masyarakat terhadap isu iptek berdasarkan fungsi kota ................................................. 36Gambar 4.26 Pemahaman objektif masyarakat terhadap isu iptek berdasarkan jenis kelamin .............................................. 37Gambar 4.27 Pemahaman objektif masyarakat terhadap isu iptek berdasarkan tingkat pendidikan ................................... 38Gambar 4.28 Pemahaman objektif masyarakat terhadap isu iptek berdasarkan pekerjaan .................................................... 38Gambar 4.29 Pengetahuan masyarakat tentang LIPI ......................... 39Gambar 4.30 Pengetahuan masyarakat tentang LIPI berdasarkan lokasi .................................................................................. 40Gambar 4.31 Tiga hal yang paling diketahui oleh masyarakat tentang LIPI berdasarkan jenis kota ............................. 40Gambar 4.32 Tiga hal yang paling diketahui oleh masyarakat tentang LIPI berdasarkan fungsi kota .......................... 41Gambar 4.33 Tiga hal yang paling diketahui oleh masyarakat tentang LIPI berdasarkan jenis kelamin ....................... 41Gambar 4.34 Tiga hal yang paling diketahui oleh masyarakat tentang LIPI berdasarkan tingkat pendidikan ............ 42Gambar 4.35 Tiga hal yang paling diketahui oleh masyarakat tentang LIPI berdasarkan pekerjaan ............................. 43Gambar 4.36 Pengetahuan masyarakat tentang program Kemenristek ...................................................................... 44
xvi
Persepsi Masyarakat Indonesia Terhadap Iptek
Gambar 4.37 Tiga program Kemenristek yang paling diketahui oleh masyarakat berdasarkan lokasi ............................. 45Gambar 4.38 Tiga program Kemenristek yang paling diketahui oleh masyarakat berdasarkan jenis kota ...................... 45Gambar 4.39 Tiga program Kemenristek yang paling diketahui oleh masyarakat berdasarkan fungsi kota ................... 46Gambar 4.40 Tiga program Kemenristek yang paling diketahui oleh masyarakat berdasarkan jenis kelamin ................ 46Gambar 4.41 Tiga program Kemenristek yang paling diketahui oleh masyarakat berdasarkan tingkat pendidikan ..... 47Gambar 4.42 Tiga program Kemenristek yang paling diketahui masyarakat berdasarkan pekerjaan .............................. 48Gambar 4.43 Sumber informasi berita terkini .................................... 49Gambar 4.44 Sumber informasi berita iptek ....................................... 49Gambar 4.45 Sumber informasi ilmu pengetahuan tertentu ............ 50Gambar 4.46 Sumber informasi berita terkini dan iptek ................... 50Gambar 4.47 Sumber informasi berita terkini yang paling banyak digunakan oleh masyarakat berdasarkan lokasi ........ 51Gambar 4.48 Sumber informasi berita iptek yang paling banyak digunakan oleh masyarakat berdasarkan lokasi ........ 52Gambar 4.49 Sumber informasi berita terkini yang paling banyak digunakan oleh masyarakat berdasarkan jenis kota .................................................................................... 53Gambar 4.50 Sumber informasi berita terkini yang paling banyak digunakan oleh masyarakat berdasarkan fungsi kota .................................................................................... 53Gambar 4.51 Sumber informasi berita iptek yang paling banyak digunakan oleh masyarakat berdasarkan jenis kota .. 54Gambar 4.52 Sumber informasi berita iptek yang paling banyak digunakan oleh masyarakat berdasarkan fungsi kota .................................................................................... 54Gambar 4.53 Sumber informasi berita terkini yang paling banyak digunakan oleh masyarakat berdasarkan jenis kelamin .............................................................................. 55Gambar 4.54 Sumber informasi berita iptek yang paling banyak digunakan oleh masyarakat berdasarkan jenis kelamin .............................................................................. 55Gambar 4.55 Sumber informasi berita terkini yang paling banyak digunakan masyarakat berdasarkan tingkat pendidikan ........................................................................ 56Gambar 4.56 Sumber informasi berita iptek yang paling banyak digunakan masyarakat berdasarkan tingkat pendidikan ........................................................................ 56
xvii
Persepsi Masyarakat Indonesia Terhadap Iptek
Gambar 4.57 Sumber informasi berita terkini yang paling banyak digunakan masyarakat berdasarkan pekerjaan .......... 57Gambar 4.58 Sumber informasi berita iptek yang paling banyak digunakan masyarakat berdasarkan pekerjaan .......... 58Gambar 4.59 Tingkat kepercayaan masyarakat terhadap sumber informasi iptek ................................................................. 59Gambar 4.60 Sumber informasi iptek yang paling dipercaya oleh masyarakat berdasarkan lokasi ..................................... 59Gambar 4.61 Sumber informasi iptek yang paling dipercaya oleh masyarakat berdasarkan jenis kota ............................... 60Gambar 4.62 Sumber informasi iptek yang paling dipercaya oleh masyarakat berdasarkan fungsi kota ............................ 60Gambar 4.63 Sumber informasi iptek yang paling dipercaya oleh masyarakat berdasarkan jenis kelamin ........................ 61Gambar 4.64 Sumber informasi iptek yang paling dipercaya oleh masyarakat berdasarkan tingkat pendidikan .............. 62Gambar 4.65 Sumber informasi iptek yang paling dipercaya oleh masyarakat berdasarkan pekerjaan .............................. 62Gambar 4.66 Frekuensi masyarakat menggunakan sumber informasi iptek ................................................................. 63Gambar 4.67 Tiga sumber informasi iptek yang paling sering digunakan oleh masyarakat berdasarkan lokasi ........ 64Gambar 4.68 Tiga sumber informasi iptek yang paling sering digunakan oleh masyarakat berdasarkan jenis kota .. 64Gambar 4.69 Tiga sumber informasi iptek yang paling sering digunakan oleh masyarakat berdasarkan fungsi kota .................................................................................... 65Gambar 4.70 Tiga sumber informasi iptek yang paling sering digunakan oleh masyarakat berdasarkan jenis kelamin .............................................................................. 65Gambar 4.71 Tiga sumber informasi iptek yang paling sering digunakan oleh masyarakat berdasarkan pendidikan ........................................................................ 66Gambar 4.72 Tiga sumber informasi iptek yang paling sering digunakan oleh masyarakat berdasarkan pekerjaan .. 67
Gambar 5.1 Ketertarikan masyarakat terhadap bidang iptek ........ 69Gambar 5.2 Bidang iptek yang paling banyak diminati masyarakat berdasarkan lokasi ..................................... 70Gambar 5.3 Bidang iptek yang paling banyak diminati masyarakat berdasarkan jenis kota ............................... 71Gambar 5.4 Bidang iptek yang paling banyak diminati masyarakat berdasarkan fungsi kota ............................ 71
xviii
Persepsi Masyarakat Indonesia Terhadap Iptek
Gambar 5. 5 Bidang iptek yang paling banyak diminati masyarakat berdasarkan jenis kelamin ...................... 72Gambar 5.6 Bidang iptek yang paling banyak diminati masyarakat berdasarkan pendidikan ........................... 72Gambar 5.7 Bidang iptek yang paling banyak diminati masyarakat berdasarkan pekerjaan .............................. 73Gambar 5.8 Frekuensi kunjungan masyarakat ke tempat sumber informasi iptek ................................................... 74Gambar 5.9 Tempat sumber informasi iptek yang paling sering dikunjungi masyarakat berdasarkan lokasi ................. 74Gambar 5.10 Tempat sumber informasi iptek yang paling sering dikunjungi masyarakat berdasarkan jenis kota .......... 75Gambar 5.11 Tempat sumber informasi iptek yang paling sering dikunjungi masyarakat berdasarkan fungsi kota ....... 75Gambar 5.12 Tempat sumber informasi iptek yang paling sering dikunjungi masyarakat berdasarkan jenis kelamin .... 76Gambar 5.13 Tempat sumber informasi iptek yang paling sering dikunjungi masyarakat berdasarkan pendidikan ....... 77Gambar 5.14 Tempat sumber informasi iptek yang paling sering dikunjungi masyarakat berdasarkan pekerjaan .......... 77Gambar 5.15 Ketertarikan masyarakat untuk bekerja di bidang iptek ................................................................................... 78Gambar 5.16 Ketertarikan masyarakat untuk bekerja di bidang iptek berdasarkan lokasi ................................................. 78Gambar 5.17 Ketertarikan masyarakat untuk bekerja di bidang iptek berdasarkan jenis kota .......................................... 79Gambar 5.18 Ketertarikan masyarakat untuk bekerja di bidang iptek berdasarkan fungsi kota ....................................... 79Gambar 5.19 Ketertarikan masyarakat untuk bekerja di bidang iptek berdasarkan jenis kelamin .................................. 80Gambar 5.20 Ketertarikan masyarakat untuk bekerja di bidang iptek berdasarkan pendidikan ....................................... 80Gambar 5.21 Ketertarikan masyarakat untuk bekerja di bidang iptek berdasarkan pekerjaan .......................................... 81
Gambar 6.1 Bidang iptek yang paling berperan dalam 25 tahun ke depan ............................................................................ 84Gambar 6.2 Pandangan masyarakat terhadap dampak iptek ........ 84Gambar 6.3 Pandangan masyarakat terhadap dampak iptek terhadap kehidupan ........................................................ 85Gambar 6.4 Harapan dan pandangan negatif masyarakat terhadap iptek .................................................................. 86Gambar 6.5 Pandangan masyarakat terhadap iptek ........................ 86
xix
Persepsi Masyarakat Indonesia Terhadap Iptek
Gambar 6.6 Pandangan masyarakat terhadap kinerja lembaga riset dalam negeri ............................................................ 87
Gambar 7.1 Media yang paling sering digunakan di beberapa negara sebagai sumber informasi utama tentang iptek ................................................................................... 90Gambar 7.2 Ketertarikan masyarakat di beberapa negara terhadap bidang iptek ..................................................... 91Gambar 7.3 Frekuensi kunjungan masyarakat di beberapa negara ke tempat sumber informasi iptek ................... 92Gambar 7.4 Harapan masyarakat terhadap iptek di beberapa negara ................................................................................ 93Gambar 7.5 Pandangan negatif masyarakat terhadap iptek di beberapa negara ............................................................... 94
1
Persepsi Masyarakat Indonesia Terhadap Iptek
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar BelakangPada era knowledge-based economy saat ini, diyakini bahwa ilmu
pengetahuan dan teknologi (iptek) menjadi salah satu faktor kunci pertumbuhan ekonomi suatu bangsa. Dalam pengembangan iptek di suatu negara, masyarakat menjadi salah satu pihak yang berperan selain pemerintah, dan lembaga legislatif. Masyarakat sebagai pengguna iptek, kini juga mulai berperan dalam memantau dan mengevaluasi kebijakan iptek yang dikembangkan oleh pemerintah. Guna menjalankan kedua peran tersebut, masyarakat perlu memiliki pandangan, pengetahuan dan pemahaman yang baik mengenai iptek. Hal ini menjadi penting dalam mendorong pengembangan iptek guna mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional. Oleh karenanya, diperlukan adanya suatu gambaran mengenai persepsi masyarakat terhadap iptek.
Survei persepsi masyarakat terhadap iptek telah banyak dilakukan di negara-negara maju maupun berkembang. Sejak tahun 1970, survei persepsi masyarakat terhadap iptek diperkenalkan oleh the US National Science Foundation (NSF). NSF secara berkala mengumpulkan data yang representatif mengenai persepsi masyarakat terhadap iptek. Setelah melihat pentingnya data dan informasi bagi perkembangan iptek, negara-negara lain seperti Jepang, China, Korea Selatan, dan Malaysia juga melakukan survei sejenis. Untuk memperoleh gambaran mengenai persepsi masyarakat terhadap iptek, negara-negara tersebut menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang hampir sama dengan mengacu pada NSF. Hal tersebut bertujuan untuk mengukur tingkat ketertarikan, cara pandang serta pemahaman masyarakat terhadap iptek, kemudian membandingkan pengukuran tersebut dengan negara lain.
Di Indonesia, Survei Persepsi Masyarakat terhadap Iptek juga pernah dilakukan oleh Pusat Penelitian Perkembangan Iptek (Pappiptek)-LIPI pada tahun 2008. Pada tahun 2014, survei dilakukan kembali guna memperbaharui data survei sebelumnya. Setelah enam tahun diyakini telah terjadi pergeseran persepsi masyarakat terhadap iptek. Seperti survei sebelumnya, survei ini juga mengacu pada survei sejenis yang telah dilakukan oleh NSF dan negara-negara lainnya. Hasil survei ini memberikan gambaran umum mengenai persepsi masyarakat dalam aspek pengetahuan, serta ketertarikan dan perilaku masyarakat terhadap iptek. Gambaran persepsi masyarakat terhadap iptek yang dihasilkan dari survei ini dapat menjadi pengetahuan bagi pengambil keputusan
Bab
1
2
Persepsi Masyarakat Indonesia Terhadap Iptek
untuk memahami kondisi nyata masyarakat dalam mempersepsikan iptek. Kemudian pemahaman tersebut diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam upaya mendapatkan solusi ataupun strategi baru dalam pembangunan iptek Indonesia ke depan.
1.2 Tujuan dan Sasaran Kegiatan survei ini bertujuan untuk memberikan gambaran
nyata tentang pengetahuan, ketertarikan serta sikap dan cara pandang masyarakat terhadap iptek. Sedangkan sasaran dari kegiatan ini adalah tersusunnya data yang komprehensif dan mampu memberikan gambaran nyata tentang pengetahuan, ketertarikan serta sikap dan cara pandang masyarakat terhadap iptek.
1.3 Lingkup KegiatanLingkup kegiatan dalam survei ini adalah melakukan pengumpulan
data dan informasi mengenai persepsi masyarakat Indonesia terhadap iptek dengan menggunakan sampel yang merepresentasikan masyarakat Indonesia. Survei ini dilakukan oleh Pappiptek-LIPI pada tahun 2014.
3
Persepsi Masyarakat Indonesia Terhadap Iptek
BAB II METODOLOGI SURVEI
2.1 Metode SurveiSurvei ini dilakukan dengan menyebarkan kuesioner yang berisi
pertanyaan-pertanyaan tentang pengetahuan, ketertarikan, serta sikap dan cara pandang masyarakat terhadap iptek. Kuesioner yang digunakan dalam survei ini dapat dilihat pada Lampiran 1. Pertanyaan dalam survei ini mengacu pada survei sejenis yang telah dilakukan oleh Malaysia, Amerika, dan negara lainnya. Pertanyaan-pertanyaan yang digunakan dalam survei ini dibagi menjadi dua bagian. Bagian pertama ditujukan untuk mengetahui profil umum dari responden. Profil umum tersebut mencakup nama lengkap, jenis kelamin, usia, pendidikan formal, alamat dan nomor kontak (nomor telepon/handphone dan alamat e-mail). Bagian kedua kuesioner terdiri atas pertanyaan-pertanyaan yang menggambarkan pengetahuan, ketertarikan, serta sikap dan cara pandang masyarakat terhadap iptek. Lingkup pertanyaan untuk menggambarkan persepsi masyarakat terhadap iptek dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Lingkup pertanyaan untuk menggambarkan pengetahuan, ketertarikan, dan sikap masyarakat terhadap iptek
Aspek Lingkup Pertanyaan
Pengetahuan
• Pemahaman Masyarakat terhadap Definisi Iptek • Pemahaman Masyarakat tentang Bidang Iptek • Pemahaman Subjektif Masyarakat terhadap Isu
Iptek • Pemahaman Objektif Masyarakat terhadap Isu
Iptek • Pengetahuan Masyarakat tentang LIPI• Pengetahuan Masyarakat tentang Program
Kemenristek • Sumber Informasi Iptek • Tingkat Kepercayaan Masyarakat terhadap
Sumber Informasi Iptek • Frekuensi Masyarakat Menggunakan Sumber
Informasi Iptek
Bab
2
4
Persepsi Masyarakat Indonesia Terhadap Iptek
Ketertarikan
• Ketertarikan Masyarakat terhadap Bidang Iptek • Frekuensi Kunjungan Masyarakat ke Tempat
Sumber Informasi Iptek • Ketertarikan Masyarakat untuk Bekerja di Bidang
Iptek
Sikap
• Bidang Iptek yang Paling Berperan dalam 25 Tahun ke Depan
• Harapan dan Pandangan Negatif Masyarakat terhadap Dampak Iptek
• Pandangan Masyarakat terhadap Iptek • Pandangan Masyarakat terhadap Kinerja Lembaga
Riset Dalam Negeri
2.2 Rancangan dan Ukuran SampelSurvei ini dirancang untuk memperoleh data yang akurat dan
mempresentasikan persepsi masyarakat Indonesia terhadap iptek. Berdasarkan tujuan tersebut maka survei dilakukan di 10 wilayah yang mewakili Indonesia. Pada setiap pulau besar yang ada di Indonesia (Sumatera, Jawa, Bali-Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku-Papua) terdapat wilayah yang mewakili untuk disurvei. Untuk mempermudah teknis pengumpulan data, survei dilakukan di ibu kota atau kota besar yang ada di provinsi terpilih. Lokasi survei dipilih berdasarkan klasifikasi kota, yaitu jumlah penduduk dan fungsi kota. Klasifikasi kota berdasarkan jumlah penduduk dapat dilihat pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2 Klasifikasi kota berdasarkan jumlah penduduk
Klasifikasi Kota Jumlah Penduduk (Jiwa)Megapolitan >5.000.000Metropolitan 1.000.001 – 5.000.000Kota Besar 100.001 – 5.000.000 Kota Sedang 50.000 – 100.000Kota Kecil <50.000
Sumber: Urban Population Growth of Indonesia, 1980-1990
5
Persepsi Masyarakat Indonesia Terhadap Iptek
Adapun klasifikasi kota berdasarkan fungsi kota dapat dilihat pada Tabel 2.3.
Tabel 2.3 Klasifikasi kota berdasarkan fungsi kota
Fungsi Kota Definisi
Kota Pusat Produksi Kota yang memiliki fungsi sebagai pusat produksi atau pemasok, baik yang berupa bahan mentah, barang setengah jadi, maupun barang jadi.Contoh: Surabaya, Gresik, dan Bontang.
Kota pusat perdagangan (Centre of Trade and Commerce)
Kota yang memiliki fungsi sebagai pusat perdagangan, baik untuk domestik maupun internasional. Contoh: Hongkong, Jakarta, dan Singapura.
Kota pusat pemerintahan (Political Capital)
Kota yang memiliki fungsi sebagai pusat pemerintahan atau sebagai ibu kota negara.
Kota pusat kebudayaan (Cultural Centre)
Kota yang memiliki fungsi sebagai pusat kebudayaan. Contoh: Yogyakarta dan Surakarta.
Sumber : Gist, N.P & Halbert, LA (1950)
Berdasarkan klasifikasi kota tersebut dipilih 10 kota dengan perbandingan 1 : 4 : 5 untuk kota megapolitan, metropolitan, dan kota besar. Perbandingan ini mendekati angka perbandingan jenis kota berdasarkan jumlah penduduk pada seluruh ibu kota provinsi yang ada Indonesia. Sementara itu, perbandingan 10 kota yang disurvei berdasarkan fungsi kota adalah 1 : 4 : 3 : 2 untuk kota pusat pemerintahan, pusat produksi, pusat perdagangan, dan pusat kebudayaan. Adapun rincian jenis kota dari 10 lokasi survei dapat dilihat pada Tabel 2.4.
6
Persepsi Masyarakat Indonesia Terhadap Iptek
Tabel 2.4 Lokasi survei berdasarkan jenis kota
No. KotaJenis Kota
Berdasarkan Jumlah Penduduk
Berdasarkan Fungsi*
1 Jakarta Kota Megapolitan Kota Pusat Pemerintahan2 Surabaya Kota Metropolitan Kota Pusat Produksi3 Bandung Kota Metropolitan Kota Pusat Perdagangan4 Medan Kota Metropolitan Kota Pusat Perdagangan5 Makassar Kota Metropolitan Kota Pusat Produksi6 Denpasar Kota Besar Kota Pusat Kebudayaan7 Balikpapan Kota Besar Kota Pusat Produksi8 Yogyakarta Kota Besar Kota Pusat Kebudayaan9 Ambon Kota Besar Kota Pusat Perdagangan10 Batam Kota Besar Kota Pusat Produksi
*diklasifikasikan sendiri
Target sampel survei sebanyak 2.000 masyarakat di 10 kota yang disurvei dengan perhitungan jumlah sampel berdasarkan jenis kota (jumlah penduduk) dengan memberikan indeks pada setiap jenis kota (Tabel 2.5). Sementara itu, jumlah sampel di 10 lokasi survei diperlihatkan pada Tabel 2.6. Masyarakat yang menjadi responden adalah penduduk yang berdomisili di lokasi survei dan berusia di atas 15 tahun dan berpendidikan minimal sedang sekolah pada jenjang SMA. Jumlah responden yang disurvei juga harus memenuhi perbandingan 1 : 1 untuk jenis kelamin dan 7 : 1 : 2 : 1 untuk jenis pekerjaan pekerja, pelajar, mengurus rumah tangga dan lainnya (termasuk pensiunan dan pengangguran).
Tabel 2.5 Jumlah target sampel berdasarkan jenis kota
Jenis Kota Perbandingan Indeks Perbandingan x Indeks
Jumlah Sampel
Megapolitan 1 10 10 303
Metropolitan 6 5 30 909
Kota Besar 26 1 26 788Jumlah Sampel 2.000
7
Persepsi Masyarakat Indonesia Terhadap Iptek
Tabel 2.6 Jumlah target sampel di 10 lokasi survei
No. Propinsi Ibu KotaJenis Kota (Ibu Kota)
Jumlah Penduduk
Jumlah SampelFungsi Jumlah
Penduduk
1 DKI Jakarta Jakarta Pusat Pemerintahan Megapolitan 9.586.705 303
2 Jawa Timur Surabaya Pusat Produksi Megapolitan 2.765.487 293
3 Jawa Barat Bandung Pusat Perdagangan Megapolitan 2.394.873 253
4 Sumatera Utara Medan Pusat Perdagangan Megapolitan 2.097.610 222
5 Sulawesi Selatan Makasar Pusat Produksi Megapolitan 1.331.391 141
6 Kepulauan Riau Batam Pusat Produksi Kota Besar 917.998 247
7 Bali Denpasar Pusat Kebudayaan Kota Besar 788.589 212
8 Kalimantan Timur Balikpapan Pusat Produksi Kota Besar 526.508 142
9 DI. Yogyakarta Yogyakarta Pusat Kebudayaan Kota Besar 388.627 105
10 Maluku Ambon Pusat Perdagangan Kota Besar 305.984 82
Jumlah Sampel 2.000
2.3 Metode Pengendalian Mutu SurveiProses pengendalian mutu/quality control (QC) dilakukan di
survei ini ditujukan guna menghasilkan data yang tidak bias. Proses QC dilakukan untuk memperkecil kesalahan yang terjadi pada proses survei atau yang biasa disebut sebagai non-sampling error. QC dapat menjadi alat untuk memastikan bahwa responden benar-benar ada (bukan responden fiktif) dan proses wawancara benar-benar telah dilakukan (bukan rekayasa interviewer). Pada seluruh tahapan kegiatan survei, proses QC terdiri dari tiga tahapan, yaitu proses pengendalian mutu saat survei sedang berjalan di lapangan, proses pengendalian data sebelum pengolahan data (pre-processing), serta proses pengendalian mutu setelah data di-entry (Gambar 2.1).
8
Persepsi Masyarakat Indonesia Terhadap Iptek
Gambar 2.1 Proses survei hingga pengolahan data
Pada saat survei lapangan sedang berlangsung, proses QC yang dilakukan meliputi witness, back check dan checking (Gambar 2.2). Witness ditujukan untuk mengetahui sejauh mana kinerja surveyor ketika mencari dan melakukan wawancara terhadap responden. Oleh karenanya witness dilakukan dengan mendampingi surveyor mencari dan melakukan wawancara. Witness dilakukan di setiap kota terhadap 10% responden dari total target sampel dari masing-masing kota. Back check ditujukan untuk melakukan pengecekan terhadap responden yang telah mengisi kuesioner. Pengecekan yang dilakukan dengan menghubungi responden melalui telepon ini mencakup apakah responden yang dimaksud benar pernah disurvei, dan mengisi kuesioner dengan jawaban yang tertera pada kuesioner. Backcheck dilakukan terhadap 10% responden dari total target sampel pada setiap kota. Sedangkan checking ditujukan untuk melakukan pengecekan terhadap kuesioner yang telah diisi. Pengecekan meliputi kelengkapan dan konsistensi jawaban. Checking dilakukan bersamaan ketika melakukan witness.
Setelah kegiatan pengumpulan data di lapangan selesai dilakukan, tahapan kegiatan beralih ke pre-processing data. Pada tahap ini dilakukan pre-coding dan coding untuk masing-masing pertanyaan pada kuesioner. Setelah itu, dilakukan proses entry data yang disimpan dalam suatu database. Setelah data semua di-entry, dilakukan proses pengendalian mutu data di database melalui pengecekan yaitu proses pembersihan data dan konsistensi data. Setelah data dinyatakan bersih terhadap error tersebut, kemudian dilakukan tahap pengolahan data.
Gambar 2.2 Proses quality control
9
Persepsi Masyarakat Indonesia Terhadap Iptek
2.4 Metode Analisis DataGuna menjawab tujuan kegiatan survei ini (mendapatkan
gambaran nyata mengenai pengetahuan, ketertarikan serta sikap/cara pandangan masyarakat terhadap iptek) data survei kemudian dianalisis menggunakan statistika deskriptif. Analisis statistika deskriptif dilakukan dengan meringkas dan menyajikan data dalam bentuk grafik. Analisis dilakukan untuk melihat gambaran persepsi masyarakat terhadap iptek, baik secara umum maupun secara spesifik dengan melihat beberapa kriteria seperti jenis kota dan karakteristik responden.
11
Persepsi Masyarakat Indonesia Terhadap Iptek
BAB III PROFIL RESPONDEN
Pada bagian ini akan dibahas mengenai profil responden dalam Survei Persepsi Masyarakat terhadap iptek. Pembahasan akan dilakukan mengenai tingkat pengembalian kuesioner serta profil responden berdasarkan kota, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan pekerjaan.
3.1 Tingkat Pengembalian KuesionerTarget sampel Survei Persepsi Masyarakat terhadap Iptek sebanyak
2.000 responden di 10 kota. Survei berjalan kurang lebih selama empat bulan. Selama periode tersebut, kuesioner yang berhasil diisi oleh responden dan dikembalikan ke Pappiptek-LIPI berjumlah berjumlah 2.012 kuesioner. Hal ini menunjukkan bahwa sebesar 100% kuesioner yang disebar kepada responden berhasil dikembalikan kepada Pappiptek-LIPI.
Dari hasil pengembalian sebesar 2.012 kuesioner, maka dilakukan proses validasi terhadap kuesioner tersebut. Hasil validasi menunjukkan adanya kuesioner yang berstatus valid dan tidak valid. Berdasarkan hasil tersebut sebanyak 183 kuesioner diantaranya dinyatakan tidak valid. Hal ini disebabkan karena jawaban yang diberikan oleh responden tidak lengkap, tidak konsisten, atau adanya responden fiktif. Dengan demikian, terdapat 1.829 kuesioner yang valid dan memenuhi kriteria untuk menjadi sampel dan dapat dianalisis lebih lanjut dalam survei ini (Tabel 3.1).
Tabel 3.1 Tingkat pengembalian kuesioner
Status Kuesioner Jumlah Persentase
Kembali 2.012
Valid 1.829 91%
Tidak Valid 183 9%
Sebaran pengembalian kuesioner di masing-masing kota dapat dilihat pada Gambar 3.1. Berdasarkan gambar tersebut diperoleh informasi bahwa dari 10 kota terpilih, terdapat tiga kota yang memiliki persentase kuesioner valid di bawah 90%, ketiga kota tersebut yaitu Batam (85%), Balikpapan (82%), dan Denpasar (65%). Kota dengan persentase kuesioner valid terendah berasal dari Denpasar. Hal ini dikarenakan
Bab
3
12
Persepsi Masyarakat Indonesia Terhadap Iptek
ketika proses validasi banyak ditemukan jawaban yang diberikan oleh responden tidak lengkap, tidak konsisten, dan responden fiktif.
Gambar 3.1 Sebaran pengembalian kuesioner berdasarkan lokasi
3.2 Responden Berdasarkan KotaResponden dalam survei ini berasal dari ibu kota atau kota besar
yang ada di provinsi terpilih, yaitu Medan, Batam, Jakarta, Bandung, Surabaya, Yogyakarta, Denpasar, Balikpapan, Makassar, dan Ambon. Sebaran responden berdasarkan kota dapat dilihat pada Gambar 3.2. Berdasarkan gambar tersebut diperoleh informasi bahwa sebagian besar responden berasal dari Jakarta (16%), Surabaya (16%), Bandung (14%), Medan (12%), dan Batam (12%). Sementara itu, responden dengan persentase terendah berasal dari Ambon yaitu 4%.
Gambar 3.2 Sebaran responden berdasarkan lokasi
13
Persepsi Masyarakat Indonesia Terhadap Iptek
Selain responden dikelompokkan berdasarkan kota, responden juga dikelompokkan berdasarkan klasifikasi kota. Klasifikasi kota yang dimaksud adalah jenis dan fungsi kota. Klasifikasi jenis kota didasarkan atas jumlah penduduk. Dalam hal ini terdapat lima jenis kota, yaitu kota kecil, kota sedang, kota besar, metropolitan, dan megapolitan. Hasil klasifikasi jenis kota berdasarkan jumlah penduduk menunjukkan bahwa Indonesia terdiri dari tiga jenis kota yaitu kota besar, metropolitan, dan megapolitan. Dalam survei ini, Denpasar, Balikpapan, Yogyakarta, Ambon, dan Batam mewakili kota-kota besar yang ada di Indonesia. Sementara itu, kota yang mewakili kota-kota metropolitan yaitu Surabaya, Bandung, Medan, dan Makassar. Jakarta mewakili kota metropolitan di Indonesia. Sebaran responden berdasarkan jenis kota dapat dilihat pada Gambar 3.3. Berdasarkan gambar di atas diperoleh informasi bahwa mayoritas responden dalam survei ini merupakan penduduk yang berdomisili di kota metropolitan (48%). Sementara itu, responden yang berdomisili di kota megapolitan memiliki persentase paling rendah dalam survei ini.
Gambar 3.3 Sebaran responden berdasarkan jenis kota
Jika dilihat berdasarkan fungsi kota, maka kota di Indonesia dalam survei ini dikelompokkan menjadi kota pusat produksi, kota pusat perdagangan, kota pusat pemerintahan, dan kota pusat kebudayaan. Hasil survei menunjukkan bahwa sebagian besar responden berasal dari kota pusat produksi (41%) dan kota pusat perdagangan (29%). Hanya 16% responden yang berasal dari kota pusat pemerintahan dan 13% berasal dari kota pusat kebudayaan (Gambar 3.4).
14
Persepsi Masyarakat Indonesia Terhadap Iptek
Gambar 3.4 Sebaran responden berdasarkan fungsi kota
3.3 Responden Berdasarkan Jenis KelaminResponden dalam survei ini merupakan masyarakat yang berjenis
kelamin laki-laki dan perempuan berusia di atas 15 tahun. Hasil survei dalam Gambar 3.5 menunjukkan bahwa persentase responden yang berjenis kelamin perempuan dan laki-laki cenderung sama, yaitu perempuan (51%) dan laki-laki (49%).
Gambar 3.5 Sebaran responden berdasarkan jenis kelamin
15
Persepsi Masyarakat Indonesia Terhadap Iptek
3.4 Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Responden dalam survei ini merupakan masyarakat yang memiliki
tingkat pendidikan minimal SMA. Tingkat pendidikan responden dalam survei ini dikelompokkan menjadi empat kategori, yaitu SMA, Diploma, S1, S2 dan S3. Jika dilihat berdasarkan tingkat pendidikan, mayoritas responden (59%) memiliki tingkat pendidikan SMA. Hanya 2% responden memiliki tingkat pendidikan S2 dan S3 (Gambar 3.6).
Gambar 3.6 Sebaran responden berdasarkan tingkat pendidikan
3.5 Responden Berdasarkan Pekerjaan
Dalam survei ini pekerjaan responden dibagi atas empat kategori. Kategori pertama adalah pelajar atau mahasiswa. Kategori kedua adalah bekerja. Penduduk yang termasuk dalam kategori ini adalah penduduk yang berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS), Polisi/ABRI/TNI, pegawai swasta, dan wirausaha. Kategori ketiga adalah pelajar atau mahasiswa. Kategori keempat adalah lainnya. Penduduk yang termasuk dalam kategori lainnya adalah pensiunan, penduduk yang tidak bekerja, dan memiliki jenis pekerjaan lainnya di luar kategori pertama. Hasil survei menunjukkan bahwa mayoritas responden merupakan pekerja (64%). Jumlah responden terendah berasal dari kategori pekerjaan lainnya yaitu 9% (Gambar 3.7).
16
Persepsi Masyarakat Indonesia Terhadap Iptek
Gambar 3.7 Sebaran responden berdasarkan pekerjaan
17
Persepsi Masyarakat Indonesia Terhadap Iptek
BAB IV PENGETAHUAN MASYARAKAT
TERHADAP IPTEK
Pengetahuan masyarakat terhadap iptek diidentifikasi berdasarkan pemahaman masyarakat terhadap definisi iptek, bidang iptek, dan isu iptek. Gambaran pengetahuan masyarakat terhadap iptek juga diuraikan melalui pengetahuan mengenai LIPI dan Program Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek), serta sumber informasi iptek.
4.1 Pemahaman Masyarakat terhadap Definisi Iptek Pemahaman masyarakat terhadap iptek dapat diidentifikasi dari
bagaimana masyarakat mendefinisikan iptek. Survei Persepsi Masyarakat terhadap Iptek ini menguraikan beberapa definisi iptek. Berdasarkan hasil survei yang diperlihatkan Gambar 4.1 memperlihatkan bahwa sebagian besar masyarakat mendefinisikan iptek sebagai penemuan besar di bidang iptek (76%) dan iptek berkaitan dengan perbaikan kehidupan manusia (62%). Hanya sebagian kecil masyarakat yang mendefinisikan iptek sebagai alat yang digunakan untuk mengontrol alam (18%) dan alat untuk membangun dan mempertahankan kekuasaan (18%).
Gambar 4.1 Pemahaman masyarakat terhadap definisi iptek
Bab
4
Penemuan besar di bidang iptek
Berkaitan dengan perbaikan kehidupan manusia
Digunakan untuk melakukan perubahan dengan cepat
Pengetahuan tentang fenomena alam
Menimbulkan bahaya bila tidak dikendalikan dengan baik
Digunakan untuk mengontrol alam
Alat untuk membangun & mempertahankan kekuasaan
18
Persepsi Masyarakat Indonesia Terhadap Iptek
Bila diklasifikasikan berdasarkan kota, Gambar 4.2 memperlihatkan tiga definisi iptek tertinggi yang dipahami oleh masyakarat. Gambar tersebut menunjukkan bahwa di semua wilayah sebagian besar masyarakatnya mendefinisikan iptek sebagai penemuan besar di bidang iptek; iptek berkaitan dengan perbaikan kehidupan manusia; dan iptek merupakan alat untuk melakukan perubahan. Sedangkan jika dilihat di masing-masing lokasi yang ada di kota besar, metropolitan, dan megapolitan cenderung menunjukkan bahwa definisi iptek yang paling dipahami oleh masyarakat adalah iptek dianggap sebagai penemuan besar di bidang iptek. Hal ini ditunjukkan dari persentase pemahaman masyarakat yang berada di atas 60%.
Gambar 4.2 Tiga definisi iptek tertinggi yang dipahami oleh masyarakatberdasarkan lokasi
Hal yang sama juga terjadi ketika diklasifikasikan berdasarkan jenis dan fungsi kota. Gambar 4.3 dan 4.4 menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat di jenis dan fungsi kota mana pun mendefinisikan iptek sebagai penemuan besar di bidang iptek; iptek berkaitan dengan perbaikan kehidupan manusia; dan iptek merupakan alat untuk melakukan perubahan. Jika dilihat berdasarkan jenis kota, Gambar 4.3 memperlihatkan bahwa masyarakat yang mendefinisikan iptek sebagai ketiga hal tersebut di ketiga jenis kota memiliki rata-rata persentase yang hampir sama. Sementara itu, jika dilihat berdasarkan fungsi kota, persentase masyarakat di kota pusat kebudayaan yang mendefinisikan iptek sebagai penemuan besar di bidang iptek cenderung sedikit lebih tinggi dibandingkan tiga kota lainnya. Sementara itu, kota pusat pemerintahan, perdagangan, dan produksi cenderung memiliki persentase yang hampir sama.
19
Persepsi Masyarakat Indonesia Terhadap Iptek
Gambar 4.3 Tiga definisi iptek tertinggi yang dipahami oleh masyarakat berdasarkan jenis kota
Gambar 4.4 Tiga definisi iptek tertinggi yang dipahami oleh masyarakat berdasarkan fungsi kota
Klasifikasi masyarakat berdasarkan jenis kelamin juga menunjukkan hasil yang serupa yaitu masyarakat baik laki-laki maupun perempuan sebagian besar mendefinisikan iptek sebagai penemuan besar di bidang iptek; iptek berkaitan dengan perbaikan kehidupan manusia; dan iptek merupakan alat untuk melakukan perubahan. Sementara itu, Gambar 4.5 menunjukkan bahwa persentase perempuan dalam mendefinisikan iptek terhadap ketiga hal tersebut cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki.
20
Persepsi Masyarakat Indonesia Terhadap Iptek
Gambar 4.5 Tiga definisi iptek tertinggi yang dipahami oleh masyarakat berdasarkan jenis kelamin
Pemahaman masyarakat terhadap definisi iptek juga dilihat berdasarkan tingkat pendidikan. Gambar 4.6 memperlihatkan bahwa sebagian besar masyarakat, di semua tingkat pendidikan, mendefinisikan iptek sebagai penemuan besar di bidang iptek; iptek berkaitan dengan perbaikan kehidupan manusia; dan iptek merupakan alat untuk melakukan perubahan. Gambar tersebut juga menunjukkan semakin tinggi tingkat pendidikan masyarakat, persentase yang mendefinisikan iptek sebagai tiga hal tersebut nilainya cenderung semakin tinggi.
Gambar 4.6 Tiga definisi iptek tertinggi yang dipahami oleh masyarakat berdasarkan tingkat pendidikan
21
Persepsi Masyarakat Indonesia Terhadap Iptek
Gambaran mengenai pemahaman masyarakat terhadap definisi iptek juga diidentifikasi berdasarkan jenis pekerjaan. Gambar 4.7 menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat dengan berbagai pekerjaan mendefinisikan iptek sebagai penemuan besar di bidang iptek; iptek berkaitan dengan perbaikan kehidupan manusia; dan iptek merupakan alat untuk melakukan perubahan. Gambar 4.7 memperlihatkan bahwa persentase masyarakat pelajar/mahasiswa yang mendefinisikan iptek sebagai penemuan besar di bidang iptek nilainya cenderung lebih besar dibandingkan dengan masyarakat yang bekerja, IRT, dan lainnya.
Gambar 4.7 Tiga definisi iptek tertinggi yang dipahami oleh masyarakat
berdasarkan pekerjaan
4.2 Pemahaman Masyarakat tentang Bidang Iptek Pemahaman masyarakat terhadap bidang prioritas dalam
pengembangan iptek dapat menjadi salah satu indikasi pemahaman masyarakat terhadap iptek. Bidang prioritas pengembangan iptek yang diidentifikasi adalah pertahanan dan keamanan; sosial dan kemanusiaan; transportasi; air; energi; lingkungan; informasi dan teknologi; ekonomi dan bisnis; pendidikan; kesehatan; dan pangan. Gambar 4.8 menunjukkan bahwa secara umum lebih dari separuh masyarakat paham (paham dan sangat paham) terhadap bidang iptek kecuali pada bidang pertahanan dan keamanan; dan bidang energi. Pada bidang pertahanan dan keamanan hanya 36% yang mengakui paham dan 8% yang mengakui sangat paham terhadap bidang tersebut. Demikian halnya pada bidang energi, hanya 39% masyarakat yang mengakui
22
Persepsi Masyarakat Indonesia Terhadap Iptek
paham dan 8% yang mengakui sangat paham terhadap bidang tersebut. Sementara itu, bidang iptek yang cenderung paling banyak dipahami oleh masyarakat adalah bidang pendidikan. Lebih dari 90% masyarakat paham mengenai bidang pendidikan dengan rincian 71% mengakui paham dan 20% mengakui sangat paham. Dua bidang iptek yang paling banyak dipahami selanjutnya adalah bidang kesehatan dan pangan. Pada bidang kesehatan, 66% masyarakat mengakui paham dan 17% mengakui sangat paham mengenai bidang tersebut. Sedangkan pada bidang pangan, terdapat 62% masyarakat yang mengakui paham dan 14% yang mengakui sangat paham. Selanjutnya, pemahaman masyarakat di bidang iptek diidentifikasi melalui tiga bidang iptek yang paling banyak dipahami oleh masyarakat dan diklasifikasikan berdasarkan kota (lokasi, jenis, dan fungsi), jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan pekerjaan.
Gambar 4.8 Pemahaman masyarakat tentang bidang iptek
Pemahaman masyarakat terhadap bidang iptek berdasarkan lokasi kota terlihat pada Gambar 4.9 Gambar tersebut menunjukkan bahwa di semua lokasi kota, tiga bidang iptek yang paling banyak dipahami oleh masyarakat adalah bidang pendidikan, kesehatan, dan pangan. Gambar tersebut juga menunjukkan bahwa persentase masyarakat yang paham mengenai bidang tersebut cenderung tidak jauh berbeda.
23
Persepsi Masyarakat Indonesia Terhadap Iptek
Gambar 4.9 Tiga bidang iptek yang paling dipahami oleh masyarakat
berdasarkan lokasi
Jika diklasifikasikan berdasarkan jenis dan fungsi kota, Gambar 4.10 dan 4.11 juga menunjukkan bahwa tiga bidang iptek yang paling banyak dipahami oleh masyarakat adalah bidang pendidikan, kesehatan, dan pangan. Gambar 4.10 memperlihatkan bahwa persentase masyarakat di kota besar, metropolitan, dan megapolitan yang memahami tiga bidang tersebut hampir sama. Demikian juga halnya bila diklasifikasikan berdasarkan fungsi kota, persentase masyarakat di keempat jenis fungsi kota yang memahami bidang pendidikan, kesehatan, dan pangan juga cenderung hampir sama.
Gambar 4.10 Tiga bidang iptek yang paling dipahami oleh masyarakat berdasarkan jenis kota
24
Persepsi Masyarakat Indonesia Terhadap Iptek
Gambar 4.11 Tiga bidang iptek yang paling dipahami oleh masyarakat berdasarkan fungsi kota
Selanjutnya pemahaman masyarakat terhadap bidang iptek dilihat berdasarkan jenis kelamin yang ditunjukkan Gambar 4.12. Gambar tersebut memperlihatkan bahwa tiga bidang iptek yang paling banyak dipahami oleh laki-laki dan perempuan adalah sama yaitu bidang pendidikan, kesehatan, dan pangan. Namun demikian, gambar tersebut juga menunjukkan bahwa perempuan cenderung lebih banyak memahami ketiga bidang tersebut. Ini dapat dilihat dari nilai persentase perempuan yang lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki.
Gambar 4.12 Tiga bidang iptek yang paling dipahami oleh masyarakat
berdasarkan jenis kelamin
25
Persepsi Masyarakat Indonesia Terhadap Iptek
Klasifikasi masyarakat berdasarkan tingkat pendidikan yang diperlihatkan Gambar 4.13 juga menunjukkan bahwa tiga bidang iptek yang paling banyak dipahami oleh masyarakat adalah bidang pendidikan, kesehatan, dan pangan. Persentase masyarakat berpendidikan Diploma yang paham mengenai tiga bidang iptek tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan yang berpendidikan sarjana ke atas (S1, S2 dan S3).
Gambar 4.13 Tiga bidang iptek yang paling dipahami oleh masyarakat berdasarkan tingkat pendidikan
Hal serupa juga terjadi ketika masyarakat diklasifikasikan berdasarkan jenis pekerjaan. Gambar 4.14 menunjukkan bahwa tiga bidang iptek yang paling banyak dipahami oleh masyarakat pelajar/mahasiswa, bekerja, IRT, dan lainnya adalah bidang pendidikan, kesehatan, dan pangan. Gambar tersebut juga menunjukkan bahwa pada bidang pendidikan persentase masyarakat yang paling banyak memahami adalah pelajar/mahasiswa. Sementara itu, pada bidang kesehatan dan pangan persentase masyarakat yang paling banyak memahami adalah IRT.
26
Persepsi Masyarakat Indonesia Terhadap Iptek
Gambar 4.14 Tiga bidang iptek yang paling dipahami oleh masyarakat ber-dasarkan pekerjaan
4.3 Pemahaman Subjektif Masyarakat terhadap Isu Iptek Pengetahuan masyarakat terhadap isu-isu iptek yang sedang
berkembang dapat menjadi salah satu indikasi pemahaman mereka terhadap iptek. Isu iptek yang diidentifikasi merupakan isu-isu pada bidang prioritas iptek yang telah diidentifikasi pemahamannya pada sub bab sebelumnya. Adapun isu iptek yang diidentifikasi pemahamannya adalah media sosial; sampah organik dan anorganik; imunisasi; antibiotik; formalin; dampak pemanasan global; terorisme; fermentasi; kejahatan dunia maya; metode pembelajaran e-learning; mobil listrik; konflik perbatasan; MRT; redenominasi mata uang; e-commerce; early warning system; depresiasi rupiah; dan kurikulum tematik. Pemahaman sujektif masyarakat terhadap isu iptek tersebut diperlihatkan Gambar 4.15. Gambar tersebut menunjukkan bahwa isu iptek yang paling banyak dipahami oleh masyarakat adalah media sosial; sampah organik dan anorganik; dan imunisasi. Lebih dari 75% masyarakat yang memahami ketiga isu iptek tersebut. Sedangkan isu iptek yang paling sedikit dipahami masyarakat adalah kurikulum tematik. Tidak lebih dari 20% yang paham mengenai kurikulum tematik.
27
Persepsi Masyarakat Indonesia Terhadap Iptek
Gambar 4.15 Pemahaman subjektif masyarakat terhadap isu iptek
Klasifikasi masyarakat berdasarkan lokasi kota juga memperlihatkan hasil yang serupa yaitu tiga isu iptek yang paling banyak dipahami di semua kota adalah media sosial; sampah organik dan anorganik; dan imunisasi (Gambar 4.16). Namun demikian, gambar tersebut juga memperlihatkan bahwa persentase tertinggi masyarakat yang paham mengenai ketiga isu tersebut pada setiap kota berbeda. Media sosial cenderung menjadi isu iptek yang paling banyak dipahami oleh masyarakat di kota besar dan metropolitan, kecuali Yogyakarta dan Medan. Sementara itu, sampah organik dan anorganik menjadi isu iptek yang paling banyak dipahami oleh masyarakat megapolitan.
28
Persepsi Masyarakat Indonesia Terhadap Iptek
Gambar 4.16 Tiga isu iptek yang paling dipahami oleh masyarakat secara subjektif berdasarkan lokasi
Pemahaman subjektif masyarakat terhadap isu iptek berdasarkan jenis dan fungsi kota juga memperlihatkan hasil yang serupa yaitu media sosial; sampah organik dan anorganik; dan imunisasi menjadi tiga isu iptek yang paling banyak dipahami (Gambar 4.17 dan 4.18). Gambar 4.17 menunjukkan bahwa ketiga isu iptek tersebut paling banyak dipahami oleh masyarakat baik di kota besar, metropolitan, maupun megapolitan. Meskipun demikian, gambar tersebut juga memperlihatkan bahwa media sosial menjadi isu iptek yang paling banyak dipahami oleh masyarakat kota besar dan metropolitan. Sementara itu, di kota megapolitan cenderung sampah organik dan anorganik menjadi isu iptek yang paling banyak dipahami oleh masyarakatnya. Jika dilihat berdasarkan fungsi kota, Gambar 4.18 menunjukkan bahwa media sosial menjadi isu yang paling banyak dipahami oleh masyarakat di kota pusat perdangaan dan kota pusat produksi. Sedangkan di kota pusat kebudayaan dan kota pusat pemerintaahan, sampah organik dan anorganik menjadi isu iptek yang paling banyak dipahami oleh masyarakatnya.
29
Persepsi Masyarakat Indonesia Terhadap Iptek
Gambar 4.17 Tiga isu iptek yang paling dipahami oleh masyarakat secara
subjektif berdasarkan jenis kota
Gambar 4.18 Tiga isu iptek yang paling dipahami oleh masyarakat secara subjektif berdasarkan fungsi kota
30
Persepsi Masyarakat Indonesia Terhadap Iptek
Jika masyarakat diklasifikasikan berdasarkan jenis kelamin, Gambar 4.19 menunjukkan bahwa tiga isu iptek yang paling banyak dipahami oleh laki-laki dan perempuan adalah media sosial; sampah organik dan anorganik; dan imunisasi. Gambar tersebut juga memperlihatkan bahwa persentase laki-laki yang memahami media sosial lebih tinggi dibandingkan perempuan. Namun untuk pemahamanan masyarakat mengenai isu sampah organik dan anorganik; dan imunisasi persentasenya lebih tinggi perempuan dibandingkan laki-laki.
Gambar 4.19 Tiga isu iptek yang paling dipahami oleh masyarakat secara subjektif berdasarkan jenis kelamin
Pemahaman subjektif masyarakat terhadap isu iptek berdasarkan tingkat pendidikan diperlihatkan Gambar 4.20. Gambar tersebut juga menunjukkan bahwa tiga isu iptek yang paling banyak dipahami oleh masyarakat (di semua tingkat pendidikan) adalah media sosial; sampah organik dan anorganik; dan imunisasi. Selain itu, gambar tersebut juga memperlihatkan bahwa media sosial menjadi isu iptek yang paling banyak dipahami oleh masyarakat yang berpendidikan SMA, Diploma, S1, S2 dan S3.
31
Persepsi Masyarakat Indonesia Terhadap Iptek
Gambar 4.20 Tiga isu iptek yang paling dipahami oleh masyarakat
secara subjektif berdasarkan tingkat pendidikan
Jika masyarakat berdasarkan jenis pekerjaan, pemahaman subjektif mereka terhadap isu iptek ditunjukkan Gambar 4.21. Gambar tersebut memperlihatkan tiga isu iptek yang paling banyak dipahami oleh pelajar/mahasiswa, pekerja, IRT, dan lainnya adalah media sosial; sampah organik dan anorganik; dan imunisasi. Gambar tersebut juga menunjukkan bahwa media sosial menjadi isu iptek yang paling banyak dipahami oleh pelajar/mahasiswa, pekerja, dan lainnya (pensiunan dan tidak bekerja). Sedangkan di kalangan IRT, imunisasi menjadi isu iptek yang paling banyak dipahami.
Gambar 4.21 Tiga isu iptek yang paling dipahami oleh masyarakat secara subjektif berdasarkan pekerjaan
32
Persepsi Masyarakat Indonesia Terhadap Iptek
4.4 Pemahaman Objektif Masyarakat terhadap Isu Iptek Pemahaman objektif masyarakat terhadap isu iptek menjadi salah
satu indikasi pemahaman masyarakat terhadap iptek. Pemahaman objektif masyarakat diidentifikasi melalui pengetahuan terhadap pernyataan-pernyataan terkait dengan isu iptek yang diidentifikasi pada bagian sebelumnya. Pengetahuan dinilai dari ketepatan jawaban masyarakat dari setiap pernyataan yang diperlihatkan Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Daftar pertanyaan terkait isu iptek
Pernyataan Keterangan
P1
Facebook merupakan salah satu jejaring sosial dimana pengguna dapat berkomunikasi dengan teman dan pengguna lain melalui pesan pribadi atau umum dan fitur obrolan
P2 Penggunaan bahan bakar gas dapat mengurangi polusi udara
P3 Imunisasi terhadap suatu penyakit akan memberikan kekebalan atau resistensi pada semua jenis penyakit
P4 Antibiotik dapat membunuh virus
P5 Detasemen Khusus 88 (Densus 88) adalah satuan khusus POLRI untuk penanggulangan teroris di Indonesia
P6 Meningkatnya suhu global diperkirakan akan menyebabkan turunnya permukaan air laut
P7 Bahan bakar mobil listrik adalah BBG
P8 Saat ini sering terjadi konflik perbatasan antara Indonesia dan Thailand
P9
Formalin mudah diperoleh dipasar bebas dengan harga murah, tetapi tidak diizinkan ditambahkan ke dalam bahan makanan atau digunakan sebagai pengawet makanan
P10 Penggunaan ragi untuk mengembangkan roti merupakan peristiwa dalam perkembangan bioteknologi
P11
MRT merupakan moda angkutan yang mampu mengangkut penumpang dalam jumlah yang banyak (massal) dengan frekuensi dan kecepatan yang sangat tinggi (rapid)
33
Persepsi Masyarakat Indonesia Terhadap Iptek
P12 Online shopping memungkinkan kedua pembeli dan penjual untuk tidak bertatap muka secara langsung
P13E-learning merupakan cara baru dalam proses belajar mengajar yang menggunakan media elektronik khususnya internet sebagai sistem pembelajarannya
P14Membajak situs web merupakan salah satu kasus kejahatan dunia maya (cyber crime) yang terjadi di Indonesia
P15Redenominasi mata uang merupakan pemotongan nominal yang dilakukan pada sebuah mata uang dengan mengurangi jumlah nilainya
P16 Early warning system (EWS) merupakan sistem peringatan dini terhadap bencana
P17 Kurikulum tematik diterapkan dengan menggunakan pendekatan kurikulum interdisipliner
P18 Depresiasi rupiah terjadi ketika ada peningkatan nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing
Secara umum pemahaman objektif masyarakat terhadap isu iptek diperlihatkan pada Gambar 4.22 yang menunjukkan bahwa masih banyak masyarakat yang tidak benar-benar paham terhadap isu iptek. Gambar tersebut memperlihatkan bahwa sebagian besar masyarakat tidak benar-benar paham (jawaban tidak tepat dan tidak tahu) mengenai kurikulum tematik; depresiasi rupiah; dan redenominasi mata uang. Sebagian besar masyarakat juga tidak benar-benar paham mengenai penggunaan bahan bakar gas; imunisasi; antibiotik. Ini ditunjukkan dari sebagian besar masyarakat memberikan jawaban salah pada pernyataan terkait tiga hal tersebut. Namun, Gambar 4.22 memperlihatkan bahwa masyarakat benar-benar paham terhadap isu iptek terkait dengan media sosial facebook; Densus 88 dan teroris; dan formalin. Hampir semua masyarakat (96%) menjawab benar pernyataan terkait dengan media sosial facebook. Sementara itu masyarakat yang menjawab dengan benar pernyataan terkait dengan Densus 88 dan formalin mencapai 88%.
Selanjutnya pemahaman objektif masyarakat terhadap isu iptek diklasifikasikan berdasarkan kota (lokasi, jenis, dan fungsi), jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan jenis pekerjaan masyarakat. Pemahaman objektif masyarakat juga dibagi menjadi tiga kategori yaitu kurang, cukup dan baik. Kategori tersebut berdasarkan pada persentase jawaban benar terhadap semua pernyataan. Pemahaman
34
Persepsi Masyarakat Indonesia Terhadap Iptek
masyarakat dikategorikan kurang jika jawaban benar tidak lebih dari 55%, kategori cukup jika jawaban benar antara 55% - 74%, dan dikategorikan baik jika jawaban benar lebih dari 74%.
Gambar 4.22 Pemahaman objektif masyarakat terhadap isu iptek
Berdasarkan lokasi kota, Gambar 4.23 memperlihatkan tingkat pemahaman objektif masyarakat terhadap isu iptek. Gambar tersebut menunjukkan bahwa dari sepuluh kota yang disurvei hanya Denpasar yang memiliki pemahaman objektif yang cukup dengan rata-rata masyarakatnya dapat menjawab 55,4% pernyataan dengan benar. Sementara itu, sembilan kota lainnya, pemahaman objektif masyarakatnya termasuk dalam kategori kurang. Artinya jawaban benar mengenai pernyataan isu iptek yang diberikan masyarakat tidak mencapai 55%.
35
Persepsi Masyarakat Indonesia Terhadap Iptek
Gambar 4.23 Pengetahuan masyarakat terhadap isu iptek berdasarkan lokasi
Klasifikasi berdasarkan jenis dan fungsi kota juga mengindikasikan hal yang hampir sama. Gambar 4.24 dan 4.25 menunjukkan bahwa pemahaman objektif masyarakat terhadap isu iptek di semua jenis dan fungsi kota termasuk dalam kategori kurang. Persentase jawaban benar masyarakat mengenai isu iptek di ketiga jenis kota tidak jauh berbeda yaitu secara berurutan 51% di kota besar, 50% di kota megapolitan, dan 49% di kota metropolitan (Gambar 4.24). Sementara itu, Gambar 4.25 menunjukkan bahwa masyarakat di kota pusat kebudayaan cenderung mempunyai tingkat pemahaman objektif terhadap isu iptek yang paling tinggi. Sedangkan, masyarakat kota pusat perdagangan tingkat pemahaman objektif terhadap isu iptek tergolong paling rendah.
36
Persepsi Masyarakat Indonesia Terhadap Iptek
Gambar 4.24 Pemahaman objektif masyarakat terhadap isu iptek berdasarkan jenis kota
Gambar 4.25 Pemahaman objektif masyarakat terhadap isu iptek berdasarkan fungsi kota
37
Persepsi Masyarakat Indonesia Terhadap Iptek
Jika masyarakat diklasifikasikan berdasarkan jenis kelamin, pemahaman objektif terhadap isu iptek laki-laki dan perempuan termasuk dalam kategori kurang (Gambar 4.26). Meskipun demikian, gambar tersebut juga memperlihatkan bahwa laki-laki cenderung memiliki tingkat pemahaman objektif terhadap isu iptek yang lebih tinggi dibandingkan dengan perempuan. Jawaban benar mengenai pernyataan iptek yang diberikan perempuan tidak lebih dari separuh dari total pernyataan. Sedangkan laki-laki dapat memberikan 51% jawaban benar.
Gambar 4.26 Pemahaman objektif masyarakat terhadap isu iptek berdasarkan jenis kelamin
Bila dilihat berdasarkan tingkat pendidikan masyarakat, Gambar 4.27 memperlihatkan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan masyarakat cenderung semakin tinggi juga pemahaman objektifnya terhadap isu iptek. Gambar tersebut menunjukkan bahwa tidak lebih dari separuh jawaban benar yang diberikan masyarakat berpendidikan SMA. Sementara itu, masyarakat berpendidikan SMA ke atas (Diploma, S1, S2 dan S3) dapat memberikan jawaban benar lebih dari separuh dari total pernyataan. Meskipun demikian, Gambar 4.27 memperlihatkan bahwa pemahaman objektif terhadap isu iptek masyarakat berpendidikan SMA dan Diploma tergolong kurang, sedangkan pada masyarakat berpendidikan sarjana ke atas (S1, S2 dan S3) tergolong cukup.
38
Persepsi Masyarakat Indonesia Terhadap Iptek
Gambar 4.27 Pemahaman objektif masyarakat terhadap isu iptek berdasarkan tingkat pendidikan
Selanjutnya, Gambar 4.28 menunjukkan pemahaman objektif masyarakat terhadap isu iptek berdasarkan jenis pekerjaan. Gambar tersebut memperlihatkan bahwa masyarakat di semua jenis pekerjaan memiliki tingkat pemahaman objektif yang kurang terhadap isu iptek. Namun, gambar tersebut mengindikasikan bahwa pemahaman objektif mengenai isu iptek yang lebih tinggi dimiliki oleh masyarakat yang sedang belajar (pelajar/mahasiswa) dan bekerja. Mereka dapat memberikan lebih dari separuh jawaban benar.
Gambar 4.28 Pemahaman objektif masyarakat terhadap isu iptek berdasarkan
pekerjaan
39
Persepsi Masyarakat Indonesia Terhadap Iptek
4.5 Pengetahuan Masyarakat tentang Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) LIPI merupakan lembaga ilmu pengetahuan terbesar di Indonesia,
oleh karenanya pengetahuan mengenai LIPI dapat menjadi salah satu indikasi pemahaman masyarakat terhadap iptek. Pengetahuan mengenai LIPI diidentifikasi melalui pengetahuannya tentang LIPI secara umum: Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah (PDII) - LIPI; Lomba Karya Ilmiah Remaja (LKIR); Kebun Raya, Pulau Pari, dan Museum Zoologi yang dikelola oleh LIPI. Terkait hal tersebut, Gambar 4.29 menunjukkan bahwa secara umum mayoritas masyarakat tidak mengetahui mengenai LIPI. Sebagian besar masyarakat (63%) hanya mengetahui LIPI secara umum. Namun mengenai apa saja yang dimiliki dan dikelola oleh LIPI masyarakat cenderung tidak mengetahuinya.
Selanjutnya, identifikasi terhadap pengetahuan masyarakat terhadap LIPI secara umum berdasarkan lokasi diperlihatkan pada Gambar 4.30. Gambar tersebut menunjukkan sebagian besar masyarakat di kota besar, metropolitan, dan megapolitan mengetahui LIPI secara umum, kecuali masyarakat di Balikpapan dan Denpasar. Bahkan hanya 10% masyarakat di kota Ambon yang tidak mengetahui LIPI. Demikian halnya yang terjadi di kota besar, hanya 11% masyarakat Yogyakarta yang tidak mengetahui tentang LIPI. Sedangkan di kota Balikpapan dan Denpasar, masyarakat yang mengetahui LIPI secara umum masing-masing hanya sebesar 34% dan 40%.
Gambar 4.29 Pengetahuan masyarakat tentang LIPI
40
Persepsi Masyarakat Indonesia Terhadap Iptek
Gambar 4.30 Pengetahuan masyarakat tentang LIPI berdasarkan lokasi
Pengetahuan masyarakat tentang LIPI berdasarkan jenis dan fungsi kota; jenis kelamin; tingkat pendidikan; dan jenis pekerjaan diidentifikasi berdasarkan tiga hal yang paling banyak masyarakat ketahui tentang LIPI. Gambar 4.31 dan 4.32 menunjukkan bahwa di semua jenis dan fungsi kota, paling banyak masyarakat mengetahui tentang LIPI secara umum, LKIR, dan Museum Zoologi. Gambar 4.31 dan 4.32 memperlihatkan bahwa persentase masyarakat yang mengetahui tentang LIPI di kota Megapolitan lebih tinggi dibandingkan dua jenis kota lainnya. Sementara itu, di kota pusat pemerintahan persentase masyarakat yang mengetahui tentang LIPI juga lebih tinggi dibandingkan tuga fungsi kota lainnya.
Gambar 4.31 Tiga hal yang paling diketahui oleh masyarakat tentang LIPI berdasarkan jenis kota
41
Persepsi Masyarakat Indonesia Terhadap Iptek
Gambar 4.32 Tiga hal yang paling diketahui oleh masyarakat tentang LIPI berdasarkan fungsi kota
Hal yang hampir serupa juga terjadi ketiga pengetahuan masyarakat mengenai LIPI dikategorikan berdasarkan jenis kelamin. Gambar 4.33 memperlihatkan bahwa tiga hal yang paling banyak masyarakat baik laki-laki maupun perempuan tahu tentang LIPI adalah LIPI secara umum, LKIR, dan Museum Zoologi. Persentase laki-laki dan perempuan yang mengetahui tiga hal tersebut juga cenderung tidak jauh berbeda.
Gambar 4.33 Tiga hal yang paling diketahui oleh masyarakat tentang LIPI berdasarkan jenis kelamin
42
Persepsi Masyarakat Indonesia Terhadap Iptek
Sedikit ada perbedaan jika pengetahuan tentang LIPI dilihat berdasarkan tingkat pendidikan masyarakat. Meskipun hal yang paling banyak diketahui mengenai LIPI juga sama yaitu tentang LIPI secara umum, LKIR, dan Museum Zoologi, tetapi Gambar 4.34 mengindikasikan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan pengetahuannya mengenai LIPI juga cenderung semakin tinggi. Gambar tersebut menunjukkan bahwa masyarakat berpendidikan SMA yang mengetahui LIPI secara umum tidak lebih dari 60%. Namun, lebih dari 90% masyarakat yang berpendidikan S2 dan S3 mengetahui LIPI secara umum.
Gambar 4.34 Tiga hal yang paling diketahui oleh masyarakat tentang LIPI
berdasarkan tingkat pendidikan
Selanjutnya, Gambar 4.35 memperlihatkan pengetahuan masyarakat mengenai LIPI berdasarkan jenis pekerjaan. Gambar tersebut menunjukkan bahwa tiga hal yang paling banyak masyarakat ketahui tentang LIPI adalah LIPI secara umum, LKIR, dan Museum Zoologi. Gambar tersebut juga memperlihatkan bahwa persentase masyarakat bekerja yang mengetahui LIPI cenderung paling besar dibandingkan dengan masyarakat dengan jenis pekerjaan lainnya.
43
Persepsi Masyarakat Indonesia Terhadap Iptek
Gambar 4.35 Tiga hal yang paling diketahui oleh masyarakat tentang LIPI berdasarkan pekerjaan
4.6 Pengetahuan Masyarakat tentang Program Kemenristek Sebagai Kementerian yang bertanggungjawab terhadap
pengembangan riset dan teknologi, tentu saja program-program yang dicanangkan oleh Kemenristek terkait juga dengan iptek. Oleh karenanya, pengetahuan mengenai program Kemenristek menjadi salah satu indikasi pemahaman masyarakat terhadap iptek. Adapun program Kemenristek yang diidentifikasi adalah Business Innovation Centre (BIC); Perpustakaan digital online; Program Beasiswa Pasca sarjana Riset Pro; Pelaksanaan Pameran Ritech Expo; dan Pelaksanaan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional. Gambar 4.36 menunjukkan bahwa mayoritas masyarakat kurang mengetahui kelima program yang dicanangkan oleh Kemenristek tersebut.
44
Persepsi Masyarakat Indonesia Terhadap Iptek
Gambar 4.36 Pengetahuan masyarakat tentang program Kemenristek
Klasifikasi lokasi kota dalam identifikasi pengetahuan masyarakat tentang program Kemenristek diperlihatkan Gambar 4.37 yang memperlihatkan bahwa tiga program Kemenristek yang paling banyak diketahui oleh masyarakat adalah perpustakaan digital online; pelaksanaan hari kebangkitan teknologi nasional; dan beasiswa pasca sarjana riset pro. Namun demikian program yang paling banyak diketahui masyarakat di setiap kota berbeda. Perpustakaan digital online menjadi program yang paling banyak diketahui oleh masyarakat di kota Bandung, Balikpapan, Denpasar, Jakarta, Surabaya, dan Yogyakarta. Sedangkan di kota Makassar dan Medan pelaksanaan hari kebangkitan teknologi nasional menjadi program yang paling banyak diketahui oleh masyarakatnya. Sementara itu, beasiswa pasca sarjana riset pro menjadi program yang paling banyak diketahui oleh masyarakatnya.
45
Persepsi Masyarakat Indonesia Terhadap Iptek
Gambar 4.37 Tiga program Kemenristek yang paling diketahui oleh masyarakat berdasarkan lokasi
Pemahaman masyarakat terhadap program Kemenristek berdasarkan jenis dan fungsi kota juga menunjukkan bahwa tiga program yang paling banyak diketahui oleh masyarakat adalah perpustakaan digital online; pelaksanaan hari kebangkitan teknologi nasional; dan beasiswa pasca sarjana riset pro. Gambar 4.38 mengindikasikan bahwa masyarakat kota megapolitan yang mengetahui ketiga program tersebut cenderung lebih banyak dibandingkan dengan dua jenis kota lainnya. Sementara itu, Gambar 4.39 memperlihatkan bahwa masyarakat di kota pusat pemerintahaan lebih mengetahui ketiga program Kemenristek tersebut.
Gambar 4.38 Tiga program Kemenristek yang paling diketahui oleh masyarakat
berdasarkan jenis kota
46
Persepsi Masyarakat Indonesia Terhadap Iptek
Gambar 4.39 Tiga program Kemenristek yang paling diketahui oleh masyarakat berdasarkan fungsi kota
Jika masyarakat diklasifikan berdasarkan jenis kelamin, Gambar 4.40 juga menunjukkan bahwa tiga program yang paling banyak diketahui baik oleh laki-laki maupun perempuan adalah perpustakaan digital online; pelaksanaan hari kebangkitan teknologi nasional; dan beasiswa pasca sarjana riset pro. Persentase masyarakat yang mengetahui ketiga program tersebut hampir sama antara laki-laki dan perempuan.
Gambar 4.40 Tiga program Kemenristek yang paling diketahui oleh masyarakat
berdasarkan jenis kelamin
47
Persepsi Masyarakat Indonesia Terhadap Iptek
Selanjutnya, Gambar 4.41 yang memperlihatkan pengetahuan masyarakat tentang program Kemenristek berdasarkan tingkat pendidikan. Gambar tersebut mengindikasikan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan masyarakat maka semakin tinggi juga pengetahuannya terhadap program Kemenristek. Ini dapat dilihat dari semakin banyaknya persentase masyarakat yang mengetahui program Kemenristek seiring dengan semakin tingginya tingkat pendidikan. Gambar 4.41 juga menunjukkan bahwa masyarakat berpendidikan SMA dan Diploma cenderung paling banyak mengetahui program pelaksanaan hari kebangkitan teknologi nasional dibandingkan dua program lainnya. Sementara itu, untuk masyarakat berpendidikan S2 dan S3 cenderung lebih mengetahui program beasiswa pasca sarjana riset pro dibandingkan dengan program pelaksanaan hari kebangkitan teknologi nasional.
Gambar 4.41 Tiga program Kemenristek yang paling diketahui oleh masyarakat berdasarkan tingkat pendidikan
Jika masyarakat dikategorikan berdasarkan jenis pekerjaan, Gambar 4.42 juga menunjukkan bahwa tiga program Kemenristek yang paling banyak diketahui oleh masyarakat pelajar/mahasiswa, bekerja, IRT dan lainnya adalah perpustakaan digital online; pelaksanaan hari kebangkitan teknologi nasional; dan beasiswa pasca sarjana riset pro. Gambar tersebut juga menunjukkan bahwa pelajar/mahasiswa cenderung lebih mengetahui program-program Kemenristek. Sementara itu, persentase masyarakat yang mengetahui program Kemenristek terkecil ada pada jenis pekerjaan IRT.
48
Persepsi Masyarakat Indonesia Terhadap Iptek
Gambar 4.42 Tiga program Kemenristek yang paling diketahui masyarakat berdasarkan pekerjaan
4.7 Sumber Informasi Iptek Kemudahan mengakses informasi iptek terkait jenis sumber
informasi yang digunakan. Berbagai sumber informasi iptek dapat digunakan oleh masyarakat untuk memperoleh informasi mengenai berita terkini, iptek, dan ilmu pengetahuan tertentu. Adapun sumber informasi yang bisa masyarakat gunakan untuk memperoleh berita-berita tersebut yaitu TV, radio, koran, internet, buku, majalah, jurnal ilmiah, seminar/pelatihan, keluarga, teman, dan sumber informasi lainnya.
Hasil survei menunjukkan bahwa TV merupakan jenis sumber informasi yang paling banyak digunakan untuk mendapatkan berita terkini yakni sebesar 56%. Jenis sumber informasi lain yang paling banyak digunakan adalah internet dan koran. Sedangkan radio merupakan sumber informasi yang mulai ditinggalkan masyarakat untuk mendapatkan informasi mengenai berita terkini, karena hanya 1% saja dari responden yang menggunakan sumber informasi ini (Gambar 4.43).
Selain berita terkini, masyarakat juga dapat menggunakan berbagai jenis sumber informasi untuk mendapatkan informasi mengenai berita iptek. Jenis sumber informasi yang paling banyak digunakan oleh masyarakat untuk mendapatkan informasi mengenai berita tersebut adalah internet (49%). Jenis sumber informasi lain yang paling banyak digunakan adalah TV (Gambar 4.44). Sementara itu, jenis sumber informasi yang paling banyak digunakan masyarakat untuk mendapatkan
49
Persepsi Masyarakat Indonesia Terhadap Iptek
informasi mengenai ilmu pengetahuan tertentu adalah internet (38%). Jenis sumber informasi lain yang paling banyak digunakan adalah TV (28%) dan buku (15%).
Gambar 4.43 Sumber informasi berita terkini
Gambar 4.44 Sumber informasi berita iptek
50
Persepsi Masyarakat Indonesia Terhadap Iptek
Gambar 4.45 Sumber informasi ilmu pengetahuan tertentu
Hasil survei menunjukkan bahwa jenis sumber informasi yang paling banyak digunakan oleh masyarakat untuk mendapatkan informasi mengenai berita terkini dan iptek adalah internet, tv, dan koran (Gambar 4.46). Sedangkan buku, majalah, dan radio merupakan sumber informasi yang paling jarang digunakan oleh masyarakat untuk mendapatkan informasi mengenai berita terkini dan iptek.
Gambar 4.46 Sumber informasi berita terkini dan iptek
51
Persepsi Masyarakat Indonesia Terhadap Iptek
Bila diklasifikasikan berdasarkan kota, Gambar 4.47 dan 4.48 memperlihatkan tiga sumber informasi berita terkini dan iptek yang paling banyak digunakan oleh masyakarat. Gambar tersebut menunjukkan bahwa di semua kota, tiga sumber informasi berita terkini dan iptek yang paling banyak digunakan oleh masyarkat adalah koran, internet, dan TV. Dari tiga jenis sumber infomasi tersebut, jika dilihat di masing-masing lokasi yang ada di kota besar, metropolitan, dan megapolitan cenderung menunjukkan bahwa dari jenis sumber informasi berita terkini yang paling banyak digunakan adalah TV. Sedangkan jenis sumber informasi berita iptek yang cenderung paling banyak digunakan oleh masyarakat adalah internet, kecuali di kota Medan dan Jakarta. Masyarakat di kota Medan dan Jakarta paling banyak menggunakan TV untuk memperoleh informasi mengenai berita iptek.
Gambar 4.47 Sumber informasi berita terkini yang paling banyak digunakan oleh masyarakat berdasarkan lokasi
52
Persepsi Masyarakat Indonesia Terhadap Iptek
Gambar 4.48 Sumber informasi berita iptek yang paling banyak digunakan oleh masyarakat berdasarkan lokasi
Jika diklasifikasikan berdasarkan jenis dan fungsi kota, Gambar 4.49 sampai dengan 4.52 juga menunjukkan bahwa tiga sumber informasi yang paling banyak digunakan oleh masyarakat untuk mendapatkan informasi mengenai berita terkini dan iptek adalah koran, internet, dan TV. Gambar 4.49 memperlihatkan bahwa lebih dari 50% masyarakat di kota besar, metropolitan, dan megapolitan menggunakan TV untuk memperoleh informasi mengenai berita terkini. Sedangkan, jenis sumber informasi yang paling banyak digunakan oleh masyarakat untuk mendapatkan informasi mengenai berita iptek adalah internet (Gambar 4.50). Demikian juga halnya bila diklasifikasikan berdasarkan fungsi kota, TV merupakan jenis sumber informasi berita terkini dan iptek yang paling banyak digunakan oleh masyarakat di keempat jenis fungsi kota.
53
Persepsi Masyarakat Indonesia Terhadap Iptek
Gambar 4.49 Sumber informasi berita terkini yang paling banyak digunakan oleh masyarakat berdasarkan jenis kota
Gambar 4.50 Sumber informasi berita terkini yang paling banyak digunakan
oleh masyarakat berdasarkan fungsi kota
54
Persepsi Masyarakat Indonesia Terhadap Iptek
Gambar 4.51 Sumber informasi berita iptek yang paling banyak digunakan oleh masyarakat berdasarkan jenis kota
Gambar 4.52 Sumber informasi berita iptek yang paling banyak digunakan oleh masyarakat berdasarkan fungsi kota
Selanjutnya sumber informasi berita terkini dan iptek yang paling banyak digunakan oleh masyarakat dilihat berdasarkan jenis kelamin yang ditunjukkan Gambar 4.53 dan 4.54. Gambar tersebut
55
Persepsi Masyarakat Indonesia Terhadap Iptek
memperlihatkan bahwa tiga sumber informasi berita terkini dan iptek yang paling banyak digunakan oleh laki-laki dan perempuan adalah sama yaitu koran, internet, dan TV. Gambar tersebut juga menunjukkan bahwa perempuan dan laki-laki cenderung lebih banyak menggunakan TV untuk memperoleh informasi mengenai berita terkini dan internet untuk memperoleh informasi mengenai berita Iptek.
Gambar 4.53 Sumber informasi berita terkini yang paling banyak digunakan oleh masyarakat berdasarkan jenis kelamin
Gambar 4.54 Sumber informasi berita iptek yang paling banyak digunakan
oleh masyarakat berdasarkan jenis kelamin
56
Persepsi Masyarakat Indonesia Terhadap Iptek
Sumber informasi berita terkini dan iptek yang digunakan oleh masyarakat juga dilihat berdasarkan tingkat pendidikan. Gambar 4.55 dan 4.56 memperlihatkan bahwa sebagian besar masyarakat, di semua tingkat pendidikan, menggunakan koran, internet, dan TV sebagai sumber informasi berita terkini dan berita iptek. Selain itu, gambar tersebut juga menunjukkan bahwa TV merupakan jenis sumber informasi yang paling banyak digunakan oleh masyarakat berpendidikan SMA, Diploma, S1, S2 dan S3 untuk mendapatkan informasi mengenai berita terkini. Sedangkan, jenis sumber informasi berita iptek yang paling banyak digunakan oleh masyarakat berpendidikan SMA, Diploma, S1, S2 dan S3 adalah internet.
Gambar 4.55 Sumber informasi berita terkini yang paling banyak digunakan masyarakat berdasarkan tingkat pendidikan
Gambar 4.56 Sumber informasi berita iptek yang paling banyak digunakan masyarakat berdasarkan tingkat pendidikan
57
Persepsi Masyarakat Indonesia Terhadap Iptek
Jika masyarakat berdasarkan jenis pekerjaan, sumber informasi berita terkini dan iptek yang paling banyak digunakan oleh masyarakat ditunjukkan Gambar 4.57 dan 4.58. Gambar tersebut memperlihatkan tiga sumber informasi berita terkini dan iptek yang paling banyak digunakan oleh pelajar/mahasiswa, pekerja, IRT, dan lainnya adalah koran, internet, dan TV. Gambar tersebut juga menunjukkan bahwa TV menjadi jenis sumber informasi berita terkini yang paling banyak digunakan oleh pelajar/mahasiswa, pekerja, IRT, dan lainnya (pensiunan dan tidak bekerja). Sedangkan, jenis sumber informasi berita iptek yang paling banyak digunakan oleh pelajar/mahasiswa, pekerja, IRT, dan lainnya (pensiunan dan tidak bekerja) adalah internet.
Gambar 4.57 Sumber informasi berita terkini yang paling banyak digunakan
masyarakat berdasarkan pekerjaan
58
Persepsi Masyarakat Indonesia Terhadap Iptek
Gambar 4.58 Sumber informasi berita iptek yang paling banyak digunakan masyarakat berdasarkan pekerjaan
4.8 Tingkat Kepercayaan Masyarakat terhadap Sumber Informasi Iptek Tingkat kepercayaan masyarakat terhadap sumber informasi iptek
mempengaruhi masyarakat dalam memilih jenis sumber informasi yang akan digunakan. Jenis sumber informasi iptek yang dapat digunakan adalah koran, buku, radio, internet, keluarga, TV, majalah, seminar/pelatihan, jurnal ilmiah, teman, dan sumber informasi lainnya. Gambar 4.59 menunjukkan bahwa secara umum lebih dari separuh masyarakat percaya (percaya dan sangat percaya) terhadap semua sumber informasi iptek. Pada sumber informasi yang diperoleh dari teman hanya 7% yang mengakui percaya dan 50% yang mengakui sangat percaya terhadap sumber informasi tersebut. Demikian halnya majalah, hanya 5% masyarakat yang mengakui percaya dan 59% yang mengakui sangat percaya terhadap sumber informasi tersebut. Sementara itu, tiga sumber informasi iptek yang paling banyak dipercaya oleh masyarakat adalah buku, jurnal ilmiah, dan keluarga. Pada buku, 27% masyarakat mengakui percaya dan 67% mengakui sangat percaya mengenai informasi yang diberikan oleh sumber informasi tersebut. Demikian juga dengan jurnal ilmiah, terdapat 24% masyarakat yang mengakui percaya dan 58% yang mengakui sangat percaya. Sedangkan terhadap informasi yang disampaikan oleh keluarga, sebesar 21% masyarakat mengakui percaya, dan 61% mengakui sangat percaya. Selanjutnya, tingkat kepercayaan masyarakat diidentifikasi melalui tiga sumber informasi iptek yang paling dipercaya oleh masyarakat dan diklasifikasikan berdasarkan kota (lokasi, jenis, dan fungsi), jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan pekerjaan.
59
Persepsi Masyarakat Indonesia Terhadap Iptek
Gambar 4.59 Tingkat kepercayaan masyarakat terhadap sumber informasi iptek
Sumber informasi iptek yang paling dipercaya oleh masyarakat berdasarkan lokasi kota terlihat pada Gambar 4.60. Gambar tersebut menunjukkan bahwa di semua lokasi kota, tiga sumber informasi iptek yang paling dipercaya oleh masyarakat adalah buku, jurnal ilmiah, dan keluarga. Gambar tersebut juga menunjukkan bahwa persentase masyarakat yang percaya terhadap ketiga sumber informasi tersebut cenderung tidak jauh berbeda.
Gambar 4.60 Sumber informasi iptek yang paling dipercaya oleh masyarakat berdasarkan lokasi
60
Persepsi Masyarakat Indonesia Terhadap Iptek
Jika diklasifikasikan berdasarkan jenis dan fungsi kota, Gambar 4.61 dan 4.62 juga menunjukkan bahwa tiga sumber informasi iptek yang paling dipercaya oleh masyarakat adalah buku, jurnal ilmiah, dan keluarga. Gambar 4.61 memperlihatkan bahwa persentase masyarakat di kota besar, metropolitan, dan megapolitan yang mempercayai tiga sumber informasi tersebut hampir sama. Demikian juga halnya bila diklasifikasikan berdasarkan fungsi kota, persentase masyarakat di keempat jenis fungsi kota yang mempercayai informasi dari buku, jurnal ilmiah, dan keluarga juga cenderung hampir sama.
Gambar 4.61 Sumber informasi iptek yang paling dipercaya oleh masyarakat berdasarkan jenis kota
Gambar 4.62 Sumber informasi iptek yang paling dipercaya oleh masyarakat berdasarkan fungsi kota
61
Persepsi Masyarakat Indonesia Terhadap Iptek
Selanjutnya sumber informasi iptek yang paling dipercaya oleh masyarakat dilihat berdasarkan jenis kelamin yang ditunjukkan Gambar 4.63. Gambar tersebut memperlihatkan bahwa tiga sumber informasi iptek yang paling banyak dipercaya oleh laki-laki dan perempuan adalah sama yaitu buku, jurnal ilmiah, dan keluarga. Namun demikian, gambar tersebut juga menunjukkan bahwa persentase perempuan dan laki-laki yang mempercayai informasi dari buku, jurnal ilmiah, dan keluarga juga cenderung hampir sama.
Gambar 4.63 Sumber informasi iptek yang paling dipercaya oleh masyarakat berdasarkan jenis kelamin
Klasifikasi masyarakat berdasarkan tingkat pendidikan yang diperlihatkan Gambar 4.64 juga menunjukkan bahwa tiga sumber informasi iptek yang paling banyak dipercaya oleh masyarakat adalah buku, jurnal ilmiah, dan keluarga. Gambar tersebut juga menunjukkan bahwa persentase masyarakat yang berpendidikan SMA, Diploma, S1, S2 dan S3 memiliki tingkat kepercayaan yang cenderung tidak jauh berbeda terhadap ketiga sumber informasi tersebut.
62
Persepsi Masyarakat Indonesia Terhadap Iptek
Gambar 4.64 Sumber informasi iptek yang paling dipercaya oleh masyarakat berdasarkan tingkat pendidikan
Hal serupa juga terjadi ketika masyarakat diklasifikasikan berdasarkan jenis pekerjaan. Gambar 4.65 menunjukkan bahwa tiga sumber informasi iptek yang paling dipercaya oleh pelajar/mahasiswa, bekerja, IRT, dan lainnya adalah buku, jurnal ilmiah, dan keluarga. Gambar tersebut juga menunjukkan bahwa persentase pelajar/mahasiswa, bekerja, IRT, dan lainnya yang percaya pada tiga sumber informasi iptek tersebut cenderung sama.
Gambar 4.65 Sumber informasi iptek yang paling dipercaya oleh masyarakat berdasarkan pekerjaan
63
Persepsi Masyarakat Indonesia Terhadap Iptek
4.9 Frekuensi Masyarakat Menggunakan Sumber Informasi IptekKetertarikan masyarakat terhadap iptek dapat ditunjukkan
dari perilaku mereka dalam mengaktualisasikan ketertarikan mereka melalui aktivitas yang dapat menambah pengetahuan mereka tentang iptek. Frekuensi penggunaan sumber informasi iptek untuk mengakses informasi adalah salah satu cermin dari perilaku terhadap iptek. Frekuensi penggunaan sumber informasi tersebut diperlihatkan Gambar 4.66. Gambar tersebut menunjukkan bahwa sumber informasi yang paling sering digunakan oleh masyarakat adalah TV, internet, dan keluarga. Lebih dari 45% masyarakat yang sering menggunakan ketiga sumber informasi tersebut. Sedangkan sumber informasi yang paling jarang digunakan oleh masyarakat adalah seminar/pelatihan, jurnal ilmiah, dan sumber informasi lainnya. Tidak lebih dari 10% yang menggunakan sumber informasi tersebut.
Gambar 4.66 Frekuensi masyarakat menggunakan sumber informasi iptek
Sumber informasi iptek yang paling sering digunakan oleh masyarakat berdasarkan lokasi kota terlihat pada Gambar 4.67. Gambar tersebut menunjukkan bahwa di semua lokasi kota, tiga sumber informasi iptek yang paling sering digunakan oleh masyarakat adalah TV, internet, dan keluarga. Gambar tersebut juga menunjukkan bahwa persentase masyarakat di kota besar, metropolitan, dan megapolitan yang menggunakan TV cenderung lebih banyak dibandingkan sumber informasi lainnya. Hal ini dapat dilihat dari pesentase frekuensi penggunaan di masing-masing lokasi kota yang berada di atas 50%.
64
Persepsi Masyarakat Indonesia Terhadap Iptek
Gambar 4.67 Tiga sumber informasi iptek yang paling sering digunakan oleh
masyarakat berdasarkan lokasi
Jika diklasifikasikan berdasarkan jenis dan fungsi kota, Gambar 4.68 dan 4.69 juga menunjukkan bahwa tiga sumber informasi iptek yang paling sering digunakan oleh masyarakat adalah TV, internet, dan keluarga. Gambar 4.68 memperlihatkan bahwa persentase masyarakat di kota besar, metropolitan, dan megapolitan yang mempercayai tiga sumber informasi tersebut tidak jauh berbeda. Demikian juga halnya bila diklasifikasikan berdasarkan fungsi kota, persentase masyarakat di keempat jenis fungsi kota yang sering menggunakan TV, internet, dan keluarga cenderung hampir sama.
Gambar 4.68 Tiga sumber informasi iptek yang paling sering digunakan oleh masyarakat berdasarkan jenis kota
65
Persepsi Masyarakat Indonesia Terhadap Iptek
Gambar 4.69 Tiga sumber informasi iptek yang paling sering digunakan oleh masyarakat berdasarkan fungsi kota
Selanjutnya sumber informasi iptek yang paling sering digunakan oleh masyarakat dilihat berdasarkan jenis kelamin yang ditunjukkan Gambar 4.70. Gambar tersebut memperlihatkan bahwa tiga sumber informasi iptek yang paling sering digunakan oleh laki-laki dan perempuan yaitu TV, internet, dan keluarga. Gambar tersebut juga menunjukkan bahwa persentase penggunaan TV, internet, dan keluarga oleh perempuan dan laki-laki cenderung hampir sama.
Gambar 4.70 Tiga sumber informasi iptek yang paling sering digunakan oleh masyarakat berdasarkan jenis kelamin
66
Persepsi Masyarakat Indonesia Terhadap Iptek
Jika masyarakat diklasifikasikan berdasarkan tingkat pendidikan, hasilnya menunjukkan bahwa tiga sumber informasi iptek yang paling sering digunakan oleh masyarakat adalah TV, internet, dan keluarga (Gambar 4.71). Gambar tersebut juga menunjukkan bahawa persentase masyarakat yang berpendidikan SMA, Diploma, S1, S2 dan S3 memiliki frekuensi penggunaan yang cenderung tidak jauh berbeda terhadap ketiga sumber informasi tersebut.
Gambar 4.71 Tiga sumber informasi iptek yang paling sering digunakan oleh
masyarakat berdasarkan pendidikan
Hal serupa juga terjadi ketika masyarakat diklasifikasikan berdasarkan jenis pekerjaan. Gambar 4.72 menunjukkan bahwa tiga sumber informasi iptek yang paling sering digunakan oleh pelajar/mahasiswa, bekerja, IRT, dan lainnya adalah TV, internet, dan keluarga. Gambar tersebut juga menunjukkan bahwa persentase penggunaan sumber informasi tersebut oleh pelajar/mahasiswa, bekerja, IRT, dan lainnya cenderung sama.
67
Persepsi Masyarakat Indonesia Terhadap Iptek
Gambar 4.72 Tiga sumber informasi iptek yang paling sering digunakan oleh masyarakat berdasarkan pekerjaan
69
Persepsi Masyarakat Indonesia Terhadap Iptek
BAB V KETERTARIKAN MASYARAKAT
TERHADAP IPTEK
Pada bagian ini akan dibahas mengenai penggunaan ketertarikan masyarakat terhadap iptek. Pembahasan akan dilakukan mengenai ketertarikan masyarakat terhadap bidang iptek, frekuensi kunjungan masyarakat ke tempat sumber informasi iptek, dan ketertarikan masyarakat untuk bekerja di bidang iptek. Analisis akan dilakukan dari gambaran secara umum, berdasarkan lokasi, jenis kota, fungsi kota, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan pekerjaan.
5.1 Ketertarikan Masyarakat terhadap Bidang Iptek Bidang iptek yang diamati dalam survei ini ada sebelas, yaitu
pangan, kesehatan, pendidikan, ekonomi dan bisnis, informasi dan teknologi, lingkungan, energi, air, transportasi, sosial dan kemanusiaan, serta pertahanan dan keamanan. Nilai rata-rata tingkat ketertarikan masyarakat terhadap bidang iptek dapat dilihat pada Gambar 5.1. Berdasarkan gambar tersebut diperoleh informasi bahwa responden memiliki rata-rata tingkat ketertarikan terhadap bidang-bidang iptek di atas tiga, kecuali untuk bidang pertahanan dan keamanan. Selain itu, dari gambar tersebut juga diperoleh informasi bahwa tiga bidang yang memiliki rata-rata tingkat ketertarikan tertinggi adalah bidang pendidikan, kesehatan, dan pangan.
Gambar 5.1 Ketertarikan masyarakat terhadap bidang iptek
Bab
5
70
Persepsi Masyarakat Indonesia Terhadap Iptek
Nilai rata-rata ketertarikan masyarakat terhadap bidang iptek berdasarkan lokasi dapat dilihat pada Gambar 5.2. Dari seluruh kota yang disurvei, dapat dilihat bahwa rata-rata tingkat ketertarikan terhadap bidang pendidikan, pangan dan kesehatan di atas tiga. Selain itu, rata-rata tingkat ketertarikan responden terhadap pendidikan cenderung lebih besar dibanding kesehatan dan pangan. Jika dilihat lebih jauh, Ambon memiliki rata-rata tingkat ketertarikan terhadap pendidikan (4,4) dan kesehatan (4,1) paling tinggi dibandingkan beberapa kota besar lainnya.
Gambar 5.2 Bidang iptek yang paling banyak diminati masyarakat berdasarkan lokasi
Pada Gambar 5.3 dapat dilihat nilai rata-rata ketertarikan masyarakat terhadap bidang iptek berdasarkan jenis kota. Seluruh kota memiliki rata-rata ketertarikan di bidang pendidikan, kesehatan, dan pangan di yang cenderung sama. Berdasarkan Gambar 5.3 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata ketertarikan terhadap pendidikan di kota besar, metropolitan, dan megapolitan sama (4,1). Sementara itu, kota besar memiliki rata-rata ketertarikan terhadap kesehatan (3,9) paling tinggi dibandingkan kota metropolitan dan megapolitan. Satu dari tiga kota yaitu megapolitan yang memiliki rata-rata ketertarikan lebih rendah dibandingkan yang lainnya.
71
Persepsi Masyarakat Indonesia Terhadap Iptek
Gambar 5.3 Bidang iptek yang paling banyak diminati masyarakat berdasarkan jenis kota
Nilai rata-rata ketertarikan masyarakat terhadap bidang iptek berdasarkan fungsi kota dapat dilihat pada Gambar 5.4. Nilai rata-rata ketertarikan masyarakat terhadap bidang pendidikan di setiap kota lebih tinggi dibandingkan dua bidang lainnya, yaitu kesehatan dan pangan. Kota Pusat Pemerintahan dan Produksi memiliki rata-rata ketertarikan terhadap pendidikan paling tinggi. Sementara itu, rata-rata ketertarikan terhadap pangan paling rendah. Kota yang memiliki rata-rata ketertarikan paling rendah terhadap bidang tersebut adalah Kota Pusat Pemerintahan dan Perdagangan (3,5). Berdasarkan gambar tersebut juga diperoleh informasi bahwa Kota Pusat Produksi cenderung memiliki rata-rata ketertarikan terhadap pendidikan, kesehatan, dan pangan paling tinggi dibandingan kota lainnya.
Gambar 5.4 Bidang iptek yang paling banyak diminati masyarakat berdasarkan fungsi kota
72
Persepsi Masyarakat Indonesia Terhadap Iptek
Dilihat berdasarkan jenis kelamin, terlihat perbedaan tingkat ketertarikan terhadap pendidikan, kesehatan, dan pangan. Gambar 5.5 menunjukkan bahwa rata-rata ketertarikan perempuan terhadap bidang iptek lebih tinggi dibandingkan laki-laki. Perempuan memiliki nilai rata-rata ketertarikan paling tinggi terhadap bidang pendidikan (4,2) dan paling rendah terhadap bidang pangan (3,7).
Gambar 5.5 Bidang iptek yang paling banyak diminati masyarakat berdasarkan jenis kelamin
Jika ditinjau lebih mendalam berdasarkan pendidikan, terlihat pula perbedaan ketertarikan terhadap bidang iptek. Nilai rata-rata ketertarikan terhadap bidang iptek tertinggi ada pada responden yang memiliki tingkat pendidikan S2 dan S3. Sementara itu, rata-rata terendah cenderung ada pada penduduk yang memiliki tingkat pendidikan SMA (Gambar 5.6). Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang, maka semakin tinggi ketertarikannya terhadap bidang-bidang iptek.
Gambar 5.6 Bidang iptek yang paling banyak diminati masyarakat
berdasarkan pendidikan
73
Persepsi Masyarakat Indonesia Terhadap Iptek
Dilihat berdasarkan pekerjaan, terlihat perbedaan ketertarikan terhadap bidang iptek. Gambar 5.7 memperlihatkan bahwa semua kelompok pekerjaan memiliki ketertarikan yang tinggi terhadap pendidikan dan ketertarikan yang rendah terhadap pangan. Pelajar atau mahasiswa memiliki rata-rata ketertarikan terhadap pendidikan paling tinggi dibandingkan kelompok pekerjaan lainnya. Sementara itu, kelompok ibu rumah tangga memiliki rata-rata ketertarikan tertinggi terhadap kesehatan (3,9).
Gambar 5.7 Bidang iptek yang paling banyak diminati masyarakatberdasarkan pekerjaan
5.2 Frekuensi Kunjungan Masyarakat ke Tempat Sumber Informasi Iptek Ketertarikan masyarakat terhadap iptek tidak hanya ditunjukkan
melalui pernyataan ketertarikan mengenai bidang iptek, namun dapat ditunjukkan dari perilaku mereka dalam mengaktualisasikan ketertarikan mereka melalui aktivitas yang dapat menambah pengetahuan mereka tentang iptek. Frekuensi kunjungan ke tempat sumber informasi iptek adalah salah satu gambaran dari ketertarikan mereka terhadap iptek. Pada Gambar 5.8 dapat dilihat frekuensi kunjungan ke tempat sumber informasi iptek. Hasil survei menunjukkan bahwa persentase kunjungan ke tempat sumber informasi iptek masih cukup rendah. Hal ini dapat dilihat dari persentase kunjungan yang berada di bawah 25%. Tiga tempat sumber informasi yang paling sering dikunjungi oleh responden adalah perpustakaan (18%), kebun binatang atau akuarium (10%), dan kebun raya (7%). Sementara itu, tempat-tempat bersejarah, museum-museum, LIPI, dan lainnya memiliki persentase kunjungan sekitar atau di bawah 5%.
74
Persepsi Masyarakat Indonesia Terhadap Iptek
Gambar 5.8 Frekuensi kunjungan masyarakat ke tempat sumber informasi iptek
Jika dilihat lebih jauh berdasarkan lokasi, terlihat bahwa perbedaan frekuensi kunjungan responden ke tempat sumber informasi. Tempat sumber informasi yang cenderung memiliki persentase kunjungan terbesar adalah perpustakaan (Gambar 5.9). Persentase kunjungan ke perpustakaan tertinggi ada di Kota Balikpapan (30%) dan Surabaya (29%) sedangkan persentase terendah ada di Yogyakarta (11%).
Gambar 5.9 Tempat sumber informasi iptek yang paling sering dikunjungi masyarakat berdasarkan lokasi
Bila dilihat dari fungsi kota, frekuensi kunjungan masyarakat ke tempat sumber informasi iptek tidak terlalu berbeda. Sumber
75
Persepsi Masyarakat Indonesia Terhadap Iptek
informasi iptek yang memiliki persentase kunjungan paling tinggi adalah perpustakaan sedangkan yang paling rendah adalah kebun raya. Responden yang berasal dari kota megapolitan cenderung memiliki persentase kunjungan ke tempat sumber informasi iptek (kecuali perpustakaan) yang tinggi dibandingkan responden yang berasal dari kota besar dan metropolitan. Dalam hal ini, hanya 15% responden di kota megapolitan yang mengunjungi perpustakaan (Gambar 5.10).
Gambar 5.10 Tempat sumber informasi iptek yang paling sering dikunjungi masyarakat berdasarkan jenis kota
Gambar 5.11 Tempat sumber informasi iptek yang paling sering dikunjungi masyarakat berdasarkan fungsi kota
76
Persepsi Masyarakat Indonesia Terhadap Iptek
Frekuensi kunjungan masyarakat ke tempat sumber informasi iptek berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Gambar 5.12. Persentase kunjungan masyarakat ke tempat sumber informasi iptek untuk responden berjenis kelamin laki-laki dan perempuan cenderung sama. Berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat bahwa kunjungan yang memiliki persentase paling tinggi adalah perpustakaan (laki-laki 16%, perempuan 21%) dan paling rendah adalah kebun raya (laki-laki 6%, perempuan 7%). Namun, secara umum dapat dilihat bahwa responden perempuan memiliki persentase kunjungan paling tinggi dibandingkan responden laki-laki.
Gambar 5.12 Tempat sumber informasi iptek yang paling sering dikunjungi masyarakat berdasarkan jenis kelamin
Bila dilihat berdasarkan tingkat pendidikan, terlihat pula perbedaan persentase kunjungan masyarakat ke tempat sumber informasi iptek. Tempat sumber informasi iptek yang memiliki persentase kunjungan tertinggi adalah perpustakaan. Responden yang memiliki persentase kunjungan tertinggi ke tempat tersebut adalah responden yang memiliki tingkat pendidikan S1 (30%), S2 dan S3 (37%). Sementara itu, tempat sumber informasi iptek yang memiliki persentase kunjungan terendah adalah kebun raya (Gambar 5.13). Secara umum dapat dilihat bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan, maka persentase kunjungan ke tempat sumber informasi iptek cenderung semakin tinggi. Hal ini dapat menggambarkan bahwa tingkat ketertarikan untuk mengunjungi tempat sumber informasi iptek berbanding lurus dengan tingkat pendidikan.
77
Persepsi Masyarakat Indonesia Terhadap Iptek
Gambar 5.13 Tempat sumber informasi iptek yang paling sering dikunjungi masyarakat berdasarkan pendidikan
Persentase kunjungan masyarakat ke tempat sumber infomasi iptek berdasarkan pekerjaan menunjukkan adanya perbedaan (Gambar 5.14). Responden pelajar/mahasiswa memiliki persentase paling tinggi untuk berkunjung ke perpustakaan (48%), sedangkan responden ibu rumah tangga memiliki persentase paling rendah (7%) untuk mengunjungi tempat tersebut. Responden ibu rumah tangga cenderung lebih memiliki ketertarikan untuk mengunjungi tempat seperti kebun binatang/akuarium dan kebun raya.
Gambar 5.14 Tempat sumber informasi iptek yang paling sering dikunjungi masyarakat berdasarkan pekerjaan
78
Persepsi Masyarakat Indonesia Terhadap Iptek
5.3 Ketertarikan Masyarakat untuk Bekerja di Bidang IptekHasil survei memperlihatkan ketertarikan masyarakat untuk
bekerja di bidang iptek cenderung sama. Hal ini dapat dilihat dari persentase responden yang tertarik sebesar 53% dan tidak tertarik sebesar 47% (Gambar 5.15).
Gambar 5.15 Ketertarikan masyarakat untuk bekerja di bidang iptek
Jika dilihat berdasarkan lokasi, ketertarikan masyarakat untuk bekerja di bidang iptek masih cukup rendah. Dari seluruh kota hanya ada dua yang memiliki persentase ketertarikan untuk bekerja di bidang iptek di atas 60%. Kedua kota tersebut adalah Batam (61%) dan Surabaya (68%). Sementara itu, kota yang memiliki persentase ketertarikan untuk berkerja di bidang iptek terendah adalah Makassar (Gambar 5.16).
Gambar 5.16 Ketertarikan masyarakat untuk bekerja di bidang iptek berdasarkan lokasi
79
Persepsi Masyarakat Indonesia Terhadap Iptek
Ketertarikan masyarakat untuk bekerja di bidang iptek berdasarkan jenis kota cenderung sama (Gambar 5.17). Hal ini dapat dilihat dari persentase responden yang tertarik untuk bekerja di bidang iptek di masing-masing kota. Ketertarikan untuk bekerja di bidang iptek tertinggi ada di kota metropolitan (56%), sedangkan yang terendah ada di kota besar (50%).
Gambar 5.17 Ketertarikan masyarakat untuk bekerja di bidang iptek berdasarkan jenis kota
Jika dilihat berdasarkan fungsi kota, terlihat ada perbedaan ketertarikan untuk bekerja di bidang iptek. Ketertarikan untuk bekerja di bidang iptek tertinggi ada di Kota Pusat Produksi yakni sebesar 57%, sedangkan persentase terendah ada di Kota Pusat Kebudayaan yakni sebesar 42% (Gambar 5.18).
Gambar 5.18 Ketertarikan masyarakat untuk bekerja di bidang iptek berdasarkan fungsi kota
80
Persepsi Masyarakat Indonesia Terhadap Iptek
Dilihat berdasarkan jenis kelamin, terlihat ada perbedaan ketertarikan untuk bekerja di bidang iptek. Responden laki-laki memiliki ketertarikan untuk bekerja di bidang iptek sebesar 57%, sedangkan responden perempuan sebesar 50% (Gambar 5.19). Hal ini menunjukkan bahwa laki-laki lebih tertarik untuk bekerja di bidang iptek dibandingkan perempuan.
Gambar 5.19 Ketertarikan masyarakat untuk bekerja di bidang iptek berdasarkan jenis kelamin
Ketertarikan masyarakat untuk bekerja di bidang iptek berdasarkan pendidikan menunjukkan adanya perbedaan (Gambar 5.20). Hal ini dapat dilihat persentase responden yang tertarik untuk bekerja di bidang iptek paling besar adalah responden berpendidikan S2 dan S3 (63%), sedangkan persentase terendah adalah responden yang berpendidikan SMA (48%). Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan, maka ketertarikan untuk bekerja di bidang iptek semakin tinggi. Artinya, ketertarikan bekerja di bidang iptek berbanding lurus dengan tingkat pendidikan.
Gambar 5.20 Ketertarikan masyarakat untuk bekerja di bidang iptek
berdasarkan pendidikan
81
Persepsi Masyarakat Indonesia Terhadap Iptek
Dilihat berdasarkan pekerjaan, terlihat juga ada perbedaan ketertarikan untuk bekerja di bidang iptek. Ketertarikan untuk bekerja di bidang iptek tertinggi ada pada responden yang berstatus pelajar atau mahasiswa yakni sebesar 64%, diikuti oleh responden yang bekerja (55%). Sementara itu, persentase terendah ada pada responden yang berstatus sebagai ibu rumah tangga dengan persentase sebesar 43% (Gambar 5.21).
Gambar 5.21 Ketertarikan masyarakat untuk bekerja di bidang iptek berdasarkan pekerjaan
83
Persepsi Masyarakat Indonesia Terhadap Iptek
BAB VI SIKAP DAN CARA PANDANG
MASYARAKAT TERHADAP IPTEK
Persepsi masyarakat terhadap iptek salah satunya dapat dilihat dari bagaimana mereka bersikap dan mempunyai cara pandang terhadap iptek. Sikap dan cara pandang masyarakat terhadap iptek diidentifikasi dari opininya terhadap bidang iptek yang dianggap paling berperan dalam 25 tahun ke depan; dampak iptek; harapan dan pandangan negatif tentang iptek; pandangan tentang iptek; dan pandangan terhadap kinerja lembaga riset dalam negeri.
6.1 Bidang Iptek yang Paling Berperan dalam 25 Tahun ke Depan Bidang iptek yang diidentifikasi sebagai bidang yang diprediksi
akan berperan di masa yang akan datang adalah bidang pendidikan; informasi dan teknologi; kesehatan; ekonomi dan bisnis; pangan; energi; transportasi; lingkungan; sosial dan kemanusiaan; pertahanan dan keamanan; air; dan lainnya. Gambar 6.1 menunjukkan bahwa masyarakat menganggap bidang pendidikan menjadi bidang yang paling berperan dalam 25 tahun ke depan. Dua bidang iptek lainnya yang diprediksi paling berperan di masa datang adalah bidang informasi dan teknologi; dan bidang kesehatan. Sementara itu, air menjadi bidang yang paling sedikit dianggap oleh masyarakat akan berperan di 25 tahun ke depan. Selain air, bidang yang dianggap sedikit perannya oleh masyarakat di masa yang akan datang adalah bidang pertahanan dan keamanan; dan bidang sosial dan kemanusiaan.
Bab
6
84
Persepsi Masyarakat Indonesia Terhadap Iptek
Gambar 6.1 Bidang iptek yang paling berperan dalam 25 tahun ke depan
6.2 Pandangan Masyarakat terhadap Dampak Iptek Iptek dianggap oleh masyarakat dapat berdampak positif maupun
negatif. Hasil survei yang diperlihatkan Gambar 6.2 menunjukkan bahwa mayoritas masyarakat (76%) menganggap bahwa iptek akan lebih banyak memberikan dampak positif. Hanya 5% masyarakat yang beranggapan iptek akan memberikan dampak negatif yang lebih banyak. Namun demikian terdapat 19% masyarakat yang tidak tahu akan dampak yang akan dihasilkan oleh iptek.
Gambar 6.2 Pandangan masyarakat terhadap dampak iptek
85
Persepsi Masyarakat Indonesia Terhadap Iptek
Bagi masyarakat yang beranggapan iptek akan memberikan dampak positif yang lebih banyak, mereka berpandangan bahwa iptek akan lebih banyak memberikan dampak positif bagi kesejahteraan hidup dan pekerjaan (Gambar 6.3). Gambar tersebut juga memperlihatkan bahwa bagi masyarakat yang beranggapan iptek akan membawa lebih banyak dampak negatif, mereka berpandangan bahwa iptek akan memberikan dampak negatif lebih banyak pada kenyamanan hidup.
Gambar 6.3 Pandangan masyarakat terhadap dampak iptek
terhadap kehidupan
6.3 Harapan dan Pandangan Negatif Masyarakat terhadap IptekSelain mempunyai harapan, masyarakat tentu saja mempunyai
pandangan negatif terhadap iptek. Gambar 6.4 menunjukkan bahwa masyarakat mempunyai harapan yang tinggi terhadap iptek. Lebih dari dari 80% masyarakat berharap bahwa iptek dapat memberikan harapan baru untuk generasi mendatang; dapat menemukan sumber energi yang dapat diperbaharui; dan dapat membuat pekerjaan manusia menjadi lebih menarik. Sementara itu, masih banyak juga masyarakat yang berpandangan negatif terhadap iptek. Terdapat 15% masyarakat yang menganggap tidak perlu mengetahui tentang iptek.
86
Persepsi Masyarakat Indonesia Terhadap Iptek
Gambar 6.4 Harapan dan pandangan negatif masyarakat terhadap iptek
6.4 Pandangan Masyarakat terhadap Iptek Pandangan masyarakat terhadap iptek dilihat berdasarkan
kesamaan pandangan mereka terhadap pernyataan-pernyataan terkait iptek. Gambar 6.5 memperlihatkan bahwa mayoritas masyarakat (di atas 80%) berpandangan bahwa pemerintah masih kurang dalam memberikan insentif, promosi dan kebijakan terkait dengan pengembangan iptek; dan perlu keterlibatan publik dalam pembuatan kebijakan iptek. Sementara itu, hanya 26% masyarakat yang berpandangan bahwa iptek tidak berperan penting dalam pengembangan industri di negara berkembang.
Gambar 6.5 Pandangan masyarakat terhadap iptek
Pemerintah masih kurang dalam memberikan insentif, promosi dan kebijakan terkait dengan pengembangan Iptek (terutama kegiatan riset)
Perlu keterlibatan publik dalam pembuatan kebijakan iptek
Industri yang berintensitas tinggi akan mengurangi tingkat permintaan tenaga kerja
Kegiatan penelitian dan pengembangan bukan prioritas yang harus dilakukan oleh negara-negara berkembang
Iptek tidak berperan penting dalam pengembangan industri di negara berkembang
87
Persepsi Masyarakat Indonesia Terhadap Iptek
6.5 Pandangan Masyarakat terhadap Kinerja Lembaga Riset Dalam Negeri Pandangan masyarakat terhadap kinerja lembaga riset dalam negeri
menjadi salah satu hal yang penting untuk diketahui. Ini diperlukan sebagai bahan masukan untuk perbaikan dan peningkatan kinerja lembaga riset dalam negeri. Hasil survei yang diperlihatkan Gambar 6.6 menunjukkan bahwa lebih dari separuh masyarakat menyetujui pernyataan-pernyataan terkait dengan kinerja lembaga riset dalam negeri. Gambar tersebut memperlihatkan mayoritas masyarakat (lebih dari 80%) masyarakat berpandangan bahwa:• Lembaga penelitian dan pengembangan di Indonesia masih
mengalami kekurangan sumber daya manusia yang berkualitas,• Upaya ilmuwan masih terlalu sedikit dalam mempromosikan hasil
aktivitas risetnya,• Perlindungan hak atas kekayaan intelektual di Indonesia masih
rendah,• Perlu adanya kolaborasi dengan lembaga penelitian negara lain.
Sementara itu, tidak lebih dari separuh (48%) yang berpandangan bahwa kinerja lembaga penelitian dan pengembangan di Indonesia sudah kreatif dan efektif sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Gambar 6.6 Pandangan masyarakat terhadap kinerja lembaga riset dalam negeri
Lembaga penelitian dan pengembangan di Indonesia masih mengalami kekurangan sumber daya manusia yang berkualitas
Upaya Ilmuwan masih terlalu sedikit dalam mempromosikan hasil aktivitas risetnya
Perlindungan hak atas kekayaan intelektual di Indonesia masih rendah
Perlu adanya kolaborasi dengan lembaga penelitian negara lain
Rendahnya tingkat koordinasi antar lembaga penelitian di Indonesia
Tenaga ahli Indonesia relatif lebih banyak bekerja di luar negeri (brain drain)
Tidak ada sinergi kuat antara lembaga penelitian publik dengan industri dan pemerintah
Hasil riset lebih banyak yang merupakan ketertarikan pribadi peneliti dan bukan berdasar kebutuhan masyarakat
Output yang dihasilkan lembaga penelitian kurang objektif karena adanya tarik menarik kepentingan dari donatur
Kinerja lembaga penelitian dan pengembangan di Indonesia sudah kreatif dan efektif sesuai dengan kebutuhan masyarakat
89
Persepsi Masyarakat Indonesia Terhadap Iptek
BAB VII PERBANDINGAN INTERNASIONAL
Perbandingan internasional dilakukan terhadap beberapa hasil survei sejenis yang telah dilakukan beberapa negara seperti Malaysia, India, Korea Selatan, Afrika Selatan, Amerika, dan Eropa. Beberapa hal yang akan dibahas dalam perbandingan internasional ini adalah sumber informasi utama tentang iptek; ketertarikan masyarakat terhadap bidang iptek; frekuensi kunjungan masyarakat ke tempat sumber informasi iptek; harapan masyarakat terhadap iptek; dan pandangan negatif masyarakat terhadap iptek.
7.1 Sumber Informasi Utama tentang IptekPerbandingan internasional dalam hal kemudahan mengakses
informasi iptek terkait dengan jenis media yang digunakan. Hasil survei di Indonesia menunjukkan bahwa internet (49%) merupakan media yang paling banyak digunakan untuk mengunduh informasi tentang iptek. Jenis media lain yang juga paling banyak digunakan adalah televisi. Sementara itu, koran (8%) dan radio (1%) merupakan media yang mulai ditinggalkan oleh masyarakat dalam mengakses informasi iptek (Gambar 7.1).
Selanjutnya, jika dibandingkan dengan negara seperti Malaysia dan Amerika, maka terdapat kondisi yang cenderung sama dalam pemanfaatan media untuk mendapatkan informasi iptek. Media yang paling banyak digunakan oleh mereka untuk mendapatkan informasi iptek juga adalah internet dan televisi. Walaupun, untuk negara seperti Malaysia penggunaan televisi lebih besar dibandingkan penggunaan internet.
Bab
7
90
Persepsi Masyarakat Indonesia Terhadap Iptek
Sumber: Survei Persepsi Masyarakat terhadap Iptek, Pappiptek - LIPI, 2014; The Public Awareness of S&T Malaysia, 2008; Science and Engineering Indicators, 2014
Gambar 7.1 Media yang paling sering digunakan di beberapa negara sebagai sumber informasi utama tentang iptek
7.2 Ketertarikan Masyarakat terhadap Bidang IptekDalam hal ketertarikan masyarakat terhadap bidang iptek antara
Indonesia dengan Malaysia dan Amerika menunjukan adanya perbedaan tingkat ketertarikan (Gambar 7.2). Bidang iptek yang memiliki persentase ketertarikan tertinggi adalah kesehatan. Namun, hal ini tidak berlaku untuk Malaysia karena bidang yang memiliki persentase ketertarikan tertinggi adalah informasi dan teknologi. Indonesia memiliki persentase ketertarikan paling tinggi terhadap pendidikan 97%, sedangkan persentase ketertarikan terendah terhadap pertahanan dan keamanan 68%.
91
Persepsi Masyarakat Indonesia Terhadap Iptek
Sumber: Survei Persepsi Masyarakat terhadap Iptek, Pappiptek - LIPI, 2014; The Public Awareness of S&T Malaysia, 2008; Science and Engineering Indicators, 2014
Gambar 7.2 Ketertarikan masyarakat di beberapa negara terhadap bidang iptek
7.3 Frekuensi Kunjungan Masyarakat ke Tempat Sumber Informasi IptekFrekuensi kunjungan ke tempat sumber informasi iptek adalah
salah satu gambaran dari ketertarikan mereka terhadap iptek. Frekuensi kunjungan masyarakat di beberapa negara ke tempat sumber informasi iptek ditunjukkan pada Gambar 7.3. Gambar tersebut menunjukkan bahwa perpustakaan menjadi tempat yang paling sering dikunjungi oleh masyarakat Indonesia. Gambar ini juga menunjukkan bahwa adanya kesamaan antara masyarakat Indonesia dan negara lainnya seperti Amerika yaitu menjadikan perpustakaan sebagai tempat sumber informasi iptek yang paling sering dikunjungi. Sementara itu, hasil survei yang dilakukan oleh Malaysia pada tahun 2008 menunjukkan bahwa kebun binatang/akuarium dan museum seni merupakan tempat yang sering dikunjungi oleh masyarakatnya.
92
Persepsi Masyarakat Indonesia Terhadap Iptek
Sumber: Survei Persepsi Masyarakat terhadap Iptek, Pappiptek - LIPI, 2014; The Public Awareness of S&T Malaysia, 2008; Science and Engineering Indicators, 2014
Gambar 7.3 Frekuensi kunjungan masyarakat di beberapa negara ke tempat sumber informasi iptek
7.4 Harapan Masyarakat terhadap IptekPerbandingan dilakukan di tiga negara, yaitu Indonesia, Malaysia,
dan Amerika. Untuk tujuan perbandingan, harapan masyarakat terhadap iptek digambarkan oleh tiga pernyataan yaitu iptek membuat hidup kita lebih sehat, mudah, dan nyaman; aplikasi iptek dapat membuat pekerjaan manusia menjadi lebih menarik; dan iptek dapat memberi harapan baru untuk generasi mendatang. Terdapat lebih dari 80% masyarakat di Indonesia memiliki harapan terhadap tiga pernyataan tersebut. Masyarakat Indonesia paling banyak menaruh harapan agar iptek dapat memberi harapan baru untuk generasi mendatang yaitu sebesar 89%. Sementara itu, masyarakat di Amerika memiliki harapan paling besar agar iptek membuat hidup kita lebih sehat, mudah, dan nyaman. Sedangkan hasil survei di Malaysia menunjukkan bahwa masyarakat disana memiliki harapan terbesar agar aplikasi iptek dapat membuat pekerjaan manusia menjadi lebih menarik (71%).
93
Persepsi Masyarakat Indonesia Terhadap Iptek
Sumber: Survei Persepsi Masyarakat terhadap Iptek, Pappiptek - LIPI, 2014; The Public Awareness of S&T Malaysia, 2008; Science and Engineering Indicators, 2014
Gambar 7.4 Harapan masyarakat terhadap iptek di beberapa negara
7.5 Pandangan Negatif Masyarakat terhadap IptekSelain mempunyai harapan, masyarakat tentu saja mempunyai
pandangan negatif terhadap iptek. Saat ini, masih banyak juga masyarakat yang berpandangan negatif terhadap iptek. Terdapat 20% masyarakat Indonesia yang menganggap bahwa kita mempunyai ketergantungan pada iptek yang lebih besar dibanding pada agama. Sementara itu, negara lainnya memiliki pandangan negatif paling besar bahwa iptek membuat jalan hidup dapat berubah sangat cepat (Gambar 7.5).
94
Persepsi Masyarakat Indonesia Terhadap Iptek
Sumber: Survei Persepsi Masyarakat terhadap Iptek, Pappiptek - LIPI, 2014; The Public Awareness of S&T Malaysia, 2008; Science and Engineering Indicators, 2014
Gambar 7.5 Pandangan negatif masyarakat terhadap iptek di beberapa negara
95
Persepsi Masyarakat Indonesia Terhadap Iptek
BAB VIII PENUTUP
Hasil survei persepsi masyarakat terhadap iptek tahun 2014 menunjukkan bahwa terdapat beberapa hal penting mengenai gambaran umum persepsi masyarakat terhadap iptek. Hal penting tersebut menyangkut aspek pengetahuan dan pemahaman (knowledge), perhatian dan ketertarikan (interest), serta sikap dan cara pandang (attitude). Ketiga aspek tersebut dapat menunjukkan tingkat pengetahuan terhadap bidang iptek, ketertarikan terhadap bidang iptek serta sikap dan cara pandang masyarakat terhadap kondisi iptek di Indonesia.
Untuk aspek pengetahuan, gambaran awal yang diperoleh adalah apa yang dibayangkan responden pada saat mendengar perkataan mengenai iptek. Responden menyatakan bahwa iptek di mata mereka dianggap sebagai penemuan besar di bidang iptek; iptek berkaitan dengan perbaikan kehidupan manusia; dan iptek merupakan alat untuk melakukan perubahan. Dengan pemahaman seperti yang digambarkan tersebut, sebagian besar responden mengaku tertarik bahkan sangat tertarik pada bidang-bidang iptek. Rata-rata tingkat ketertarikan tertinggi ada pada bidang pendidikan, kesehatan, dan pangan. Dalam hal pengetahuan terhadap hal yang berhubungan dengan bidang iptek tersebut, cukup banyak responden yang menyatakan paham bahkan sangat paham terhadap isu iptek seperti imunisasi, antibiotik, formalin, fermentasi, metode pembelajaran e-learning, kurikulum tematik.
Gambaran yang tidak bertolakbelakang tersebut dapat dipengaruhi oleh dua hal yaitu akses mereka terhadap informasi dan perilaku responden dalam mendukung peningkatan pengetahuan terhadap iptek. Dalam rangka peningkatan pengetahuan, berbagai jenis sumber informasi digunakan oleh responden untuk memperoleh informasi mengenai berita terkini, iptek, dan ilmu pengetahuan tertentu.
Bab
8
97
Persepsi Masyarakat Indonesia Terhadap Iptek
DAFTAR PUSTAKA
MASTIC. (2010). The Public Awareness of S&T Malaysia 2008. Malaysia: Malaysian Science and Technology Information Centre (MASTIC).
National Science Board (NSB). (2014). Science and Engineering Indicators 2014. Arlington VA: National Science Foundation (NSB 14-01).
99
Persepsi Masyarakat Indonesia Terhadap Iptek
LAMPIRAN
Kuesioner Survei Persepsi Masyarakat Terhadap Iptek 2014
100
Persepsi Masyarakat Indonesia Terhadap Iptek
101
Persepsi Masyarakat Indonesia Terhadap Iptek
102
Persepsi Masyarakat Indonesia Terhadap Iptek
103
Persepsi Masyarakat Indonesia Terhadap Iptek
104
Persepsi Masyarakat Indonesia Terhadap Iptek
105
Persepsi Masyarakat Indonesia Terhadap Iptek
106
Persepsi Masyarakat Indonesia Terhadap Iptek
108
Persepsi Masyarakat Indonesia Terhadap Iptek